Peningkatan prestasi belajar fisika siswa pada pokok bahasan pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya melalui animasi gambar Powerpoint pada kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

(1)

i

SKRIPSI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA PADA

POKOK BAHASAN PEMANTULAN CAHAYA DAN

PEMBIASAN CAHAYA MELALUI ANIMASI GAMBAR

POWERPOINTPADA KELAS X SMA BOPKRI 2

YOGYAKARTA

Yulita Ika Kita

Nim: 081424036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKAN DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013


(2)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN PEMANTULAN CAHAYA DAN PEMBIASAN CAHAYA MELALUI ANIMASI GAMBAR POWERPOINT KELAS X SMA BOPKRI

2 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh: Yulita Ika Kita Nim: 081424036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2013


(3)

iii

ii


(4)

(5)

v

My Motto:

Perintah itu pelita dan ajaran itu cahaya, teguran yang mendidik itu terang kehidupan(Amsal 6:23)

Diberkatilah orang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapan padanya pada Tuhan. Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambat akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas

terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering dan yang tidak berhenti menghasilkan buah (Yeremia 17:7-8)

Di dalam kelemahanku, sesulit apapun jalan di dalam kehidupan ini, melalui campur tangan Tuhan semuanya pasti akan terlaksana,

Karena Tuhan selalu mendengar lebih dari yang kita ucap, menjawab lebih dari yang kita minta, dan memberi lebih dari yang kita bayangkan dengan waktu dan cara Tuhan sendiri.

By:

Dengan penuh kasih sayang kupersembahkan Skripsi ini untuk: Bapa di surga, Yesus Kristus, Bunda Maria dan para orang kudus Kedua orang tuaku: Petrus Kita dan Bibiana Nata

Kakak, Adik dan Sanak Saudaraku Bapak A. Atmadi

Serta Kekasihku tersayang, Sahabat, Teman-teman dan Almamaterku tercinta.

iv


(6)

(7)

vii

vi


(8)

ABSTRAK

Kita, Y. I. 2013. Peningkatan prestasi belajar fisika siswa pada pokok bahasan pemantulan cahaya danpembiasan cahaya melalui animasi gambar powerpoint. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa X semester 2 SMA Bobkri 2 Yogyakartapada materi pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya melalui animasi gambar powerpoint. Penelitian ini dilakukan pada bulan januari sampai bulan februari 2013. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Bobkri 2 Yogyakarta khususnya kelas X-B dan kelas X-C.

Untuk mengetahui prestasi belajar siswa, peneliti menggunakan soal pretes dan soal postes, sedangkan keaktifan siswa peneliti menggunakan hasil lembar kerja siswa (LKS), observasi dan foto.

Analisis dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16. Data hasil perhitungan statistika menunjukan bahwa untuk uji dua sisi, angka probabilitas (0,000/2=0,000) lebih kecil dari tingkat signifikan uji dua sisi (0,05/2=0,025). Dengan demikian hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan animasi gambar powerpoint pada materi pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya dapat meningkatkan prestasi belajar sisiwa.Keaktifan siswa dalam kelas tergolong cukup baik. Hasil penelitan ini juga membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan animasi gambar powerpoint mendapat tanggapan dari siswa SMA Bobkri 2 Yogyakarta.


(9)

ix

ABSTRACT

Kita, Y. I. 2013. Increase student achievement in the subject of physics of light reflection and refraction of light through animated power point images. Yogyakarta: Physics Education Study Program, Department of Mathematics and Natural Sciences, Faculty of Teacher Training and Education, University of Sanata Dharma.

This study aims to determine the increase in student achievement SMA Bobkri X2 H2 Yogyakarta on material reflectance of light and there fraction of light through an imated power point images. The research was conducted in the month of January until the month of February2013. The subjects were students of class X SMA Bobkri 2 Yogyakarta particular grade class XB and XC.

To determine student achievement, researcher used questions about the pretest and post test, while the involvement of the student researcher used the results of student work sheet (LKS), observations and photos.

Analyses were performed using SPSS version 16. Data resulting from statistical calculations show that for atwo-sided test, the probability rate (0.000 /2=0.000) is smaller than significant level two-sided test (0.05 /2=0.025). Thus the results ofthe study showed that the use of animated power point image on the material light reflection and refraction of light can improve learning achievement. Involvement of the student in the class room is quite good. There search results also prove that learning to use animated power point images received responses from high school students Bobkri 2 Yogyakarta.

viii


(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa, Yesus Kristus Juru Selamat serta Bunda maria, Bunda Segala Bangsa. Oleh karena begitu besar berkat, rahmat dan kasih karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adanya penelitian ini sebagai salah satu upaya untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisikadi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.Skripsi ini berjudul

“Peningkatan Prestasi Belajar F isika Siswa Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Dan Pembiasan Cahaya Melalui Animasi Gambar Powerpoint Kelas X SMA Bopkri 2 Yogyakarta”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat berjalan dengan lancar tanpa proses panjang dan dukungan dari beberapa pihak, baik secara langsung maupuntidak langsung. Maka pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis secara khusus mengucapkan terima kasih, kepada:

1. Prof. Dr. Paul Suparno, SJ., M.ST sebagai dosen pembimbing akademik yang telah memberikan dukungan dan semangat untuk peneliti sehingga dapat berjuang dengan baik menyelesaikan penelitian ini.

2. Bapak Drs. Afridus Atmadi, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu, memberikan saran dan masukan yang membangun sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Severinus Domi, M. Si sebagai dosen sekaligus sebagai orang tua peneliti selama kuliah di Sanata Dharma yang selalu memberikan motivasi untuk peneliti sehingga terus berjuang di Sanata Dharma ini.

4. Seluruh dosen-dosen Universitas Sanata Dharma terutama dosen pendidikan Fisika. Terima kasih atas pendidikan dan ilmu yang telah diberikan.

5. Mas Arif, Pak Sugeng, dan Mbak Heni di sekretariat JPMIPA, Mas Agus, Mas Made di ruang baca JPMIPA, Pak Ngadiyono di Bengkel LAB JPMIPA. Terima kasih atas segala bantuannya.


(11)

xi

6. Teristimewa kedua orang tuaku tercinta Bapa Petrus Kita dan mama Bibiana Nata serta keluarga besar yang telah memberi dukungan baik materi maupun moril, serta doa dan kasih sayang yang memotivasi saya untuk tetap berjuang. 7. Kepala sekolah yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan

penelitian.

8. Ibu Irene selaku guru bidang studi Fisika yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian berlangsung.

9. Adik-adik SMA Bobkri 2 yang telah bersedia agar peneliti dapat memberikan treatment sehingga peneliti dapat memperoleh data penelitian.

10.Kakakku Rensi, Din, Niko dan kedua adikku Yuven dan Yuni yang telah memberikan dukungan serta doa.

11.Kakakku tersayang Riand yang telah memberikan dukungan dan masukan serta kasih sayang.

12.Teman-teman P. Fis 2008 (Frater Raja, Suster Renata, Tinha, Catrin, Afrina, Leo, Yuni) dan almamater tercinta yang telah mendukung, memberikan masukan, bertukar pikiran serta kebersamaan kita sejak semester I.

13.Anak-anak Alay kos: Chyo, Mini, Prima, Ance.

14.Anak-anak Flobamorata: k’ Usi, k’ Hansto Meze, Oa Linda, Arlyn Woi, Anansi Renggi.

15.Kakak-kakak IKMAY: ka Ivan Wuran dan ka Gusti.

Teman- teman yang telah memberikan dorongan dan yang telah bertukar pikiran tentang masalah penelitian ini, Dan masih banyak lagi individu yang ikut membantu terselenggaranya penelitian ini dan tidak dapat peneliti sebutkan namanya satu persatu yang pantas memperoleh ucapan terima kasih dari peneliti.

x


(12)

(13)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 3

C. Batasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Ruang Lingkup ... 6

xii


(14)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Belajar ... 7

B. Animasi Gambar Powerpoint ... 15

C. Optika Geometri ... 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 25

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 25

C. Tempat dan Waktu Penelitian... 26

D. Desain Penelitian ... 26

E. Metode Pengumpulan Data ... 27

F. Instrumen Pembelajaran ... 29

G. Validitas... 38

H. Metode Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 52

B. Data Penelitian dan Analisis ... 55

C. Pembahasan ... 90

D. Keterbatasan Peneliti ... 95

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 96

B. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 98


(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Kisi-kisi soal pretest dan postest menurut indikator

hasil belajar dan aspek yang diukur. ... 34

Tabel 3.2. Distribusi soal pretest dan postest serta indikator yang diukur ... 35

Tabel 3.3. Lembar kegiatan observasi/pengamatan ... 36

Tabel 3.4. Aspek penilaian ... 41

Tabel 3.5. Kriteria penilaian dari setiap aspek yang diberikan ... 43

Tabel 3.6. konsep soal dan skor maksimal ... 44

Tabel 3.7. Distribusi skor pretest dan posttest siswa untuk setiap soal 44 Tabel 3.8. Distribusi aspek yang diukur dengan skor rata-rata Pretest dan Posttest tiap soal ... 45

Tabel 3.9. Nilai pretest dan posttest kelas treatmen dan kelas kontrol 45 Tabel 3.10. Klasifikasi sikap siswa selama proses pembelajaran berlangsung ... 48

Tabel. 3.11 Kriteria Hasil Presentase Skor Observasi Kelompok Siswa Aspek Psikomotorik terhadap Pembelajaran ... 49

Tabel. 3.12 Kriteria Hasil Presentase Skor Observasi Siswa Aspek Afektif terhadap Pembelajaran ... 51

Tabel 4.1. Jadwal pelaksanaan penelitian Kelas Treatmen X-C ... 53

Tabel 4.2. Jadwal pelaksanaan penelitian Kelas kontrol X-B ... 53 Tabel 4.3. Hasil perhitungan total dalam LKS yang telah dikerjakan

xiv


(16)

oleh siswa ... 55

Tabel.4.4. Kriteria Hasil Presentase Skor Observasi Siswa Aspek afektif dan Psikomotorik terhadap Pembelajaran .... 60

Tabel 4.5. Klasifikasi Sikap Siswa Selama Proses Pembelajaran Berlangsung ... 60

Tabel 4.6. Klasifikasi Sikap Siswa Selama Proses Pembelajaran Berlangsung ... 61

Tabel 4.7. Klasifikasi Sikap Siswa Selama Proses Pembelajaran Berlangsung ... 61

Tabel 4.8. Distribusi skor Pretes Siswa Untuk Tiap Soal ... 62

Tabel 4.9. Distribusi skor Postes Siswa Untuk Tiap Soal ... 64

Tabel.4.10. Distribusi skor Pretes Siswa Untuk Tiap Soal ... 65

Tabel.4.11. Distribusi skor Postes Siswa Untuk Tiap Soal ... 67

Tabel 4.12. Peningkatan hasil tes ... 68

Tabel 4.13. Perbandingan Nilai Pretes dan Postes Kelas Treatmen kelas X-C ... 69

Tabel 4.14. Output bagian pertama uji T Dependen Nilai Pretes Postes Kelas Ekseperimen ... 73

Tabel. 4.15. Output bagian pertama uji T Dependen Nilai Pretes Postes Kelas Ekseperimen ... 73

Tabel 4.16. Output bagian pertama uji T Dependen Nilai Pretes Postes Kelas Ekseperimen ... 74

Tabel 4.17. Peningkatan hasil tes ... 76


(17)

xvii

Tabel 4.18. perbandingan Nilai Pretes dan Postes Kelas

kontrol kelas X-B ... 77

Tabel 4.19. Output Bagian Pertama Uji T Dependen Nilai Pretes Postes Kelas Kontrol ... 80

Tabel 4.20. Output Bagian Pertama Uji T Dependen Nilai Pretes Postes Kelas Kontrol ... 80

Tabel 4.21. Output Bagian Pertama Uji T Dependen Nilai Pretes Postes Kelas Kontrol ... 81

Tabel 4.22. Output Bagian Kedua Uji T Independen Nilai Pretes ... 82

Tabel 4.23. Output Bagian Kedua Uji T Independen Nilai Pretes ... 83

Tabel 4.24. Output Bagian Kedua Uji T Independen Nilai Postes ... 86

Tabel 4.25. Output Bagian Kedua Uji T Independen Nilai Postes ... 87

xvi


(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Diagram Sinar dari Pemantulan Teratur... 20 Gambar 2.2. Diagram Sinar dari Pemantulan Baur atau Difus ... 20 Gamber 2.3. Pemantulan Cahaya pada Cermin ... 21 Gamber 2.4. Seberkas sinar datang secara miring pada suatu bidang

batas kaca dan udara. Sinar yang dibiaskan dibelokkan menuju aris normal karena V2< V2, semua sinar

dan garis normalnya terletak pada bidang yang sama ... 22 Gambar 2.5. Cahaya datang dari udara masuk ke dalam air ... 23 Gambar 2.6. Sinar datang dari medium kurang rapat (udara)

ke medium lebih rapat (air) dibiaskan mendekati garis

normal... 23 Gambar 2.7. Sinar datang dari medium lebih rapat (air) ke medium

kurang rapat (udara) dibiaskan menjauh garis normal ... 24 Gambar 4.1. Siswa sedang bermain HP pada saat peneliti

memberikan penjelasan ... 57 Gambar 4.2. Siswa sedang bertanya tentang materi yang belum jelas . 58 Gambar 4.3. Siswa sedang menyelesaikan soal dalam LKS

bersama teman ... 58 Gambar 4.4. Siswa sedang menyelesaikan soal di papan tulis ... 58 Gambar 4.5. Siswa bertanya kepada peneliti mengenai jawaban ... 59


(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

A. Lampiran Silabus

1. Silabus Eksperimen ... 101 2. Silabus Ceramah ... 106 B. Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Eksperimen ... 111 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Ceramah ... 122 C. Lampiran Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 133 D. Lampiran Observasi

1. Lampiran Observasi hari Pertama ... 147 2. Lampiran Observasi hari ke Dua ... 151 3. Lampiran Observasi hari ke Tiga ... 155 E. Kunci Jawaban

1. Kunci Jawaban Pretes ... 159 2. Kunci Jawaban postes ... 165 F. Lampiran Surat

1. Surat Ijin penelitian ke SMA Bobkri 2 Yogyakarta ... 172 2. Surat Ijin penelitian ke Kepala Administrasi DIY ... 173 3. Surat Tembusan Ijin penelitian Kepala Administrasi DIY ... 174 4. Surat Tembusan Ijin penelitian dari dinas Pendidikan dan

Olahraga Kota Yogyakarta ... 175 5. Surat Keterangan setelah melakukan penelitian dari

SMA Bobkri 2 Yogyakarta ... 176

xviii


(20)

G. Lembar Hasil Belajar Siswa ... 177 H. Materi Ajar

Materi Ajar Powerpoint (PPT) ... 201


(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses belajar mengajar fisika di dalam kelas merupakan salah satu bentuk komunikasi antara guru dengan siswa dalam bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan konsep fisika. Selain itu juga guru sebagai pendidik mendapat tantangan yang sangat besar untuk menyampaikan materi dan ilmu pengetahuan yang akan di ajarkan. Hal ini di sebabkan oleh berbagai macam alasan. Misalnya karena materi fisika sangat banyak dan memiliki persamaan-persamaan yang sulit, dan juga karena metode mengajar yang sama yang menyebabkan siswa bosan untuk belajar fisika.

Seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat sekarang ini, semakin banyak pula alat-alat yang dapat digunakan untuk membantu dan mendukung proses belajar mengajar misalnya menggunakan animasi gambar powerpoint. Guru sebagai komponen utama dalam dunia pendidikan dituntut untuk mampu mengimbangi bahkan melampaui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dalam masyarakat. Melalui sentuhan guru diharapkan mampu menghasilkan peserta didik yang memiliki kompetensi tinggi dan siap menghadapi tantangan hidup masa kini dengan penuh keyakinan dan percaya diri tinggi.

1


(22)

Kedudukan alat bantu memiliki peranan yang penting karena dapat membantu proses belajar siswa. Penggunaan alat bantu, bahan belajar yang abstrak bisa dikongkritkan dan membuat suasana belajar yang tidak menarik menjadi menarik. Banyak alat bantu diciptakan untuk belajar mandiri saat ini, namun untuk mencari suatu pilihan atau solusi alat bantu yang benar-benar baik agar proses belajar menjadi efektif, menarik dan interaktif serta menyenangkan merupakan suatu permasalahan yang perlu dicari solusinya.

Animasi gambar powerpoint dibuat untuk belajar mandiri pada masa sekarang ini. Berkaitannya dengan proses belajar mengajar, terkadang guru sebagai penyampai informasi kepada siswa kurang bisa menciptakan suasana belajar yang menarik dan kondusif. Hal ini juga berdasarkan dengan pengalaman peneliti sendiri bahwa selama program pengalaman lapangan (PPL) pada tahun 2011, peneliti berkomunikasi dengan guru pamong dan menanyakan penggunaan metode dan alat bantu dalam mengajar. Menurut beliau, proses belajar mengajar yang selama ini di lakukan hanya menggunakan metode ceramah dan memberikan LKS. Sehingga peneliti berpikir bahwa salah satu permasalahan yang dihadapi guru adalah kurangnya penggunaan macam-macam metode dalam mengajar dan kurangnya pengetahuan guru tentang macam-macam alat bantu untuk mengajar.

Dengan penggunaan animasi gambar powerpoint dalam belajar pokok bahasan pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya diharapkan dapat membantu untuk mempermudah guru dalam menyampaikan materi di dalam kelas seperti biasanya. Dengan penggunaan animasi gambar powerpoint dapat


(23)

3

mengurangi suasana yang kaku dan dapat menciptakan proses pembelajaran yang efektif, menarik, interaktif dan menyenangkan dan dengan adanya animasi gambar yang diperlihatkan guru, diharapkan siswa mampu memahami materi dengan mudah dan tidak merasa bosan.

Melihat adanya fenomena tersebut, peneliti merasa tertarik untuk melihat peningkatan prestasi belajar fisika siswa melalui penggunaan animasi gambar powerpoint dalam pembelajaran pokok bahasan pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya. Materi pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya adalah bagian dari optika geometri yang merupakan salah satu pokok bahasan untuk siswa kelas X SMA semester genap. Sehingga judul dari penelitian ini adalah “peningkatan prestasi belajar fisika siswa pada materi pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya melalui animasi gambar powerpoint pada Siswa Kelas X SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013.” Hal ini juga dilatarbelakangi dengan adanya peran guru dalam mendampingi perkembangan kognitif siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah pembelajaran dengan menggunakan animasi gambar powerpoint dapat meningkatkan semangat dan keaktifan belajar siswa pada materi pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya?


(24)

2. Apakah pembelajaran dengan menggunakan animasi gambar powerpoint dapat meningkatkan prestasi belajar pada materi pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya pada siswa kelas X semester 2 SMA Bopkri 2 Yogyakarta?

3. Bagaimana perbandingan prestasi belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol?

C. Batasan Masalah

materi Agar permasalahan yang dibahas dalam penelitain ini tidak meluas maka perlu adanya keterbatasan masalah. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan sebagai berikut:

Bahasan materi yang akan diteliti hanya pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya. Alat optik tidak ikut dalam bahasan penelitian.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan diatas, maka tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan animasi gambar powerpoint pada materi pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya?

2. Meningkatkan prestasi belajar pada materi pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya melalui animasi gambar powerpoint pada siswa X semester 2 SMA Bopkri 2 Yogyakarta.


(25)

5

3. Untuk mengetahui perbandingan prestasi belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol?

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, mahasiswa maupun sekolah. Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Dapat mempermudah dalam memahami konsep fisika khususnya pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya serta meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Bagi sekolah dan bagi guru

a. Dapat membantu meningkatkan kualitas hasil belajar, khususnya pelajaran fisika, sehingga secara langsung dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

b. Dapat menambah wawasan para pendidik dalam usaha meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik.

3. Bagi peneliti

Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang pembelajaran fisika melalui animasi gambar powerpoint dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa sebelum memasuki dunia pendidikan pada saat mengajar.


(26)

F. Ruang Lingkup

1. Materi

Penelitian ini termasuk dalam lingkup pendidikan di sekolah menengah atas. 2. Responden

Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Bopkri 2 Yogyakarta.

3. Tempat

Penelitian ini dilakukan di daerah istimewah Yogyakarta. 4. Waktu


(27)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. BELAJAR

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan (Muhhibin Syah, 2008:89) . Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.

Adapun beberapa pendapat tentang belajar itu sendiri antara lain adalah:

a. Menurut James O. Whittaker yang dikutip dari Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono dalam buku “Psikologi Belajar” (2008:126), Belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.

b. Suyono & Hariyanto dalam buku yang berjudul Belajar dan Pembelajaran (2011:9) menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian.

7


(28)

c. Winkel dalam bukunya Psikologi pengajaran (Winkel, 2004:58) berpendapat bahwa belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar. Apa yang sedang terjadi dalam diri seorang yang sedang belajar, tidak dapat diketahui secara langsung hanya dengan mengamati orang.

Secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif, afektif dan psikomotorik setiap individu. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang utama dalam keseluruhan proses pendidikan yang bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan, pemahaman dan keterampilan.

2. Prestasi Belajar

Warga negara yang berkualitas dapat dipastikan memiliki prestasi akademik yang unggul disekolah (Harsono, 2007:100). Untuk mengetahui apakah telah terjadi perubahan pada peserta didik sebagai akibat dari proses belajar dan seberapa besar perubahan itu terjadi maka dilakukan evaluasi belajar. Prestasi belajar atau prestasi akademik selanjutnya menjadi ukuran keberhasilan individu dalam penguasaan materi yang diberikan. Berikut merupakan pendapat beberapa orang tentang pengertian prestasi belajar:


(29)

9

a. Menurut Winkel (1982) dalam Stevanus Ivan, prestasi belajar merupakan hasil pengukuran mengenai perubahan-perubahan yang dialami oleh siswa setelah suatu periode pembelajaran.

b. Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011:1101) adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

c. Menurut Helena Juwarsih (2007:45) prestasi belajar adalah ukuran tingkat keberhasilan seseorang dalam menguasai pengetauan atau keterampilan yang telah ditetapkan dalam bidang studi tertentu berupa nilai angka dari guru melalui tes.

Dengan demikian, berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemahaman tentang prestasi belajar seorang siswa adalah penguasaan seorang siswa terhadap materi yang telah diajarkan dan sebuah hasil yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran, baik berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, tingkah laku, penerapan dan analisis maupun evaluasi yang dapat diukur sebagai akibat dari aktivitas belajar di sekolah.

Adapun hasil belajar tersebut mencakup beberapa aspek, salah satunya merupakan aspek kognitif. Menurut Bloom dkk dalam Sudijono (2011:49) aspek kognitif merupakan ranah yang mencakup kegiatan mental (Otak). Bloom mengatakan bahwa segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah ini


(30)

terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang yang terrendah sampai jenjang yang paling tinggi. Jenjang domain kognitif tersebut meliputi: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis) dan penilaian (evaluation).

a) Pengetahuan (Knowledge) atau C1

Pengetahuan (Knowledge) atau C1 adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gelaja, rumus-rumus dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan menggunakannya.

b) Pemahaman (Comprehension) atau C2

Pemahaman (Comprehension) atau C2 adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberikan uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. c) Penerapan (Aplication) atau C3

Penerapan (Aplication) atau C3 adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret.


(31)

11

d) Analisis (Analysis) atau C4

Analisis (Analysis) atau C4 adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor lainnya.

e) Sistesis (Syntesis) atau C5

Sistesis (Syntesis) atau C5 adalah kemampuan berpikir yang merupakan kebalikan dari proses berpikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru.

f) Evaluasi( Evaluation) atau C6

Evaluasi( Evaluation) atau C6 adalah jenjang berpikir yang paling tinggi dalam ranah kognitif menurut taksonomi Bloom. Penilaian atau evaluasi merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide.

Selain aspek kognitif, berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui dua kategori ranah lagi antara lain afektif dan psikomotor (Winkel,1996, dalam Angkowo dan Kosasih, 2007:53). Dengan perinciannya adalah sebagai berikut:


(32)

1) Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima aspek kemampuan yaitu :

a) Stimulasi

Stimulasi yaitu semacam kepekaan dalam menerima rangsang dari luar yang datang dalam bentuk masalah, situasi dan gejala, dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulasi control dan seleksi gejala rangsangan dari luar.

b) Jawaban

Jawaban yaitu reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab rangsang dari luar kepada dirinya.

c) Penilaian

Penilaian yakni penilaian ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.

d) Organisasi

Organisasi yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai.


(33)

13

e) Karakteristik

Karakteristik yakni keterpaduan semua sistem nilai yang dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

2) Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu ada enam aspek yaitu: a) Gerakan reflek (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar) b) Keterampilan pada gerakan dasar

c) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan audity dan motoris

d) Kemampuan dibidang fisik misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan

e) Gerakan skill mulai dari keterampilan sederhana sampai yang komplek

f) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non discursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.

Prestasi belajar sendiri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Misalnya menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2008:138) prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar (eksternal) individu.


(34)

Yang tergolong faktor internal adalah:

a. Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.

b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas:

1)Faktor intektif yang meliputi: faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat, dan faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

2)Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.

c. Faktor kematangan fisik maupun psikis. Yang tergolong faktor eksternal, adalah:

a. Faktor sosial yang terdiri atas: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan kelompok.

b. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian.

c. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim. d. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar.


(35)

15

B. Animasi Gambar Powerpoint

Animasi adalah film yang berbentuk rangkaian lukisan atau gambar yang salah satu dengan yang lain hanya berbeda sedikit sehingga ketika diputar tampak dilayar menjadi bergerak (Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2011:70). Animasi telah menjadi bagian dalam kehidupan manusia. Berbagai bentuk animasi telah dapat disaksikan melalui televisi, misalnya iklan berbagai produk. Juga untuk menampilkan model atau ide tentang sesuatu. Salah satu bentuk animasi adalah serangkaian gambar diam yang secara beruntun dengan kecepatan sekitar 25 gambar per detik sehingga menimbulkan efek bergerak pada mata (Suarga, 2009:165).

Menurut Jasmadi dalam bukunya tentang Menyusun presentasi pembelajaran berbasis TIK dengan MS Office 2010 (2010:53), Animasi adalah objek gambar atau teks yang bergerak. Pada program khusus animasi dibutuhkan beberapa gambar yang dirangkai menjadi sebuah gerakkan. Guru-guru kreatif akan menjadi sangat terbantu dalam menciptakan permainan interaktif kelas dengan menguasai animasi powerpoint ini. Para siswa juga akan senang dan materi pembelajaran akan mudah dipahami. Pada powerpoint ada beberapa jenis animasi antara lain:

1. Animasi entrance, yaitu animasi untuk memunculkan objek dalam slide. 2. Animasi emphasis, yaitu animasi untuk menegaskan atau member efek

agar objek tampak berbeda, lebih jelas agar tampak lebih menonjol. 3. Animasi exit, yaitu efek untuk menghilangkan objek.


(36)

4. Animasi motion path, yaitu animasi yang menggerakkan objek mengikuti path atau jalur tertentu.

Pada dasarnya animasi merupakan gambar-gambar bergerak yang dapat digunakan untuk menggambarkan tahap-tahap berurutan dalam suatu proses (misalnya: diagram alir bagi suatu proyek) atau memberikan kesan pada bagian-bagian yang bergerak (misalnya: diagram skematis tentang bagaimana mesin mobil beroperasi). Animasi dapat digunakan berkombinasi dengan teks, suara, dan hiperlink untuk menciptakan lingkungan pembelajaran online yang lebih kaya daripada sekedar teks sederhana dan atau foto atau gambar di halaman cetak (Robin Mason & Frank Rennie, 2009:5).

Sedangkan Powerpoint adalah komponen grafik presentasi dari microsoft office. Powerpoint untuk membuat presentasi yaitu berupa gambar dan teks. Powerpoint juga dirancang untuk membantu dalam menyampaikan informasi kampanye periklanan yang baru dan membantu dalam membuat dan menyusun bahan untuk presentasi (Aitken G. Peter. 1995:262). Jadi animasi gambar powerpoint merupakan rancangan teks dan gambar yang bergerak yang dapat membantu untuk mempermudahkan pada saat presentasi.

Animasi gambar powerpoint dalam pembelajaran merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu pembelajaran di sekolah khususnya mata pelajaran IPA (Fisika). Tujuan dari pengembangan pembelajaran menggunakan animasi gambar powerpoint adalah untuk


(37)

17

mengembangkan pembelajaran yang efektif dan efisien untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Adapun kelemahan dan kelebihan dalam menggunakan animasi dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:

Tabel. 1 Kelemahan dan Kelebihan Media Animasi

No Kelebihan dan kelemahan media animasi Kelebihan

1 Membawa bersama butiran informasi ke dalam satu bentuk dasar yang dipertontonkan. 2

Memberikan penekanan, karena butiran yang berubah dan bergerak dapat menarik perhatian penonton melihat topik dan merangsang pengguna untuk melaksanakan suatu tindakan 3 Menyediakan jembatan visual dan penarik perhatian pengguna

secara tidak disadari dari topik-topik yang disediakan. 4 Peningkatan keterampilan dan kemampuan

5 Peserta didik akan lebih cepat belajar, dan memiliki sikap terhadap pembelajaran yang lebih baik.

6 Pembelajaran interaktif dengan live-action animasi, simulasi, video, audio, grafik, umpan balik, saran ahli, menyenangkan 7 Peserta didik akan lebih termotivasi untuk belajar lebih banyak 8 Fleksibilitas dan keselamatan

9 Menghilangkan frustasi 10 Praktis

11 Konsisten

12 Menarik dan menahan perhatian

Kelemahan

1 Pengembangannya memerlukan adanya ahli yang profesional, tidak sembarang orang dapat membuatnya

2 Pengembangan memerlukan waktu yang cukup lama. 3 Memerlukan memori dan ruang penyimpanan yang lebih. 4 Memerlukan peralatan yang khusus untuk presentasi kualitas

(Agina, 2003: 1-4).


(38)

C. Optika Geometri

1. Pengertian Optika Geometris

Optika mempelajari dua studi yaitu optika geometris dan optika fisis. Optika geometris adalah ilmu fisika yang mempelajari tentang pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya sedangkan optika fisis adalah ilmu yang mempelajari tentang difraksi, interferensi dan polarisasi cahaya (Marten Kanginan, 2006:77). Geometris merupakan studi tentang fenomena-fenomena di mana pendekatan sinar adalah sah. Misalnya: panjang gelombang cahaya sangat kecil dibandingkan dengan sebagian besar penghalang dan lubang. Oleh karena itu, difraksi pembelokan gelombang di sekitar sudut sering diabaikan, dan pendekatan sinar, dimana gelombang dianggap merambat dalam garis lurus adalah sah (Tipler, 2001:479).

Hukum dasar pada optika geometri ini adalah:

a. Cahaya berjalan sepanjang garis lurus dalam medium homogen b. Cahaya dapat dipantulkan atau dibiaskan (hukum Snellius) oleh

bidang batas dua media.

Optika geometri pada umumnya mempelajari pristiwa-pristiwa cahaya tampak dan cahaya yang mempunyai panjang gelombang di sekitar cahaya tampak, dan hanya membicarakan peristiwa pantulan dan pembiasan pada permukaan-permukaan yang membatasi dua media (Ganijanti, 2010:265).


(39)

19

2. Pengertian cahaya menurut para ilmuwan

a. Cahaya menurut Newton adalah terdiri dari partikel-partikel ringan berukuran sangat kecil yang dipancarkan oleh sumbernya ke segala arah dengan kecepatan yang sangat tinggi.

b. Pada tahun 1678, Christian Huygens, menunjukan bahwa teori gelombang cahaya juga dapat menjelaskan pemantulan (refleksi) dan pembiasan (refraksi) dengan asumsi cahaya berjalan di gelas atau air lebih lambat daripada di udara.

c. Pada tahun 1801, untuk pertama kalinya Thomas Young melakukan suatu peragaan yang benar-benar jelas mengenai sifat gelombang cahaya. Ia menunjukan bahwa dalam kondisi-kondisi yang tepat, sinar-sinar cahaya yang saling berinterferensi.

d. Selanjutnya Maxwell pada tahun 1873, menyatakan bahwa cahaya merupakan suatu bentuk gelombang elektromagnetik berinterferensi tinggi.

3. Pemantulan cahaya

Ketika seberkas sinar merambat dalam satu medium kemudian menemui suatu bidang batas dengan medium lainnya, sebagai cahaya yang datang akan mengalami pemantulan.

Lewatkan beberapa berkas sinar sejajar ke permukaan suatu cermin datar. Berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai cermin datar dipantulkan juga sebagai berkas-berkas sinar sejajar (seperti pada gambar). Pemantulan


(40)

cahaya oleh permukaan-permukaan halus seperti cermin datar disebut

pemantulan teratur (Specular Reflection).

Gambar.2.1. Diagram Sinar dari Pemantulan Teratur

Bagaimana jika berkas-berkas sinar sejajar yang sama dilewatkan ke permukaan kertas HVS? Berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai kertas dipantulkan ke segala arah (berkas-berkas tidak sejajar satu sama lain). Pemantulan cahaya oleh permukaan-permukaan kasar seperti kertas disebut

pemantulan baur atau pemantulan difus (Diffuse Reflection).

Gambar.2.2. Diagram Sinar dari Pemantulan Baur atau Difus

Suatu permukaan berkelakuan sebagai pemantulan halus selama variasi-variasi permukaannya adalah kecil dibandingkan dengan panjang gelombang datang.

Pengamat


(41)

21

Hukum Pemantulan

Pemantulan terjadi pada bidang batas antara dua medium yang berbeda seperti misalnya sebuah permukaan udara kaca, dalam kasus dimana sebagian diransmisikan. Pada gambar memperlihatkan bahwa sebuah sinar cahaya yang mengenai sebuah permukaan kaca yang mulus.

Gambar.2.3. Pemantulan Cahaya pada Cermin

Sudut i antara sinar datang dengan garis normal (garis yang tegak lurus dengan permukaan) disebur sudut datang, bidang yang dibatasi oleh dua garis ini adalah bidang datang. Sinar yang dipantulkan terletak di dalam bidang tersebut membentuk sudut Ѳr dengan garis normal yang sama dengan sudut datang.

(2-1)

4. Pembiasan cahaya

Garis Normal

Sinar datang Sinar pantul

Sdt

dtg Sdt ptl i

r


(42)

Ketika seberkas sinar cahaya yang merambat melalui suatu medium transparan menemui suatu batas dari medium transparan lainnya, sebagian energinya dipantulkan dan sebagiannya lagi memasuki medium ke dua.

Sinar yang memasuki medium kedua dibelokkan di daerah perbatasan kemudian dibiaskan. Sinar datang, sinar pantul, dan sinar yang dibiaskan semua terletak pada bidang yang sama. Sudut bias, pada gambar bergantung pada sifat-sifat dari kedua medium dan pada sudut datang, persamaannya adalah:

(2-2)

Dimana V1 adalah kelajuan cahaya di medium pertama, dan V2 adalah kelajuan cahaya di medium kedua.

Garis Normal Sinar datang

Sinar pantul Sdt

dtg Sdt ptl

Ѳ1

Ѳ1’

Ѳ1

V 1 Gelas

Udara

Sinar yang dibiaskan

Gambar 2.4. Seberkas sinar datang secara miring pada suatu bidang batas kaca dan udara. Sinar yang dibiaskan dibelokkan menuju aris normal karena V2< V2, semua


(43)

23

Hukum Snellius tentang pembiasan

Hukum I Snellius berbunyi: sinar datang, sinar bias, dan garis normal

terletak pada satu bidang datar. Pada gambar ketiganya terletak pada busur derajat sebagai bidang datar.

Hukum II Snellius berbunyi: jika sinar datang, sinar bias, dan garis

normal terletak pada suatu bidang datar (Misalnya dari udara ke air atau dari udara ke kaca), maka sinar-sinar dibelokkan mendekati garis normal.

Gambar 2.5. Cahaya datang dari udara masuk ke dalam air.

Gelas Udara

Ѳr

Sinar bias Sdt

dtg

Ѳi Sinar

datang

Sudut bias

Sudut deviasi = (Ѳi -Ѳr) Garis Normal

Gambar 2. 6. Sinar datang dari medium kurang rapat (udara) ke

medium lebih rapat (air) dibiaskan mendekati garis normal


(44)

jika kebalikannya, sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat (misalnya dari air ke udara), maka sinar dibelokkan menjauhi garis normal.

Ѳi

Sdt bias

Ѳi Sdt

dtg Sinar

datang

Sinar bias Garis

Normal

Gambar 2.7. Sinar datang dari medium lebih rapat (air) ke medium kurang rapat (udara) dibiaskan menjauh garis normal

Ѳi

Sdt bias

Ѳi Sdt

dtg Sinar

datang

Sinar bias Garis


(45)

25

BAB III

METODE PENELITIAN

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang diambil adalah penelitian kuantitatif dengan design Static Group Pretes-Postes. Dalam design ini, mengukur dua kelompok sebelum diberi treatmen yang berbeda (Paul Suparno, 2010:140). Kelompok pertama merupakan subyek penelitian dan kelompok yang kedua merupakan kelas kontrol. Maka dapat digambarkan seperti berikut:

Hasil penelitian ini hanya berlaku untuk sekolah tempat peneliti melakukan penelitian dan siswa yang menjadi subyek penelitian sehingga, kesimpulan atas hasil yang diperoleh dari penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan untuk sekolah dan siswa lain.

b. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X SMA Bopkri 2 Yogyakarta.

2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah kelas X-C dan kelas X-B SMA Bopkri 2 Yogyakarta. Kelas X-B dan kelas X-C sama-sama berjumlah 23 orang.

Kontrol Group

Treatmen Group pretes R X Treatmen

X Treatmen

O postes

O postes R

pretes

25


(46)

c. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian:

Penelitian dilakukan di SMA Bopkri 2 Yogyakarta. SMA ini terletak di Jl. Jenderal Sudirman No. 87 Yogyakarta, Terban, Gondokusuman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Januari-Februari 2013.

d. Desain Penelitian

Penelitian ini mencakup empat tahap, yaitu penyusunan instrumen, pretes, pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan animasi gambar powerpoint dan postes. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancangan sebagai berikut:

Melakukan Postes Pelaksanaan proses belajar

mengajar di kelas eksperimen dengan animasi gambar powerpoint

Pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas kontol dengan

metode ceramah Melakukan Pretes

Pembuatan Instrumen

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen


(47)

27

e. Metode Pengumpulan Data

Dalam metode pengumpulan data ini, peneliti mengumpulkan data melalui dua kelas, yakni kelas treatmen dan kelas kontrol dengan cara:

1. Kelas Treatmen

Di dalam kelas ini peneliti mengumpulkan data melalui, a. Pretes

Pada pretes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum pembelajaran dengan materi pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya melalui animasi gambar powerpoint sehingga dapat mengetahui hasil pembelajarannya. Pada pretes berisikan soal esai dengan jumlah 8 soal.

b. Proses Belajar Mengajar

Dalam proses belajar mengajar di kelas ini, peneliti menggunakan animasi gambar powerpoint yaitu penyajian materi dengan menggunakan animasi gambar powerpoint yang berhubungan dengan materi pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya.

c. Postes

Setelah melakukan proses belajar mengajar melalui animasi gambar powerpoint peneliti memberikan postes dengan maksud untuk mengetahui hasil belajara sesudah pembelajaran. Pada postes berisikan soal esai dengan jumlah 8 soal.


(48)

d. Observasi

Pada saat proses belajar mengajar melalui animasi gambar powerpoint berlangsung peneliti mengamati perilaku dan perhatian siswa. Hal ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana semangat mereka dalam belajar fisika khususnya materi pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya.

2. Kelas Kontrol

Di dalam kelas ini peneliti mengumpulkan data melalui: a. Pretes

Pada pretes di kelas kontrol ini sama dengan pretes yang di kelas treatmen yakni soal esai dengan jumlah 8 soal dan bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum pembelajaran dengan materi pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya sehingga dapat mengetahui hasil pembelajarannya.

b. Proses Belajar Mengajar

Proses pembelajaran di kelas kontrol ini menggunakan metode ceramah biasa. Hal ini dilakukan untuk membandingkan kelas ini dengan kelas treatmen bagaimana perbedaannya.


(49)

29

c. Postes

Postes ini bertujuan untuk mengetahui hasil pembelajaran sesudah pembelajaran dengan metode ceramah. Pada postes ini sama dengan postes kelas animasi gambar powerpoint dengan bobot yang sama. Dalam postes ini berisikan soal esai dengan jumlah 8 soal.

d. Observasi

Dalam kelas kontrol ini peneliti tidak melakukan observasi selama pembelajaran berlangsung.

f. Instrumen

Dalam instrumen penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian.

1. Instrumen Pembelajaran

Dalam instrumen ini sebelum peneliti mengadakan pembelajaran, peneliti membuat desain pembelajaran yang berisikan Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

a. Silabus

Adapun komponen/bagian-bagian yang terkandung dalam silabus mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Format silabus yang akan digunakan peneliti adalah sebagai berikut:


(50)

SILABUS

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran :

Kelas/Semester :

Standar Kompetensi :

Kompenensi Dasar

Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Indikator Penilaian Alokasi Waktu

Sumber/Alat dan Bahan

Adapun silabus pembelajaran selengkapnya yang digunakan oleh peneliti terlampir pada lampiran A.

b. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Selain silabus, dalam mengajar guru juga perlu menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pegangan agar dapat mengontrol jalannya kegiatan pembelajaran dan bisa terarah dengan baik. Di dalam RPP terdapat indikator dan standar kompetensi yang mengacu pada silabus pada silabus dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Format dari Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah sebagai berikut:


(51)

31

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran :

Kelas/Semester : Alokasi Waktu : Materi Pelajaran : Jumlah Pertemuan : Standar Kompetensi : Kompetensi Dasar :

I. Indikator II. Materi Pelajaran III. Metode Pembelajaran IV. Langkah Pembelajran

Pertemuan Pertama A. Kegiatan Awal

B. Kegiatan Inti (Treatmen) C. Kegiatan penutup

Pertemuan Kedua A. Kegiatan Awal

B. Kegiatan Inti (Treatmen) C. Kegiatan penutup


(52)

Pertemuan Ketiga A. Kegiatan Awal

B. Kegiatan Inti (Treatmen) C. Kegiatan penutup

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar VI. Penilaian

RPP selengkapnya yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan treatmen terlampir pada lampiran B.

c. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

Lembar kegiatan siswa merupakan lembar kerja yang digunakan oleh siswa agar proses pembelajaran berlangsung dengan terarah. Dalam LKS terdapat beberapa komponen yakni (1) identifikasi yang meliputi mata pelajaran, satuan pendidikan, kelas dan semester, dan alokasi waktu, (2) komponen dasar, dan (3) indikator hasil belajar yang perlu diketahui siswa. Dan yang terpenting dalam LKS adalah kegiatan pembelajaran. Format dari Lembar kegiatan siswa (LKS) adalah sebagai berikut:

Mata Pelajaran :

Satuan Pendidikan :

Kelas/Semester :


(53)

33

I. Standar Kompetensi : II. Kompetensi Dasar : III. Petunjuk Umum : IV. Kegiatan pembelajaran :

A.Kegiatan Awal B. Kegiatan Kedua C.Kegiatan Ketiga

LKS yang selengkapnya digunakan oleh peneliti terlampir pada lampiran C.

2. Instrumen penelitian

Instrumen perlakukaan ini berisikan pretes, postes dan observasi.

a. Pretes & postes

Tes prestasi belajar mengukur penguasaan tertentu sebagai hasil dari proses belajar.

1) Pretes

Tes ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman awal siswa tentang optika sebelum mengikuti pembelajaran menggunakan animasi gambar powerpoint.

2) Postes

Postes adalah tes menjelang atau pada akhir program. Soal postes tidak sama persis dengan soal pretes, hal ini untuk menghindari siswa yang hanya mengingat jawaban pada saat pretes.


(54)

Pertanyaan pretes dan postes disusun untuk mengukur pengetahuian yang diperoleh dari hasil belajar siswa. Pengetahuan siswa dapat diukur melalui beberapa aspek. Pertanyaan pretes dan postes dibuat dalam bentuk uraian dan mengacu pada aspek kognitif yaitu . Langkah-langkah penyusunnya adalah menentukan aspek yang diukur, indikator hasil belajar dan menentukan distribusi soal. Distribusi soal dapat dilihat pada tabel.

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal pretes dan Postes Menurut Indikator Hasil Belajar dan Aspek yang Diukur

Indikator hasil belajar

Aspek yang diukur

Nomor Soal C1 C2 C3 C4 C6

Menjelaskan hukum pemantulan. √ 1

Menjelaskan sifat-sifat pemantulan cahaya cahaya √ 2

Menentukan letak bayangan dan sifat bayangan pada pemantulan cahayapada cermin menggunakan persamaan-persamaan pemantulan.

√ 3

Menganalisis cahaya pada kaca paralel. √ 4

Menjelaskan hukum pembiasan. √ 5

Menyebut macam-macam bentuk lensa. √ 6

Menganalisis dan menjelaskan sifat-sifat lensa. √ 7

Menjelaskan dan menganalisis pembentukan bayangan yang terjadi pada lensa melalui persamaan.

√ 8

Postes lebih dititik beratkan pada usaha untuk mengetahui tingkat kemampuan pada awal pengajaran. Tingkat kemajuan ini tercermin dalam bentuk skor yang (seharusnya) lebih tinggi pada akhir program


(55)

35

pengajaran yang diperoleh melalui postes, dibandingkan dengan skor pretes pada awal. Tes ini berisikan 8 soal esai, tes ini disusun berdasarkan materi pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya.

Tabel 3.2 Distribusi Soal Pretes dan Postes serta Indikator yang Akan Diukur

Sub Pokok

Bahasan Indikator Hasil belajar

Nomor Soal

Pemantulan Cahaya Menjelaskan hukum pemantulan cahaya. Menjelaskan sifat-sifat pemantulan cahaya.

1 dan 2

Pemantulan pada Cermin

Menentukan letak bayangan dan sifat bayangan pada pemantulan cahayapada cermin menggunakan persamaan-persamaan pemantulan .

Menganalisis cahaya pada kaca paralel.

3 dan 4

Pembiasan Cahaya

Menjelaskan hukum pembiasan.

Menyebut macam-macam bentuk lensa.

Menganalisis dan menjelaskan sifat-sifat lensa.

5,6 dan 7 Pembiasan pada

Lensa

Menjelaskan dan menganalisis pembentukan bayangan yang terjadi pada lensa melalui persamaan.

8

Untuk pembobotan soal pada postes yaitu semua soal dengan poin yang berbeda-beda, ini karena soal yang diberikan berupa soal essay. Dan semua soal memiliki arti penting dan bernilai berbeda dari setiap aspek.

b. Lembaran observasi

Pada penelitian ini juga akan diteliti bagaimana aktivitas siswa di dalam kelas selama proses belajar mengajar menggunakan animasi gambar powerpoint. Oleh karena itu untuk meneliti bagaimana aktivitas belajar/keterlibatan siswa dalam kelas selama kegiatan belajar dilakukan kegiatan observasi/pengamatan. Pada penelitian ini


(56)

observasi/pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi.

Aspek-aspek yang akan dinilai pada kegiatan observasi atau pengamatan antara lain adalah (A) siswa perhatian pada saat proses belajar mengajar berlangsung, (B) siswa antusias untuk bertanya kepada guru, (C) siswa memberikan pendapat, (D) siswa rajin mencatat materi ajar, (E) siswa bertanya kepada siswa lain, (F) siswa mau bekerja sama pada saat mengerjakan soal latihan. Pengamat memberikan tanda centang (√) pada kolom skor pengamatan. Pada penelitian ini aspek -aspek yang akan dinilai dalam kegiatan observasi/pengamatan akan disajikan dalam bentuk tebel sebagai berikut:

Tabel 3.3 Lembaran Kegiatan Observasi/Pengamatan.

Hari, tanggal : Observer :

Kelompok :

PETUNJUK :

1. Amatilah kegiatan kelompok siswa di kelas dalam melaksanakan pembelajaran!

2. Tuliskan tanda silang (x) pada skor yang sesuai dengan keadaan yang anda amati!


(57)

37

NO ASPEK YANG DIAMATI SKOR

A. ASPEK AFEKTIF

1. Siswa antusias ketika bergabung dalam kelompok

masing-masing 1 2 3 4

2. Siswa memperhatikan penjelasan guru 1 2 3 4 3. Siswa antusias menerima Lembar Kerja Siswa (LKS) 1 2 3 4 4. Siswa percaya diri mengukapkan pendapat dalam

kelompok 1 2 3 4

5. Siswa sopan dalam menyanggah pendapat teman saat

diskusi. 1 2 3 4

6. Siswa mampu melakukan diskusi dengan serius dan

teliti dalam mengerjakan LKS. 1 2 3 4

7. Siswa mampu bekerjasama dengan baik saat melakukan

diskusi dalam kerja kelompok. 1 2 3 4 8. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di

depan kelas dengan percaya diri 1 2 3 4 9. Siswa mampu memiliki toleransi yang tinggi terhadap

pendapat teman. 1 2 3 4

10. Siswa memperhatikan fenomena yang terjadi dalam

animasi. 1 2 3 4

11. Siswa mengikuti diskusi dengan sungguh-sungguh. 1 2 3 4 12. Siswa disiplin dalam pengumpulan LKS, hasil

pengamatan. 1 2 3 4

13. Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. 1 2 3 4 14. Siswa serius dalam mengikuti pembelajaran. 1 2 3 4 15. Diskusi dalam kelompok berjalan secara efektif dan

kondusif. 1 2 3 4

B. ASPEK PSIKOMOTOR

1. siswa menggunakan bahasa yang komunikatif saat

mempresentasikan hasil diskusi. 1 2 3 4 2. Siswa memiliki gerakan yang ekspresif saat 1 2 3 4


(58)

mempresentasikan hasil diskusi.

3. Siswa memperhatikan animasi yang ditampilkan guru 1 2 3 4 4. Siswa bertanya kepada guru mengenai konsep

yangbelum dimengerti. 1 2 3 4

5. Siswa mencatat hal-hal yang dianggap penting 1 2 3 4 6. Siswa terampil berkomunikasi ketika diskusi kelompok 1 2 3 4 7. Siswa terampil mengamati animasi saat pembelajaran

berlangsung. 1 2 3 4

g. Validitas

Validitas mengukur atau menentukan apakah suatu tes mengukur apa yang mau diukur, yaitu apakah sesuai dengan tujuan (Paul Suparno, 2010:67 ). Untuk menentukan validitas dari data penelitian ini dengan menggunakan pendekatan validitas isi (content validity). Validitas isi (content validity) sering dinamakan dengan validitas kurikulum yang mengandung arti bahwa suatu alat ukur dipandang valid apabila sesuai dengan isi kurikulum yang hendak diukur. Salah satu untuk memperoleh validitas isi adalah dengan melihat soal-soal yang membentuk tes itu (Mardapi Djemari, 2008:16). Pada penelitian ini menggunakan soal-soal pretes dan postes.

Soal pretes dan postes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam ranah kognitif pada pokok bahasan pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya. Soal- soal pretes dan postes disusun berdasarkan aspek kognitif (aspek pengetahuan(knowledge), pemahaman (comprehension), aplikasi (aplication), analisis (analysis) dan evaluasi (evaluation)), indikator hasil belajar dan materi


(59)

39

pokok pembelajaran. Setelah itu soal-soal tersebut dikonsultasikan dengan dosen pembimbing untuk mengetahui apakah soal yang digunakan benar-benar valid. Soal pretes dan postes tersebut adalah sebagai berikut:

SOAL PRETES & POSTES

1. Jelaskan hukum pemantulan cahaya!

2. Sebutkan dan gambarkan sifat-sifat bayangan pada a. Cermin datar

b. Cermin cekung c. Cermin cembung

3. Sebuah benda terletak 180 cm di depan cermin cekung yang jari-jari kelengkungannya 120 cm. Bila tinggi benda adalah 30 cm, berapakah tinggi bayangannya?

4. Berapakah kecepatan cahaya di kaca. Bila diketahui nkaca = 1,5 5. Jelaskan hukum pembiasan!

6. Sebutkan dan gambarkan Tiga bentuk lensa cembung Tiga bentuk lensa cekung

7.Sebut dan Gambarkan sinar istimewa pada: Lensa cekung

Lensa cembung

8. Sebuah tingginya 4 cm terletak 2 cm di depan lensa cembung yang jarak fokusnya 6 cm. Hitunglah:

a. Jarak bayangan ke lensa. b. Perbesaran bayangan. c. Tinggi bayangan.


(60)

h. Metode Analisis Data

1. Pretes dan postes

Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah pretes dan postes, karena indikatornya yang akan diukur adalah peningkatan prestasi siswa tentang materi pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya serta konsep-konsepnya sebelum treatmen dan sesudah. Pretes dan postes menggunakan soal esai dimana soal yang dibuat oleh peneliti sendiri dan bentuk pertanyaannya dengan jawaban bebas. Sehingga dengan ini diharapkan siswa mampu dengan bebas mengungkapkan gagasan mereka dan dengan demikian dapat diketahui sejauh mana pemahaman siswa tentang materi pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya.

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika dengan menggunakan animasi gambar powerpoint, maka dilakukan pengukuran melalui tes hasil belajar secara kuantitatif, yaitu menganalisis/mengoreksi jawaban siswa untuk menentukan tingkat kebenaran jawaban berdasarkan bobot soalnya untuk setiap soal atau setiap aspek dan menentukan skor total.

Menganalisis jawaban pretes dan postes untuk mengetahui meningkatnya prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan animasi gambar power point. Jawaban setiap soal dinyatakan dalam skor yang telah ditentukan terlebih dahulu. Jumlah soal postes dan pretes sama yaitu 8 soal uraian. Mendeskripsikan Jawaban Setiap Soal Menurut Aspek yang Termuat dalam Indikator. Penskoran untuk masing-masing aspek dan soal:


(61)

41

Tabel 3.4 Aspek Penilaian

Indikator Hasil

Belajar Unsur Penilaian Kemampuan Kognitif

Spesifikasi Kemampuan Kognitif Tingkat Kemamp uan Kognitif 1. Mengidentifik asi hukum pemantulan

a. Mengidentifikasi hukum pemantulan yang diketahui dibutuhkan pemahaman

Menjelaskan C2 a. mengidentifikasi hukum pemantulan

yang dikeataui secara transparan dibutuhkan pengetahuan

Menyebutkan C1 b. Menggunakan gambar dalam

menjelaskan tentang hukum pemantulan dibutuhkan aplikasi

Menghubungkan dan menunjukan.

C3 2. Menyebut dan

Menggambar sifat-sifat bayangan pada cermin.

a. Mengidentifikasi sifat-sifat cermin dibutuhkan pengetahuan

menyebutkan sifat-sifat cermin

C1 b. Menentukan bayangan yang ada pada

objek atau sistem dibutuhkan pengetahuan

Menunjukan C1 c. Mengambarkan objek dan menganalisis

sifat-sifat bayangan pada cermin dibutuhkan analisis Membuat diagram atau skema C4 3. Melakukan penyelesaian secara sistematik tentang tinggi bayangan pada cermin.

a. Mengidentifikasi besaran yang diketahui secara transparan dibutuhkan pengetahuan

Menyebutkan C1 b. Mengidentifikasi besaran yang ditanya

dibutuhkan pengetahuan

Menyebutkan C1 c. Mensubtitusikan besaran ke dalam satu

persamaan dibutuhkan pemahaman

Menjabarkan C2 d. Memanipulasi persamaan dibutuhkan

pemahaman

Mengubah C2

e. Menganalisis hubungan antara jarak bayangan dan perbesaran bayangan dibutuhkan analisis

Menunjukan hubungan

C4 f. Menghitung nilai suatu besaran dengan

perhitungan matematik dibutuhkan penerapan.

Menghitung C2 g. Menerapkan pengetahuan dan

kemampuan yang telah dimiliki untuk menyelesaiakan soal dibutuhkan evaluasi

Membahas soal perhitungan

C6

4. Melakukan penyelesaian secara

a. Mengidentifikasi besaran yang dikeatahui secara transparan dibutuhkan pengetahuan

Menyebutkan C1


(62)

sistematik tentang kecepatan cahaya pada kaca.

b. Menghitung nilai suatu besaran dengan perhitungan matematik dibutuhkan penerapan

Menghitung C2 c. Menerapkan pengetahuan dan

kemampuan yang telah dimiliki untuk menyelesaiakan soal dibutuhkan evaluasi

Membahas soal perhitungan.

C6

5. Mengidentifik asi hukum pembiasan.

a. Mengidentifikasi hukum pembiasan yang diketahui dibutuhkan pemahaman

Menjelaskan C2 b. mengidentifikasi hukum pembiasan

yang dikeataui secara transparan dibutuhkan pengetahuan

Menyebutkan C1 c. Menamai setiap bagian gambar pada

hukum pemantulan pembiasan dibutuhkan pengetahuan

Memberi nama pada gambar

C1 d. Menggunakan gambar dalam

menjelaskan tentang hukum pembiasan dibutuhkan aplikasi

Menghubungkan dan menunjukan.

C3 6. Menyebut dan

Menggambar

macam-macam bentuk lensa.

a. Mengidentifikasi macam-macam bentuk lensa dibutuhkan pengetahuan

Menyebutkan macam-macam bentuk lensa

C1 b. Menentukan bayangan yang ada pada

objek atau sistem dibutuhkan pengetahuan

Menunjukan C1 c. Mengambarkan objek atau sistem

dibutuhkan analisis

Membuat diagram atau skema

C4 7. Menyebut dan

Menggambar

macam-macam sinar istimewa pada lensa.

a. Mengidentifikasi macam-macam sinar istimewa pada lensa dibutuhkan pengetahuan

Menyebutkan macam-macam sinar istimewa pada lensa.

C1

b. Menentukan bayangan yang ada pada objek atau sistem dibutuhkan pengetahuan

Menunjukan C1

c. Menganalisis macam-macam sinar istimewa pada lensa dibutuhkan analisis

Membuat diagram atau skema.

C4 d. Mengambarkan objek atau sistem

dibutuhkan analisis Membuat diagram atau skema. C4 8. Melakukan penyelesaian secara sistematik tentang tinggi bayangan pada lensa.

e. Mengidentifikasi besaran yang diketahui secara transparan dibutuhkan pengetahuan.

Menyebutkan C1 f. Mengidentifikasi besaran yang ditanya

dibutuhkan pengetahuan.

Menyebutkan C1 g. Memanipulasi persamaan dibutuhkan

pemahaman


(63)

43

h. Mensubtitusikan besaran ke dalam satu persamaan dibutuhkan pemahaman

Menjabarkan C2 i. Menganalisis hubungan antara jarak

bayangan dan perbesaran bayangan dibutuhkan analisis

Menunjukan hubungan

C4 j. Menghitung nilai suatu besaran dengan

perhitungan matematik dibutuhkan penerapan.

Menghitung C2 k. Menerapkan pengetahuan dan

kemampuan yang telah dimiliki untuk menyelesaiakan soal dibutuhkan evaluasi

Membahas soal perhitungan.

C6

Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Dari Setiap Aspek Diberi Skor

Tingkat Kemampuan Kognitif Skor

C1 1

C2 2

C3 3

C4 4

C5 5

C6 6

Dalam memeriksa jawaban siswa diperlukan pedoman penskoran untuk masing-masing pertanyaan dalam soal-soal pretes dan postes adalah seperti pada tabel:

Tabel 3.6 Konsep, soal dan skor maksimal

Konsep Soal Skor

Maksimal Pemantulan

Cahaya pada Cermin

1. Jelaskan hukum pemantulan! 6

2. Sebutkan dan gambarkan sifat-sifat

bayangan pada 6


(64)

a. Cermin datar b. Cermin cekung c. Cermin cembung

3. Sebuah benda terletak 180 cm di depan cermin cekung yang jari-jari kelengkungannya 120 cm. Bila tinggi benda adalah 30 cm, berapakah tinggi bayangannya?

18 Indeks Bias pada

Kaca

4. Berapakah kecepatan cahaya di kaca.

Bila diketahui nkaca = 1,5 9

Pembiasan Cahaya pada

Lensa

5. Jelaskan hukum pembiasan! 7

6. Sebutkan dan gambarkan a. Tiga bentuk lensa cembung b. Tiga bentuk lensa cekung

6 7. Sebut dan Gambarkan sinar istimewa

pada:

a. Lensa cekung b. Lensa cembung

10 8. Sebuah tingginya 4 cm terletak 2 cm

di depan lensa cembung yang jarak fokusnya 6 cm. Hitunglah:

a. Jarak bayangan ke lensa. b. Perbesaran bayangan. c. Tinggi bayangan

18

Nilai maksimal 80

Skor setiap soal merupakan tingkat kebenaran jawaban siswa. Sedangkan skor total adalah jumlah skor seluruh soal. Skor total menunjukan tingkat kebenaran jawaban siswa secara keseluruhan. Peneliti membuat daftar pretes dan postes siswa untuk setiap soal dengan tabel berikut:

Tabel 3.7 Distribusi skor Pretes dan Postes Siswa Untuk Tiap Soal

No. siswa

Skor untuk Setiap Aspek Soal

Total Skor

Nilai Akhir

C1 C2 C3 C4 C6

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8

1, 3, 4, 5, 8

1, 5 2, 3, 6, 7,8


(65)

45

01 02 dst

Skor yang di peroleh siswa kemudian dicari skor rata-ratanya masing-masing pretes dan postes.

Tabel 3.8 Distribusi aspek yang diukur dengan skor rata-rata Pretes dan Postes tiap soal

Aspek yang diukur Skor Rata-rata Skor Rata-rata (%)

Kenaikan skor (%) Pretes Postes Pretes Postes

C1 C2 C3 C4 C6

Skor maksimal soal yang satu dengan yang lain berbeda-beda tergantung tingkat kesulitan. Untuk mengetahui peningkatan prestasi siswa dalam belajar fisika dengan menggunakan animasi gambar powerpoint, peneliti membuat daftar tabel nilai pretes dan postes sebagai berikut:

Tabel 3.9 Nilai Pretes dan Postes Kelas Treatmen dan Kelas Kontrol Kode Siswa

Kelas Eksperimen (KE)

Kode siswa

Kelas Kontrol (KK)

Pretes Postes Pretes Postes

E1 K1


(66)

E2 K2

E3 K3

E4 K4

... ....

En Kn

Keterangan

E1 : Kode siswa kelas treatmen nomor presensi 1 En : Kode siswa kelas treatmen nomor presensi ke-n K1 : Kode siswa kelas kontrol nomor presensi 1 Kn : Kode siswa kelas kontrol nomor presensi ke-n

Dengan menggunakan statisktik test-t untuk kelompok dependen, peneliti ingin menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa dalam belajar fisika pada pokok bahasan pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya menggunakan animasi gambar powerpoint untuk kelas eksperimen dan menggunakan ceramah untuk kelas kontrol. Test-T ini digunakan untuk mengetes dua kelompok yang dependen, atau satu kelompok yang dites dua kali, yaitu pada pretes dan postes (Suparno 2007:97).

Dalam penelitian ini yang di gunakan uji T meliputi: a. Uji T untuk dua sampel dependen (Paired Sample T-Test)

Uji ini dilakukan terhadap dua sampel yang berpasangan. Sampel yang berpasangan diartikan sebagai sebuah subjek yang sama namun mengalami dua pengukuran yang berbeda (Santoso Singgih, 2012:263). Data yang diuji statistik paired sample T-Test yaitu:


(67)

47

1) Data pretes dan postes pada kelas eksperimen 2) Data pretes dan postes pada kelas kontrol.

b. Uji T untuk dua sampel independen (Independent Sample T-Test)

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata (mean) antara dua populasi, dengan melihat rata-rata dua sampelnya (Santoso Singgih, 2012:251).

Data yang diuji statistik independen sample T-Test yaitu:

Nilai pretes dari kelas eksperimen dan nilai pretes dari kelas kontrol serta nilai postesdari kelas eksperimen dan nilai postes dari kelas kontrol. 1) Menguji apakah varians dari dua populasi bisa dianggap sama?

2) Melakukan pengujian untuk melihat ada tidaknya perbedaan rata-rata populasi.

2. Keaktifan/keterlibatan siswa selama proses pembelajaran. a. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Pada LKS terdapat tiga LKS yang memiliki soal yang berbeda-beda. LKS yang pertama tentang pemantulan cahaya pada cermin, LKS yang ke dua tentang pemantulan sempurna dan pembiasan cahaya pada kaca sedangkan pada LKS yang ke tiga tentang pembiasan cahaya pada lensa.

Kemudian untuk mengetahui sejauh mana keaktifan dan pemahaman siswa dalam belajar fisika, dapat dilakukan perhitungan berapa banyak pertanyaan dalam LKS yang telah dikerjakan oleh siswa dengan benar. Peneliti membuat tabel sebagai berikut:


(68)

Tabel 3.10. Hasil perhitungan total dalam LKS yang telah dikerjakan oleh siswa dengan benar

No Nis

LKS 1 LKS 2 LKS 3

Total Persentase (%)

A b c d A b a b

1 2

Dari tabel dapat terlihat berapa banyak soal di dalam LKS yang telah dikerjakan masing-masing siswa sehingga peneliti dapat mengambil kesimpulan animasi gambar powerpoint yang digunakan sudah dapat membuat siswa aktif atau belum.

b. Observasi/Pengamatan

Pada lembar pengamatan/observasi kegiatan siswa dilihat dari segi kualitatif, artinya peneliti mengamati secara langsung, kegiatan siswa dalam kelas selama proses pembalajaran berlangsung. Observasi belajar siswa dilakukan setiap pertemuan. Lembaran observasi digunakan untuk melihat keseluruhan hasil observasi pada saat penelitian berlangsung. Hal yang diamati peneliti meliputi seluruh aktivitas siswa dalam kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian dapat dibuat tabel klasifikasi aktivitas siswa dalam kelas.


(69)

49

1) Ranah Psikomotorik

Pengukuran hasil belajar siswa pada ranah psikomotor menggunakan lembar observasi. Penilaian hasil belajar ranah psikomotor dapat dilihat dari skor pada lembar observasi aspek psikomotor yang diperoleh. Persentase perolehan skor pada lembar observasi aspek psikomotorik dikualifikasi untuk menentukan seberapa besar partisipasi dan tangapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran menggunakan media animasi.

Data rata-rata persentase ranah psikomotor siswa diperoleh dari tiap pertemuan pembelajaran setiap pertemuan, ranah psikomotorik siswa dianalisis dengan menggunakan deskriptif kuantitatif, yaitu dengan mencari prosentasi tertinggi pada tiap kategori kemudian diambil rata-rata keseluruhan kategori seluruh siswa berdasarkan pengamatan dari beberapa observer/pengamat dengan kriteria sebagai berikut:

Keterangan :

p = presentase skor hasil observasi kelompok siswa q = jumlah keseluruhan skor yang diperoleh kelompok r = skor maksimal (total skor)


(70)

Tabel. 3.11 Kriteria Hasil Presentase Skor Observasi Kelompok Siswa Aspek Psikomotorik terhadap Pembelajaran Presentase yang diperoleh (%) Keterangan

66,68 ≤ p ≤ 100 Tinggi

33,34 ≤ p ≤ 66,67 Sedang

0 ≤ p ≤ 33,33 Rendah

(Suharsimi, 2007) 2) Ranah Afektif

Pengukuran hasil belajar siswa pada ranah afektif menggunakan lembar observasi. Penilaian hasil belajar ranah afektif dapat dilihat dari skor pada lembar observasi aspek afektif yang diperoleh. Persentase perolehan skor pada lembar observasi aspek afektif dikualifikasi untuk menentukan seberapa besar partisipasi dan tangapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran menggunakan media animasi.

Data rata-rata persentase ranah afektif siswa diperoleh dari tiap pertemuan pembelajaran setiap pertemuan, ranah afektif siswa dianalisis dengan menggunakan deskriptif kuantitatif, yaitu dengan mencari prosentasi tertinggi pada tiap kategori kemudian diambil rata-rata keseluruhan kategori seluruh siswa berdasarkan pengamatan dari beberapa observer/pengamat dengan kriteria sebagai berikut:


(71)

51

Keterangan :

p = presentase skor hasil observasi kelompok siswa q = jumlah keseluruhan skro yang diperoleh kelompok r = skor maksimal (total skor)

Tabel. 3.12 Kriteria Hasil Presentase Skor Observasi Siswa Aspek Afektif terhadap Pembelajaran

Presentase yang diperoleh (%) Keterangan

66,68 ≤ p ≤ 100 Tinggi

33,34 ≤ p ≤ 66,67 Sedang

0 ≤ p ≤ 33,33 Rendah

(Suharsimi, 2007)


(72)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti secara langsung memberikan perlakuan kepada para siswa yang menjadi subjek penelitian. Pemberian perlakuan berupa kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya melalui animasi gambar powerpoint. Penelitian yang dilakukan ini mengambil data dari kelas X-B sebagai kelas kontrol dan Kelas X-C sebagai kelas treatmen di SMA Bopkri 2 Yogyakarta. Kelas X-B berjumlah 23 orang dan X-C berjumlah 23 orang.

Pada pertemuan pertama, peneliti melakukan perkenalan secara singkat serta menjelaskan maksud kehadiran peneliti di kelas dan gambaran kegiatan pembelajaran yang akan mereka lakukan bersama peneliti. Sebelum memberikan treatmen menggunakan metode ceramah pada kelas X-B dan treatmen menggunakan pembelajaran animasi gambar powerpoint pada kelas X-C, terlebih dahulu memberikan pretes kepada siswa. Kegiatan belajar mengajar pada materi pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya dilakukan oleh peneliti sendiri. Proses pembelajaran yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:


(73)

53

Tabel 4.1. Jadwal pelaksanaan penelitian Kelas Treatmen X-C

Tanggal Pelaksanaan Penelitian

Hal yang dilakukan

oleh siswa Waktu

Senin,

04 Februari 2013

Pengadaan pretes oleh peneliti

Siswa mengerjakan soal

pretes 10.15-11.00

Kamis,

07 Februari 2013

Pemberian treatmen menggunakan animasi gambar powerpoint tentang pemantulan cahaya dan memberikan LKS tentang pemantulan cahaya oleh peneliti

Siswa memperhatikan

saat peneliti

menjelaskan materi dan mengerjakan LKS tentang pemantulan cahaya

09.30-11.00

Senin,

11 Februari 2013

PBM pada pokok sub bab pemantulan sempurna dengan pembiasan cahaya dan memberikan LKS tentang pemantulan sempurna dengan pembiasan cahaya oleh peneliti.

Siswa memperhatikan

saat peneliti

menjelaskan materi dan mengerjakan LKS tentang pemantulan sempurna dengan pembiasan cahaya

10.15-11.00

Kamis,

14 Februari 2013

PBM pada sub bab pembiasan cahaya pada lensa dan memberikan LKS tentang pembiasan cahaya pada lensa oleh peneliti.

Siswa memperhatikan

saat peneliti

menjelaskan materi dan mengerjakan LKS tentang pembiasan cahaya pada lensa.

09.30-11.00

Kamis,

21 Februari 2013

Penyelenggaraan postes oleh peneliti

Siswa mengerjakan soal

postes 09.30-11.00

Tabel 4.2. Jadwal pelaksanaan penelitian Kelas kontrol X-B

Tanggal Pelaksanaan Penelitian

Hal yang dilakukan

oleh siswa Waktu

Senin,

04 Februari 2013

Pengadaan pretes oleh peneliti

Siswa mengerjakan soal

pretes 11.00-11.45

Kamis,

07 Februari 2013

Pemberian treatmen menggunakan metode caramah tentang pemantulan cahaya dan memberikan latihan tentang pemantulan cahaya oleh peneliti

Siswa memperhatikan

saat peneliti

menjelaskan materi dan mengerjakan latihan tentang pemantulan cahaya

12.00-13.30

Senin, PBM pada sub bab Siswa memperhatikan 11.00-11.45


(74)

11 Februari 2013 pemantulan sempurna dengan pembiasan cahaya dan memberikan latihan tentang pemantulan sempurna dengan pembiasan cahaya oleh peneliti.

saat peneliti

menjelaskan materi dan mengerjakan latihan tentang pemantulan sempurna dengan pembiasan cahaya Kamis,

14 Februari 2013

PBM pada sub bab pembiasan cahaya pada lensa dan memberikan latihan tentang pembiasan cahaya pada lensa oleh peneliti.

Siswa memperhatikan

saat peneliti

menjelaskan materi dan mengerjakan latihan tentang pembiasan cahaya pada lensa.

12.00-13.30

Kamis,

21 Februari 2013

Penyelenggaraan postes oleh peneliti

Siswa mengerjakan soal

postes. 12.00-13.30

Siswa diberi tes awal (pretes) yang terdiri dari 8 soal uraian dengan alokasi waktu 40 menit. Sub pokok bahasan yang dipelajari yaitu Pemantulan Cahaya dan Pembiasan Cahaya. Selanjutnya pada pertemuan berikut dilaksanakan proses belajar mengajar dengan materi yang digunakan dalam penelitian yaitu Pemantulan Cahaya dan Pembiasan Cahaya.

Kegiatan pembelajaran menggunakan animasi gambar powerpoint yang dilakukan peneliti telah selesai, maka selanjutnya peneliti mengadakan evaluasi untuk melihat apakah penggunaan animasi gambar powerpoint dalam pembelajaran pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dengan memberikan postes. Siswa diberi waktu 80 menit untuk menyelesaikan soal postes dari pukul 12.00-13.20. Soal postes yang diberikan sama dengan soal pretes yaitu terdiri dari 8 soal uraian di mana soal-soal tersebut diambil dari materi yang telah diajarkan pada saat penelitian.


(75)

55

B. Data Penelitian dan Analisis

1. Keaktifan Belajar Siswa Pada Kelas Eksperimen

a. Menghitung Jumlah Jawaban Dari Pertanyaan di Dalam LKS yang

Telah Dikerjakan oleh Siswa pada Kelas Eksperimen

Untuk mengetahui sejauh mana keaktifan belajar siswa, dilakukan perhitungan berapa banyak pertanyaan soal di dalam LKS yang telah dikerjakan oleh siswa dengan benar. Hasil perhitungan banyaknya soal di dalam LKS yang telah dikerjakan siswa dengan benar dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Hasil perhitungan total dalam LKS yang telah dikerjakan oleh siswa

No Nis LKS 1 LKS 2 LKS 3 Total Persentase

(%)

a b c d E a B a B

1 14451 - - - 0 0

2 14452 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100

3 14453 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100

4 14454 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 88.89

5 14455 - - - 0 0

6 14456 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100

7 14457 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100

8 14458 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100

9 14459 - - - 1 1 1 1 4 44.44

10 14460 - - - 0 0

11 14461 - - - 0 0

12 14462 - - - 0 0

13 14463 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 88.89

14 14464 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100

15 14465 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100

16 14466 - - - 0 0

17 14468 1 1 1 1 1 - - - - 5 55.56

18 14469 - - - 1 1 1 1 4 44.44

19 14470 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100


(76)

20 14471 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 88.89

21 14472 1 1 1 1 1 - - - - 5 55.56

22 14473 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100

23 14474 - - - 1 1 1 1 4 44.44

Dengan keterangan:

(1): Siswa menyelesaikan soal dengan benar. (0): Siswa menyelesaikan soal namun salah. (-) : Siswa tidak menyelesaikan soal sama sekali.

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa sebagian besar siswa dalam kelas mengerjakan soal dalam LKS dengan benar. Dapat terlihat juga bahwa 9 siswa mengerjakan LKS dengan benar dan 6 siswa yang tidak mengerjakan soal, hal ini dikarenakan tidak masuk sekolah dan sakit serta mengikuti kegiatan di luar kelas. Selain itu juga ada 3 orang siswa yang mengerjakan 8 soal dalam LKS, selanjutnya ada 3 orang siwa yang hanya mengerjakan 5 soal dan 3 orang mengerjakan 4 soal saja.

b. Observasi pada Kelas Eksperimen

Siswa kelas X adalah siswa yang sedang menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat mereka belajar di mana mereka memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi, namun kadang kala kebiasaan mereka pada saat di SMP masih terbawa di SMA. Pada awal kegiatan pembelajaran siswa dalam keadaan siap untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat ketika guru memasuki kelas, siswa tertib dan duduk di tempat duduk


(1)

205

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

206

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

207

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

208

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

209

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

210

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

Optik

3 18 120

PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN PEMBIASAN CAHAYA TERINTEGRASI KARAKTER DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

4 40 183

Pengaruh metode eksperimen terbimbing dan perbedaan gender terhadap prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Klaten dalam materi pembiasan cahaya pada lensa.

1 1 174

Peningkatan prestasi belajar fisika siswa pada pokok bahasan pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya melalui animasi gambar Powerpoint pada kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

0 2 232

Makalah Fisika Pemantulan Cahaya pada M

0 2 6

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar Fisika dalam sub pokok bahasan pemantulan dan pembiasan cahaya pada siswa kelas X SMA Nation Star Academy Surabaya - Widya Manda

0 0 19

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar Fisika dalam sub pokok bahasan pemantulan dan pembiasan cahaya pada siswa kelas X SMA Nation Star Academy Surabaya - Widya Manda

0 0 61

Pembelajaran fisika menggunakan model inteligensi ganda yang konstruktivis dalam pokok bahasan pemantulan dan pembiasan cahaya pada siswa kelas X6 SMA N 2 Yogyakarta - USD Repository

0 0 212

PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS WEB PADA POKOK BAHASAN HUKUM PEMANTULAN DAN PEMBIASAN CAHAYA

0 0 144

PENGARUH METODE DISCOVERY TERHADAP PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATERI PEMANTULAN CAHAYA SISWA KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA TAHUN 2011-2012 Skripsi

0 0 158