PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI WACANA PLURALITAS KEBERAGAMAAN DI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO KEC TUNTANG KAB SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI

  

PENANAMAN NILAI-NILAI

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI

WACANA PLURALITAS KEBERAGAMAAN

DI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO

KEC TUNTANG KAB SEMARANG

TAHUN 2014

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

AULIA ULFA DEWI

  

NIM 11110167

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEG

ERI (IAIN) SALATIGA

2015

  

MOTTO

ْمِهِسُفْ نَأِب اَم اوُِّيَِغُ ي َّتََّح ٍمْوَقِب اَم ُِّيَِغُ ي لا ََّللَّا َّنِإ

  ...Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri..(Ar- Ra’ad 11)

  

PERSEMBAHAN

  Kubingkiskan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangi.

  &

  Kedua orang tuaku Bapak Mahrur Fauzie & Ibu Isroiyah peneduh jiwaku yang selalu memberikan dukungan, cinta kasih, sayang,dan do‟a yang selalu tercurah untuk penulis hingga takmungkin dapat terbalas. Dengan karya ini semoga memberikan sedikit kebahagiaan.

  &

  Adik-adikku, Alfian Setyo Haryono dan M. Agung Wahibul Huda terimakasih atas do‟a kalian, tekunlah dalam menimba ilmu semoga kalian dapat meraih cita-cita yang diimpikan.

  &

  Seluruh keluarga besar Bani Trmudi Conciliatory‟s Fam yang memberikan dukungan pada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi selalu ada kehangatan dan kerukunan ketika berkumpul bersama.

  &

  Bapak KH. Mahfud Ridwan, Lc dan Ibu Hj. Nafisah yang selalu membimbing serta memberikan nasehatnya sehingga mampu memberikan keteduhan dan kedamaian ketika penulis belajar untuk hidup mandiri. Semoga Allah memanjangkan usia yang senantiasa dalam kesehatan dan ketaqwaan.

  &

  Dr. Mukti Ali, M.Hum selaku dosen pembimbing yang dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis, terimakasih telah membantu membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi. Semoga ilmu yang engkau berikan akan senantiasa bermanfaat.

  &

  Keluarga besar Pondok Pesantren Edi Mancoro terkhusus santri putri yang telah menemani hari-hari mengukirkan cerita serta mengajarkan indahnya kebersamaan dalam belajar mandiri.

  &

  Teman-teman satuangkatan dan seluruh keluarga besar Racana Kusuma Dilaga Woro Srikandhi dengan canda tawa dan kebersamaan dari sini penulis belajar untuk berorganisasi yang telah memberi warna, pengalaman, kebahagiaan. Keceriaan hingga mengerti apaitu loyalitas.

  &

  Mbak Upla, , Mb Henni, Mb Aini, Ana, Zaty,Vita, Lilis, dan Aminah terima kasih atas bingkaian kehangatan dan kebersamaan dalam canda tawa yang telah mengajarkkan akan arti sebuah persahabatan dan kesetiakawanan. Tiada hari yang indah tanpa kalian semua.

  &

  Teman-teman angkatan 2010 terhusus PAI E yang telah berbagi keceriaan, melewati suka dan duka selama berada berada di IAIN SALATIGA.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam Melalui Wacana Pluralitas Kebeagamaan Di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Kec. Tuntang, Kab. Semarang Tahun 2014

  ”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, tidak akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di Pondok Pesantren Edi Mancoro 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku Kepala Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.

  4. Bapak Dr. Mukti Ali, M.Hum selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing, memberikan nasehat, arahan, serta masukan-masukan yang sangat membangun dalam penyelesaian tugas akhir ini.

  5. Seluruh dosen dan petugas admin Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah dan penelitian berlangsung.

  6. Bapak Mahrur Fauzie dan Ibu Isroiyah tercinta yang telah mencurahkan pengorbanan dan do‟a restu yang tiada henti bagi keberhasilan studi penulis.

  7. Saudara-saudara, serta teman-teman yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan tugas-tugas penulis selanjutnya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan pada umumnya.

  Amin ya robbal ‟alamin Salatiga, 11 Februari 2015

  Penulis Aulia Ulfa Dewi

  NIM: 111 10 167

  

ABSTRAK

  Dewi, Aulia Ulfa. 2015. Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam melalui

  wacana pluralitas keberagamaan di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Kec. Tuntang, Kab. Semarang 2014 . Skripsi. Jurusan

  Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Mukti Ali, M. Hum.

  Kata Kunci: Pendidikan Agama Islam, Pluralitas

  Penelitian ini membahas mengenai penanaman nilai-nilai Pendidikan Agama Islam melalui wacana pluralitas keberagamaan di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Kec. Tuntang, Kab. Semarang 2014. Fokus Penelitian yang akan dikaji adalah: 1. Bagaimana bentuk penanaman nilai-nilai Pendidikan Agama Islam yang ada di Pondok Pesantren Edi Mancoro. 2. Bagaimana nilai- nilai Pendidikan Agama Islam melalui wacana pluralitas keberagamaan yang ada di Pondok Pesantren Edi Mancoro

  Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, maka kehadiran peneliti di lapangan sangat penting. Peneliti bertindak langsung sebagai instrument dan sebagai pengumpul data hasil observasi yang mendalam serta terlibat aktif dalam penelitian. Data yang berbentuk kata-kata diperoleh dari para informan, sedangkan data tambahan berupa dokumen. Analisa data dilakukan dengan cara menelaah data yang ada, lalu melakukan reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan dan tahap akhir dari analisa data ini mengadakan keabsahan data dengan menggunakan ketekunan pengamatan triangulasi.

  Temuan penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa penanaman nilai- nila Pendidikan Agama Islam di Edi Mancoro melalui wacana pluralitas keberagamaan yang ada merupakan sebuah trobosan baru. Bentuk penanaman yang ada dilaksanakan dengan melibatkan santri dengan adanya diskusi dan kunjungan yang ada dari lembaga maupun orang yang non muslim. Dapat disimpulkan dengan adanya kegiatan-kegiatan pluralis yang ada menanaman nilai pada santri antara lain; 1.Pengakuan adanya kemajemukan, 2.Menghargai persamaan, 3.Sikap toleransi, 4.Rasa kemanusiaan.

  DAFTAR ISI

  LEMBAR BERLOGO ......................................................................................................... i JUDUL ................................................................................................................................. ii PERTANYAAN KEASLIAN SKRIPSI .............................................................................. iii PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................................ iv PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................................... v MOTTO................................................................................................................................ vi PERSEMBAHAN ................................................................................................................ vii KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ix ABSTRAK ........................................................................................................................... x DAFTAR ISI ........................................................................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ xvi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... xvii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................ 1 B. Fokus Penelitian ........................................................................................................ 6

  C. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 6

  7. Pengecekan Keabsahan Data.......................................................................... 14

  3. Tujuan Pendidikan Agama Islam ......................................................................... 27

  2. Dasar Pendidikan Agama Islam ........................................................................... 23

  1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ................................................................... 18

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Agama Islam

  G. Sistematika Penulisan .......................................................................................... 16

  8. Tahap-tahap Penelitian ................................................................................... 15

  6. Analisis Data .................................................................................................. 13

  D. Kegunaan Penelitian ............................................................................................ 7

  5. Prosedur Pengumpulan Data .......................................................................... 12

  4. Sumber Data ................................................................................................... 11

  3. Lokasi Penelitian ............................................................................................ 11

  2. Kehadiran Peneliti .......................................................................................... 11

  1. Pendekatan dan Jenis Penelitian..................................................................... 10

  F. Metode Penelitian

  E. Penegasan Istilah ................................................................................................. 7

  4. Metode Pendidikan Agama Islam ........................................................................ 28

  B. Pluralitas

  1. Pengertian Pluralitas Keberagamaan.................................................................... 33

  2. Sejarah Pluralitas .................................................................................................. 37

  3. Islam dan Pluralitas Agama ................................................................................. 41

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Edi Mancoro

  1. Letak Geografis .................................................................................................... 49

  2. Sejarah Pondok Pesantren Edi Mancoro .............................................................. 50

  3. Profil Pondok Pesantren Edi Mancoro ................................................................. 54

  4. Visi, Misi, Tujuan, dan garis perjuangan ............................................................. 59

  5. Unsur-unsur Pesantren ......................................................................................... 63

  B. Model Pendidikan Pondok Pesantren Edi Mancoro

  1. Kurikulum Pesantren ............................................................................................ 66

  2. Sistem Pendidikan ................................................................................................ 68

  3. Pengajar atau Ustad .............................................................................................. 73

  C. Jenis Kegiatan Yang Berhubngan dengan Pluralisme ............................................... 74

  D. Temuan Hasil Penelitian ........................................................................................... 78

  BAB IV PEMBAHASAN A. Bentuk Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam ........................................ 85 B. Wacana Pluralitas yang ada di Pondok Pesantren Edi Mancoro ............................... 86 C. Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam melalui wacana pluralitas keberagamaan yang ada di Pondok Pesantren Edi Mancoro ..................................... 89

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan................................................................................................................ 98 B. Saran .......................................................................................................................... 99 DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP PENULIS LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Daftar Pustaka 2. Riwayat hidup penulis 3. Nota pembimbing skripsi 4. Surat permohonan izin melakukan penelitian 5. Surat keterangan melakukan penelitian 6. Deskripsi wawancara 7. Lembar konsultasi 8. Foto Kegiatan 9. Surat Keterangan Kegiatan

  DAFTAR GAMBAR i. Diskusi dengan para calon room ii.

  Kegiatan malam jum‟at iii. Kunjungan dari ueu visiting iv. Diskusi Lintas agama v. Peserta diskusi lintas agama vi. Sorogan kitab vii. Kunjungan dari faster dari universitas sanata darma viii.

  Ro‟an Pondok

  PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

  Agama merupakan sebuah landasan bagi seseorang dalam hidup di dunia. Agama memberikan arahan pada manusia dalam berperilaku baik dengan tuhannya, dirinya sendiri maupun dengan sesamanya. Pada hakikatnya manusia hidup di dunia ini membutuhkan agama, sebab agama manjadi pembimbing dan penunjuk arah/haluan. Meski kenyataan dimasyarakat ada banyak pertentangan yang terjadi dengan agama akan tetapi, agama tetap memberikan ketentraman bagi pemeluknya. Menurut Komarudin Hidayat seperti yang dikutip oleh Syafaat (2008:171-172) menyatakan betapa pentingnya agama meski kekuatan yang sinis dan anti agama masih tetap hidup dan berkembang, tetapi ternyata para rezim dan beberapa ideologi anti agama tidak pernah memenagkan pertempuran.

  Mungkin hal tersebut disebabkan amunisi mereka semakin lama semakin menipis, sementara agama tetap hidup di muka bumi.

  Pentingnya agama bagi kehidupan menjadikan agama perlu untuk dikembangkan dan ditanamkan pada generasi muda. Penanaman nilai-nilai yang ada dalam agama dapat dilakukan lewat pembinaan atau pengajaran secara intensif. Melalui pendidikan keagamaan nilai-nilai yang ada dalam masing-masing agama dapat tersalurkan dan tertanam bagi setiap pemeluk agama tersebut.

  Dewasa ini, pentingnya agama bagi kehidupan manusia bagaikan pentingnya pendidikan terutama di Indonesia. Seseorang yang tidak memiliki agama seakan ia tidak memiliki pegangan yang dapat menjadikan dasar dalam kehidupan. Sehingga dalam bertindak ia tidak memiliki rambu-rambu sebagai patokan hidup.

  Pentingnya agama dalam hidup ini dapat dikembangkan bersama melalui pendidikan. Lewat pendidikan penanaman nilai-nilai agama dapat dilakukan lebih maksimal dengan menyertakanknya dalam proses pembelajaran yang ada.

  Agama yang ada di dunia ini sangatlah beragam. Ragam keyakinan dan agama yang ada menuntut untuk dapat hidup berdampingan bagi umatnya. Di Indonesia salah satunya, ragam budaya, suku dan agama yang ada dituntun menjaga kerukunan dan ketentraman dengan sikap rasa saling menghargai dengan adanya perbedaan yang ada. Sebagaimana Al-Qur ‟an dalam surat Al-Hujurat ayat 13:

  َأ اَي اًبوُعُش ْمُكاَنْلَعَجَو ىَثْ نُأَو ٍرَكَذ ْنِم ْمُكاَنْقَلَخ اَّنِإ ُساَّنلا اَهُّ ي

ٌميِلَع ََّللَّا َّنِإ ْمُكاَقْ تَأ َِّللَّا َدْنِع ْمُكَمَرْكَأ َّنِإ اوُفَراَعَ تِل َلِئاَبَ قَو

ٌيِِبَخ

  “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal ”.

  Allah telah menerangkan bahwa manusia diciptakan dalam bentuk yang berbeda-beda dan bersuku-suku bangsa, ini jelas bahwa Islam mengajarkan untuk bisa menerima pluralisme. Nurcholish Madjid menjelaskan sikap menerima pluralisme sebagaimana yang dikutip Siti Nadroh (1999:35)

  “Islam mengajarkan pada kita agar pluralitas karena itu adalah Sunnah Allah, Allah telah menciptakan segala sesuatu beranekaragam ”.

  Mengutip ajaran Kristiani yang dinyatakan dalam Kitab Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama, Bambang Ruseno seorang pendeta dari Malang masih yakin bahwa hakikat agama yang benar adalah bukan manusia untuk agama melainkan agama untuk manusia. Agama dikaruniakan Allah untuk mensejahterakan manusia dan dunia (Zainuddin, 2010:190). Oleh karena itu, keragaman agama yang ada sebagai sarana mencapai kesejahteraan antara umat manusia di dunia.

  Fakta pluralisme yang ada di Indonesia tidak dapat dipungkiri. Seringkali perbedaan keyakinan dijadikan alasan terjadinya perseturuan antar kelompok beda keyakinan. Atas dasar itu Indonesia tidak menggambil bentuk

  “negara agama” yang berlandaskan pada agama tertentu, dan tidak pula mengambil bentuk “negara sekuler”, yang memisahkan agama dari urusan negara, melainkan memformat dirinya sebagai

  “negara pancasila” (Saerozi, 2004:1). Dengan format ini negara tidak identik dengan agama tertentu, tetapi negara juga tidak melepas agama dari urusan negara (Sukarja, 1995:146). Adanya pluralitas ini justru dapat digunakan untuk belajar, saling bertukar informasi antar pemeluk agama yang berlainan. Adanya diskusi yang terjadi akan menjadikan masing-masing pemeluk agama tidak tabu lagi dengan salah satu agama terlebih jika dilakukan di pesantren. Selain itu hal tersebut dapat menjawab semua pertanyaan yang mengepal dalam pikiran karena selama ini pesantren dianggap lembaga pendidikan yang bercorak “ekslusif” yang sulit untuk menerima perbedaan agama. Menjadi salah satu hal yang berbeda jika diskusi antaragama ditemukan di pondok pesantren. Tempat yang sangat identik dengan pembelajaran mendalam mengenai agama Islam ternyata juga dijadikan tempat bertukar informasi dan kebiasaan antar pemeluk agama.

  Saat ini adanya pengenalan budaya pluralisme dan multikulturalisme juga mulai ada di beberapa pondok pesantren yang ada di Indonesia. Baik di daerah yang sebagian terdapat masyarakat yang plural maupun yang disekelilingnya kebanyakan kaum muslim. Tidak hanya di pesantren yang bercorak modern tapi juga pesantren yang bercorak tradisonal.

  Dari data yang penulis peroleh dari (http://ahmadalim.blogspot .com/2010/02/agenda-liberalisasi-pesantren-di.html, diakses 14 Oktober 2014 pukul 08.20 wib), ada beberapa pondok pesantren yang terkenal dengan pluralitas dan multikulturalnya antara lain. Dari Jawa Barat: Pondok Pesantren Ciganjur atau sering dikenal orang dengan pesantren GUSDUR terletak di Ciganjur Jawa Barat. Kemudian Pondok Pesantren Darut Tauhid Cirebon asuhan KH. Husein Muhammad. Di Yogyakarta yang terkenal yaitu, Pondok Pesantren Al-Qodir terletak di Tanjung Wukirsari, Cangkringan, Sleman dan Pesantren Budaya Ilmu Giri atau yang lebih dikenal dengan Pesantren KH. Nasruddin Anshoriy terletak di Imogiri, Bantul. Sedangkan dari Jawa Timur ada Pondok Pesantren Rodlotul Thalibin Rembang asuhan KH. Musthafa Bisri.

  Salah satu pondok pesantren yang dijadikan tempat kunjungan dalam bertukar informasi antar agama yaitu Pondaok Pesantren Edi Mancoro yang terletak di Semarang, Jawa Tengah. Di pesantren ini sering ada kunjungan yang dilakukan oleh tamu dari luar kota ataupun luar negeri dari berbagai agama yang berbeda. Kedatangan para tamu yang datang untuk berdiskusi menjadi hal yang berbeda bagi santri yang ada. Dengan adanya diskusi ini menjadi nuansa yang tak lazim di temukan di pesantren.

  Selain adanya kunjungan tersebut, di Pondok Pesantren Edi Mancoro juga sering ada kajian diskusi lintas agama dengan mendatangkan tokoh- tokoh dari agama lain beserta pemeluknya untuk berdiskusi dan saling bertukar informasi. Dengan adanya diskusi yang dilakukan justru memperkaya wawasan keagamaan santri dan pemeluk agama lain dengan mengenal nilai-nilai religius yang ada dari masing-masing agama.

  Berangkat dari paparan di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul "Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam Melalui Wacana Pluralitas Keberagamaan di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Kec. Tuntang, Kab. Semarang tahun 2014”

B. Fokus Penelitian

  Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan diatas, maka fokus penelitian sebagi berikut:

  1. Bagaimana bentuk penanaman nilai-nilai Pendidikan Agama Islam yang ada di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Kec. Tuntang, Kab. Semarang tahun 2014? 2. Bagaimana wacana pluralitas yang ada di Pondok Pesantren Edi

  Mancoro Gedangan, Kec. Tuntang, Kab. Semarang 2014? 3. Bagaimana nilai-nilai Pendidikan Agama Islam melalui wacana pluralitas keberagamaan yang ada di Pondok Pesantren Edi Mancoro

  Gedangan, Kec. Tuntang, Kab. Semarang tahun 2014? C.

   Tujuan Penelitian

  Berdasarkan fokus penelitian yang telah dirumuskan maka, penelitian ini bertujuan:

  1. Untuk mengetahui bentuk penanaman nilai-nilai Pendidikan Agama Islam yang ada di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Kec.

  Tuntang, Kab. Semarang tahun 2014.

  2. Untuk mengetahui wacana pluralitas yang ada di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Kec. Tuntang, Kab. Semarang 2014 3. Untuk mengetahui nilai-nilai Pendidikan Agama Islam melalui wacana pluralitas keberagamaan yang ada di Pondok Pesantren Edi Mancoro

  Gedangan, Kec. Tuntang, Kab. Semarang tahun 2014.

D. Kegunaan Penelitian

  Dari hasil penelitian yang dilakukan, penulis berharap nantinya akan memberikan manfaat yaitu:

  1. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat wawasan untuk pengembangan ilmu pengetahun khususnya dalam bidang

  Pendidikan Agama mengenai pluralitas beragama sehingga dapat disesuaikan dengan kehidupan yang plural ini.

  2. Secara Praktis Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan praktis yang bias dijadikan oleh para pembimbing khususnya pengasuh pondok pesantren dalam membimbing Pendidikan Agama Islam.

E. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman, penulis akan menjelaskan beberapa kata yang ada pada judul penelitian yaitu:

1. Nilai

  Nilai dapat berarti sifat-sifat (hal-hal) yang peting atau berguna bagi kemanusiaan (Poerwadarminta, 1999:667). Dalam garis besarnya nilai hanya ada tiga macam, yaitu nilai benar/salah, nilai baik/buruk, dan nilai indah-tidak indah. Nilai benar salah menggunakan kriteria benar atau salah dalam menetapkan nilai. Nilai ini digunakan dalam ilmu(sains), semua filsafat kecuali etika madzab tertentu. Nilai baik buruk menggunakan kriteria baik atau buruk dalam menetapkan nilai. Nilai ini digunakan hanya dalam etika. Adapun menetapkan nilai seni, baik seni gerak, seni suara, seni lukis, maupu seni pahat(Ahmadi, 2010:50).

  Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa nilai adalah sifat- sifat yang melekat pada sesuatu yang sangat berarti bagi kehidupan manusia yang dapat dijadikan petunjuk mengenai hal yang diangap benar dan salah, baik dan buruk, serta sesuatu yang indah dan tidak indah dalam kehidupan sehari-hari.

  2. Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam menurut Sahilun A. Nasir seperti yang dikutip oleh Syafaat(2008:15) adalah suatu usaha yang sistematis dan pragmatis dalam membimbing anak didik yang beragama Islam dengan cara yang sedemikian rupa, sehingga ajaran-ajaran Islam itu benar-benar dapat menjiwai, menjadi bagian yang integral dalam dirinya. Sehingga ajaran Islam itu benar-benar dipahami, diyakini kebenarannya, diamalkan menjadi pedoman hidupnya, menjadi pengontrol terhadap perbuatan, pemikiran dan sikap mental. Jadi Pendidikan Agama Islam adalah proses pengajaran, bimbingan dan asuhan yang dilakukan sesuai dengan ajaran agama Islam.

  3. Pluralisme Pluralisme adalah kemajemukan yang di dasari oleh keutamaan

  (keunikan) dan kekhasan (Imarah, 1999:9). Sedangkan menurut Ali (2006:4) pluralisme adalah “realita fundamental yang bersifat jamak” selain itu ia juga mendefinisikan pluralisme sebagai sebuah faham tentang keberagamaan cara pandang untuk mengatakn bahwa segala sesuatunya adalah jamak dan beragam. Sedangkan pluralisme agama adalah suatu paham yang mengatakan bahwa semua agama itu sama dan benar (Zainuddin, 2010: 4).

4. Pondok Pesantren

  Pondok berasal dari bahasa arab funduq yang berarti hotel, asrama, rumah, dan tempat tinggal sederhana. Sedangkan pesantren berasal dari kata santri, dengan awalan pe dan akhiran an yang berarti tempat tinggal para santri. Menurut Nurcholish Madjid santri adalah kelas literary bagi orang Jawa yang berusaha mendalami agama melalui kitab-kitab bertuliskan dan berbahasa Arab (Yasmadi, 2005:61-62). Di Indonesia istilah pesantren lebih popular dengan sebutan pondok pesantren. Jadi pondok pesantren adalah tempat tinggal bagi orang- orang yang sedang mendalami agama khususnya Agama Islam.

F. Metode Penelitian

  Metode penelitian dibagi menjadi tujuh tahap, yaitu: 1.

  Pendekatan dan jenis penelitian

  Untuk memperoleh data mengenai nilai-nilai Pendidikan Agama Islam melalui wacana pluralitas keberagamaan di Pondok Pesantren Edi Mancoro diperluhkan pengamatan yang mendalam.

  Pada penelitian ini penulis mengunakan jenis pendekatan kualitatif.

  Pendekatan kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara- cara lain dari kualifikasi (pengukuran) (Ghani, 1997:11). Sedang menurut Taylor dalam Moleong (2002:3) penelitian kualitatif adalah sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripti berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

  Dapat dipahami dari pendapat yang dikemukakan bahwa penelitian kualitatif merupakan sebuah penelitian yang menghasilkan data tertulis. Sedangkan jenis penelitian yang di gunakan oleh penulis adalah diskripsi. Penelitian diskripsi menurut Suryabrata(1998:19) adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (uraian, paparan) mengenai situasi kejadian- kejadian. Sedangkan tujuan penelitian diskriptif adalah untuk mengambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat

  

research dilakukan dan untuk memeriksa sebab-sebab dari suatu

gejala tertentu (Umar, 1999:29).

  Berdasarkan dengan pengertian di atas pendekatan kualitatif yang dimaksud yaitu pendekatan yang dilakukan untuk mendiskripsikan atau menjelaskan kejdian yang ada pada saat penelitian berlangsung.

  2. Kehadiran Peneliti Kehadiran peneliti dilapangan sangat penting karena, disini peneliti bertindak sebagai instrument langsung dan pengumpul data dari hasil observasi yang dilakukan serta terlibat aktif dalam penelitian.

  3. Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Edi

  Mancoro Dusun Bandungan, Desa Gedangan, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang pada tahun 2014.

  4. Sumber data Menurut Lofland yang dikutip oleh Moleong(2000:112), sumber data dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Data dalam penelitian ini adalah semua data yang diipertoleh dari informan yang diangap penting dan juga dihasilkan dari dokumentasi yang menunjang. Data yang penulis gali berasal dari unsur-unsur yang terkait dengan judul yang diteliti. Diantaranya pengasu, ketua yayasan, santri, dan ustadz di Pondok Pesantren Edi Mancoro.

5. Prosedur Pengumpulan Data

  Agar sebuah kajian ilmiah dapat disajikan secara sistematis, maka langkah yang perlu dilakukan adalah menentukan seperangkat metode yang sesuai dengan objek dan karakteristik matrial yang diangkat. Agar penelitian menjadi rasional dan terarah maka peneliti mengunakan teknik-teknik pengumpulan data seperti: a.

  Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.

  Menurut Nawawi(1990:100) observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Metode ini digunakan penulis sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil observasi yang secara langsung ke Pondok Pesantren Edi Mancoro. Metode ini juga di gunakan untuk mengamati penanaman nilai-nilai Pendidikan Agama Islam yang ada di Pondok Pesantren Edi Mancoro melalui Pluralitas Keberagamaan yang ada.

  b.

  Wawancra atau Interview

  Wawancara identik dengan pengumpulan data dengan bertanya langsung pada narasumber. Menurut Nawawi (1990:111) Interview adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan pertanyaan secara lisan, untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari wawancara adalah kontak langsung atau tatap muka antara penulis dengan narasumber informasi.

  c.

  Dokumen Dokumen terdiri dari kata-kata dan gambar yang telah direkam tanpa campur tangan pihak peneliti. Dokumen tersebut tersedia dalam bentuk tulisan, catatan, suara, dan gambar (Daymon, 2008: 3) metode ini digunakan untuk memperluas pengamatan dan penggumpulan data.

6. Analisis data

  Menurut Suprayogo(2001:192) kegiatan analisis data selama pengumpulan data dapat dimulai setelah peneliti memahami fenomena sosial yang sedang diteliti dan setelah mengumpulkan data yang dapat dianalisis. Sedangkan menurut Muhadjir (1994:104) menyatakan, analisis data merupakan upaya untuk mencapai dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman penelitian tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Kegiatan analisis selama penulis mengumpulkan data meliputi: a.

  Menetapkan fokus penelitian b.

  Penyusunan temuan-temuan sementara berdasarkan data yang telah terkumpul c.

  Pembuatan rencana pengumpulan data berikutnya berdasarkan temuan-temuan pengumpulan data sebelumnya.

  d.

  Pengembangan pertanyaan-pertanyaan analitik dalam rangka pengumpulan data berikutnya e.

  Penetapan sasaran-sasaran pengumpulan data berikutnya Setelah data terkumpul maka selanjutnya adalah tahap menganalisis data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data serta menarik kesimpulan (verifikasi) (Milles, 1992:16-18).

  Dengan demikian, penulis akan menunjukkan laporan penelitian yang berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan tersebut. Data yang penulis sajikan mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, dan sebagainya.

7. Pengecekan keabsahan data

  Untuk keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dalam menggunakan kriteria kreadibilitas. Hal ini dimaksudkan untuk membuktikan bahwa apa yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan kenyataan yang ada dalam latar penelitian. Metode yang digunakan dalam pengecekan keabsahan data yaitu: a.

  Triangulasi sumber Yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda.

  b.

  Triangulasi metode Yaitu pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan beberapa sumber data dengan metode yang sama (Moleong, 2002:178).

8. Tahap-tahap penelitian

  Menurut Moloeng (2002:84-105) tahap-tahap penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut: a.

  Tahap pra lapangan 1)

  Mengajukan judul penelitian 2)

  Menyusun proposal penelitian 3)

  Konsultasi penelitian kepada pembimbing b. Tahap pekerjaan lapangan

  1) Persiapan diri untuk memasuki lapangan

  2) Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus penelitian

  3) Pencatatan data yang telah dikumpulkan c.

  Tahap analisis data 1)

  Penemuan hal-hal yang penting dari data penelitian 2)

  Pengecekan keabsahan data G.

   Sistematika Penulisan

  Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengajukan pembahasan dari beberapa bab yang berisi keterkaitan tentang studi kasus yang penulis teliti. Penulis memberikan gambaran sebagai berikut:

  BAB 1 berisi pendahuluan, yang memuat: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah dan metode penelitian. Metode penelitian berisi: pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisi data, pengecekan keabsahan data, tahap-tahap penelitian, dan sistematika penulisan.

  BAB II berisi tentang kajian pustaka,merupakan bagian yang menjelaskan landasan teori yang berhubungan dengan penelitian yang memuat mengenai pengertian, dasar, tujuan, metode Pendidikan Agama Islam, pengertian pluralitas keberagamaan, sejarah pluralitas, ialam dan pluralitas agama.

  BAB III berisi paparan data dan temuan peneliti menjelaskan tentang gambaran umum pondok pesanteren edi mancoro (letak geograis, sejarah, profil, visi, misi, tujuan, garis perjuangan, unsur pesantren, dan model pendidikan. Serta melaporkan hasil temuan penelitian yang ada tentang bentuk kegiatan plural yang ada di pesantren edi mancoro, serta nilai

  • –nilai Pendidikan Agama Islam yang ada.

  BAB IV merupakan pembahasan hasil penelitian di lapangan yang dipaparkan dalam bab III. Pembahasan dilakukan untuk menjawab masalah penelitian yang diintegrasikan ke dalam kumpulan pengetahuan yang sudah ada dengan jalan menjelaskan temuan penelitian dalam konteks khasanah ilmu.

  Bab V merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari pembahasan hasil penelitian dan saran-saran dari penulis sebagai sumbangan pemikiran berdasarkan teori dan hasil penelitian yang telah diperoleh dan daftar pustaka.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam merupakan kata majemuk yang terdiri

  dari kata pendidikan, agama dan Islam. Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata didik, dengan diberi awalan “pe” dan akhiran “an”, yang berarti proses pengubahan sikap dalam mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.

  Sedangkan arti mendidik itu sendiri adalah memelihara dan memberi latihan(ajaran) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan dipandang sebagai faktor penting dalam menumbuhkan kesadaran nilai-nilai kehidupan.

  Kata “Islam” dalam “Pendidikan Agama Islam” menunjukkan suatu makna tersendiri yakni pendidikan yang berdasarkan dengan Agama Islam. Menurut Hasan Langgulung yang dikutip oleh Nata(2010:28) pendidikan adalah suatu proses yang mempunyai tujuan yang biasanya diusahakan untuk menciptakan pola-pola tingkah laku tertentu pada anak-anak atau orang yang sedang dididik. Sedangkan Menurut pendapatnya Ahmad Tafsir deinisi pendidikan menurut Islam adalah keseluruhan pengertian yang terkandung dalam istilah

  ta’lim, tarbiyah dan at- ta’dib. Menurut Abdurrahman Al-Nawawi yang dikutip Tafsir (2008:29) merumuskan definisi pendidikan justru dari kata at-tarbiyah.

  Dari segi bahasa, menurut pendapatnya, kata at-tarbiyah berasal dari tiga kata yaitu: pertama, kata rabba-yarbu-tarbiyatan yang berarti bertambah, bertumbuh, seperti yang terdapat didalam Al-

  Qur‟an Surat Ar-Rum ayat 39. Maka kata At-Tarbiyah bias berarti proses menumbuhkan dan mengembangkan apa yang ada pada diri peserta didik baik secara fisik, sosial maupun spiritual; kedua, kata rabaa-

yarbi-tarbiyatan yang berarti tambah dan menjadi besar atau dewasa.

  Dengan mengacu kata yang kedua itu maka tarbiyah berarti usaha menumbuhkan dan mendewaskan peserta didik baik secara fisik, sosial, maupun spiritual; ketiga, dari kata rabba-yarubbu-tarbiyatan yang berarti memperbaiki, menguasai urusan, menuntun, menjaga, mememlihara. Maka kata tarbiyah berarti usaha memelihara, mengasuh, merawat, memperbaiki dan mengatur kehidupan peserta didik, agar dapat survive lebih baik dalam hidupnya.

  Sedang kata at-

  ta’lim memiliki makna doktrinasi pengetahuan,

  pemahaman, pengertian, tanggung jawab, dan penanaman amanah. At-

  

ta’lim merupakan tranmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa

  individu tanpa ada batasan dan ketentuan tertentu. Sehingga terjadi

  

tazkiyah an-nafs (penyucian diri atau pembersihan diri) diri manusia

  dari segala kotoran dan menjadikan diri manusia itu berbeda dalam kondisi yang memungkinkan untuk menerima al-hikmah serta mempelajari segala apa yang bermanfaat baginya dan yang tidak diketauinya. Kata at-

  ta’lim dalam arti pengajaran banyak digunakan

  untuk kegiatan pendidikan yang bersifat non formal. Pengertian tersebut menunjukkan at-

  ta’lim memiliki ruang lingkup yang lebih luas dari pada kata at-tarbiyah.

  Kata at-

  ta’dib berasal dari kata addaba-yuaddibu-ta’diban

  yang dapat berarti beradab, bersopan santun, tata karma, budi pekerti, adab, akhlak, moral dan etika. Melalui kata at-

  ta’dib menjadikan

  pendidikan sebagai sarana transformasi nilai-nilai akhlak mulia yang bersumber pada ajaran agama ke dalam diri manusia, serta menjadi dasar bagi terjadinya proses Islamisasi ilmu pengetahuan.

  Dari pengertian tersebut sebenarnya pengertian dari pendidikan Islam sebenarnya hanya berbeda dalam penekanan atau keutamaannya saja. Kata at-tarbiyah mempunyai pengertiann pendidikan yang memberikan penekanan di masa anak-anak dan juga mencakup dalam hal pemeliharaannya, terutama pemeberian nafkah, mencukupi kebutuhan hidupnya, dan lain-lain. Artinya mensejahterakan kehidupan pada anak. Kemudian

  ta’lim merupakan pendidikan yang

  memfokuskan pada transformasi keilmuan, baik berupa sains, teknologi, ilmu-ilmu sosial, pengetahuan budaya ataupun ilmu-ilmu keagamaan. Sedangkan pembentukan prilaku seseorang lebih ditekanakan pada pengertian pendidikan yang diambil dari kata at-

  

ta’dib. Dari penjabaran Tafsir(2008:28) menyatakan bahwa Pendidikan adalah berbagai usaha yang dilakukan oleh seseorang (pendidik) terhadap seseorang (anak didik) agar tercapai perkembangan maksimal yang positif.

  Sementara itu, pengertian agama dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kepercayaan terhadap Tuhan (dewa dan sebagainya) dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu. Agama adalah aturan perilaku bagi umat manusia yang sudah ditentukan dan dikomunikasikan oleh Allah melalui orang-orang pilihannya yang dikenal sebagai utusan-utusan, rasul-rasul, atau nabi-nabi(Safaat, 2008:13). Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa agama adalah suatu peraturan yang bersumber dari Allah yang berfungsi untuk mengatur kehidupan manusia, baik hubungan manusia dengan pencipta maupun manusia dengan sesamanya untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat dengan mengharap keridaan dari-Nya.

  Islam secara bahasa berasal dari kata aslama-yuslimu-Islaman yang berarti damai, aman, dan sentosa. Sedangkan pengertian Islam sebagai agama adalah agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad, berpedoman pada kitab suci Al-

  Qur‟an yang diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah (kamus besar bahasa Indonesia). Pengertian Islam yang demikian sesuai dengan tujuan ajaran Islam yaitu untuk mendorong manusia patuh dan tunduk kepada Tuhan, sehingga terwujud keselamatan, kedamaian, aman dan sentosa. Serta sejalan pula dengan misi ajaran Islam yaitu menciptakan kedamaian di muka bumi dengan mengajak manusia untuk patuh dan tunduk kepada Tuhan (Nata, 2010:32).

  Dari penjabaran yang ada diatas Darajat(1996:28) menyebutkan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar setelah selesai dari pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life). Sedangkan menurut M. Arifin seperti yang dikutip oleh Safaat(2008:16) mendefinisikan pendidikan Islam adalah proses yang mengarahkan manusia terhadap kehidupan yang lebih baik dan yang mengangkat derajat kemanusiaannya, sesuai degan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajarannya (pengaruh dari luar).

  Jadi dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang berupa pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak selesai pendidikannya dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam, serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan, baik pribadi maupun kehidupan masyarakat. Dalam Pendidikan Islam segala komponen dan aspek yang ada didasarkan pada ajaran Islam.

2. Dasar Pendidikan Agama Islam

  Kata dasar dapat berarti sesuatu yang menjadi landasan, pokok, atau penting. Kosa kata dasar sering digunakan dalam berbagai kegiatan baik fisik maupun non fisik, yang intinya adalah sesuatu yang berada di bawah yang selanjutnya menopang sebuah kegiatan atau pekerjaan.

  Dasar ideal Pendidikan Islam adalah identik dengan ajaran Islam itu sendiri. Keduanya berasal dari sumber yang sama, yaitu Al- Qur‟an dan Hadis. Kemudian dasar tadi dikembangkan dalam pemahaman para ulama dalam bentuk : a.

  Al-Qur‟an Al-

  Qur‟an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad sebagai pedoman hidup manusia, bagi yang membaca merupakan suatu ibadah dan mendapat pahala.

  Pengertian Al- Qur‟an dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dengan perantara malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami dan diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat manusia.

  Al- Qur‟an merupakan firman Allah yang telah diwahyukan kepada Nabi Muhammad untuk disampaikan kepada umat manusia. Al-

  Qur‟an merupakan sumber pendidikan yang lengkap berupa pendidikan sosial, akhlak, akidah, ibadah dan muamalah.