HUBUNGAN INTENSITAS PERHATIAN SISWA TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN KEMAMPUAN AKTUALIISASI AKHLAKUL KARIMAH DI SDM WIRU 02 KEC BRINGIN KAB SEMARANG - Test Repository

  HUBUNGAN INTENSITAS PERHATIAN SISW A TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN KEMAMPUAN AKTUALISASI AKHLAKUL KARI M AH DI SDN WIRU 0 2 KEC. BRINGIN KAB. SEMARANG S K R I P S I

  D ia ju k a n u n tu k M e m p e ro le h G elar S a rja n a P e n d id ik a n Islam

  

NURDIN

NIM: 11408133

  

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

S A L A T I G A

  KEMENTERIAN AGAMA

  SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  Alamat: Jl. Tentara Pelajar 1 Salatiga PENGESAHAN

  Skripsi Saudara Nurdin NIM 11408133 Jurusan Pendidikan Agama Islam Judul HUBUNGAN INTENSITAS PERHATIAN SISWA

  TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA

  ISLAM DENGAN KEMAMPUAN AKTUALISASI AKHLAKUL KARIMAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI WIRU

  02 KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG Telah dimunaqasahkan oleh Dewan Penguji Jurusan Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri dan dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude/ baik/ cukup, pada tanggal: 28 Agustus 2010 Dan dapat diterima sebagai pelengkap ujian akhir Program Saijana Strata 1

  Salatiga, 28 Agustus 2010

  

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Hal : Naskah Skri[psi An. Sdr. : Nurdin Kepada:

  Yth. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga A ssa lu m u a la ik u m Wr. Wb.

  Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara:

  Nama : Nurdin : 11408133 NIM Jurusan : Tarbiyah Prodi : Pendidikan Agama Islam : HUBUNGAN INTENSITAS PERHATIAN SISWA Judul Skripsi TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN KEMAMPUAN AKTUALISASI AKHLAKUL KARI M AH DI SEKOLAH DASAR NEGERI WIRU 02 KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG

  telah kami setujui untuk dimunaqosahkan W assalu m u alaiku m Wr. Wb.

  Salatiga, 6 Agustus 2010 Pembimbing MOTTO:

  f t ^ kll ^ ^ kfl ^*ill £* ^

  ( U .il ) “ Allah mengangkat orang- orang yang beriman diantara kamu dan orang- orang yang diberi ilmu pengetahuan, beberapa derajat ( QS. Al Mujadalat: 11 ).” 6 6 6 O jU -ij l ^ <>A ^> * 1 U ^M dl

  ( . - * * * ) “ Jadilah engkau pemaaf dan serulah orang mengerjakan yang m a’ruf, serta berpalinglah dari pada orang- orang yang bodoh ( QS. Al A ’ro f:).”

  P E R S E M B A H A N :

  Tulisan ini penulis perembahkan kepada:

  1. Istri dan Anak

  2. Teman tersayang

  3. A dik-adik tercinta 4. Para pembaca.

  KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah yang telah memberi anugerah dan petunjuk- Nya kepada kami. Salah satu diantara nikmat anugerah yang sekarang yang kami rasakan adalah kesempatan menunut Ilmu Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga dengan harapan semoga dapat bermanfaat dalam kehidupan nanti.

  Atas perkenan- Nya pula penulis dapat menyelesaikan tugas menyusun skripsi guna memperoleh gelar saijana pada bidang ilmu ketarbiyahan Jurusan Pendidikian Agama Islam. Adapun judul yang kami tulis dalam penelitian ini yaitu: “ Hubungan intesitas perhatian siswa terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam dengan Kemampuan Aktualisasi Akhlakul Karimah ( Studi kasus terhadap siswa Kelas III, IV, V SD Negeri Wiru 02 ). “

  Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu kelancaran dalam penulisan skripsi ini, antara lain:

  1. Direktur STAIN Salatiga 2. Bapak pembimbing.

  3. Pimpinan daerah pendidikan nasional Kec. Bringin, Kab. Semarang.

  4. Para pengasuh perguruan SD Negeri Wiru 02

  5. Semua pihak yang tidak sempat kami sebutkan, semoga Allah mencatat- Nya sebagai salah satu amal ibadah.

  Akhirnya penulis memanjatkan doa kepada Allah SWT, semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pribadi penulis khususnya, para pembaca serta dunia pendidikan pada umumnya.

  Amin.

  Bringin, Agustus 2010 Penulis,

  DAFTAR ISI Him

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  B A B I PE N D A H U L U A N

A. Latar Belakang Masalah

  Masyarakat Desa Wiru yang masih tergolong desa tertinggal, kebanyakan orang tua menyekolahkan anaknya hanya sekedar menyekolahkan tanpa memperhatikan bagaimana pendidikan anak- anaknya. Hampir sebagian besar dari murid SD Negeri Wiru 02 kurang begitu tanggap terhadap mata pelajaran Agama Islam. Seperti dalam bidang akhlak. Pada akhir- akhir ini dengan adanya UASBN, yang terdiri dari tiga mata pelajaran ,yaitu: Ilmu Pengetahuan Alam, Matematika dan

  Bahasa Indonesia, maka perhatian orang tua hanya terpusat pada tiga mata pelajaran tersebut. Lebih- lebih ketika anaknya mendapat nilai jelek pada mata pelajaran Agama Islam Orang tua tak berkomentar apapun. Lain halnya ketika mendapat nilai 8/9 pada tiga mata pelajaran yang di UASBN tak henti- hentinya orang tua memujinya.

  Kita tahu bahwa Agama Islam itu sangat penting bagi kehidupan manusia, karena agama merupakan pedoman hidup dan sebagai panutan dalam kehidupan. Agama merupakan norma pengontrol perilaku manusia,menuntut manusia untuk berkelakuan baik serta mendorong manusia untuk berakhlakul karimah.

  Sesungguhnya anak itu adalah amanah Allah yang harus dibina,

  2

  insan yang kamil, insan yang berakhlak mulia,yang berguna bagi agama bangsa dan negara secara khusus sebagai pelipur lara orang tua, penenang hati ayah bunda serta sebagai kebanggaan keluarga.

  Termasuk dasar utama yang diletakkan Islam dalam mendidik anak adalah memdapatakan mereka bertingkah laku sesuai dengan etika yang berlaku dan membentuk akhlak kepribadiannya sejak dini dengan konsep dasar pendidikan yang baik. Ketika anak mencapai usia remaja, dan secara bertahap memahami makna kehidupan, maka pergaulan dengan orang lain dan perangainya di dalam masyarakatakan tampak sangat baik dan berlemah lembut kepada orang lain.

  Dalam hal ini akhlak yang baik akan membawa seseorang menuju derajat yang paling mulia. Allah menjadikan akhlak yang baik sebagai sarana untuk mendapatkan surga tertinggi, sebagaimana dalam firman Nya

  3 Artinya: Dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari Tuhan kalian dan kepada surg yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang orang yang bertaqwa aitu orang orang yang menafkahkan[hartanya], baik di di waktu lapang maupun sempit, dan orang orang yang menahan amarahnya dan memaafan [kesalahan] orang. Allah menyukai orang orang yang berbuat kebajikan [QS Ali Imron: 133-134],

  Dengan adanya firman Allah mengenai akhlakul karimah, maka pembinaan pendidikan akhlak sejak usia anak- anak sangat penting untuk diprioritaskan. Mengingat anak sebagai penerus bangsa dan negara yang akan membawanya menuju Baldatun thoyyibatun warabbun ghafiiur.

  Dalam rangka memenuhi harapan tersebut banyak cara untuk menanamkan nilai nilai akhlak terhadap anak diantaranya melalui lembaga lembaga formal seperti lembaga sekolah dan juga lembaga lembaga on formal seperti yang di lakukan Nabi Muhammad, dan bahkan di mana saja, seperti pendidikan keagamaan di rumah.

  Sehubungan dengan hal di atas Sekolah Dasar Negeri Wiru 02 merupakan salah satu bentuk usaha dalam mendidik akhlak anak. Dari realitas yang ada, lingkugan juga memiliki pengaruh besar dalam proses penanaman pelaksanaan nilai- nilai akhlak bagi anak. Oleh karena itu penulis akan menguraikan tentang hubungan intensitas perhatian siswa terhadap Pendidikan Agama Islam di sekolah di SD Negeri Wiru 02 Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang.

  4 B. Rumusan Masalah

  Dari latar belakang dan penegasan istilah diatas , maka perumusan masalah dalam skripsi ini adalah; “ Bagaimana hubungan intensitas perhatian siswa terhadap Pendidikan

  Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri Wiru 02 Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang ”

  C. Tujuan Penelitian Sesuai denga permasalahan tersebut,tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut: a. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan konsep pendidikan akhlak di SD Negeri Wiru 02.

  A. Untuk mengetahui efektifitas pendidikan akhlak di SD Negeri Wiru 02.

D. Penegasan Istilah

  a. Pengertian Pendidikan Para pakar pendidikan mengemukakan beberapa definisi pendidikan sebagaimana dikutip Hasbullah dalam bukunya Dasar dasar Ilmu Pendidikan, sebagai berikut: Langeveld, pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju pada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan orang dewasa seperti sekolah ,

  5

  buku, putaran hidup sehari hari, dan sebagainya) dan di tujukan kepada orang yang belum dewasa.

  John Dewey, pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan kecakapan fundamental secara intlektual dan emosional kea rah alam dan sesama manusia. A Good, mengemukakan dua pendapatnya tentang pendidikan. Pertama “ pedagogy is the art,practice, or profession o f teacing”(pendidikan adalah seni praktik, atau profesi sebagai pengajar). Kedua, “ the systematized learning or instruction

  concerning principles and methods o f teacing and o f student control and guidance; leargely replaced by the term education ” (ilmu yang

  sistimatis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip dan metode metode mengajar, pengawasan dan bimbingan murid) dalam arti luas diganti dengan istilah pendidikan,

  b. Akhlak Suatu keadaan yang melihat pada jiw a manusia, yang dari padanya lahir perbuatan perbuatan yang mudah, tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan dan penelitian.

E. Telaah Pustaka

  Dari penelusuaran pustaka, penulis mendapati sebuah buku/karya tentang pendidikan anak telah dilakukan oleh beberapa pengamat.

  6 Dengan segala kemampuan yang ada penulis berusaha menelusuri dan

  menelaah berbagai hasil kajian, diantaranya yaitu: Skripsi Nurdin (Mahasiswa Fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga) yang digunakan sebagai syarat memperoleh gelar sarjana agama pada almamaternya tersebut. Skripsi ini berjudul “Hubungan Intensitas perhatian siswa terhadap Pendidikan Agama Islam dengan keamampuan Aktualisasi Akhlaqul Karimah di Sekolah Dasar Negeri Wiru 02 Kec. Bringin, Kab. Semarang”. Hasil skripsi tersebut lebih memfokuskan pada metode penelitian atau cara yang digunakan dalam upaya mendidik dan menanamkan akhlak pada anak.

  Dalam skripsi ini penulis hendak mendeskripsikan proses pendidikan yang dilakukan di SD Negeri Wiru 02.

F. Hipotesis

  Hipotesis adalah kesimpulan, akan tetapi ini belum final, masih harus dibuktikan kebenarannya.1 Sedangkan hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah: Ada hubungan positif perhatian siswa terhadap bidang studi

  Pendidikan Agama Islam dengan kemampuan aktualisasi akhlakul karimah.

  Artinya semakin tinggi perhatian siswa terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam, makin baik pula aktualisasi akhlakul karimah

  7

  dan semakin rendah perhatian siswa terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam semakin kurang kemampuan aktualisasi akhlakul karimah.

  G. Metodologi Penelitian Kata metodologi mempunyai arti pengetahuan yang membahas tentang cara atau jalan yang harus ditempuh.2

  Adapun metodologi penelitian yang penulis gunakan adalah sebagai berikut: a. Populasi dan Sampel

  1) Populasi adalah sejumlah individu untuk siapa yang kenyataan yang diperoleh sampel yang hendak digeneralisasikan.3 Adapun sebagai populasi pada penelitian ini seluruh siswa Kelas I,II,III, IV, V SD Negeri Wiru 02 Kec. Bringin, Kab.

  Semarang terdiri dari 130 anak. 2) Sampel adalah sebagian individu yang diselidiki yang dapat diwakili populasi.4

  Menurut Sutrisno Hadi, MA, bahwa mengenai jumlah sama tidak ada ketentuan atau mutlak berapa persen suatu sampel harus diambil dari populasi.5 Untuk sekedar ancer- ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua hingga penelitiannya

  2 HM. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agam a Islam di Lingkungan Sekolah dan K eluarga, Bulan Bintang, Jakarta, 1978, him. 149

  3 Sutrisno Hadi, M A, M etodologi R esearch, YPP, UGM, Yogyakarta Jilid I, him. 186

  8

  merupakan penelitian populasi, selanjutnya dikatakan jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antaralO - 15 % atau 20 - 25 % atu lebih.6 Untuk mempermudah dalam mengikuti uraian ini penulis menentukan sampel sebesar 50 % dari populasi, sehingga jumlah sampel dari penelitian ini adalah sebesar 50 % x 130 = 65.

  3) Teknik Sampling.

  Adapun teknik sampling yang penulis gunakan adalah teknik

  startrified random sampling, maksudnya individu dalam

  populasi baik sendiri atau bersama- sama dalam kelas, diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel atau dipilih tanpa pandang bulu.

  Sedang cara- cara (prosedur) yang penulis gunakan yaitu dengan cara undian dan oleh karena itu Kelas III, IV, V terdiri dari 3 kelas maka penulis memasuki kelas. Adapun langkah- langkahnya adalah sebagai berikut:

  (1) . Penulis membuat daftar nama- nama siswa Kelas III, IV, V untuk perkelas sesuai dengan jumlah siswa pada kertas- kertas kecil yang sudah disediakan. (2) . Selanjutnya kertas yang sudah berisi nama- nama dilipat kecil kemudian dimasukkan ke dalam kotak kertas, setelah itu

  9

  dikocok dan akhirnya penulis menyuruh salah satu siswa untuk maju ke depan dan mengeluarkan separoh dari jumlah siswa- siswa kelas tersebut. Bagi nama yang sesuai dengan kertas yang dikeluarkan. Itulah yang menjadi responden dan sekaligus berhak mengisi angket,

  b. Metode pengumpulan data Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:

  1) Metode angket, adalah suatu metode pengumpulan data dengan mengajukan daftar pertanyaan terhadap obyek yang diselidiki.7 Penggunaan metode angket ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang memuat tentang perhatian siswa terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam pada siswa Kelas III, IV, V SD Negeri Wiru 02, dengan menyodorkan pertanyaan dalam bentuk angket tertutup.

  2) Metode Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatansecara sistematis fenomena- fenomena yang diselidiki.8 Sebagai alat observasi penulis menggunakan rating scale. Penggunaan rating scale ini dimasudkan untuk mendapatkan data kemampuan aktualisasi akhlakul karimah pada SD Negeri Wiru 02 yang menjadi responden.

  10

  3) Metode Dokumentasi, adalah metode pengumpulan data dengan melihat dan memperhatikan berdasarkan dokumen atau barang tertulis. Dalam hal ini yang akan dicari adalah struktur organisasi sekolah, jum lah guru, jum lah siswa, denah lokasi

  4) Metode Interview, adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab secara langsung yang dikerjakan secara sistematik dan berdasarkan kepada tujuan penyelidikan.9 Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan data tentang sejarah berdirinya sekolah, serta data yang perlu penjelasan dari keapala sekolah, karyawan dan sebagainya.

  c. Analisa Data Dalam hal ini, untuk membuktikan tujuan pertama serta tujuan kedua yaitu untuk mengetahui perhatian siswa terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam serta untuk mengetahui keamampuan aktualisasi akhlakul karimah pada siswa Kelas III,

  IV, V SD Negeri Wiru 02, penulis menggunakan teknik analisis prosentase yaitu dengan menggunakan rumus:

  P = - x 100% N

  Keterangan:

  P = Proporsi individu dalam golongan F = Frekuensi

N = Jumlah subyek secara keseluruhan

  11 Untuk mengetahui hubungan antara perhatian siswa terhadap

  bidang studi Pendidikan Agama Islam dengan kemamapuan aktualisasi akhlalkul karimah pada siswa Kelas III,

  IV, V SD Negeri Wiru 02 penulis tri serial dengan rumus sebagai berikut:

  _ ( O r - O t ) ( M ) K t r i s

  „„ ( Or—o t y SD tot----- p -----

  Keterangan:

  Rtris = Koefisien korelasi SDtot - Standarisasi total Or = Ordinat rendah Ot - Ordinat tinggi M = Mean P = Proporsi individu dalam golongan

H. Sistematika Penulisan

  Dalam penyusunan sistematika skripsi ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam penulisan skripsi, yang beijudul “ Hubungan intensitas perhatian siswa terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam dengan kemampuan aktualisasi akhlakul karimah Siswa Kelas III, IV, V SD Negeri Wiru 02 Tahun Ajaran 2009/2010 “ dapat dikemukakan sebagai berikut:

  BAB I : Pendahuluan yang menjelaskan tentang alasan pemilihan judul, penjelasan istilah, pokok masalah, tujuan penelitian,

  12

  hipotesis, metode penelitian dan sistematika penyusunan skripsi.

  BAB II : Landasan Teori yang membahas tentang: A. Masalah perhatian meliputi pengertian perhatian, macam- macam perhatian, faktor- faktor yang mempengaruhinya, sedangkan masalah Pendidikan Agama Islam meliputi penelitian Agama Islam, dasar dan tujuan Agama Islam, fungsi Pendidikan Agama Islam.

  B. Masalah kemampuan aktualisasi akhlakul karimah meliputi pengertian kemampuan aktualisasi akhlakul karimah, pentingnya akhlakul karimah dalam kehidupan, proses terbentuknya akhlakul karimah anak, ciri- ciri akhlakul Islam, tujuan akhlak.

  C. Hubungan antara variabel satu dengan variabel dua adalah merupakan suatu hubungan yang sangat erat sekali dan tidak dapat dipisahkan lagi. Pendidkan Agama Islam dengan akhlakul karimah memang satu kesatuan.

  BAB III : Laporan Hasil Penelitian Pada bab ini penulis akan melaporkan hasil penelitian yang meliputi: A. Gambaran Umum Sf) Negeri Wiru 02

  Meliputi ajaran berdiri dan perkembangannya, struktur organisasinya, (lata keadaaan sekolah, keadaan guru,

  13

  keadaan siswa dan nama- nama siswa yang menjadi sampel.

  C. Penyajian data penelitian

  BAB IV : Analisa Data Pada bab ini penulis akan menganalisis data untuk mengetahui hasil akhir dari penelitian yang sedang dilakukan atau dapat mengambil kesimpulan akhir dari penelitian ini, dengan langkah sebagai berikut:

  A. Analisa jawaban tiap item

  B. Analisa Tri serial

  BAB V : Penutup Meliputi kesimpilan, saran, penutup dan lampiran.

  

B A B U

LAND ASAN TEORI

A. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

  Sebelum penulis mengemukakan tentang definisi Pendidikan Agama Islam, maka baiklah akan penulis kemukakan tentang pendidikan pada umumnya.

  Definisi pendidikan menurut para ahli yaitu :

  a. Drs. H. M. Arifin M. Pd., berpendapat : Pendidikan pada hakekatnya adalah ikhtiar manusia untuk membantu dan mengerahkan fitroh manusia supaya berkembang pada titik maksimal yang dapat dicapai sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.10 b. Drs. Ahmad D. Marimoa : Pendidikan adalah bimbingan secara sadar atau pimpinan secara sadar si pendidik menuju terbentuknya kepribadian yang sempurna.

  Dari kedua definisi tersebut diatas, dapat diambil kesimpulan, bahwa pengertian pendidikan adalah suatu penanaman pribadi yang mulia dalam rangka mengembangkan potensi dasar yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak didik, sehingga mereka mampu bersikap sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, mampu menghadapi perubahan zaman sesuai dengan cita-cita pendidikan.

  15 Setelah penulis mengemukakan definisi pendidikan pada umumnya,

  selanjutnya akan penulis kemukakan beberapa definisi Pendidikan Agama Islam.

  a. Menurut Drs. Abdurahman Shaleh, Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak sesuai dengan ajaran Islam.11

  b. Menurut Dr. H. Zuhairini Dkk mengatakan : Pendidikan Agama Islam adalah usaha- usaha secara sistematis dan prahmatis dalam membantu anak didik agar hidup sesuai ajaran Islam.12

  c. Menurut Drs. Burhan Somad, Pendidikan Islam adalah pendidikan yang tujuannya membentuk individu menjadi corak diri derajat tinggi menurut ukuran-ukuran A llah.13

  d. Menurut Drs. D. Marimba bahwa Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan jasmani rohani berdasarkan hukum- hukum Agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran- ukuran Islam.14 Dari beberapa pendapat tersebut diatas, secara luas dapat diambil pengertian bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha orang dewasa dalam membimbing dan memimpin perkembangan jasmani dan rohani agar menjadi

  11 Abdurahman Shaleh, Dedaktik Pendidikan Agam a- Bulan Bintang, Jakarta, Cet. VIII, 1970, him. 34

  12 Zuhairini dkk, M etodik Khusus Pendidikan Agama- usaha nasional, Surabaya, Cet. I, him. 20

  

13 Burhan Somad, B eberapa P ersoalan D alam Pendidikan Islam. PT. Al M a’arif Bandung, Cet. I,

  16

  manusia yang berkepribadian utama sesuai dengan ajaran Islam atau dengan kata lain terwujudnya kepribadian muslim.

2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam

  a. Dasar Pendidikan Agama Islam Oleh karena Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang bersumber pada ajaran- ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan Assunah, maka dengan demikian bahwa dalam kelangsungan kegiatan Pendidikan Agama Islam berlandaskan dan berdasarkan Al-Qur’an Assunah.

  b. Tujuan Pendidikan Agama Islam Segala usaha manusia dalam bentuk apapun tidak luput dari tujuan yang hendak dicapai begitu pula dalam kegiatan aktifitas Pendidikan

  Agama Islam. Untuk itu akan penulis sajikan beberapa pendapat saijana tentang tujuan Pendidikan Agama Islam.

  2. Menurut Prof. Dr. H. Mahmud Yunus : Tujuan pendidikan Islam adalah mendidik anak- anak, pemudi- pemudi dan dewasa supaya menjadi orang muslim sejati, sehingga beriman teguh, beramal shaleh, berakhlak mulia, sehingga ia menjadi salah seorang anggota masyarakat yang sanggup hidup diatas kaki sendiri, mengabdi kepada Allah dan berbakti kepada bangsa dan tanah airnya bahkan sesame umat Islam .15

  3. Menurut Prof. Dr. Oemar Muhammad Athaumy Al Syaibany, adalah perubahan yang di dingini yang diusahakan oleh proses pendidikan

  17

  atau usaha pendidikan untuk mencapainya baik tingkah laku individu dan pada kehidupan pribadinya, atau pada kehidupan masyarakat dan pada alam sekitarnya tentang individu itu hidup, atau pada proses pendidikan sendiri dan proses pengajaran sebagai suatu aktifitas asasi dan sebagai proporsi diantara prosesi asasi dalam masyarakat.16

  Lebih lanjut dikatakan bahwa tujuan pendidikan Islam sebagai tujuan terakhir dan tinggi yaitu persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat.17 1

  8

  4. Muhammad Athiaah Al Abrosy dalam bukunya dasar-dasar pokok pendidikan Islam juga berpendapat bahwa tujuan pendidikan Islam adalah mendidik budi pekerti dan pendidikan jiw a.1 g

  Memperhatikan pendapat-pendapat diatas dapat diambil suatu kesimpulan, bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah mendidik anak agar dapat mempertahankan hidup sesuai dengan ajaran Islam, berakhlak mulia, mempunyai budi pekerti yang baik, dapat menjadi warga Negara yang baik, mengabdi pada Allah, sehingga dapat hidup bahagia didunia dan akhirat.

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam

  Prof. Dr. Hasan Langgulung dalam karangannya telah menyebutkan fungsi pendidikan secara umum, yaitu yang dikemukakan oleh para ahli sejarah pendidikan dan budaya yaitu :

  Falsafah Pendidikan Islam , (terjemahan), Bulan

  16 Oemar Muhammad A l Ihaumy A l Syaibani, Bintang, Jakarta, 1979, him. 399

  17 Wid,, him. 422

  18

  1. Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-peranan tertentu pada masyarakat dimasa yang akan datang.

  2. Memindahkan ilmu pendidikan yang bersangkutan dengan peranan- peranan tersebut dari generasi tua kegenerasi muda.

  3. Memindahkan nilai- nilai yang bertujuan untuk memelihara keutamaan dan kesatuan atau keutamaan masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup {survival) suatu masyarakat dan peradapan.19

4. Materi Pelajaran Pendidikan Agama Islam

  Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam itu keseluruhannya terlipat dalam lingkup a. Al-Qur’an dan Hadis

  b. Keimanan

  c. Akhlak

  d. Fiqih Ibadah

  e. Tarikh Sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup Pendidikan Agama

  Islam, mencakup perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungan (hablumminallah wa hambulm minannas)

  19 Fungsi Pendidikan Agama Islam yaitu mendidik anak didiknya beramal

  didunia ini untuk memetik buahnya di akhirat, artinya pendidikan Islam menyiapkan generasi muda untuk mengisi peranan memindahkan pengetahuan memindahkan nilai-nilai yang diselaraskan dan diwarnai oleh fungsi ini.20 Pendidikan agama mempunyai fungsi terhadap kemajuan dalam kehidupan, oleh karena itu bila dapat diketahui fungsi pendidikan agama tersebut dengan jelas. Menciptakan suasana yang harmonis, penuh kasih sayang dan memberikan ketentraman dalam keluarga, sehingga anak akan betah tinggal di rumah, hal ini akan memudahkan pengawasan pengontrolan terhadap anak dari orang tua.

  Demikianlah kurang lebihnya peran orang tua dalam pembentukan perilaku, kepribadian serta mental anak dalam proses pembentukan akhlakul karimahnya, agar anak dapat berkembang dengan wajar sesuai perkembangan jiwanya sehingga menjadi manusia yang berkepribadian luhur serta bermoral baik dan berbudi pekerti yang tinggi sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama. Lingkungan Sekolah (lembaga pendidikan formal)

  Sekolah sebagai satu lembaga pendidikan yang diakui oleh masyarakat, masyarakat yang mengirim anaknya kesekolah berarti orang tua itu mengakui bahwa sekolah itu sebagai lembaga yang mempunyai wewenang untuk mengambil tindakan-tindakan dan membuat peraturan-peraturan mengenai pendidikan anak-anaknya.

  20 Sekolah merupakan tempat pendidikan yang kedua setelah pendidikan

  keluarga, karena melihat perkembangan anak dan kebutuhan anak, maka orang tua menyerahkan anaknya ke lembaga pendidikan yaitu sekolah. Dalam rangka melestarikan pembentukan kepribadian dan akhlakul karimah pada anak yang telah dimulai dari keluarga, agar dapat dikembangkan dan disempurnakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan yang diakui oleh masyarakat. Di dalam sekolah anak akan dibina dan dibimbing oleh seorang guru, karena guru merupakan wakil dari orang tua anak dalam lingkungan sekolah, sehingga guru juga mempunyai kewajiban melatih kebiasaan- kebiasaan yang baik dan sekaligus menanamkan nilai-nilai moral dalam rangka pembentukan akhlakul karimah pada anak.

  Akan nampak suatu gambaran tentang kegunaan-kegunaan pendidikan agama itu sendiri.

  Berkenaan dengan hal ini, H. Alamsyah Ratu Perwira Negara berpendapat : Bahwa pendidikan agama yang bersifat asasi sebagai faktor pengamanan bagi setiap kemajuan dibidang kebendaan.

  Fazlur Rahman juga menulis dalam bukunya Islam dan Modernitas tentang fungsi pendidikan agama sebagai berikut: Apabila agama hendak dimasukkan dan dipadukan dengan pendidikan nasional, maka ini mengimplikasikan suatu upaya yang diinterpretatif dan kreatif dipihak para cendekiawan hingga dengan demikian agama tidak hanya diselamatkan dari 2

  1

  21

  kekolotan dan apologitika, tetapi malahan mampu memberikan kepadanya suatu orientasi moral yang baru.22 Berdasarkan uraian diatas, dapat penulis simpulkan bahwa dasar pendidikan agama adalah sebagai landasan dan pegangan tentang pelaksanaan pendidikan agama baik yang ada di sekolah- sekolah maupun lembaga- lembaga pendidikan.

  Sedangkan fungsi dari Pendidikan Agama Islam adalah sebagai penopang atas terbentuknya insan kamil, mengamalkan ajaran-ajaran Islam sebagai realisasi dari ketaqwaan terhadap Allah SWT.

B. AKHLAK

1. Pengertian Akhlak

  Seacara etimologis (lughatan) akhlaq ( Bahasa Arab) adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Berkara darri khalaqa yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata Khaliq (Pencipta), makhluq (yang diciptakan) dan khalq (penciptaan).

  Kesamaan akar kata diatas mengisyratkan bahwa dalam akhlaq tercakup pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak Khaliq (Tuhan) dengan perilaku mahkuq (manuasia). Atau dengan kata lain, tata perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya baru mengandung akhlaq yang hakiki manakala tindakan atau perilaku tersebut didasarkam kepada kehendak Khaliq (Tuhan). Daeei pengertian epistemologis seperti ini akhlak bukan saja merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hunungan antara manuasia dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta sekalipun.23

  Secara terminologis:

  a. Al-Ghazali mendefinisikan akhlak sebagai berikut:

  JC’ ^Lauuulj A j j A ( j c - e j U c .

  J ' '‘‘‘Akhlak adalah suatu sikap yang mengakar dalam jiw a dan darinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang tanpa perlu pemikiran dan pertimbangan”.24

  q a

J Lo&Vt J >lusu

j Jbk

  ^ J J J

  J * J ' ^ ' a j j LL»

  “Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannnya lahirlah macam- macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan ”25

  Kedua definisi yang dikutip di atas sepakat emenyatakan bahwa akhlaq atau khuluq adalah sifat yang tertanam dalam jiw a manusia, sehingga dia kan muncul secara spontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan terlebih dahulu serta tidak memerlukan dorongan dari luar.

  

Kuliah Akhlaq, ( Yogyakarta, LPPI, 2005), Cet. VII, hlm .l

  22

b. Ibrahim Anis mendefinisikan Akhlaq: i jAa.

23 H. Yunahar Ilyas,

  23 Tetapi perlu diingat bahwa akhlak tidak terbatas pada

  penyusunan hubungan antara manusia dengan manusia lain, tetapi melebihi itu, juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang terdapat dalam wujud dan kehidupan ini, malah melampaui itu, juga mengatur hubungan antara hamba dengan Tuhannya.26 Jika demikian halnya, maka yang dinamakan akhlak adalah : “Gambaran batin, dimana manusia berwatak seperti seperti gambaran batin itu”.

  Dari kata akhlak itu sendiri dapat dipahamibahwa akhlak itu sangat erat kaitannya dengan khaliq dan makhluk, memang tuntutan akhlak itu harus menjalin hubungan erat dengan tiga sasaran yaitu manusia terhadap Allah, manusia dengan sesamanya, dan manusia dengan alam sekitarnya. Manusia yang tidak dapat menjalin hubungan baik dengan tiga sasaran tersebut maka belum dapat dikatakan manusia yang berakhlak.

2. Macam- Macam Akhlak

  Mengenal macam- macam akhlak sesuai dengan ajaran agama tentang adanya perbedaan manusia dalam segala seginya, maka dalam hal ini menurut Moh.Ibnu Qoyyim ada dua macam akhlak, yaitu :

  a. Akhlak Dharury

  b. Akhlak Muhtasaby

  24 Adapun akhlak dharury adalah akhlak yang asli, dalam arti

  akhlak tersebut sudah secara otomatis merupakan pemberian dari Allah secara langsung, tanpa memerlukan latihan, kedapataan dan pendidikan. Akhlak ini hanya dimiliki oleh manusia-manusia pilihan Allah. Keadaannya terpelihara dari perbuatan-perbuatan maksiat dan selalu teijaga dari larangan Allah yaitu para Nabi dan Rasul-Nya. Dan tertutup kemungkinan bagi orang mukmin yang saleh. Mereka yang sejak lahir sudah berakhlak mulia dan berbudi luhur.

  Sedangkan akhlak muhtasaby adalah merupakan akhlak atau budi pekerti yang harus diusahakan dengan jalan melatih, mendidik dan memdapatakan kedapataan yang baik serta cara berfikir yang tepat. Tanpa dilatih, dididik dan didapatakan, akhlak ini tidak akan terwujud. Akhlak ini yang dimiliki oleh sebagian besar manusia.

  Jadi bagi yang menginginkan mempunyai akhlak tersebut di atas haruslah melatih diri untuk memdapatakan berakhlak baik.

  Karena usaha mendidik dan memdapatakan kebajikan sangat dianjurkan, bahkan diperintahkan oleh agama, walaupun mungkin tadinya kurang rasa tertarik tetapi apabila terus menerus didapatakan maka kedapataan ini akan mempengaruhi sikap batinnya juga.2

  7 Dengan demikian seharusnya kedapataan berbuat baik didapatakan sejak kecil, agar nantinya menjadi manusia yang berbudi

  28

27 Muhammad Zain Yusuf, him. 48

  25

  luhur, berbakti kepada orang tua dan yang terutama berbakti kepada perintah Allah serta menjauhi larangan-Nya. Apabila sejak kecil sudah didapatakan berakhlak yang baik maka ketika menjadi manusia dewasa perbuatan yang muncul adalah kedapataan kehendak dari masa kecilnya yang sudah terdapata dilakukan. Jadi itulah akhlak yang lahirnya perbuatan tidak dibuat- buat melainkan lahir secara reflek tanpa sengaja dan tidak ada unsur menyengaja. Begitupun berbuat baik terhadap siapapun seharusnya dilatih sejak dini, agar perbuatan tersebut dapat melekat dalam hati sampai kapanpun dan perilaku untuk berbuat durhaka terhadap orang tua dapat diminimalisir.

  Adapun pembagian akhlak berdasarkan sifatnya dibagi menjadi dua bagian yaitu : a. Akhlak mahmudah (akhlak terpuji) atau akhlak al-karimah (akhlak yang mulia).

  b. Akhlak madzmumah (akhlak tercela) atau akhlak sayyi’ah (akhlak yang jelek).

  Yang termasuk akhlak al karimah ialah ridla Allah, cinta dan beriman kepada-Nya, beriman kepada malaikat, kitab Allah, Rasul Allah, hari kiamat, takdir Allah, taat beribadah, selalu menepati janji, melaksanakan amanah, berlaku sopan dalam ucapan dan perbuatan, qana’ah (rela terhadap pem berian Allah), tawakal (berserah diri), sabar, syukur, tawadhu’ (merendahkan diri) dan segala perbuatan yang baik menurut pandangan atau ukuran Islam.

  26 Adapun perbuatan yang termasuk akhlak al-madzmumah ialah,

  kufur, syirik, murtad, fasiq, riya’, takabur, mengadu domba, dengki/iri, kikir, dendam, khianat, memutus silaturrahmi, putus asa dan segala perbuatan tercela menurut pandangan Islam.

  Dalam hal ini berlaku durhaka terhadap orang tua merupakan perbuatan dosa, karena telah menyia- nyiakan perintah Allah SWT untuk membalas jasa- jasanya, berlaku sopan kepada mereka dan sudah sepantasnya manusia menghormati dan menyayangi orang tuanya.

  Sedangkan pembagian akhlak berdasarkan obyeknya dibedakan menjadi dua y a itu : a. Akhlak kepada sang Khalik

  b. Akhlak kepada makhluk yang terbagi m en jad i:

  • Akhlak terhadap Rasulullah - Akhlak terhadap keluarga
  • Akhlak terhadap sesama atau orang lain.29

C. PENDIDIKAN AKHLAK 1. Metode Pendidikan Akhlak.

  a. Keteladanan Tanggung jaw ab orang tua tidaklah terbatas dalam memberikan makan, pakaian dan perlindungan saja, akan tetapi ia

  27

  juga terikat dalam tugas mengembangkan pikiran dan upaya-upaya untuk melatih anaknya secara fisik, spiritual, moral dan sosial.

  Dalam segala hal orang tua harus selalu bertindak sebagai pelindung anak. Orang tua adalah contoh pertama terhadap anaknya. Melalui mereka anak menjadi tahu arti kehidupan dan reaksi serta perilaku apa yang sebaiknya diambil selagi ia tumbuh.

  Oleh karena itu, masalah keteladanan menjadi faktor penting dalam menentukan baik buruknya anak. Jika pendidik jujur, dapat dipercaya, berakhlak mulia, berani, dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan agama, maka si anak akan tumbuh dalam kejujuran, terbentuk dengan akhlak yang mulia, berani dan menjauhkan diri dari perbuatan- perbuatan yang bertentangan dengan agama. Begitu pula sebaliknya jika pendidik adalah seorang pembohong, pengkhianat, orang yang kikir, penakut, dan hina, maka anak juga akan tumbuh dalam kebohongan, khianat, durhaka, kikir, penakut, dan hina.

  Seorang anak, bagaimanapun besarnya usaha yang dipersiapkan untuk kebaikannya, bagaimanapun sucinya fitrah, ia tidak akan mampu memenuhi prinsip- prinsip kebaikan dan pokok- pokok pendidikan utama, selama ia tidak melihat sang pendidik sebagai teladan dari nilai- nilai moral yang tinggi. Adalah sesuatu yang sangat mudah bagi pendidik, yaitu mengajari anak dengan berbagai materi pendidikan, akan tetapi adalah

  28

  sesuatu yang teramat sulit bagi anak untuk melaksanakannya ketika ia melihat orang yang memberikan pengarahan dan bimbingan.30

  Al Qur’an juga meminta kaum Muslimin untuk meneladani Ibrahin As dan orang-orang yang menyertainya dalam melepaskan diri dari kaum mereka yang musyrik.

  Al-Qur’anpun juga meminta Nabi Muhammad saw untuk mengikuti aqidah tauhid dan tindakan- tindakan luhur para nabi dan rasul sebelum Nya, yang telah diberi petunjuk oleh Allah.

  Firman Allah: Artinya: Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak

  generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, Padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, Yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai- sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain. (QS. A l-A n ’am:6)31

30 Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam, ju z 1, ( Jakarta: Pustaka Amani, 1999),,

  29 Lewat suri teladan yang baik, manusia belajar kedapataan

  yang baik dan akhlak mulia. Sebaliknya, lewat suri teladan yang buruk, manusia juga belajar kedapataan yang buruk dan akhlak yang tercela.32

  b. Nasehat Termasuk metode pendidikan yang cukup berhasil dalam pembentukan akidah anak dan mempersiapkannya baik secara moral, emosional maupun sosial, adalah pendidikan anak dengan petuah dan memberikan kepadanya nasehat. Karena nasehat dan petuah memiliki pengaruh yang cukup besar dalam membuka mata anak- anak kesadaran akan hakikat sesuatu, mendorong mereka menuju harkat dan martabat yang luhur, menghiasinya dengan akhlak yang mulia, serta membekalinya dengan prinsip- prinsip Islam. Karenanya, tidak heran kalau kita tahu bahwa Al- Qur’an menggunakan metode ini, menyerukan kepada manusia untuk melakukannya, dan mengulang-ulangnya dalam beberapa ayat-Nya, dan dalam sejumlah tempat di mana dia memberikan arahan dan nasehat- Nya.

  Tidak ada seorangpun yang menyangkal, bahwa petuah yang tulus dan nasehat yang berpengaruh, jika memasuki jiw a yang bening, hati terbuka, akal yang jernih dan berpikir, maka

  30

  dengan cepat mendapat respon yang baik dan meninggalkan bekas yang sangat dalam. Al Qur’an telah menegaskan pengertian ini dalam banyak ayatnya, dan berulang-kali menyebutkan manfaat dari peringatan dengan kata-kata yang mengandung petunjuk dan nasehat yang tulus.33

  Strategi atau pendekatan yang dipakai dalam pengajaran agama Islam lebih banyak ditekankan pada suatu model pengajaran “seruan” atau “ajakan” yang bijaksana dan pembentukan sikap manusia (afektif).34 Firman Allah:

  Artinya: Serulah (manusia) kepada ja la n Tuhan-mu dengan

  hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-N ya dan Dialah yang lebih mengetahui orang- orang yang mendapat petunjuk. (QS. An-Nahl:125)35

33 Abdullah N asih Ulwan, Op. cit, hlm .209,213 34 Usman Basyirudin, M etodologi Pem belajaran A gam a Islam. ( Jakarta, Ciputat Pers, 2002), Cet.

  31

  c. Pengawasan Para orang tua hendaknya memperhatikan apa yang dibaca anak, buku, majalah, dan brosur- brosur. Jika di dalamnya terdapat pikiran- pikiran yang menyeleweng, prinsip- prinsip atheis dan kristenisasi, maka hendaknya segera merampasnya. Di samping itu, memberi pengertian kepada anaknya bahwa di dalamnya terdapat sesuatu yang membahayakan kemurnian iman. Juga memperhatikan teman- teman sepergaulannya. Gunakanlah kesempatan untuk memberikan pengertian dan pengarahan kepada anak. Sehingga ia kembali kepada yang hak, kepada petunjuk, berjalan pada jalan yang lurus. Tingkat SLTP adalah merupakan masa yang sangat rawan. Masa transisi seorang anak teijadi pada tingkat SLTP. Di tingkat inilah ada istilah baru yang menggantikan secara drastis istilah remaja, yaitu ABG (Anak baru T z' Gede). Tidak hanya keyakinan-keyakinan kita yang terpengaruh oleh faktor- faktor sosial, pola- pola ekspresi emosional kita pun, sampai batas akhir, dapat dibentuk oleh lingkungan sosial kita.3

  6 Demikianlah metode Islam dalam pendidikan dengan pengawasan. Metode tersebut, seperti yang kita lihat, adalah metote yang lurus. Jika diterapkan, maka anak kita akan menjadi penyejuk hati, menjadi anggota masyarakat yang shaleh,

  37

36 Ahmad Zayadi, Abdul Majid, Tadzkiroh, ( Jakarta PT Raja Grafindo Persada, 2005 ), him. 70

  32

  bermanfaat bagi Islam. Karenanya, hendaklah kita senantiasa memperhatikan dan mengawasi anak- anak dengan sepenuh hati, pikiran, dan perhatian. Perhatian segi keimanan, rohani akhlak, ilmu pengetahuan, pergaulan dengan orang lain, sikap emosi, dan segala sesuatunya. Dengan begitu anak kita akan menjadi seorang yang bertakwa, disegani, dihormati, dan terpuji. Ini semua tidak mustahil jika ia diberi pendidikan yang baik, dan kita berikan sepenuhnya hak serta tanggung jaw ab kita kepadanya.38

Dokumen yang terkait

STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN AKHLAKUL KARIMAH SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 01 MALANG

2 10 19

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS IV-VI SD NEGERI DOKOROI KEC. WIROSARI KAB. GROBOGAN TAHUN 2005/2006 - Test Repository

0 0 75

HUBUNGAN INTENSITAS PERHATIAN SISWA TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN KEMAMPUAN AKTUALISASI AKHLAKUL KARIMAH DI SD NEGERI SEMOWO 01 KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG - Test Repository

0 0 113

TINGKAT PERHATIAN ORANG TUA PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN 2 NGADIMULYO KEC. KEDU KAB. TEMANGGUNG TAHUN 2010 - Test Repository

0 2 94

HUBUNGAN POLA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA DENGAN PERILAKU DISIPLIN SISWA DI SEKOLAH (STUDI KASUS DI SDN MANGGIHAN KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010) - Test Repository

0 0 86

HUBUNGAN ANTARA SIKAP HORMAT SISWA TERHADAP GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SDN PUCUNGROTO KE C. KAJORAN KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

0 0 87

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR MATAP PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PERILAKU SISWA (STUDI KASUS PADA SDN BATUR 01 KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010) - Test Repository

0 0 72

KEHARMONISAN HUBUNGAN GURU DAN SISWA PENGARUHNYA TERHADAP MINAT BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Siswa Kelas II MAN Salatiga Tahun 2007-2008) - Test Repository

0 3 94

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN AKHLAQUL KARIMAH SISWA KELAS LIMA SD NEGERI TLOGOREJO KEC GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2007/2008 - Test Repository

0 0 127

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER PADA SISWA KELAS III SD NEGERI JATIRUNGGO 02 KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2008 - Test Repository

1 2 93