METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI SEKOLAH DASAR ISLAM TAHFIZHUL QUR’AN AL-IRSYAD TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository

  METODE MENGHAFAL AL- QUR’AN DI SEKOLAH DASAR ISLAM TAHFIZHUL QUR’AN AL-IRSYAD TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN

PELAJARAN 2016/2017 Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh S U T R I S N O

  

114-13-036

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

HALAMAN LOGO

  ii iii

iv

v

  MOTTO

  Surat Fatir ayat 32:

  

          

          

 

  

Artinya: “Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih

di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri

sendiri ada yang pertengahan dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan

dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang besar. (Al-

  Qur‟an dan terjemahannya, Tt:284).

  نَأ َكَلَس َل ٌُسَر َةَر يَرُى هَعًَ هَمًَ: َلاَق َم لَس ًَ ِو يىَلَع الله ى لَص ِالله ىِبَأ

  ُسِمَت لَياًق يِرَط ( ) ملسم هاًر ُوَل

  ت نَجلا ُالله ِو يِف َل يَس,اًم لِع ىَلِإ اًق يِرَط

  

Artinya: Dari Abu Hurairah radhiallahu‟anhu, sesungguhnya Rasulullah

shallalla hu‟alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa menempuh jalan untuk

mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.” (H.R Muslim

  • oleh As Sirjani , 2007 H:68 ) vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

  vii

  Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta‟ala karena atas ijin-Nya, penulis telah diberikan kesempatan dan kekuatan untuk mengadakan penellitian dan penulis telah dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “METODE MENGHAFAL AL-QUR‟AN DI SEKOLAH DASAR ISLAM TAHFIZHUL QU

  R‟AN AL-IRSYAD TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJAR 2016/2017”.

  Karya yang sederhana ini penulis persembahkan kepada: 1. Kedua orang tuaku tercinta, hanya doa yang dapat aku panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta‟ala.

  2. Istriku dan kakak-kakakku yang telah memberikan semangat dan dorongan dalam menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini.

  3. Seluruh asatidzah Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran.

  4. Para santri Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran tercinta yang muda-mudahan tetap rajin dan bersemangat dalam belajar.

  5. Semua teman-teman seangkatan di PAI Ekstensi, IAIN Salatiga.

KATA PENGANTAR

  Assalamu‟alaikum warah matullahi wa barakatuh

  Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta‟ala yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kita. Sholawat berserta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan besar kita, uswah kita, Rasulullah Muhammad shallallahu „alahi wa sallam, para sahabat, dan orang-orang yang senantiasa istiqomah di jalannya hingga datangnya hari akhir nanti.

  Dalam penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul: “METODE

  MENGHAFAL AL- QUR‟AN DI SEKOLAH DASAR ISLAM TAHFIZHUL

  QUR‟AN AL-IRSYAD TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJAR 2

  016/2017” penulis sering menemukan kesulitan yang dapat menunda kelancaran usaha tersebut, akan tetapi atas ijin dari Allah subhanahu wa ta‟ala dan mendapat bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu dengan kerendahan hati, penulis menyampaiakan rasa terima kasih sebanyak-banyaknya dan ucapan tidak lupa penulis sampaiakan kepada:

  jazakumullahu khairan 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  viii

  3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan banyak arahan selama menjalani perkuliahan di IAIN Salatiga.

  4. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. selaku dosen pembimbing dalam penyusunan skripsi ini.

  5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.

  6. Kedua orang tuaku yang sangat aku sayangi semoga Allah subhanahu wa ta‟ala memberikan khusnul qotimah.

  7. Istriku dan kakak-kakakku yang telah memberikan semangat dan dorongan dalam menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini.

  8. Ustadz Muhammad Zainuddin, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad dan para Ustadz yang telah memberi bantuan kepada penulis dalam penelitian saya ucapkan jazakumullahu khairan.

  9. Seluruh ustadz Pesantren Islam Al-Irsyad semoga Allah subhanahu wa ta‟ala membeerikan istiqomah dalam berdakwah.

  10. Para santri Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad tercinta semoga kalian menjadi anak yang sholeh dan sholihah.

  11. Semua teman-teman seangkatan di Pendidikan Agama Islam Ekstensi, IAIN Salatiga tahun 2013. ix

  12. Semua teman-teman yang tergabung dalam grup Ahlussunnah Purworejo, s emoga dakwah kalian mendapatkan pahala di dari Allah subhanahu wa ta‟ala dan menjadi amal jariyah bagi kalian.

13. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini.

  Penulis menyadari, dalam mengadakan penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis mungkin telah membuat kesalahan atau khilaf kepada pihak-pihak tertentu baik disengaja maupun tidak disengaja, maka penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.

  Akhirnya penulis memohon kepada Allah subhanahu wa ta‟ala agar berkenan memberikan pahala atas usaha yang telah dilakukan penulis di dalam penyusunan skripsi ini, dan mudah-mudahan memberikan manfaat yang besar bagi penulis pada khususnya dan kepada pembaca pada umumnya.

  Salatiga, 24 Maret 2017 Penulis Sutrisno NIM : 114-13-036 x

  

ABSTRAK

  Sutrisno. 2017. Metode Menghafal Al-

  Qur‟an di Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran

  . Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama

  2016/2017

  Islam. Salatiga. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. Kata Kunci: Metode Menghafal Al-

  Qur‟an Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran yang berlokasi di Desa Butuh, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang adalah sekolah dasar yang berdedikasi untuk mendidik anak-anak muslim dalam mengenal Al-

  Qur‟an sejak dini, hal ini dikarenakan fase Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang di kehendaki. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1990:910). Menghafal artinya berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1990:291). Menurut Ash- Shabuny (1996:18), Al-

  Qur‟an adalah firman Allah yang tiada tandingnya (mukjizat), diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu‟alaihi wa sallam dengan perantara malaikat Jibril, ditulis dalam mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir (oleh orang banyak), serta mempelajarinya merupakan suatu ibadah, dimulai dari surat Al-Fatikhah dan ditutup dengan surat An-Nas. Sehingga dapat di ambil kesimpulan menghafal Al-

  Qur‟an adalah suatu usaha meresapkan kalam Allah kedalam fikiran agar selalu diingat dengan maksud beribadah serta menjaga dan memelihara kalam Allah.

  Penelitian ini menyimpulkan bahwa SDITQ Al-Irsyad Tengaran menggunakan metode talaqqi (membacakan hafalan baru), tahfizh (menyetorkan hafalan yang telah di hafal), dan murojaah (menyetorkan ulang hafalan yang pernah di hafal). Langkah-langkah pelaksanaan metode menghafal Al-

  Qur‟an di SDITQ Al-Irsyad berdoa dilanjutkan kegiatan inti menghafal dan penutup berupa motivasi. Hasil dari penggunaan metode ini cukup baik. Hal ini terlihat dari prestasi lomba yang diikuti santri dan juga peningkatan jumlah hafalan santri. Faktor pendukungnya adalah letak geografis yang strategis, keberadaan sekolah disekitar masjid, mempunyai beberapa pengajar yang sudah hafizh, adanya media pembelajaran yang disediakan oleh sekolah, pembelajaran tahfizh masuk dalam kurikulum. Faktor Penghambat bagi santri adalah masih sangat tergantung oleh ustadz pengampu halaqah, kurangnya peran serta dukungan orang tua, sebagian santri mempunyai daya tangkap yang lemah, sebagian santri kurang disiplin dan memperhatikan. xi

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Prestasi SDITQ Al-Irsyad .............................................................. 53Tabel 3.2 erkembangan Tahfizh Bulanan SDITQ Al-Irsyad ......................... 53Tabel 3.3 Data Asatidz Pengampu Halaqah ................................................... 53

  xii

DAFTAR LAMPIRAN

  xiii

  Lampiran

  1 Kode Penelitian Lampiran

  2 Pedoman Penelitian Lampiran

3 Foto Kegiatan Menghafal Al Qur‟an

  Lampiran

  4 Denah Sekolah Lampiran

  5 Visi dan Misi Sekolah Lampiran

  6 Struktur Organisasi Sekolah Lampiran

  7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran

  8 Surat Ijin Penelitian Lampiran

  9 Surat Keterangan Penelitian Lampiran

  10 Surat Tugas Pembimbing Skripsi Lampiran

  11 Lembar Bimbingan Skripsi Lampiran

  12 Riwayat Hidup Penulis

  

DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................... v

HALAMAN

  

B

  

  

  

  

  

  

  

   xiv

  xv H.

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

BAB II

  

  

  

  

  

  

  

  

  

BAB II

  

  xvi

  

  

  

  

  

  

  

  

  

B

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

B

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 75

LAMPIRAN ........................................................................................................ 77

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al- Qur‟an mempunyai beberapa keutamaan yang membedakan

  dengan kitab-kitab yang lain. Al- Qur‟an merupakan Kalamullah, yang paling mulia diantara seluruh perkataan yang ada. Membacanya adalah dzikir yang paling utama, mentadaburi dan memahami maknanya adalah bentuk ibadah dan bentuk pendekatan diri kepada Allah yang paling tinggi. Allah subhanahu wa ta‟ala memuliakan orang yang menjadi Ahlul Qur‟an dengan membaca, menghafal, dan mengamalkannya dengan berbagai macam keistimewaan di dunia dan akhirat. Ahlul Qur‟an adalah orang-orang yang terdekat dari Allah Azza wa jalla, karena keagungan atas apa yang mereka miliki. Mereka mempelajari ilmu yang paling agung, ilmu yang paling mulia dan paling terhormat kedudukannya. Allah subhanahu wa ta‟ala berfirman tentang keutamaan Al Qur‟an dalam surat Al-„Ankabut ayat 45:

        

  Artinya: Bacalah kitab (Al-

  Qur‟an) yang telah diwahyukan kepadamu

  (Al- (Muhammad).

  Qur‟an dan terjemahannya, Tt:91). Menghafal Al-

  Qur‟an merupakan suatu ibadah, tetapi di zaman sekarang di mana arus modernisasi dan globalisasi tidak dapat dibendung lagi sangat mempengaruhi generasi sekarang dan yang akan datang. Hal ini berdampak pada psikologis bagi orang dewasa dan anak-anak. Untuk menarik minat membaca dan menghafal Al- Qur‟an maka diperlukan metode menghafal Al-

  Qur‟an yang terencana dan sistematis. Dalam perkembangan pendidikan Islam di Indonesia banyak bermunculan sekolah-sekolah berbasis agama, salah satunya adalah Sekolah

  Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an, dijelaskan bahwa lembaga pendidikan ini bertujuan menyiapkan terbentuknya generasi Qur‟ani, yaitu generasi yang memiliki komitmen terhadap Al-

  Qur‟an sebagai sumber perilaku, pijakan hidup dan rujukan bagi segala urusannya.

  S ekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran yang di kelola oleh yayasan Pesantren Islam Al-Irsyad yang berlokasi di Desa Butuh, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang adalah salah satu dari sekolah dasar yang berdedikasi untuk mendidik anak-anak muslim dalam mengenal Al-

  Qur‟an sejak dini, hal ini dikarenakan fase Masa kanak-kanak ini cukup lama, dimana seorang pendidik bisa memanfaatkan waktu yang cukup untuk menanamkan dalam jiwa anak, apa yang dia kehendaki. Jika masa kanak-kanak ini dibangun dengan penjagaan, bimbingan dan arahan yang baik, maka dengan izin Allah subhanahu wa ta‟ala maka kelak akan tumbuh menjadi muslim yang kokoh.

  Berbagai program unggulan ditawarkan di Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an ini, seperti menghafal Al-Qur‟an, bahasa Arab, bahasa Inggris dan komputer. Sekolah yang menerapkan sistem full day school ini, para santrinya ada yang pulang ke rumah dan sebagian ada yang tinggal di asrama. Dalam pelaksanaan pembelajaran menghafal Al- Qur‟an guru tidak hanya membawa anak-anak di dalam kelas namun juga dilakukan di luar kelas seperti di teras depan kelas atau ke masjid yang berada di samping sekolah.

  Lulusan Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran sudah dibekali dengan hafalan Al- Qur‟an minimal 6 juz, karena sekolah ini menerapkan target bagi santrinya untuk menghafalkan minimal 1 juz dalam setiap tahunnya. Berbagai prestasi juga telah diraih dalam ajang perlombaan hafalan Al-

  Qur‟an dari tingkat kecamatan sampai tingkat propinsi. Hal inilah yang menjadi kebanggaan tersendiri bagi orang tua yang putra atau putrinya mendapatkan prestasinya.

  Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis bermaksud meneliti dengan judul “METODE MENGHAFAL AL-QUR‟AN DI SEKOLAH

  DASAR ISLAM TAHFIZHUL QUR‟AN AL-IRSYAD TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017” B.

   Fokus Penelitian

  Berdasarkan latar belakang di atas maka fokus penelitian yang penulis teliti adalah: Metode menghafal Al-

  Qur‟an apakah yang diterapkan di Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran Tahun Pelajaran 2016/2017?

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui metode menghafal Al-

  Qur‟an di Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran Tahun Pelajaran 2016/2017.

  D. Kegunaan Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi berbagai pihak yang antara lain:

  1. Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah wawasan dalam bidang pengajaran, khususnya mengenai metode yang efektif dalam menghafal Al-

  Qur‟an bagi pendidik pada umumnya dan penulis pada khususnya.

2. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan dalam

  pengembangan pengajaran Al- Qur‟an di Sekolah Dasar Islam Tahfizhul

  Qur‟an Al-Irsyad Tengaran. Selain itu juga juga dapat menambah pengetahuan bagi lembaga lain tentang metode yang efektif dalam menghafal Al-

  Qur‟an yang diterapkan di Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran.

E. Kajian Pustaka 1.

  Kajian Pustaka Berdasarkan pengamatan penulis, penelitian semisal yang pernah dilaksanakan oleh peneliti sebelumnya, adalah: a.

  Anida Min Firqotin Najiyah (2005) FAI UMS dalam skrisinya yang berjudul

  “Studi Kritis Metode Menghafal Qur‟an di Pondok

  

Pesantren Nurul Qur‟an di Kali Putih Tempuran Magelang”, dia

  menyimpulkan bahwa metode yang di gunakan dalam menghafal Al- Qur‟an adalah metode talaqqi, yaitu santri menghadap kyai atau ustadz satu per satu untuk mendemonstrasikan hafalannya. Selain itu pondok ini juga menerapkan metode mujahadah untuk menunjang keberhasilan santri dalam menghafal Al-

  Qur‟an. Kemudian evaluasi yang diterapkan dilakasanakan dalam empat tahap, yaitu: evaluasi harian, mingguan, menjelang liburan dan evaluasi setelah khatam. Materi yang diberikan kepada santri Pondok Pesantren Nurul Qur‟an Kali Putih Tempuran Magelang adalah:

  1) Juz 30 dan ilmu tajwid (Syifa Al-Jinan), materi ini diperuntukkan bagi santri yang belum mampu membaca Al-

  Qur‟an dengan benar.

  2) Al-Qur‟an 30 juz, bagi santri yang sudah bisa membaca Al- Qur‟an dengan baik dan benar.

  Di dalam skripsinya yang telah ditulisnya, juga disebutkan faktor pendukung dan penghambat.

  1) Faktor pendukung adalah:

  a) Letak pesantren yang strategis, berada jauh dari keramaian kota.

  b) Udaranya sejuk.

  c) Adanya kerjasama antar santri.

  d) Hubungan yang baik antara pondok dengan masyarakat.

  2) Adapun faktor penghaambat adalah:

  a) Cuaca yang sering berubah-ubah

  b) Santri yang khusus menghafal Al-Qur‟an berbaur dengan santri yang masih sekolah.

c) Adanya kegiatan yang tidak terduga.

  Arif Rahman Hakim

  b. (2003) STAIN dalam skrisinya yang berjudul

  “Metode Tahfidzul Qur‟an Di Sekolah Dasar Islam Tahfidzul Qur‟an (SDITQ) Al Irsyad Desa Butuh Kecamatan Tengaran Tahun 2013”,

  dia menyimpulkan bahwa metode yang di gunakan dalam menghafal Al-

  Qur‟an adalah metode Pakistani, jenis metode ini meliputi diantaranya adalah Sabak, Sabki dan Manzil.Tujuan metode ini adalah untuk mempermudah siswa dalam menghafal dan menjaga hafalannya.

  Di dalam skripsinya yang telah ditulisnya, juga disebutkan faktor pendukung dan penghambat. Faktor pendukung bagi siswa di asrama dan non asrama antara lain: proses menghafal dipantau lansung oleh ustadz, suasana kondusif dan sarana prasana yang memadai, memiliki teman-teman yang sama-sama menghafal, terkondisikan oleh jadwal. Faktor Penghambat bagi siswa asrama dan non asrama adalah: malas, kurang memuroja‟ah hafalan, tidak berbakat menghafal, mengantuk, lupa, banyak bermain.

  Bedasarkan dua penelitian diatas ada salah satu persamaan tempat penelitian yaitu Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad , tetapi karena waktu yang berbeda maka penulis mencoba untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai metode menghafal Al- Qur‟an di Sekolah Dasar islam t ahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.

F. Penegasan Istilah

  Penegasan istilah ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang istilah-istilah yang dipergunakan penulis dalam skripsi ini, antara lain sebagai berikut: 1.

  Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang di kehendaki. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1990:910).

2. Menghafal Al-Qur‟an

  Menghafal artinya berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1990:291).

  Menurut Ash-Shabuny dalam Prasetyo (2007), Al- Qur‟an adalah firman

  Allah yang tiada tandingnya (mukjizat), diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu‟alaihi wa sallam dengan perantara malaikat Jibril, ditulis dalam mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir (oleh orang banyak), serta mempelajarinya merupakan suatu ibadah, dimulai dari surat Al-Fatikhah dan ditutup dengan surat An-Nas.

G. Metode Penelitian 1.

  Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, menurut Moleong

  (2013:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll, secara holistic dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

  Metode yang digunakan oleh penulis dalam membuat skripsi ini adalah metode diskriptif kualitatif yaitu metode yang menggambarkan atau melukiskan keadaan obyek atau subyek penelitian pada menghafal Al- Qur‟an di Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran, pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang ada atau sebagaimana mestinya.

2. Kehadiran Peneliti

  Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian, maka peneliti hadir secara langsung di lokasi penelitian sampai memperoleh data-data yang diperlukan. Dalam hal ini peneliti adalah sebagai instrumen kunci, berpartisipasi penuh sekaligus mengumpulkan data, sedangkan instrumen yang lain adalah sebagai penunjang.

  3. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an

  Al-Irsyad Tengaran yang bernaung di Yayasan Pesantren Islam Al-Irsyad yang berlokasi di Desa Butuh, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.

  4. Sumber Data Yang dimaksud dengan sumber data di dalam penelitian adalah subyek dari mana data diperoleh (Arikunto, 2010:172). Dalam penelitian ini menggunakan 2 jenis data yaitu: a.

  Data Primer Data primer diperoleh peneliti secara langsung dari lokasi penelitian melalui pengamatan dan wawancara. Dalam hal ini peneliti mencari data secara langsung melalui kepala sekolah, guru, dan siswa Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran.

  b.

  Data Skunder Data sekunder diperoleh peneliti dari dokumentasi kitab-kitab ulama, buku-buku petunjuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran, serta kumpulan materi yang berhubungan dengan menghafal Al-

  Qur‟an di Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran.

  5. Prosedur Pengumpulan Data a.

  Pengamatan Pada sebagain penelitian yang sudah ada pengamatan merupakan suatu metode yang sering digunakan dalam penelitian. Hal ini bertujuan untuk membaca gambaran kondisi yang diteliti sebelum mendokumentasikan informasi yang di dapat. Selain itu pedoman pengamatan bertujuan mempermudah peneliti dalam menyusun rencana penelitian yang akan dilakukan b.

  Wawancara Wawancara dilakukan bertujuan untuk mencari informasi yang jelas melalui informan di lokasi penelitian. Peneliti menggunakan wawancara yang terstruktur karena peneliti sudah mengetahui tentang informan yang diperoleh.

  Wawancara atau kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 2010:198).

  c.

  Dokumentasi Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya (Arikunto, 2010:201), dokumeni ini bisa berupa lokasi, profil, sejarah, visi misi sekolah, brosur sekolah, rencana pelaksanaan pembelajaran tahfizhul Qur‟an, buku catatan setoran hafala Qur‟an, dan nilai rapor.

  6. Analisis Data Dalam bukunya Moeleong (1989:248), menyebukan pendapat

  Janice Mc Drury (Collaborative Group Analysis of Data, 1999) tentang tahapan analisis data kualitatif, yaitu sebagai berikut: a.

  Membaca/mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasan yang ada dalam data.

  b.

  Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema yang berasal dari data.

  c.

  Menuliskan „model‟ yang ditemukan.

  d.

  Koding yang telah dilakukan.

  Di samping itu digunakan juga kerangka berfikir secara deduktif yaitu berfikir dengan berlandaskan pada pengetahuan umum yang kemudian digunakan untuk menilai fakta-fakta atau hal-hal yang khusus. Peneliti terjun ke tempat tujuan guna mempelajari, menganalisis, menafsirkan, dan mengambil kesimpulan dari kegiatan-kegiatan yang ada di tempat penelitian.

  7. Pengecekan Keabsahan Data Pengecekan keabsahan data diterapkan dalam rangka membuktikan kebenaran temuan hasil penelitian dengan kenyataan dilapangan. Menurut Lincoln dan Gruba, untuk memeriksa keabsahan data pada penelitian kualitatif antara lain dengan menggunakan taraf kepercayaan data (credibility) Moleong (2011:324). Teknik yang digunakan untuk melacak credibility dalam penelitian ini menggunakan teknik (triangulation).

  Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu sebagai pembanding terhadap data itu Moleong (2011:330). Trianggulasi merupakan cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan kontruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi ketika mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan Moleong (2011:332)

  Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan trianggulasi dengan sumber yakni membandingkan data mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dengan metode kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan cara: (Moleong, 2011:330-331) a.

  Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; b.

  Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi; c.

  Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu; d.

  Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, dan orang pemerintahan; e.

  Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

  Sebagaimana yang diungkapkan Moeloeng tersebut, dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengecekan keabsahan data dengan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. Membandingkan data-data yang diperoleh dari berbagai sumber baik dari kepala sekolah, guru, siswa, maupun petugas kebersihan dengan hasil pengamatan yang peneliti lakukan.

8. Tahap-Tahap Penelitian

  a. Tahap Pra lapangan Pada ini peneliti mencoba memperhatikan berbagai

  tahapan

  macam persoalan serta mempersiapkan hal-hal yang akan digunakan dalam penelitian nantinya. Persiapan yang dimaksud disini berupa menyusun rancangan penelitian, perizinan dalam melakukan penelitian,

serta mencari informasi melalui informan yang bersangkutan.

  Penelitian b.

  Tahap

  dalam tahapan ini bersungguh-sungguh dalam mencari

  Peneliti

  serta mengumpulkan data yang didapat. Serta melakukan observasi dan wawancara melalui informan di lokasi penelitian.

  c. Tahap Analisis Menganalisa hasil temuan data dari penelitian baik secara lisan ataupun tulisan.

H. Sistematika Penulisan

  Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang skripsi ini, penulis akan memaparkan materi-materi yang terkandung dalam masing-masing bab yang ditulis dalam skripsi ini. BAB I Pendahuluan Meliputi: Latar Belakang Masalah, Fokus Penelitian, Tujuan Penelitian,

  , Penegasan Istilah, Metode Penelitian, dan

  Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan.

  BAB II Kajian Pustaka Meliputi: Pada bab ini akan diuraikan berbagai teori yang berkaitan dengan tahfizhul Qur‟an yang meliputi hukum dan tujuan menghafal Al- Qur‟an, syarat-syarat menghafal Al-Qur‟an, faktor-faktor yang mendukung menghafal Al-

  Qur‟an, metode-metode menghafal Al- Qur‟an, evaluasi menghafal Al-Qur‟an, dan diantara keutamaan menghafal Al-

  Qur‟an BAB

  III Paparan Data dan Temuan Penelitian

  Berisi tentang paparan data dan temuan penelitian yang mencakup kondisi umum Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran yang meliputi program pembelajaran tahfizhul Qur‟an, hasil dari pembelaj aran tahfizhul Qur‟an, faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran tahfizhul Qur‟an di

  Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran.

  BAB IV Pembahasan Berisi pembahasan temuan penelitian yang ada di lapangan. Mencangkup metode pembelajaran tahfizhul qur‟an di Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran, hasil dari penggunaan metode pembelajaran tahfizhul qur‟an di Sekolah

  Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran, faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran tahfizhul qur‟an di Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al- Irsyad Tengaran.

  BAB V Penutup Berisi tentang kesimpulan dan saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Menghafal Al-Qur’an 1. Definisi Menghafal Al-Qur‟an. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pengertian menghafal adalah berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat.

  (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1990:291).

  Menurut Ash-Shabuny (1996:18), Al- Qur‟an adalah firman Allah yang tiada tandingnya (mukjizat), diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu‟alaihi wa sallam dengan perantara malaikat Jibril, ditulis dalam mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir (oleh orang banyak), serta mempelajarinya merupakan suatu ibadah, dimulai dari surat Al-Fatikhah dan ditutup dengan surat An-Nas. Allah subhanahu wa ta‟ala berfirman dalam surat At-Taqwir ayat 19-21:

                  

  Artinya: Sesungguhnya (Al -Qur'an) itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril)(19) yang memiliki kekuatan, yang memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah yang memiliki 'Arsy (20) yang di sana (di alam malaikat) ditaati dan dipercaya. (Al-

  Qur‟an dan terjemahannya, Tt:586). Jadi definisi menghafal Al-

  Qur‟an adalah suatu usaha meresapkan kalam Allah subhanahu wa ta‟ala kedalam fikiran agar selalu diingat dengan maksud beribadah serta menjaga dan memelihara kalam Allah.

2. Hukum dan Tujuan Menghafal Al-Qur‟an.

  Menurut Ahsin W. Al-Hafidz dalam Prasetyo (2007) hukum menghafal Al- Qur‟an adalah fardhu kifayah, berarti semua orang muslim tidak boleh kurang dari satu harus ada yang menghafal Al-

  Qur‟an. Jika kewajiban ini telah terpenuhi maka gugurlah kewajiban tersebut dan jika sebaliknya yaitu tidak terdapat satu orang Islam pun yang menghafalkan Al-

  Qur‟an, maka semua orang Islam akan menanggung dosanya. Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman dalam surat Al-Qomar ayat 17,

           Artinya : “Dan sungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran? (Al-

  Qur‟an dan terjemahannya, Tt:529). Kemudian firman Allah dalam surat Al-

  A‟la ayat 6-7,

                 

  Artinya :”Kami akan membacakan (Al-Quran) kepadamu (Muhammad) sehingga engkau tidak akan lupa. Kecuali jika Allah menghendaki. Sungguh Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi. (Al-

  Qur‟an dan terjemahannya, Tt:591).

  Kemudian Al-Hafidz dalam Prasetyo (2007) menyebutkan tentang hukum mengajarkan Al- Qur‟an, beliau berpendapat bahwa bukan hanya menghafalnya, demikian juga mengajarkannnya hukumnya adalah fardhu kifayah dan merupakan ibadah yang utama sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam:

  ملسً ويلع الله - ىلص ونع الله ىضر هَع مُكُر يَخ َلاَق هَم ىِب نلا ِهَع ناَم ثُع ( )

  يراخبلا هاًر َنآ رُق لا ُوَم لَعًَ َم لَعَت

Artinya: “Ustman bin Affan radhiyallahu „anhu berkata: “Bahwa

Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar al-

  Quran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)

  Lebih lanjut Ahsin W. Al-Hafidz dalam Prasetyo (2007) menyebutkan tentang tujuan-tujuan menghafal Al- Qur‟an yaitu: a.

  Untuk menjaga kemurnian isi kandungan Al-Qur‟an.

  b.

  Untuk menjaga pemalsuan Al-Qur‟an oleh orang-orang tertentu.

  c.

  Untuk menjaga dari pengubahan terhadap ayat-ayat suci Al-Qur‟an.

  d.

  Untuk membina serta mengembangkan dan meningkatkan pola penghafal Al- Qur‟an baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya dan mencetak kader-kader muslim yang hafal Al-

  Qur‟an, memahami dan mendalami isi, berpengetahuan luas serta berakhlakul karimah.

  Hukum menghafal Al- Qur‟an adalah fardhu kifayah yaitu jika sudah ada satu orang yang menghafal maka gugurlah kewajiban tersebut, jika tidak terdapat orang yang menghafal Al-

  Qur‟an maka semua orang Islam akan menanggung dosanya. Adapun tujuan menghafal Al-

  Qur‟an yaitu untuk menjaga kemurnian Al- Qur‟an serta mencetak kader kader penghafal Al-

  Qur‟an yang berakhlakul karimah.

3. Keutamaan Menghafal Al-Qur‟an.

  Menurut Ahsin W Al-Hafidz dalam Prasetyo (2007) Al- Qur‟an adalah kalam ilahi yang harus di pelihara dan dimuliakan. Salah satu cara untuk memuliakan adalah dengan membaca dan menghafalnya. Orang muslim yang mempelajari, membaca atau menghafal Al-

  Qur‟an merupakan orang yang terpilih oleh Allah untuk menerima warisan kitab suci, sebagaimana firmannya di dalam surat Faathir ayat 32:

                           Artinya : “Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang mendzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. yang demikian itu adalah karunia yang Amat besar. (Al- Qur‟an dan terjemahannya, Tt:438).

  Menghafal Al- Qur‟an termasuk ibadah jika dilakukan ikhlas karena

  Allah dan bukan untuk mengharapkan pujian di dunia. Bahkan salah satu ciri orang yang berilmu menurut standart Al- Qur‟an, adalah mereka yang memiliki hafalan Al-

  Qur‟an. Allah berfirman dalam surat Al-„Ankabut ayat 49:

                  

  Artinya : sebenarnya, (Al -Quran) itu adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada orang-orang yang berilmu. Hanya orang orang yang dzalim yang mengingkari ayat-ayat Kami. (Al- Qur‟an dan terjemahannya, Tt:402).

  Allah subhanahu wata‟ala akan memuliakan orang muslim yang mempelajari, membaca atau menghafal Al- Qur‟an dan merupakan orang yang terpilih untuk menerima warisan kitab-Nya.

4. Adab membaca Al-Qu‟an.

  Menurut An Nawawi (2014: 67) beberapa adab membaca Al- Qur‟an adalah sebagai berikut: a.

  Ikhlas.

  Wajib bagi orang yang membaca Al-Qur'an untuk ikhlas, memelihara etika ketika berhadapan dengan Al-Qur'an, hendaknya ia menghadirkan perasaan dalam dirinya bahwa ia tengah bermunajat kepada Allah dan membaca seakan-akan ia melihat keberadaan Allah, jika ia tidak bisa melihatnya maka sesungguhnya Allah melihatnya.

  b.

  Membersihkan mulut.

  Jika hendak membaca Al-Qur'an hendaknya ia membersihkan mulutnya dengan siwak atau lainnya dan siwak yang berasal dari tanaman arok lebih utama bisa juga dengan jenis kayu-kayuan lainnya, atau dengan sobekan kain kasar, garam abu alkali atau lainnya.

  c.

  Dalam kondisi suci.

  Sebaiknya orang yang hendak membaca Al-Qur'an berada dalam kondisi suci. Untuk orang yang junub dan haid, maka haram bagi keduanya membaca Al-Qur'an, satu ayat atau tidak sampai satu ayat. Dibolehkan bagi keduanya untuk membaca Al-Qur'andi dalam hati tanpa dilafalkan, juga boleh melihat mushaf dan mengingat-ingatnya dalam hati.

  d.

  Tempat yang bersih.

  Hendaknya membaca Al-Qur'an di tempat yang bersih dan nyaman, mayoritas ulama lebih suka kalau tempatnya di masjid, karena bersih secara global, tempat yang mulia serta tempat untuk melakukan keutamaan lainnya.

  e.

  Menghadap Kiblat.

  Hendaknya orang yang membaca Al-Qur'an di luar shalat membacanya dengan menghadap kiblat.

  f.

  Memulai membaca Al-Qur‟an dengan membaca ta‟awudz.

  Bacaan ta‟awudz menurut jumhur (mayoritas ulama) adalah “a‟udzu billahi minasy syaithonir rajiim”. Membaca ta‟awudz ini dihukumi sunnah, bukan wajib.

  Perintah untuk membaca

  ta‟awudz di sini disebutkan dalam surat An-

  Nahl ayat 98:

            Artinya:

  “Maka apabila engkau (Muhammad)hendak membaca Al-

  Quran, mohonlah perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.

  ” (Al-Qur‟an dan terjemahannya, Tt:278). g.

  Membiasakan mengawali setiap surah dengan Basmalah.

  Membaca “bismillahir rahmanir rahim” di setiap awal surat selain surat Bara‟ah (surat At-Taubah), mayoritas ulama berpendapat itu termasuk ayat lanjutan bukan awal surah sebagaimana dalam mushaf, setiap awal surah selalu diawali dengan tulisan lafal basmalah kecuali surah At-Taubah.

  h.

  Mentadaburi Ayat.

  Disyariatkan ketika membaca Al- Qur‟an dalam keadaan khusyuk, banyak dalil mengenai syariat tadabur ketika membaca Al-

  Qur‟an, yang paling masyhur disebut dalam surat An-Nisa‟ ayat 82:

       Artinya:”Maka tidaklah mereka menghayati (mendalami) Al-Quran?”

  (Al- Qur‟an dan terjemahannya, Tt:91).

  Kemudian dalam surat Sad ayat 29:

        

  • Artinya: Kitab (Al

  Qur‟an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayat -Nya. (Al-

  Qur‟an dan terjemahannya, Tt:455).

  Banyak hadits yang masyhur terkait masalah ini. Banyak kelompok dari salafus shalih yang begadang hingga pagi untuk membaca mengulang-ulang, dan merenungi sebuah ayat, banyak pula yang pingsan ketika sedang membaca Al- Qur‟an dan tdak sedikit yang meninggal dunia dalam kondisi membaca Al-

  Qur‟an. Seorang muslim hendaknya memperhatikan adab-adab jika akan membaca Al-

  Qur‟an, karena Al-Qur‟an merupakan kalamullah dan bagi yang membacanya akan mendapatkan pahala.

  Allah subhanahu wa ta‟ala juga mensyariatkan untuk mentadabburi Al- Qur‟an, kita bisa mencontoh para salafus shalih dalam mentadabburinya.

5. Kaidah Pokok dalam Menghafal Al-Qur‟an.

  Sudah dimaklumi bersama bahwa menghafal Al-Qur'an bukanlah tugas yang mudah, sederhana, serta bisa dilakukan kebanyakan orang tanpa meluangkan waktu khusus, kesungguhan, mengerahkan kemampuan, dan keseriusan.

  Menurut As-Sirjani (2010: 55-82) kaidah pokok dalam menghafal Al-Qur'an merupakan kaidah yang tidak bisa digantikan dengan yang lain.

  a.

  Kaidah pertama ikhlas.

  Ikhlas adalah kaidah yang paling penting dan paling utama dalam masalah ini. Apabila seseorang melakukan sebuah perbuatan tanpa dasar mencari keridhaan Allah subhanahu wa ta'ala, amalannya hanya akan sia-sia belaka.

  b.

  Kaidah kedua tekad yang kuat dan bulat.

  Setiap muslim berkeinginan untuk bisa menghafal Al-Qur'an, keinginan ini hendaknya dibarengi dengan kemauan dan tekad yang kuat untuk melakukan tugas suci ini. Perhatikan firman Allah surat Al-

  Isra‟ ayat 19:

Dokumen yang terkait

EVEKTIFITAS METODE TABAROK DALAM MEMEPERCEPAT ANAK MENGHAFAL AL-QUR’AN DI CLUB TAHFID GENTA QUR’AN BUBUTAN SURABAYA SKRIPSI

0 2 15

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAT MATA PELAJARAN AKHLAK MELALUI METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR NEGERI KALIKAYEN 02 KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG - Test Repository

0 0 77

PENGARUH KETELADANAN ORANG TUA DALAM IBADAH TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI SEKOLAH (STUDI KASUS PADA SISWA MUSLIM SMK TELEKOMUNIKASI TUNAS HARAPAN TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008) - Test Repository

0 1 99

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MATERI SHALAT FARDLU MELALUI METODE CRITICAL VIDEO PADA SISWA KELAS II MI GATAK SUGIHAN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

0 9 108

PENGARUH TINGKAT KETAATAN BERAGAMA TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI BENER 02 KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010 - Test Repository

0 1 94

PENGARUH TINGKATKEDISIPLINAN BELAJAR DI MADRASAH DINIYAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR AL-QUR’AN HADITS SISWA DI MI NURUL ULUM GADING DS. DUREN KEC. TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

0 1 100

METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI PONDOK PESANTREN BUSTANU USYSYAQIL QUR’AN DESA GADING KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 20152016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

1 16 113

PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPS MATERI SEJARAH KERAJAAN ISLAM MELALUI METODE NUMBERED HEAD TOGETHER(NHT)DENGAN MEDIA VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN DUREN 01 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - Test Repository

0 0 155

PENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK KASAR MELALUI METODE GERAK DAN LAGU PADA ANAK USIA DINI DI RA ROWOSARI KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository

0 0 103

PENERAPAN METODE SIMA’I DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN PADA SANTRI PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN TA’MIRUL ISLAM LAWEAN SURAKARTA TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 142