PENINGKATAN KERJASAMA ANAK MELALUI METODE PROYEK MENGHIAS KELAS PADA SISWA KELOMPOK B RA AZ-ZAHRA JOMBOR KEC. TUNTANG, KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository

  

PENINGKATAN KERJASAMA ANAK MELALUI

METODE PROYEK MENGHIAS KELAS PADA

SISWA KELOMPOK B RA AZ-ZAHRA JOMBOR

KEC. TUNTANG, KAB. SEMARANG

  

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

  

Oleh

SANIA HIDAYATI

NIM 11613013

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2017

  

MOTTO

ِت ﺎَﯿﱢﻨﻟا ِب ُﻞَﻤْﻋ َﺄْﻟا ﺎَﻤﱠﻧ ِإ

  

  Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niat” Tiada doa yang lebih indah selain doa agar skripsi ini cepat selesai.

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini dipersembahkan untuk : 1. Orang tuaku bapak Chamam (alm) dan ibu Siti Fatimah (alm).

  2. Kepala sekolah RA Az-Zahra Jombor Azizatun Nikmah yang selalu membimbing dan mengarahkan, serta semua keluarga besar RA Az-Zahra Jombor yang telah memberikan motivasi yang besar.

  3. Nenekku tercinta Hj. Rubiah.

  4. Anak yang saya cintai, sayangi Ananda Ahza Zafira Putri yang ikut serta dalam memperjuangkan hidup, kaulah semangat ibu sayang, beserta bapaknya.

  5. Kakak tercinta Arifin.

  6. Ibu/Bapak dosen IAIN Salatiga.

  7. Saudara-saudara.

  8. Ibu Juariyah binti Jumadi yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk hidup lebih maju.

  9. Kepada teman-teman yang telah memberikan semangat dan dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini.

KATA PENGANTAR

  Bismillahirrahmanirrahim

  Alhamdullilahi robil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan.

  Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini adalah “Peningkatan Kemampuan Sosial Emosional, Kerjasama Anak Melalui Metode Proyek Menghias Kelas Pada Siswa Kelompok B Ra Az-Zahra Jombor Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017.

  Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga

  2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

  IAIN Salatiga

  3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. selaku Ketua Jurusan PIAUD IAIN Salatiga

  4. Bapak Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan secara ikhlas dan sabar meluangkan waktu serta mencurahkan pikiran dan tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini.

  5. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan pendidikan Islam Anak Usia Dini yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai

  6. Ibu Azizatun Nikmah, S.Pd selaku kepala sekolah beserta seluruh keluarga besar Ra Az-Zahra Jombor yang berkenan membantu penulis dalam

  7. Keluarga, saudara, sahabat semua yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaikan skripsi ini

  8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

  Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Penulis sadar bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca pada umumnya dan memberikan sumbangan bagi pengetahuan dalam dunia pendidikan.

  Salatiga, 15 Maret 2017 Penulis,

  Sania Hidayati

  116-13-013

  

ABSTRAK

  Hidayati, Sania. 2017. (Peningkatan Kerjasama Anak Melalui Metode Proyek

  Menghias Kelas Pada Siswa Kelompok B Ra Az-Zahra Jombor Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017). Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan

  Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd. Kata Kunci : Peningkatan Kerjasama, Metode Proyek Menghias Kelas.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat pencapaian kerjasama anak usia dini pada kelompok B RA Az-Zahra Jombor Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas kolaboratif. Subjek dalam penelitian ini adalah anak dengan usia 5-6 tahun yang tergabung dalam Kelompok B dan berjumlah 20 anak. Dari 20 peserta didik kelompok B RA Az-Zahra Jombor Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, sebanyak 3 anak yang dinyatakan tuntas atau mencapai indikator kinerja yaitu memperoleh bulatan penuh (●) sedangkan 17 anak belum memenuhi indikator kinerja. Berdasarkan hasil penelitian pra siklus dapat diketahui bahwa kerjasama anak sebelum menggunakan metode proyek hanya 15% dengan kategori baik, 35% kategori cukup, dan 35% dengan kategori kurang sehingga perlu ditingkatkan lagi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif.

  Berdasarkan hasil penelitian siklus I dapat diketahui bahwa kerjasama anak dengan menggunakan metode proyek membuat kolase mengalami peningkatan. Anak yang mencapai perkembangan baik mencapai 45%, kategori cukup 35%, kategori kurang 20%, sehingga perlu untuk ditingkatkan lagi.

  Berdasarkan hasil penelitian siklus II dapat diketahui bahwa kerjasama anak dengan menggunakan metode proyek membuat kolase mengalami peningkatan, terbukti dengan anak yang berhasil mencapai kategori baik 80%, kategori cukup 15%, dan kategori kurang hanya 5% atau 1 anak, sehingga dapat dinyatakan bahwa indikator kinerja mengalami keberhasilan.

  Berdasarkan data hasil penelitian tindakan kelas tersebut maka dapat disimpulkan bahwa melalui metode proyek menghias kelas kreasi kolase dan hiasan diding dapat meningkatkan kerjasama anak pada kelompok B di RA Az- Zahra Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang tahun ajaran 2016/2017 terbukti dan dapat diterima kebenarannya.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ................................................................................. i PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. ii PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................ iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................. iv MOTTO …………………………………………………………………… v PERSEMBAHAN…………………………………………......................... vi KATA PENGANTAR………………………………………… .................. vii ix ABSTRAK………………………………………… ................................... DAFTAR ISI………………………………………… ................................ x DAFTAR TABEL…………………………………………......................... xii xiii DAFTAR GRAFIK DAN GAMBAR……………………………………… xiv DAFTAR LAMPIRAN………………………………………….................

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...........................................................

  1 B. Rumusan Masalah ....................................................................

  4 C. Tujuan Penelitian .....................................................................

  5 D. Kegunaan/ Manfaat Penelitian ..................................................

  5 E. Hipotesis Tindakan....................................................................

  6 F. Definisi Operasional .................................................................

  6 G. Metode Penelitian .....................................................................

  8 H. Sistematika Penulisan ...............................................................

  15 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Perkembangan Sosial Emosional Kerjasama ................

  17

  C. Kerangka Berfikir .....................................................................

  56 H. Jadwal Penelitian …………………… .......................................

  72 B. Saran ........................................................................................

  69 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..............................................................................

  65 D. Pembahasan ……………………...............................................

  61 C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II …………………… .................

  59 B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I .................................................

  58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus .................................................................

  54 G. Indikator Keberhasilan …………………… ..............................

  37 D. Hipotesis Tindakan……………………… .................................

  53 F. Analisis Data …………………… .............................................

  50 E. Keabsahan Data …………………….........................................

  47 D. Pengumpulan Data …………………… ....................................

  46 C. Prosedur Penelitian ...................................................................

  39 B. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus II ................................

  38 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian……………. ...........................................

  73 Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran Riwayat Hidup Penulis

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Prosedur Penelitian ................................................................

  47 Tabel. 3.2 Kisi-kisi Instrumen Observasi Hasil Belajar Kemampuan Kerjasama .............................................................................................. 52 Tabel 3.4 Indikator Penilaian Kemampuan Kerjasama ...........................

  57 Tabel 3.5 Jadwal Penelitian ...................................................................

  58 Tabel. 4.1 Hasil Observasi Kondisi Pra Siklus ........................................ .............................................................................................. 60 Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus I .....................................

  63 Tabel 4.3 Jadwal Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II .................................................................................

  65 Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus II....................................

  67 Tabel 4.6 Perbandingan Rekapitulasi Hasil Observasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II .................................................................................

  70

  

DAFTAR GRAFIK DAN GAMBAR

  Grafik 4.1 Grafik Kerjasama Anak Sebelum Menggunakan Melalui Metode Proyek.......................................................................

  62 Grafik 4.2 Grafik Peningkatan Kemampuan Kerjasama Anak Melalui Metode Proyek Membuat Kolase ...........................................

  65 Grafik 4.2 Grafik Peningkatan Kemampuan Kerjasama Anak Melalui Metode Proyek.......................................................................

  69 Grafik 4.3 Grafik Peningkatan Kemampuan Kerjasama Melalui Metode Proyek Mambuat Kolase ........................................................

  71 Gambar 1 Kerangka Berpikir..................................................................

  37

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Penelitian Lampiran 3 Surat Keterangan Melakukan Penelitian Lampiran 4 Surat Pengajuan Pembimbing Lampiran 5 Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 6 Indikator Tiap Siklus yang Diamati Lampiran 7 Lembar Observasi Lampiran 8 Wawancara Lampiran 9 Catatan Lapangan Lampiran 10 Rencana Kegiatan Harian Lampiran 11 Dokumentasi Foto Penelitian Lampiran 12 Pernyataan Publikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini (early child education/PAUD) sangat

  penting dilaksanakan sebagai dasar bagi pembentukan kepribadian manusi secara utuh, yaitu untuk pembentukan karakter, budi pekerti luhur, cerdas, ceria, terampil, dan bertakwa kepada Tuhan YME. Perkembangan anak pada tahun-tahun pertama sangat penting dan akan menentukan kualitas masa depan, oleh karena itu pendidikan anak usia dini sangat penting dan merupakan investasi yang sangat besar bagi keluarga dan bangsa karena masa depan dunia ada di tangan anak sebagai generasi penerus bangsa.

  Pada saat anak menjalani usia keemasan (golden age) maka merupakan saat yang tepat untuk mengembangkan 5 aspek perkembangan anak, salah satu aspek perkembangan tersebut adalah perkembangan sosial emosional. Pada aspek perkembangan sosial emosional, kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai adalah kemampuan mengembangkan konsep diri dan sikap positif terhadap belajar, kontrol diri dan rasa memiliki.

  Ada berbagai kemampuan yang harus distimulasi sejak dini. Salah satunya adalah kemampuan bekerjasama. Kerjasama merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia. Yudha (2005: 24) mengatakan kemampuan kerjasama penting untuk memberikan keterampilan baru agar ikut berpartisipasi dalam dunia yang terus berubah dan berkembang.

  Biasanya akan terjadi pada saat anak bermain (Hurlock, 1978: 262). Mengatakan bahwa semakin banyak kesempatan anak untuk melakukan sesuatu bersama-sama, semakin cepat mereka belajar melakukan dengan cara bekerja sama. Jika anak memiliki kemampuan kerjasama yang baik maka anak cenderung mudah memahami perasaan orang lain, anak akan memiliki perhatian yang besar pada temannya sebayanya dan anak mampu memotivasi pribadi orang lain.

  Sejalan dengan hal tersebut Parten dalam Sujiono, (2009: 144) memandang kegiatan bermain sebagai sarana bersosialisasi, diharapkan melalui kegiatan bermain dapat memberi kesempatan anak bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi dan belajar secara menyenangkan. Selanjutnya, Nugraha & Rachmawati (2008: 217) menjelaskan dalam periode prasekolah memiliki ciri sosialisasi pada anak yaitu mulai bermain bersama (cooperative play). Oleh karena itu kemampuan bekerjasama penting diperhatikan sejak dini.

  Seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi semakin maju berimbas pada permainan anak. Berbagai macam permainan “games” elektronika atau melalui “gadget”. Orangtua yang mempunyai kesibukan tinggi mempunyai kecenderungan memberikan permainan tersebut pada anak-anaknya, akibatnya anak kurang mendapat stimulasi dalam kemampuan sosialisasi, akibatnya kemampuan kerjasama anak rendah. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengembangkan berbagai kemampuan kerjasama anak yaitu dengan mengikutsertakan anak pada pendidikan anak usia dini.

  Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut sebagaimana yang dinyatakan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No

  20 Tahun 2003 (Permendiknas, No 58 Tahun 2009).

  Pemberian rangsangan atau stimulus pada anak usia dini dilakukan melalui kegiatan bermain. Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan anak secara berulang tanpa paksaan. Bermain dapat dilakukan sendiri maupun bersama-sama. Ketika bermain, secara tidak langsung seluruh kemampuan anak terstimulus. Begitu juga dengan kemampuan kerjasama anak.

  Realita dilapangan banyak anak yang memiliki kemampuan kerjasama belum berkembang. Demikian juga yang terjadi apada anak kelompok B RA Az Zahra Jombor Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini ditunjukkan ketika anak bermain balok, dari 20 anak dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok 5 anak, hanya 1 kelompok yang bisa bekerjasama dan berhasil menyusun balok menjadi bangunan yang utuh. Selebihnya mereka saling berebut, dan bahkan ada yang merusak ketika temannya berusaha membuat bangunan dari balok.

  Kenyataan diatas diperparah dengan kondisi guru yang masih menggunakan metode pembelajaran yang kurang variatif. Oleh karena itu peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian tentang kegiatan anak yang dapat meningkatkan kemampuan kerjasama anak pada RA Az-Zahra Jombor Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang dengan metode proyek kegiatan menghias kelas. Selanjutnya penelitian tersebut penulis tuangkan dalam bentuk tulisan yang berjudul, “Peningkatan Kerjasama Anak Melalui Metode Proyek Menghias Kelas Pada Siswa Kelompok B RA Az-Zahra Jombor Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017”.

B. Rumusan Masalah

  Masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah: Apakah penggunaan metode proyek dengan kegiatan menghias kelas dapat meningkatkan kerjasama anak kelompok B RA Az-Zahra Jombor Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

  C. Tujuan

  Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui bagaimana tingkat pencapaian kerjasama anak usia dini pada kelompok B RA Az-Zahra Jombor Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

  D. Kegunaan/Manfaat Penelitian

  Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah:

  1. Secara Teoritis Diharapkan melalui hasil penelitian ini, dapat menjadi salah satu pedoman untuk meningkatkan kemampuan kerjasama melalui penggunaan metode proyek menghias kelas bagi dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan anak usia dini.

  2. Secara Praktis

  a. Bagi guru 1) Meningkatkan kreatifitas guru menggunakan metode proyek menghias kelas.

  2) Memberikan pengalaman pada guru tentang penelitian tindakan kelas.

  b. Bagi anak Sebagai media untuk meningkatkan kerjasama anak sehingga anak dapat memiliki sikap kerjasama yang baik. c. Bagi sekolah Sebagai upaya memberikan pembelajaran terbaik bagi anak sehingga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat pada lembaga tersebut.

  E. Hipotesis Tindakan

  Dengan berdasarkan kerangka berpikir di atas dapat diajukan hipotesis tindakan yaitu melalui metode proyek menghias kelas dapat meningkatkan kemampuan kerjasama siswa pada kelompok B RA Az- Zahra Jombor Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

  F. Definisi Operasional

  Untuk menghindari penafsiran yang salah dan pemahaman yang berbeda pada judul di atas, maka peneliti perlu menjelaskan berbagai istilah sekaligus sebagai batasan penelitian. Adapun istilah-istilah tersebut adalah:

1. Perkembangan Sosial Emosional

  Menurut Plato secara potensial (fitrah) manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial (zoon politicori). Syamsuddin (1995: 105) dalam Nugraha & Rahmawati (2007: 118) mengungkapkan bahwa "sosialisasi adalah proses belajar untuk menjadi makhluk sosial", sedangkan menurut Loree (1970: 86) dalam Nugraha & Rahmawati (2007: 118) "sosialisasi merupakan suatu proses di mana individu (terutama) anak melatih kepekaan dirinya terhadap rangsangan-rangsangan sosial terutama tekanan-tekanan dan tuntutan kehidupan (kelompoknya) serta belajar bergaul dengan bertingkah laku, seperti orang lain di dalam lingkungan sosialnya".

  Muhibin (1999: 35) dalam Nugraha & Rahmawati (2007: 118) mengatakan bahwa perkembangan sosial merupakan proses pembentukan social self (pribadi dalam masyarakat), yakni pribadi dalam keluarga, budaya, bangsa, dan seterusnya. Adapun Hurlock (1978: 250) mengutarakan bahwa perkembangan sosial merupakan perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial.

  "Sosialisasi adalah kemampuan bertingkah laku sesuai dengan norma, nilai atau harapan sosial".

  Goleman (1995: 411) menyatakan bahwa "emosi merujuk pada suatu perasaan atau pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak".

2. Kerja Sama Pada dasarnya tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri.

  Manusia adalah mahluk sosial, yaitu manusia yang selalu membutuhkan orang lain disisinya sehingga mau atau tidak mau mereka akan saling berhubungan satu sama lain. Meski hubungan itu tidak selalu baik, namun banyak manusia menempatkan hal ini sebagai hal yang terpenting dalam hidup mereka. Salah satu fitrah manusia sebagai makhluk sosial adalah kerjasama.

3. Metode Proyek Menghias Kelas

  Metode proyek menghias kelas merupakan metode yang berusaha meningkatkan aktifitas belajar, meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dari orientasi tanggung jawab yang penekanannya pada guru beralih ke tekanan tanggung jawab kepada anak-anak melalui kegiatan menghias kelas. Metode proyek dengan kegiatan menghias kelas diharapkan dapat menjadi wahana untuk menggerakkan kemampuan kerjasama dengan sepenuh hati, dan meningkatkan keterampilan dan menumbuhkan minat dalam memecahkan masalah tertentu secara efektif dan kreatif.

  Metode proyek melalui kegiatan menghias kelas merupakan strategi pengajaran yang melibatkan anak dalam belajar memecahkan masalah dengan melakukan kerjasama dengan anak lain, masing- masing melakukan bagian pekerjaannya secara individual atau dalam kelompok kecil untuk menjadi milik bersama.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

  Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (class room action research). Prosedur dalam penelitian terdiri dari beberapa komponen yaitu:Perencanaan (planning), Pelaksanaan (acting), Pengamatan (observing), Perenungan (reflecting) (Arikunto, 2010: 92).

  Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di RA Az-Zahra Jombor Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Hal ini karena peneliti mengajar di sekolah tersebut sehingga terlibat langsung dalam proses pembelajaran di kelas, khususnya dalam mencermati permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran.

  Peneliti merencanakan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini pada tahun pelajaran 2016/2017 .

  2. Subjek Penelitian

  Subyek penelitian ini adalah siswa kelompok B RA Az-Zahra Jombor Kec. Tuntang, Kab. Semarang yang berjumlah 20 orang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

  3. Langkah-Langkah Penelitian

  Dalam tahap ini peneliti membuat perencenaan tentang apa yang akan dilaksanakan dalam penelitian dalam tabel di bawah ini: Tabel. 1. Langkah –langkah penelitian

  Kegiatan Siklus 1 Siklus 1 Perencanaan

  1. Guru menyusun

  1. Guru menyusun RKH RKH, satu siklus 3 RKH

  2. Guru menyiapkan

  2. Guru memberi lembar observasi penjelasan pada dan bahan untuk peserta didik tentang membuat lukisan dinding.

3. Guru menyiapkan

  peralatan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. dengan membuat persahabatan yang sempurna

  3. Guru menyiapkan

  peralatan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.

  Pelaksanaan dilaksanakan oleh peneliti dan dengan bantuan teman sejawat

  1. Kegiatan awal

  a. Doa dan salam pembuka b. Guru memberikan apersepsi

  c. Guru memberi arahan dalam melaksanakan kegiatan menghias kelas

  2. Kegiatan Inti

  a. Guru memberi contoh cara

  1. Kegiatan awal

  a. Doa dan salam pembuka b. Guru memberikan apersepsi c. Guru memberi arahan dalam melaksanakan kegiatan menghias kelas

  2. Kegiatan Inti

  a. Guru member contoh cara dengan kolase

  b. Peserta didik mengerjakan tugas

  3. Kegiatan Penutup

  a. Guru memberikan peserta didik untuk mengemukakan pendapat b. Istirahat

  c. Penutup dengan kolase b. Peserta didik mengerjakan tugas

  3. Kegiatan Penutup

  a. Guru memberikan peserta didik untuk mengemukakan pendapat b. Istirahat

  c. Penutup memberi

  tugas Observasi dilakukan oleh kolaborator

  1. Aktivitas guru (memberi observasi, apersepsi, mengkondisikan siswa, memberi contoh menghias kelas dengan lukisan dinding

  1. Aktivitas guru (memberi observasi, apersepsi, mengkondisikan siswa, memberi contoh menghias kelas dengan kolase didik (memperhatikan (memperhatikan penjelasan guru, penjelasan guru, bersemangat, aktif, bersemangat, aktif, motivasi dan motivasi dan mengerjakan tugas) mengerjakan tugas)

  Refleksi Guru dan observer Guru dan observer mengoreksi kebehasilan mengoreksi kebehasilan penelitian tindakan penelitian tindakan kelas kelas berdasarkan berdasarkan ketercapaian ketercapaian indikator indikator kinerja maka kinerja maka dilakukan penelitian tindakan kelas siklus selanjutnya. dinyatakan berhasil.

  Pelaksanaa siklus 2 merupakan perbaikan pada hasil refleksi guru dan observer.

4. Instrumen Penelitian

  Kisi-kisi instrumen observasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel. 1.2 Kisi-kisi Instrumen Observasi Hasil Belajar No. ASPEK

  INDIKATOR BUTIR

  1. Anak dapat membina dan mempertahankan hubungan dengan teman

  1. Anak dapat berperan serta dalam kegiatan membuat hiasan kelas

  1

  2. Anak dapat berperan serta dalam kegiatan membuat hiasan kelas

  2

  2 Anak mau berbagi dan mampu mengendalikan diri

  1. Anak bersedia menggunakan alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan lukisan dinding dan kolase secara bersama- sama

  3

  2. Anak tidak saling berebut

  4

  3 Anak mau menghadapi masalah bersama- sama

  1. Anak mau mengerjakan tugas sampai selesai

  5

  2. Anak mau membereskan alat-alat permainan bersama-sama

  6

5. Metode Pengumpulan Data

  Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, dokumentasi dan penugasan.

  a. Metode Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diteliti. Observasi melibatkan teman sejawat dengan menggunakan lembar observasi.

  Obervasi hasil belajar menggunakan lembar observasi akan digunakan sebagai sebagai pedoman dalam mengumpulkan data tentang kemampuan kerjasama anak. Lembar observasi ini diambil dari tahapan kerjasama. Menurut Tedjasaputra (2001: 88) tahapan dalam kemampuan kerjasama anak adalah: 1) Anak dapat membina dan mempertahankan hubungan dengan teman 2) Anak mau berbagi dengan teman yang lain 3) Anak mau menghadapi masalah bersama–sama 4) Mau menunggu giliran 5) Belajar mengendalikan diri 6) Mau berbagi

  b. Metode Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data atau hal-hal sesuai variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya. Dokumentasi yang digunakan dalam peelitian ini adalah profil sekolah, portofolio, raport siswa (Suharsimi, 2010: 231).

  c. Wawancara Wawancara dilakukan dengan bertanya kepada guru mengenai proses pembelajaran khususnya pembelajaran yang terkait untuk meningkatkan kerjasama anak melalui metode proyek menghias kelas.

6. Analisis Data

  Setelah terkumpul data dengan lengkap, maka selanjutnya adalah menganalisis data tersebut untuk mengetahui hasil akhir dari penelitian yang telah dilakukan. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis deskriptif kualitatif.

  Menurut Arikunto (2010: 13) dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, menggunakan jenis data kualititatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalisis secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif.

H. Sistematika Penulisan

  Kata Pengantar Abstrak Daftar Isi Daftar Tabel

  Daftar Gambar

  BAB I: Pada bab pertama membahas tentang Pendahuluan yaitu, membahas tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan, Kegunaan penelitian, Hipotesis Tindakan, Definisi Operasional, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

  BAB II: Pada bab kedua mengkaji tentang Kajian Pustaka yaitu, Hakikat Perkembangan Sosial Emosional Kerjasama, Metode Proyek Menghias Kelas, Kerangka Berfikir, dan Hipotesis Tindakan. BAB III: Menjelaskan lebih lanjut tentang Pelaksanaan Penelitian yaitu, Pendekatan Penelitian, Deskripsi Pelaksanaan Siklus II, Prosedur penelitian, Pengumpulan Data, Keabsahan Data, Analisis Data, Indikator Keberhasilan, dan Jadwal Penelitian. BAB IV: Membahas tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan, Deskripsi Per Siklus, Deskripsi Pelaksanaan Siklus I, Deskripsi Pelaksanaan Siklus II, dan Pembahasan. BAB V: Yaitu Penutup yang berisi Kesimpulan dan Saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN – LAMPIRAN

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Perkembangan Sosial Emosional Kerjasama

1. Perkembangan Sosial Emosional

  Menurut Plato secara potensial (fitrah) manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial (zoon politicori). Syamsuddin (1995: 105) dalam Nugraha & Rahmawati (2007: 118) mengungkapkan bahwa "sosialisasi adalah proses belajar untuk menjadi makhluk sosial", sedangkan menurut Loree, (1970: 86) dalam Nugraha & Rahmawati (2007: 118) "sosialisasi merupakan suatu proses di mana individu (terutama) anak melatih kepekaan dirinya terhadap rangsangan- rangsangan sosial terutama tekanan-tekanan dan tuntutan kehidupan (kelompoknya) serta belajar bergaul dengan bertingkah laku, seperti orang lain di dalam lingkungan sosialnya".

  Muhibin (1999: 35) dalam Nugraha & Rahmawati (2007: 118) mengatakan bahwa perkembangan sosial merupakan proses pembentukan social self (pribadi dalam masyarakat), yakni pribadi dalam keluarga, budaya, bangsa, dan seterusnya. Adapun Hurlock (1978: 250) mengutarakan bahwa perkembangan sosial merupakan perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. "Sosialisasi adalah kemampuan bertingkah laku sesuai dengan norma, nilai atau harapan sosial".

  Goleman (1995: 411) menyatakan bahwa "emosi merujuk pada suatu perasaan atau pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak".

  Syamsuddin (1990: 69) dalam Nugraha & Rahmawati (2007: 114) mengemukakan bahwa "emosi merupakan suatu suasana yang kompleks (a complex feeling state) dan getaran jiwa (stid up state) yang menyertai atau muncul sebelum atau sesudah terjadinya suatu perilaku". Berdasarkan definisi di atas kita dapat memahami bahwa emosi merupakan suatu keadaan yang kompleks, dapat berupa perasaan ataupun getaran jiwa yang ditandai oleh perubahan biologis yang muncul menyertai terjadinya suatu perilaku. Sedangkan perkembangan sosial anak dapat disimpulkan merupakan suatu proses dalam kehidupan anak untuk berperilaku sesuai dengan norma atau aturan dalam lingkungan kehidupan anak.

  Hurlock (1978) menyatakan bahwa sosial emosional adalah suatu pola perilaku dalam situasi sosial dalam masa kanak-kanak melalui proses penerimaan sosial.

2. Proses Perkembangan Sosial

  Untuk menjadi individu yang mampu bermasyarakat diperlukan tiga proses sosialisasi. Proses sosialisasi ini tampaknya terpisah, tetapi sebenarnya saling berhubungan satu sama lainnya, sebagaimana yang dikemukakan oleh Hurlock (1978) dalam Nugraha dan Rahmawati (2007: 118), yaitu sebagai berikut: (1) Belajar untuk bertingkah laku dengan cara yang dapat diterima masyarakat, (2) Belajar memainkan peran sosial yang ada di masyarakat, (3) Mengembangkan sikap/tingkah laku sosial terhadap individu lain dan aktivitas sosial yang ada di masyarakat.

  Pada perkembangannya, berdasarkan ketiga tahap proses sosial ini, individu akan terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok individu sosial dan individu nonsosial. Kelompok individu sosial adalah mereka yang tingkah lakunya mencerminkan ketiga proses sosialisasi. Mereka mampu untuk mengikuti kelompok yang diinginkan dan diterima sebagai anggota kelompok. Adakalanya mereka selalu menginginkan adanya orang lain dan merasa kesepian apabila berada seorang diri. Selain itu mereka juga merasa puas dan bahagia jika selalu berada dengan orang lain. Adapun kelompok individu nonsosial, mereka adalah orang-orang yang tidak berhasil mencerminkan ketiga proses sosialisasi. Mereka adalah individu yang tidak tahu apa yang diharapkan kelompok sosial sehingga tingkah laku mereka tidak sesuai dengan harapan sosial. Kadang-kadang mereka tumbuh menjadi individu antisosial, yaitu individu yang mengetahui harapan kelompok sosial, tetapi dengan sengaja melawan hal tersebut. Akibatnya individu antisosial ini ditolak atau dikucilkan oleh kelompok sosial.

  Selain kedua kelompok tadi, dalam perkembangan sosial ini adapula istilah individu yang introvert dan extrovert. Introvert adalah kecenderungan seseorang untuk menarik diri dari lingkungan selalu didasarkan pada perasaan, pemikiran, dan pengalamannya sendiri. Orang-orang dengan kecenderungan introvert, biasanya pendiam dan tidak membutuhkan orang lain karena merasa segala kebutuhannya bisa dipenuhi sendiri. Sedangkan extrovert adalah kecenderungan seseorang untuk mengarahkan perhatian ke luar dirinya sehingga segala minat, sikap, dan keputusan-keputusan yang diambilnya lebih ditentukan oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar dirinya. Orang-orang extrovert biasanya cenderung aktif, suka berteman, dan ramah-tamah. Seorang ahli menyatakan introvert dan

  

extrovert hanya merupakan suatu tipe dari reaksi yang ditunjukkan

  seseorang. Jika seseorang menunjukkan reaksi yang terus-menerus seperti itu atau sudah menjadi kebiasaan barulah bisa dianggap sebagai tipe kepribadiannya. Sementara ahli lain menyatakan bahwa suatu kepribadian yang sehat atau seimbang haruslah memiliki kedua kecenderungan ini. Dengan demikian, kebutuhan untuk berhubungan a bisa terpuaskan. ( http://rizaladriene.blogspot.com/2017/02/makalah-perkembangan-

  

sosial-dan-emosi.html ) diakses pada 2 Februari 2017 pukul 17.18

  WIB

3. Ciri Tingkah Laku Sosial Anak Usia Prasekolah

  Ciri sosialisasi periode usia prasekolah menurut Nugraha & Rahmawati (2007: 217) adalah sebagai berikut:

  a. Membuat kontak sosial dengan orang di luar rumahnya

  b. Dikenal dengan istilah pregang age. Dikatakan pregang karena anak prasekolah berkelompok belum mengikuti arti dari sosialisasi yang sebenarnya. Mereka mulai belajar menyesuaikan diri dengan harapan lingkungan sosial.

  c. Hubungan dengan orang dewasa. Melanjutkan hubungan dan selalu ingin dekat dengan orang tua maupun guru. Mereka selalu berusaja untuk berkomunikasi dan menarik perhatian orang dewasa.

  d. Hubungan dengan teman sebaya e. 3-4 tahun mulai main bersama (cooperative play). Mereka tampak mengobrol selama bermain, memilih teman untuk bermain, mengurangi tingkah laku bermusuhan.

  

4. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perkembangan

Sosial Emosional Anak Usia Dini

  Perkembangan emosional anak tidak selamanya stabil. Banyak faktor yang mempengaruhi stabilitas emosi dan kesanggupan sosial anak, baik yang berasal dari anak itu sendiri maupun berasal dari luar dirinya. Berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi anak menurut Hurlock (1993: 261-263) adalah sebagai berikut:

  a. Kondisi Fisik 1) Apabila keseimbangan tubuh terganggu karena kelelahan atau kesehatan yang buruk atau perubahan yang berasal dari perkembangan maka mereka akan mengalami emosi yang meninggi. Kondisi-kondisi fisik yang mengganggu antara lain:

  2) Kesehatan yang buruk, di sebabkan karena gizi yang buruk, gangguan pencernaan atau penyakit. Masih menurut Hurlock kondisi kesehatan yang buruk pada seseorang akan membuat dirinya menjadi terbatas dibanding dengan orang yang sehat, apalagi jika kondisi tersebut berlangsung lama. 3) Kondisi yang merangsang, seperti penyakit kulit termasuk rasa gatal apabila ada pada bagian tubuh yang terbuka bisa yang tak henti akan mengakibatkan kejengkelan pada individu dan dapat menimbulkan emosi yang tak terkontrol, terutama pada saat ingin mengahiri rasa sakit. 4) Gangguan kronis, seperti asma atau penyakit kencing manis.

  Penyakit kronis kerap membuat seorang putus asa. 5) Perubahan kelenjar, terutama pada saat masa puber.

  b. Kondisi Psikologi Kondisi psikologis yang dapat mempengaruhi emosi antara lain:

  1) Perlengkapan intelektual yang buruk, anak yang memiliki tingkat intelektual rendah rata-rata mempunyai pengendalian emosi yang kurang dibandingkan dengan anak yang pandai pada tingkat umur yang sama.

  2) Kegagalan dalam mencapai tingkatan aspirasi. Kegagalan berulang-ulang dapat mengakibatkan timbulnya keadaan cemas, sedikit atau banyak. 3) Kecemasan setelah pengamalan emosi tertentu yang sangat kuat.

  Sebagai contoh akibat lanjutan dari pengalaman menakutkan akan mengakibatkan anak merasa takut kepada setiap situasi yang mengancam.

  c. Kondisi lingkungan Ketegangan yang terus menerus, jadwal yang ketat dan terlalu banyak pengalaman yang menggelisahkan yang merangsang anak secara berlebihan akan berpengaruh pada emosi anak. Berikut penjelasanya.

  1) Ketegangan yang disebabkan oleh pertengkaran dan penyelisihan yang terus menerus. Pertengkaran atau perselisihan dalam konteks hubungan sosial sebenarnya wajar akan tetapi jika konflik tersebut berlangsung secara terus menerus akan menimbulkan emosi dan akibatnya rusaknya hubungan sosial yang wajar.

  2) Ketegangan yang disebabkan serta disiplin yang otoriter.

  Disiplin itu baik tetapi jika dipaksakan akan menimbulkan dampak buruk bagi pihak yang dikenalnya. Lama-kelamaan bisa menimbulkan pemberontakan serta keinginan untuk keluar dari tata norma yang ada tersebut.

  3) Sikap orang tua yang selalu mencemaskan atau terlalu melindungi, over protective bisa mengakibatkan penolakan dari orang yang disayanginya. Seolah-olah rasa sayang dibalas dengan rasa benci. Karena sesungguhnya sudah menjadi sifat alamiah manusia tidak mau terlalu dilindungi dan diatur oleh pihak luar.

  4) Suasana otoriter di sekolah. Guru yang terlalu menuntut atau pekerjaan sekolah yang tidak sesuai dengan kemampuan anak akan menimbulkan kemarahan sehingga pulang ke rumah dalam keadaan kesal.

  Sedangkan perkembangan sosial anak dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan keluarga, di antara faktor yang terkait dengan lingkungan keluarga dan banyak berpengaruh terhadap perkembangan sosial anak adalah: a. status sosial ekonomi keluarga,

  b. keutuhan keluarga, dan c. sikap dan kebiasaan orang tua (Hurlock, 1993: 261-263).

  

5. Indikator Tingkat Perkembangan Sosial Emosional Anak TK/RA

Kelompok B

  Dalam pedoman penyusunan perangkat pembelajara RA/BA Kemenag (2011: 6 ) disebutkan indikator tingkat perkembangan sosial anak TK/RA kelompok B meliputi : a. Bersikap kooperatif dengan teman.

  b. Menunjukkan sikap toleran.

  c. Mengekspresikan emosi yang sesuai dengan kondisi yang ada (senang, sedih, antusias, dan sebagainya).

  d. Mengenal tata krama dan sopan santun sesuai dengan nilai sosial budaya setempat.

  e. Memahami peraturan dan disiplin.

  f. Menunjukkan rasa empati.

  g. Memliki sikap gigih ( tidak mudah menyerah ).

  h. Bangga terhadap hasil karya sendiri. i. Menghargai keunggulan orang lain.

6. Kerjasama

  a. Pengertian Pada dasarnya tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri. membutuhkan orang lain disisinya sehingga mau atau tidak mau mereka akan saling berhubungan satu sama lain. Meski hubungan itu tidak selalu baik, namun banyak manusia menempatkan hal ini sebagai hal yang terpenting dalam hidup mereka. Salah satu fitrah manusia sebagai makhluk sosial adalah kerjasama.

  Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 554) definisi dari kerjasama adalah melakukan (melaksanakan) suatu kegiatan atau usaha yang dilakukan atau ditangani oleh 2 orang (pihak) atau lebih. Sedangkan menurut Yudha (2005: 39) di dalam bukunya menjelaskan bahwa kerjasama (cooperative) adalah sebuah kondisi dimana satu orang dengan orang lainnya saling mendekat untuk mengurus sebuah kepentingan dan tujuan bersama-sama. Lebih lanjut menurut Santosa (2004: 22) Kerjasama adalah suatu bentuk interaksi sosial ketika tujuan anggota kelompok yang satu berkaitan erat dengan tujuan anggota yang lain atau tujan apabila individu lain juga mencapai tujuan. ( http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/11/jhptump-

  a-meitakurni-550-2-babii.pdf ) diakses pada 2 Februari 2017 pukul 11.05 WB.

  b. Tahap –Tahap Kerjasama Kerjasama bukan hal yang serta merta ada dan tumbuh dalam diri anak. Menurut Tedjasaputra (2001: 88) Tahapan dalam kemampuan kerjasama anak adalah :

  1) Anak dapat membina dan mempertahankan hubungan dengan teman 2) Anak mau berbagi dengan teman yang lain 3) Anak mau menghadapi masalah bersama – sama 4) Mau menunggu giliran 5) Belajar mengendalikan diri 6) Mau berbagi

  Menurut Yudha (2005: 43) tahap-tahap kerjasama ini menjadi langkah keberlangsungan dari suatu wujud kebersamaan.

  Tahap – tahap kerjasama antara lain : 1) Bekerja sendiri

  Pada tahap ini seseorang memerlukan waktu dan proses untuk mengenal dirinya sendiri. 2) Mengamati dan mengenal lingkungan

  Mengenal lingkungan tempat kerjasama akan terjadi merupakan cara yang dapat membantu seseorang menentukan siap untuk terlibat atau tidak terlibat dengan mengacu pada pemahaman potensi diri. 3) Merasa tertarik dan mengadakan penyesuaian diri

  Pada tahap ini keterampilan untuk melakukan kerjasama perlu dilakukan dengan penyesuaian. 4) Terbuka untuk memberi dan menerima

  Kemampuan menyesuaikan diri adalah langkah menuju keterbukaan sikap.

  c. Tujuan Kerjasama Hafsah (2000: 5) mengatakan “tujuan dalam kerjasama harus menimbulkan kesadaran dan saling menguntungkan kedua pihak. Tentu saja saling menguntungkan bukan berarti bahwa kedua pihak yang bekerjasama tersebut harus memiliki kekuatan dan kemampuan yang sama serta memperoleh keuntungan yang sama besar. Akan tetapi, kedua pihak memberi kontribusi atau peran yang sesuai dengan kekuatan dan potensi masing – masing pihak, sehingga keuntungan atau kerugian yang dicapai atau diderita kedua pihak bersifat prporsional, artinya sesuai dengan peran dan kekuatan masing – masing”.

  Menurut Yudha (2005: 54) tujuan kerjasama anak usia dini yaitu : 1) Menyiapkan anak didik dengan ketrampilan baru agar ikut berpartisipasi dalam dunianya yang terus berubah dan

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA ARAB MELALUI METODE TA 'BIRUSSURAH PADA SISWA KELAS IV MI DARUL ULUM SUGIHAN KEC. TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

0 1 95

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ANAK TERHADAP MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DENGAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS IV MI NEGERI KALIKURMO KEC. BRINGIN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

0 0 92

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI GAYA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V DI MI AL-HIDAYAH NGADIROJO KEC. AMPEL, KAB. BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

0 0 139

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SDN BANYUBIRU 04 KEC. BANYUBIRU KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN 2013/2014 - Test Repository

8 56 120

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR MELALUI STRATEGI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS III MI MA’ARIF GEDANGAN KEC. TUNTANG KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN 2016/2017 - Test Repository

0 0 120

UPAYA PENINGKATAN MENGHAFAL SURAT AL-FIIL DAN AL-MA’UN MELALUI METODE PRACTICE-REHEARSAL PAIRS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BALEAGUNG KEC. GRABAG KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - Test Repository

0 1 96

PENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK KASAR MELALUI METODE GERAK DAN LAGU PADA ANAK USIA DINI DI RA ROWOSARI KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository

0 0 103

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI KITAB-KITAB ALLAH MELALUI METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIIIC SMPN 2 TUNTANG, KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository

0 0 135

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN MELALUI METODE TIME TOKEN PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF KANIGORO DESA KANIGORO KEC. NGABLAK KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository

0 1 167

MOTIVASI ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAK DI MTs ASWAJA KEC. TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository

2 2 132