PRODUK, HARGA, TEMPAT DAN PROMOSI PADA BMT SUMBER MULIA TUNTANG KAB. SEMARANG TUGAS AKHIR - PRODUK, HARGA, TEMPAT DAN PROMOSI PADA BMT SUMBER MULIA TUNTANG KAB. SEMARANG - Test Repository

PRODUK, HARGA, TEMPAT DAN PROMOSI PADA BMT SUMBER MULIA TUNTANG KAB. SEMARANG

  Oleh :

EVENDI NIM 201 080 19

  Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga 2011

PRODUK, HARGA, TEMPAT DAN PROMOSI PADA BMT SUMBER MULIA TUNTANG KAB. SEMARANG

  Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya pada progam D3 Perbankan Syariah

  Oleh :

EVENDI NIM 201 080 19

  Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga 2011

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Lamp : 2 (dua) eksemplar

  8 Agustus 2011 Hal : Pengajuan Naskah Tugas Akhir

  Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga

  Di Salatiga Assalamu’alaikum wr. Wb.

  Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka tugas akhir saudara: Nama : Evendi Nim : 20108019 Judul : Produk, Harga, Tempat dan Promosi Pada BMT Sumber Mulia Tuntang Kab.Semarang Dapat diajukan ke sidang munaqosyah.

  Demikian untuk menjadi periksa.

  Waalaikumsalam wr. wb.

  Pembimbing Ari Setiawan, MM. NIP: 19751004 200312 1 002

  PENGESAHAN TUGAS AKHIR PRODUK, HARGA, TEMPAT DAN PROMOSI PADA BMT SUMBER MULIA TUNTANG KAB. SEMARANG DISUSUN OLEH Evendi NIM : 201 080 19

  Telah dipertahankandi depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan DIII Perbankan Syariah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 23 Agustus 2011 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh sebutan A. Md. E. Sy (Ahli Madya Ekonomi Syariah)

  Ketua Penguji Sekretaris Penguji

H. Agus Waluyo, M.Ag Lutfiana Zahriani NIP. 19750211 200003 1 001 NIP. 19760827 200303 2 007 Penguji I Penguji II Drs. Mubasirun M.Ag Faqih Nabhan, SE, MM NIP. 19590202 199903 1 001 NIP. 19741230 200212 1 002

  

M OTTO

Dan A llah tidak menciptakan Jin dan M anusia, kecuali hanya untuk beribadah

kepada-Nya.

Doa tanpa usaha itu bohong, usaha tanpa doa itu sombong.

Jadikan hidup lebih hidup dengan dengan pengetahuan, dan pertualangan yang

baru.

  

Jadikan sabar dan syukur sebagai penolongmu.

  

Y akin bahwa A llah selalu ada bersama kita.

  PER SEMBAHAN 1. Bapak , Ibu dan adik-adiku kalian adalah inspirasiku.

  2. Seluruh keluarga besarku.

  3. Sahabat-sahabat perbankan syariah 2008 yang ramai rasanya.

  

4. Sahabat-sahabat yang memberikan masukan berharga kepadaku.

  5. Karyawan BMT Sumber Mulia yang selalu membimbingku .

  6. Almamaterku.

KATA PENGANTAR

  Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW.

  Penulisan Tugas Akhir ini dalam rangka mendapat gelar Ahli Madya pada Program Studi D3 Perbanka Syari’ah STAIN Salatiga.

  Atas terselesaikannya penulisan Tugas Akhir ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M. Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga 2.

  Bapak Abdul Aziz NP., MM, selaku Ketua Program Studi DIII Perbankan Syari’ah 3. Bapak Drs. Mubasirun M. Ag, selaku Ketua Jurusan STAIN Salatiga 4. Bapak Ari Setiawan, MM, selaku dosen pembimbing pada penulisan Tugas Akhir.

  5. Ibu Nanik Atiani, Amd, dan segenap karyawan BMT Sumber Mulia Tuntang Kab. Semarang.

  6. Semua pihak yang telah memberikan bantuannya dalam penulisan Tugas Akhir.

  Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan.

  Semoga Tugas Akhir ini bisa bermanfaat bukan hanya bagi penulis tetapi juga bagi pembaca.

  Salatiga, 6 Agustus 2011 Penulis Evendi

  NIM: 20108019

  

ABSTRAK

  Strategi Pemasaran merupakan alat yang digunakan oleh perusahaan untuk memasarkan produknya. Ada empat elemen yang menjadi pokok pembahasan strategi pemasaran, yaitu produk, harga, tempat dan promosi. Keempat elemen ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

  Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui strategi pemasaran yang diterapkan di BMT Sumber Mulia dalam memasarkan produk agar dapat diterima dalam masyarakat dan pada akhirnya meningkatkan jumlah nasabah.

  Jenis penelitian adalah diskriptif, yaitu menguraikan secara rici tentang suatu hal yang menjadi obyek penelitian. Data berasal dari literatur yang ada dan hasil wawancara dengan beberapa pengelola BMT Sumber Mulia Tuntang.

  Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa elemen produk, harga, tempat dan promosi di BMT Sumber Mulia Tuntang sudah baik dan mampu memberikan kepuasan terhadap nasabah.

  Kata kunci: Produk, Harga, Tempat dan Promosi

DAFTAR ISI

  Halaman Judul ………………………………………………………………...... i Halaman Pengajuan Tugas Akhir ………………………………………………. ii Halaman Persetujuan Tugas Akhir……………………………………………… iii Halaman Pengesahan……………………………………………………………. iv Motto……………………………………………………………………………. v Persembahan …………………………………………………………………… vi Kata Pengantar …………………………………………………………………. vii Abstrak………………………………………………………………………….. ix Daftar Isi………………………………………………………………………… x Daftar Gambar………………………………………………………………...... xii Daftar Figure ………………….………………………………….…………… xiii Daftar Tabel …………………………………………………………………… xiv Daftar Grafik…………………………………………………………………… xv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……………………………………………………..... 1 B. Rumusan Masalah…………………………………………………… 5 C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan……………………………………. 5 D. Metode Penelitian…………………………………………………… 6 E. Sistematika Penulisan……………………………………………….. 7 BAB II LANDASAN TEORI

  B.

  Kerangka Teoritik…………………………………………………... 10

  BAB III LAPORAN OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum…………………………………………………… 25 B. Data-Data Diskriptif………………………………………………… 34 BAB IV ANALISA A. Pengaruh Strategi Produk, Harga, Tempat dan Promosi Terhadap Pembiayaan di BMT Sumber Mulia………………………………... 41 B. Dampak yang di timbulkan dari pengaruh Prdoduk, Harga, Tempat dan Promosi terhadap Pembiayaan pada Perkembangan BMT Sumber Mulia………………………………………………………………. 56 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………………. 60 B. Saran………………………………………………………………… 61 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar

  2.1 Skema Daur Siklus Produk…………………………….. 12 Gambar

  3.1 Logo BMT Sumber Mulia……………………………… 27

  

DAFTAR FIGURE

Figure 3.1 Struktur Organisasi BMT Sumber Mulia ………………………. 28

  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Modal BMT Sumber Mulia…………………………………….. 38Tabel 3.2 Perkembangan Usaha BMT Sumber Mulia…………………….. 38Tabel 3.3 Laju Perkembangan Aset Tahun 2009-2010…………………… 39Tabel 3.4 Daftar Realisasi Pembiayaan 2009-2010………………………. 40

DAFTAR GRAFIK

  Grafik 4.1 Jumlah Modal…………………………………………………… 57 Grafik 4.2 Perkembangan Usaha…………………………………………… 57 Grafik 4.3 Pertumbuhan Asset……………………………………………… 58 Grafik 4.4 Realisasi Pembiayaan…………………………………………… 58

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep perbankan syariah adalah hal baru dalam dunia perbankan di Indonesia, terutama jika dibandingkan dengan penerapan konsep perbankan

  konvensional. Namun sebenarnya secara universal konsep perbankan syari’ah sudah lama ada. Di Indonesia (terutaman masyarakat Islam) yang berpandangan bunga merupakan hal yang haram. Walaupun demikian, sebenarnya prinsip bagi hasil dalam lembaga telah dikenal luas baik di negara Islam maupun non Islam. Jadi bank syariah tidak berkaitan dengan ritual keagamaan (Islam) tapi lebih merupakan konsep pembagian hasil antara pemilik modal dengan pihak pengelola modal.

  Pada tahun 1992, pemerintah mengeluarkan UU Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 yang isinya tentang bank bagi hasil. Saat itu pula berdiri Bank Muamalat Indonesia (BMI), bank pertama yang melandaskan kegiatan operasional dengan prinsip syari’ah. Adanya krisis moneter yang memporak- porandakan ekonomi Indonesia pada tahun 1997 telah mengeluarkan BMI yang menggunakan prinsip bagi hasil, sebagai bank yang telah berhasil melewati krisis. Dan pemerintah telah menyadari perlunya mengembangkan prinsip bagi hasil pada bank-bank lain untuk memperkuat ekonomi nasional.

  Karena itulah dikeluarkan UU Nomor 10 Tahun 1998 yang membuka

  Dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa lembaga keuangan Bank maupun Non Bank, pada umumnya tidak dapat menjangkau lapisan masyarakat dari golongan ekonomi menengah kebawah. Ketidakmampuan tersebut terutama dalam sisi menanggung resiko dan biaya operasional, juga dalam identifikasi usaha dan pemantauan ganguan kredit yang layak usaha.

  Ketidak mampuan lembaga keuangan ini menjadi penyebab terjadinya kekosongan pada sekmen keuangan diwilayah pedesaan (Muhammad, 2002:16).

  Untuk mengatasi masalah ini, maka diperlukan lembaga keuangan yang dapat mengatasi masalah yang terjadi diwilayah pedesaan. Maka, didirikanlah lembaga keuangan yang berprinsip syari’ah salah satunya adalah BMT (Baitul Maal Wattamwil). Baitul Maal Wattamwil (BMT) adalah lembaga keuangan mikro syariah yang sudah tak asing lagi bagi kita. BMT sebagai mitra paling dekat dengan para pengusaha kecil dan menengah, karena memang keberadaannya adalah untuk memenuhi kebutuhan mereka, agar lebih memahami BMT perlu diketahui definisi dari BMT itu sendiri. Baitul

Maal Wattamwil terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal dan baitut tamwil.

  

Baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran

  yang non-profit, sedangkan baitut tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial (Sudarsono, 2003:96).

  Keinginan yang kuat untuk mengatasi pratek riba, membuat beberapa cendekiawan memutuskam untuk membuka BMT di tingkat kecamatan. Dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap BMT, maka sekarang banyak di temui lebih dari satu BMT di tingkat kecamatan.

  Selain lembaga keungan yang berprinsip syariah, banyak pula lembaga keuangan yang masih melandaskan kegiatan pada prinsip konvensional atau memberikan bunga pada nasabah sebagai imbalan karena telah menyalurkan dananya dan memimjam dana. Dalam perbankan syari’ah, meminjam tidak disebut kredit, tapi pembiayaan (financing)(Antonio, 2001:170). Pembiayaan adalah penyediaan dana yang dapat digunakan oleh yang membutuhkan dana tersebut, untuk kegiatan lain, penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan atau kesepakatan antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengambalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan).

  Persaingan yang ketat dalam menghimpun dana ataupun menyalurkan dana kepada masyarakat, perlu mendapat perhatian khusus agar BMT Sumber Mulia dapat bersaing dengan lembaga keuangan yang lain. Oleh karna itu, diperlukan adanya strategi pemasaran yang tepat, klasifikasi strategi pemasaran terdiri dari empat kelompok yang disebut 4P dalam pemasaran : produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion) (Philip Kotler, 2002:18).

  Lembaga keuangan yang kompeten pertama dapat dilihat dari produk yang ditawarkan kepada nasabahnya. Hal ini dapat dinilai dari sebuah produk desain, bentuk, merek, kemasan, ukuran, pelayanan, dan jaminan. Semua aspek ini perlu mendapatkan perhatian agar BMT Sumber Mulia menghasilkan produk yang dapat bersaing.

  Harga dalam lembaga keuangan syariah adalah seberapa besar imbalan yang diberikan atau yang diterima, yang perlu diperhatikan adalah antara lain: daftar harga, potongan jangka waktu, marjin keuntungan, bagi hasil dan syarat kredit, ini salah satu faktor penentu yang bisa menarik minat nasabah.

  Tempat, dalam pemasaran tidak hanya terbatas pada lokasi yang digunakan sebagai tempat usaha, tetapi juga meliputi saluran distribusi, transportasi, dan ruang lingkup pemasaran.

  Sarana yang ampuh untuk menarik minat nasabah baru maupun usaha untuk mempertahankan nasabah lama merupakan promosi, promosi produk menggunakan macam cara, cara itu terbagi menjadi 5 tipe, promosi yang biasa dilakukan adalah promosi penjualan, mass selling, humas, pemasaran langsung dan penjualan pribadi (Tjiptono, 2002:219)

  Strategi pemasaran merupakan ujung tombak lembaga keuangan, adanya produk, harga, tempat dan promosi yang efektif dan efisien akan berpengaruh pada pembiayaan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga keuangan syariah, khususnya BMT Sumber Mulia dan pada akhirnya memberikan keuntungan besar bagi BMT Sumber Mulia. Berdasar fenomena diatas, maka penulis dalam menyusun tugas akhir ini mengambil judul “Produk, Harga, Tempat dan Promosi Pada BMT Sumber Mulia

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan judul di atas, maka penulis membuat rumusan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana produk, harga, tempat dan promosi pada BMT Sumber Mulia? 2.

  Bagaimana dampak produk, harga, tempat dan promosi pada perkembangan BMT Sumber Mulia?

C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan

  Tujuan dari penulisan ini antara lain: 1. Untuk mengetahui produk, harga, tempat dan promosi pada BMT Sumber Mulia.

  2. Untuk mengetahui dampak produk, harga, tempat dan promosi pada perkembangan BMT Sumber Mulia.

  Kegunaan dari penulisan ini antara lain: 1. Bagi Penulis

  Untuk mengetahui dan menambah pengetahuan mengenai pengaruh produk, harga, tempat dan promosi terhadap pembiayaan di BMT Sumber Mulia. Dan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir progam D3 Jurusan Perbankan syariah STAIN Salatiga.

  2. Bagi STAIN Salatiga Sebagai karya ilmiah yang dapat menambah wacana, informasi dan

3. Bagi BMT Sumber Mulia

  Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam mengambil kebijakan yang berhubungan dengan pemasaran produk pembiayaan, di BMT Sumber Mulia,.

D. Metode Penelitian 1.

  Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan yaitu deskriptif, dengan melakukan penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan suatu keadaan atau sifat sesuatu yang telah berlangsung, pada saat penelitian berlangsung dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala secara sistemik dan akurat.

  Lokasi Penelitian di BMT Sumber Mulia alamat Jl.Raya Salatiga- Semarang Km.1 Kesongo Tuntang, Kab Semarang 50773 2.

  Sumber Data Adapun sumber data yang diperoleh, dikelompokkan menjadi dua macam yaitu: a.

  Data Primer Yaitu data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung dari obyek yang diteliti.

  b.

  Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dengan cara mempelajari hal-hal yang berasal dari buku-buku atau dokumen tertentu.

3. Metode Pengumpulan Data

  Data-data yang dikumpulkan penulis dalam penyusunan karya ilmiah ini adalah melalui: a.

  Wawancara Penulis membuat pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada praktisi seputar masalah yang mempengaruhi pembiayaan dengan pengelola BMT Sumber Mulia.

  b.

  Observasi Penulis mengadakan pengamatan secara langsung di lokasi penelitan mengenai data-data produk, harga, tempat dan promosi.

  c.

  Dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan membaca buku-buku referensi serta mencari bahan melalui internet tentang BMT dan yang masih berhubungan dengan penelitian.

E. Sistematika Penulisan

  BAB I Pendahuluan Pada bab ini disajikan empat pokok pembahasan dalam penulisan laporan yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, sistematika penulisan.

  BAB II Telaah Pustaka Dalam bab ini berisi telaah pustaka yang didalamnya dibahas telaah masalah pada penelitian ini. Terhadap pula sub bab kerangaka teoritik yang berisi pengertian produk, harga, tempat dan promosi.

  BAB III Laporan Obyek Pada bab ini menyajikan gambaran umum dan data-data deskriptif. Gambaran umum mengenai obyek penulisan tugas akhir. Diantaranya mengenai sejarah berdirinya BMT Sumber Mulia Tuntang, dasar pendirian, visi misi, logo, struktur organisasi, permodalan, perkembangan kinerja dan lain-lain. Sedangkan data- data deskriptif berisi informasi yang bersifat khusus untuk menggambarkan masalah yang dirumuskan dalam penulisan tugas akhir antara lain data-data yang berupa angka untuk dianalisis.

  BAB IV Analisis Pada bab ini menyajikan telaah kritis terhadap masalah yang telah dirumuskan berdasarkan landasan teori dan informasi-informasi obyek penulisan tugas akhir terlebih informasi yang bersifat khusus dan terfokus pada subbab data-data deskriptif yang terdapat di BMT Sumber Mulia Tuntang.

  BAB V Kesimpulan dan Implikasi Bab ini menggambarkan kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan pada analisis dan implikasi terhadap praktik-praktik pemasaran yang terjadi di BMT Sumber Mulia Tuntang.

BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka Pemasaran adalah suatu proses sosial dan menejerial dimana individu

  dan kelompok mendapat kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain (Kotler, 2002:9)

  Menurut Peter T Draker dalam (Philip Kotler, marketing manajemen 1994:2) pemasaran adalah menjual jumlah yang besar serta mengetahui dan memahami kebutuhan pelanggan akan produk dan jasa.

  Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan Pemasaran adalah suatu proses sosial dan menejerial dimana individu dan kelompok menjual jumlah yang besar serta mengetahui dan memahami kebutuhan pelanggan akan produk dan jasa dan mendapat kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.

  Menurut penelitian Ana Mutadhirotul Maghfiroh tahun 2004 berjudul “Strategi Pemasaran Produk Simpanan pada Baitul Maal Wattamwil (BMT) Muhajirin Salatiga” menyimpulkan bahwa: strategi pemasaran pada umumnya digunakan untuk mengembangkan perusahaan di massa yang akan datang sehingga diperlukan langkah-langkah yang tepat untuk tetap diperoleh pada masa lalu. Sasaran utama strategi pemasaran adalah kepuasan konsumen.

  Menurut Basu Swasta, strategi adalah suatu rencana yang di utamakan untuk mencapai tujuan tertentu. Pada umumnya bersifat permanen sehingga sulit dan memakai biaya besar (Basu, 2002:67).

  Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat untuk pemasaran yang digunaka oleh perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasaran di pasar sasaran. McCarthy mengklasifikasika alat-alat itu menjadi empat kelompok yang disebut 4P dalam pemasaran : produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion) (Kotler, 2002:18).

  B.

   Kerangka Teoritik: 1.

   Produk

  Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan murah dapat memuaskan keinginan yang atau kebutuhan konsumen (Kotler, 1996:274).

  Produk secara konseptual adalah pemahaman subyektif produk dari produsen atas "sesuatu" yang bisa ditawarkan sebagai tujuan mencapai untuk usaha melalui pemenuhan kebutuhan organisasi murah keinginan konsumen, Sesuai dengan kompetensi murah kapasitas organisasi serta

  Menurut penjelasan di atas produk dapat disimpulkan segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar dan dapat memuaskan keinginan untuk memenuhi kebutuhan Konsumen.

  Ada lima tingkatan produk yaitu manfaat inti, produk dasar, produk yang diharapkan, ditambah produk murah, produk potensial. Penjelasan tentang produk tingkatan kelima adalah (Kotler, 2003:408). 1)

  Manfaat inti (yaitu layanan dasar manfaat yang pelanggan benar-benar membeli) yaitu suatu manfaat dari dasar produk yang ditawarkan kepada konsumen. 2)

  Dasar produk (yaitu versi dasar dari produk) bentuk dasar dari yaitu suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indra.

  3) Harapan produk (yaitu satu set atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan pembeli dan setuju ketika mereka membeli produk ini) yaitu atribut-atribut serangkaian produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu hasil ditemukan.

  4) Augmented produk (yaitu yang satu mencakup layanan tambahan dan manfaat yang membedakan tawaran perusahaan dari tawaran pesaing) yaitu sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing.

  5) Potensi produk (yaitu semua argumentasi dan transformasi bahwa produk yang pada akhirnya mengalami di masa depan) Semua argumentasi murah yaitu perubahan bentuk yang dialami oleh suatu

  Sebuah produk selalu bergerak mengikuti pasar. Sehingga memiliki siklus kehidupan yang disebut daur siklus hidup produk.

  Penjualan Dan Laba

  Perkenalan Pertumbuhan Kemapanan Penurunan

  Sumber : Muhammad, 2002:185

  Gambar 2.1 Skema Daur Siklus Hidup Produk

  Teknik siklus kehidupan produk dibutuhkan dalam pengenalan pasar untuk menyediakan produk yang sesuai dan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar sesuai dengan siklus hidup produknya, sehingga dapat ditentukan strategi atau langkah-langkah yang tepat (Muhammad, 2002:196) a.

  Tahap Pengenalan Ditandai dengan pertumbuhan penjualan yang rendah, karena belum banyak dikenal oleh masyarakat serta biaya operasional tinggi.

  Kendala yang dihadapi antara lain, kurangnya tenaga terampil untuk memasarkan produk, pendistribusian produk belum lancar, belum dapat menentukan harga yang menguntungkan, dan teknik pemasaran b.

  Tahap Pertumbuhan Apabila dalam tahap perkenalan produk memuaskan nasabah, maka penjualan akan naik, permintaan produk mulai berkembang. Pada tahap ini, strategi yang diperlukan adalah berusaha meningkatkan kualitas pelayanan, berusaha mencari pasar sasaran baru, menampilkan ciri dan kemasan baru, mengalihkan topik promosi kearah manfaat produk, dsb.

  c.

  Tahap Kemapanan Pada tahap ini produk telah diterima masyarakat. Agar nasabah dapat dipertahankan, bank harus menjaga kualitas pelayanan dan mempertahankan produk dari pesaing sehingga biaya meningkat dan laba menurun. Para pesaing semakin gencar untuk merebut mangsa pasar dengan jalan menurunkan harga produk. Strategi yang biasa dilakukan adalah modifikasi pasar, modifikasi produk dan modifikasi system pemasaran.

  d.

  Tahap Penurunan Ditandai dengan menurunnya penjualan produk karena pasar semakin jenuh. Produk pesaing semakin bermutu, dan kemajuan teknologi pembiayaan membuat produk bank menjadi semakin berdaya guna dan berhasil guna. Laba semakin menurun dan penggunaan media promosi terasa kurang dapat menolong (Suhardjono, 2003:173-174). Oleh karena itu, diharapkan untuk

  Produk jasa meskipun tidak memiliki wujud yang nyata, namun dengan adanya pengemasan yang menarik akan dapat meningkatkan pemasaran. Ada 4 hal yang harus diperhatikan dalam membentuk produk agar dapat meningkatkan pemasaran, yaitu : a.

  Keanekaragaman Produk Semakin lengkap produk yang ditawarkan semakin baik, sehingga untuk memperoleh produk BMT, nasabah cukup mendatangi satu

  BMT saja.

  b.

  Desain (merek, logo, kemasan, ukuran) Dalam desain perlu dicantumkan logo dan motto. Logo merupakan ciri khas suatu BMT, sedangkan motto merupakan serangkaian kata- kata yang berisikan misi dan visi bank dalam melayani masyarakat. Baik logo maupun motto harus dirancang dengan benar. Pertimbangan pembuatan logo dan motto adalah sebagai berikut:

  1) Memiliki arti (dalam arti positif)

  2) Menarik perhatian

  3) Mudah diingat

  Untuk berbagai jenis jasa bank yang ada perlu diberikan merek tertentu. Merek merupakan sesuatu untuk mengenal barang atau jasa yang ditawarkan. Pengertian merek sering diartikan sebagai nama, istilah, symbol, desain atau kombinasi dari semuanya. Penciptaan

  1) Mudah diingat

  2) Terkesan hebat dan moderen

  3) Memiliki arti (dalam arti positif)

  4) Menarik perhatian c.

  Layanan Ciri-ciri pelayanan yang baik adalah; 1) Tersedia sarana dan prasarana yang baik. 2) Tersedia personil yang baik. 3)

  Bertanggungjawab kepada setiap nasabah sejak awal hingga selesai.

  4) Mampu melayani secara tepat dan cepat. 5) Mampu berkomunikasi . 6) Memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi. 7) Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik. 8) Berusaha memahami kebutuhan nasabah. 9) Mampu memberikan kepercayaan kepada nasabah.

  d.

  Jaminan Jaminan yang dimaksud adalah jaminan bahwa keamanan dana nasabah di BMT terjamin dan adanya jaminan bahwa untuk akad tertentu, dana dapat diambil sewaktu-waktu.

2. Harga

  Harga adalah jumlah barang (ditambah beberapa barang kalau barang beserta pelayanannya. Pada umunya penjual mempunyai beberapa tujuan dalam penetapan harga produksinya (http://id.shvoong.com /writing-and-speaking/2108444-pengertian-harga/#ixzz1TCWpmmOJ 28 juli 2011 pukul 16;14).

  Harga adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dalam satuan uang. Tidak setiap barang memiliki harga, hanya barang ekonomi sajalah yang memiliki harga sebab untuk memperolehnya memerlukan pengorbanan yang menyebabkan adanya penawaran adalah faktor kelangkaan(http://id.shvoong.com/businessmanagement/marketing/2050 690pengertian-harga/#ixzz1TCUUEMw1 28 selasa 26 juli 2011pukul 16;35).

  Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa suatu barang yang dinyatakan dalam satuan uang. Tidak setiap barang memiliki harga, hanya barang ekonomi sajalah yang memiliki harga sebab untuk memperolehnya memerlukan pengorbanan tetapi harga di dalam perbankan syariah adalah bagi hasil.

  Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya margin keuntungan antara lain: 1)

  Pesaing Dalam memperebutkan dana simpanan, penentuan utama tingkat suku bunganya pihak perbannkan harus memperhatikan perilaku pesaing. Dalam arti jika pesaing menetapkan untuk bunga simpanan rata-rata 16% per tahun, maka jika lembaga kita hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bagi hasil simpanan dinaikkan diatas bunga pesaing. Namun sebaiknya untuk bagi hasil pinjaman kita harus dibawah pesaing. Sedangkan untuk BMT mengikuti seberapa besar tawaran yang diberikan oleh bank.

  2) Target laba yang diinginkan

  Target laba yang diinginkan, merupakan besarnya keuntungan yang diinginkan oleh BMT. Jika laba yang diinginkan besar, maka bagi hasil pinjaman ikut besar dan demikian sebaliknya. Oleh karena itu pihak BMT harus serius dalam menentukan presentase laba atau keuntungan yang diinginkan. 3)

  Jangka waktu Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi bagi hasilnya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan jika resiko dimasa mendatang. Demikian pula sebaliknya jika pinjaman berjangka pendek, maka bagi hasilnya relatif lebih rendah.

  4) Kualitas jaminan

  Semakin likuid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah bagi hasil yang dibebankan dan sebaliknya. Sebagai contoh nasabah dengan jaminan sertifikat deposito bunga pinjaman akan lebih rendah tanah. Alasan utama perbedaan ini adalah dalam hal pencairan jaminan apabila pembiayaan yang diberikan bermasalah.

  5) Reputasi perusahaan

  Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh pembiayaan juga sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafit kemungkinan resiko kredit macet di masa mendatang relative kecil dan sebaliknya.

  6) Produk yang kompetitif

  Maksudnya adalah produk yang dibiayai kredit tersebut laku di pasaran. Untuk produk yang kompetitif, bagi hasil yang diberikan relatif rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif. Hal ini disebabkan tingkat pengembalian kredit terjamin, karena produk yang dibiayai laku di pasaran.

7) Hubungan baik.

  Biasanya pihak BMT menggolongkan nasabah menjadi dua yaitu nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (skunder). Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank. Nasabah utama biasanya mempunyai hubungan yang baik dengan pihak BMT, sehingga dalam penentuan bagi hasilnya pun berbeda dengan nasabah biasa.

  8) Jaminan pihak ketiga

  Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada BMT untuk menanggung segala resiko yang dibebankan kepada penerima pembiayaan. Biasanya pihak yang memberikan jaminan bonafit, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitas terhadap loyalitasnya terhadap BMT, sehingga bagi hasil yang dibebankan juga berbeda. Demikian pula sebaliknya jika penjamin pihak ketiganya kurang bonafid atau tidak dapat dipercaya, maka mungkin tidak dapat digunakan sebagai jaminan pihak ketiga oleh pihak perbankan (Kasmir, 2003:199-225).

3. Tempat

  Tempat mempunyai arti penting karena merupakan lingkungan dimana jasa disampaikan, dan bagaimana jasa disampaikan, merupakan bagian dari nilai dan manfaat jasa yang dipersepsikan (Payne, 1993:180)

  Tempat bukan hanya diartikan sebagai lokasi berdirinya usaha, melainkan juga didalamnya saluran distribusi yang digunakan. Saluran distribusi merupakan perangkat organisasi-organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses pembuatan produk atau jasa yang tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi. Adapun tipe saluran yang biasa digunakan dalam memasarkan produk perbankan adalah saluran nol tingkat (zero level channel), yaitu pemasaran langsung berisi pemanufaktur atau penyediaan jasa menjual langsung ke konsumen akhir

  Pemilihan lokasi atau tempat usaha tidaklah mudah karena banyak hal yang harus di perhatikan baik dari segi keuntungan maupun segi kerugiaan, kebijakan dalam penentuan lokasi dan tata ruang akan mempengaruhi citra lembaga atau organisasi terkait jadi dengan memilih lokasi yang strategis dapat digunakan sebagai keunggulan kompetitive secara terus menerus.

  Penentuan lokasi kantor beserta sarana dan prasarana pendukung menjadi sangat penting, hal ini disebabkan agar nasabah mudah menjangkau setiap lokasi BMT yang ada. Demikian pula sarana dan prasarana harus memberikan rasa yang nyaman dan aman kepada seluruh nasabah yang berhubungan dengan BMT.

  Pertimbangan penentuan lokasi antara lain: a. Lokasi kantor pesaing

  Diusahakan agar kantor lebih mudah dijangkau dibandingkan dengan lokasi kantor pesaing.

  b.

  Lokasi nasabah Diusahakan agar kantor cabang baru lebih mendekatkan diri kepada tempat usaha atau lokasi tempat tinggal calon nasabah.

  c.

  Tersedianya fasilitas lain yang sering dikunjungi, misal pasar, pusat keramaian. d.

  Fleksibilitas pengaturan lokasi dan keamanan (Suhardjono, 2002:331).

  Untuk elemen tempat, bukan hanya lokasi BMT yang harus diperhatikan, melainkan juga bagaimana lay out gedung. Karena, lay out gedung juga memiliki andil yang cukup besar dalam meningkatkan pamor BMT dimasyarakat. Adanya kemudahan yang diberikan, dapat meningkatkan minat nasabah terhadap produk yang ditawarkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk lay out gedung adalah sebagai berikut: a.

  Bentuk gedung yang memberikan kesan bonafid b. Lokasi parkir luas dan aman c. Keamanan di sekitar gedung terjamin d. Tersedia telepon umum atau fasilitas lainnya khusus untuk nasabah e. Tersedia tempat ibadah

  Sedangkan untuk lay out ruangan yang harus diperhatikan adalah: a.

  Suasana ruangan terkesan luas dan lega b. Tata letak kursi dan meja sesuai dengan urutan proses dokumen c. Dekorasi dan hiasan dalam ruangan (Kasmir, 2003:208-211)

  Dalam memasarkan sebuah produk, diperlukan adanya pengamatan terhadap peluang-peluang yang dapat diambil untuk meningkatkan penjualan produk. Salah satunya adalah pengamatan terhadap ruang lingkup dari pemasaran. Untuk pemasaran BMT, ada beberapa faktor a.

  Lingkungan ekonomi b. Lingkungan alam c. Lingkungan sosial budaya d. Lingkungan persaingan

4. Promosi

  Promosi merupakan aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Ada 5 tipe promosi yang biasa dilakukan oleh pemasar: a.

  Promosi penjualan Merupakan bentuk persuasive langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera untuk meningkatkan jumlah barang yang dibeli.

  b.

  Mass Seling Merupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada nasabah dalam satu wacana.

  Dibedakan menjadi dua :

  1) Periklanan (Advertising)

  Pemakaian media harus mempertimbangkan aspek-aspek sebagai berikut: a)

  Jangkauan media yang akan digunakan

  b) Sasaran atau konsumen yang akan dituju

  c) Tujuan iklan tersebut

  d) Biaya yang akan dikeluarkan

  Hal-hal yang dilakukan dalam mengiklankan suatu produk adalah:

  a) Pemasangan billboard dijalan-jalan strategis

  b) Pencetakan brosur yang baik disebarkan di setiap cabang atau pusat-pusat perbelanjaan c)

  Pemasangan spanduk di lokasi tertentu yang strategis

  d) Iklan melalui Koran

  e) Iklan melalui majalah

  f) Iklan melalui televisi

  g) Iklan melalui radio 2.

  Publisitas (Publishing) Merupakan kegiatan promosi untuk memancing nasabah melalui kegiatan seperti pameran, bakti sosial, perlombaan cerdas cermat, kuis, serta kegiatan lainnya. Kegiatan publisitas dapat meningkatkan pamor bank di mata nasabahnya, baik secara langsung atau tidak langsung. a) Humas (Public Relation)

  Merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi presepsi, opini, keyakinan dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan.

  b) Pemasaran Langsung (Direct Marketing)

  System pemasaran yang bersifat interaktif yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi.

  c) Penjualan Pribadi (Personal Selling)

  Adalah komunikasi langsung (tatap muka) antar penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya (Tjiptono, 2002:219).

  

BAB III

LAPORAN OBYEK PENELITIAN A. Gambaran umum

1. Sejarah Berdirinya Baitul Maal Wattamwil Tuntang

  Proses berdirinya Baitul Maal Wattamwil (BMT) Tuntang adalah bermula dari adanya program P3T (Penanggulangan Pengangguran Tenaga Terampil), yaitu suatu program penganggulangan bagi para pemuda yang berpotensi tetapi belum mendapatkan pekerjaan. Pusat Inkubasi Usaha Kecil (PINBUK) Kabupaten Semarang sebagai yang memegang proyek tersebut mengarahkan sebagian dananya ke BMT dan sebagian lagi ke wirausaha mandiri. Hal ini dilakukan karena sebagian besar pengurus PINBUK adalah pengelola BMT Fajar Mulia Ungaran yang nantinya menjadi “guru” bagi BMT-BMT baru di Kabupaten Semarang. Setelah mengadakan pelatihan selama satu minggu di Asrama Donohudan, Solo, kemudian mereka diarahkan untuk magang diBMT-BMT terdekat yang telah ada sebelumnya. Maka pada bulan Juli 1998 mulai dibicarakan rencana mendirikan BMT di Kesongo, Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Tepatnya, tempat usaha Baitul Mal Wattamwil (BMT) Tuntang terletak di jalan Salatiga–Semarang Km 1. Lokasi tersebut dipilih karena waktu itu belum ada lembaga keuangan lain yang berdiri dekat pasar, dan adanya kemudahan transportasi.

  BMT itu sendiri berbadan hukum koperasi. Alasan memilih usaha keuangan dengan berbadan hukum koperasi karena : a.

  Persyaratan dan pendirian koperasi lebih mudah, meliputi : 1)

  Jangka waktu perizinan hanya tiga bulan; 2)

  Tempat atau lokasi bisa dimana-mana seperti propinsi, kabupaten ataupun kecamatan; 3)

  Dana awal sebesar Rp. 5.000.000.- (lima juta rupiah) sampai dengan 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah).

  b.

  Sifat keterbukaan koperasi yang sesuai ajaran agama sehingga keanggotaan kemungkinan untuk selalu bertambah.

  Kemudian pada tanggal 26 Agustus 1998 diadakan rapat pembentukan koperasi yang pertama yang dihadiri oleh 24 orang dengan mengundang pejabat dari Departemen Koperasi Semarang.

  Pada tanggal 2 September 1998 diajukan akta pendirian untuk memperoleh hak badan hukum koperasi. Baitul Maal Wattamwil (BMT) Tuntang disyahkan sebagai unit usaha otonomi simpan pinjam oleh Menteri Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil dengan SK Nomor: 095/BH/KPK.11.T/IV/1999. Untuk itu, 2 September merupakan tanggal resmi berdirinya Baitul Mal Wattamwil Sumber Mulia (BMT) Tuntang.

2. Visi-Misi a.

  Visi Mewujudkan lembaga keuangan syariah yang mampu mengembangkan ekonomi umat.

  b.

  Misi Mewujudkan BMT yang profesional dengan prinsip-prinsip :

  1) Mutu pelayanan yang baik dengan resiko usaha yang minimal dan pengendalian maksimal.

  2) Memupuk modal melalui pemberdayaan masyarakat baik yang ekonomi kelas bawah maupun pemilik modal.

  3) Mencari keuntungan melalui usaha-usaha yang halal dengan pendistribusian laba yang merata dan adil.

  4) Mentasyarufkan Zakat, infaq, dan shodaqoh kepada yang berhak.

  3. Logo

  Air : Menunjukkan tentang sumber (mata Gambar 3.1. Logo BMT Sumber air) dan letak BMT yang berdekatan

  Mulia dengan Rawa pening Ikan : Mata pencaharian nasabah sebagian besar adalah nelayan Padi : Berjumlah 9, menunjukkan lokasi di kesonggo dan padi berati kemakmuran Segi 5 : Menunjukkan 5 sila dalam pancasila

4. Struktur Organisasi dan Tugas Masing-masing Bagian

  Anggota: K. M. Baedlowi

  Hasanah

  Teller Siti Nur

  Rapat Anggota Tahunan

  M. Akrom Zulfa Syaflul Hadi

  Pemasaran Muhajir Ahsan Ahmad Slamet

  Pembiayaan Farida Susiani, SE

  Operasional Sulistianto, SE

  Menager Nanik Atiani, Amd

  Anggota: K. A. Mamsuri

  Struktur organisasi Baitul Maal Wattamwil pada tahun 2010 adalah sebagai berikut: Figure3.1

  Struktur Organisasi BMT Sumber Mulia Badan pengawas

  Syariah Ketua:

  Mangsuri, SE Penasehat

  Bachtiar Rofiq Umum:

  M Fauzi Arkan, Mag Seketaris II:

  Drs.Wibowo Seketaris I:

  Ir. H. Pudjiono Bendahara:

  Pengurus Ketua:

  Anggota2 : Ahmadi

  Anggota1 : Dimyati

  Ketua : Drs.H Salimudin

  K. H. Zaeri Rosyidi Tugas masing-masing bagian yang terdapat pada struktur organisasi BMT Sumber Mulia adalah sebagai berikut : a.

  Penasehat Syar’i: 1)

  Mengawasi seluruh kegiatan BMT dalam aspek syariah 2)

  Memberikan persetujuan pemberian kredit besar 3)

  Memberikan nasehat kepada manager untuk menjalankan kegiatan operasional sesuai dengan syariah Islam b.

  Pengurus: 1)

  Mengadakan rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan belanja BMT 2)

  Menyelenggarakan rapat 3)

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - ANALISIS PENGARUH PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH DI BMT SUMBER MULIA TUNTANG - Test Repository

0 0 99

ANALISIS STRATEGI PROMOSI BMT SUMBER MULIA TUNTANG KAB.SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas Akhir dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

0 0 83

PENILAIAN KINERJA TELLER DALAM UPAYA MENINGKATKAN PELAYANAN ANGGOTA DI BMT SUMBER MULIA TUNTANG KAB.SEMARANG

0 0 79

PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (TANGGUNG JAWAB SOSIAL) DI BMT AMAL MULIA DI SURUH KAB. SEMARANG - Test Repository

0 0 133

SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DI BMT SUMBER USAHA TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR - SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DI BMT - Test Repository

0 1 66

STRATEGI PROMOSI DARI MULUT KE MULUT PADA BMT SUMBER MULIA TUNTANG KAB. SEMARANG TUGAS AKHIR - STRATEGI PROMOSI DARI MULUT KE MULUT PADA BMT SUMBER MULIA TUNTANG KAB. SEMARANG - Test Repository

0 0 64

TINGKAT KEPUASAN NASABAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERKEMBANGAN BMT SUMBER MULIA TUNTANG KAB. SEMARANG TUGAS AKHIR - TINGKAT KEPUASAN NASABAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERKEMBANGAN BMT SUMBER MULIA TUNTANG KAB. SEMARANG - Test Repository

0 0 76

PENILAIAN KINERJA TELLER DALAM UPAYA MENINGKATKAN PELAYANAN ANGGOTA DI BMT SUMBER MULIA TUNTANG KAB.SEMARANG

0 0 79

REALISASI PEMBIAYAAN IJARAH PADA BMT FAJAR MULIA KANTOR OPERASIONAL UNGARAN TUGAS AKHIR - REALISASI PEMBIAYAAN IJARAH PADA BMT FAJAR MULIA KANTOR OPRERASIONAL UNGARAN - Test Repository

0 3 95

PRODUK LEASING PADA BMT SUMBER USAHA KEMBANGSARI TENGARAN TUGAS AKHIR - PRODUK LEASING PADA BMT SUMBER USAHA KEMBANGSARI TENGARAN - Test Repository

0 3 77