Efek Analgesik Ekstrak Etanol Kunyit (Curcuma domestica Val.) dan Ekstrak Etanol Kencur (Kaempferia galanga Linn.) pada Mencit Swiss Webster Jantan dengan Metode Hot Plate.

(1)

ABSTRAK EFEK ANALGESIK

EKSTRAK ETANOL KUNYIT (Curcuma domestica Val.) DAN EKSTAK ETANOL KENCUR (Kaempferia galanga Linn.) PADA

MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN DENGAN METODE HOT PLATE

Thomas Utomo, 1210023, Pembimbing I : Sylvia Soeng, dr., M.Kes., PA(K). Pembimbing II : Endang Evacuasiany,Dra,Apt,MS,AFK.

Nyeri merupakan suatu pengalaman sensoris dan emosi yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan. Obat analgesik konvensional banyak digunakan untuk mengatasi nyeri, namun beberapa di antaranya menimbulkan efek samping. Kunyit (Curcuma domestica Val.) dan kencur(Kaempferia galanga Linn.) secara empiris digunakan untuk menghilangkan nyeri.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek analgesik kombinasi dari kunyit dan kencur dalam beberapa variasi dosis.

Metode penelitian eksperimental laboratorium sungguhan dengan rancangan acak lengkap (RAL). Pengujian efek analgesik menggunakan metode hot plate pada suhu 55oC. Hewan coba menggunakan 28 ekor mencit jantan galur Swiss Webster, yang dibagi dalam 7 kelompok (n=4), lalu diberi perlakuan Ekstrak Etanol Kunyit dosis tunggal, Ekstrak Etanol Kencur dosis tunggal, tiga variasi dosis kombinasi ekstrak etanol kunyit-kencur, asam mefenamat (pembanding), dan CMC 1% (kontrol). Data yang diukur adalah waktu reaksi (detik) timbulnya respon pertama kali muncul yaitu mengangkat/menjilat telapak kaki/melompat. Analisis data menggunakan ANOVA satu arah, dilanjutkan uji Tukey HSD dengan α=0,05.

Hasil penelitian menunjukkan kombinasi ekstrak etanol kunyit-kencur 1:1 mempunyai waktu reaksi dan lama reaksi lebih panjang dibandingkan dosis tunggal kecur (p=0,006) dan kunyit (p=0,000).

Simpulan penelitian kombinasi ekstrak etanol kunyit dan kencur sebagai analgesik lebih kuat daripada penggunaan ekstrak tunggal.

Kata kunci : kunyit, kencur, analgesik


(2)

ABSTRACT

THE ANALGESIC EFFECT OF ETHANOL EXTRACT TUMERIC (Curcuma domestica Val.) AND ETHANOL EXTRACT GALANGAL (Kaempferia galanga Linn.) IN MALE SWISS WEBSTER MICE WITH HOT

PLATE METHOD

Thomas Utomo, 1210023, 1st Tutor : Sylvia Soeng, dr., M.Kes., PA(K). 2nd Tutor : Endang Evacuasiany,Dra,Apt,MS,AFK.

Pain is an unpleasant sensory and emotional experience associated with tissue damage. Analgesic drugs were widely used to overcome pain, but some of them have side effects. Tumeric and galangal were empirically used to relieve pain.

The purpose of this study was to measure analgesic effect of tumeric-galangal combination in various dosages.

The method of this research was a real experimental laboratory using Complete Research Design (CRD). The analgesic research used 55oC hot plate. Twenty eight

male Swiss Webster mice were devided into 7 groups (n=4). Each group was treated with single dosage ethanol extract of tumeric, ethanol extract of galangal, 3 various combination of tumeric-galangal ethanol extract, mefenamic acid(comparator), and CMC 1%(control). The data measured was the first response appeared ; withdrawal or licking of the paws /jumping, which was counted in second. Data was analyzed using one way ANOVA, followed by Tukey HSD (α=0.05).

The result showed that combination of tumeric-galangal ethanol extract 1:1 has a reaction time and duration of action longer than a single dose galangal extract (p=0.006) and tumeric extract (p=0.000).

The conclusion was combination of tumeric-galangal extract has stonger analgesic effect than single dose of galangal extract or turmeric extract.

Keywords : tumeric, galangal, analgesics


(3)

viii DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK.... ... iv

ABSTRACT. ... v

KATA PENGANTAR. ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR DIAGRAM ... xiii

DAFTAR GRAFIK ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 2

1.3Maksud dan Tujuan ... 2

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah 1.4.1 Manfaat Akademis ... 3

1.4.2 Manfaat Praktis ... 3

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3

1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1Nyeri 2.1.1 Definisi ... 5

2.1.2 Klasifikasi ... 5

2.1.3 Reseptor Nyeri dan Stimulasi Nyeri ... 7

2.1.4 Transmisi Sinyal Nyeri ke Sistem Saraf Pusat ... 7

2.1.5 Proses Persepsi Nyeri di Otak ... 10


(4)

ix

2.1.6 Neurotransmitter ... 10

2.1.7 Mekanisme Terjadinya Nyeri ... 11

2.1.8 Sistem Penekanan Rasa Nyeri ... 11

2.1.9 Sistem Opium Otak Endorfin dan Enkefalin ... 13

2.1.10 Mekanisme Stimulasi Termis Menyebabkan Nyeri ... 13

2.2Obat Analgesik 2.2.1 Obat Anti Inflamasi Non Steroid ... 14

2.2.2 Analgesik Opioid ... 17

2.2.3 Asam Mefenamat ... 19

2.2.3.1 Farmakokinetik dan Farmakodinamik ... 20

2.2.3.2 Indikasi dan Efek Samping ... 20

2.2.4 Kencur/Kaempferia galanga Linn 2.2.4.1 Taxonomi Kencur ... 20

2.2.4.2 Uraian Tumbuhan ... 21

2.2.4.3 Kandungan Senyawa Kimia dan Manfaat Kencur .. 22

2.2.5 Kunyit/Curcuma domestica Val 2.2.5.1 Taxonomi Kunyit ... 22

2.2.5.2 Uraian Tumbuhan ... 23

2.2.5.3 Kandungan Senyawa Kimia dan Manfaat Kunyit ... 24

BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1Alat dan Bahan 3.1.1 Alat yang digunakan ... 25

3.1.2 Bahan yang digunakan ... 25

3.2Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

3.3Persiapan Penelitian 3.3.1 Persiapan Hewan Coba Penelitian ... 26

3.3.2 Persiapan Bahan Uji ... 26

3.4Metode Penelitian 3.4.1 Metode Penarikan Sampel... 27

3.4.2 Variabel Penelitian ... 27

3.4.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 27


(5)

x

3.4.2.2 Definisi Operational Variabel ... 28

3.4.3 Prosedur Kerja ... 29

3.4.4 Pengolahan dan Analisis Data ... 30

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Penelitian ... 31

4.2Pembahasan ... 32

4.3Uji Hipotesis... 37

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1Simpulan ... 39

5.2Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 40

LAMPIRAN ... 43

ASPEK ETIK PENELITIAN ... 50

RIWAYAT HIDUP ... 51


(6)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Efek samping OAINS ... 16 Tabel 2.2 Klasifikasi Obat Opioid ... 19 Tabel 2.3 Fungsi dan Afinitas Terhadap

Agen Opioid Masing-Masing Reseptor ... 19 Tabel 4.1 Rerata Sebelum Perlakuan ... 31 Tabel 4.2 Rerata Waktu Reaksi Setelah Perlakuan Diberikan ... 32 Tabel 4.3 Uji Tukey HSD Rerata Waktu Reaksi Total Setelah

Perlakuan Selama Pengamatan 90 Menit ... 34


(7)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Transmisi Sinyal Nyeri Cepat dan Nyeri Lambat ke Medulla Spinalis

dan Alurnya Menuju Otak ... 9

Gambar 2.2. Transmisi Sinyal Nyeri Cepat dan Nyeri Lambat ke Batang Otak, Talamus, dan Korteks Serebri ... 9

Gambar 2.3. Tingkatan Orde pada Perjalanan Stimulus Nyeri ... 9

Gambar 2.4. Sistem Analgesia Otak dan Medula Spinalis ... 12

Gambar 2.5. Empat Reseptor Terhadap Suhu dan Batas Suhunya ... 14

Gambar 2.6 Jalur Terjadinya Reaksi Inflamasi ... 15

Gambar 2.7 Struktur Asam Mefenamat ... 20

Gambar 2.8 Kaempferia galanga Linn ... 22

Gambar 2.9 Struktur Kandungan Kimia pada Kencur ... 22

Gambar 2.10 Curcuma domestica Val ... 24

Gambar 2.11 Struktur Kimia Kurkumin ... 24

Gambar 4.1 Grafik Waktu Respon Terhadap Waktu Penelitian ... 36


(8)

xiii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Diagram Data Waktu Reaksi Sebelum Dan

Sesudah Perlakuan ... 33 Diagram 4.2 Diagram Rerata Waktu Reaksi Setelah Perlakuan ... 34


(9)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Uji ANOVA pada Rerata Waktu Reaksi Total

Sebelum Percobaan... 43 Lampiran 2 Tabel Pengamatan Waktu Reaksi Secara Keseluruhan

Selama 90 menit ... 44 Lampiran 3 Uji Anova pada Rerata Waktu Reaksi Total

Setelah Percobaan ... 45 Lampiran 4 Tabel Tukey HSD Waktu Reaksi Total

Setelah Percobaan ... 46 Lampiran 5 Perhitungan Dosis ... 47 Lampiran 6 Determinasi Tanaman ... 48


(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Nyeri merupakan masalah kesehatan global. Satu dari lima orang dewasa diperkirakan menderita nyeri setiap tahunnya (Goldberg, 2011). Hasil penelitian Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) di 14 rumah sakit pendidikan seluruh Indonesia yang dilakukan pada Mei 2002, didapatkan sebanyak 4.456 kasus nyeri / 25% dari total kunjungan pada bulan tersebut, terbagi menjadi laki-laki sebanyak 2.220 orang dan perempuan sebanyak 2.256 orang.

Nyeri merupakan mekanisme proteksi yang menandakan bahwa telah terjadi kerusakan jaringan (Sherwood, 2010). Terdapat beberapa zat kimia yang langsung dapat merangsang terjadinya nyeri seperti bradikinin, serotonin, histamin, ion kalium, asetilkolin, dan enzim proteolitik. Terdapat pula zat kimia yang dapat merangsang terjadinya nyeri secara tidak langsung yaitu prostaglandin dan substansi P. Prostaglandin dan Substansi P merangsang nyeri dengan cara meningkatkan sensitivitas ujung-ujung serabut nyeri (Guyton & Hall, 2011).

Nyeri yang tidak teratasi dengan baik dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang seperti gangguan fungsi, disabilitas, dan kecemasan (Ropper, Samuels, & Klein, 2014).

Penanganan nyeri dapat dilakukan menggunakan obat konvensional yaitu obat analgesik opioid (contoh:morfin) dan non-opioid (contoh:Obat Anti Inflamasi Non Steroid/OAINS) yang memiliki efek samping sehingga menyebabkan ketidaknyamanan. Selain obat konvensional terdapat juga tanaman yang memiliki potensi efek analgesik antara lain kencur dan kunyit(Astuti,1996 ; Ayurini,2010).

Asam mefenamat merupakan obat analgesik yang dijual bebas di pasaran. Asam mefenamat banyak digunakan oleh masyarakat untuk mengobati sakit gigi, sakit kepala, dysmenorrhae (Medscape, 2015).

Kencur (Kaempferia galanga Linn.) termasuk familia Zingiberaceae, secara empiris kencur digunakan oleh masyarakat untuk mengobati beberapa penyakit


(11)

2

antara lain panas, bengkak, nyeri perut, masuk angin, panas dalam. Berdasarkan penelitian Astuti et al (1996) dilaporkan bahwa kencur memiliki efek analgesik hampir sama dengan metampiron dengan kandungan zat aktif trans p-metoksi sinamat etil ester.

Kunyit (Curcuma domestica Val.) termasuk familia Zingiberaceae, secara empiris kunyit digunakan oleh masyarakat sebagai obat anti radang, mencret, sakit perut, gastritis, ulkus lambung. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya Ayurini (2010) kunyit dilaporkan memiliki zat aktif trietil kurkumin yang bersifat analgesik. Kencur dan Kunyit memiliki zat aktif yang sama-sama menghambat enzim siklooksigenase sehingga dapat menekan rasa nyeri (Maroon, 2006). Dengan menggabungkan kedua ekstrak kencur dan ekstrak kunyit diharapkan terjadi peningkatan efek analgesik dan anti inflamasi dibandingkan dengan pemberian tunggal masing-masing perlakuan. Atas dasar ini peneliti bermaksud meneliti efek analgesik dari ekstrak kunyit dosis tunggal dan ekstrak kencur dosis tungga dibandingkan dengan efek analgesik ekstrak etanol kencur-kunyit dosis kombinasi.

1.2Identifikasi Masalah

1. Apakah ekstrak etanol kencur (Kaempferia galanga Linn.) memiliki efek analgesik.

2. Apakah ekstrak etanol kunyit (Curcuma domestica Val.) memiliki efek analgesik.

3. Apakah kombinasi ekstrak etanol kencur - kunyit memiliki efek analgesik yang lebih kuat dibandingkan pemberian kencur secara tunggal.

4. Apakah kombinasi ekstrak etanol kencur - kunyit memiliki efek analgesik yang lebih kuat dibandingkan pemberian kunyit secara tunggal.

1.3Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian ini adalah mengetahui manfaat dari kunyit dan kencur sebagai analgesik dan mengetahui efek analgesik yang dihasilkan dari kombinasi keduanya.


(12)

3

Tujuan penelitian adalah mengetahui efek analgesik kunyit dan kencur serta kombinasinya terhadap mencit Swiss Webster jantan dengan rangsangan termis.

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat akademis

Untuk menambah wawasan pengetahuan tentang efikasi ekstrak kunyit kencur dalam mengatasi nyeri.

1.4.2 Manfaat Praktis

Untuk menginformasikan kepada masyarakat bahwa kombinasi kunyit kencur dapat digunakan sebagai obat alternatif dalam mengatasi nyeri.

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang berpotensi terjadi atau telah terjadi (McCance, 2010). Pada kerusakan jaringan, asam arakidonat akan dilepaskan dari membran fosfolipid dengan bantuan enzim fosfolipase A2. Asam arakidonat akan diubah menjadi prostaglandin endoperoksida (PGH) dengan enzim siklooksigenase (COX). Prostaglandin endoperoksida sintase-1 (COX-1) terekspresi di kebanyakan sel dan berfungsi untuk proses fisiologis(maintenance), sedangkan PGH sintase-2 (COX-2) terekspresi bila terdapat stimulus yaitu saat terjadi inflamasi (G.Katzung, 2013). COX-2 yang terutama bertanggung jawab atas sintesis PG pada saat inflamasi akut dan kronis. Prostaglandin menyebabkan sensitasi neuron afferen (nosiseptor) pada stimulus kimia, suhu, dan mekanik(Wall


(13)

4

& Melzack, 2013). Obat analgesik menghambat enzim PGH sintase (COX). Penghambatan pada COX-2 akan memberikan efek antipiretik, analgesik, dan antiinflamasi, sedangkan penghambatan pada COX-1 akan memberikan efek samping pada traktus gastrointestinal (Goodman & Gilman, 2011).

Kencur mengandung zat aktif p-metoksisinamat mempunyai efek menghambat ekspresi COX-2 serta menghambat mediator inflamasi : histamin, serotonin, IL-6, IL-1, PGE-2 (Hasanah, 2011). Kunyit mengandung zat aktif flavonoid kurkumin/diferuloymethane (Dobelis, 2002). Flavonoid kurkumin dalam hal ini trietil curcumin (TEC) yang bersifat analgesik mempunyai efek menghambat metabolisme dari asam arakhidonat yaitu menghambat siklooksigenase dan lipooksigenase (Ayurini,2010 ; Aggarwal & Harikumar,2009).

Kombinasi ekstrak kencur dan ekstrak kunyit diharapkan mempunyai efek singergis karena memiliki cara kerja yang sama yaitu menghambat enzim siklooksigenase.

1.5.2 Hipotesis Penelitian

1. Ekstrak etanol kencur (Kaempferia galanga Linn.) memiliki efek analgesik. 2. Ekstrak etanol kunyit (Curcuma domestica Val.) memiliki efek analgesik. 3. Kombinasi ekstrak etanol kencur - kunyit memiliki efek analgesik yang

lebih kuat dibandingkan pemberian kencur secara tunggal.

4. Kombinasi ekstrak etanol kencur - kunyit memiliki efek analgesik yang lebih kuat dibandingkan pemberian kunyit secara tunggal.


(14)

39 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Ekstrak etanol kencur (Kaempferia galanga Linn.) memiliki efek analgesik. Ekstrak etanol kunyit (Curcuma domestica Val.) memiliki efek analgesik. Kombinasi ekstrak etanol kencur - kunyit memiliki efek analgesik yang lebih kuat dibandingkan pemberian kencur secara tunggal.

Kombinasi ekstrak etanol kencur - kunyit memiliki efek analgesik yang lebih kuat dibandingkan pemberian kunyit secara tunggal.

5.2 Saran

Dilakukan penelitian efek analgesik terhadap kombinasi kencur-kunyit dengan metode lain.

Dilakukan penelitian terhadap beberapa variasi kombinasi lainnya untuk mengetahui kombinasi manakah yang terbaik untuk meningkatkan efek analgesik.


(15)

40

DAFTAR PUSTAKA

Aggarwal, & Harikumar. (2009). Potential Therapeutic Effects of Curcumin, The Anti-Inflammatory Agent, Against Neurodegenerative, Cardiovascular, Pulmonary, Metabolic, Autoimmune and Neoplastic Diseases. NCBI, 1. Akram, M., Uddin, S., Usmanghani, K., Hannan, A., Mohiuddin, E., & Asif, M.

(2010). Curcuma Longa and Curcumin a review article. ROM. J. BIOL. – PLANT BIOL.,, 55, 65-70.

Astuti, Y., Sundari, D., M.Wien, & Winarno. (1996). Tanaman Kencur (Kaempferia galanga) Informasi Tentang Fitokimia dan Efek Farmakalogi.

Warta Tumbuhan Obat Indonesia.

Atmajaya, D. A. (2008). Pengaruh Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica) terhadap Gambaran Mikroskopik Mukosa Lambung Mencit BALB/c yang Diberi Parasetamol. Universitas Diponegoro.

Ayurini, B. D. (2010). Pengaruh Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val) terhadap Jumlah Geliatan Mencit BALB/C yang Diinjeksi Asam Asetat 0,1%. Journal Undip, 9.

Bangun, R. (2011). Tanaman Kencur. Respiratory USU.

Chemspider. (2015, Agustus 4). Diambil kembali dari Femenamic Acid: http://www.chemspider.com/Chemical-Structure.3904.html

Dobelis. (2002). Curcuma longa. Alternative Medicine Review Monographs. Ekowati, J., & Diyah, N. W. (2010). Aktivitas Antinociceptiv dan Uji In Silico

terhadap Cyclooksigenase dari Asam p-Metoksisinamat dan Asam M-Metoksisinamat. Airlangga University Departement of Pharmaceutical Chemisty.

G.Katzung, B. (2013). Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs, Disease-Modifying . Dalam Basic & Clinical Pharmacology (12th ed., hal. 912-917). New York: McGraw-Hill.

Goldberg, D. S. (2011). Pain as a Global Public Health Priority. BioMed Central, 1.

Goodman, L. S., & Gilman, A. (2011). Anti-Inflammatory, Antipyretic,and Analgesic Agents;Pharmacotherapy of Gout. Dalam L. L. Bruton (Penyunt.), Goodman & Gillman's the Pharmacological Basis of Therapeutic (12th ed., hal. 959-992). New York: McGraw-Hill.


(16)

41

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2013). Pain and Temperature. Dalam Textbook of Medical Physiology A South Asian Edition (Vol. 12e, hal. 626). New Dehli: Elsevier.

Harrison. (2015). Cardinal Manifestations and Presentation of Diseases. Dalam Harrison's Principles of Internal Medicine (Vol. 19th edition, hal. 81). New York: McGraw-Hill education.

Hasanah, A. N. (2011). Analisis Kandungan Minyak Atsiri dan Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Rimpang Kencur ( Kaempferia galanga). Jurnal matematika & Sains , 5.

IAPS. (2014, 10 6). International Association for the Study of Pain. Diambil

kembali dari Taxonomy:

http://www.iasp-pain.org/Taxonomy?navItemNumber=576

Kibble, J. D., & Halsey, C. R. (2009). The Big Picture Medical Physiology. New York: McGraw-Hill.

Krup, V., & Prakash, H. (2013). Pharmacological Activities of Tumeric. Homoeopathy & Ayurvedic Medecine.

Kuncoro, A. A. (2004). Efikasi dan Keamanan Ekstrak Jahe-Kencur dibandingkan dengan Asetaminofen dalam Mengurangi Peradangan dan Nyeri pada Penderita Osteoartritis Lutut di Poliklinik Reumatik RS. Dr. Kariadi Semarang. Universitas Diponegoro.

Maroon, J. C. (2006). www.medscape.com. Diambil kembali dari Natural Antiinflammatory Agent for Pain Relief in Athletes: http://www.medscape.com/viewarticle/553966_5

McCance, K. L. (2010). Missouri: Mosby Elsevier. Pain, Temperature Regulation, Sleep, and Sensory Function Dalam Pathophysiology : The Biologic Basis For Disease In Adults And Children. (hal. 481-485). Missouri: Mosby Elsevier. Pain, Temperature Regulation, Sleep, and Sensory Function Meliala, L. (2004). Nyeri : Keluhan yang terabaikan konsep dahulu, sekarang dan

yang akan datang. Universitas Gajah Mada.

Nie, Y. (2011). Pengaruh Ekstrak Etanol Rimpang Kencur(Kaempferia galanga L.) Terhadap Ulkus Gaster Pada Model Mencit Swiss Webster yang Diinduksi Asetosal. Universitas Kristen Maranatha.

Paddock Laboratories, L. (2015, march ). Drug.com. Diambil kembali dari Mefenamic Acid: http://www.drugs.com/pro/mefenamic-acid.html

Ropper, A. H., Samuels, M. A., & Klein, J. p. (2014). Pain and Other Disorder of Somatic Sensation, Headache, and Backache. Dalam Adams and Victor's Principles of Neurology (hal. 128). New York: McGraw-Hill.


(17)

42

Sherwood, L. (2010). The Peripheral Nervous System : Afferent Division ; Spesial Senses. Dalam Human Physiology From Cells to System (7th)Canada: Cengage Learning.

Tanu, I. (2012). Farmakologi dan Terapi. Dalam S. G. Gunawan (Penyunt.), Analgesik Opioid (5 ed.). Jakarta: Badan Penerbit FKUI.

Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2012). Sensory, Motor, and Intergrative System. Dalam Principles of Anatomy & Physiology (Vol. 13th). USA: John Wiley & Sons, Inc.

Umar, M. I., Asmawi, M. Z., Majid, A. M., R, F. S., Hassan, L. E., Altaf, R., & Khadeer Ahamed, M. B. (2014). Ethyl-p-methoxycinnamate isolated from kaempferia galanga inhibits inflammation by suppressing interleukin-1,tumor necrosis factor-a, and angiogenesis by blocking endothelial functions. Clinics, 134-144.

Wall, P., & Melzack, R. (2013). Inflammatory Mediatoors and Modulators of Pain. Dalam Wall and Melzack's Textbook of Pain (6 ed.). Philadelphia: Elvesier Saunders.


(1)

3

Tujuan penelitian adalah mengetahui efek analgesik kunyit dan kencur serta kombinasinya terhadap mencit Swiss Webster jantan dengan rangsangan termis.

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat akademis

Untuk menambah wawasan pengetahuan tentang efikasi ekstrak kunyit kencur dalam mengatasi nyeri.

1.4.2 Manfaat Praktis

Untuk menginformasikan kepada masyarakat bahwa kombinasi kunyit kencur dapat digunakan sebagai obat alternatif dalam mengatasi nyeri.

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang berpotensi terjadi atau telah terjadi (McCance, 2010). Pada kerusakan jaringan, asam arakidonat akan dilepaskan dari membran fosfolipid dengan bantuan enzim fosfolipase A2. Asam arakidonat akan diubah menjadi prostaglandin endoperoksida (PGH) dengan enzim siklooksigenase (COX). Prostaglandin endoperoksida sintase-1 (COX-1) terekspresi di kebanyakan sel dan berfungsi untuk proses fisiologis(maintenance), sedangkan PGH sintase-2 (COX-2) terekspresi bila terdapat stimulus yaitu saat terjadi inflamasi (G.Katzung, 2013). COX-2 yang terutama bertanggung jawab atas sintesis PG pada saat inflamasi akut dan kronis. Prostaglandin menyebabkan sensitasi neuron afferen (nosiseptor) pada stimulus kimia, suhu, dan mekanik(Wall


(2)

4

& Melzack, 2013). Obat analgesik menghambat enzim PGH sintase (COX). Penghambatan pada COX-2 akan memberikan efek antipiretik, analgesik, dan antiinflamasi, sedangkan penghambatan pada COX-1 akan memberikan efek samping pada traktus gastrointestinal (Goodman & Gilman, 2011).

Kencur mengandung zat aktif p-metoksisinamat mempunyai efek menghambat ekspresi COX-2 serta menghambat mediator inflamasi : histamin, serotonin, IL-6, IL-1, PGE-2 (Hasanah, 2011). Kunyit mengandung zat aktif flavonoid kurkumin/diferuloymethane (Dobelis, 2002). Flavonoid kurkumin dalam hal ini

trietil curcumin (TEC) yang bersifat analgesik mempunyai efek menghambat metabolisme dari asam arakhidonat yaitu menghambat siklooksigenase dan lipooksigenase (Ayurini,2010 ; Aggarwal & Harikumar,2009).

Kombinasi ekstrak kencur dan ekstrak kunyit diharapkan mempunyai efek singergis karena memiliki cara kerja yang sama yaitu menghambat enzim siklooksigenase.

1.5.2 Hipotesis Penelitian

1. Ekstrak etanol kencur (Kaempferia galanga Linn.) memiliki efek analgesik. 2. Ekstrak etanol kunyit (Curcuma domestica Val.) memiliki efek analgesik. 3. Kombinasi ekstrak etanol kencur - kunyit memiliki efek analgesik yang

lebih kuat dibandingkan pemberian kencur secara tunggal.

4. Kombinasi ekstrak etanol kencur - kunyit memiliki efek analgesik yang lebih kuat dibandingkan pemberian kunyit secara tunggal.


(3)

39 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Ekstrak etanol kencur (Kaempferia galanga Linn.) memiliki efek analgesik. Ekstrak etanol kunyit (Curcuma domestica Val.) memiliki efek analgesik. Kombinasi ekstrak etanol kencur - kunyit memiliki efek analgesik yang lebih kuat dibandingkan pemberian kencur secara tunggal.

Kombinasi ekstrak etanol kencur - kunyit memiliki efek analgesik yang lebih kuat dibandingkan pemberian kunyit secara tunggal.

5.2 Saran

Dilakukan penelitian efek analgesik terhadap kombinasi kencur-kunyit dengan metode lain.

Dilakukan penelitian terhadap beberapa variasi kombinasi lainnya untuk mengetahui kombinasi manakah yang terbaik untuk meningkatkan efek analgesik.


(4)

40

DAFTAR PUSTAKA

Aggarwal, & Harikumar. (2009). Potential Therapeutic Effects of Curcumin, The Anti-Inflammatory Agent, Against Neurodegenerative, Cardiovascular, Pulmonary, Metabolic, Autoimmune and Neoplastic Diseases. NCBI, 1. Akram, M., Uddin, S., Usmanghani, K., Hannan, A., Mohiuddin, E., & Asif, M.

(2010). Curcuma Longa and Curcumin a review article. ROM. J. BIOL. – PLANT BIOL.,, 55, 65-70.

Astuti, Y., Sundari, D., M.Wien, & Winarno. (1996). Tanaman Kencur (Kaempferia galanga) Informasi Tentang Fitokimia dan Efek Farmakalogi.

Warta Tumbuhan Obat Indonesia.

Atmajaya, D. A. (2008). Pengaruh Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica) terhadap Gambaran Mikroskopik Mukosa Lambung Mencit BALB/c yang Diberi Parasetamol. Universitas Diponegoro.

Ayurini, B. D. (2010). Pengaruh Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val) terhadap Jumlah Geliatan Mencit BALB/C yang Diinjeksi Asam Asetat 0,1%. Journal Undip, 9.

Bangun, R. (2011). Tanaman Kencur. Respiratory USU.

Chemspider. (2015, Agustus 4). Diambil kembali dari Femenamic Acid: http://www.chemspider.com/Chemical-Structure.3904.html

Dobelis. (2002). Curcuma longa. Alternative Medicine Review Monographs. Ekowati, J., & Diyah, N. W. (2010). Aktivitas Antinociceptiv dan Uji In Silico

terhadap Cyclooksigenase dari Asam p-Metoksisinamat dan Asam M-Metoksisinamat. Airlangga University Departement of Pharmaceutical Chemisty.

G.Katzung, B. (2013). Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs, Disease-Modifying

. Dalam Basic & Clinical Pharmacology (12th ed., hal. 912-917). New York: McGraw-Hill.

Goldberg, D. S. (2011). Pain as a Global Public Health Priority. BioMed Central, 1.

Goodman, L. S., & Gilman, A. (2011). Anti-Inflammatory, Antipyretic,and Analgesic Agents;Pharmacotherapy of Gout. Dalam L. L. Bruton (Penyunt.), Goodman & Gillman's the Pharmacological Basis of Therapeutic (12th ed., hal. 959-992). New York: McGraw-Hill.


(5)

41

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2013). Pain and Temperature. Dalam Textbook of Medical Physiology A South Asian Edition (Vol. 12e, hal. 626). New Dehli: Elsevier.

Harrison. (2015). Cardinal Manifestations and Presentation of Diseases. Dalam

Harrison's Principles of Internal Medicine (Vol. 19th edition, hal. 81). New York: McGraw-Hill education.

Hasanah, A. N. (2011). Analisis Kandungan Minyak Atsiri dan Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Rimpang Kencur ( Kaempferia galanga). Jurnal matematika & Sains , 5.

IAPS. (2014, 10 6). International Association for the Study of Pain. Diambil kembali dari Taxonomy: http://www.iasp-pain.org/Taxonomy?navItemNumber=576

Kibble, J. D., & Halsey, C. R. (2009). The Big Picture Medical Physiology. New York: McGraw-Hill.

Krup, V., & Prakash, H. (2013). Pharmacological Activities of Tumeric. Homoeopathy & Ayurvedic Medecine.

Kuncoro, A. A. (2004). Efikasi dan Keamanan Ekstrak Jahe-Kencur dibandingkan dengan Asetaminofen dalam Mengurangi Peradangan dan Nyeri pada Penderita Osteoartritis Lutut di Poliklinik Reumatik RS. Dr. Kariadi Semarang. Universitas Diponegoro.

Maroon, J. C. (2006). www.medscape.com. Diambil kembali dari Natural Antiinflammatory Agent for Pain Relief in Athletes: http://www.medscape.com/viewarticle/553966_5

McCance, K. L. (2010). Missouri: Mosby Elsevier. Pain, Temperature Regulation, Sleep, and Sensory Function Dalam Pathophysiology : The Biologic Basis For Disease In Adults And Children. (hal. 481-485). Missouri: Mosby Elsevier. Pain, Temperature Regulation, Sleep, and Sensory Function

Meliala, L. (2004). Nyeri : Keluhan yang terabaikan konsep dahulu, sekarang dan yang akan datang. Universitas Gajah Mada.

Nie, Y. (2011). Pengaruh Ekstrak Etanol Rimpang Kencur(Kaempferia galanga L.) Terhadap Ulkus Gaster Pada Model Mencit Swiss Webster yang Diinduksi Asetosal. Universitas Kristen Maranatha.

Paddock Laboratories, L. (2015, march ). Drug.com. Diambil kembali dari Mefenamic Acid: http://www.drugs.com/pro/mefenamic-acid.html

Ropper, A. H., Samuels, M. A., & Klein, J. p. (2014). Pain and Other Disorder of Somatic Sensation, Headache, and Backache. Dalam Adams and Victor's Principles of Neurology (hal. 128). New York: McGraw-Hill.


(6)

42

Sherwood, L. (2010). The Peripheral Nervous System : Afferent Division ; Spesial Senses. Dalam Human Physiology From Cells to System (7th)Canada: Cengage Learning.

Tanu, I. (2012). Farmakologi dan Terapi. Dalam S. G. Gunawan (Penyunt.),

Analgesik Opioid (5 ed.). Jakarta: Badan Penerbit FKUI.

Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2012). Sensory, Motor, and Intergrative System. Dalam Principles of Anatomy & Physiology (Vol. 13th). USA: John Wiley & Sons, Inc.

Umar, M. I., Asmawi, M. Z., Majid, A. M., R, F. S., Hassan, L. E., Altaf, R., & Khadeer Ahamed, M. B. (2014). Ethyl-p-methoxycinnamate isolated from kaempferia galanga inhibits inflammation by suppressing interleukin-1,tumor necrosis factor-a, and angiogenesis by blocking endothelial functions. Clinics, 134-144.

Wall, P., & Melzack, R. (2013). Inflammatory Mediatoors and Modulators of Pain. Dalam Wall and Melzack's Textbook of Pain (6 ed.). Philadelphia: Elvesier Saunders.


Dokumen yang terkait

Efek Hipoglikemia Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahogani Jack.) Dan Gambaran Mikrostruktur Limpa Pada Mencit (Mus musculus L.) Yang Telah Diinduksi Diabetes Dengan Aloksan

5 43 77

Efek Imunostimulator Ekstrak Etanol Umbi Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme (Lodd) Blume.) terhadap Respon Hipersensitivitas Tipe Lambat Dan Titer Antibodi Sel Imun Mencit Jantan

3 29 82

Efek Imunomodulator Ekstrak Rimpang Temu Giring (Curcuma Heyneana Val. Et Van Zijp.) Terhadap Respon Hipersensitivitas Tipe Lambat Dan Titer Antibodi Sel Imun Mencit Jantan

4 58 85

Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit

3 31 94

Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Kulit Batang Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) Terhadap Mencit Jantan

10 81 84

Uji Efek Antiinflamasi Dari Kombinasi Ekstrak Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc.)Dan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val.) Dalam Sediaan Topikal Pada Mencit Jantan

17 119 74

Efek Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Biji Alpukat (Persea americana Mill.) pada Mencit Putih Jantan

4 49 100

Uji aktivitas antioksidan pada ekstrak daun kunyit (curcuma domestica val) dengan menggunakan metode dpph ( 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

1 18 42

EFEK ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) PADA MENCIT JANTAN GALUR Swiss Webster.

0 1 21

Efek Antidiare Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val.) Pada Mencit Swiss Webster Jantan.

18 43 39