PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SD NEGERI 106161 LAUT DENDANG DELI SERDANG.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN

AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

SD NEGERI 106161 LAUT DENDANG

DELI SERDANG

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh:

DEDI SUHARDIANTO

NIM. 8136181003

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

i ABSTRAK

DEDI SUHARDIANTO, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe

Numbered Heads Together Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

Siswa SD Negeri 106161 Laut Dendang Deli Serdang. Tesis. Medan: Program Studi Pendidikan Dasar Pascasarjana UNIMED, 2015.

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk memperoleh gambaran faktual mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa SD Negeri 106161

Laut Dendang Deli Serdang. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan secara terintegrasi pada seluruh bidang studi seperti PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan IPS dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 30 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa dan tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda sebanyak 20. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian diperoleh: (1) rata-rata skor aktivitas siswa secara klasikal selama siklus I sebesar 2,32 (belum aktif) dengan jumlah siswa yang aktif belajar sebesar 53% dan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 64 (belum tuntas) dengan ketuntasan klasikal sebesar 53,4%; dan (2) rata-rata skor aktivitas siswa secara klasikal selama siklus II sebesar 3,11 (aktif) dengan jumlah siswa yang aktif belajar sebesar 87% dan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II sebesar 81,33 dengan ketuntasan klasikal sebesar 90%. Dengan demikian disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa SD Negeri 106161 Laut Dendang Deli Serdang. Hal ini dibuktikan dari adanya peningkatan aktivitas belajar siswa sebesar 34% yaitu persentase siswa yang aktif belajar pada siklus II (87%) lebih besar dibandingkan pada siklus I (53%) serta peningkatan ketuntasan belajar siswa sebesar 36,6% yaitu persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada siklus II (90%) lebih besar dibandingkan pada siklus I (53,4%).


(5)

ii ABSTRACT

DEDI SUHARDIANTO, The Application of Cooperatif Type Numbered Heads Together Model To Increase The Activity and Learning Outcomes of Students In State Elementary Schools Number 106161 Laut Dendang Deli Serdang. Thesis, Medan: Basic Education Program, Postgraduate Program, State University of Medan (UNIMED), 2015.

The study was conducted with the aim to obtain a factual description of the application of cooperatif type numbered heads together model to improve learning activities and learning outcomes of students in class IV State Elementary Schools Number 106161 Laut Dendang Deli Serdang. This research is a classroom action research which is integrated in the field of all study as PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA and IPS studies, with subjects were students of class IV amounting to 30 students. Data collection techniques using observation sheet of student learning activities and achievement test in the form of multiple choice 20. The data analysis technique used is the analysis of qualitative and quantitative data. The results were obtained: (1) the average scores of students in the classical activity during the first cycle of 2.32 (not active) with the number active student learn by 53% and the average student learning outcomes in the first cycle of 64 (not complete) with classical completeness of 53.4%; (2) the average scores of students in the classical activity during the second cycle of 3.11 (on) the number of active students learn by 87% and the average student learning outcomes in the second cycle of 81.33 with classical completeness of 90%. Thus concluded that the application of cooperatif type numbered heads together model proven to improve the activity and learning outcomes of students in class IV State Elementary Schools Number 106161 Laut Dendang Deli Serdang. It is evident from the increase in student learning activities of 34% is the percentage of students who actively studied in the second cycle (87%) was higher than in the first cycle (53%) and increased student learning completeness of 36.6 % is the percentage of students in the classical learning completeness in the second cycle (90%) was higher than in the first cycle (53.4%).


(6)

iii KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya, yang memberikan kesehatan dan hikmah kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa SD Negeri 106161 Laut Dendang Deli Serdang”, dengan baik dan tepat waktu. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Dasar pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., selaku Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd., selaku Direktur Program Pascasarjana, secara khusus penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak Dr. Sugiharto, M.Si., dan Bapak Dr. Zulkifli Matondang, M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar memberikan motivasi, pengarahan, saran, masukan, dan bimbingan kepada penulis sejak awal penulisan hingga selesainya tesis ini.

Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si., Bapak Dede Ruslan, M.Si., dan Bapak. Dr. Arif Rahman, M.Pd., juga kepada Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd., selaku nara sumber dan tim penguji yang telah memberi kritik dan saran untuk kesempurnaan penulisan tesis ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Kepala SD Negeri 106161 Laut Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, guru-guru, khususnya kepada guru kelas IV beserta siswa/I kelas IV serta teman sejawat Dwi Putri selaku observer dan seluruh rekan kelas A1, yang telah mendukung dan memotivasi penulis sehingga terlaksananya penelitian ini. Secara khusus penulis juga menyampaikan terimakasih yang tak terhingga kepada kedua orangtuaku tercinta Ayahanda Sugiono, S.Pd., dan Ibunda Hariyani, S.Pd., terima kasih atas


(7)

iv kasih sayang, bantuan, motivasi dan doa kalian sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan.

Semoga bantuan dan jasa baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah swt. Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian tesis ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya tesis ini. Kiranya isi tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih, semoga tesis ini berguna bagi kita semua khususnya para pembaca. Amin

Medan, 14 Agustus 2015 Penulis,

Dedi Suhardianto NIM. 8136181003


(8)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 11

1.3Pembatasan Masalah ... 12

1.4Rumusan Masalah ... 13

1.5Tujuan Penelitian ... 13

1.6Manfaat Penelitian ... 13

BAB II KAJIAN TEORIETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... 15

2.1 Kajian Teorietis ... 15

2.1.1 Pengertian hasil belajar ... 15

2.1.2 Pengertian aktivitas belajar ... 18

2.1.3 Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together 23

2.1.4 Materi ajar ... 27

2.2 Kerangka Berpikir ... 30

2.3 Hipotesis Tindakan ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

3.2 Subjek Penelitian ... 32

3.3 Jenis Penelitian ... 32

3.4 Defenisi Operasional Variabel ... 33

3.5 Prosedur Penelitian ... 34

3.6 Instrumen Pengumpulan Data ... 38

3.7 Teknik Analisis Data ... 39

3.8 Indikator Keberhasilan ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

4.1Hasil Penelitian ... 44

4.1.1Deskripsi Hasil Siklus I ... 44

a. Perencanaan Siklus I ... 44

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 45

c. Hasil Observasi Siklus I ... 48


(9)

vi

4.1.2Deskripsi Hasil Siklus II ... 57

a. Perencanaan Siklus II ... 57

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 58

c. Hasil Observasi Siklus II ... 62

d. Hasil Refleksi Siklus II ... 67

4.2Pembahasan ... 70

4.2.1Aktivitas Belajar Siswa ... 70

4.2.2Hasil Belajar Siswa ... 72

4.2.3Keterampilan dan Sikap Siswa ... 74

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 77

A. Simpulan ... 77

B. Implikasi ... 78

C. Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 81


(10)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rekap Penilaian Rata-rata Kelas Tema 1: Indahnya Kebersamaan .. 6

Tabel 1.2 Rekap Penilaian Rata-rata Kelas Tema 2: Selalu Berhemat Energi . 7 Tabel 1.3 Rekap Penilaian Rata-rata Kelas Tema 3: Perduli Makhluk Hidup.. 7

Tabel 1.4 Rekap Penilaian Rata-rata Kelas Tema 4: Berbagai Pekerjaan ... 7

Tabel 1.5 Rekap Nilai Aktivitas Siswa Secara Klasikal ... 8

Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT ... 26

Tabel 3.7 Nilai Kompetensi Kurikulum 2013 ... 41

Tabel 4.1 Hasil Observasi Indikator Aktivitas Siswa Selama Siklus I ... 49

Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I ... 50

Tabel 4.3 Nilai Keterampilan dan Sikap Siswa Selama Siklus I ... 52

Tabel 4.4 Hasil Observasi Indikator Aktivitas Siswa Selama Siklus II ... 64

Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II ... 65

Tabel 4.6 Nilai Keterampilan dan Sikap Siswa Selama Siklus II ... 67

Tabel 4.7 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus I dan Siklus II ... 71

Tabel 4.8 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I dan Siklus II ... 73


(11)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir ... 31

Gambar 3.1 Model Desain Tindakan Kelas Model Hopkins ... 33

Gambar 4.1 Guru Sedang Menjelaskan Materi Kepada Seluruh Siswa ... 46

Gambar 4.2 Guru Sedang Membimbing Siswa Berdiskusi ... 47

Gambar 4.3 Diagram Batang Aktivitas Belajar Siswa Selama Siklus I ... 49

Gambar 4.4 Diagram Batang Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus I ... 51

Gambar 4.5 Diagram Batang Ketuntasan Keterampilan dan Sikap Siklus I .. 52

Gambar 4.6 Guru Menjelaskan Materi Pancasila ... 59

Gambar 4.7 Guru Membimbing Siswa Untuk Lebih Berani Bertanya ... 60

Gambar 4.8 Guru Memandu Persentasi dan Diskusi Siswa ... 61

Gambar 4.9 Siswa Mengambil Nomor Untuk Persentasi Berikutnya ... 62

Gambar 4.10 Diagram Batang Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus II ... 63

Gambar 4.11 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 66

Gambar 4.12 Diagram Batang Ketuntasan Keterampilan dan Sikap Siklu II .. 67


(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 84

Lampiran 2 Lembar Aktivitas Siswa ... 91

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 92

Lampiran 4 Lembar Aktivitas Siswa ... 97

Lampiran 5 Tes Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 98

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 100

Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa ... 107

Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 108

Lampiran 9 Lembar Aktivitas Siswa ... 113

Lampiran 10 Tes Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 114

Lampiran 11 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran ... 118

Lampiran 12 Lembar Penilaian Keterampilan Siswa ... 119

Lampiran 13 Lembar Pengamatan Penilaian Sikap Siswa ... 120

Lampiran 14 Tabel Aktivitas Siswa Pada Siklus I ... 121

Lampiran 15 Tabel Aktivitas Siswa Pada Siklus II ... 122

Lampiran 16 Tabel Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I ... 123

Lampiran 17 Tabel Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II ... 124

Lampiran 18 Tabel Nilai Keterampilan Siswa Pada Siklus I ... 125

Lampiran 19 Tabel Nilai Keterampilan Siswa Pada Siklus II ... 126

Lampiran 20 Tabel Hasil Penilaian Sikap Siswa Pada Siklus I ... 127

Lampiran 21 Tabel Hasil Penilaian Sikap Siswa Pada Siklus II ... 128

Lampiran 22 Nama Siswa Kelas IV SDN 106161 Laut Dendang ... 129

Lampiran 23 Pernyataan Tidak Melakukan Plagiat ... 130

Lampiran 24 Surat Pengangkatan Komisi Pembimbing ... 131

Lampiran 25 Surat Undangan Seminar Proposal Tesis ... 132

Lampiran 26 Surat Izin Melakukan Penelitian Lapangan ... 133

Lampiran 27 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lapangan ... 134

Lampiran 28 Surat Undangan Ujian Tesis ... 135

Lampiran 29 Daftar Revisi Seminar Proposal ... 136

Lampiran 30 Daftar Revisi Ujian Tesis ... 137


(13)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka. Pendidikan juga merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan suatu bangsa. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan suatu bangsa dimasa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi sumber daya manusianya sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan masalah kehidupan yang dihadapinya.

Konsep pendidikan terasa semakin penting ketika seseorang memasuki kehidupan masyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk dapat menghadapi permasalahan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang. Pemikiran ini mengandung konsekuensi bahwa penyempurnaan atau perbaikan pendidikan formal (sekolah/madrasah) harus terus menerus dilakukan sejalan dengan kebutuhan dan tantangan kehidupan di masa depan.

Pada dasarnya berhasil tidaknya pendidikan di sekolah maupun keberhasilan siswa dalam belajar dapat diketahui dari hasil belajar yang diperoleh siswa. Rendahnya perolehan hasil belajar siswa menunjukkan adanya indikasi


(14)

2 terhadap rendahnya kinerja belajar siswa dan kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran yang berkualitas. Seorang guru yang menggunakan strategi maupun model pembelajaran dengan tepat sesuai situasi dan kondisi siswa, maka siswa akan cepat merespon atau memahami materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa baik dari aspek kognitif, afektif maupun aspek psikomotorik. Sebaliknya jika guru menggunakan strategi maupun model pembelajaran yang kurang tepat dan kurang sesuai dengan situasi maupun kondisi siswa, maka siswa kurang bisa merespon materi yang diajarkan dan dikhawatirkan hasil belajar siswa juga akan mengalami penurunan.

Belajar yang berhasil tidak hanya dilihat dari hasil belajarnya saja tetapi juga yang paling penting dilihat dari aktivitasnya baik fisik maupun psikis sehingga pelajaran yang didapat melalui suatu proses belajar yang bermakna akan dapat menghasilkan hasil belajar yang diinginkan. Aktivitas fisik adalah peserta didik aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja. Sedangkan aktivitas psikis adalah peserta didik yang daya jiwanya bekerja sebanyak–banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran untuk mendapatkan pengajaran yang optimal sekaligus mengikuti proses pengajaran (Sardiman, 2006:95).

Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan di Indonesia saat ini adalah lemahnya proses pembelajaran yang disebabkan karena masih banyaknya guru yang cenderung bertahan dengan pendekatan atau strategi pembelajaran yang berorientasi pada masa lalu sehingga berdampak pada lemahnya kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan oleh kebanyakan


(15)

3 institusi pendidikan dewasa ini. Fenomena ini senada dengan pendapat Sanjaya (2006:1) bahwa :

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir, Selanjutnya Sanjaya menerangkan bahwa proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari – hari.

Seiring dengan semakin maju dan modernnya peradaban zaman maka dunia pendidikan di Indonesia perlu mengadakan perubahan dalam segala bidang salah satunya adalah perubahan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013. Penerapan kurikulum 2013 saat ini sangat mengacuh kepada keaktifan siswa dalam belajar dan penerapan pendekatan, model juga strategi yang inovatif dalam proses belajar mengajar. Dalam kurikulum 2013, Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan saintifik (scientifik approach). Pendekatan saintifik merupakan

pendekatan ilmiah dengan bentuk pembelajarannya berupa tematik integratif. Menurut Abdul Majid (2014:86) Pembelajaran tematik integratif adalah pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran kedalam beberapa tema. Beliau juga menambahkan dengan pembelajaran tematik peserta didik akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra maupun antar mata pelajaran.

Pendekatan sainstifik merupakan pendekatan yang dirancang untuk peserta didik secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar dengan mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui mengamati, bertanya, mengumpulkan


(16)

4 informasi, mencoba dan mengkomunikasikan apa yang ditemukannya. Hal ini juga sejalan dengan penjelasan Abdul Majid (2014:210) bahwa pembelajaran dengan pendekatan sainstifik (scientific approach) didalamnya meliputi

mengamati, menanya, mencoba, mengolah informasi, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta.

Pendekatan sainstifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik agar lebih aktif dalam pembelajaran dengan menuntun peserta didik untuk dapat mencari informasi dimana saja, kapan saja dan tidak tergantung kepada informasi yang diberikan oleh guru. Dengan demikian kriteria pembelajaran dengan pendekatan sainstifik sangat bertolak belakang dengan pembelajaran tradisional yang hanya berpusat pada guru (teacher center)

melainkan pembelajaran berpusat kepada keaktifan siswa dalam belajar (student center) dengan peran guru sebagai pendamping dan fasilitator.

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan sainstifik yaitu dapat mendorong dan menginspirasi siswa berpikir kritis, analitik, mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah dan mengaplikasikan materi pembelajaran sehingga hasil akhirnya adalah peningkatan aktivitas dan hasil belajar serta keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak dengan memiliki aspek kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Penerapan kurikulum 2013 di sekolah dasar pada dasarnya sangat mengutamakan pengembangan kompetensi sikap dibandingkan dengan kompetensi pengetahuan dan keterampilannya. Seperti yang telah kita ketahui


(17)

5 mata pelajaran yang mengajarkan pembentukan karakter atau sikap di sekolah dasar telah banyak diajarkan dari dahulu melalui pelajaran PPKn. Dengan penerapan kurikulum 2013 melalui pendekatan sainstifik dengan ciri pembelajaran yang berpusat pada siswa dan bentuk pembelajaran tematik integratif sangat diharapkan pelajaran PPKn dapat menjadi pelajaran yang mampu membentuk karakter peserta didik untuk menjadi manusia yang seutuhnya yaitu manusia yang baik untuk dirinya sendiri keluarga dan negaranya.

Namun kenyataan yang terjadi di sekeliling kita walaupun kurikulum 2013 telah diterapkan masih banyak guru yang salah dalam melakukan proses belajar mengajar. Guru salah memilih pendekatan, model dan strategi pembelajaran walaupun sudah menerapkan kurikulum 2013 disekolahnya. Guru masih mengajarkan pelajaran melalui bidang studi bukan dengan pembelajaran tematik integratif. Guru masih menggunakan strategi pembelajaran tradisional yaitu ceramah, tanyak jawab dan pemberian tugas sehingga banyaknya murid yang kurang berminat belajar dan aktivitas dalam belajarnya masih jauh dari yang diharapkan, mereka banyak bermain-main sendiri tanpa mendengarkan guru menjelaskan pelajaran. Permasalahan ini timbul karena guru kurang mampu mengelolah kelas dengan baik, guru hanya melakukan kegiatan pembelajaran dengan ceramah dan pemberian tugas tanpa melakukan aktivitas sehingga siswa merasa jenuh yang mengakibatkan hasil belajar siswa juga menurun.

Permasalahan yang sama juga timbul dilapangan saat peneliti melakukan observasi pada tahap awal di SDN 106161 Laut Dendang tepatnya pada kelas IV ternyata guru kelas tersebut masih menggunakan strategi pembelajaran


(18)

6 tradisional. Guru kurang mengerti untuk menerapkan model dan strategi pembelajaran yang inovatif. Permasalahan yang lain adalah banyaknya murid yang kurang berminat dalam belajar, mereka banyak bermain-main sendiri, bermalas-malasan tanpa mendengarkan guru menjelaskan pelajaran sehingga aktivitas dalam belajar yang diinginkan masih jauh dari yang diharapkan. Permasalahan ini juga didukung karena guru kurang mampu mengelolah kelas dengan baik, guru hanya melakukan kegiatan yang pasif, pembelajaran yang dilakukan juga tidak disertai dengan penggunaan media pembelajaran sehingga siswa merasa jenuh. Kejenuhan siswa terhadap model-model pembelajaran yang diterapkan dan guru tetap bertahan dengan pendekatan tradisional semakin membuat suasana kelas menjadi membosankan.

Observasi awal yang dilakukan peneliti juga mendapatkan rekap nilai rata-rata siswa dikelas dari guru kelas IV SDN 106161 laut Dendang pada tema 1 sampai 4 adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1 Rekap Penilaian Rata-rata Kelas Tema 1 : Indahnya Kebersamaan Kelas

IV Pengetahuan Keterampilan Sikap Penilaian Aspek Kompetensi Predikat Keterangan

2,30 2,35 C �+

Dari aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap yang didapat siswa masih terbilang cukup dibawah KKM.


(19)

7 Tabel 1.2 Rekap Penilaian Rata-rata Kelas

Tema 2 : Indahnya Kebersamaan Kelas

IV Pengetahuan Keterampilan Penilaian Aspek Kompetensi Sikap Predikat Keterangan

2,33 2,35 C �+

Dari aspek penilaian pengetahuan dan keterampilan siswa dapat menunjukan adanya peningkatan tetapi pada sikap belum ada peningkatan. Tabel 1.3 Rekap Penilaian Rata-rata Kelas

Tema 3 : Perduli Terhadap Makhluk Hidup Kelas

IV Pengetahuan keterampilan Penilaian Aspek Kompetensi Sikap Predikat Keterangan

2,30 2,50 B �+

Dari aspek penilaian

pengetahuan siswa terjadi penurunan tetapi pada aspek penilaian

keterampilan dan sikap sudah ada peningkatan Tabel 1.4 Rekap Penilaian Rata-rata Kelas

Tema 4 : Berbagai Pekerjan Kelas

IV Pengetahuan keterampilan Penilaian Aspek Kompetensi Sikap Predikat Keterangan

2,40 2,20 C �+

Dari aspek penilaian pengetahuan terjadi peningkatan tetapi pada aspek keterampilan dan sikap terjadi penurunan


(20)

8 Berdasarkan data hasil rekap nilai yang didapat peneliti di atas maka dapat dijelaskan nilai pengetahuan yang di peroleh siswa dari tema 1 sampai tema 4 masih dibawah KKM sekolah yaitu 2,66 / 70 dan nilai keterampilan juga masih dibawah KKM. Sedangkan nilai sikap masih menunjukkan predikat C (Cukup) belum B (Baik).

Menurut penilaian penulis dari data yang didapat pada observasi awal bahwa hasil belajar siswa rendah dilihat dari nilai kognitif yang didapat masih dibawah KKM, salah satu penyebabnya karena aktivitas siswa rendah. Hal ini didukung dari hasil observasi tentang aktivitas siswa saat kegiatan belajar mengajar didapatkan nilai kekuntasan aktivitas siswa sebagai berikut :

Tabel 1.5 Rekap Nilai Aktivitas Siswa Secara Klasikal Tema 4 : Berbagai Pekerjaan

NO AKTIVITAS Jumlah Siswa

Aktif Persentase Aktivitas Siswa Jumlah Siswa Yang Belum Aktif Persentase Aktivitas

Siswa Keterangan

1 Visual activities 17 56,6% 13 43,4%

Dari aspek aktivitas siswa pada tema 4 (berbagai pekerjaan), maka dapat disimpulka n siswa belum aktif dalam pembelajar an.

2 Oral Activities 8 26,6% 22 73,4%

3 Listening activities 18 60 % 12 40 %

4 Writing activities 10 33,3% 20 66,7%

5 Drawing activities 19 63,3% 11 36,7%

6 Motor activities 6 20 % 24 80 %

7 Mental activities 5 16,6% 25 83,4%

8 Emotion Activities 15 50 % 15 50 %

Penyebab aktivitas siswa rendah adalah banyak siswa yang bermain-main dikarenakan guru kurang mampu untuk mengolah kelas dengan baik, guru juga masih menggunakan pembelajaran tradisional dan kurang mengerti untuk


(21)

9 menggunakan pembelajaran yang inovatif. Saat proses pembelajaran guru kurang maksimal menggunakan media hanya menggunakan media buku pelajaran saja sehingga siswa cepat merasa bosan.

Singkatnya penulis dapat menyimpulkan penyebab rendahnya hasil belajar dan aktivitas siswa kelas IV SDN 106161 Laut Dendang tersebut adalah :1) Siswa masih sulit memahami materi yang kompetensi dasarnya bersifat teoritis dan cakupannya luas. 2) Hasil belajar siswa yang terlihat dari aspek pengetahuan masih dibawah KKM. 3) Metode yang diterapkan guru dikelas masih kurang inovatif masih bersifat hapalan dan kurang melibatkan aktivitas siswa. 4) Aktivitas siswa masih rendah. 5) Kurang maksimal menggunakan media. 6) Kurangnya penghargaan terhadap keberhasilan kelompok. 7) Interaksi guru dan siswa masih kurang hanya sebatas menjelaskan pelajaran.

Untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal, maka guru dituntut untuk lebih kreatif dalam mengembangkan strategi maupun model pembelajaran yang mampu melibatkan siswa secara aktif sehingga aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dapat meningkat dan dituntut untuk dapat mengolah kelas juga dapat menggunakan media pembelajaran sehingga siswa tidak cepat merasa bosan.

Dari penjelasan diatas salah satu cara agar siswa dapat dengan mudah memahami materi yang dipelajari serta dapat menumbuhkan semangat dan keterlibatan siswa dalam belajar adalah penggunaan model pembelajaran inovatif sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. Salah satu model pembelajaran yang inovatif dan sejalan dengan pendekatan sainstifik pada


(22)

10 kurikulum 2013 adalah pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together).

Beberapa hasil penelitian sebelumnya tentang model pembelajaran kooperatif tipe NHT telah banyak dilakukan dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian Melisa, dkk (2012) menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 161 Pekanbaru, terlihat dari peningkatan hasil belajar siswa yang telah diatas KKM setelah melalui beberapa siklus. Penelitian yang sama juga dilakukan Rusmawati, dkk (2013), menyimpulkan bahwa penggunaan tipe NHT dapat meningkatkan pembelajaran IPA yaitu proses dan hasil, terlihat dari setiap siklus pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah tipe NHT. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Sri Rezki Maulina Asmi (2014), menyimpulkan bahwa penerapan pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas V SDN 010145 Labuhan Ruku, terlihat dari peningkatan indikator keberhasilan melebihi target yang akan dicapai.

Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)

merupakan salah satu model pembelajaran kelompok yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling bertukar ide-ide dan pendapat serta mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Prosedur pelaksanaannya, siswa dibagi dalam beberapa kelompok, masing-masing siswa dalam kelompok diberi nomor yang berbeda, setelah kelompok terbentuk guru memberikan tugas /


(23)

11 pertanyaan dan masing-masing kelompok mengerjakannya. Kelompok berdiskusi untuk menemukan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut. Setelah itu guru memanggil salah satu nomor, siswa dengan nomor yang dipanggil mempersentasikan jawaban hasil diskusi kelompok mereka.

Dengan model pembelajaran ini mendorong siswa untuk lebih aktif dalam belajar dan pembelajaran tidak berpusat kepada guru. Pembelajaran kooperatif tipe NHT memadukan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi untuk dapat membantu siswa yang memiliki kemampuan rendah sehingga suasana kelas dapat hidup.

Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang bertujuan meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif dengan pembelajaran berbentuk kelompok dan seluruh siswa dalam kelompok bertanggung jawab untuk menguasai atau menyelesaian masalah yang diberikan oleh guru. Dengan demikian judul penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah : Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa SDN 106161 Laut Dendang Deli Serdang.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi beberapa masalah yaitu :


(24)

12 1. Siswa masih sulit memahami materi yang kompetensi dasarnya

bersifat teoritis dan cakupannya luas.

2. Hasil belajar siswa yang terlihat dari aspek pengetahuan masih dibawah KKM dan masih pada predikat (C) cukup, belum kepada predikat (B) baik.

3. Aktivitas siswa masih rendah.

4. Metode yang diterapkan guru di kelas masih kurang inovatif masih bersifat hapalan dan kurang melibatkan aktivitas siswa..

5. Kurang maksimal menggunakan media pembelajaran.

6. Kurangnya penghargaan terhadap keberhasilan kelompok sehingga siswa kurang termotivasi saat belajar.

7. Interaksi guru dan siswa masih kurang hanya sebatas menjelaskan pelajaran.

1.3 Batasan Masalah

Melihat banyaknya masalah yang dapat diidentifikasi, maka perlu adanya pembatasan masalah agar masalah yang diteliti lebih terarah. Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

siswa pada pelajaran tema 7 (Cita-citaku) subtema 1 (Aku dan cita-citaku) di kelas IV SDN 106161 Laut Dendang Deli Serdang Tahun Pelajaran 2014/2015.


(25)

13 1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah diatas, maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa ?

2. Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa ?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada kelas

IV SDN 106161 Laut Dendang Deli serdang Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada kelas

IV SDN 106161 Laut Dendang Deli Serdang Tahun Pelajaran 2014/2015.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat untuk berbagai kepentingan sebagai berikut :

1) Bagi guru :

a) Sebagai bahan masukan dalam pemilihan model pembelajaran yang lebih sesuai dalam upaya meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.


(26)

14 b) Sebagai informasi tentang pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together (NHT).

c) Memberi informasi dalam penggunaan media yang sesuai dalam proses belajar mengajar.

2) Bagi siswa :

a) Dapat membantu siswa agar lebih memahami materi pelajaran.

b) Memperkenalkan kepada siswa tentang pembelajaran Kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT).

c) Melatih siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran.

d) Melatih siswa untuk bekerja kelompok dan bertanggung jawab dalam pengusaan materi yang diberikan.

e) Melatih siswa untuk berani mengungkapkan pendapat dan belajar menghargai pendapat orang lain.

3) Bagi peneliti lain :

Sebagai bahan referensi atau perbandingan untuk peneliti selanjutnya dengan topik yang sama.


(27)

77 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan diperoleh beberapa simpulan, antara lain:

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) terbukti dapat meningkatkan aktivitas siswa dikelas IV SDN 106161 Laut Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan T.P 2014/2015. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan aktivitas belajar siswa sebesar 34% yaitu persentase siswa yang aktif belajar pada siklus II (87%) lebih besar dibandingkan pada siklus I (53%).

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SDN 106161 Laut Dendang Kecamatan Percut sei Tuan T.P. 2014/2015. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan ketuntasan belajar siswa sebesar 36,6% yaitu persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada siklus II (90%) lebih besar dibandingkan pada siklus I (53,4%).

3. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) terbukti dapat meningkatkan keterampilan dan sikap belajar siswa di kelas IV SDN 106161 Laut Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan T.P. 2014/2015. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan ketuntasan keterampilan belajar siswa sebesar 36,7% yaitu persentase ketuntasan keterampilan belajar


(28)

78 siswa secara klasikal pada siklus II (83,3%) lebih besar dibandingkan pada siklus I (46,6%). Sementara peningkatan ketuntasan sikap belajar siswa terlihat dari adanya peningkatan sebesar 36,7% yaitu persentase ketuntasan sikap belajar siswa secara klasikal pada siklus II (90%) lebih besar dibandingkan pada siklus I (33,4%).

B. Implikasi

Hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan selama dua siklus secara keseluruhan untuk bidang studi PKn, IPA, IPS, Matematika dan Bahasa Indonesia telah membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar serta keterampilan dan sikap siswa di kelas IV SDN 106161 Laut Dendang Kecamatan Percut sei Tuan T.P. 2014/2015. Hal ini tentunya berimplikasi pada beberapa pihak terutama guru, siswa dan sekolah.

Bagi guru, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together (NHT) dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan

model pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran baik dalam satu bidang studi maupun secara terintegrasi untuk beberapa bidang studi sebagai upaya untuk melibatkan siswa secara aktif dalam belajar serta meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal. Meskipun demikian, keberhasilan penerapan strategi pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa tidak terlepas dari peran dan kemampuan guru dalam merencanakan dan menerapkan pembelajaran di dalam kelas. Oleh karena itu, diharapkan kepada guru untuk menguasai dengan benar langkah-langkah model pembelajaran


(29)

79 kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) mulai dari menentukan nomor siswa, membimbing siswa dalam diskusi kelompok, membimbing kerjasama kelompok, membimbing siswa dalam melakukan refleksi terhadap hasil investigasi atau penyelidikan yang dilakukan siswa. Jika langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) diterapkan dengan benar diharapkan siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih optimal.

Bagi siswa, perlunya perhatian, kesungguhan dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Jika penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan, maka siswa akan lebih terbiasa, terlatih dan terampil menyelesaikan tugas yang diberikan, dapat mengembangkan keterampilan berpikir dan bekerja sama dalam kelompok yang pada akhir diharapkan siswa dapat mencapai hasil belajar yang lebih optimal.

Implikasi bagi pihak sekolah khususnya kepada sekolah, diharapkan agar dapat menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk mempermudah siswa memahami materi pelajaran, serta kepada sekolah perlu mengambil kebijakan-kebijakan yang mendukung pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada berbagai pelajaran maupun secara terintegrasi untuk beberapa bidang studi atau mata pelajaran.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan impikasi yang telah dikemukakan, sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:


(30)

80 1. Kepada guru, diharapkan agar dapat memilih dan menentukan model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas dan disarankan kepada guru untuk dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan menguasai dengan benar langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) agar siswa dapat terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, lebih terbiasa, terlatih dan terampil serta bekerja sama dalam kelompok sehingga pada akhirnya siswa dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.

2. Kepada pihak sekolah khususnya kepada sekolah, disarankan agar mengikutsertakan para guru dalam seminar, workshop atau pelatihan-pelatihan sehingga guru dapat meningkatkan profesionalnya dalam menunjang efektifitas dan efisiensi pelaksanaan belajar mengajar di dalam kelas. Dengan mengikutsertakan guru dalam seminar maupun pelatihan tentu akan memberi pengalaman bagi guru untuk memiliki pengetahuan, kemampuan dan kemauan dalam mengembangkan strategi pembelajaran.

3. Kepada peneliti selanjutnya, peneliti berharap agar dapat melakukan penelitian yang sama tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT) sebagai upaya untuk meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini penting agar diperoleh hasil penelitian yang lebih menyeluruh tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT), sehingga dapat bermanfaat sebagai


(31)

81 DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. dan Prasetya, J.T. 1997. Strategi Belajar Mengajar Untuk Fakultas

Tarbiyah Komponen MKDK. Bandung: Pustaka Setia.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.

Aqib, Zainal. Siti Jaiyaroh. Eko Diniati. Khusnul Khotimah. (2009). Penelitian

Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB dan TK. Bandung : Yrama Widya.

Budiningsih. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dewi, Rosmala, Irsan Rangkuti. (2007). Penelitian Tindakan Kelas Dan

Peningkatan Profesionalisme Guru. Medan. Tim Dosen. Universitas Negeri

Medan PGSD.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Djamarah. 2006. Strategi Belajar Mengajar Jakarta : Rineka Cipta.

Evelin dkk. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Ghalia Indonesia. Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara.

Hamalik, O. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Aksara.

Ibrahim, H.M., Rachmadiarti, F, dan Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: UNESA-Universitas Press.

Istarani, 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta : Media persada

Jauhari, M. 2011. Implementasi PAIKEM Dari Behavioristik Sampai

Konstruktivistik: Sebuah Pengembangan Pembelajaran Berbasis CTL (Contextual Teaching & Learning). Jakarta: Prestasi Pustakaraya

Lie, Anita. (2010). Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : Grasindo.

Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung : Rosda.

Riyanto, M. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Refrensi Bagi

Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas,

Jakarta : Kencana.


(32)

82 Sanjaya, W. 2010. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Kencana.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses

Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Sardiman, A.M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Sardiman, A.M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Skinner, B.F. 2002. Operant Conditioning. All Rights Reserved: B.F. Skinner Foundation.

Sudjana, Nana, 1992, Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung : Rosdakarya. Sugiono. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : Raja Grafindo. Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Trianto. 2009. Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Surabaya: Prestasi Pustaka.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,

Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana.

Uno, H.B., 2009. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar

yang Kreatif dan Efektif. Jakarta : Bumi Aksara.


(1)

77 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan diperoleh beberapa simpulan, antara lain:

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) terbukti dapat meningkatkan aktivitas siswa dikelas IV SDN 106161 Laut Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan T.P 2014/2015. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan aktivitas belajar siswa sebesar 34% yaitu persentase siswa yang aktif belajar pada siklus II (87%) lebih besar dibandingkan pada siklus I (53%).

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SDN 106161 Laut Dendang Kecamatan Percut sei Tuan T.P. 2014/2015. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan ketuntasan belajar siswa sebesar 36,6% yaitu persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada siklus II (90%) lebih besar dibandingkan pada siklus I (53,4%).

3. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) terbukti dapat meningkatkan keterampilan dan sikap belajar siswa di kelas IV SDN 106161 Laut Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan T.P. 2014/2015. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan ketuntasan keterampilan belajar siswa sebesar 36,7% yaitu persentase ketuntasan keterampilan belajar


(2)

78 siswa secara klasikal pada siklus II (83,3%) lebih besar dibandingkan pada siklus I (46,6%). Sementara peningkatan ketuntasan sikap belajar siswa terlihat dari adanya peningkatan sebesar 36,7% yaitu persentase ketuntasan sikap belajar siswa secara klasikal pada siklus II (90%) lebih besar dibandingkan pada siklus I (33,4%).

B. Implikasi

Hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan selama dua siklus secara keseluruhan untuk bidang studi PKn, IPA, IPS, Matematika dan Bahasa Indonesia telah membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar serta keterampilan dan sikap siswa di kelas IV SDN 106161 Laut Dendang Kecamatan Percut sei Tuan T.P. 2014/2015. Hal ini tentunya berimplikasi pada beberapa pihak terutama guru, siswa dan sekolah.

Bagi guru, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran baik dalam satu bidang studi maupun secara terintegrasi untuk beberapa bidang studi sebagai upaya untuk melibatkan siswa secara aktif dalam belajar serta meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal. Meskipun demikian, keberhasilan penerapan strategi pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa tidak terlepas dari peran dan kemampuan guru dalam merencanakan dan menerapkan pembelajaran di dalam kelas. Oleh karena itu, diharapkan kepada guru untuk menguasai dengan benar langkah-langkah model pembelajaran


(3)

79 kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) mulai dari menentukan nomor siswa, membimbing siswa dalam diskusi kelompok, membimbing kerjasama kelompok, membimbing siswa dalam melakukan refleksi terhadap hasil investigasi atau penyelidikan yang dilakukan siswa. Jika langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) diterapkan dengan benar diharapkan siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih optimal.

Bagi siswa, perlunya perhatian, kesungguhan dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Jika penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan, maka siswa akan lebih terbiasa, terlatih dan terampil menyelesaikan tugas yang diberikan, dapat mengembangkan keterampilan berpikir dan bekerja sama dalam kelompok yang pada akhir diharapkan siswa dapat mencapai hasil belajar yang lebih optimal.

Implikasi bagi pihak sekolah khususnya kepada sekolah, diharapkan agar dapat menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk mempermudah siswa memahami materi pelajaran, serta kepada sekolah perlu mengambil kebijakan-kebijakan yang mendukung pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada berbagai pelajaran maupun secara terintegrasi untuk beberapa bidang studi atau mata pelajaran.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan impikasi yang telah dikemukakan, sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:


(4)

80 1. Kepada guru, diharapkan agar dapat memilih dan menentukan model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas dan disarankan kepada guru untuk dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan menguasai dengan benar langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) agar siswa dapat terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, lebih terbiasa, terlatih dan terampil serta bekerja sama dalam kelompok sehingga pada akhirnya siswa dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.

2. Kepada pihak sekolah khususnya kepada sekolah, disarankan agar mengikutsertakan para guru dalam seminar, workshop atau pelatihan-pelatihan sehingga guru dapat meningkatkan profesionalnya dalam menunjang efektifitas dan efisiensi pelaksanaan belajar mengajar di dalam kelas. Dengan mengikutsertakan guru dalam seminar maupun pelatihan tentu akan memberi pengalaman bagi guru untuk memiliki pengetahuan, kemampuan dan kemauan dalam mengembangkan strategi pembelajaran.

3. Kepada peneliti selanjutnya, peneliti berharap agar dapat melakukan penelitian yang sama tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini penting agar diperoleh hasil penelitian yang lebih menyeluruh tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), sehingga dapat bermanfaat sebagai penyeimbang teori maupun sebagai reformasi terhadap dunia pendidikan.


(5)

81 DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. dan Prasetya, J.T. 1997. Strategi Belajar Mengajar Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK. Bandung: Pustaka Setia.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.

Aqib, Zainal. Siti Jaiyaroh. Eko Diniati. Khusnul Khotimah. (2009). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB dan TK. Bandung : Yrama Widya. Budiningsih. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dewi, Rosmala, Irsan Rangkuti. (2007). Penelitian Tindakan Kelas Dan Peningkatan Profesionalisme Guru. Medan. Tim Dosen. Universitas Negeri Medan PGSD.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Djamarah. 2006. Strategi Belajar Mengajar Jakarta : Rineka Cipta.

Evelin dkk. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Ghalia Indonesia. Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara.

Hamalik, O. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Aksara.

Ibrahim, H.M., Rachmadiarti, F, dan Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: UNESA-Universitas Press.

Istarani, 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta : Media persada

Jauhari, M. 2011. Implementasi PAIKEM Dari Behavioristik Sampai Konstruktivistik: Sebuah Pengembangan Pembelajaran Berbasis CTL (Contextual Teaching & Learning). Jakarta: Prestasi Pustakaraya

Lie, Anita. (2010). Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : Grasindo.

Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung : Rosda.

Riyanto, M. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Refrensi Bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, Jakarta : Kencana.


(6)

82 Sanjaya, W. 2010. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Kencana.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Sardiman, A.M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Sardiman, A.M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Skinner, B.F. 2002. Operant Conditioning. All Rights Reserved: B.F. Skinner Foundation.

Sudjana, Nana, 1992, Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung : Rosdakarya. Sugiono. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : Raja Grafindo. Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Trianto. 2009. Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Surabaya: Prestasi Pustaka.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana.

Uno, H.B., 2009. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta : Bumi Aksara.


Dokumen yang terkait

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV A SD NEGERI 6 METRO PUSAT

0 26 96

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DI SEKOLAH DASAR.

0 3 32

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN IPS.

3 10 76

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) POKOK BAHASAN BILANGAN PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 45

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA.

0 0 38

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI.

0 0 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA SMA

0 0 13