PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN

AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Fisika

Oleh

FITRI SAFITRI 0704358

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE

NUMBER HEADS TOGETHER

(NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN

AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA

PEMBELAJARAN FISIKA

Oleh Fitri Safitri

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Fitri Safitri 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2013


(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN

AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA

Oleh : Fitri Safitri NIM. 0704358

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I,

Drs. Purwanto, M.A NIP. 195708231984031001

Pembimbing II,

Dra. Heni Rusnayati, M.Si NIP. 196102021989012001

Mengetahui,


(4)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN

AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA

Fitri Safitri ( NIM: 0704358) Pembimbing I : Purwanto, M.A Pembimbing II : Dra. Heni Rusnayati Jurusan Pendidikan Fisika, FPMIPA-UPI

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe number heads together (NHT) untuk meningkatkan prestasi dan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran fisika. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada penelitian ini diterapkan pada siswa kelas VII di SMPN Purwadadi dengan materi Kalor. Peningkatan prestasi belajar mencakup ranah kognitif C1, C2, C3, dan C4. Bentuk pre-experimental design yang digunakan yaitu one group pretest-postest. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu 29 soal pilihan ganda, lembar aktivitas siswa dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Pengolahan data prestasi belajar pada ranah kognitif dengan menggunakan gain ternomalisasi skor pretest dan postest. Hasil penelitian menunjukkan gain ternormalisasi 0,45 dengan kategori sedang, dengan rincian 0,41; 0,44; 0,36; dan 0,52 untuk ranah kognitif C1, C2, C3, dan C4. Persentase rata-rata aktivitas siswa untuk masing-masing pertemuan yaitu 71,17 %; 74,30 %; dan78,83 % dengan kategori tinggi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe number heads together (NHT) dapat meningkatkan prestasi belajar dan aktivitas belajar siswa.

Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif tipe Number Heads Together (NHT), Prestasi Belajar, dan Aktivitas Belajar.


(5)

APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL NUMBER TYPE HEADS TOGETHER (NHT) TO IMPROVE STUDENT ACHIEVEMENT AND LEARNING ACTIVITIES LEARNING IN

PHYSICS

Fitri Safitri ( NIM: 0704358) Pembimbing I : Purwanto, M.A Pembimbing II : Dra. Heni Rusnayati Jurusan Pendidikan Fisika, FPMIPA-UPI

ABSTRACT

Has done research on the application of cooperative learning model number heads together (NHT) to improve student achievement and learning activities in the learning of physics. cooperative learning model of NHT in this study applied to class VII in junior high school of Purwadadi with studying heat and transfer. Improving learning achievements include cognitive C1, C2, C3, and C4. Form of pre-experimental design used was one-group pretest-posttest. Data collection tools used were 29 multiple choice questions, sheet of the student activity, and sheet of the observation learning of teacher. Data processing on cognitive achievement gain ternomalisasi using pretest and posttest scores. The results showed normalized gain 0.45 with medium category, with details of 0.41; 0.44; 0.36, and 0.52 for the cognitive C1, C2, C3, and C4. The average percentage of student activities for each meeting that is 71.17%, 74.30%; dan78, 83% in the high category. Therefore, it can be concluded that the application of cooperative learning model number heads together (NHT) can improve academic achievement and student learning activities.

Keywords: Cooperative Learning Model type Number Heads Together (NHT), Learning Achievement and Learning Activities


(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Variabel Penelitian ………..…….………...… 5

G. Definisi Operasional ………...…….…….... 6

BAB II. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN AKTIVITAS BELAJAR……….………... 7

A. Model Pembelajaran Kooperatif………..…….……... 7

B. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Number Heads Together (NHT)………...………... 12

C. Prestasi Belajar………..………... 16

D. Aktivitas Belajar…..………..………... 19

E. Hubungan Pembelajaran Kooperatif tipe Number Heads Together (NHT) dengan Prestasi dan Aktivitas……… 21

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ………. 23


(7)

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 24

C. Teknik Pengumpulan Data………... 24

D. Prosedur Penelitian ……….. 26

E. Teknik Analisis Instrumen Penelitian ………...……….. 29

F. Teknik Pengolahan Data ………...………….. 32

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Analisis Uji Coba Instrumen Tes... 36

B. Keterlaksanaan Pembelajaran... 40

1. Pertemuan ke-1……… 41

2. Pertemuanke-2 ... 43

3. Pertemuanke-3 ... 45

C. Profil Aktivitas Siswa... 47

1. Profil Aktivitas pada Pertemuan ke-1……….. 47

2. Profil Aktivitas pada Pertemuan ke-2………... 49

3. Profil Aktivitas pada Pertemuanke-3……….……….……. 51

D. Prestasi Belajar Siswa...………... 53

E. Pembahasan………... 56

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

A. Kesimpulan………...……… 59

B. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 61

LAMPIRAN A. PERANGKAT PEMBELAJARAN...… 64

LAMPIRAN B. ANALISIS UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN... 92

LAMPIRAN C. INSTRUMEN PENELITIAN………... 130

LAMPIRAN D. ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN.……. 159


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif tipe NHT ... 14

Tabel 3.1 One Group Pretest-Postest Design …...………...………... 23

Tabel 3.2 Klasifikasi Validitas Butir Soal ... 29

Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas ... 31

Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran ... 31

Tabel 3.5 Kriteria Daya Pembeda ………...……… 32

Tabel 3.6 Interpretasi Nilai Gain Normalisasi... 33

Tabel 3.7 Interpretasi Aktivitas Siswa………... 34

Tabel 3.8 Interpretasi Keterlaksanaan Pembelajaran... 35

Tabel 4.1 Analisis Uji Coba Butir Soal……... 37

Tabel4.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian... 41

Tabel4.3 Persentase Keterlaksanaan Tahap Pembelajaran Pertemuan ke-1… 42 Tabel4.4 Persentase Keterlaksanaan Tahap Pembelajaran Pertemuan ke-2.... 43

Tabel4.5 Persentase Keterlaksanaan Tahap Pembelajaran Pertemuan ke-3.... 45

Tabel4.6 IPK Aktivitas Siswa pada Pertemuan ke-1... 47

Tabel4.7 IPK Aktivitas Siswa pada Pertemuan ke-2... 49

Tabel4.8 IPK Aktivitas Siswa pada Pertemuan ke-3... 51

Tabel4.9 Analisis Skor Pretest dan Posttest……….... 53


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian………... 28

Gambar 4.1 Persentase Keterlaksanaan Tahapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT pada Pertemuan ke-1... 42

Gambar 4.2 Persentase Keterlaksanaan Tahapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT pada Pertemuan ke-2………... 44

Gambar 4.3 Persentase Keterlaksanaan Tahapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT pada Pertemuanke-3………... 46

Gambar 4.4 IPK Aktivitas Siswa pada Pertemuan ke-1... 48

Gambar 4.5 IPK Aktivitas Siswa pada Pertemuan ke-2... 50

Gambar 4.6 IPK Aktivitas Siswa pada Pertemuan ke-3... 52

Gambar 4.7 Peresentase Skor Pretest dan Posttest... 53

Gambar 4.8 Diagram Rata-rata Peningkatan Tiap Aspek Prestasi Belajar C1, C2, C3, dan C4... 56


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Perangkat Pembelajaran.……… 64

A.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……..……… 64

A.2. Lembar KegiatanSiswa (LKS) ..………... 80

a. Lembar Kegiatan Siswa Pertemuan ke-1... 80

b. Lembar Kegiatan Siswa Pertemuan ke-2... 85

c. Lembar Kegiatan Siswa Pertemuan ke-3... 88

Lampiran B. Analisis Uji Coba Instrumen Penelitian……..……....………... 92

B.1 Soal Judgement Instrumen Tes………....……. 92

B.2 Lembar Judgement Instrumen Tes ………...…… 108

B.3 Soal Uji Coba Instrumen Tes...……… 110

B.4 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen………. 115

a. Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Tes…………..….. 115

b. Rekap Analisis Uji Coba Instrumen Tes…………..… 128

Lampiran C. Instrumen Penelitian…….…………...……….. 130

C.1 Kisi-kisi Soal Tes Prestasi Belajar...……….…... 130

C.2 Soal Tes Prestasi Belajar...………... 143

C.3 Format Observasi Profil Aktivitas Belajar Siswa...…… 147


(11)

b. Rubrik Penilaian Format Observasi Aktivitas Belajar

Siswa...……...………...…... 148

C.4 Format Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT a. Pertemuan ke-1...………...……….. 150

b. Pertemuan ke-2...………...……….. 153

c. Pertemuan ke-3...………...………... 156

Lampiran D. Analisis Data Hasil Penelitian………..……..……… 159

D.1 Data Skor Pre-Test...………...……….. 159

D.2 Data Skor Post-Test...………...…….... 160

D.3 Nilai Gain Ternormalisasi...………... 161

D.4 Nilai Gain Ternormalisasi Rata-Rata Pada Aspek Konitif C1...………...…………... 162

D.5 Nilai Gain Ternormalisasi Rata-Rata Pada Aspek Konitif C2...………...…………... 163

D.6 Nilai Gain Ternormalisasi Rata-Rata Pada Aspek Konitif C3...………...………. 164

D.7 Nilai Gain Ternormalisasi Rata-Rata Pada Aspek Konitif C4...………...………. 165

D.8 Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa...…..………… 166

D.9 Analisis Data Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT...……….. 169

Lampiran E. Dokumentasi Penelitian………..……..……….. 179

E.1 Foto Penelitian………...………. 179

E.2 Lembar Kesediaan Menjadi Penilai Instrumen Penelitian Skripsi ………..………... 180

E.3 Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah…………...… 182


(12)

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal di dalam kehidupan manusia. Di manapun dan kapanpun di dunia ini selalu terdapat pendidikan, tidak terkecuali bagi bangsa Indonesia. Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan hal tersebut, maka pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan. Salah satu prinsip yang telah ditetapkan adalah pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat (Depdiknas, 2007). Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran.

Dalam setiap pembelajaran, seorang guru tentu mempunyai keinginan dan harapan agar siswa dapat memperoleh hasil belajar yang sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tetapi dalam kenyataannya tidak semua siswa dapat mencapai hasil belajar yang sesuai dengan harapan tersebut. Namun demikian tetap saja proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan


(14)

diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2007 tentang standar pengelolaan pendidikan, menyatakan bahwa setiap guru bertanggungjawab terhadap mutu perencanaan kegiatan pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang diampunya agar peserta didik mampu meningkatkan rasa ingin tahunya, mencapai keberhasilan belajarnya secara konsisten sesuai dengan tujuan pendidikan, memahami perkembangan pengetahuan dengan kemampuan mencari sumber informasi, mengolah informasi menjadi pengetahuan, menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah, mengkomunikasikan pengetahuan pada pihak lain, dan mengembangkan belajar mandiri dan kelompok dengan proporsi yang wajar.

Beberapa fakta dilapangan menunjukkan bahwa hasil kegiatan pembelajaran yang dilakukan masih kurang sesuai dengan yang diharapkan. Masih banyak yang harus lebih ditingkatkan agar hasil dari kegiatan pembelajaran dapat sesuai dengan apa yang diharapkan. Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran di kelas VII salah satu SMP Negeri di subang, diperoleh bahwa keterlibatan siswa dalam pembelajaran masih kurang. Aktivitas siswa selama pembelajaran seperti mencatat, bertanya, mengeluarkan pendapat serta menjawab pertanyaan masih sangat kurang. Sebagian besar siswa bersikap pasif terhadap pembelajaran dan banyak yang melakukan kegiatan sendiri-sendiri seperti mengobrol, menggambar dan yang lainnya. Sangat sedikit siswa yang memperhatikan guru selama pembelajaran. Kebanyakan siswa tampak bosan, tidak berminat dan malas dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa hanya mendengarkan dan mencatat tanpa adanya tanggapan. Selain itu, guru masih banyak menggunakan metode ceramah saat pembelajaran, sehingga kurang memancing rasa ingin tahu siswa, bahkan yang teramati siswa seolah acuh dan tidak mau tahu. Dan saat diberi latihan soal mereka tidak bisa mengerjakannya sendiri karena tidak mengerti. Berdasarkan hasil studi pendahuluan dokumen, sekitar 39 % siswa skor prestasi belajarnya masih dibawah kriteria ketuntasan


(15)

minimum (KKM). Dari uaraian diatas, menunjukkan bahwa kualitas pembelajarannya masih kurang, sehingga berdampak pada prestasi belajar yang masih di bawah KKM serta aktivitas belajar siswa yang masih kurang.

Untuk memecahkan masalah tersebut salah satu caranya adalah diperlukan reorientasi dalam proses pembelajaran di kelas yang lebih memberdayakan siswa agar siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Dengan peran aktif siswa dalam pembelajaran diharapkan dapat lebih meningkatkan pemahaman konsep dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Terdapat beberapa model pembelajaran yang menuntut siswa berperan aktif di kelas, salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together (NHT).

Model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together (NHT) merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together (NHT) lebih mengutamakan kerja kelompok daripada individual, sehingga siswa bekerja gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk menyalurkan informasi, bertukar ide-ide, mempertimbangkan jawaban yang paling tepat dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa (Lie, 2004). Model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok dengan ciri khasnya yaitu setiap siswa dalam kelompok mempunyai nomor diri masing-masing dan saat evaluasi guru menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Penunjukkan tersebut tanpa diberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya tersebut. Sehingga cara ini menjamin keterlibatan total semua siswa. Semua siswa dituntut untuk mengikuti dan mengetahui semua kegiatan dan hasil dari kerja kelompok, sehingga setiap siswa turut aktif dalam semua aktivitas belajar. Cara ini upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok.


(16)

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai peningkatan prestasi dan aktivitas belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together (NHT) dengan judul:

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Prestasi dan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran Fisika.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Bagaimana peningkatkan prestasi dan aktivitas belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Number Heads Together

(NHT)?”

Untuk memperjelas permasalahan dalam penelitian ini, maka rumusan masalah penelitian diatas dapat dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian, sebagai berikut:

1. Bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Number Heads Together (NHT)?

2. Bagaimana peningkatan aktivitas belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Number Heads Together (NHT)?

C. Batasan Masalah

Untuk memperjelas ruang lingkup masalah yang akan diteliti, maka perlu dijelaskan batasan masalah dalam penelitian ini. Pada penelitian ini yang akan diteliti adalah prestasi dan aktivitas belajar siswa. Peningkatan prestasi belajar siswa hanya dibatasi pada ranah kognitif yaitu C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman), C3 (penerapan), dan C4 (analisis). Sedangkan aktivitas belajar siswa yang akan diamati yaitu aktivitas lisan seperti mengajukan pertanyaan,


(17)

mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan, melakukan diskusi; aktivitas menulis seperti mencatat penjelasan guru, dan mengerjakan LKS; aktivitas metrik seperti melakukan percobaan.

D. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah, tujuan penelitian ini secara umum adalah :

Mengetahui peningkatan prestasi dan aktivitas belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Number Heads Together (NHT).

Tujuan tersebut dijabarkan dalam tujuan khusus yaitu:

1. Mengetahui peningkatan pada prestasi belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Number Heads Together (NHT),

2. Mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Number Heads Together (NHT),

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat baik bagi siswa, guru, sekolah, maupun peneliti sendiri. Manfaat tersebut diantaranya: 1. Bagi Siswa

Melalui penelitian ini diharapkan dapat lebih memotivasi kegiatan belajar siswa sehingga terjadi peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa.

2. Bagi Guru

Dapat menjadi bahan masukan dalam menentukan model pembelajaran yang cocok dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran fisika.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat memberikan informasi dan kajian dalam pengembangan model pembelajaran yang tepat.


(18)

Penelitian ini dapat memberikan pengalaman dan wawasan dalam penulisan karya ilmiah resmi.

F. Variabel Penelitian

Model pembelajaran Kooperatif tipe Number Heads Together (NHT) sebagai variabel bebas, sedangkan prestasi dan aktivitas belajar siswa sebagai variabel terikat.

G. Definisi Operasional

1. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok dengan ciri khasnya yaitu setiap siswa dalam kelompok mempunyai nomor diri masing-masing dan saat evaluasi guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya tersebut. Sehingga cara ini menjamin keterlibatan total semua siswa. Pelaksanaan penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Number Heads Together (NHT) diukur melalui lembar observasi. Teknik pengolahan lembar observasi dengan melakukan perhitungan persentase keterlaksanaan pembelajaran dan mengkategorikan keterlaksanaan pembelajaran.

2. Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa dalam pembelajaraan pada ranah kognitif. Ranah kognitif yang akan digunakan dalam penelitian meliputi aspek pengetahuan yang dinyatakan sebagai C1, aspek pemahaman yang dinyatakan sebagai C2, aspek penerapan yang dinyatakan sebagai C3 dan aspek menganalisis yang dinyatakan sebagai C4. Bentuk tes yang akan diberikan kepada siswa yaitu soal pilihan ganda untuk memperoleh data prestasi belajar sebelum dan sesudah pembelajaran. Peningkatan prestasi belajar dapat dilihat dengan gain ternormalisasi pretest dan posttest.


(19)

3. Aktivitas belajar merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Aktivitas belajar siswa yang akan diamati pada penelitian ini yaitu (a) aktivitas lisan seperti mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan, melakukan diskusi; (b) aktivitas menulis seperti mencatat penjelasan guru, dan mengerjakan LKS; (c) aktivitas metrik seperti melakukan percobaan. Penilaian aktivitas belajar siswa dilakukan oleh observer dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. Aktivitas belajar siswa diolah dengan menggunakan IPK (Indeks Prestasi Kelompok).


(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian (Sugiyono, 2010: 3) merupakan “cara ilmiah untuk mendapat data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experiment) yaitu penelitian yang secara khas meneliti mengenai keadaan praktis yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan. Jadi digunakannya quasi experiment ini karena tidak semua variabel lain, selain variabel yang diteliti, yang dapat mempengaruhi hasil penelitian dapat dikontrol. Desain yang digunakan pada penenelitian ini yaitu one group pretes- posttest design. Desain penelitian One group pretes-posttest design yaitu penelitian yang dilaksanakan pada satu kelompok saja yang dinamakan kelas eksperimen tanpa ada kelompok pembanding atau kelas kontrol. Bentuk rancangannya yaitu kelompok siswa dikenakan tes awal (pretest), dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Kemudian dalam siswa diberi perlakuan (treatment) dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Setelah itu, kelompok siswa dikenakan tes akhir (posttest) dengan menggunakan instrument yang sama pada tes awal. Perbedaan antara pretest dan posttest diasumsikan merupakan efek dari treatment atau perlakuan. Skema one group pretest-posttest design ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Desain Penelitian One Group Pretes-Posttest Design Pretest Perlakuan Post test

T1 X T2

Keterangan :


(21)

24

X = treatment (penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together (NHT)).

T2 = Tes akhir (posttest) setelah diberikan perlakuan. B. Populasi dan Sampel Penelitian

Sugiyono (2010:117) mendefinisikan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII salah satu SMP Negeri di Subang tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 4 kelas.

Sugiyono (2010:118) mendefinisikan bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.” Sesuai dengan rekomendasai guru bidang studi fisika yang mengajar di sekolah tersebut maka sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas VII-A dengan jumlah siswa sebanyak 41 orang.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh data-data yang mendukung pencapaian tujuan penelitian. Data dihimpun berdasarkan hasil observasi dan tes. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang akan digunakan yaitu sebagai berikut:

1. Tes Pemahaman Konsep

Tes adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan data atau informasi yang dirancang khusus sesuai dengan karakteristik yang di inginkan penilai (Munaf, 2001:4). Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap performansi maksimal subjek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang diajarkan( Azwar,2009:9). Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis yang berupa tes pilihan ganda. Tes ini dilaksanakan


(22)

sebanyak dua kali yaitu tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) untuk melihat peningkatan pemahaman konsep siswa. Instrumen tes ini digunakan untuk mengukur penguasaan konsep siswa yang mencakup kemampuan kognitif pada aspek pengetahuan (C1), aspek pemahaman (C2), aspek penerapan (C3) dan aspek analisis (C4).

Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun instrumen penelitian (tes) adalah sebagai berikut:

a. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian berdasarkan KTSP mata pelajaran fisika SMP yang akan di uji kan,

b. Menyusun instrumen penelitian berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat, c. Mengkonsultasikan instrument penelitian yang telah dibuat tersebut kepada

dosen pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2,

d. Melakukan judgement instrumen penelitian yang telah dibuat kepada dua dosen fisika dan satu guru fisika di sekolah, kemudian melakukan revisi instrument penelitian berdasarkan saran dari dosen dan guru yang menjudgement,

e. Melakukan uji coba instrumen penelitian terhadap siswa,

f. Menganalisis hasil uji coba instrument penelitian yang meliputi tingkat kesukaran butir soal, daya pembeda butir soal, uji validitas tes dan reliabilitas tes,

g. Setelah instrumen yang diuji cobakan tersebut valid dan reliabel, maka instrumen itu dapat digunakan untuk melakukan pretest dan posttest.

2. Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

Observasi dilakukan pada dua objek yaitu guru dan siswa dilakukan pada saat pembelajaran. Observasi pada guru dilakukan untuk mengetahui aktivitas guru saat pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah yang diterapkan. Data yang diperoleh dari lembar observasi tentang aktivitas guru selama pembelajaran bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan


(23)

26

model pembelajaran oleh guru. Observer hanya memberi tanda centang (√) pada kolom yang sesuai dengan aspek keterlaksaan model pembelajaran yang di observasi. Selain itu instrument ini memuat bagian komentar atau saran-saran terhadap kekurangan aktivitas guru selama pembelajaran terhadap keterlaksanaan model pembelajaran yang diterapkan.

Observasi pada siswa yaitu pengamatan pada aktivitas siswa ketika pembelajaran. Lembar observasi aktivitas siswa diisi oleh observer untuk mengetahui aktivitas siswa ketika pembelajaran. Pada lembar observasi ini dilengkapi dengan rubrik penilaian untuk setiap aktivitas yang diamati. Rentanng penilaiannya mulai dari 1 yang menandakan siswa tidak melakukan aktivitas tersebut sampai dengan nilai 4 yang menandakan siswa melakukan aktivitas tersebut dengan sangat baik. Lembar observasi yang dibuat dikoordinasikan kepada observer yang akan mengikuti dalam paroses penelitian agar tidak tejadi kesalah pahaman dalam pengisian lembar observasi tersebut. D. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini meliputi tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir.

a. Tahap Perencanaan Penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan penelitian adalah sebagai berikut:

a) Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian. b) Membuat surat izin penelitian.

c) Menghubungi pihak sekolah dan menghubungi guru mata pelajaran fisika. d) Menentukan sampel penelitian.

e) Melakukan studi pustaka untuk memperoleh teori yang akurat mengenai permasalahan yang akan dikaji.


(24)

f) Melakukan studi lapangan untuk memperoleh fakta yang terjadi di lapangan.

g) Melakukan telaah kurikulum mengenai pokok bahasan yang akan dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian untuk mengetahui tujuan, standar kompetensi dan kompetensi dasar yang hendak dicapai.

h) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan LKS kemudian mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru mata pelajaran fisika untuk mendapatkan masukan sehingga dapat mengimplementasikan pembelajaran dengan baik di kelas.

i) Menyusun instrumen penelitian yang terdiri dari soal pre-test post-test dan format observasi.

j) Melakukan judgement instrumen penelitian yang telah dibuat kepada dua dosen fisika dan satu guru fisika di sekolah, kemudian melakukan revisi instrument penelitian berdasarkan saran dari dosen dan guru yang menjudgement,

k) Melakukan uji coba instrumen penelitian terhadap siswa.

l) Menganalisis hasil uji coba instrument penelitian yang meliputi tingkat kesukaran butir soal, daya pembeda butir soal, uji validitas tes dan reliabilitas tes.

m) Melakukan revisi instrument penelitian dan setelah instrumen yang diuji cobakan tersebut valid dan reliabel, maka instrumen itu dapat digunakan untuk melakukan pretest dan posttest.

b. Tahap Pelaksanan Penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

a) Memberikan pre-test untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep sebelum pembelajaran.


(25)

28

Fitri Safitri, 2013

Penerapan Model Pembelajran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk b) Memberikan perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT.

c) Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, observer melakukan observasi tentang keterlaksanaan kegiatan pembelajaran yang meliputi aktivitas siswa dan guru.

d) Memberikan post-test untuk mengetahui pemahaman konsep siswa setelah pembelajaran.

c. Tahap Akhir

Pada tahap ini peneliti melakukan pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a) Mengolah data hasil pre-test dan post-test. b) Menganalisis hasil penelitian.

c) Menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis data penelitian untuk menjawab permasalahan penelitian.

d) Memberikan saran-saran dan evaluasi terhadap hasil penelitian yang kurang susuai.

e) Mengkonsultasikan hasil pengolahan data penelitian kepada dosen pembimbing.

Untuk lebih jelasnya, alur penelitian ini ditunjukan oleh Gambar 3.1.

Tahap 1. Persiapan

 Menentukan sekolah sasaran penelitian  Membuat surat izin penelitian

 Menghubungi pihak sekolah  Menentukan sampel  Melakukan studi pustaka  Melakukan studi lapangan

 Menentukan materi pembelajaran yang akan diteliti

 Merancang perangkat pembelajaran  Menyusun instrument

Men-judgement instrument  Melakukan uji coba instrumen

 Menganalisis dan merevisi data hasil uji coba instrumen penelitian

Memberikan pre-test

PROSEDUR PENELITIAN


(26)

Gambar 3.1 Bagan Alur penelitian

E. Teknik Analisis Instrumen Penelitian

Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pilihan ganda. Soal tes tersebut sebelum digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba. Setelah dilakukan uji coba kemudian dilakukan analisis hasil uji coba instument tes yang meliputi validitas, reliabilitas, daya pembeda dan indeks kesukaran.

a. Validitas Tes

Instrumen dikatakan valid (tepat, absah) apabila instrument digunakan untuk mengukur apa yang sebenarnya diukur. Agar data yang diperoleh valid, instrument atau alat untuk mengevaluasinya harus valid.


(27)

30

√ Keterangan :

Koefisien Korelasi antara variabel X dan Y

Skor total hasil tes tiap siswa

Skor rata-rata hasil ulangan harian siswa

Jumlah siswa (Arikunto, 2009)

Dengan klasifikasi validitas sebagai berikut:

Tabel 3.2 : Klasifikasi Validitas Butir Soal

(Arikunto, 2009) b. Reliabilitas Tes

Reliabilitas suatu perangkat tes berhubungan dengan masalah ketetapan perangkat tes tersebut. Reliabilitas merupakan salah satu syarat yang penting bagi suatu perangkat tes. Reliabilitas menunjukan kestabilan skor yang diperoleh ketika perangkat tes diujikan secara berulang kepada seseorang dalam waktu yang berbeda. Nilai reliabilitas perangkat tes ditunjukan oleh koefisien reliabilitas. Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas perangkat tes adalah dengan menggunakan teknik belah dua yaitu pembelahan awal akhir dengan menggunakan rumus berikut :

Nilai rxy Kriteria

1,00 Sempurna

0,80-0,99 Sangat Tinggi

0,60-0,79 Tinggi

0,40-0,59 Cukup

0,20-0,39 Rendah


(28)

⁄ ⁄

√ Keterangan :

X = Skor total tiap siswa untuk nomor 1 – 12 Y = Skor total tiap siswa untuk nomor 13 – 25 N = Jumlah siswa

Reliabilitas instrumen dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut :

Keterangan :

Reliabilitas Tes

⁄ ⁄ Korelasi antara skor – skor tiap belahan .

( Arikunto, 2009)

Interpretasi Reliabilitas Instrumen ditunjukan pada tabel berikut: Tabel 3.3 : Interpretasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria reliabilitas 0,81  r  1,00 sangat tinggi


(29)

32

0,61  r  0,80 tinggi 0,41  r  0,60 cukup 0,21  r  0,40 rendah 0,00  r  0,20 sangat rendah

( Arikunto, 2009) c. Tingkat Kesukaran Butir Soal

Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong mudah atau sukar. Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukan sukar atau mudahnya sesuatu soal. Untuk menentukan besarnya indeks kesukaran, digunakan persamaan:

Keterangan :

Indeks Kesukaran

Banyaknya Siswa yang menjawab benar Jumlah seluruh siswa peserta tes

Tabel 3.4 : Kriteria Tingkat Kesukaran

Tingkat Kesukaran Nilai

Sukar 0,00-0,25

Sedang 0,26-0,75

Mudah 0,76-1,00

(Syambasri, 2001:63) d. Daya Pembeda Butir Soal


(30)

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2009 : 211). Daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

Keterangan :

Indeks Daya Pembeda

Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar Banyaknya peserta tes kelompok atas

Banyaknya peserta tes kelompok bawah

Tabel 3.5 : Kriteria Daya Pembeda

Rentang daya pembeda

(D) Keterangan Soal

0,0 D 0,20 Jelek

0,20<D 0,40 Cukup

0,40<D 0,70 Baik

0,70<D 1,0 Sangat Baik

(Arikunto, 2009) F. Teknik Pengolahan data

1. Pengolahan data tes prestasi belajar

a. Menghitung Skor Gain Yang Dinormalisasi

Setelah instrumen yang telah diketahui validitas dan reliabilitasnya diujikan pada siswa sebanyak dua kali yaitu pre-test dan post-test kemudian


(31)

34

dilakukan penskoran. Setelah diperoleh skor siswa kemudian dihitung skor gain yang dinormalisasi. Peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat dari gain ternormalisasi rata-rata skor pretest-postest yaitu perbandingan dari rata-rata skor gain aktual dengan skor gain maksimum. Persamaan skor gain aktual adalah :

f i

GSS

Keterangan :

G = gain aktual Sf = skor tes akhir

Si = skor tes awal

Gain yang dinormalisasi setiap siswa (g) dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

(% % )

%

% (100 % )

f i maks i S S G g G S     Keterangan :

g = gain yang dinormalisasi

Gmaks = gain maksimum yang mungkin terjadi

Adapun rata-rata gain yang dinormalisasi (<g>) dinyatakan oleh persamaan sebagai berikut :

(% % )

%

% (100 % )

f i maks i S S G g G S              

Nilai rata-rata gain yang dinormalisasi ini kemudian diinterpretasikan ke dalam klasifikasi pada table 3.6

Tabel 3.6


(32)

Nilai <g> Klasifikasi <g>≥ 0,7 Tinggi 0,7 > <g>≥ 0,3 Sedang <g>< 0,3 Rendah

2. Pengolahan Lembar Observasi a. Lembar Obsevasi Aktivitas Siswa

Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengolah data observasi aktivitas siswa diantaranya:

1) Menghitung rata-rata (mean) untuk setiap item aktivitas siswa. 2) Menentukan Skor Maksimal Ideal (SMI).

3) Menghitung IPK dengan rumus: IPK =

4) Mengkategorikan aktivitas siswa sesuai dengan tabel di bawah ini.

Tabel 3.7 : Interpretasi Aktivitas Siswa

Persentase Interpretasi 0 % - 19 % Sangat Rendah

20 % - 39 % Rendah

40 % - 59 % Cukup

60 % - 79 % Tinggi

Sangat Tinggi

b. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran


(33)

36

1) Menghitung jumlah jawaban “ya” yang diisi oleh pengamat pada format observasi keterlaksanaan pembelajaran.

2) Melakukan perhitungan persentase keterlaksanaan pembelajaran. % Keterlaksanaan Pembelajaran =

3) Menafsirkan atau mengkategorikan keterlaksanaan pembelajaran.

Tabel 3.8: Interpretasi Keterlaksaan Pembelajaran

Persentase (%) Kategori

0,00 - 24,90 Sangat Kurang

25,00 - 37,50 Kurang

37,60 - 62,50 Sedang

62,60 - 87,50 Baik

87,60 - 100,00 Sangat Baik


(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data dan analisis data mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam meningkatkan prestasi dan aktivitas belajar siswa diperoleh kesimpulan yaitu terdapat peningkatan prestasi belajar dan aktivitas siswa setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Penjabarannya sebagai berikut:

1. Peningkatan prestasi belajar siswa

Setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe NHT, terdapat peningkatan prestasi belajar. Hal tersebut terlihat dari nilai rata-rata gain ternormalisasinya sebesar 0,44 dengan kategori sedang.

2. Peningkatan aktivitas belajar siswa

Ketika diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe NHT, aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan. Dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga persentase aktivitas belajar siswa semakin meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari IPK rata-rata aktivitas siswa ketika pertemuan ke-1 yaitu 71,17 % dengan kategori tinggi. IPK rata-rata aktivitas siswa ketika pertemuan ke-2 mengalami peningkatan yaitu 74,30 % dengan kategori tinggi. Dan IPK rata-rata aktivitas siswa ketika pertemuan ke-3 lebih meningkat yaitu 78,83 % dengan kategori tinggi.

Dari paparan kedua kesimpulan tersebut terlihat bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan prestasi dan aktivitas belajar siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan saran dari penulis yaitu model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat dijadikan sebagai salah satu


(35)

Pada penelitian ini pelaksanaan pembelajaran terlaksana dengan sangat baik, namun peningkatan hasil prestasinya hanya sedang, hal tersebut bisa disebabkan karena kurang mendalamnya treatment yang diberikan, terutama pada saat membimbing siswa bekerja dan belajar, serta saat penguatan. Agar peningkatan hasil prestasi belajar siswa tinggi maka treatment yang dilakukan harus semaksimal mungkin terutama pada saat membimbing siswa bekerja dan belajar, serta saat penguatan. Selain itu, guru juga harus pandai mempertimbangkan dan membagi waktu, jangan hanya berkutat pada satu tahap pembelajaran agar pembelajaran dapat berjalan tepat sesuai perencanaan, guru diharapkan agar lebih mengenali karakter siswa dan menguasai keadaan kelas dengan baik sehingga mempermudah dalam membimbing dan mengarahkan siswa pada saat pembelajaran. Sehingga hal-hal tersebut sedikitnya dapat mengatasi kendala yang terjadi pada saat pembelajaran dan pembelajaran dapat berjalan efektif sesuai dengan yang direncanakan.


(36)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan ( Edisi Revisi ). Jakarta: Bumi Aksara.

Bahri Djamarah, Syaiful. (2008) . Psikologi Belajar Edisi 2. Jakarta: Rineka Cipta Dahar, RatnaWilis. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007) . Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Hake, R. R. (2002). Relationship of Individual Student Normalized Learning Gains in Mechanics with Gender, High-School Physics, and Pretest Scores on Mathematics and Spatial Visualization. Departement of Physics, Indiana University.submitted to the Physics Education Research Conference; Boise, Idaho; August 2002. [Online].Tersedia: http:// www. arxiv.org and also as ref. 22 at http:// www. physics. indiana. edu/~hake .

Hamalik, Oemar. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Huda, Miftahul. (2011). Cooperative Learning Metode, Teknik, Strukturdan

Model Penerapan.Yogyakarta: PustakaPelajar.

Isjoni. (2010). Cooperative Learning Efektivitas pembelajaran kelompok. Bandung: Alfabeta.

Juliantara, K. (2010). Aktivitas Belajar. [online]. Tersedia: http://m.kompasiana.com/post/edukasi/2010/04/11/aktivitas-belajar. [18 Juli 2011]

Lie, Anita. (2005). Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learning Di Ruang-ruangKelas. Jakarta: Gramedia.


(37)

Nuh, U. (2007). Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa. Skripsi pada FPMIPA UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Nurmala, Irma . (2009) . Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together (NHT) Dengan Pendekatan Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika. [online]. http://matematika.upi.edu/index.php/pengaruh- penggunaan-model-pembelajaran-kooperatif-tipe-number-head-together- nht-dengan-pendekatan-berbasis-masalah-terhadap-kemampuan-siswa-dalam-pemecahan-masalah-matematika/ [10 Desember 2011]

Panggabean, Luhut. (2001). Statistik Dasar. Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI.

Rusman.(2011). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatifdan R&D). Bandung: Alfabeta.

Susilana, Rudi, dkk. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran.Bandung :Jurusan Kutekpen FIP UPI.

Syah, Muhibbin. (2007). Psikologi Belajar.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Syamsudin, Abin. (2005). Psikologi Kependidikan. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: tidak diterbitkan.

Yasa, D. (2008). Aktivitas dan Prestasi Belajar. [online]. Tersedia: http://ipotes.wordpress.com/2008/05/24/prestasi-belajar/. [24 Juli 2011] --- . (2009). Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together). [online].

http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-nht-numbered-head-together/. [10 Desember 2011]


(38)

--- . (2010). Numbered Head Together. [online]. http://iqbalali.com/2010/01/03/nht-numbered-head-together/. [10 Desember 2011]


(1)

36

Fitri Safitri, 2013

Penerapan Model Pembelajran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Prestasi Dan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Menghitung jumlah jawaban “ya” yang diisi oleh pengamat pada format observasi keterlaksanaan pembelajaran.

2) Melakukan perhitungan persentase keterlaksanaan pembelajaran. % Keterlaksanaan Pembelajaran =

3) Menafsirkan atau mengkategorikan keterlaksanaan pembelajaran.

Tabel 3.8: Interpretasi Keterlaksaan Pembelajaran

Persentase (%) Kategori

0,00 - 24,90 Sangat Kurang

25,00 - 37,50 Kurang

37,60 - 62,50 Sedang

62,60 - 87,50 Baik

87,60 - 100,00 Sangat Baik


(2)

59

Fitri Safitri, 2013

Penerapan Model Pembelajran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Prestasi Dan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data dan analisis data mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam meningkatkan prestasi dan aktivitas belajar siswa diperoleh kesimpulan yaitu terdapat peningkatan prestasi belajar dan aktivitas siswa setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Penjabarannya sebagai berikut:

1. Peningkatan prestasi belajar siswa

Setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe NHT, terdapat peningkatan prestasi belajar. Hal tersebut terlihat dari nilai rata-rata gain ternormalisasinya sebesar 0,44 dengan kategori sedang.

2. Peningkatan aktivitas belajar siswa

Ketika diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe NHT, aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan. Dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga persentase aktivitas belajar siswa semakin meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari IPK rata-rata aktivitas siswa ketika pertemuan ke-1 yaitu 71,17 % dengan kategori tinggi. IPK rata-rata aktivitas siswa ketika pertemuan ke-2 mengalami peningkatan yaitu 74,30 % dengan kategori tinggi. Dan IPK rata-rata aktivitas siswa ketika pertemuan ke-3 lebih meningkat yaitu 78,83 % dengan kategori tinggi.

Dari paparan kedua kesimpulan tersebut terlihat bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan prestasi dan aktivitas belajar siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan saran dari penulis yaitu model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat dijadikan sebagai salah satu model pembelajaran yang efektif untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran.


(3)

60

Fitri Safitri, 2013

Penerapan Model Pembelajran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Prestasi Dan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada penelitian ini pelaksanaan pembelajaran terlaksana dengan sangat baik, namun peningkatan hasil prestasinya hanya sedang, hal tersebut bisa disebabkan karena kurang mendalamnya treatment yang diberikan, terutama pada saat membimbing siswa bekerja dan belajar, serta saat penguatan. Agar peningkatan hasil prestasi belajar siswa tinggi maka treatment yang dilakukan harus semaksimal mungkin terutama pada saat membimbing siswa bekerja dan belajar, serta saat penguatan. Selain itu, guru juga harus pandai mempertimbangkan dan membagi waktu, jangan hanya berkutat pada satu tahap pembelajaran agar pembelajaran dapat berjalan tepat sesuai perencanaan, guru diharapkan agar lebih mengenali karakter siswa dan menguasai keadaan kelas dengan baik sehingga mempermudah dalam membimbing dan mengarahkan siswa pada saat pembelajaran. Sehingga hal-hal tersebut sedikitnya dapat mengatasi kendala yang terjadi pada saat pembelajaran dan pembelajaran dapat berjalan efektif sesuai dengan yang direncanakan.


(4)

61

Fitri Safitri, 2013

Penerapan Model Pembelajran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Prestasi Dan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan ( Edisi Revisi ). Jakarta: Bumi Aksara.

Bahri Djamarah, Syaiful. (2008) . Psikologi Belajar Edisi 2. Jakarta: Rineka Cipta Dahar, RatnaWilis. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007) . Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Hake, R. R. (2002). Relationship of Individual Student Normalized Learning Gains in Mechanics with Gender, High-School Physics, and Pretest Scores on Mathematics and Spatial Visualization. Departement of Physics, Indiana University.submitted to the Physics Education Research Conference; Boise, Idaho; August 2002. [Online].Tersedia: http:// www. arxiv.org and also as ref. 22 at http:// www. physics. indiana. edu/~hake .

Hamalik, Oemar. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Huda, Miftahul. (2011). Cooperative Learning Metode, Teknik, Strukturdan

Model Penerapan.Yogyakarta: PustakaPelajar.

Isjoni. (2010). Cooperative Learning Efektivitas pembelajaran kelompok. Bandung: Alfabeta.

Juliantara, K. (2010). Aktivitas Belajar. [online]. Tersedia: http://m.kompasiana.com/post/edukasi/2010/04/11/aktivitas-belajar. [18 Juli 2011]

Lie, Anita. (2005). Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learning Di Ruang-ruangKelas. Jakarta: Gramedia.

Munaf, Syambasri. (2001). Evaluasi Pendidikan Fisika. Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI.


(5)

62

Fitri Safitri, 2013

Penerapan Model Pembelajran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Prestasi Dan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nuh, U. (2007). Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa. Skripsi pada FPMIPA UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Nurmala, Irma . (2009) . Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together (NHT) Dengan Pendekatan Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika. [online]. http://matematika.upi.edu/index.php/pengaruh- penggunaan-model-pembelajaran-kooperatif-tipe-number-head-together- nht-dengan-pendekatan-berbasis-masalah-terhadap-kemampuan-siswa-dalam-pemecahan-masalah-matematika/ [10 Desember 2011]

Panggabean, Luhut. (2001). Statistik Dasar. Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI.

Rusman.(2011). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatifdan R&D). Bandung: Alfabeta.

Susilana, Rudi, dkk. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran.Bandung :Jurusan Kutekpen FIP UPI.

Syah, Muhibbin. (2007). Psikologi Belajar.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Syamsudin, Abin. (2005). Psikologi Kependidikan. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: tidak diterbitkan.

Yasa, D. (2008). Aktivitas dan Prestasi Belajar. [online]. Tersedia: http://ipotes.wordpress.com/2008/05/24/prestasi-belajar/. [24 Juli 2011] --- . (2009). Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together). [online].

http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-nht-numbered-head-together/. [10 Desember 2011]


(6)

63

Fitri Safitri, 2013

Penerapan Model Pembelajran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Prestasi Dan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

--- . (2010). Numbered Head Together. [online]. http://iqbalali.com/2010/01/03/nht-numbered-head-together/. [10 Desember 2011]


Dokumen yang terkait

Penerapan modal pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (NHT) dalam upaya meningkatkan hasil belajar kimia siswa

1 5 88

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS I A SDN 08 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 77

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

ANALISIS KEMAMPUAN PRASYARAT MATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT).

0 1 29

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD NEGERI 101783 SAENTIS.

0 2 22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) POKOK BAHASAN BILANGAN PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 45

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) DI SMK NEGERI 6 SURAKARTA.

0 0 20

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI.

0 0 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA | Wahyuningrum | PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika 3744 8287 1 SM

0 0 8