PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT : Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 35 Bandung.

(1)

Gilang Pasca Fitriani, 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DENGAN STRATEGI REACT

(Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 35 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Metematika

Oleh :

Gilang Pasca Fitriani 0706750

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Gilang Pasca Fitriani, 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN

MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT

Oleh

Gilang Pasca Ftriani 0706750

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika

© Gilang Pasca Ftriani Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, fotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Gilang Pasca Fitriani, 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT


(4)

Gilang Pasca Fitriani, 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP dalam Pembelajaran Matematika dengan Strategi REACT

ABSTRAK

Penelitian ini mengkaji tentang penerapan pembelajaran matematika melalui strategi REACT untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan desain yang digunakan adalah “Nonequivalent Control Group Design”. Subjek penelitian ini adalah 38 orang di kelas eksperimen dan 38 orang di kelas kontrol. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapat pembelajaran matematika melalui strategi REACT dan siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika konvensional serta untuk mendeskripsikan respon siswa terhadap pembelajaran matematika melalui strategi REACT. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes tertulis kemampuan pemecahan masalah matematis, angket dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran melalui strategi REACT lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran matematika konvensional serta sebagian besar siswa menunjukkan respon positif setelah mengikuti pembelajaran matematika melalui strategi REACT.


(5)

Gilang Pasca Fitriani, 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Improved Mathematical Problem Solving Ability Junior High School Students in Learning Math with REACT Strategy

ABSTRACT

This research examines the application of mathematics learning through REACT strategy to improve mathematical problem-solving ability junior high school students. This research is a quasi experimental with design using "Nonequivalent Control Group Design ". The subjects of this research were 38 people in the experimental class and 38 in the control class. This research aims to describe the increase in mathematical problem-solving ability of students who received learning mathematics through REACT strategy and students who received conventional mathematics learning as well as to describe the response of students towards learning mathematics through REACT strategy. The research instrument was used a written test mathematical problem solving ability, questionnaires and observation sheets. The results showed that the increase in mathematical problem-solving ability of students who take lessons through the REACT strategy better than students who take conventional mathematics learning and most students showed a positive response after participating in learning mathematics through REACT strategy.


(6)

Gilang Pasca Fitriani, 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Operasional ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 7

B. Pembelajaran Matematika dengan Strategi REACT ... 10

C. Hasil Penelitian yang Relevan ... 14

D. Hipotesis ... 14

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 15

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 15

C. Instrumen Penelitian ... 16

D. Prosedur Penelitian ... 24

E. Teknik Pengumpulan Data ... 25

F. Teknik Analisis Data ... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 29

1. Analisis Data Kuantitatif ... 29


(7)

Gilang Pasca Fitriani, 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Analisis Data Posttest ... 32

c. Analisis Data Indeks gain ... 35

2. Analisis Data Kualitatif ... 39

a. Analisis Data Lembar Observasi ... 39

b. Analisi Data Angket ... 40

B. Pembahasan ... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 52

B. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 54

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 57


(8)

Gilang Pasca Fitriani, 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Klasifikasi Koefisien Validitas ... 18

Tabel 3.2 Validitas Tiap butir soal ... 19

Tabel 3.3 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas ... 20

Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda ... 21

Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda ... 21

Tabel 3.6 Klasifikasi Koefisien Indeks Kesukaran ... 22

Tabel 3.7 Indeks Kesukaran Butir Soal ... 22

Tabel 3.8 Rekapitulasi Analisis Data Hasil Uji Instrumen ... 23

Tabel 3.9 Kriteria Indeks Gain ... 27

Tabel 3.10 Interpretasi Persentase Angket ... 28

Tabel 4.1 Deskripsi Statistik Data Pretest ... 30

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Pretest ... 31

Tabel 4.3 Hasil Uji Mann-Whitney Data Pretest ... 32

Tabel 4.4 Deskripsi Statistik Data Posttest ... 33

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Posttest ... 34

Tabel 4.6 Hasil Uji Mann-Whitney Data Posttest ... 35

Tabel 4.7 Deskripsi Statistik Data Indeks Gain ... 36

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Data Indeks Gain ... 37

Tabel 4.9 Hasil Uji Mann-Whitney Data Indeks Gain ... 38

Tabel 4.10 Pendapat Siswa terhadap Pembelajaran melalui strategi REACT ... 40

Tabel 4.11 Pendapat Siswa terhadap Manfaat Pembelajaran Matematika melalui Strategi REACT ... 42

Tabel 4.12 Respon Siswa selama Pembelajaran melalui Strategi REACT ... 45

Tabel 4.13 Pendapat Siswa mengenai LKS yang Diberikan selama Pembelajaran melalui Strategi REACT ... 47


(9)

Gilang Pasca Fitriani, 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A ... 57

A.1. RPP Kelas Eksperimen ... 58

A.2. RPP Kelas Kontrol ... 78

A.3. LKS Kelas Eksperimen ... 90

LAMPIRAN B ……….. ... 102

B.1. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 103

B.2. Kisi-Kisi Pretest dan Posttest Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 105

B.3. Soal Pretest Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 119

B.4. Soal Posttest Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 120

B.5. Kisi-Kisi Angket Sikap Siswa ... 121

B.6. Angket Sikap Siswa ... 122

B.7. Lembar Observasi ... 123

LAMPIRAN C ... 125

C.1. Hasil Uji Instrumen ... 126

LAMPIRAN D ... 131

D.1 Hasil Analisis Data ... 132

LAMPIRAN E ... 137

E.1. Hasil Jawaban Tes Instrumen Siswa ... 138

E.2. Hasil Jawaban Pretest ... 148

E.3. Hasil Jawaban Posttest ... 156

E.4. Hasil Jawaban LKS ... 170

E.5. Hasil Jawaban Angket Sikap Siswa ... 182


(10)

Gilang Pasca Fitriani, 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LAMPIRAN F ……….. ... 193

F.1. Surat Tugas ... 194

F.2. Surat Izin Penelitian ... 195

F.3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian. ... 196


(11)

15

Gilang Pasca Fitriani, 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Dalampenelitianini, subjek yang akanditelitimerupakansiswa-siswa yang sudahtedaftardalamkelasnyamasing-masing,

sehinggatidakmemungkinkanuntukmembuatkelompokbarusecaraacak.

Olehkarenaitu, metode yang

digunakandalampenelitianiniadalahmetodekuasieksperimen, dandesain yang digunakanadalah“Nonequivalent Control Group Design” (Sugiyono, 2008: 116).

Padadesainini, penelitimengelompokkantidaksecaraacak,

tetapipenelitimemilihduakelompoksecaraacak.Satukelompokdijadikansebagaikelo mpokeksperimendansatukelompokdijadikankelompokkontrol.Keduakelompokdib

erikantesawal (pretest) dantesakhir (posttest).

Padakelompokeksperimendiberikanperlakuanberbedadengankelompokkontrol.Pen ggunaanstrategiinibertujuanuntukmengetahuisejauhmanapengaruhvariabelbebasda nvariabelterikat.Dalampenelitianinivariabelbebasnyaadalahpembelajarandenganstr

ategi REACT

danvariabelterikatnyaadalahkemampuanpemecahanmasalahmatematissiswa SMP. Desain penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut:

O1X O2

O3O4

Keterangan :

O1 = O3 = Pretest kemampuanpemecahanmasalahmatematis

O2 =Posttestkemampuanpemecahanmasalahmatematiskelompokeksperimen

O4 = Posttestkemampuanpemecahanmasalahmatematiskelompokkontrol

X =Pembelajaran matematika dengan strategi REACT

B. Populasi dan Sampel Penelitian


(12)

16

Gilang Pasca Fitriani, 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang terdiri dari beberapa kelas. Dari populasi tersebut, dipilih dua kelas secara acak untuk dijadikan sampel penelitian. Pemilihan kelas dilakukan dengan cara pengundian hingga diperoleh 8C sebagai kelas eksperimen dan 8A sebagai kelas kontrol.

C. Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan seperangkat instrumen, yaitu:

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran adalah instrumen yang dipakai selama proses pembelajaran. Instrumen pembelajaran dalam penelitian ini terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP merupakan pedoman metode dan langkah-langkah yang digunakan setiap kali pertemuan di kelas. RPP merupakan persiapan mengajar yang di dalamnya mengandung program terperinci sehingga keberhasilan kegiatan pembelajaran sudah terumus dengan jelas. RPP untuk kelas eksperimen menggunakan RPP sesuai dengan strategi REACT, sedangkan kelas control di sesuaikan dengan pembelajaran konvensional.

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS berisikan soal-soal latihan sebagai bahan diskusi dan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, di mana LKS ini diberikan sesuai dengan sub pokok bahasan yang sedang diajarkan pada pertemuan tersebut dan diberikan pada setiap pertemuan.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini berasal dari instrumen tes dan non tes.

a. Instrumen tes

Instrumen tes dalam penelitian ini adalah tes tertulis kemampuan kemampuan pemecahan masalah.Tes tertulis berupa soal-soal bentuk


(13)

17

Gilang Pasca Fitriani, 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

uraian yang berkaitan dengan materi pelajaran. Dalam penelitian ini ada 2 tahap tes yang diberikan yaitu pretest dan posttest. Pretest yaitu tes yang dilaksanakan sebelum diberikan perlakuan, baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol, yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Kemampuan awal siswa yang dimaksudkan adalah kompetensi pemecahan masalah siswa. Sedangkan posttest adalah tes yang dilaksanakan setelah diberikan perlakuan. Posttest tidak hanya dilaksanakan di kelas eksperimen tetapi juga di kelas kontrol. Soal-soal yang diberikan saat posttest sama bobotnya dengan soal-soal yang diberikan pada saat pretest. Tipe soal yang digunakan adalah tipe soal uraian. Peneliti menggunakan soal tipe uraian mempertimbangkan berbagai hal sebagai berikut ;

1) Tipe tes soal uraian akan menimbulkan sikap kritis pada siswa dan hanya siswa-siswa yang telah menguasai materi secara benar yang dapat memberikan jawaban yang benar (Rusefendi, 2005:118).

2) Tes uraian memungkinkan peneliti melihat sejauh mana penguasaan konsep dan kemampuan pemecahan masalah siswa. 3) Peneliti diharapkan mengetahui kesulitan yang dialami siswa

serta kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal. 4) Terjadinya bias hasil evaluasi dapat dihindari, karena tidak ada

sistem tebakan atau untung-untungan seperti yang sering terjadi pada soal pilihan ganda.

Alat evaluasi berupa tes ini sebelum diberikan kepada siswa yang menjadi sampel penelitian, dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dosen pembimbing dan guru matematika di sekolah, kemudian diujicobakan kepada siswa di luar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol. Setelah data hasil uji coba tersebut terkumpul, data-data tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, indeks kesukaran dan daya pembeda dari soal-soal tersebut.


(14)

18

Gilang Pasca Fitriani, 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Uji Validitas

Validitas berkenaan dengan tingkat keabsahan suatu instrumen sehingga betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur. Perhitungan koefsien validitas tiap butir soal digunakan rumus korelasi product moment dengan memakai angka kasar (row score). Rumusnya (Suherman, 2003) adalah

= −

( 2 2) 22

Keterangan:

= Koefisien korelasi (koefisien validitas) N = Banyak siswa (testi)

= Jumlah skor dari tiap soal = Jumlah total dari skor

Adapun klasifikasi koefisien korelasi menurut Guilford (dalam Suherman, 2003: 113) disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 3.1 Klasifikasi Koefisien Validitas Nilai Interpretasi

0,90 < ≤1,00 validitas sangat tinggi

0,70 < ≤0,90 validitas tinggi

0,40 < ≤0,70 validitas sedang

0,20 < ≤0,40 validitas rendah

0,00 < ≤0,20 validitas sangat rendah

≤0,00 Tidak valid

Untukmenghitungvaliditastiapbutirsoal, penelitimenggunakan program Anates. Validitastiapbutirsoaldisajikan di dalamtabelberikutini.


(15)

19

Gilang Pasca Fitriani, 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3. 2 Validitas Tiap Butir Soal No. Soal Koefisien

Korelasi

Interpretasi

1 0,635 Validitas Sedang

2 0,588 Validitas Sedang

3 0,751 Validitas Tinggi

4 0,631 Validitas Sedang

5 0,606 Validitas Sedang

2) Reliabilitas

Suatu alat evaluasi disebut reliabel jika hasil evaluasi tersebut tetap jika digunakan untuk setiap subyek yang berbeda (Suherman, 2003: 131). Karena instrumen tes yang digunakan adalah tes tipe uraian, maka untuk mengetahui reliabilitas instrumen ini digunakan rumus alpha, yaitu sebagai berikut:

11 = −

1 1− �2 2

Keterangan:

11 = Koefisien reliabilitas n= Banyak butir soal

12= Jumlah varians skor tiap butir soal 2= Varians skor total

Varians skor dihitung dengan menggunakan rumus: 2 = �− 2

−1 , Dimana:

2 = Varians skor = Rata-rata skor n = Banyak butir soal

Menurut Guilford (dalam Suherman, 2003: 138) bahwa untuk mengetahui interpretasi mengenai besarnya derajat reliabilitas alat evaluasi disajikan dalam tabel berikut :


(16)

20

Gilang Pasca Fitriani, 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Nilai �� Interpretasi

0,90 ≤ r11 < 1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi

0,70 ≤ r11 < 0,90 Derajat reliabilitas tinggi

0,40 ≤ r11 < 0,70 Derajat reliabilitas sedang

0,20 ≤ r11 < 0,40 Derajat reliabilitas rendah

r11 < 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah

Penelitijugamengunakanbantuan program

Anatesuntukmenghitungreliabilitas. Berdasarkanhasilujicoba,

diperolehnilaikoefisienreliabilitassebesar 0,79.

Nilaiinimenunjukkanbahwareliabilitasinstrumen yang

digunakantergolongkedalamkategoritinggi.

3) Daya pembeda

Daya pembeda dari suatu butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang mengetahui jawabannya dengan benar dengan siswa yang tidak dapat menjawab soal tersebut (Suherman, 2003 : 159). Dengan kata lain, daya pembeda sebuah butir soal adalah kemampuan butir soal untuk membedakan antara siswa yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk tes tipe uraian, rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda setiap butir soal adalah sebagai berikut:

��= −

��� Keterangan:

DP = Daya pembeda

= Rata-rata skor siswa kelompok atas = Rata-rata skor siswa kelompok bawah SMI = Skor maksimal ideal


(17)

21

Gilang Pasca Fitriani, 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda butir soal yang digunakan berdasarkan Suherman (2003, 161) disajikan dalam table berikut.

Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda

Nilai DP Interpretasi

0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik

0,40 < DP ≤ 0,70 Baik

0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup

0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek

DP ≤ 0,00 Sangat jelek

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan bantuan program Anates, diperoleh daya pembeda untuk setiap butir soal instrumen tes yang disajikan pada Tabel 3.5 berikut

Tabel 3.5InterpretasiDayaPembeda

4) Uji Indeks Kesukaran Soal

Indekskesukaranbutirsoalmerupakanbilangan yang

menunjukkantingkatkesukaranbutirsoal (Suherman,

2003:170).Untuktipesoaluraian, rumus yang

digunakanuntukmengetahuiindekskesukarantiapbutirsoaladalahsebaga iberikut:

�� =

���

No Soal DP Interpretasi

1 0,520 Baik

2 0,430 Baik

3 0,500 Baik

4 0,430 Baik


(18)

22

Gilang Pasca Fitriani, 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

IK = Indekskesukaran = Rata-rata skor

SMI = Skormaksimal ideal

Klasifikasiindekskesukaranbutirsoal yang

digunakanberdasarkanSuherman (2003, 161) disajikandalam table berikut :

Tabel3.6KlasifikasiKoefisienIndeksKesukaran Nilai IK Interpretasi

IK = 1,00 Soal terlalu mudah

0,70 < IK ≤ 1,00 Soal mudah

0,30 < IK ≤ 0,70 Soal sedang

0,00 < IK ≤ 0,30 Soal sukar

IK = 0,00 Soal terlalu sukar

Perhitunganindekskesukaransoalujicobainstrumen

denganmenggunakanbantuan program AnatesdisajikanpadaTabel 3.7sebagaiberikut.

Tabel 3.7 Indeks Kesukaran Butir Soal No. Soal IK Interpretasi

1 0, 460 Sedang

2 0,235 Sukar

3 0,580 Sedang


(19)

23

Gilang Pasca Fitriani, 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5 0,230 Sukar

Secaraumum, analisis data

hasilpengujianinstrumenpenelitiandapatdilihatpadatabelberikutini.

Tabel 3.8 RekapitulasiAnalisis Data HasilUjiInstrumen No.

Soal

Validitas DayaPembeda IndeksKesukaran Keterangan

1 0,635 0,52 Sedang Soaldigunakan

2 0,588 0,43 Sukar Soaldigunakan

3 0,751 0,50 Sedang Soaldigunakan

4 0,631 0,43 Sedang Soaldigunakan

5 0,606 0,38 Sukar Soaldigunakan

b. Instrumen non tes

Instrumen non tes yang digunakan untuk memperoleh data kualitatif. Data kualitatif diolah atau dianalisis dengan cara membandingkan antara data yang diperoleh dengan teori yang ada. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket dan lembar observasi.

1) Lembar Observasi

Observasi ini dilakukan untuk melihat sikap siswa, aktivitas guru, dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dengan harapan agar hal-hal yang tidak teramati oleh peneliti ketika penelitian berlangsung dapat ditemukan. Dan selanjutnya dijadikan masukan-masukan bagi peneliti untuk melakukan perbaikan-perbaikan pada pertemuan selanjutnya. Setiap pernyataan dalam lembar observasi terdiri dari aktivitas guru dan siswa yang memuat dua katagori ya dan tidak.


(20)

24

Gilang Pasca Fitriani, 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Angket dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Hal ini dikarenakan peneliti menghendaki jawaban benar-benar mewakili sikap dan respon siswa terhadap pembelajaran yang diterima, sehingga peneliti memberikan empat alternatif pilihan jawaban. Angket terdiri dari dua pernyataan, positif dan negative. Setiap pernyataan diberi empat pilihan jawaban yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). Pilihan R (ragu-ragu) atau N (netral) tidak digunakan untuk mendorong kecenderungan pilihan siswa dan menghindari jawaban aman. Angket ini hanya diberikan kepada siswa kelas eksperimen di akhir pembelajaran.

D. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan

a. Menentukan topik permasalahan. b. Menyusun proposal.

c. Melaksanakan seminar proposal. d. Membuat instrumen penelitian. e. Mengurus perijinan penelitian. f. Menguji instrumen penelitian. g. Merevisi instrumen penelitian.

h. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan bahan ajar.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Memberikan pretest terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol. b. Menerapkan pembelajaran matematika melalui strategi REACT di

kelas eksperimen.

c. Memberikan angket kepada kelas eksperimen.

d. Melakukan observasi yang dibantu oleh guru dan atau rekan mahasiswa.


(21)

25

Gilang Pasca Fitriani, 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Tahap Pengolahan Data

a. Mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif. b. Mengolah dan menganalisis data kuantitatif. c. Mengolah dan menganalisis data kualitatif. d. Mengonsultasikan dengan dosen pembimbing. 4. Tahap Penulisan Laporan

a. Menyusun laporan hasil penelitian.

b. Merevisi hasil laporan setelah melakukan bimbingan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan pada setiap kegiatan siswa dan situasi yang berkaitan dengan penelitian menggunakan instrumen pengumpulan data, yaitu seperangkat soal pretest dan posttest, angket, serta lembar observasi, Seperangkat soal pretest dan posttest yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sedangkan angket dan lembar observasi. Angket diberikan kepada kelas eksperimen untuk melihat respon siswa terhadap pembelajaran matematika melalui strategi REACT. Untuk menunjang kebenaran dari jawaban siswa terhadap pengisian angket, maka dilengkapi dengan lembar observasi yang diisi oleh observer.

F. Teknik analisis data

1. TeknikAnalisis Data Kuantitatif

Data yang telah diperoleh kemudian dikategorikan ke dalam jenis data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif meliputi data hasil pengisian angket dan lembar observasi, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil pretest dan posttest. Setelah data diperoleh, kemudian dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:


(22)

26

Gilang Pasca Fitriani, 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Teknik Analisis Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Setelah dilakukan pretest dan posttest di kelas eksperimen dan kontrol, maka dilakukan pengolahan dan analisis data untuk mengetahui kemampuan awal dan akhir siswa serta peningkatan kompetensi pemecahanmasalahmatematis siswa (indeks gain) di masing-masing kelas. Menganalisis data tersebut dapat menggunakan bantuan software SPSS 16.0 for Windows, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menentukan apakah data yang didapat berdistribusi normal atau tidak. Untuk melakukan uji normalitas, digunakan uji Saphiro-wilkkarenajumlah data yang lebihdari 30.Jika kedua data berasal dari distribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji homogenitas.Jika salah satu atau kedua data yang dianalisis tidak berdistribusi normal, maka tidak dilakukan uji homogenitas, sedangkan untuk pengujian hipotesis dilakukan uji statistik non parametik, seperti uji Mann-Whitney.

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas

digunakanuntukmengetahuiapakahkeduakelompoksampelmempunyaiva

rians yang samaatautidak. Apakahkeduakelompok (sampel)

mempunyaivarians yang samamakakeduakelompoktersebuthomogen. UjihomogenitasdilakukandenganujiLevene.Sedangkanjikahasilpengujia

nmenunjukkan data tidakberdistribusi normal

makatidakdilakukanujihomogenitas. 3) Uji dua rerata

Uji dua rerata dilaksanakan untuk tes awal, tes akhir, dan indeks gian yang diperoleh.Uji dua rerata untuk menguji hipotesis


(23)

27

Gilang Pasca Fitriani, 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan rumus uji-t setelah mengetahui bahwa data berdistribusi normal dan homogen.Untuk distribusi normal tetapi tidak homogen

digunakan uji hipotesis dengan uji t’. Sementara itu untuk data

yangtidak berdistribusi normal, uji dua rerataan dilakukan dengan uji non parametik Mann-Whitney.

b. Teknik Analisis Data Gain

Analisis data gain

dilakukanuntukmelihatpeningkatankompetensipemecahanmasalahmatematissi swakelaseksperimensetelahmemperolehpembelajaranmatematikamelaluistrate gi REACT dankelaskontroltidakdiberiperlakuan. Analisis data gain dilihatdaripretest danpostestkeduakelompoktersebut.

Rumus untuk normalized gain (gain ternormalisasi) menurut Meltzer (dalam Fauziah, 2010) adalah:

= �� − ��

��� − �

Indeks gain (normalized gain) diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria seperti yang diungkapkan Hake (Wardhani, 2006:39) sebagai berikut:

Tabel3.9 Kriteria IndeksGain Indeks gain Kriteria

> 0.7 Tinggi

0.3 < ≤ 0.7 Sedang

≤ 0.3 Rendah

2. Teknik Analisis Data Kualitatif

Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika melalui strategi REACT maka dilakukan analisis terhadap data kualitatif yang diperoleh.

a. Lembar Observasi Dari

hasilobservasidianalisisdandiinterpretasikanberdasarkanhasilpengamatan


(24)

28

Gilang Pasca Fitriani, 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalammengolahlembarobservasi , data yang diperolehadalah data kualitatif.

Olehkarenaituanalisisterhadaplembarobservasidilakukandenganmembuat uraian yang mendeskripsikanhasilpengamatan observer.

b. Angket

Untukmengolah data

angketinidilakukandenganmenggunakanskalaLikert.Setiapjawabandiberi bobotskortertentusesuaidenganjawabannya, yaitu 1 (STS), 2 (TS), 4 (S) dan 5 (SS) untukpernyataanfavorable, sebaliknya 1 (SS), 2 (S), 4 (TS)

dan 5 (STS) untukpernyataan

unfavorable.Pengolahandapatdilakukandenganmembandingkanrerataskor subjekdenganrerataskoralternatifjawabannetraldarisemuabutirpertanyaan

(Suherman, 2003).Jikarerataskorsubjeklebihbesardaripada 3

(rerataskoruntukjawabannetral) makaiabersikappositif,

sebaliknyajikareratanyakurangdari 3 makaiabersikapnegatif.

Seberapabesarperolehanpersentasenyadalamangketdiketahuidenganp erhitungan:

� = × 100 % Keterangan:

P =Persentasejawaban f = Frekuensijawaban

n =Banyaknyasiswa (responden)

Penafsiran data

angketdilakukandenganmenggunakankategoripersentase yang

disajikandalamtabelberikut:

Tabel 3.10

InterpretasiPersentaseAngket

Persentase Data Interpretasi

P = 0 % Takseorang pun


(25)

29

Gilang Pasca Fitriani, 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

25 % ≤ P < 50 % Hampirsetengahnya

P = 50 % Setengahnya

50 % < P < 75 % Sebagianbesar

75 % ≤ P < 100 % Hampirseluruhnya


(26)

52

Gilang Pasca Fitriani, 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada tahapan penelitian, maka diperoleh beberapa kesimpulan berkaitan dengan penerapan pembelajaran matematika melalui strategi REACT untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa Kelas VIII di SMP Negeri 35 Bandung, yaitu:

1. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran melalui strategi REACT lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional.

2. Respon siswa positif setelah siswa mendapatkan pembelajaran melalui strategi REACT. Hal ini berdasarkan hasil angket sikap siswa yang didukung oleh hasil observasi menunjukkan respon positif. Siswa yang menggunakan pembelajaran matematika melalui strategi REACT terlihat lebih aktif dan antusias selama pembelajaran. Hal itu terlihat dari hasil angket dan lembar observasi yang pada umumnya siswa menyukai pembelajaran matematika melalui strategi REACT.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Pembelajaran matematika melalui strategi REACT menunjukkan hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan strategi REACT yang lebih baik

daripada kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang

menggunakan pembelajaran konvensional. Selain itu, pembelajaran melalui strategi REACT memberikan kesempatan pada siswa untuk berimprovisasi dalam menyampaikan ide, mengembangkan kreatifitasnya dan


(27)

53

Gilang Pasca Fitriani, 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menginvestigasi berbagai strategi yang diyakininya sesuai dengan kemampuan elaborasinya. Oleh karena itu pembelajaran melalui strategi REACT dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran matematika di sekolah.

2. Bahan ajar yang dibuat sebaiknya lebih banyak mengeksplorasi soal-soal kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

3. Peneliti menyarankan agar penelitian ini dilanjutkan dalam aspek penelitian yang lain pada kajian yang lebih luas, misalnya pada materi, populasi atau kompetensi lainnya.


(28)

54

Gilang Pasca Fitriani, 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

BSNP. (2006). Draf Final Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan : Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika SMP dan Mts. Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan.

Cord. (2007). The REACT Strategy. [online]. Tersedia

:http://www.texascollaborative.org/TheREACTstrategy.htm.[7 Maret 2011].

Crawford, Michael L. (2001). Teaching Contextually Research, Rationale, andTechniques forImproving Student Motivation and Achievement inMathematics and Science. Texas:CCI Publishing.

Fauziah, A. (2010). Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematik Siswa SMP melalui Strategi REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring). Tesis PPS UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Firdaus. (2004) Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SLTP melalui Pembelajaran menggunakan Tugas Bentuk Superitem, Thesis. UPI Bandung:Tidak diterbitkan.

Gregory, P. (2004). Motivating Computing Students to Learn Mathematics. MSOR Connections 2004 Vol 4 No.3. University of Central Lancashire. Hake, R, R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. AREA-D American

Education Research Association’s Devision. D, Measurement and Research Methodology.

Jihad, Asep. (2006). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa dengan Metode IMPROVE disertai Pemberian Embedded Test. Tesis PPS UPI Bandung: Tidak dipublikasikan.


(29)

55

Gilang Pasca Fitriani, 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

NCTM (1989) Curriculum and Evaluation Standard for school Mathematics. Virginia: The National Council of Teachers of Mathematics Inc.

Murtado, S. dan Tambunan, G. (1987) . Materi Pokok Pengajaran Matematika: Jakarta Karunika.

Polya, G. (1985) Mathematical Discovery on Understanding, Learning an Teaching Problem Solving. New york: John Wiley & Sons.

Ruseffendi, E.T. (2001). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non Eksakta Lainnya. Semarang: IKIP Semarang Press.

Ruseffendi, E.T. (2004). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito.

Russefendi, H. E. T. (2005). Dasar-dasar Penelitian dan Bidang Non-Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suherman. (2001). Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Matematika. [on-line]. Tersedia : http://educare.e-fkipunla.net. [5 maret 2012].

Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika (Individual Textbook). Bandung: UPI.

Suhena, Ena. (2009). Pengaruh Strategi REACT dalam Pembelajaran Matematikaterhadap Kemampuan Pemahaman, Penalaran, dan Komunikasi MatematisSiswa SMP. Disertasi Jurdikmat FPMIPA UPI Bandung.

Sumarmo, U. (1993) Peran Kemampuan Logik dan Kegiatan Belajar terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah pada Siswa SMA di Kodya Bandung.Laporan Penelitian. Bandung: FPMIPA IKIP Bandung ( tidak dipublikasikan).


(30)

56

Gilang Pasca Fitriani, 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumarmo, U. (1994). Suatu Alternatif Pengajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMA di Kodya Bandung. LaporanPenelitian IKIP Bandung. Tidak Dipublikasikan.

Sumarmo, U. (2004). Pembelajaran Matematika untuk Mendukung

PelaksanaanKurikulum Berbasis Kompetensi. Makalah pada Pertemuan MGMP Matematika SMPN I Tasikmalaya.

Tapilouw, Marthen. (2009). Pengembangan Kemampuan Matematis Siswa SMP melalui Pembelajaran Kontekstual Dengan Pendekatan REACT. Disertasi Jurdikmat FPMIPA UPI Bandung.

Yuniawatika. (2011). Penerapan Pembelajaran Matematka dengan Strategi REACT untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan Representasi Matematika Siswa Sekolah Dasar. Bandung: UPI


(1)

Gilang Pasca Fitriani, 2014

25 % ≤ P < 50 % Hampirsetengahnya

P = 50 % Setengahnya

50 % < P < 75 % Sebagianbesar

75 % ≤ P < 100 % Hampirseluruhnya


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada tahapan penelitian, maka diperoleh beberapa kesimpulan berkaitan dengan penerapan pembelajaran matematika melalui strategi REACT untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa Kelas VIII di SMP Negeri 35 Bandung, yaitu:

1. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran melalui strategi REACT lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional.

2. Respon siswa positif setelah siswa mendapatkan pembelajaran melalui strategi REACT. Hal ini berdasarkan hasil angket sikap siswa yang didukung oleh hasil observasi menunjukkan respon positif. Siswa yang menggunakan pembelajaran matematika melalui strategi REACT terlihat lebih aktif dan antusias selama pembelajaran. Hal itu terlihat dari hasil angket dan lembar observasi yang pada umumnya siswa menyukai pembelajaran matematika melalui strategi REACT.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Pembelajaran matematika melalui strategi REACT menunjukkan hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan strategi REACT yang lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Selain itu, pembelajaran melalui strategi REACT memberikan kesempatan pada siswa untuk berimprovisasi dalam menyampaikan ide, mengembangkan kreatifitasnya dan


(3)

menginvestigasi berbagai strategi yang diyakininya sesuai dengan kemampuan elaborasinya. Oleh karena itu pembelajaran melalui strategi REACT dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran matematika di sekolah.

2. Bahan ajar yang dibuat sebaiknya lebih banyak mengeksplorasi soal-soal kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

3. Peneliti menyarankan agar penelitian ini dilanjutkan dalam aspek penelitian yang lain pada kajian yang lebih luas, misalnya pada materi, populasi atau kompetensi lainnya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

BSNP. (2006). Draf Final Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan : Standar

Kompetensi Mata Pelajaran Matematika SMP dan Mts. Jakarta : Badan

Standar Nasional Pendidikan.

Cord. (2007). The REACT Strategy. [online]. Tersedia :http://www.texascollaborative.org/TheREACTstrategy.htm.[7 Maret 2011]. Crawford, Michael L. (2001). Teaching Contextually Research, Rationale,

andTechniques forImproving Student Motivation and Achievement inMathematics and Science. Texas:CCI Publishing.

Fauziah, A. (2010). Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan

Masalah Matematik Siswa SMP melalui Strategi REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring). Tesis PPS UPI.

Bandung: tidak diterbitkan.

Firdaus. (2004) Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SLTP

melalui Pembelajaran menggunakan Tugas Bentuk Superitem, Thesis. UPI

Bandung:Tidak diterbitkan.

Gregory, P. (2004). Motivating Computing Students to Learn Mathematics. MSOR Connections 2004 Vol 4 No.3. University of Central Lancashire. Hake, R, R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. AREA-D American

Education Research Association’s Devision. D, Measurement and Research Methodology.

Jihad, Asep. (2006). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Siswa dengan Metode IMPROVE disertai Pemberian Embedded Test.


(5)

NCTM (1989) Curriculum and Evaluation Standard for school Mathematics. Virginia: The National Council of Teachers of Mathematics Inc.

Murtado, S. dan Tambunan, G. (1987) . Materi Pokok Pengajaran Matematika: Jakarta Karunika.

Polya, G. (1985) Mathematical Discovery on Understanding, Learning an

Teaching Problem Solving. New york: John Wiley & Sons.

Ruseffendi, E.T. (2001). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non

Eksakta Lainnya. Semarang: IKIP Semarang Press.

Ruseffendi, E.T. (2004). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non

Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito.

Russefendi, H. E. T. (2005). Dasar-dasar Penelitian dan Bidang Non-Eksakta

Lainnya. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suherman. (2001). Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Matematika. [on-line]. Tersedia : http://educare.e-fkipunla.net. [5 maret 2012].

Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika (Individual Textbook). Bandung: UPI.

Suhena, Ena. (2009). Pengaruh Strategi REACT dalam Pembelajaran

Matematikaterhadap Kemampuan Pemahaman, Penalaran, dan Komunikasi MatematisSiswa SMP. Disertasi Jurdikmat FPMIPA UPI Bandung.

Sumarmo, U. (1993) Peran Kemampuan Logik dan Kegiatan Belajar terhadap

Kemampuan Pemecahan Masalah pada Siswa SMA di Kodya Bandung.Laporan Penelitian. Bandung: FPMIPA IKIP Bandung ( tidak


(6)

Sumarmo, U. (1994). Suatu Alternatif Pengajaran untuk Meningkatkan

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMA di Kodya Bandung. LaporanPenelitian IKIP Bandung. Tidak Dipublikasikan.

Sumarmo, U. (2004). Pembelajaran Matematika untuk Mendukung PelaksanaanKurikulum Berbasis Kompetensi. Makalah pada Pertemuan

MGMP Matematika SMPN I Tasikmalaya.

Tapilouw, Marthen. (2009). Pengembangan Kemampuan Matematis Siswa SMP

melalui Pembelajaran Kontekstual Dengan Pendekatan REACT. Disertasi

Jurdikmat FPMIPA UPI Bandung.

Yuniawatika. (2011). Penerapan Pembelajaran Matematka dengan Strategi

REACT untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan Representasi Matematika Siswa Sekolah Dasar. Bandung: UPI


Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING : Studi Kuasi Eksperimen terhadap siswa salah satu SMP Negeri di Kota Bandung.

1 1 46

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII pada Salah Satu SMP Di Kabupaten Bandung Barat.

1 4 29

Penerapan Accelerated Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Representasi Matematis Siswa SMP (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII Sebuah SMP Swasta di Bandung).

6 26 73

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS DAN SELF-EFFICACY SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH: Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas VIII Pada Salah Satu SMP di Bandung.

7 24 18

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN AUTOGRAPH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP :Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMPN 16 Bandung:.

3 14 52

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP: Penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas VIII disalah satu SMP Negeri di Kabupaten Bandung Barat.

0 0 43

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MEANS-ENDS ANALYSIS (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII di Salah Satu SMP di Kota Bandung).

0 1 60

PENGARUH STRATEGI METAKOGNITIF TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 6 YOGYAKARTA.

1 3 103

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

0 0 10

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 SUMBANG

0 1 15