PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN KONDISI EKONOMI ORANG TUA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MOTOR BENSIN SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 GANTIWARNO SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

(1)

i

PELAJARAN MOTOR BENSIN SISWA KELAS XI

JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1

GANTIWARNO SEMESTER GASAL

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memeperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh : Desi Dwi Cahyanto

06504244044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

JUNI2012


(2)

(3)

(4)

(5)

v MOTTO :

1. Jangan membunuh dua burung dengan sebutir batu, cobalah tiga.

2. Bersikaplah seperti bebek, tetap tenang dan santai di permukaan, namun tetap mengayuh kakinya di bawah permukaan air.

3. Satu-satunya orang yang luar biasa adalah orang yang tidak mempunyai hasrat untuk menjadi luar biasa, dan benar-benar nyaman dengan keadaanya yang biasa-biasa saja.

4. Lebih baik mengetahui beberapa pertanyaan, dari pada mengetahui semua jawabannya.

5. Pemalas tidak akan pernah merugikan orang lain – mereka tidak dapat, mereka tidak akan mau mengalami begitu banyak kesulitan untuk melakukannya.

Tugas Akhir Ini Penulis Persembahkan Kepada : 1. Bapak dan ibu tersayang yang selalu memberika dukungan dan doa. 2. Kakak-adikku tersayang. 3. Tunanganku Tri Yunitasari tersayang 4. Teman-teman Hima Otomotif dan Base Camp 164. 5. Segenap keluarga yang sudah memberikan dukungan. 6. Pembaca.


(6)

vi

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE

MENGAJAR GURU DAN KONDISI EKONOMI ORANG

TUA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA

PELAJARAN MOTOR BENSIN SISWA KELAS XI

JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1

GANTIWARNO SEMESTER GASAL

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

Desi Dwi Cahyanto 06504244044

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran motor bensin siswa kelas XI jurusan teknik otomotif SMK Negeri 1 Gantiwarno semester gasal tahun pelajaran 2011/2012.(2) Pengaruh kondisi ekonomi orang tua siswa terhadap prestasi belajar mata pelajaran motor bensin siswa kelas XI jurusan teknik otomotif SMK Negeri 1 Gantiwarno semester gasal tahun pelajaran 2011/2012.(3)Pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan kondisi ekonomi orang tua siswa secara bersama-sama terhadap prestasi belajar mata pelajaran motor bensin siswa kelas XI jurusan teknik otomotif SMK Negeri 1 Gantiwarno semester gasal tahun pelajaran 2011/2012.

Penelitian ini merupakan penelitian expost facto. Jumlah populasi penelitian ini sebanyak 77 siswa. Karena jumlah populasi kurang dari 100 sehingga seluruhnya dijadikan objek penelitian. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode angket dengan skala likert dan dokumentasi. Sebelum dilakukan analisis data terlebih dahulu diadakan pengujian persyaratan analisis yang meliputi uji normalitas, uji linieritas dan uji multikolinieritas. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi sederhana dan regresi ganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh positif dan signifikan persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap prestasi belajar motor bensin, dibuktikan r x1y = 0,411, r 2x1y= 0,169, t hitung = 3,984 dengan p-value sebesar 0,000. (2) terdapat pengaruh positif dan signifikan kondisi ekonomi orang tua siswa terhadap prestasi belajar motor bensin, dibuktikan r x2y = 0,274, r 2x1y= 0,075, t hitung = 2,219 dengan p-value sebesar 0,000. (3) terdapat pengaruh positif dan signifikan persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan kondisi ekonomi orang tua siswa secara bersama-sama terhadap prestasi belajar motor bensin, dibuktikan Ry(12) = 0,459, R2y(12) = 0,2103, Fhitung = 10,250 dengan p-value sebesar 0,000


(7)

vii

Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya serta sholawat dan salam atas junjungan Nabi Muhammad SAW. Tidak ada daya dan upaya melainkan atas segala kehendak-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir skripsi yang berjudul “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru Dan Kondisi Ekonomi Orang Tua Siswa Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Motor Bensin Siswa Kelas XI Jurusan Teknik Otomotif SMKNegeri I Gantiwarno Semester Gasal Tahun Pelajaran 2011/2012”.

Tugas Akhir Skripsi ini dapat terwujud berkat bimbingan, dorongan, nasehat, dan bantuan berbagai pihak dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih yang tulus terutama kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Rachmat Wahab, M.Pd., M.A. selaku rektor UNY.

2. Bapak Dr. Mochammad Bruri Triyono, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

3. Bapak Martubi, M.Pd., M.T. selaku ketua jurusan Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

4. BapakSukaswanto, M.Pd. selaku koordinator Tugas Akhir Skripsi jurusan Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. 5. Bapak H. Lilik Chaerul Yuswono, M.Pd. selaku dosen pembimbing Tugas


(8)

viii

6. Segenap Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

7. Ayah dan ibu , besertakakak – adikku yang senantiasa mendo’akan dan memberi dorongan semangat agar menjadi anak yang sholeh dan berguna, serta tetap tabah dalam perjuangan hidup.

8. Tunanganku Tri Yunita Sari, S.Pd, yang senantiasa mendo’akan, memberi dorongan semangat serta menemaniku saat mengerjakan Tugas Akhir Skripsi ini agar bisa segera selesai dan segera wisuda.

9. Teman-teman kelas jurusan otomotif angkatan 2006 dan 2005yang selalu menemaniku.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan Tugas Akhir Skripsi.

Disadari bahwa penulisan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu sangat diharapkan untuk dimaklumi. Akhir kata, semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi penyusun sendiri, pihak akademis, dan para pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, Juni 2012


(9)

ix

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah…………. ... 8

C. Batasan Masalah……... 10

D. Rumusan Masalah………. ... 11

E. Tujuan Penelitian . ... 12

F. Kegunaan Penelitian ………... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori ... 15

1.Belajar ... 15

2.PrestasiBelajar ... 18

3.Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru ... 21

4. Kondisi Ekonomi Orang Tua Siswa ... 30

B. Penelitian yang Relevan ... 33

C. Kerangka Berfikir ... 35

D. Paradigma Penelitian ... 37


(10)

x BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian ... 39

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 39

C. Variabel Penelitian ... 39

D. Definisi Operasional Variabel ... 40

E. Populasi Penelitian ... 41

F. Teknik Pengumpulan Data ... 41

G. Instrumen Penelitian... 42

H. Uji Instrumen ... 43

I. Teknik Analisis Data ... 47

J. Pengujian Hipotesis ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 55

1. Deskripsi Data ... 55

2. Prasyarat Analisis ... 65

3. Uji Hipotesis Penelitian ... 69

B. Pembahasan ... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 79

B. Keterbatasan Penelitian ... 80

C. Implikasi Penelitian ... 81

D. Saran. ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83


(11)

xi

Tabel 1. Kisi-kisi instrumen persepsi siswa tentang metode mengajar ... 43

Tabel 2. Kisi-kisi instrumen kondisi ekonomi orang tua siswa ... 43

Tabel 3. Besarnya koefisien korelasi ... 46

Tabel 4. Distribusi frekuensi data persepsi siswa tentang metode mengajar guru ... 58

Tabel 5. Frekuensi kategori persepsi siswa tentang metode mengajar guru.. 59

Tabel 6. Distribusi frekuensi data kondisi ekonomi orang tua siswa ... 61

Tabel 7. Frekuensi kategori kondisi ekonomi orang tua siswa ... 62

Tabel 8. Distribusi frekuensi data prestasi belajar siswa ... 64

Tabel 9. Frekuensi kategori prestasi belajar siswa ... 64

Tabel10. Rangkuman hasil uji normalitas ... 66

Tabel11.Rangkuman hasil uji linieritas... 67

Tabel12. Rangkuman uji multikolinieritas ... 68

Tabel13. Rangkuman hasil regresi X1-Y ... 69

Tabel14. Rangkuman hasil regresi X2-Y ... 71

Tabel15. Rangkuman hasil regresi ganda ... 72


(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Histogram Frekuensi Data Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru ... 58 Gambar 2. Diagram Lingkaran Frekuensi Kategori Persepsi Siswa Tentang

Metode Mengajar Guru ... 59 Gambar 3. Histogram Frekuensi Data Kondisi Ekonomi Orang Tua Siswa ... 61 Gambar 4. Diagram LingkaranFrekuensi Kategori Kondisi Ekonomi Orang

Tua Siswa ... 62 Gambar 5. Histogram Frekuensi Data Prestasi Belajar Siswa ... 64 Gambar 6.Diagram Lingkaran Frekuensi Kategori Prestasi Belajar Siswa ... 65


(13)

xiii

Lampiran 1. Angket Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru ... 86

Lampiran 2. Angket Kondisi Ekonomi Orang Tua Siswa ... 88

Lampiran 3. Tabel 1.Tabulasi Data Persepsi Siswa ... 91

Lampiran 4. Tabel 2.Tabulasi Data Kondisi Ekonomi Orang Tua Siswa ... 96

Lampiran5. Uji Validitas dan Reliabilitas Persepsi Siswa ... 100

Lampiran 6. Uji Validitas dan Reliabilitas Kondisi Ekonomi Orang Tua .. 103

Lampiran 7.Tabel 8.Tabulasis skor persepsi siswa, kondisi ekonomi Orang tua siswa dan prestasi belajar siswa…..……….. 106

Lampiran 8. Uji Prasyarat ... 109

Lampiran 9. Uji Regresi ... 115

Lampiran 10.Tabel 7. Nilai-Nilai r Product Moment ... 119

Lampiran 11. Tabel 17.Nilai-Nilai DalamDistribusi t ... 120

Lampiran 12. Tabel 15.Nilai-Nilai UntukDistribusi F ... 121

Lampiran 13. Nilai Ulangan Motor Bensin Siswa Kelas XI ... 122

Lampiran 14. Surat Keterangan Validasi ... 125

Lampiran 15. Surat Keterangan Validasi ... 126

Lampiran 16. Surat Ijin Penelitian ... 127

Lampiran 17. Kartu Bimbingan ... 131


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, demokratis serta bertanggung jawab. Sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 yang berbunyi:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib belajar 9 tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah pikir, olah rasa, dan olah raga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan, serta efisiensi manajemen pendidikan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah dan otonomi perguruan tinggi serta pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.


(15)

Implementasi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan enam standar nasional pendidikan, yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat menuntut sumber daya yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia juga merupakan syarat untuk mencapai tujuan mengacu pada kemampuan IPTEK.

Sekolah merupakan salah satu lembaga yang menyelenggarakan proses pendidikan formal. Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) adalah salah satu jenjang pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik menjadi lulusan yang siap terjun ke dunia kerja sesuai dengan keahliannya, meskipun tidak menutup kemungkinan bagi lulusan dari SMK dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu perguruan tinggi. Akan tetapi fokus utama dari SMK adalah mempersiapkan peserta didiknya untuk terjun ke dunia kerja setelah lulus dari SMK. Oleh karena itu agar dapat bersaing di dunia kerja yang semakin ketat, maka peserta didik harus benar-benar menjadi lulusan yang berkompeten atau berkualitas. Peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan tidak hanya dituntut agar menjadi pribadi yang cerdas dan berakhlak mulia tetapi lulusan dari SMK diharapkan dapat menjadi pribadi yang trampil. Pendidikan di SMK merupakan Pendidikan Sistem Ganda ( PSG ). Peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan tidak hanya melaksanakan pendidikan di sekolah tetepi juga melaksanakan


(16)

3

pendidikan di dunia usaha dan industri untuk mendapatkan pengalaman kerja di lapangan ( PKL ).

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Gantiwarno adalah salah satu sekolah yang bertugas dan berupaya menyiapkan siswa-siswanya menjadi manusia Indonesia seutuhnya, yaitu siswa-siswa yang mampu meningkatkan kualitas hidup, mengembangkan diri sehingga dapat menciptakan lapangan kerja, memiliki keahlian sehingga menjadi tenaga kerja produktif, keberanian membuka peluang, meningkatkan penghasilan, memenuhi keperluan tenaga kerja dunia usaha dan industri, menyiapkan siswa menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

SMK Negeri 1 Gantiwarno mengembangkan dua program keahlian yaitu program keahlian teknik otomotif dan tata busana. Dalam rangka mewujudkan visi, misi dan tujuan dari SMK tentu SMK Negeri 1 Gantiwarno mengalami berbagai kendala dan permasalahan khususnya terkait dengan prestasi belajar siswa. Dalam upaya mencapai prestasi belajar siswa yang tinggi tentu muncul berbagai permasalahan yang terkait baik yang datang dari siswa, guru, orang tua maupun sekolahan.

Kualitas suatu pendidikan dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapai oleh peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran selama kurun waktu tertentu. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2004:102-103) hasil belajar adalah realisasi dari kecakapan-kecakapan potensial yang dimiliki oleh seseorang dimana penguasaan hasil belajar dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaaan pengetahuan, ketrampilan berfikir maupun ketrampilan


(17)

motorik. Hasil belajar dalam mata pelajaran di sekolah dapat dilihat dari penguasaan akan mata pelajaran yang ditempuh.

Prestasi belajar motor bensin pada dasarnya dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern merupakan faktor yang ada dalam diri siswa, sedangkan faktor ekstern adalah faktor-faktor yang ada di luar diri siswa. Faktor intern meliputi faktor jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh), faktor psikologi (inteligensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan, kesiapan), faktor kelelahan. Faktor ekstern meliputi faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang budaya) faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, keadaan gedung), faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan).

Faktor-faktor tersebut mempunyai pengaruh sendiri-sendiri dalam proses belajar mengajar. Lokasi SMK Negeri 1 Gantiwarno yang beralamatkan di Teluk, Gantiwarno, Klaten dan sekolahan ini terletak di bawah pegunungan serta di tengah pemukiman masyarakat. Berdasarkan keterangan dari bapak Dwiyanto. S.Pd selaku kaprodi otomotif, mayoritas siswa-siswa SMK Negeri 1 Gantiwarno berasal dari keluarga berekonomi menengah ke bawah. Hal ini sangatlah mungkin karena berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti saat pra-observasi, sekolah ini berada di desa sehingga sebagian besar orang tua siswa bermata pencaharian buruh, petani dan pedagang.


(18)

5

Kemampuan ekonomi keluarga atau orang tua erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya (misalnya : makan, pakaian, kesehatan) juga intensitas dukungan sarana dan prasarana belajar harus terpenuhi (misanya : meja, kursi, penerangan, alat tulis menulis, buku-buku dan lain-lain). Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang.

Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi dan akibatnya kesehatan anak terganggu, sehingga belajar anak juga terganggu. Akibat yang lain anak selalu dirundung kesedihan sehingga anak merasa minder dengan teman yang lain, hal ini pasti akan mengganggu belajar anak dan pada akhirnya berpengaruh pada prestasi belajar anak di sekolah. Bahkan mungkin anak harus bekerja mencari nafkah untuk membantu orang tuanya walaupun sebenarnya anak belum saatnya untuk bekerja. Hal seperti ini juga akan mempengaruhi prestasi belajar anak di sekolah. Walaupun tidak dapat dipungkiri akibat ekonomi keluarga yang lemah, justru keadaan yang begitu menjadi cambuk baginya untuk belajar lebih giat dan akhirnya sukses.

Sebaliknya keluarga yang kaya raya, orang tua sering mempunyai kecenderungan untuk memanjakan anak. Anak hanya bersenang-senang dan berfoya-foya, akibatnya anak kurang dapat memusatkan perhatiannya kepada belajar. Hal tersebut juga dapat mengganggu belajar anak, sehingga prestasi belajarnya tidak memuaskan. Orang tua yang kemampuan ekonominya memadai akan menyediakan fasilitas pendidikan yang memadai pula. Sebaliknya orang tua yang kemampuan ekonominya rendah, tidak dapat memberikan kesempatan


(19)

memperoleh pendidikan yang memadai sehingga semua itu berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Motivasi belajar yang dimiliki sebagian siswa SMK Negeri 1 Gantiwarno masih rendah. Ini ditunjukkan oleh siswa ketika sedang proses pembelajaran di kelas maupun terkait dengan pengerjaan tugas-tugas sekolah diketahui ada beberapa siswa yang berada di kantin atau di luar kelas saat jam pelajaran telah dimulai, masih ada siswa yang tidak fokus dalam mengikuti pelajaran di kelas dan lebih asyik berbicara sendiri dengan temannya tentang topik lain di luar materi pelajaran, dan bahkan ada juga yang terlihat tidur di kelas saat pelajaran berlangsung.

Kemudian faktor guru, seorang guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran, sehingga seorang guru dituntut untuk dapat mengelola kelas dengan baik. Hal ini dapat ditunjang dengan penggunaan metode mengajar yang tepat, agar dapat mewujudkan kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien, serta tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan oleh guru tercapai.

Penggunaan metode mengajar guru dapat menimbulkan persepsi siswa yang berbeda-beda terhadap guru. Siswa yang mempunyai persepsi negatif tentang metode mengajar guru, maka siswa akan cenderung merasa bosan dan tidak menyukai pelajaran karena siswa memiliki anggapan bahwa metode mengajar yang digunakan guru monoton. Bagi siswa yang mempunyai persepsi positif tentang metode mengajar guru, maka siswa akan memperhatikan yang diterangkan oleh guru dan jika ada kesulitan dalam memahami materi yang diterangkan oleh guru maka siswa tersebut tidak segan-segan untuk bertanya.


(20)

7

Hal ini sesuai dengan pendapat Bimo Walgito (1994:54) persepsi adalah merupakan proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu, sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang intergrated dalam individu. Sehingga seorang guru yang mempunyai persepsi yang baik dalam proses belajar mengajar akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Setiap guru harus mempunyai kemampuan atau kompetensi, agar dapat melaksanakan tugas-tugas dengan baik. Menurut Cooper yang dikutip Nana Sudjana (2004:17), mengemukakan empat kompetensi guru, yakni: Guru harus mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya, mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat, dan bidang studi yang dibinanya, serta mempunyai ketrampilan teknik mengajar.

Kemampuan mengajar guru sesuai dengan tuntutan standar tugas yang diemban memberikan efek positif bagi hasil yang ingin dicapai seperti perubahan nilai, sikap siswa, ketrampilan siswa, dan perubahan pola kerja guru yang makin meningkat. Sebaliknya jika kemampuan mengajar yang dimiliki guru sangat sedikit akan berakibat bukan saja menurunkan prestasi belajar siswa tetapi juga menurunkan tingkat kinerja guru itu sendiri.

Prestasi belajar motor bensin siswa kelas XI Jurusan Teknik Otomotif SMK Negeri 1 Gantiwarno menunjukan masih belum optimal. Hal ini terlihat dari masih terdapat beberapa siswa yang nilainya kurang dari kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu 7,50 dan terpaksa harus mengikuti ulangan remidial untuk


(21)

memperbaiki nilainya agar mencapai KKM. Prestasi belajar motor bensin yang belum optimal mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya saja karena proses pembelajaran di kelas yang belum optimal atau kurangnya motivasi belajar siswa atau metode mengajar guru yang monoton menyebabkan persepsi siswa negatif tentang metode mengajar guru, sehingga berdampak pada proses pembelajaran di kelas tidak berjalan dengan efektif.

Melihat fenomena yang terjadi di SMK Negeri Gantiwarno bahwa prestasi belajar motor bensin siswa kelas XI Jurusan Teknik Otomotif tahun ajaran 2010/2011 belum optimal, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tenteng “ Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru Dan Kondisi Ekonomi Orang Tua Siswa Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Motor Bensin Siswa Kelas XI Jurusan Teknik Otomotif SMK Negeri I Gantiwarno Semester Gasal Tahun Pelajaran 2011/2012”.

B. Identifikasi Masalah

Prestasi belajar motor bensin siswa kelas XI Jurusan Teknik Otomotif SMK Negeri 1 Gantiwarno masih belum optimal. Prestasi belajar adalah tingkat kecakapan dan penguasaan suatu materi yang dicapai oleh siswa sebagai hasil dari proses belajar baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Berdasarkan data nilai yang diperoleh dari guru, prestasi belajar motor bensin siswa kelas XI Jurusan Teknik Otomotif SMK Negeri 1 Gantiwarno masih belum optimal. Hal ini terlihat dari masih terdapat hampir 40% siswa yang nilainya kurang dari


(22)

9

kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu 7,5 dan terpaksa harus mengikuti ulangan remidial untuk memperbaiki nilainya agar mencapai KKM.

Lingkungan sekolah di SMK Negeri 1 Gantiwarno tidak kondusif. SMK Negeri 1 Gantiwarno yang beralamatkan di Teluk, Kragilan, Gantiwarno, Klaten ini terletak di bawah pegunungan serta di tengah pemukiman masyarakat. Tentu saja hal ini merupakan kondisi yang kurang baik bagi sekolah karena dengan berada di tengah pemukiman masyarakat yang banyak aktivitas serta di sekitar sekolah banyak masyarakat yang memelihara hewan ternak (kambing maupun sapi) tentu saja hal ini akan mengganggu proses belajar siswa di sekolah. Selain itu karena letak sekolah berada di pelosok atau daerah terpencil sehingga sarana transportasi umum masih jarang, hal ini menyebabkan siswa susah untuk berangkat ke sekolah, sehingga banyak siswa yang terlambat datang sekolah.

Keadaan memampuan ekonomi orang tua siswa SMK Negeri 1 Gantiwarno mayoritas berada pada level menengah ke bawah. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti saat pra-observasi, sekolah ini berada di desa dan berdasarkan angket yang diberikan kepada para siswa diperoleh data sebagian besar atau mayoritas orang tua siswa bermata pencaharian buruh, petani dan pedagang. Serta berdasarkan wawancara dengan bapak Dwiyanto.S.Pd, banyak orang tua siswa datang ke sekolah untuk meminta keringanan biaya, dan beberapa siswa ditemui tidak masuk sekolah karena malu belum membayar uang sekolah. Hal itu akan berdampak psikis bagi para siswa-siswa tersebut. Selain itu ada beberapa siswa yang keluar dari sekolah lantaran tidak mampu membayar biaya sekolah lagi.


(23)

Motivasi belajar yang dimiliki oleh sebagian siswa kelas XI Jurusan Teknik Otomotif SMK Negeri 1 Gantiwarno masih rendah. Berdasarkan pengamatan saat pra-observasi dengan mengambil data dokumentasi dengan melihat dan memfoto pada saat kegiatan KBM siswa masih takut untuk menanyakan materi pelajaran yang belum dimengerti atau yang belum dipahami, pada saat jam pelajaran dimulai para siswa tidak langsung mempersiapkan diri untuk menerima pelajaran, saat pelajaran kosong siswa lebih suka menghabiskan waktunya dengan hal-hal yang kurang bermanfaat dan pada saat pelajaran dimulai siswa terkadang ada yang berdiskusi dengan teman sebangkunya dengan topik lain di luar materi pelajaran, serta ada juga yang tidur saat pelajaran dimulai.

Persepsi siswa tentang metode mengajar guru yang dimiliki siswa kelas XI Jurusan Teknik Otomotif SMK Negeri 1 Gantiwarno berbeda-beda. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti saat pra-observasi yang dilakukan dengan memberikan angket kepada siswa untuk diisi, diperoleh data ada sebagian siswa

mengatakan bahwa “ tidak suka diajar guru itu karena membosankan, hanya diberi

tugas tanpa dijelaskan” ada juga siswa yang mengatakan bahwa “ tidak suka diajar guru itu karena banyak cerita tidak fokus pada pelajaran, terlalu banyak ceramah”

dan masih banyak komentar siswa yang berkaitan dengan metode mengajar guru di sekolah SMK Negeri 1 Gantiwarno.

C. Batasan Masalah

Mengingat begitu kompleksnya permasalahan yang mempengaruhi prestasi belajar siswa pelajaran motor bensin maka diperlukan pembatasan masalah agar


(24)

11

hasil dari penelitian dan pembahasan dapat lebih terfokus dan mendalam pada permasalahan yang diangkat. Berkenaan dengan hal tersebut penelitian ini dititik beratkan pada permasalahan untuk mengetahui “Pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan kondisi ekonomi orang tua siswa terhadap prestasi belajar mata pelajaran motor bensin siswa kelas XI Jurusan Teknik Otomotif SMK Negeri I Gantiwarno semester gasal tahun pelajaran 2011/2012”.

D. Rumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan kegiatan penting yang harus ada dalam penulisan suatu karya ilmiah. Adanya permasalahan yang jelas maka proses pemecahan permasalahan akan terarah dan terfokus pada permasalahan tersebut. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran motor bensin siawa kelas XI Jurusan Teknik Otomotif SMK Negeri I Gantiwarno semester gasal tahun pelajaran 2011/2012?

2. Adakah pengaruh kondisi ekonomi orang tua siswa terhadap prestasi belajar mata pelajaran motor bensin siswa kelas XI Jurusan Teknik Otomotif SMK Negeri I Gantiwarno semester gasal tahun pelajaran 2011/2012?

3. Adakah pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan kondisi ekonomi orang tua siswa secara bersama-sama terhadap prestasi belajar mata


(25)

pelajaran motor bensin siawa kelas XI Jurusan Teknik Otomotif SMK Negeri I Gantiwarno semester gasal tahun pelajaran 2011/2012?

E. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini perlu adanya tujuan yang berfungsi sebagai acuan pokok terhadap masalah yang diteliti, sehingga peneliti akan dapat bekerja secara terarah dalam mencari data sampai pada langkah pemecahan masalahnya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran motor bensin siswa kelas XI Jurusan Teknik Otomotif di SMK Negeri 1 Gantiwarno semester gasal tahun pelajaran 2011/2012.

2. Untuk mengetahui pengaruh kondisi ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar mata pelajaran motor bensin siswa kelas XI Jurusan Teknik Otomotif di SMK Negeri 1 Gantiwarno semester gasal tahun pelajaran 2011/2012. 3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru

dan kondisi ekonomi orang tua siswa secara bersama-sama terhadap prestasi belajar mata pelajaran motor bensin siawa kelas XI Jurusan Teknik Otomotif SMK Negeri I Gantiwarno semester gasal tahun pelajaran 2011/2012?

F. Kegunaan penelitian

Hasil penelitian ini diharakan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik maupun secara praktik, yaitu :


(26)

13

1. Secara Teoritik

Pendidikan di Indonesia yang sudah mengacu pada standar Internasional memerlukan adanya perubahan-perubahan yang signifikan dalam hal proses belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan dan pendidikan, khususnya kaitannya dengan persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan kondisi ekonomi orang tua siswa terhadap prestasi belajar siswa.

2. Secara Praktis a. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman bagi penulis sebagai pengembangan ilmu yang sudah didapat di bangku kuliah. Sehingga pada saat terjun kedalam bidang pendidikan, penulis nantinya dapat menerapkan ilmunya untuk memaksimalkan hasil belajar para siswa di sekolah tempat mengajarnya.

b. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan, terutama para calon guru dan guru dalam usaha memaksimalkan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode mengajar yang tepat dan sesuai dengan karakteristik siswa. Sehingga siswa mempunyai persepsi yang baik tentang metode yang digunakan guru, sehingga menjadikan siswa lebih antusias dalam mengikuti pelajaran.


(27)

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk meningkatkan mutu pendidikan, khususnya di sekolah SMK Negeri 1 Gantiwarno sehubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.

d. Bagi Universitas Negeri Yogyakarta

Hasil penelitin ini diharapkan dapat menambah koleksi pustaka, sehingga dapat dijadikan referensi bagi peneliti sejenis.


(28)

15 BAB II

LANDASAN TEORI

Untuk menjelaskan variabel penelitian yakni prestasi belajar, persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan kondisi ekonomi keluarga maka disajikan kajian teori tentang variabel-variabel tersebut sebagai berikut :

A. Deskripsi Teori 1. Belajar

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat mendasar dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Belajar merupakan kegiatan penting untuk memperoleh peningkatan pengetahuan dan ketrampilan. Menurut Slameto (2010:2) mengemukakan bahwa ͞ belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya͟ perubahan-perubahan yang terjadi pada individu ini banyak sekali, baik sifat maupun jenisnya. Setiap perubahan yang terjadi tidak semuanya merupakan perubahan dalam arti belajar. Perubahan dalam arti belajar misalnya bertambahnya pengalaman, kecakapan, perubahan tingkah laku, sikap, ketrampilan, dan sebagainya.


(29)

Belajar merupakan aktivitas yang sangat penting untuk mencapai tujuan pendidikan khususnya untuk mencapai prestasi belajar. Sri Rumini, dkk (2006:59) mendifinisikan belajar sebagai berikut :

͞Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap, baik yang dapat diamati maupun tidak dapat diamati secara langsung yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dalam interaksi dengan lingkungan͟

Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses yang menghasilkan suatu perubahan yang terjadi karena latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis dan interaksi antara individu dengan lingkungan.

Sumadi Suryabrata(2002:232) menyebutkan bahwa hal-hal pokok dalam difinisi belajar sebagai berikut:

a. Belajar itu memberi perubahan

b. Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru c. Perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja)

Dari pengertian di atas bahwa belajar merupakan usaha yang dilakukan individu dengan sengaja untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang berbeda dengan sebelum melakukan belajar, sebagai hasil pengalaman dan interaksi individu tersebut dengan lingkungannya.

Bukti seseorang dikatakan belajar apabila terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang tersebut, misalnya tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil dari belajar akan tampak pada setiap perubahan yang terjadi dari berbagai aspek. Menurut


(30)

17

Oemar Hambalik (2004:45) aspek-aspek perubahan yang terjadi pada individu karena belajar antara lain sebagai berikut :

a. Pengetahuan b. Penguasaan c. Kebiasaan d. Persepsi e. Kesenangan f. Minat

g. Penyelesaian soal h. Cita-cita

i. Sikap

Seseorang yang telah melakukan kegiatan belajar maka akan terlihat terjadinya perubahan dalam salah satu aspek atau beberapa aspek tersebut. Perubahan-perubahan karena belajar merupakan hasil belajar yang dapat diketahui dari prestasi belajar. Belajar merupakan aktivitas yang penting dalam pencapaian tujuan yaitu pencapaian prestasi belajar. Belajar akan lebih bermakna jika memperlihatkan prinsip-prinsip dalam belajar. Menurut Slameto (2010: 27-28) mengungkapkan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut :

a. Proses belajar adalah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melampaui.

b. Proses itu melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan bermacam-macam pelajaran yang terpusat pada satu tujuan.

c. Pengalaman belajar secara maksimal bermakna bagi kehidupan murid.

d. Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid sendiri yang mendorong motivasi yang kontinyu.

e. Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh setiap heraditas dan lingkungan.

Prinsip-prinsip belajar hanya memberikan petunjuk umum tentang belajar, tetapi prinsip-prinsip itu tidak dapat dijadikan hukum mutlak dalam belajar. Kalau tujuan belajar berbeda maka dengan sendirinya


(31)

cara belajar juga harus berbeda. Prinsip-prinsip ini dapat digunakan sebagai petunjuk dalam belajar sehingga hasil belajar yang diperoleh yaitu hasil belajar yang optimal.

Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan belajar adalah proses perubahan tingkah laku untuk memperoleh ilmu pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap pada diri seseorang yang diharapkan mampu mentransfer apa yang didapat dari belajar serta manghasilkan suatu perubahan pengetahuan maupun ketrampilan.

2. Prestasi belajar

Berbicara tentang prestasi belajar siswa maka tidak terlepas dari hasil belajar siswa karena prestasi belajar yang diperoleh merupakan suatu hasil dari perubahan karena belajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1101) pengertian prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa dari yang telah dilakukan atau yang dikerjakan siswa, lazimnya yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.

Hal ini sesuai dengan apa yang disajikan oleh beberapa pakar berikut, Sutratinah Tirtonegoro (2001:43) prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata (2002:294) hasil belajar diperoleh dengan cara melakukan ujian terhadap siswa, dengan hasil ujian tersebut maka


(32)

19

guru dapat menentukan atau menilai sejauh mana kemajuan yang telah dicapai oleh anak didik, hasil ujian tersebut nantinya dijadikan dasar untuk menentukan siswa ke dalam kategori tertentu.

Seseorang dikatakan berhasil dalam belajarnya apabila dalam dirinya terjadi perubahan tingkah laku yang relatif menetap. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006:23) berpendapat bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan-perubahan dalam individu sebagai hasil dari aktivitas berlajar.

Berdasarklan uraian di atas prestasi belajar dapat diartikan sebagai nilai yang diperoleh siswa selama semester gasal dalam mengikuti mata pelajaran motor bensin dan merupakan hasil pengukuran dari proses belajar motor bensin yang meliputi pengetahuan, ketrampilan.

a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi

Untuk mencapai suatu prestasi belajar yang baik dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor internal maupun eksternal. Prestasi belajar mata diklat motor yang dicapai siswa pada hakikatnya merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor. Oleh karena itu, pengenalan guru terhadap faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa penting sekali dalam rangka membantu siswa mencapai prestasi belajar yang seoptimal mungkin, dengan kemampuanya masing-masing. Adapun faktor-faktor yang dimaksud menurut Ngalim Purwanto (2006:107) sebagai berikut :


(33)

Faktor yang berasal dari luar siswa :

1) Lingkungan, meliputi : alam dan sosial

2) Instrumental, meliputi : kurikulum atau bahan pengajaran, guru atau pengajar, sarana dan fasilitas, dan administrasi atau manajemen

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa.

1) Fisiologi, meliputi : kondisi fisik, kondisi panca indra

2) Psikologis, meliputi : bakat, minat, kecerdasan, motivasi, dan kemampuan.

Menurut M Dalyono (2009:55-60) ada beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar antara lain sebagai berikut : 1) Faktor intern, adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang

yang belajar, yaitu :

a) Kesehatan, pemeliharaan kesehatan sangat penting bagi setiap orang, baik fisik maupun mental, agar badan tetep kuat, pikiran selalu segar dan bersemangat dalam melaksanakan kegiatan belajar.

b) Inteligensi dan bakat, kedua aspek kejiwaan (psikis) ini besar sekali pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Seseorang yang memiliki inteligensi baik (IQ-nya tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik, begitu juga sebaliknya. Serta orang yang mempunyai bakat, maka akan lebih mudah mempelajari dari pada orang yang tidak mempunyai bakat.

c) Minat dan motivasi, sama halnya dengan inteligensi dan bakat, minat dan motivasi adalah aspek psikis yang juga besar pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi belajar. d) Cara belajar, belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor

fisiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan. Jadi cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajar.

2) Faktor ekstern, adalah faktor yang berasal dari luar diri orang yang belajar, yaitu :

a) Keluarga, faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, dan sebagainya , semuanya itu juga turut menentukan keberhasilan belajar anak.

b) Sekolah, keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan


(34)

21

kemampuan anak, dan sebagainya , semuanya itu juga turut menentukan keberhasilan belajar anak.

c) Masyarakat, keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar. Bila di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar, begitu juga sebaliknya.

d) Lingkungan sekitar, keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat penting dalam mempengaruhi prestasi belajar. Keaadaan bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar motor bensin dapat digolongkan menjadi dua macam yakni : faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern siswa dipengaruhi oleh motivasi belajar, minat siswa, bakat, taraf intelegensi, sikap, perasaan, keadaan fisik, psikis. Faktor ekstern siswa dipengaruhi oleh lingkungan, sarana dan prasarana, guru, serta metode mengajarnya.

3. Pesepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru a. Persepsi

Persepsi pada hakekatnya seperti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1061) adalah͟ Tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indranya͟ Kemudian menurut Sugihartono, dkk (2007:8) persepsi adalah proses untuk menerjemahkan atau menginterpretasikan stimulus yang masuk dalam alat indra. Persepsi merupakan proses dimana seseorang memahami setiap informasi yang diterima. Persepsi dapat mempengaruhi sikap atau perilaku,


(35)

tindakan dan keputusan yang akan diambil seseorang setelah melakukan pertimbangan.

Menurut Slameto (2010:102) persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia melalui indra penglihatan, pendengaran, peraba, perasa dan penciuman, untuk melakukan hubungan dengan lingkungannya. Menurut Muhammad Ali dan Muhhamad Asrori (2005:193) persepsi yang ada pada individu tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi melalui proses. Obyek kejadian yang dialami oleh individu akan menimbulkan stimulus yang kemudian mengenai panca indra. Oleh karena persepsi yang dimiliki seseorang berbeda-beda dengan orang lain walaupun obyek yang sama. Sama halnya dengan persepsi siswa terhadap gurunya. Siswa yang mempunyai persepsi yang berbeda-beda terhadap metode mengajar yang digunakan oleh guru. Siswa yang merasa bisa menerima pelajaran yang disampaikan guru cenderung mempunyai persepsi yang positif, tetapi siswa yang bosan terhadap pelajaran cenderung mempunyai persepsi negatif.

Persepsi berpengaruh terhadap pembinaan sikap, maksudnya seorang guru yang berhasil membangun interaksi dengan baik dengan siswa, maka guru tersebut telah membina hubungan yang baik dengan siswa. Dalam kaitannya dengan persepsi, seorang guru dan siswa memiliki persepsi masing-masing, sehingga seorang guru harus bisa menjadi panutan untuk siswa agar terbina hubungan yang


(36)

23

baik, makin akrab hubungan tersebut semakin mudah bagi guru untuk mempengaruhi siswa untuk melakukan kegiatan belajar sesuai dengan konsep-konsep guru. Akhirnya dengan persepsi yang baik maka akan tercipta hubungan yang harmonis antara seorang guru dengan siswa dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi yang dimaksud adalah tanggapan dan kesan yang diberikan oleh seseorang terhadap sesuatu, termasuk kesan atau tanggapan seorang siswa terhadap seorang guru.

b. Metode mengajar

Metode mengajar menurut Tardif yang dikutip oleh Muhibbin Syah (2005:201) ialah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa. Sedangkan menurut Nana Sudjana (2004:76) mengemukakan bahwa ͞ Metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran͟.

Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode mengajar guru adalah suatu cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas agar tercipta suatu kondisi belajar yang efektif, khususnya dalam penyampaian materi pelajaran.


(37)

c. Hakikat Mengajar

Menurut Raka Joni (1985:42) tentang hakikat mengajar dalam dunia pendidikan, secara ringkas disajikan sebagai berikut :

1) Proses belajar mengajar terjadi bila anak didik berinteraksi aktif dengan lingkungan belajar yang telah dikondisikan oleh guru. 2) Dalam proses belajar mengajar dibutuhkan strategi, media

pembelajaran dan teknologi pendidikan yang tepat.

3) Dalam proses mengajar materi pengajaran dan sistem penyampaian harus berkembang.

4) Pembentukan kompetensi profesional memerlukan pengintegrasian fungsional antara teori dan praktek, selain itu antara materi dan metodologi penyampaiannya.

5) Kriteria keberhasilan proses belajar mengajar yang utama dalam pendidikan adalah pendemonstrasian penguasaan kompetensi. d. Ketrampilan Mengajar

Guru mempunyai kedudukan yang penting dalam pendidikan. Sebab seorang guru mempunyai tanggung jawab dan tugas untuk mencerdaskan anak didiknya. Untuk melaksakan tugas dan tanggung jawab itu maka guru harus mempunyai ketrampilan-ketrampilan yang dibutuhkan dalam mengajar. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006:41) guru dalam mengajar harus membekali dirinya dengan ketrampilan membuka, menutup pelajaran, menjelaskan mata pelajaran, mengajar kelompok kecil


(38)

25

dan perorangan, mengelola kelas, menggunakan variasi cara dalam mengajar, memimpin diskusi, melakukan penguatan, kemampuan bertanya pada siswa.

1) Ketrampilan membuka

Ketrampilan atau kemampuan guru dalam menyiapkan mental dan perhatian siswa dengan apa yang akan dipelajari. 2) Ketrampilan menutup pelajaran

Ketrampilan ini berhubungan dengan kemampuan guru memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh anak didik, mengetahui tingkat pencapaian anak didik dan tingkat keberhasilan guru dalam proses mengajar. 3) Ketrampilan menjelaskan mata pelajaran

Ketrampilan ini berhubungan dengan kemampuan guru dalam memberikan informasi atau pelajaran kepada anak didik dengan sistematis. Dalam ketrampilan ini tingkat kesuksesan dalam menjelaskan dapat dilihat dari tingkat pemahaman yang diperoleh anak didik tentang yang disampaikan.

4) Ketrampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan

Dalam ketrampilan ini guru harus kemampuan untuk membangun hubungan yang harmonis dengan anak didik, memonitor dan membimbing dalam kegiatan pembelajaran.


(39)

5) Ketrampilan mengelola kelas

Ketrampilan ini berhubungan dengan kemampuan guru dalam mengkondisikan dan memelihara kondisi belajar yang optimal saat proses pembelajaran.

6) Ketrampilan menggunakan variasi dalam mengajar

Ketrampilan ini berhubungan dengan kemampuan guru melakukan variasi pada gaya mengajar yang dilakukan, penggunaan media, bahan ajar dan interaksi dengan anak didik. 7) Ketrampilan memimpin diskusi kelompok

Ketrampilan ini berhubungan dengan kemampuan guru untuk memimpin anak didik dalam diskusi kompok.

8) Ketrampilan penguatan (Reinforcement)

Ketrampilan ini berhubungan dengan kemampuan guru dalam memberikan respon pada anak didiknya saat proses pembelajaran, baik respon positif dan negatif. Respon positif misalnya dengan memberikan pujian atau hadiah pada anak yang baik dalam melaksanakan tugas pembelajaran. Respon negatif misalnya dengan memberikan hukuman pada anak didik yang membangkang.

9) Ketrampilan bertanya

Berhubungan dengan kemampuan guru mengajukan pertanyaan yang berkualitas kepada anak didik. Dengan


(40)

27

pertanyaan tersebut diharapkan mampu mempengaruhi kondisi kelas menjadi lebih hidup dalam proses belajar.

e. Pertimbangan dalam memilih metode mengajar

Menurut Winarno yang dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah (2006:78-81) mengatakan bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor , sebagai berikut :

1) Anak didik, adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan. Di ruang kelas guru akan berhadapan dengan sejumlah anak didik dengan latar belakang kehidupan yang berlainan, status sosial mereka juga bermacam-macam.

2) Tujuan, sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Tujuan pendidikan dan pengajaran berbagai-bagai jenis dan fungsi.

3) Situasi, keadaan kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selalu sama dari hari ke hari. Pada suatu waktu boleh jadi guru ingin menciptakan situasi belajar mengajar di alam terbuka, yaitu di luar ruang sekolah. Maka guru dalam hal ini tentunya memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu.

4) Fasilitas, adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. 5) Guru, setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda.

Seorang guru misalnya kurang suka berbicara, tetapi seorang guru yang lain suka berbicara.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2006:191) seorang guru dalam memilih metode mengajar yang akan digunakan harus memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:

1) Berpedoman pada tujuan

2) Perbedaan individu atau karakteristik anak didik 3) Kemampuan guru

4) Sifat bahan pelajaran atau materi pelajaran 5) Situasi kelas

6) Kelengkapan fasilitas


(41)

f. Jenis-jenis metode mengajar

Jenis-jenis metode mengajar menurut Nana Sudjana (2004:77-89) adalah sebagai berikut :

1) Metode ceramah

Ceramah adalah penuturan bahan palajaran secara lisan. Metode ini tidak senantiasa jelek bila penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung dengan alat dan media, serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunaannya. 2) Metode tanya jawab

Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat

two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antar guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam kondisi ini terlihat hubungan timbal balik secara langsung antara guru dengan siswa.

3) Metode diskusi

Diskusi pada dasarnya ialah tukar menukar informasi, pendapat, dan unsur-unsuur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapatkan perhatian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama.

4) Metode tugas belajar dan resitasi

Tugas atau resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih luas dari itu. Tugas bisa dilaksanakan atau dikerjakan di rumah, di sekolah maupun di perpustakaan. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individu maupun secara kelompok.

5) Metode kerja kelompok

Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil (sub-sub kelompok) 6) Metode demonstrasi dan eksperimen

Demonstrasi dan eksperimen merupakan metode mengajar yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta (data) yang benar. Demonstrasi yang dimaksud ialah suatu metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu.

7) Metode sosiodrama (role playing)

Metode sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama artinya, dan dalam pemakaiannya sering disilih gantikan. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial.


(42)

29

8) Metode problem solving

Metode problem solving (metode pemecah masalah) bukan hanya sekedar medote mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai dengan menarik kesimpulan.

9) Metode sistem regu

Team teaching pada dasarnya ialah metode mengajar, dua orang guru atau lebih bekerja sama mengajar sebuah kelompok siswa. Jadi dalam satu kelas dihadapi beberapa guru.

10) Metode latihan

Metode latihan pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketrampilan dari apa yang telah dipelajari.

11) Metode karyawisata

Karyawisata dalam arti metode mengajar mempunyai arti yang berbeda dengan karyawisata pada umumnya. Karyawisata di sini berarti kunjungan ke luar kelas dalam rangka belajar

12) Metode resource person

Metode resource person dimaksudkan ialah orang luar (bukan guru) memberi pelajaran kepada siswa. Orang luar ini diharapkan memiliki keahlian khusus misalnya: petugas penyuluh lapangan, pertanian, diminta untuk memberikan penjelasan tentang panca usaha tani di depan kelas.

13) Metode survai masyarakat

Pada dasarnya survai berarti cara untuk memperoleh informasi atau keterangan dari sejumlah unit tertentu dengan jalan observasi dan komunikasi langsung.

14) Metode simulasi

Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah. Dengan demikian simulasi dalam metode mengajar dimaksudkan sebagai cara untuk menjelaskan sesuatu (bahan pelajaran) melalui perbuatan yang bersifat pura-pura yang dilakukan seolah-olah dalam keadaan yang sebenarnya. g. Pengertian persepsi siswa tentang metode mengajar guru

Berdasarkan teori persepsi dan metode mengajar guru di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian persepsi siswa tentang metode mengajar guru adalah tanggapan siswa tentang bagaimana cara atau metode yang digunakan guru yang bersangkutan dalam mengajar. Adapun indikator yang digunakan dalam persepsi siswa tentang


(43)

metode mengajar guru adalah kesesuaian metode mengajar dengan tujuan pembelajaran, kesesuaian metode mengajar dengan materi pembelajaran, kesesuaian metode mengajar sesuai dengan karakteristik peserta didik, kesesuaian metode mengajar dengan kemampuan guru.

4. Kondisi Ekonomi Orang Tua Siswa a. Pengertian kondisi ekonomi

Agar dapat menunjang pendidikan peserta didik yang baik dibutuhkan adanya sarana dan kelengkapan yang mewadahi. Dalam memenuhi sarana dan kelengkapan tersebut diperlukan dana. Masalah ketersediaan dana untuk menunjang pendidikan peserta didik yang baik berkaitan dengan kondisi ekonomi orang tua.

Kondisi ekonomi adalah status atau kedudukan yang merekat pada seseorang yang dapat dilihat dari pola kehidupan sehari-hari melalui ciri-ciri tertentu yang dinamakan status simbol. Menurut Soerjono Soekanto (2000:267) ada beberapa ciri tertentu yang dianggap sebagai status simbol, misalnya cara berpakaian, pergaulan, cara mengisi waktu luang, memilih tempat tinggal, cara dan corak mengisi rumah kediaman dan seterusnya. Sedangkan menurut Dimyati Mahmud (1992:101) status ekonomi antara lain meliputi tingkat pendapatan, tingkat penghasilan, jenis pekerjaan, jabatan orang tua, fasilitas khusus, dan barang-barang berharga yang ada di rumah seperti radio, televisi, kulkas, dan lain-lain,


(44)

31

Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi ekonomi orang tua adalah kenyataan yang terlihat atau terasakan oleh indra manusia tentang keadaan orang tua dan kemampuan orang tua dalam memenuhi kebutuhannya

b. Indikator kondisi ekonomi

Kondisi ekonomi keluarga dapat dilihat dari indikator sebagai berikut :

1) Pekerjaan

Pengertian pekerjaan menurut Poerwodarminto (1996:180) adalah :

a) Barang apa yang dilakukan atau diperbuat, tugas kewajiban, hasil bekerja atau perbuatan

b) Mata pencaharian, barang yang dijadikan pokok kehidupan, sesuatu yang dilakukan untuk mendapatkan nafkah

c) Hal belajarnya sesuatu

Kesimpulan yang dapat diambil bahwa pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah dan untuk mengubah dirinya dengan tujuan meningkatkan taraf hidup. 2) Pendapatan

Menurut Wahu Adji, dkk (2004:3) pendapatan adalah uang yang diterima oleh seseorang dan perusahaan dalam bentuk gaji, upah, sewa, bunga dan laba. Termasuk juga beragam tunjangan seperti kesehatan dan pensiun. Sedangkan menurut


(45)

Bangun yang dikutip oleh Mulyanto Sumardi (1982:322) pendapatan adalah jumlah penghasilan riil seluruh anggota keluarga yang disambungkan untuk memenuhi kebutuhan bersama ataupun perseorangan dalam keluarga

3) Kebutuhan atau pengeluaran.

Secara alamiah manusia tidak dapat pisah dari kebutuhannya, manusia mempunyai kebutuhan yang tidak terbatas baik jumlah maupun jenisnya. Manusia membutuhkan makanan, pakaian dan rumah. Selain itu manusia juga membutuhkan barang-barang kebutuhan sekunder, pendidikan, rekreasi dan lain-lain. Semakin tinggi taraf hidup ( kemampuan ekonomi ) seseorang semakin tinggi pula kualitas dan kuantitas kebutuhannya, karena manusia merasa dirinya makmur apabila semua kebutuhannya dapat terpenuhi.

4) Kepemilikan harta yang bernilai ekonomi

Menurut Mulyanto Sumardi ( 1982 : 93 ) kepemilikan harta dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

a) Kepemilikan harta berupa uang

b) Kepemilikan harta berupa barang, seperti sawah, barang elektronik, alat transportasi, perhiasan dan sebagainya 5) Kondisi rumah.

a) Keluarga kaya umumnya memiliki rumah permanen bahkan rumah bertingkat, terbuat dari tembok, lantainya


(46)

33

menggunakan keramik, kamar mandinya berada di dalam rumah, rumah milik sendiri.

b) Keluarga menengah, rumah milik sendiri, permanen dengan lantai keramik tetapi tidak mewah, kamar mandi di dalam rumah.

c) Rumah keluarga miskin umumnya semi permanen, tidak ada kamar mandi di dalam rumah, pemiliknya menggunakan kamar mandi atau wc umum.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Rina Fitria Kusumayanti ( 2009 ) dengan judul ͞ Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Guru Mengajar dan Gaya Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 2 Magelang Tahun Ajaran 2009/2010 ͟ dari hasil penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh positif dan segnifikan antara persepsi siswa tentang metode guru mengajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas X program keahlian Akhutansi SMK Negeri 2 Magelang Tahun Ajaran 2009/2010. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil koefisien korelasi sebesar 0,467 koefisien determinasi 0,218 dan thitung lebih besar dari ttabel ( 4,514> 1,992 ) pada taraf segnifikasi 5% dengan sumbangan Relatif ( SR ) sebesar 51,72% dan sumbangan efektif sebesar 18,71 %. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama meneliti prestasi belajar siswa dan sama-sama variabel bebas persepsi siswa tentang metode mengajar guru.


(47)

Penelitian yang dilakukan oleh Ratna Dwi Purwitasari ( 2009 ) dengan

judul “ Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua, Motivasi Berprestasi, Dan Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten Tahun Ajaran 2008/2009 ” dari hasil penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh positif dan segnifikan antara status sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI program keahlian akuntansi SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten tahun ajaran 2008/2009. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil thitung 3,251 lebih besar dari ttabel 2,000 dengan N=79 pada taraf signifikasi 5% (3,251>2,000).2). Terdapat pengaruh positif dan segnifikan antara motivasi terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI program keahlian akuntansi SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten tahun ajaran 2008/2009. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil thitung 4,945 lebih besar dari ttabel 2,000 dengan N=79 pada taraf signifikasi 5% (4,945>2,000).3). Terdapat pengaruh positif dan segnifikan antara disiplin belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI program keahlian akuntansi SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten tahun ajaran 2008/2009. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil thitung 3,493 lebih besar dari ttabel 2,000 dengan N=79 pada taraf signifikasi 5% (3,493>2,000). Terdapat pengaruh positif dan segnifikan antara status sosial ekonomi orang tua, motivasi berprestasi, dan disiplin belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI program keahlian akuntansi SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten tahun ajaran 2008/2009. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil Fhitung lebih besar dari Ftabel dengan N=79


(48)

35

pada taraf signifikasi 5% (17,710>2,72) dengan koefisien determinasi 0,415 dan sumbangan efektif sebesar 41,47%. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama meneliti prestasi belajar siswa dan sama-sama variabel bebas status sosial ekonomi orang tua.

C. Kerangka Berpikir

Persepsi merupakan proses dimana seseorang menerima, mengidentifikasi, dan menanggapi suatu rangsangan atau informasi yang diterima melalui panca indra. Setiap siswa pasti mempunyai persepsi yang berbeda-beda dalam proses pembelajaran, khususnya persepsi siswa terhadap metode mengajar guru. Persepsi siswa yang baik terhadap metode mengajar guru akan sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran di kelas. Siswa akan lebih antusias untuk mengikuti dan akan berperan aktif dalam proses pembelajaran serta siswa dapat lebih cepat menyerap pelajaran yang disampaikan oleh guru, sedangkan guru akan lebih mudah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Begitu juga sebaliknya, jika persepsi siswa terhadap metode mengajar guru kurang baik, siswa akan enggan mengikuti proses pembelajaran dan cenderung pasif serta guru pun akan merasa kesulitan dalam penyampaian materi pelajaran kepada siswa. Dengan demikian sangat dimungkinkan persepsi siswa terhadap metode mengajar guru berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.


(49)

Kondisi ekonomi orang tua berpengaruh dengan prestasi belajar siswa, karena tinggi rendahnya status sosial ekonomi orang tua berpengaruh terhadap pola asuh orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Orang tua yang memiliki kondisi ekonomi yang tinggi cenderung akan lebih bisa memenuhi fasilitas belajar, sarana dan perhatian anaknya dalam belajar. Dengan fasilitas yang lengkap akan mendukung pengembangan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki, sehingga apabila siswa dengan status sosial orang tua yang tinggi maka akan cenderung prestasi belajar anak tersebut tinggi. Begitu juga sebaliknya apabila siswa dengan status sosial ekonomi orang tua rendah memungkinkan anak mengalami kesulitan dalam belajar karena kurangnya dukungan moral maupun material dari orag tua sehingga ada kecenderungan prestasi belajar anak tersebut rendah. Keadaan orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pekerjaan, pendapatan orang tua dan kepemilikan barang berharga. Dengan demikian sangat dimungkinkan kondisi ekonomi orang tua berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Persepsi siswa yang baik terhadap metode mengajar guru akan sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran di kelas. Siswa akan lebih antusias untuk mengikuti dan akan berperan aktif dalam proses pembelajaran serta siswa dapat lebih cepat menyerap pelajaran yang disampaikan oleh guru, didukung orang tua dapat memenuhi fasilitas belajar, sarana dan perhatian anaknya dalam belajar maka akan mendukung pengembangan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki. Dengan demikian sangat dimungkinkan persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan kondisi


(50)

37

ekonomi orang tua secara bersama-sama berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

D. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian adalah alur sederhana yang mendeskripsikan pola hubungan variabel penelitian atau prosedur kerja penelitian untuk memecahkan masalah penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas 1 adalah persepsi siswa tentang metode mengajar guru (X1), variabel bebas 2 adalah kondisi ekonomi orang tua siswa ( X2 ), sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belajar motor bensin (Y). Keterkaitan antar variabel dapat digambarkan sebagai berikut :

Keterangan :

X1 : Persepsi siswa tentang metode mengajar guru X2 : Kondisi ekonomi orang tua siswa

Y : Prestasi belajar motor bensin

r

1 : Pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap prestasi belajar motor bensin

r

2 : Pengaruh kondisi ekonomi orang tua siswa terhadap prestasi belajar motor bensin

r

3 : Pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan kondisi ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar motor bensin

Y

r

1

X2 X1

r

2 r3


(51)

E. Hipotesis Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:71) Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Terdapat pengaruh positif persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran motor bensin siswa kelas XI Jurusan Teknik Otomotif SMK Negeri I Gantiwarno semester gasal tahun pelajaran 2011/2012.

2. Terdapat pengaruh positif kondisi ekonomi orang tua siswa terhadap prestasi belajar mata pelajaran motor bensin siswa kelas XI Jurusan Teknik Otomotif SMK Negeri I Gantiwarno semester gasal tahun pelajaran 2011/2012.

3. Terdapat pengaruh positif persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan kondisi ekonomi orang tua siswa terhadap prestasi belajar mata pelajaran motor bensin siswa kelas XI Jurusan Teknik Otomotif SMK Negeri I Gantiwarno semester gasal tahun pelajaran 2011/2012.


(52)

39 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian expost facto. Penelitian ini disebut penelitian expost facto, karena penelitian ini untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan meruntut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.

Setiap penelitian pada dasarnya memiliki teknik untuk mendekati suatu objek penelitian, karena penentuan pendekatan yang diambil akan memberikan petunjuk yang jelas bagi rencana penelitian yang akan dilakukan. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang artinya semua informasi yang diperoleh diwujudkan dalam angka dan analisis yang digunakan adalah analisis statistik.(Sugiyono, 2009:7)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI Jurusan Teknik Otomotif SMK Negeri 1 Gantiwarno yang beralamatkan di Teluk, Kragilan, Gantiwarno, Klaten. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret 2012 sampai dengan Mei 2012.

C. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:3), yang dimaksud variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang


(53)

mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun variabel dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

1. Variabel Bebas

a. Persepsi siswa tentang metode mengajar guru ( X1) b. Kondisi ekonomi orang tua siswa ( X2 )

2. Variabel terikat yaitu prestasi belajar mata pelajaran motor bensin siswa kelas XI Jurusan Teknik Otomotif SMK Negeri 1 Gantiwarno semester gasal tahun pelajaran 2011/2012.

D. Definisi Operasional Variabel

Persepsi siswa tentang metode mengajar guru adalah tanggapan siswa tentang bagaimana cara atau metode yang digunakan guru yang bersangkutan dalam mengajar. Adapun indikator yang digunakan dalam persepsi siswa tentang metode mengajar guru adalah kesesuaian metode mengajar dengan tujuan pembelajaran, kesesuaian metode mengajar dengan materi pembelajaran, kesesuaian metode mengajar sesuai dengan karakteristik peserta didik, kesesuaian metode mengajar dengan kemampuan guru.

Kondisi ekonomi orang tua siswa adalah keadaan orang tua siswa atau kemampuan orang tua siswa dalam memenuhi kebutuhannya yang dilihat dari indikator pekerjaan, pendapatan dan pengeluaran, kepemilikan aset, kondisi rumah.


(54)

41

Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat kecakapan dan penguasaan materi pelajaran motor bensin yang diajarkan di kelas XI semester gasal Jurusan Teknik Otomotif SMK Negeri 1 Gantiwarno tahun pelajaran 2011/2012, baik teori maupun praktek. Data prestasi belajar siswa diperoleh dari nilai rata-rata ulangan siswa dalam semester gasal.

E. Populasi Penelitian

Populasi penelitiannya adalah siswa kelas XI Jurusan Teknik Otomotif SMK Negeri 1 Gantiwarno tahun pelajaran 2011/2012 berjumlah 77 siswa. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:134), bahwa subyek penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Apabila jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Berdasarkan ini maka seluruh populasi yang berjumlah 77 siswa menjadi responden penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara untuk memperoleh bahan-bahan keterangan atau kenyataaan yang benar untuk mengungkapkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, baik data pokok maupun data penunjang. Untuk mendapatkan data tersebut, dapat digunakan beberapa teknik pengumpulan data, dimana masing-masing teknik tidak berdiri sendiri melainkan saling mendukung dan melengkapi hasil dari temuan teknik lainnya. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :


(55)

1. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini metode ini digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar motor bensin kelas XI Jurusan Teknik Otomotif SMK Negeri 1 Gantiwarno tahun pelajaran 2011/2012. Data dapat diambil dari rata-rata nilai ulangan mata pelajaran motor bensin kelas XI Jurusan Teknik Otomotif SMK Negeri 1 Gantiwarno pada semester gasal tahun pelajaran 2011/2012.

2. Kuesioner

Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan data tentang persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan kondisi ekonomi orang tua siswa.

G. Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160), instrumen penelitian adalah” alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasil yang lebih baik, dalam arti cermat, lengkap, sistematis, dan mudah dikelola”. Variasi jenis instrumen adalah angket, daftar centang, pedoman wawancara, pedoman pengamatan, daftar centang sendiri mempunyai bentuk yang bermacam-macam.

Penelitian ini mengunakan metode angket (kuesioner) untuk memperoleh data persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan kondisi ekonomi orang tua siswa. Angket ini berisi berisi butir-butir pertanyaan untuk diberi tanggapan oleh siswa sebagai objek penelitian. Angket dalam penelitian ini


(56)

43

dibuat dalam skala likert, masing-masing variabel menyediakan 4 jawaban alternatif.

Tabel. 1 Kisi-kisi instrumen persepsi siswa tentang metode mengajar guru

No Indikator No Item Jumlah

1. Kesesuaian metode mengajar dengan tujuan pembelajaran

1,2,3, 4, 5, 6 6 2. Kesesuaian metode mengajar dengan

materi pembelajaran,

7, 8, 9, 10, 11, 12 6 3. Kesesuaian metode mengajar dengan

karakteristik peserta didik

13, 14, 15, 16, 17, 18

6 4. Kesesuaian metode mengajar dengan

kemampuan guru

19, 20, 21, 22 4

Total 22

Tabel.2 Kisi-kisi instrumen kondisi ekonomi orang tua siswa

No Indikator No item Jumlah

1 Pekerjaan 1,2 2

2 Pendapatan 3, 4 2

3 Pengeluaran atau kebutuhan 5, 6, 7 3

4 Kepemilikan aset 8, 9, 10, 11, 12 5

5 Kondisi rumah 13, 14, 15, 16, 17 5

Total 17

H. Uji Instrumen

Supaya alat ukur yang dipakai dapat dipertanggung jawabkan harus dilakukan pengujian. Pengujian tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan dan keandalan instrumen tersebut. Menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam proses pengumpulan data, diharapkan didapatkan hasil penelitian yang dapat diukur ketepatan datanya. Dalam penelitian ini pengujian instrumen ini dengan uji pakai, maksudnya instrumen digunakan untuk mengambil data secara langsung tanpa diuji cobakan. Setelah itu baru


(57)

diuji vaiditas dan reliabelnya. Apabila ada butir soal yang gugur maka data yang didapat tidak dimasukan dalam data penelitian.

Terdapat dua hal pokok dalam pengujian instrumen, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas :

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalitan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu alat instrumen dikatakan valid atau sahih apabila mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya suatu instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah, Suharsimi Arikunto (2006: 168 ). Pengujian validitas logis instrumen dilakukan dengan mengkonsultasikan butir-butir instrumen yang telah disusun kepada para ahli dan dosen pembimbing.

Untuk pengujian validitas empiris dilakukan dengan mencoba instrumen pada sempel. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teknik analisi butir yaitu dengan mengkorelasi sikap butir (X) terhadap skor total instrumen (ΣX). Rumus yang digunakan untuk menguji validitas di atas adalah sebagai berikut:

) ) ( )( ) ( ( ) )( ( 2 2 2 2 y y N x x N y x XY N rxy

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi.

∑X : Jumlah nilai X N : Jumlah subjek

∑y : Jumlah nilai Y


(58)

45

Dengan taraf signifikansi 5% dan N = 77 pada instrumen persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan kondisi ekonomi orang tua siswa diperoleh harga rtabel 0,227, sehingga diperoleh patokan butir yang mempunyai harga rhitung lebih besar atau sama dengan 0,227 dinyatakan sahih atau valid, sedangkan yang kurang dari 0,227 dinyatakan gugur. Hasil analisis kesahihan butir dengan menggunakan program SPSS versi 16.0 for windows, untuk instrumen persepsi siswa tentang metode mengajar guru dinyatakan sahih dengan indek korelasi antara 0,245 – 0,696. Untuk instrumen kondisi ekonomi orang tua siswa dinyatakan sahih dengan indek korelasi antara 0,465 – 0,742. Pada uji pakai instrumen ini tidak ditemukan butir soal yang gugur pada instrumen persepsi siswa tentang metode mengajar guru. Selanjutnya untuk instrumen kondisi ekonomi orang tua siswa ditemukan butir soal yang gugur adalah pada no 5. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 5 dan 6 halaman 100-105.

Meskipun ada butir soal yang gugur, tidak dilakukan perbaikan butir soal yang gugur, karena aspek yang diukur masih terwakilkan oleh butir soal yang lainnya. Berdasarkan hasil uji pakai instrumen angket di atas maka dapat diketahui butir soal yang sahih untuk variabel persepsi siswa tentang metode mengajar guru adalah sebanyak 22, sedangkan untuk butir soal variabel kondisi ekonomi orang tua siswa adalah 16 soal.


(59)

2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan pada instrument, bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik sehingga mampu mengungkap data yang bisa dipercaya. Suharsimi Arikunto (2006:178). Uji reliabilitas menggunakan rumus Alfa untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, berikut rumus Alfa :

2 2

1

1

t i i

s

s

k

k

r

Keterangan :

ri : Reliabilitas instrumen K : Mean kuadrat antara subyek

∑S12 : Mean kuadrat kesalahan St2 : Varians total

(Sugiyono, 2010:365) Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut:

Tabel. 3 Besarnya koefisien korelasi

Koefisien korelasi Tingkat keterandalan 0,800 – 1,000

0,600 – 0,799 0,400 – 0,599 0,200 – 0,399 Kurang dari 0,200

Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah

(Suharsimi Arikunto, 2007) Dari olah data dengan bantuan program komputer SPSS versi 16.0 for windows pada rumus Alpha Crobach untuk instrumen persepsi siswa tentang metode mengajar guru didapatkan hasil 0.842. Nilai tersebut kemudian dikonsultasikan pada tabel tingkat keterandalan di atas


(60)

47

sehingga tingkat keterandalan untuk instrumen persepsi siswa tentang metode mengajar guru sangat tinggi. Untuk instrumen kondisi ekonomi orang tua siswa didapatkan hasil 0,849. Nilai tersebut kemudian dikonsultasikan pada tabel tingkat keterandalan di atas sehingga tingkat keterandalan untuk instrumen kondisi ekonomi orang tua siswa adalah sangat tinggi. Untuk lebih jelas hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 5 dan 6 halaman 100-105.

I. Teknik Analisis Data 1. Diskripsi Data

Data dideskripsikan dengan menggunakan stastistik deskriptif, yaitu dengan menghitung harga rerata hitung (M), standar deviasi (SD), Modus (Mo), dan median (Me). Sedangkan untuk mengetahui kecenderungan data digunakan skor rerata, simpangan baku, skor tertinggi dan skor terendah. Dari skor yang diperoleh, kemudian dikelompokkan menjadi lima kategori dengan norma sebagai berikut:

a. Sangat tinggi = (Mi + 1,5 SDi) – (Mi + 3,0 SDi) b. Tinggi = (Mi + 0,5 SDi) – (Mi + 1,5 SDi) c. Cukup = (Mi – 0,5 SDi) – (Mi + 0,5 SDi) d. Kurang = (Mi – 1,5 SDi) – (Mi – 0,5 SDi) e. Rendah = (Mi – 3,0 SDi) – (Mi – 1,5 SDi) Keterangan :

Mean Ideal(Mi) =


(61)

r es r eg r eg RK RK F

)

(

)

(

x

Fe

x

Fa

maks

Dn

2. Pengujian Persyaratan Analisis a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas dari masing-masing skor variabel digunakan uji Kolmogorov Smirnov. Rumus Uji Kolmogorov Smirnov adalah sebagai berikut :

Keterangan :

Dn : Angka selisih maksimum Fa(x) : Frekuensi kumulatif relatif Fe(x) : Frekuensi kumulatif

(Sutrisno Hadi, 2004:107) Untuk mengetahui apakah distribusi masing-masing variabel normal atau tidak dilakukan dengan melihat p-value. Jika harga p-value lebih besar dari 0,05 berarti berdistribusi data normal, sedangkan bila p-value lebih kecil atau sama dengan 0,05 maka distribusi data tidak normal.

b. Uji Linieritas

Uji Linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) mempunyai hubungan linier atau tidak. Adapun rumus yang digunakan untuk uji linieritas adalah :

Keterangan:

Freg : Harga F untuk garis regresi FKreg : Rerata kuadrat regresi FKres : Rerata kuadrat residu


(62)

49

Signifikasi ditetapkan 5% sehingga apabila Fhitung < Ftabel maka dianggap hubungan antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat adalah linier. Sebaliknya jika Fhitung > Ftabel, maka hubungan antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat tidak linier.

c. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas digunakan untuk mengetahui apakah antar variabel bebas terjadi multikolinieritas atau tidak. Pengujian dilakukan dengan menggunakan rumus kolerasi product moment, yaitu : ) ) ( )( ) ( ( ) )( ( 2 2 2 2 y y N x x N y x XY N rxy Keterangan:

rxy : Koefisienkorelasi.

∑x : Jumlah nilai x N : Jjumlah subjek

∑y : Jumlah nilai y

(Suharsimi Arikunto, 2006:170)

J. Pengujian Hipotesis

Analisis yang digunakan untuk pengujian dalam penelitian ini adalah Regresi Linier Sederhana (Bivariat) dan Regresi Linier Berganda (Multivariat).

1. Analiasi Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran motor bensin siswa kelas XI Jurusan Teknik Otomotif


(63)

SMK Negeri I Gantiwarno semester gasal tahun pelajaran 2011/2012 (hipotesis 1) dan pengaruh kondisi ekonomi orang tua siswa terhadap prestasi belajar mata pelajaran motor bensin siswa kelas XI Jurusan Teknik Otomotif SMK Negeri I Gantiwarno semester gasal tahun pelajaran 2011/2012 (hipotesis 2). Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

a. Melakukan uji regresi linier sederhana . Y = a X + K

(Sutrisno Hadi, 2004:5) b. Mencari koefisien korelasi antara prediktor X dengan kreterium Y

menggunakan rumus sebagai berikut:

) )( ( x2 y2

xy xy

r

Keterangan :

rXY : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y.

∑XY : Jumlah produk antara X dan Y

∑X2 : Jumlah kuadrat prediktor

∑y2 : Jumlah kuadrat kriterium

(Sugiyono, 2010:183) c. Mencari koefisien determinasi (rXY2) antara prediktor X dan kreterium

Y, dengan rumus sebagai berikut :

2 1 1 2 ( )

y y x a r

Keterangan :

rXY2 : Koefisien determinasi antara Y dengan X a : Koefisien prediktor

∑x1y : Jumlah produk X dengan Y

∑y2 : Jumlah kuadrat kriterium Y


(64)

51

d. Uji signifikasi regresi

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikat. Adapun rumus yang dilakukan adalah sebagai berikut :

2 1

2

r n r t

Keterangan : t : Nilai t hitung r : Koefisien korelasi n : Jumlah sampel

(Sugiyono, 2006:184) Dapat diambil kesimpulan dengan membandingkan thitung dengan ttabel dengan taraf signifikasi 5%. Apabila thitung sama lebih besar dari ttabel, maka pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat signifikan sehingga hipotesis diterima. Sebaliknya apabila thitung lebih kecil dari ttabel maka pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat tidak signifikan sehingga hipotesis ditolak.

2. Analisis Regresi Ganda

Untuk menguji hipotisis yang ketiga yaitu seberapa besar pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan kondisi ekonomi orang tua siswa secara bersama-sama terhadap prestasi belajar mata pelajaran motor bensin siswa kelas XI Jurusan Teknik Otomotif SMK Negeri I Gantiwarno semester gasal tahun pelajaran 2011/2012. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :


(65)

a. Persamaan garis regresi dua prediktor

Y = a1 x1 + a2 x2 + K Keterangan :

Y : Kreterium a : Koefisien x : Prediktor

K : Bilangan konstanta

(Sutrisno Hadi, 2004:18) b. Mencari koefisien kolerasi dua prediktor

2 2 1 1 ) 2 , 1 ( 2 y y x a y x a Ry

Keterangan :

Ry(1,2) : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y a : koefisien prediktor

∑Xy : Jumlah produk antara X dan Y

∑y2 : Jumlah kuadrat kriterium Y

(Sutrisno Hadi, 2004:22) c. Mencari koefisien determinasi R2y(1,2) prediktor X1 dan X2 terhadap Y,

menggunakan rumus sebagai berikut:

2 2 2 1 1 ) 2 , 1 ( 2 y y x a y x a R y

Keterangan :

R2y(1,2) : Koefisien determinasi antara Y dengan X1 dan X2 a1 : Koefisien prediktor X1

a2 : Koefisien prediktor X2

∑x1y : Jumlah produk X1 dengan Y

∑x2y : Jumlah produk X2 dengan Y

∑y2 : Jumlah kuadrat kriterium Y

(Sutrisno Hadi, 2004:22) d. Menguji keberartian regresi ganda dengan uji F

Untuk mengetahui Ry(1,2) signifikan atau tidak harus dilakukan uji F, yaitu dengan rumus sebagai berikut :


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25