UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung.

(1)

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA

DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

(

Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung

)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Sejarah

Oleh:

PUJI NURSARI

0606111

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Puji Nursari, 2013

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

2013

Upaya Menumbuhkan Keterampilan Menulis

Cerpen Sejarah Melalui Penerapan Asesmen

Kinerja dalam Pembelajaran Sejarah

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas

XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung)

Oleh Puji Nursari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Puji Nursari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013


(3)

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

PUJI NURSARI

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA

DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I,

Dra. Yani Kusmarni, M.Pd. NIP. 19660113 199001 2 002

Pembimbing II,

Yeni Kurniawati S, M.Pd NIP. 197706022003122001

Diketahui oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah

Prof. Dr. Dadang Supardan, M.Pd. NIP. 19570408 198403 1 003


(4)

Puji Nursari, 2013

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung


(5)

Assesment Performance the Historical Shost Story in Teaching History (Classroom Action

Research on Students Class XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung)”. The main purpose of this study was to develop writing skills in students through the professional services of teachers in dealing with the learning process. This is caused by several factors namely, (1) the teachers is still focusing on the written test (paper and pencil test) while the orther measuring devices such as : observation, practice test, and assignment of an individual or group simply used as a complement of the written test itself, (2) have the maximum use of the assignment technique for measuring student learning outcomes, (3) administration tasks that are less motivated students to develop their potential, especially writing skills, and (4) do not use the Assesment Performance the teaching of history in the classroom. This type of research issues through education and learning can be assessed, improved and completed, which is expecyed to create a culture of learning (learning culture) among the teacher-student at the school. Procedures or the design of the research conducted in this study refers to the model of Ebbut, starting with the planning, action, observation, and student worksheets. The study consisted of four cycles and four acts. The results obtained indicate that the author of the study of history by using the assessment performance was able to grow writing skills in students. The use of such assessment performance can create an attractive learning, dynamic, and directed, with students actively involved through group discussion to complete the student worksheets, classroom presentations, debates, questions and answers and group awards. Learning history in social studies class XI Bahasa 1, before using the assessment performance tend to be monotonous. Changes after the use in the assessment perfomace is the skill to write the historical shost story undertaken by group students who turned out to show a significant increase of each cycle. This is evident from the writing of historical shost story are then conducted based on the assessment rubric (evaluation criteria) that have increased in each cycle. Final conclusion of this study is that the use of assessment performance can improve students writing skills through the assessment of writing historical shost story, seen from the data obtained in accordance with the indicators agreed upon between researchers, research partners, and lecturers. The results of this study is the result of research is not perfect, so the need for further research on the use of the Efforts to Grow Writing Skills Through the Implementation of Assesment Performance the Historical Shost Story in Teaching History on the different classes of students in order to obtain more perfect results.


(6)

Puji Nursari, 2013

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Menumbuhkan Keterampilan Menulis Cerpen Sejarah Melalui

Penerapan Asesmen Kinerja dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung)”. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menumbuhkan keterampilan menulis cerpen pada siswa melalui layanan profesional guru dalam menangani proses belajar mengajar. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yakni, (1) guru masih terfokus pada tes tertulis (paper and pencil test) sedangkan alat ukur lainnya seperti: observasi, tes praktek, dan penugasan perseorangan atau kelompok hanya dijadikan sebagai pelengkap dari tes tertulis itu sendiri, (2) belum maksimalnya penggunaan teknik penugasan dalam mengukur hasil belajar siswa, (3) pemberian tugas yang kurang memotivasi siswa dalam mengembangkan potensinya terutama keterampilan menulis, dan (4) belum digunakannya asesmen kinerja dalam pembelajaran sejarah di kelas. Hal tersebut menyebabkan peneliti merasa perlu untuk memperbaiki kondisi pembelajaran di kelas XI Bahasa 1 melalui penggunaan Asesmen kinerja dalam pembelajaran sejarah sebagai upaya untuk menumbuhkan keterampilan menulis siswa melalui penugasan membuat cerpen sejarah yang dikerjakan siswa secara kelompok dengan harapan terciptanya budaya menulis di kelas tersebut. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Melalui PTK masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran dapat dikaji, ditingkatkan dan dituntaskan, sehingga diharapkan dapat menciptakan sebuah budaya belajar (learning culture) di kalangan guru-siswa di sekolah. Prosedur ataupun desain penelitian yang dilakukan pada penelitian ini mengacu pada model Ebbut, yang dimulai dengan identifikasi masalah, memeriksa di lapangan (Reconnaissance), perencanaan, model pembelajaran asesmen kinerja, tindakan, observasi, dan refleksi. Data penelitian diperoleh melalui observasi terbuka, wawancara, dokumentasi, dan hasil tugas siswa. Penelitian ini terdiri dari empat siklus dan 4 tindakan. Hasil penelitian yang penulis peroleh menunjukan bahwa pembelajaran sejarah dengan menggunakan asesmen kinerja mampu menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah pada siswa. Penggunaan assessment kinerja tersebut dapat menciptakan pembelajaran yang menarik, dinamis, serta terarah, dengan melibatkan siswa secara aktif melalui kegiatan diskusi kelompok untuk menyelesaikan lembar kerja siswa, presentasi kelas, debat, tanya jawab dan penghargaan kelompok. Pembelajaran sejarah di kelas XI Bahasa 1 ini, sebelum menggunakan asesmen kinerja cenderung monoton. Perubahan setelah digunakannya asesmen kinerja tersebut dalam pembelajaran sejarah adalah pada keterampilan menulis cerpen sejarah yang dikerjakan siswa secara kelompok yang ternyata memperlihatkan peningkatan yang cukup signifikan dari setiap siklusnya. Hal ini terbukti dari hasil penulisan cerpen sejarah yang kemudian dilakukan penilaian dengan didasarkan pada

rubric (kriteria penilaian) yang mengalami peningkatan disetiap siklusnya. Kesimpulan akhir

dari penelitian ini adalah bahwa penggunaan asesmen kinerja mampu meningkatkan keterampilan menulis siswa melalui penugasan penulisan cerpen yang dilakukan pertahap dalam pembelajaran sejarah, dilihat dari data-data yang diperoleh sesuai dengan indikator-indikator yang disepakati bersama antara peneliti, mitra peneliti, dan dosen pembimbing. Hasil dari penelitian ini bukanlah merupakan hasil penelitian yang sempurna, sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan asesmen kinerja dalam pembelajaran sejarah sebagai upaya untuk menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah pada siswa di kelas yang berbeda agar memperoleh hasil penelitian yang lebih sempurna.


(7)

Puji Nursari, 2013

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat/Signifikansi Penelitian ... 9

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 10

BAB II UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH ... 11

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Asesmen Kinerja ... 11

1. Pengertian Asesmen Kinerja ... 11

2. Tugas-tugas (Task) dalam Asesmen Kinerja ... 13

3. Kriteria penilaian (Rubric) ... 16

4. Langkah-langkah yang dilakukan guru untuk membuat tugas-tugas dalam Asesmen Kinerja ... 20

5. Kelebihan dan Kekurangan Asesmen Kinerja ... 22

B. Keterampilan Menulis Cerpen Sejarah ... 24

1. Pengertian Keterampilan Menulis ... 24

1.1 Fungsi Menulis ... 26


(8)

Puji Nursari, 2013

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

1.3 Manfaat Menulis ... 29

2. Pengertian Cerpen ... 31

2.1 Ciri-ciri dan unsur Cerpen ... 32

2.2 Langkah-langkah Menulis Cerpen ... 33

C. Penerapan Asesmen Kinerja Untuk Menumbuhkan Keterampilan Menulis Cerpen Sejarah ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 40

1. Kondisi Kelas XI IPS 2 ... 40

2. Profil Guru Mitra Peneliti ... 41

B. Desain Penelitian ... 42

C. Metode Penelitian... 48

D. Definisi Operasional... 49

1. Pembelajaran Sejarah dengan Menggunakan Asesmen kinerja ... 49

2. Keterampilan Menulis Cerita Pendek Sejarah ... 60

E. Instrumen Penelitian... 63

1. Lembar Kerja Siswa ... 63

2. Lembar Panduan Observasi... 63

3. Pedoman Wawancara ... 64

4. Jurnal Kesan Siswa ... 64

F. Teknik Pengumpul Data ... 64

1. Aktivitas atau kinerja siswa ... 64

2. Observasi ... 65

3. Wawancara ... 65

4. Dokumentasi ... 66

5. Jurnal Kesan Siswa ... 66

G. Analisis Data ... 67


(9)

Puji Nursari, 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 71

A. Deskripsi Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan Upaya Menumbuhkan Keterampilan Menulis Cerpen Sejarah Melalui Penerapan Asessmen Kinerja dalam Pembelajaran Sejarah ... 71

1. Deskripsi Pembelajaran Siklus I Tindakan 1 ... 72

a. Identifikasi Masalah ... 72

b. Pemeriksaan di Lapangan (Reconnaissance) ... 73

c. Perencanaan Pembelajaran Siklus I Tindakan 1 ... 73

d. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Tindakan 1 ... 75

e. Observasi Pembelajaran Siklus I Tindakan 1 ... 80

f. Refleksi Pembelajaran Siklus I Tindakan 1 ... 93

g. Revisi Perencanaan ... 97

2. Deskripsi Pembelajaran Siklus II Tindakan 1 ... 98

a. Perencanaan Pembelajaran Siklus II Tindakan 1 ... 98

b. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Tindakan 1 ... 100

c. Observasi Pembelajaran Siklus II Tindakan 1 ... 106

d. Refleksi Pembelajaran Siklus II Tindakan 1 ... 118

e. Revisi Perencanaan ... 120

3. Deskripsi Pembelajaran Siklus III Tindakan 1 ... 121

a. Perencanaan Pembelajaran Siklus III Tindakan 1 ... 121

b. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III Tindakan 1 ... 123

c. Observasi Pembelajaran Siklus III Tindakan 1 ... 125

d. Refleksi Pembelajaran Siklus III Tindakan 1 ... 135

e. Revisi Perencanaan ... 137

4. Deskripsi Pembelajaran Siklus IV Tindakan 1 ... 138

a. Perencanaan Pembelajaran Siklus IV Tindakan 1 ... 138


(10)

Puji Nursari, 2013

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

c. Observasi Pembelajaran Siklus IV Tindakan 1 ... 142

d. Refleksi Pembelajaran Siklus IV Tindakan 1 ... 148

B. Deskripsi Hasil Pengolahan Data Penelitian Penggunaan Assesmen Kinerja dalam Pembelajaran Sejarah Sebagai Upaya Menumbuhkan Keterampilan Menulis Cerpen Sejarah ... 149

1. Data Hasil Wawancara ... 149

2. Data Hasil Pengolahan Tugas Cerpen Sejarah ... 153

3. Data Hasil pengolahan Jurnal Kesan Siswa ... 155

C. Analisis Hasil Penggunaan Assesmen Kinerja dalam Pembelajaran Sejarah Sebagai Upaya Menumbuhkan Keterampilan Menulis Cerpen Sejarah. ... 159

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 165

A. Kesimpulan ... 165

B. Implikasi ... 167

DAFTAR PUSTAKA ... 169 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(11)

Puji Nursari, 2013

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1. Pedoman Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dengan Fokus

Terhadap Aktivitas Siswa ... 59

3.2. Contoh rubrics Cerpen Sejarah ... 62

4.1. Rubrik Judul Cerpen ... 74

4.2 Nama-nama Kelompok Siswa ... 81

4.3 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Fokus Terhadap Aktivitas Siswa Siklus I Tindakan 1 ... 82

4.4 Nilai Tugas Membuat Judul Cerpen Sejarah ... 85

4.5 Nilai Tugas Perbaikan Membuat Judul Cerpen Sejarah ... 91

4.6 Rubrik Membuat Alur Cerpen ... 99

4.7 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Fokus Terhadap Aktivitas Siswa Siklus II Tindakan 1 ... 107

4.8 Kriteria Penilaian Alur Cerpen Sejarah ... 110

4.9. Kriteria Penilaian Perbaikan Alur Cerpen Sejarah ... 116

4.10. Rubrik Tokoh dan Penokohan Cerpen ... 122

4.11. Rubrik Latar (Setting) Cerita ... 122

4.12 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Fokus Terhadap Aktivitas Siswa Siklus III Tindakan 1 ... 126

4.13 Kriteria Penilaian Tokoh dan Penokohan Cerpen Sejarah ... 129

4.14 Kriteria Penilaian Latar (Setting) Cerpen Sejarah ... 133


(12)

Puji Nursari, 2013

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

4.16. Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Fokus Terhadap Aktivitas

Siklus IV Tindakan 1 ... 143

4.17. Kriteria Penilaian Cerpen Sejarah ... 145

4.18. Perolehan Skor Tugas Cerpen Sejarah ... 153

4.19. Persentase Jenis komentar siswa dari setiap siklus ... 156

DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1. Diagram Alur PTK Model Kemmis dan Taggart ... 35

4.1. Siswa sedang memperhatikan penjelasan guru dan melakukan diskusi untuk membuat judul cerpen ... 77

4.2. Perwakilan Masing-Masing Kelompok Siswa Sedang Mempresentasikan Hasil Diskusi di Depan Kelas ... 78

4.3. Siswa sedang mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas ... 102

4.4. Kondisi pada saat sesi tanya jawab berlangsung. ... 102

4.5. Perwakilan kelompok sedang mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. ... 105

4.6. Siswa sedang memperhatikan penjelasan dari kelompok yang presentasi di depan kelas... 105

4.7. Kelompok Kerajaan Sriwijaya Sedang Mengerjakan Tugas ... 124

4.8. Siswa Sedang Menyaksikan Presentasi Cerpen di Dalam Kelas. ... 141

4.9. Diagram Perolehan Skor Tugas Membuat Cerpen Sejarah ... 154

4.10. Diagram Perolehan Skor Rata-rata Pengerjaan Cerpen Sejarah ... 155

4.11. Diagram Persentase Rata-Rata Jenis Komentar Siswa dari Jurnal Kesan Siswa ... 157


(13)

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan upaya mencerdaskan bangsa untuk menanamkan nilai-nilai moral dan agama, membina kepribadian, mengajarkan pengetahuan, melatih kecakapan, keterampilan, memberikan bimbingan, arahan, tuntunan, teladan dan disiplin bagi siswa. Sedangkan menurut Bastian (2002:11) bahwa :

“Pendidikan adalah sebuah usaha manusia yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk menjadi lebih baik dengan cara mengerahkan segala potensi yang dimilikinya. Kesadaran akan pentingnya pendidikan, menuntut pemerintah untuk dapat menyesuaikan sistem pendidikan dengan perkembangan zaman.”

Proses pendidikan mengalami perkembangan selaras dengan tumbuh kembangnya suatu masyarakat. Seperti halnya pendidikan di Indonesia yang mengalami perubahan dalam sistem pendidikan. Berbagai penyesuaian dan perbaikan terus dilakukan, agar pendidikan mampu menghasilkan individu-individu yang dapat menyesuaikan diri dengan keadaan zaman. Hal ini dibuktikan dengan perubahan kurikulum yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Perubahan kurikulum ini diperuntukan bagi semua bidang pelajaran, dan dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan materi yang diajarkan. Seperti halnya mata pelajaran sejarah yang mengalami perkembangan untuk meningkatkan potensi siswa dalam mata pelajaran sejarah. Mata pelajaran sejarah di sekolah Menengah Atas (SMA) atau di Madrasah Aliyah (MA), menjadi pelajaran yang memberikan muatan pemahaman yang lebih luas, bila dibandingkan dengan jenjang pendidikan tingkat SMP dan SD, yang mengenalkan tahap pengetahuan mengenai peristiwa sejarah. Sebagaimana yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 Departemen Pendidikan Nasional (DEPDIKNAS) mengenai tujuan pembelajaran sejarah di tingkat SMA, yaitu :


(15)

1. Membangun kesadaran siswa tetang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini dan masa depan.

2. Melatih daya kritis siswa untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan.

3. Menumbuhkan pemahaman siswa terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga kini dan masa yang akan datang.

4. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan siswa terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia dimasa lalu.

5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri siswa sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik Nasional maupun Internasional.

(Puskur, 2006)

Merujuk pada tujuan pembelajaran sejarah tersebut, maka dapat diketahui bahwa pembelajaran sejarah tidak hanya berorientasi pada perkembangan aspek kognitif rendah saja, namun juga pada aspek afektif dan psikomotorik siswa. Siswa tidak hanya menghafal saja, tetapi lebih dapat memahami setiap peristiwa sejarah dalam materi yang disampaikan. Materi-materi sejarah tersebut mengandung muatan nilai, yang dapat membangun kesadaran mengenai pentingnya waktu dan tempat, melatih daya kritis terhadap permasalahan dalam materi sejarah, dapat melestarikan peninggalan sejarah di Indonesia, serta menumbuhkan cinta tanah air pada diri siswa. Hal ini juga menegaskan bahwa pembelajaran sejarah bukanlah pembelajaran yang hanya menghafal atau mengenai siapa, kapan, dan di mana saja, melainkan memaparkan bagaimana, dan mengapa-nya dari sebuah peristiwa sejarah.

Pelajaran sejarah yang mengandung begitu besar muatan nilainya, seharusnya menjadi pelajaran yang disukai dan diminati oleh para siswa. Namun dalam kenyataannya di lapangan, mata pelajaran sejarah masih dalam kondisi memprihatinkan. Kebanyakan para siswa mengeluhkan pelajaran sejarah adalah mata pelajaran yang membosankan. Selain itu juga, hanya sebagai mata pelajaran hapalan yang diungkapkan kembali pada saat menjawab soal-soal ujian. Hal ini yang menyebabkan kesan pada siswa bahwa pelajaran sejarah itu membosankan.


(16)

3

Puji Nursari, 2013

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

Anggapan tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi para guru sejarah untuk dapat menciptakan kondisi belajar mengajar yang lebih menarik. Sehingga siswa dapat tertarik dengan pelajaran sejarah. Pembelajaran sejarah yang dapat menarik minat siswa dapat dilakukan dengan berbagai alternatif dalam pembelajaran, baik itu dalam menentukan metode pembelajaran, media pembelajaran, memunculkan keterampilan peserta didik, atau pun dalam memberikan penilaian, dan lainnya. Keadaan pembelajaran sejarah di lapangan ini juga digambarkan oleh Ismaun (2001:12), yang menjelaskan bahwa :

“Pendidikan sejarah masih berkonsentrasi pada peristiwa-peristiwa sejarah yang tertuang dalam buku ajar saja. Apa yang dipelajari oleh siswa dari buku-buku tersebut seolah-olah sesuatu hal yang dianggap sudah final, dan seperti kebenaran abadi. Keterkaitan antara peristiwa-peristiwa sejarah terjadi dalam masyarakat sekitar sekolah dan tempat siswa atau daerahnya dapat dikatakan tidak ada. Lebih-lebih lagi semakin tua usia suatu peristiwa sejarah yang dipelajari oleh siswa, semakin jauh jarak waktu antara peristiwa sejarah tersebut dengan diri siswa dan semakin kurang atau tidak ada keterkaitannya dengan apa yang terjadi dalam masyarakat di lingkungan sekolah dan siswa.”

Permasalahan pembelajaran sejarah tersebut, terjadi juga pada kelas XI BAHASA 1 MAN 2 Bandung. Pada saat melakukan pra-penelitian, peneliti menemukan permasalahan yang terjadi di dalam kelas pada saat pelajaran berlangsung. Pertama, pada saat proses pembelajaran siswa kurang begitu memperhatikan materi yang dijelaskan oleh guru. Hal tersebut terjadi karena dalam proses pembelajaran yang diharapkan adanya komunikasi antara guru dan siswa, tidak terlihat dalam kelas bahasa ini. Pembelajaran sejarah yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional (pembelajaran terpusat pada guru), guru hanya menyampaikan materi saja tanpa melibatkan siswa dalam pembahasan materi tersebut. Dalam proses pembelajaran ini siswa hanya sebagai pendengar saja dan mengeluarkan pendapatnya pada saat guru memberikan pertanyaan, sehingga pemahaman dan analisis siswa terhadap materi sejarah kurang begitu tertuangkan.


(17)

Sedangkan kelas Bahasa idealnya merupakan kelas yang aktif dalam komunikasi dan bahasanya, baik itu dalam menyimak, berbicara, menulis, dan membaca. Seharusnya dalam pembelajaran sejarah ini dapat terlihat komunikasi dua arah antara guru dan siswa, namun hal tersebut tidak terlihat secara baik karena guru masih mendominasi dalam proses pembelajaran. Hal ini mengakibatkan siswa tidak dapat konsentrasi pada saat belajar, serta menimbulkan perasaan jenuh dalam diri siswa dan untuk menghilangkan rasa jenuh tersebut siswa mengalihkannya dengan melakukan kegiatan lain di luar aktivitas pembelajaran, seperti mengobrol, memutar-mutar pensil, mengantuk, dan yang lainnya. Kedua, alat ukur yang digunakan guru kepada siswa masih menggunakan tes hasil belajar berupa kumpulan tugas-tugas, diantaranya tugas LKS, soal-soal latihan, membuat makalah, mencatat laporan diskusi serta membuat kliping sejarah. Dalam mengerjakan tugas-tugas tersebut dapat terlihat para siswa lebih antusias dan lebih aktif untuk mengerjakannya dari pada hanya mendengarkan materi yang disampaikan guru. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, mengenai tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Mereka berpendapat bahwa, lebih baik diberi tugas dari pada mereka yang mendengarkan guru menerangkan, karena jika mengerjakan tugas mereka lebih dapat memahami materi sejarah. Namun ada juga yang berpendapat bahwa tugas yang diberikan guru terkadang membuat mereka jenuh juga, karena tidak ada tantangan yang harus mereka lewati. Serta yang disayangkan adalah soal-soal dalam tugas yang diberikan guru kepada siswa masih dalam tahap pengetahuan saja, belum terlihat soal-soal yang terdapat dalam tugas-tugas tersebut mengacu pada tahap pemahaman dan analisis siswa terhadap materi. Sedangkan dalam tugas yang diberikan masih mengarah pada tahap pengetahuan saja, kurang adanya analisis mengenai materi dalam tugas yang diberikan. Sehingga cara berpikir siswa masih dalam tahap pengetahuan kurang begitu mengeluarkan pendapat yang mengacu pada pemahaman dan analisis siswa. Selain itu juga penilaian yang dilakukan guru terhadap nilai tugas ini, kurang memberi pengaruh terhadap nilai akhir siswa yang ditentukan dengan UTS dan UAS. Sehingga terkadang siswa tidak


(18)

5

Puji Nursari, 2013

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

bersungguh-sungguh mengerjakan tugas yang diberikan guru. Hal ini yang membuat para siswa tidak serius dalam belajar karena nilai penentuannya tertuju pada hasil ujian saja. Terlihat bahwa proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru lebih mementingkan hasil daripada proses.

Selain hal tersebut di atas, pada saat melakukan wawancara kepada para siswa mengenai pendapat mereka tentang pelajaran sejarah dan bentuk pembelajaran yang mereka inginkan, sebagian besar para siswa merasa jenuh dengan cara belajar yang dilakukan oleh guru, karena siswa jarang dilibatkan dalam proses pembelajaran. Selain itu siswa menginginkan pembelajaran sejarah yang lebih menarik. Siswa dapat terlibat langsung di dalam proses pembelajaran, atau yang dapat melibatkan keterampilan berbahasa yang dimiliki siswa kelas bahasa ini ke dalam proses pembelajaran sejarah. Sehingga selain siswa dapat memahami arti dari materi sejarah, siswa pun dapat melatih keterampilan berbahasanya lebih baik lagi. Seperti yang dijelaskan oleh Tarigan (1982:1) bahwa :

“Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak pelatihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir.”

Berdasarkan pada penjelasan di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai keterampilan yang dimiliki siswa. Seperti yang pernah dilakukan oleh Puryani (2009), yang melakukan penelitian tindakan kelas menggunakan asesmen kinerja dengan memadukan keterampilan peserta didik, yaitu keterampilan membaca. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Puryani ini, memotivasi peserta didik untuk dapat meningkatkan minat membaca buku teks sejarah, yang pada awalnya peserta didik tidak begitu menyukai buku teks sejarah dan lebih senang membaca komik atau buku cerita lainnya. Setelah dilakukan penelitian menggunakan asesmen kinerja untuk meningkatkan minat membaca buku teks sejarah. Menghasilkan peningkatan terhadap siswa yang pada awalnya tidak begitu tertarik untuk membaca buku teks sejarah menjadi tertarik, sama tertariknya dengan


(19)

membaca buku cerita lainnya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti merasa tertarik untuk dapat mengkolaborasikan keterampilan siswa dengan mata pelajaran sejarah yang kebanyakan hafalan. Pada kesempatan kali ini peneliti akan mencoba menumbuhkan keterampilan menulis siswa, terutama menulis cerita pendek. Peneliti mengambil keterampilan tersebut karena berdasarkan hasil pra-penelitian yang menunjukkan bahwa, sebagian besar siswa merasa jenuh dengan cara mengajar yang dilakukan oleh guru, karena kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Guru masih menggunakan cara konvensional yang mendominasi kelas dalam pembelajaran. Sedangkan siswa hanya mendengarkan tanpa dilibatkan dalam proses pembelajaran, sehingga siswa kurang begitu memahami materi yang disampaikan tersebut. Selain itu keterampilan yang dimiliki siswa kelas Bahasa ini kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran. Padahal keterampilan berbahasa yang dimiliki oleh siswa kelas bahasa dapat dimanfaatkan untuk pemahaman siswa terhadap materi sejarah yang kebanyakan hapalan. Peneliti mengambil keterampilan menulis cerita pendek, karena cerpen merupakan sebuah cerita yang ringan dan mudah dimengerti. Selain itu kelas bahasa ini merupakan kelas yang lebih pandai membuat sebuah cerita daripada menghapal materi. Diharapkan dengan siswa membuat cerpen sejarah ini, siswa dapat lebih memahami arti dari peristiwa sejarah pada masa lampau dengan gaya bahasa mereka sendiri, sehingga mudah dipahami serta membuat suasana pembelajaran akan terlihat menarik, karena siswa yang mendominasi kelas dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan di atas peneliti berharap siswa dapat lebih menuangkan ide, gagasan dan imajinasinya terhadap suatu peristiwa sejarah dalam sebuah cerpen. Selain itu diharapkan siswa dapat mengembangkan sikap dan perilaku positif dalam berbahasa, dan siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat dan pengetahuannya secara tertulis, serta dapat meningkatkan keterampilan berbahasa siswa lebih baik lagi. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 Departemen Pendidikan Nasional (DEPDIKNAS)


(20)

7

Puji Nursari, 2013

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

kompentensi program bahasa mengenai kemampuan menulis cerita pendek yang bertujuan:

“untuk mengembangkan sikap dan perilaku positif dalam berbahasa, dengan mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi dalam bentuk kalimat” (BNSP, 2006).

Salah satu cara yang akan dilakukan untuk menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah pada siswa ini peneliti menggunakan Asesmen Kinerja. Asesmen Kinerja adalah suatu penilaian terhadap proses perolehan, penerapan pengetahuan dan keterampilan, melalui proses pembelajaran yang menunjukan kemampuan peserta didik dalam proses maupun produk (Zainul, 2001:4). Dalam penggunaan asesmen kinerja ini guru dapat melihat sejauh mana keterampilan siswa dapat dilatih dan dibimbing. Menurut peneliti, penilaian ini yang lebih efektif digunakan. Karena guru dapat melihat langsung performa siswa, pada saat melakukan tugas yang diberikan dalam menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah ini.

Penilaian yang peneliti lakukan merupakan penilaian yang baru digunakan di sekolah ini. Dengan demikian peneliti memberi informasi mengenai asesmen kinerja, yang merupakan alternatif penilaian secara langsung pada kinerja siswa. Selain itu juga memperkenalkan cara belajar yang menampilkan keterampilan siswa. Dalam penelitian ini keterampilan yang akan ditumbuhkan adalah keterampilan menulis cerpen sejarah. Dengan menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah, diharapkan siswa dapat memahami arti dari sebuah peristiwa sejarah. Siswa dapat lebih menyadari akan pentingnya waktu dan tempat yang merupakan proses dari masa lampau. Dapat melatih daya kritis siswa mengenai fakta sejarah, serta dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air pada diri siswa. Selain itu diharapkan siswa dapat mengembangkan sikap dan perilaku positif dalam berbahasa. Selain itu siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat dan pengetahuannya secara tertulis, serta dapat meningkatkan keterampilan berbahasa siswa lebih baik lagi. Karena dalam membuat cerpen sejarah ini siswa dituntut untuk mencari berbagai sumber, serta memilih


(21)

sumber yang relevan untuk membuat sebuah cerpen sejarah. Sehingga siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajarannya. Penelitian tindakan kelas ini, peneliti memberi judul :”Upaya Menumbuhkan Keterampilan Menulis Cerpen Sejarah Melalui Penerapan Asesmen Kinerja pada Pembelajaran Sejarah. (Penelitian Tindakan Kelas pada pembelajaran sejarah di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung)”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini secara garis besar yaitu : “Bagaimana menerapkan Asesmen kinerja untuk menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah pada siswa di kelas XI Bahasa 1?”

Untuk lebih memfokuskan permasalahan penelitian ini akan dijabarkan dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana merencanakan asesmen kinerja untuk menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah pada siswa di kelas XI Bahasa 1?

2. Bagaimana menerapkan asesmen kinerja untuk menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah pada siswa di kelas XI Bahasa 1?

3. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi pada saat melakukan asesmen kinerja di kelas XI Bahasa 1?

4. Bagaimana pendapat siswa mengenai pembelajaran sejarah menggunakan asesmen kinerja untuk menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah?

1.3Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, adalah untuk menerapkan model penilaian asesmen kinerja dalam pembelajaran sejarah sebagai upaya menumbuhkan keterampilan siswa dalam menulis cerpen sejarah di kelas XI BAHASA 1 MAN 2 Bandung. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


(22)

9

Puji Nursari, 2013

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

1. Mendeskripsikan perencanaan asesmen kinerja dalam menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah pada siswa di kelas XI Bahasa 1.

2. Mengkaji penerapan asesmen kinerja dalam menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah pada siswa di kelas XI Bahasa 1.

3. Mengkaji kendala-kendala yang dihadapi dalam menerapkan asesmen kinerja pada siswa di kelas XI Bahasa 1.

4. Mendeskripsikan pendapat para siswa mengenai asesmen kinerja untuk menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah dalam pembelajaran sejarah.

1.4Manfaat/Signifikasi Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian dan tujuan penelitian yang dikemukakan di atas, hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi siswa SMA, guru sejarah, sekolah dan terutama bagi peneliti sendiri, adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat meningkatkan keterampilan menulis cerpen sejarah pada siswa, sehingga siswa lebih memahami arti dari sebuah peristiwa sejarah sebagai pedoman untuk masa yang akan datang. Selain itu diharapkan siswa dapat mengembangkan sikap dan perilaku positif dalam berbahasa. Siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat dan pengetahuanya secara tertulis, serta dapat meningkatkan keterampilan berbahasa siswa lebih baik lagi.

2. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat menjadi alternatif bagi guru untuk melakukan penilaian terhadap seluruh kinerja yang siswa lakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah informasi mengenai alternatif asesmen untuk meningkatkan kualitas penilaian dalam proses pembelajaran terutama dalam pembelajaran sejarah.


(23)

4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah pengalaman serta wawasan dan keterampilan dalam menentukan metode pengajaran dalam pembelajaran sejarah selanjutnya.

1.6 Struktur Organisasi Skripsi

Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini, penulis susun sebagai berikut:

Bab I: Pendahuluan

Pada Bab ini merupakan pendahuluan yang terbagi dalam beberapa sub bab diantaranya: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi.

Bab II: Kajian Pustaka

Pada bab ini merupakan landasan teoritis yang berisi mengenai Asesmen kinerja dan keterampilan menulis cerita sejarah serta penjabaran mengenai konsep yang berkaitan dengan tema yang diangkat.

Bab III: Metodologi Penelitian

Pada bab ini merupakan prosedur penelitian yang terbagi dalam beberapa sub bab, diantaranya: metodologi penelitian, teknik dan alat pengumpul data, prosedur pengumpulan data, dan prosedur pengolahan data, serta subjek penelitian.

Bab IV: Pembahasan dan Analisis Hasil Penelitian

Pada bab ini peneliti memaparkan lebih dalam mengenai masalah yang menjadi objek kajian peniliti, selain itu bab ini merupakan hasil penelitian serta pembahasannya.

Bab V: Kesimpulan

Merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan hasil pembahasan dan saran-saran.


(24)

11

Puji Nursari, 2013

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung


(25)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Kondisi Kelas XI Bahasa 1

Adapun jumlah siswa yang ada di kelas XI Bahasa 1 adalah 35 orang siswa yang terdiri dari dua belas orang siswa laki-laki dan dua puluh tiga orang siswa perempuan. Kondisi ruang belajar di kelas XI Bahasa 1 cukup kondusif untuk proses pembelajaran. Walaupun kondisi ruang kelas kurang memenuhi ukuran standar nasional, namun penempatan meja, kursi, pencahayaan ruangan, dan whiteboard serta ventilasi kelas cukup baik. Selain kondisi ruangan yang cukup baik, sekolah ini juga didukung oleh suasana lingkungan sekolah yang berada di atas perbukitan, yang menghasilkan suasana sejuk dan nyaman. Sehingga jika dilihat dari bentuk fisiknya, proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Hal berikutnya yang ingin penulis ungkapkan adalah alasan dipilihnya kelas XI Bahasa 1 sebagai subyek penelitian. Pertama, peneliti merasa tertarik untuk mengetahui proses pembelajaran sejarah di kelas bahasa, yang seluruh siswanya memiliki kemampuan bahasa yang lebih dari kelas lainnya. Selain itu juga keingintahuan peneliti terhadap ilmu bahasa yang memiliki keterkaitan dengan ilmu sejarah yaitu yang dikenal dengan Historiografi. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa Historiografi adalah penulisan dalam sejarah, hal tersebut yang membuat peneliti ingin mencoba menerapkannya di kelas bahasa ini. Kedua, rekomendasi dari guru mata pelajaran di kelas tersebut. Peneliti mendapatkan rekomendasi dari guru mata pelajaran sejarah di kelas XI Bahasa 1 untuk memilih kelas tersebut untuk dijadikan sebagai subyek penelitian karena jarangnya kelas Bahasa dijadikan objek penelitian bagi para peneliti khususnya untuk skripsi, guru bersangkutan ingin mengetahui sejauh mana kelas bahasa dapat memahami pelajaran lainnya di luar pelajaran mengenai kebahasaan. Ketiga, para siswa kelas XI Bahasa 1 tergolong siswa yang dinamis pada saat pembelajaran di kelas, namun sangat disayangkan guru belum memberikan motivasi dalam hal kemampuan menulis sehingga sebagian besar siswa di kelas tersebut mengalami kesulitan dalam hal


(26)

41

Bahasa 1 untuk dijadikan sebagai subyek penelitian dengan fokus penelitian pada pengembangan kemampuan menulis cerpen siswa yang berlatar sejarah.

2. Profil Guru Mitra Peneliti

Guru mata pelajaran sejarah yang menjadi kolaborator dalam penelitian tindakan kelas ini bernama Dra. IM, Lahir di Serang Banten pada tanggal 31 Desember tahun 1967. Beliau merupakan lulusan dari jurusan Pendidikan Bimbingan Konseling (BK) di Universitas Islam Nusantara (UNINUS), pada tahun 1992. Meskipun beliau lulusan BK, namun dalam mengajar mata pelajaran sejarah beliau cukup baik. Hal ini dapat terlihat pada saat beliau melakukan pembelajaran dikelas, dalam menyampaikan materi sejarah beliau cukup menguasai materi tersebut. Selain itu cara penyampaiannya pun mudah dimengerti oleh siswa. Namun terdapat kekurangan dari pemahaman materi yang dimiliki beliau, karena basic pendidikan beliau BK maka pengetahuan mengenai pendidikan sejarah kurang begitu luas. Berbeda halnya dengan guru-guru yang basic pendidikannya dari jurusan sejarah, yang pengetahuan mengenai materi sejarahnya lebih luas. Sehingga dalam memberikan materi hanya terfokus pada silabus yang telah disediakan, serta terfokus pada buku paket dan LKS yang terdapat disekolah. Sebagaimana yang telah peneliti lihat pada saat peneliti melakukan pra penelitian. Sebelum beliau mengajar di MAN 2 Bandung, beliau mengajar di SMA Negeri 1 Pandeglang Banten dari tahun 1992-1994, serta pada tahun 1993 beliau diangkat menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil) di Pandeglang Banten.

Pada tahun 1995 beliau dipindah tugaskan ke Bandung atas permintaan beliau sendiri, hal ini dikarenakan beliau ingin mengikuti suami yang bekerja di Bandung. Sehingga pada tahun 1995 beliau resmi pindah ke MAN 2 Bandung, dengan pertama kali mengajar Bimbingan Konseling. Namun pada tahun 1997 beliau ditugaskan oleh pihak sekolah, untuk mengajar mata pelajaran sejarah hingga sekarang. Beliau tersertifikasi menjadi guru profesional pada tahun 2010 sebagai guru mata pelajaran sejarah. Di MAN 2 Bandung ini beliau lebih berkosentrasi pada mata pelajaran


(27)

sejarah di kelas X dan XI untuk program IPS, IPA dan BAHASA, dengan jumlah mengajar dalam satu minggu sebanyak 16 jam pelajaran. Setelah mendapatkan sertifikasi guru dalam bidang sejarah, cara pembelajaran yang beliau lakukan menjadi lebih baik lagi. Hal ini dapat terlihat saat menerangkan materi, pengetahuan beliau lebih luas dan media pembelajaran pun mulai terlihat. Namun dalam evaluasi hasil pembelajaran serta pengembangan peserta didik terhadap mata pelajaran sejarah, kurang terlihat. Dalam evaluasi pembelajaran beliau cenderung menekankan pada hasil tes, serta hasil ujian akhir saja. Tanpa melihat pada peningkatan pemahaman siswa terhadap materi sejarah. Dengan adanya sertifikasi ini beliau dapat mendalami materi sejarah secara lebih luas, serta lebih meningkatkan lagi cara pembelajaran yang baik dalam kelas.

B. Desain Penelitian

Adapun model penelitian tindakan kelas yang akan penulis gunakan yaitu mengadaptasi model siklus Ebbut, karena sesuai dengan tema dan tujuan penelitian ini. Adapun tujuan penelitian ini, yaitu untuk menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah sebagai peningkatan kualitas pembelajaran sejarah. Secara rinci tahapan-tahapan yang terdapat dalam penelitian tindakan kelas ini dapat digambarkan sebagai berikut :


(28)

(29)

Dari gambar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan gagasan yang ada dalam diri peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti memiliki gagasan yaitu menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah. Hal ini dihubungkan dengan pemecahan masalah mengenai proses pembelajaran di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung. Identifikasi masalah pada hakikatnya adalah pernyataan yang menghubungkan gagasan atau ide dengan tindakan (Wiriaatmadja, 2008:65). Masalah yang ditemukan dilapangan menunjukan bahwa pembelajaran sejarah yang kurang menampilkan keterampilan yang dimiliki siswa. Sehingga proses pembelajaran dirasa siswa membosankan.

2. Memeriksa di Lapangan (Reconnaissance)

Reconnaissance merupakan pemahaman tentang situasi kelas yang ingin

diubah atau diperbaiki. Tahap ini dicermati pada waktu awal penelitian. Dalam penelitian ini, Reconnaissance telah dilakukan pada pra-penelitian di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung. Masalah yang menjadi fokus peneliti adalah menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah. Reconnaissance dilakukan untuk melihat keadaan yang terjadi di kelas pada saat pembelajaran sejarah berlangsung.

3. Perencanaan

Perencanaan merupakan serangkaian tindakan untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat meningkatkan keterampilan yang dimilikinya. Rencana tindakan disusun secara reflektif, partisipatif dan kolaboratif antara peneliti dan kolaborator. Peneliti dan kolaborator melakukan kesepakatan bersama mengenai fokus observasi yang meliputi, alat pengumpul data berupa lembar observasi, metode observasi sampai pada alternatif tindakan dan analisis data.


(30)

45

Pada tahap ini, perencanaan yang dilakukan meliputi kegiatan berikut: a. Menentukan kelas yang akan dijadikan sebagai tempat peneltian.

b. Melakukan pengamatan pra penelitian terhadap kelas yang akan digunakan sebagai tempat penelitian.

c. Meminta kesediaan kolaborator untuk mengamati proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan di kelas penelitian.

d. Menyusun kesepakatan dengan kolaborator tentang penentuan waktu penelitian akan dimulai.

e. Menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada saat penelitian..

f. Merencanakan sistem penilaian yang akan digunakan dalam PBM sehingga dapat mengukur proses dan hasil belajar siswa selama PBM.

g. Menyusun instrumen yang dapat melihat tingkat keberhasilan belajar siswa dalam menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah melalui penerapan asesmen kinerja.

h. Merencanakan untuk melakukan diskusi dengan kolaborator berdasarkan hasil pengamatannya berkaitan dengan penerapan asesmen kinerja untuk menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah pada saat belajar mengajar.

i. Membuat rencana untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan yang ditemukan setelah melakukan dialog dengan kolaborator. j. Merencanakan untuk mengolah data yang diperoleh setelah penelitian selesai

dilaksanakan.

4. Asesmen Kinerja

Asesmen kinerja ini merupakan langkah berikutnya setelah perencanaan. Pada tahap ini asemen kinerja yang akan diberikan kepada siswa, merupakan hasil pengembangan yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :


(31)

a. Penyusunan Instrumen Asesmen

Pada langkah ini disusun tugas, kriteria dalam lembar kerja siswa dan lembar pengamatan kinerja siswa dalam bentuk daftar checklist.

b. Uji Data Instrumen pada siswa

Instrumen yang telah disusun diuji coba pada siswa. Hasil penngamatan digunakan untuk menentukan langkah selanjutnya revisi atau perbaikan instrumen.

c. Revisi Instrumen Berdasarkan Uji coba langkah kedua

Instrument yang tidak memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas direvisi. d. Pengumpulan Data

Perolehan data dengan menggunakan instrument yang telah divalidasi pada saat melakukan kegiatan mengerjakan asesmen kinerja.

5. Tindakan (Action)

Tindakan merupakan tahap implementasi dari berbagai rencana yang telah dirancang pada tahap sebelumnya. Pelaksanaan tindakan harus sesuai dengan perencanaan yang telah disepakati dan dilakukan oleh peneliti dan kolaborator terhadap siswa kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung. Pada tahap inilah proses yang paling penting dan menentukan dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan. Selain memerlukan perencanaan yang baik, juga diperlukan kerjasama dari semua pihak yang terlibat dalam penelitian ini. Dalam melakukan penelitian tindakan kelas diperlukan beberapa kali tindakan, paling sedikit sebanyak tiga kali sampai mencapai titik jenuh. Jika sudah mencapai titik jenuh maka siklus dianggap selesai.

Pada tahap ini, tindakan yang dilakukan meliputi kegiatan berikut :

a. Melaksanakan tindakan dalam pembelajaran Sejarah dengan menerapkan asesmen kinerja sesuai dengan silabus, rencana pembelajaran, dan langkah-langkah yang telah direncanakan.


(32)

47

c. Menggunakan instrumen yang telah dibuat untuk melihat aktivitas siswa dalam penerapan asesmen kinerja yang digunakan dalam penelitian.

d. Melakukan diskusi dengan kolaborator berdasarkan hasil pengamatannya berkaitan dengan penerapan asesmen kinerja dalam kegiatan belajar mengajar. e. Membuat rencana perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang

ditemukan setelah melakukan dialog dengan kolaborator.

f. Melaksanakan pengolahan data yang diperoleh setelah penelitian selesai dilaksanakan.

6. Pengamatan (Observation)

Pelaksanaan pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Selain itu, dalam pengamatan dilakukan juga analisis. Peneliti akan melakukan analisa berdasarkan pengamatan seluruh pelaksanaan tindakan. Pengamatan pada penelitian tindakan kelas mempunyai fungsi, mendokumentasi implikasi tindakan yang diberikan oleh peneliti kepada siswa kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung. Oleh karena itu, pada tahap ini peneliti dan kolaborator mengumpulkan berbagai informasi dikelas, dari mulai aktivitas siswa sampai pada aktivitas guru pada saat pelaksanaan tindakan. Pengamatan yang baik adalah pengamatan yang fleksibel dan terbuka untuk dapat mencatat gejala yang muncul, baik yang diharapkan atau yang tidak diharapkan.

Pada tahap ini, pengamatan yang dilakukan meliputi kegiatan berikut :

a. Melakukan pengamatan terhadap kelas yang akan digunakan sebagai kelas penelitian.

b. Mengamati kesesuaian penerapan asesmen kinerja dengan pokok bahasan. c. Mengamati kesesuaian penerapan asesmen kinerja dengan kaidah-kaidah

teoritis seperti menarik minat siswa, jelas terlihat, mencakup materi yang akan dibahas atau relevan tidaknya dengan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat.


(33)

d. Mengamati apakah guru mampu menggunakan asesmen kinerja tersebut dengan optimal.

e. Mengamati apakah asesmen kinerja yang digunakan dapat menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah pada siswa.

7. Refleksi (Reflection)

Dalam model Ebbut, refleksi disebut juga reconnaissance untuk mendiskusikan kekurangan dalam tindakann dan pengaruhnya. Langkah ini merupakan bagian dari tahap diskusi dan analisi penelitian sesudah tindakan dilakukan sehingga memberikan arah perbaikan selanjutnya.

Pada tahap ini, refleksi yang dilakukan meliputi kegiatan berikut:

a. Melakukan diskusi dengan kolaborator dan siswa setelah tindakan dilakukan. b. Menyimpulkan hasil diskusi, apakah penelitian dapat dihentikan atau dilanjutkan

ke siklus selajutnya.

c. Mendiskusikan hasil observasi kepada dosen pembimbing.

C. Metode penelitian

Pada penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Metode ini merupakan bagian dari penelitian tindakan (action research) seperti yang diungkapkan Suryabrata (Kurniawati, 2006:29), bahwa :

“penelitian tindakan bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan

baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual yang lain. Begitu pula dengan penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru dalam proses belajar mengajar”.

Pendapat tersebut senada dengan penjelasan Hopkins (Wiriaatmadja, 2002:124) bahwa :

“penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru atau

pendidik dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas mengajarnya atau kualitas mengajar sejawatnya, atau untuk menguji asumsi-asumsi dalam


(34)

teori-49

teori pendidikan dalam praktek atau kenyataannya di kelas atau juga untuk mengimplementasikan atau mengevaluasi kebijakan-kebijakan sekolah.” Kemmis (Kurniawati, 2006:29), mendefinisikan penelitian tindakan adalah format merefleksi dan memeriksa sendiri para partisipan dalam situasi sosial serta memperbaiki rasionalitas dan keadilan atas pendidikan praktis, pemahaman mengenai praktek yang dilakukan dan situasi dalam melakukan praktek. Sedangkan Ebbut (Wiriaatmadja, 2005:12), mengemukakan bahwa:

“penelitian tindakan adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan

pelaksanaan praktek kependidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.”

Secara ringkas, penelitian tindakan kelas pada umumnya sangat cocok untuk meningkatkan kualitas yang dimiliki oleh subyek yang hendak di teliti (siswa). Digunakannya penelitian tindakan kelas ini adalah untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar di kelas XI Bahasa 1, dengan harapan dapat menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah pada siswa dengan menggunakan asesmen kinerja. Tujuan utama penelitian tindakan kelas ini adalah untuk memperbaiki dan motivasi belajar siswa dengan layanan profesional guru dalam menangani proses belajar mengajar.

D. Definisi Operasional

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendefinisikan variabel-variabel yang digunakan untuk melakukan penelitian, hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam melakukan penelitian. Adapun definisi operasionalnya sebagai berikut:

1.1Pembelajaran Sejarah dengan Menggunakan Asesmen kinerja

Proses pembelajaran untuk menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah ini, peneliti menggunakan jenis Performance Assessment yang merupakan pengukuran langsung terhadap keterampilan yang ditunjukan siswa dalam proses


(35)

pembelajaran. Performa yang dilakukan oleh siswa ini dapat dilihat dengan memberikan tugas-tugas yang menumbuhkan keterampilan yang dimiliki siswa, dalam hal ini keterampilan menulis cerpen sejarah.

Tugas-tugas yang diberikan ini, dikerjakan secara berkelompok atau dalam hal ini peneliti menggunakan GroupPerformance Assessment, karena setiap siswa memiliki cara dan pandangannya masing-masing terhadap suatu permasalahan dalam sebuah materi, selain itu juga hal ini untuk mempermudah siswa dalam membuat cerpen sejarah. Posisi guru adalah sebagai fasilitator untuk menjelaskan aturan mainnya serta memberikan pengarahan. Langkah-langkah yang dilakukan pada pembelajaran sejarah melalui asesmen kinerja untuk menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut :

a. Tahap Persiapan

Guru menginformasikan SK, KD, tujuan dan indikator pembelajaran serta materi yang sesuai dengan RPP yang telah dibuat, setelah itu guru menjelaskan mengenai asesmen kinerja untuk menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah kepada siswa, serta menentukan rubrics (kriteria penilaian terhadap tugas yang diberikan). Setelah itu guru membagi siswa dalam 6 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang anggota. Kemudian guru memberikan tugas para kelompok untuk membuat tema dari materi yang akan dibahas, serta membuat kerangka berpikir untuk dibuat cerpen. Adapun penjelasan mengenai tema dan kerangka berpikir cerpen adalah sebagai berikut :

a. Memilih topik dan menentukan tema

Dalam hal ini, siswa sudah harus membatasi dan memfokuskan permasalahan yang akan dibahas. Seluruh isi cerita hendaknya membawa dan meningkatkan perhatian kepada salah satu ide pokok yang merupakan inti tulisan.


(36)

51

Dalam hal ini, siswa dipacu untuk dapat menangkap butir-butir pokok informasi yang relevan dari berbagai sumber mengenai materi yang ditugaskan. Adapun tahapan membuat peta pikiran cerpen ini adalah membuat alur cerita, tokoh dan penokohan, latar tempat (setting) dan penyusunan cerita utuh.

Penugasan membuat tema dan kerangka berpikir cerpen sejarah ini dilakukan didalam dan diluar jam pelajaran dan diberi waktu max 1 minggu. Setelah itu pada pertemuan selanjutnya perwakilan kelompok mempersentasikan hasil kerjanya.

b. Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini guru mempersilahkan siswa untuk menyiapkan hasil kerjanya, untuk dipersentasikan didepan kelas. Hasil kerja yang ditugaskan guru pada pertemuan sebelumnya harus sudah siap dipersentasikan. Setelah itu masing-masing kelompok memberikan pendapat dan saran terhadap hasil tugas yang dijelaskan oleh kelompok yang berpresentasi. Kemudian guru menilai hasil kerja para kelompok, serta merefleksi kekurangan yang terdapat dalam tugas yang dikerjakan para siswa. Kemudian dipersentasikan kembali pertemuan selanjutnya. Namun, jika tugas menentukan tema dan kerangka berpikir sudah benar, maka siswa selanjutnya membuat paragraf cerpen yang utuh. Adapun penjelasan mengenai penyusunan paragraf adalah sebagai berikut :

a. Menyusun paragraf

Dalam hal ini, siswa mulai membuat sebuah karangan singkat dengan satu ide pokok. Paragraf yang dibuat siswa ini, dikembangkan dengan urutan waktu dan kronologis.

b. Refleksikan pengalaman dan perhatikan konteks

Dalam hal ini, siswa harus dapat memahami dan mengenal baik konteks permasalahan yang ada dalam cerpen yang dibuat. Siswa perlu mencoba mengenal sebuah peristiwa dan dapat masuk ke zaman yang


(37)

mereka tulis. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat merasakan dan mengerti keprihatinan, permasalahan dan tantangan-tantangan yang terdapat dalam materi sejarah. Sehingga siswa dapat menentukan dengan tepat apa yang harus dikembangkan dalam cerpen.

c. Memanfaatkan bahasa.

Dalam hal ini, siswa dapat menguraikan ide dalam sebuah paragraf dengan konkret dan spesifik. Berdasarkan pada EYD (ejaan yang disempurnakan), sehingga isi cerita berisi ilustrasi yang memukau Sedangkan untuk penyelesaian tugas cerpen ini, dikerjakan di luar jam pelajaran. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat mengerjakannya dengan baik. Selain itu, waktu yang diberikan guru kepada siswa untuk menyelesaikannya adalah satu minggu. Sehingga pada pertemuan berikutnya cerpen pun sudah siap untuk dipersentasikan atau didiskusikan di dalam kelas. Cerpen yang sudah dipersentasikan atau didiskusikan, selanjutnya dikumpulkan kepada guru untuk dinilai.

Dalam mengerjakan tugas ini, hendaknya siswa memperhatikan ketentuan-ketentuan di bawah ini :

1. Mengerjakan tugas ini secara kelompok.

2. Menggunakan berbagai sumber informasi baik dari buku teks sejarah, Koran, majalah atau sumber lainnya yang relevan.

3. Dikerjakan dengan diketik dan diprint out. 4. Cerpen yang dibuat sebanyak 2 halaman. 5. Mengerjakan tugas ini selama 1 minggu

6. Setiap kelompok harus mempersiapkan diri untuk mempresentasikan di depan kelas.

c. Kriteria Penilaian

Kriteria penilaian yang dibuat oleh guru, disesuaikan dengan kinerja yang dilakuakan siswa dan disajikan dalam bentuk Holistik Rubrik. Dalam


(38)

53

menentukan salah satu tugas cerpen sejarah siswa yang dirasa sangat menarik. Selanjutnya guru mempersilahkan kelompok yang ditunjuk untuk mepersentasikannya di depan kelas. Setelah itu dilakukan sesi tanya jawab, serta penilaian terhadap kelompok yang presentasi. Berikut ini adalah contoh pedoman observasi pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan fokus terhadap altivitas siswa.


(39)

NO. ASPEK YANG DINILAI

NAMA KELOMPOK

KKU KTA KSR KSI KPA KMA

B C K B C K B C K B C K B C K B C K 1. Sesi Pengerjaan Tugas Membuat Judul Cerpen

a. Pengerjaan tugas dilakukan dalam suasana yang tertib.

b. Adanya pembagian kerja yang jelas. c. Setiap anggota kelompok

memberikan kontribusi dengan saling sharing hal-hal penting terkait judul cerpen.

d. Menerima pendapat teman sekelompok.

e. Menyelesaikan tugas tepat waktu. 2. Sesi Presentasi

a. Kemampuan menyampaikan hasil diskusi.

b. Kemampuan menggunakan bahasa yang baik dan sopan.

c. Kelancaran berbicara. 3. Sesi Tanya Jawab

a. Kemampuan siswa menjawab pertanyaan terkait isi judul cerpen. b. Inisiatif siswa dalam mengemukakan

pendapat

c. Kelancaran berbicara.

d. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

JUMLAH NILAI


(40)

60

Puji Nursari, 2013

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu Keterangan :

KKU = Kerajaan Kutai B = Baik (skor 3) KTA = Kerajaan Tarumanegara C = Cukup (skor 2) KSR = Kerajaan Sriwijaya K = Kurang (skor 1) KSI = Kerajaan Singosari

KPA = Kerajaan Padjajaran KMA = Kerajaan Majapahit

NILAI SKOR

Baik 25 - 36

Cukup 13 - 24 Kurang 1- 12

1.2 Keterampilan Menulis Cerita Pendek Sejarah

Menulis cerita pendek sejarah merupakan kegiatan menuangkan gagasan dan ide dalam sebuah karangan secara tertulis mengenai peristiwa sejarah untuk dapat dipahami oleh khalayak ramai, serta lebih dapat memahami arti dari sebuah peristiwa sejarah tersebut.

Keterampilan menulis cerpen dalam pembelajaran sejarah di kelas XI Bahasa 1 ini dengan didasarkan pada pemaparan sebelumnya, adapun tahapan-tahapan membuat cerpen yakni:

1. Menentukan Judul Cerpen

Dalam hal ini, siswa sudah harus membatasi dan memfokuskan permasalahan yang akan dibahas. Seluruh isi cerita hendaknya membawa dan meningkatkan perhatian kepada salah satu ide pokok yang merupakan inti tulisan.

2. Alur Cerita

Alur cerita atau plot adalah kejadian atau peristiwa yang berlangsung dalam sebuah cerita dari awal hingga akhir. Alur cerita harus dibuat sedemikian rupa agar pembaca tidak bosan. Alangkah baiknya jika alur cerita itu dibuat bervariasi, sehingga emosi pembaca terbawa hanyut ke dalam cerita.


(41)

3. Tokoh dan Penokohan

Menentukan tokoh dalam tulisan sangat penting karena tokoh yang akan melahirkan cerita. Rangkaian hubungan antara tokoh-tokoh itulah yang melahirkan suatu cerita atau peristiwa. Tokoh pula yang akan menghidupkan cerita atau tulisan. Penokohan juga merupakan hal penting dalam sebuah cerita. Penokohan merupakan karakter tokoh di dalam cerita. Semakin unik karakter tokoh biasanya semakin membuat penasaran pembacanya.

4. Setting

Secara ringkas yang dimaksud setting adalah waktu dan tempat kejadian.

Setting dalam sebuah tulisan harus mampu mengangkat, menggambarkan, dan

menghidupkan suasana. Jadi, ada bagian lain yang juga termasuk bagian dari kelengkapan setting yaitu suasana.

5. Penggunaan Bahasa

Para siswa diharuskan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, menggunakan kosakata-kosakata yang telah dibakukan sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), kata-kata yang digunakan tergolong sopan. 6. Waktu Pengumpulan Tugas

Tugas resensi dikumpulkan sesuai dengan waktu yang telah disepakati oleh guru dan siswa.

7. Keunggulan Tugas

Keunggulan penulisan resensi dilihat dari jumlah halaman resensi yang melebihi dua halaman dengan disertai dengan mencantumkan sumber literatur yang lebih dari tiga sumber.

8. Kesesuaian Tugas

Sebuah tulisan dikatakan sesuai jika telah memenuhi persyaratan sebagai resensi. Aspek ini merupakan kesimpulan penilaian guru terkait tugas resensi yang dikerjakan siswa.


(42)

62

Puji Nursari, 2013

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2. Contoh Rubrics Cerpen Sejarah.

Keterangan :

KKU = Kerajaan Kutai

KTA = Kerajaan Tarumanegara KSR = Kerajaan Sriwijaya KSI = Kerajaan Singosari KPA = Kerajaan Padjajaran KMA = Kerajaan Majapahit

NILAI SKOR

A 25-32

B 17-24

C 9-16

D 1-8

A = Siswa dapat mengerjakan tugas judul cerpen dengan “sangat baik”

B = Siswa dapat mengerjakan tugas judul cerpen dengan “baik”

C = Siswa dapat mengerjakan tugas judul cerpen dengan “cukup baik” No

. Aspek Penilaian Cerpen SB B CB K

1. Kesesuaian judul dengan cerita dan materi. 2. Penggunaan alur sesuai dengan tema materi. 3. Penggambaran tokoh dan penokohan sesuai

dengan materi.

4. Pendeskripsian latar sesuai dengan materi. 5. Penyusunan cerita secara kronologis 6. Penggunaan Bahasa

7. Waktu pengumpulan tugas 8. Keunggulan tugas

9. Kesesuaian tugas

10. Cara penyusunan cerpen

Jumlah Skor Alur Cerpen Nilai Alur Cerpan


(43)

D = Siswa dapat mengerjakan tugas judul cerpen dengan “kurang baik”

Setelah terlihat hasil pengolahan tugas cerpen yang dikerjakan oleh siswa menunjukkan tingkat keberhasilan terkait tumbuhnya keterampilan menulis siswa dalam pembelajaran sejarah di kelas XI Bahasa 1, diharapkan berpengaruh juga terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas XI Bahasa 1 dalam bentuk angka keberhasilan.

E. Instrumen Penelitian

Data penelitian yang dibutuhkan adalah keterampilan menulis cerpen sejarah sebelum dan sesudah tindakan dilakukan. Oleh karena itu dalam mengumpulkan semua data yang ada di lapangan diperlukan beberapa perangkat penelitian. Adapun perangkat-perangkat yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data diantaranya yaitu:

1. Lembar tugas, yang berisi uraian tugas yang menuntut siswa untuk melakukan aktivitas menulis cerpen sejarah yang sesuai dengan materi kelas XI Bahasa 1. Pemilihan topik disesuaikan dengan cakupan sebagian besar kinerja yang dapat dikuasai siswa pada aspek kognitif setelah melakukan aktivitas menulis cerpen sejarah.

2. Lembar panduan observasi merupakan perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas guru dan siswa baik pada sebelum dan sesudah dilakukannya tindakan penelitian. Observasi dicatat segera setelah melaksanakan pembelajaran dikelas. Observasi ini dalam observasi terbuka yang mencatat semua kejadian yang terjadi di dalam kelas selama pembelajaran berlangsung.

3. Pedoman wawancara adalah perangkat pertanyaan yang diajukan oleh peneliti untuk mendapatkan jawaban dari siswa dan guru dengan cara melakukan tanya jawab berkenaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Pedoman wawancara dipergunakan untuk memperoleh data


(44)

64

Puji Nursari, 2013

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

berkenaan dengan rencana pelaksanaan tindakan, pandangan dan pendapat guru dan siswa untuk mengetahui lebih mendalam terhadap asesmen kinerja dalam pembelajaran sejarah, baik sebelum maupun sesudah dilakukan tindakan.

4. Catatan lapangan yang dibuat oleh peneliti atau mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi. Catatan lapangan ini digunakan untuk melihat berbagai aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, hubungan interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa.

5. Jurnal Kesan Siswa

Menurut Tamam (2007: 42) “Jurnal kesan adalah catatan harian yang diisi oleh siswa pada akhir pembelajaran, yang berisi tentang kesan siswa setelah pembelajaran”. Hal ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai kesan siswa terhadap pembelajaran dalam upaya perbaikan pada pembelajaran berikutnya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini didapat dengan menggunakan beberapa metode untuk memperoleh data penelitian. Adapun metode-metode yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data diantaranya yaitu:

1. Aktivitas atau kinerja siswa

Dalam mengumpulkan data terhadap skor kinerja siswa saat pembelajaran sejarah di kelas berlangsung, berpedoman pada lembar observasi dan rubrik penilaian kinerja. Di dalamnya terdapat cek dan skala penilaian. criteria pemberian skor kinerja pada siswa adalah sebagai berikut:

a. Siswa mendapat skor 4, apabila melakukan tugas (task) yang ada pada lembar observasi dengan cara yang baik dan benar tanpa melakukan kesalahan.


(45)

lembar observasi dengan cara yang baik dan benar namun melakukan kesalahan yang tidak besar.

c. Siswa mendapat skor 2, apabila melakukan tugas (task) yang ada pada lembar observasi dengan cara kurang baik dan melakukan kesalahan yang tidak besar.

d. Siswa mendapat skor 1, apabila melakukan tugas (task) yang ada pada lembar observasi dengan melakukan banyak kesalahan.

2. Metode Observasi

Pengumpulan data dengan observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang pelaksaan proses belajar mengajar di kelas, yang meliputi aktivitas guru dan siswa ketika tindakan dilakukan. Aktivitas guru diamati oleh peneliti sebagai peneliti utama, sedangkan aktivitas siswa diamati oleh peneliti mitra. Dengan demikian dapat diketahui dengan jelas kekurangan dan kelebihan yang terjadi dalam proses belajar mengajar di kelas.

Metode observasi yang dilakukan adalah observasi terbuka, dengan tujuan agar pengamat mampu menggambarkan secara utuh atau mampu merekonstruksi proses implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud dalam diskusi balikan (Sukidin (kurniawati, 2006:43). Observasi dalam penelitian tindakan ini berfungsi untuk mendokumentasikan aktivitas siswa dan guru sebagai dasar bagi refleksi yang akan dilakukan pada siklus berikutnya.

3. Metode Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara atau penanya dengan responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide atau panduan wawancara (Moh. Nasir, (kurniawati, 2006:44). Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru terutama


(46)

66

Puji Nursari, 2013

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

mengenai penerapan asesmen kinerja untuk menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah pada siswa.

Pedoman wawancara digunakan untuk mendapatkan data secara kualitatif yang diperoleh untuk bahan analisis pada tahap selanjutnya terutama untuk mengetahui aktivitas siswa dan tanggapan siswa terhadap proses belajar mengajar. Peneliti hanya melakukan wawancara pada beberapa orang siswa yang dianggap dapat mewakili seluruh siswa, mulai dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Pedoman wawancara untuk siswa disusun oleh peneliti sendiri, untuk memperoleh pandangan siswa terhadap tindakan guru dan pengaruhnya terhadap pemahaman siswa terhadap materi sejarah. Hasil wawancara itu dimaksudkan agar, guru melaksanakan perbaikan dalam proses belajar mengajar sesuai dengan yang telah direncanakan bersama peneliti, peneliti mitra, dan guru dalam proses pembelajaran selanjutnya.

4. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan informasi yang digunakan dalam penelitian, sebagai sumber data yang berkaitan dengan suasana yang terjadi di kelas pada waktu pembelajaran pada saat penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan. Dalam penelitian ini dokumen yang digunakan adalah silabus, tes, daftar nilai, rencana pelaksanaan pembelajaran, keaktifan, dan kehadiran. Dokumentasi yang akan digunakan sebagai data penelitian yaitu silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, tugas-tugas siswa, catatan tentang kehadiran, serta aktivitas siswa di kelas dan sumber-sumber yang digunakan dalam pembelajaran. 5. Jurnal Kesan Siswa

Setiawan (2011: 50) menyebutkan bahwa jurnal kesan merupakan jurnal harian yang harus diisi oleh setiap siswa berkenaan dengan pembelajaran sejarah. Data yang diperoleh dari jurnal kesan siswa dikelompokkan ke dalam tiga kategori yakni: positif, negatif dan tidak berkomentar. Jurnal harian yang dipakai


(47)

dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sikap, perasaan dan respons siswa terhadap pembelajaran sejarah melalui penerapan Asesmen Kinerja.

G. Analisis Data

Teknik pengolahan data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Mereduksi, yaitu data mentah yang diperoleh dari kegiatan observasi yang telah dicatat dalam lembar observasi dan diskusi balik tentang kegiatan belajar mengajar dan permasalahan yang dihadapi selama pembelajaran dirangkum sehingga mudah dipahami. Hasil pengerjaan tugas (task) siswa diberi skor sesuai dengan rubrik yang telah dibuat. Langkah selanjutnya skor tersebut dimasukan ke dalam lembar penskoran.

b. Kategorisasi dilakukan setelah penskoran terhadap tugas (task) yang telah dikerjakan oleh siswa. Kategorisasi ini ditunjukan dengan skor yang diperoleh tiap siswa dan siswa dikategorikan menurut skala skor yang telah dibuat. Data-data temuan kemudian diolah dan dianalisis. Analisis data merupakan bagian yang penting dalam penelitian ini, sebab data mentah yang telah dikumpulkan oleh peneliti tidak ada gunanya jika tidak dilakukan analisis. Melalui analisis, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara terus menerus dari awal sampai berakhirnya pelaksanaan penelitian.

1. Data Kuantitatif

Pengolahan data untuk mengukur tumbuhnya keterampilan menulis cerpen sejarah siswa diolah secara kuantitatif melalui penskoran. Rumus-rumus yang digunakan, antara lain:

a. Rumus dalam mengolah data hasil dari kinerja siswa berupa cerpen sejarah secara keseluruhan, yaitu :


(1)

tulisan. Jika hal tersebut dapat terpenuhi, maka pembelajaran sejarah pun akan mendapatkan hasil yang lebih komprehensif.

Ketiga, penggunaan cerpen dalam pembelajaran sejarah tidak hanya menumbuhkan aspek keterampilan menulis pada siswa yang memang menjadi fokus penelitian, ternyata hal tersebut dapat memberikan dampak ganda yang cukup baik, yakni dalam hal peningkatan keaktifan siswa dan minat belajar siswa terhadap pembelajaran sejarah. Hal ini terlihat dari data hasil pengolahan lembar observasi terkait dengan keaktifan siswa pada saat pembelajaran berlangsung, keterlibatan dan keaktifan siswa menunjukkan peningkatan dari tiap siklusnya.

Proses pembelajaran sejarah di kelas XI BAHASA 1 ini, setelah ditugaskan membuat cerpen sejarah ini cenderung lebih interaktif. Di samping itu, guru memang belum memberikan motivasi pada siswa terkait pengembangan keterampilan menulis, sehingga dengan adanya penelitian ini dalam pembelajaran sejarah dapat mempermudah kinerja guru dalam melatih keterampilan menulis siswa melalui tugas membuat cerpen sejarah.

Perubahan setelah dilakukannya penelitian ini dalam proses pembelajaran sejarah, mengalami perkembangan terkait dengan tumbuhnya keterampilan menulis cerpen sejarah pada siswa di kelas XI BAHASA 1 MAN 2 Bandung dari tiap siklusnya. Hal ini terbukti dari data yang peneliti dapatkan, menunjukkan peningkatan yang terlihat pada setiap siklusnya. Baik dilihat dari tugas membuat cerpen yang dikerjakan siswa secara kelompok yang didukung dengan hasil lembar observasi pada saat proses pembelajaran, aktivitas siswa dalam pembelajaran di kelas, serta respons siswa yang dilihat dari jurnal kesan siswa, yang pada umumnya menunjukkan ketertarikan dan menyenangi proses pembelajaran sejarah ini, hingga akhirnya menjadi stimulus bagi siswa untuk dapat mengembangkan keterampilan menulis.

Keempat, penggunaan assesmen kinerja sebagai upaya untuk menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah pada siswa dalam pembelajaran sejarah memang menemui banyak kendala. Kendala yang dialami sebagian besar disebabkan karena adanya beberapa siswa yang kurang disiplin dalam hal pengumpulan tugas, pemilihan sumber cerita, menentukan kesemua


(2)

tahapan membuat cerpen yang harus disesuaikan dengan materi pembelajaran sejarah di kelas sehingga peneliti harus mencari sumber yang sesuai dengan pokok bahasan. Kurangnya pemahaman peneliti terhadap cerpen yang baik menjadi kendala yang sangat besar, namun dengan bantuan dari guru B. Indonesia CU. Peneliti pun dibantu dalam menilai dan menentukan alur cerita dari setiap kelompok, sehingga cerpen sejarah yang dihasilkan siswa baik. Kendala-kendala yang terjadi dalam penelitian ini dapat di atasi melalui upaya-upaya perbaikan yang dilakukan berdasarkan hasil refleksi dan revisi yang dilakukan peneliti dan mitra peneliti dari setiap tindakan siklus pembelajarannya.

B. Implikasi

Dari hasil penelitian ini, sebagai bahan rekomendasi dengan

mempertimbangkan hasil temuan baik di lapangan maupun secara teoritis, maka beberapa hal yang dapat menjadi bahan rekomendasi adalah sebagai berikut:

Pertama, pembuatan cerpen yang digunakan dalam pembelajaran sejarah dapat menumbuhkan keterampilan menulis pada siswa, sehingga dapat dijadikan alternatif media pembelajaran sejarah di sekolah. Di samping itu, penggunaan tugas menulis dalam bentuk cerpen yang diberikan kepada siswa dapat mengembangkan keterampilan menulis di kelas.

Pemilihan tugas cerpen ini pun dimaksudkan agar para siswa tidak hanya terampil dalam memaparkan ringkasan cerita yang mereka ketahui, tetapi mereka juga dilatih untuk memberikan penilaian dan mencari sumber-sumber literatur lain sebagai peningkatan pemahaman siswa terhadap materi sejarah.

Kedua, guru hendaknya memerhatikan sumber cerpen dan isi cerpen yang dibuat siswa karena harus disesuaikan dengan materi pelajaran sejarah yang berlaku di sekolah.

Ketiga, guru hendaknya lebih memaksimalkan lagi penggunaan atau pemanfaatan media lainnya sebagai alat pembelajaran yang dikombinasikan dengan berbagai metode pembelajaran, misalnya diskusi kelompok, debat, kuis, tanya jawab, games ataupun metode-metode lainnya yang dapat mengoptimalkan


(3)

Keempat, pihak sekolah sebaiknya mendukung dan memberikan kemudahan pada berlangsungnya pembelajaran sejarah. Misalnya pihak sekolah dapat memfasilitas dengan menyediakan media pembelajarn yang berkualitas untuk pembelajaran sejarah di kelas dengan baik.

Kelima, hasil dari penelitian ini bukanlah merupakan hasil penelitian yang sempurna, sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan assesmen kinerja dalam menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah pada pembelajaran sejarah yang berbeda agar memperoleh hasil penelitian yang lebih sempurna.

Demikian kesimpulan dan implikasi yang dapat penulis kemukakan. Semoga karya kecil ini dapat memberikan manfaat terhadap peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dan secara khusus semoga menjadi bahan pertimbangan bagi perkembangan pembelajaran sejarah di sekolah.


(4)

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku :

Arikunto, S dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Budiningsih, C Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Muslich, Masnur. (2009). Melaksanakan PTK itu mudah. Jakarta: Bumi Aksara Semi, M. A. (2007). Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Percetakan

Angkasa

Sudjana, N dan Ibrahim. 2005. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru

Sudjana, N. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya Supardan, D. (2007). Pengembangan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sejarah.

Makalah. Jurusan Pendidikan Sejarah.Universitas Pendidikan Indonesia Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,

dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sujanto. (1988). Keterampilan Berbahasa Membaca-Menulis-berbicara untuk mata kuliah dasar umum Bahasa Indonesia. Jakarta: DEPDIKBUD.

Tarigan, H. G. (2008). Menulis sebagai sesuatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa

Wiriaatmadja, R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wiriaatmadja, R. (2002). Pendidikan Sejarah di Indonesia. Bandung: Historia Utama Fresh.


(5)

Sumber Skripsi :

Anggraini, S. (2010). Pengembangan Media Kartu Bergambar untuk Pembelajaran Menulis Cerpen Melalui Teknik Analisis Deskriptif Kualitatif untuk Siswa Kelas VII SMP 15 Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia.

Budi, H. H. (2012). Mengembangkan Keterampilan Menulis Resensi Film Melalui Penggunaan Media Film Dalam Pembelajaran Sejarah. Skripsi. Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial: Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Hastuti, K. (2008). Keterampilan Menulis Pengalaman Pribadi Sebagai Kreativitas Mengarang Siswa Studi Kasus Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia.

Melti, N. I. (2007). Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen Melalui Teknik Pengandaian Diri Sebagai Tokoh Dalam Cerita Dengan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas X. Skripsi. Bandung: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia.

Muttaqin, S. (2004). Mengembangkan Kemampuan berpikir kritis siswa dalam PIPS melalui Pembelajaran Isu-isu Kontroversial. Kelas I SMU Negeri 1 Leles Garut. Suatu Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Sejarah. Tesis. Pasca Sarjana. Jurusan PIPS : Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Nugraha, A. dkk. (1998). Penggunaan Performance Assessment Untuk Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Laporan Penelitian Tindakan Kelas di SD Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. PGSD FIP IKIP Bandung.

Puryani, Y. (2009). Pengembangan Model Asesmen Kinerja Untuk Meningkatkan Membaca Buku Teks Sejarah Pada Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah. Skripsi. Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial: Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Restianty, N. (2012). Upaya Peningkatan Pembelajaran Menulis Cerpen Pada Siswa Kelas X Dengan Menggunakan Teknik Show Not Tell. Skripsi. Bandung: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia.


(6)

Rusdiana, A. (2009). Peningkatan Minat Dan Keterampilan Menulis Cerita Dengan Media Gambar Berseri Pada Siswa Kelas V SDN Plosolor 02 Karangjati Ngawi. Tesis. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Sebelas Maret Program pascasarja Surakarta. Tidak diterbitkan.

Setiawan, A. (2011). Penerapan Metode Quantum Learning dengan Teknik Peta Pikiran (Mind Mapping) dalam Pembelajaran Sejarah untuk Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Skripsi. Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial: Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Sumber Undang-undang:

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Sumber Internet :

Ahira, A. (2010). Pahamilah Pengertian Keterampilan Menulis Dasar. [Online]. Tersedia: http://www.anneahira.com/pengertian-keterampilan-menulis.htm [10 februari 2011]

Mariana. (2011). Keterampilan Menulis Cerita. [Online]. Tersedia:

http://www.Senduku.index.php. [10 februari 2011].

Tn. (2004). Model Pembelajaran Konstektual dan Asesmen Penerapan Kinerja. [Online]. Tersedia: http://www.aqilacourse.info/2010/04/10/model-pembelajaran-kontekstual-dan-asesmen-penerapan-kinerja/. [10 februari 2011]

Tn. (2008). Asesmen kinerja. [Online]. Tersedia:

http://lussysf.multiply.com/journal/item/344/Asesmen_Kinerja_alias_Asssess

ment_Performance. [10 februari 2011]

Tn. (2010). Asesmen kinerja (Performance). [Online]. Teersedia.

http://rbaryans.wordpress.com/2010/10/25/asesmen-kinerja-performance/


Dokumen yang terkait

Peningkatan keterampilan menulis naskah drama dengan media cerpen ( sebuah penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XI MAN Cibinong Bogor tahun pelajaran 2010-2011)

2 21 165

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM UPAYA MENUMBUHKAN KERJASAMA SISWA : Penelitian Tindakan Kelas Pada Pelajaran Sejarah di Kelas XI IPA-1 SMAN 1 Ciwidey.

0 0 22

PENERAPAN ASESMEN KINERJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH: Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI IPS 2 SMAN 22 Bandung.

3 17 47

PENERAPAN MODEL INKUIRI SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS 1 MAN Cililin Kabupaten Bandung Barat.

0 1 55

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH: Penelitian Tindakan Kelas XI IPS 2 SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung.

2 31 44

PENERAPAN ASESMEN KINERJA UNTUK MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENGANALISIS SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS 2 MAN 1 Kota Bandung.

0 0 43

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA :Penelitian Tindakan Kelas di kelas X-2 SMA Negeri 6 Bandung.

0 2 54

Perangkat Mengajar Bahasa Indonesia SMA Kelas X,XI,XII menulis cerpen

0 0 3

KEEFEKTIFAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN PADA SISWA KELAS XI MAN TULUNGAGUNG 1 JAWA TIMUR.

0 1 152

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI BAHASA MAN PURWOREJO MELALUI TEKNIK CLUSTER.

3 8 398