PENERAPAN ASESMEN KINERJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH: Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI IPS 2 SMAN 22 Bandung.

(1)

Aulia Putri Fajartriyani, 2013

PENERAPAN ASESMEN KINERJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PADA PEMBELAJARAN SEJARAH

(Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI IPS 2 SMAN 22 Bandung)

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh :

AULIA PUTRI FAJARTRIYANI 0906771

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

(3)

Aulia Putri Fajartriyani, 2013

PENERAPAN ASESMEN KINERJA SEBAGAI UPAYA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PADA PEMBELAJARAN SEJARAH

(Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI IPS 2 SMAN 22 Bandung)

Oleh :

AULIA PUTRI FAJARTRIYANI

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana padaFakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Aulia Putri Fajartriyani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

HALAMAN PENGESAHAN

AULIA PUTRI FAJARTRIYANI

PENERAPAN ASESMEN KINERJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

(PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI KELAS XI IPS 2 SMAN 22 BANDUNG)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing I

Dra. Yani Kusmarni, M.Pd NIP : 19660113 199001 2 002

Pembimbing II

Drs. Tarunasena Ma’mur, M.Pd NIP : 19680828 199802 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah

Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd NIP : 19570408 198403 1 003


(5)

i

Aulia Putri Fajartriyani, 2013

ABSTRAK

Skripsi ini mengambil judul “Penerapan Asesmen Kinerja untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS 2 SMAN 22 Bandung)”. Penelitian yang dilakukan berkaitan dengan penerapan asesmen kinerja berupa pemberian tugas-tugas yang dikerjakan oleh siswa secara individu maupun berkelompok dan siswa diharuskan untuk menunjukan performance-nya (presentasi). Penelitian ini dilakukan di kelas XI IPS 2 SMAN 22 Bandung. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran sejarah, karena selama ini pembelajaran sejarah hanya dimaknai siswa sebagai mata pelajaran yang hanya perlu dihafalkan tanpa mengerti betapa pentingnya peristiwa sejarah dikritisi agar menjadi acuan kita berpikir kritis dalam hal-hal yang lainnya. Kemampuan berpikir kritis siswa yang rendah terlihat siswa tidak dapat menjelaskan dengan kata-katanya sendiri mengenai suatu peristiwa sejarah yang sedang dipelajari. Yang siswa jelaskan adalah kalimat-kalimat yang hampir sama persis dengan yang ada pada buku sumber yang mereka gunakan.. Selain itu, siswa tidak dapat mencari keterkaitan atau keterhubungan antara peristiwa masa lalu dengan apa yang sedang terjadi di masa sekarang dan siswa pun terlihat kebingungan untuk menghubungkan materi sejarah satu dengan materi sejarah lainnya yang memang memiliki keterhubungan. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan desain Dave Ebbut. Desain PTK model Ebbut dalam satu siklus diawali dengan ide umum, reconnaisance (pemantauan sebelum tindakan), rencana tindakan, tindakan 2, reconnaissance (pemantauan setelah tindakan), revisi perencanaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah penilaian dan observasi. Instrumen penelitiannya menggunakan lembar penilaian (rubrik) dan lembar observasi. Penyusunan rubrik yang baik dan melalui kesepakatan guru dan siswa akan membuat rubrik benar-benar berfungsi sebagai mana mestinya. Yaitu sebagai panduan untuk memberi penilaian/skor terhadap tasks yang dikerjakan siswa. Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan, menunjukan bahwa penerapan asesmen kinerja dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siwa dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 2 SMAN 22 Bandung. Hal ini terlihat dari pencapaian siswa dalam setiap pelaksanaan siklus yang mengalami peningkatan, baik dalam pengerjaan setiap tugas dan presentasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan asesmen kinerja dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 2 SMAN 22 Bandung, akan tetapi pada penerapannya tugas-tugas yang diberikan kepada siswa dapat disesuaikan dengan karakter siswa dan materi pelajaran yang sedang dipelajari. Hasil penelitian ini dapat menjadi rekomendasi bagi guru dan pihak sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk menuangkan pemikiran kritisnya dalam berbagai bentuk tugas. Sehingga pembelajaran dapat menggali kompetensi siswa dan guru dapat melihat performance siswa dalam menunjukan kemampuan berpikir kritisnya secara lisan.


(6)

Abstract

This article entitled “Applying work assessment to increase critical thinking ability of the XI grade social class students in SMAN 22 Bandung in studying history course”. Research in this articel is related to application of work assessment in the form of individual or group assignments, where the students are required to show their performances. The main purpose of this research is to increase the students critical thinking ability in learning history, because students have the wrong ideawhen it comes to studying history. The students think that history is acourse the only needs to be memorized without understanding that is very important to critize the events that happened in the history, so that it can be our reference to be critical in other matter. The poor ability in critical thinking can be seen from the way students explaining the historical events. They seemed to be having a hard time using thei own words to expalined it. Intead of using their own words, they used almost exact same words printed in their source book. Even more, the students cannot seek the relation between the event happened in the past with the event that is happening nowadays. The seemed to be caonfused in finding the relation between one topic to another. The research method used is PTK (Penelitian Tindakan Kelas) using Dave Ebbut’s PTK design. Data collection technique used are scoring and observation. The research instrument are using scoring sheet (rubric) and observation sheet. A well arranged rubric with the agreement between the teacher and the students will make the rubric works. Which will act as a guide to give grades/scores troughthe tasks that the application of work assessment can increase the students. Based on the research done, it shows that the application of work assessment can increase the students ability in critical thinking in studying history in XI grade social class in SMAN 22 Bandung. It can be seen from the students achievment in every cycle which was showing progress in every assignements and presentation. It can be conclude that the application of works assessment can increase the students ability in critical thinking in studying history course in XI grade social class in SMAN 22 Bandung. But then, in every application, the assignments given to the students can be adjusted to the students characters and also the topic of the course.


(7)

iv

Aulia Putri Fajartriyani, 2013

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I: PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Stuktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II: KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Kajian Umum Asesmen Kinerja ... 9

a. Asesmen Kinerja ... 10

b. Tugas-tugas (task) dan Kriteria Penilaian (rubrik) ... 13

c. Keunggulan dan Kelemahan Asesmen Kinerja ... 15

d. Bentuk Pengembangan Asesmen Kinerja ... 18

B. Kajian Umum Berpikir Kritis ... 19

a. Kemampuan Berpikir ... 19

b. Kemampuan Berpikir Kritis ... 21

c. Kemampuan Berpikir dalam Pembelajaran Sejarah ... 23

d. Asesmen Kinerja sebagai Upaya dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sejarah ... 24


(8)

BAB III: METODE PENELITIAN ... 26

A. Subjek Penelitian ... 26

B. Desain Penelitian ... 26

C. Metode Penelitian ... 30

D. Definisi Operasional ... 31

E. Instrumen Penelitian ... 36

F. Teknik Pengumpulan Data ... 38

G. Analisis Data ... 40

BAB IV: DESKRIPSI DAN ANALISIS HASIL PENERAPAN ASESMEN KINERJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA ... 42

A. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus 1 (2 Tindakan) ... 42

a. Perencanaan Siklus 1 ... 43

b. Pelaksanaan Siklus 1 ... 43

a) Pelaksanaan Tindakan ke 1 ... 43

b) Observasi Tindakan ke 1 ... 47

c) Refleksi Tindakan ke 1 ... 52

d) Pelaksanaan tindakan ke 2 ... 53

e) Observasi Tindakan ke 2 ... 56

f) Refleksi Tindakan ke 2 ... 70

g) Revisi Perencanaan ... 72

B. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus 2 (3 Tindakan) ... 73

a. Perencanaan Siklus 2 ... 73

b. Pelaksanaan Siklus 2 ... 74

a) Pelaksanaan Tindakan ke 1 ... 74

b) Observasi Tindakan 1 ... 77


(9)

vi

Aulia Putri Fajartriyani, 2013

d) Pelaksanaan Tindakan ke 2 ... 86

e) Pelaksanaan Tindakan ke 3 ... 89

f) Observasi Tindakan ke 2 dan 3 ... 91

g) Refleksi Tindakan ke 2 dan 3 ... 121

h) Revisi Perencanaan ... 124

C. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus 3 (2 Tindakan) ... 125

a. Perencanaan Siklus 3 ... 125

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus 3 ... 125

a) Pelaksanaan Tindakan ke 1 ... 125

b) Observasi Tindakan ke 1 ... 129

c) Refleksi Tindakan ke 1 ... 138

d) Pelaksanaan Tindakan ke 2 ... 139

e) Observasi Tindakan ke 2 ... 142

f) Refleksi Tindakan ke 2 ... 165

g) Revisi Perencanaan ... 165

D. Deskripsi Perencanaan Siklus 4 (2 Tindakan) a. Perencanaan Siklus 4 ... 166

b. Pelaksanaan Siklus 4 ... 166

a) Pelaksanaan Tindakan ke 1 ... 166

b) Observasi Tindakan ke 1 ... 170

c) Refleksi Tindakan ke 1 ... 173

d) Pelaksanaan Tindakan ke 2 ... 173

e) Observasi Tindakan ke 2 ... 177

f) Refleksi Tindakan ke 2 ... 188

E. Deskripsi Hasil Pengolahan Data Penelitian ... 189

a. Data Hasil Penilaian Produk Siswa ... 189

b. Data Hasil Penilaian Performance Siswa ... 196

F. Analisis Hasil Penelitian ... 202

BAB V: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 211


(10)

B. Rekomendasi ... 214 DAFTAR PUSTAKA ... 216 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(11)

viii

Aulia Putri Fajartriyani, 2013

DAFTAR TABEL

TABEL 4.1 Lembar Observasi Kerja Kelompok Siklus 1 ... 48

TABEL 4.2. Lembar Penilaian Booklet ... 58

TABEL 4.3 Rubrik Booklet... 60

TABEL 4.4 Lembar Penilaian Presentasi Kelompok ... 65

TABEL 4.5 Rubrik Presentasi Kelompok ... 67

TABEL 4.6. Lembar Observasi Kerja Kelompok Siklus 2 ... 78

TABEL 4.7. Lembar Penilaian Presentasi Kelompok ... 79

TABEL 4.8 Lembar Penilaian Laporan Hasil Diskusi Kelompok ... 80

TABEL 4.9. Lembar Penilaian Essai ... 92

TABEL 4.10 Lembar Penilaian Presentasi Essai ... 102

TABEL 4.11 Rubrik Penilaian Essai ... 109

TABEL 4.12 Rubrik Presentasi Essai ... 110

TABEL 4.13. Lembar Penilaian Metode Snow Ball Throwing Siklus 3 ... 131

TABEL 4.14. Lembar Penilaian Resensi Film ... 143

TABEL 4.15 Rubrik Resensi Film ... 148

TABEL 4.16. Lembar Penilaian Presentasi Film ... 160

TABEL 4.17 Rubrik Presentasi Resensi Film... 161


(12)

TABEL 4.19 Lembar Penilaian Makalah Kelompok ... 178

TABEL 4.20. Rubrik Makalah ... 179

TABEL 4.21. Lembar Penilaian Presentasi Makalah ... 184

TABEL 4.22. Rubrik Presentasi Makalah... 185

TABEL 4.23. Presentase Skor Booklet ... 189

TABEL 4.24. Presentase Skor Essai ... 190

TABEL 4.25 Presentase Skor Resensi Film ... 192

TABEL 4.26 Presentase Skor Makalah ... 194

TABEL 4.27 Presentase Skor Presentasi Booklet ... 196

TABEL 4.28 Presentase Skor Presentasi Essai ... 197

TABEL 4.29.Presentase Skor Presentasi Resensi Film ... 199


(13)

x

Aulia Putri Fajartriyani, 2013

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Gambar Desain PTK Ebbut ... 27

Gambar 4.1. Foto booklet-booklet hasil kerja kelompok siswa ... 56

Gambar 4.2. Foto salah satu kelompok sedang presentasi booklet ... 68

Gambar 4.3. Foto salah satu kelompok sedang presentasi hasil diskusi ... 76

Gambar 4.4 Foto siswa sedang presentasi essai ... 89

Gambar 4.5.Foto persiapan siswa dalam metode snowball throwing ... 126

Gambar 4.6. Foto suasana kelas saat melakukan snowball throwing ... 128

Gambar 4.7 Foto hasil resensi film yang dibuat siswa ... 140

Gambar 4.8. Foto siswa presentasi hasil resensi film ... 163

Gambar 4.9. Foto guru saat metode scrambble ... 169

Gambar 4.10. Foto salah satu kelompok sedang presentasi hasil makalah ... 176

Gambar 4.11 Diagram perkembangan presentase kemampuan berpikir kritis siswa dalam mengerjakan tugas ... 195

Gambar 4.12.Diagram pekembangan presentase kemampuan berpikir kritis siswa dalam presentasi tugas ... 200

Gambar 4.13 Diagram pekembangan presentase kemampuan berpikir kritis siswa dalammembuat tugas dan presentasi ... 201


(14)

(15)

1

Aulia Putri Fajartriyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kemampuan berpikir kritis siswa yang rendah adalah salah satu masalah yang dihadapi dalam pembelajaran sejarah. Permasalahan ini dapat teridentifikasi, setelah peneliti melakukan observasi di kelas XI IPS 2 SMAN 22 Bandung. Kemampuan berpikir kritis siswa yang rendah dapat terlihat dari beberapa hal yang terjadi saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Pertama, siswa lebih memaknai pelajaran sejarah sebagai sebuah materi yang hanya perlu dihafalkan. Kemampuan menghafal siswa memang terlihat dengan baik dan siswa pun cukup menguasai materi. Siswa bisa dengan lancar menjelaskan materi sejarah saat mereka diberi tugas perkelompok untuk mengkaji suatu materi, hanya saja apa yang mereka jelaskan bukan merupakan pemikirannya yang dirangkai dengan kata-katanya sendiri. Yang siswa jelaskan adalah kalimat-kalimat yang hampir sama persis dengan yang ada pada buku sumber yang mereka gunakan. Ketika guru memberi tantangan kepada siswa untuk menjelaskan materi sejarah hasil kajian dengan kelompoknya, siswa terkesan menolak dan tidak mampu melakukannya.

Kedua, saat guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan, banyak siswa yag antusias untuk bertanya. Namun pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan yang tidak membuat siswa berpikir dengan baik. Jawaban dari pertanyaan yang siswa ajukan sudah ada pada buku sumber yang mereka miliki. Tanpa siswa perlu bertanya kepada guru ataupun siswa lainnya pun, pertanyaan tersebut sebenarnya bisa dijawab oleh mereka sendiri dengan cara membaca buku sumber. Sehingga saat guru membimbing siswa untuk mengajukan pertanyaan yang benar-benar merupakan wujud dari ketidakpahaman siswa terhadap materi dan pertanyaan siswa yang menunjukan bahwa mereka


(16)

2

berpikir kritis tentang apa yang telah dan sedang terjadi, siswa terlihat kesulitan untuk melakukannya.

Ketiga, siswa tidak dapat mencari keterkaitan atau keterhubungan antara peristiwa masa lalu dengan apa yang sedang terjadi di masa sekarang dan siswa pun terlihat kebingungan untuk menghubungkan materi sejarah satu dengan materi sejarah lainnya yang memang memiliki keterhubungan. Hal ini terlihat saat guru seringkali menyelipkan pertanyaan-pertanyaan yang mengajak siswa untuk menghubungkan peristiwa sejarah yang sedang dipelajari dengan apa yang sedang terjadi di masa sekarang di sela-sela kegiatan pembelajaran. Siswa terlihat kebingungan dan tidak bisa menjawab pertanyaan guru tersebut. Pertanyaan guru yang dapat dijawab oleh siswa hanya sebatas pertanyaan yang berisikan materi sejarah yang bersifat faktual. Keempat, siswa tidak dapat menarik sebuah kesimpulan dari setiap materi pelajaran sejarah yang telah dipelajari. Setiap guru mencoba bertanya kepada siswa tentang kesimpulan apa yang dapat diambil pada setiap materinya, siswa tidak dapat menyebutkannya. Siswa hanya bisa mengulang kembali beberapa kalimat yang berisi tentang materi yang baru saja diajarkan, tetapi bukan berupa kesimpulan. Hanya berupa pengulangan saja.

Hal-hal tersebut diatas menggambarkan kemampuan berpikir kritis siswa yang rendah. Pembelajaran sejarah semestinya bukan hanya tentang menghafal materi dan pemahaman materi semata, tetapi siswa perlu untuk memahami betul makna dan nilai yang terkandung dalam suatu peristiwa sejarah. Sehingga dengan mengkritisi peristiwa masa lalu, akan melatih siswa berpikir kritis pula pada apa yang sedang dialami bangsa Indonesia di masa sekarang. Sehingga sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Evans (Supriatna, 2007:11) bahwa “pendekatan kritis dalam pembelajaran sejarah dapat mendorong terjadinya dialog kritis, baik antara guru dengan siswa maupun di kalangan siswa sendiri mengenai masalah-masalah sosial yang sedang mereka hadapi dan mencari solusi pemecahannya”. Dengan melakukan dialog kritis ini, siswa dapat berdiskusi dan bertukar pikiran tentang apa yang siswa tahu dan apa yang siswa tidak tahu tentang makna yang mendalam tentang materi sejarah.


(17)

3

Aulia Putri Fajartriyani, 2013

Manfaat siswa memiliki kemampuan berpikir kritis, masih menurut Evans (Supriatna, 2007:11) adalah “dapat mendorong refleksi yang mendalam mengenai pertanyaan-pertanyaan kritis pada masyarakat setempat, baik pada masa lalu, masa kini maupun masa yang akan datang”. Hal ini akan membantu siswa merenungkan apa yang telah dan sedang terjadi, merenungkan sebab dan akibatnya, dan memikirkan pemecahan masalahnya. Dari pemikiran tersebut maka akan muncullah pertanyaan-pertanyaan sebagai wujud dari kritisnya pemikiran siswa tentang suatu materi sejarah dan fenomena yang sedang terjadi di masyarakat. Jika siswa bisa merefleksikan suatu materi sejarah dan juga peristiwa yang sedang terjadi di masa sekarang, siswa tidak akan lagi megajukan pertanyaan yang teks book. Pertanyaan siswa pun akan lebih terarah pada suatu pemecahan masalah, sebab-akibat dari suatu peristiwa, dan lain sebagainya. Refleksi pun bisa melatih siswa memaknai materi sejarah, sehingga siswa tidak hanya menghafal dalam mengikuti pembelajaran sejarah. Siswa akan terlatih pula untuk bisa mencari keterhubungan antara materi sejarah satu dengan materi sejarah lainnya maupun materi sejarah dengan sesuatu yang sedang terjadi di masyarakat. Bahkan siswa pun dapat terbiasa dalam menarik kesimpulan dalam setiap materi sejarah yang dipelajarinya.

Melihat betapa pentingnya kemampuan berpikir kritis yang harus dimiliki siswa, maka peneliti berusaha memecahkan masalah tersebut. Dan memilih asesmen kinerja sebagai solusinya. Asesmen kinerja menurut Zainul (2001 : 4) adalah “penilaian terhadap proses perolehan, penerapa pengetahuan dan keterampilan, melalui proses pembelajaran yang menunjukkan kemampuan siswa dalam proses maupun produk”. Sesuai dengan pengertian tersebut, asesmen kinerja merupakan suatu bentuk penilaian yang mengharuskan siswa memperlihatkan kinerjanya. Bukan hanya menjawab atau memilih jawaban yang biasanya ada pada tes objektif. Menurut Wangsatomtanakhun (Zainul, 2001 : 9) asesmen kinerja diwujudkan berdasarkan empat asumsi pokok, yaitu :


(18)

4

1. Asesmen kinerja yang didasarkan pada partisipasi aktif siswa

2. Tugas-tugas yang diberikan atau dikerjakan oleh siswa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan proses pembelajaran 3. Asesmen tidak hanya untuk mengetahui posisi siswa pada suatu saat

dalam proses pembelajaran, tetapi lebih dari itu, asesmen juga dimaksudkan untuk memperbaiki proses pembelajaran itu sendiri 4. Dengan mengetahui lebih dahulu kriteria yang akan digunakan untuk

mengukur dan menilai keberhasilan proses pembelajarannya, siswa akan secara terbuka dan aktif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terlihat jelas keunggulan dari asesmen kinerja dari keempat asumsi di atas. Dengan mengembangkan asesmen kinerja pada pembelajaran sejarah, guru dapat merancang pembelajaran yang membuat seluruh siswa berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Guru sebisa mungkin memberikan task (tugas) kepada siswa yang membuat seluruh siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga task ini menjadi bagian dari proses pembelajaran, bukan hanya melihat hasil akhir dari task yang diselesaikan siswa. Guru bisa melihat bagaimana proses siswa menyelesaikan task tersebut, dan saat proses pengerjaan itulah guru bisa melihat apa kekurangan dan kendala yang terjadi saat kegiatan pembelajaran. Sehingga guru bisa dengan cepat dan tepat memperbaiki segala kekurangan yang terjadi. Selain itu, asesmen kinerja identik dengan rubric sebagai kriteria penilaian. Tidak hanya sebagai kriteria pencapaian aspek penilaian siswa dalam mengerjakan task, rubric pun akan menjadi suatu target pencapaian siswa karena setiap aspek yang menjadi penilaian harus dikomunikasikan dan disepakati terlebih dahulu oleh guru dan siswa. Sehingga siswa akan berupaya dengan baik untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam pengembangannya, keempat asumsi pokok asesmen kinerja yang diungkapkan oleh Wangsatomtanakhun akan disesuaikan dengan indikator berpikir kritis yang dikembangkan oleh Glaser (Fisher,2009:7) yang berjumlah 12 point. Namun, peneliti menyesuaikan dengan permasalahan yang terjadi di kelas, maka peneliti hanya memilih 9 (sembilan) indikator yang menjadi acuan dalam penelitian ini. Dan indikator yang akan dikembangkan dalam penelitian ini, yaitu :


(19)

5

Aulia Putri Fajartriyani, 2013

1. Mengenal masalah

2. Menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-masalah itu

3. Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan 4. Mengenal asumsi dan nilai-nilai yang tidak dinyatakan

5. Memahami dan menggunakan bahasa yang tepat, jelas dan khas 6. Menganalisis data

7. Menilai fakta dan mengevaluasi pernyataan-pernyataan

8. Mengenal adanya hubungan yang logis antara masalah-masalah

9. Menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang diperlukan

Tentunya penyesuaian antara task yang diberikan dan rubric yang menjadi kriteria penilaian dengan indikator yang dikembangkan Glaser, diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang terjadi pada siswa kelas XI IPS 2 SMAN 22 Bandung, yaitu : 1) Pembelajaran sejarah yang didominasi oleh menghafal, tanpa memaknainya, 2) Siswa yang mengajukan pertanyaan sesuai dengan teks book, tanpa merenungkan dan merefleksikan permasalahan yang ada di dalamnya, 3) Siswa sama sekali tidak mampu mencari keterhubungan antara materi sejarah yang satu dengan materi sejarah yang lain, maupun mengaitkan materi sejarah dengan peristiwa yang sedang terjadi di masyarakat, dan 4) siswa tidak dapat menarik kesimpulan dari setiap materi sejarah yang telah dipelajari. Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, maka peneliti mengambil judul penelitian

yaitu, “PENERAPAN ASESMEN KINERJA SEBAGAI UPAYA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH (Penelitian Tindakan Kelas di kelas X 2 SMAN 22 Bandung)”.

B. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa permasalahan yang akan menjadi kajian dalam penelitian ini. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana menerapkan Asesmen Kinerja sebagai upaya


(20)

6

meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam pembelajaran Sejarah di kelas XI IPS 2 SMAN 22 Bandung?”.

Untuk membatasi kajian penelitian ini, maka diajukan beberapa pertanyaan penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini antara lain :

1) Bagaimana guru merancang pembelajaran Sejarah di kelas XI IPS 2 SMAN 22 Bandung dengan menerapkan Asesmen Kinerja sebagai upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Sejarah?;

2) Bagaimana guru menerapkan pembelajaran sejarah yang menggunakan Asesmen Kinerja sebagai upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis di kelas XI IPS 2 SMAN 22 Bandung?;

3) Bagaimana refleksi yang dilakukan oleh guru sejarah untuk mengatasi kendala dalam penerapan Asesmen Kinerja di kelas XI IPS 2 SMAN 22 Bandung?;

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerapkan Asesmen Kinerja sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 2 SMAN 22 Bandung. Adapun tujuan khusus yang diharapkan dari penelitian ini lebih diarahkan untuk :

1) Mengkaji dan mendeskripsikan rancangan pembelajaran Sejarah di kelas XI IPS 2 SMAN 22 Bandung dengan menerapkan Asesmen Kinerja sebagai upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa ;

2) Mendeskripsikan penerapan Asesmen Kinerja sebagai upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa di kelas XI IPS 2 SMAN 22 Bandung dalam pembelajaran Sejarah;


(21)

7

Aulia Putri Fajartriyani, 2013

3) Mengkaji dan menganalisis refleksi yang dilakukan oleh guru sejarah untuk mengatasi kendala dalam penerapan Asesmen Kinerja di kelas XI IPS 2 SMAN 22 Bandung.

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa SMA khususnya siswa kelas XI IPS 2 SMAN 22 Bandung, guru sejarah, sekolah yang bersangkutan dan bagi peneliti. Manfaat penelitian ini secara khusus yaitu sebagai berikut :

1. Bagi siswa : Dengan diterapkannya Asesmen Kinerja, diharapkan dapat menumbuhkan kemampuan berfikir kritis siswa dalam pembelajaran sejarah.

2. Bagi guru sejarah : Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam melakukan penilaian terhadap proses pembelajaran siswa di kelas. Sehingga guru sejarah dapat mengembangkan pembelajaran dengan menggunakan Asesmen Kinerja sebagai solusi apabila siswa memiliki permasalahan dalam kemampuan berpikir kritis yang rendah.

3. Bagi sekolah : Hasil dari penelitian ini akan menjadi sumbangan yang berarti dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah tersebut, baik untuk kelas yang menjadi subjek penelitian maupun kelas-kelas lain yang memiliki permasalahan kemampuan berpikir kritis yang rendah pula.

4. Bagi peneliti : Dengan melakukan penelitian tindakan kelas yang membuat peneliti langsung terlibat dalam proses pembelajaran, maka peneliti mendapatkan pengalaman langsung dalam pembelajaran sejarah.


(22)

8

Sistematika penulisan skripsi disesuaikan dengan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah yang diterbitkan oleh UPI. Sistematika penulisan yang dimaksud adalah:

Bab I Pendahuluan. Bab ini berisi ringkasan secara rinci mengenai latar belakang penulisan yang menjadi alasan peneliti sehingga merasa perlu untuk mengkaji dan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Penerapan Asesmen Kinerja sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran Sejarah yang ditujukan sebagai latar belakang penulisan skripsi, rumusan dan pembatasan masalah yang diuraikan menjadi beberapa pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi.

Bab II Kajian Pustaka. Di dalam bab ini dijelaskan secara terperinci mengenai konsep-konsep yang berhubungan dengan asesmen kinerja khususnya asesmen kinerja dan kemampuan berpikir kritis .

Bab III Metode Penelitian. Di dalam bab ini diuraikan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian. Peneliti menguraikan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam menyelesaikan penelitian yang berisi langkah-langkah penelitian, dimulai dari persiapan sampai langkah terakhir dalam menyelesaikan penelitian ini.

Bab IV Asesmen Kinerja sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berfikir Siswa dalam Pembelajaran Sejarah di Kelas XI IPS 2 SMAN 22 Bandung. Dalam bab ini berisi mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang berisi mengenai seluruh informasi dan data-data yang diperoleh peneliti tentang peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa dalam pembelajaran sejarah.

Bab V Kesimpulan. Pada bab terakhir ini peneliti memberikan kesimpulan dari hasil pembahasan yang berisi mengenai rancangan, penerapan, tanggapan dan hasil dari penerapan asesmen kinerja. Hal-hal yang dituliskan dalam bab kesimpulan ini sekaligus menjawab point-point dari pertanyaan penelitian.


(23)

9


(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. SUBJEK PENELITIAN

Lokasi penelitian dalam skripsi ini adalah SMAN 22 Bandung yang terletak di jalan. Rajamatri Kulon No 20 Buah Batu Bandung. Dengan guru mata pelajaran Sejarahnya adalah Pak Drs. H. Mustari, yang sekaligus bertindak sebagai kolaborator dalam penelitian ini. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 2 yang berjumlah 41 orang, yaitu terdiri dari 27 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan. Alasan peneliti memilih kelas XI IPS 2 adalah karena siswa di kelas tersebut teridentifikasi masalah rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa. Dan peneliti berupaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa di kelas XI IPS 2 SMAN 22 Bandung.

B. DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Ebbut. Adapun gambar desain tersebut adalah sebagai berikut :


(25)

27

Aulia Putri Fajartriyani, 2013

Penerapan Assesment Kinerja Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Gambar 1.1. Desain PTK Dave Ebbut (Wiriatmadja, 2005)

Desain penelitian yang dirancang oleh Ebbut berdasarkan gambar di atas adalah suatu penelitian tindakan kelas yang dalam pelaksanaan satu siklus terdiri beberapa kali tindakan. Dan tindakan pertama menjadi pertimbangan penting perencanaan tindakan selanjutnya. Dalam satu siklus diawali dengan ide umum, reconnaisance (pemantauan sebelum tindakan), rencana tindakan, tindakan 2, reconnaissance (pemantauan setelah tindakan), pilihan (ada perubahan atau tidak), dan tindakan 2. Ada istilah yang tidak biasa dalam tahapan desain penelitian ini, yaitu reconnaissance. Wiriatmadja (2005 : 68)

menjelaskan bahwa “reconnaissance dalam desain ini mencakup kegiatan-kegiatan diskusi, negosiasi, menyelidiki kesempatan, mengakses kemungkinan dana kendala atau dengan singkat mencakup keseluruhan


(26)

28

a) Menetapkan Ide Umum

Ide umum muncul karena peneliti menemukan berbagai permasalahan saat peneliti melakukan observasi di dalam kelas. Observasi ini adalah sebagai bentuk dari kegiatan pada saat pra-penelitan. Setelah observasi dilakukan, peneliti dapat mengetahui masalah yang terjadi di dalam kelas, dan mencari solusi yang tepat untuk masalah tersebut. Solusi tersebut yang menjadi ide umum dalam penelitian ini. Permasalahan yang teridentifikasi adalah kemampuan berpikir kritis yang rendah dan peneliti menetapkan akan menerapkan asesmen kinerja sebagai solusinya.

b) Reconnaissance (pemantauan sebelum tindakan)

Peneliti masuk kembali ke dalam kelas saat pembelajaran sejarah berlangsung. Hal ini bertujuan untuk lebih mengenal dan memahami karakter siswa di kelas tersebut. Agar peneliti dapat lebih selektif lagi menentukan bentuk asesmen kinerja yang akan diberikan. Selain itu dengan memantau keadaan kelas, peneliti akan lebih mempersiapkan diri dengan kendala-kendala yang mungkin dapat terjadi. Dan hasil reconnaissance ini akan menjadi bahan diskusi dan negosiasi antara peneliti dengan dosen pembimbing maupun kolaborator.

c) Rencana tindakan

Maka tahap yang peneliti lakukan adalah tahap perencanaan sebelum melakukan tindakan kelas. Hal ini dilakukan agar tindakan 1 pada penelitian tindakan kelas ini terencana dan berjalan dengan baik, sehingga tujuan penelitian tercapai dengan baik pula. Adapun hal-hal yang dilakukan peneliti beserta mitra adalah sebagai berikut :

- Peneliti mendatangi sekolah yang akan dijadikan objek penelitian. Dan menemui wakil kepala sekolah bidang kurikulum untuk meminta ijin melakukan penelitian di sekolah tersebut, dengan objek penelitian satu kelas.


(27)

29

Aulia Putri Fajartriyani, 2013

Penerapan Assesment Kinerja Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam - Peneliti meminta kesediaan salah satu guru sejarah

untuk menjadi mitra dalam melakukan penelitian. Dan menyepakati siapa yang akan berperan menjadi guru dalam pelaksanaan tindakan. Serta menyepakati pula kelas yang akan digunakan sebagai kelas penelitian. Kelas dipilih berdasarkan hasil observasi.

- Peneliti melakukan diskusi dan konsultasi dengan dosen pembimbing skripsi mengenai hal-hal yang harus disiapkan dalam pelaksanaan tindakan kelas. Seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), tasks yang akan diberikan kepada siswa saat penelitian, instrumen penelitian dan lain-lain.

- Setelah semua kelengkapan dalam penelitian telah disetujui dosen pembimbing dan peneliti diberi ijin untuk melakukan tindakan kelas, peneliti mengajukan permohonan ijin untuk memulai melakukan tindakan 1.

d) Pelaksanaan Tindakan 1

Pada tahapan inilah rencana pelaksanaan tindakan yang sebelumnya dibuat berdasarkan ide umum dan reconnaissance dilaksanakan. Pada tindakan pertama diberikan tugas booklet.

e) Reconnaissance (pemantauan setelah tindakan)

Hasil dari pelaksanaan tindakan pertama yaitu membuat booklet akan diobservasi dan menjadi bahan negosiasi serta diskusi antara peneliti dengan kolaborator. Observasi dilakukan berdasarkan alat pengumpul data (instrumen) yang dipakai pada penelitian ini. Hasil observasi ini akan menjadi bahan refleksi peneliti.


(28)

30

f) Revisi Rencana selanjutnya

Setelah melakukan reconnaissance dan telah merefleksikan tugas booklet yang dibuat dan dipresentasikan oleh siswa, peneliti bisa menentukan apakah ada perubahan yang akan menjadi rencana umum pada tindakan selanjutnya.

g) Tindakan 2, dan seterusnya

Peneliti melakukan tindakan kelas ke 2 sesuai dengan rencana umum hasil dari reconnaissance. Tugas ke 2 yang diberikan kepada siswa adalah membuat essai.

Berdasarkan alur tahapan desain yang dikembangkan Ebbut, maka alasan peneliti menggunakan desain Ebbut dalam penelitian tindakan kelas ini adalah adanya reconnaissance (pemantauan) pada sebelum tindakan dan sesudah tindakan. Pemantauan ini akan membuat peneliti lebih teliti menentukan keberhasilan pada setiap tindakannya. Pemantauan setelah tindakan pun tidak menutup kemungkinan akan terjadinya perubahan pemikiran yang bertujuan memperbaiki penelitian pada tindakan selanjutnya. Selain itu, peneliti pun beranggapan desain ini cocok untuk penerapan Asesmen Kinerja, karena asesmen kinerja menuntut siswa mengerjakan atau membuat suatu task dalam bentuk produk atau proyek. Dan selain itu siswa harus menunjukan hasil kerjanya. Jadi setiap pemberian satu tugas, siswa dituntut untuk menghasilkan dan mempresentasikan. Hal ini membuat setiap satu siklus tidak hanya dilakukan satu tindakan saja. Tetapi perlu beberapa kali tindakan, tindakan selanjutnya dalam satu siklus merupakan hasil reconnaissance (pemantauan) dari pelaksanaan tindakan pertama.


(29)

31

Aulia Putri Fajartriyani, 2013

Penerapan Assesment Kinerja Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam

C. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Ebbut (Arifin, 2011:97) memaparkan bahwa “PTK merupakan suatu studi percobaan yang sistematis untuk memperbaiki praktik pendidikan dengan melibatkan kelompok partisipan(guru) melalui tindakan pembelajaran dan refleksi merka sebagai akibat dari tindakan tersebut”. PTK ini dilakukan oleh seseorang yang terlibat langsung dalam pembelajaran, dimana PTK ini memiliki beberapa karakteristik yaitu adanya siklus yang berupa daur yang dilakukan hingga permasalahan yang terdeteksi bisa teratasi, atau telah sampai pada suatu titik jenuh. Karakteristik yang selanjutnya adalah keharusan adanya kolaborator (mitra) yang menjadi teman diskusi saat penelitian dilakukan, serta dapat juga menjadi bukti validasi bahwa penelitian tersebut memang benar dilaksanakan.

Alasan peneliti memilih PTK dalam penelitian ini adalah :

- Peneliti bisa terjun langsung ke lapangan sebagai observator maupun guru yang secara langsung menerapkan penelitian yang akan dilakukan. Hal ini membuat peneliti bisa merasakan langsung kendala apa saja yang dihadapi dalam penerapan asesmen kinerja sebagai upaya meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa. Dan hal ini pun membuat peneliti bisa dengan tepat mencari solusi dan memperbaiki penerapan asesmen kinerja tersebut.

- PTK yang memiliki karakteristik terdapat beberapa siklus dalam penelitian, membuat peneliti bisa dengan baik melakukan tindakan setiap siklusnya karena menyesuaikan hasil dari siklus yang telah diterapkan sebelumnya.

- Adanya kolaborator yang membuat peneliti mempunyai teman diskusi dan sekaligus menjadi observer saat peneliti melakukan tindakan dalam setiap siklus.


(30)

32

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang akan dilakukan ini adalah untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas XI IPS 2 SMAN 22 Bandung. Dan tujuan utama PTK ini adalah meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa di kelas tersebut, setelah masalah tersebut teridentifikasi pada saat peneliti melakukan beberapa kali observasi di kelas tersebut.

D. DEFINISI OPERASIONAL

a. Asesmen Kinerja

Asesmen kinerja menurut Zainul (2001 : 8) memiliki pengertian dasar

yaitu “asesmen, yang mengharuskan siswa mempertunjukan kinerja,

bukan menjawab atau memilih jawaban dari sederetan kemungkinan jawaban yang sudah tersedia. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik menunjukan unjuk

kerja”. Terdapat dua aspek penting dalam asesmen kinerja, yaitu task (tugas) dan rubric (kriteria penilaian) untuk menilai kinerja siswa. Dalam penelitian ini, asesmen kinerja akan diterapkan dengan diberikannya tasks berupa :

1. Membuat Booklet 2. Membuat Essai Singkat

3. Membuat Resensi Film Sejarah 4. Membuat Makalah

Di bawah ini adalah identifikasi materi dari tasks yang akan diberikan kepada siswa :

1) Membuat Booklet

Task pertama yang akan diberikan kepada siswa adalah membuat booklet. Booklet adalah sebuah media massa cetak yang bertujuan untuk menyebarkan informasi atau memberitahukan informasi


(31)

33

Aulia Putri Fajartriyani, 2013

Penerapan Assesment Kinerja Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam (http://alamboak.blogspot.ca/2012/11/pembuatan-poster-leaflet-dan-booklet_3662.html). Pada penelitian ini, task membuat booklet mengharuskan siswa untuk mengumpulkan informasi-informasi berupa foto atau gambar yang berhubungan dengan materi sejarah yang sedang dipelajari. Foto atau gambar yang telah dikumpulkan harus diberi keterangan dan disusun sesuai dengan kebutuhannya, sehingga booklet dapat menjadi suatu media yang berisikan informasi-informasi yang bermanfaat bagi yang membacanya. Siswa pun dituntut untuk menuliskan makna atau nilai-nilai yang dapat diambil dari keseluruhan informasi yang terdapat dalam booklet. Dengan hal ini maka manfaat dari penugasan booklet lebih optimal.

Task membuat booklet dikerjakan secara berkelompok (4-5 orang), dengan waktu pengerjaan 1 (satu) minggu. Selama proses pengerjaan siswa diperbolehkan untuk melakukan konsultasi dengan guru. Selain dituntut untuk menghasilkan produk (Booklet), siswa pun dituntut untuk menunjukkan penampilannya dalam menyajikan booklet-nya secara lisan (presentasi). Dan task ini akan disesuaikan dengan materi sejarah Pengaruh Perkembangan Agama dan Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Tema yang peneliti sediakan sebagai pilihan yaitu :

- Awal munculnya agama dan kebudayaan Hindu - Awal munculnya agama dan kebudayaan Budha

- Proses masuk dan berkembangnya kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia

- Pengaruh masuknya Hindu-Budha dalam kehidupan masyarakat di Indonesia

- Bentuk-bentuk kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia


(32)

34

Taks kedua yang akan diberikan kepada siswa adalah membuat esai. Esai adalah tulisan yang menggambarkan opini penulis tentang hal tertentu yang coba dinilainya (id.m.wikipedia.org/wiki/esai). Dalam penelitian ini, siswa ditugaskan untuk memilih satu tema dari materi sejarah yang sedang dipelajari, dari tema tersebut siswa harus memilih satu permasalahan yang akan dijadikan bahan kajiannya. Lalu siswa memberikan opininya tentang masalah yang dipilihnya. Siswa ditugaskan secara individu untuk membuat sebuah esai singkat sebanyak 2-3 halaman dan waktu pengerjaan selama satu minggu. Selain dituntut untuk menghasilkan produk (esai), siswa pun dituntut untuk menunjukkan penampilannya dalam menyajikan esai-nya secara lisan (presentasi).Selama proses pengerjaan, siswa diperbolehkan melakukan konsultasi dengan guru. Guru memberikan beberapa pilihan tema yang sesuai dengan materi sejarah yang sedang dipelajari yaitu :

a) Kerajaan Kutai

b) Kerajaan Tarumanegara c) Kerajaan Mataram Kuno d) Kerajaan Singasari e) Kerajaan Bali

f) Kerajaan Sunda Pajajaran g) Kerajaan Majapahit

3) Membuat Resensi Film

Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya (megaboa.blogspot.com). Pada penelitian ini, siswa ditugaskan untuk membuat sebuah resensi film. Task ini diberikan saat siswa sedang mempelajari materi sejarah Kerajaan-kerajaan Islam dan Interaksi Tradisi Lokal, Hindu-Budha, dan Islam di Indonesia. Banyak terdapat film mengenai sejarah Islam di Indonesia, dan hal ini tentu


(33)

35

Aulia Putri Fajartriyani, 2013

Penerapan Assesment Kinerja Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam dapat menjadi media pembelajaran yang baik untuk siswa dalam mempelajari tentang bagaimana Islam masuk dan berkembang di Indonesia. Salah satu film yang sesuai dengan materi tersebut adalah film WALI SONGO. Dalam pengerjaannya, siswa ditugaskan untuk menonton film WALI SONGO di rumah, baik secara individu ataupun perkelompok. Namun dalam pengerjaan resensi film, diharuskan secara perorangan. Waktu pengerjaan task ini adalah satu minggu. Dalam proses pengerjaan, siswa diperbolehkan untuk bertanya dan berdiskusi dengan guru apabila ada sesuatu yang kurang dimengerti. Siswa pun harus menyajikan secara lisan hasil resensi film yang telah dikerjakannya.

4) Membuat Makalah

Makalah adalah karya tulis pelajar atau mahasiswa sebagai laporan hasil pelaksanaan tugas sekolah atau perguruan tinggi (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Dalam penugasan ini, siswa secara berkelompok (4-5 orang) ditugaskan untuk membuat makalah yang pokok bahasannya disesuaikan dengan tema-tema yang telah disediakan guru. Waktu pengerjaan tugas ini adalah satu minggu. Dan selama proses pengerjaan, siswa diperbolehkan melakukan konsultasi dengan guru apabila terjadi kesulitan. Siswa pun dituntut untuk mempresentasikan hasil kajian makalahnya di depan kelas. Task membuat makalah ini disesuaikan dengan materi Proses Interaksi antara Tradisi Lokal, Hindu-Budha dan Islam di Indonesia. Dan siswa diperbolehkan memilih tema dan menentukan judul dengan bebas, tetapi harus sesuai dengan materi.


(34)

36

b. Berpikir Kritis

Kemampuan berfikir kritis adalah suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang (Glaser dalam Fisher, 2007:3). Dalam penelitian ini, peneliti memilih indikator berpikir kritis yang diungkapkan oleh Glaser (Fisher, 2009:7). Indikator berpikir kritis yang dikembangkan oleh Glaser berjumlah 12 point. Namun, peneliti menyesuaikan dengan permasalahan yang terjadi di kelas, kemampuan siswa dalam mencapai indikator dan tasks yang diberikan kepada siswa. Maka peneliti hanya memilih 9 (sembilan) indikator yang menjadi acuan dalam penelitian ini. Dan indikator yang akan dikembangkan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Mengenal masalah

2. Menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-masalah itu

3. Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan 4. Mengenal asumsi dan nilai-nilai yang tidak dinyatakan

5. Memahami dan menggunakan bahasa yang tepat, jelas dan khas 6. Menganalisis data

7. Menilai fakta dan mengevaluasi pernyataan-pernyataan

8. Mengenal adanya hubungan yang logis antara masalah-masalah 9. Menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang

diperlukan

Kesembilan indikator di atas terdapat pada setiap proses pengerjaan task yang akan diberikan kepada siswa. Yaitu membuat booklet, membuat esai, membuat resensi film sejarah dan menyusun makalah. Sehingga apabila siswa mampu mengerjakan semua task dengan baik, maka siswa telah mencapai sembilan indikator berpikir kritis yang dikembangkan oleh Glaser. Dan indikator berpikir kritis tersebut menjadi acuan dalam aspek penilaian yang terdapat pada rubrik.


(35)

37

Aulia Putri Fajartriyani, 2013

Penerapan Assesment Kinerja Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam

E. INSTRUMEN PENELITIAN

Instumen penelitian diperlukan sebagai alat pengumpul data. Data yang akan dihasilkan dari penelitian ini akan dikumpulkan oleh instrumen sebagai berikut :

1. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan siswa selama pelaksanaan tindakan. Siswa dituntut untuk menunjukan kinerjanya secara individu atau berkelompok saat diberikan tasks. Sehingga lembar observasi ini mengukur bagaimana kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas secara individu atau berkelompok serta proses ketika siswa berupaya mencapai indikator-indikator berpikir kritis yang menjadi acuan dalam penelitian.. Lembar observasi pun bertujuan untuk melihat dan mengamati performance siswa dalam presentasi dan berdiskusi tentang hasil kajiannya, dengan melihat kesiapan dan kemampuan setiap anggota kelompoknya dalam mengungkapkan pemikiran kritisnya terhadap tugas yang dikerjakan. Lembar observasi yang peneliti gunakan adalah lembar observasi terbuka dan lembar observasi terfokus. Disesuaikan dengan metode observasi yang peneliti gunakan.

2. Rubrik (Kriteria Penilaian)

Rubrik berisikan tentang aspek-aspek yang akan menjadi penilaian siswa, hal ini akan membantu peneliti mengukur ketercapaian tujuan penelitian terhadap seluruh siswa dengan dilakukan penilain per individu. Skor yang diberikan pun disesuaikan dengan tingkatan kategori yang dicapai siswa. Sehingga kemampuan berfikir kritis siswa pun bisa terukur


(36)

38

dengan baik. Menurut Zainul (2001), rubrik biasanya dibuat dalam bentuk tabel dua lajur, yaitu barisyang berisi kriteria dan kolom yang berisi mutu. Kriteria dapat dinyatakan secara garis besar, kemudian dirinci menjadi komponen-komponen yang penting. Dalam mengembangkan rubrik, Szpyrka dan Smith (Zainul, 2001:26) menyebutkan langkah-langkah pengembangan rubrik sebagai berikut:

1. Menentukan konsep, keterampilan atau kinerja yang akan diases (asesmen)

2. Merumuskan atau mendefinisikan dan menentukan urutan konsep dan atau keterampilan yang akan diases ke dalam rumusan atau definisi yang menggambarkan aspek kognitif dan aspek kinerja 3. Menentukan konsep atau keterampilan yang terpenting dalam tugas

(task) yang harus diases

4. Menentukan skala yang akan digunakan

5. Mendeskripsikan kinerja mulai dari yang diharapkan sampai dengan kinerja yang tidak diharapkan.

6. Melakukan uji coba dengan membandingkan kinerja atau hasil kerja siswa dengan rubrik yang telah dikembangkan

7. Berdasarkan hasil penilaian terhadap kinerja atau hasil kerja siswa dari uji coba tersebut kemudian dilakukan revisi, terhadap deskripsi kinerja, maupun konsep dan keterampilan yang akan diases

8. Memikirkan kembali tentang skala yang digunakan. 9. Merevisi skala yang akan digunakan.

Aspek-aspek yang menjadi penilaian dalam rubrik terlebih dahulu didiskusikan dengan siswa. Agar siswa bisa dengan baik mengerti apa saja yang harus dicapai dalam pembelajaran tersebut. Dan tasks pun akan secara baik melatih siswa berfikir secara kritis.


(37)

39

Aulia Putri Fajartriyani, 2013

Penerapan Assesment Kinerja Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Penelitian tindakan kelas yang menerapkan asesmen kinerja ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa penilaian dan observasi. Penilaian dilakukan dengan melihat hasil unjuk kerja siswa berupa mengisi lembar tugas yang diberikan guru, serta penampilan siswa di depan kelas dalam menyampaikan hasil bacaannya dan menjawab pertanyaan yang diajukan guru dan siswa lainnya berkaitan dengan materi yang disampaikannya. Alat pengumpul data dari penilaian ini berupa rubrik (kriteria penilaian), dimana aspek-aspek yang dinilainya adalah hasil kesepakatan antara guru dan siswa.

Teknik pengumpulan data berupa observasi menggunakan lembar observasi sebagai alatnya. Wiraatmadja (2005 : 110) mengungkapkan, ada 4 metode observasi yang bisa digunakan, yaitu observasi terbuka, observasi terfokus, observasi terstruktur, dan observasi sistematik. Menurut Hopkins (Wiraatmadja, 2005) :

“Observasi terbuka adalah apabila sang pengawas atau observer

melakukan pengamatannya dengan menggunakan kertas pensil,

kemudian mencatatkan segala sesuatu yang terjadi di kelas”

Observasi terfokus adalah pengamatan permasalahan yang difokuskan kepada upaya-upaya guru dalam membangkitkan semangat belajar siswa dengan memberikan respons kepada pertanyaan guru dan aspek-aspek lain (Wiriatmadja, 2005:112). Berbeda dengan observasi terstruktur, pengamatan ini dilakukan dengan cara menghitung banyaknya siswa melakukan kegiatan yang sebelumnya telah peneliti tentukan apa-apa saja yang akan menjadi objek pengamatan. Wiriatmadja (2005:114) pun mengungkapkan :

“Cara lain untuk melakukan observasi terstruktur dapat juga dilakukan oleh para peneliti, setelah mereka mendiskusikannya

pada perencanaan.”

Sehingga siswa yang sedang diteliti sudah mengetahui sebelumnya, apa-apa saja yang akan menjadi aspek pengamatan. Yang terakhir adalah observasi


(38)

40

sistematik yang artinya pengamatan kelas dengan menggunakan skala (Hopkins dalam Wiriatmadja, 2005). Hal ini sangat perlu untuk difikirkan, karena pengamatan dengan menggunakan skala akan sangat menekankan aspek penelitian kuantitatif dibandingkan kualitas yang kaya akan analisis. Dalam penelitian ini, melihat dari data yang akan diambil menurut jenisnya, maka peneliti menggunakan metode observasi terbuka dan observasi terfokus. Karena dengan observasi terbuka, gambaran situasi kelas akan lebih jelas terlihat beserta dengan urutan-urutan aktivitas yang terjadi di kelas saat tindakan dilakukan. Lalu dengan menggunakan metode observasi terfokus, maka peneliti tidak akan mengalami kesulitan untuk mengamati siswa mana saja yang bisa melakukan aspek-aspek yang menjadi fokus penilaian dan pengamatan peneliti.

G. ANALISIS DATA

Peneliti mengumpulkan data yang telah diperoleh dari instrumen penelitian yang digunakan. Dan langkah-langkah pengolahan data akan dilakukan sebagai berikut :

1. Data Kuantitatif

Pengolahan data untuk mengukur perkembangan kreativitas siswa diolah secara kuantitatif melalui penskoran. Rumus yang digunakan antara lain:

a. Rumus dalam mengolah data hasil dari penskoran pembuatan produk dan presentasi secara keseluruhan adalah, yaitu:

Presentase pembuatan produk = Jumlah skor total subjek x 100% Jumlah skor total masksimum Presentase penampilan siswa = Jumlah skor total subjek x 100%


(39)

41

Aulia Putri Fajartriyani, 2013

Penerapan Assesment Kinerja Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam 2. Data Kualitatif

Pengolahan data secara kualitatif dilakukan dengan cara sebagai berikut :

- Data-data yang terkumpul diberikan kode-kode tertentu menurut jenis dan sumbernya.

- Peneliti melakukan interpretasi pada keseluruhan data. Hal ini dilakukan untuk memudahkan memberi penjelasan terhadap temuan penelitian. - Data diolah sesuai dengan jenis datanya. Pengolahan data yang didapat

dari rubrik akan dilakukan dengan menghitung skor yang didapat masing-masing siswa. Sedangkan lembar observasi akan diolah dengan melihat perubahan yang terjadi pada setiap siswa dan membandingkan situasi dan kondisi sebelum dan sesudah tindakan dilakukan.

- Validasi Data, kegiatan yang dipilih peneliti untuk meningkatkan validitas yaitu:

a) Member Check, dilakukan dengan cara melakukan konfirmasi dengan sumber data. Dan data hasil dilakukannya tindakan akan dikonfirmasi pula kepada yang menjadi kolaborator. Cara ini dipilih karena siswa sebagai sumber data dan kolaborator biasanya lebih terbuka terhadap kesalahan dan kekurangan yang dilakukan peneliti.

b) Expert Opinion, dilakukan dengan cara melakukan diskusi dengan para pakar yang ahli/ profesional di bidang ini. Peneliti memilih dosen pembimbing penelitian ini untuk menilai valid atau tidaknya penelitian ini dilakukan, serta data-data yang didapatkan


(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini peneliti akan menuliskan kesimpulan akhir dari penelitian yang telah selesai dilakukan dan juga menuliskan saran yang ditujukan kepada berbagai pihak berdasarkan hasil yang telah dicapai. Adapun kesimpulan dan saran yang dimaksud adalah sebagai berikut :

A. Kesimpulan

Penerapan asesmen kinerja dengan pemberian tugas booklet, essai, resensi film, dan makalah sebagai upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa di kelas XI IPS 2 SMAN 22 Bandung dapat disimpulkan sebagai berikut:

Pertama, perencanaan penerapan Asesmen Kinerja sebagai upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPS 2 SMAN 22 Bandung adalah dimulai dengan menentukan tugas-tugas (tasks) yang akan diberikan kepada siswa. Tugas yang akan diberikan harus sesuai dengan materi yang dipelajari dan sesuai dengan kemampuan siswa. Waktu pengerjaan tugas, cara pengerjaan, dan ketentuan membuat tugas dipikirkan secara matang. Agar siswa tidak kebingungan dalam mengerjakan tugasnya. Cara pengerjaan tugas terbagi menjadi dua, yaitu secara perorangan dan perkelompok, disesuaikan dengan tingkat kesulitan dan banyaknya hal yang harus dilakukan dalam setiap tugas. Siswa diberi penekanan bahwa setiap tugas yang seslesai dikerjakan harus dipresentasikan didepan kelas. Tujuannya adalah selain siswa dapat menghasilkan produk, siswa pun dapat menampilkan dan menyajikannya secara lisan. Tentunya produk dan presentasi tersebut harus memenuhi indikator-indikator berpikir krtis yang sebelumnya telah dijelaskan dalam ketentuan penyusunan atau pembuatan tugas. Hal-hal ini menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),


(41)

212

Aulia Putri Fajartriyani, 2013

RPP dibuat agar pembelajaran setiap siklus berjalan dengan baik dan menunjang siswa dalam mengerjakan tugasnya. Skenario pembelajaran yang mencakup metode pembelajaran yang akan dilakukan di kelas, disusun dengan detail dan bervariatif setiap kali siklus.

Selain merencanakan pemberian tugasnya, hal penting yang harus direncanakan adalah membuat rubrik. Rubrik yang menjadi pedoman penilaian terhadap tugas-tugas yang dikerjakan oleh siswa harus melalui penyusunan yang matang. Karena dengan rubrik, pencapaian siswa terhadap indikator berpikir kritis dapat terukur. Aspek-aspek penilaian yang terdapat dalam rubrik harus ditentukan sesuai dengan indikator berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian ini. Setiap tugas mengacu pada indikator yang berbeda. Maka setiap siklus, aspek penilaian yang terdapat pada rubrik harus ditentukan dengan disesuaikan dengan indikator yang menjadi acuan dalam pembuatan tugas.

Kedua, penerapan asesmen kinerja sebagai upaya meningkatkan kemampuan berpikir krtis siswa di kelas XI IPS 2 SMAN 22 Bandung diawali dengan melakukan metode pembelajaran yang dapat menunjang siswa dalam mengerjakan tugasnya di luar kelas. Karena tugas yang diberikan menuntut siswa mengerjakannya di rumah atau di luar kelas, maka sebisa mungkin pada saat pembelajaran di kelas suasananya kondusif dan aktivitas pembelajaran berjalan dengan baik. Pada setiap siklus diberikan tugas yang berbeda jenisnya dan beda pula cara pengerjaannya, hal ini disesuaikan dengan materi yang sedang dipelajari. Keberhasilan pencapaian indikator berpikir kritis setiap satu tugas selesai dikerjakan siswa, menjadi dasar pemberian tugas selanjutnya. Apakah tugas tersebut dikerjakan secara perorangan atau perkelompok. Siswa mengerjakan tugas tersebut di rumah, selama batas waktu yang ditentukan. Pada pertemuan selanjutnya, siswa harus mempresentasikan hasil pengerjaan tugasnya. Hal ini bertujuan agar kemampuan berpikir kritis siswa yang tertuang dalam tugas yang dibuatnya dapat diungkapkan secara lisan. Sehingga penilaian tidak hanya terhadap produk yang dibuat, namun juga


(42)

presentasi tugas menjadi bahan penilaian. Penilaian yang dilakukan terhadap produk dan presentasi beracuan pada rubrik atau kriteria penilaian yang telah disusun sebelumnya.

Ketiga, merefleksikan kendala-kendala dalam menerapkan asesmen kinerja sebagai upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa di kelas XI IPS 2 SMAN 22 Bandung. Dalam pelaksanaan penelitian ditemukan kendala-kendala yang mempengaruhi pemberian tugas-tugas sebagai wujud implementasi penerapan asesmen kinerja. Namun kendala tersebut tidak begitu banyak dan masih dapat diatasi. Kendala muncul disebabkan karena siswa belum terbiasa mengerjakan tugas (task) yang mengharuskannya menuangkan pemikiran kritisnya, sehingga pada awalnya terjadi kebingungan pada siswa. Apalagi pada tugas yang mengharuskan siswa mengerjakannya secara perkelompok, hal ini membuat siswa merasa harus bekerja dua kali. Selain memikirkan cara menyelesaikan tugas, siswa pun harus berkoordinasi dalam membagi tugas dengan anggota kelompok lain. Kendala berikutnya adalah kurangnya pemanfaatan siswa terhadap teknologi yang berada dekat di sekitarnya bahkan siswa memiliki teknologi tersebut. Tugas-tugas yang diberikan siswa mengharuskan siswa mencari informasi dari berbagai sumber, siswa merasa kesulitan jika informasi hanya didapatkan dari buku saja. Padahal siswa dapat memanfaatkan gadget yang dimiliki untuk mengunduh banyak informasi yang bisa disertakan dalam penyusunan tugas.

Setiap kendala yang ditemukan dapat diatasi dengan beberapa hal yaitu, penjelasan yang detail mengenai ketentuan dalam membuat tugas dan pemberian pemahaman kepada siswa untuk mencari berbagai sumber informasi dalam membuat tugas. Siswa pun perlu diberi arahan mengenai pentingnya berpikir kritis dalam kehidupan, baik dalam mengenal suatu permasalahan, mencari solusi dalam memecahkan masalah tersebut, memberi pandangan terhadap suatu masalah, mengambil makna dari masalah yang terjadi, dan menyimpulkan suatu permasalahan adalah sangat penting dalam menghadapi hidup bermasyarakat. Maka siswa dilatih dalam menuangkan


(43)

214

Aulia Putri Fajartriyani, 2013

pemikiran-pemikirannya tersebut dalam tugas yang harus dikerjakannya, baik secara perorangan atau perkelompok dan mencari infromasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber referensi.

B. Rekomendasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dalam menerapkan asesmen kinerja sebagai upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa di kelas XI IPS 2 SMAN 22 Bandung, peneliti menyarankan beberapa hal berdasarkan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut :

Bagi pihak sekolah diharapkan untuk mementingkan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang menjadi sesuatu yang perlu dimiliki oleh setiap individu. Dan upaya peningkatan ini dilakukan dengan memberikan tugas-tugas yang dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa sebagai wujud dari penerapan asesmen kinerja. Pemberian tugas harus dirancang agar siswa menuangkan kemampuan berpikir kritisnya, dan pemberian tugas dilakukan secara rutin agar menjadi terapi bagi siswa sedikit demi sedikit mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya.

Bagi guru, diharapkan dapat merancang suatu pembelajaran yang dapat menunjang siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya, baik merancang metode pembelajaran yang bervariatif dan merancang tugas dengan matang sehingga siswa terlatih menuangkan kemampuan berpikir kritisnya baik secara tulisan yang dirangkai ke dalam berbagai bentuk tugas ataupun secara lisan (presentasi). Tugas pun dipilih sesuai dengan kemampuan siswa, agar siswa dapat dengan baik dan optimal menunjukan kemampuan berpikir krtisinya.

Bagi siswa, peneliti mengharapkan agar siswa mengerjakan dengan sebaik mungkin dan seoptimal mungkin tugas yang diberikan kepadanya. Agar siswa terlatih dalam berpikir secara kritis dalam mata pelajaran sejarah. Hal ini


(44)

tentunya akan menjadi dasar siswa dalam menghadapi permasalahan yang ada di masyarakat. Maka dari itu, siswa harus mempraktekan sedikit demi sedikit kemampuannya dalam berpikir kritis di kehidupan sehari-hari agar siswa dapat menjadi individu yang dapat diandalkan di masyarakat.

Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan mampu menjadi motivasi agar dapat menjadi guru yang dapat memperbaiki pembelajaran sejarah yang ada, dengan menerapkan asesmen kinerja yang tugas-tugasnya dirancang dan dipertimbangkan secara matang. Agar setiap tugas-tugas yang diberikan siswa dapat menjadi terapi bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya. Sehingga pembelajaran sejarah menjadi awal bagi siswa dalam menjadi individu yang peduli terhadap permasalahan di masyarakat.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat peneliti sampaikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan. Peneliti berharap hal tersebut dapat memberikan manfaat kepada peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran sejarah, sekaligus meningkatkan pula mutu pendidikan di Indonesia.


(45)

Aulia Putri Fajartriyani, 2013

DAFTAR PUSTAKA

1. Sumber Buku

Aries, E.F. (2011). Asesmen dan Evaluasi dalam Pembelajaran. Jakarta : Aditya Media Publishing

Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Browne, M.N. (2012). Pemikiran Kritis. Jakarta: Penerbit Indeks

Darmadi, H. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Penerbit Alfabeta.

Fisher, A. (2007). Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta : Penerbit Erlangga

Johnson, E. B. (2011). Contextual Teaching and Learning Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasikan dan Bermakna. Jakarta : Mizan Media Utama.

Kochar, S.K. (2008). Pembelajaran Sejarah. Jakarta : Grasindo.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Supriatna, Nana. (2007). Kontruksi Pembelajaran Sejarah Kritis. Bandung : Historia Utama Press.

Uno, H. (2012). Assesment Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.


(46)

Remaja Rosdakarya.

Zainul, A. (2001). Alternative Assesment. Jakarta : PAU-PPAI-UT. Zainul, A . (2005). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta : PAU-PPAI-UT.

2. Sumber Skripsi :

Damayanti, E. (1993). Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMU Kelas Dua SMA pada pokok Pembahasan Larutan dan Sifat-sifatnya. Sripsi Sarjana Pend. Kimia FPMIPA IKIP Bandung : Tidak diterbitkan

Jaelani, J.R. (2012). Penerapan Metode Debat untuk Menumbuhkan

Kemampuan Berpikir Kritis Siwa di Kelas XI IPS 3 SMAN 23 Bandung. Skripsi Sarjana Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung : Tidak

Diterbitkan

Nur’afifah. (2012). Pemerapan Asesmen Kinerja untuk Menunmbuhkan Keterampilan Menganalisis Siswa pada Pembelajaran Sejarah. Skripsi Sarjana Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung : Tidak

Diterbitkan

Puryani, Y. (2008) Pengembangan Model Asesmen Kinerja untuk

Meningkatkan Minat Membaca Siswa dalam Pembelajaran Sejarah di Kelas XI IPS 2 SMAN 2 Bandung. Skripsi Sarjana Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung : Tidak di terbitkan

3. Sumber Internet


(47)

Aulia Putri Fajartriyani, 2013

http//gurupembaharu.com/home/pengukuran-sejarah-kritis/2009. Diunduh tanggal 16 Januari 2013

NN. (2009). Meningkatkan kemampuan berfikir. [Online]. Tersedia:

http://suaraguru.wordpress.com.2009/02/23/meningkatkan-kemampuan-berfikir. Diunduh pada tanggal 16 Januari 2013

Gustin, W. (2009). Asesmen Alternatif. [Online]. Tersedia :

http://www.ghoesstin.blogspot.ca/2009/05/asesmen-alternatif.html. Diunduh pada tanggal 16 Januari 2013

NN. (2012). Pembuatan Poster dan Booklet. [Online] Tersedia :

http://alamboak.blogspot.ca/2012/11/pembuatan-poster-leaflet-dan-booklet_3662.html. Diunduh tanggal 3 Mei 2013


(1)

213

Aulia Putri Fajartriyani, 2013

Penerapan Assesment Kinerja Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

presentasi tugas menjadi bahan penilaian. Penilaian yang dilakukan terhadap produk dan presentasi beracuan pada rubrik atau kriteria penilaian yang telah disusun sebelumnya.

Ketiga, merefleksikan kendala-kendala dalam menerapkan asesmen kinerja sebagai upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa di kelas XI IPS 2 SMAN 22 Bandung. Dalam pelaksanaan penelitian ditemukan kendala-kendala yang mempengaruhi pemberian tugas-tugas sebagai wujud implementasi penerapan asesmen kinerja. Namun kendala tersebut tidak begitu banyak dan masih dapat diatasi. Kendala muncul disebabkan karena siswa belum terbiasa mengerjakan tugas (task) yang mengharuskannya menuangkan pemikiran kritisnya, sehingga pada awalnya terjadi kebingungan pada siswa. Apalagi pada tugas yang mengharuskan siswa mengerjakannya secara perkelompok, hal ini membuat siswa merasa harus bekerja dua kali. Selain memikirkan cara menyelesaikan tugas, siswa pun harus berkoordinasi dalam membagi tugas dengan anggota kelompok lain. Kendala berikutnya adalah kurangnya pemanfaatan siswa terhadap teknologi yang berada dekat di sekitarnya bahkan siswa memiliki teknologi tersebut. Tugas-tugas yang diberikan siswa mengharuskan siswa mencari informasi dari berbagai sumber, siswa merasa kesulitan jika informasi hanya didapatkan dari buku saja. Padahal siswa dapat memanfaatkan gadget yang dimiliki untuk mengunduh banyak informasi yang bisa disertakan dalam penyusunan tugas.

Setiap kendala yang ditemukan dapat diatasi dengan beberapa hal yaitu, penjelasan yang detail mengenai ketentuan dalam membuat tugas dan pemberian pemahaman kepada siswa untuk mencari berbagai sumber informasi dalam membuat tugas. Siswa pun perlu diberi arahan mengenai pentingnya berpikir kritis dalam kehidupan, baik dalam mengenal suatu permasalahan, mencari solusi dalam memecahkan masalah tersebut, memberi pandangan terhadap suatu masalah, mengambil makna dari masalah yang terjadi, dan menyimpulkan suatu permasalahan adalah sangat penting dalam menghadapi hidup bermasyarakat. Maka siswa dilatih dalam menuangkan


(2)

214

Aulia Putri Fajartriyani, 2013

Penerapan Assesment Kinerja Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemikiran-pemikirannya tersebut dalam tugas yang harus dikerjakannya, baik secara perorangan atau perkelompok dan mencari infromasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber referensi.

B. Rekomendasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dalam menerapkan asesmen kinerja sebagai upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa di kelas XI IPS 2 SMAN 22 Bandung, peneliti menyarankan beberapa hal berdasarkan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut :

Bagi pihak sekolah diharapkan untuk mementingkan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang menjadi sesuatu yang perlu dimiliki oleh setiap individu. Dan upaya peningkatan ini dilakukan dengan memberikan tugas-tugas yang dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa sebagai wujud dari penerapan asesmen kinerja. Pemberian tugas harus dirancang agar siswa menuangkan kemampuan berpikir kritisnya, dan pemberian tugas dilakukan secara rutin agar menjadi terapi bagi siswa sedikit demi sedikit mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya.

Bagi guru, diharapkan dapat merancang suatu pembelajaran yang dapat menunjang siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya, baik merancang metode pembelajaran yang bervariatif dan merancang tugas dengan matang sehingga siswa terlatih menuangkan kemampuan berpikir kritisnya baik secara tulisan yang dirangkai ke dalam berbagai bentuk tugas ataupun secara lisan (presentasi). Tugas pun dipilih sesuai dengan kemampuan siswa, agar siswa dapat dengan baik dan optimal menunjukan kemampuan berpikir krtisinya.

Bagi siswa, peneliti mengharapkan agar siswa mengerjakan dengan sebaik mungkin dan seoptimal mungkin tugas yang diberikan kepadanya. Agar siswa terlatih dalam berpikir secara kritis dalam mata pelajaran sejarah. Hal ini


(3)

215

Aulia Putri Fajartriyani, 2013

Penerapan Assesment Kinerja Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tentunya akan menjadi dasar siswa dalam menghadapi permasalahan yang ada di masyarakat. Maka dari itu, siswa harus mempraktekan sedikit demi sedikit kemampuannya dalam berpikir kritis di kehidupan sehari-hari agar siswa dapat menjadi individu yang dapat diandalkan di masyarakat.

Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan mampu menjadi motivasi agar dapat menjadi guru yang dapat memperbaiki pembelajaran sejarah yang ada, dengan menerapkan asesmen kinerja yang tugas-tugasnya dirancang dan dipertimbangkan secara matang. Agar setiap tugas-tugas yang diberikan siswa dapat menjadi terapi bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya. Sehingga pembelajaran sejarah menjadi awal bagi siswa dalam menjadi individu yang peduli terhadap permasalahan di masyarakat.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat peneliti sampaikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan. Peneliti berharap hal tersebut dapat memberikan manfaat kepada peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran sejarah, sekaligus meningkatkan pula mutu pendidikan di Indonesia.


(4)

Aulia Putri Fajartriyani, 2013

Penerapan Assesment Kinerja Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

1. Sumber Buku

Aries, E.F. (2011). Asesmen dan Evaluasi dalam Pembelajaran. Jakarta : Aditya Media Publishing

Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Browne, M.N. (2012). Pemikiran Kritis. Jakarta: Penerbit Indeks

Darmadi, H. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Penerbit Alfabeta.

Fisher, A. (2007). Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta : Penerbit Erlangga

Johnson, E. B. (2011). Contextual Teaching and Learning Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasikan dan Bermakna. Jakarta : Mizan Media Utama.

Kochar, S.K. (2008). Pembelajaran Sejarah. Jakarta : Grasindo.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Supriatna, Nana. (2007). Kontruksi Pembelajaran Sejarah Kritis. Bandung : Historia Utama Press.

Uno, H. (2012). Assesment Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.


(5)

Aulia Putri Fajartriyani, 2013

Penerapan Assesment Kinerja Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Remaja Rosdakarya.

Zainul, A. (2001). Alternative Assesment. Jakarta : PAU-PPAI-UT. Zainul, A . (2005). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta : PAU-PPAI-UT.

2. Sumber Skripsi :

Damayanti, E. (1993). Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMU Kelas Dua SMA pada pokok Pembahasan Larutan dan Sifat-sifatnya. Sripsi Sarjana Pend. Kimia FPMIPA IKIP Bandung : Tidak diterbitkan

Jaelani, J.R. (2012). Penerapan Metode Debat untuk Menumbuhkan

Kemampuan Berpikir Kritis Siwa di Kelas XI IPS 3 SMAN 23 Bandung. Skripsi Sarjana Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung : Tidak

Diterbitkan

Nur’afifah. (2012). Pemerapan Asesmen Kinerja untuk Menunmbuhkan Keterampilan Menganalisis Siswa pada Pembelajaran Sejarah. Skripsi Sarjana Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung : Tidak

Diterbitkan

Puryani, Y. (2008) Pengembangan Model Asesmen Kinerja untuk

Meningkatkan Minat Membaca Siswa dalam Pembelajaran Sejarah di Kelas XI IPS 2 SMAN 2 Bandung. Skripsi Sarjana Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung : Tidak di terbitkan

3. Sumber Internet


(6)

Aulia Putri Fajartriyani, 2013

Penerapan Assesment Kinerja Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

http//gurupembaharu.com/home/pengukuran-sejarah-kritis/2009. Diunduh tanggal 16 Januari 2013

NN. (2009). Meningkatkan kemampuan berfikir. [Online]. Tersedia:

http://suaraguru.wordpress.com.2009/02/23/meningkatkan-kemampuan-berfikir. Diunduh pada tanggal 16 Januari 2013

Gustin, W. (2009). Asesmen Alternatif. [Online]. Tersedia :

http://www.ghoesstin.blogspot.ca/2009/05/asesmen-alternatif.html. Diunduh pada tanggal 16 Januari 2013

NN. (2012). Pembuatan Poster dan Booklet. [Online] Tersedia :

http://alamboak.blogspot.ca/2012/11/pembuatan-poster-leaflet-dan-booklet_3662.html. Diunduh tanggal 3 Mei 2013


Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran problem solving untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian tindakan kelas di Kelas IV-1 SD Dharma Karya UT

1 4 173

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA KELAS XI SMA.

0 2 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kelas Xi Ips 2 Sma N 2 Su

0 6 17

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA TEMA POTENSI PERTANIAN : Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VIII E di SMP Negeri 2 Lembang Kabupaten Bandung Barat.

0 5 49

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA TERHADAP ISU-ISU LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII A SMP Pasundan 6 Bandung.

1 7 185

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung.

0 0 57

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BRAINSTORMINGUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK KELAS XI IPS 4 DI SMA NEGERI SITURAJA : Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi.

0 5 34

PENERAPAN METODE TANYA-JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI KELAS XI IPA 4 SMAN 14 BANDUNG.

0 1 54

PENERAPAN ASESMEN KINERJA UNTUK MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENGANALISIS SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS 2 MAN 1 Kota Bandung.

0 0 43

PENERAPAN METODE BERBAGI PENGALAMAN SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK (PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS X SEMESTER 2 SMAN 2 BANDUNG).

11 62 144