PEMBELAJARAN KONSEP PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN PENDEKATAN SETS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN GENERIK MAHASISWA PGSD.
Suci Siti Lathifah, 2013
Pembelajaran Konsep Pengelolaan Lingkungan Dengan Pendidikan SETS Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Generik Mahasiswa PGSD
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ……….. i
KATA PENGANTAR………. ii
DAFTAR ISI……… iv
DAFTAR TABEL………... vii
DAFTAR GAMBAR………... x
DAFTAR LAMPIRAN………... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………... 1
B. Rumusan Masalah………... 5
C. Batasan Masalah………. 6
D. Tujuan Penelitian………... 7
E. Manfaat Hasil Penelitian……… 6
F. Asumsi……… 8
G.Hipotesis Penelitian………. 8
BAB II PENDEKATAN SETS, KEMAMPUAN KOGNITIF, KETERAMPILAN GENERIK DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN A. Pendekatan Sains, LingKungan, Teknologi dan Masyarakat (SETS) ………... 9
(2)
C. Keterampilan Generik……… 19
D. Analisis Potensi Konsep Pengelolaan Lingkungan dalam Mengembangkan Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Generik Mahasiswa dengan Pendekatan SETS ……….. 22
BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi operasional……… 27
B. Metode dan Desain Penelitian ……...……… 29
C. Populasi dan Sampel……….. 30
D. Instrumen Penelitian………... 30
E. Hasil Analisis Uji Coba Instrumen..………... 31
F. Analisis Data Penelitian ……….………... 35
G. Prosedur Penelitian …….………... 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kemampuan Kognitif Mahasiswa pada Konsep Pengelolaan Lingkungan ……… 42
B. Keterampilan Generik Mahasiswa pada Konsep Pengelolaan Lingkungan ………... 66
C. Hasil Observasi Kegiatan Mahasiswa dalam Pemebelajaran dengan Pendekatan SETS ……….. 93
D. Korelasi Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Generik Mahasiswa……….. 96
(3)
Suci Siti Lathifah, 2013
Pembelajaran Konsep Pengelolaan Lingkungan Dengan Pendidikan SETS Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Generik Mahasiswa PGSD
E. Hasil Angket Mahasiswa tentang Pembelajaran dengan
Pendekatan SETS pada Konsep Pengelolaan Lingkungan …… 97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………. 105
B. Saran………... 106
DAFTAR PUSTAKA……….. 108
LAMPIRAN-LAMPIRAN………. 112
(4)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Ragam Keterampilan Generik ……….. 21
3.1 Rancangan Penelitian ……… 30
3.2 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ……… 32 3.3 Rekapitulasi Analisis Soal Uraian Kemampuan Kognitif ……… 34 3.4 Rekapitulasi Analisis Soal Uraian Keterampilan Generik ……… 34
3.5 Kriteria N Gain……….. 36
4.1 Skor Pretest, Posstest dan N gain Kemampuan Kognitif ………. 41 4.2 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Pretest, Postes dan
N gain Kemampuan Kognitif pada Kedua Kelas ……….. 43 4.3 Hasil Uji Statistik Kemampuan Kognitif Awal ……… 45 4.4 Hasil Uji Hipotesis Perbedaan Peningkatan Kemampuan
Kognitif ……….. 46
4.5 Persentase Hasil Jawaban Mahasiswa pada Kemampuan
Mengklasifikasikan dan Memberi Contoh ………. 54 4.6 Persentase Mahasiswa pada pada Kemampuan Menjelaskan …. 56 4.7 Persentase Mahasiswa pada pada Kemampuan
Mengimplementasikan …...……….. 58 4.8 Persentase Mahasiswa pada Kemampuan Menguraikan dan
(5)
Suci Siti Lathifah, 2013
Pembelajaran Konsep Pengelolaan Lingkungan Dengan Pendidikan SETS Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Generik Mahasiswa PGSD
4.9 Persentase Mahasiswa pada Kemampuan Memeriksa …………. 64 4.10 Persentase Mahasiswa pada Kemampuan Merencanakan …… 66 4.11 Pretest, Posstest dan N gain Keterampilan Generik ……... 66 4.12 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Pretest, Postes dan
N gain Keterampilan Generik pada Kedua Kelas ……… 67 4.13 Hasil Uji Statistik Keterampilan Generik Awal ………. 69 4.14 Hasil Uji Hipotesis Perbedaan Peningkatan Keterampilan
Generik ……… 70
4.15 Persentase Mahasiswa pada Keterampilan Mengamati Obyek yang Karakteristiknya tidak dapat diobservasi oleh Indera
tetapi Efeknya Terobservasi Melalui Proses ………... 76 4.16 Persentase Mahasiswa pada Keterampilan Mengelompokkan
Berdasarkan Kriteria ………..….. 79 4.17 Persentase Mahasiswa pada Keterampilan Menentukan dan
Menghubungkan Dua atau Lebih Variabel ……….. 82 4.18 Persentase Mahasiswa pada Keterampilan Mengubah Tabel
Data ke Dalam Bentuk Uraian atau Sebaliknya ……….. 84 4.19 Persentase Mahasiswa pada Keterampilan Membuat
Kesimpulan Berdasarkan Hasil Observasi ……….. 87 4.20 Persentase Mahasiswa pada Keterampilan Menarik
(6)
4.21 Persentase Mahasiswa pada Keterampilan Mewujudkan Obyek
Abstrak menjadi Obyek yang dapat Dilihat atau Dipahami ... 91 4.22 Persentase Mahasiswa pada Keterampilan Mewujudkan Obyek
Abstrak menjadi Obyek yang dapat Dilihat atau Dipahami ... 92 4.23 Hasil Observasi Keterampilan Generik Mahasiswa……… 94 4.24 Hasil Uji Korelasi Kemampuan Kognitif dan Keterampilan
Generik ……… 96
4.25. Tabel Hasil Analisis Regresi ………... 98 4.26 Rangkuman Hasil Angket Tanggapan Mahasiswa ………. 101
(7)
Suci Siti Lathifah, 2013
Pembelajaran Konsep Pengelolaan Lingkungan Dengan Pendidikan SETS Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Generik Mahasiswa PGSD
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Keterkaitan unsur-unsur SETS………... 11 2.2 Skema model pembelajaran dengan pendekatan SETS ... 12 3.1 Alur Penelitian ………... 40 4.1 Diagram Perbandingan N gain setiap Indikator Kemampuan
Kognitif ……… 49
4.2 Diagram Perbandingan N gain setiap Indikator Keterampilan
Generik………... 72
4.3. Persaman Linier Kemampuan Kognitif dan Keterampilan
Generik………
(8)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
A. Persiapan Mengajar……….. 112
A.1 RPP Kelas Eksperimen ……….… 112
A.2 RPP Kelas Kontrol………...…………... 117
A.3 Lembar Kerja Mahasiswa………...………… 128
B. Instrumen Penelitian………. 130
B.1 Kisi-Kisi Soal Kemampuan Kognitif………. 130
B.2 Kisi-Kisi Soal Keterampilan Generik…...……….. 137
B.3 Lembar Observasi Keterampilan Generik………..………... 145
B.4 Angket Tanggapan Mahasiswa………...……... 148
B.5 Hasil Uji Coba Soal ………… ………...……... 150
C. Hasil Pengolahan Data………. 150
C.1 Analisis Soal Kemampuan Kognitif………... 151
C.2 Analisis Soal Keterampilan Generik…….………. 152
C.4 Uji Normalitas dan Homogenitas Kemampuan Kognitif ... 158
C.5 Uji Hipotesis Skor Pretest Kemampuan Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ……….. 160
C.6 Uji Hipotesis Skor Posttest Kemampuan Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ……….. 161
(9)
Suci Siti Lathifah, 2013
Pembelajaran Konsep Pengelolaan Lingkungan Dengan Pendidikan SETS Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Generik Mahasiswa PGSD
C.8 Uji Hipotesis Skor Pretest Keterampilan Generik Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ……….. 164
C.9 Uji Hipotesis Skor Posttest Keterampilan Generik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ……….. 165
C.10 Rekapitulasi Perolehan Nilai Kemampuan Kognitif Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen………... 166
C.11 Rekapitulasi Perolehan Nilai Keterampilan Generik Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen………... 167
C.12 Persentase Hasil Lembar Observasi Mahasiswa ………... 168
C.13 Hasil Angket Tanggapan Mahasiswa…..………..…………. 169
(10)
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sains tidak hanya merupakan suatu kumpulan pengetahuan saja, karena dalam sains mengandung empat hal yaitu konten atau produk, proses atau metode, sikap, dan teknologi. Sains mengandung keempat hal tersebut, maka belajar sains siswa perlu mengalami keempat hal tersebut Dalam belajar sains siswa seyogianya tidak hanya belajar produk saja, tetapi juga harus belajar aspek proses, sikap, dan teknologi agar siswa dapat benar-benar memahami sains secara utuh (Rustaman, 2005). Oleh karena itu dalam pembelajaran sains harus dapat menanamkan dan mengembangkan kemampuan kognitif, sikap kepedulian siswa, kreativitas, dan nilai ilmiah pada siswa. Agar tujuan pendidikan sains tersebut tercapai seperti yang diharapkan didalam pembelajaran sains di sekolah, maka para pengajar dituntut untuk menggunakan pendekatan dan metode yang paling sesuai dalam setiap pembelajaran. Para pengajar merancang situasi belajar yang menarik agar dapat memotivasi peserta didik untuk mempersiapkan diri belajar secara utuh, terlatih berpikir kritis, kreatif, analitik, menumbuhkan keinginan peserta didik untuk mengamati dengan cermat, ingin bertanya, dan berdiskusi. Sehingga akhirnya siswa dapat menemukan konsep sendiri dan mengambil makna dari konsep yang telah dipelajari.
Salah satu pendekatan mengajar yang berpusat pada peserta didik dan berkembang saat ini di Indonesia adalah SETS (Science, Environment,
(11)
2
Suci Siti Lathifah, 2013
Pembelajaran Konsep Pengelolaan Lingkungan Dengan Pendidikan SETS Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Generik Mahasiswa PGSD
Technology and Society). Pembelajaran SETS merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat menjadi alternatif untuk memecahkan masalah yang ada di masyarakat yang berhubungan dengan sains dan teknologi. Pembelajaran dengan SETS telah banyak diteliti, baik itu sebagai pendekatan ataupun model dalam proses pembelajaran Sains. Amirshokoohi (2010) dalam jurnalnya menyatakan bahwa rendahnya sikap calon guru terhadap isu-isu lingkungan dan sains, teknologi dan masyarakat, literasi lingkungan (environmental literacy) tentang pengetahuan tentang sains, teknologi dan masyarakat serta rendahnya keyakinan calon guru untuk mengajar dengan isu-isu lingkungan. Akcay, et all (2010) dalam jurnalnya lebih menekankan pada efek pendekatan pembelajaran Sains, Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat dapat meningkatkan penguasaan konsep-konsep ilmu dasar, pemahaman proses sains, keterampilan kreativitas, peningkatan sikap siswa terhadap ilmu pengetahuan, dan kemampuan untuk menerapkan ilmu, konsep dan proses dalam situasi baru pada siswa. Yörük, et all (2009) menurutnya pendidikan dengan Sains, Teknologi, Masyarakat dan Lingkungan memiliki kontribusi dalam pemikiran akademis siswa untuk perencanaan karir siswa selanjutnya. Sedangkan Leea, et all (2007) mereka mengungkapkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat meningkatkan sikap posistif siswa terhadap sains dan keterampilan kreativitas siswa. Berdasarkan jurnal-jurnal berikut yang merupakan berbagai hasil penelitian menunjukan pentingnya pembelajaran dengan Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat karena telah meningkatkan berbagai aspek yang menjadi tujuan dari proses pembelajaran yang telah dilakukan.
(12)
Pendekatan SETS diharapkan dapat membuka wawasan peserta didik untuk memahami hakekat pendidikan sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat secara utuh. Maksudnya ialah bahwa pendekatan SETS ditujukan untuk membantu peserta didik mengetahui sains, perkembangannya dan bagaimana perkembangan sains dapat mempengaruhi lingkungan, teknologi dan masyarakat secara timbal balik (Binadja, 1999). Sejumlah ciri atau karakterisitik pendekatan SETS adalah bertujuan memberi pembelajaran sains secara kontekstual peserta didik dibawa ke situasi untuk memanfaatkan konsep sains ke bentuk teknologi untuk kepentingan masyarakat, diminta untuk berpikir tentang berbagai kemungkingan akibat yang terjadi dalam proses transfer sains tersebut ke bentuk teknologi, menjelaskan keterhubungkaitan antara unsur sains yang dibincangkan dengan unsur-unsur lain dalam SETS yang mempengaruhi berbagai keterkaitan antar-unsur tersebut, mempertimbangkan manfaat atau kerugian dari pada menggunakan konsep sains tersebut bila diubah dalam bentuk teknologi yang berkenaan, ditinjau dari sisi kontruksivisme, peserta didik dapat diajak membahas tentang SETS dari berbagai macam arah dan dari berbagai macam titik awal tergantung pengetahuan dasar yang dimiliki oleh peserta didik bersangkutan. Ciri pembelajaran sains dengan pendekatan SETS perlu ditampilkan (Sutarno, 2004). Mahasiswa PGSD sebagai calon-calon guru nantinya perlu sekali diberikan pengalaman belajar bahwa untuk mengajarkan sains tidak cukup hanya menyampaikan informasi saja karena sains mengandung empat hal yaitu konten atau produk, proses atau metode, sikap dan teknologi (Rustaman, 2005). Keempat hal dalam sains tersebut benar-benar harus dipahami oleh calon guru, maka dari
(13)
4
Suci Siti Lathifah, 2013
Pembelajaran Konsep Pengelolaan Lingkungan Dengan Pendidikan SETS Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Generik Mahasiswa PGSD
itu sudah seharusnya mereka mempunyai pengalaman sebagaimana nantinya mereka akan bertingkah laku dalam mengajar sains. Tidaklah mungkin berharap agar para pendidik nanti di lapangan akan melaksanakan kegiatan belajar mengajar sains yang memberikan pengalaman berdasarkan aktivitas, apabila semasa studi di lembaga pendidikan sebelumnya hanya pernah mendengar saja tanpa mengalaminya sendiri. Selama ini pembelajaran yang dilakukan hanya berupa pembelajaran konvensional yang memberikan pengalaman peserta didik berupa pembelajaran dengan metode ceramah dan diskusi kelompok di dalam kelas. Sedangkan untuk bagaimana prosesnya mendapatkan makna dari suatu konsep dan menghasilkan sebuah produk dari konsep tersebut minim dilakukan sehingga pengalaman belajar yang sesuai dengan hakikat sains tidak sepenuhnya terpenuhi. SETS adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif dalan pelaksanaan pembelajaran yang aktif karena urutan singkatan SETS membawa pesan bahwa untuk menggunakan sains (S-pertama) ke bentuk teknologi (T) dalam memenuhi kebutuhan masyarakat (S-kedua) diperlukan pemikiran tentang berbagai implikasinya pada lingkungan (E) secara fisik maupun mental (Binadja , 1999). Pendekatan SETS sekurang-kurangnya dapat membuka wawasan peserta didik untuk memahami hakikat pendidikan sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat (SETS) secara utuh. Hal ini ditujukan untuk membantu peserta didik mengetahui sains, perkembangannya dan bagaimana perkembangan sains dapat mempengaruhi lingkungan, teknologi dan masyarakat secara timbal balik karena itulah mahasiswa calon guru tidak mendapatkan konten saja tetapi proses berfikir yang mendalam mengenai berbagai hal yang tedapat di lingkungan.
(14)
Konsep pengelolaan lingkungan merupakan salah satu konsep dalam biologi yang memiliki keterkaitan dalam kehidupan manusia, sehingga disarankan agar dalam pembelajaran ini digunakan pendekatan yang menghendaki peserta didik menemukan kembali atau merekontruksi kebenaran yang harus dipelajari. Pembelajaran sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (Winataputra, 1992). Pemahaman konsep dan proses bermanfaat bagi peserta didik agar dapat menanggapi isu lokal, menilai secara kritis perkembangan sains dalam bidang sains dan teknologi (Depdiknas, 2003). Berdasarkan uraian di atas peneliti berkeinginan untuk meneliti lebih jauh tentang pembelajaran konsep pengelolaan lingkungan dengan pendekatan SETS untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan keterampilan generik mahasiswa PGSD.
B. RUMUSAN MASALAH 1. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah “ Bagaimana peningkatan kemampuan kognitif dan keterampilan generik mahasiswa PGSD pada konsep pengelolaan lingkungan dengan pendekatan SETS ? ”
(15)
6
Suci Siti Lathifah, 2013
Pembelajaran Konsep Pengelolaan Lingkungan Dengan Pendidikan SETS Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Generik Mahasiswa PGSD
2. Pertanyaan Penelitian
Selanjutnya rumusan masalah di atas dijabarkan menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut :
a. Bagaimana perbedaan peningkatan kemampuan kognitif mahasiswa PGSD pada konsep pengelolaan lingkungan setelah mendapatkan pembelajaran menggunakan pendekatan SETS dan pembelajaran konvensional ?
b. Bagaimana perbedaan peningkatan keterampilan generik mahasiswa PGSD pada konsep pengelolaan lingkungan setelah mendapatkan pembelajaran menggunakan pendekatan SETS dan pembelajaran konvensional ?
c. Bagaimana tanggapan mahasiswa PGSD terhadap pembelajaran konsep pengelolaan lingkungan dengan pendekatan SETS ?
C. BATASAN PENELITIAN
Agar masalah yang dibahas dapat terfokus maka permasalahan dibatasi pada : 1. Subyek penelitian adalah Mahasiswa PGSD semester IV Universitas
Pakuan
2. Kemampuan kognitif yang diukur berdasarkan jenjang kognitif taksonomi Bloom yang telah direvisi meliputi mengerti, menerapkan, menguraikan, menilai dan mencipta.
3. Keterampilan generik yang diukur meliputi pengamatan tidak langsung, kerangka logika, sebab akibat, pemodelan, inferensi, dan abstraksi.
(16)
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran peningkatan kemampuan kognitif dan keterampilan generik mahasiswa PGSD pada pembelajaran konsep pengelolaan lingkungan dengan menggunakan pendekatan SETS.
E. MANFAAT HASIL PENELITIAN
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Mahasiswa
a. Diharapkan mempunyai pengalaman belajar dalam melatih kemampuan koognitif dan keterampilan generik melalui pendekatan SETS
b. Memberikan informasi mengenai penggunaan pendekatan SETS dalam pembelajaran.
2. Dosen pengampu mata kuliah
a. Memberikan informasi serta gambaran tentang penggunaan pendekatan SETS
b. Sebagai alternatif pendekatan pembelajaran pada konsep pengelolaan lingkungan sehingga dapat dikembangkan untuk materi pada mata kuliah lain yang relevan.
3. Pengambil kebijakan
a. Menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran dengan pendekatan SETS
(17)
8
Suci Siti Lathifah, 2013
Pembelajaran Konsep Pengelolaan Lingkungan Dengan Pendidikan SETS Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Generik Mahasiswa PGSD
b. Menganjurkan kepada pengajar dalam rumpun IPA untuk mengaitkan proses pembelajaran IPA dengan unsure-unsur dalam SETS.
4. Peneliti lain
a. Memperoleh informasi mengenai peranan pedekatan SETS terhadap kemampuan koognitif dan keterampilan generik mahasiswa
b. Menjadi relevansi untuk penelitian selanjutnya. F. ASUMSI
Asumsi yang digunakan untuk penelitian ini bahwa
1. Pembelajaran dengan pendekatan SETS membantu peserta didik untuk memahami sains dan perkembangannya serta pengaruh perkembangan sains terhadap lingkungan, teknologi dan masyarakat secara timbal balik. 2. Pembelajaran dengan pendekatan SETS melatih peserta didik untuk
memiliki pemahaman yang utuh mengenai suatu konsep tertentu
3. Pembelajaran dengan pendekatan SETS melatih peserta didik untuk mengaplikasikan sains dalam kehidupan sehari-hari dengan melakukan pengamatan secara langsung maupun tidak langsung untuk dapat mengklasifikasikan, menghubungkan sebab akibat, membuat obyek yang bastrak menjadi mudah dipahami serta menarik kesimpulan.
G. HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan koognitif dan keterampilan generik mahasiswa PGSD pada konsep pengelolaan lingkungan dengan pendekatan SETS dan konvensional.
(18)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Definisi Operasional
Penelitian ini memiliki 3 variabel, yaitu pendekatan pembelajaran SETS, Kemampuan kognitif dan keterampilan generik mahasiswa. Dari ketiga variabel tersebut yang menjadi variabel bebas adalah pendekatan SETS, sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah kemampuan kognitif dan keterampilan generik mahasiswa.
Agar tidak terjadi kekeliruan dan kesalahan dalam penafsiran maka perlu dijelaskan mengenai definisi dari variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini. Definisi operasinal variabel yang dimaksud adalah:
1. Pendekatan pembelajaran SETS adalah suatu strategi pembelajaran yang memadukan pemahaman dan pemanfaatan sains, sehingga mahasiswa dapat mengaplikasikannya untuk membuat teknologi sederhana yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat. Pendekatan ini akan digunakan dalam pembelajaran konsep pengelolaan lingkungan yang di dalam pembelajaran dikaitkan dengan unsur-unsur sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat secara timbal balik. Adapun kegiatan dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SETS yaitu (1) Situasi STSE diperkenalkan dalam bentuk berita dan laporan kejadian lokal mengenai masalah mendesak oleh dosen. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa memperoleh pengetahuan mengenai kondisi yang terjadi di lingkungan, sehingga mahasiswa diharapkan
(19)
28
Suci Siti Lathifah, 2013
Pembelajaran Konsep Pengelolaan Lingkungan Dengan Pendidikan SETS Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Generik Mahasiswa PGSD
dengan pemahaman yang dimilikinya dapat mengintegrasikan ke dalam unsur-unsur SETS, (2) Mahasiswa didorong dan dimotivasi untuk menjawab dan mencari solusi tentang permasalahan dengan demikian diharapkan dapat melatih keterampilan sebab akibat dan menarik kesimpulan mengenai konsep yang dipelajari . (3) Beberapa solusi tersebut dicatat di papan tulis oleh dosen untuk interaksi lebih lanjut. (4) Dosen memfasilitasi diskusi kelas pertanyaan. (5) Hasil diskusi dari mahasiswa digunakan untuk mengidentifikasi tugas kelompok. Tugas kelompok yang dimaksud adalah membuat teknologi sedehana sebagai hasil dari pengamatan langsung ke lingkungan. (6) Mahasiswa mempresentasikan hasil tugas kelompoknya. Pada tahap ini mahasiswa selain memaparkan materi juga mempraktekkan penggunaan teknologi sederhana yang telah dibuatnya agar mudah dilihat dan dipahami, serta mengaitkan keuntungan dan kerugian pemakaian teknologi tersebut terhadap lingkungan dan masyarakat (7) Analisis dan Evaluasi.
2. Kemampuan kognitif dalam penelitian ini yaitu kemampuan menjawab soal-soal kemampuan kognitif konsep pengelolaan lingkungan yang dijaring dengan tes essai. Tipe soal berdasarkan jenjang kognitif taksonomi Blomm yang telah direvisi yakni mengerti, menerapkan, menguraikan, menilai dan mencipta.
3. Keterampilan Generik merupakan kemampuan berfikir dan bertindak mahasiswa berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya sebagai hasil belajar. Keterampilan yang dapat dikembangkan melalui pendekatan SETS yang mencakup pengamatan tidak langsung, kerangka logika, sebab akibat,
(20)
pemodelan, inferensi, dan abstraksi di ukur dengan tes tertulis keterampilan generik. Untuk melihat perkembangan keterampilan generik mahasiswa digunakan lembar observasi yang menilai aktivitas mahasiswa ketika kegiatan presentasi kelompok mahasiswa, adapun yang diobservasi mencakup pengamatan langsung, kerangka logika, sebab akibat, pemodelan dan inferensi.
B. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperiment. Metode ini digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif dan keterampilan generik mahasiswa. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode dengan desain penelitian The Randomized Control Group Pretest-Posttest Design. Dalam desain ini kedua kelompok diberi tes awal (pretest) dengan tes yang sama. Kelompok eksperimen diberi perlakuan khusus, sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan seperti biasanya. Kemudian kedua kelompok dites dengan tes yang sama sebagai tes akhir (posttest). Rancangan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
Group Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O X O
Kontrol O Y O
Keterangan: X = Y =
Perlakuan dengan menggunakan pembelajaran SETS Perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional
(21)
30
Suci Siti Lathifah, 2013
Pembelajaran Konsep Pengelolaan Lingkungan Dengan Pendidikan SETS Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Generik Mahasiswa PGSD
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002: 130). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa PGSD semester IV Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan Bogor yang terdiri dari 11 kelas.
Pengambilan sampel dilakukan dengan random cluster sampling. Sampel dalam penelitian ini terdiri atas dua kelas yaitu kelas IV E sebagai kelas kontrol dan kelas IV A sebagai kelas eksperimen.
D. Instrumen Penelitian
Ada beberapa jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh data yang diperlukan, baik data utama maupun data pendukung. Berikut ini jenis instrument, topik kajian dan sumber data untuk penelitian ini :
Tabel 3.2 Instrumen yang Digunakan dalam Penelitian
No Instrumen Topik Kajian Sumber Data 1 Rencana
Pembelajaran
disusun berdasarkan pendekatan pembelajaran SETS untuk panduan pembelajaran di kelas eksperimen disusun berdasarkan pembelajaran
konvensional untuk panduan pembelajaran di kelas kontrol
SAP
2 Tes mengukur kemampuan kognitif dan keterampilan generik
Mahasiswa 3 Lembar
observasi
mengukur kinerja dalam keterampilan generik
Mahasiswa 4 Angket Sikap terhadap pembelajaran
konsep pengelolaan dengan pendekatan SETS
Mahasiswa
(22)
Suatu tes mempunyai ciri yang baik apabila alat pengukur tersebut memenuhi persyaratan tes, yaitu validitas, reliabilitas, objektivitas, praktikabilitas, dan ekonomis (Arikunto, 2003). Selain itu, suatu soal dikatakan baik apabila mempunyai taraf kesukaran, daya pembeda, dan pola jawaban soal yang baik (Arikunto, 2003).
Maka dari itu instrumen yang akan digunakan untuk mengambil data pada subjek penelitian terlebih dahulu dilakukan uji coba pada kelas yang bukan subjek penelitian, kemudian dilakukan analisis data meliputi daya pembeda, tingkat kesukaran, reliabilitas, dan validitas butir soal. Butir soal tersebut dianalisis menggunakan program anates versi 4,0 untuk program uraian. Uji coba ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan instrumen tersebut untuk digunakan pada penelitian.
1) Validitas
Validitas tes adalah tingkat keabsahan atau ketepatan suatu tes untuk mengukur suatu konsep tertentu (Arikunto, 2005). Alat ukur yang baik harus memiliki kesahihan yang baik. Soal disebut sahih/valid jika mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total karena akan menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah (Arikunto, 2003). Dari hasil uji coba soal uraian, diperoleh nilai validitas yang beragam pada butir soal.
Berdasarkan hasil validasi soal kemampuan kognitif sebanyak 4 soal memiliki taraf sangat signifikan yaitu soal no 1, 3, 5 dan 6, dan 2 soal memiliki taraf signifikan yaitu soal no 2 dan 4. Sedangkan untuk soal keterampilan generik
(23)
32
Suci Siti Lathifah, 2013
Pembelajaran Konsep Pengelolaan Lingkungan Dengan Pendidikan SETS Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Generik Mahasiswa PGSD
sebanyak 3 soal bertaraf sangat signifikan yaitu soal no 1,4 dan 8, untuk 5 soal lainnya bertaraf signifikan yaitu soal no 2, 3, 5, 6, dan 7 (pada lampiran B.5). 2) Tingkat Kesukaran
Perhitungan tingkat kesukaran ini dimaksudkan untuk mengetahui sukar atau mudahnya soal yang digunakan. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Berdasarkan hasil analisis menggunakan ana tes diperoleh kesimpulan bahwa seluruh soal pada kemampuan kognitif maupun kemampuan generik memiliki tingkat kesukaran dalam kategori sedang (pada lampiran B.5).
3) Daya Pembeda
Daya pembeda soal yang dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana soal ini dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan mahasiswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2003). Dari hasil uji coba instrumen diperoleh bahwa pada soal kemampuan kognitif sebanyak 5 soal memiliki daya pembeda berkategori cukup yaitu soal no 1,2,3,4, dan, 5 sedangkan untuk soal no 6 memiliki daya pembeda kategori baik. Untuk soal keterampilan generik 7 memiliki daya pembeda dalam kategori yang cukup, sedangan 1 soal yaitu no 4 daya pembeda dalam kategori jelek (pada lampiran B.5).
4) Reliabilitas
Untuk memperoleh data yang dapat dipercaya, instrumen penelitian yang digunakan harus reliabel. Reliabilitas menunjukkan suatu pengertian bahwa instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu sudah baik (Arikunto, 2002). Perhitungan reliabilitas ini
(24)
menggunakan program Anates versi 4,0 untuk soal uraian. Dari hasil uji coba instrumen soal uraian diperoleh data hasil perhitungan reliabilitas soal untuk kemampuan kognitif yaitu sebesar 0,71 (kategori tinggi) dan untuk keterampilan kognitif adalah sebesar 0,78 (kategori tinggi) (pada lampiran B.5). Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Dari hasil pengolahan uji coba soal uraian kemampuan kognitif dan keterampilan generik didapatkan rekapitulasi analisis butir soal seperti yang tertera pada tabel 3.3 dan 3.4 berikut ini:
Tabel 3.3 Rekapitulasi Analisis Soal Uraian Kemampuan Kognitif No Validitas Taraf
kesukaran
Daya
Pembeda Reliabilitas Keputusan 1 Sangat signifikan Sedang Cukup
0,71 (kategori
tinggi)
Dipakai
2 Signifikan Sedang Cukup Dipakai
3 Sangat signifikan Sedang Cukup Dipakai
4 Signifikan Sedang Cukup Dipakai
5 Signifikansi cukup Sedang Cukup Direvisi
6 Sangat signifikan Sedang Baik Dipakai
Tabel 3.4 Rekapitulasi Analisis Soal Uraian Keterampilan Generik
No Validitas Taraf kesukaran
Daya
Pembeda Reliabilitas Keputusan 1 Sangat signifikan Sedang Cukup
0,78 (kategori
tinggi)
Dipakai
2 Signifikan Sedang Cukup Dipakai
3 Signifikan Sedang Cukup Dipakai
4 Signifikansi cukup Sedang Jelek Direvisi
5 Signifikan Sedang Cukup Dipakai
6 Signifikan Sedang Cukup Dipakai
7 Sangat signifikan Sedang Cukup Dipakai
8 Signifikan Sedang Cukup Dipakai
Berdasarkan hasil analisis butir soal uraian uji coba instrumen, maka peneliti memilih beberapa soal uraian sebagai alat untuk mengambil data dan
(25)
34
Suci Siti Lathifah, 2013
Pembelajaran Konsep Pengelolaan Lingkungan Dengan Pendidikan SETS Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Generik Mahasiswa PGSD
sisanya dilakukan revisi terlebih dahulu dengan bimbingan dosen pembimbing sebelum akhirnya digunakan untuk mengambil data pada kelas subjek penelitian. F. Analisis Data Penelitian
Analisis dilakukan terhadap data yang telah terkumpul dan berpedoman pada pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat dalam penelitian. Data yang bersifat kualitatif dianalisis secara deskriptif untuk menemukan kecenderungan-kecenderungan yang muncul dalam penelitian. Sedangkan data kuantitatif dianalisis dengan uji statistik. Pengolahan data statistik dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 Windows dan Microsoft Excel 2007. Analisis data dengan statistik dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Memberi skor pada pretes dan post test yang mengukur kemampuan kognitif dan keterampilan generik mahasiswa
b. Menghitung skor gain yang dinormalisasi
Pengolahan data dan analisis data dengan menggunakan data primer hasil tes mahasiswa sebelum dan sesudah pembelajaran, dianalisis dengan cara membandingkan skor pretest dan posttest. Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran di hitung dengan rumus N- Gain (Meltzer, 2002)
Spre Smaks
Spre Spost gain
N
_
Keterangan :
S post = Skor pretest S pre = Skor posttest S maks = Skor maksimum
(26)
Tabel 3.5 Kriteria N_Gain No Nilai Kriteria
1 g ≥ 0,7 Tinggi
2 0,3 ≤ g < 0,7 Sedang
3 g < 0,3 Rendah
c. Melalukan uji prasyarat, yaitu normalitas dan homogenitas 1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data skor pretest dan post test berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17 for windows, yaitu dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua kelas penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
2) Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah varians kedua kelompok sama atau berbeda. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan Levene Statistic pada SPSS 17.0 for windows.
d. Melakukan uji hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui peningkatan dan juga perbedaan kemampuan kognitif dan keterampilan generic mahasiswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji beda dua rerata dilakukan untuk mengetahui signifikansi perbedaan skor pretes dan post tes antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengujian rata-rata skor pretes dan post tes dilakukan berdasrakan hipotesis statistik sebagai berikut :
(27)
36
Suci Siti Lathifah, 2013
Pembelajaran Konsep Pengelolaan Lingkungan Dengan Pendidikan SETS Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Generik Mahasiswa PGSD
H0 = tidak terdapat peningkatan skor pretes dan post test antara mahasiswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
H1 = terdapat peningkatan skor pretes dan post test antara mahasiswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
Hasil uji normalitas dan homogenitas data post test kemampuan kognitif dan keteramplilan generik berdistribusi normal dan homogen sehingga yang digunakan adalah uji Z. Untuk menguji hipotesis digunakan uji Z, karena data yang diperoleh homogen dan berdistribusi normal serta data memiliki sampel yang berukuran besar, sehingga uji hipotesis dilakukan secara statistik parametrik (Ibrahim, 1989: 142). Langkah yang dilakukan untuk melakukan uji hipotesis adalah sebagai berikut:
1) Menentukan taraf nyata (α) dan Z tabel.
Karena jumlah sampel besar (n = 42), maka menggunakan nilai Z tabel. Taraf
nyata 5% atau 0,05, maka untuk pengujian dua arah α/2 = 0,05/2 = 0,025.
Kemudian dicari nilai probabilitas dengan nilai Z = 0,5 - 0,025 = 0,4750. Setelah itu dengan menggunakan tabel distribusi normal diperoleh nilai Z = 1,96, maka daerah H0 berada pada interval -1,96 sampai 1,96
2) Menentukan kriteria pengujian
H0 diterima apabila nilai Z hitung pada interval -1,96 sampai 1,96 H0 ditolak apabila nilai Z hitung <-1,96 atau >1,96
(28)
Z = 2 2 2 1 2 1 2 1 n S n S X X Keterangan: 1
X = Rata-rata posttest kelas eksperimen 2
X = Rata-rata posttest kelas kontrol 2
1
S = Simpangan baku nilai posttest kelas eksperimen 2
2
S = Simpangan baku nilai posttest kelas kontrol 1
n = Jumlah sampel kelas eksperimen 2
n = Jumlah sampel kelas kontrol
(Ibrahim, 1989: 142) 4) Keputusan uji
e. Menganalisis korelasi antara kemampuan kognitif dan keterampilan generik dengan menggunakan progarma SPSS 17.0 for window. Pengujian dilakukan dengan Uji Korelasi Pearson. Setelah itu dilakukan uji regresi dan persamaan linier untuk kemampuan kognitif dengan keterampilan generik.
f. Menganalisis Data Hasil Angket Respon mahasiswa
Data yang diperoleh dari hasil angket diolah secara kuantitatif. Menurut Arikunto (2003) pengolahan data angket menggunakan persentase dari setiap jawaban. Untuk mengetahui persentase respon mahasiswa, maka digunakan rumus sebagai berikut: % 100 x N S P Keterangan:
P = Persentase tiap soal
(29)
38
Suci Siti Lathifah, 2013
Pembelajaran Konsep Pengelolaan Lingkungan Dengan Pendidikan SETS Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Generik Mahasiswa PGSD
N = Jumlah seluruh siswa
(Arikunto, 2003) Selanjutnya data hasil pengolahan angket respon mahasiswa diinterpretasikan dengan menggunakan persentase berdasarkan Koentjoroningrat (1997):
0% : tidak ada 1%-30% : sebagian kecil 31%-49% : hampir setengahnya 50% : setengahnya
51%-80% : sebagian besar 81%-99% : pada umumnya 100% : seluruhnya G. Prosedur Penelitian
Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini apabiladibuat dalam alur penelitian digambarkan dengan bagan di bawah ini :
Studi kepustakaan
(30)
Gambar 3.1 Alur Penelitian
Adapun penjelasan dari gambar alur penelitian di atas adalah sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan
Sebelum melakukan penelitian, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh peneliti, yaitu: melakukan studi pendahuluan untuk menganalisis materi, indikator, tujuan pembelajaran, pendekatan pembelajaran SETS untuk menentukan langkah-langkah pembelajaran. Selanjutnya peneliti menyusun dan melaksanakan bimbingan penyusunan proposal, seminar proposal, dan membuat
Penyusunan proposal penelitian
Pembuatan kisi-kisi kriteria instrumen
Penentuan subjek
Pembuatan Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Penyusunan instrumen, uji coba
instrumen, revisi instrumen, mengurus perizinan
Pelaksanaan tes awal
Pembelajaran pada kelas eksperimen
Pembelajaran pada kelas kontrol
Pelaksanaan tes akhir
Analisis dan pembahasan temuan penelitian
(31)
40
Suci Siti Lathifah, 2013
Pembelajaran Konsep Pengelolaan Lingkungan Dengan Pendidikan SETS Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Generik Mahasiswa PGSD
instrumen lalu diujicobakan kemudian dicari validitas, realibilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. Apabila terdapat revisi maka dengan bantuan bimbingan dari pembimbing penulis merevisi intrumen tersebut. Setelah instrument siap penulis mempersiapkan surat-surat perizinan untuk melaksanakan penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan
Peneliti melakukan penelitian ini di tempat yang telah ditentukan, untuk selanjutnya melakukan pengumpulan data dari kelas kontrol dan eksperimen. Data yang dicari terlebih dahulu adalah data pretest. Data pretest didapat dengan melakukan pelaksanaan tes awal sebelum proses pembelajaran pada kelas kontrol maupun pada kelas eksperimen.
Setelah didapat hasil tes awal kemudian dilakukan proses pembelajaran konsep pengelolaan lingkungan pada kelas kontrol dan ekperimen. Pada kelas kontrol digunakan pembelajaran konvensional dengan ceramah dan dikusi. Sedangkan pada kelas eksperimen digunakan pendekatan SETS dengan metode diskusi dan observasi langsung. Adapun langkah pembelajaran yang digunakan pada kedua kelompok kelas berikut adalah sebagai berikut :
Tabel 3.8 Pembelajaran pada kelas kontrol dan eksperimen Kelas kontrol Kelas Eksperimen 1. Membentuk kelompok yang
anggotanya heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
1. Membentuk kelompok yang anggotanya heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen 2. Dosen menyajikan perkuliahan
dengan menayangkan slide presentasi
2. Situasi STSE diperkenalkan oleh dosen dalam bentuk berita dan laporan kejadian lokal mengenai masalah mendesak.
(32)
3. Dosen memberi tugas kepada masing-masing kelompok berupa lembar kerja untuk dikerjakan oleh
anggota-anggota kelompok.
3. Mahasiswa didorong dan dimotivasi untuk bertanya tentang situasi disajikan.
4. Anggota kelompok yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua
anggota dalam kelompok itu mengerti.
4. Beberapa pertanyaan tersebut dicatat di papan tulis untuk interaksi lebih lanjut.
5. Dosen bersama-sama mahasiswa membahas hasil jawaban lembar kerja mahasiswa
5. Dosen memfasilitasi diskusi kelas pertanyaan.
6. Dosen memberi pertanyaan kepada kepada masing-masing kelompok mahasiswa.
6. Pertanyaan mahasiswa digunakan untuk mengidentifikasi tugas kelompok penelitian.
7. Memberi evaluasi 7. Mahasiswa mempresentasikan hasil penelitiannya
8. Kesimpulan 8. Analisis dan Evaluasi
3. Tahap Analisis Data dan Penyusunan Laporan
Setelah pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol dan eksperimen selesai, penulis melakukan pengambilan tes akhir (postest). Disamping itu penulis memberikan angket kepada mahasiswa untuk mengetahui tanggapan mahasiswa terhadap proses pembelajaran dengan pendekatan SETS pada kelas eksperimen. Setelah data yang diperlukan terkumpul, maka tahapan selanjutnya adalah melakukan pengolahan data hasil penelitian dan sekaligus menyusun laporan penelitian.
(33)
105
Suci Siti Lathifah, 2013
Pembelajaran Konsep Pengelolaan Lingkungan Dengan Pendidikan SETS Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Generik Mahasiswa PGSD
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan kognitif dan keterampilan generik mahasiswa PGSD berbeda signifikan antara pembelajaran konsep pengelolalan lingkungan dengan pendekatan SETS dan konvensional. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan N-gain kemampuan kognitif pada kelas eksperimen lebih tinggi (0,59) dibandingkan dengan kelas kontrol (0,57). Berdasarkan perhitungan uji hipotesis menggunakan uji Z, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan peningkatan kemampuan kognitif yang signifikan antara kelas aksperimen dan kelas kontrol (Zhitung 2,00 > Ztabel 1,96). Begitu pula dengan keterampilan generik mahasiswa kelas eksperimen memiliki nilai N-gain lebih tinggi (0,60) dibandingkan kelas kontrol (0,49) dan berdasarkan perhitungan uji hipotesis diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan peningkatan keterampilan generik yang signifikan antara kelas aksperimen dan kelas kontrol (Zhitung 3,11 > Ztabel 1,96). Peningkatan ini dikarenakan pada pendekatan SETS mahasiswa didorong untuk lebih memahami sains untuk menghasilkan teknologi sederhana yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat secara berkelompok dengan teman sebaya baik di dalam maupun di luar kelas.
Respon mahasiswa yang dijaring melalui angket menunjukkan bahwa mahasiswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran dengan pendekatan
(34)
SETS dan pada umumnya, 85,7 % mahasiswa menyatakan bahwa pembelajaran yang dilakukan cocok untuk diterapkan dalam konsep pengeleolaan lingkungan. B. Saran
Sebagai saran untuk penelitian selanjutnya yang relevan, maka peneliti menyarankan beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain yaitu:
1. Untuk dosen jika ingin menggunakan pembelajaran dengan pendekatan SETS maka hendaknya dosen dapat lebih mencari informasi dari berbagai sumber agar ketika mengajar dapat mengaitkan pembelajaran dengan unsur-unsur SETS lebih mendalam sehingga kemampuan dan keterampilan lainnya yang diperlukan oleh mahasiswa dapat berkembang dengan maksimal. Disamping itu dosen diharapkan memberikan waktu yang cukup banyak bagi mahasiswa ketika menjawab pertanyaan essai untuk mengukur kemampuan kognitif dan keterampilan generik mahasiswa. Pemberian konsep dengan penugasan pada pendekatan SETS akan efektif dalam membantu mahasiswa untuk memahami konsep lebih mendalam, karena kemampuan kognitif memberikan kontribusi terhadap keterampilan generik.
2. Bagi mahasiswa untuk dapat memudahkan dalam melakukan pembelajaran dengan pendekatan SETS, hendaknya mahasiswa dapat mencari lebih banyak informasi mengenai suatu permasalahan pada materi yang dipelajari, sehingga akan lebih membantu dalam menemukan solusi dari suatu permasalahan dan akan lebih membantu dalam penguasaan konsep. Selain itu, mahasiswa sebaiknya lebih teliti dan
(35)
107
Suci Siti Lathifah, 2013
Pembelajaran Konsep Pengelolaan Lingkungan Dengan Pendidikan SETS Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Generik Mahasiswa PGSD
cermat dalam membaca serta memahami soal, sehingga mahasiswa dapat menjawab secara spesifik sesuai dengan apa yang ditanyakan pada soal tersebut.
3. Bagi pengambil kebijakan, sebaiknya menganjurkan untuk guru IPA mempraktikan proses pembelajaran dengan pendekatan SETS agar peserta didik tidak merasa bosan selama proses pembelajaran IPA berlangsung. 4. Bagi peneliti selanjutnya, dalam menerapkan pembelajaran dengan
pendekatan SETS untuk dapat mengembangkan berbagai instrumen untuk indikator-indikator lainnya dari kemampuan kognitif dan keterampilan generik secara lebih spesifik.
(36)
DAFTAR PUSTAKA
Akcay, Hakan and Robert E. Yager. (2010). The Impact of a Science/Technology/Society Teaching Approach on Student Learning in Five Domains. J Sci Educ Technol (2010) 19:602-611).
Alvarez, A.A., (1991), "Student Attitudes To Science: Gender, Grade Level and Achievement Differences". In ICASE (1991), Proceedings of The Sixth ICASE Asian Symposium 4-10
Amirshokoohi, Aidin. (2010). Elementary Pre-service Teachers’ Environmental Literacy and Views Toward Science, Technology, and Society (STS) Issues. SPRING 2010 VOL. 19, NO. 1
Anderson, I.W & Krathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy for Learning Teaching and Assessing. New York: Addison Wesley Longman, Inc.
Anonim, 1997. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Sekretariat Kabinet RI, Jakarta.
_______, 1997. Ringkasan Agenda 21 Indonesia. Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, Jakarta.
_______, 1998. Kebijaksanaan dan Strategi Nasional Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, Jakarta
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rhineka Cipta.
Arikunto, S. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. (2005). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi.). Jakarta: Bumi Aksara.
Atip, N.N. (2008). Penerapan Pendekatan SETS (Science, Enviroment, Technology, Society) pada Pembelajaran Materi Pengelolaan Lingkungan untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Mengelola Lingkungan Siswa Di SMP N 13 Semarang. Thesis. UNS. Semarang. Tidak diterbitkan
Binadja, A. (1999). Hakekat dan Tujuan Pendidikan SETS dalam Konteks Kehidupan dan Pendidikan yang Ada. Makalah Semiloka Pendidikan SETS. RECSAM
(37)
109
Suci Siti Lathifah, 2013
Pembelajaran Konsep Pengelolaan Lingkungan Dengan Pendidikan SETS Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Generik Mahasiswa PGSD
Brotosiswoyo, B.S. (2000). Hakikat Pembelajaran MIPA (Fisika) di Perguruan Tinggi, Jakarta: Proyek Pengembangan Universitas Terbuka Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional
Carrick Institute for Learning and Teaching in Higher Education. (2007). Assessing Generic Skills. Tersedia: http:// www.biaoassess.au.edu. [19 Maret 2012]. Chin, C & Chia L. (2004). Implementing Project Work in Biology through Problem
Based Learning. Journal of Biological Education. 38 (2), 69-75. http://www.lob.org/download/277.pdf (10 Januari 2008)
Dahar, R, W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga
Depdiknas. (2003). Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Biologi. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Djamarah. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Down, C. (2000). Key Competitions in Training Packages, in Conference Proceeedings, 8th Annual International Conference on Post Compulsory Education of Training, v 2, 132-139. Brisbane: Griffith University
Gibb, J. (2002). The Collection of research reading on generic skill in VET. Australia: Australian Learning and Teaching Council.
Glynn, S.M. & Duit, R., (1995), "Learning Science Meaningfully: Constructing Conceptual Models". In Glynn, S.M., & Duit, R. (Eds.) (1995), Learning Scince in the Schools: Research Reforming Practice. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers
Hamalik, O. (2008). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Hartono. (2006). Pembelajaran Fisika Modern bagi Mahasiswa Calon Guru. Disertasi Doktor pada SPs UPI: tidak diterbitkan
Hills, G. (2004). In from the Cold- The Rise of Vocational Education, RSA jurnal 22-25
Ibrahim, (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung. Sinar Baru Algesindo
(38)
Kamsah. (2004). Developping generic skill in classroom environment. Malaysia: University Technology of Malaysia.
Leea, Mee-Kyeong dan Ibrahim Erdogan. (2007). The Effect of Science–Technology– Society Teaching on Students’ Attitudes toward Science and Certain Aspects of Creativity. International Journal of Science Education. Vol. 29, No. 11, 3 September 2007, pp. 1315–1327
Mulyasa, E. (2005). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Rosdakarya. Bandung.
Manik, Karden Eddy Sontang, (2003). Pengelolaan Lingkungan Hidup. Penerbit Djambatan, Jakarta
Munandar, SCU. (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah Petunjuk bagi Para Orang Tua dan Guru. Jakarta: PT. Grasindo
Munandar, U.C.S. (1999). Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Prayitno, E. (1989). Motivasi dalam Belajar. Jakarta. Depdikbud
Rahman, T. et al. (2006). “Profil keterampilan generik calon guru biologi dalam merencanakan percobaan pada praktikum fisiologi tumbuhan”. Jurnal pendidikan dan budaya educare. 2, (2), 95-1114, (1), 72-87.
Rahman, T. (2008). Pengembangan program pembelajaran praktikum untuk meningkatkan keterampilan generik calon guru biologi. Disertasi UPI. Tidak diterbitkan.
Rustaman, N. Dirjosoemarto, S., Ahmad Y., Yudianto, S.A., Rochintaniawati, D., Nurjhani, M., dan Subekti, R., (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung. Jurusan Biologi FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
Rustaman, N.Y. , el al. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi.Surabaya. UM Press
Rosario, Bernadete. (2009). Science, Technology, Society and Environment (STSE)Approach in Environmental Science for Nonscience Students in a Local Culture. Liceo Journal of Higher Education Research.
(39)
111
Suci Siti Lathifah, 2013
Pembelajaran Konsep Pengelolaan Lingkungan Dengan Pendidikan SETS Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Generik Mahasiswa PGSD
Soemarwoto, Otto. 2001. Atur-Diri-Sendiri. Paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan Hidup, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Slavin, R. E. (1995). Cooperative Learning: Teori riset dan Praktik. Nusa Media. Bandung Edition. Boston: Allyn and Bacon.
Stapp, et al. (1970). The concept of environmental education. J. of Environmental Education 1: 1, 30-31.
Sutarno, N. (2004). Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Pusat Pembelajaran Universitas Terbuka.
Suyanti, R.D. (2006) Pembekalan Kemampuan Generik Bagi Calon Guru melalui Pembelajaran Kimia Organik Berbasis Multimedia Komputer. Disertasi DOktor pada Pendidikan IPA SPs UPI. Bandung: tidak diterbitkan
Syah M. (1999). Psiologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung: Rosda Universitas Pendidikan Indonesia. (2009). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah.
Bandung: UPI.
Winataputra, (1992). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: UT Jakarta
Yager, R.E., (1996). Science/Technology/Society As Reform In Science Education. USA: State University of New York Press, Albany.
Yörük, Nuray. İnci Morgil, Nilgün Seçken. (2009). The effects of science, technology, society and environment (STSE) education on students’ career planning. (Department of Chemistry Education, Hacettepe University, Ankara 06800, Turkey)
(1)
Suci Siti Lathifah, 2013
Pembelajaran Konsep Pengelolaan Lingkungan Dengan Pendidikan SETS Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Generik Mahasiswa PGSD
SETS dan pada umumnya, 85,7 % mahasiswa menyatakan bahwa pembelajaran yang dilakukan cocok untuk diterapkan dalam konsep pengeleolaan lingkungan. B. Saran
Sebagai saran untuk penelitian selanjutnya yang relevan, maka peneliti menyarankan beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain yaitu:
1. Untuk dosen jika ingin menggunakan pembelajaran dengan pendekatan SETS maka hendaknya dosen dapat lebih mencari informasi dari berbagai sumber agar ketika mengajar dapat mengaitkan pembelajaran dengan unsur-unsur SETS lebih mendalam sehingga kemampuan dan keterampilan lainnya yang diperlukan oleh mahasiswa dapat berkembang dengan maksimal. Disamping itu dosen diharapkan memberikan waktu yang cukup banyak bagi mahasiswa ketika menjawab pertanyaan essai untuk mengukur kemampuan kognitif dan keterampilan generik mahasiswa. Pemberian konsep dengan penugasan pada pendekatan SETS akan efektif dalam membantu mahasiswa untuk memahami konsep lebih mendalam, karena kemampuan kognitif memberikan kontribusi terhadap keterampilan generik.
2. Bagi mahasiswa untuk dapat memudahkan dalam melakukan pembelajaran dengan pendekatan SETS, hendaknya mahasiswa dapat mencari lebih banyak informasi mengenai suatu permasalahan pada materi yang dipelajari, sehingga akan lebih membantu dalam menemukan solusi dari suatu permasalahan dan akan lebih membantu dalam penguasaan konsep. Selain itu, mahasiswa sebaiknya lebih teliti dan
(2)
menjawab secara spesifik sesuai dengan apa yang ditanyakan pada soal tersebut.
3. Bagi pengambil kebijakan, sebaiknya menganjurkan untuk guru IPA mempraktikan proses pembelajaran dengan pendekatan SETS agar peserta didik tidak merasa bosan selama proses pembelajaran IPA berlangsung. 4. Bagi peneliti selanjutnya, dalam menerapkan pembelajaran dengan
pendekatan SETS untuk dapat mengembangkan berbagai instrumen untuk indikator-indikator lainnya dari kemampuan kognitif dan keterampilan generik secara lebih spesifik.
(3)
Suci Siti Lathifah, 2013
Pembelajaran Konsep Pengelolaan Lingkungan Dengan Pendidikan SETS Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Generik Mahasiswa PGSD
DAFTAR PUSTAKA
Akcay, Hakan and Robert E. Yager. (2010). The Impact of a Science/Technology/Society Teaching Approach on Student Learning in Five Domains. J Sci Educ Technol (2010) 19:602-611).
Alvarez, A.A., (1991), "Student Attitudes To Science: Gender, Grade Level and Achievement Differences". In ICASE (1991), Proceedings of The Sixth
ICASE Asian Symposium 4-10
Amirshokoohi, Aidin. (2010). Elementary Pre-service Teachers’ Environmental Literacy and Views Toward Science, Technology, and Society (STS) Issues.
SPRING 2010 VOL. 19, NO. 1
Anderson, I.W & Krathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy for Learning Teaching and
Assessing. New York: Addison Wesley Longman, Inc.
Anonim, 1997. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Sekretariat Kabinet RI, Jakarta.
_______, 1997. Ringkasan Agenda 21 Indonesia. Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, Jakarta.
_______, 1998. Kebijaksanaan dan Strategi Nasional Pengelolaan Lingkungan
Hidup. Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, Jakarta
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rhineka Cipta.
Arikunto, S. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. (2005). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi.). Jakarta: Bumi Aksara.
Atip, N.N. (2008). Penerapan Pendekatan SETS (Science, Enviroment, Technology,
Society) pada Pembelajaran Materi Pengelolaan Lingkungan untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Mengelola Lingkungan Siswa Di SMP N 13 Semarang. Thesis. UNS. Semarang. Tidak diterbitkan
Binadja, A. (1999). Hakekat dan Tujuan Pendidikan SETS dalam Konteks Kehidupan
dan Pendidikan yang Ada. Makalah Semiloka Pendidikan SETS. RECSAM UNNES. Semarang 14 – 15 Desember 1999.
(4)
Brotosiswoyo, B.S. (2000). Hakikat Pembelajaran MIPA (Fisika) di Perguruan
Tinggi, Jakarta: Proyek Pengembangan Universitas Terbuka Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional
Carrick Institute for Learning and Teaching in Higher Education. (2007). Assessing
Generic Skills. Tersedia: http:// www.biaoassess.au.edu. [19 Maret 2012].
Chin, C & Chia L. (2004). Implementing Project Work in Biology through Problem Based Learning. Journal of Biological Education. 38 (2), 69-75. http://www.lob.org/download/277.pdf (10 Januari 2008)
Dahar, R, W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga
Depdiknas. (2003). Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata
Pelajaran Biologi. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Djamarah. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Down, C. (2000). Key Competitions in Training Packages, in Conference
Proceeedings, 8th Annual International Conference on Post Compulsory Education of Training, v 2, 132-139. Brisbane: Griffith University
Gibb, J. (2002). The Collection of research reading on generic skill in VET. Australia: Australian Learning and Teaching Council.
Glynn, S.M. & Duit, R., (1995), "Learning Science Meaningfully: Constructing
Conceptual Models". In Glynn, S.M., & Duit, R. (Eds.) (1995), Learning
Scince in the Schools: Research Reforming Practice. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers
Hamalik, O. (2008). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Hartono. (2006). Pembelajaran Fisika Modern bagi Mahasiswa Calon Guru. Disertasi Doktor pada SPs UPI: tidak diterbitkan
Hills, G. (2004). In from the Cold- The Rise of Vocational Education, RSA jurnal 22-25
Ibrahim, (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung. Sinar Baru Algesindo
(5)
Suci Siti Lathifah, 2013
Pembelajaran Konsep Pengelolaan Lingkungan Dengan Pendidikan SETS Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Generik Mahasiswa PGSD
Kamsah. (2004). Developping generic skill in classroom environment. Malaysia: University Technology of Malaysia.
Leea, Mee-Kyeong dan Ibrahim Erdogan. (2007). The Effect of Science–Technology–
Society Teaching on Students’ Attitudes toward Science and Certain Aspects
of Creativity. International Journal of Science Education. Vol. 29, No. 11, 3
September 2007, pp. 1315–1327
Mulyasa, E. (2005). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan. Rosdakarya. Bandung.
Manik, Karden Eddy Sontang, (2003). Pengelolaan Lingkungan Hidup. Penerbit Djambatan, Jakarta
Munandar, SCU. (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah
Petunjuk bagi Para Orang Tua dan Guru. Jakarta: PT. Grasindo
Munandar, U.C.S. (1999). Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Prayitno, E. (1989). Motivasi dalam Belajar. Jakarta. Depdikbud
Rahman, T. et al. (2006). “Profil keterampilan generik calon guru biologi dalam
merencanakan percobaan pada praktikum fisiologi tumbuhan”. Jurnal
pendidikan dan budaya educare. 2, (2), 95-1114, (1), 72-87.
Rahman, T. (2008). Pengembangan program pembelajaran praktikum untuk
meningkatkan keterampilan generik calon guru biologi. Disertasi UPI. Tidak
diterbitkan.
Rustaman, N. Dirjosoemarto, S., Ahmad Y., Yudianto, S.A., Rochintaniawati, D., Nurjhani, M., dan Subekti, R., (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi.
Bandung. Jurusan Biologi FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
Rustaman, N.Y. , el al. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi.Surabaya. UM Press
Rosario, Bernadete. (2009). Science, Technology, Society and Environment
(STSE)Approach in Environmental Science for Nonscience Students in a Local Culture. Liceo Journal of Higher Education Research.
Sumarwoto, Otto, 1985. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Bandung : Djambatan.
(6)
Soemarwoto, Otto. 2001. Atur-Diri-Sendiri. Paradigma Baru Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Slavin, R. E. (1995). Cooperative Learning: Teori riset dan Praktik. Nusa Media. Bandung Edition. Boston: Allyn and Bacon.
Stapp, et al. (1970). The concept of environmental education. J. of Environmental Education 1: 1, 30-31.
Sutarno, N. (2004). Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Pusat Pembelajaran Universitas Terbuka.
Suyanti, R.D. (2006) Pembekalan Kemampuan Generik Bagi Calon Guru melalui
Pembelajaran Kimia Organik Berbasis Multimedia Komputer. Disertasi
DOktor pada Pendidikan IPA SPs UPI. Bandung: tidak diterbitkan Syah M. (1999). Psiologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung: Rosda Universitas Pendidikan Indonesia. (2009). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah.
Bandung: UPI.
Winataputra, (1992). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: UT Jakarta
Yager, R.E., (1996). Science/Technology/Society As Reform In Science Education. USA: State University of New York Press, Albany.
Yörük, Nuray. İnci Morgil, Nilgün Seçken. (2009). The effects of science, technology,
society and environment (STSE) education on students’ career planning. (Department of Chemistry Education, Hacettepe University, Ankara 06800, Turkey)