PENGARUH SUMBER BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI: Penelitian Terhadap Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Singaparna Tahun Ajaran 2011/2012.

(1)

Mahesa Desta Pranatha, 2013

Pengaruh Sumber Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi PENGARUH SUMBER BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR

SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

(Penelitian Terhadap Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Singaparna Tahun Ajaran 2011/2012)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh Mahesha Desta Pranatha

0800999

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PENGARUH SUMBER BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

(Penelitian Terhadap Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Singaparna Tahun Ajaran 2011/2012)

Oleh :

Mahesha Desta Pranatha

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

©Mahesha Desta Pranatha 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang


(3)

Mahesa Desta Pranatha, 2013


(4)

PENGARUH SUMBER BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

(Penelitian Terhadap Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Singaparna Tahun Ajaran 2011/2012)

Mahesha Desta Pranatha

Pembimbing : Dr. Kurjono, M.Pd / Imas Purnamasari, S.Pd, M.M

ABSTRAK

Penelitian ini berawal dari fenomena belum optimalnya prestasi belajar siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Singaparna. Beberapa siswa belum mencapai nilai KKM yang diharapkan yakni 70. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sumber belajar dan prestasi belajar siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Singaparna serta untuk mengetahui pengaruh sumber belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Singaparna.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif, yang menjadi populasi adalah siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Singaparna, dengan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 105 orang siswa dari populasi sebanyak 142. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Data sumber belajar diperoleh dari penyebaran angket, sedangkan prestasi belajar siswa diperoleh dari telaah dokumen. Gambaran sumber belajar berada pada kategori sedang dan prestasi belajar siswa kelas XI IPS dalam mata pelajaran akuntansi berada pada kategori sedang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Singaparna, teruji dan diterima kebenarannya dengan taraf kepercayaan 95%. Hal ini dibuktikan dengan nilai korelasi sebesar 0,718 serta koefisien determinan sebesar 51,6%. Artinya sumber belajar berpengaruh sebesar 51,6% terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Singaparna sedangkan sisanya sebesar 48,4% dipengaruhi oleh faktor lain.

Implikasi dari hasil penelitian ini adalah dapat diketahui jika prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi rendah, salah satu cara untuk meningkatkannya adalah dengan cara mengoptimalkan sumber belajar pada mata pelajaran akuntansi.


(5)

ii

Mahesa Desta Pranatha, 2013

Pengaruh Sumber Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kata Kunci : Sumber Belajar, Prestasi Belajar

THE INFLUENCE OF LEARNING RESOURCES TOWARDS STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT IN ACCOUNTING SUBJECT

(A Research Conducted to XI IPS Students in SMA Negeri 1 Singaparna in 2011/2012)

Mahesha Desta Pranatha

Supervisors: Dr. Kurjono, M.Pd / Imas Purnamasari, S.Pd, M.M

ABSTRACT

This research began from a phenomenon in which students’ learning achievement of grade XI social major in SMA Negeri 1 Singaparna had not been optimal in accounting subject. Some students had not achieved the expected value of KKM, that was 70. Many factors influenced it, one of which was learning resources. This research aimed to know the description of learning resources and

students’ learning achievements as well as to know the influence of learning

resources towards students’ learning achievement.

The methodology used in this research was a verified descriptive method, in which 142 students of grade XI social major were determined as the population. In the meantime, the sample for this research was 105 students taken from the population. They were selected by using simple random sampling technique. The data of learning resources used by students retrieved from the distribution of

questionnaire, while students’ learning achievements obtained from a document

examination. In this case, both learning resources and students’ learning achievement in accounting subject were included in a fair category.

The result shows that learning resources have an influence on students’

learning achievement. It was tested and accepted by 95% of confidence level. This was evidenced by the value of the correlation coefficient of 0,718 and determinants coefficient of 51,6%. This means that learning resources influenced students learning achievement by the number of 51,6% and the rest of 48,4% was affected by other factors.

One important implication of this research can be concluded as follows. If

students’ learning achievement in accounting subject is low, one way to raise it is

by way of optimizing the use of learning resources.


(6)

(7)

vi

Mahesa Desta Pranatha, 2013

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... ...i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Rumusan Masalah Penelitian ... 6

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6

1.4Kegunaan Penelitian... 7

BAB II LANDASAN TEORI 2.1Sumber Belajar ... 8

2.1.1 Pengertian Sumber Belajar ... 8

2.1.2 Klasifikasi Sumber Belajar ... 9

2.1.3 Fungsi Sumber Belajar ... 12

2.1.4 Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Pembelajaran Akuntansi ... 12

2.2Prestasi Belajar ... 21

2.2.1 Pengertian Belajar ... 21

2.2.2 Teori Belajar ... 22

2.2.3 Pengertian Prestasi Belajar ... 24

2.2.4 Indikator-Indikator Prestasi Belajar ... 25

2.3Pembelajaran Akuntansi... 26

2.3.1 Pengertian Akuntansi ... 26

2.3.2 Ruang Lingkup Mata Pelajaran Akuntansi di SMA ... 28

2.3.3 Karakteristik Pembelajaran Akuntansi ... 29

2.3.4 Evaluasi Pembelajaran Akuntansi... 30

2.4Kerangka Pemikiran ... 31

2.5Hipotesis Penelitian ... 35

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Desain Penelitian ... 36

3.2Operasionalisasi Variabel... 37

3.3Populasi dan Sampel Penelitian ... 39

3.3.1 Populasi ... 39

3.3.2 Sampel ... 39

3.4Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.5Analisis Deskriptif Angket ... 43

3.6Pengujian Instrumen Penelitian... 44


(8)

3.6.2 Uji Reliabilitas ... 46

3.7Teknik Pengujian Hipotesis ... 48

3.7.1 Uji Normalitas ... 48

3.7.2 Analisis Korelasi ... 49

3.7.3 Uji Determinasi ... 50

3.7.4 Uji Signifikansi (Uji t) ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Gambaran Umum Objek Penelitian ... 52

4.1.1 Sejarah Perkembangan Sekolah ... 52

4.1.2 Identitas Sekolah ... 53

4.1.3 Visi & Misi SMA Negeri 1 Singaparna ... 54

4.1.4 Struktur Organisasi Sekolah ... 55

4.2Karakteristik Responden ... 55

4.2.1 Distribusi Jenis Kelamin ... 55

4.2.2 Distribusi Kelas Responden ... 56

4.3Deskripsi Data Variabel Hasil Penelitian ... 57

4.3.1 Gambaran Sumber Belajar ... 57

4.3.2 Gambaran Prestasi Belajar Siswa ... 63

4.3.2.1 Gambaran Prestasi Belajar Menurut KKM ... 63

4.3.2.2 Gambaran Prestasi Belajar Menurut Sebaran Data ... 64

4.4Pengujian Hipotesis Penelitian ... 65

4.4.1 Uji Normalitas ... 65

4.4.2 Analisis Korelasi ... 67

4.4.3 Uji Determinasi ... 67

4.4.4 Uji Signifikansi (Uji t) ... 68

4.5Pembahasan Hasil Penelitian ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 73

5.2Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75 LAMPIRAN-LAMPIRAN :

1. Kisi – Kisi Instrumen 2. Angket Uji Coba Penelitian 3. Input Angket Uji Coba Penelitian 4. Perhitungan Validitas Uji Coba Angket 5. Perhitungan Reliabilitas Uji Coba Angket 6. Kisi – Kisi Instrumen Setelah Uji Coba 7. Angket Setelah Uji Coba

8. Input Angket Penelitian 9. Wawancara


(9)

viii

Mahesa Desta Pranatha, 2013

12. Sampel Terpilih 13. Daftar Nilai Siswa 14. Surat-Surat Penelitian 15. Frekuensi Bimbingan 16. Riwayat Hidup Penulis


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rekapitulasi nilai UTS semester Ganjil Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Singaparna Pada Mata Pelajaran Akuntansi Tahun Ajaran

2011/2012 ... 2

Tabel 2.1 Jenis Sumber Belajar ... 10

Tabel 2.2 Jenis, Indikator dan Cara Evaluasi Prestasi ... 25

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 38

Tabel 3.2 Data Populasi... 39

Tabel 3.3 Penentuan Sampel Setiap Kelas ... 41

Tabel 3.4 Rekapitulasi Variabel Sumber Belajar ... 43

Tabel 3.5 Rekapitulasi Variabel Prestasi Belajar ... 43

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas ... 45

Tabel 3.7 Hasil Uji Reabilitas ... 48

Tabel 3.8 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 50

Tabel 4.1 Daftar Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Singaparna ... 53

Tabel 4.2 Distribusi Jenis Kelamin Responden ... 55

Tabel 4.3 Distribusi Responden Tiap Kelas ... 56

Tabel 4.4 Deskripsi Sumber Belajar di SMA Negeri 1 Singaparna ... 58

Tabel 4.5 Intensitas Pemanfaatan Guru Sebagai Pengajar ... 59

Tabel 4.6 Intensitas Pemanfaatan Guru Sebagai konselor ... 59

Tabel 4.7 Intensitas Pemanfaatan teman Sejawat Sebagai Sumber Informasi Belajar ... 60


(11)

x

Mahesa Desta Pranatha, 2013

Tabel 4.9 Intensitas Pemanfaatan Laboratorium Sebagai sumber Belajar .... 60

Tabel 4.10 Intensitas Pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Belajar ... 61

Tabel 4.11 Intensitas Pemanfaatan Komputer Sebagai Sumber Belajar ... 61

Tabel 4.12 Intensitas Pemanfaatan In-Focus Sebagai Sumber Belajar ... 62

Tabel 4.13 Intensitas Pemanfaatan Buku Teks Sebagai Sumber Belajar ... 62

Tabel 4.14 Intensitas Pemanfaatan Diktat Sebagai Sumber Belajar ... 62

Tabel 4.15 Deskripsi Prestasi Belajar Siswa di SMA Negeri 1 Singaparna Menurut KKM ... 63

Tabel 4.16 Deskripsi Prestasi Belajar Siswa di SMA Negeri 1 Singaparna Menurut Sebaran Data ... 64

Tabel 4.17 Analisis Korelasi ... 67


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Unsur-Unsur Belajar ... 3

Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 11

Gambar 2.2 Siklus Akuntansi ... 28

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ... 34

Gambar 2.4 Hubungan Variabel ... 35

Gambar 3.1 Skala Numerikal ... 42

Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Singaparna ... 55

Gambar 4.2 Distribusi Jenis Kelamin Responden ... 56

Gambar 4.3 Distribusi Responden Tiap Kelas ... 57

Gambar 4.4 Grafik Q-Q Plots Sumber Belajar ... 65


(13)

1

Mahesa Desta Pranatha, 2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), ataupun Madrasah Aliyah (MA) bertujuan untuk menyiapkan siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu Perguruan Tinggi atau dipersiapkan menjadi pekerja yang mempunyai kualitas baik. Hal ini sesuai

dengan Hamalik (2008: 5) yang menyatakan bahwa “Sekolah adalah suatu

lembaga yang memberikan pengajaran kepada murid-muridnya, lembaga

pendidikan ini memberikan pengajaran secara formal”. Kualitas siswa dapat dilihat dari prestasi belajarnya selama di sekolah. Prestasi belajar siswa dapat ditunjukkan dengan nilai atau angka hasil tes belajar siswa.

SMA Negeri 1 Singaparna merupakan salah satu sekolah favorit di Tasikmalaya yang berada di jalan Pahlawan KHZ. Mustofa Singaparna Tasikmalaya yang sudah terakreditasi A (Amat Baik) yang mempunyai visi dan misi menciptakan siswa yangunggul dalam prestasi berdasarkan Iman dan Takwa (IMTAK) dan berwawasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) secara profesional dan bertaraf internasional.

SMA Negeri 1 Singaparna sebagai objek penelitian dalam hal pembelajaran Akuntansi, pernah menjadi juara 2 LKTI Akuntansi se-SMA Jawa Barat dan Banten pada tahun 2011, kemudian semifinalis lomba Akuntansi se-SMA Jawa Barat dan Banten pada tahun 2009 yang diadakan oleh Pendidikan Akuntansi UPI


(14)

2

Bandung. Selain itu SMA Negeri 1 Singaparna telah mendapatkan banyak prestasi dalam hal akademik maupun non akademik sehingga mampu bersaing dengan sekolah lainnya dan menjadi daya tarik utama sekolah SMA Negeri 1 Singaparna.

Berdasarkan pengamatan penulis melalui dokumentasi dari guru, fenomena yang muncul di SMA Negeri 1 Singaparna, yaitu masih terdapat nilai siswa yang rendah pada mata pelajaran Akuntansi tahun ajaran 2011/2012. Mata pelajaran Akuntansi adalah salah satu mata pelajaran yang penting di jurusan Ilmu Pendidikan Sosial dan sebagai bagian dari mata pelajaran Ekonomi. Sangat disayangkan jika siswa tidak dapat menguasai dan memahami materi dalam mata pelajaran ini. Dokumentasi mengenai prestasi belajar Akuntansi yang diperoleh penulis sebagai berikut:

Tabel 1.1

Rekapitulasi Nilai UTS Semester Genap Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Singaparna pada Mata Pelajaran Akuntansi Tahun Ajaran 2011/2012

No Kelas Nilai Belajar Siswa Jumlah Siswa

Presentase < 70 ≥ 70 < 70 ≥ 70

1 XI IPS 1 13 23 36 36,1% 63,9%

2 XI IPS 2 26 7 33 78,8% 21,2%

3 XI IPS 3 28 8 36 77,8% 22,2%

4 XI IPS 4 31 6 37 83,8% 16,2%

Total 98 44 142 69,0% 31,0%

(Sumber : Dokumen nilai siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Singaparna) Dari data pada Tabel 1.1 dapat terlihat bahwa nilai Ujian Tengah Semester (UTS) siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Singaparna masih rendah, hal itu dikarenakan nilai siswa belum mencapai standar KKM yang telah ditentukan sekolah. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan pada mata pelajaran Akuntansi di SMA Negeri 1 Singaparna ini adalah nilai minimalnya


(15)

Mahesa Desta Pranatha, 2013

XI IPS tersebut menunjukkan hasil presentasi nilai yang sangat rendah. Nilai UTS kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Singaparna menunjukkan 31,0% siswa yang telah melewati batas KKM, sisanya sebesar 69,0% masih berada di bawah KKM.

Nilai secara kuantitatif di atas apabila dihubungkan dengan pembelajaran Akuntansi, merupakan hasil belajar secara kognitif yang diukur dengan nilai atau disebut juga prestasi belajar. Penurunan dalam prestasi belajar siswa tidak bisa dibiarkan begitu saja, karena hal ini akan berdampak buruk terhadap kualitas lulusan serta pada perkembangan sumber daya manusia dan pada akhirnya akan menghambat pembangunan nasional.

Prestasi belajar diperoleh setelah siswa mengalami proses belajar mengajar. Noehi Nasution, dkk (Djamarah, 2011: 175) memandang bahwa: „belajar bukanlah suatu aktivitas yang berdiri sendiri tetapi ada unsur-unsur lain yang terlibat langsung di dalamnya yaitu raw input, learning teaching process, output,

enviromental, dan instrumental input.

Gambar 1.1 Unsur-unsur Belajar (Sumber: Djamarah, 2011: 176)

Dalam proses belajar mengajar ikut berpengaruh sejumlah faktor diantaranya faktor internal yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang merupakan bahan mentah (raw input) dan faktor eksternal yaitu sejumlah

Output Enviromental

Learning teaching process

Instrument Raw input


(16)

4

masukan dari lingkungan (environmental input) serta sejumlah faktor yang dengan sengaja dirancang guna menunjang tercapainya keluaran yang dikehendaki (instrumental input) sehingga menghasilkan output berupa prestasi belajar siswa.

Raw input (siswa) terdiri atas komponen kapasitas (IQ), bakat khusus, motivasi,

minat, kematangan (kesiapan) sikap/kebiasaan. Kemudian untuk instrumental

input terdiri dari komponen guru, metode, teknik, media, bahan sumber (sumber

belajar) serta sarana, sedangkan environmental input merupakan lingkungan di sekitar yang terdiri dari lingkungan sosial, fisik dan kultural. Adapun output dari

learning teaching (proses belajar mengajar) merupakan prestasi belajar yang

diharapkan dan dapat berupa perilaku kognitif, perilaku afektif dan perilaku psikomotor.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut

Purwanto (2006: 107) mengemukakan bahwa:

Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor internal yang datang dari dalam diri siswa dan faktor eksternal yang datang dari luar diri siswa atau biasa disebut faktor lingkungan. Adapun faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat berupa kemampuan siswa, motivasi siswa, minat dan perhatian, sikap, dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Sedangkan faktor eksternal dapat berupa kualitas pengajaran, kompetensi guru, sumber belajar, dan pengaruh lingkungan pergaulan siswa.

Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa adalah pemanfaatan sumber belajar oleh siswa. Sumber belajar adalah suatu daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagian atau keseluruhan (Sudjana dan Rivai, 2009: 76). Sumber belajar merupakan salah satu komponen dalam proses belajar mengajar.


(17)

Mahesa Desta Pranatha, 2013

berorientasi kepada guru (teacher oriented) ke pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student oriented), guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Nurdin (2011), yang menyatakan bahwa “ada pengaruh positif minat baca, pemanfaatan fasilitas, dan sumber belajar terhadap prestasi belajar siswa”

Pemanfaatan sumber belajar mempunyai peranan yang penting dalam proses pembelajaran karena sumber belajar merupakan bahan materi yang dapat menambah ilmu pengetahuan yang didalamnya mengandung hal-hal baru bagi siswa dan diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan yang sedang terjadi dengan judul penelitian “Pengaruh Sumber Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi (Penelitian Terhadap Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Singaparna Tahun Ajaran 2011/2012)”


(18)

6

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimana gambaran sumber belajar pada mata pelajaran Akuntansi di kelas XI IPS SMA Negeri 1 Singaparna.

2. Bagaimana gambaran prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi di kelas XI IPS SMA Negeri 1 Singaparna.

3. Bagaimana pengaruh sumber belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk melakukan analisis mengenai bagaimana pengaruh dari sumber belajar dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa ketika mempelajari Akuntansi di SMA Negeri 1 Singaparna. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji:

1. Gambaran sumber belajar pada mata pelajaran Akuntansi di kelas XI IPS SMA Negeri 1 Singaparna.

2. Gambaran prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi di kelas XI IPS SMA Negeri 1 Singaparna.

3. Pengaruh sumber belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi.


(19)

Mahesa Desta Pranatha, 2013

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan mutu pendidikan dan .menambah referensi hasil pembelajaran Akuntansi dari teori sumber belajar.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah masukan terhadap usaha peningkatan mutu siswa agar menyediakan sumber belajar yang tepat dalam bidang studi Akuntansi.

2. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah masukan dalam menentukan sumber belajar yang tepat sehingga mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang bervariasi sehingga dapat mencapai prestasi belajar secara maksimal.


(20)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sumber Belajar

2.1.1 Pengertian Sumber Belajar

Association of Educational Communication Technology (AECT) (Warsita,

2008: 209) mendefinisikan bahwa „sumber belajar sebagai semua sumber baik berupa data, orang atau benda yang dapat digunakan untuk memberi fasilitas (kemudahan) belajar bagi siswa‟. Begitupun dengan Mulyasa (2004: 48) mengatakan bahwa “sumber belajar dapat dirumuskan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada siswa dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan dalam proses belajar mengajar”.

Menurut Warsita (2008: 209) “sumber belajar adalah semua komponen sistem instruksional baik yang secara khusus dirancang maupun yang menurut sifatnya dapat dipakai atau dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran.” Selain itu Sudjana dan Rivai (2009: 76) mengatakan bahwa “sumber belajar adalah suatu daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagian atau keseluruhan”.

Dengan demikian, sumber belajar merupakan segala sesuatu baik yang didesain maupun menurut sifatnya dapat dipakai atau dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran untuk memudahkan belajar siswa.


(21)

Mahesa Desta Pranatha, 2013

2.1.2 Klasifikasi Sumber Belajar

Hingga saat ini masih banyak pihak termasuk para guru yang mengartikan sumber belajar dengan arti sempit, yakni terbatas pada buku (Sudjana dan Rivai, 2009: 76). Padahal sumber belajar memiliki makna yang luas, namun untuk membatasinya beberapa ahli pun mengklasifikasikannya berdasarkan sudut pandang dan pendekatan yang berbeda satu dengan lainnya seperti berikut ini.

Menurut Warsita (2008: 212) ditinjau dari tipe atau asal-usulnya, sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yaitu sumber belajar yang secara khusus atau sengaja dirancang atau dikembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Contohnya, buku pelajaran, modul, program VCD pembelajaran, program audio pembelajaran, transparansi, CAI (Computer Asisted Instruction),

programmed instruction dan lain-lain.

2. Sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatakan (learning

resources by utilization), yaitu sumber belajar yang secara tidak khusus

dirancang atau dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, tetapi dapat dipilih dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Contohnya: surat kabar, siaran televisi, pasar, sawah, pabrik, museum, kebun binatang, terminal, pejabat pemerintah, tenaga ahli, pemuka agama, olahragawan dan lain-lain.


(22)

10

Berdasarkan AECT (Association of Educational Communication Technology) yang dikutip oleh Warsita (2008: 209-210) sumber belajar dibedakan

menjadi enam jenis seperti yang tercantum dalam tabel di bawah ini: Tabel 2.1

Jenis Sumber Belajar Menurut AECT Sumber

Belajar Pengertian Contoh

Pesan

Ajaran/informasi yang akan disampaikan oleh komponen lain: dapat berbentuk ide, fakta, makna, dan data.

Materi bidang studi IPS

Orang

Orang-orang yang bertindak sebagai penyimpan dan atau penyalur pesan

Guru, Siswa, Pembicara, Tokoh Masyarakat.

Bahan

Barang-barang (lazim disebut media atau perangkat

lunak/software) yang biasanya berisi pesan untuk disampaikan dengan menggunakan peralatan. Kadang-kadang bahan itu sendiri sudah merupakan bentuk penyajian.

Buku teks, majalah, video, tape

recorder, pembelajaran

terprogram, film.

Alat

Barang-barang (lazim disebut perangkat keras/hardware) digunakan untuk menyampaikan pesan yang terdapat dalam bahan.

OHP, proyektor film,tape recorder, video, pesawat TV, pesawat radio.

Teknik

Prosedur atau langkah-langkah tertentu dalam menggunakan bahan, alat, tata tempat dan orang untuk menyampaikan pesan

Simulasi, permainan, studi lapangan, metode bertanya, pembelajaran individual, pembelajaran kelompok, ceramah, diskusi

Latar Lingkungan dimana pesan diterima oleh siswa.

Lingkungan fisik; gedung sekolah, perpustakaan, pusat sarana belajar, studio, museum, taman, peninggalan sejarah, lingkungan non fisik, penerangan, sirkulasi udara. (Sumber: Warsita, 2008: 209-210)


(23)

Mahesa Desta Pranatha, 2013

Menurut Dale (Arsyad, 2006:11) pengalaman yang dapat memberi sumber belajar diklasifikasikan menurut jenjang tertentu berbentuk kerucut pengalaman (Cone of Experience) sebagai berikut:

(Sumber: Arsyad, 2006: 11)

Gambar 2.1

Kerucut Pengalaman Edgar Dale

Pengalaman yang dapat memberi sumber belajar meliputi hal yang bersifat abstrak sampai dengan hal yang bersifat konkrit yang terdiri dari pengalaman yang berbentuk verbal, visual, rekaman radio, gambar hidup pameran, televisi, karyawisata, dramatisasi, pengamatan dan pengalaman langsung.

Verbal

Pengalaman Langsung Pengamatan Dramatisasi Karyawisata Televisi Gambar Hidup, Pameran

Rekaman Radio Visual

Kongkret Abstrak


(24)

12

2.1.3 Fungsi Sumber Belajar

Agar sumber belajar yang ada dapat berfungsi dalam pembelajaran harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Fungsi sumber belajar menurut Hanafi (Karwono, 2007: 4) adalah untuk:

a. Meningkatkan produktifitas pendidikan.

b. Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual. c. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran.

d. Lebih memantapkan pembelajaran. e. Memungkinkan belajar secara seketika.

f. Memungkinkan penyajian pendidikan yang lebih luas, terutama dengan adanya media massa.

Berdasarkan penjelasan di atas, sumber belajar memiliki fungsi yang cukup signifikan terhadap proses belajar mengajar. Begitu juga terhadap proses pembelajaran Akuntansi, dari ke-enam fungsi sumber belajar diatas dapat membantu guru maupun siswa mencapai hasil belajar yang maksimal.

2.1.4 Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Pembelajaran Akuntansi

Jika sumber belajar telah tersedia maka hal yang lebih penting lainnya bagaimana memanfaatkannya secara efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa memahami pelajaran sehingga meningkatkan prestasi belajar yang diperoleh. Dalam pemanfaatannya, guru mempunyai tanggung jawab membantu siswa agar lebih mudah, lebih lancar, lebih terarah.

Pemanfaatan sumber belajar dalam proses pembelajaran oleh siswa merupakan aktivitas, cara dan proses dalam memanfaatkan sumber belajar oleh siswa untuk pencapaian tujuan pembelajaran yang ditetapkan untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal.


(25)

Mahesa Desta Pranatha, 2013

Pada mata pelajaran Akuntansi, jenis-jenis pemanfaatan sumber belajar dalam memperoleh informasi belajar pada proses pembelajaran dilaksanakan berdasarkan dengan kebutuhan informasi belajar siswa dalam memperoleh pengetahuan sesuai dengan pembelajarannya. Adapun komponen yang termasuk sumber belajar dalam pembelajaran Akuntansi, diantaranya:

1. Pemanfaatan Orang Sebagai Sumber Belajar Akuntansi

Dalam pendidikan formal, pada umumnya guru merupakan faktor yang sangat dominan dan penting bagi siswa, guru kerap dijadikan tokoh teladan, baik disekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari dalam proses pembelajarannya. Sebagian tanggung jawab pendidikan siswa di sekolah ada pada tangan guru, dengan demikian guru harus mampu meningkatkan profesionalismenya agar memiliki kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sehingga dapat tercipta kondisi belajar yang baik dan sehat bagi siswa itu sendiri.

Menurut Adam dan Dickey (Hamalik, 2008: 123) terdapat peranan guru dalam situasi belajar-mengajar, yang dapat dijadikan sumber belajar oleh siswa adalah:

a. Guru sebagai pengajar (teacher as instructor)

Guru berperan untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, informasi kepada siswa sehingga memahami dengan baik semua pengetahuan yang disampaikan itu.

b. Guru sebagai pembimbing (teacher as counselor)

Guru berperan membantu anak yang mengalami kesulitan belajar tertentu.


(26)

14

Contoh konkrit siswa yang memanfaatkan guru sebagai pengajar adalah ketika siswa benar-benar memperhatikan apa yang guru paparkan dalam proses belajar mengajar, sedangkan pemanfaatan guru sebagai konselor nampak ketika seorang siswa bertanya kepada guru tentang materi yang ia tidak pahami atau terdapat soal-soal yang tidak dapat ia jawab dengan benar.

Keberadaan seorang guru dalam pembelajaran memang memiliki peranan yang cukup besar. Namun demikian tak dapat dipungkiri bahwa dalam lingkungan siswa pun terdapat individu lain selain guru, yakni teman sebaya. Dalam perkembangan perilaku dan pribadi remaja tidak lepas dari konteks sosial dari lingkungannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Makmun (2005: 134) yang menyebutkan bahwa “...perilaku dari siswa yaitu adanya ketergantungan yang kuat kepada kelompok sebaya”.

Pernyataan tersebut menerangkan bagaimana siswa dalam perkembangannya dipengaruhi oleh teman sebaya dalam pergaulan ataupun dalam pembelajarannya. Keberadaan teman sebaya adakalanya memiliki peran yang penting untuk dimanfaatkan sebagai sumber belajar, karena terkadang beberapa siswa memiliki rasa segan pada guru, ataupun manakala guru tidak dapat memberikan pemahaman yang optimal bagi siswa. Hal ini berarti bahwa teman sebaya dapat dijadikan sumber belajar dengan menjadikan teman sebagai sumber informasi dalam pembelajarannya sehingga dapat memperoleh informasi dan menambah pengetahuan keilmuan. Misalnya siswa yang tidak hadir saat pelajaran Akuntansi ataupun saat ada materi yang tidak ia pahami


(27)

Mahesa Desta Pranatha, 2013

kemungkinan besar akan bertanya tentang materi pelajaran yang tidak ia dapatkan atau dimengerti tersebut pada temannya.

Dengan demikian indikator dari pemanfaatan orang sebagai sumber belajar dapat dianalisa dari aktivitas siswa dalam memanfaatkan guru sebagai sumber informasi dan konselor untuk menghadapi kesulitan dalam proses belajar-mengajar, serta memanfaatkan teman sebaya (sesama siswa) sebagai sumber informasi.

2. Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Akuntansi

Pada dasarnya belajar merupakan interaksi antara individu dengan lingkungannya. Selama manusia hidup ia akan selalu berinteraksi dengan lingkungannya, karena lingkungan memberikan berbagai kemungkinan atau kesempatan kepada individu untuk mengaktualisasikan potensi-potensi yang dimilikinya. Pernyataan ini sependapat dengan Hamalik (2008: 194) yang menyatakan bahwa “belajar pada hakikatnya adalah interaksi individu dan lingkungannya”

Dalam aktivitasnya untuk mengaktualisasikan potensi-potensi yang dimilikinya, individu memerlukan interaksi dengan lingkungannya. Hal ini sesuai dengan Slameto (2010: 74) yang menyatakan bahwa “... dikarenakan kebutuhan manusia yang harus dipenuhi oleh lingkungannya, yaitu kebutuhan untuk mengerti dan mengetahui dengan pengertian kebutuhan untuk memuaskan rasa ingin tahu, mendapatkan pengetahuan informasi dan untuk mengetahui sesuatu“. Dengan demikian lingkungan dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar sesuai dengan fungsinya:


(28)

16

a. Lingkungan belajar perpustakaan sebagai sumber belajar bagi siswa.

Dalam pembelajaran Akuntansi salah satu contoh pemanfaatan perpustakaan yang mejadi sumber belajar bagi siswa yakni ketika siswa mencari informasi atau data tentang materi Akuntansi yang tersedia di perpustakaan.

Dengan demikian indikator pemanfaatan perpustakaan dapat dianalisa dengan mengukur intensitas pemanfaatan perpustakaan oleh siswa sebagai sumber belajar.

b. Lingkungan belajar laboratorium sebagai sumber belajar bagi siswa.

Dalam pembelajaran Akuntansi salah satu contoh pemanfaatan lingkungan yang memberikan pengalaman belajar yang konkrit yakni manakala siswa dapat melakukan simulasi aktivitas atau kegiatan Ekonomi khususnya dalam proses kegiatan Akuntansi.

Dengan demikian indikator pemanfaatan laboratorium dapat dianalisa dengan mengukur intensitas pemanfaatan laboratorium oleh siswa sebagai sumber belajar.

3. Pemanfaatan Media atau Alat Sebagai Sumber Belajar Akuntansi

Pada saat ini, kontribusi media atau alat dalam segala bidang kehidupan sangat besar, tak terkecuali dalam dunia pendidikan. Hal tersebut karena fungsinya sebagai penyedia informasi yang teraktual sesuai dengan perkembangan zaman. Karena alasan itulah pada saat ini dunia pendidikan pun mulai menjadikan media atau alat sebagai sumber belajar bagi siswa.


(29)

Mahesa Desta Pranatha, 2013

Berdasarkan pemaparan tersebut maka pemanfaatan media atau alat ini dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu:

a. Internet sebagai sumber belajar

Pada awalnya penciptaan internet diperuntukan bagi para peneliti sebagai sarana untuk mengakses data dari sejumlah sumber daya perangkat keras komputer, namun seiring perkembangan zaman kini internet memberikan bermacam layanan yang diperuntukan bagi semua pengguna untuk mengakses segala macam informasi. Menurut Zaenal (2005: 26) “internet dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran seperti sebagai sumber informasi dalam penyusunan makalah, diskusi, penilaian portofolio, bahkan aktivitas tanya jawab dengan guru, dosen atau expert lainnya”.

Secara khusus dalam bidang pembelajaran Akuntansi, internet dapat dimanfaatkan untuk mengakses informasi atau data yang berkaitan dengan materi pembelajaran Akuntansi sehingga siswa akan selalu up-to-date dengan perkembangan dari ilmu Akuntansi dan dapat dijadikan sumber informasi dalam penyusunan makalah atau tugas lain yang membutuhkan banyak sumber referensi.

Dengan demikian indikator pemanfaatan internet dapat dianalisa dengan mengukur intensitas pemanfaatan internet oleh siswa sebagai sumber belajar.


(30)

18

b. Komputer sebagai sumber belajar

“Salah satu keunggulan media komputer yang tidak dimiliki oleh berbagai media lain, ialah kemampuannya untuk memfasilitasi interaktivitas peserta didik dengan sumber belajar yang ada pada komputer” Warsita (2008: 138).

Komputer termasuk alat atau perangkat keras yang digunakan untuk menyajikan pesan yang tersimpan dalam bahan. Dengan adanya komputer sebagai sumber belajar, dalam pembelajaran Akuntansi memungkinkan siswa melakukan pencatatan Akuntansi secara automatic menggunakan komputer.

Dengan demikian indikator pemanfaatan komputer dapat dianalisa dengan mengukur intensitas pemanfaatan komputer oleh siswa sebagai sumber belajar.

c. Media pembelajaran In-Focus sebagai sumber belajar

“Media pendidikan sebagai salah-satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan sehingga membantu mengatasi masalah komunikasi” Sadiman et al (2008: 14). Dalam bidang pembelajaran Akuntansi, media dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu dalam komunikasi atau penyampaian pesan dari guru kepada siswa, misalkan dengan penggunaan OHP atau media presentasi In-Focus dalam proses pembelajaran Akuntansi.

Dengan demikian pemanfaatan media pembelajaran In-Focus dapat terlihat dari intensitas aktivitas siswa dan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran In-Focus sebagai sumber belajar.


(31)

Mahesa Desta Pranatha, 2013

4. Pemanfaatan Bahan Tertulis Sebagai Sumber Belajar Akuntansi a. Buku Teks Sebagai Sumber Belajar

Menurut Whitaker (Yusuf, 1995: 29) mengatakan bahwa:

Buku teks adalah buku yang direncanakan untuk membantu murid (yang pada umumnya belajar secara kelompok) dibawah bimbingan seorang guru untuk belajar secara efisien. Buku teks disusun dengan sistematika dan organisasi tertentu sehingga tempo-tempo pembahasannya disesuaikan dengan besarnya beban topik dan waktu belajar yang tersedia.

Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa buku teks berarti buku “mengajar” bagi guru dan buku “belajar” bagi siswa. Sesuai dengan pengertian tersebut maka buku teks ini berisi sumber informasi tentang mata pelajaran di sekolah.

Pemanfaatan bahan tertulis atau buku teks dapat memberikan informasi kepada siswa, misalnya definisi suatu konsep, peristiwa tertentu, tempat, dan iklan bahkan data-data lain yang diperlukan. Menurut Yunanto (2004: 28) menyatakan bahwa: “bahan tertulis dapat memberikan informasi kepada siswa, misalnya tentang peristiwa tertentu, tempat, iklan bahkan data-data lain yang dibutuhkan”. Dengan demikian pemanfaatan bahan tertulis dapat dijadikan sumber belajar oleh siswa dalam upaya memperoleh informasi belajar dalam usaha pembelajarannya.

Pada pembelajaran Akuntansi buku teks atau bahan tertulis dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar untuk memperoleh informasi mengenai definisi atau pemaparan dari suatu teori dan konsep ataupun istilah. Misalnya untuk mengetahui siklus dari Akuntansi perusahaan jasa siswa dapat mencari dalam buku paket siklus Akuntansi perusahaan jasa.


(32)

20

Dengan demikian indikator pemanfaatan buku sebagai sumber belajar dalam pembelajaran Akuntansi dapat terlihat dari intensitas siswa dalam memanfaatkan buku teks atau buku pelajaran sebagai sumber informasi belajar. b. Pemanfaatan Diktat Sebagai Sumber Belajar

“Buku pedoman atau diktat adalah buku yang memuat fakta atau peristiwa, bahkan memuat proses kegiatan secara rinci dari satu bidang tertentu”. (Yusuf, 1995: 41). Diktat atau buku pedoman berbeda dengan buku teks atau buku pelajaran. Buku teks cenderung berisi informasi yang harus dipelajari oleh siswa, sedangkan buku pedoman lebih merupakan petunjuk mempelajari sesuatu agar mencapai hasil maksimum. Buku pedoman lebih bersifat praktis karena berisi petunjuk-petunjuk praktis langkah-langkah atau cara mengerjakan sesuatu secara sistematis, sesuai dengan isi yang dianjurkan dalam buku tersebut. Diktat disusun oleh penulisnya dengan tujuan untuk melayani atau memfasilitasi pembacanya mengenai berbagai sumber informasi pengetahuan dengan taraf referensi yang lengkap.

Diktat atau buku pedoman sangat relevan untuk dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Hal ini karena diktat biasanya lebih praktis dan cocok untuk pelajaran Akuntansi yang sepatutnya membutuhkan banyak praktek atau latihan daripada hanya sekedar teori. Misalnya dalam pembelajaran Akuntansi tentang pembuatan laporan keuangan perusahaan jasa, siswa dapat mempelajari langkah-langkahnya dan dapat mengerjakan soal latihan yang terdapat dalam diktat.


(33)

Mahesa Desta Pranatha, 2013

Dengan demikian indikator pemanfaatan diktat dapat terlihat dari intensitas aktivitas siswa dalam memanfaatkan diktat sebagai sumber belajar.

2.2 Prestasi Belajar 2.2.1 Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu kegiatan yang kompleks dan menyangkut berbagai unsur-unsur yang terlibat langsung didalam kegiatan belajar. Sehingga menimbulkan berbagai pendapat yang berbeda mengenai definisi belajar. Berikut ini dikemukakan definisi belajar menurut berbagai sumber. Djamarah (2011: 13) menjelaskan “Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor”. Kemudian Hamalik (2011: 36) menjelaskan bahwa: “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman”. Sedangkan Cronbach (Djamarah, 2011: 13) berpendapat bahwa „Belajar adalah suatu aktivitas yang ditunjukan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman (learning is shown by change in behavior as a result of experience)‟.

Berdasarkan beberapa pengertian belajar diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar pada hakikatnya merupakan proses perubahan dalam diri manusia menuju kondisi yang lebih baik yang diperoleh melalui proses interaksi edukatif, pembelajaran, latihan dan pengalaman yang berlangsung secara terus menerus sehingga menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri, cerdas dan berakhlak mulia.


(34)

22

2.2.2 Teori Belajar

Dengan berkembangnya psikologi dalam pendidikan, maka bersamaan dengan itu bermunculan pula berbagai teori tentang belajar. Di dalam masa perkembangan psikologi pendidikan ini muncullah secara beruntun beberapa aliran psikologi pendidikan, masing-masing yaitu:

a. Psikologi behavoiristik; b. Psikologi kognitif; dan c. Psikologi humanistis.

Adapun uraian masing-masing kelompok teori belajar tersebut adalah sebagai berikut:

a. Teori-Teori Belajar Psikologi Behavioristik

Teori belajar psikologi behavioristik dikemukakan oleh para psikolog behavioristik. Mereka ini sering disebut “contemporary behaviorists” atau juga

disebut „S-R psychologist”. Mereka berpendapat, bahwa tingkah laku manusia itu

dikendalikan oleh ganjaran (reward) atau penguatan (reinforcement) dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioral dengan stimulasinya.

Guru-guru yang menganut pandangan ini berpendapat, bahwa tingkah laku murid-murid merupakan reaksi-reaksi terhadap lingkungan mereka pada masa lalu dan masa sekarang, bahwa segenap tingkah laku merupakan hasil belajar. Kita dapat menganalisis kejadian tingkah laku dengan jalan mempelajari latar belakang penguatan (reinforcement) terhadap tingkah laku tersebut.


(35)

Mahesa Desta Pranatha, 2013

b. Teori-Teori Belajar Psikologi Kognitif

Dalam teori belajar ini berpendapat, bahwa tingkah laku seseorang tidak hanya dikontrol oleh “reward” dan “reinforcement”. Mereka ini adalah para ahli jiwa aliran kognitifis. Menurut pendapat mereka, tingkah laku seseorang senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi di mana tingkah laku itu terjadi.

Dalam situasi belajar, seseorang terlibat langsung dalam situasi itu dan memperoleh “insight” untuk pemecahan masalah. Jadi kaum kognitif berpandangan, bahwa tingkah laku seseorang lebih bergantung kepada “insight

terhadap hubungan-hubungan yang ada di dalam suatu situasi. Mereka memberi tekanan pada organisasi pengamatan atas stimulus di dalam lingkungan serta pada faktor-faktor yang mempengaruhi pengamatan.

c. Teori-Teori Belajar dari Psikologi Humanistis

Perhatian psikologi humanistik yang terutama tertuju pada masalah bagaimana tiap-tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Menurut para pendidik aliran humanistis penyusunan dan penyajian materi pelajaran harus sesuai dengan perasaan dan perhatian siswa.

Hamachek (Dalyono 2009: 43) menyatakan bahwa:

Tujuan utama para pendidik ialah membantu siswa mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantunya dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada pada diri mereka.


(36)

24

2.2.3 Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar erat kaitannya dengan proses belajar dan hasil belajar. Ada beberapa cara untuk mengevaluasi kualitas atau mutu yang berkaitan dengan pendidikan formal tetapi indikatornya adalah bagaimana kinerja murid yang bersangkutan ketika mengikuti suatu tes. Tu‟u (2004: 75) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah “penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru”. Prestasi juga menunjukkan gambaran keberhasilan seseorang dalam upaya mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki.

Pengertian umum mengenai prestasi belajar ini dikemukakan oleh Surya (2004: 75) yaitu “prestasi belajar adalah hasil belajar atau perubahan tingkah laku yang menyangkut ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap setelah melalui proses tertentu, sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksinya dengan lingkungan”.

Lebih lanjut Kurjono (2010: 160) mengemukakan bahwa “prestasi belajar merupakan perubahan yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar yang ditandai dengan adanya perubahan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Dengan demikian prestasi belajar dapat dilihat dari penguasaan pengetahuan siswa dalam memahami mata pelajaran disekolah”.

Dari pengertian-pengertian prestasi belajar diatas dapat diambil pemahaman bahwa prestasi belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar yang disadari dan dapat diukur berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan


(37)

Mahesa Desta Pranatha, 2013

dalam nilai. Nilai dalam prestasi belajar dikelompokkan menjadi formatif dan sumatif, dalam penelitian ini yang digunakan sebagai indikator prestasi belajar adalah nilai sumatif yaitu nilai Ujian Tengah Semester (UTS) siswa pada mata pelajaran Akuntansi.

2.2.4 Indikator – Indikator Prestasi Belajar

Menurut Syah (2010: 148) bahwa “pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan hasil belajar‟.

Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah dengan mengetahui garis-gasris besar indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur. Berikut ini adalah tebel jenis, indikator dan cara evaluasi prestasi.

Tabel 2.2

Jenis, Indikator dan Cara Evaluasi Prestasi

Ranah/Jenis Prestasi Indikator Cara Evaluasi A. Ranah Kognitif

1. Pengamatan 1. Dapat menunjukkan 2. Dapat membandingkan 3. Dapat menghubungkan

1. Tes lisan 2. Tes tertulis 3. Observasi 2. Ingatan 1. Dapat menyebutkan

2. Dapat menunjukkan kembali

1. Tes lisan 2. Tes tertulis 3. Observasi 3. Pemahaman 1. Dapat menjelaskan

2. Dapat mendefinisikan dengan lisan sendiri

1. Tes lisan 2. Tes tertulis 4. Penerapan 1. Dapat memberikan contoh

2. Dapat menggunakan secara tepat

1. Tes tertulis 2. Pemberian tugas 3. Observasi 5. Analisis

(pemeriksaan dan pemilihan secara teliti

1. Dapat menguraikan

2. Dapat mengklaifikasikan/ memilah-milah

1. Tes tertulis 2. Pemberian tugas

6. Sintesis (membuat panduan baru dan utuh)

1. Dapat menghubungkan 2. Dapat menyimpulkan

3. Dapat menggeneralisasikan (membuat prinsip umum)

1. Tes tertulis 2. Pemberian tugas


(38)

26

Ranah/Jenis Prestasi Indikator Cara Evaluasi B. Ranah Afektif

1. Penerimaan 1. Menunjukkan sikap menerima 2. Menunjukkan sikap menolak

1. Tes tertulis 2. Tes skala sikap 3. Observasi 2. Sambutan 1. Kesediaan berpartisipasi/ terlibat

2. Kesediaan memanfaatkan

1. Tes skala sikap 2. Pemberian tugas 3. Observasi 3. Apresiasi (sikap

menghargai

1. Menganggap penting dan bermanfaat 2. Menganggap indah dan harmonis 3. Mengagumi

1. Tes skala penilaian/sikap 2. Pemberian tugas 3. Observasi 4. Internalisasi

(pendalaman)

1. Mengakui dan meyakini 2. Mengingkari

1. Tes skala sikap 2. Pemberian tugas

ekspresif (yang menyatakan sikap) dan proyektif (yang menyatakan perkiraan/ramalan) 5. Karakteristik

(penghayatan)

1. Melembagakan atau meniadakan 2. Menjelmakan dalam pribadi dan perilaku

sehari-hari

1. Pemberian tugas ekspresif dan proyektif 2. Observasi

C. Ranah Psikomotor

1. Keterampilan bergerak dan bertindak

1. Mengkoordinasikan gerakan mata, tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya

1. Observasi 2. Tes tindakan

2. Kecakapan ekspresi verbal dan nonverbal

1. Mengucapkan

2. Membuat mimik dan gerakan jasmani

1. Tes lisan 2. Observasi 3. Tes tindakan

Sumber : Muhibbin Syah, (2010:148-150)

Berdasarkan tabel indikator diatas, yang menjadi indikator prestasi belajar dalam penelitian ini adalah nilai UTS kelas XI IPS pada mata pelajaran Akuntansi yang berasal dari ranah kognitif dengan penilaian tes tertulis.

2.3 Pembelajaran Akuntansi 2.3.1 Pengertian Akuntansi

Menurut American Accounting Association (Alam, 2004: 2) “Akuntansi adalah suatu proses pengidentifikasian, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi yang memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang


(39)

Mahesa Desta Pranatha, 2013

Sedangkan menurut American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) (Erhans dan Yusuf, 2000: 7) mengemukakan bahwa “Accounting is the art of recording, classifying and summarizing in a significant manner and in terms of money, transactions and events which are, in part at least, of a financial character and interpreting the result there of”. Akuntansi adalah seni mencatat, mengelompokkan, mengikhtisarkan menurut cara yang berarti dan dinyatakan dalam nilai uang, semua transaksi serta kejadian setidak-tidaknya bersifat finansial dan dari catatan itu dapat ditafsirkan hasilnya.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa:

a. Masukan (input) akuntansi sebagai sistem informasi adalah informasi ekonomi dari kegiatan (transaksi) organisasi ataupun perusahaan.

b. Masukan tersebut diolah melalui proses identifikasi, pengukuran dan pelaporan untuk menghasilkan keluaran (output) yang berupa informasi atau laporan keuangan.

c. Keluaran tersebut digunakan sebagai penunjang pengambilan keputusan bisnis oleh pemakai informasi tersebut.

Menurut Moeslihat (2005: 3) mengemukakan bahwa proses akuntansi terdiri dari:

a. Pengidentifikasian b. Pencatatan

c. Penggolongan d. Pengikhtisaran e. Pelaporan


(40)

28 Bukti transaksi Jurnal: Harian Penyesuaian Penutup Pembalik

Siklus akuntansi menurut Moeslihat (2005: 57) adalah sebagai berikut :

(Sumber: Moeslihat, 2005: 57)

Gambar 2.2 Siklus Akuntansi

2.3.2 Ruang Lingkup Mata Pelajaran Akuntansi di SMA

Berikut ruang lingkup mata pelajaran Akuntansi di SMA dimulai dari dasar-dasar konseptual, struktur dan siklus akuntansi. Materi pokok pelajaran Akuntansi di SMA yaitu sebagai berikut:

1) Akuntansi dan Sistem Informasi

2) Dasar Hukum dan Pelaksanaan Akuntansi 3) Struktur Dasar Akuntansi

4) Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa 5) Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang

Tahap pencatatan dan penggolongan Tahap pengikhtisaran Tahap pelaporan Faktur Kwitansi Nota kredit Bukti kas

masuk Bukti kas

keluar

Kertas Kerja

Laporan keuangan Laporan laba rugi Laporan

perubahan modal Neraca

Laporan arus kas


(41)

Mahesa Desta Pranatha, 2013

2.3.3 Karakteristik Pembelajaran Akuntansi

Dalam pembelajaran Akuntansi menggunakan pendekatan tuntas karena Akuntansi merupakan suatu siklus sehingga keterampilan yang satu berkaitan dengan keterampilan yang lain dan lebih mengutamakan target pencapaian melalui pelatihan yang dialami langsung oleh siswa. Dalam proses Akuntansi terdiri dari beberapa tahapan dari tahap pencatatan sampai dengan pelaporan. Oleh karena itu, setiap tahapan tersebut harus dipahami satu demi satu oleh siswa dari yang mudah sampai dengan yang sukar.

Menurut Soemantri (2005: 25) cakupan materi Akuntansi terdiri dari : 1) Pemahaman konsep

Dalam materi Akuntansi membahas mengenai konsep-konsep Akuntansi mulai dari persamaan akuntansi sampai dengan laporan keuangan. Pada pemahaman konsep ini siswa diharapkan mampu memahami konsep-konsep Akuntansi secara keseluruhan.

2) Prosedur

Prosedur yang dimaksud disini yaitu tahapan-tahapan penyampaian konsep Akuntansi oleh guru kepada siswa sampai siswa memahami dengan baik seluruh materi yang telah disampaikan.

3) Vokasional

Dalam vokasional mencakup tentang bagaimana cara menyajikan dan membuat siklus Akuntansi sehingga siswa mampu mengaplikasikan konsep akuntansi.

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa cakupan Akuntansi terdiri dari pemahaman konsep, prosedur dan vokasional. Guru harus dapat memanfaatakan sumber belajar yang tepat dalam mengajarkan materi Akuntansi. Selain itu, siswa juga harus dapat memanfaatakan sumber belajar dengan tepat. Sehingga pemanfaatan sumber belajar yang tepat dapat membantu siswa maupun guru untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang diharapkan.


(42)

30

2.3.4 Evaluasi Pembelajaran Akuntansi

Evaluasi pemebelajaran selalu dikaitkan dengan prestasi belajar. Evaluasi dapat menggambarkan kemajuan siswa dan prestasinya, hasil rata-ratanya dan menjadi umpan balik bagi guru. Menurut Ralph Tyler (Arikunto, 2009: 3) mengemukakan bahwa „evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai‟.

Menurut Arikunto (2009: 33-38) jenis evaluasi pembelajaran ada tiga, yaitu sebagai berikut :

1. Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat. 2. Evaluasi formatif. Formatif dari arti kata form yang merupakan dasar.

Evaluasi formatif merupakan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti suatu program tertentu. Evaluasi formatif disamakan dengan ulangan harian

3. Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar. Evaluasi sumatif disamakan dengan evaluasi/tes pada tiap akhir semester. Berdasarkan penjelasan diatas, data nilai UTS siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Singaparna yang peneliti peroleh adalah jenis evaluasi sumatif.

Evaluasi dalam pembelajaran Akuntansi menurut Depdiknas (2004: 17) berupa:

1. Essay, yaitu menekankan siswa dalam pengerjaan dari segi prosesnya. Melalui essay dapat diketahui sejauh mana tingkat kemampuan/ keterampilan siswa, kesulitan yang dialami siswa berbeda jika dibandingkan dengan pilihan ganda hanya menilai hasil akhirnya. Dalam essay diperhatikan penskoran soal sesuai bobot soal.

2. Portofolio, yaitu suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan


(43)

Mahesa Desta Pranatha, 2013

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan, untuk menilai evaluasi dalam pembelajaran Akuntansi dapat dilakukan dengan essay dan portofolio.

2.4 Kerangka Pemikiran

Sumber belajar yaitu segala macam sumber yang dapat mempermudah siswa mendapatkan informasi dalam proses pembelajaran baik langsung maupun tidak langsung untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Warsita (2008: 209), “sumber belajar adalah semua komponen sistem instruksional baik yang secara khusus dirancang maupun yang menurut sifatnya dapat dipakai atau dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran”. Sumber belajar dalam penelitian ini meliputi pemanfaatan orang sebagai sumber belajar Akuntansi, pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar Akuntansi, pemanfaatan media elektronik atau alat sebagai sumber belajar Akuntansi dan pemanfaatan bahan tertulis sebagai sumber belajar Akuntansi.

Pemanfaatan sumber belajar mempunyai peranan yang penting dalam proses pembelajaran karena sumber belajar merupakan bahan materi yang dapat menambah ilmu pengetahuan yang didalamnya mengandung hal-hal baru bagi siswa, sehingga pemanfaatan sumber belajar yang lebih bervariasi dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Dalam mata pelajaran Akuntansi yang memerlukan banyak pemahaman dan latihan, pemanfaatan sumber belajar mempunyai peranan penting untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Sumber belajar yang bisa dimaksimalkan dalam pembelajaran Akuntansi diantaranya modul atau diktat sebagai sumber informasi belajar.


(44)

32

Prestasi belajar pada hakekatnya merupakan hasil belajar dari individu setelah melalui proses belajar mengajar yang ditandai dengan perubahan dalam diri individu berupa perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap serta dapat dinyatakan dalam angka atau nilai. Demikian pula dalam pembelajaran Akuntansi, prestasi belajar dapat dilihat dari keterampilan atau skill siswa yang dapat dinyatakan dalam nilai.

Sebagaimana dikemukakan oleh Kurjono (2010: 160) bahwa “prestasi belajar merupakan perubahan yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar yang ditandai dengan adanya perubahan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Dengan demikian prestasi belajar dapat dilihat dari penguasaan pengetahuan siswa dalam memahami mata pelajaran di sekolah”.

Prestasi belajar yang diperoleh oleh siswa tentunya disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut bisa berasal dari dalam diri siswa (intern) atau berasal dari luar (ekstern). Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa secara ekstern adalah sumber belajar yang dimanfaatkan oleh siswa termasuk pada mata pelajaran Akuntansi. Adanya isu sentral rendahnya mutu atau kualitas dan relevansi pendidikan membuat lembaga pendidikan seperti sekolah dituntut untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten. Ditambah lagi adanya otonomi daerah juga membawa perubahan-perubahan serta penyesuaian pendidikan demokratis, yang sangat memperhatikan keragaman dan kebutuhan daerah dan pembelajar itu sendiri.


(45)

Mahesa Desta Pranatha, 2013

Timbulnya berbagai tuntutan tersebut membawa konsekuensi pada perubahan paradigma dalam belajar mengajar menjadi pembelajaran. Strategi dan pendekatan pembelajaran tidak lagi bertumpu pada guru tetapi berorientasi pada siswa sebagai subyek (student centered). Guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Demikian pula dalam mata pelajaran Akuntansi. Jika dahulu dalam pembelajaran Akuntansi guru merupakan satu-satunya sumber belajar, saat ini dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan sumber belajar menjadi lebih variatif sehingga siswa dapat mempelajari Akuntansi secara mandiri.

Berbagai penelitian terdahulu mengenai topik yang hampir sama dengan penelitian ini telah dilakukan sebelumnya. Salah satunya penelitian yang membahas sumber belajar secara rinci kepada satu jenis sumber belajar, seperti yang dilakukan oleh Stone et al (2011), internal investigation at the University of Huddersfield suggests a strong correlation between library usage and degree result”. Dapat diketahui terdapat korelasi yang kuat antara penggunaan perpustakaan terhadap tingkat prestasi. Penelitian selanjutnya yang telah dilakukan oleh Hanushek et al (2003), the strong conclusion that comes from this analysis is that the achievement of peers has a strong and direct influence on learning achievement”. Dimana melalui penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa kemampuan/ prestasi teman sebaya mempunyai pengaruh yang kuat dan secara langsung terhadap prestasi belajar siswa. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Huda & Istyawati (2013), dimana hasil yang diperoleh adalah “terdapat peningkatan prestasi belajar siswa selama pembelajaran dengan menggunakan internet sebagai sumber belajar”. Penelitian selanjutnya oleh Subowo & Utomo


(46)

34

(2009), hasil penelitiannya adalah “ada pengaruh yang signifikan fasilitas laboratorium dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa”.

Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran

Dari Gambar 2.3 nampak bahwa sumber belajar adalah salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar secara eksternal. Dengan demikian apabila semakin tinggi pemanfaatan sumber belajar, maka prestasi siswa pada mata pelajaran Akuntansi akan tinggi. Sebaliknya apabila pemanfaatan sumber belajar rendah, maka prestasi siswa pada mata pelajaran Akuntansi akan rendah.

Prestasi Belajar Akuntansi

Faktor - faktor yang mempengaruhi Prestasi belajar

Akuntansi

PBM Eksternal

Internal

Kualitas Pengajaran

Sumber Belajar Kompetensi

Guru

Lingkungan Pergaulan


(47)

Mahesa Desta Pranatha, 2013

Dari penjelasan di atas maka dapat dirumuskan hubungan variabel sebagai berikut:

Gambar 2.4 Hubungan Variabel Keterangan:

X = Sumber belajar Y = Prestasi belajar siswa

= Menunjukkan adanya pengaruh sumber belajar terhadap prestasi belajar siswa

2.5 Hipotesis Penelitian

“Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”. (Arikunto, 2010: 110). Adapun yang merupakan hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Sumber belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa”.


(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Menurut Sugiyono (2009: 3) “metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Dalam penelitian ini, metode yang akan digunakan oleh penyusun adalah penelitian deskriptif verifikatif. Menurut Sugiyono (2008: 11) penelitian deskriptif adalah sebagai berikut,

penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel maupun lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara satu variabel dengan variabel yang lain.

Menurut Hasan (2009: 11), “metode verifikatif yaitu menguji kebenaran sesuatu (pengetahuan) dalam bidang yang telah ada dan digunakan untuk menguji hipotesis yang menggunakan perhitungan statistik”.

Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif verifikatif ini, diharapkan dapat memberikan gambaran yang akurat dan jelas mengenai pengaruh dari variabel-variabel yang diteliti.


(49)

Mahesa Desta Pranatha, 2013

3.2 Operasionalisasi Variabel

“Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2009: 60). Penyusun memberikan batasan atas variabel yang diteliti. Kedua variabel tersebut adalah sumber belajar sebagai variabel independent (bebas) yang diberi simbol X. Sedangkan prestasi belajar siswa sebagai variabel dependent (terikat) yang diberi simbol Y.

Pada umumnya, sebuah istilah memiliki banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli. Tidak jarang hal ini menimbulkan kebingungan dan perbedaan persepsi. Untuk menghindari hal tersebut, maka penyusun mendefinisikan judul penelitian sebagai berikut:

1. Definisi sumber belajar (variabel X)

Sumber belajar adalah segala sesuatu baik yang didesain maupun menurut sifatnya dapat dipakai atau dimanfaatkan untuk kemudahan belajar siswa dalam proses belajar-mengajar (Warsita, 2008: 209).

2. Definisi prestasi belajar (variabel Y)

Prestasi belajar adalah Perubahan perilaku atau kemampuan seseorang siswa yang diperoleh dari proses belajar yang disadari dan dapat diukur berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh penilai atau menurut standar yang ditetapkan serta yang lazimnya ditunjukan dalam nilai (Tu’u, 2004: 75).


(50)

38

Adapun operasionalisasi variabel dapat dilihat dengan lebih jelas dalam tabel berikut:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala

Sumber Belajar (X) Pemanfaatan Orang sebagai sumber belajar.

a. Intensitas pemanfaatan guru sebagai

pengajar (sumber informasi). Interval b. Intensitas pemanfaatan guru sebagai

konselor (pembantu masalah belajar siswa).

Interval c. Intensitas pemanfaatan teman sejawat

sebagai sumber informasi belajar. Interval Pemanfaatan

lingkungan sebagai sumber belajar.

a. Intensitas pemanfaatan perpustakaan

sebagai sumber belajar. Interval b. Intensitas pemanfaatan laboratorium

sebagai sumber belajar. Interval Pemanfaatan

media

elektronik atau alat sebagai sumber belajar.

a. Intensitas pemanfaatan internet

sebagai sumber belajar. Interval b. Intensitas pemanfaatan komputer

sebagai sumber belajar. Interval c. Intensitas pemanfaatan In-Focus

sebagai sumber belajar. Interval Pemanfaatan

bahan tertulis sebagai sumber belajar.

a. Intensitas pemanfaatan buku teks

sebagai sumber belajar. Interval b. Intensitas pemanfaatan diktat sebagai

sumber belajar. Interval

Prestasi Belajar

(Y)

Tes Sumatif

Nilai UTS semester ganjil siswa kelas XI IPS tahun ajaran 2011/2012 pada mata pelajaran Akuntansi.

Interval

Jenis skala data yang digunakan adalah skala interval. “Skala interval

(interval scale) memungkinkan dilakukan operasi arimetika tertentu terhadap data yang dikumpulkan dari responden” (Sekaran, 2011: 18). Skala interval memungkinkan untuk mengukur besaran perbedaan preferensi setiap responden.


(51)

Mahesa Desta Pranatha, 2013

3.3 Populasi Dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Penelitian

Sugiyono (2009: 117) mengemukakan pendapatnya mengenai populasi,

yaitu “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Singaparna.

Tabel 3.2 Data Populasi

No Kelas Jumlah Siswa

1 XI IPS 1 36

2 XI IPS 2 33

3 XI IPS 3 36

4 XI IPS 4 37

Total 142

(Sumber: dokumen SMA Negeri 1 Singaparna)

3.3.2 Sampel Penelitian

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2009: 118). “Teknik pengambilan sampel adalah suatu cara mengambil sampel yang representatif dari populasi” (Riduwan, 2010: 57). Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan

Simple Random Sampling. “Simple Random Sampling merupakan pengambilan

anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu” (Sugiyono, 2009: 120).

Penelitian ini menggunakan Simple Random Sampling dikarenakan seluruh anggota populasi diberikan peluang yang sama untuk menjadi sampel (probability


(52)

40

sampling). Dengan menggunakan simple random sampling ini, sampel yang

diambil adalah sejumlah siswa yang terdaftar di SMA Negeri 1 Singaparna. Menurut Riduwan (2010: 55), “populasi homogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat yang sama sehingga tidak perlu mempersoalkan

jumlahnya secara kuantitatif”. Dikarenakan populasi sudah diketahui, maka untuk

mendapatkan sampel yang representatif penyusun menggunakan rumus : n =

(Riduwan, 2010: 65) Keterangan:

n = jumlah sampel N = jumlah populasi

d2 = presisi yang ditetapkan (5%)

Dengan menggunakan rumus di atas didapat jumlah sampel siswa sebagai berikut:

Dari perhitungan di atas, maka ukuran sampel minimal dalam penelitian ini adalah 104,797 dibulatkan menjadi 105 orang.

Adapun penentuan jumlah sampel pada setiap kelas agar proporsional adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


(53)

Mahesa Desta Pranatha, 2013

Keterangan:

ni = jumlah sampel menurut stratum

Ni = jumlah populasi menurut stratum

N = jumlah populasi keseluruhan

n = jumlah sampel keseluruhan

Oleh karena itu, perhitungan jumlah sampel setiap kelas adalah: Tabel 3.3

Penentuan Sampel Setiap Kelas

Kelas Banyaknya siswa Sampel

ni=(Ni/n)n

XI IPS 1 36 36/142 X 105 = 27

XI IPS 2 33 33/142 X 105 = 24

XI IPS 3 36 36/142 X 105 = 27

XI IPS 4 37 37/142 X 105 = 27

Jumlah 105

(Sumber: data diolah)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar penelitian tersebut menjadi sistematis dan dipermudah.

Terdapat beberapa jenis pengumpulan data diantaranya angket, wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan jenis pengumpulan data dengan angket dan dokumentasi.

a. Angket

“Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan penyebaran angket adalah mencari informasi lengkap mengenai suatu masalah.” (Riduwan, 2010: 99)


(54)

42

Variabel sumber belajar (variabel X) akan menggunakan angket dalam pengumpulan datanya. Untuk menindaklanjuti angket tersebut, penyusun menggunakan Skala Numerikal (numerical scale). Menurut Sekaran (2011: 33)

Skala numerikal mirip dengan skala diferensial semantik ( semantic defferential scale) dengan perbedaan dalam hal nomor pada skala 5 titik atau 7 titik disediakan dengan kata sifat berkutup dua pada ujung keduanya, ini juga merupakan skala

interval”.

Dengan menggunakan skala ini, responden diminta untuk memberikan penilaian terhadap objek tertentu, dalam penelitian ini adalah sumber belajar.

1 2 3 4 5

(Sekaran, 2011: 33) Gambar 3.1

Skala Numerikal Keterangan:

- Angka 5 dinyatakan untuk pernyataan dengan nilai positif tertinggi - Angka 4 dinyatakan untuk pernyataan dengan nilai positif tinggi - Angka 3 dinyatakan untuk pernyataan dengan nilai positif sedang - Angka 2 dinyatakan untuk pernyataan dengan nilai positif rendah - Angka 1 dinyatakan untuk pernyataan dengan nilai positif terendah b. Dokumentasi

Riduwan (2010: 105) menjelaskan bahwa “dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data


(55)

Mahesa Desta Pranatha, 2013

Yang termasuk dokumentasi dalam penelitian ini adalah data nilai UTS siswa yang diperoleh dari guru akuntansi serta profil SMA Negeri 1 Singaparna.

3.5 Analisis Deskriptif Angket

Untuk mengetahui gambaran umum mengenai variabel X (sumber belajar) dan variabel Y (prestasi belajar siswa), maka dibuatkan tabel deskripsi sumber belajar dan prestasi belajar siswa.

Tabel 3.4

Deskripsi Sumber Belajar di SMA Negeri 1 Singaparna Kategori Interval Frekuensi Persentase

(%) Tinggi

Sedang Rendah

Jumlah

Tabel 3.5

Deskripsi Prestasi Belajar Siswa di SMA Negeri 1 Singaparna Kategori Interval Frekuensi Persentase

(%) Tinggi

Sedang Rendah

Jumlah

Berdasarkan tabel 3.4 dan tabel 3.5, terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan untuk melakukan distribusi frekuensi, yaitu:

a. Menentukan rentang

Rentang = skor tertinggi – skor terendah b. Menentukan banyak kelas

Banyak kelas yang akan digunakan adalah tiga kelas/ kategori, yaitu tinggi, sedang dan rendah.


(56)

44

c. Menentukan panjang kelas interval

d. Membuat tabel distribusi frekuensi

Kategori Interval Frekuensi Persentase (%) Tinggi

Sedang Rendah

Jumlah

Untuk penentuan kategori, cukup dilihat persentase yang paling tinggi tersebut berada pada kategori yang mana.

3.6 Pengujian Instrumen Penelitian 3.6.1 Uji Validitas

Menurut Arikunto (2010: 211) “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya,

instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah”. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson. Rumus korelasi product moment adalah sebagai berikut:

√{ }{ }


(57)

Mahesa Desta Pranatha, 2013

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan

X = jumlah skor item

Y = jumlah skor total (seluruh item)

N = banyaknya data

Kaidah keputusannya adalah jika rhitung > rtabel, maka valid. Jika rhitung < rtabel, maka tidak valid.

Dalam penelitian ini terlebih dahulu akan dilakukan uji coba angket kepada 37 orang responden diluar sampel. Hal ini bertujuan untuk mengetahui valid, reliabel atau tidaknya pertanyaan yang akan diajukan kepada responden.

Adapun hasil perhitungannya adalah sebagai berikut (perhitungan lengkap dapat dilihat di lampiran 4):

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas

No Item Keterangan

1. 0,395 0,325 Valid

2. 0,747 0,325 Valid

3. 0,556 0,325 Valid

4. 0,335 0,325 Valid

5. 0,129 0,325 Tidak Valid

6. 0,513 0,325 Valid

7. 0,023 0,325 Tidak Valid

8. 0,22 0,325 Tidak Valid

9. 0,371 0,325 Valid

10. 0,537 0,325 Valid

11. 0,454 0,325 Valid

12. 0,46 0,325 Valid

13. 0,514 0,325 Valid

14. 0,521 0,325 Valid

15. 0,402 0,325 Valid

16. 0,048 0,325 Tidak Valid

17. 0,622 0,325 Valid

18. 0,291 0,325 Tidak Valid


(1)

73 Mahesa Desta Pranatha, 2013

Pengaruh Sumber Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi siswa mengenai sumber belajar pada mata pelajaran Akuntansi di kelas XI IPS SMA Negeri 1 Singaparna berada pada kategori sedang.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi di kelas XI IPS SMA Negeri 1 Singaparna berada pada kategori sedang.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Singaparna.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat memberikan beberapa saran, yaitu:

1. Siswa sebaiknya dapat mengoptimalkan sumber belajar yang relevan dalam proses pembelajaran akuntansi, terutama pengoptimalan teman sejawat, perpustakaan, komputer dan laboratorium sebagai sumber belajar.

2. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Singaparna pada mata pelajaran Akuntansi termasuk kategori sedang, sehingga sebaiknya prestasi tersebut dapat lebih ditingkatkan kembali agar


(2)

74

Mahesa Desta Pranatha, 2013

Pengaruh Sumber Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lebih banyak lagi siswa yang nilainya dapat mencapai KKM yang telah ditentukan dengan cara sekolah dapat mengoptimalkan sumber belajar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan dapat mengeksplorasi kembali variabel-variabel lain yang diduga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.


(3)

75 Mahesa Desta Pranatha, 2013

Pengaruh Sumber Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Buku Teks

Alam, S. (2004). Akuntansi untuk Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Esis Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara --- (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Arsyad, A. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: PT . Raja Grafindo Persada Dalyono, M. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Daniel, M. (2003). Metode Penelitian Sosial Ekonomi . Jakarta : Bumi Aksara. Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Undang-Undang Sistem Pendidikan

Nasional. Jakarta: Grafindo

Djamarah, S. B. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, S. B. dan Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Erhans, A dan Yusuf, J. (2000). Akuntansi Berdasarkan Prinsip Akuntansi Indonesia. Jakarta: PT.Ercontara Rajawali

Ghazali, I. (2007). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit UPI

Hamalik, O. (2011). Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara --- (2008). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Kurjono. (2010). Proses Belajar Mengajar Dengan Aspek-Aspeknya Panduan Bagi Para Pendidik, Mahasiswa dan Para Praktisi Pendidikan. Bandung: Program Studi Pendidikan Akuntansi: tidak diterbitkan.

Makmun, A.S. (2005). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Moeslihat, R. (2005). Akuntansi untuk SMA. Bandung: Regina

Mulyasa, E. (2008). Standar Kompetensi dan Guru Sertifikasi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya


(4)

76

Mahesa Desta Pranatha, 2013

Pengaruh Sumber Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Program Studi Pendidikan Akuntansi. (2013). Pedoman Operasional Penulisan Skripsi. Bandung: UPI.

Purwanto, N. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Riduwan. (2010). Metodologi dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. Sadiman, A.S., Rahardjo., Haryono, A., dan Rahardjito., (2008). Media

Pendidikan Pengertian Pengembangan Dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo

Sekaran, U. (2011). Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta

Soemantri. (2005). Memahami Akuntansi Seri B. Bandung: Armico

Sudjana, N dan Rivai, A. (2009). Teknologi Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. --- (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Surya, M. (2007). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy

Syah, M. (2010). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tu’u, T. (2004). Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Gramedia Widiasarana.

Warsita, B. (2008). Teknologi Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Yunanto, S.J. (2004). Sumber Belajar Anak cerdas. Jakarta: PT Grafindo Yusuf, M.P. (1995). Pedoman Praktis Mencari Informasi. Bandung: Alfabeta


(5)

Mahesa Desta Pranatha, 2013

Pengaruh Sumber Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Karya Ilmiah

Asdaque, M.M., Khan, M.N., and Rizvi, S.A.A., (2010). “Effect of internet on the academic performance and social life of university students in Pakistan”, Journal of Education and Sociology. ISSN: 2078-032X, December, 2010 Azizah, I.M. (2012). “Hubungan pemanfaatan perpustakaan sekolah dengan

prestasi belajar siswa”, Jurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran. Vol 1 No. 1 2012

Fitri, N. (2010). Pengaruh Minat Belajar dan Pemanfaatan Sumber Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Kompetensi Menyelesaikan Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa di SMK Negeri 3 Bandung. Skripsi UPI: tidak diterbitkan.

Halimah, L. (2008). “Pemberdayaan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Berbahasa Indonesia Siswa Kelas 4 SD Laboratorium UPI Kampus Cibiru”, Jurnal Pendidikan Dasar. Nomor: 10, Oktober 2008

Hanushek, E.A., Kain, J.F., Markman, J.M., and Rivkin, S.G., (2003). “Does Peer Ability Affect Student Achievement?”, Journal Of Applied Econometrics. 18: 527–544.

Huda, M.A., and Istyawati, I., (2013). “Keterkaitan pemanfaatan internet sebagai sumber belajar terhadap prestasi belajar kelas X Tpm pada mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan di SMK Semen Gresik”, JPTM. Volume 1 Nomor 2 Tahun 2013

Nurdin. (2011). “Pengaruh Minat Baca, Pemanfaatan Fasilitas dan Sumber Belajar Terhadap Prestasi Belajar IPS Terpadu SMP Negeri 13 Bandar Lampung”, Jurnal Ekonomi & Pendidikan. Volume 8 Nomor 1, April 2011 Subowo and Utomo, D.B. “Pengaruh Fasilitas Laboratorium dan Motivasi

Belajar Terhadap Prestasi Belajar Komputer Akuntansi”, Jurnal Pendidikan Ekonomi. Vol 4 No.1, Februari Tahun 2009

Winengsih, W. (2008). Pengaruh Motivasi Belajar dan Pemanfaatan Sumber Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Hitung Keuangan Akuntansi di SMK Pasundan I Bandung. Skripsi UPI: tidak diterbitkan.

Zainal, A. (2005). “Penggunaan Internet Dalam Proses Pembelajaran”, Edutech Jurnal Teknologi Pendidikan. 1, (1), 25-32


(6)

78

Mahesa Desta Pranatha, 2013

Pengaruh Sumber Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber Lain

Stone, G., Pattern, D., and Ramsden, B., “Does Library Use Affect Student Attainment? A Preliminary Report on the Library Impact Data Project”,

Vol 21, No 1 2011. (Online). Tersedia:

http://liber.library.uu.nl/index.php/lq/article/view/8005/8340 (8 Mei 2013)

Karwono. (2007). Pemanfaatan Sumber Belajar dalam Upaya Peningkatan Kualitas dan Hasil Pembelajaran. (Online). Tersedia: http://karwono.wordpress.com/2007/11/09/seminar-sumber-belajar/58/ (28 Nopember 2012)