KREATIFITAS GURU DALAM PENGIMPLEMENTASIA (1)

KREATIFITAS GURU DALAM PENGIMPLEMENTASIAN KURIKULUM
2013 PADA ANAK USIA DINI DI TK NEGERI II PADANG
Dia safira¹, Dadan Suryana².
Pendidikan Anak Usia Dini
Fakutas ilmu pendidika Progam Pasca Sarjana
Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar Barat, Padang
Email: diasafira38@gmail.com.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kreatifitas guru dalam
menerapkan Kurikulum 2013 di Tk Negeri II Padang. Dalam kurikulum 2013
pelajaran Dalam prakteknya masih banyak guru yang mengajarkan pstrategi
pembelajaran lama guru kurang mempunyai trategi dalam mengajar AUD sehingga
anak sulit untuk memahaminya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Permasalahan ini dapat diatasi jika guru memahami
arah atau pendekatan dalam Pendidikan atau Pendidikan. Diperlukan kreativitas
guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran dengan tepat,
misalnya dengan menerapkan Model pembelajaran Kontekstual yang mengkaitkan
materi pembelajaran dengan konteks dunia nyata yang dapat mencapai tujuan
kurikulum.

Kata kunci : kreativitas guru dalam mengimplementasikan , kurikulum 2013
pada Anak Usia Dini
ABSTRAK
This study aims to determine the creativity of teachers in applying
Curriculum 2013 in Tk Negeri II Padang. In the curriculum of 2013 lessons In
practice there are still many teachers who teach the old teaching strategy less
strategy has less trategy in teaching the AUD so that the child is difficult to
understand. This research uses descriptive method with qualitative approach. This
problem can be solved if the teacher understands the direction or approach in
Education or Education. Teacher creativity is needed in planning and implementing
the learning process appropriately, for example by applying Contextual Learning
Model which relates learning materials with real-world context that can achieve the
purpose of curriculum.
Keywords: teacher creativity in implementing, curriculum 2013 on Early
Childhood

khususnya di TK dikemas untuk
menyiapkan

PENDAHULUAN


anak

untuk

menyongsong generasi emas yang
Kurikulum
adalah

2013

siap berkompetisi di era abad XXI.

bangun

Mengingat abad XXI merupakan

tahun

rancang


pembelajaran yang didesain untuk

abad

mengembangkan

peserta

pengetahuan menjadi berkembang

didik, bertujuan untuk mewujudkan

sangat pesat dan berefek pada

generasi bangsa Indonesia yang

majunya teknologi dan cepatnya

bermartabat, beradab, berbudaya,


informasi

berkarakter, beriman dan bertakwa

Masyarakat pada abad ini akan

kepada Tuhan Yang Maha Esa,

tersingkir dari perkembangan global

berakhlak mulia, sehat, berilmu,

dunia,

cakap, kreatif, mandiri, menjadi

mengikuti penyebab perkembangan

warga negara yang demokratis,dan


itu, yakni penguasaan akan ilmu

bertanggung

pengetahuan.

potensi

jawab.

Dengan

ilmiah

dimana

dan

bilamana


ilmu

komunikasi.

tidak

Akibat

dapat

dari

dikeluarkannya Peraturan Menteri

perkembangan global itu berdampak

Pendidikan

pula


Dan

Kebudayaan

kepada

berbagai

profesi

Republik Indonesia Nomor 81A

termasuk salah satunya pada profesi

Tahun 2013 Tentang Implementasi

pendidikan.

Kurikulum


2013,

maka

implementasi kurikulum pada AUD
dilakukan secara bertahap mulai

Pada abad ini citra guru akan
terus

menerus

berubah

sesuai

2013/2014

tuntutan zaman sepanjang sejarah


tahun

kehidupan. Guru harus profesional

2013).citra guru akan terus menerus

di dalam menjalankan pekerjaannya

berubah

zaman

di samping harus selalu dituntut

sepanjang sejarah kehidupan. Guru

meningkatkan kualifikasinya sesuai

harus


dalam

dengan tuntutan zaman. Tidak dapat

di

dipungkiri bahwa masyarakat tanpa

tahun

pelajaran

(Permendikbud
sesuai

81A
tuntutan

profesional


menjalankan
samping

harus

di

pekerjaannya
selalu

dituntut

meningkatkan kualifikasi.
Pada AUD Kurikulum ini
bertujuan untuk Pengorganisasian
kompetensi dalam Kurikulum 2013

profesi guru tidak mungkin tercipta
suatu generasi unggul, kreatif dan
cerdas.

Dalam

bab

1

(pasal

1)

berbuat

sesuatu,

sangat

hendak

Undang-undang Guru dan dosen

mengetahui sesuatu, merasa tidak

menjelaskan bahwa guru adalah

puas, dan sangat marah tidak sampai

pendidik profesional dengan tugas

maksudnya.

utama

mengajar,

adalah adjektiva atau kata sifat, jika

mengarahkan,

diberikan imbuhan ke-an, maka

melatih, menilai, dan mengevakuasi

berubah menjadi nomina atau kata

peserta didik pada pendidikan anak

benda.

mendidik,

membimbing,

Kata

“penasaran”

usia dini jalur pendidikan formal,

Keunikan kedua, bahwa kata

pendidikan dasar, dan pendidikan

“kepenasaranan” digabung dengan

menengah.

kata

yang

Dinamika

berkembang

menuntut

adanya

kehidupan

sangat

cepat

peningkatan

“intelektual”.

menyamakan
sebagai

kata

nomina

KBBI

“intelektual”
dengan

kata

kemampuan profesional guru agar

“cendekiawan,”

profesi guru tidak larut dalam

mempunyai

perkembangan

Upaya

sedangkan jika sebagai adjektiva

peningkatan kemampuan profesional

maka berarti: cerdas, berakal, dan

janganlah

berpikiran jernih berdasarkan ilmu

jaman.

berhenti

ketika

guru

yang

kecerdasan

artinya
tinggi,

memperoleh sertifikat/ ijazah.

pengetahuan. Kedua keunikan dari

Mendiknas pada Hari Pendidikan

gabungan kata

Nasional pernah melontarkan suatu
gabungan

kata

mendalam

yang

sangat

maknanya

yaitu

”kepenasaran

Intelektual”

“Kepenasaranan Intelektual”
tersebut secara tersurat dapat berarti
dua pula, yakni :
1. Rasa ingin tahu yang sangat

(intellectual curiousity). Gabungan

besar

kata ini memiliki dua keunikan.

sesuatu

Pertama, bahwa kata “penasaran”

kecerdasan

tak pernah mendapat afiks atau

pengetahuan, dan

imbuhan

“ke-an”

meskipun

kata

selama

dan

kuat
yang
atau

terhadap
bernilai
ilmu

ini,

2. Rasa ingin tahu yang sangat

itu

besar dan kuat dari seseorang

sendiri adalah kata dasar. Kamus

yang mempunyai kecerdasan

Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

tinggi.

“penasaran”

memberikan arti kata “penasaran”
sebagai berikut: berkeras hendak

Kedua
gabungan

pengertian

kata

dari

“kepenasaranan

bahwa

memang

siswanya

yang

bodoh. Kepenasaranan Intelektual

intelektual” ini semua mengarah

jangan

kepada satu tujuan yakni keinginan

sesuatu yang melekat pada diri guru.

untuk

ilmu.

Guru dituntut selalu meningkatkan

Gabungan kata itu yang dipilih

kualifikasinya agar tidak ketinggalan

untuk

zaman.

selalu

menambah

memberikan

sugesti

bagi

seluruh elemen pembelajar di negeri
ini agar lebih proaktif menambah
wawasan ilmu pengetahuan yang
ada pada diri kita. “Kepenasaran
Intelektual”

dapat

dikatakan

setingkat lebih tinggi dan lebih
progresif dibanding “belajar tekun”
atau “perbanyaklah belajar”.
penggunaan istilah Kepenasaranan
yang

dimulai

Untuk

beban

menjadi

tetapi

guru yang

hebat setidaknya ada 5 indikator
yaitu
1. kualitas

diri

dalam

arti

memiliki etos kerja yang baik,
memiliki

rasa

kedisiplinan

yang tinggi, dan memiliki jiwa
kepemimpinan. Jadi ia akan

Tak dapat disangkal bahwa
Intelektual

dijadikan

pada

momen Hardiknas tentu mengarah
kepada para penggiat pendidikan,
terutama sekali guru. Kepenasaranan
Intelektual haruslah menjadi sesuatu

mampu

membimbing

didiknya
yang

dengan

tepat

dan

anak

cara-cara
bijaksana

sesuai dengan kondisi mereka
masing - masing ;
2. integritas

moral

,

bagaimanapun moral menjadi

yang menyatu pada diri seorang

hal

guru. Guru harus berusaha untuk

seorang guru. Guru harus

terus

menjadi suri tauladan bagi

menambah

“pundi-pundi”

sangat

penting

bagi

harta ilmunya (bukan pundi-pundi

anak

harta kekayaannya). Guru harus

falsafah jawa, guru bermakna

selalu penasaran jika sesuatu belum

”digugu” (GU) dan ”ditiru”

diketahuinya

seharusnya

(RU) ; bahwa sosok guru

guru tersebut harus menguasainya.

merupakan orang yang patut

Guru harus penasaran, mengapa

digugu

siswanya belum memahami materi

adalah sosok yang mestinya

yang telah diajarkannya, bukannya

dipatuhi dan diikuti segala

menganut

tindak-tanduknya.

padahal

paham

“instanisme”

didiknya.

dan

Menurut

ditiru.

Guru

Segala

macam perangai dan perilaku

Guru

guru akan menjadi role model

ketrampilan

bagi

para

harus

menguasai
visual

anak

didiknya.

( menggambar), ketrampilan

Terkait

dengan

integritas

berkomunikasi,

moral,

seorang

gurupun

serta

ketrampilan gerak dan lagu.

idealnya bukanlah merupakan

Jika

seseorang yang pemarah dan

tersebut dikuasai guru dijamin

tidak

siswa tidak akan merasa bosan

sabaran

mengelola
siswa

dalam

dan

dengan

mengatasi
cara

yang

ketiga

dalam

ketrampilan

menjalani

proses

belajar mengajar di kelas, bila

cerdas, yang jauh dari cara

guru

kekerasan

ketiga ketrampilan tersebut;

fisik

ataupun

mental.;

kreatif

mengekplorasi

5. komitmen , seorang guru harus

3. kedalaman ilmu , sudah pasti

memiliki

komitmen

seorang guru wajib menguasai

tinggi

ilmu

komitmen tinggi terlahir dari

yang

diajarkannya
didik.

hendak

kepada
Guru

berpengetahuan

luas

dengan

yang

profesinya,

anak

panggilan

jiwa

yang

harus

mengabdikan diri sepenuhnya

dan

sebagai guru. Komitmen yang

mendalami betul ilmu yang

tinggi

adalah

akan diajarkannya, guru harus

untuk

bersedia

rajin meng-update ilmunya,

profesi guru yang dituntut

selalu menambah wawasannya

memiliki

dengan

ilmu-ilmu

mendalam

bersikap

terbuka

lain,
terhadap

modal

awal

total

pada

kepedulian
terhadap

dunia

pendidikan. Dengan kata lain

masukan orang lain termasuk

pendidikan

anak didiknya ;

yang menjadi kunci untuk

4. ketrampilan ( terutama dalam

adalah

memperbaiki

taraf

hidup

mendayagunakan metode dan

masing

media belajar) guru harus

masyarakat.

trampil dan menyenangkan

mengherankan

dalam mengajar agar anak

masyarakat yang tersusun dari

didik dapat memahami materi

individu-individu

yang akan diberikan dan anak

terdidik secara baik kualitas

didik tidak

merasa jenuh.

–masing

sesuatu

Maka

anggota
tidak
jika
yang

hidupnyapun

akan

baik

pembelajaran seraya bermain
(Suryana, 2013).

( Soebachman, 2014).

Di
Pendidikan
pelaksanaan

dalam

prosesnya

bersifat

dinamis,

berubah

untuk

yaitu

dengan

sosial

Ilmu

dan

sifat

historis,

mengalami

selalu

berbagai pasang surut masalah dari

selalu

segi

kehidupan
Pengetahuan

Pendidikan

yang

pendidik,

peserta

didik,

kurikulum, sarana prasarana maupun
output

proses

pendidikan.

Oleh

karena itu diperlukan perubahan
yang

mendasar

pendidikan

dalam

nasional,

sistem
yang

dipandang berbagai pihak sudah

bahwa

tidak efektif, bahkan dari segi mata

Pendidikan memiliki latar belakang

pelajaran yang diberikan dianggap

kebudayaan

yang

kelebihan muatan (overload) tetapi

berpengaruh pada jaman tertentu.

tidak mampu memberikan bekal,

Dengan

serta tidak dapat mempersiapkan

kehidupan

maksudnya

khususnya,

formal

manusia. Hal ini berkaitan pula
dengan

Pendidikan

sistem

dikembangkan

menyesuaikan

Indonesia,

dan

filsafat

adanya
sosial

Pengetahuan

perubahan
dan

manusia

Ilmu
seiring

berjalannya waktu, maka Sistem
pendidikan terkait kurikulum selalu
berproses dengan pengembanganpengembangan

sesuai

dengan

kebutuhan jaman.
sikap mengajar guru yang

peserta didik untuk bersaing dengan
bangsa-bangsa lain di dunia.
Kreativitas

dikenal

dari

beberapa subkemampuannya, antara
lain

kepekaan,

kelancaran,

keluwesan, orisinalitas, elaborasi,
redefinisi.

Kepekaan

secara

fisiologis adalah proses memadukan
hubungan sejumlah susunan saraf

positif di hadapan anak mempengaruhi

dan indera-indera kita agar dinamis,

terhadap kegiatan pem belajaran yang

cepat, memberi, menerima. Secara

diikuti oleh anak. saat guru memiliki

fisiologis kita menjadi peka hingga

sikap yang baik, maka anak merasa

mampu menangkap pesan dari suatu

kehangatan dan perasaan diperhatikan

peristiwa yang bagi orang lain

dan dipedulikan. Hal itu sejalan

mungkin

dengan prinsip-prinsip pembelajaran
bagi anak usia dini yang menerapkan

terlewati.

memampukan

kita

Kelancaran
meluncurkan

banyak ide yang seakan mengalir.

Keluwesan

memampukan

kita

menggantungkan pada pihak lain.

melihat suatu masalah dari berbagai

Namun tentunya sebelum siswanya

arah dan dengan kacamata yang

bisa kreatif, guru juga diharapkan

berbeda.

adalah

bisa menjadi contoh dan teladan

membuat

awal yang juga harus kreatif di

Orisinalitas

kemampuan

untuk

gagasan yang asli, berbeda, dan

dalam

tidak seperti biasa. Elaborasi adalah

mengajarkan

kemampuan untuk mengembangkan

memotivasi

suatu

ide

sampai

selesai

dan

meyampaikan

sesuatu yang lain (Tabrani. 2013).
Selama

di

sekolah,

guru

praktek

serta

siswanya

untuk

berkreasi secara kreatif.

mendetail. Redefinisi memampukan
kita melihat sesuatu tapi tampak

materi,

Mengapa kreativitas begitu
penting dalam hidup dan perlu
dipupuk dalam diri anak sejak dini.
Karena

dengan

berkreasi

orang

mempunyai peran penting terhadap

dapat

penyesuaian emosional dan sosial

(mengaktualisasikan) dirinya, dan

anak dan terhadap perkembangan

perwujudan/aktualisasi

kepribadiannya. Sehubungan dengan

merupakan kebutuhan pokok tingkat

perkembangan

pada

tertinggi

guru

(Maslow,

semua

jenjang

intelektual,
pendidikan

mewujudkan

dalam

diri

hidup

1959).

manusia
Kreativitas

merupakan kunci kegiatan belajar

merupakan manifestasi dari individu

siswa yang berhasil guna (efektif),

yang berfungsi sepenuhnya.

terutama pada tingkat sekolah dasar.
Hal ini mudah dipahami karena di

METODOLOGI PENELITIAN

sekolah dasar umumnya seluruh
pelajaran dipegang oleh guru kelas,

Penelitian ini menggunakan

seperti

metode deskriptif. Menurut Hadari

Agama, Olahraga, dan Kesenian

(2007:67) “Metode yang akan

yang menuntut ketrampilan khusus

diajukan

dari guru.

adalah metode deskriptif. Metode

kecuali

untuk

pelajaran

Kreatifitas perlu terus dipupuk
dan dikembangkan kepada para guru
dan

siswa, agar menjadi generasi

yang bisa mandiri dan tidak selalu

dalam

deskriptif

penelitian

adalah

ini

prosedur

pemecahan masalah yang diselidiki
dengan

mengambarkan

atau

melukiskan keadaan subyek/obyek
berdasarkan

fakta-fakta

yang

tampak,

atau

adanya”.

Dalam

sebagaimana
penelitian

ini

yang berfungsi sepenuhnya. Dengan
kreativitas memungkinkan manusia

adalah karena peneliti bermaksud

untuk

untuk menggambarkan secara apa

hidupnya. Dalam era pembangunan

adanya tentang Kretifitas guru

ini

dalam

masyarakat

mengimplementasikan

kurikulum di Tk Negeri II Padang.

meningkatkan

kesejahteraan

kualitas

dan

kejayaan

maupun

negara

bergantung pada sumbangan kreatif,

Dimulai dari persiapan dan

berupa ide-ide baru, penemuan -

proses pembelajaran guru harus

penemuan baru dan teknologi baru.

dapat

rencana

Untuk mencapai hal ini perlulah

pembelajaran dan melaksanakannya

sikap, pemikiran dan perilaku kreatif

secara kreatif, agar materi yang

dipupuk sejak dini.

merancang

disampaikan dapat dipahami dan

Dalam proses pembelajaran

diterima siswa secara keseluruhan

untuk

dengan baik dan menarik. Banyak

guru berfungsi sebagai fasilitator

metode/pendekatan

dan memberikan arahan kepada

yang

bisa

pembelajaran

pembelajaran

diterapkan
Seni

Budaya

pengembangan

kreativitas,

dalam

siswa. Penstrukturan kegiatan lebih

dan

longgar, namun tagihan yang harus

Prakarya, namun guru harus dapat

dipenuhi

memilihnya

menyeleksi

sebelumnya secara eksplisit. Proses

dengan tepat dan menerapkannya

pembelajaran berjalan sesuai dengan

secara kreatif agar pembelajaran

sasaran yang ditetapkan, mekanisme

dapat mencapai tujuannya secara

pemantauan

optimal.

relatif

tepatnya

telah

serta

serta

ditetapkan

balikan

sistematis

yang
sangat

Mengapa kreativitas begitu

diperlukan. Sifat kemandirian yang

penting dalam hidup dan perlu

dialami siswa dalam pembelajaran

dipupuk dalam diri anak sejak dini.

lebih banyak dilakukan di luar

Karena

kontrol guru.

dengan

berkreasi

dapat

orang

mewujudkan

Pembiasaan

siswa

belajar

(mengaktualisasikan) dirinya, dan

secara mandiri merupakan proses

perwujudan/aktualisasi

membentuk siswa menjadi dirinya

diri

merupakan kebutuhan pokok tingkat

sendiri

tertinggi

sepanjang

(Maslow,

dalam

hidup

1959).

manusia
Kreativitas

merupakan manifestasi dari individu

dan

mewujudkan

itu

berlangsung

hidup.
kemandirian

Untuk
siswa,

setahap demi setahap guru harus

memberi
siswa

tanggungjawab

dan

kepada

sewaktu-waktu

guru

mendapatkan
yang

pengetahuan

baru

rnampuan.

menarik diri apabila tanda-tanda

Kurikulum

kemandirian

otak membuktikan teori Maslow,

itu

sudah

mulai

yang

kreatif

adalah

tumbuh. Pembiasaan anak mandiri

Erikson,

kurikulum

yang

merupakan salah satu usaha untuk

banyak

memberikan

dan

merealisasikan proses membentuk

teori

laimya

siswa menjadi dirinya sendiri.

menunjukkan

yang
pengalaman-

pengalaman
bahwa

HASIL PENELITIAN

belajar sehingga

keterkaitan

anak otak

antara

lebih banyak

otak

lagi

Dalam proses pembelajaran
untuk

pengembangan

Pembiasaan

kreativitas,

siswa

belajar

guru berfungsi sebagai fasilitator

secara mandiri merupakan proses

dan memberikan arahan kepada

membentuk siswa menjadi dirinya

siswa. Penstrukturan kegiatan lebih

sendiri

longgar, namun tagihan yang harus

sepanjang

dipenuhi

mewujudkan

telah

ditetapkan

dan

itu

berlangsung

hidup.

Untuk

kemandirian

siswa,

sebelumnya secara eksplisit. Proses

setahap demi setahap guru harus

pembelajaran berjalan sesuai dengan

memberi

sasaran yang ditetapkan, mekanisme

siswa

pemantauan

menarik diri apabila tanda-tanda

relatif

serta

serta

balikan

sistematis

yang
sangat

tanggungjawab

dan

kepada

sewaktu-waktu

kemandirian

itu

sudah

guru
mulai

diperlukan. Sifat kemandirian yang

tumbuh. Pembiasaan anak mandiri

dialami siswa dalam pembelajaran

merupakan salah satu usaha untuk

lebih banyak dilakukan di luar

merealisasikan proses membentuk

kontrol guru.

siswa menjadi dirinya sendiri.
Kemandirian

melalui

pengalamannya

terwujud apabila guru sejak awal

pengalaman-

tidak melindungi secara berlebihan.

manusia

Perlindungan

berkembang melalui pembelajaran

cenderung

yang

ketergantungan

kaya

akan

akan

dengan

Anak dikenalkan
dunia

siswa

pengalaman,

yang

berlebihan
menimbulkan,

siswa

yang

belajar

ajaran, khususnya

berlebihan pada semua orang. Di

dalam

pengembangan

samping itu, hal itu juga berakibat

kurangnya rasa percaya diri. Dengan

dan cara memperbaikinya untuk

demikian,

kesempatan lain.

anak

relatif

sulit

mencapai. kemandirian ( Hakim
Ramalis, 2011).

PEMBAHASAN

Upaya yang dapat dilakukan

Guru perlu memahami diri

guru untuk mencapai kemandirian

sendiri, karena anak yang belajar

siswanya antara lain memberikan

tidak hanya dipengaruhi oleh apa

tugas dan tanggung jawab yang

yang dilakukan guru, tapi juga

sesuai dengan kemampuanya. Di

bagaimana

samping

Mustahil mengharapkan seseorang

guru

juga

harus

guru

melakukannya.

memperhatikan minat dan bakat

dapat

yang dimiliki siswa, yang berbeda

perasaan, dan perilaku orang lain,

antara satu dengan yang lainnya.

jika ia tidak mengenal diri sendiri.

Bisa saja siswa yang minat prakarya

Dalam menghadapi siswa-siswanya,

diberi tugas yang terkait dengan

guru

karya terapan dan tiga dimensi

kemampuan, persepsi, motivasi, dan

Suasana

perasaan-perasaanya sendiri.

kelas

yang

demokratis

memahami

yang

baik

kebutuhan,

selalu

menilai

Anak berbakat akan maju di

merupakan kondisi yang menunjang
tercapainya kreativitas siswa. Guru

bawah

yang mengajar dengan suasana yang

memiliki kecerdasan cukup tinggi,

demokratis

banyak

memiliki pengetahuan umum yang

kepentingan

luas, serta menguasai mata pelajaran

siswa daripada kepentingannya guru

yang diajarkannya secara cukup

sendiri..

Guru

mendalam. Jika guru pada saat-saat

memberikan

kesempatan

lebih

mempertimbangkan

cenderung
kepada

siswa untuk berperan serta dalam
mengambil keputusan, menghargai
pendapatnya,

dan

menyalahkan

atau

Guru

yang

baik

tidak

cepat

mencelanya.
bila

memberi

kritikan akan lebih baik jika karya
siswa diapresiasi dulu dari segi
baiknya,

baru

kemudian

disampaikan hal-hal yang kurang

bimbingan

guru

yang

tertentu tidak mengetahui sesuatu
dan

tidak

dapat

menjawab

pertanyaan siswanya, adalah lebih
baik mengatakan “Saya tidak tahu:
marilah

kita

cari

jawabannya

bersama-sama!” atau “Berilah saya
waktu

untuk

memikirkannya!”

Jawaban seperti ini akan lebih
mendapat

penghargaan

dan

kepercayaan siswa daripada jika
guru menjawab asal saja.

Karena anak berbakat bersifat
kritis,

mempunyai

bersifat otoriter. 2. Di samping

kemampuan

memahami diri sendiri, guru guru

penalaran yang tinggi, dan suka

perlu memiliki pengertian tentang

mempertanyakan

keberbakatan.

segala

sesuatu.

Guru perlu juga menguji perasaanperasaannya terhadap anak berbakat.
Sikap

menguji

atau

mempertanyakan dari anak berbakat
dapat menjengkelkan guru yang

cirri-ciri anak berbakat, dan dengan
cara-cara apa saja kebutuhan

lebih

berfungsi sebagai fasilitator belajar
daripada sbagai instructor (pengajar)
yang menentukan semuanya. Fungsi
adalah

mempersiapkan

siswa untuk belajar seumur hidup.
Setiap anak dilahirkan dengan rasa
ingin tahu. Ia terbuka terhadap
pengalaman baru dan belajar dari
pengalamannya

sesuai

dengan

kebutuhannya.
Barbe

yang diartikan.
pengalaman

belajar

dengan rasa ingin tahu alamiah anak
dengan

menghadapkan
yang

masalah-

relevan

dengan

kebutuhan, tujuan, dan minat anak.

terpenuhi.

pendidik

dan pengalaman

mengenai keberbakatan, tentang apa

masalah

pendidikan anak berbakat dapat
hendaknya

informasi

1) Bentuklah

tentang keberbakatan, bagaimana

Guru

Oleh karena itu, guru yang
akan membina anak berbakat
perlu memperoleh

2) Perkenankanlah anak untuk ikut serta
dalam menyusun dan merencanakan
kegiatan-kegiatan belajar.
3) Berikanlah pengalaman dari
kehidupan nyata yang meminta
peran serta aktif anak dan
kembangkan kemampuan yang perlu
untuk itu.
4) Bertindaklah, lebih sebagai sumber
belajar daripada sebagai penyampai
infomasi; jangan paksakan
pengetahuan yang belum siap

dan

Renzulli

(Munandar,

1999:

mengungkapkan

beberapa

64)
saran

untuk guru yang dapat diterapkan
pada semua anak, tetapi terutama
penting demi peningkatan kebiasaan
b seumur hidup dari anak berbakat:

diterima anak.
5) Usahakan agar program belajar
cukup luwes untuk mendorong
siswa melakukan penyelidikan,
percobaan, (eksperimen), dan
penemuan sendiri.

6) Doronglah dan hargailah inisiatif,

6. Guru anak berbakat lebih baik

keinginan mengetahui dan menguji,

memberikan umpan-balik daripada

serta orisinalitas.

penilaian.

7) Biarkan anak belajar dari
kesalahannya dan menerima
akibatnya (tentu saja selama tidak
berbahaya dan membahayakan).
tantangan

mandiri dan percaya pada diri sendiri,
anak harus belajar bagaimana menilai

4. Guru anak berbakat lebih banyak
memberikan

Agar menjadi orang dewasa yang

daripada

pengalaman dan prestasi belajarnya. Anak
yang berbakat cukup mampu melakukan

tekanan. Prakarsa dan keuletan anak

penilaian

berbakat

tertarik

sekolah. Anak harus belajar menilai

Ia

senang

pekerjaannya sendiri, tidak dalam angka

kemampuan

dan

tetapi dalam kaitan dengan kebutuhan dan

penglamannya terhadap tugas yang

tujuannya. Penilaian oleh diri sendiri ini

bermakna

disebut

membuatnya

terhadap

tantangan.

menguji

baginya.

Ia

merasa

diri

sejak

evaluasi

mereka

intrinsik

masuk

sedangkan

tertantang untuk menjajaki hal yang

penilaian dari luar (oleh orang lain)

sulit dan belum diketahui. Anak

disebut evaluasi ekstrinsik. Ini tidak

yang

berarti bahwa guru tidak boleh menilai

berbakat dan kreatif cepat bosan

kemajuan dan perkembangan anak.

dengan tugas-tugas rutin dan yang
hanya mengulang-ulang.
5. Guru anak berbakat tidak hanya

7. Guru anak berbakat harus
menyediakan beberapa alternatif
strategi belajar.

memperhatikan produk atau hasil

Termasuk salah satu hal penting

belajar

lebih-lebih

yang perlu diketahui anak ialah

proses belajar. Belajar bagaimana

bahwa ada lebih dari satu cara untuk

harus

mencapai sasaran atau tujuan, ada

(learn)

siswa,

tetapi

menyadari
lebih

menguasai

penting

bahan

semata-mata.
bagaimana
seumur

bahwa

Anak
harus

hidupnya

belajar
daripada

macam-macam

kemungkinan

pengetahuan

jawaban terhadap satu masalah, ada

yang

beberapa

tahu

cara

untuk

belajar

untuk

mengelompokkan objek, dan ada

akan

dapat

beberapa

sudut

pandang

dalam

menentukan sendiri apa yang harus

diskusi. Sering guru menekankan

dipelajari.

bahwa suatu tujuan atau jawaban
hanya dapat dicapai dengan satu

cara, bahwa hanya satu jawaban
yang benar terhadap suatu masalah.
Hendaknya

anak

diperbolehkan

menjajaki beberapa cara atau jalan
untuk mencapai tujuan. Kreativitas

3. Guru mengakui dan menghargai
adanya perbedaan individual.
4. Guru bersikap menerima dan
menunjang anak.
5. Guru menyediakan pengalaman
belajar yang berdiferensiasi.

akan berkembang dalam suasana

6. Guru cukup memberikan

yang memberika kebebasan untuk

struktur dalam mengajar

menyelidiki. Jika anak tidak dengan

sehingga anak tidak merasa

sendirinya melihat macam-macam

ragu-ragu tetapi di lain pihak

jalan

cukup luwes sehingga tidak

yang

hendaknya

dapat
guru

ditempuh,
mengarahkan

menghambat pemikiran, sikap,

sehingga ia dapat melihat adanya

dan perilaku kreatif anak.

macam-macam alternative strategi

7. Setiap anak ikut mengambil
bagian dalam merencanakan

belajar.
8. Guru hendaknya dapat menciptakan
suasana

di

dalam

kelas

yang

menunjang rasa percaya diri anak

pekerjaan sendiri dan pekerjaan
kelompok.
8. Guru tidak bersikap sebagai
tokoh yang “maha mengetahui”

serta dimana anak merasa aman dan

tetapi menyadari

berani mengambil resiko dalam

keterbatasannya sendiri.

menentukan

pendapat

dan

a. Jelaslah bahwa peran

keputusan. Hendaknya setiap anak

guru sangat penting,

merasa aman untuk mencoba cara-

tidak hanya dalam

cara baru dan menjajaki gagasan-

mempengaruhi belajar

gagasan baru di dalam kelas.

siswa selama di sekolah,

Dengan menciptakan suasana di
dalam kelas dimana setiap anak
merasa

dirinya

diterima

dan

dihargai, serta guru menunjukkan

tetapi juga dalam
mempengaruhi masa
depan anak.

bahwa ia percaya akan kemampuan
anak, maka akan terpupuk rasa
harga diri anak.
1. Guru menghargai kreativitas anak.
2. Guru bersikap terbuka terhadap
gagasan-gagasan baru.

KESIMPULAN

Guru harus profesional di

antara satu dengan yang lainnya

dalam menjalankan pekerjaannya di

Dengan menciptakan suasana di

samping

dalam kelas dimana setiap anak

harus

selalu

dituntut

meningkatkan kualifikasinya sesuai

merasa

dengan tuntutan zaman. Tidak dapat

dihargai, serta guru menunjukkan

dipungkiri bahwa masyarakat tanpa

bahwa ia percaya akan kemampuan

profesi guru tidak mungkin tercipta

anak, maka akan terpupuk rasa

suatu generasi unggul, kreatif dan

harga diri anak.

dirinya

diterima

dan

cerdas.
Ada 5 indikator untuk jadi

DAFTAR PUSTAKA

guru yang hebat yaitu : kualitas diri,
integritas moral, kedalaman ilmu,
ketrampilan, komitmen.Tidak ada
anak yang bodoh, yang ada hanya
anak

yang

tidak

mendapat

kesempatan belajar dari guru yang
baik

dan

metode

yang

benar.

Kreativitas guru dalam merancang,
memilih

materi,

metode-strategi

menentukan

dan

Prakarya

dalam

akan

berpengaruh

pencapaian

tujuan

pembelajaran secara maksimal.
Upaya yang dapat dilakukan
guru untuk mencapai kemandirian
siswanya antara lain memberikan
tugas dan tanggung jawab yang
sesuai dengan kemampuanya. Di
samping

guru

Depdiknas ( 2002 ). Pendekatan
Kontekstual ( Contextual
Teaching and Learning (
CTL ). Jakarta : Direktorat
Pendidikan
Lanjutan
Pertama,
Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar
Menengah.

pendekatan

dalam pembelajaran Seni Budaya
dan

Amri, S dan Ahmadi. 2010. Proses
Pembelajaran Kreatif dan
Inovatif dalam kelas.Jakarta:
PT. Prestasi Pustaka karya.

juga

harus

memperhatikan minat dan bakat
yang dimiliki siswa, yang berbeda

Suryana, D. 2013. Pendidikan
Anak Usia Dini: Teori dan
Praktek Pembelajaran.
Padang: UNP Press.
Suryana , D. 2016. Stimulasi dan
aspek
Perkembangan Anak.
Jakarta: Kencana
Jurnal Pesona Dasar Pesona Dasar.
Kurikulum Pendidikanan
Anak Usia Dini Berbasis
Perkembangan Anak.
Dadan Suryana .Vol.I No.
3, April 2014 ISSN :2337
– 9227
Kemdikbud. 2013. Implikasi

Kurikulum 2013. Jakarta:
Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Nana Syaodih
Sukmadinata,pengembangan
kurikulu dan praktek,remaja
rosdakarya:Bandung
Mendikbud. 2013. Salinan
Permendikbud 81A Tahun
2013 Tentang Implementasi
Kurikulum. Jakarta:
Mendikbud.
Munandar, Utami. (1999).
Mengembangkan Bakat dan
Kreativitas Anak Sekolah.
Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Soebachman, agustina. (2014).
Saatnya Anda Menjadi Guru
Hebat. Yogyakarta : In Azna
Books
Tabrani, Pribadi. (2013). Proses
Kreasi Gambar Anak Proses
Belajar. Bandung :
Erlangga
Peramran

Menteri

Pendidikan

Nasional (2009). No.58
Standu PendidiRan Anak
Usia

L)ini.

Jakarta:

Direktorat PAUD R1