KAJIAN HAK ASASI MANUSIA DALAM NEGARA TH
KAJIAN HAK ASASI MANUSIA DALAM NEGARA THE RULE OF
LAW. ANTARA HUKUM PROGRESIF DAN HUKUM POSITIF
Dosen Pembimbing
Ridwan Arifnn S.Sn LlSmS
Disusun Ole. :
Mukhamad Luthfan Setiaji
muk.amadlut.fans@studentsSunnesSacSid
Aminullah Ibrahim
aminulla.ibra.im@studentsSunnesSacSid
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2017
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wrSwb
Al.amdulilla. Wasyukurilla.S Dengan menyebut nama Alla.
WT yang
Ma.a Pengasi. lagi Ma.a Penyayangn penulis panjatkan puji syukur atas
ke.adirat-Nyan yang tela. melimpa.kan ra.matn .idaya.-Nya kepada penulisn
se.ingga penulis dapat menyelesaikan makala. Hukum Dan Hak Asasi Manusia
iniS
Makala. Hukum Dan Hak Asasi Manusia ini tela. penulis susun dalam
rangka tugas tentang “Kajian Hak Asasi Manusia Dalam Negara The Rule of
LawS Antara Hukum Progresif Dan Hukum Positif”n yang dibimbing ole. Bapak
Ridwan ArifnS Untuk itu penulis sangat bersyukur kepada Alla.
WT tela.
memberikan kelancaran bagi penulisS
Penulis menyadari sepenu.nya ba.wa masi. ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata ba.asanyaS Ole. karena itun dengan tangan
terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis
dapat memperbaiki makala. Hukum Dan Hak Asasi Manusia iniS
Ak.ir kata penulis ber.arap semoga makala. Hukum Dan Hak Asasi
Manusia tentang “Kajian Hak Asasi Manusia Dalam Negara The Rule of LawS
Antara Hukum Progresif Dan Hukum Positif” ini dapat memberikan manfaat dan
pengalaman bagi pembacaS
Wassalamualaikum wrSwb
emarangn 14 Oktober 2017
Penulis
ii
DAFTAR ISI
JUDULSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
i
KATA PENGANTARSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
DAFTAR I I SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
ii
iii
BAB I PENDAHULUAN
AS Latar BelakangSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
1
BS Rumusan Masala.SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
3
CS Metode PenulisanSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
3
DAFTAR GAMARSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS iv
DAFTAR KA U SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS 13
BAB II PEMBAHA AN
AS Kajian Hak Asasi Manusia
dalam Perspektif Hukum ProgresifSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
4
BS Kajian Hak Asasi Manusia
Dalam Perspektif Hukum PositifSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS 8
BAB III PENUTUP
AS KesimpulanSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
14
DAFTAR PU TAKASSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS 14
iii
DAFTAR GAMBAR
AS GAMBAR 1
Kajian Hak Asasi Manusia
dalam Perspektif Hukum Progresif
SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS 4
BS GAMBAR 2
Kajian Hak Asasi Manusia
dalamPerspektif Hukum PositifSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
8
DAFTAR PUTU ANSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS 13
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari perjalanan waktu lembaga peradilan di Indonesia mengalami
peruba.an-peruba.an
seiring
dengan
perkembangan
zamann
baik
dari
kelembagaannya maupun dalam sistem penegakan .ukumnyaS 1 Pengertian
penegakan .ukum dalam arti luas yaitu meliputi pelaksanaan dan penerapan
.ukum
ter.adap
setiap
pelanggaran
atau
penyimpangan
.ukum
yang
dilakukan ole. subjek .ukumn serta dalam arti sempit merupakan kegiatan
penindakan
ter.adap
setiap
pelanggaran
atau
penyimpangan
ter.adap
peraturan perundang-undanganS2 Penegakan .ukum di Indonesia
pasca
reformasi dapat dikatakan gagal karena masi. miskinnya implementasi
ter.adap nilai-nilai moral dan akan berjarak serta terisolasi dari masyarakatnya
terutama mengenai masala. Hak Asasi Manusia (HAM)S Hak asasi memberikan
kekuatan
moral
berdasarkan
untuk
.ukumn
menjamin
bukan
atas
dan
dasar
melindungi
martabat
menusia
ke.endakn
keadaann
ataupun
kecenderungan politik tertentuS3
Deklarasi Hak-.ak Asasi Manusia bagi negara Indonesia tela. ada dari
jaman da.ulu namun baru di ikrarkan pada pedoman dasar negara ini yaitu
yang berada di dalam pembukaan Undang- Undang Dasar 1945 yang di
dalamnya terdapat .ak- .ak asasi selaku manusia baik manusia selaku ma.luk
pribadi maupun sebagai ma.luk sosial yang di dalam ke.idupannya itu semua
menjadi sesuatu yang in.erenn serta dipertegas dalam Pancasila dari sila
pertama .ingga sila keliman Jika dili.at dari terbentuknya deklarasi Hak Asasi
Manusia bangsa Indonesia lebi. da.ulu terbentuk dari pada Hak-Hak Asasi
Manusia PBB yang baru terbentuk pada ta.un 1948S 4 Dalam Undang-Undang
NoS 39 Ta.un 1999 tentang Hak Asasi Manusian pengaturan mengenai .ak
asasi manusia ditentukan dengan berpedoman pada Deklarasi Hak Asasi
Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsan Konvensi Perserikatan Bangsa- Bangsa
tentang Peng.apusan
egala Bentuk Diskriminasi ter.adap Wanitan Konvensi
1
A.mad Muja.idinn Peradilan Satu Atap di Indonesia, (Bandung: Refka Aditaman 2007)n .lmS 64
abian Utsmann Menuju Penegakan Hukum Responsifn CtkSpertaman (Yogyakarta: Pustaka
Pelajarn 2008)n .lmS 30
3
Go LisanawatiS “Pendidikan Tentang Pencega.an Kekerasan Ter.adap Perempuan Dalam
Dimensi Keja.atan iber”. Jurnal Ilmu Hukum Pandecta VolS9 NoS1 Januari 2014S .lmS5
4
Bambang Heri upriyanton “Penegakan Hukum Mengenai Hak Asasi Manusia (HAM) Menurut
Hukum Positif di Indonesia”, Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol S 2n NoS 3n
Maret 2014
2
1
Perserikatan Bangsa-bangsa tentang Hak-.ak Anakn dan berbagai instrument
internasional lain yang mengatur mengenai .ak asasi manusiaS Materi UndangUndang ini disesuaikan juga dengan kebutu.an .ukum masyarakat dan
pembangunan .ukum nasional yang berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945S
edangkan di dalam Undang-Undang Dasar 1945 (yang
diamandemen)n masala. mengenai HAM dicantumkan secara k.usus dalam
Bab X Pasal 28 A sampai dengan 28 Jn yang merupakan .asil Amandemen
Kedua Ta.un 2000S
Di mancanegara dan Indonesia k.ususnyan tercatat banyak kasus
pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) atau keja.atan atas kemanusiaann
dimana pelakunya bebas berkeliaran dan ba.kan tak terjangkau ole. .ukum
atau dengan kata lain perkataan membiarkan tanpa peng.ukuman ole. negara
ter.adap pelakunya impunitySImpunitas yaitu membiarkan para pemimpin
politik dan militer yang diduga terlibat dalam kasus pelanggaran berat Hak
Asasi Manusia sepertin keja.atan genosidan keja.atan manusian dan keja.atan
perang tidak diadili merupakan fenomena .ukum politik yang dapat kita
saksikan sejak abad yang lalu .ingga .ari iniS 5
tudi ter.adap positivisme
.ukum di Indonesia menjadi sangat penting saat ini di saat bangsa ini sedang
dan selalu terus membangun peradabannya ke rana. yang sesuai dengan rasa
keadilan masyarakatS Positivisme tela. mela.irkan .ukum dalam sketsa
matematikan menyelesaikan .ukum yang terjadi di masyarakat berdasar apa
yang tertulis dalam undang-undangn mengkristal di posisi binernya lalu
pembaca .arus mema.ami di keadaan itu dan tidak dibole.kan untuk berpikir
lainS6
ementara para .akim memutus perkara dengan teks tersebut atas
persoalan .ukum yang di.adapiS Keadilan dipeli.ara ole. peraturan .ukumn
menegakkan kebebasan manusia fundamentaln sama dan tidak dapat dicabut
.ak yang setiap manusia terla.ir adala. kondisi penting kitaS Untuk Mencapai
ini untuk mempromosikan dan melindungi kepentingan sipiln politikn ekonomin
.ak asasi manusia sosial dan budaya setiap wanitan pria dan anakS7
eperti .alnya di Indonesian .akim memutus perkara mengutamakan
.ukum tertulis sebagai sumber utamanyan kelompok-kelompok .akim yang
5
Abdul Hakim G Nusantaran “ ebua. Upaya Memutus Impunitas: Tanggung Jawab Komando
Dalam Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia”n Jurnal HAMS Vol 2S NoS 2 Nopember 2004S
6
AS ukris armadin “Membebaskan Positivisme Hukum Ke Rana. Hukum Progresif”n Jurnal
Dinamika Hukumn VolS12n NoS2n Ta.un 2012n .lmS 331
7
Prince Zeid Ra'adn Al HusseinS2017S Klatsky Endowed Lecture, Presented by the U.N. High
Commissioner for Human Rights. International Law: Case Western Reserve JournalS .lmS 242S
2
berpikir demikian dapat digolongkan sebagai aliran konservatifS 8 Produk .ukum
sendiri akan meng.asilkan formalistik dimana kepastian .ukum menjadi ikon
kebenaranS Keadilan adala. keadilan yang terdefnisi atas apa yang tertulis dan
menutup diri atas keadilan yang selama ini tidak termaktub dalam suatu teks
perundang-undanganS Teori ini mengidentikkan .ukum dengan undangundangn yaitu tidak ada .ukum di luar undang-undang dan satu-satunya
.ukum adala. undang-undangS9 Pemikiran Hukum Progresif muncul karena
ketidakpuasan dan kepri.atinan ter.adap kinerja dan kualitas penegakan
.ukum yang ada dalam masyarakatS
Hukum Progresif adala. .ukum pro keadilan dan pro rakyat n artinya
dalam ber.ukum para pelaku .ukum dituntut mengedepankan kejujurann
empatin kepedulian kepada rakyat dan ketulusan dalam penegakan .ukumS 10
Pembentukan .ukum dan konstruksi .ukum sangat diperlukan untuk dapat
memberikan rasa nyaman ter.adap masyarakat sebagai akses untuk keadilanS
Pembentukan .ukum tidak lepas dari putusan-putusan .akim (judge made law)
yang terkait dengan penegakan .ukumn sedangkan penegakan .ukum pada
.akikatnya adala. merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan-tujuan
.ukum ide-ide .ukum menjadi kenyataanS11 Penegakan .ukum konvensional
tidak selalu dapat mewujudkan nilai keadilan masyarakatn maka perlu ada
kontruksi penegakan .ukum progresif yang dapat mewujudkan nilai keadilan
yang berorientasi pada keseja.teraan dan perlindungan ter.adap Hak Asasi
ManusiaS Ide penegakan .ukum progresif la.ir dari ketidakpuasan pada praktik
ajaran ilmu .ukum positif di IndonesiaS Hukum progresif digagas sebagai solusi
dari kegagalan penerapan .ukum positif dan rasa kepri.atinan ter.adap
kualitas penegakan .ukum di Indonesia terutama sejak terjadinya reformasi
pada pertenga.an ta.un 1998S Hukum tidak .adir untuk dirinya sendiri
sebagaimana yang digagas ole. .ukum positifn melainkan untuk manusia
dalam
rangka
mencapai
keseja.teraan
dan
keba.agiaan
manusiaS
8
Lintong OS ia.aann “Peran Hakim Dalam Pemba.aruan Hukum di Indonesia”n Jurnal Hukum
dan Pembangunan, Ta.un ke 36 NoS1 Januari 2006n Jakarta: Fakultas Hukum Universitas
Indonesian .lmS 35
9
Rusli Mu.ammadn “Kajian Kritis Ter.adap Teori Hukum Positif (Positifsme)”n Jurnal Hukum
Republica, VolS 5n NoS 2n Ta.un 2006n Pekanbaru: Universitas Lancang Kuning (Unilak)n .lmS
222-223
10
Benard LS Tanyan Teori Hukum Strategi Tertib Manusia Lintas Ruang dan Generasi,
(Yogyakarta: Genta Publis.ingn 2010)n .lmS 212
11
Warassi. PS Esmin Lembaga Prana Hukum Sebuah Telaah Sosiologis, ( emarang: uryandaru
Utaman 2005)n .lmS 11
3
Progresivisme tidak ingin menjadikan .ukum sebagai teknologi yang tidak
bernuranin melakukan suatu institusi yang bermoral kemanusiaanS
12
B. Rumusan Masalah
1S Bagaimana kajian Hak Asasi Manusia dalam perspektif .ukum positif ?
2S Bagaimana kajian Hak Asasi Manusia dalam perspektif .ukum
progresif ?
C. Metode Penulisan
1. Pengumpulan Data
Metode tudi pustaka
Pengumpulan
informasi
yang
dibutu.kan
dilakukan
dengan
mencari referensi-referensi yang ber.ubungan dengan penelitian
yang dilakukann referensi dapat diperole. dari buku-bukun jurnaljurnal atau internetS
2S
umber Data
umber Data
ekundern Diperole. dari buku-buku literatur dan
jurnal ilmia.S
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Hukum Progresif
Penegakan .ukum progresif adala. menjalankan .ukum tidak sekedar
menurut kata-kata .itam-puti. perundangann melainkan menurut semangat
dan makna lebi. dalam dari undang-undang atau .ukumS 13 Penerapan .ukum
progresifn mengara.kan .ukum yang di.asilkan ole. proses legislasi n yang
cenderung
elitisn
untuk
mengara.
pada
kepentingan
keadilan
dan
keseja.teraan rakyat banyak pintu masuk bagi penerapan .ukum progresif
dalam praktik pengadilan di Indonesian secara formal tela. diberikan ole.
Undang-Undang Nomor 48 Ta.un 2009 tentang Kekuasaan Ke.akiman yang
menegaskan ba.wa kekuasaan ke.akiman bertugas untuk menegakkan
.ukum dan keadilanS Hukum progresif berbeda dengan .ukum positif.
Progresifsme .ukum mengajarkan ba.wa .ukum bukan rajan tetapi alat untuk
menjabarkan dasar kemanusiaan yang berfungsi memberikan ra.mat kepada
12
atjipto Ra.ardjon (dalam I Gede ASBSWiranatan Hukum Bangun Teori dan Telaah dalam
Impelementasinya)n 2009n .lmS 53
13
atjipto Ra.ardjon Membedah Hukum Progresif, (Jakarta: Kompasn 2006)n .lmS 6
4
dunia dan manusiaS Asumsi yang mendasari progresifsme .ukum adala.
pertama .ukum ada untuk manusia dan tidak untuk dirinya sendirin kedua
.ukum selalu berada pada status law in the making dan tidak bersifat fnaln
ketiga .ukum adala. institusi yang bermoral kemanusiaanS
Berdasar asumsi-asumsi di atas maka kriteria .ukum progresif adala.:
aS Mempunyai
tujuan
besar
berupa
keseja.teraan
dan
keba.agiaan
manusiaS
bS Memuat kandungan moral kemanusiaan yang sangat kuatS
cS Hukum progresif adala. .ukum yang membebaskan dimensi yang amat
luas yang tidak .anya bergerak pada rana. praktik melainkan juga teoriS
dS Bersifat kritis dan fungsionalS14
Konsep .ukum progresif yang dikemukakan ole.
atjipto Ra.ardjo
bilamana diartikan secara seder.ana berarti “bagaimana” membiarkan .ukum
tersebut mengalir untuk menuntaskan tugasnya mengabdi pada manusia dan
kemanusiaanS Adapun pokok-pokok pemikiran model .ukum progresif ini dapat
diuraikan sebagai berikut :
1S Hukum menolak tradisi analytical jurisprudence atau rechtsdogmatick
dan berbagi pa.am dengan aliran seperti legal realism, freirechtslehre,
sosiological
jurisprudence,
interressenjurisprudenz
di
Jermann
teori
.ukum alam dan critical legal studies.
2S Hukum menolak pendapatn ba.wa ketertiban (order)n .anya bekerja
melalui institusi-institusi kenegaraanS
3S Hukum progresif ditujukan untuk melindungi rakyat menuju kepada ideal
.ukumS
4S Hukum menolak status-quo serta tidak ingin menjadikan .ukum sebagai
teknologi yang tidak bernuranin melainkan suatu institusi yang bermoralS
5S Hukum adala. suatu institusi yang bertujuan mengantarkan manusia
kepada ke.idupan yang adiln seja.tera dan membuat manusia ba.agiaS
6S Hukum progresif adala. “.ukum yang pro rakyat” dan “ .ukum yang pro
keadilan”S
7S Asumsi dasar .ukum progresif adala.n ba.wa “.ukum adala. untuk
manusia”n bukan sebaliknyaS Berkaitan dengan .al tersebutn maka
.ukum tidak ada untuk dirinya sendirin melainkan untuk sesuatu yang
14
Ibid
5
lebi. luas dan lebi. besarS Maka setiap kali ada masala. dalam dan
dengan .ukumn .ukumla. yang ditinjau dan diperbaikin bukan manusia
yang dipaksakan untuk dimasukkan ke dalam sistem .ukumS
8S Hukum bukan merupakan suatu institusi yang absolut dan fnal
melainkan sangat bergantung pada bagaimana manusia meli.at dan
menggunakannyaS Manusiala. yang merupakan penentuS
9S Hukum selalu berada dalam proses untuk terus menjadi (law as a
process, law in the making).15
atjipto Ra.ardjo secara tegas menyampaikan .ukum progresif menolak
tradisi analytical yurisprudensi atau rechdogmateik, dan berbagai pa.am
dengan
aliran
legal
realism,
freirechtslehre,
sociological
jurisprudensi,
interesenjurisprudenze, teori .ukum alam dancritical legal studies. Hukum
progresif merupakan koreksi ter.adap kelema.an system .ukum modern yang
sarat dengan birokrasi serta ingin membebaskan diri dari dominasi suatu tipe
.ukum liberalS16
Ide utama dari .ukum progresif adala. membebaskan manusia dari
belenggu
.ukumS
Hukum
berfungsi
memberi
panduan
bukan
justru
membelenggun manusia-manusiala. yang lebi. pentingS Hukum .endaknya
mampu mengikuti perkembangan zamann mampu menjawab dengan segala
dasar di dalamnyan serta mampu melayani masyarakat dengan menyandarkan
pada aspek moralitas dari sumber daya manusia penegak .ukum itu sendiriS 17
Asas praduga tak bersala. terdapat ketentuannya dalam KUHAP dan UndangUndang NoS 48 Ta.un 2009 tentang Kekuasaan Ke.akimanS Dalam KUHAP
terdapat ketentuannya pada butir tiga bagian C yang rumusannya sebagai
berikut:
“ etiap orang yang disangkan ditangkapn dita.ann dituntut dan atau
di.adapkan di muka sidang pengadilann wajib dianggap tidak bersala.
sampai adanya putusan pengadilan yang menyatakan kesala.annya dan
memperole. kekuatan .ukum tetapS”
Berdasarkan dari ketentuan KUHAP dan Undang-Undang NoS 48 Ta.un
2009 maka dapat disimpulkan ba.wa setiap orang yang masi. disangka san
belum ada putusan pengadilan maka dianggap tidak bersala. sampai adanya
15
Romli Atmasasmitan Teori Hukum Integratif, (Yogyakarta: Genta Publis.ingn 2012)n .lmS 8889
16
atjipto Ra.ardjo., Op.Cit., .lm. 1
17
Ibid, .lmS 4
6
kekuatan .ukum tetapS Asas praduga tak bersala. secara tersirat juga terdapat
dalam didalam ketentuan Magna C.arta 1215 yang dianggap sebagai cikal
bakal la.irnya HAM dilingkup internasionalS Menurut Living Stone Half, Pasal 39
dalam Magna C.arta menentukan ba.wa:
“Tidak seorangpun bole. dikurung dirampas miliknyan dikucilkan atau
diambil nyawanyan kecuali melalui .ukuman yang sa. ole. negaranyaS”18
Hak-.ak tersangka dijamin dan dilindungi ole. undang-undang dalam
proses penanganan perkara pidanan .al ini mnunjukan ba.wa KUHAP
meng.ormati dan menjunjung tinggi .arkat dan martabat manusia dengan
memberikan perlindungan dan jaminan ter.adap .ak-.ak asasi manusia
(tersangka)S Dengan demikian diperole. jaminan ba.wa tujuan ak.ir dari
KUHAP yakni untuk menegaskan kebenaran dan keadilan secara konkrit dalam
suatu perkara pidanaS19 Perlu disadari ba.wa proses .ukum yang adil tidak
sekedar menerapkan peraturan perundang-undangann namun lebi. kepada
sikap kita dalam meng.argai .ak-.ak setiap individu (termasuk tersangka dan
terdakwa) sebagaimana terkandung dalam UUD 1945 yang menyatakan ba.wa
“kemerdekaan iala. .ak segala bangsa”S Kita pun .arus ingat ba.wa diri kitan
kita dapat mendisplinkan diri untuk tidak melakukan pelanggaran .ukumn
tetapi bukanka. kita tidak dapat bebas dari risiko menjadi seorang “tersangka”
kemudian pula “terdakwa?” disinila. letak pentingnya kita memperjuangkan
tegaknya .ak-.ak tersangka/terdakwa untuk :
aS Didengar penjelasannya;
bS Didampingi ole. penasi.at .ukum;
cS Dibuktikan kesala.annya ole. penuntut umum;
dS Dan di.adapkan pada pengadilan yang adil dan tidak berpi.akS
Pasal
27
ayat
(1)
berbunyi
“segala
warga
negara
bersamaan
kedudukannya di dalam .ukum dan pemerinta.an dan wajib menjunjung
.ukum dan pemerinta.an itu dengan tidak ada kecualinya”S Ketentuan dalam
UUD 1945 diatasn dapat ditemukan ketentuannya dalam peraturan perundangundangan sebagai berikut:
18
Mien Rukminin Perlindungan HAM melalui asas praduga tak bersalah dan asas persamaan
kedudukandalam hukum dalam sistem peradilan pidana Indonesia, (Bandung: PT Alumnin
2007)n .lmS 42
19
Anton FS Sn Wajah Peradilan Kita Kontriksi Sosial Tentang Penyimpangan Mekanisme Kontrol
dan Akuntanilitas Peradilan Pidana, (Bandung: PTS Refka Aditaman 2004)n .lmS 82
7
aS Undang-Undang NoS 48 Ta.un 2009 tentang Kekuasaan Ke.akiman Pasal
4 ayat (1) yang berbunyi :
“pengadilan mengadili menurut .ukum dengan tidak membeda-bedakan
orang”S
bS Undang-Undang NoS 8 Ta.un 1981 tentang Hukum Acara Pidana tersirat
di dalam bagian menimbang .uruf a yang berbunyi :
“ba.wa
negara
Republik
Indonesia
adala.
negara
.ukum
yang
berdasarkan atas Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945n yang
menjunjung tinggi .ak-.ak asasi menusia serta yang menjamin segala
warganegara
bersamaan
kedudukannya
di
dalam
.ukum
dan
pemerinta.an dan wajib menjunjung .ukum dan pemerinta.an itu
dengan tidak ada kecualinya”n dan penjelasan umum butir 3 .uruf a yang
berbunyi :
“perlakuan yang sama atas diri setiap orang di muka .ukum dengan
tidak mengadakan pembedaan perlakuan”S
cS Undang-Undang NoS 39 Ta.un 1999 tentang HAM Pasal 3 ayat (2) yang
berbunyi :
“setiap orang ber.ak atas pengakuann jaminann perlindungann dan
perlakuan .ukum yang adil serta mendapat kepastian .ukum dan
perlakuan yang sama di depan .ukum”n dan Pasal 5 ayat (1) yang
berbunyi :
“setiap orang diakui sebagai manusia pribadi yang ber.ak menuntut dan
memperole. perlakuan serta perlindungan yang sama sesuai dengan
martabat kemanusiaannya di depan .ukum”S
dS Undang-Undang NoS 26 Ta.un 2000 tentang Pengadilan HAMn tersirat di
dalam Pasal 10 yang berbunyi :
“dalam .al tidak ditentukan lain dalam Undang-undang inin .ukum acara
atas perkara pelanggaran .ak asasi manusia yang berat dilakukan
berdasarkan ketentuan .ukum acara pidana”S
Di dalam KUHAP terdapat 7 (tuju.) asas umum dan 3 (tiga) asas k.usus
yaitu sebagai berikut:
aS Asas umum
1) Perlakuan yang sama dimuka .ukum tanpa diskriminasi apapun;
2) Praduga tidak bersala.;
8
3) Hak untuk memperole. kompensasi (ganti rugi) dan re.abilitasi;
4) Hak untuk mendapatkan bantuan .ukum;
5) Hak ke.adiran Terdakwa dimuka pengadilan;
6) Peradilan yang bebas dan dilakukan dengan cepat dan seder.ana;
7) Peradilan yang terbuka untuk umumS
bS Asas k.usus
1) Pelanggaran atas .ak-.ak individu (penangkapann penggeleda.ann
pena.anan dan penyitaan) .arus didasarkan pada undang-undang dan
dilakukan dengan surat perinta. tertulis;
2) Hak seorang Tersangka untuk diberita.u tentang persangkaan dan
pendakwaan ter.adapnya;
3) Kewajiban pengadilan untuk mengendalikan pelaksanaan putusanputusannyaS20
etiap orang ber.ak memperole. putusan yang adil dan tidak membedabedakann
dengan
berdasarkan
fakta-fakta
yang
terbukti
di.adapan
persidanganS Menurut Mardjono Reksodiputron perlakuan yang sama di depan
.ukum tidak .arus ditafsirkan ter.adap Terdakwa yang berbeda kedudukan
atau kekayaannya tetapi .arus lebi. dari ituS Ole. karena itun disini adala.
wajib di.indarinya diskriminasi berdasarkan : “race, sex, language, religion,
national or social origin, property, borth or other status”S21 KUHAP meli.at
peradilan dalam konteks .ukum yang adil melalui asas praduga tak bersala.
dan asas kesamaan kedudukan di.adapan .ukumn dalam ketentuan di
dalamnya tela. termaktub tujuan menuju system .ukum berbasis due
preprocess lawn namun tampaknya masi. saja banyak penyelewengan kedua
asas tersebutS Indonesia benar adala. negara .ukum yang menjunjung tinggi
.ak-.ak manusia sesuai dengan pertimbangan pertama dalam Undang-Undang
Nomor 8 Ta.un 1981 tentang Hukum Acara Pidana yang berbunyi : “ba.wa
negara Republik Indonesia adala. negara .ukum yang berdasarkan atas
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945n yang menjunjung tinggi .ak-.ak
asasi
menusia
serta
yang
menjamin
segala
warganegara
bersamaan
kedudukannya di dalam .ukum dan pemerinta.an dan wajib menjunjung
.ukum dan pemerinta.an itu dengan tidak ada kecualinya”S
B. Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Hukum Positif
20
21
Mardjono Reksodiputron Op.Cit., .lmS 32-33
Mardjono Reksodiputron Op.CitSn .lmS 36
9
Dalam kaca mata aliran .ukum positifn tiada .ukum lain kecuali perinta.
penguasa atau inti aliran .ukum positif ini menyatakan ba.wa norma .ukum
adala. sa. apabila ia ditetapkan ole. lembaga atau otoritas yang berwenang
dan didasarkan pada aturan yang lebi. tinggin bukan digantungkan pada nilai
moralS Norma .ukum yang ditetapkan itu tidak lain adala. Undang-undangS
Undang-Undang adala. sumber .ukumn di luar Undang-undang bukan .ukumS
Teori .ukum positif mengakui adanya norma .ukum yang bertentangan
dengan nilai moraln tetapi .al ini tidak mengurangi keabsa.an norma .ukm
tersebutS22
ebagai cermin dari kesunggu.an negara Indonesia dalam meng.ormatin
melindungin dan memajukan HAM bagi warganegaranyan kemudian disa.kan
sejumla. UU seperti:
aS UU NoS 8/1999 tentang Kebebasan Menyatakan Pendapat;
bS UU NoS 39/1999 tentang HAM;
cS UU NoS 26/2000 tentang Pengadilan HAM;
dS Amandemen berbagai UU untuk diselaraskan dengan prinsip-prinsip
HAMn seperti UU Parpoln UU Kekuasaan Ke.akimann pencabutan Penpres
NoS 11/1963n dsbS
eS Diluncurkan Rencana Aksi Nasional HAM (RAN-HAM) dalam rangka
memberikan jaminan bagi peningkatan pemajuan dan perlindungan HAM
di Indonesia dengan mempertimbangkan nilai-nilai adat istiadatn budayan
dan agama bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD
Ta.un 1945S23
ecara normatifn .al yang cukup menggembirakan dalam perlindungan
HAM di Indonesia adala. diterbitkannya UU NoS 39/1999 tentang HAM dan UU
NoS 26/2000 tentang Pengadilan HAMS Menurut Penjelasan Umum UU NoS
39/1999n posisi .ukum UU tersebut “adala. merupakan payung dari seluru.
peraturan perundang-undangan tentang HAMS Ole. karena itun pelanggaran
baik langsung maupun tidak langsung atas HAM dikenakan sanksi pidanan
perdatan dan atau administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan”S UU NoS 39/1999 secara rinci mengatur tentang: .ak untuk .idup
dan .ak untuk tidak di.ilangkan paksa dan/atau tidak di.ilangkan nyawan .ak
22
Mu.amadn Erwinn 2012S Filsafat hukum. JakartaS Rajawali PersS .lmS 154S
Anisn Ibra.imS 2010S Telaah Yuridis Perkembangan Hukum Positif tentang Hak Asasi Manusia
(HAM) di Indonesia. Lumajang: Jurnal Hukum ArgumentumS VolS 9n NoS 2S .lmS 6S
23
10
berkeluarga dan melanjutkan keturunann .ak mengembangkan dirin .ak
memperole. keadilann .ak mengembangkan dirin .ak memperole. keadilann
.ak atas kebebasan pribadin .ak atas rasa amann .ak atas keseja.teraann .ak
turut serta dalam pemerinta.ann .ak wanitan .ak anakn dan .ak atas
kebebasan beragamaS
emua .ak itu terumus dalam Bab III di bawa. judul
HAM dan Kebebasan Dasar Manusia (Pasal 9 - Pasal 66)S24
UU NoS 39/1999 juga mengatur tentang Kewajiban Dasar ManusiaS Dalam
Pasal 69 ayat (2) dirumuskan ba.wa: “ etiap HAM seseorang menimbulkan
kewajiban dasar dan tanggung jawab untuk meng.ormati HAM orang lain
secara timbal balik serta menjadi tugas Pemerinta. untuk meng.ormatin
melindungin menegakkann dan memajukannya”S Ba.kan dalam Pasal 71
disebutkan ba.wa masala. itu bukan .anya tugas pemerinta. sajan namun
pemerinta.
wajib
dan
bertanggung
menegakkan dan memajukan HAMS
jawab
meng.ormatin
melindungin
Di samping perkembangan HAM dalam
instrumen .ukum nasional yang menggembirakan tersebutn dalam catatan
EL AM ada ironi terkait dengan legislasi HAM di tingkat daera.S EL AM
mencatatn otonomi daera. berdasarkan UU No 22/1999 yang tela. diganti
dengan UU No 32 /2004 ternyata berdampak banyaknya produk .ukum
daera.n terutama Peraturan Daera. (Perda) dianggap bermasala.S Ole. karena
itun Perda-Perda yang demikian itu perlu ada per.atian tersendiri mengingat
Perda merupakan satu kesatuan yang tidak bias dilepaskan dari sistem
peraturan perundang-undang IndonesiaS25
Pengaturan mengenai Hak Asasi Manusia tela. ada sejak di sa.kannya
Pancasila sebagai dasar pedoman negara Indonesian meskipun secara tersiratS
Baik yang menyangkut mengenai .ubungan manusia dengan Tu.an Yang
Ma.a Esan maupun .ubungan manusia dengan manusiaS Hal ini terkandung
dalam nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila yang terdapat pada pancasilaS
Dalam Undang- Undang NoS 39 ta.un 1999 tentang Ha. Asasi Manusian
pengaturan mengenai Hak Asasi Manusia ditentukan dengan berpedoman pada
deklarasi
Hak
Asasi
Manusia
Perserikatan
Bangsa
BangsaS
Konvensi
Perserikatan Bangsa Bangsa tentang peng.apusan segala bentuk diskriminasi
ter.adap wanitan konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa tentang .ak-.ak anak
dan berbagai instrumen internasional lain yang mengatur mengenai Hak Asasi
24
25
IbidS
IbidS .lmS 6-7S
11
ManusiaS Materi Undang- Undang ini tentu saja .arus disesuaikan dengan
kebutu.an .ukum masyarakat dan pembangunan .ukum nasional yang
berdasarkan pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945S26
Memper.atikan .ukum positif suatu negaran tidak dapat dilepaskan
dengan sistem .ukum yang berlaku di negara tersebutS Karena itun dasar
negara Pancasila yang terdiri atas lima silan yaitu ketu.anan Yang Ma.a Esan
kemanusiaan yang adil dan beradabn persatuan Indonesian kerakyatan yang
dipimpin ole. .ikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilann dan
keadilan sosial bagi seluru. rakyat IndonesiaS Ditamba. Pembukaan UUD 1945n
terutama alenia pertama yang menyatakan: “Kemerdekaan iala. .ak segala
bangsa serta penjaja.an .arus di.apuskan”n serta alenia kedua “kemerdekan
negara meng.antarkan rakyatrakyat merdekan bersatun adiln dan makmur”n
mengindikasikan Indonesia adala. negara demokrasin menjunjung tinggi
supremasi .ukumn serta meng.ormati/menjunjung tinggi .ak asasi manusiaS
Apa yang digariskan di dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan ara. dan
politik .ukum dalam tatanan makron kemudian diformalkan dalam bentuk
peraturan
perundangan
dioperasionalkan/dilaksanakan
ole.
ole.
lembaga
pejabat/aparat
politik/DPR
negara
dalam
dan
bentuk
peraturan pemerinta. dan peraturan lainnya sebagai pegangan para birokratS 27
Karena itun dasar negara yang tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945
yang keputusan dan pili.an bapak-bapak pendiri negara (the founding father)n
wajib menjadi pegangan setiap pemerinta.an di dalam mengisi kemerdekaann
k.ususnya yang terkait dengan .ak asasi manusiaS Hal itu terbukti dengan
pengakuan beberapa .ak mendasar tersebut dalam UUD 1945 yang menjadi
landasan konstitusional berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesian meski
UUD itu disusun dalam waktu yang singkatn dari tanggal 29 Mei sampai dengan
16 Juli (Piden 1999: 63)S Hak-.ak tersebut diantaranya adala. .ak atas
kedudukan yang sama di depan .ukum dan pemerinta.n .ak untuk menganut
agama
dan
menjalankan
ajaran
agama/kepercayaannyan
.ak
untuk
mengemukakan pendapatn .ak untuk berserikat dan berkumpuln .ak untuk
mendapatkan pendidikan dan pekerjaan yang layakn dan lain-lainS Di situla.
26
Bambangn upriyantoS 2014S Penegakan Hukum Mengenai Hak Asasi Manusia (HAM) Menurut
Hukum Positif di Indonesia. jakarta: Jurnal AL-AZHAR INDONE IA ERI PRANATA O IALS VolS 2n
NoS 3S .lmS 156S
27
Ma.syurn Efendi dan Taufanin S EvandriS 2014S HAM dalam Dinamika/Dimensi Hukum, Politik,
Ekonomi, dan Sosial. BogorS G.alia IndonesiaS .lmS 155-156S
12
jantung dan nafas perjuangan bangsan disitula. politik .ukum dan pili.an
.ukum yang tidak dapat ditawar-tawar ole. siapa pun dan pemerinta. dari
kelompok/partai manapun jugan yaitu membangun demokrasi dan penegakan
.ukumnvinito.28
ila pertama dari Pancasila adala. “Ketu.anan Yang Ma.a Esa”S
Konsekuensi lebi. lanjut iala. bagaimana kalau ada warga negara Indonesia
yang at.eis (tiidak percaya kkepada Tu.an)S Pada sila pertama ada kesan
“memaksa” ba.wa warga negara .arus ber-Tu.anS Pemaksaan kepercayaan
dikesankan bertentangan dengan prinsip kebebasan beragama dalam konsep
HAMn termasuk aliran sempalan dari mainstream agama tertentun Islam
misalnya ter.adap A.madiya.S29 Undang- Undang Dasar 1945 (yang tela.
diamandemen)n masala. mengenai Hak Asasi Manusia dicantumkan secara
k.usus dalam bab XA pasal 28A sampai dengan 28J yang merupakan .asil
amandemen kedua ta.un 2000S Pemerinta. dalam .al untuk melaksanakan
amana. yang tela. diamanatkan melalui TAP MPR tersebut di atasn di
bentukla. Undang- Undang NoS 39 ta.un 1999 tentang Hak Asasi Manusian
pada tanggal 23 eptember 1999 tela. disa.kan Undang- Undang NoS 39 ta.un
1999 tentang Hak Asasi Manusia yang mengatur beberapa .al penting yang
menyangkut Pengadilan Hak Asasi ManusiaS30
Pertaman defnisi pelanggaran Hak Asasi Manusia dideskripsikan sebagai
setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik
disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan .ukum
mengurangin meng.alangin membatasi dan atau mencabut Hak Asasi Manusia
seseorang atau kelompok orang yang dijamin ole. Undang- Undang inin dan
tidak mendapatkan atau di k.awatirkan tidak akan memperole. penyelesaian
.ukum yang adil dan benarn berdasarkan mekanisme .ukum yang berlaku
(pasal 1 ayat 6)S31
Keduan .ak untuk .idupn .ak untuk tidak dipaksan .ak kebebasan pribadin
pikiran dan .ati nuranin .ak beragaman .ak untuk tidak diperbudakn .ak untuk
diakui sebagai pribadi dan persamaan untuk tidak dituntut atas dasar .ukum
yang berlaku surut dapat di kecualikan dalam .al pelanggaran berat ter.adap
28
29
30
31
IbidS .lmS 156S
IbidS
Bambangn upriyantoS OpS CitS
IbidS
13
.ak
asasi
manusia
yang
digolongkan
ke
dalam
keja.atan
ter.adap
kemanusiaanS32
Ketigan dalam Pasal 7 dinyatakann ba.wa setiap orang ber.ak untuk
menggunakan semua upaya .ukum nasional dan forum internasional atas
semua pelanggaran .ak asasi manusia yang di jamin ole. .ukum Indonesia
ole. negara Republik Indonesia menyangkut Hak Asasi Manusia menjadi
.ukum nasionalS33
Keempatn di dalam Pasal 104 diatur tentang pengadilan Hak Asasi
Manusia sebagai berikut : Untuk mengadili pelanggaran Hak Asasi Manusia
yang berat di bentuk pengadilan dalam ayat (1) di bentuk dengan UndangUndang dalam jangka waktu paling lama 4 ta.un sebelum terbentuk
pengadilan Hak Asasi Manusia sebagai mana dimaksudkan dalam ayat (2) di
adili ole. pengadilan yang berwenangS elanjutnya Pasal 104 ayat (1) UndangUndang NoS 39 ta.un 1999 tentang Hak Asasi Manusia menyatakan ba.wa
yang berwenang mengadili pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat adala.
pengadilan Hak Asasi ManusiaS Pada tanggal 8 Oktober 1999 ditetapkan
Peraturan Pemerinta. Pengganti Undang-Undang (Perpu) NoS 1 ta.un 1999
tentang pengadilan Hak Asasi Manusia yang bertugas menyelesaikan perkara
pelanggaran Hak Asasi Manusia yang beratS Namun Peraturan Pemerinta.
Pengganti Undang-Undang NoS 1 Ta.un 1999 tentang pengadilan .ak asasi
manusia yang dinilai tidak memadain se.ingga tidak disetujui ole. Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia menjadi Undang-Undang dan ole.
karena itu Peraturan Pemerinta. Pengganti Undang-Undang tersebut di
cabutS34
Keja.atan ter.adap kemanusiaan yaitu perbuatan yang dilaksanakan
sebagai
bagian
dari
serangan
yang
meluas
ataupun
sistematik
yang
diketa.uinya ba.wa akibat serangan itu ditujukan secara langsung ter.adap
penduduk sipiln berupa pembunu.ann pemusna.ann pembudakann pengusiran
atau peminda.an penduduk secara paksan perampasan kemerdekaan atau
kebebasan
fsik
secara
sewenang-wenangn
penyiksaann
pemerkosaann
perbudakan seksualn pelacuran secara paksan pemaksaan ke.amilann sterilisasi
paksan atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setaran penganiayaan
32
33
34
IbidS
IbidS
IbidS
14
ter.adap kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan
pa.am politikn rasn kebangsaann etnisn budayan agaman jenis kelamin maupun
alasan lain yang tela. diakui secara Universal sebagai .al yang dilarang ole.
.ukum
internasionaln
peng.ilangan orang secara paksa dan keja.atan
apart.eidS Dari berbagai kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia berat yang
terjadi tela. mendorong munculnya suatu usulan untuk membantu pengadilan
Hak Asasi Manusia ad .oc untuk kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia
berat di Ace.S Permintaan Dewan Perwakilan Rakyat mengajukan usulan
kepada Presiden Republik Indonesia untuk membentuk pengadilan Hak Asasi
Manusia ad .oc tela. disampaikan ole. Menteri Ke.akiman dan Hak Asasi
ManusiaS35
aS Conto. kasus :
Nenek Mina. yang berusia 55 ta.un tak perna. menyangka perbuatan
isengnya memetik 3 bua. kakao di perkebunan milik PT Rumpun
ari Antan
(R A) akan menjadikannya sebagai pesakitan di ruang pengadilanS Kejadian ini
berawal saat Mina. sedang memanen kedelai di la.an garapannya di Dusun
idoarjon
Desa
Darmakradenann
Kecamatan
Ajibarangn
Banyumasn
Jawa
Tenga.S La.an garapan Mina. ini juga dikelola ole. PT R A untuk menanam
kakaoS Ketika sedang asik memanen kedelain mata tua Mina. tertuju pada 3
bua. kakao yang suda. ranumS Dari sekadar memandangn Mina. kemudian
memetiknya untuk disemai sebagai bibit di tana. garapannyaS
etela. dipetikn
3 bua. kakao itu tidak disembunyikan melainkan digeletakkan begitu saja di
bawa. po.on kakaoS Dan tak lama berselangn lewat seorang mandor
perkebunan kakao PT R AS Mandor itu pun bertanyan siapa yang memetik bua.
kakao ituS Dengan polosn Mina. mengaku .al itu perbuatannyaS Mina. pun
dicerama.i ba.wa tindakan itu tidak bole. dilakukan karena sama saja
mencuriS
adar perbuatannya sala.n Mina. meminta maaf pada sang mandor
dan berjanji tidak akan melakukannya lagiS 3 Bua. kakao yang dipetiknya pun
dia sera.kan kepada mandor tersebutS Mina. berpikir semua beres dan dia
kembali bekerjaS Namun dugaannya melesetS Peristiwa kecil itu ternyata
berbuntut panjangS
ebab seminggu kemudian dia mendapat panggilan
pemeriksaan dari polisiS Proses .ukum terus berlanjut sampai ak.irnya dia
35
IbidS .lmS 156-157S
15
.arus duduk sebagai seorang terdakwa kasus pencuri di Pengadilan Negeri
(PN) PurwokertoS
bS Daftar Putusan
Mina. dijerat Pasal 362 Kitab Undang-undang Hukum Pidana dengan
ancaman .ukuman enam bulan penjaraS Hakim memfonis .ukuman 1 bulan 15
.ari dengan masa percobaan selama 3 bulanS Vonis yang di.adapi Mina. tak
sebanding dengan .arga kakao yang konon dicurinyaS Harga satu kilogram
kakao basa. saat ini sekitar Rp7S500S "Itu kalau biji kakao tela. dikerok dari
bua.nyan" kata Amana. (70)n kakak Mina.S Menurut dian dari tiga butir bua.
kakao .anya meng.asilka tiga ons biji kakao basa.S "Jika dijualn .arganya
sekitar Rp2S000n" katanyaS Akan tetapi dalam dakwaan yang ditujukan kepada
Mina.n jumla. kerugiannya mencapai Rp30 ribu atau Rp10 ribu per butirS Dia
mengaku .eran ter.adap dakwaan yang ditujukan kepada adiknya karena
selama ini dalam pemberitaan di televisin banyak pelaku tindak pidana korupsi
yang menggerogoti keuangan negara ratusan juta .ingga miliaran rupia.n
.anya dituntut .ukuman maupun vonis yang ringanS
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hukum progresif merupakan konsepsi yang menjalankan .ukum tidak
sekedar menurut perundang-undangann tetapi alat untuk menjabarkan dasar
kemanusiaan yang berfungsi memberikan keadilan kepada dunia dan manusiaS
Asumsi yang mendasari progresifsme .ukum adala. pertaman .ukum ada
untuk manusia dan tidak untuk dirinya sendirin kedua .ukum selalu berada
pada status law in the making dan tidak bersifat fnaln ketiga .ukum adala.
institusi yang bermoral kemanusiaanS Ide utama dari .ukum progresif adala.
membebaskan manusia dari belenggu .ukumS Menurut .ukum progresifn
.ukum berfungsi memberi panduan bukan justru membelenggun manusiamanusiala. yang lebi. penting dan tidak terpaku pada peraturan perundangundangan yang adaS
edangakan menurut .ukum positifn norma .ukum yang
ditetapkan itu tidak lain adala. Undang-undangn dan teori .ukum positif
mengakui adanya norma .ukum yang bertentangan dengan nilai moralS
Negara Indonesia dalam meng.ormatin melindungin dan memajukan HAM bagi
16
warganegaranyan kemudian disa.kan sejumla. UU seperti: UU NoS 8/1999
tentang Kebebasan Menyatakan Pendapat; UU NoS 39/1999 tentang HAM;UU
NoS 26/2000 tentang Pengadilan HAM; Amandemen berbagai UU untuk
diselaraskan dengan prinsip-prinsip HAMn seperti UU Parpoln UU Kekuasaan
Ke.akimann pencabutan Penpres NoS 11/1963n dsbS Dan diiluncurkannya
Rencana Aksi Nasional HAM (RAN-HAM) dalam rangka memberikan jaminan
bagi peningkatan pemajuan dan perlindungan HAM di Indonesia dengan
mempertimbangkan nilai-nilai adat istiadatn budayan dan agama bangsa
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD Ta.un 1945S
DAFTAR PUSTAKA
Adjin Oemar enon 1984n KUHAP Sekarang, Jakarta: Penerbit ErlanggaS
Atmasasmitan
Romlin
2012n
Teori
Hukum
Integratif,
Yogyakarta:
Genta
Publis.ingS
Esmin Warassi. PSn 2005n Lembaga Prana Hukum Sebuah Telaah Sosiologis,
emarang: uryandaru UtamaS
FS Sn Antonn 2004n Wajah Peradilan Kita Kontriksi Sosial Tentang Penyimpangan
Mekanisme Kontrol dan Akuntanilitas Peradilan Pidana, Bandung: PTS
Refka AditamaS
Hara.apn MS Ya.yan 2000n Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP
Penyidikan dan Penuntutann Jakarta: inar GrafkaS
Lisanawatin GoS 2014n “Pendidikan Tentang Pencega.an Kekerasan Ter.adap
Perempuan Dalam Dimensi Keja.atan
iber”. Jurnal Ilmu Hukum
Pandecta VolS9 NoS1 Januari 2014n emarang: UNNE PRE
Mu.ammadn
Ruslin
2006n
Kajian
Kritis
Terhadap
Teori
S
Hukum
Positif
(Positifisme)n Jurnal Hukum Republica, VolS 5n NoS 2n Ta.un 2006n
Pekanbaru: Universitas Lancang KuningS
Muja.idinn A.madn 2007n Peradilan Satu Atap di Indonesia, Bandung: Refka
AditamaS
Nusantaran Abdul Hakim GSn 2004n “ ebua. Upaya Memutus Impunitas:
Tanggung
Jawab
Komando
Dalam
Pelanggaran
Berat
Hak
Asasi
Manusia”n Jurnal HAMS Vol 2S NoS 2 Nopember 2004S
Ra.ardjon atjipton 2006n Membedah Hukum Progresif, Jakarta: KompasS
17
Ra.ardjon
atjipton 2009n (dalam I Gede ASBSWiranatan Hukum Bangun Teori
dan Telaah dalam Impelementasinya)S
Rukminin Mienn 2007n Perlindungan HAM melalui asas praduga tak bersalah dan
asas persamaan kedudukandalam hukum dalam sistem peradilan
pidana Indonesia, Bandung: PT AlumniS
armadin AS
ukrisn 2012n “Membebaskan Positivisme Hukum Ke Rana. Hukum
Progresif”n Jurnal Dinamika Hukumn VolS12n NoS2n Ta.un 2012S
ia.aann Lintong OSn 2006n “Peran Hakim Dalam Pemba.aruan Hukum di
Indonesia”n Jurnal Hukum dan Pembangunan, Ta.un ke 36 NoS1 Januari
2006n Jakarta: Fakultas Hukum Universitas IndonesiaSUtsmann
abiann
2008n Menuju Penegakan Hukum Responsifn CtkSpertaman Yogyakarta:
Pustaka PelajarS
upriyanton Bambang Herin 2014n “Penegakan Hukum Mengenai Hak Asasi
Manusia (HAM) Menurut Hukum Positif di Indonesia”, Jurnal AL-AZHAR
INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol S 2n NoS 3n Maret 2014
Tanyan Benard LSn 2010n Teori Hukum Strategi Tertib Manusia Lintas Ruang dan
Generasi, Yogyakarta: Genta Publis.ingS
Erwinn Mu.amadS 2012S Filsafat Hukum. Jakarta: Rajawali PersS
Ibra.imn AnisSS 2010S Telaah Yuridis Perkembangan Hukum Positif tentang Hak
Asasi
Manusia
(HAM)
di
Indonesia.
Lumajang:
Jurnal
Hukum
ArgumentumS VolS 9n NoS 2S .lmS 1-13S
Efendin Ma.syur dan
S Evandrin TaufaniS 2014S HAM dalam Dinamika/Dimensi
Hukum, Politik, Ekonomi, dan Sosial. Bogor: G.alia IndonesiaS
Prince Zeid Ra'adn Al HusseinS2017S Klatsky Endowed Lecture, Presented by the
U.N. High Commissioner for Human Rights. International Law: Case
Western Reserve JournalS
18
LAW. ANTARA HUKUM PROGRESIF DAN HUKUM POSITIF
Dosen Pembimbing
Ridwan Arifnn S.Sn LlSmS
Disusun Ole. :
Mukhamad Luthfan Setiaji
muk.amadlut.fans@studentsSunnesSacSid
Aminullah Ibrahim
aminulla.ibra.im@studentsSunnesSacSid
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2017
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wrSwb
Al.amdulilla. Wasyukurilla.S Dengan menyebut nama Alla.
WT yang
Ma.a Pengasi. lagi Ma.a Penyayangn penulis panjatkan puji syukur atas
ke.adirat-Nyan yang tela. melimpa.kan ra.matn .idaya.-Nya kepada penulisn
se.ingga penulis dapat menyelesaikan makala. Hukum Dan Hak Asasi Manusia
iniS
Makala. Hukum Dan Hak Asasi Manusia ini tela. penulis susun dalam
rangka tugas tentang “Kajian Hak Asasi Manusia Dalam Negara The Rule of
LawS Antara Hukum Progresif Dan Hukum Positif”n yang dibimbing ole. Bapak
Ridwan ArifnS Untuk itu penulis sangat bersyukur kepada Alla.
WT tela.
memberikan kelancaran bagi penulisS
Penulis menyadari sepenu.nya ba.wa masi. ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata ba.asanyaS Ole. karena itun dengan tangan
terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis
dapat memperbaiki makala. Hukum Dan Hak Asasi Manusia iniS
Ak.ir kata penulis ber.arap semoga makala. Hukum Dan Hak Asasi
Manusia tentang “Kajian Hak Asasi Manusia Dalam Negara The Rule of LawS
Antara Hukum Progresif Dan Hukum Positif” ini dapat memberikan manfaat dan
pengalaman bagi pembacaS
Wassalamualaikum wrSwb
emarangn 14 Oktober 2017
Penulis
ii
DAFTAR ISI
JUDULSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
i
KATA PENGANTARSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
DAFTAR I I SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
ii
iii
BAB I PENDAHULUAN
AS Latar BelakangSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
1
BS Rumusan Masala.SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
3
CS Metode PenulisanSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
3
DAFTAR GAMARSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS iv
DAFTAR KA U SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS 13
BAB II PEMBAHA AN
AS Kajian Hak Asasi Manusia
dalam Perspektif Hukum ProgresifSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
4
BS Kajian Hak Asasi Manusia
Dalam Perspektif Hukum PositifSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS 8
BAB III PENUTUP
AS KesimpulanSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
14
DAFTAR PU TAKASSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS 14
iii
DAFTAR GAMBAR
AS GAMBAR 1
Kajian Hak Asasi Manusia
dalam Perspektif Hukum Progresif
SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS 4
BS GAMBAR 2
Kajian Hak Asasi Manusia
dalamPerspektif Hukum PositifSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
8
DAFTAR PUTU ANSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS 13
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari perjalanan waktu lembaga peradilan di Indonesia mengalami
peruba.an-peruba.an
seiring
dengan
perkembangan
zamann
baik
dari
kelembagaannya maupun dalam sistem penegakan .ukumnyaS 1 Pengertian
penegakan .ukum dalam arti luas yaitu meliputi pelaksanaan dan penerapan
.ukum
ter.adap
setiap
pelanggaran
atau
penyimpangan
.ukum
yang
dilakukan ole. subjek .ukumn serta dalam arti sempit merupakan kegiatan
penindakan
ter.adap
setiap
pelanggaran
atau
penyimpangan
ter.adap
peraturan perundang-undanganS2 Penegakan .ukum di Indonesia
pasca
reformasi dapat dikatakan gagal karena masi. miskinnya implementasi
ter.adap nilai-nilai moral dan akan berjarak serta terisolasi dari masyarakatnya
terutama mengenai masala. Hak Asasi Manusia (HAM)S Hak asasi memberikan
kekuatan
moral
berdasarkan
untuk
.ukumn
menjamin
bukan
atas
dan
dasar
melindungi
martabat
menusia
ke.endakn
keadaann
ataupun
kecenderungan politik tertentuS3
Deklarasi Hak-.ak Asasi Manusia bagi negara Indonesia tela. ada dari
jaman da.ulu namun baru di ikrarkan pada pedoman dasar negara ini yaitu
yang berada di dalam pembukaan Undang- Undang Dasar 1945 yang di
dalamnya terdapat .ak- .ak asasi selaku manusia baik manusia selaku ma.luk
pribadi maupun sebagai ma.luk sosial yang di dalam ke.idupannya itu semua
menjadi sesuatu yang in.erenn serta dipertegas dalam Pancasila dari sila
pertama .ingga sila keliman Jika dili.at dari terbentuknya deklarasi Hak Asasi
Manusia bangsa Indonesia lebi. da.ulu terbentuk dari pada Hak-Hak Asasi
Manusia PBB yang baru terbentuk pada ta.un 1948S 4 Dalam Undang-Undang
NoS 39 Ta.un 1999 tentang Hak Asasi Manusian pengaturan mengenai .ak
asasi manusia ditentukan dengan berpedoman pada Deklarasi Hak Asasi
Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsan Konvensi Perserikatan Bangsa- Bangsa
tentang Peng.apusan
egala Bentuk Diskriminasi ter.adap Wanitan Konvensi
1
A.mad Muja.idinn Peradilan Satu Atap di Indonesia, (Bandung: Refka Aditaman 2007)n .lmS 64
abian Utsmann Menuju Penegakan Hukum Responsifn CtkSpertaman (Yogyakarta: Pustaka
Pelajarn 2008)n .lmS 30
3
Go LisanawatiS “Pendidikan Tentang Pencega.an Kekerasan Ter.adap Perempuan Dalam
Dimensi Keja.atan iber”. Jurnal Ilmu Hukum Pandecta VolS9 NoS1 Januari 2014S .lmS5
4
Bambang Heri upriyanton “Penegakan Hukum Mengenai Hak Asasi Manusia (HAM) Menurut
Hukum Positif di Indonesia”, Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol S 2n NoS 3n
Maret 2014
2
1
Perserikatan Bangsa-bangsa tentang Hak-.ak Anakn dan berbagai instrument
internasional lain yang mengatur mengenai .ak asasi manusiaS Materi UndangUndang ini disesuaikan juga dengan kebutu.an .ukum masyarakat dan
pembangunan .ukum nasional yang berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945S
edangkan di dalam Undang-Undang Dasar 1945 (yang
diamandemen)n masala. mengenai HAM dicantumkan secara k.usus dalam
Bab X Pasal 28 A sampai dengan 28 Jn yang merupakan .asil Amandemen
Kedua Ta.un 2000S
Di mancanegara dan Indonesia k.ususnyan tercatat banyak kasus
pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) atau keja.atan atas kemanusiaann
dimana pelakunya bebas berkeliaran dan ba.kan tak terjangkau ole. .ukum
atau dengan kata lain perkataan membiarkan tanpa peng.ukuman ole. negara
ter.adap pelakunya impunitySImpunitas yaitu membiarkan para pemimpin
politik dan militer yang diduga terlibat dalam kasus pelanggaran berat Hak
Asasi Manusia sepertin keja.atan genosidan keja.atan manusian dan keja.atan
perang tidak diadili merupakan fenomena .ukum politik yang dapat kita
saksikan sejak abad yang lalu .ingga .ari iniS 5
tudi ter.adap positivisme
.ukum di Indonesia menjadi sangat penting saat ini di saat bangsa ini sedang
dan selalu terus membangun peradabannya ke rana. yang sesuai dengan rasa
keadilan masyarakatS Positivisme tela. mela.irkan .ukum dalam sketsa
matematikan menyelesaikan .ukum yang terjadi di masyarakat berdasar apa
yang tertulis dalam undang-undangn mengkristal di posisi binernya lalu
pembaca .arus mema.ami di keadaan itu dan tidak dibole.kan untuk berpikir
lainS6
ementara para .akim memutus perkara dengan teks tersebut atas
persoalan .ukum yang di.adapiS Keadilan dipeli.ara ole. peraturan .ukumn
menegakkan kebebasan manusia fundamentaln sama dan tidak dapat dicabut
.ak yang setiap manusia terla.ir adala. kondisi penting kitaS Untuk Mencapai
ini untuk mempromosikan dan melindungi kepentingan sipiln politikn ekonomin
.ak asasi manusia sosial dan budaya setiap wanitan pria dan anakS7
eperti .alnya di Indonesian .akim memutus perkara mengutamakan
.ukum tertulis sebagai sumber utamanyan kelompok-kelompok .akim yang
5
Abdul Hakim G Nusantaran “ ebua. Upaya Memutus Impunitas: Tanggung Jawab Komando
Dalam Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia”n Jurnal HAMS Vol 2S NoS 2 Nopember 2004S
6
AS ukris armadin “Membebaskan Positivisme Hukum Ke Rana. Hukum Progresif”n Jurnal
Dinamika Hukumn VolS12n NoS2n Ta.un 2012n .lmS 331
7
Prince Zeid Ra'adn Al HusseinS2017S Klatsky Endowed Lecture, Presented by the U.N. High
Commissioner for Human Rights. International Law: Case Western Reserve JournalS .lmS 242S
2
berpikir demikian dapat digolongkan sebagai aliran konservatifS 8 Produk .ukum
sendiri akan meng.asilkan formalistik dimana kepastian .ukum menjadi ikon
kebenaranS Keadilan adala. keadilan yang terdefnisi atas apa yang tertulis dan
menutup diri atas keadilan yang selama ini tidak termaktub dalam suatu teks
perundang-undanganS Teori ini mengidentikkan .ukum dengan undangundangn yaitu tidak ada .ukum di luar undang-undang dan satu-satunya
.ukum adala. undang-undangS9 Pemikiran Hukum Progresif muncul karena
ketidakpuasan dan kepri.atinan ter.adap kinerja dan kualitas penegakan
.ukum yang ada dalam masyarakatS
Hukum Progresif adala. .ukum pro keadilan dan pro rakyat n artinya
dalam ber.ukum para pelaku .ukum dituntut mengedepankan kejujurann
empatin kepedulian kepada rakyat dan ketulusan dalam penegakan .ukumS 10
Pembentukan .ukum dan konstruksi .ukum sangat diperlukan untuk dapat
memberikan rasa nyaman ter.adap masyarakat sebagai akses untuk keadilanS
Pembentukan .ukum tidak lepas dari putusan-putusan .akim (judge made law)
yang terkait dengan penegakan .ukumn sedangkan penegakan .ukum pada
.akikatnya adala. merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan-tujuan
.ukum ide-ide .ukum menjadi kenyataanS11 Penegakan .ukum konvensional
tidak selalu dapat mewujudkan nilai keadilan masyarakatn maka perlu ada
kontruksi penegakan .ukum progresif yang dapat mewujudkan nilai keadilan
yang berorientasi pada keseja.teraan dan perlindungan ter.adap Hak Asasi
ManusiaS Ide penegakan .ukum progresif la.ir dari ketidakpuasan pada praktik
ajaran ilmu .ukum positif di IndonesiaS Hukum progresif digagas sebagai solusi
dari kegagalan penerapan .ukum positif dan rasa kepri.atinan ter.adap
kualitas penegakan .ukum di Indonesia terutama sejak terjadinya reformasi
pada pertenga.an ta.un 1998S Hukum tidak .adir untuk dirinya sendiri
sebagaimana yang digagas ole. .ukum positifn melainkan untuk manusia
dalam
rangka
mencapai
keseja.teraan
dan
keba.agiaan
manusiaS
8
Lintong OS ia.aann “Peran Hakim Dalam Pemba.aruan Hukum di Indonesia”n Jurnal Hukum
dan Pembangunan, Ta.un ke 36 NoS1 Januari 2006n Jakarta: Fakultas Hukum Universitas
Indonesian .lmS 35
9
Rusli Mu.ammadn “Kajian Kritis Ter.adap Teori Hukum Positif (Positifsme)”n Jurnal Hukum
Republica, VolS 5n NoS 2n Ta.un 2006n Pekanbaru: Universitas Lancang Kuning (Unilak)n .lmS
222-223
10
Benard LS Tanyan Teori Hukum Strategi Tertib Manusia Lintas Ruang dan Generasi,
(Yogyakarta: Genta Publis.ingn 2010)n .lmS 212
11
Warassi. PS Esmin Lembaga Prana Hukum Sebuah Telaah Sosiologis, ( emarang: uryandaru
Utaman 2005)n .lmS 11
3
Progresivisme tidak ingin menjadikan .ukum sebagai teknologi yang tidak
bernuranin melakukan suatu institusi yang bermoral kemanusiaanS
12
B. Rumusan Masalah
1S Bagaimana kajian Hak Asasi Manusia dalam perspektif .ukum positif ?
2S Bagaimana kajian Hak Asasi Manusia dalam perspektif .ukum
progresif ?
C. Metode Penulisan
1. Pengumpulan Data
Metode tudi pustaka
Pengumpulan
informasi
yang
dibutu.kan
dilakukan
dengan
mencari referensi-referensi yang ber.ubungan dengan penelitian
yang dilakukann referensi dapat diperole. dari buku-bukun jurnaljurnal atau internetS
2S
umber Data
umber Data
ekundern Diperole. dari buku-buku literatur dan
jurnal ilmia.S
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Hukum Progresif
Penegakan .ukum progresif adala. menjalankan .ukum tidak sekedar
menurut kata-kata .itam-puti. perundangann melainkan menurut semangat
dan makna lebi. dalam dari undang-undang atau .ukumS 13 Penerapan .ukum
progresifn mengara.kan .ukum yang di.asilkan ole. proses legislasi n yang
cenderung
elitisn
untuk
mengara.
pada
kepentingan
keadilan
dan
keseja.teraan rakyat banyak pintu masuk bagi penerapan .ukum progresif
dalam praktik pengadilan di Indonesian secara formal tela. diberikan ole.
Undang-Undang Nomor 48 Ta.un 2009 tentang Kekuasaan Ke.akiman yang
menegaskan ba.wa kekuasaan ke.akiman bertugas untuk menegakkan
.ukum dan keadilanS Hukum progresif berbeda dengan .ukum positif.
Progresifsme .ukum mengajarkan ba.wa .ukum bukan rajan tetapi alat untuk
menjabarkan dasar kemanusiaan yang berfungsi memberikan ra.mat kepada
12
atjipto Ra.ardjon (dalam I Gede ASBSWiranatan Hukum Bangun Teori dan Telaah dalam
Impelementasinya)n 2009n .lmS 53
13
atjipto Ra.ardjon Membedah Hukum Progresif, (Jakarta: Kompasn 2006)n .lmS 6
4
dunia dan manusiaS Asumsi yang mendasari progresifsme .ukum adala.
pertama .ukum ada untuk manusia dan tidak untuk dirinya sendirin kedua
.ukum selalu berada pada status law in the making dan tidak bersifat fnaln
ketiga .ukum adala. institusi yang bermoral kemanusiaanS
Berdasar asumsi-asumsi di atas maka kriteria .ukum progresif adala.:
aS Mempunyai
tujuan
besar
berupa
keseja.teraan
dan
keba.agiaan
manusiaS
bS Memuat kandungan moral kemanusiaan yang sangat kuatS
cS Hukum progresif adala. .ukum yang membebaskan dimensi yang amat
luas yang tidak .anya bergerak pada rana. praktik melainkan juga teoriS
dS Bersifat kritis dan fungsionalS14
Konsep .ukum progresif yang dikemukakan ole.
atjipto Ra.ardjo
bilamana diartikan secara seder.ana berarti “bagaimana” membiarkan .ukum
tersebut mengalir untuk menuntaskan tugasnya mengabdi pada manusia dan
kemanusiaanS Adapun pokok-pokok pemikiran model .ukum progresif ini dapat
diuraikan sebagai berikut :
1S Hukum menolak tradisi analytical jurisprudence atau rechtsdogmatick
dan berbagi pa.am dengan aliran seperti legal realism, freirechtslehre,
sosiological
jurisprudence,
interressenjurisprudenz
di
Jermann
teori
.ukum alam dan critical legal studies.
2S Hukum menolak pendapatn ba.wa ketertiban (order)n .anya bekerja
melalui institusi-institusi kenegaraanS
3S Hukum progresif ditujukan untuk melindungi rakyat menuju kepada ideal
.ukumS
4S Hukum menolak status-quo serta tidak ingin menjadikan .ukum sebagai
teknologi yang tidak bernuranin melainkan suatu institusi yang bermoralS
5S Hukum adala. suatu institusi yang bertujuan mengantarkan manusia
kepada ke.idupan yang adiln seja.tera dan membuat manusia ba.agiaS
6S Hukum progresif adala. “.ukum yang pro rakyat” dan “ .ukum yang pro
keadilan”S
7S Asumsi dasar .ukum progresif adala.n ba.wa “.ukum adala. untuk
manusia”n bukan sebaliknyaS Berkaitan dengan .al tersebutn maka
.ukum tidak ada untuk dirinya sendirin melainkan untuk sesuatu yang
14
Ibid
5
lebi. luas dan lebi. besarS Maka setiap kali ada masala. dalam dan
dengan .ukumn .ukumla. yang ditinjau dan diperbaikin bukan manusia
yang dipaksakan untuk dimasukkan ke dalam sistem .ukumS
8S Hukum bukan merupakan suatu institusi yang absolut dan fnal
melainkan sangat bergantung pada bagaimana manusia meli.at dan
menggunakannyaS Manusiala. yang merupakan penentuS
9S Hukum selalu berada dalam proses untuk terus menjadi (law as a
process, law in the making).15
atjipto Ra.ardjo secara tegas menyampaikan .ukum progresif menolak
tradisi analytical yurisprudensi atau rechdogmateik, dan berbagai pa.am
dengan
aliran
legal
realism,
freirechtslehre,
sociological
jurisprudensi,
interesenjurisprudenze, teori .ukum alam dancritical legal studies. Hukum
progresif merupakan koreksi ter.adap kelema.an system .ukum modern yang
sarat dengan birokrasi serta ingin membebaskan diri dari dominasi suatu tipe
.ukum liberalS16
Ide utama dari .ukum progresif adala. membebaskan manusia dari
belenggu
.ukumS
Hukum
berfungsi
memberi
panduan
bukan
justru
membelenggun manusia-manusiala. yang lebi. pentingS Hukum .endaknya
mampu mengikuti perkembangan zamann mampu menjawab dengan segala
dasar di dalamnyan serta mampu melayani masyarakat dengan menyandarkan
pada aspek moralitas dari sumber daya manusia penegak .ukum itu sendiriS 17
Asas praduga tak bersala. terdapat ketentuannya dalam KUHAP dan UndangUndang NoS 48 Ta.un 2009 tentang Kekuasaan Ke.akimanS Dalam KUHAP
terdapat ketentuannya pada butir tiga bagian C yang rumusannya sebagai
berikut:
“ etiap orang yang disangkan ditangkapn dita.ann dituntut dan atau
di.adapkan di muka sidang pengadilann wajib dianggap tidak bersala.
sampai adanya putusan pengadilan yang menyatakan kesala.annya dan
memperole. kekuatan .ukum tetapS”
Berdasarkan dari ketentuan KUHAP dan Undang-Undang NoS 48 Ta.un
2009 maka dapat disimpulkan ba.wa setiap orang yang masi. disangka san
belum ada putusan pengadilan maka dianggap tidak bersala. sampai adanya
15
Romli Atmasasmitan Teori Hukum Integratif, (Yogyakarta: Genta Publis.ingn 2012)n .lmS 8889
16
atjipto Ra.ardjo., Op.Cit., .lm. 1
17
Ibid, .lmS 4
6
kekuatan .ukum tetapS Asas praduga tak bersala. secara tersirat juga terdapat
dalam didalam ketentuan Magna C.arta 1215 yang dianggap sebagai cikal
bakal la.irnya HAM dilingkup internasionalS Menurut Living Stone Half, Pasal 39
dalam Magna C.arta menentukan ba.wa:
“Tidak seorangpun bole. dikurung dirampas miliknyan dikucilkan atau
diambil nyawanyan kecuali melalui .ukuman yang sa. ole. negaranyaS”18
Hak-.ak tersangka dijamin dan dilindungi ole. undang-undang dalam
proses penanganan perkara pidanan .al ini mnunjukan ba.wa KUHAP
meng.ormati dan menjunjung tinggi .arkat dan martabat manusia dengan
memberikan perlindungan dan jaminan ter.adap .ak-.ak asasi manusia
(tersangka)S Dengan demikian diperole. jaminan ba.wa tujuan ak.ir dari
KUHAP yakni untuk menegaskan kebenaran dan keadilan secara konkrit dalam
suatu perkara pidanaS19 Perlu disadari ba.wa proses .ukum yang adil tidak
sekedar menerapkan peraturan perundang-undangann namun lebi. kepada
sikap kita dalam meng.argai .ak-.ak setiap individu (termasuk tersangka dan
terdakwa) sebagaimana terkandung dalam UUD 1945 yang menyatakan ba.wa
“kemerdekaan iala. .ak segala bangsa”S Kita pun .arus ingat ba.wa diri kitan
kita dapat mendisplinkan diri untuk tidak melakukan pelanggaran .ukumn
tetapi bukanka. kita tidak dapat bebas dari risiko menjadi seorang “tersangka”
kemudian pula “terdakwa?” disinila. letak pentingnya kita memperjuangkan
tegaknya .ak-.ak tersangka/terdakwa untuk :
aS Didengar penjelasannya;
bS Didampingi ole. penasi.at .ukum;
cS Dibuktikan kesala.annya ole. penuntut umum;
dS Dan di.adapkan pada pengadilan yang adil dan tidak berpi.akS
Pasal
27
ayat
(1)
berbunyi
“segala
warga
negara
bersamaan
kedudukannya di dalam .ukum dan pemerinta.an dan wajib menjunjung
.ukum dan pemerinta.an itu dengan tidak ada kecualinya”S Ketentuan dalam
UUD 1945 diatasn dapat ditemukan ketentuannya dalam peraturan perundangundangan sebagai berikut:
18
Mien Rukminin Perlindungan HAM melalui asas praduga tak bersalah dan asas persamaan
kedudukandalam hukum dalam sistem peradilan pidana Indonesia, (Bandung: PT Alumnin
2007)n .lmS 42
19
Anton FS Sn Wajah Peradilan Kita Kontriksi Sosial Tentang Penyimpangan Mekanisme Kontrol
dan Akuntanilitas Peradilan Pidana, (Bandung: PTS Refka Aditaman 2004)n .lmS 82
7
aS Undang-Undang NoS 48 Ta.un 2009 tentang Kekuasaan Ke.akiman Pasal
4 ayat (1) yang berbunyi :
“pengadilan mengadili menurut .ukum dengan tidak membeda-bedakan
orang”S
bS Undang-Undang NoS 8 Ta.un 1981 tentang Hukum Acara Pidana tersirat
di dalam bagian menimbang .uruf a yang berbunyi :
“ba.wa
negara
Republik
Indonesia
adala.
negara
.ukum
yang
berdasarkan atas Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945n yang
menjunjung tinggi .ak-.ak asasi menusia serta yang menjamin segala
warganegara
bersamaan
kedudukannya
di
dalam
.ukum
dan
pemerinta.an dan wajib menjunjung .ukum dan pemerinta.an itu
dengan tidak ada kecualinya”n dan penjelasan umum butir 3 .uruf a yang
berbunyi :
“perlakuan yang sama atas diri setiap orang di muka .ukum dengan
tidak mengadakan pembedaan perlakuan”S
cS Undang-Undang NoS 39 Ta.un 1999 tentang HAM Pasal 3 ayat (2) yang
berbunyi :
“setiap orang ber.ak atas pengakuann jaminann perlindungann dan
perlakuan .ukum yang adil serta mendapat kepastian .ukum dan
perlakuan yang sama di depan .ukum”n dan Pasal 5 ayat (1) yang
berbunyi :
“setiap orang diakui sebagai manusia pribadi yang ber.ak menuntut dan
memperole. perlakuan serta perlindungan yang sama sesuai dengan
martabat kemanusiaannya di depan .ukum”S
dS Undang-Undang NoS 26 Ta.un 2000 tentang Pengadilan HAMn tersirat di
dalam Pasal 10 yang berbunyi :
“dalam .al tidak ditentukan lain dalam Undang-undang inin .ukum acara
atas perkara pelanggaran .ak asasi manusia yang berat dilakukan
berdasarkan ketentuan .ukum acara pidana”S
Di dalam KUHAP terdapat 7 (tuju.) asas umum dan 3 (tiga) asas k.usus
yaitu sebagai berikut:
aS Asas umum
1) Perlakuan yang sama dimuka .ukum tanpa diskriminasi apapun;
2) Praduga tidak bersala.;
8
3) Hak untuk memperole. kompensasi (ganti rugi) dan re.abilitasi;
4) Hak untuk mendapatkan bantuan .ukum;
5) Hak ke.adiran Terdakwa dimuka pengadilan;
6) Peradilan yang bebas dan dilakukan dengan cepat dan seder.ana;
7) Peradilan yang terbuka untuk umumS
bS Asas k.usus
1) Pelanggaran atas .ak-.ak individu (penangkapann penggeleda.ann
pena.anan dan penyitaan) .arus didasarkan pada undang-undang dan
dilakukan dengan surat perinta. tertulis;
2) Hak seorang Tersangka untuk diberita.u tentang persangkaan dan
pendakwaan ter.adapnya;
3) Kewajiban pengadilan untuk mengendalikan pelaksanaan putusanputusannyaS20
etiap orang ber.ak memperole. putusan yang adil dan tidak membedabedakann
dengan
berdasarkan
fakta-fakta
yang
terbukti
di.adapan
persidanganS Menurut Mardjono Reksodiputron perlakuan yang sama di depan
.ukum tidak .arus ditafsirkan ter.adap Terdakwa yang berbeda kedudukan
atau kekayaannya tetapi .arus lebi. dari ituS Ole. karena itun disini adala.
wajib di.indarinya diskriminasi berdasarkan : “race, sex, language, religion,
national or social origin, property, borth or other status”S21 KUHAP meli.at
peradilan dalam konteks .ukum yang adil melalui asas praduga tak bersala.
dan asas kesamaan kedudukan di.adapan .ukumn dalam ketentuan di
dalamnya tela. termaktub tujuan menuju system .ukum berbasis due
preprocess lawn namun tampaknya masi. saja banyak penyelewengan kedua
asas tersebutS Indonesia benar adala. negara .ukum yang menjunjung tinggi
.ak-.ak manusia sesuai dengan pertimbangan pertama dalam Undang-Undang
Nomor 8 Ta.un 1981 tentang Hukum Acara Pidana yang berbunyi : “ba.wa
negara Republik Indonesia adala. negara .ukum yang berdasarkan atas
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945n yang menjunjung tinggi .ak-.ak
asasi
menusia
serta
yang
menjamin
segala
warganegara
bersamaan
kedudukannya di dalam .ukum dan pemerinta.an dan wajib menjunjung
.ukum dan pemerinta.an itu dengan tidak ada kecualinya”S
B. Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Hukum Positif
20
21
Mardjono Reksodiputron Op.Cit., .lmS 32-33
Mardjono Reksodiputron Op.CitSn .lmS 36
9
Dalam kaca mata aliran .ukum positifn tiada .ukum lain kecuali perinta.
penguasa atau inti aliran .ukum positif ini menyatakan ba.wa norma .ukum
adala. sa. apabila ia ditetapkan ole. lembaga atau otoritas yang berwenang
dan didasarkan pada aturan yang lebi. tinggin bukan digantungkan pada nilai
moralS Norma .ukum yang ditetapkan itu tidak lain adala. Undang-undangS
Undang-Undang adala. sumber .ukumn di luar Undang-undang bukan .ukumS
Teori .ukum positif mengakui adanya norma .ukum yang bertentangan
dengan nilai moraln tetapi .al ini tidak mengurangi keabsa.an norma .ukm
tersebutS22
ebagai cermin dari kesunggu.an negara Indonesia dalam meng.ormatin
melindungin dan memajukan HAM bagi warganegaranyan kemudian disa.kan
sejumla. UU seperti:
aS UU NoS 8/1999 tentang Kebebasan Menyatakan Pendapat;
bS UU NoS 39/1999 tentang HAM;
cS UU NoS 26/2000 tentang Pengadilan HAM;
dS Amandemen berbagai UU untuk diselaraskan dengan prinsip-prinsip
HAMn seperti UU Parpoln UU Kekuasaan Ke.akimann pencabutan Penpres
NoS 11/1963n dsbS
eS Diluncurkan Rencana Aksi Nasional HAM (RAN-HAM) dalam rangka
memberikan jaminan bagi peningkatan pemajuan dan perlindungan HAM
di Indonesia dengan mempertimbangkan nilai-nilai adat istiadatn budayan
dan agama bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD
Ta.un 1945S23
ecara normatifn .al yang cukup menggembirakan dalam perlindungan
HAM di Indonesia adala. diterbitkannya UU NoS 39/1999 tentang HAM dan UU
NoS 26/2000 tentang Pengadilan HAMS Menurut Penjelasan Umum UU NoS
39/1999n posisi .ukum UU tersebut “adala. merupakan payung dari seluru.
peraturan perundang-undangan tentang HAMS Ole. karena itun pelanggaran
baik langsung maupun tidak langsung atas HAM dikenakan sanksi pidanan
perdatan dan atau administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan”S UU NoS 39/1999 secara rinci mengatur tentang: .ak untuk .idup
dan .ak untuk tidak di.ilangkan paksa dan/atau tidak di.ilangkan nyawan .ak
22
Mu.amadn Erwinn 2012S Filsafat hukum. JakartaS Rajawali PersS .lmS 154S
Anisn Ibra.imS 2010S Telaah Yuridis Perkembangan Hukum Positif tentang Hak Asasi Manusia
(HAM) di Indonesia. Lumajang: Jurnal Hukum ArgumentumS VolS 9n NoS 2S .lmS 6S
23
10
berkeluarga dan melanjutkan keturunann .ak mengembangkan dirin .ak
memperole. keadilann .ak mengembangkan dirin .ak memperole. keadilann
.ak atas kebebasan pribadin .ak atas rasa amann .ak atas keseja.teraann .ak
turut serta dalam pemerinta.ann .ak wanitan .ak anakn dan .ak atas
kebebasan beragamaS
emua .ak itu terumus dalam Bab III di bawa. judul
HAM dan Kebebasan Dasar Manusia (Pasal 9 - Pasal 66)S24
UU NoS 39/1999 juga mengatur tentang Kewajiban Dasar ManusiaS Dalam
Pasal 69 ayat (2) dirumuskan ba.wa: “ etiap HAM seseorang menimbulkan
kewajiban dasar dan tanggung jawab untuk meng.ormati HAM orang lain
secara timbal balik serta menjadi tugas Pemerinta. untuk meng.ormatin
melindungin menegakkann dan memajukannya”S Ba.kan dalam Pasal 71
disebutkan ba.wa masala. itu bukan .anya tugas pemerinta. sajan namun
pemerinta.
wajib
dan
bertanggung
menegakkan dan memajukan HAMS
jawab
meng.ormatin
melindungin
Di samping perkembangan HAM dalam
instrumen .ukum nasional yang menggembirakan tersebutn dalam catatan
EL AM ada ironi terkait dengan legislasi HAM di tingkat daera.S EL AM
mencatatn otonomi daera. berdasarkan UU No 22/1999 yang tela. diganti
dengan UU No 32 /2004 ternyata berdampak banyaknya produk .ukum
daera.n terutama Peraturan Daera. (Perda) dianggap bermasala.S Ole. karena
itun Perda-Perda yang demikian itu perlu ada per.atian tersendiri mengingat
Perda merupakan satu kesatuan yang tidak bias dilepaskan dari sistem
peraturan perundang-undang IndonesiaS25
Pengaturan mengenai Hak Asasi Manusia tela. ada sejak di sa.kannya
Pancasila sebagai dasar pedoman negara Indonesian meskipun secara tersiratS
Baik yang menyangkut mengenai .ubungan manusia dengan Tu.an Yang
Ma.a Esan maupun .ubungan manusia dengan manusiaS Hal ini terkandung
dalam nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila yang terdapat pada pancasilaS
Dalam Undang- Undang NoS 39 ta.un 1999 tentang Ha. Asasi Manusian
pengaturan mengenai Hak Asasi Manusia ditentukan dengan berpedoman pada
deklarasi
Hak
Asasi
Manusia
Perserikatan
Bangsa
BangsaS
Konvensi
Perserikatan Bangsa Bangsa tentang peng.apusan segala bentuk diskriminasi
ter.adap wanitan konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa tentang .ak-.ak anak
dan berbagai instrumen internasional lain yang mengatur mengenai Hak Asasi
24
25
IbidS
IbidS .lmS 6-7S
11
ManusiaS Materi Undang- Undang ini tentu saja .arus disesuaikan dengan
kebutu.an .ukum masyarakat dan pembangunan .ukum nasional yang
berdasarkan pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945S26
Memper.atikan .ukum positif suatu negaran tidak dapat dilepaskan
dengan sistem .ukum yang berlaku di negara tersebutS Karena itun dasar
negara Pancasila yang terdiri atas lima silan yaitu ketu.anan Yang Ma.a Esan
kemanusiaan yang adil dan beradabn persatuan Indonesian kerakyatan yang
dipimpin ole. .ikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilann dan
keadilan sosial bagi seluru. rakyat IndonesiaS Ditamba. Pembukaan UUD 1945n
terutama alenia pertama yang menyatakan: “Kemerdekaan iala. .ak segala
bangsa serta penjaja.an .arus di.apuskan”n serta alenia kedua “kemerdekan
negara meng.antarkan rakyatrakyat merdekan bersatun adiln dan makmur”n
mengindikasikan Indonesia adala. negara demokrasin menjunjung tinggi
supremasi .ukumn serta meng.ormati/menjunjung tinggi .ak asasi manusiaS
Apa yang digariskan di dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan ara. dan
politik .ukum dalam tatanan makron kemudian diformalkan dalam bentuk
peraturan
perundangan
dioperasionalkan/dilaksanakan
ole.
ole.
lembaga
pejabat/aparat
politik/DPR
negara
dalam
dan
bentuk
peraturan pemerinta. dan peraturan lainnya sebagai pegangan para birokratS 27
Karena itun dasar negara yang tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945
yang keputusan dan pili.an bapak-bapak pendiri negara (the founding father)n
wajib menjadi pegangan setiap pemerinta.an di dalam mengisi kemerdekaann
k.ususnya yang terkait dengan .ak asasi manusiaS Hal itu terbukti dengan
pengakuan beberapa .ak mendasar tersebut dalam UUD 1945 yang menjadi
landasan konstitusional berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesian meski
UUD itu disusun dalam waktu yang singkatn dari tanggal 29 Mei sampai dengan
16 Juli (Piden 1999: 63)S Hak-.ak tersebut diantaranya adala. .ak atas
kedudukan yang sama di depan .ukum dan pemerinta.n .ak untuk menganut
agama
dan
menjalankan
ajaran
agama/kepercayaannyan
.ak
untuk
mengemukakan pendapatn .ak untuk berserikat dan berkumpuln .ak untuk
mendapatkan pendidikan dan pekerjaan yang layakn dan lain-lainS Di situla.
26
Bambangn upriyantoS 2014S Penegakan Hukum Mengenai Hak Asasi Manusia (HAM) Menurut
Hukum Positif di Indonesia. jakarta: Jurnal AL-AZHAR INDONE IA ERI PRANATA O IALS VolS 2n
NoS 3S .lmS 156S
27
Ma.syurn Efendi dan Taufanin S EvandriS 2014S HAM dalam Dinamika/Dimensi Hukum, Politik,
Ekonomi, dan Sosial. BogorS G.alia IndonesiaS .lmS 155-156S
12
jantung dan nafas perjuangan bangsan disitula. politik .ukum dan pili.an
.ukum yang tidak dapat ditawar-tawar ole. siapa pun dan pemerinta. dari
kelompok/partai manapun jugan yaitu membangun demokrasi dan penegakan
.ukumnvinito.28
ila pertama dari Pancasila adala. “Ketu.anan Yang Ma.a Esa”S
Konsekuensi lebi. lanjut iala. bagaimana kalau ada warga negara Indonesia
yang at.eis (tiidak percaya kkepada Tu.an)S Pada sila pertama ada kesan
“memaksa” ba.wa warga negara .arus ber-Tu.anS Pemaksaan kepercayaan
dikesankan bertentangan dengan prinsip kebebasan beragama dalam konsep
HAMn termasuk aliran sempalan dari mainstream agama tertentun Islam
misalnya ter.adap A.madiya.S29 Undang- Undang Dasar 1945 (yang tela.
diamandemen)n masala. mengenai Hak Asasi Manusia dicantumkan secara
k.usus dalam bab XA pasal 28A sampai dengan 28J yang merupakan .asil
amandemen kedua ta.un 2000S Pemerinta. dalam .al untuk melaksanakan
amana. yang tela. diamanatkan melalui TAP MPR tersebut di atasn di
bentukla. Undang- Undang NoS 39 ta.un 1999 tentang Hak Asasi Manusian
pada tanggal 23 eptember 1999 tela. disa.kan Undang- Undang NoS 39 ta.un
1999 tentang Hak Asasi Manusia yang mengatur beberapa .al penting yang
menyangkut Pengadilan Hak Asasi ManusiaS30
Pertaman defnisi pelanggaran Hak Asasi Manusia dideskripsikan sebagai
setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik
disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan .ukum
mengurangin meng.alangin membatasi dan atau mencabut Hak Asasi Manusia
seseorang atau kelompok orang yang dijamin ole. Undang- Undang inin dan
tidak mendapatkan atau di k.awatirkan tidak akan memperole. penyelesaian
.ukum yang adil dan benarn berdasarkan mekanisme .ukum yang berlaku
(pasal 1 ayat 6)S31
Keduan .ak untuk .idupn .ak untuk tidak dipaksan .ak kebebasan pribadin
pikiran dan .ati nuranin .ak beragaman .ak untuk tidak diperbudakn .ak untuk
diakui sebagai pribadi dan persamaan untuk tidak dituntut atas dasar .ukum
yang berlaku surut dapat di kecualikan dalam .al pelanggaran berat ter.adap
28
29
30
31
IbidS .lmS 156S
IbidS
Bambangn upriyantoS OpS CitS
IbidS
13
.ak
asasi
manusia
yang
digolongkan
ke
dalam
keja.atan
ter.adap
kemanusiaanS32
Ketigan dalam Pasal 7 dinyatakann ba.wa setiap orang ber.ak untuk
menggunakan semua upaya .ukum nasional dan forum internasional atas
semua pelanggaran .ak asasi manusia yang di jamin ole. .ukum Indonesia
ole. negara Republik Indonesia menyangkut Hak Asasi Manusia menjadi
.ukum nasionalS33
Keempatn di dalam Pasal 104 diatur tentang pengadilan Hak Asasi
Manusia sebagai berikut : Untuk mengadili pelanggaran Hak Asasi Manusia
yang berat di bentuk pengadilan dalam ayat (1) di bentuk dengan UndangUndang dalam jangka waktu paling lama 4 ta.un sebelum terbentuk
pengadilan Hak Asasi Manusia sebagai mana dimaksudkan dalam ayat (2) di
adili ole. pengadilan yang berwenangS elanjutnya Pasal 104 ayat (1) UndangUndang NoS 39 ta.un 1999 tentang Hak Asasi Manusia menyatakan ba.wa
yang berwenang mengadili pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat adala.
pengadilan Hak Asasi ManusiaS Pada tanggal 8 Oktober 1999 ditetapkan
Peraturan Pemerinta. Pengganti Undang-Undang (Perpu) NoS 1 ta.un 1999
tentang pengadilan Hak Asasi Manusia yang bertugas menyelesaikan perkara
pelanggaran Hak Asasi Manusia yang beratS Namun Peraturan Pemerinta.
Pengganti Undang-Undang NoS 1 Ta.un 1999 tentang pengadilan .ak asasi
manusia yang dinilai tidak memadain se.ingga tidak disetujui ole. Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia menjadi Undang-Undang dan ole.
karena itu Peraturan Pemerinta. Pengganti Undang-Undang tersebut di
cabutS34
Keja.atan ter.adap kemanusiaan yaitu perbuatan yang dilaksanakan
sebagai
bagian
dari
serangan
yang
meluas
ataupun
sistematik
yang
diketa.uinya ba.wa akibat serangan itu ditujukan secara langsung ter.adap
penduduk sipiln berupa pembunu.ann pemusna.ann pembudakann pengusiran
atau peminda.an penduduk secara paksan perampasan kemerdekaan atau
kebebasan
fsik
secara
sewenang-wenangn
penyiksaann
pemerkosaann
perbudakan seksualn pelacuran secara paksan pemaksaan ke.amilann sterilisasi
paksan atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setaran penganiayaan
32
33
34
IbidS
IbidS
IbidS
14
ter.adap kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan
pa.am politikn rasn kebangsaann etnisn budayan agaman jenis kelamin maupun
alasan lain yang tela. diakui secara Universal sebagai .al yang dilarang ole.
.ukum
internasionaln
peng.ilangan orang secara paksa dan keja.atan
apart.eidS Dari berbagai kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia berat yang
terjadi tela. mendorong munculnya suatu usulan untuk membantu pengadilan
Hak Asasi Manusia ad .oc untuk kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia
berat di Ace.S Permintaan Dewan Perwakilan Rakyat mengajukan usulan
kepada Presiden Republik Indonesia untuk membentuk pengadilan Hak Asasi
Manusia ad .oc tela. disampaikan ole. Menteri Ke.akiman dan Hak Asasi
ManusiaS35
aS Conto. kasus :
Nenek Mina. yang berusia 55 ta.un tak perna. menyangka perbuatan
isengnya memetik 3 bua. kakao di perkebunan milik PT Rumpun
ari Antan
(R A) akan menjadikannya sebagai pesakitan di ruang pengadilanS Kejadian ini
berawal saat Mina. sedang memanen kedelai di la.an garapannya di Dusun
idoarjon
Desa
Darmakradenann
Kecamatan
Ajibarangn
Banyumasn
Jawa
Tenga.S La.an garapan Mina. ini juga dikelola ole. PT R A untuk menanam
kakaoS Ketika sedang asik memanen kedelain mata tua Mina. tertuju pada 3
bua. kakao yang suda. ranumS Dari sekadar memandangn Mina. kemudian
memetiknya untuk disemai sebagai bibit di tana. garapannyaS
etela. dipetikn
3 bua. kakao itu tidak disembunyikan melainkan digeletakkan begitu saja di
bawa. po.on kakaoS Dan tak lama berselangn lewat seorang mandor
perkebunan kakao PT R AS Mandor itu pun bertanyan siapa yang memetik bua.
kakao ituS Dengan polosn Mina. mengaku .al itu perbuatannyaS Mina. pun
dicerama.i ba.wa tindakan itu tidak bole. dilakukan karena sama saja
mencuriS
adar perbuatannya sala.n Mina. meminta maaf pada sang mandor
dan berjanji tidak akan melakukannya lagiS 3 Bua. kakao yang dipetiknya pun
dia sera.kan kepada mandor tersebutS Mina. berpikir semua beres dan dia
kembali bekerjaS Namun dugaannya melesetS Peristiwa kecil itu ternyata
berbuntut panjangS
ebab seminggu kemudian dia mendapat panggilan
pemeriksaan dari polisiS Proses .ukum terus berlanjut sampai ak.irnya dia
35
IbidS .lmS 156-157S
15
.arus duduk sebagai seorang terdakwa kasus pencuri di Pengadilan Negeri
(PN) PurwokertoS
bS Daftar Putusan
Mina. dijerat Pasal 362 Kitab Undang-undang Hukum Pidana dengan
ancaman .ukuman enam bulan penjaraS Hakim memfonis .ukuman 1 bulan 15
.ari dengan masa percobaan selama 3 bulanS Vonis yang di.adapi Mina. tak
sebanding dengan .arga kakao yang konon dicurinyaS Harga satu kilogram
kakao basa. saat ini sekitar Rp7S500S "Itu kalau biji kakao tela. dikerok dari
bua.nyan" kata Amana. (70)n kakak Mina.S Menurut dian dari tiga butir bua.
kakao .anya meng.asilka tiga ons biji kakao basa.S "Jika dijualn .arganya
sekitar Rp2S000n" katanyaS Akan tetapi dalam dakwaan yang ditujukan kepada
Mina.n jumla. kerugiannya mencapai Rp30 ribu atau Rp10 ribu per butirS Dia
mengaku .eran ter.adap dakwaan yang ditujukan kepada adiknya karena
selama ini dalam pemberitaan di televisin banyak pelaku tindak pidana korupsi
yang menggerogoti keuangan negara ratusan juta .ingga miliaran rupia.n
.anya dituntut .ukuman maupun vonis yang ringanS
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hukum progresif merupakan konsepsi yang menjalankan .ukum tidak
sekedar menurut perundang-undangann tetapi alat untuk menjabarkan dasar
kemanusiaan yang berfungsi memberikan keadilan kepada dunia dan manusiaS
Asumsi yang mendasari progresifsme .ukum adala. pertaman .ukum ada
untuk manusia dan tidak untuk dirinya sendirin kedua .ukum selalu berada
pada status law in the making dan tidak bersifat fnaln ketiga .ukum adala.
institusi yang bermoral kemanusiaanS Ide utama dari .ukum progresif adala.
membebaskan manusia dari belenggu .ukumS Menurut .ukum progresifn
.ukum berfungsi memberi panduan bukan justru membelenggun manusiamanusiala. yang lebi. penting dan tidak terpaku pada peraturan perundangundangan yang adaS
edangakan menurut .ukum positifn norma .ukum yang
ditetapkan itu tidak lain adala. Undang-undangn dan teori .ukum positif
mengakui adanya norma .ukum yang bertentangan dengan nilai moralS
Negara Indonesia dalam meng.ormatin melindungin dan memajukan HAM bagi
16
warganegaranyan kemudian disa.kan sejumla. UU seperti: UU NoS 8/1999
tentang Kebebasan Menyatakan Pendapat; UU NoS 39/1999 tentang HAM;UU
NoS 26/2000 tentang Pengadilan HAM; Amandemen berbagai UU untuk
diselaraskan dengan prinsip-prinsip HAMn seperti UU Parpoln UU Kekuasaan
Ke.akimann pencabutan Penpres NoS 11/1963n dsbS Dan diiluncurkannya
Rencana Aksi Nasional HAM (RAN-HAM) dalam rangka memberikan jaminan
bagi peningkatan pemajuan dan perlindungan HAM di Indonesia dengan
mempertimbangkan nilai-nilai adat istiadatn budayan dan agama bangsa
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD Ta.un 1945S
DAFTAR PUSTAKA
Adjin Oemar enon 1984n KUHAP Sekarang, Jakarta: Penerbit ErlanggaS
Atmasasmitan
Romlin
2012n
Teori
Hukum
Integratif,
Yogyakarta:
Genta
Publis.ingS
Esmin Warassi. PSn 2005n Lembaga Prana Hukum Sebuah Telaah Sosiologis,
emarang: uryandaru UtamaS
FS Sn Antonn 2004n Wajah Peradilan Kita Kontriksi Sosial Tentang Penyimpangan
Mekanisme Kontrol dan Akuntanilitas Peradilan Pidana, Bandung: PTS
Refka AditamaS
Hara.apn MS Ya.yan 2000n Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP
Penyidikan dan Penuntutann Jakarta: inar GrafkaS
Lisanawatin GoS 2014n “Pendidikan Tentang Pencega.an Kekerasan Ter.adap
Perempuan Dalam Dimensi Keja.atan
iber”. Jurnal Ilmu Hukum
Pandecta VolS9 NoS1 Januari 2014n emarang: UNNE PRE
Mu.ammadn
Ruslin
2006n
Kajian
Kritis
Terhadap
Teori
S
Hukum
Positif
(Positifisme)n Jurnal Hukum Republica, VolS 5n NoS 2n Ta.un 2006n
Pekanbaru: Universitas Lancang KuningS
Muja.idinn A.madn 2007n Peradilan Satu Atap di Indonesia, Bandung: Refka
AditamaS
Nusantaran Abdul Hakim GSn 2004n “ ebua. Upaya Memutus Impunitas:
Tanggung
Jawab
Komando
Dalam
Pelanggaran
Berat
Hak
Asasi
Manusia”n Jurnal HAMS Vol 2S NoS 2 Nopember 2004S
Ra.ardjon atjipton 2006n Membedah Hukum Progresif, Jakarta: KompasS
17
Ra.ardjon
atjipton 2009n (dalam I Gede ASBSWiranatan Hukum Bangun Teori
dan Telaah dalam Impelementasinya)S
Rukminin Mienn 2007n Perlindungan HAM melalui asas praduga tak bersalah dan
asas persamaan kedudukandalam hukum dalam sistem peradilan
pidana Indonesia, Bandung: PT AlumniS
armadin AS
ukrisn 2012n “Membebaskan Positivisme Hukum Ke Rana. Hukum
Progresif”n Jurnal Dinamika Hukumn VolS12n NoS2n Ta.un 2012S
ia.aann Lintong OSn 2006n “Peran Hakim Dalam Pemba.aruan Hukum di
Indonesia”n Jurnal Hukum dan Pembangunan, Ta.un ke 36 NoS1 Januari
2006n Jakarta: Fakultas Hukum Universitas IndonesiaSUtsmann
abiann
2008n Menuju Penegakan Hukum Responsifn CtkSpertaman Yogyakarta:
Pustaka PelajarS
upriyanton Bambang Herin 2014n “Penegakan Hukum Mengenai Hak Asasi
Manusia (HAM) Menurut Hukum Positif di Indonesia”, Jurnal AL-AZHAR
INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol S 2n NoS 3n Maret 2014
Tanyan Benard LSn 2010n Teori Hukum Strategi Tertib Manusia Lintas Ruang dan
Generasi, Yogyakarta: Genta Publis.ingS
Erwinn Mu.amadS 2012S Filsafat Hukum. Jakarta: Rajawali PersS
Ibra.imn AnisSS 2010S Telaah Yuridis Perkembangan Hukum Positif tentang Hak
Asasi
Manusia
(HAM)
di
Indonesia.
Lumajang:
Jurnal
Hukum
ArgumentumS VolS 9n NoS 2S .lmS 1-13S
Efendin Ma.syur dan
S Evandrin TaufaniS 2014S HAM dalam Dinamika/Dimensi
Hukum, Politik, Ekonomi, dan Sosial. Bogor: G.alia IndonesiaS
Prince Zeid Ra'adn Al HusseinS2017S Klatsky Endowed Lecture, Presented by the
U.N. High Commissioner for Human Rights. International Law: Case
Western Reserve JournalS
18