PEMETAAN PERMUKAAN BAWAH TANAH DI TAMAN

PEMETAAN PERMUKAAN BAWAH TANAH DI TAMAN PERPUSTAKAAN
UNIVERSITAS NEGERI MALANG DENGAN METODE GEOLISTRIK POTENSIAL
DIRI
Ferum Mahendra Pranita, Markus Diantoro, Burhan Indriawan
Universitas Negeri Malang
Email: ferum.mahendra@gmail.com
Abstract: Self potential (SP) method is needed to determine the water injection flow under the soil
surface. Self potential method is appropriate to use in mapping the distribution of fluid flow
anomalies. Several self potential research applications have been done in some areas. In this
research, it is explained the research materials and procedure. Thefirstis measuring instrumnets
which is a Potential DVM (digital Voltmeter), 4 pieces of porous pot electrode, copper sulfida
solution, roll meter, cable-roll, and table form of mapping the data, and also communication tools
if needed. The second step was design the large of the overlay topograpic map which will be
surveyed and the geology map of the surveyed area.It also determines the measuring tracks in the
surveyed extent which will be used later for the reference to divide the measuring grid. The third
was calibrating each of the pair of porous pot electrode. The fourth step was to collect the
data.Theresearch which has been done in the library garden of State Univerity of Malang in East
Java is obtained the data of the scale tension value in the mV unit. This data, then was interpolated
to be self potential map. The map describes the electical caracteristic of the research area.The
collection of the data is done by space gridding 5 meters with all the 165 data. The data has the
large 35 x 5 in the left side and in the right side is 30 x 5. The space between porous pot electrode

is 5 meters. It is found that the leftside area of the library garden is potential toobtain the water
source with the water rate can fulfill the daily needs of the surrounding people. Furthermore, it is
possible to get a new water source beside the current exist water source. This new water source
shows the caracteristic of the under soil surface.
Kata kunci: potensial diri, porous pot electrode, larutan jenuh CUSO4

PENDAHULUAN
Metode Potensial Diri (Self
Potential, SP) merupakan suatu metode
survei
Geofisika
yang
dapat
dimanfaatkan untuk mengeksplorasi
sumberdaya alam bawah permukaan.
Metode
ini
didasarkan
pada
pengukuran potensial diri massa

endapan batuan dalam kerak bumi
tanpa harus menginjeksikan aruys
listrik ke dalam tanah, seperti metode
geolistrik lainnya. Metode Potensial
Diri dapat digunakan untuk mendeteksi
reservoir panas bumi, mineral logam,
air bawah tanah dan sebagainya. Selain
itu, metode ini juga dapat digunakan
untuk mendeteksi rembesan limbah cair
bawah permukaan dan analisis
geokimia (Sehah, 2011).
Potensial
diri
merupakan
tegangan statis alam yang terdapat di
permukaan bumi, akibat proses
mekanik dan elektrokimia di bawah

permukaan. Pada dasarnya potensial
diri merupakan tegangan listrik searah

(DC) yang terjadi di permukaan bumi
yang
bervariasi
secara
lambat.
Kemunculan potensial diri terkait
dengan pelapukan batuan/mineral,
variasi mineral di dalam batuan,
aktivitas biolistrik bahan organik,
gradien tekanan dan temperatur pada
permukaan cairan, serta gejala alam
lainnya.
Pada
proses
mekanik
dihasilkan potensial difusi (liquidjunction), potensial shale dan potensial
mineralisasi (Sehah, 2011).
Pada mulanya metode Potensial
Diri digunakan untuk menentukan
daerah yang mengandung mineral

logam. Selanjutnya metode ini
digunakan untuk mencari mineral
logam yang terkait dengan sulfida,
grafit, dan megnetit. Berdasarkan hal
ini, para ahli geofisika mengungkapkan
mekanisme potensial diri pada daerah

mineral. Mekanisme polarisasi listrik
spontan pada daerah mineral dapat
dipahami dari teori dikembangkan oleh
Sato dan Mooney pada tahun 1960.
Mereka mengatakan bahwa di dalam
tubuh mineral terjadi reaksi setengah
sel elektrokimia, dimana anodanya

berada di bawah permukaan air tana.
Pada anoda terjadi reaksi oksidasi
sehingga anoda merupakan sumber
arus sulfida yang berada di bawah
tanah. Sulfida mengalami oksidasi dan

reduksi yang akibat reaksi H2O dan O2
di dalam tanah (Gambar 1).

Gambar 1. Mekanisme polarisasi pada tubuh mineral.

Secara teknis prinsip kerja
metoda Potensial Diri adalag mengukur
tegangan statis alam (natural static
voltage) melalui dua buah elektroda
yang ditancapkan di permukaan bumi,
yang dihubungkan dengan Digital
Milivoltmeter. Milivoltmeter ini harus
mempunyai impedansi masukan yang
besar untuk mengabaikan arus listrik
yang berasal dari bumi selama
pengukuran.
Keunggulan
metode
Potensial Diri daripada metode
geolistrik lain adalah sangat responsif

untuk target bawah permukaan yang
bersifat konduktif seperti mineral
logam dan mineral sulfida, serta dapat
diterapkan
untuk
daerah
yang
topografinya tidah datar.
Jika
sebuah
elektroda
ditancapkan ke tanah sebagai elektroda
potensiak,
maka
resultan
gaya
elektrokimia pada bidang kontak antara
elektroda dengan tanah air akan

membentuk potensial palsu (spurious)

meski tidak ada arus yang melaluinya.
Potensial palsu ini mempunyai nilai
berbeda-beda antara satu tempat
dengan tempat yang lain, atau antara
satu tempat dengan tempat lain, atau
antara satu waktu terhaap waktu yang
lain, sehingga sangat sulit membuat
faktor koreksinya untuk mereduksi
nilai potensial ini. Konsenkuensinya
diperlukan yang bersifat non polarisasi,
sehingga nilai potensialnya tidak
dipengaruhi
oleh
arus
yang
melewatinya. Elektroda semacam ini
dapat didesain dari logam penghantar
yang dicelupkan ke dalam larutan
jenuhnya, misalnya logam Cu dalam
larutan CuSO4, logam Zn dalam larutan

ZnSO4 dan sebagainya. Logam dan
larutan tersebut dikemas dalam sebuah
container berbentuk pot berpori
(porous pot). Penggunaan pot berpori
dimaksudkan agar larutan dapat

merembes secara perlahan sehingga
membuat kontak dengan tanah.
Metode Potensial Diri yang
didesain dengan elektroda pot berpori
(porous pot) sangat tepat diterapkan
untuk penelitian panas bumi, karena
pada umumnya reservoir panas bumi
berisi fluida panas yang mengandung
mineral-mineral sulfida yang bersifat
konduktif.
Metode
potensial
diri
diperlukan untuk mengetahui jalur

komunikasi, arah aliran air injeksi di
bawah permukaan. Metode potensial
diri sangat tepat untuk digunakan
dalam memetakan distribusi anomali
yang berhubungan dengan arah dan
besaran relatif aliran fluida. Beberapa
aplikasi penelitian tentang potensial
diri yang telah dilakukan dibeberapa
daerah (Ni’matul, 2012).

a

Eksplorasi panas bumi tidak
terlepas dari konsep dasar pola aliran
air tanah dengan mempelajari pola
aliran fluida. Pola aliran fluida ini
dapat digunakan sebagai landasan
dalam rangka melihat sifat listrik aliran
panas bumi dalam hal ini metode
potensial (Self-potentials) (Maulana,

2003: 23).
METODE PENELITIAN
Pelaksanaan
penelitian
dilaksanakan 6 (enam) hari yaitu dari
tanggal 19 – 29 Mei 2013. Peralatan
yang diperlukan dalam penelitian ini,
meliputi peralatan Desain instrumen
metode Potensial Diri dengan elektroda
pot berpori (porous pot) dilakukan
pada Taman Perpustakaan UM.

b

Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian Kawasan Taman Perpustakaan UM
Malang (a) Kanan (b) Kiri
Pengambilan
data
dalam
penelitian ini dilakukan dengan

mempergunakan digital voltmeter.
Konfigurasi
elektroda
yang
dipergunakan
adalah
konfigurasi
elektroda tetap yaitu dengan menjaga
satu elektroda tetap di stasiun base atau
titik referensi, sedangkan elektroda
lainnya bergerak dari satu titik ukur ke

titik ukur lainnya menurut Gambar 2.
Pengukuran potensial diri di lapangan
meliputi 165 titik yang tersebar pada 11
lintasan dengan luasan 35 x 5 bagian
kiri dan 30 x 5 bagian kanan, jarak
antar elektroda porous 5 meter.
Peralatan yang dipelukan dalam
penelitian ini, meliputi peralatan pada
Tabel 1.

Tabel 1 Daftar Peralatan yang Digunakan Dalam Penelitian
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Nama Alat
Elektroda pot berpori, dari kawat tembaga yang dibungkus dalam
keramik gerabah dengan ukuran diameter dalam 5 cm dan panjang 10
cm.
Kabel konektor, panjang 50 cm
Kabel gulung, panjang 200 m
Capit buaya
Kristal (CuSO4) dan
Akuades (H2O)
Peta Geologi
Digital milovoltier (Impedansi tinggi)
Rol meter, panjang 100 m
Global Positions System (GPS)
Laptop atau Personal Computer (PC)
Software Excel 2003
Software Surfer versi 8
Software Matlab for Windows versi 7
Buku catatan dan alat tulis

Pada pelaksanaan penelitian,
kegiatan yang dilakukan yaitu kalibrasi
alat, pengukuran data di lapangan,
pengolahan, dan interpretasi. Secara
lengkap uraian kegiatan dalam tahap
pelaksanaan adalah sebagai berikut ini.
A. Kalibrasi Alat
Tujuan kalibrasi alat adalah
untuk memperoleh data lapangan yang
akurat. Kalibrasi elektroda non
polarisasi dilakukan dengan cara
menanam kedua elektroda ke tanah
dengan jarak yang relatif dekat (10
cm). kemudian nilai potensial diukur
dengan hasil yang diperoleh harus < 2
milivolt. Apabila nilai potensial > 2
milivolt, maka kedua elektroda pot
berpori harus dibersihkan, kemudian
diisi kembali dengan larutan CuSO4
dengan konsentrasi yang sama di antara
kedua elektroda tersebut. Hal ini akibat
elektroda pot berpori tidak bersih atau
larutan bocor (Indriana, 2007).

Jumlah
13 buah
13 buah
2 buah
30 buah
5 kilogram
2 galon
1set
2 buah
1 buah
1 buah
1 unit
1 paket
1 paket
1 paket
1 set

B. Pengukuran Data Lapangan
Pengukuran
data
pada
penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan digital milivoltmeter
yang memiliki impedansi masukan
tinggi untuk mengabaikan arus dari
bumi selama proses pengukuran.
Konfigurasi elektroda yang
dipergunakan adalah model konfigurasi
elektroda tetap yaitu dengan menjaga
satu elektroda tetap di titik referensi,
sedangkan elektroda lainnya bergerak
setiap interval tertentu sesuai arah
lintasan seperti Gambar 3. Keuntungan
konfigurasi ini adalah potensial yang
terukur selalu kontinyu terhadap titik
referensi, sehingga kesalahan nol (zero
error) antara kedua elektroda tidak
terjadi. Untuk memperoleh peta sebaran
iso-potensial di lokasi penelitian, maka
titik
pengukuran
Potensial
Diri
diusahakan disebar dalam bentuk grid
atau lintasan yang teratur.

Lintasan x
Interval x1
Gambar 3 Metode Pengambilan Data Self Potential Elektrode Tetap

C. Pengolahan Data
Data yang diperoleh dilapangan
adalah nilai potensial antara 2 elektroda
yang terbaca pada digital voltmeter.
Data potensial diri yang diperoleh di
lapangan
belumlah
menunjukkan
potensial di tempat itu, karena ada
perbedaan harga di satu titik bila diukur
secara berulang-ulang pada waktu yang
berlainan. Data yang diperoleh
dilapangan perlu dikoreksi variasi
harian, koreksi topografi dan koreksi
gangguan
(noise).
Data
yang
didapatkan dari pengukuran dirata-rata
dan dikoreksi terhadap pembacaan
awal. Dengan menganggap bahwa
lintasan daerah pengukuran datar maka
koreksi terhadap komponen topografi
tidak dilakukan. Karena komponen
potensial diri yang disebabkan oleh
adanya mineral atau geotermal adalah
komponen SPR, maka komponen
lainnya harus dipisahkan. Cara
pemisahan komponen SPR dari efekefek lokal atau noise (SPN) dilakukan
dengan
cara
smooting
data
(penghalusan data). Penghalusan data
untuk tiap lintasan dilakukan dengan
menggunakan software excel. Hasil
dari
penghalusan
data
tersebut
merupakan komponen SPR atau data
potensial diri terkoreksi.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian self
Potential yang telah dilakukan di taman
perpustakaan UM Malang Jawa timur
diperoleh data berupa nilai besaran
tegangan dalam satuan mV. Data
tersebut kemudian diinterpolasikan
menjadi peta kontur self potential yang
menggambarkan
sifat
kelistrikan
daerah penelitian. Data merupakan data
sekunder yang diambil pada tanggal 19
mei 2013 sampai 29 mei 2013, dengan
teknik griding. Pengambilan data
dilakukan dengan spasi griding 5 m
dengan jumlah data 165.
Pola kontur yang dihasilkan
dari data self potential ditampilkan
pada Gambar 4 di bawah ini.

45

J
a
r
a
k
(meter)

45

S

40

Tenggara

500
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
-50
-100
-150
-200
-250
-300
-350
-400
-450
-500
-550

35

30

25

20

15

10

BD

40

460

35

420
380

T

B

340

30

300
260
25

220
180
140

20

100

TL

60

U

20

15

-20
-60
10

-100
-140

5

5

0
0

5

10

15

20

25

30

35

Potensial (mV)

0
0

5

10

15

20

25

30

Jarak (meter)
0

5

10

15

0

20

a

5

10

15

20

b

Gambar 4 Peta Kontur Potensial Diri dari Daerah Penelitian dengan
Beberapa Interpretasi (a) Kiri dan (b) Kanan

D. Interpretasi
Data potensial diri yang telah
terkoreksi
dapat
diinterpretasikan
secara kualitatif dan kuantitatif.
Interpretasi kualitatif dilakukan dengan
mempergunakan software surfer 11.
Hasil keluaran software surfer 11
berupa peta kontur isopotensial.
Sehingga dapat disimpulkan
bahwa dari grafik data terkoreksi
lintasan 1 sampai lintasan 11 kanan dan
kiri di daerah taman perpustakaan UM,
kiri ataslah yang berpotensi untuk
memperoleh sumber mata air bawah
A. Interpretasi Kualitatif
Berdasarkan hasil pengukuran
potensial diri, diperoleh data-data
potensial dengan sebaran seperti
terlihat pada Gambar 4.1 dan 4.2 yaitu
daerah kiri dan kanan. Data potensial
diri tertinggi yang diperoleh di daerah
penelitian bagian kiri adalah 500 mV,
data terendah adalah -550 mV, dan
data rata-ratanya adalah -25 mV.
Sedangkan di daerah kanan tertinggi
adalah 460 mV, terendah adalah -100
mV, dan rata-ratanya adalah -280 mV.
Berdasarkan peta kontur isopotensial

tanah dengan kadar air yang cukup
untuk menunjang kebutuhan kehidupan
sehari-hari masyarakat sekitar. Selain
itu juga dapat dmungkinan untuk
membuka sumber mata air baru, selain
sumber mata air yang telah ada saat ini
yang menunjukkan karakteristik
bantuan bawah permukaan. Nilai self
potensial yang terukur merupakan beda
potensial dari hasil selisih tegangan
positif yang dikurangkan dengan
tegangan negatif hasil polarisasi
electron dalam batuan.

yang telah dibuat dapat diinterpretasi
bahawa daerah penelitian adalah zona
konduktif. Hal ini diindikasikan
dengan rendahnya nilai potensial diri
yang terukur, yang secara numerik
bernilai negatif (Sehah dan Sukmaji
Anom Raharjo, 2011). Zona paling
negatif ditemukan di kawasan kiri atas
atau timur hingga barat daerah
penelitian dengan nilai potensial diri
mencapai -550 mV. Hal ini
mengidikasikan bahwa di zona tersebut
kemungkinan terdapat sumber aliran

fluida sumber mata air permukaan
bawah tanah yang cukup dangkal.
Sementara itu, di bagian kiri bawah
warna kuning sampai dengan warna
merah yaitu daerah penelitian yang
nilai elevasinya (nilai ketinggiannya)
lebih tinggi memiliki sebaran nilai
potensial diri yang relatif lebih positif
dari pada bagian tengah warna hijau.
Hal
ini
mengindikasikan
atau
menunjukkan kemungkinan terjadinya
akumulasi (pengumpulan) aliran fluida
air di bawah permukaan tanah di
Taman Perpustakaan UM adalah dari
bagian kiri bawah warna kuning
sampai dengan warna merah. Aliran
fluida air permukaan bawah tanah dari
timur hingga barat warna biru, selain
diperkirakan mengikuti perubahan
topografi, ternyata juga sesuai dengan
perubahan anomali potensial diri. Hal
ini sesuai dengan hasil penelitian
(Sehah dan Sukmaji, 2011), bahwa
semakin kecil anomali potensial diri
(bernilai negatif), maka akumulasi
aliran air ke lokasi itu relatif semakin
besar.
Dapat disimpulkan bahwa dari
grafik data terkoreksi lintasan 1 sampai
lintasan 11 kanan dan kiri di daerah
taman perpustakaan UM, kiri ataslah
yang berpotensi untuk memperoleh
sumber mata air bawah tanah dengan
kadar air yang cukup untuk menunjang
kebutuhan
kehidupan
sehari-hari
masyarakat sekitar. Selain itu juga
dapat dmungkinan untuk membuka
sumber mata air baru, selain sumber
mata air yang telah ada saat ini yang
menunjukkan karakteristik bantuan
bawah permukaan. Nilai self potensial
yang terukur merupakan beda potensial
dari hasil selisih tegangan bergerak
yang dikurangkan dengan tegangan
tetap.
Dengan mengamati pola kontur
pada peta yang disajikn pada peta
kontur potensial diri daerah kiri terlihat

adanya pola menerus dari nilai-nilai
data self potensial. Pola kontur dengan
warna biru menunjukkan nilai self
potensial yang sangat rendah dengan
nilai sekitar – 550 mV sampai dengan –
300
mV.
Pola
menerus
ini
diinterpretasi sebagai daerah aliran air
sungai bawah tanah yang menurus pada
kedalaman
yang
sama,
seperti
ditunjukkan pada peta kontur potensial
diri daerah kiri atas.
Selain daerah bernilai self
potential tinggi yang ditandai oleh
kuning sampai dengan warna merah,
ada juga daerah dengan nilai self
potensial sekitar -200 mV yang
ditandai dengan warna hijau. Daerah
ini diinterpretasi sebagai daerah
resapan air tanah (ground water).
B. Interpretasi Kuantitatif
Model lempeng dua dimensi
digunakan untuk interpretasi data
potensial diri (self potential). Metode
interpretasi anomali SP model lempeng
dikembangkan oleh Sehah dan Sukmaji
pada tahun 2011. Dengan melihat data
geologi lapangan maka interpretasi SP
pada penelitian yang telah dilakukan
didasarkan pada teori Sehah dan
Sukmaji lempeng dua dimensi dengan
asumsi panjang strike-nya panjang
penemuannya atau panjang awalnya tak
berhingga. Lempeng miring yang
tertanam di tanah seperti terlihat pada
Gambar 4.3 dianggap sebagai sumber
anomali SP, yang terletak pada
kedalaman dari ujung atas (h) hingga
kedalaman ujung bawah (H) dengan
panjang lempeng (2l). Dalam sistem
koordinat kartesian, O tepat di ujung
batas lempeng, sumbu Y terletak pada
arah strike, adapun sumbu Z adalah
verikal, sudut kemiringan lempeng atau
dip (θ) diukur searah jarum jam
terhadap sumbu X positif. Selanjutnya
untuk kasus model lempeng ini nilai
potensial diri yang terukur di setiap

titik P sepanjang profil yang sejajar
dengan sumbu X, dirumuskan dengan
Rumus Potensial Diri sebagai berikut.
Vx
=
M
Ln
(R12:R22)
(4.1)
Jika R1 dan R2 pada persamaan (4.1)
dinyatakan dalam x, maka didapatkan
Rumus Potensial Diri:
Vx = M Ln [(x2 + h2) : {(x - a)2 + H2}]
(4.2)
Dimana M = [( I ρ) : (2 π)] dan α = [(H
– h) : tan θ]
Dengan I adalah rapat arus persatuan
panjang, r adalah resistivitas medium
batuan, x adalah jarak titik origin (0,0)
ke titik P, h adalah kedalaman atas
ujung lempeng, H adalah kedalaman
ujung bawah lempeng, dan θ adalah
sudut kemiringan lempeng terhadap
arah horizontal.
Jika ditentukan x0 adalah ½ jarak dari
Vmax ke Vmin, xs adalah jarak simetris
yaitu jarak dari titik origin ke titik yang
mempunyai amplitudo sama tetapi
berlainan tanda, xmax adalah jarak titik
origin ke titik yang memiliki nilai
potensial maksimum, xmin adalah
jarak titik origin ke titik yang
mempunyai
potensial
minimum,
sehingga parameter-parameter dari
lempeng yang terdiri dari kedalaman
atas (h), kedalaman bawah (H), serta
kemiringan benda anomali (θ) dapat
dihitung dari parameter x0, xs, xmax,
xmin, dengan menggunakan persamaan
H
=
(|xmax
xmin|)1/2
(4.3)
a = [(xs2 – h2) : (2x0)]
(4.4)
H
=
(xs2

a2)1/2
(4.5)
𝐻−ℎ
]
Θ
=
tan-1
[
𝑎
(4.6)
Dari uraian di atas, dibuat beberapa
garis di atas closure (tertutup) peta
kontur yang diduga sebagai sumber
anomali, hingga diperoleh beberapa

kurva profil potensial diri. Dari data
profil yang diperoleh, selanjutnya
dihitung kedalaman benda anomaly
yang diperkirakan sebagai reservoir
sumber mata air berupa lapisan batuan
yang berisi fluida air di daerah
penelitian menggunakan teori Sehah
dan Sukmaji 2011. Jumlah lintasan
yang dibuat adalah tiga buah, yaitu
lintasan AB, CD, dan EF. Model benda
anomali berupa lempeng miring yang
dapat diasumsikan sebagai lapisan
batuan bawah permukaan yang berisi
fluida air. Pemilihan model benda
anomali berupa lempeng didasarkan
atas hasil interpretasi kualitatif dan
keadaan geologi setempat. Letak
lintasan pemodelan pada peta kontur
isopotensial dapat dilihat pada Gambar
4.4. Perhitungan parameter benda
anomali (lempeng miring) dilakukan
berdasarkan persamaan 4.1 sampai
dengan 4.6 menggunakan software
excel. Sedangakan kurva profil lintasan
dan hasil perhitungan parameter benda
anomali dapat dilihat pada Gambar 4.5
sampai dengan Gambar 4.7.
KESIMPULAN
Dari hasil pengambilan data di
taman perpustakaan UM kita dapat
mengetahui kontur lingkungan dan
anomaly potensial pada daerah
tersebut, sekalipun nilai data yang dari
metode potensial diri kecil tetap
mempunyai hasil yang cukup akurat
untuk menyatakan anomali di suatu
daerah.

DAFTAR RUJUKAN
Moore, J.R., John W., Sanders John J.C., and Steven D.G. 2011.Self-Potential
Investigation Of Moraine dan Seepage. New York: Cambridge University
Press.
Indriawan, B. 2012.PemodelanKeberadaan Tanah Berongga dengan
Menggunakan Metode Geolistrik.Makalah disajikan dalam Seminar
Nasional MIPA dan Pembelajaran, Jurusan Fisika FMIPA UM, Malang,
15 Oktober.
Hamzah, M., S., Djoko, S., Wahyudi, W.P., Budi, S. 2008. Deteksi Aliran Air
Dalam Media Pemodelan Fisik Dengan Metode Self Potensial.Makalah
disajikan dalam Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II lJniversitas
Lampung, Lampung, 17-18 November.
Rizal, Achmad. 2010. Penentuan Sumber Air Dengan Menggunakan Metode
Potensial Din (Self Potensial) Di Daerah Nggunting Sentul Kabupaten
Pasuruan.Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Program Sarjana Universitas
Negeri Malang.
Sudiartono. 2007. Metode Potensial Din (Self Potential). Universitas Gadjah
Mada, Laboratorium Geofisika MIPA.
Putri, A.K. 2010.Perkiraan Kedalaman Dan Jalur Sungai Bawah Tanah Dengan
Menggunakan Potensial Diri di Daerah Karst Jawa Barat.Thesis tidak
diterbitkan. Bandung: PPS ITB.
Raharjo, S.A., Sehah. 2011. Survei Metode Self Potential Menggunakan Elektroda
Pot Berpori untuk Mendeteksi Aliran Fluida Panas Bawah Permukaan di
Kawasan Baturaden Kabupaten Banyumas Jawa Tengah, Berkala Fisika
Flux, Vol 8, No.1, Februari 2011, Hal. 7-21.
Fithria, N.I.D., Setyawan, A., Yulianto, T. 2012. IdentifIkasi Aliran Air Injeksi di
Lapangan Talang Jimar Region Sumatra Menggunakan Metode
Spontaneous Potential, Berkala Fisika, Vol 15, No.3, Juli 2012, Hal.95100.