MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN FAKULTAS BINSIS DAN EKONOMIUNIVERSITAS SURABAYA 2012

Gempuran Batik Impor asal China

Disusun Oleh :
Olivia Tanaya ( 3121009 ) / 01
Regina Dian Ismaya
Felicia Suwandi
Yunita Tiffany Laos (3123312) / 75
Febby Susanto ( 3122081 ) /17
Chritopher Tandri ( 3122181) /27
Agung Sugiharta
Elvira Panjaya ( 3123355 ) / 81
Debby Andriani

( 3123114 ) / 54

Tahun ajaran 2012 / 2013 Semester gasal
FAKULTAS BINSIS DAN EKONOMI
UNIVERSITAS SURABAYA 2012

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Indonesia mempunyai berbagai macam kebudayaan. Salah satu budaya
Indonesia yaitu batik. Batik Indonesia tidak diragukan lagi mempunyai kualitaskualitas unggulan. Penggunaan kain terbaik dan pembuatannya yang masih
tradisional merupakan daya tarik sendiri dari batik.
Namun walau batik berasal dari Indonesia, rupanya dewasa ini telah terjadi
banyak penyimpangan hingga terganggunya operasi batik lokal. Banyak rintangan
yang dihadapi Indonesia mengenai budaya batik. Salah satunya ketika budaya batik
hampir dirampas oleh Malaysia. Hal ini merupakan akibat dari kekurang
waspadaan bangsa Indonesia untuk melindungi budaya bangsanya sendiri. Setelah
terjadi perebutan budaya barulah bangsa Indonesia secara resmi mengesahkan batik
sebagai budaya Indonesia lebih tepatnya pada tanggal 2 Oktober 2009 yang
menjadi tanggal pengesahan batik sebagai budaya Indonesia. Hingga batik tidak
lagi diakui sebagai budaya milik negara lain.
Solo merupakan salah satu tempat paling berperan dalam perkembangan
batik, sehingga ada sebutan batik solo untuk kain batik dengan corak yang khas
asal solo. Batik Solo adalah batik yang paling banyak dikenal dan diminati baik
dalam negri maupun luar negri.
Namun ditengah meningkatnya permintaan terhadap batik yang sedang

populer ini ternyata batik juga dimanfaatkan kalangan produsen luar negri untuk
ikut mengambil keuntungan khususnya produsen batik asal China.
Banyaknya produsen batik China membuat banyak pedagang dan pengrajin
batik lokal resah, pasalnya, keunggulan tekstil China adalah pada bahan
baku katun. Sedangkan pada produk tekstil sintetis, mereka justru
mengimpor bahan baku dari Indonesia karena bahan baku

tersebut banyak dan murah di Indonesia. Tetapi karena biaya
produksi yang tinggi dan kondisi infrastruktur yang belum
mendukung seperti kondisi jalan yang masih buruk atau tarif
listrik yang masih tinggi menyebabkan harga produk kita masih
lebih mahal dibandingkan dengan produk China.
1.2 Rumusan Masalah
-

Bagaimana strategi pemerintah menghadapi masukknya batik impor
asal China?

BAB II
TELAAH PUSTAKA


2.1 Proteksionisme
Ada dua alasan kuat yang mendorong lahirnya kebijakan proteksionisme, yaitu
melindungi perekonomian domestik dari tindakan negara atau perusahaan asing yang tidak
adil, dan melindungi industri-industri domestik yang baru berdiri (infant industry).
Industri-industri domestik yang baru berdiri biasanya memiliki struktur biaya yang masih
tinggi, sehingga sulit bersaing dengan industri asing yang memiliki struktur biaya rendah
(karena sudah memiliki skala ekonomi yang besar).
2.1.1 Pengertian Proteksionisme
Proteksionisme merupakan kebijakan ekonomi yang membatasi perdagangan
antarnegara. Proteksi bertujuan untuk melindungi industri domestik yang sedang berada
dalam tahap perkembangan. Proteksi ini memberi kesempatan kepada industri domestik
untuk belajar lebih efisien dan memberi kesempatan kepada tenaga kerjanya utnuk
memperoleh keterampilan. Kebijakan proteksi biasanya bersifat sementara. Jika suatu saat
industri domestik dirasakan sudah cukup besar dan mampu bersaing dengan industri asing,
maka proteksi akan dicabut.
2.1.2 Tujuan Proteksionisme
Proteksionisme dilakukan oleh pemerintah karena memiliki tujuan tertentu, yaitu :
a.Memaksimalkan produksi dalam negeri.
b.Memperluas lapangan kerja.

c.Memelihara tradisi nasional.
d.Menghindari risiko yang mungkin timbul jika hanya menggantungkan diri pada satu
komoditi andalan.
e.Menjaga stabilitas nasional, yang dikhawatirkan akan terganggu jika bergantung pada
negara lain.

2.1.3 Bentuk-bentuk Hambatan Proteksionisme
Ada banyak hambatan yang digunakan sebagai instrument kebijakan proteksionis.
Hambatan itu bertujuan utnuk melindungi industri dalam negeri terhadap persaingan luar
negeri. Bentuk hambatan proteksionis dalam perdagangan luar negeri tersebut, yaitu:
Tarif
Tarif adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang diperdagangkan. Efek
kebijakan ini terlihat langsung pada kenaikan harga barang. Tarif yang paling umum
adalah tarif atas barang-barang impor atau yang biasa disebut bea impor.
Tujuan dari bea impor adalah membatasi permintaan konsumen terhadap
produkproduk impor dan mendorong konsumen menggunakan produk domestik.
Semakin tinggi tingkat proteksi suatu negara terhadap produk domestiknya, semakin
tinggi pula tarif pajak yang dikenakan. Perbedaan utama antara tarif dan proteksi
lainnya adalah bahwa tarif memberikan pemasuka kepada pemerintah sedangkan
kuota tidak.

Tarif atau Bea Masuk adalah salah satu cara untuk melindungi produksi dalam negeri
dari serbuan produk impor. Misalnya, indonesia mampu memproduksi ban mobil.
Namun, biaya produksinya lebih tinggi dari produk impor sehingga harga produk
tersebut kalah saing dengan produk impor. Kebijakan tarif terdiri 2 (dua), yaitu :
1. Kebijakan Tarif Barrier
2. Kebijakan Nontarif Barrier Adalah berbagai kebijakan perdagangan selain bea
masuk yang dapat menimbulkan distorsi sehingga mengurangi potensi manfaat
perdagangan internasional.
Macam-macam penentuan tarif atau bea masuk, yaitu:
1. bea ekspor (export duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang
diangkut menuju negara lain (di luar costum area);

2. bea transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barangbarang yang melalui batas wilayah suatu negara dengan tujuan akhir barang
tersebut negara lain;
3. bea impor (import duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barangbarang
yang masuk dalam suatu negara (tom area).
2. Kuota Kuota adalah pembatasan dalam jumlah barang yang diperdagangkan. Ada tiga
macam kuota, yaitu kuota impor, kuota produksi, dan kuota ekspor. Kuota impor adalah
pembatasan dalam jumlah barang yang diimpor, kuota produksi adalah pembatasan dalam
jumlah barang yang diproduksi, dan kuota ekspor adalah pembatasan jumlah barang yang

diekspor. Tindakan untuk membatasi atau mengurangi jumlah barang impor ada yang
diakukan secara sukarela yang disebut sebagai pembatasan ekspor sukarela (Voluntary
Export Restriction = VER). VER adalah kesepakatan antara negara pengekspor untuk
membatasi jumlah barang yang dijualnya ke negara pengimpor.
Tujuan dari kuota ekspor adalah untuk keuntungan negara pengekspor, agar dapat
memperoleh harga yang lebih tinggi. Kuota produksi bertujuan untuk mengurangi jumlah
ekspor. Dengan demikian, diharapkan harga di pasaran dunia dapat ditingkatkan.
Tujuan utama pelaksanaan kuota adalah untuk melindungi produksi dalam negeri dari
serbuan-serbuan luar negeri.
Kuota terdiri dari :
1. Absolut Quota Mengizinkan pemasukan komoditas tertentu dalam jumlah yang
ditetapkan selama jangka waktu tertentu.
2. Tarif Rate Quota Mengizinkan pemasukan barang dalam jumlah tertentu kesuatu
negara dengan tarif yang diturunkan selama jangka waktu tertentu.
Dampak kebijakan kuota bagi negara importir: a.Harga barang melambung tinggi,
b.Konsumsi terhadap barang tersebut menjadi berkurang, c.Meningktanya produksi di
dalam negeri.
Tujuan diberlakukannya kuota impor di antaranya: a.mencegah barang-barang yang
penting berada di tangan negara lain; b.untuk menjamin tersedianya barang-barang di


dalam negeri dalam proporsi yang cukup; c.untuk mengadakan pengawasan produksi serta
pengendalian harga guna mencapai stabilitas harga di dalam negeri.
Dampak kebijakan kuota bagi negara eksportir: a.Harga barang turun, b.Konsumsi
terhadap barang tersebut menjadi bertambah, c.Produksi di dalam negeri berkurang.
3. Dumping dan Diskriminasi harga Praktik diskriminasi harga secara internasional disebut
dumping, yaitu menjual barang di luar negeri dengan harga yang lebih rendah dari dalam
negeri atau bahkan di bawah biaya produksi. Kebijakan dumping dapat meningkatkan
volume perdagangan dan menguntungkan negara pengimpor, terutama menguntungkan
konsumen mereka. Namun, negara pengimpor kadang mempunyai industri yang sejenis
sehingga persaingan dari luar negeri ini dapat mendorong pemerintah negara pengimpor
memberlakukan kebijakan anti dumping (dengan tarif impor yang lebih tinggi), atau sering
disebut counterveiling duties. Hal ini dilakukan untuk menetralisir dampak subsidi ekspor
yang diberikan oleh negara lain.
Kebijakan ini hanya berlaku sementara, haraga produk akan dinaikkan sesuai dengan harga
pasar setelah berhasil merebut dan menguasai pasar internasional.
Predatory dumping dilakukan dengan tujuan untuk mematikan persaingan di luar negeri.
Setelah persaingan di luar negeri mati maka harga di luar negeri akan dinaikkan untuk
menutup kerugian sewaktu melakukan predatory dumping. Ada tiga tipe dumping, yaitu
sebagai berikut :
1. Persistent dumping.

2. Predatory dumping.
3. Sporadic dumping.
Syarat yang harus dipenuhi dalam kebijakan dumping yaitu:
1. kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar daripada luar negeri, sehingga
kurva permintaan di dalam negeri lebih inelastis dibanding kurva permintaan di
luar negeri.
2. terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen dalam negeri tidak dapat
membeli barang dari luar negeri.

1. Subsidi
Kebijakan subsidi biasanya diberika untuk menurunkan biaya produksi
barang domestik, sehingga diharapkan harga jual produk dapat lebih murah
dan bersaing di pasar internasional. Tujuan dari subsidi ekspor adalah
untuk mendorong jumlah ekspor, karena eksportir dapat menawarkan harga
yang lebih rendah. Harga jual dapat diturunkan sebesar subsidi tadi. Namun
tindakan ini dianggap sebagai persaingan yang tidak jujur dan dapat
menjurus kea rah perang subsidi. Hal ini karena semua negara ingin
mendorong ekspornya dengan cara memberikan subsidi.
6. Larangan impor
Kebijakan ini dimaksudkan untuk melarang masuknya produk-produk asing ke

dalam pasar domestik. Kebijakan ini biasanya dilakukan karena alasan politik dan
ekonomi.
2.2 Batik
Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa
mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan
malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional,
teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana
yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang
memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta
pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai
Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral
and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009. Jenis-jenis Batik Berdasarkan
Tekniknya adalah sebagai berikut :
 Batik Tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan
tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
 Batik Cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan
cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan
waktu kurang lebih 2-3 hari.

 Batik Lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada kain

putih.
BAB III
PEMBAHASAN

Globalisasi - pemberlakuan kawasan perdagangan bebas China dan
ASEAN (China-ASEAN Free Trade Area/CAFTA)
dalam pengembangan batik, pihaknya masih menemui tiga kendala.
"Pertama adalah bahan baku, yaitu kain yang diproduksi di Solo dan Bandung.
Harga kain selalu mengalami kenaikan lebih cepat dibandingkan harga jual
batik. Kedua adalah minimnya tenaga kerja muda yang mau berbisnis batik,"
urai dia.
Masalah ketiga, menurutnya adalah pemasaran. Masalah inilah yang menjadi
kendala besar, karena selama ini pemasaran utama batik ada di Jakarta dan
Solo. Namun, beberapa tahun terakhir, lanjut dia, pasar batik Indonesia mulai
tergerus pasar batik tekstil dari China.
membatasi impor
Proteksi tersebut, dijelaskan dia, bisa berbentuk pengenaan restribusi
terhadap produk batik China. Bahkan, pengenaan beban biaya produk batik
China bisa lebih besar dibandingkan produk batik lokal. proteksi terhadap barang-


barang tertentu seharusnya boleh dilakukan, misalnya, terhadap barang-barang hasil usaha
mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang mampu menghidupi jutaan pengusaha kecil
dan menengah Indonesia. Produk tekstil (batik), misalnya, kita harus memproteksinya agar
batik asal China tidak masuk karena dengan sifat produk massal, batik China dengan
gampang akan bisa mematikan industri dalam negeri.

batik printing asal China yang harganya lebih murah dibandingkan batik lokal. Selama ini,
China memang dikenal mampu memproduksi barang apa saja, termasuk batik dalam
jumlah besar. Sementara pembatik lokal tidak mampu memproduksi secara massal.

batik tulis, kemungkinan besar China tidak dapat memproduksi. Ini karena terkait hak
paten yang sudah ditetapkan UNESCO. Tapi, pasar dipastikan akan diserbu batik printing
China dengan varian motif yang mirip sama dengan yang kini diproduksi di Indonesia.
kontrak-kontrak pembelian untuk seragam pegawai dengan para perajin lokal. Sementara
sekolah-sekolah dan instansi di seluruh Indonesia, juga diwajibkan membeli batik buatan
lokal.
Semakin melonjaknya impor produk-produk China di Indonesia dapat merugikan
berbagai pihak. Seharusnya pemerintah memperketat aturan untuk impor barang untuk
mengurangi meningkatnya impor barang dari China atau luar negeri. pemerintah perlu
memproteksi produk lokal dari ancaman barang-barang impor dan membatasi investasi
asing pada sektor tertentu dengan persyaratan tertentu. Pemerintah pusat dan daerah sudah
saatnya melindungi masyarakat dari kerugian akibat membanjirnya produk asing,
khususnya dari China, sehingga tidak mengancam kelangsungan hidup dunia industri di
dalam negeri. Produk lokal yang dihasilkan pengrajin kecil dan menengah wajib diberi
perlindungan. Jika tidak maka dunia industri kita akan semakin berkabung, semakin
banyak yang tutup (gulung tikar), dan semakin meningkat jumlah pengangguran.
Kebijakan pemerintah harus selalu mendukung perkembangan industry dalam negeri
sehingga biaya produksi industry dalam negeri tidak terus melonjak. Pemerintah harus
memberi insentif dan ditunjang infrastruktur yang memadai. Selain itu pemerintah juga
harus mengupayakan industri penyangga, industri komponen dan ketersediaan bahan baku.
Sehingga konsumsi dalam negeri yang meningkat di pasar tidak mudah di isi oleh produk
china.
Seperti yang kita ketahui, batik Cina kini sudah mulai banyak dipasaran dan
konsumen cenderung lebih memilih batik Cina daripada batik local. Mengapa? Hal itu
disebebkan kualitas batik Cina tidak berbeda jauh dengan batik local sementara harga yang
ditawarkan jauh lebih murah, sehingga menyebabkan konsumen lebih memilih membeli
batik Cina daripada batik local.

Sampai saat ini pemerintah belum mengambil langkah yang cukup tegas dalam
mengatasi masalah batik Cina ini. Apabila terus dibiarkan maka dapat menyebabkan para
pengusaha batik local bias gulung tikar. Peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam kasus
ini.
Langkah-langkah yang dapat diambil pemerintah dengan cara membatasi atau bila
perlu menghentikan impor batik Cina. Dengan begitu maka para pengusaha batik local
dapat terus berkarya. Langkah lain yang dapat diambil oleh pemerintah adalah
menurunkan harga batik local sehingga para pengusaha batik local kita dapat bersaing
secara sehat dengan batik dari Cina.
Banyak penduduk kita tidak tahu apakah batik yang dibeli batik buatan local atau
buatan Cina. Maka dari itu produsen batik lokal juga harus membuat label resmi bagi
produk kerajinan batik asli, printing dan lainnya. Serta memberikan sertifikat kepada
masyarakat yang telah membeli produk batik tulis .Dengan begitu masyarakat tidak akan
tertipu jika membeli batik. Banyak penduduk kita tidak tahu apakah batik yang dibeli batik
buatan local atau buatan Cina.
Pemerintah akan melakukan proses negosiasi kembali terhadap 228 produk (pos
tarif), pemerintah berencana menetapkan beberapa kebijakan hambatan perdagangan non
tarif (non tariff barriers) sebagai 'senjatanya'. Tim antisipasi FTA Asean-China akan
dibentuk

dan

beranggotakan

perwakilan

Departemen

Perdagangan,

Departemen

Perindustrian, dan kalangan dunia usaha yang diwakili oleh Wakil Ketua Umum Kadin
Indonesia bidang Perdagangan, Distribusi, dan Logistik Benny Soetrisno.
Pemerintah juga berjanji akan melakukan Kebijakan lain, di antaranya mengurangi
biaya ekonomi tinggi melalui penyederhanaan prosedur perizinan dan mengamankan
produk dalam negeri dari persaingan tidak adil, seperti impor tidak resmi, produk tidak
sesuai standar nasional Indonesia (SNI), dan yang dijual di bawah harga normal atau
dumping, membatasi eksport energi untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri,
kebijakan fasilitas pajak, reformasi birokrasi dan perbaikan infrastruktur.
Peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam hal ini. Apabila pemerintah tidak
campur tangan maka hal terburuk yang dapat terjadi adalah batik buatan local akan punah
karena kalah bersaing dengan batik buatan Cina. Kita berharap semoga rencana
pemerintah dapat berjalan dengan lancar sehingga batik local kita dapat terus dilestarikan.

Salah satu langkah yang telah diambil pemerintah adalah dengan membuat
kebijakan hampir semua sekolah pada hari tertentu diwajibkan menggunakan batik lokal
agar generasi muda kita dapat mulai belajar menhargai dan menggunakan batik lokal.

Peran pemerntah untuk membantu para pengrajin local dalam persaingannya dengan
penjualan batik import dari cina antara lain yang pertama Menyediakan Sarana
(Pemerintah dapat menyediakan sarana dan prasarana yang memadai bagi para pengrajin
lokal agar mereka dapat memasarkan produknya dengan mudah)
Kedua, Memberikan pelatihan keterampilan (Pemerintah dapat memberikan pelatihanpelatihan bagi para pengrajin guna melatih skill atau kemampuan para pengrajin batik agar
dapat agar dapat menghasilkan produk-produk yang lebih inovatif serta lebih berkualitas)
Ketiga, ikut Serta dalam mempromosikan batik-batik local (Pemerintah dapat ikut serta
dalam mempromosikan produk tersebut, misal memesan batik dari pengrajin local untuk
pakaian seragam yang digunakan oleh Pegawai Negeri Sipil, dan mengadakan pameran
pameran batik local guna membantu para pengarajin baik-batik local dalam
mempromosikan batik buatan mereka)
Keempat Menyediakan modal (Menyediakan media perantara sepeti UKM untuk
membantu para pengrajin dalam memperoleh modal yang dibutuhkan dan memberikan
kredit untuk mendukung eksistensi para pengrajin seperti memberikan pinjaman dengan
bunga yang rendah)
Yang terakhir Mengurangi jumlah pajak (Pemerintah dapat mengurangi beban pajak
yang dikenakan terhadap produk-produk batik dalam negeri agar para pengrajin tidak
kesulitan dalam memasarkan produk mereka dan harganya dapat bersaing dengan batik
import dari cina yang saat ini terkenal lebih murah dibandingkan dengan batik lokal)
Masukknya batik impor dari Cina memang merupakan ancaman bagi pengrajin
batik lokal, karena Cina dapat memproduksi batik dengan jumlah yang banyak dan
harganya hampir 50% dibawah harga batik lokal. Batik impor dari Cina juga memiliki
corak yang variatif dan mirip dengan batik lokal. Masyarakat Indonesia seharusnya sadar
dan cermat dalam menyikapi hal ini

Pemerintah Indonesia harus bertindak tegas dalam menanggapi masukknya batik
impor dari Cina. Salah satu cara yang ditempuh pemeritah adalah mematenkan batik
sebagai warisan budaya milik Indonesia. Selain itu penetapan batik tulis Indonesia sebagai
salah satu warisan budaya dunia oleh UNESCO pada Oktober lalu, sekitar 350 motif batik
Jogja telah dipatenkan. Sehingga batik lokal khususnya batik Jogja kemudian semakin
dikenal luas di kalangan masyarakat internasional. Pematenan batik lokal juga memberikan
keuuntungan bagi Indonesia agar batik tidak dapat diklaim, dan ditiru oleh negara lain.
Batik lokal telah dipatenkan dengan kata lain, batik telah sah menjadi milik bangsa
Indonesia. Untuk itu, pengetahuan tentang batik harus diberikan kepada masyarakat untuk
agar masyarakat Indonesia turut melestarikannya. Terdapat banyak cara untuk
menghimbau masyarakat Indonesia agar lebih mencintai batik lokal,
Salah satu cara yang paling efektif adalah memberikan pelatihan membatik kepada
para generasi muda di sekolah – sekolah atau event – event tertentu adalah salah satu upaya
untuk memberikan edukasi tentang batik bagi masyarakat.
Pemerintah juga menghimbau masyarakat dengan menetapkan hari Jumat sebagai
hari untuk menggunakan batik. Para pegawai negeri juga telah menggukanan batik pada
hari- hari tertentu. Perusahaan – perusahaan juga menganjurkan para karyawannya untuk
menggunakan batik pada hari – hari tertentu. Beberapa sekolah telah melaksanakannya
dengan merombak seragam pada hari jumat dengan seragam yang bercorak batik.
Banyak masyarakat beranggapan bahwa batik itu kuno, terlebih para generasi muda
memiliki anggapan bahwa batik itu kurang modis. Kurangnya pengetauhan tentang batik
itulah yang menyebabkan masyarakat kurang mencintai batik. Padahal batik Indonesia
sangatlah beragam, coraknya bermacam- macam, ada yang moti floral, binatang dll.
warnanya pun beraneka ragam, ada yang terang dan ada yang gelap. Pemerintah juga telah
menyebutkan bahwa batik dapat digunakan ke acara semi formal atau pesta- pesta. Kini
telah banyak batik yang telah dimodifikasi dengan kain – kain lain, sehingga pakaian
berbahan batik tidaklah kuno.
Batik yang dikenal sebagai warisan budaya nusantara ini semakin perlu untuk
dikembangkan dan diupayakan agar benar-benar menjadi milik Indonesia. Batik terus
dikembangkan agar terus sesuai dengan permintaan pasar serta memahami akan makna

yang demikian luas tentang batik. "Maka tak ada kata selesai untuk mempelajari dan
mengembangkan batik, agar "batik" menjadi bagian dari kehidupan kita orang Indonesia

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Jika batik Indonesia menginginkan perkembangan dalam
industrinya maka diperlukan bantuan dari pemerintahan untuk membatasi
masuknya batik China. Selain itu masyarakat juga harus lebih konsumtif dalam
melakukan pembelian batik. Agar tidak hanya melihat dari faktor harga tetapi
juga melihat unsur kualitas.