IMPLEMENTASI PAIKEM DALAM PROSES BELAJAR

IMPLEMENTASI PAIKEM DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
Siti Nur Amalia
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Jurai Siwo Metro
E-mail: nengamalia94@gmail.com
Abstrak
Setiap dalam pembelajaran tentunya ada proses belajar mengajar, yaitu adanya timbal balik
antara pendidik dengan peserta didik atau sering disebut dengan tanya jawab. Dengan adanya timbal
balik antara pendidik dengan peserta didik maka akan terciptanya pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan yang telah ditentukan, dan berlangsung secara efektif dan efisien. Selain itu juga, dalam
proses belajar mengajar tentunya harus ada strategi atau penerapan cara belajar yang tidak mudah
membosankan, membangun ide-ide yang kreatif, serta antara pendidik dengan peserta didik harus
berperan aktif yaitu dengan mengimplementasikan PAIKEM dalam proses belajar mengajar.
Kata kunci: proses belajar mengajar dan implementasi PAIKEM
Abstrack
Each learning course, there is the learning process , namely the interrelationships between
educators with learners or often referred to frequently asked questions. Given the tradeoffs between
educators with learners then will the creation of learning in accordance with predetermined
objectives , and take place effectively and efficiently . In addition, the learning process there must
be a strategy or implementation easy way of learning that is not boring , build creative ideas , as
well as between educators with learners should play an active role is to implement PAIKEM in the
learning process .

Keywords : learning process and implementation PAIKEM
A. Pendahuluan
Keberhasilan belajar di tunjang oleh kemampuan guru dalam mengajar, maka dari itu seorang
guru dituntut harus mengembangkan strategi pembelajaran yang mengarah pada keaktifan belajar
secara optimal pada siswa, agar proses pembelajaran berjalan sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan. Untuk itu maka strategi pembelajaran yang dapat digunakan yaitu dengan menggunakan
strategi pembelajaran PAIKEM yang merupakan sinonim dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif dan Menyenangkan. Mungkin selama ini tidak ada stretegi yang sesuai yang digunakan
dalam pembelajaran, sebab hal itu di sesuaikan dengan situasi dan kondisi pembelajaran. Dalam
strategi pembelajaran ini menggambarkan keseluruhan proses belajar mengajar yang berlangsung
menyenangkan dengan melibatkan peserta didik untuk berpartisipasi secara aktif selama proses

pembelajaran. Untuk dapat mewujudkan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan tersebut, tentu
saja diperlukan ide-ide kreatif dan inovatif guru dalam memilih metode dan merancang strategi
pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilakukan dengan aktif dan menyenangkan diharapkan
lebih efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
B. Konsep PAIKEM
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan merupakan model pembelajaran yang ideal.
Dengan metode Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM),
siswa dapat mendapatkan ide-ide sendiri dalam pembelajaran berlangsung dengan pendekatan

lingkungan sekitar. Begitu pula guru dengan berbagai ide yang segar dan menarik yang dilengkapi
dengan contoh yang praktis untuk diterapkan dalam pembelajaran. Pemahaman mengenai PAIKEM
ini diharapkan dapat membantu guru memfasilitasi pembelajaran siswa dengan lebih
bermakna.1Walaupun yang diharapkan utama adalah akeaktifan dan kekreatifan peserta didiknya,
namun sebenarnya guru pun dituntut untuk aktif dan kreatif. Agar model pembelajaran ini berjalan
sesuai yang diharapkan, dalam model pembelajaran ini adalah yang dituntut aktif dan kreatif
adalah peserta didiknya, maka sudah tentu guru harus merancang pembelajaran dengan baik,
melaksanakannya, dan akhirnya menilai hasilnya.
1. Pembelajaran Aktif
pembelajaran aktif yang dimaksud bahwa dalam proses pembelajaran guru menciptakan
suasana demikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, mengamati,menanggapi,
dan menggunakan gagasan dan pendapatnya. Dalam pembelajaran aktif, guru lebih
memposisikan dirinya sebagai fasilitator pembelajaran yang mengatur sirkulasi dan jalannya
pembelajaran dengan terlebih dahulu menyampaikan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai
dalam suatu pembelajaran. Pembelajaran aktif hanya bisa terjadi bila ada partisipasi aktif peserta
didik. Demikian juga peranserta peserta didik tidak akan terjadi bilamana guru tidak aktif dan
kreatif dalam melaksanakan pembelajaran.2 Contoh dalam suatu konsep (misalnya demokrasi,
kerjasama, fotosintesa, penjumlahan, dan kebersihan) yang dijelaskan melalui ceramah
sebenarnya sangat sulit dipahami siswa karena konsep tersebut disampaikan secara abstrak. Hal
yang abstrak sulit dipahami karena tingkat berfikir anak-anak yang cenderung kongkrit atau

mencari bentuk nyata. Jika dalam mengajar guru menggunakan media seperti gambar, film,
1

NURUL ARIFAH, “implementasi pembelajaran aktif inovatif, kreatif,efektif dan
menyenangkan(PAIKEM) dalam pembelajaran akidah akhlak kelas IV A di MIN TEMPEL NGAGLIK
SLEMAN”, PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU
TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA. hlm. 14.
2
lutfiatun Ni’mah, “Implementasi Strategi Pembelajaran Aktif pada Mata Pelajaran
Qur’an Hadis di MI Islamiyah Kecitran Purwareja Klampok Banjarnegara”, Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Purwokerto.
hlm. 2.

peragaan, dan sebagainya maka konsep yang dipelajari menjadi lebih kongkrit (nyata) dan lebih
mudah dipahami anak.3
Namun, yang paling bisa membuat konsep menjadi kongkrit adalah ketika anak terlibat
dalam pengalaman langsung dan aktif menemukan sendiri dari pengalaman tersebut suatu
konsep yang menjadi tujuan pembelajaran. Misalnya, anak-anak menemukan sendiri makna dari
penjumlahan setelah mereka terlibat dalam kegiatan jumlah-menjumlah menggunakan benda
nyata (kacang merah, batu-batuan, bunga-bunga). Dalam pembelajaran ini juga perkembangan

mental dalam diri siswa akan tumbuh, sebab dengan seringnya bertanya, mengamati, dan
menggunakan gagasannya maka seorang siswa tidak takut lagi dalam bertanya maupun mencari
pengalaman sendiri dari dalam dirirnya sendiri.
2. Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran pembelajaran inovatif dapat diartikan sebagai pembelajaran yang dirancang
oleh guru, yang sifatnya baru, tidak seperti yang biasanya dilakukan, dan bertujuan untuk
menfasilitasi siswa dalam membangun sendiri dalam rangka proses perubahan perilaku ke arah
yang lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa.4 Kegiatan ini terlihat
ketika guru membuat soal - soal pertanyaan dan munculnya berbagai jawaban atau pendapat
siswa mengenai soal yang diberikan oleh guru.5
3. Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran yang kreatif adalah pembelajaran yang dapat mewadahi pikiran, gagasan,
kreativitas siswa. Peran aktif dan inovatif sangat penting bagi siswa dalam rangka pembentukan
generasi menciptakan kreatif yang mampu menghasilkan suatu karya bagi dirinya sendiri dan
orang lain. Ditinjau dari kegiatan siswa, pembelajaran yang kreatif adalah pembelajaran yang
memberikan

kesempatan

kepada


siswa

untuk

merancang,

membuat,

berkreasi

mengkomunikasikan gagasan, pendapat atau pikirannnya melalui karya tertentu, baik secara
tertulis atau tidak tertulis. 6 Pembelajaran kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan
kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa dan tipe
serta gaya belajar siswa. Selain itu siswa dikatakan aktif apabila mampu melakukan sesuatu yang
mengshilkan sebuah kegiatan baru yang diperoleh dari hasil berpikir kreatif dengan
mewujudkannya dalam bentuk sebuah hasil karya baru.
3

120.

4

Usaid Prioritas, Praktik yang Baik di Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI). hlm.

umi habibah, “Penerapan Model PAIKEM untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar Matematika Materi Pokok Bangunan Dstar pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah
Nurul Hikmah Krandon Kota TEGAL”, JURUSAN Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu
Pendidikan Univeristas Negeri Semarang. hlm. 24.
5
Angga Dwi Saputra, Suwarno Winarno, and Sri Untari, “Strategi PAIKEM pada Mata
Pelajaran PKN di SMP Negeri 20 Malang”, Universitas Negeri Malang Fakultas Ilmu Sosial
Jurusan Hukum Dan Kewarganegaraan Prodi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan. hlm.
14.
6
NURDIN, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Pendekatan PAKEM, hlm. 113.

4. Pembelajaran Efektif
pembelajaran efektif yang dimaksud adalah dengan mengelola sedemikian rupa, yaitu dengan
memberikan materi dalam proses belajar agar tercapainya pembelajaran secara optimal. Dalam
pembelajaran ini dapat membuat siswa terdorong dan mampu menerapkan kesempatan belajar

yang ada untuk menguasai kompetensi yang dipelajari. Ditinjau dari kegiatan belajar efektif
adalah pembelajaran yang menuntut guru untuk memberikan kesempatan belajar seluas-luasnya
kepada siswa agar membangun kompetensinya, yaitu dengan mengurangi metode ceramah.
Pembelajaran yang dikatakan efektif (berhasil guna) jika mencapai sasaran atau minimal
mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Serta banyak hal yang yang “didapat” oleh
siswa, bahkan gurupun pada setiap kegiatan pembelajaran mendapatkan “pengalaman baru”
sebagai hasil interaksi dua arah dengan siswanya. Agar kita tahu apakah pembelajaran di kelas
kita efektif atau tidak, setiap akhir pembelajaran perlu kita lakukan evaluasi, evaluasiyang
dimaksudkan disini bukan sekedar tes untuk siswa, tetapi sejenis “perenungan” yang dilakukan
oleh guru dan siswa (refleksi) dan didukung oleh data catatan guru, salah satunya mungkin hasil
latihan/sejenis tes lisan, tulis maupun perilaku.7
Kemudian dengan hal tersebut barulah kita simpulkan sudahkah tujuan yang kita tetapkan
telah tercapai, seberapa besar pencapaiannya, apa kekurangan dan kelebihannya serta apa
tindaklanjut dan rencana kita berikutnya, yang berupa program perbaikan dan peningkatan
kualitas pembelajaran.
5. Pembelajaran Menyenangkan
Dalam pembalajaran ini seorang guru dituntut untuk dapat menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan nyaman, aman dan tidak membuat tegang terhadap siswa atau tidak ada rasa
takut (dicemooh, dihina, dan diledek) dan tidak ada rasa khawatir ditertawakan kemampuannya.,
Dengan hal tesebut maka seorang siswa akan sering mengemukakan pendapatnya. Pembelajaran

yang menyenangkan juga ditandai dengan besarnya perhatian siswa terhadap tugas sehingga
hasil belajar (tujuan pembelajaran) meningkat. 8 Selain itu dalam jangka panjang diharapkan
siswa menjadi senang belajar untuk menciptakan sikap belajar mandiri sepanjang hayat,
sehingga dengan hal tersebut maka seorang siswa tidak akan merasa jenuh terhadap pelajaran
yang sedang di dipelajarinya, karena dalam proses pembelajarannya menimbulkan susana yang
menyenangkan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seorang guru harus menciptakan suasana belajar
sedemikian rupa, agar siswa aktif dalam bertanya, mempertanyakan dan mengungkap
gagasannya dan siswa tidak mempunyai rasa takut untuk mengutarakan pendapatnya dan
pertanyaannya. Dengan mengungkapkan gagasannya maka dari dalam diri seoarang siswa akan
7
8

Moch Muslich S, PAKEM dan Metode Iqro dalam Sains, hlm. 4.
Ibid.,hlm.4

timbul ide-ide yang kreatif. Konsep inovatif juga mengadaptasi dari model pembelajaran yang
menyenangkan. Namun dalam pembelajaran tidak hanya cukup dengan pembelajaran yang aktif
dan menyenangkan saja, tetapi harus menciptakan pembelajaran yang efektif, yaitu sesuai
dengan tujuan yang telah direncanakan.

Dari uraian di atas daapat diketahui kelebihan dan kelemahan PAIKEM sebagai berikut:
Kelebihan PAIKEM:
a.

Proses belajar mengajar menjadi proses yang menyenangkan dan bermakna.

b.

Sesuai dengan berbagai gaya belajar (visual, auditorial, dan kinestik).

c.

Menjadikan siswa memiliki keterampilan social dan keterampilan berkomunikasi.

Kelemahan PAIKEM:
a.

Membutuhkan waktu yang banyak.

b.


Guru dituntut untuk memiliki keterampilan dan kreaktivitas.

c.

Sering terjadi proses pembelajaran hanya focus kepada permainannya saja.

d.

Membutuhkan biaya yang besar.

e.

Membutuhkan persiapan yang matang.

C. Contoh Strategi Belajar Mengajar dengan Konsep PAIKEM
Berikut ini contoh strategi belajar mengajar dengan konsep PAIKEM
1. Metode Pembelajaran Kontekstual
Metode pembelajaran kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru
dalam mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata dan memotivasi siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dipelajarinya dengan kehidupan mereka

melalui

pembelajaran kontekstual diharapkan konsep-konsep materi pelajaran dapat diintegrasikan dalam
konteks kehidupan nyata dengan harapan siswa dapat memahami apa yang dipelajarinya dengan
lebih baik dan mudah.
Melalui pendekatan pembelajaran kontekstual diharapkan guru dapat menghadirkan situasi
dunia nyata ke kelas dan mendorong siswa untuk membuat dan menghubungkan pengetahuan
yang telah dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam metode
pembelajaran kontekstual ini diantaranya ada: Metode Investigation (Investigasi), Metode
Inquiry (Penemuan), Learning is Fun, Discovery Learning, Problem Based Instruction
(Pembelajaran Berbasis Masalah), Metode Pemecahan Masalah, Mind Mapping, Metode Role
Playing, dan Simulasi. Namun dalam hal ini penulis hanya akan menjelaskan 5 metode
pembelajaran kontekstual saja.

a.

Metode investigation (investigasi)
yaitu dalam metode ini melatih kemampuan menulis laporan, keterampilan berkomunikasi

dan keterampilan kerja kelompok. Melalui kegiatan investigasi tersebut, peserta didik dituntut
untuk aktif dan kreatif. Supaya kegiatan investigasi berlangsung menyenangkan, maka guru
perlu memfasilitasi topik investigasi yang menarik.9 Inti dari pembelajaran ini yaitu tergolong
dalam pembelajaran aktif dan kreatif.
Contoh penerapan metode navigasi
Belajar Biologi di lingkungan sekolah (kebun) untuk mengamati perkembangbiakan tumbuhan,
mengamati kehidupan serangga, mengklasifikasikan jenis tumbuhan dan sebagainya.
b. Metode Inquiry (penemuan)
yaitu dalam metode ini melibatkan siswa dalam proses pengumpulan data dan pengujian
hipotesis, guru membimbing untuk menemukan pengertian baru, praktek keteramipilan dan
memperoleh pengetahuan dari hasil pengalaman belajar siswa sendiri. Dalam metode
pembelajaran ini, akan menimbulkan pembelajaran secara aktif dan kreatif

karena untuk

menghasilkan pengertian baru atau mencari pengetahuan.
Contoh penerapan metode penemuan
Yaitu dengan meneliti perubahan benda yang ada disekitar rumah, seperti adanya perubahan
pada lilin yang tadinya benda padat menjadi benda cair. Dalam hai ini siswa disuruh mengamati
hal apa saja yang terjadi dalam perubahan benda tersebut.
c. Learning is fun
merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah
menanamkan hal ini dipikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas. Membangun
metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan caradiantaranya mengakomodir
setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang. 10
Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan
menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan
mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya
penyeimbangan fungsi otak kiri danotak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi
mental,diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.

9

Endang Mulyatiningsih, “Pembelajaran Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif, Dan
Menyenangkan (Paikem)”, Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga
Kependidikan. hlm. 5
10
Daud Eko Saputro, “Kiat-Kiat Guru dalam Menerapkan Paikem pada Pembelajaran
Matematika Kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah Di Kota Salatiga”, Jurusan Tarbiyah Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Salatiga.hlm.29

d.

Metode Discovery Learning
yaitu metode pemecahan masalah yang di bawah pengawasan guru, dalam hal ini guru

membimbing siswa dalam menjawab atau memecahkan masalah. Discovery Learning adalah
pembelajaran yang menggunakan metode kognitif, yaitu seorang guru di tuntut untuk lebih
kreatif dalam mengembangkan keaktifan siswa dalam menemukan pengetahuan sendiri.
Contoh dari metode Discovery Learning yaitu:
Praktik perubahan energi (kimia→panas→gerak) dan (kimia → panas → bunyi)
e. Problem Based Instruction (Pembelajaran Berbasis Masalah)
yaitu pembelajaran penyampaiannya dilakukan dengan menyajikan suatu permasalahan.
Metode pembelajaran ini dimulai dengan sebuah dialog, yaitu dengan mengajukan berbagai
pertanyaan-petanyaan dengan memfasilitasi penyelidikan yang akan diselesaikan. Dalam
pembelajaran seperti ini lebih cocok digunakan pada kelas yang kreatif atau siswa yang
mempunyai akademik yang tinggi, dibandingkan dengan siswa yang perlu tutorial dari seorang
guru. Karena dalam pembelajaran ini potensial seorang siswa sangatlah penting untuk
mengembangkan kemandirian siswa.
Contoh dari metode pembelajaran Pembelajaran Berbasis Masalah yakni:
Mempelajari fenomena terjadinya gerhana matahari dan bulan.
Dalam proses pembelajaran kontekstual, siswa akan melalui satu atau lebih daripada bentuk
pembelajaran sebagai berikut:
1) Relating (mengaitkan) yaitu belajar dalam konteks menghubungkan pengetahuan baru
dengan pengalaman hidup.
2) Experiencing (mengalami) yaitu belajar dalam konteks penemuan dan daya cipta.
3) Applying (mengaplikasikan) yaitu belajar dalam konteks bagaimana pengetahuan atau
informas dapat digunakan dalam berbagai situasi.
4) Cooperating (bekerja sama) yaitu belajar dalam konteks menghubungkan pengetahuan
baru dengan pengalaman hidup.
5) Tranfering yaitu belajar dalam konteks pengetahuan yang ada atau membina dari apa
yang sudah diketahui.11
2. Metode Pembelajaran Konvensional
a. Metode Ceramah dan Bertanya
Metode ceramah dan bertanya menjadi dasar dari semua metode pembelajaran lainnya.
Metode ceramah dan bertanya merupakan strategi dimana guru memberi presentasi lisan dan

11

Tri Winarni, “Penerapan PAIKEM pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
oleh Guru PKN SMP di Kota Surakarta”, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta, hlm. 19.

setelah guru selesai menjelaskan materi, peserta didik dituntut menanggapi atau mencatat
penjelasan guru. Supaya lebih hidup, metode ceramah dapat diselingi dengan tanya jawab.
b. Resitasi
Resitasi digunakan untuk mendiagnosis kemajuan belajar siswa. Resitasi menggunakan
pola: guru bertanya, peserta didik merespon dan guru memberi reaksi.12 Dengan
menggunakan metode ini maka seorang guru akan mengetahui sjauh mana siswa dalam
memahami materi yang telah disampaikan.
c. Praktik dan Latihan
Praktik dilakukan setelah materi dipelajari dan sebaiknya dilakukan di luar jam belajar
atau setelah guru melakukan demonstrasi. Praktik dan latihan ini menggunakan sistem
pengulangan topik-topik pembelajaran yang telah dijelaskan, yang bertujuan agar siswa
mengingat kembali materi yang telah dijelaskan.
Dari uraian di atas dapat diketahui perbedaan antara metode pembelajaran Kontekstual
dengan metode pembelajaran Konvesional
No
1

Metode Pembelajaran Kontekstual
Menyandarkan

pada

Metode Pembelajaran Konvensional

pemahaman Menyandarkan pada hafalan

makna
2

Siswa terlibat aktif dalam proses Siswa
pembelajaran

3

pasif

menerima

informasi

Pembelajaran
pengetahuan

secara

dikaitkan
yang

dengan Memberikan tumpukan informasi

yang

telah

diperoleh siswa
4

Cenderung mengintegrasikan beberapa Cenderung
bidang

5

terfokus

pada

satu

disiplin ilmu

Pelajaran dikaitkan dengan kehidupan Pelajaran bersifat teoritis
nyata atau masalh yang disimulasikan

6

Pembelajaran

terjadi

di

berbagai Pembelajaran hanya terjadi di kelas

tempat, seting dan konteks
7
8
9

Keterampilan

dikembangkan

dikembangkan

dasar pemahaman

dasar ilmiah

Perilaku dibangun atas kesadaran diri

Perilaku dibangun atas kebiasaan

Keterampilan

dikembangkan

dasar pemahaman
12

atas Keterampilan

atas

atas

Keterampilan dikembangkan atas
dasar latihan

mulyatiningsih, “Pembelajaran Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif, dan Menyenangkan
(PAIKEM)”,hlm. 15.

10

Hadiah dari perilaku baik adalah

Hadiah dari perilaku baik adalah

11

kepuasan diri yang bersifat subyektif
Perilaku baik berdasarkan motivasi

pujian atau nilai lapor
Perilaku baik berdasarkan motivasi

intrinsic

ekstrinsik

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajran dengan metode
kontekstual guru hanya sebagai fasilitatornya saja dan murid yang lebih banyak aktif dalam
proses pembelajaran serta mengembangkan keterampilannya melalui sistem pemahaman diri
sendiri atau bersifat mandiri. Sedangkan dalam pembelajaran metode konvensional, yang
beperan aktif dalam proses pembelajaran hampir sebagian adalah seorang gru, murid hanya
sebagai penerima materinya saja. Serta pengembangan keterampilan banyak dikembangkan
oleh guru.
D. SIMPULAN
Berdasarkan dari beragai penjelasan di atas. Maka penulis menyimpulkan bahwa dalam proses
pembelajaran setiap siswa mempuyai taraf daya perkembangan yang berbeda-beda. Ada yang lebih
cepat dalam menguasai materi dengan keterampilan motorik, ada yang menguasai materi lebih
cepat dengan mendengar, dan ada juga yang lebih cepat menguasai materi dengan melihat atau
membaca. Untuk itu maka tugas seorang guru harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai
jenis-jenis belajar dan suasana yang kondusif, baik eksternal maupun internal. Serta agar tujuan
pembelajaran tercapai sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, maka sistem pembelajaran yang
dipakai atau sistem yang diterapkan dalam proses pembelajaran adalah strategi pembelajaran
PAIKEM. Dalam melaksanakan strategi PAIKEM ini, maka hal yang diutamakan adalah aktivitas
siswa dalam memahami konsep dan pengetahuannya. Tugas seorang guru hanya sebagai fasilitator
atau pelengkap. Dalam strategi PAIKEM ini juga guru dituntut lebih kreatif menciptakan suasana
belajar yang nyaman serta menyenangkan bagi belajar siswa dan mampu mengembangkan
kemampuan siswa agar sistem pembelajaran berjalan secara optimal dan sesuai dengan tujuan yang
telah ditentukan.

REFERENSI

Ai Siti Saodah, “Pengaruh Pendekatan PAIKEM terhadap Hasil Belajar IPS siswa SMP
ISLAM AL-FAJAR PEMULANG”, Jurusan Pendidikan Ips Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Angga Dwi Saputra,dkk “Strategi PAIKEM pada Mata Pelajaran PKN di SMP NEGERI
20 MALANG”, Universitas Negeri Malang Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Hukum Dan
Kewarganegaraan Prodi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan.
Daud Eko Saputro, “Kiat-Kiat Guru dalam Menerapkan PAIKEM pada Pembelajaran
Matematika Kelas 2 MADRASAH IBTIDAIYAH di Kota Salatiga”, Jurusan Tarbiyah Program
Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Salatiga.
Diani Riska Sari and Mintohari, Peningkatan Hasil Beajar Siswa Sekolah Dasar pada Mata
Pelajaran IPA Melalui Strategi PAILKEM Metode Gallery Walk, vol. 2.
Endang

Mulyatiningsih,

“Pembelajaran

Aktif,

Kreatif,

Inovatif,

Efektif,

dan

Menyenangkan (PAIKEM)”, Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan.
Lutfiatun Ni’mah, “Implementasi Strategi

Pembelajaran Aktif pada Mata Pelajaran

Qur’an Hadis di MI Islamiyah Kecitran Purwareja Klampok Banjarnegara”, Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Purwokerto.
Moch Muslich S, PAKEM dan Metode Iqro dalam Sains.
Nurdin, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Pendekatan PAKEM.
Nurul

Arifah,

“implementasi

pembelajaran

aktif

inovatif,

kreatif,efektif

dan

menyenangkan(PAIKEM) dalam pembelajaran akidah akhlak kelas IV A di MIN Tempel Ngaglik
Sleman”, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Tri Winarni, “Penerapan PAIKEM pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
oleh Guru PKN SMP di Kota Surakarta”, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Umi Habibah, “Penerapan Model PAIKEM untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar Matematika Materi Pokok Bangunan Dstar pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Hikmah Krandon Kota TEGAL”, JURUSAN Peddidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu
Pendidikan Univeristas Negeri Semarang.
Usaid Prioritas, Praktik yang Baik di Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI).