ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. N UMUR 3

Makalah Seminar Kasus
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. N
UMUR 3 HARI DENGAN BBLR KOMPLIKASI IKTERUS
DI RSUD KOTA SALATIGA

Disusun oleh :
1. Elani Wibowo

(120173)

2. Indah Widi Astutik

(120257)

AKADEMI KEBIDANAN YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2014/2015

i

LEMBAR PERSETUJUAN

Makalah Seminar Kasus
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. N
UMUR 3 HARI DENGAN BBLR KOMPLIKASI IKTERUS
DI RSUD KOTA SALATIGA

Telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diseminarkan
Makalah Asuhan Kebidanan di RSUD Kota Salatiga
Tanggal 19 Maret 2015

Dipersiapkan dan disusun oleh:
1. Elani Wibowo

(120173)

2. Indah Widi Astutik

(120257)

Mengetahui,
Pembimbing Akademik


Pembimbing Lapangan

Nining Tunggal.S.S., SKM, M.PH

Tri Lestari, S.Kep

ii

LEMBAR PENGESAHAN
Makalah Seminar Kasus
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. N
UMUR 3 HARI DENGAN BBLR KOMPLIKASI IKTERUS
DI RSUD KOTA SALATIGA

Telah diseminarkan dan dipertahankan di depan penguji
Pada tanggal 19 Maret 2015
Dipersiapkan dan disusun oleh:
1. Elani Wibowo


(120173)

2. Indah Widi Astutik

(120257)

Mengetahui,
Penguji I

: Winarsih, SST, M.Kes

...................

Penguji II

: Era Revika, S.SiT, M.Kes

..................

Pembimbing Pendidikan


: Nining Tunggal.S.S., SKM, MPH ..................

Pembimbing Lapangan

: Tri Lestari, S.Kep

iii

..................

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah
ini dapat diselesaikan. Makalah Ini disusun sebagai tugas mata kuliah
Praktik Klinik Kebidanan 1 dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi
Ny. N Umur 3 Hari dengan BBLR Komplikasi Ikterus di RSUD Kota
Salatiga.”
Terimakasih disampaikan kepada:
1.


Drs. H. Hendri Soekirdi, M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan
Yogyakarta

2.

Nining Tunggal.S.S., SKM, MPH selaku Pembimbing Pendidikan
dalam penyusunan makalah ini.

3.

Tri Lestari, S.Kep, selaku Pembimbing Lapangan dalam penyusunan
makalah ini.
Tentu banyak kekurangan yang masih luput dari pencermatan kami,

semata-mata kekurangmampuan kami dalam hal bahasa ataupun penguasaan
materi. Kritik, masukan, dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh
kami demi perbaikan makalah ini.
Demikian makalah ini kami susun semoga bermanfaat bagi semua.


Yogyakarta, Maret 2015

Penulis

iv

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I: PENDAHULUAN............................................................................... 4
Latar Belakang........................................................................................ 4
Tujuan...................................................................................................... 4
BAB II: TINJAUAN TEORI............................................................................ 5
Pengertian................................................................................................ 5
Etiologi.................................................................................................... 6
Gambaran Klinis..................................................................................... 7
Manifestasi Klinis................................................................................... 8
Pencegahan Atonia Uteri......................................................................... 8
Manajemen Atonia Uteri......................................................................... 10

BAB III: TINJAUAN KASUS......................................................................... 15
BAB IV: PEMBAHASAN............................................................................... 32
BAB V: PENUTUP.......................................................................................... 34
Kesimpulan.............................................................................................. 34
Saran........................................................................................................ 34
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 35

v

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tujuan dari Millenium Development Goal’s adalah
menurunkan angka kematian bayi (MDG’s, 2003). Angka Kematian Bayi
(AKB) merupakan jumlah kematian bayi (0-11 bulan) per 1000 kelahiran
hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB menggambarkan tingkat
permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab
kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat
keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial
ekonomi (Dinkes Jawa Tengah, 2012).

AKB di Indonesia pada tahun 2012 adalah 32 kematian per 1.000
kelahiran hidup (SDKI, 2012). AKB di Jawa Tengah pada tahun 2012 sebesar
10,75/1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi di Jawa Tengah
diantaranya masalah pada neonatal seperti afiksi (sesak napas saat lahir), bayi
lahir dengan berat badan rendah serta infeksi neonatus, sedangkan AKB di
Kota Salatiga pada tahun 2012 mencapai 7,14 per 1.000 kelahiran hidup
(Dinkes Jawa Tengah, 2012).
Berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan bayi dengan berat lahir
kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi
pada bayi kurang bulan (< 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan
(intrauterine growth restriction) (Pudjiadti, 2010).
Bayi baru lahir dengan berat kurang dari 2500gr mempunyai
permasalahan yang lebih serius untuk segera mendapatkan perawatan dan
pengawasan secara intensif. Hal ini dikarenakan kondisi fisik bayi yang masih
sangat lemah, alat-alat pernafasan belum berfungsi sempurna. Hal ini
menunjukkan bahwa bayi dengan BBLR sangatlah rentan untuk terjangkitnya
suatu infeksi dan penyakit (Manuaba, 2007).
Hasil Riskesdas tahun 2013 menyatakan bahwa persentase balita (0-59
bulan) dengan BBLR sebesar 10,2%. Masalah pada bayi dengan berat lahir


6

rendah (BBLR) terutama pada prematur terjadi karena ketidakmatangan
sistem organ pada bayi tersebut. Bayi berat lahir rendah mempunyai
kecenderungan ke arah peningkatan terjadinya infeksi dan mudah terserang
komplikasi. Masalah pada BBLR yang sering terjadi adalah gangguan pada
sistem pernafasan, susunan saraf pusat, kardiovaskular, hematologi, gastro
intestinal, ginjal, termoregulasi (Profil Kesehatan Indonesia, 2013). Masalah
yang sering timbul sebagai penyulit BBLR adalah hipotermia, hipoglikemia,
hiperbilirubinemia, infeksi atau sepsis dan gangguan minum (Depkes RI,
2005).
Bayi

berat

lahir

rendah

merupakan


masalah

penting

dalam

pengelolaannya karena mempunyai kecenderungan ke arah peningkatan
terjadinya infeksi, kesukaran mengatur nafas tubuh sehingga mudah untuk
menderita hipotermia. Selain itu bayi dengan Berat Bayi Lahir Rendah
(BBLR) mudah terserang komplikasi tertentu seperti ikterus, hipoglikemia
yang dapat menyebabkan kematian. Kelompok bayi berat lahir rendah yang
dapat diistilahkan dengan kelompok resiko tinggi karena pada bayi berat lahir
rendah menunjukan angka kematian dan kesakitan yang lebih tinggi dengan
berat bayi lahir cukup (Manuaba, 2007).
Kasus BBLR di RSUD Kota Salatiga selama tahun 2014 sebanyak
14,9% bayi dari bayi yang dirawat di bangsal perinatologi, yang terdiri dari
BBLR yang dilahirkan di RSUD kota Salatiga dan BBLR yang dirujuk ke
RSUD kota Salatiga. Bayi yang meninggal sejumlah 11,85% dari keseluruhan
bayi BBLR di RSUD Kota Salatiga yaitu sebanyak 23 dari 194 bayi BBLR.

Kasus tersebut terdiri dari BBLR yang dismature maupun yang premature.
B. Tujuan
Diharapkan setelah melihat studi kasus yang ada di lapangan
mahasiswa mampu:
1. Umum
Mampu melakukan manajemen asuhan kebidanan pada kasus BBLR
dengan ikterus

7

2. Khusus
a. Mengetahui pengertian, etiologi, dan tanda dari BBLR
b. Mengetahui penatalaksanaan BBLR pada neonatus sesuai 7 langkah
Varney, yaitu:
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data bayi dengan BBLR
2. Mahasiswa mampu melakukan interpretasi data, mangkaji masalah,
serta menentukan kebutuhan pada bayi dengan BBLR
3. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa potensial pada bayi
dengan BBLR
4. Mahasiswa mampu melakukan antisipasi tindakan segera pada bayi
BBLR
5. Mahasiswa mampu

merencanakan asuhan yang akan diberikan

pada bayi BBLR
6. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan
asuhan yang telah direncanakan
7. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi sesuai dengan asuhan yang
telah diberikan
C. Manfaat
1. Bagi RSUD Kota Salatiga
Menambah suasana belajar dengan melakukan asuhan secara langsung
pada pesien dengan tetap memperhatikan Standart Operasional Prosedur
2. Bagi Institusi Akademi Kebidanan Yogyakarta
Untuk menambah referensi bacaan mahasiswa dan evaluasi pembelajaran
pratikum di lapangan
3.

Bagi Mahasiswa
a. Meningkatkan kemampuan untuk membandingkan teori dengan
praktik lapangan
b. Dapat mengetahui asuhan yang dilakukan pada bayi dengan BBLR
c. Dapat menjadikan ilmu pengetahuan sebagai dasar pengalaman
praktik di lapangan.

8

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. BBLR
1. Pengertian
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi (Prawiroharjo, 2010).
Menurut Manuaba (2007), BBLR merupakan bayi dengan berat badan
kurang dari 2500 gram terjadi karena umur kehamilan kurang dari 37
minggu, berat badan lebih rendah dengan semestinya sekalipun umur
kehamilan cukup atau karena kombinasi keduanya.
WHO (World Health Organiztion) menyatakan BBLR merupakan
bayi (neonatus) yang lahir dengan memiliki berat badan kurang dari 2500
gram atau sampai dengan 2499 gram (Hidayat, 2005).
2. Klasifikasi BBLR
Ada beberapa cara dalam mengelompokkan BBLR (Proverawati dan
Ismawati, 2010) :
a. Menurut harapan hidupnya
1) Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-2500 gram.
2) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir 10001500 gram.
3) Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir kurang
dari 1000 gram.
b. Menurut masa gestasinya
1) Prematuritas murni yaitu masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan
berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi atau
biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan
(NKB-SMK).
2) Dismaturitas yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat
badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Bayi mengalami retardasi

9

pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi kecil untuk masa
kehamilannya (KMK).
3. Etiologi
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur.
Faktor ibu yang lain adalah umur, paritas dan lain-lain. Faktor plasenta
seperti penyakit vaskuler, kehamilan kembar/ganda, serta faktor janin juga
merupakan penyebab terjadinya BBLR (IDAI, 2004). Beberapa penyebab
dari bayi dengan berat badan lahir rendah (Proverawati dan Ismawati, 2010).
a. Faktor ibu
1) Penyakit
a) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan
antepartum, preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung kemih.
b) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual,
hipertensi, HIV/AIDS, TORCH, penyakit jantung.
c) Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.
2) Ibu
a) Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah kehamilan pada usia
35 tahun.
b) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1
tahun).
c) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.
3) Keadaan sosial ekonomi
a) Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini
dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang kurang.
b) Aktivitas fisik yang berlebihan
c) Perkawinan yang tidak sah
b. Faktor janin
Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin kronik
(inklusi sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan kembar.

10

c. Faktor plasenta
Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta previa,
solusio plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik),
ketuban pecah dini.
d. Faktor lingkungan
Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat tinggal di dataran
tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.

4. Permasalahan pada BBLR
BBLR memerlukan perawatan khusus karena mempunyai permasalahan
yang banyak sekali pada sistem tubuhnya disebabkan kondisi tubuh yang
belum stabil (Surasmi, dkk, 2005). Menurut Prawirohardjo (2010), masalah
yang terjadi pada BBLR yaitu:
1) Suhu tubuh
a) Pusat pengatur napas tubuh masih belum sempurna
b) Otot bayi masih lemah
c) Kemampuan metabolisme panas masih rendah sehingga bayi dengan
BBLR perlu diperhatikan agar tidak terlalu banyak kehilangan panas
badan dan dapat dipertahankan sekitar 36,50C-37,50C.
d) Lemak kulit dan lemak coklat kurang sehingga cepat kehilangan panas
tubuh.
2) Pernafasan
a) Pusat pengatur pernafasan belum sempurna
b) Otot pernafasan dan tulang iga lemah
c) Surfaktan paru-paru masih kurang sehingga perkembangannya tidak
sempurna
d) Dapat disertai penyakit : penyakit hialin membran, mudah infeksi
paru-paru, gagal pernafasan
3) Alat pencernaan makanan
a) Penyerapan makanan masih lemah atau kurang baik karena fungsi
pencernaannya belum berfungsi sempurna

11

b) Mudah terjadi regurgitasi isi lambung dan dapat menimbulkan aspirasi
pneumonia
c) Aktivasi otot pencernaan makanan masih belum sempurna sehingga
pengosongan lambung berkurang
4) Hepar yang belum matang
Mudah menimbulkan gangguan pemecahan hiperbilirubin sehingga mudah
terjadi hiperbilirubinemi (kuning) sampai menyebabkan ikterus.
5) Ginjal yang belum matang
Kemampuan mengatur pembuangan sisa metabolisme dan air masih belum
sempurna sehingga mudah terjadi oedema.
6) Perdarahan dalam otak
a) Karena mengalami gangguan pernafasan sehingga memudahkan
terjadinya perdarahan dalam otak
b) Pembuluh darah bayi prematur masih rapuh dan mudah pecah
c) Perdarahan dalam otak memperburuk keadaan dan menyebabkan
kematian bayi.
d) Pemberian oksigen belum mampu diatur sehingga mempermudah
terjadi perdarahan dan nekrosis.
7) Gangguan Immunologik
Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya kadar Ig E.
Tabel Penilaian klinis kemungkinan komplikasi pada BBLR

Anamnesa

Pemeriksaan

Bayi
terpapar
dengan
suhu
lingkungan yang
rendah
Waktu timbulnya
kurang 2 hari

Pemeriksaan Kemungkinan
Penunjang
diagnosa
Suhu tubuh Hipotermi
kurang dari
36,50C

Menangis lemah
Kurang aktif
Malas minum
Kulit teraba dingin
Kulit
mengeras
kemerahan
Frekuensi
jantung
kurang 100x/menit
Napas pelan dan
dalm
Kejang
timbul Kejang,
tremor, Kadar
Hipoglikemia
saat lahir sampai letargi atau tidak glukosa darah
dengan hari ke 3 sadar
kurang
45
12

Riwayat
ibu
diabetes
Ikterik (kuning)
timbul saat lahir
sampai
dengan
hari ke
Berlangsung
lebih
dari
3
minggu
Riwayat infeksi
maternal
Riwayat
ibu
pengguna obat
Riwayat ikterus
pada bayi lahir
sebelumnya
Ibu tidak dapat
atau
berhasil
menyusui
Malas atau tidak
mau minum
Waktu
timbul
sejak lahir
Ibu
demam
sebelum
dan
selama persalinan
Ketuban
pecah
dini
Persalinan
dengan tindakan
Timbul asfiksia
pada saat lahir
Bayi mals minum
Timbul pada saat
lahir sampai 28
hari
Bayi KMK atau
lebih bulan
Air
ketuban
bercampur
mekonium
Lahir
dengan
riwayat asfiksia

mg/dL (2,6
mmol/L)
Kulit, konjungvitas
berwarna
kuning
pucat

Bayi kelihatan bugar

Bila
ditemukan
beberapa
temuan
ganda:
- Bayi malas minum
- Demam tinggi atau
hipotermi

Ikterus/
hiperbilirubine
mia

Kenaikkan
Masalah
berat
bayi pemberian
kurang
20 minum
gram
/hari
selama 3 hari

Laboraturium Infeksi
atau
darah:
curiga sepsis
Jumlah
leukosit
- Lekositosis
atau
lekopenia,
trombosito
penia
Bayi letargi/ kurang Gambaran
aktif
darah
tepi
Gangguan napas
(bila tersedia
Kulit ikterus
fasilitas)
Sklerema
atau
skleredema
Kejang
Lahir
dengan Pemeriksaan Sindroma
asfiksia
radiologi
aspirasi
Air
ketuban dada
(bila mekonium
bercampur dengan tersedia)
mekonium
Tali pust berwarna
kuning kehijauan
13

5. Patofisiologi pada BBLR
Patofisiologi terjadinya BBLR bergantung terhadap faktor-faktor yang
berkaitan dengan prematuritas dan IUGR. Sangat susah untuk memisahkan
secara tegas antara faktor-faktor yang berkaitan dengan IUGR dan
menyebabkan terjadinya BBLR (Rachma, 2005).
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur.
Faktor ibu yamg lain adalah umur, paritas, dan lain-lain. Faktor plasenta
seperti penyakit vaskuler, kehamilan kembar/ganda, serta faktor janin juga
merupakan penyebab terjadinya BBLR (Rachma, 2005).
6. Manifestasi Klinis pada BBLR
Manifestasi klinis yang terdapat pada bayi dengan berat badan lahir
rendah adalah sebagai berikut (Surasmi, dkk, 2005:
a. Prematuritas murni
-

BB

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124