IMPLEMENTASI KEJUJURAN DAN TANGGUNG JAWA (1)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Peradaban baru membuka wawasan masyarakat akan nilai modernisasi yang
merambat ke wilayah Indonesia pada era ini. Masuknya sistem teknologi informasi dan
komunikasi menjadi pengantar perubahan pola pikir masyarakat Indonesia. Gaya hidup
yang ditularkan budaya barat perlahan merambat ke Indonesia seperti sikap individualisme
dan hedonisme. Sikap tersebut memicu hilangnya kesadaran dalam kepedulian sosial yang
seharusnya dimiliki setiap masyarakat.
Hilangnya nilai moral tidak hanya berdampak di kalangan masyarakat tetapi juga
dalam dunia politik dan pendidikan. Koruptor contohnya. Mereka merupakan orang-orang
yang diberi amanah namun tidak mengimplementasikan nilai kejujuran dalam keseharian
mereka saat melakukan tugas. Mereka tidak bertanggung jawab dan peduli terhadap
masyarakat yang haknya telah mereka ambil. Ini merupakan sikap yang tumbuh karena
keegoisan individu.
Dalam dunia pendidikan, hilangnya nilai moral siswa atau mahasiswa yang masih
dapat ditolerir contohnya seperti mencontek saat ulangan dan tidak mengumpulkan tugas.
Adapun yang sudah tidak dapat ditolerir atau merupakan tindak kejahatan yaitu dapat
dilihat dari meningkatnya intensitas penggunaan obat-obatan terlarang di kalangan remaja,
tawuran antar pelajar dan juga pergaulan bebas.
Untuk mencegah terciptanya generasi bangsa yang tidak memiliki jiwa sosial,

perlu ditanamkan sifat kejujuran dan tanggungjawab beserta implementasinya di kehidupan
sehari-hari. Pemerintah juga telah berperan dalam hal ini yaitu dengan penanaman
pendidikan karakter di setiap pendidikan baik formal maupun non-formal.
Dengan adanya pendidikan karkter tersebut, diharapkan peserta didik yang
merupakan generasi emas bangsa bisa terhindar dari dampak negatif globalisasi dalam
konteks sosial.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kejujuran dan bagaimana implementasi nilai tersebut
dalam kehidupan sosial?
2. Apa yang dimaksud dengan tanggung jawab dan bagaimana implementasi nilai
tersebut dalam kehidupan sosial?
1.3 TUJUAN
1. Memahami apa yang dimaksud dengan kejujuran dan implementasinya dalam
kehidupan sosial.
2. Memahami apa yang dimaksud dengan tanggung jawab dan implementasinya dalam
kehidupan sosial.

BAB II

1


PEMBAHASAN
2.1 KEJUJURAN
Jujur atau kejujuran berarti apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati
nuraninya. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang
dilarang oleh agama dan hukum. Jujur berarti pula menepati janji atau menepati
kesanggupan, baik yang telah terlahir dalam kata-kata maupun yang masih dalam hati
(niat). Jadi seseorang yang tidak menepati niatnya berarti mendustai dirinya sendiri.
Apabila niat tadi telah terlahir dari kata-kata, padahal tidak ditepati, maka
kebohongannya disaksikan orang lain (Widagdho.2001:115-116).
Pada hakikatnya jujur atau kejujuran didasari oleh kesadaran moral yang tinggi,
kesadaran pengakuan akan akan adanya sama hak dan kewajiban, serta rasa takut
terhadap kesalahan atau dosa.
Adapun kesadaran moral adalah kesadaran tentang diri kita sendiri karena melihat
kita sendiri berhadapan dengan hal baik buruk. Disitu manusia dihadapkan

kepada

pilihan antara yang yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan, meskipun dapat
dilakukan.

Orang yang memiliki sifat jujur perkataannya selalu dapat dibuktikan dengan perbuatan,
dan apa yang dikatankannya sesuai dengan apa yang dipraktikannya. Dr. Marzuki, M. Ag (TT)
menyatakan bahwa sifat jujur dapat terlihat dalam berbagai bentuk, yakni:
1. Benar dalam perkataan, maksudnya seseorang harus selalu berkata benar dalam
keadaan apapun, kapanpun, dan dimanapun.
2. Benar dalam pergaulan, maksudnya dalam bergaul dengan orang lain, seseorang
dilarang menipu, bohong, khianat, dan yang sejenisnya. Dengan bekal kejujuran,
seseorang tersebut akan dapat bergaul dengan baik di masyarakat dan akan
dipercaya oleh masyarakat.
3. Benar dalam kemauan, maksudnya dengan bekal kejujuran, seseorang akan dapat
menuruti kemaunannya yang benar. Kemauan atau niat yang benar harus
dipraktikkan dengan cara-cara yang benar.
4. Benar dalam berjanji, maksudnya seseorang harus menepati janji ketika berjanj
kepada siapapun, sekalipun seseorang tersebut berjanji kepada anak kecil.

2

5. Benar dalam kenyataan, maksudnya seseorang harus menampilkan apa yang
sesungguhnya terjadi pada dirinya dan tidak membohongi masyarakat disekitarnya.
Kenyataan yang dialami harusnya ditampakkkan kepada orang lain.

Kejujuran pada dasarnya telah ada pada diri manusia. Kejujuran juga merupakan suatu hal
yang berharga yang bermanfaat untuk kehidupan saat ini maupun kehidupan yang akan datang.
Namun di zaman sekarang jarang sekali orang-orang yang benar-benar jujur. Sebaiknya sikap
jujur diajarkan pada anak mulai dari usia dini agar nantinya dapat terbiasa untuk bersikap jujur.
Manusia merupakan makhluk sosial yang dalam bentuk nyatanya pasti saling berinteraksi
satu sama lain. Dengan berinteraksi manusia akan menaruh rasa percaya dalam dirinya kepada
orang lain. Untuk itu sifat jujur perlu ditanamkan sejak dini pada diri masing-masing individu.
Dalam kehidupan bersosial manusia tidak pernah lepas dari kesalahan akan tetapi sifat jujur yang
dimiliki akan sangat membantu jika mengalami suatu masalah yang menguji kejujuran hatinya.
Penerapan sifat jujur harus dimulai sejak dini, melihat dari manfaat serta keutamaannya yang
sangat penting dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat dan menjalankan tugas yang
diembankn oleh masyarakat.
Kejujuran dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut :
1) Faktor keluarga. Keluarga adalah tempat awal seseorang bertumbuh, semua dibentuk
mulai dari keluarga (Findi, 2012). Keluarga sangat berpengaruh terhadap kejujuran. “Hal
terpenting dalam kejujuran di lingkungan keluarga adalah orangtua perlu menyampaikan
dan mencontohkan berbagai perilaku yang menunjukkan kejujuran dan integritas secara
jelas sehingga anak dapat mengambil patokan dalam menilai perilaku yang baik dan yang
buruk” Dwiputra (dikutip dalam Findi, 2012, para. 4).
2) Faktor sekolah. “Sekolah adalah agen dari sosialisasi” Berns (dikutip dalam Findi, 2012,

para. 5). Selain ketidakjujuran, di lingkungan sekolah terdapat juga kejujuran seperti
ajaran yang sudah diterapkan di dalam sekolah. Mulainya komitmen kejujuran di
lingkungan sekolah, di masa yang akan datang seseorang tersebut akan terbiasa untuk
bersikap jujur dan mengurangi kecurangan-kecurangan seperti korupsi dan sebagainya
(Findi, 2012).
3

3) Faktor masyarakat. Kejujuran di dalam masyarakat sangat berpengaruh pada seseorang.
“Kejujuran adalah hal yang sangat penting dalam hubungan dengan sesama” (Findi,
2012, para. 6). Kejujuran membuat seseorang percaya terhadap yang lain, tujuan
kejujuran di dalam masyarakat salah satunya mendapatkan penilaian dan apresiasi dari
orang lain (Findi, 2012).

Berikut ini beberapa manfaat yang diperoleh seseorang yang menerapkan nilai-nilai
kejujuran dalam kehidupannya :
1. Kejujuran merupakan kunci kepercayaan
Kejujuran adalah kunci untuk percaya. Ketika seseorang melakukan sesuatu dengan
kejujuran, berarti seseorang tersebut telah memberikan hati dan jiwa untuk hal
tersebut. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas perkerjaan yang sedang
dilakukan, tetapi juga meningkatkan ikatan yang baik dengan orang-orang sekitar.

2. Kejujuran menciptakan citra diri yang baik
Saat seseorang mulai mendapatkan kepercayaan dari orang lain, seseorang tersebut
mulai mendapatkan kesempatan untuk menciptakan image/citra diri yang baik
tentang dirinya. Memilih untuk berpegang pada kejujuran ini dapat membantu
seseorang di lingkungannya (keluarga, masyarakat, atau lingkungan kerja). Orang
yang jujur pasti dapat menerima keberhasilan ataupun kegagalan dengan cara yang
benar. Hal ini akan memberikan kesan yang baik pada orang-orang disekitarnya.
3. Kejujuran dapat membangun karakter diri
Reputasi bisa dibuat dalam sekejap tetapi karakter dibangun seumur hidup. Setiap
kejadian pada hidup seseorang dan setiap proses dalam hidup, seseorang
membangun karakternya. Jika seseorang menambahkan lapisan kejujuran untuk itu,
maka orang lain akan menganggap seseorang tersebut sebagai orang yang memiliki
nilai-nilai yang tinggi, karena kejujuran adalah yang terbaik dari semua kebaikan.
4. Kejujuran membuat seseorang lebih dihargai
Seperti telah disebutkan sebelumnya, kejujuran membawa kepercayaan dan
meningkatka karakter moral seseorang. Sebagai akibatnya, orang lain akan
menghargai sikap jujur ini. Dengan kata lain, kejujuran memungkinkan seseorang

4


untuk mendapatkan rasa hormat yang banyak dari orang lain di luar sana yang juga
menghargai karakter dan sikapnya.
5. Kejujuran membuat seseorang lebih bertanggung jawab
Ketika seseorang mengadopsi kejujuran sebagai kebijakannya, seseorang tersebut
cenderung menimbang kata-kata dan tindakannya sebelum mengatakan atau
melakukan perbuatan. Sebagai hasilnya, seseorang tersebut akan menjadi orang
yang bertanggung jawab yang peduli akan reputasi dan nilai-nilai dalam hidup.
6. Kejujuran membuat tidur lebih nyenyak
Kejujuran akan memberikan seseorang tidur yag lebih nyaman dan nyenyak.
Ketidakjujuran akan menimbulkan rasa bersalah yang menghantui sepanjang hidup
dan ada banyak orang yang terlibat dalam kebohongan putih tetapi memiliki
kesadaran dan rasa bersalah yang memungkinkan pikiran mereka terus-menerus
memikirkan hal tersebut. Dalam hal ini, kejujuran tampaknya menjadi pilihan
terbaik karena tidak hanya mmemberikan seseorang hati nurani yang bersih tetapi
juga memberikan hidup yang bebas dari stress tanpa ada kekhawatiran.
2.2 TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya, yang
disengaja maupun yang tidak sengaja. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Menurut
Ensiklopedia, tanggung jawab merupakan kewajiban dalam melakukan tugas tertentu.

Tanggung jawab adalah suatu yang menjadikan kewajiban (keharusan) untuk
dilaksanakan, dibahas dan sebagainya. (WJS. Poerwadarminto)
Menurut Drs. Suryadi MP , tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah
laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja, tanggung jawab juga
berarti berbuat sebagai perwujudaan kesadaran akan kewajiban.
Responsibility = having the character of a free moral agent capable of determining one’s
own acts; capable of deterred by consideration of sanction or consequences.
Definisi tersebut memberikan perngertian yang dititik beratkan pada:
a. Harus ada kesanggupan untuk menempatkan sikap terhadap sesuatu perbuatan.
b. Herus ada kesanggupan untuk memikul resiko dalam suatu perbuatan.

5

Bila pengertian disebut dianalisis akan kita dapati bahwa dalam kata “having the
character” itu dituntut sebagai sesuatu keharusan akan adanya pertanggung jawaban moral
karakter. Karakter yang dimaksud adalah nilai-nilai dari perbuatan. Konsekuensi selanjutnya
berarti bahwa terhadap suatu perbuatan hanya ada alternative penilaian, yaitu: tahu
bertanggung jawab, atau tidak tahu bertanggungjawab.
Dalam falsafah hidup, nilai dari tanggung jawab itu dijadikan sebagai salah satu kreteria dari
kepribadian atau personality, seseorang. Dari segi filsafat, suatu tanggung jawab itu paling

sedikit didukung oleh (tiga) unsur, yaitu:
1) Kesadaran = cosciouness
Tahu, kenal, mengerti dapat memperhitungkan arti, guna sampai kepada soal akibat dari
pada sesuatu perbuatan atau pekerjaan yangdihadapi. Seseorang baru dapat dimintai
tanggung jawab, bila ia sadar tentang apa yang diperbuatnya.
2) Kecintaan = Love, affection
cinta, suka menimbulkan rasa kepatuhan, kerelaan dan kesedihan untuk berkorban.
Contoh: cinta kepada tanah air.
3) Keberanian = courage, bravery
Berani berbuat, berani bertanggung jawab. Berani disini didorong oleh rasa keikhlasan,
tidak bersikap ragu-ragu dan takut terhadap segala macam rintangan yang timbul
kemudian sebagai konsekuensi dari tindak perbuatan. Karena adanya tanggung jawab
itulah, maka seseorang berani, juga memerlukan adanya pertimbangan-pertimbangan,
perhitungan dan kewaspadaan sebelum bertindak; jadi tidak berlaku sembrono atau
membabi buta. Dipikirkan terlebih dahulu dengan akal sehatnya.
Tanggung jawab erat kaitannya dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yang
dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan perbandingan terhadap hak, dan dapat
juga tidak mengacu kepada hak. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab
terhadap kewajibannya.
Kewajiban dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Kewajiban terbatas: kewajiban ini tanggung jawabnya diberlakukan kepada setiap
orang, sama, tidak dibeda-bedakan. Contohnya: undang-undang larangan membunuh,
mencuri, yang disampingnya dapat diadakan hukuman-hukuman.
2. Kewajiban tidak terbatas: kewajiban ini tanggung jawabnya diberlakukan kepada
semua orang. Tanggung jawab terhadap kewajiban ini nilainya lebih tinggi, sebab
dijalankan oleh suara hati, seperti: keadilan dan kebajikan.

6

Manusia yang bertanggung jawab adalah manusia yang menyatakan dirinya sendiri
baik bahwa tindakan yang dilakukannya adalah baik dalam artian sesuai dengan norma
umum, karena hak menurut seseorang belum tentu baik menurut pandangan orang lain,
atau apa yang dikatakan baik menurut dirinya ternyata ditolak oleh orang lain. Berikut
merupakan macam tanggung jawab yang dimiliki oleh manusia:

a. Tanggung jawab kepada diri sendiri
Menurut sifat dasarnya manusia adalah makhluk bermoral tatapi juga seorang pribadi. Karena
merupakan seorang pribadi maka manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, anganangan itu manusia berbuat atau bertindak,. Dalam hal ini manusia tak luput dari kesalahan,
kekeliruan, baik disengaja maupun tidak. Oleh karena itu, dalam hal ini manusia harus
bertanggung jawab atas dirinya pribadi.

b. Tanggung jawab kepada keluarga
Masyarakat kecil ialah keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada
keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga
merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan dan kehidupan.
c. Tanggung jawab kepada masyarakat
Manusia adalah makhluk sosial yang merupakan anggota masyarakat. Karena itu, dalam berpikir,
bertingkah laku, berbicara, dan sebagainya manusia terikat oleh masyarakat. Wajarlah apabila
segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
d. Tanggung jawab kepada Bangsa/Negara
Tiap manusia adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah
laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia
tidak dapat berbuat semaunya sendiri, bila perbuatan manusiaitu salah, maka ia harus
bertanggung jawab kepada negara.
e. Tanggung jawab kepada Tuhan
Sebagai ciptaan Tuhan manusia dapat mengembangkan diri sendiri dengan sarana-sarana pada
dirinya yaitu pikiran, perasaan, seluruh anggota tubuhnya, dan alam sekitarnya. Sebagai hamba
Tuhan, manusia harus bertanggung jawab atas segala perbuatan yang salah dengan istilah agama
atas segala dosanya.
7

2.3 IMPLEMENTASI
Implementasi menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah pelaksanaan;
penerapan. Jika dijelaskan lebih luas, implementasi merupakan tindakan atau pelaksanaan
yang dilakukan sesuai dengan rancangan yang telah dibuat sebelumnya.
Definisi Implementasi adalah sesuatu hal yang bermuara pada aksi, aktivitas,
tindakan, serta adanya mekanisme dari suatu sistem. Implementasi tidak hanya sekedar
aktivitas monoton belaka, tetapi merupakan sesuatu yang terencana secara baik yang
berguna untuk mencapai tujuan tertentu. (Usman, 2002)
A. Implementasi Nilai Kejujuran
Suatu hal yang penting untuk berlaku jujur dalam kehidupan sehari-hari. Kejujuran
sendiri berasal dari kata jujur, “jujur adalah ketulusan hati, tidak bohong, lurus hati, dapat
dipercaya kata-katanya dan tidak curang” (Handayani & Suryani, 2003). Jujur adalah perilaku
yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
Individu yang jujur adalah individu mampu menghargai apa yang dimiliki. Hati yang
jujur menghasilkan tindakan-tindakan yang jujur. Jika kejujuran sudah ada dan melekat pada diri
individu maka akan mendatangkan banyak hal yang positif, individu tidak akan berfikir untuk
melakukan hal yang curang.
Sejak anak usia dini seharusnya sudah diajarkan dan dibiasakan untuk berlaku jujur. Jika
hal ini diterapkan maka kejujuran akan melekat di dalam dirinya dan akan menjadi dasar kelak
dia akan bertindak di kemudian hari.
“Kejujuran adalah dasar dari komunikasi yang efektif dan hubungan yang sehat” (Kelly,
2003/2005). Ini membuktikan bahwa kejujuran sangat penting, supaya hubungan anak dan
keluarga dapat terjalin dengan harmonis. Kejujuran juga akan menciptakan komunikasi yang
baik antara orang tua dan anak dan akan terciptanya rasa kepercayaan. Anak adalah pribadi yang
masih bersih dan peka terhadap ransangan-ransangan yang berasal dari lingkungan luar. Dengan
8

demikian, pada masa anak sangat ideal untuk orang tua menanamkan nilai kejujuran pada anakanaknya

1. Implementasi Nilai Kejujuran dalam Keluarga
-

Mengakui kesalahan dan meminta maaf.

-

Meminta ijin kepada ayah dan ibu jika keluar rumah.

-

Menggunakan jatah uang dengan semestinya.

2. Implementasi Nilai Kejujuran dalam Lingkup Sekolah
-

Tidak mencontek saat ulangan atau ujian

-

Bertanya kepada guru jika belum mengerti

-

Meminta ijin jika ingin meminjam barang kepada teman

3. Implementasi Nilai Kejujuran dalam Lingkup Masyarakat
-

Mengembalikan barang temuan yang ditemukan

-

Tidak berlaku curang saat bermain

-

Tidak mengambil barang milik tetangga

-

Jika berjanji harus ditepati

B. Implementasi Nilai Tanggungjawab
Tujuan manusia berjuang itu untuk memenuhi keperluannya sendiri, atau
untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia menghadapi manusia lain dalam
masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu, manusia
juga menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan, yaitu kekuasaan
Tuhan. Dengan demikian, tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan
manusia atau hubungan yang dibuatnya atas dasar ini, lalu dikenal penerapan
tanggung jawab.

9

a. Implementasi Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri
Sebagai manusia yang beradab, mau tidak mau harus memiliki sikap tanggung
jawab, terutama tanggung jawab kepada diri sendiri. Jika seseorang tidak dapat
bertanggung jawab atas dirinya sendiri akan sulit untuk menjadi manusia semestinya,
yaitu sebagai makhluk sosial. Contoh dari implementasi tanggungjawab terhadap diri
sendiri yaitu :
1. Kita menjadi seorang mahasiswa bertanggung jawab menjadi seorang mahasiswa
yang berusaha belajar di kampus untuk meraih gelar sarjana.
2. Ketika kita salah dalam berucap kepada orang lain, dengan kesadaran sendiri kita
meminta maaf atas kesalahan kita
3. Kita selalu menjaga kebersihan diri kita, dengan mandi dan mencuci tangan sebelum
makan
b. Implementasi Tanggung Jawab Terhadap Keluarga
Untuk menjadi seseorang yang peduli kepada kehidupan sosial, selain bisa
bertanggung jawab atas dirinya sendiri, seseorang tersebut harus bertanggung jawab ke
tingkat yang lebih tinggi yaitu keluarga. Contoh implementasi nilai tanggung jawab
terhadap keluarga yaitu:
1. Ayah sebagai kepala keluarga harus menafkahi keluarganya
2. Seorang anak yang selalu mematuhi perintah orang tua
3. Orang tua memberikan pendidikan untuk anak-anaknya
4. Anak-anak menjaga martabat orang tuanya
5. Seorang kakak yang menyayangi adiknya atau sebaliknya
c. Implementasi Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat
Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri di lingkungan
dimana ia tumbuh dan berkembang. Ia perlu memiliki sikap tanggung jawab terhadap
masyarakat disekitar mereka, contohnya seperti:
1. Menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar
2. Ikut serta dalam kegiatan kemasyarakatan, seperti ronda dan kegiatan PKK.
3. Ikut membantu tetangga yang sedang terkena musibah dan yang sedang
mengadakan hajatan.
d. Penerapan Tanggung Jawab Terhadap Bangsa dan Negara
Sebagai warga negara Indonesia, kita memiliki berbagai hak dan kewajiban sebagai
warga negara. Manusia tidak dapat berbuat seenaknya karena semuanya diatur
dalam hukum. Implementasi nilai tanggung jawab terhadap bangsa dan negara yaitu:
1. Menaati peraturan yang dibuat oleh pemerintah, baik yang ada dalam hukum tertulis
maupun hukum tidak tertulis.
2. Taat membayar pajak

10

3. Ikut serta dalam kegiatan pemilu sebagai wujud tanggung jawab sebagai penduduk
yang baik.
4. Ikut serta dalam kegiatan bela negara. Bela negara ini bukan berarti mengharuskan
untuk ikut berperang tetapi sebagai warga negara harus bertanggung jawab dalam
menjaga ketertiban bangsa dengan tidak berbuat kerusakan pada bangsa sendiri.
e. Penerapan Tanggung Jawab Terhadap Tuhan
Manusia dengan agama tidak dapat dipisahkan. Jika seorang manusia telah percaya
pada keyakinan tertentu, ia harus berpegang teguh pada keyakinannya itu dengan
cara bertanggung jawab terhadap Tuhannya. Contohnya yaitu :
1. Percaya kepada Tuhan yang menciptakan manusia dan alam semesta
2. Melaksanakan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya
3. Menjauhi larangan yang menimbulkan dosa.

KASUS IMPLEMENTASI NILAI KEJUJURAN DAN TANGGUNG JAWAB
KISAH KEJUJURAN POLISI HOEGENG
Kisah kejujuran Polisi Hoegeng yang harus di teladani para pejabat negeri ini.
Hoegeng yang bernama lengkap Hoegeng Iman Santoso adalah Kapolri di tahun 1968-1971. Ia
juga pernah menjadi Kepala Imigrasi (1960), dan juga pernah menjabat sebagai menteri di
jajaran kabinet era Soekarno. Kedisiplinan dan kejujuran selalu menjadi simbol Hoegeng dalam
menjalankan tugasnya di manapun.
Misalnya, ia pernah menolak hadiah rumah dan berbagai isinya saat menjalankan tugas sebagai
Kepala Direktorat Reskrim Polda Sumatera Utara tahun 1956. Ketika itu, Hoegeng dan
keluarganya lebih memilih tinggal di hotel dan hanya mau pindah ke rumah dinas, jika isinya
hanya benar-benar barang inventaris kantor saja. Semua barang-barang luks pemberian itu
akhirnya ditaruh Hoegeng dan anak buahnya di pinggir jalan saja. “ Kami tak tahu dari siapa
barang-barang itu, karena kami baru datang dan belum mengenal siapapun,” kata Merry
Roeslani, istri Hoegeng.
Polisi Kelahiran Pekalongan tahun 1921 ini, sangat gigih dalam menjalankan tugas. Ia bahkan
kadang menyamar dalam beberapa penyelidikan. Kasus-kasus besar yang pernah ia tangani
antara lain, kasus pemerkosaan yang melibatkan anak pejabat. Ia juga pernah membongkar kasus
penyelundupan mobil yang dilakukan Robby Tjahjadi, yang notabene dekat dengan keluarga
Cendana. Kasus inilah yang kemudian santer diduga sebagai penyebab pencopotan Hoegeng oleh
Soeharto. di saat ia sedang melakukan pembersihan di jajaran kepolisian. Kabar pencopotan itu
diterima Hoegeng secara mendadak. Kemudian Hoegeng ditawarkan Soeharto untuk menjadi
duta besar di sebuah Negara di Eropa, namun ia menolak. Alasannya karena ia seorang polisi dan
bukan politisi.

11

Aditya, Reni, dan Ayu, putra Hoegeng yang hadir di studio, menceritakan pengalaman berharga
mereka ketika menjadi seorang anak pejabat. Misalnya, Adytia bercerita, ketika sebuah
perusahaan motor merek Lambretta mengirimkan dua buah motor, sang ayah segera meminta
ajudannya untuk mengembalikan barang pemberian itu.
Reni memiliki cerita lain, yakni sering sekali terlambat sekolah karena jika terjadi kemacetan di
pagi hari, sang ayah sering turun ke jalan mengatur lalu lintas terlebih dahulu. Masih banyak
kisah-kisah yang sarat makna di ceritakan oleh istri, putra putri Hoegeng, serta sejumlah
temannya di tayangan ini. Kisah ketegasan dan kesederhanaan Hoegeng sebagai seorang
pengabdi masyarakat.
Saking jujurnya, Hoegeng baru memiliki rumah saat memasuki masa pensiun. Atas kebaikan
Kapolri penggantinya, rumah dinas di kawasan Menteng Jakarta pusat pun menjadi milik
keluarga Hoegeng. Tentu saja, mereka mengisi rumah itu, setelah seluruh perabot inventaris
kantor ia kembalikan semuanya.

ADA GLADI RESIK NYONTEK MASSAL DI UN SD
SURABAYA, KOMPAS.com Kasus contek massal saat ujian nasional (UN) 2011, tingkat Sekolah Dasar (SD), yang terjadi di
SDN Gadel 2, Tandes, Surabaya diduga dilakukan secara sistematis.
"Kami merekomendasikan UN di SDN 2 Gadel tidak perlu diulang agar tidak merugikan murid
dan orangtua, tapi kepsek, wali kelas dan guru F perlu mendapatkan sanksi administratif," kata
anggota Tim Independen Pemkot Surabaya Prof Daniel M Rosyid di Surabaya, Minggu
(5/6/2011).
Menurut dia, AL, siswa pintar di SDN itu yang mengerjakan jawaban soal untuk didistribusikan
kepada rekan-rekannya, terpaksa memberikan contekan kepada teman-temannya, karena
"perintah" dari oknum guru, bahkan sekolah itu sempat mengadakan "gladi resik" contek massal
itu.
"Kami juga menemukan praktik bullying (menghardik) terhadap AL, karena itu kami
merekomendasikan keluarga AL dilindungi oleh pihak kepolisian dari intimidasi. Ancaman
tersebut berasal dari guru senior dalam hal ini, wali kelas dan sesama temannya," katanya.
Dalam pengakuannya, AL dipaksa memberikan contekan. "Guru saya, Pak F, yang menyuruh
saya memberi contekan. Sebelum UN justru dia mengatakan kapan lagi saya bisa membalas budi
para guru. Kata Pak F, apa tidak kasihan kalau teman saya tidak lulus," kata Daniel menirukan
AL.
"Laporan kecurangan dari keluarga AL kepada Dinas Pendidikan (Disdik) Surabaya sudah
menjadi kewajibannya. Laporan kecurangan ini harusnya direspons secepatnya. Kejujuran dari
12

masyarakat harus dijaga dan jangan sampai ada
kesan kalau jujur yang ajur (hancur)," katanya.
Sementara itu, anggota tim independen lainnya,
Kresnayana Yahya, mengatakan, ada problem
komunikasi dalam kasus mencontek massal
tersebut.
"UN yang seharusnya menjadi tolak ukur, justru menciptakan tekanan kepada siswa, sehingga
siswa cenderung merasa ketakutan untuk menolak jika diminta oleh guru," katanya.
Namun, Kepala Disdik Surabaya Sahudi belum dapat dikonfirmasi, sedangkan pihak kepolisian
mengaku belum ada tindakan penjagaan khusus kepada AL dan keluarganya, karena polisi
menilai kasus itu sebaiknya diselesaikan secara internal, bukan pidana.
Untuk menyukseskan praktik mencontek itu, wali kelas AL sempat melakukan tiga kali simulasi,
sehingga masing-masing siswa sudah tahu perannya masing-masing dengan Al sebagai pemasok
bahan contekan, lalu ada yang menggandakan jawaban contekan dan ada yang mengedarkannya
ke kelas lain.

Siswa SMK Tigaraksa ditangkap pakai ganja di Kantor
Pemkab Tangerang
Merdeka.com - HG (17), seorang pelajar SMK di Tigaraksa, HG17, ditangkap aparat polsek
setempat karena kedapatan mengisap ganja di lapangan depan Kantor Catatan Sipil, Pemkab
Tangerang, Minggu (6/11/2016).
Kapolsek Tigaraksa, Kompol Agus Hermanto menjelaskan, semula petugas curiga melihat
pelaku tengah duduk sendirian di lapangan. Saat didatangi, gelagat HG terlihat mencurigakan.
"Setelah diperiksa ternyata dia sedang mengisap ganja," ujar Agus, Senin (7/11/2016).
Kemudian, HG diamankan dalam kondisi teler karena efek narkoba. Ia pasrah digelandang aparat
ke kantor polisi. "Kami menyita barang bukti 2 linting ganja sisa pakai dari tangan tersangka,"
ucapnya.
Petugas lalu melakukan pengembangan dan penyelidikan lebih lanjut. Mereka menyambangi
kediaman pelaku yang bermukim di Kampung Caringin, Desa Daga, Kecamatan Balajara,
Kabupaten Tangerang.
"Hasil pengembangan, kami mengamankan 12 bungkus daun ganja siap edar dari rumah
tersangka," kata Agus.

13

Barang laknat tersebut disembunyikan di atas
lemari kamar pelajar SMK ini. Ternyata, HG
tak hanya pemakai, ternyata ia juga merupakan
pengedar.
"12 bungkus ganja itu saya beli Rp 350.000.
Dijual lagi perbungkusnya Rp 50.000. Jadi
kalau terjual semua bisa dapet Rp 600.000,"
ungkap pelaku.
Tersangka mengaku mendapatkan ganja
tersebut dari seseorang berinisial E. Kini polisi melakukan pemburuan terhadap E yang hingga
kini masih buron.

Kasus Korupsi E-KTP, KPK Indikasikan Ada Tersangka Baru
JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah gencar menyelidiki kasus dugaan
korupsi proyek pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbsis elektronik (e-KTP) tahun 2011-2012
yang merugikan keuangan negara sekira Rp2,3 Triliun.
Dalam kasus ini, KPK baru menetapkan dua tersangka. Kendati demikian, Ketua KPK Agus
Rahardjo mengindikasikan akan ada tersangka baru dalam kasus tersebut.
"Saya yakin kalau angka Rp2,3 triliun tidak mungkin kan cuma dua orang itu. Masih ada pihakpihak terkait yang kemudian nanti akan bertanggung jawab," ujar Agus Rahardjo di Gedung
Mahkamah Agung, Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, Selasa (8/11/2016).
Menurut Agus, kasus dugaan korupsi e-KTP termasuk dalam kategori kasus yang besar karena
dalam perhitungan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) jumlah kerugian
negara sebesar Rp2,3 triliun.
"Oleh karena itu, secara bertahap kita menelusuri, mengembangkan, mencari alat bukti untuk
tersangka yang lain," jelasnya.
Ditambahkan Agus, penyidik telah mencoba menelusuri kasus tersebut hingga ke akarnya
dengan memanggil para saksi yang memang mengetahui proses perjalanan proyek yang berujung
korupsi itu.

14

"Oleh karena itu, kalau anda perhatikan, banyak (saksi) yang dipanggil, banyak yang diundang
itu dalam rangka itu," tukasnya.
Dalam kasus ini, dua orang telah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka adalah Mantan Dirjen
Dukcapil Kemendagri, Irman telah ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi E-KTP pada 30
September 2016. Penetapan tersangka tersebut ditetapkan lembaga pimpinan Agus Rahardjo Cs
setelah menemukan dua alat bukti.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam membentuk karakter manusia
sebagai bentuk kepedulian sosial perlu ditanamkan sikap jujur dan tanggung jawab. Jujur
merupakan apa yang dikatakan orang sesuai dengan hati nuraninya. Sedangkan tanggung jawab
merupakan kesadaran manusia akan tingkah lakunya baik disengaja maupun tidak disengaja.
Nilai-nilai tersebut harus ditanamkan dimulai dari diri sendiri, keluarga, sekolah dan lingkungan
masyarakat.
Implementasi merupakan penerapan atau tindakan atas apa yang telah direncakan. Dalam
mengimplementasikan nilai kejujuran, bisa dimulai dari tingkat keluarga hingga lingkungan.
Sedangkan untuk mengimplementasikan nilai tanggung jawab, bisa diterapkan dari diri sendiri
hingga untuk bangsa dan negara serta tanggung jawab kepada Tuhan berdasarkan kepercayaan
masing-masing untuk membentuk pribadi yang lebih baik yaitu bijaksana dan amanah.

Saran

15

Dengan penyusunan makalah ini diharapkan pembaca dapat mengetahui apa arti
kejujuran dan tanggung jawab serta bagaimana cara penerapan atau implementasinya dalam
kehidupan sehari-hari. Dan diharapkan generasi muda penerus bangsa telah memiliki kedua
sikap tersebut untuk membentuk manusia yang peduli sosial sebagai calon pemimpin bangsa.

DAFTAR PUSTAKA
Widagdho, Djoko . 2001 . ILMU BUDAYA DASAR . Jakarta : Bumi Aksara
Surjarwa . 1999 . Manusia dan Fenomena Budaya . Yogyakarta : Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta
Notowidagdo , Rohiman. 2000 . ILMU BUDAYA DASAR . Jakarta : Raja Grafindo persada
Artikel : https://www.scribd.com/doc/246466822/ACTION-PLAN-DAILY-ACTIVITYTENTANG-IMPLEMENTASI-NILAI-KEJUJURAN-DAN-TANGGUNG-JAWAB
Diakses pada tanggal 5 November 2016.
Artikel : http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-implementasi/ Diakses pada
Sabtu, 5 November 2016
Artikel : http://www.kompasiana.com/anwar12/pentingnya-perilaku-jujur-dalam-kehidupansosial-saat-ini_56e27740f19673ef25a1bea1 Diakses pada Jum’at 4 November 2016.
Artikel : https://ekakurniyanti.wordpress.com/2015/05/25/penerapan-sikap-jujur-dalamkehidupan/ Diakses pada Sabtu, 5 November 2016.

16

Artikel : http://hudasaba.blogspot.co.id/2015/12/khoirul-huda-saba-blog-ringkasan-materi.html
Diakses pada Minggu, 6 November 2016.
Artikel : http://www.kompasiana.com/nopalmtq/mengenal-arti-kata-tanggungjawab_5529e68b6ea8342572552d24 Diakses pada Minggu, 6 November 2016.
Artikel : https://www.merdeka.com/peristiwa/siswa-smk-tigaraksa-ditangkap-pakai-ganja-dikantor-pemkab-tangerang.html Diakses pada Kamis, 11 November 2016
Saifa, Erreina. (2015). Essay: Implementasi Tanggung Jawab Terhadap Lingkungan [Online].
Tersedia http://erreinasaifau.blogspot.co.id/2015/01/implementasi-tanggung-jawab-terhadap.html
Diakses pada Minggu, 6 November 2016.
Soplanit, Vanesia. (2014). Manusia dan Tanggung Jawab. [Online]. Tersedia:
http://vanesiasoplanit05.blogspot.co.id/2014/11/manusia-dan-tanggung-jawab.html Diakses pada
Sabtu, 5 November 2016
Ranran, Hajarani. (2015). Manusia dan Tanggung Jawab. [Online]. Tersedia:
http://hajarani.blogspot.co.id/2015/06/manusia-dan-tanggung-jawab.html Diakses pada Minggu,
6 November 2016.
Adam, Sanusi (2013). Manusia dan Tanggung Jawab. [Online]. Tersedia:
https://sanusiadam79.wordpress.com/2013/05/01/manusia-dan-tanggung-jawab Diakses pada
Sabtu, 5 November 2016.

17