PERAN KEDOKTERAN DALAM KETAHANAN NEGARA

MAKALAH
KONTRIBUSI ILMU KEDOKTERAN GIGI
DALAM MENJAGA KETAHANAN NASIONAL
MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

OLEH
EGA DWI CAHYANI
15/381020/KG/10245

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015

DAFTAR ISI

Daftar
isi…………………………………………………………………………………………….2
Kata
Pengantar…………………………………………………………………………………….3
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………………..4

1.1 Latar Belakang…………………………..………………………………………4
BAB 2 PEMBAHASAN……………………………………………………………………5-8
2.1 Kontribusi Dalam Ketahanan Nasional………………………………………..5-8
BAB 3 PENUTUP……………………………………………………………………………9
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………9
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………10

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melancarkan sehingga makalah
dengan judul ‘Kontribusi Ilmu Kedokteran Gigi Dalam Menjaga Ketahanan Nasional’ ini
dapat terselesaikan. Makalah ini disusun sebagai Ujian Akhir Semester dalam mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan. Dalam makalah ini akan membahas kontribusi ilmu
kedokteran gigi yang diberikan dalam menghadapi ketahanan nasional.
Selain itu saya mengucapkan terimakasih kepada Dr. Iva Ariyani selaku dosen mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah membimbing selama satu semester ini. Dan
tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada orang tua, saudara, dan teman-teman yang telah
mendukung dalam menyusun makalah ini.

Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk mengevaluasi
makalah ini sehingga menjadi lebih baik. Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penyusunan makalah dari awal hingga akhir.

Yogyakarta, 10 Desember 2015

3

BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dewasa ini arus globalisasi telah menyebar ke seluruh ujung dunia termasuk
Indonesia. Untuk menghadapi arus globalisasi ini maka Indonesia membutuhkan sebuah
Ketahanan Nasional untuk mengembangkan kondisi Indonesia agar selalu menciptakan
kehidupan bangsa yang terintegrasi yang sesuai dengan tujuan nasional Indonesia tersendiri.
Dengan adanya Ketahanan Nasional maka Indonesia bisa mensejahterakan rakyatnya di mana
keadaan ekonomi maupun kesehatan rakyat Indonesia menjadi lebih baik.
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (1995), penyakit gigi dan mulut
yang ditemukan di masyarakat masih berkisar penyakit yang menyerang jaringan keras gigi

(karies) dan penyakit periodontal, yang menyatakan bahwa 63% penduduk Indonesia
menderita kerusakan gigi aktif (Herijulianti,2001). Dalam keadaan kesehatan bangsa
Indonesia masih digolongkan tingkat kesadaran kesehatannya masih sangat rendah terutama
pada kesehatan gigi dan mulut. Banyak masyarakat mengabaikan kesehatan gigi dan mulut
mereka. Banyak masyarakat yang menahan diri untuk pergi ke dokter gigi ketika mengalami
sakit atau gangguan pada gigi mereka. Ketika sakit gigi yang sudah kronis baru masyarakat
pergi ke dokter gigi. Ini merupakan konsep yang salah pada kesehatan gigi dan mulut.
Padahal semua penyakit berawal dari gigi dan mulut, gigi dan mulut merupakan
perantara yang utama terjadinya suatu penyakit. Ketika mengabaikan kebersihan gigi maka
banyak penyakit yang akan muncul. Seseorang yang mengabaikan kesehatan gigi dan
mulutnya merupakan hal yang salah. Karena di mulut lah terdapat banyak bakteri dan kuman
yang dapat menyebabkan penyakit pada gigi maupun bisa menyerang organ tubuh lainnya.
Dalam Ketahanan Nasional terdapat asas kesejahteraan (Sumarsono,2007). Yang
dimaksud asas kesejahteraan tersebut adalah bahwa dalam menciptkan Ketahanan Nasional
berdasarkan asas kesejahteraan masyarkat salah satunya kesejahteraan dalam bidang
kesehatan. Maka diperlukan kontribusi Ilmu Kedokteran Gigi dalam Ketahanan Nasional
agar menciptkan kesehatan gigi dan mulut masyarakat lebih baik.

4


BAB II
PEMBAHASAN

KONTRIBUSI DALAM KETAHANAN NASIONAL
Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamis bangsa yang meliputi segenap aspek
kehidupan nasional yang terintegrasi. Ketahanan Nasional berisi keuletan dan ketangguhan
yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi
dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari
luar maupun dari dalam dan untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa
dan Negara, serta perjuangan mencapai tujuan nasionalnya (Sumarsono,2007). Ketahanan
Nasional sangat diperlukan suatu Negara untuk menciptkan kondisi bangsa yang aman,
tentram, makmur, dan sejahtera rakyatnya. Untuk menciptkan ketahanan nasional maka perlu
dilakukan suatu upaya yang khusus demi tercapainya tujuan nasional suatu bangsa.
Ketahanan nasional dapat berupa mencegah dan menghadapi atas segala hambatan dan
ancaman dari dalam maupun luar Negara dengan tujuan kesejahteraan dan kemakmuran suatu
bangsa.
Asas-asas Ketahanan Nasional Indonesia adalah tata laku berdasarkan nilai pancasila,
UUD 19945 , dan Wawasan Nusantara yang terdiri dari: asas kesejahteraan, asas keamanan,
asas menyeluruh terpadu, asas mawas ke dalam dan luar, dan asas kekeluargaan
(Sumarsono,2007). Berdasarkan asas tersebut maka ketahanan nasional harus berdasarkan

asas kesejahteraan rakyat, di mana mengutamakan kesejahteraan untuk rakyat. Kesejahteraan
tersebut dapat dalam kesejahteraan bidang ekonomi, sosial, dan kesehatan.
Dalam Undang-undang RI No. 23 tahun 1992 (UU Kesehatan) berisi tentang
peraturan-peraturan hukum yang bertujuan untuk peningkatan derajad kesehatan seluruh
anggota masyarakat (Hanafiah,2007). Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam
bidang kesehatan, maka perlu adanya upaya dan usaha dari pemerintah dan tenaga kesehatan
lainnya. Khusunya untuk kesehatan gigi dan mulut maka peran dokter gigi dan perawat gigi
sangat diperlukan dan dapat memberikan penyembuhan atau pencegahan terhadap penyakit
pada gigi dan mulut.
Kontribusi ilmu kedokteran gigi dalam ketahanan nasional dapat dilakukan dengan
cara pendekatan pendidikan kesehatan gigi. Pendekatan Pendidikan Kesehatan Gigi adalah
cara-cara penyuluhan berhubungan dengan sasaran pada waktu memberikan penyuluhan
(Herijulianti, 2001). Memberikan pendidikan atau pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
sangat penting bagi masyarakat agar kesehatan gigi dan mulut masyarakat tetap terjaga.
Selain itu pendekatan pendidikan kesehatan gigi dapat mencegah timbulnya penyakit atau
sakit gigi dengan adanya paradigma hidup sehat. Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal
yang sangat fundamental bagi setiap manusia. Karena bakteri maupun kuman dapat masuk
pertama kali melewati mulut. Jika tidak menjaga kesehatan mulut dan gigi dengan baik maka

5


akan mudah terserang penyakit gigi dan mulut atau penyakit yang menyerang organ tubuh
lain.
Penyuluhan dapat dilaksanakan dengan teknik persuasi yaitu penyuluhan yang
dilakukan dengan cara menunjukkan manfaat suatu program dan kerugiannya bila tidak
mengikuti program tersebut, sehingga kelompok sasaran menyadari akan manfaat dari suatu
program dan termotivasi untuk melaksanakannya (Herijulianti, 2001). Salah satu cara
penyuluhan yang sesuai dan tepat untuk bangsa Indonesia , yaitu penyuluhan teknik
persuasive. Pada penyuluhan dapat memberikan betapa perlunya menjaga kesehatan gigi dan
mulut dengan rajin menggosok gigi dan pergi ke dokter gigi. Dan memberikan dampak apa
saja yang akan timbul jika tidak menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Menurut WHO, definisi sehat adalah suatu keadaan yang primer meliputi tidak hanya
fisik, mental, maupun sosial, melainkan pula bebas dari sakit atau cacat (Ryadi, 1984).
Kesehatan merupakan kebutuhan yang primer bagi setiap warga Negara. Sehat merupakan
awal yang baik untuk menghindari dari suatu penyakit. Maka dari itu perlu adanya paradigma
sehat dari warga Negara sehingga terhindar dari penyakit mulut dan gigi. Sesuai Kode Etika
Dokter Indonesia pasal 7a bahwa seorang dokter dalam setiap praktik medisnya, harus
memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral
sepenuhnya disertai rasa kasih sayang dan penghormatan atas martabat manusia
(Hanafiah,2007). Jadi seorang dokter gigi memberikan pengobatan yang sesuai dengan

penyakit yang diderita penyakit dan memberikan perawatan dengan memanusiakan manusia
di mana seorang dokter menghargai hak seorang pasien. Sebagai seorang dokter gigi selain
memberikan pemeriksaan dari penyakit mulut dan gigi yang diderita masyarakat juga
seharusnya memberikan paradigma sehat bagi masyarakat. Dengan cara memberikan nasihat
kepada pasien ketika memeriksa pasien, yaitu memberikan nasihat agar selalu menjaga
kesehatan mulut dan gigi masyarakat dan selalu hidup sehat.
Berdasarkan analisa data oleh S.Soemantri didapatkan IMR atau angka kematian bayi
secara nasional, bahwa provinsi yang memiliki Annual Reduction Rate (ARR) terendah
adalah Kalimantan, sedangkan IMR (Infant Mortality Rate) tertinggi pada tahun 2000 adalah
Nusa Tenggara Barat (Ryadi, 1984). Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa pada daerah
pedesaan maupun daerah perbatasan masih memiliki tingkat kesehatan yang rendah. Padahal
dalam suatu Negara kesehatan dijamin dalam Undang-undang RI No. 23 tahun 1992, semua
warga Negara berhak mendapatkan derajad kesehatan yang sesuai. Untuk mendapatkan
Ketahanan Nasioanal yang berintegrasi dengan kesejahteraan masyakarat khususnya di
bidang kesehatan, seorang dokter gigi harus mau memberikan pelayanan kesehatan di
pedesaan maupun daerah perbatasan. Karena di daerah pedasaan maupun daerah perbatasan
bahwa tingkat kesehatan di daerah tersebut masih rendah maupun fasilitas kesehatan yang
ada belum memadai dan masih belum menyeluruh di seluruh daerah pedesaan. Jangkauan
yang jauh membuat masyarakat susah mendapatkan pengobatan sehingga kesehatan
masyarakat di pedesaan maupun daerah perbatasan masih sangat rendah. Banyak masyarakat

yang terkena penyakit mulut dan gigi namun banyak juga yang mengabaikan. Sehingga
seorang dokter gigi sangat diperlukan di daerah tersebut. Kiprah seorang dokter gigi memang
memberikan pengabdian kepada masyarakat. Maka seharusnya ketika menjadi dokter gigi
6

harus dapat memberikan pelayanan kesehatan di seluruh daerah, di perkotaan, dan termasuk
di daerah pedesaan atau daerah perbatasan.
Cara lain untuk meningkatkan kesehatan masyarakat perlu adanya jaminan
kesehatan. Jaminan Sosial Nasional adalah system pemberian jaminan kesejahteraan berlaku
kepada semua warganegara dan sifatnya adalah dasar (Subiyanto, 2004). Dengan adanya
jaminan kesehatan nasional ini maka meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. Dan
memudahkan akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di mana saja.
Adanya jaminan kesehatan nasional dapat membantu masyarakat golongan dengan ekonomi
yang rendah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Maka seorang dokter gigi perlu
adanya kontribusi dalam Jaminan Kesehatan Nasional. Dengan ikut menjadi dokter gigi
dalam BPJS misalnya, secara tidak langsung ikut serta meningkatkan taraf kesehatan
masyarakat. Selain itu dapat juga berkontribusi dalam membenahi kebijakan dalam BPJS
yang tidak sesuai dengan tujuan Nasional. Dengan cara bekerjasama dengan pemerintah
dalam membuat kebijakan dalam Jaminan Kesehatan Nasional maupun kebijakan nasional
dalam aspek kesehatan masyrakat. Yang mana tujuan dari kebijakan tersebut untuk

kesejahteraan masyarakat khususnya di bidang kesehatan.
Kondisi fasilitas kesehatan Indonesia era sekarang masih kalah jauh di banding
fasilitas kesehatan di luar negeri. Banyaknya warga Indonesia melakukan pengobatan di luar
negeri karena lebih percaya akan perawatan kesehatan yang ada di luar negeri yang lebih
canggih. Hal ini merupakan hal yang sangat disayangkan oleh dokter, dokter gigi, maupun
tenaga kesehatan di Indonesia lainnya. Menurut Lumban (2012) menyatakan bahwa
diperlukan peningkatan produksi alat kesehatan dalam negeri, karena produksi manufaktur
alat kesehatan dalam negeri, di mana produksi dalam negeri baru mencukupi 5 %, sedangkan
lebih 94% masih tergantung dari produk impor. Dengan kondisi seperti itu, Indonesia perlu
adanya kemandirian untuk membuat alat kesehatan sendiri yang berstandart Internasional.
Maka perlu adanya perbaikan SDM di Indonesia untuk mengurangi import alat kesehatan
yang berlebihan dan mengurangi warga Indonesia yang berobat ke luar negeri. Pada kondisi
tersebut, semua tenaga kesehatan lah yang ikut berperan dalam memajukan kesehatan di
Indonesia dengan SDM yang baik. Selain itu adanya peran warga Indonesia dalam
kemandirian untuk memproduksi alat kesehatan sehingga tidak tergantung dengan produk
import. Dengan memperbaiki fasilitas kesehatan di Indonesia, yaitu untuk menunjang
kesejahteraan masyarakat khusunya di bidang kesehatan tanpa harus mengeluarkan biaya
yang lebih untuk berobat ke luar negeri.
Pada akhir tahun 2015 akan dilaksanakan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), di
mana MEA adalah sebuah pasar bebas di Asia Tenggara. Pasar tunggal yang diistilah dengan

MEA (Masyarkat Ekonomi Asian) yaitu memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa
dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi menjadi
semakin ketat (BBC, 2014). Dalam MEA maka akan terjadi perdagangan bebas barang dan
jasa, sehingga memungkinkan membuka tenaga kerja atau produk asing untuk bersaing di
Indonesia. Salah satunya dokter gigi asing akan mudah masuk ke Indonesia sehingga akan
memperketat persaingan dengan dokter gigi lokal. Sebagai dokter gigi maka harus
meningkatkan kerja dan profesionalisme sehingga tidak tertinggal oleh dokter gigi asing.
7

Hubungan MEA dengan ketahanan nasional, yaitu perlunya peningkatan produk atau
profesionalisme dalam bekerja misalnya sebagai seorang dokter gigi agar ketahanan nasional
tidak dapat hilang. Perlunya profesionalisme dari seorang dokter gigi dalam memberikan
perawatan pasien sehingga tidak kalah bersaing dengan dokter gigi asing. Selain itu perlu
adanya persiapan untuk bersaing rumah sakit lokal dengan rumah sakit asing yang ada di
Indonesia. Dengan cara membenahi SDM tenaga kesehatan maupun meningkatkan fasilitas
kesahatan terutama alat kesehatan di rumah sakit tersebut.
Semua kontribusi sebagai dokter gigi sangat penting untuk ketahanan nasional
Indonesia. Mengingat ketahanan nasional merupakan aspek dari terwujudnya kesejahteraan
rakyat. Ketahanan nasional dapat tercapai jika adanya upaya untuk mempertahankan nasional
dari gangguang maupun ancaman dari luar. Sehingga terwujudnya tujuan Nasional, yaitu

memajukan kesejahteraan umum (Minto,2007).

8

BAB III
KESIMPULAN

Dokter gigi sangat berperan dalam mewujudkan ketahanan nasional untuk
mensejahterakan maupun meningkatkan taraf kehidupan masyarakat khususnya di bidang
kesehatan. Dokter gigi wajib menjunjung hak-hak pasien dan mengutamakan keselamatan
pasien. Sehingga dokter gigi harus mengutamakan kepentingan pasien dalam melakukan
perawatan. Kontribusi yang dapat diberikan dokter gigi dalam ketahanan nasional, yaitu
memberikan pendidikan kesehatan gigi atau penyuluhan kepada masyarkat, menanamkan
paradigma sehat kepada masyarakat, mengabdi pada seluruh masyarakat termasuk
masyarakat yang ada di pedesaan maupun di daerah terpencil, bekerja dengan professional
sehingga tidak kalah bersaing dengan dokter gigi asing pada Masyarakat Ekonomi Asean,
ikut dalam dokter gigi keluarga pada BPJS, dan membuat kebijakan nasional maupun
memperbaiki Jaminan Kesehatan Nasional. Selain itu hal fundamental untuk menunjang
ketahanan nasional bidang kesehatan yaitu meningkatkan SDM tenaga kesehatan dan
kemandirian dalam memproduksi alat kesehatan berstandart Internasional. Dimaksudkan
tujuan kontribusi dokter gigi dalam ketahanan nasional agar mensejahterakan warga Negara
khususnya di bidang kesehatan maupun meningkatkan integritas, kelangsungan hidup bangsa
yang sesuai dengan tujuan Nasional.

9

DAFTAR PUSTAKA

BBC. 2014. Apa yang Harus Anda Ketahui Tentang Masyarakat Ekonomi Asean. Available
athttp://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2014/08/140826_pasar_tenaga_kerj
a_aec . Accessed at 10 December 2015.
Hanafiah, M.J., & Amir, Amri. 2007. Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan, edisi 4. Jakarta
: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Herijulianti, eliza., Indriani, T.S., & Artini, Sri. 2001. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Lumban, H.J. 2012. 95% Obat dan Alat Kesehatan Masih Impor. Reformata. 31 Juli, hal 7.
Rahayu, Minto. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Perjuangan Menghidupi Jati Diri
Bangsa. Depok : Grasindo.
Ryadi, A.L.S. 1984. Sistem Kesehatan Nasional : Tinjuan Dari Perkembangan Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Surabaya : Bina Indra Karya.
Subiyanto, Achmad. 2004. Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta : PT TASPEN.
Sumarsono, S., Susarso, Agus., Mansyur, H., Sudrajat, Pitoy, & Maskan, A. 2007.
Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

10