View of MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU PKn DALAM MENERAPKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DENGAN PENDEKATAN BINI-DAMBEL

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU PKn
DALAM MENERAPKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW
MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DENGAN
PENDEKATAN BINI-DAMBEL
Jumino
email: jumino_ino@yahoo.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang peningkatan
kemampuan guru PKN dalam menyusun RPP dan menerapkannya dalam pembelajaran
kooperatif Jigsaw setelah dilaksanakan supervisi akademik melalui pendekatan BINIDAMBEL. Subjek dalam penelitian ini adalah 10 orang guru PKN SMP, yakni SMPN 3
Bangkalan, SMPN 1 Socah, SMPN 2 Socah dan SMPN 1 Kamal. Penelitian ini
dilaksanakan 3 (tiga) siklus yakni; siklus pertama tingkat keberhasilan dalam penyusunan
RPP mencapai 50%, siklus kedua mencapai 80% siklus ketiga mencapai 100%. Dalam
melaksanakan proses pembelajaran, tingkat keberhasilan siklus pertama 40%, siklus
kedua 80%, dan siklus ketiga 100 %. Dengan demikian, supervisi akademik dengan
pendekatan BINI-DAMBEL dapat meningkatkan kemampuan guru PKN dalam
menyusun RPP dan menerapkan dalam pembelajaran kooperatif jigsaw.

Kata Kunci: Bini Dambel, Kemampuan guru, Pembelajaran Jigsaw, Supervisi
Akademik.
Abstract: This research aimed to obtain a description of the increasing ability

ofPKN teachers in preparing lesson planning andapply it in Jigsaw cooperative
learning after academic supervision implementedthrough BINI-DAMBEL
approach. The Subjectsin this research were 10 PKN teachers of junior high
school,namely SMPN 3 Bangkalan, SMPN 1 Socah,SMPN 2 Socah and SMPN 1
Kamal. Theresearch was conducted in three (3) cycles namely; The first cycle, the
succcess rate in preparation lesson planningreached 50%, the second cycle
reached 80%,third cycle reached 100%.In doing learningproccess, thesuccess rate
ofthe first cycle was 40%, the second cycle was 80%, and the third cycle was
100%. Thus, academic supervision by BINI-DAMBEL approach can improved
the ability ofPKN teachers in preparing lesson planning andapplying in thejigsaw
cooperative learning.
Key words: BINI Dambel, teacher’s ability, Jigsaw learning, Academic
supervision.
tutan pembelajaran baru dan bahkan

Pendahuluan
Berdasar

pengamatan


selama

sesuai amanat permendiknas 41 tahun

melaksanakan supervisi di sekolah

2007

dalam wilayah binaan,

ditenemukan

pembelajaran berlangsung secara aktif,

bahwa

berlangsung

kreatif, inovatif, inspiratif, dan meny-


secara konvensional, sementara tun-

enangkan. Paradigma baru pembe-

pembelajaran

tentang

standar

proses,

Meningkatkan Kemampuan Guru PKn Dalam Menerapkan Pembelajaran, Jumino

lajaran menuntut adanya perubahan

dalam berbagai kegiatan yang dila-

cara belajar siswa dari menerima


kukan guru dalam sekolah binaan.

menuju menemukan, dari menyadap

Supervisi yang dilakukan Pengawas

pengetahuan menuju mengkonstruksi

Sekolah bisa supervisi akademik dan

pengetahuan. Dalam hal ini Santrock

bisa juga supervisi amajerial. Supervisi

menjelaskan

akademik sasaran utamanya adalah

bahwa


“pengetahuan
secara

para guru dalam melaksanakan pem-

bersama-sama, keterlibatan orang lain

belajaran, sedangkan supervisi aman-

dalam mengevaluasi dan mengkon-

jerial sasarannya adalah kepala sekolah

struksi pengetahuan diperluakn bagi

dan tenaga administrasi.

dibangun

dan


dikonstruksi

siswa” (Santrock,2009:51).

Kondisi di sekolah binaan dite-

Salah satu model pembelajaran

mukan juga bahwa masih banyak guru

yang dapat memberikan peluang siswa

yang belum menguasai model-model

untuk saling mengisi, saling asah, dan

pembelajaran sesuai dengan amanat

asuh


permendiknas, supervisi yang sering

adalah

model

pembelajaran

Kooperatif Jigsaw. Isjoni (2012:77)

baik

pengawas

sekolah

“pembelajaran

maupun kepala sekolah sendiri belum


kooperatif Jigsaw merupakan salah satu

optimal dalam melakukan pembinaan

tipe pembelajaran kooperatif

yang

pada sisi akademik. Sementara ini

mendorong siswa aktif dan saling

supervisi dititik beratkan pada sisi

membantu dalam menguasai materi

manajerial atau administratif untuk

pelajaran untuk mencapai prestasi yang


perlengkapan pengusulan PAK guru.

menyatakan

bahwa

dilakukan

maksimal.”

Sesuai dengan tugas pokok dan

Peraturan Menteri Negara Penda-

fungsinya, Pengawas Sekolah tentunya

Negara, tentang

harus mulai merubah paradigmanya


jabatan fungsional pengawas sekolah

dengan melakukan kegiatan supervisi

menyatakan bahwa pengawas sekolah

akademik, mengadakan kunjungan ke-

mempunyai tugas pembimbingan dan

las untuk mengamati guru dalam

pelatihan profesional guru dalam tugas

melakukan

kepengawasan. Tugas Pengawas seko-

sehingga dapat memberikan saran yang


lah

pembinaan,

baik tentang pembelajaran yang aktif,

supervisi, penilaian dan monitoring

inovatif, efektif, kreatif dan menye-

yagunaan Aparatur

adalah

melakukan

139

kegiatan

pembelajaran,

Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 138---149

nangkan. Bahkan kalau perlu mela-

Model pemebelajaran kooperatif

kukan pendampingan kepada guru

model jigsaw adalah sebuah model

dalam melaksanakan pembelajaran.

belajar

Berdasar kondisi di atas,

kooperatif

yang

menitik

diupa-

beratkan kepada kerja kelompok siswa

yakan mencari solusi dalam mening-

dalam bentuk kelompok kecil, seperti

katkan kemampuan guru untuk melak-

yang diungkapkan Lie ( 1993: 73),

sanakan

aktif,

bahwa pembelajaran kooperatif model

kreatif, inovatif dan menyenangkan

jigsaw ini merupakan model belajar

sehingga perlu diadakan penelitian

kooperatif dengan cara siswa belajar

tindakan sekolah dengan tujuan untuk

dalam kelompok kecil yang terdiri atas

meningkatkan kemampuan guru PKn

empat sampai dengan enam orang

dalam menyusun RPP dan mene-

secara heterogen dan siswa bekerja

rapkannya dalam pembelajaran koope-

sama saling ketergantungan positif dan

ratif model JIGSAW, setelah dite-

bertanggung jawab secara mandiri.

pembelajaran

yang

rapkan supervisi akademik dengan
pendekatan BINI-DAMBEL.

Kooperatif

kooperatif

tipe

Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran

Menurut Lie (2003: 12) Pembelajaran

Pembelajaran

sistem

anggota dalam satu kelompok yang

pengajaran yang memberikan kesem-

bertanggung jawab atas penguasaan

patan

untuk

bagian materi belajar dan mampu

bekerjasama dengan sesama siswa

mengajarkan materi tersebut kepada

dalam

anggota

kepada

adalah

kooperatif yang terdiri dari beberapa

anak

tugas-tugas

didik

yang

terstruk-

lain

dalam

kelompoknya

tur. Pembelajaran kooperatif merupa-

(Arends, 1997). Model pembelajaran

kan strategi belajar dengan sejumlah

kooperatif

siswa sebagai anggota kelompok kecil

model pembelajaran kooperatif dimana

yang tingkat kemampuannya berbeda.

siswa belajar dalam kelompok kecil

Dalam

ke-

yang terdiri dari 4–6 orang secara

anggota

heterogen dan bekerja sama saling

menyelesaikan

lompoknya,

setiap

tugas

siswa

tipe

Jigsaw

yang

merupakan

kelompok harus saling bekerja sama

ketergantungan

positif

dan

dan saling membantu untuk memahami

bertanggung jawab atas ketuntasan

materi pelajaran.

bagian materi pelajaran yang harus
dipelajari dan menyampaikan materi

140

Meningkatkan Kemampuan Guru PKn Dalam Menerapkan Pembelajaran, Jumino

tersebut kepada anggota kelompok

Kelompok asal merupakan gabungan

yang lain (Arends, 1997).

dari beberapa ahli.
Kelompok ahli yaitu kelompok

Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa

siswa

terhadap pembelajarannya sendiri dan

kelompok asal yang berbeda yang

juga pembelajaran orang lain. Siswa

ditugaskan untuk mempelajari dan

tidak hanya mempelajari materi yang

mendalami topik tertentu dan menye-

diberikan, tetapi mereka juga harus siap

lesaikan tugas-tugas yang berhubungan

memberikan dan mengajarkan materi

dengan

tersebut pada anggota kelompoknya

dijelaskan kepada anggota kelompok

yang lain. Dengan demikian, “siswa

asal.Dalam model pembelajaran jigsaw

saling tergantung satu dengan yang lain

ini siswa memiliki banyak kesempatan

dan

secara

untuk mengemukanakan pendapat, dan

kooperatif untuk mempelajari materi

mengelolah imformasi yang didapat

yang ditugaskan” (Lie, A., 1994).

dan dapat meningkatkan keterampilan

harus

bekerja

sama

Para anggota dari tim-tim yang

yang

terdiri

topiknya

berkomunikasi,

dari

untuk

anggota

anggota

kemudian

kelompok

berbeda dengan topik yang sama

bertanggung jawab atas keberhasilan

bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling

kelompoknya dan ketuntasan bagian

membantu satu sama lain tentang topic

materi yang dipelajari, dan dapat

pembelajaran yang ditugaskan kepada

menyampaikan kepada kelompoknya

mereka. Kemudian siswa-siswa itu

(Rusman, 2008.203).
Langkah-langkah pembelajaran

kembali pada tim / kelompok asal
untuk menjelaskan kepada anggota

kooperatif model JIGSAW:

kelompok yang lain tentang apa yang

FASE – FASE
TINGKAH LAKU GURU
Guru menyampaikan tujuan
FASE 1
Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai
dan memotivasi siswa pada pelajaran tersebut dan
memotivasi siswa belajar
Guru menyajikan kepada
FASE 2
Menyajikan informasi siswa
dengan
jalan
demontsrasi atau lewat
bahan bacaan
Guru menjelaskan kepada
FASE 3
siswa begaimana caranya
Mengorganisasikan
kelompok
siswa
kedalam membentuk
kelompok-kelompok belajar dan membantu setiap
kelompok agar melakukan
belajar
transisi secara efesien
Guru
membimbing
FASE 4
kelompok-kelompok belajar
Membimbing
saat
mereka
kelompok bekerja dan pada

telah mereka pelajari sebelumnya pada
pertemuan

tim

ahli.Pada

model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw,
terdapat kelompok asal dan kelompok
ahli. Kelompok asal yaitu kelompok
induk siswa yang beranggotakan siswa
dengan kemampuan, asal, dan latar
belakang

keluarga

yang

beragam.

141

Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 138---149

belajar
FASE 5
Evaluasi

FASE 6
Memberikan
penghargaan

mengerjakan tugas mereka
Guru mengevaluasi hasil
belajar tentang materi yang
telah dipelajari atau masingmasing
kelompok
mempersentasikan
hasil
kerjanya.
Guru mencari cara-cara
untuk menghargai baik
upaya maupun hasil belajar
individu dan kelompok

Kegiatan yang dilakukan pada
model pembelajaran kooperatif Jigsaw
adalah (1). Melakukan mambaca untuk
menggali informasi. Siswa memeperoleh

topik- topik

permasalahan

untuk di baca sehingga mendapatkan

melakukan supervisi manajerial dan
supervisi akademis. Supervisi manajerial ditujukan kepada kepala sekolah
dalam kaitan bagaimana mereka harus
mengelola sekolah berdasarkan aturan
dan pedoman menajemen berbasis
sekolah,

telah mendapatkan topik permasalahan
yang sama

bertemu

dalam

satu

kelompok atau kita sebut dengan
kelompok ahli untuk membicaran topik
permasalahan tersebut, (3). Laporan
kelompok, kelompok ahli kembali ke
kelompok asal dan menjelaskan dari
hasil yang didapat dari diskusi tim ahli,
(4). Kuis dilakukan mencakup semua
topik permasalahan yang dibicarakan
tadi, (5). Perhitungan sekor kelompok
dan menetukan penghargaan kelompok.

supervisi

akademis ditujukan untuk membina
para guru dalam melakukan kegiatan
pembelajaran di kelas ter-masuk bagaimana guru harus menyusun rencana
pembelajarannya.
Menurut Sahertian (2000) dijelaskan

imformasi dari permasalahan tersebut,
(2). Diskusi kelompok ahli. Siswa yang

sedang-kan

bahwa prinsip-prinsip supervisi adalah
(1). Prinsip ilmiah maksudnya adalah
bahwa supervisi dilaksanakan berdasarkan

data

yang

objektif

yang

diperoleh alat seperti obserasi, angket
dan sebagainya. Dan supervisi tersebut
dilaksanakan secara sistematis, (2).
Prinsip Demokratis,

Supervisi dan

bantuan yang diberikan kepada guru
berdasarkan hubungan kemanusiaan
yang akrab dan kehangatan sehingga
guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya. Demokrasi mengandung makna menjunjung tinggi harga

Supervisi Akademik dengan Pende-

diri dan martabat guru, bukan berda-

katan BINI-DAMBEL.

sarkan atasan dan bawahan, tetapi

Sesuai dengan pedoman supervisi

berdasarkan rasa kesejawatan, (3).

tahun 2007 ditegaskan bahwa penga-

Prinsip Kerjasama, yakni mengem-

was sekolah mempunyai tugas untuk

bangkan

142

usaha

bersama

dalam

Meningkatkan Kemampuan Guru PKn Dalam Menerapkan Pembelajaran, Jumino

supervisi adalah sharing of idea,

kesempatan sebanyak mungkin kepada

memberi

guru untuk mengemukakan perma-

mensti-mulasi

salahan yang mereka alami. Pende-

sharing

of

experience,

support,

mendorong,

guru sehingga mereka merasa tumbuh

katan

bersama, (4). Prinsip Kon-struktif dan

psikologis humanistik. Psikologi huma-

Kreatif,

nistik sangat menghargai orang yang

prinsip

ini

mempunyai

ini

berdasarkan

pemahaman

supervisi

dibantu. (c). Pendekatan Kolaboratif,

setiap guru akan merasa termotivasi

adalah cara pendekatan yang mema-

dalam

potensi

dukan cara pendekatan direktif dan non

mampu

direktif menjadi cara pendekatan baru.

yang

Pada pendekatan ini baik supervisor

menyenangkan, bukan melalui cara-

maupun guru bersama-sama, berse-

cara yang menakutkan. (Sahertian;

pakat

2000:20).

proses dan kriteria dalam melak-

pengertian

bahwa

dalam

mengembangkan

kreativitas

kalau

menciptakan

supervisi

suasana

kerja

untuk

menetapkan

struktur,

Ada tiga pendekatan Supervisi yang

sanakan proses percakapan terhadap

sering dilakukan yakni Direktif, Non

masalah yang dihadapi guru. Pende-

Direktif dan Kolaboratif. (a). Pende-

katan ini didasarkan pada psi-kologi

katan Direktif (Langsung) adalah cara

kognitif.

pendekatan terhadap masalah yang

Proses kegiatan bimbingan tehnis

bersifat langsung. Supervisor memberi-

dilakukan dengan langkah-langkah; (1).

kan

perilaku

Supervisor (Pengawas Sekolah) mela-

supervisor lebih dominan. Pendekatan

kukan identifikasi kekurangan atau

ini berdasarkan pemahaman terhadap

kelemahan guru dalam melakukan

psikologi behaviorisme. (b). Pende-

kegiatan pembelajaran baik dari sisi

katan Non Direktif (Tidak Langsung)

Rencaan

adalah

pembelajaran, dan evaluasinya/ peni-

arahan

cara

langsung,

pendekatan

terhadap

pembelajatan,

pelaksanaan

tidak

laian hasil belajarnya. (2). Supervisor

langsung. Perilaku supervisor tidak

(Pengawas Sekolah) melakukan ren-

secara langsung menunjukkan perma-

cana perbaikan atau pembinaan atas

salahan,

kekurangan

permasalahan

tapi

yang

ia

sifatnya

terlebih

dahulu

atau

kelemahan

yang

mendengarkan secara aktif apa yang

dilakukan guru; (3). Supervisor (Penga-

dikemukakan guru-guru. Ia meberi

was Sekolah) melakukan bimbingan

143

Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 138---149

tehnis selama guru melakukan kegiatan

Penelitiannya adalah kegiatan guru

pembelajaran, sehingga dengan demi-

dalam

kian pengawas tahu betul kekurangan

kooperatif

atau

melakukan

demikian yang menjadi pengamatan

kegiatan pembelajaran.(4). Pengawas

peneliti adalah bagaimana guru mene-

yang sekaligus sebagai peneliti selalu

rapkan model pembelajaran kooperatif

mengawal

guru

model Jigsaw di Kelasnya. Untuk

menyusun

melaksanakan penga -matan tersebut

RPP, melaksanakan langkah-langkah

peneliti menggunakan instrumen pe-

pembelajaran kooperatif model Jigsaw,

ngamatan

maupun beghaimana guru melakukan

Pengamatan Kegiatan Guru atau IPKG.

penilaian dalam pembelajaran koope-

Intstrumen tersebut mencakup bagai-

ratif model Jigsaw.

mana guru menyusun rencana pembe-

kelemahan

dalam

dan

membimbing

secara tehnis baik dalam

melaksanakan
model

yang

pembelajaran

Jigsaw.

disebut

Dengan

Instrumen

lajaran, melaksanakan pembelajaran
Metode Penelitian

baik pendahuluan kegiatan inti maupun

Dalam penelitian ini digunakan
penelitian tindakan dari Kemmis dan
Taggart

(dalam Sugiarti, 1997: 6),

yaitu berbentuk spiral dari sklus yang
satu ke siklus yang berikutnya. Setiap
siklus meliputi planning (rencana),
action (tindakan), observation (pengamatan),

dan

reflection

(refleksi).

Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa
identifikasi permasalahan.

kegiatan akhir, dan juga bagaimana
guru subyek penelitian mengadaan
peniliaan hasil belajar.Penelitian ini
dilakukan berdasarkan lokasi wilayah
binaan peneliti

yakni di SMPN 1

Kamal, SMPN 1 Socah, SMPN 2
Socah, dan SMPN 3 Bangkalan, Kabupaten Bangkalan. Penelitian ini dilaksanakan se-lama 3 (tiga) Bulan yakni
pada bulan Pebruari 2013 sampai
dengan bulan April 2013.

Subyek penelitian ini adalah guru
PKn SMPN 1 Kamal, SMPN 1 Socah,

Hasil Penelitian dan Pembahasan

SMPN

Siklus I

2

Socah

dan

SMPN

3

Bangkalan, Tahun Pelajaran 2012/2013

Siklus I dilaksanakan pada tanggal

yang jumlahnya 10 (sepuluh) orang.

11 sampai dengan 14 Pebruari 2013.

Dari sepuluh subyek penelitian tersebut

Dengan rincian kegiatan, pada hari

mengajar

senin, tanggal 11 Pebruari 2013, guru

dari

kelas

VII.

Obyek

144

Meningkatkan Kemampuan Guru PKn Dalam Menerapkan Pembelajaran, Jumino

sebagai subyek penelitian melaksa-

dilaksanakan, karena manajemen waktu

nakan kegiatan pembelajaran sebanyak

kurang baik, belum dilaksanakan ref-

3 orang guru di SMPN 1 Kamal.

leksi langsung guru memberikan post

Sedangkan pada tanggal 12 Pebruari

test.

2013, sebanyak 2 orang guruyakni guru

dilakukan

di SMPN 1 Socah, pada tanggal 13

keberhasilan pembelajaran.

Namun
guru

demikain
untuk

post

test

mengetahui

Pebruari 2013 guru yang melaksanakan

Pada tanggal 26 Pebruari 2013

kegiatan pembelajaran yakni 2 orang

peneliti mengobservasi kegiatan pem-

guru di SMPN 2 Socah, sedangkan

belajaran yang dilakukan 2 orang guru

tanggal 14 Pebruari 3 orang guru di

di SMPN 1 Socah, fokus observasi

SMPN

hasil

adalah bagaimana proses pembelajaran

pengamatan dapat dipaparkan dalam

dilakukan guru, langkah-langkah kegi-

tabel 1.

atan pembelajaran kooperatif model

Tabel 1: Rekapitulasi hasil pengamatan siklus pertama.

Jigsaw, penilaian dalam proses selama

3

Bangkalan.Adapun

No

Rentang Nilai

I

RENCANA
PEMBELAJARAN
Kurang dari 28
Sama atau lebih dari
28
PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
Kurang dari 80
Sama atau kebih dari
80

1
2
II
1
2

Jumlah
Guru

Keterangan

8
2

Belum
berhasil
Berhasil

dilakukan oleh peneliti dan Kepala
Sekolah sebagai observer. Pada tanggal
27 Pebruari 2013 pengamatan dilaksa-

Belum
berhasil
Berhasil

8
2

nakan bagi 2 orang guru di SMPN 2
Socah, pada tanggal 28 Pebruari 2013
melak-sanakan pengamatan terhadap 3

Siklus II
Tahap ini dilaksanakan tanggal
25 sampai dengan 28 Pebruari 2013.
Observasi dilakukan secara bersamaan
dengan pelaksanaan tindakan, yakni
pada tanggal 25 Pebruari 2013 peneliti
mengobservasi 3 orang Guru di SMPN
1

Kamal,

pada

guru

ini

sudah

menyampaikan tujuan pembelajaran
pada

awal

kegiatan belajar mengajar. Observasi

kegiatan

pembelajaran,

orang guru di SMPN 3 Bangkalan.
Hasil pengamatan atau observasi pada
siklus kedua ini ada peningkatan, yakni
hampir semua guru sudah menyampaikan tujuan dalam pembelajaran
tetapi penilaian dalam proses belum
dilaksanakan, refleksi belum dilaksanakan meskupun sudah dilaksanakan
post test.
Pada siklus kedua ini peneliti

namun penilaian dalam proses belum
dilaksanakan,

refleksi

juga

belum

lebih cermat dalam mengamati tinda-

145

Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 138---149

kan atau pelaksanaan pebelajaran yang

No
I

dilakukan guru diamati oleh peneliti

1
2

dan Kepala Sekolah, dengan demikian

II

hasil pengamatan diharapkan akan

1
2

lebih baik dan hasil penelitian diharapkan akan lebih optimal. Hasil pengamatan siklus ini dapat dilihat pada tabel 2.

Rentang Nilai

I

RENCANA
PEMBELAJARAN
Kurang dari 28
Sama atau lebih dari
28
PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
Kurang dari 80
Sama atau kebih
dari 80

1
2
II
1
2

Jumlah
Guru

Keterangan

0
10

Belum berhasil
Berhasil

0
10

Belum berhasil
Berhasil

siklus kedua terdapat perubahan yang
sangat signifikan. Hasil pengamatan
pada siklus pertama masih banyak

2
8

ditemukan

4
6

Belum
berhasil
Berhasil

kiteria

kekurangan

sehingga

prosentase keberhasilan masih dibawah
keberhasilan

atau

pengamatan

tentang

pembelajaran

pada

pelaksanaan
siklus

didapatkan bahwa untuk

sampai dengan 21 Maret 2013. Obserdilakukan

secara

bersamaan

dengan pelaksanaan tindakan, dengan
tujuan untuk memproleh informasi

rencana

tentang pelaksanaan pembelajaran pada
siklus ketiga. Fokus observasi adalah
bagaimana proses penerapan tindakan
yang dilakukan guru berdasar Rencana
Pembelajaran yang telah disusunnya.

ketiga dapat dirangkum pada tabel 3.

penilaian

tidak

ada

di bawah 28 dari 7 aspek yang
diamati,artinya nilai minimal tiap aspek
4.
Dalam membandingkan hasil pengamatan peneliti memisahkan antara
hasil

pengamatan

tentang

rencana

pembelajaran dengan hasil pengamatan
tentang pelaksanaan pembelajaran. Hal
ini

pengamatan pada siklus

pembelajaran

ketiga

seorang gurupun yang mendapat nilai

yang lebih mendalam dan menyeluruh

dimaksudkan agar

lebih rinci

diketahui keberhasilan masing-masing
unsur. Perbandingan hasil pengamatan

Tabel 3: Rekapitulasi hasil pengamatan siklus ketiga.

kriteria

ketuntasan dalam penelitian. Hasil

Siklus ini dilaksanakan tanggal 18

Hasil

Keterangan

Hasil pengamatan pada rencana

Belum
berhasil
Berhasil

Siklus III

vasi

RENCANA
PEMBELAJARAN
Kurang dari 28
Sama atau lebih dari
28
PELAKSANAAN.
PEMBELAJARAN
Kurang dari 80
Sama atau kebih dari
80

pembelajaran pada siklus pertama dan

Tabel 2: Rekapitulasi hasil pengamatan siklus kedua.
No

Jumlah
Guru

Rentang Nilai

tersebut dapat disajikan pada tabel 4
dan tabel 5. Adapun hasil pengamatan

146

Meningkatkan Kemampuan Guru PKn Dalam Menerapkan Pembelajaran, Jumino

instrumen

katan BINI-DAMBEL hanya 2 orang

IPKG1 yakni dengan meneliti RPP

guru atau 20% guru yang dapat

yang disusun guru menunjukkan hasil

menyusun RPP dengan benar.(2). Pada

sebagai berikut:

siklus kedua meningkat terdapat 6

Tabel 4: Perbandingan Hasil Penga-

orang guru atau 60% guru dapat

matan

menyusun

dengan

No
1
2

menggunakan

Jumlah Guru
Siklus Siklus Siklus
I
II
III
8
4
0
2
6
10

Rentang
Nilai
Kurang
dari
28
Sama atau
Lebih dari
28

Keterangan

RPP

dengan

benar.(3).

Sedangkan pada siklus ketida semua
atau 100 % telah guru dapat menyusun

Belum
berhasil
Tuntas

RPP dengan benar.Dengan demikian
dapat

dikatakan

bahwa

supervisi

akademik dengan pendekatan BINIDari tabel tersebut dapat diketahui
bahwa

perkembangan

kemampuan

guru dalam menyusun RPP sesuai

DAMBEL dapat meningkatkan kemampuan

guru

dalam

menyusun

rencana pembelajaran.

pembelajaran kooperatif model Jigsaw.

Selanjutnya akan dipaparkan hasil

Untuk lebih jelasnya data tersebut bisa

pengamatan

ditampilkan

grafik.

pembelajaran berdasar pembelajaran

Adapun grafik perban-dingan hasil

kooperatif model JIGSAW. Perban-

pengamatan tentang rencana pembe-

dingan hasil pengamatan dilaksanakan

lajaran dari ketiga siklus tersebut di

dengan

atas yakni sebagai berikut :

IPKG2

120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%

Perbandingan hasil pengamatan pelak-

dalam

sebuah

tentang

pelaksanaan

menggunakan

instrumen

dapat dilihat pada tabel 5.

sanaan pembelajaran dalam bentuk
siklus 1

tabel adalah sebagai berikut:

siklus 2

Tabel 5: Perbandingan Hasil Penga-

siklus 3

matan
nilai 28
keatas

Rentang
No
Nilai
1 Kurang
2 dari 80
Sama
atau
Lebih
dari 80

Berdasar grafik tersebut dapat
dijelaskan

bahwa

:(1).Pada

siklus

pertama pengamatan dengan meneliti

Jumlah Guru
Siklus
Siklus
II
II
4
0
6
10

Keterangan
Belum
berhasil
Tuntas

Pada perbandingan tersebut dapat

RPP yang disusun oleh guru setelah
dilakukan Supervisi melalui pende-

Siklus
I
8
2

dilihat adanya kenaikan kemampuan

147

Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 138---149

guru dalam melaksanakan kegiatan

adalah

pembelajaran, setelah mengikuti pen-

didapatkan kondisi bahwa semua guru

dampingan dalam kegiatan pembe-

telah mendapatkan hasil 80 atau lebih

lajaran oleh Pengawas Sekolah. Dari

dalam pengamatan yang dilakukan

siklus ke siklus ternyata angkanya

peneliti. Artinya prosentase keber-

makin naik tentang ketuntasan kemam-

hasilan pada siklus ketiga mencapai

puan guru dalam melaksanakan ke-

100 %, dengan demikian guru telah

giatan pembelajaran kooperatif model

mencapai kriteria keberhasilan dalam

Jigsaw.

melaksanakan pembelajaran kooperatif

Perbandingan hasil pengamatan

60%.,(3).Pada siklus ketiga

model Jigsaw.
Keberhasilan tersebut dipenga-ruhi

tentang pelaksanaan pembelajaran masing-masing siklus tersebut di atas

oleh

hal-hal

sebagai

berikut

(a).

dapat dilihat pula dalam bentuk grafik:

Pelaksanaan supervisi melibatkan pihak lain yakni Kepala Sekolah untuk

150%

memberikan masukan kepada guru
100%

siklus 1

yang
50%

disupervisi,

(b).

Supervisi

siklus 2

akademik dengan pendekatan BINI-

siklus 3

DAMBEL kepada guru. Karena dengan

0%
nilai 80 keatas

pendekatan ini guru merasa dibimbing

Berdasar rekapitulasi dan grafik

dan didampingi, para guru diajak

pebandingan hasil pengamatan tentang

berfikir bersama, melakukan kegiatan

pelaksanaan pembelajaran kooperatif

didampingi Pengawas Sekolah dan

model Jigsaw disimpulkan :(1).Pada

dalam mengatasi permasalahan yang

siklus pertama masih terdapat 8 guru

dihadapi dilakukan bersama. Dengan

yang mendapatkan hasil kurang dari

demikian Pengawas sekolah sebagai

80, sedang yang tuntas sebanyak 2

mitra

orang guru artinya tingkat keber-

kebutuhan guru dalam meningkatkan

hasilannya mencapai 20%. (2).Pada

kinerjanya, (c). Guru lebih terbuka jika

siklus kedua terdapat 6 orang guru

diajak musyawarah layaknya mitra

yang mendapat nilai sama atau diatas

kerja dalam membahas dan menyem-

kriteria keberhasilan, artinya tingkat

purnakan kekurangan yang dilakukan

ketuntasannya mencapai 60%. Artinya

dalam

tingkat ketuntasan pada siklus ini

148

guru

dapat

menerapkan

memfasilitasi

pem-belajaran

Meningkatkan Kemampuan Guru PKn Dalam Menerapkan Pembelajaran, Jumino

kooperatif model Jigsaw di kelas, (d).
Dalam kegiatan pendampingan guru
bisa lebih akrab dan beresahabat
dengan supervisor dan pengamat dalam
meningkatkan pemahaman dan kemampouan dalam menerapkan pembelajaran kooperatif model Jigsaw, (e).
Kepala Sekolah merasa ikut bertanggung jawab atas kemajuan kompetensi
gurunya, sehingga mereka ikut aktif
membuna dan memberikan masukan
kepada pengawas tentang kondisi guru
yang sebenarnya.
Simpulan
Berdasar

hasil

penelitian

dan

pembahasan di atas dapat disimpulkan
bahwa Supervisi akademik dengan
pendekatan Bimbingan Tehnis dalam
Pembelajaran (BINI-DAMBEL) dapat
meningkatkan kemampuan guru PKn
dalam menyusun rencana pembelajaran
sesuai dengan pembelajaran kooperatif
model Jigsaw. Selain itu,

Supervisi

akademik dengan pendekatan Bimbinan

Tehnis

dalam

Pembelajaran

(BINI-DAMBEL) juga dapat mening-

Daftar Pustaka
Arends. Richard I, 2007,Learning To
Teach, New York, McGraw Hill
Companies.
Depdiknas , 2006, Undang-Undang
Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional,
Jakarta.Depdiknas.
Dimyati, 2002, Belajar dan
Pembelajaran, Jakarta, Rineka
Cipta.
Isjoni, 2012, Pembelajaran Kooperatif
Meningkatkan
Kecerdasan
Komuinikasi Antar Peserta Didik,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Lie A, 2005, Kooperatif Learning,
Grasindo, Jakarta.
Rusman,
2013,
Model-Model
Pembelajaran
mengembangkan
profesionalesma guru, Jakarta, PT
RajaGrafindo Persada.
Sahertian P, 2000, Konsep dan Tehnik
Supervisi Pendidikan, Jakarta,
Rineka Cipta.
Sanjaya.
Wina,
2007,Strategi
Pembelajaran
berorientasi
Standar Proses Pendidikan, 2007,
Jakarta, Kencana Prenada Media
Group.
Santrock,2009, Psikologi Pendidikan
Educational Psychology, Salemba
Humanika, Jakarta
Slavin, 2005,Cooperative Learning
Teori,Riset dan Praktik, Nusa
Media, Bandung
Yuwono
Patwiynto,Pengebangan
Profesi Pengawas, Depdiknas,
Jakarta.

katkan kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan pembelajaran kooperatif model
Jigsaw

149