PERANAN GURU DALAM PENGEMBANGAN KURIKULU

PERANAN GURU DALAM PENGEMBANGAN
KURIKULUM PAI DI SEKOLAH / MADRASAH

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum PAI
Dosen Pengampu Heny Kusmawati, M. S. I

Oleh :
1. Aizani Rahma Affani

NIM 114002

2. Ali Musthofa

NIM 114165

3. Fitroh Nurseptyani

NIM 114006

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI

KELAS A JURUSAN TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( PAI )
2016

PERANAN GURU DALAM PENGEMBANGAN
KURIKULUM PAI DI SEKOLAH / MADRASAH

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan
pendidik dalam mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami dan
mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau
pelatihan yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah diharapkan.
Pendidikan Islam berorientasi pada tercapainya tujuan hablum minallah
(hubungan dengan Allah), tujuan hablum minannas (hubungan dengan manusia)
dan tujuan hablum minal’alam (hubungan dengan alam). Agar peserta didik
dapat mencapai tujuan akhir pendidikan Islam maka penyusunan rancangan
program pendidikan yang dijabarkan dalam kurikulum baik merancang

keterkaitan ilmu agama dan umum maupun merancang nilai-nilai Islami pada
setiap pelajaran perlu mendapat perhatian. Sebagian besar, keberhasilan suatu
kurikulum terletak pada guru karena guru merupakan salah satu faktor penting
dalam implementasi kurikulum. Dengan demikian, guru dituntut untuk
meningkatkan kemampuannya sesuai dengan perkembangan kurikulum,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan dalam latar belakang di
atas, maka penulis merumuskan masalah :
1. Bagaimana peran guru dalam pengembangan kurikulum PAI?
2. Bagaimana peran guru dalam pengembangan kurikulum PAI di sekolah /
madrasah ?

1

II. PEMBAHASAN
A. Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum PAI
Guru merupakan salah satu faktor penting dalam implementasi kurikulum
karena implementasi kurikulum hampir seluruhnya bergantung pada kreativitas,
kecakapan, kesungguhan dan ketekunan guru. Kurikulum yang ideal apabila tidak

ditunjang dengan kemampuan guru dalam mengimplementasikan maka kurikulum
tidak akan bermakna dan pembelajaran tanpa kurikulum tidak akan efektif. 1
Dengan demikian, peran guru dalam mengimplementasikan kurikulum memegang
posisi kunci. Dalam proses pengembangan kurikulum, Murray Printr mencatat
peran guru yaitu :
1. Implementer
Guru berperan untuk mengaplikasikan kurikulum yang sudah ada. Dalam
melaksanakan perannya, guru hanya menerima berbagai kebijakan perumus
kurikulum. Guru tidak memiliki ruang baik untuk menentukan isi kurikulum
maupun menentukan target kurikulum. Pada fase sebagai implementator
kurikulum, peran guru dalam pengembangan kurikulum hanya sebatas
menjalankan kurikulum yang telah disusun. Dalam pengembangan kurikulum,
guru dianggap sebagai tenaga teknis yang hanya bertanggung jawab dalam
mengimplementasikan berbagai ketentuan yang ada. Oleh karena itu, apabila
guru hanya sekadar pelaksana kurikulum maka tingkat kreativitas dan inovasi
guru dalam merekayasa pembelajaran sangat lemah. Guru tidak terpacu untuk
melakukan berbagai pembaharuan sehingga mengajar dianggap bukan hanya
sebagai pekerjaan profesional tetapi sebagai tugas rutin atau tugas keseharian.
2. Adapter
Peran guru sebagai adapter lebih dari hanya sebagai pelaksana kurikulum

akan tetapi juga sebagai penyelaras kurikulum dengan karakteristik, kebutuhan

1 Nurdin, Syafruddin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum (Jakarta : Quantum
Teaching, 2005) hlm 74-75.

2

siswa dan daerah. Dalam fase ini, guru diberi kewenangan untuk menyesuaikan
kurikulum yang sudah ada dengan karakteristik sekolah dan kebutuhan lokal.
3. Developer
Guru memiliki kewenangan dalam mendesain sebuah kurikulum. Guru
bukan saja dapat menentukan tujuan dan isi pelajaran yang akan disampaikan
akan tetapi juga dapat menentukan strategi apa yang harus dikembangkan serta
bagaimana mengukur keberhasilannya. Sebagai pengembang kurikulum
sepenuhnya, guru dapat menyususn kurikulum sesuai dengan karakteristik, visi
dan misi sekolah serta sesuai dengan pengalaman belajar yang dibutuhkan
siswa.
4. Researcher
Peran guru sebagai peneliti kurikulum dilaksanakan sebagai bagian dari
tugas profesional guru yang memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan

kinerja sebagai guru. Dalam pelaksanaan peran sebagai peneliti, guru memiliki
tanggung jawab untuk menguji berbagai komponen kurikulum.2
Selain itu, peran guru dalam pengembangan kurikulum juga dapat
dibedakan antara yang bersifat sentralisasi, desentralisasi dan sentral desentral.
1. Peran Guru dalam Pengembangan Kurikulum yang Bersifat Sentralisasi
Sentralisasi atau sistem pengembangan kurikulum secara sentral
(terpusat) adalah keterlibatan pemerintah pusat dalam mengembangkan
kurikulum atau program pendidikan yang akan diterapkan pada semua jalur,
jenjang dan jenis pendidikan yang bertujuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.3
Adanya sistem sentralisasi pengembangan kurikulum tersebut
mempunyai tujuan agar memperoleh bentuk kurikulum yang disusun oleh tim
khusus di tingkat pusat yang terdiri atas para ahli. Dalam pengembangan
2 Sanjaya, Wina, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta : Kencana Prenada Media Group,
2010), hlm 28-29.
3 Idi, Abdullah, Pengembangan Kurikulum (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2016), hlm 175.

3

kurikulum yang bersifat sentralisasi ini, guru tidak mempunyai peranan dalam

perancangan dan evaluasi kurikulum yang bersifat makro melainkan lebih
berperan dalam kurikulum mikro. Dalam kurikulum mikro, guru menyusun
kurikulum untuk jangka waktu satu tahun, satu semester, satu catur wulan,
beberapa minggu atau beberapa hari (satuan pendidikan). Program tahunan,
semesteran, catur wulan dan satuan pelajaran memiliki komponen-komponen
yang sama yaitu tujuan, bahan pelajaran, metode, media pembelajaran dan
evaluasi, hanya keluasan dan kedalamannya yang berbeda.
Jadi, peran guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat
sentralisasi yaitu menyusun dan merumuskan tujuan yang tepat, memilih dan
menyusun bahan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat dan
tahap perkembangan anak, memiliki metode dan media pembelajaran yang
bervariasi serta menyusun program dan alat evaluasi yang tepat. Meskipun
kurikulum sudah tersusun rapi, guru masih mempunyai peran untuk
mengadakan penyempurnaan dan penyesuaian-penyesuaian.
Pengembangan

kurikulum

yang


bersifat

sentralisasi

memiliki

kelemahan dan kelebihan yaitu :
a. Kelemahan dalam pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi yaitu
1) Menyeragamkan kondisi yang berbeda-beda baik tahap perkembangan
intelek, alam dan sosial budaya. Hal ini dapat menghambat kreativitas,
memperlambat kemajuan sekolah yang sudah mapan dan menyeret
sekolah yang masih terbelakang.
2) Dalam penilaian hasil kurang objektif.
3) Memberikan gambaran hasil yang beragam dan menunjukkan adanya
perbedaan yang sangat ekstrim.
b. Kelebihan dalam pengembangan kurikulum yang bersifat desentralisasi
yaitu :
1) Mendukung terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa.
2) Tercapainya standar minimal penguasaan atau perkembangan anak.
3) Mudah dikelola, dimonitor, dievaluasi, hemat biaya, waktu dan fasilitas.


4

2. Peran Guru dalam Pengembangan Kurikulum yang Bersifat Desentralisasi
Pengembangan kurikulum yang bersifat desentralisasi disusun oleh
sekolah atau kelompok sekolah tertentu dalam suatu wilayah atau daerah.
Kurikulum ini ditujukan bagi suatu sekolah atau lingkungan wilayah tertentu.
Pengembangan kurikulum ini didasarkan oleh karakteristik, kebutuhan,
perkembangan daerah dan kemampuan sekolah. Kurikulum ini isinya sangat
beragam, setiap sekolah atau wilayah mempunyai kurikulum sendiri tetapi
kurikulum ini cukup realistis.4
Pengembangan kurikulum yang bersifat desentralisasi memiliki
kelemahan dan kelebihan yaitu :
a. Kelemahan dalam pengembangan kurikulum yang bersifat desentralisasi
yaitu :
1) Tidak adanya keseragaman.
2) Tidak adanya standar penilaian yang sama.
3) Adanya kesulitan bagi siswa.
4) Sulit dalam mengadakan pengelolaan dan penilaian secara nasional.
5) Sekolah belum siap.

b. Kelebihan dalam pengembangan kurikulum yang bersifat desentralisis yaitu
1) Sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat.
2) Sesuai dengan tingkat kemampuan sekolah.
3) Disusun oleh guru-guru sendiri yang mengerti kondisi dan perkembangan
anak didik.
4) Ada motivasi dari sekolah.

4 Dwiningrum, Siti Irene Astuti, Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan
(Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2011), hlm 2-5.

5

3. Peran Guru dalam Pengembangan Kurikulum yang Bersifat Sentral Desentral
Pengembangan kurikulum yang bersifat sentral desentral merupakan
bentuk campuran untuk mengatasi kelemahan kurikulum sentralisasi dan
desentralisasi. Peranan guru dalam pengembangan kurikulum ini jauh lebih
besar yaitu :
a. Guru-guru turut berpartisipasi bukan hanya menjabarkan kurikulum induk
ke dalam program tahunan, semester, catur wulan maupun ke dalam satuan
pelajaran tetapi juga di dalam penyusunan kurikulum secara keseluruhan

untuk sekolahnya.
b. Guru-guru ikut andil dalam merumuskan setiap komponen dan unsur dari
kurikulum sehingga guru turut memiliki kurikulum dan terdorong untuk
mengembangkan kemampuan dan pengetahuannya dalam pengembangan
kurikulum.5
Jika guru-guru sejak awal penyusunan kurikulum telah diikutsertakan
maka guru-guru akan memahami dan menguasai kurikulum sehingga pelaksanaan
kurikulum di dalam kelas akan berjalan lancar. Jadi, guru tidak hanya berperan
sebagai pengguna melainkan sebagai perencana, pemikir, penyusun, pengembang,
pelaksana dan evaluator kurikulum.
B. Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum PAI di Sekolah / Madrasah
Wawancara I
Nama Sekolah : SD N Guo 3
Waktu : Kamis, 08 Desember 2016
Jam : 10.00 WIB
Narasumber : Ibu Jamilatun, S. Pd. I
Jabatan : Guru PAI

5 http : //mayway3r.blogspot.co.id/2011/12/peranan guru dalam pengembangan kurikulum.html.


6

1. Pertanyaan : Siapa saja yang berperan dalam pengembangan kurikulum PAI
di SD N Guwo 3 ?
Jawaban

: Kurikulum PAI disusun oleh Pemerintah Pusat dan Tim Ahli,

Saya (Ibu Jamilatun) selaku guru PAI yaitu pelaksana kurikulum yang
membuat perencanaan pengajaran dan persiapan sebelum melaksanakan
kegiatan mengajar, menciptakan situasi proses belajar mengajar yang kondusif
dan melakukan pengukuran. Dalam hal ini, Saya (Ibu Jamilatun) tidak
memiliki peran dalam penyusunan kurikulum.
2. Pertanyaan : Bagaimana peran Ibu Jamilatun selaku guru PAI dalam
pengembangan kurikulum PAI di SD N Guwo 3 ?
Jawaban

: Saya (Ibu Jamilatun) dalam mengimplementasikan suatu

kurikulm tidak hanya berperan dalam aspek penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi melainkan juga dalam pembinaan keagamaan (aqidah, ibadah dan
akhlaq). Kegiatan yang Saya terapkan berupa sholat dhuha, membiasakan
mengucapkan salam, tadarus serta makan dan minum sambil duduk.
3. Pertanyaan : Adakah kendala yang menghambat peranan Ibu Jamilatun dalam
pengembangan kurikulum PAI di SD N Guwo 3 ? Bagaimana solusinya ?
Jawaban

: Ada, salah satunya belum ada keselarasan antara guru, siswa

dan orang tua dalam mendukung program pembinaan keagamaan. Solusi yang
Saya terapkan yaitu mengadakan pertemuan wali murid untuk berdiskusi
mengenai beberapa kendal yang menghambat kegiatan pembelajaran akan
tetapi Saya merasa solusi tersebut belum efektif karena belum ada kesadaran
dari pribadi masing-masing mengenai keterkaitan peran orang tua, guru dan
masyarakat.
Wawancara II

Nama Sekolah

: SD Integral Hidayatulloh Pati

Waktu

: Kamis, 08 Desember 2016

7

Jam

: 13.15 WIB

Narasumber

: Ibu Siti Maghfuroh

Jabatan

: Guru PAI

1. Pertanyaan : Siapa saja yang berperan dalam pengembangan kurikulum
PAI di SD Integral Hidayatullah ?
Jawaban

: Berkaitan dengan pengembangan kurikulum di SD Integral

Hidayatullah, Saya (Ibu Siti Maghfuroh) selaku guru PAI tidak mempunyai
andil dalam penyusunan kurikulum PAI dikarenakan kurikulum PAI disusun
langsung dari pusat yaitu Hidayatullah.
2. Pertanyaan : Bagaimana peran Ibu Siti Maghfuroh dalam pengembangan
kurikulum PAI di SD Integral Hidayatullah ?
Jawaban

: Peran Saya (Ibu Siti Maghfuroh) selaku guru PAI di SD

Integral Hidayatullah sama dengan peran para pendidik disini karena Kami
(pendidik SD Integral Hidayatullah) semua berperan sebagai guru PAI.
Semua kegiatan pembelajaran di SD Integral Hidayatullah berorientasi
menjadi lembaga pendidikan Islam yang bermutu tinggi dan unggul
sehingga mampu melahirkan manusia yang memikul amanah Allah swt
sebagai hamba dan khalifah-Nya.
3. Pertanyaan : Adakah kendala yang menghambat peranan Ibu Siti
Maghfuroh dalam mengembangan kurikulum pai di SD Integral
Hidayatulloh?
Jawaban

: Seperti yang Saya (Ibu Siti Maghfuroh) sampaikan bahwa

para pendidik di SD Integral Hidayatullah berperan sebagai guru PAI yang
terbagi menjadi beberapa tim maka apabila ada udzur yang sifatnya
mendadak dari salah satu guru maka ada sedikit kendala dalam
menggantikan posisi yang kosong karena membutuhkan waktu untuk
persiapan sehingga kurang efektif. Solusi yang Saya terapkan yaitu
mengadakan mentoring yang dilakasanakan setiap hari Selasa, Rabu dan
Kamis.

8

III. Simpulan
Sesuai dengan rumusan masalah dan pembahasan dalam makalah ini,
maka dapat ditarik dua kesimpulan yaitu :
1. Peranan yang harus dijalankan guru dalam mengembangkan kurikulum yaitu
sebagai implementer, developer, adapter dan researcher. Selain itu, peran guru
dalam pengembangan kurikulum PAI dapat dibedakan antara yang bersifat
sentralisasi, desentralisasi dan sentral desentral.
2. Berdasarkan wawancara mengenai peranan guru dalam pengembangan
kurikulum PAI di SD N Guwo 3 dan SD Integral Hidayatullah ada beberapa
perbedaan baik dalam pihak-pihak yang terkait dalam penyusunan kurikulum,
implementasi

kurikulum

maupun

kendala

yang

dihadapi

sedangkan

persamaannya adalah guru sebagai pengguna kurikulum yang merencanakan,
mengelola dan mengukur pengajaran.

9

DAFTAR PUSTAKA

Dwiningrum, Siti Irene Astuti. Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam
Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Belajar. 2011.
http : //mayway3r.blogspot.co.id/2011/12/peranan guru dalam pengembangan kurikulum.html.

Idi, Abdullah. Pengembangan Kurikulum. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2016.
Nurdin, Syafruddin. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum. Jakarta : Quantum
Teaching. 2005.
Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
2010.

10