PRINSIP-PRINSIP EKONOMI DALAM MANAJEMEN USAHA TANI TERNAK

PRINSIP-PRINSIP EKONOMI
DALAM
MANAJEMEN USAHA TANI
TERNAK

Prinsip ekonomi dalam proses produksi
diartikan sebagai kaidah-kaidah atau asumsi
yang dapat dipakai dalam menggunakan
sumber-sumber yang terbatas dalam proses
produksi agar tercapai hasil yang optimal.
Sumber daya diartikan sebagai input atau
pengorbanan untuk menghasilkan output
tertentu. Dalam menghasilkan suatu produk
atau input dapat dipengaruhi oleh produk
yang lain.

1. Hubungan Input-Output
• Di dalam proses produksi untuk menghasilkan
suatu produk dapat dipengaruhi oleh satu
atau beberapa faktor. Secara matematis
hubungan input dengan output digambarkan

sebagai berikut : Y = f (X1, X2, X3,.....Xn)
• Y merupakan produk yang dihasilkan dengan
menggunakan faktor-faktor nonproduksi
seperti kapital (X1), tanah (X2), tenaga kerja
(X3) dan faktor-faktor lain (Xn). Dalam
hubungan input-output ini biasanya di dalam
proses produksi, manajemen dihadapkan
kepada memilih/menambah level suatu input
tertentu dengan menganggap factor yang lain
tetap atau konstan. Keadaan ini digambarkan
sebagai : Y = f (X1/X2, X3,.......Xn),



X1 bersifat variabel, sedang yang lain
konstan.
• Tanda ”l” adalah memberi batasan mana
yng variabel dan mana yang bersifat tetap.
• Ada beberapa macam hubungan antara
input dan output :

1. Hubungan input-output yang bersifat
constant productivity
• Fenomena ini menggambarkan pada setiap
penambahan unit input pada suatu kegiatan
produksi, akan memberikan tambahan hasil
yang tetap pada setiap kenaikan input
berikutnya. Karena kenaikan tersebut
bersifat tetap, maka bila digambarkan akan
berbentuk garis lurus.

Hubungan costant
productivity
Input X
(unit)

Tambahan
input ΔX

Hasil
Y


Tambahan
Hasil ΔY

Produk
Marginal
ΔY/ΔX

0
10
20
30
40

10
10
10
10

1.336

1.444
1.552
1.660
1.768

108
108
108
108

10,8
10,8
10,8
10,8

2.





Hubungan yang bersifat increasing
productivity (produktivitas naik)
Fenomena ini menggambarkan terjadi
penambahan hasil yang meningkat pada
pemberian input tambahan berikutnya.
Pada gambar tsb terlihat bahwa gambar
kurva makin ke atas shg mjd garis cembung
thd garis horisontal
Kurva demikian tjd krn ΔY/ΔX makin lama
makin lebih besar

3.





Hubungan decreasing productivity
(produktivitas menurun)
Fenomena ini menggambarkan hubungan

bilamana terjadi tambahan input pada suatu
variable (yang lain konstan) maka tambahan
hasil yang didapat akan menurun.
Atau terjadi penurunan penambahan hasil
pada setiap menambahkan input berikutnya.
Keadaan ini sering terjadi pada proses
produksi pertanian.

Produktivitas menurun
x berupa pakan konsentrat
y berupa produksi susu
Input X
(unit)

Tambahan Hasil
input ΔX
Y

Tambahan Produk
Hasil ΔY

Marginal
ΔY/ΔX

0
2
4
6
8

2
2
2
2

5,89
3,52
2,96
2,66

0

5,89
9,41
12,37
15,03

2,94
1,76
1,48
1,33

4. Hubungan Kombinasi
• Di dalam proses produksi pertanian,
biasanya berupa hubungan yang mulamula bersifat increasing yang
dilanjutkan dengan hubungan yang
bersifat decreasing productivity setelah
variabel yang diberikan relative telah
cukup.
• Kombinasi ini merupakan fenomena
produksi pertanian dan dinyatakan
dalam hukum penambahan hasil yang

menurun atau law of diminishing return.
• Hukum ini berlaku untuk produk
penambahan hasil (produk marginal)

PRODUKSI PERTANIAN YG MENGALAMI
LAW OF DIMINISHING RETURN
UNIT INPUT
X

∆X

PT
Y

∆Y

Y/X

PM
∆Y/ ∆X


0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

1
1
1
1
1
1
1

1
1
1

0
4
10
18
27
37
42
46
48
46
42

4
6
8
9
10
5
4
2
-2
-4

0
4
5
6
6,8
7,4
7
6,6
6
5,1
4,2

0
4
6
8
9
10
5
4
2
-2
-4

LAJU

TAMBAH

LAJU
TURUN

• Dr tabel di atas bila digambarkan
akan tampak kurva produksi total
(KPT) akan naik dg laju yg bertambah
yg diakhiri dg laju yg menurun
• Dr KPT dpt diturunkan dua kurva lain
yg ada kaitannya satu sama lain
• Kedua kurva tsb disusun msng2 oleh
PM & PR.
• Di antara ketiga kurva KPT, KPM &
KPR mempunyai hub.satu sama lain.

• Hub. tsb berupa :
1)Hub.produk marginal & produk total
a) pd saat KPT naik, mk kurva PM
selalu positif

• 2) hubungan antara KPM & MPR
a.Pd saat KPM & KPR sama2 naik, mk
KPM selalu di atas KPR, pd saat itu
KPR terus naik
b.Pd saat KPM & KPR sama2 turun mk
KPR di atas KPM
c.Pd saat KPM=KPR mk KPR max
• Hub. di atas dpt pula diartikan bhw
utk menaikkan (menurunkan) PR mk
tambahan yg dipakai utk menghitung
produk rata2 baru harus di atas (di
bwh) rata2 semula

• Dr hub.ketiga kurva di atas dpt
ditarik manfaat yg penting dlm
memilih penyelenggaraan produksi
• Artinya dr hal tsb dpt dipilih saat kpn
tjd produksi yg optimum yg akan
memberi hasil yg max.
• Fungsi produksi/kurva total produksi
tsb dpt dibagi ke dlm 3 phase
/daerah :

1. Phase (1) adalah phase /daerah yg
meliputi dr input sama dgn nol
sampai produk rata2 max / saat
PR=PM
2. Phase (2) adalah daerah yg dimulai
dr PR max sampai PM sama dg nol,/
pd saat PT max
3. Phase (3) adalah daerah yg dimulai
pd saat PM negatif / pd saat PT
turun secara absolut

Elastisitas Produksi
• Elastisitas produksi adalah suatu angka
yang menunjukkan persentase perubahan
pada output akibat adanya persentase
perubahan dari suatu input atau ratio
antara perubahan produksi dengan
perubahan input
• EP = ∆Y/Y : ∆X/X → Ep = PM/PR
• Ketentuan ini dapat diberlakukan :
• Bila PM = PR maka Ep = 1
• Bila PM = 0 maka Ep = 0











Bila PM > PR maka Ep > 1
Bila PM < PR maka Ep < 1
Akibat dari keadaan tersebut maka :
Daerah I mempunyai elastisitas > = 1
Daerah II mempunyai elastisitas > = 1 dan > = 0
Daerah III mempunyai elastisitas < = 0
Dalam proses produksi daerah I dan III disebut
daerah irasional karena pada kedua daerah
tersebut masing-masing keuntungan masih dapat
ditambah (daerah I) dan keuntungan akan merugi
(daerah III).
Daerah II disebut daerah rasional, yaitu daerah
di mana manajer harus memilih input untuk
menghasilkan keuntungan yang maksimal.

• Di titik mana I daerah rasional tersebut
terdapat keuntungan yang maksimum
masih tergantung kepada harga input dan
outputnya.
• Daerah II ini merupakan daerah pusat
perhatian dari para pengambil keputusan
(decision maker/manajer).
• Secara efsiensi teknis, terjadi maksimum
keuntungan pada saat produk rata-rata
mencapai maksimum, tetapi efsiensi
ekonomis letaknya masih tergantung pada
harga input dan outputnya.

PENENTUAN INPUT PD DAERAH II
Utk memilih berapa input dipakai dlm suatu
proses produksi agar tjd keuntungan terbaik,
perlu dikenal 2 pengertian
NILAI PRODUK MARGINAL (MVP)
 PENAMB.PENDAPATN
TAMBAHN UNIT INPUT
∆ NILAI PT
 NPM = —————————
∆ LEVEL INPUT
 NILAI PT = JMLH PT X HARGA JUAL
BIAYA / NILAI INPUT MARGINAL (MIC)
 PERUB.ONGKOS INPUT TOT.
TAMBAHN UNIT INPUT



∆ BIAYA TOTAL INPUT
NIM = —————————————
∆ LEVEL INPUT
BIAYA TOTAL INPUT = JMLH INPUT X HARGA INPUT

Pengambilan Keputusan
 Utk mendptkan nilai optimum dr level input
dlm proses produksi mk contoh tabel berikut
dpt memberi gambaran
 Dlm proses produksi ini, level input 0 sampai
dg 10 dipakai utk menghasilkan output
tertentu
 Bila harga input tertentu misalnya Rp.
12,00/unit & harga output Rp 2,00/unit mk
input keberapa harus dipilih dlm produksi dpt
diketahui.
 Utk mendapatkannya perlu diperbandingkan
NPM dg NIM

Nilai optimum input dlm proses produksi
Level
input

Total
produk
(TP)

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

0
12
30
44
54
62
68
72
74
72
68

PM

Nilai
Total
Produks
i (NTP)

NPM

NIM

 Dlm tabel tsb mula2 NPM>NIM , ini
berarti tambahan pendapatan yg diterima
pd penggunaan tambahan satu unit input
masih lebih besar drpd biaya input yg
dipakai
 Jd dpt diartikan tambahan penghasilan
masih terus dpt dicapai
 Keadaan ini terus berlangsung sampai pd
pemakaian level input 6
 Pd level ini tambahan biaya akan sama
dg tambhan income (NPM=NIM)
 Pemakaian input lebih besar drpd 6, akan
menyebabkan nilai NPM lebih kecil drpd
nilai NIM, yg berarti keuntungan semakin
kecil

• Oleh krn itu mk keuntungan max akan
tjd pd pemakaian input yg memberi
NPM=NIM
• NTP/nilai produk total /pendapatan max
tdk selalu diikuti dg keuntungan max
• Dr tabel tsb NTP tertinggi tjd pd
pemakaian input 8, sedangkan
keuntungan tertinggi tercapai pd level
6.

OUTPUT YANG DIHASILKAN
PROFIT MAX
• NPM = NIM (∆Y/∆X = Px/Py)
• MR = MC (PM = BM)
• MR = PERUB.PENDAPATAN AKIBAT PERUB.PRODUKSI
∆ PENDAPATAN TOTAL
• MR = ————————————
∆ PRODUKSI TOTAL
• ∆ PENDAPATAN TOTAL = ∆ PRODUKSI TOT. X HARGA
• MC = PERUB.BIAYA AKIBAT TAMBAHAN HASIL
∆ BIAYA TOT. INPUT
• MC = ———————————
∆ PRODUKSI TOTAL
• NILAI MC
AWAL TURUN NAIK PD PENAMB.INPUT

MR & MC DARI FUNGSI PRODUKSI
LEVEL
INPUT
(UNIT)

PT

PM

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

0
12
30
44
54
62
68
72
74
71
68

12
18
14
10
8
6
4
2
-2
-4

TR

MR

MC

 MR = MC
 MC > MR

LEVEL INPUT 6
LABA MAX
PRODUKSI TDK LAGI BERI LABA MAX

HUBUNGAN INPUT INPUT
 LEBIH DR 1 FAKT. SIFAT VARIABEL
HUB. SIFAT
INPUT2 /FAKTOR2 /SLNG SUBSTITUSI
 Y = f (X1,X2 / X3, X4, …..Xn)
 X1 & X2 = SIFAT VARIABEL & YG LAIN TETAP
 PENGGUNAAN 2 FAKT. DLM PROSES PROD.PERLU :
 KOMBINSI OPTIML PENGG.KE2 INPUT
LABA MAX
 KOMBINSI YG BERI LEAST COST UTK OUTPUT TTT