PENGARUH PENDIDIKAN PADA PEMBENTUKAN KARAKTER DAN POLA PKIR PEMUDA ISLAM
PENGARUH PENDIDIKAN PADA
PENGARUH PENDIDIKAN PADA
PEMBENTUKAN KARAKTER DAN POLA PKIR
PEMBENTUKAN KARAKTER DAN POLA PKIR
PEMUDA ISLAM
PEMUDA ISLAMPENGARUH PENDIDIKAN PADA
PENGARUH PENDIDIKAN PADA
PEMBENTUKAN KARAKTER DAN POLA PKIR
PEMBENTUKAN KARAKTER DAN POLA PKIR
PEMUDA ISLAM
PEMUDA ISLAMM. Furqon Hidayatullah
M. Furqon Hidayatullah
LIFE WITHOUT LIMITS LIFE WITHOUT LIMITS LIFE WITHOUT LIMITS LIFE WITHOUT LIMITS
Karena aku memiliki keterbatasan fisik, tetapi aku hidup
Karena aku memiliki keterbatasan fisik, tetapi aku hidup
seolah-olah tanpa mengenal batas
seolah-olah tanpa mengenal batas
SPIRITUALITAS DALAM SPIRITUALITAS DALAM SPIRITUALITAS DALAM SPIRITUALITAS DALAM MEMIMPIN MEMIMPIN MEMIMPIN MEMIMPIN Umar bin Abdul Azis memimpin Umar bin Abdul Azis memimpin karena Allah; karena Allah; Umar bin Abdul Azis cinta Umar bin Abdul Azis cinta karena Allah karena Allah
“ “
Ketika Umar bin Abdul Azis diangkat menjadi
Ketika Umar bin Abdul Azis diangkat menjadi
khalifah, para penggembala kambing di puncak
khalifah, para penggembala kambing di puncak
gunung berkata: ‘Siapakah khalifah yang saleh yang
gunung berkata: ‘Siapakah khalifah yang saleh yang
sedang memerintah manusia sekarang ini?’ Lalu
sedang memerintah manusia sekarang ini?’ Lalu
orang-orang yang berasal dari kota bertanya kepada
orang-orang yang berasal dari kota bertanya kepada
mereka: ‘Mengapa kalian mengetahui semua itu?’
mereka: ‘Mengapa kalian mengetahui semua itu?’
Mereka menjawab: “Sesungguhnya apabila
Mereka menjawab: “Sesungguhnya apabila
“
berkata: ‘Dengan adanya peristiwa ini kami
juga mengatakan kepadaku bahwa mereka hanya
telah mati’. Hammad berkata: ‘Orang ini dan lainnya
telah mati’. Hammad berkata: ‘Orang ini dan lainnya
memperkirakan bahwa laki-laki yang saleh tersebut
memperkirakan bahwa laki-laki yang saleh tersebut
berkata: ‘Dengan adanya peristiwa ini kami
malam serigala menyerang seekor kambing kami. Aku
“
malam serigala menyerang seekor kambing kami. Aku
srigala pada suatu tempat, demi Allah. Pada suatu
srigala pada suatu tempat, demi Allah. Pada suatu
Azis, kami menggembalakan kambing bersama
Azis, kami menggembalakan kambing bersama
Pada masa pemerintahan khalifah Umar bin Abdul
Pada masa pemerintahan khalifah Umar bin Abdul
juga mengatakan kepadaku bahwa mereka hanya
JIWA YANG BERGEJOLAK JIWA YANG BERGEJOLAK
JIWA YANG BERGEJOLAK
Aku ….. adalah pemilik jiwa yang selalu
Aku ….. adalah pemilik jiwa yang selalu
bergejolak, setiap mendapatkan sesuatu pasti
bergejolak, setiap mendapatkan sesuatu pasti
dia bergejolak meminta apa yang lebih tinggi
dia bergejolak meminta apa yang lebih tinggi
Aku ….. Telah mencapai kedudukan yang tiada
Aku ….. Telah mencapai kedudukan yang tiada
KUALITAS PEMIMPIN KUALITAS PEMIMPIN
KUALITAS PEMIMPIN
Memiliki visi yang jelas ( Memiliki visi yang jelas (
Having Having clear vission clear vission
) )
Memiliki kemampuan manajemen Memiliki kemampuan manajemen dan leadership baik ( dan leadership baik (
Having good Having good management and leadership management and leadership
) )
MELAKUKAN PERAN YANG
MELAKUKAN PERAN YANG
TEPATTEPAT TEPAT
TEPAT Tujuan jelas
Tujuan jelas
Pendekatan tepat Pendekatan tepat
KESUKSESAN SEJATI KESUKSESAN SEJATI KESUKSESAN SEJATI KESUKSESAN SEJATI
Tidak cukup hanya mengandalkan profesionalitas tetapi
Tidak cukup hanya mengandalkan profesionalitas tetapi
harus dilandasi spiritualitas
harus dilandasi spiritualitas
TAWAKAL = USAHA SUNGGUH2 + SELALU BERSANDAR
TAWAKAL = USAHA SUNGGUH2 + SELALU BERSANDAR
YANG MAHA KUASA
YANG MAHA KUASA
DOA COPILOT HERYADI GUNAWAN
DOA COPILOT HERYADI GUNAWAN
DOA COPILOT HERYADI GUNAWAN
DOA COPILOT HERYADI GUNAWAN
Ya Allah Dzat yang jiwaku berada dalam
Ya Allah Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Mu, apabila Engkau akan genggaman-Mu, apabila Engkau akan memanggilku hari ini, saya ikhlas, saya memanggilku hari ini, saya ikhlas, saya pasrah, maafkanlah segala dosa saya, pasrah, maafkanlah segala dosa saya,
CONTOH RIIL TANGGUNG JAWAB CONTOH RIIL TANGGUNG JAWAB PILOT (PEMIMPIN) PILOT (PEMIMPIN) CONTOH RIIL TANGGUNG JAWAB CONTOH RIIL TANGGUNG JAWAB PILOT (PEMIMPIN) PILOT (PEMIMPIN)
Meminimalisasi jatuhnya korban (
Meminimalisasi jatuhnya korban (
Minimalize victim Minimalize victim
)
)
Orang terakhir keluar dari pesawat (
Orang terakhir keluar dari pesawat (
The last people who The last people who out from the plane out from the plane
)
)
NASEHAT LUQMANUL HAKIM KEPADA NASEHAT LUQMANUL HAKIM KEPADA NASEHAT LUQMANUL HAKIM KEPADA NASEHAT LUQMANUL HAKIM KEPADA PUTRANYA PUTRANYA PUTRANYA PUTRANYA
“ Wahai anakku, hidup ini bagaikan orang berlayar di
“ Wahai anakku, hidup ini bagaikan orang berlayar di
samudra yang sangat luas. Kadang-kadang samudra yang sangat luas. Kadang-kadang diterjang oleh badai topan yang dahsyat sehingga diterjang oleh badai topan yang dahsyat sehingga hidup ini terasa berat. Kadang-kadang diterpa oleh hidup ini terasa berat. Kadang-kadang diterpa oleh angin spoi-poi sehingga hidup ini terasa angin spoi-poi sehingga hidup ini terasa menyenangkan. Oleh karena itu, jadikanlah menyenangkan. Oleh karena itu, jadikanlahPERANG BADAR PERANG BADAR
PERANG BADAR
Pasukan Nabi dan sahabatnya berjumlah sekitar 300
Pasukan Nabi dan sahabatnya berjumlah sekitar 300
orang, sedangkan pasukan musuh berjumlah sekitar
orang, sedangkan pasukan musuh berjumlah sekitar
1000 orang.1000 orang.
D D ari segi jumlah antara pasukan Nabi dengan pasukan ari segi jumlah antara pasukan Nabi dengan pasukan lawan 1 (satu) berbanding 3 (tiga), suatu perbandingan lawan 1 (satu) berbanding 3 (tiga), suatu perbandingan
HASIL RISET TENTARA INGGRIS HASIL RISET TENTARA INGGRIS HASIL RISET TENTARA INGGRIS HASIL RISET TENTARA INGGRIS 1.
1. Pasukan Nabi selalu rendah hati dan tidak Pasukan Nabi selalu rendah hati dan tidak sombong. sombong.
2.
2. Pasukan Nabi selalu riang gembira dan optimis Pasukan Nabi selalu riang gembira dan optimis
- – Tawakal.
- – Tawakal.
3.
3. Adanya keharmonisan antara pemimpin dan
Adanya keharmonisan antara pemimpin dan
yang dipimpin, yang dipimpin,PERLU STRATEGI YANG TEPAT PERLU STRATEGI YANG TEPAT
PERLU STRATEGI YANG TEPAT
PENDIDIKAN SEJATI
PENDIDIKAN PENDIDIKAN SEJATI SEJATI
Mendidik seseorang dalam aspek kecerdasan otak dan
Mendidik seseorang dalam aspek kecerdasan otak dan
bukan aspek moral adalah ancaman berbahaya kepada
bukan aspek moral adalah ancaman berbahaya kepada
masyarakat ( To educate a person in mind and not in
masyarakat ( To educate a person in mind and not in
Theodore morals is to educate a menace to society ). morals is to educate a menace to society ). — Theodore— Roosevelt, 19th/20th century American adventurer and
Roosevelt, 19th/20th century American adventurer and
PENDIDIKAN SEJATI (
secara intensif dan berfikir secara kritis … Kecerdasan plus
The function of education is to teach one to think intensively The function of education is to teach one to think intensively and to think critically... Intelligence plus character – that is the and to think critically... Intelligence plus character – that is the goal of true education goal of true education ).
(
(
karakter… adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya
karakter… adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya
secara intensif dan berfikir secara kritis … Kecerdasan plus
Fungsi pendidikan adalah mengajar seseorang untuk berfikir
PENDIDIKAN SEJATI (
) Fungsi pendidikan adalah mengajar seseorang untuk berfikir
)
PENDIDIKAN SEJATI ( T T rue Education rue Education
) PENDIDIKAN SEJATI (
)
T T rue Education rue Education
).
AKHLAK >< RITUAL
AKHLAK >< RITUAL AKHLAK >< RITUAL
AKHLAK >< RITUAL
FENOMENA
FENOMENA
Dididik takut pada manusia bukan takut pada aturan atau
FENOMENA FENOMENA
Dididik takut pada manusia bukan takut pada aturan atau Yang Kuasa (Patung polisi). Yang Kuasa (Patung polisi).
Yang didisik jalan bukan manusianya (Polisi tidur).
Yang didisik jalan bukan manusianya (Polisi tidur).
KARAKTER BANGSA JEPANG
KARAKTER BANGSA JEPANG KARAKTER BANGSA JEPANG
Kalah pada Perang Dunia II (Hiroshima Kalah pada Perang Dunia II (Hiroshima dan Nagasaki dibom AS) dan Nagasaki dibom AS) Kalah pada Perang Dunia II (Hiroshima Kalah pada Perang Dunia II (Hiroshima dan Nagasaki dibom AS) dan Nagasaki dibom AS)
Mengapa bukan Tokio yang dibom?
Mengapa bukan Tokio yang dibom?
Karakter seperti apa yang dimiliki masyarakat Jepang?
Karakter seperti apa yang dimiliki masyarakat Jepang?
"Science, Philosophy and Religion: a Symposium", 1941
, , "Science, Philosophy and Religion: a Symposium", 1941 "Science, Philosophy and Religion: a Symposium", 1941
US (German-born) physicist (1879 - 1955) US (German-born) physicist (1879 - 1955) US (German-born) physicist (1879 - 1955)
US (German-born) physicist (1879 - 1955) Science without religion is lame,
Science without religion is lame, religion without science is blind religion without science is blind
JUMAT 11 MARET 2011 JUMAT 11 MARET 2011
JUMAT 11 MARET 2011
Gempa bumi 9,1 skala richter,
Gempa bumi 9,1 skala richter,
Disusul Tsunami,
Disusul Tsunami,
Kemudian terjadi Radiasi Nuklir
Kemudian terjadi Radiasi Nuklir
Kompas 16 Maret 2011
Kompas 16 Maret 2011
CATATAN: CATATAN:
CATATAN:
CATATAN: Tidak ada penjarahan
Tidak ada penjarahan
Tidak ada kenaikan harga pangan
Tidak ada kenaikan harga pangan
Semua diselesaikan dengan tertib
Semua diselesaikan dengan tertib Dll. Dll.
ILMU TANPA KARAKTER BAGAI
ILMU TANPA KARAKTER BAGAI
SAMURAI TANPA “BUSHIDO”
SAMURAI TANPA “BUSHIDO”
(Ary Ginanjar Agustian)
(Ary Ginanjar Agustian)
SAMURAI TANPA “BUSHIDO”
SAMURAI TANPA “BUSHIDO”
(Ary Ginanjar Agustian)
(Ary Ginanjar Agustian)
YAGAMA SOKO (1622-1685) PENULIS:
YAGAMA SOKO (1622-1685) PENULIS: YAGAMA SOKO (1622-1685) PENULIS: SPIRIT BUSHIDO – BUDAYA KSATRIA JEPANG
SPIRIT BUSHIDO – BUDAYA KSATRIA JEPANG
YAGAMA SOKO (1622-1685) PENULIS:
SPIRIT BUSHIDO – BUDAYA KSATRIA JEPANG
SPIRIT BUSHIDO – BUDAYA KSATRIA JEPANG
Seorang pembesar Jepang sedang berada dalam Seorang pembesar Jepang sedang berada dalam perjalanan. Ia melihat sebongkah emas yang perjalanan. Ia melihat sebongkah emas yang tampaknya jatuh dari sebuah karavan yang lewat tampaknya jatuh dari sebuah karavan yang lewat
sebelumnya. Saat itu, ia berpapasan dengan pencari
sebelumnya. Saat itu, ia berpapasan dengan pencari
kayu yang sedang memikul bebannya. “Ambillah emas kayu yang sedang memikul bebannya. “Ambillah emas Bukan mengambil emasnya, pencari kayu itu justru
Bukan mengambil emasnya, pencari kayu itu justru
menasehati sang pembesar. “Tuan”, ucapnya. “Tuan
menasehati sang pembesar. “Tuan”, ucapnya. “Tuan
seperti seorang terhormat. Mengapa bicara tuan begitu
seperti seorang terhormat. Mengapa bicara tuan begitu
rendah. Saya memang seorang pencari kayu, tapi saya
rendah. Saya memang seorang pencari kayu, tapi saya
bangga hidup dengan hasil keringat saya sendiri. Jangan
bangga hidup dengan hasil keringat saya sendiri. Jangan
pernah tuan meminta saya mengambil yang bukan hak
pernah tuan meminta saya mengambil yang bukan hak
saya”. Sang pembesar terkesima dengan sikap pencari
saya”. Sang pembesar terkesima dengan sikap pencari
kayu itu. Ia orang biasa, tapi menjaga tegak karakter
kayu itu. Ia orang biasa, tapi menjaga tegak karakter Bushido yang menjujung tinggi integritas dan kejujuran. Bushido yang menjujung tinggi integritas dan kejujuran.
Saya semakin merasakan betapa
.
The way of life The way of life
(Prinsip hidup)
(Prinsip hidup)
yang dikenal
yang dikenal
Bushido Bushido .
Para samurai memiliki senjata yang
Do Do artinya
Para samurai memiliki senjata yang
disebut
disebut
Katana Katana atau Pedang. Pedang
atau Pedang. Pedang
yang tajam tentu mengerikan dan
artinya
sedangkan
Saya semakin merasakan betapa
memiliki dua hal, yaitu
pentingnya pendidikan karakter
pentingnya pendidikan karakter
setelah mempelajari ilmu dan
setelah mempelajari ilmu dan
semangat samurai. Para samurai
semangat samurai. Para samurai
memiliki dua hal, yaitu
skill
skill
sedangkanWasa Wasa dan
dan
Do Do .
.
Wasa artinya
Wasa artinya
yang tajam tentu mengerikan dan
NILAI, SISTEM, DAN LEADERSHIP
VALUE
VALUE 25%
25% SYSTEM SYSTEM
35% 35%
LEADERSHIP LEADERSHIP 45%
45%
AKHLAK/KARAKTER - PANDAI
AKHLAK/KARAKTER - PANDAI AKHLAK/KARAKTER - PANDAI
AKHLAK/KARAKTER - PANDAI 1.
1.
“ “
Sesungguhnya aku (Nabi) diutus tidak Sesungguhnya aku (Nabi) diutus tidak lain untuk memuliakan atau lain untuk memuliakan atau menyempurnakan akhlak manusia“ menyempurnakan akhlak manusia“ (Hadits).
(Hadits).
2.
Sekolah harus menghasilkan orang baik
2. Sekolah harus menghasilkan orang baik
dan pandai Minimal menghasilkan orang
dan pandai Minimal menghasilkan orang
KEBAHAGIAAN
KEBAHAGIAAN KEBAHAGIAAN
KEBAHAGIAAN
Happiness is when what you will think, what you say, and Happiness is when what you will think, what you say, and what you do, are in harmony. what you do, are in harmony.
Mohandas Karamchand Gandi – Mahatma Gandi Mohandas Karamchand Gandi – Mahatma Gandi
PENDIDIKAN KARAKTER DAN JENJANG
PENDIDIKAN KARAKTER DAN JENJANG
PENDIDIKANPENDIDIKAN
n n aa aa g g as as PT PT in inPendidikan Pendidikan bi bi er er w
AKADEMIK w AKADEMIK em em po po p
DSB p DSB em em i & i & SMA SMA
- - -
MAHATMA GANDI: 7 DOSA DI DUNIA
2. Kesenangan tanpa kata/suara hati Kesenangan tanpa kata/suara hati ( ( Plesure without
4. Perdagangan tanpa moral Perdagangan tanpa moral ( ( Commerce without
) ) 4.
Knowledge without character character
3. Pengetahuan tanpa karakter Pengetahuan tanpa karakter ( ( Knowledge without
) ) 3.
Plesure without conscience conscience
Wealth without work ) ) 2.
MAHATMA GANDI: 7 DOSA DI DUNIA
1. Kaya tanpa kerja ( Kaya tanpa kerja ( Wealth without work
(There are seven sins in the world) 1.
(There are seven sins in the world)
MAHATMA GANDI: 7 DOSA DI DUNIA
(There are seven sins in the world) MAHATMA GANDI: 7 DOSA DI DUNIA
(There are seven sins in the world)
Commerce without morality )
Apa yang salah dengan
Apa yang salah dengan
pendidikan kita?
pendidikan kita? Apa yang salah dengan
Apa yang salah dengan
pendidikan kita?
pendidikan kita?
CHARACTER
CHARACTER
The combination of qualities and personality that makes
CHARACTER CHARACTER
The combination of qualities and personality that makes one person or thing different from others. one person or thing different from others.
KARAKTER
KARAKTER
Karakter memiliki makna substantif dan proses
KARAKTER KARAKTER
Karakter memiliki makna substantif dan proses psikologis yang sangat mendasar. Lickona (1992:50) psikologis yang sangat mendasar. Lickona (1992:50) merujuk pada konsep merujuk pada konsep good character good character yang dikemukakan yang dikemukakan oleh Aristoteles sebagai oleh Aristoteles sebagai
“...the life of right conduct— “...the life of right conduct— right conduct in relation to other persons and in relation right conduct in relation to other persons and in relation to one self”.
KARAKTER
KARAKTER
Karakter dapat dimaknai sebagai kehidupan berprilaku
KARAKTER KARAKTER
Karakter dapat dimaknai sebagai kehidupan berprilaku baik/penuh kebajikan, yakni berprilaku baik terhadap baik/penuh kebajikan, yakni berprilaku baik terhadap pihak lain (Tuhan Yang Maha Esa, manusia, dan alam pihak lain (Tuhan Yang Maha Esa, manusia, dan alam semesta) dan terhadap diri sendiri. semesta) dan terhadap diri sendiri.
PENDIDIKAN KARAKTER PENDIDIKAN KARAKTER
PENDIDIKAN KARAKTER
Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan
• Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai
KARAKTER NYATA (
KARAKTER NYATA (
Real Character Real Character
)
) KARAKTER NYATA (
KARAKTER NYATA ( Real Character
Real Character
)
) “
“ The measure of a man's real character is The measure of a man's real character is what he would do if he knew he would what he would do if he knew he would never be found out.” never be found out.” — Baron Thomas
— Baron Thomas
Babington Macauley, early 19th-century
Babington Macauley, early 19th-century
KARAKTER KARAKTER
.
ikhlas), atau cita-cita yang ingin dicapai oleh seseorang (misalnya kebahagiaan, kebebasan). (misalnya kebahagiaan, kebebasan).
ikhlas), atau cita-cita yang ingin dicapai oleh seseorang
seharusnya atau tidak seharusnya bertindak (misalnya jujur,
seharusnya atau tidak seharusnya bertindak (misalnya jujur,
Semacam keyakinan mengenai bagaimana seseorang
Semacam keyakinan mengenai bagaimana seseorang
al yang dianggap penting, bernilai atau baik;
al yang dianggap penting, bernilai atau baik;
Nilai adalah h
Nilai adalah h
KARAKTER
KARAKTER
dapat didefinisikan sebagai:
dapat didefinisikan sebagai:
ter
ter
k
k
a
a
Kar
Kar
“values in action” “values in action” .
MODEL PENDIDIKAN HOLISTIK MODEL PENDIDIKAN HOLISTIK
MODEL PENDIDIKAN HOLISTIK
Knowing the good Knowing the good
Feeling the good Feeling the good
Acting the good Acting the good
BUDI PEKERTI BUDI PEKERTI
BUDI PEKERTI
Pengertian budi pekerti yang paling hakiki adalah
sikap yang dicerminkan oleh perilaku
sikap yang dicerminkan oleh perilaku
perilaku/kelakuan. Sebagai perilaku, budi pekerti meliputi pula
perilaku/kelakuan. Sebagai perilaku, budi pekerti meliputi pula
Pengertian budi pekerti yang paling hakiki adalah
Jika budi pekerti mengacu pada pengertian bahasa Inggris,
Jika budi pekerti mengacu pada pengertian bahasa Inggris,
Moralitas mengandung beberapa pengertian, antara
).
morality morality ).
(
(
maka budi pekerti merupakan terjemahan dari kata ”moralitas”
maka budi pekerti merupakan terjemahan dari kata ”moralitas”
Moralitas mengandung beberapa pengertian, antara lain adat istiadat, sopan santun, dan perilaku. lain adat istiadat, sopan santun, dan perilaku.
SOPAN SANTUN SOPAN SANTUN
SOPAN SANTUN
Sopan santun dapat diartikan sebagai etiket. Etiket
Sopan santun dapat diartikan sebagai etiket. Etiket
adalah sopan santun (tata krama dan tata tertib di dalam
adalah sopan santun (tata krama dan tata tertib di dalam
pergaulan antar manusia dengan manusia, sedangkan
pergaulan antar manusia dengan manusia, sedangkan
etika dapat diartikan peradaban atau kesusilaan. Sinonim
etika dapat diartikan peradaban atau kesusilaan. Sinonim
dari etika adalah moral, yang artinya adat-istiadat
dari etika adalah moral, yang artinya adat-istiadat
TATA KRAMA TATA KRAMA
TATA KRAMA
Tata krama terdiri dari kata ”tata” dan ”krama”. Tata
Tata krama terdiri dari kata ”tata” dan ”krama”. Tata
berarti adat, aturan, peraturan, norma, sedangkan krama
berarti adat, aturan, peraturan, norma, sedangkan krama berarti sopan santun, kelakuan tindakan atau perbuatan. berarti sopan santun, kelakuan tindakan atau perbuatan.
Dengan demikian, tata krama berarti adat sopan santun,
Dengan demikian, tata krama berarti adat sopan santun,
kebiasaan sopan santun, atau tata sopan santun
kebiasaan sopan santun, atau tata sopan santun
MORAL MORAL
MORAL
MORAL Dihubungkan dengan patokan-patokan mengenai
Dihubungkan dengan patokan-patokan mengenai
perilaku yang benar dan yang salah; sesuai dengan
perilaku yang benar dan yang salah; sesuai dengan
keyakinan-keyakinan etis pribadi atau kaidah-kaidah
keyakinan-keyakinan etis pribadi atau kaidah-kaidah kelompok dan kaidah-kaidah sosial. kelompok dan kaidah-kaidah sosial.
The most important thing in life ....is The most important thing in life ....is not the triumph but the struggle not the triumph but the struggle The essential thing is not to have The essential thing is not to have conquered but to have fought well conquered but to have fought well Baron Piere de Baron Piere de
Coubertin
Coubertin
55 KEBIASAAN KECIL YANG MENGHANCURKAN
55 KEBIASAAN KECIL YANG MENGHANCURKAN
55 KEBIASAAN KECIL YANG MENGHANCURKAN
55 KEBIASAAN KECIL YANG MENGHANCURKAN
BANGSABANGSA BANGSA BANGSA
KEBIASAAN-KEBIASAAN MEMPERLAKUKAN
KEBIASAAN-KEBIASAAN MEMPERLAKUKAN
DIRI SENDIRI
DIRI SENDIRI KEBIASAAN-KEBIASAAN MEMPERLAKUKAN
KEBIASAAN-KEBIASAAN MEMPERLAKUKAN
DIRI SENDIRI
DIRI SENDIRI 1.
1. Meremehkan waktu Meremehkan waktu 2.
2. Bangun kesiangan Bangun kesiangan 3.
3. Terlambat masuk kantor Terlambat masuk kantor 4.
4. Tidak disiplin Tidak disiplin 5.
5. Suka menunda Suka menunda
10. Melayani stres
10. Melayani stres
11. Menganggap berat setiap masalah
11. Menganggap berat setiap masalah
12. Pesimis terhadap diri sendiri
12. Pesimis terhadap diri sendiri
13. Terbiasa mengeluh
13. Terbiasa mengeluh
14. Merasa hebat
14. Merasa hebat
15. Meremehkan orang lain
15. Meremehkan orang lain
16. Tidak sarapan
16. Tidak sarapan
17. Tidak terbiasa antri
17. Tidak terbiasa antri
KEBIASAAN-KEBIASAAN MEMPERLAKUKAN LINGKUNGAN MEMPERLAKUKAN LINGKUNGAN 1.
KEBIASAAN-KEBIASAAN
KEBIASAAN-KEBIASAAN
KEBIASAAN-KEBIASAAN
MEMPERLAKUKAN LINGKUNGAN MEMPERLAKUKAN LINGKUNGAN
1. Merokok di sembarang tempat
Merokok di sembarang tempat 2.
2. Membuang sampah di sembarang tempat
Membuang sampah di sembarang tempat 3.
3. Corat-coret/
Corat-coret/
vandalism vandalism 4.
4. Kendaraan kita mengotori udara
Kendaraan kita mengotori udara 5.
5. Jalan bertabur iklan
Jalan bertabur iklan
KEBIASAAN-KEBIASAAN YANG MERUGIKAN
EKONOMI KEBIASAAN-KEBIASAAN YANG MERUGIKAN
EKONOMI
EKONOMI
EKONOMI 1.
1. Konsumtif Konsumtif 2.
2. Pamer Pamer 3.
3. Silau dengan kepemilikan orang lain Silau dengan kepemilikan orang lain 4.
4. Boros listrik Boros listrik 5.
5. Nyandu nge-game Nyandu nge-game
KEBIASAAN-KEBIASAAN DALAM
BERSOSIAL KEBIASAAN-KEBIASAAN DALAM
4. Suap-menyuap
Canggung dengan perbedaan
6. Canggung dengan perbedaan
Politik balik modal 6.
5. Politik balik modal
Suap-menyuap 5.
BERSOSIAL
BERSOSIAL
3. Nepotisme
Jarang mendengar pendapat orang lain 3.
2. Jarang mendengar pendapat orang lain
Tak mau membaca 2.
1. Tak mau membaca
BERSOSIAL 1.
Nepotisme 4.
9. Demo pesanan/bayaran
9. Demo pesanan/bayaran
10. Tawuran
10. Tawuran
11. Tidak belajar dari pengalaman
11. Tidak belajar dari pengalaman
12. Birokratif
12. Birokratif
13. Meniru
13. Meniru
14. Provakatif dan mudah terprovokasi
14. Provakatif dan mudah terprovokasi
15. Tidak berani berkata ”Tidak”
15. Tidak berani berkata ”Tidak”
MENDIKNAS:
MENDIKNAS:
Tiga kelompok pendidikan karakter
Tiga kelompok pendidikan karakter
Karakter tumbuhnya kesadaran bahwa manusia 1. merupakan makhluk Yang Mahakuasa. Karenanya kita tidak boleh saling merusak atau pun melakukan perilaku-perilaku. Karakter terkait keilmuan. Untuk membangun keilmuan 2. harus dikembangkan kepenasaran intelektual.
KEKURANG-TEPATAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN
KEKURANG-TEPATAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN
KARAKTER
KARAKTER KEKURANG-TEPATAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN
KEKURANG-TEPATAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN
KARAKTER
KARAKTER
Pendidikan karakter bukan hanya merupakan tanggung jawab
Pendidikan karakter bukan hanya merupakan tanggung jawab
beberapa guru bidang studi, seperti: Pendididkan Agama, BK,
beberapa guru bidang studi, seperti: Pendididkan Agama, BK,
Pendidikan Jasmani, Pendidikan Kewarganearaan. Akan tetapi
Pendidikan Jasmani, Pendidikan Kewarganearaan. Akan tetapi menjadi tanggung jawab seluruh komponen sekolah. menjadi tanggung jawab seluruh komponen sekolah.
Pendidikan karakter seharusnya tidak dijadikan mata pelajaran/
Pendidikan karakter seharusnya tidak dijadikan mata pelajaran/
kuliah yang berdiri sendiri
kuliah yang berdiri sendiri
PENTINGNYA PENTINGNYA PEMBANGUNAN KARAKTER PEMBANGUNAN KARAKTER PENTINGNYA PENTINGNYA PEMBANGUNAN KARAKTER PEMBANGUNAN KARAKTER
UU Sisdiknas Pasal 3: UU Sisdiknas Pasal 3: Pendidikan nasional berfungsi Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan mengembangkan kemampuan dan membentuk membentuk watak watak serta peradaban bangsa serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik untuk berkembangnya potensi peserta didik
Lanjutan:
Lanjutan: Lanjutan:
Lanjutan:
Bung Karno (9 April 1961): Bung Karno (9 April 1961):
“ “
Dedication of life” Dedication of life” para olahragawan dan para olahragawan dan pembina olahraga, agar dapat pembina olahraga, agar dapat melaksanakan Amanat Penderitaan melaksanakan Amanat Penderitaan Rakyat sesuai kerangka segi-segi cita-cita Rakyat sesuai kerangka segi-segi cita-cita bangsa kita yang termasuk dalam bangsa kita yang termasuk dalam
“Nation “Nation and Character Building” and Character Building” Indonesia.
Indonesia.
Ellen G. White: Ellen G. White:
Stiles (1998) menyatakan bahwa
Stiles (1998) menyatakan bahwa
“Pembangunan karakter tidak dapat
“Pembangunan karakter tidak dapat
dilakukan dengan serta merta tanpa upaya
dilakukan dengan serta merta tanpa upaya
Lanjutan:
Lanjutan: Lanjutan:
Lanjutan: Slamet Imam santoso Slamet Imam santoso : : P
P embinaan watak merupakan tugas embinaan watak merupakan tugas ut ut a a ma pendidikan ma pendidikan
M M enyusun harga diri yang kukuh-kuat enyusun harga diri yang kukuh-kuat : : 1.
1. pandai pandai 2.
2. terampil terampil
Di manakah martabat akan
Di manakah martabat akan
bersanding kalau bukan di bersanding kalau bukan di samping kejujuran? samping kejujuran?(Cicero) (Cicero)
Di manakah martabat akan
Di manakah martabat akan
bersanding kalau bukan di bersanding kalau bukan di samping kejujuran? samping kejujuran?(Cicero) (Cicero)
TUJUAN MENGAJAR DAN MENDIDIK TUJUAN MENGAJAR DAN MENDIDIK
TUJUAN MENGAJAR DAN MENDIDIK
1. Meletakkan landasan karakter yang
Meletakkan landasan karakter yang
kuat melalui internalisasi nilai dalam
kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan. pendidikan.
2.
2. Menumbuhkan/menanamkan
Menumbuhkan/menanamkan
kecerdasan emosi dan spiritual yang
kecerdasan emosi dan spiritual yang
LANJUTAN:
LANJUTAN:
LANJUTAN: LANJUTAN:
4. Menumbuhkan kebiasaan dan
4. Menumbuhkan kebiasaan dan
kemampuan untuk berpartisipasi aktif
kemampuan untuk berpartisipasi aktif
secara teratur dalam aktivitas hidupnya secara teratur dalam aktivitas hidupnya dan memahami manfaat dari dan memahami manfaat dari keterlibatannya. keterlibatannya.5. Menumbuhkan kebiasaan untuk
5. Menumbuhkan kebiasaan untuk
MODEL PENDIDIKAN HOLISTIK MODEL PENDIDIKAN HOLISTIK
MODEL PENDIDIKAN HOLISTIK
Knowing the good Knowing the good
Feeling the good Feeling the good
Acting the good Acting the good
Melakukan berbagai aktivitas yang dapat menjadi contoh atau teladan
KARAKTER PENDIDIK KARAKTER PENDIDIK
KARAKTER PENDIDIK
Melakukan berbagai aktivitas yang dapat menjadi contoh atau teladan orang lain, mahasiswa, peserta didik baik kegiatan akademik maupun orang lain, mahasiswa, peserta didik baik kegiatan akademik maupun kegiatan non-akademik;
kegiatan non-akademik;
Turut secara aktif dan peduli melakukan upaya-upaya pembentukan
Turut secara aktif dan peduli melakukan upaya-upaya pembentukan
karakter, baik di dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran;
karakter, baik di dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran;
dan dan Dalam melakukan pembelajaran hendaknya dapat
Dalam melakukan pembelajaran hendaknya dapat
STRATEGI PEMBENTUKAN KARAKTER STRATEGI PEMBENTUKAN KARAKTER
STRATEGI PEMBENTUKAN KARAKTER
Keteladanan Keteladanan
Penanaman kedisiplinan Penanaman kedisiplinan
Pembiasaan-Pembudayaan Pembiasaan-Pembudayaan
1. KETELADANAN