MENDORONG EKONOMI INDUSTRI KREATIF DALAM

WISUDA SARJANA
STIE DR MOECHTAR TALIB
JAKARTA, 24 DESEMBER 2011
ORASI ILMIAH
MENDORONG EKONOMI INDUSTRI KREATIF DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL
DR. H. R. BAMBANG BUDHIJANA, MSc in Econ.

Assalamualaikum wa Rahmatullahi wa Barokatuuh.
Yth. Bapak Dirjen Dikti
Yth. Ibu Kordinator Kopertis Wilayah III, Jakarta
Yth. Bapak Aizirman Djusan, SE, MEc, Ketua STIE DR Moechtar Talib
Yth. Para Wisudawan beserta orang tua dan Keluarga yang berbahagia
Yth. Segenap Civitas Akademika STIE DR Moechtar Talib

Puji syukur sepatutnya kita haturkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat yang
diberikan sehingga saat ini kita semua bisa berkumpul disini dalam keadaan sehat untuk
mengikuti acara yang sangat penting bagi lembaga pendidikan kita yang tercinta ini yaitu
wisuda sarjana STIE DR Moehtar Talib. Hari ini tentu membahagiakan kita semua. Para
wisudawan akan dengan mantap menatap masa depan. Para orang tua berbangga hati dan
terharu melihat sang anak yang rasanya baru kemarin masih berada dalam gendongan kini telah
dewasa dan segera memikul tanggung jawab yang nyata. Perasaan bangga dan haru juga

dirasakan oleh para dosen dan segenap civitas academica STIE DR Moehtar Talib yang
menyaksikan proses wisuda ini. Juga doa dan harapan agar pencapaian kita pada hari ini
merupakan tonggak penting bagi pencapaian lain yang lebih penting dimasa depan. Sungguh
merupakan kehormatan yang luar biasa bagi saya untuk dapat berbicara disini, khususnya di
hadapan para wisudawan yang saya yakin akan memberikan warna pada aktifitas ekonomi
nasional dan industri keuangan kita dimasa yang akan dating. Karenanya izinkan saya untuk
berbagi sedikit pengetahuan yang saya miliki, untuk menambah bekal para wisudawan dalam
menghadapi berbagai tantangan berat di dunia pekerjaan.

Para wisudawan dan hadirin sekalian yang berbahagia,
Di Indonesia, sebelum 2010 ekonomi industri kreatif menempati urutan ke-8 dari 10 sektor
lapangan usaha yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB, yakni sebesar 6,28% (104,6
triliun rupiah). Pada periode yang sama, industri kreatif mampu menyerap tenaga kerja
sebanyak 5,4 juta orang dengan tingkat partisipasi sebesar 5,8%, serta bisa mengurangi angka
kemiskinan dan memberdayakan UKM meskipun belum ada angka yang pasti untuk kedua hal
terakhir ini. Produktivitas pekerja di industri kreatif mencapai Rp19,5 juta/ pekerja/tahun,
melebihi produktivitas nasional yang kurang dari Rp 18 juta/pekerja/tahun (Departemen
Perdagangan, 2010).

Industri kreatif bisa dikembangkan oleh negara manapun, baik negara maju maupun berkembang

karena setiap negara pasti memiliki sumber dayasumber daya kreatif yang tak terbatas seperti
manusia-manusia yang kreatif, kebudayaan yang bisa dieksplorasi, dan sebagainya. Setiap manusia
pasti memiliki kreativitas, apakah is seorang eksekutif perusahaan ternama ataupun seorang
buruh pabrik. Hanya saja ada individu-individu yang secara khusus menjadikan kreativitasnya
sebagai aktivitas yang memiliki nilai ekonomi secara langsung karena dia mendapatkan
penghasilan dari kegiatan tersebut. Akan tetapi, ada juga yang tidak bisa menjadikan
kreativitasnya memiliki nilai ekonomi.
Perdagangan dunia untuk industri kreatif masih didominasi negara-negara maju meski ada
beberapa negara berkembang yang ikut menikmati boom industri kreatif, khususnya negaranegara di Asia. Meskipun demikian, sebenarnya negara berkembang pun sangat bisa untuk
meningkatkan industri kreatifnya karena sumber daya kreatif banyak berada di negara
berkembang. Tentu saja selama negara berkembang bisa mengatasi kendala-kendala yang
menghalangi berkembangnya industri kreatif. Strategi-strategi pengembangan yang tepat,
koordinasi di antara instansi-instansi yang terkait dengan industri kreatif dan kerja sama
pemerintah, cendekiawan dan dunia bisnis sangat diperlukan untuk mengoptimalkan
pengembangan industri kreatif.
Pada dasarnya, aktivitas ekonomi kreatif telah berlangsung sejak lama sekali, keramik cina, karpet
persia, batik jawa, adalah contoh produk-produk yang berbasis kreativitas. Akan tetapi sebelum
era abad 21, semua produk tersebut lebih diidentikkan dengan produk budaya dan tidak memiliki
pengaruh yang besar pada pertumbuhan ekonomi. Semakin maju perekonomian di negara-negara
maju di mana tingkat pendapatan masyarakatnya meningkat j auh melebihi kebutuhan dasar

hidupnya, permintaan akan produk-produk yang unik dan memiliki nilai tambah pun meningkat.
Hal ini membuka peluang bagi ekonomi industri kreatif untuk muncul ke permukaan dan
berkembang.
Kreatif berarti memiliki daya cipta. Selanjutnya, kreativitas didefinisikan sebagai kemampuan
untuk menciptakan suatu hal yang baru, baik berupa produk fisik, jasa yang berupa sistem, atau
solusi atas sebuah masalah. Kreativitas sering diasosiasikan dengan keaslian, imajinasi, kecerdasan,
dan keahlian untuk menemukan/menciptakan sesuatu. Individu yang kreatif adalah individu yang
imajinatif dan bisa mengekspresikan gagasannya dan memiliki ilmu pengetahuan yang luas. Lebih
jauh lagi, gagasan ini haruslah orisinal dan tepat sasaran. Gagasan inilah yang merupakan esensi
dari modal intelektual (intellectual capital) yang harus dilindungi oleh negara. Kreativitas
meliputi tiga hal, yakni pertama kreativitas merupakan kemampuan untuk membayangkan atau
menemukan suatu hal yang baru; kedua kreativitas merupakan sikap untuk menerima perubahan
dan sesuatu yang baru; dan ketiga kreativitas merupakan sebuah proses di mana individu kreatif
merupakan individu yang secara kontinu terus belajar dan melakukan perbaikanperbaikan secara
bertahan pada pekerjaan kreatifnya.
Dari pemahaman di atas, industri kreatif didefinisikan sebagai suatu sistem kegiatan manusia, baik
kelompok maupun individu yang berkaitan dengan kreasi, produksi, distribusi, pertukaran, dan
konsumsi barang dan jasa yang bernilai kultural, artistik, estetika, intelektual dan emosional.
Industri kreatif merupakan industri yang memproduksi tangible dan intangible output yang
memiliki nilai ekonomi melalui eksplorasi nilai-nilai budaya dan produksi barang dan jasa

berbasiskan ilmu pengetahuan, baik produk tradisional maupun modern. Nilai ekonomi dari

produk atau jasa kreatif tidak lagi ditentukan oleh bahan baku atau sistem produksi saja dan tidak
lagi dapat bersaing hanya dengan mengandalkan harga atau mutu produk saj a, tetapi ditentukan
oleh kreativitas, inovasi, dan imajinasi. Industri kreatif merupakan pilar utama dalam
pembentukan ekonomi kreatif. .
Departemen Perdagangan (2010) mendefinisikan industri kreatif sebagai industri yang berasal dari
pemanfaatan kreativitas, keterampilan, dan bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta
lapangan kerja dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu
tersebut. Sebaliknya, ekonomi kreatif merupakan sistem kegiatan manusia yang berkaitan dengan
produksi, distribusi, pertukaran, serta konsumsi barang dan jasa yang bernilai kultural, artistik,
dan hiburan.

Sementara itu, UNCTAD dan UNDP (2008) mendefinisikan industri kreatif sebagai proses kreasi,
produksi, dan distribusi barang dan jasa yang menggunakan kreativitas dan modal intelektual
sebagai input utama. Produk dan jasa ini kemudian diolah dengan proses berbasis ilmu pengetahuan
yang akan menghasilkan barang dan jasa dengan muatan kreatif, memiliki nilai ekonomi, dan dapat
diterima pasar. Sedangkan ekonomi kreatif didefinisikan sebagai konsep yang menyeluruh dengan
interkoneksi yang kompleks antara budaya, ekonomi dan teknologi di era globalisasi. Karakteristik
ekonomi kreatif antara lain.

1) Memiliki potensi untuk dikomersialisasikan, sehingga bisa berpengaruh pada
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
2) Dapat mendorong penciptaan sumber pendapatan baru, membuka peluang kerja
baru dan peluang ekspor sambil mempromosikan keberagaman budaya dan
pembangunan manusia.
3) Merupakan aktivitas ekonomi berbasis ilmu pengetahuan yang memiliki dimensi
pembangunan dan lintas hubungan pada level makro dan mikro ekonomi.
4) Menyatukan aspek ekonomi, budaya, dan sosial dalam berinteraksi dengan
teknologi, kekayaan intelektual dan obyek pariwisata.
Input yang paling penting dalam ekonomi kreatif adalah gagasan manusia, bukan tanah
maupun modal (Howkins, 2001). Memang benar bahwa aktivitas yang berkaitan dengan
kreativitas adalah aktivitas yang identik dengan seni dan budaya seperti kerajinan, desain, musik,
dan film, tetapi mengatakan bahwa hanya para artis dan pekerja seni saj a yang tennasuk manusiamanusia kreatif tidaklah benar karena kreativitas merupakan kepunyaan semua manusia dan
semua orang memiliki kesempatan untuk menggunakannya sehingga memiliki nilai ekonomi.
Jadi, seniman, artis, arsitek, psikolog, programmer, peneliti, perekayasa, hingga pebisnis
merupakan potensi-potensi ekonomi kreatif.
Kreativitas memiliki hubungan yang erat dengan inovasi. Meski demikian, kedua hal tersebut
tidaklah sama. Kreativitas lebih dimiliki oleh individu, bersifat personal dan subyektif, sedangkan
inovasi biasanya didorong oleh kelompok, kompetitif, dan obyektif. Kreativitas dapat mendorong
terciptanya inovasi, tetapi inovasi sangat jarang memacu munculnya kreativitas. Perbedaan

antara kreativitas dan inovasi haruslah diketahui oleh pembuat kebijakan, jika tidak maka
pengembangan industri kreatif akan mengalami kegagalan (Howkins, 2001).

Dalam implementasinya di seluruh dunia dewasa int, industri kreatif telah memunculkan kotakota
kreatif sebagai basis produksinya. Istilah kota kreatif (creative city) diberikan kepada kota yang
memiliki berbagai aktivitas kultural yang telah menyatu dengan aktivitas ekonomi dan sosial
kota tersebut. Kota-kota kreatif tni cenderung dibangun di atas fondasi infrastruktur sosial dan
kultural yang kuat, memiliki jumlah manusia kreatif yang relatif banyak, dan menarik minat
investor karena memiliki karakter yang kuat dan fasilitas budaya yang lengkap. Beberapa kota di
dunia yang menjadi kota kreatif antara lain Paris, London, New York, Bombay, Hongkong,
Seoul, dan Shanghai. Di Indonesia, beberapa kota yang bisa digolongkan ke dalam kota kreatif
antara lain Yogyakarta, Denpasar, Jakarta dan Bandung. Yogyakarta kaya akan barang-barang
kerajinan, batik, barang antik dan pertunjukan kesenian; Denpasar memiliki kekayaan budaya
dan seni tari; dan Jakarta merupakan sumber pelaku-pelaku kreatif di bidang arsitektur, musik,
film, serta hiburan interaktif.
Tabel 1. Kota-kota Kreatif di Dunia versi UNESCO
Kota
Negara
Edinburgh
Skotlandia

Bologna
Italia
Seville
Spanyol
Buenos Aires Argentina
Montreal
Kanada
Berlin
Jerman
Santa Fe
Amerika

Tema
Kota Literature
Kota Musik
Kota Musik
Kota Desain
Kota Desain
Kota Desain
Kota

Kesenian

Terbentuknya kota kreatif dengan pembangunan infrastruktur komunikasi dan informasi yang
mendukung akan menarik pekerja-pekerja kreatif dari berbagai bidang untuk berkumpul
menyinergikan kreativitasnya dalam menciptakan berbagai inovasi. Bandung merupakan pusat
desain, fashion, dan musik Selain itu, berkembangnya industri kreatif juga memelopori
terbentuknya komunitas kreatif, yakni kelompok sosial yang terdiri dari individu-individu
kreatif yang memiliki ketertarikan yang sama pada suatu hal, misalnya komunitas pengrajin,
komunitas seniman, komunitas programmer, komunitas film, dan lain-lain. Dalam komunitas
kreatif, talenta dan bakat kreatif setiap individu sangat dihargai.

Mereka akan membentuk jaringan kreatif di mana sangat dimungkinkan terjadi interaksi dan
pertukaran ide dan gagasan kreatif di antara para anggotanya. Seiring dengan perkembangan
teknologi, anggota komunitas kreatif seringkali melampaui batasan-batasan fisik, seperti batasan
lokasi, bahkan negara.
Para wisudawan dan hadirin sekalian yang berbahagia,
Selain memiliki dampak signifikan secara ekonomi utamanya dari perdagangan, baik nasional
dan internasional dari produk barang dan jasa kreatif, pengembangan industri kreatif juga memiliki
dampak positif terhadap aspek-aspek lainnya, seperti aspek sosial, budaya, lingkungan, serta citra


identitas bangsa. Ekonomi industri kreatif juga bisa menciptakan iklim bisnis yang positif,
mendukung pemanfaatan sumber daya yang terbarukan, dan mendorong penciptaan inovasiinovasi baru. Selain itu, beberapa produk industri kreatif yang berupa jasa dan bentuk nonmaterial yang bisa didistribusikan secara digital, seperti musik dan piranti lunak, bisa jadi ramah
lingkungan dan bisa menekan biaya distribusi yang biasanya tidak sedikit.
Dari perspektif ekonomi, berkembangnya perdagangan international adalah dampak langsung dari
ekonomi kreatif. Berdasarkan data UNCTAD dan UNDP (2008), selama periode 2000-2007,
perdagangan internasional barang dan jasa di industri ini tumbuh rata-rata 8,7% per tahun. Di
negaranegara maju, kontribusi industri kreatif terhadap PDB negara menunjukkan peningkatan
yang berarti dari tahun ke tahun. Di Inggris, industri kreatif menyumbang 8,2% dari PDB negara
(DCMS UK, 2006), dan di Amerika Serikat industri ini memberikan kontribusi 11,12% (WIPO,
2006). Di Indonesia sendiri industri kreatif memiliki kontribusi terhadap PDB nasional sebesar
rata-rata 6,3% per tahunnya.
Potensi pasar industri kreatif sangatlah besar, hampir 50% belanja masyarakat di negara-negara
maju merupakan produk dan jasa kreatif (UNCTAD dan UNDP, 2008). Hal ini menjadi peluang
bagi Indonesia karena negara-negara maju tersebut, seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis,
Kanada, Italia, dan Jepang merupakan negara-negara utama tujuan ekspor Indonesia. Pangsa
pasar produk dan jasa kreatif di berbagai negara pun terns mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Hal ini membuka peluang bagi produk dan j asa kreatif Indonesia untuk mencari dan
membuka pasar-pasar baru di negaranegara lain di luar negara utama tujuan ekspor konvensional
kita selama ini.
Dampak sosial yang utama dari industri kreatif adalah kontribusinya pada penciptaan lapangan

kerja. Ekonomi industri kreatif menciptakan banyak lapangan kerja dan profesi-profesi baru yang
menjanjikan dari segi pendapatan di mana profesi-profesi ini sebelumnya tidak ada atau tidak
dianggap sebagai profesi, seperti barista (peracik minuman kopi), music composer dan
arranger, hingga kartunis. Karena industri kreatif mengandung konsentrasi ilmu pengetahuan
yang tinggi dan pengembangannya membutuhkan manusia-manusia kreatif, para pekerja industri
kreatif dituntut untuk memenuhi kualifikasi tertentu dan memiliki keahlian khusus.
Peranan industri kreatif pada penyerapan tenaga kerja biasanya cukup signifikan, sekitar 2-8%
dari keseluruhan tenaga kerja. Di Indonesia, industri kreatif rata-rata mampu menyerap tenaga
kerja sekitar 5,4 juta jiwa per tahun atau setara dengan 5,8% dari seluruh tenaga kerja.
Ekonomi industri kreatif juga memiliki peranan penting untuk mengikat manusia-manusia
pelaku industri kreatif ke dalam kerja sama sosial. Penciptaan komunitas kreatif di mana para
anggotanya saling berinteraksi dan bertukar gagasan kreatif akan menyatukan mereka ke dalam
hubungan sosial dan kohesi sosial. Komunitas kreatif biasanya mengadakan acara-acara bersama
di mana dalam mengadakan acara ini mereka akan berinteraksi layaknya interaksi di dalam
sebuah organisasi, akan ada kerja sama, akan ada konflik, dan akan ada penyesuaian dan adaptasi
di antara para anggotanya. Proses-proses ini akan menguatkan ikatan di antara pelaku industri
kreatif dan selanjutnya akan membentuk toleransi sosial dan modal sosial di masyarakat.
Lebih jauh lagi, industri kreatif bisa menjadi tempat aktualisasi diri individu-individu kreatif, yang
selain bisa menjadi penyalur gagasan-gagasan kreatif bernilai ekonomi tinggi, juga memiliki
peluang untuk berkompetisi dan mendapatkan penghargaan, baik di tingkat nasional maupun


internasional. Banyaknya pekerja wanita yang terlibat menjadi pekerja kreatif, misalnya di
subsektor kerajinan, fashion, desain, dan seni pertunjukan, bisa menjadi ajang penyetaraan jender
karena dalam industri kreatif, pekerja laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama
untuk berkembang, selama mereka kreatif dan inovatif.
Industri kreatif memiliki hubungan yang sangat erat dengan kebudayaan, karena beberapa
subsektor dalam industri kreatif adalah subsektor yang memiliki konten budaya, seperti kerajinan,
pasar barang seni, fashion, musik, dan seni pertunjukan. Adanya industri kreatif berarti produkproduk budaya bisa lebih dikembangkan, tentunya dengan kreasi dan inovasi, sehingga produk
budaya yang selama ini memiliki kesan "membosankan" dan "kuno" dapat dikemas dengan
lebih atraktif dan menarik Serta tentunya memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Pengemasan
produk-produk budaya menjadi sesuatu yang menarik tentu saja akan berdampak positifbagi
pelestarian budaya bangsa. Lebih jauh lagi, pemasaran produk-produk budaya dengan sentuhan
kreatif ke luar negeri akan bisa mengenalkan Indonesia di mata dunia. Produk-produk budaya
yang memiliki potensi untuk dikembangkan antara lain batik, seni tari, makanan, kerajinan
tangan, dan masih banyak lagi.
Pengembangan produk-produk budaya sebagai komoditas industri kreatif juga akan
mengembangkan sektor pariwisata Indonesia. Pengemasan produk budaya yang modern disertai
inovasi-inovasi baru tentunya akan menarik wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Pada akhirnya, hal ini akan memberikan dampak ekonomi yang luar biasa.

Para wisudawan dan hadirin sekalian yang berbahagia,
Selama periode tahun 2000-2007, perdagangan barang dan jasa kreatif tumbuh rata-rata sebesar
8,7% per tahun. Nilai ekspor dari industri kreatif, baik barang maupun jasa kreatif mencapai
angka USD 424.4 miliar di tahun 2007 dan berkontribusi sebesar 3,4% terhadap perdagangan
dunia. Angka ini terns mengalami kenaikan dari tahun ke tahun (UNCTAD dan UNDP, 2008).
Nilai ekspor barang industri kreatif di dunia mengalami kenaikan berarti selama periode 19972007, dengan total nilai ekspor mencapai 335.5 miliar dolar di tahun 2007 (UNCTAD dan
UNDP, 2008) dan tingkat pertumbuhan rata-rata selama satu dasawarsa ini mencapai 6.1% per
tahun. Meskipun ekspor ini masih didominasi oleh negara-negara maju, tetapi ekspor dari
beberapa negara berkembang juga mengalami peningkatan yang berarti dari nilai ekspor yang
"hanya" sebesar 56 miliar dolar di tahun 1997 menjadi 136 miliar dolar di tahun 2007.
Nilai ekspor jasa kreatif dunia juga mengalami kenaikan meskipun kenaikannya tidak sebesar
kenaikan ekspor barang kreatif. Selama periode 1996-2007, ekspor jasa kreatif mengalami
kenaikan dari 38 miliar dolar menjadi 89 miliar dolar dan mengalami kenaikan rata-rata 8.8% per
tahunnya yang angka pertumbuhan per tahunnya lebih tinggi dari angka pertumbuhan per tahun
produk kreatif di mana berarti ekspor jasa kreatif tumbuh lebih cepat dibandingkan ekspor
produk kreatif.
Tabel 2. Total Ekspor Barang Kreatif Dunia (USD juta)
1997

2001

2007

Dunia

189.214

228.695

335.494

Negara maju

133.195

Negara berkembang 55.997
Lainnya

21

137.378

196.109

89.827

136.231

1.490

3.154

Sumber: UNCTAD dan UNDP, 2008
Meskipun aktivitas ekspor dan impor industri kreatif masih didominasi oleh negara-negara maju,
beberapa negara berkembang, seperti Cina dan India, mulai terlihat bersemangat dalam
meningkatkan ekspor industri kreatifnya, bahkan pertumbuhannya melebihi pertumbuhan di
negara-negara maju. Di tahun 2007, kontribusi ekspor produk kreatif negaranegara berkembang
mencapai 41% terhadap total ekspor dunia. Cina merupakan negara berkembang yang paling
agresif dalam mengembangkan industri kreatifhya hingga menj adi negara dengan peringkat
pertama dari 20 negara pengekspor terbesar di dunia. Dengan kontribusi lebih dari 18% terhadap
total ekspor dunia, nilai ekspor Cina di tahun 2007 mencapai lebih dari 61 miliar dolar.

Tabel 3. 10 Negara Pengekspor Produk Kreatif Terbesar di Dunia
Juta
USD
1997
Cina
18.428
Italia
23.654
Hongkong
24.391
Amerika Serikat 17.529
Jerman
13.976
Inggris
12.439
Prancis
12.368
Kanada
9.312
Belgia
Spanyol
5.988

Negara

Nilai
Ekspor
2007
61.360
28.008
27.677
25.544
24.763
19.030
17.706
11.377
9.343
9.138

Pangsa p
ertumbuhan
pasar
(%)
1997 2007 (%)
3
1
18.3
17.6
2
2
8.3
5.9
1
3
8.2
0.8
4
4
7.6
3.6
5
5
7.4
14.2
6
6
5.7
9.8
7
7
5.3
8.6
8
8
3.4
1.7
9
2.8
9
10
2.7
8.1
Peringhat

Sumber: UNCTAD dan UNDP, 2008

Para wisudawan dan hadirin sekalian yang berbahagia,
Berdasarkan studi pemetaan industri kreatif di Indonesia yang dilakukan oleh Departemen
Perdagangan RI, terdapat 14 jenis industri yang termasuk ke dalam kategori industri kreatif
berikut ini:
1. Periklanan
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa periklanan yang meliputi proses kreasi,
produksi, dan distribusi dari iklan yang dihasilkan. Termasuk di dalamnya riset pasar,
perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang, produksi material iklan, promosi,
kampanye relasi publik, tampilan iklan di media cetak dan elektronik, pemasangan
berbagai poster dan gambar, penyebaran brosur, pamflet, edaran dan reklame sejenis,
serta penyewaan kolom untuk iklan.
2. Arsitektur
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa desain bangunan, perencanaan biaya
konstruksi, konservasi bangunan warisan, pengawasan konstruksi secara menyeluruh.
3. Pasar Barang Seni
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang-barang asli, unik, dan
langka, serta memiliki nilai estetika Beni yang tinggi melalui lelang, galeri, toko, pasar
swalayan, dan internet.
4. Kerajinan
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi produk yang
dibuat oleh tenaga pengrajin, mulai dari desain awal hingga produk akhir, meliputi
barang kerajinan dari batu berharga, serat alam dan buatan, kulit, rotan, bambu, kayu,
emas, perak, tembaga, perunggu, besi, kayu, kaca, porselin, kain, marmer, tanah liat, dan

kapur. Pada umumnya kerajinan tersebut hanya diproduksi dalam jumlah kecil (bukan
produksi massal).
5. Desain
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan desain grafts, desain interior, desain produk,
desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset pemasaran, serta produksi
kemasan dan jasa pengepakan.
6. Fashion
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan desain pakaian, alas kaki dan aksesori lainnya,
produksi pakaian dan aksesori, konsultasi produk fashion dan distribusinya.
7. Film, video, dan fotografi
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan produksi video, film dan jasa fotografi, distribusi
rekaman video dan film, termasuk penulisan skrip, dubing, sinematografi, sinetron, dan
ekshibisi film.
8. Musik
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan komposisi musik, pertunjukan, reproduksi, dan
distribusi dari rekaman suara.
9. Permainan interaktif
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan
komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan dan edukasi, termasuk di
dalamnya alat bantu pembelajaran.
10. Seni pertunjukan
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha pengembangan konten, produksi
pertunjukan seperti pertunjukan tarian dan opera, desain dan pembuatan busana untuk
pertunjukan, tata panggung dan tata cahaya.
11. Penerbitan dan percetakan
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal,
koran, majalah, tabloid dan konten digital, serta kegiatan kantor berita. Termasuk juga
penerbitan prangko, materai, uang kertas, blangko cek, giro, surat andil, surat saham dan
surat berharga lainnya, paspor, tiket pesawat dan terbitan khusus lainnya, serta penerbitan
foto, grafir, kartu pos, formulir, poster, reproduksi, percetakan lukisan dan barang
cetakan lainnya, juga mikro film
12. Layanan komputer dan piranti lunak Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan
pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan komputer, pengolahan data,
pengembangan database, piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain
arsitektur piranti lunak dan keras, serta desain portal termasuk perawatannya.
13. Televisi dan radio
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan pengemasan acara televisi,
penyiaran dan transmisi konten acara televisi dan radio, termasuk pemancar kembali.
14. Penelitian dan pengembangan
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta penerapannya guna perbaikan produk dan kreasi produk
baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang bisa memenuhi kebutuhan pasar,
termasuk penelitian dan pengembangan sastra, bahasa dan seni, serta jasa konsultasi
bisnis dan manajemen.
Dalam konteks sesama negara berkembang untuk ekspor produk kreatif, Indonesia masih berada

dalam urutan 10 besar, sementara itu posisi teratas ditempati oleh Cina (lihat Tabel 4). Porsi
Indonesia dalam hal ekspor produk kreatif dunia di tahun 2007 baru mencapai 0,84% dengan laju
pertumbuhan antara tahun 2000 dan 2007 mencapai 0,1%. Dekomposisi ekspor produk kreatif
menunjukkan bahwa khususnya pada ekspor barang seni dan kerajinan Indonesia mengalami
pertumbuhan yang cukup pesat, yakni mencapai 14,2% meskipun dengan porsi pasar yang masih
sekitar 1,14% dan berada dalam urutan ke-10 (sepuluh) di antara negara berkembang yang
termasuk pengekspor terbesar lainnya pada tahun 2007 (Tabel 5). Demikian pula dalam hal
visual art. Indonesia berada dalam urutan ke-7 (tujuh) dan untuk kategori publishing material,
Indonesia berada dalam urutan ke 8 (delapan) dengan laju tumbuh yang bernilai negatif, yaitu 3,6%. Dalam hal ekspor design, Indonesia berada dalam rangking 8 (delapan) dengan porsi
terhadap pasar ekspor dunia mencapai 0,8% dan laju tumbuh mencapai 0,9% (UNCTAD dan
UNDP, 2008).
Industri kreatif memberikan kontribusi terhadap PDB nasional secara signifikan dengan rata-rata
kontribusi sebesar 6,28% selama tahun 2005-2009 atau setara dengan 104,6 triliun rupiah.
Persentase kontribusi PDB subsektor industri kreatif terhadap sektor industri kreatif pada tahun
2009 didominasi oleh subsektor fashion (43,71%), kerajinan (25,51%), dan periklanan (7,93%),
di mana rata-rata kontribusi PDB subsektor industri kreatif terhadap sektor industri kreatif pada
tahun 2009 sebesar 7,14%.
Berdasarkan pertumbuhan PDB tahun 2009, diperkirakan terdapat beberapa subsektor yang
pertumbuhannya berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional (5,48%), yakni
arsitektur (11,98%), pasar barang seni (8,27%), permainan interaktif (7,59%), musik (6,78%),
serta layanan komputer dan piranti lunak (7,54%).
Industri kreatif merupakan celah baru bagi tenaga kerja Indonesia karena industri ini terbuka
bagi siapapun untuk mendapatkan penghasilan. Peluang untuk mengembangkan profesi-profesi
baru di industri ini pun masih terbuka luas. Selama periode 2005-2009, rata-rata penyerapan
tenaga kerja di sektor industri kreatif relatif besar, yakni mencapai 5,4 juta pekerja atau
menyerap 5,8% dari total seluruh tenaga kerja di Indonesia. Di tahun 2009 subsektor yang
menyerap tenaga kerja paling besar adalah subsektor fashion (53,5%) dan kerajinan (31%).
Berikut data penyerapan tenaga kerja sektor industri kreatif di tahun 2009.
Dari table 6 terlihat sepuluh komoditas ekspor utama Indonesia, sektor industri kreatif
menempati urutan ke-4 dalam hal kontribusi nilai ekspor di tahun 2009. Nilai ekspor industri
kreatif di tahun 2009 sebesar 81,43 triliun rupiah (9,13%) dengan kontribusi subsector fashion
dan kerajinan menempati peringkat pertama dan kedua. Rupanya masih banyak subsektor
industri kreatif lain yang kegiatan ekspornya belum tercatat oleh lembaga ekspor Indonesia. Hal
ini dikarenakan konten ekspor beberapa subsektor tersebut berupa konten jasa, bukan produk
fisik.
Nilai pasar (sales) per sektor industri kreatif tahun 2010 rata-rata mencapai Rp 19 triliun dan
terus meningkat. Di tahun 2011, estimasi nilai pasar industri kreatif diperkirakan mencapai lebih
Rp 110 triliun. Industri software dan komputer mendominasi pasar industri kreatif dengan share
sebesar 30% dari pasar industri kreatif, diikuti oleh industri televisi (23%), penerbitan dan
percetakan (14%), dan desain (6%).

Tabel 4. 10 Negara Berkembang Pengekspor Barangbarang Kreatif, 2007
Nilai (Juta USD)
61360
27677
8155
5081
4323
4271
3233
3067
2942
2833

Negara
Cina
Hongkong
India
Turki
Thailand
Meksiko
Malaysia
Singapura
Korea
Indonesia

Porsi Pasar (%)
18.29
8.25
2.43
1.51
1.29
1.27
0.96
0.91
0.88
0.84

Sumber: UNCTAD dan UNDP (2008)

Tabel 5. Profil Industri Kreatif Indonesia
Peringkat
Indikator

2005

2006

2007

2008

2009

Rata-rata

108.413
(6,54%)

107.661
(6,15%)

104.787
(5,67%)

104.638
(6,30%)

9

5.847.968
(6,24%)

5.335.371
(5,62%)

4.902.378
(5,14%)

5.400.910
(5,79%)

6

19.821

18.539

20.179

21.375

19.466

58.258

70.251

77.796

81.428

69.578

5

-3,16%

20,59%

10,74%

4,67%

8.21%

9

11,48%

10,61%

9,83%

9,13%

10,58%

5

5

1. Berbasis Pmduk Domestk Bruto (PDB)
aNilai Tambah
102.110
100.220
(Miliar Rupiah)
(6,78%)
(6,35%)
2. Berbasis Ketenagakerjaan
ja. Jumlah Tenaga
5.862.497 5.056.337
Kerja(orang)
(6,40%)
(5,57%)
a. Prorluktivitas
17.417
TK (Ribu Rupiah/ Pekerja)
3. Berbasis Nilai Ekspor
a.Nilai Ekspor

60.159

(Miliar
Rupiah)
b.
Pertumbuhan
Ekspert (%)
c. % Ekspor
11,87%
terhadap Total
Ekspor
4. Berbasis Aktivitas Perusahaan
a.Jumlah Perusahaan

2.949.917

2.412.182

2.906.123

2.498.706

2.188.815

2.591.149

b. Perturrbuhan
Jumlah
Perusahaan(%)

-

2,74%

19,44°/

-5.83%

12,36%

7,18%

7

10

c. % Jumlah
Perusahaan
terhadap
Jumlah Total
Perusahaan

6,95%

5,83%

6,79%

6,00%

5,17%

6,15%

Tabel 6. Nilai PDB Sembilan Sektor Lapangan Usaha Utama dan Industri Kreatif
Indonesia Tahun 2009 Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000 (Rp000)
(%)Kontribusi
Sektor
Nilai (Rp)
Perdagangan, Hotel dan Restauran
259.272.101.124
14,04
Bangunan
112.762.200.000
6,11
Listrik, Gas dan Air Bersih
12.263.600.000
0,66
Industri Pengolahan
479.928.098.413
25,99
Pengangkutan dan Komunikasi
124.399.000.000
6,74
Keuangan, Real Estat dan Jasa
155.633.748.390
8,43
Perusahaan
Jasa Kemasyarakatan
167.544.819.489
9,07
Industri Kreatif
104.787.209.313
5,67
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan
261.296.800.000
14,15
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian
168.729.900.000
9,14
Sumber: Departemen Perdagangan RI, 2010
Keluarga besar STIE DR Moechtar Talib yang saya cintai,
Kreatifitas adalah dapat merupakan Hak Kekayaan Intelektual. Hak Kekayaan Intelektual
merupakan hak yang diberikan kepada orang-orang atas hasil dari buah pikiran mereka. Hak
eksklusif tersebut diberikan atas penggunaan dari hasil buah pikiran si pencipta dalam kurun waktu
tertentu. Buah pikiran tersebut dapat terwujud dalam tulisan, kreasi artistik, simbolsimbol,
penamaan, citra, dan desain yang digunakan dalam kegiatan komersil. Secara umum HKI terbagi
ke dalam dua kategori, yakni Hak Cipta dan Hak Kekayaan Industri.
1. Hak Cipta (copyright)
adalah hak eksklusifbagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau
memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk hal tersebut (UU No.19/2002). Hak
cipta berlaku seketika setelah ciptaan itu dibuat dan tidak perlu didaftarkan terlebih dahulu.
Hak eksklusif ini misalnya hak untuk membuat salinan dari ciptaannya tersebut, hak
membuat produk derivatif, dan hak menyerahkan hak-hak tersebut ke pihak lain. Contohnya
Microsoft yang menciptakan perangkat lunak windows, yang berhak membuat salinan dari
windows hanya Microsoft sendiri. Tetapi Microsoft bisa menjual produknya ke masyarakat
luas dengan sistem lisensi di mana Microsoft memberikan hak kepada pihak yang membeli
windows untuk memakai perangkat lunak tersebut. Tetapi pihak yang membeli lisensi ini
tidak boleh membuat salinan windows untuk dijual kembali.

5

2. Hak Kekayaan Industri (HKI)
HKI di bidang industri dan perdagangan yang terbagi ke dalam enam kategori, yakni Paten,
Merek, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, Rahasia Dagang, dan Varietas
Tanaman. Paten (patent) adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor
atas hasil invensinya di bidang teknologi yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan
sendiri invensinya tersebut atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk
melaksanakannya (UU No.14/2001). Selain melindungi produk, paten juga bisa melindungi
ide dan proses suatu hasil invensi karena pihak lain tidak boleh membuat sebuah karya yang
cara bekerjanya sama dengan sebuah ide, proses, atau produk yang dipatenkan. Paten dapat
berupa penemuan sebuah produk atau proses secara umum, suatu cara baru untuk membuat
sesuatu atau menawarkan solusi atas suatu masalah dengan teknik baru. Paten memberikan
perlindungan terhadap pencipta atas penemuannya di mana perlindungan tersebut
diberikan untuk jangka waktu tertentu, biasanya 20 tahun. Perlindungan yang diberikan
dalam hal penemuan tersebut tidak dapat secara komersil dibuat, digunakan, disebarkan, atau
dijual tanpa izin dari si pencipta. Paten harus didaftarkan terlebih dahulu dan berlaku di satu
negara. Jika suatu produk ingin patennya berlaku juga di negara lain, maka produk itu harus
didaftarkan patennya di negara yang bersangkutan.
Merek (trade mark) adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,
susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan
digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa (UU No.15/2001). Merek dipakai untuk
mengidentifikasi barang atau jasa sebagaimana barang atau jasa tersebut diproduksi atau disediakan
oleh orang atau pemsahaan tertentu. Dengan adanya merek, konsumen dapat dengan mudah
mengidentifikasi sebuah barang atau jasa sehingga terhindar dari pemalsuan. Contoh merek adalah
Adidas di mana yang termasuk merek adalah nama, logo, bentuk huruf, serta gambar yang menyertai
produk. Merek bisa digunakan oleh pihak lain selain pemilik merek selama penggunaan merek
tersebut digunakan untuk mereferensikan produk yang bersangkutan, misalnya dengan sistem
franchise. Merek berlaku di negara tempat pertama kali merek digunakan dan didaftarkan.

Desain Industri adalah kreasi tentang bentuk, konfigurasi atau komposisi garis atau warna,
atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk dua atau tiga dimensi,
serta dapat digunakan untuk menghasilkan suatu produk industri atau kerajinan tangan (UU
No.31/ 2000). Desain industri diterapkan pada berbagai jenis produk industri dan kerajinan
misalnya jam tangan, perhiasan, peralatan mmah tangga, peralatan elektronik, desain tekstil,
hingga barang-barang hiburan. Desain industri haruslah kasatmata, sehingga bisa dilindungi
oleh hukum. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu adalah suatu produk dalam bentuk jadi atau
setengah jadi yang di dalamnya terdapat berbagai elemen dan sekurang-kurangnya satu dari
elemen tersebut adalah elemen aktif yang sebagian atau seluruhnya saling berkaitan serta
dibentuk secara terpadu di dalam sebuah bahan semikonduktor untuk menghasilkan fungsi
elektronik (UU No.32/ 2000).
Rahasia Dagang (trade secret) adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang
teknologi dan/atau bisnis. Mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha
dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang (UU No.30/2000). Rahasia dagang

bersifat rahasia, tidak dipublikasikan ke publik dan tetap dilindungi selama informasi
tersebut tidak 'dibocorkan' oleh pemiliknya.
Para wisudawan dan hadirin sekalian yang berbahagia,
Dari segi sumber daya manusia, industri kreatif hendaknya sudah diperkenalkan kepada
manusia Indonesia sejak dini lewat lembaga-lembaga pendidikan, utamanya sekolah.
Kreativitas sebagai mesin utama industri kreatif harus dikembangkan sejak kanak-kanak
dengan sistem pendidikan dini dan pendidikan dasar yang mengakomodasi berkembangnya
kreativitas lewat kegiatan-kegiatan di sekolah dan kurikulum berbasis kompetensi kreatif.
Selain lewat jalur formal, kreativitas juga bisa dikembangkan lewat pendidikan non-formal
lewat sanggar dan kursus, seperti sanggar tari, sanggar lukis, kursus desain, dan sebagainya.
Penciptaan pelaku-pelaku usaha yang memiliki mental entrepreneur yang profesional juga
sangat diperlukan dalam pengembangan industri kreatif. Iklim usaha yang kondusif juga perlu
difasilitasi oleh pemerintah, mulai dari kemudahan memulai usaha, tersedianya infrastruktur
yang dibutuhkan bagi sebuah usaha untuk berjalan seperti akses jalan, listrik, dan sebagainya.
Kemudahan melakukan ekspor hasil usaha dan impor bahan baku yang diperlukan, kebijakan
perpajakan yang tidak memberatkan pengusaha, hingga perlindungan terhadap hasil karya
insan kreatif lewat hak kekayaan intelektual (HKI).
Satu keunikan industri kreatif adalah perlunya pembatasan keterlibatan pemerintah. Meskipun
cetak biru pengembangan industri kreatif disambut baik oleh pelaku usaha kreatif, pemerintah
tetap perlu membatasi keterlibatannya supaya tidak terlalu mengatur para pelaku industri kreatif.
Karena sangat mengandalkan kreativitas, pengaturan pemerintah yang berlebihan apalagi terlalu
kaku akan mematikan kreativitas pelaku industri ini, maka kreativitas justru tidak akan muncul dan
bisa mematikan industri ini.
Lebih jauh lagi, pemerintah perlu mempelajari bantuan-bantuan teknis seperti apa yang
dibutuhkan oleh para pelaku industri ini mengingat karakteristik industri kreatif yang berbeda
dengan industri lain pada umumnya.
Pembentukan pusat-pusat pengembangan talenta
industri kreatif di daerah yang disesuaikan dengan potensi daerah yang bersangkutan juga
diperlukan, utamanya dalam membentuk apa yang dinamakan kota kreatif (creative city).
Pengembangan kreativitas yang terkonsentrasi di suatu daerah dan berfokus pada potensi
daerah akan bisa menciptakan produk dan jasa kreatif unggulan. Semua daerah di Indonesia
pastinya memiliki potensi kreatif yang bisa dikembangkan, sedangkan daerahdaerah yang sudah
menonjol potensi kreatifnya
Industri kreatif telah terbukti memberikan kontribusi yang signifikan dan terus meningkat
terhadap perekonomian suatu negara. Input utama industri ini adalah kreativitas, maka bukan
hanya negara maju raja yang bisa mengambil manfaat dari industri ini, tetapi negara berkembang
seperti Indonesia pun juga memiliki potensi-potensi kreatif yang sangat melimpah untuk
dikembangkan. Kreativitas sebagai mesin utama industri kreatif memerlukan 'maintenance'
lebih lanjut untuk dikembangkan karena kreativitas tidak terj adi begitu Baja, tetapi memerlukan
lingkungan yang kondusif serta rangsangan-rangsangan yang aktif. Penciptaan insan-insan
kreatif sudah bisa dimulai sejak dini lewat pendidikan formal di sekolah dengan kurikulum

berbasis kreatif, dan bisa juga lewat pendidikan non-formal melalui sanggar-sangar kreativitas.
Meskipun penting dan sangat diperlukan, peranan pemerintah dalam mengembangkan industri
kreatif perlu dikendalikan dan dibatasi supaya tidak terlalu dalam dan kaku. Keterlibatan pemerintah
yang terlalu besar justru bisa menghambat berkembangnya kreativitas dan inovasi insan-insan
kreatif. Untuk itu, kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah jangan sampai kontra produktif
dengan pengembangan industri ini.
Para wisudawan dan hadirin sekalian yang berbahagia,
Menghadapi berbagai tantangan dan perubahan dunia saat ini kita tidak punya pilihan selain
menyiapkan strategi kebijakan yang efektif, mengimplemntasikan seluruh perencanaan, serta
mempereratkordinasi kebijakan. Untuk itu semua, profesionalisme sumber daya manusia Indonesia
adalah harga yang tidak dapat ditawar. Dan hari ini berbangga hati menyaksikan kontribusi yang
nyata dari STIE DR Moechtar Talib. Namun rupanya profesionalisme harus juga di ikuti oleh
moralitas dan etika kesantunan. Maka perkenankan saya menutup orasi ilmiah ini dengan aspek
moralitas yang biasa disampaikan oleh orang tua kita, bahwa moral yang baik, kejujuran adalah mata
uang yang akan tetap berlaku di seluruh dunia. Dengan harapan tersebut, kembali saya ucapkan
selamat kepada seluruh wisudawan. Pekerjaan besar ada di depan mata dan Indonesia menantikan
sumbangan nyata dari Anda semua.
Alhamdulillaahirobbilalaamiin.
Wassalamualaikum Wr.Wb.