Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Eksperimen Berbantuan Media Benda Konkret untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Mangunsari Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahun Pe
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Mangunsari Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung pada siswa kelas 5 Semester 2 Tahun
Pelajaran 2014/ 2015. Subjek penelitian sebanyak 25 siswa, yang terdiri dari 13 laki-laki dan 12 perempuan yang karakteristiknya dari tingkat menengah ke bawah. Rata-rata orang tua siswa adalah petani. Dalam pembelajaran IPA yang ada pada siswa kelas V memiliki hasil belajar yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Tabel 3.1 Setting PenelitianNo Waktu Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
1. Desember 2014 Pembuatan Proposal
2. Februari 2015 a.
Pembuatan Intrumen Penelitian b.
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
3. Maret 2015 Penelitian Siklus I
4. April 2015 Penelitian Siklus II
5. Maret- April Penulisan laporan
3.2 Variabel yang akan Diteliti
Variabel penelitian menurut Sugiyono (2010:61) adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian ini terdiri dari dua variabel:
1. Variabel bebas (X), adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat, dalam hal ini adalah metode eksperimen dalam pembelajaran IPA. Menurut Roestiyah (2001:80), metode tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng (2003:82) meliputi tahap-tahap percobaan awal, pengamatan, hipotesis awal, verifikasi, aplikasi konsep, dan evaluasi.
2. Variabel terikat (Y), adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas, dalam hal ini adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar menurut Nana Sudjana (2009:22) adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
3.3 Rencana Tindakan
3.3.1 Siklus I
3.3.1.1 Perencanaan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan perencanaan untuk proses pembelajaran. Adapun langkah-langkah perencanaannya adalah sebagai berikut: a.
Mengidentifikasi masalah pembelajaran yang muncul.
b.
Merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah yang muncul.
c.
Merencanakan perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, RPP yang sesuai standar proses dengan komponen-komponen yang dalam kegiatan pembelajarannya dirancang strategi yang meliputi kegiatan yang bersifat ekskplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
d.
Mengembangkan instrumen penilaian (butir soal) sesuai dengan langkah- langkah yang benar menurut standar penilaian.
e.
Mengembangkan bahan atau materi pembelajaran yang diambil dari berbagai sumber yang dapat membantu siswa untuk memahami materi pelajaran.
f.
Mengembangkan kebutuhan media/ alat pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
g.
Menyusun lembar pengamatan sesuai dengan aspek-aspek yang akan diamati dengan teman sejawat selama proses pembelajaran.
3.3.1.2 Implementasi Tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan rencana (RPP) yang telah disusun. Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut: a.
Peneliti dan guru memberikan hipotesis kepada siswa dari materi yang akan disampaikan.
b.
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mencari informasi dan fakta tentang materi yang diberikan.
c.
Peneliti dan guru membagi lembar pengamatan.
d.
Peneliti dan guru menjelaskan cara melaksanakan kegiatan.
e.
Masing-masing kelompok mengadakan pengamatan.
f.
Siswa melaksanakan eksperimen.
g.
Peneliti dan guru membimbing pelaksanaan eksperimen.
h.
Masing-masing kelompok menuliskan hasil pengamatan. i.
Masing-masing kelompok melaporkan hasil pengamatannya dan kelompok lain menanggapinya. j.
Peneliti bersama guru dan siswa menyimpulkan hasil pengamatannya. k.
Peneliti dan guru memberikan evaluasi secara individu. l.
Siswa mengerjakan tes formatif.
3.3.1.3 Observasi
Pengamatan dilakukan oleh observer (peneliti) dengan mengamati kegiatan pembelajaran menggunakan lembar observasi. Pada kegiatan ini peneliti melakukan pengamatan terhadap: a.
Kegiatan guru dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I.
b.
Kemampuan guru dalam mengelola kelas.
c.
Kegiatan peserta didik dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I.
d.
Proses pembelajaran menerapkan metode eksperimen.
e.
Kemampuan guru dalam meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses pengamatan dan percobaan.
f.
Hasil belajar peserta didik dalam evaluasi pembelajaran siklus.
3.3.1.4 Refleksi
Berdasarkan hasil observasi, guru dapat merefleksi tentang kegiatan pembelajaran. Dengan demikian peneliti akan dapat mengetahui efektivitas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil analisis yang dikumpulkan pada tahap perbaikan pembelajaran siklus I, didiskusikan dengan guru kelas kemudian didiskripsikan. Hasilnya digunakan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan hasil perbaikan pembelajatran siklus I melalui metode eksperimen yang kemudian dijadikan sebagai bahan perencanaan untuk melaksanakan tindakan pada siklus selanjutnya guna mencapai hasil yang lebih baik.
3.3.2 Siklus II
Berdasarkan refleksi dari proses perbaikan siklus I, maka peneliti perlu menyusun kembali rencana perbaikan pembelajaran pada siklus II. Pada siklus II juga terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, implementasi tindakan, observasi dan refleksi.
3.3.2.1 Perencanaan a.
Setelah merefleksi proses pembelajaran siklus I, peneliti bersama guru mencari pemecahan dalam menghadapi masalah yang ada.
b.
Membuat rencana perbaikan pembelajaran yang berisikan skenario/ langkah- langkah pembelajaran, yang berfokus pada metode eksperimen.
c.
Menyusun alat observasi yang akan digunakan dalam mengamati pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran.
d.
Menyiapkan alat observasi yang berupa tes formatif.
3.3.2.2 Implementasi Tindakan
Peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: a.
Peneliti dan guru memberikan hipotesis kepada siswa dari materi yang akan disampaikan.
b.
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mencari informasi dan fakta tentang materi yang diberikan. c.
Peneliti dan guru membagi lembar pengamatan.
d.
Peneliti dan guru menjelaskan cara melaksanakan kegiatan.
e.
Peneliti dan guru menjelaskan cara melaksanakan tugas.
f.
Masing-masing kelompok mengadakan pengamatan.
g.
Siswa melakukan eksperimen.
h.
Peneliti dan guru membimbing pelaksanaan eksperimen. i.
Masing-masing kelompok menuliskan hasil pengamatan. j.
Peneliti bersama guru dan siswa menarik kesimpulan dari hasil kegiatan. k.
Peneliti dan guru memberikan evaluasi secara individu. l.
Siswa mengerjakan tes formatif.
3.3.2.3 Observasi
Pengamatan dilakukan oleh observer (peneliti) dengan mengamati kegiatan pembelajaran menggunakan lembar observasi. Pada kegiatan ini peneliti melakukan pengamatan terhadap: a.
Kegiatan guru dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II.
b.
Kemampuan guru dalam mengelola kelas.
c.
Kegiatan peserta didik dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II.
d.
Proses pembelajaran menerapkan metode eksperimen.
e.
Kemampuan guru dalam meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses pengamatan dan percobaan.
f.
Hasil belajar peserta didik dalam evaluasi pembelajaran siklus.
3.3.2.4 Refleksi
Berdasarkan hasil observasi, guru dapat merefleksi tentang kegiatan pembelajaran. Dengan demikian peneliti akan dapat mengetahui efektivitas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil analisis yang dikumpulkan pada tahap perbaikan pembelajaran siklus I, didiskusikan dengan guru kelas kemudian didiskripsikan. Hasilnya digunakan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan hasil perbaikan pembelajatran siklus I melalui metode eksperimen yang kemudian dijadikan sebagai bahan perencanaan untuk melaksanakan tindakan pada siklus selanjutnya guna mencapai hasil yang lebih baik.
3.4 Data dan Cara Pengumpulannya
3.4.1 Sumber Data
Sumber data penelitian adalah nilai Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas 5 SD Negeri 01 Mangunsari Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2014/ 2015, hasil observasi, tes hasil belajar, angket dan dokumentasi.
3.4.2 Cara Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data diperoleh dari:
a. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat menentukan dalam penelitian tindakan kelas. Observasi berarti pengamatan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian ini terdapat pedoman observasi yaitu observasi pelaksanaan dengan metode eksperimen berbantuan media benda konkret. Observasi pelaksanaan pembelajaran dengan metode eksperimen berbantuan media benda konkret difokuskan pada aktifitas guru maupun siswa selama proses pembelajaran. Observasi dilakukan secara langsung oleh peneliti pada saat pembelajaran dikelas dilangsungkan, dengan tujuan untuk mengumpulkan data secara kualitatif mengenai aktivitas guru dan siswa. Tujuannya untuk mencatat masalah yang terjadi pada saat tindakan yang kemudian akan menjadi refleksi sebagai tindakan lanjut.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi Guru Dalam Pembelajaran Metode Eksperimen
Berbantuan Media Benda Konkret
No Aspek Indikator No Item
1. Melakukan kegiatan
1. Kesesuaian
1 awal aktivitas guru dalam apersepsi dengan materi ajar.
2. Menyampaikan
2 kompetensi tujuan yang akan dicapai.
3
3. Menyampaikan tema.
Mengaitkan materi dengan kehidupan nyata/ benda nyata.
12
16 Observasi ini dilakukan secara langsung oleh peneliti pada saat pembelajaran dikelas dilangsungkan. Pada tabel kisi-kisi lembar observasi guru dalam pembelajaran metode eksperimen berbantuan media benda konkret, terdapat tiga aspek. Dari tiga aspek tersebut memiliki beberapa indikator yang
15 4. Melakukan tindak lanjut.
14 3. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa.
13 2. Melakukan refleksi pembelajaran.
1. Menyampaikan pembelajaran dengan gaya yang sesuai.
3. Melakukan kegiatan penutup
11 9. Memfasilitasi terjadinya interaksi antara guru dan siswa.
4 2. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran.
2. Melakukan kegiatan pembelajaran dengan metode Eksperimen berbantuan media benda konkret 1.
9 7. Membimbing siswa dalam kerja kelompok.
8 6. Memberikan petunjuk kerja kepada siswa.
7 5. Membimbing siswa dalam pembagian kelompok.
6 4. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa.
5 3. Menumbuhkan rasa ingin tahu siswa.
10 8. Membimbing siswa dalam penyampaian hasil diskusi.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa Dalam Pembelajaran Metode Eksperimen2. Partisipasi siswa dalam pembelajaran.
6. Partisipasi siswa dalam kelompok.
8
5. Antusias siswa pada pembagian kelompok.
7
4. Rasa ketertarikan siswa pada kegiatan-kegiatan pembelajaran.
6
3. Rasa keingintahuan siswa.
5
4
Berbantuan Media Benda Konkret
No Aspek Indikator No Item
Perhatian siswa dalam pembelajaran.
2. Melakukan kegiatan pembelajaran dengan metode Eksperimen berbantuan media benda konkret 1.
3
2 3. Keaktifan siswa dalam memulai pelajaran.
2. Ketertarikan siswa terhadap pelajaran.
1
1. Perhatian siswa pada awal pelajaran.
1. Melakukan kegiatan awal
9
7. Kerjasama siswa dalam kelompok.
15
1, 4
7, 9, 10 b. Membuktikan bahwa cahaya
Menyebutkan sifat-sifat cahaya.
a.
6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.
Kompetensi Dasar Indikator No. Soal
Standar Kompetensi: 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/ model.
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Tes Siklus ITes hasil belajar diperlukan untuk mengukur tingkat ketercapaian penerapan metode eksperimen berbantuan media benda konkret dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam selain itu tes hasil belajar digunakan untuk mengukur pemahaman materi serta peningkatan hasil belajar siswa setelah tindakan dilakukan. Adapun kisi-kisi soal sebagai berikut:
Mengerjakan evaluasi.
10
14 3.
2. Menanggapi penjelasan guru (siswa bertanya).
13
1. Kemampuan siswa mengambil kesimpulan dari apa yang dipelajari.
3. Melakukan kegiatan penutup
12
Penyampaian hasil diskusi kelompok
11 9.
(siswa bertanya)
8. Keaktifan siswa dalam kerja kelompok.
b. Tes hasil Belajar
merambat lurus.
20 Pada tabel kisi-kisi soal tes siklus I, terdapat 20 soal. Soal-soal tersebut dikembangkan dari satu kompetensi dasar. Kemudian dikembangkan menjadi tujuh indikator yang harus dicapai sesuai standar KKM yang telah ditentukan oleh pihak sekolah.
19 b. Siswa dapat menyebutkan beberapa macam cacat mata beserta
5, 6, 12, 16, 17,
Siswa dapat menyebutkan dan menjelaskan macam-macam alat optik.
6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat- a.
Kompetensi Dasar Indikator No. Soal
Standar Kompetensi: 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/ model.
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Soal Tes Siklus II14, 15, 16, 17,
c.
(pelangi).
12, 13, 19 g. Membuktikan bahwa cahaya dapat diuraikan menjadi berbagai warna
Membuktikkan bahwa cahaya dapat dibiaskan.
2, 11 f.
6, 18 e. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung.
3, 5, 8, d. Membuktikan bahwa cahaya dapat dipantulkan.
Membuktikan bahwa cahaya dapat menembus benda bening.
1, 2, 15, 20 sifat cahaya.
c. 3, 4, 7, 8, 18 Siswa dapat membedakan beberapa macam lensa.
d. 9, 10, 11, 13, 14 Siswa dapat menentukan berbagai alat dan bahan yang sesuai dengan karya model yang dirancang.
c. Angket
Bentuk lembaran angket yang digunakan berupa sejumlah pertanyaan tertulis yang diberikan per siklus pada pertemuan kedua, tujuannya untuk memperoleh informasi dari responden (siswa) tentang proses pembelajaran yang telah berlangsung.
Angket yang digunakan adalah angket berstruktur, yakni angket yang menyediakan kemungkinan jawaban dengan bentuk jawaban tertutup, dimana angket yang pada setiap item pertanyaannya telah tersedia alternatif jawabannya. Pertanyaan pada angket siswa dibuat dalam bentuk tabel dan siswa cukup memberikan tanda cek
(√) pada kolom penyataan ya atau tidak berdasarkan respon siswa masing-masing terhadap pembelajaran dengan penggunaan pertanyaan produktif pada LKS dalam pembelajaran IPA yang telah terlaksana. Adapun kisi-kisi angket siswanya sebagai berikut:
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Hasil Belajar Afektif
No Aspek Indikator Nomor Angket
1. Perhatian Siswa memperhatikan penjelasan guru
1
saat belajar
2. Tanggung Siswa bertanggung jawab pada setiap tugas 3, 6 Jawab yang diberikan oleh guru.
Bertanya Siswa aktif bertanya dalam proses 3.
8, 11 kepada guru pembelajaran.
4. Pencapaian
belajar Siswa mendapat hasil belajar diatas KKM.
14
5. Kesiapan
belajar Siswa konsentrasi dalam proses pembelajaran berlangsung.
9, 12, 13 6.
Motivasi Siswa memiliki semangat belajar.
2, 4, 5, 7, 10, 15
d. Unjuk Kerja
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai keterampilan kompetensi yang menuntut siswa melakukan tugas tertentu. Penilaian ini untuk menilai hasil belajar psikomotor siswa.
1 Keterampilan menggunakan alat
a. Keterampilan meletakkan posisi alat 1a
b. Ketepatan penggunaan alat 1b
2 Pelaksanaan langkah kerja a. Kekompakan kelompok
2a
b. Kesesuaian langkah kerja 2b
3 Hasil kerja
a. Kebenaran menyimpulkan 3a
Tabel 3.7
Kisi-kisi Hasil Belajar Psikomotor No Kegiatan Indikator No soal b. Keterampilan 3b menyampaikan kesimpulan
e. Dokumentasi Dokumentasi digunakan sebagai bukti penelitian yang telah dilaksanakan.
Dokumentasi dilaksanakan ketika penelitian sedang berlangsung. Dokumentasi berupa nilai ulangan Ilmu Pengetahuan Alam dan bukti proses belajar mengajar pada siklus I dan siklus II berupa foto.
3.5 Indikator Kinerja
Indikator Kinerja adalah penanda yang dapat digunakan sebagai dasar penentuan berhasil tidaknya penelitian yang dilakukan. Untuk mengukur keberhasilan tiap-tiap siklus dalam penelitian tindakan kelas ini, tolok ukurnya adalah berikut ini: a.
Proses pembelajaran yaitu terjadi peningkatan aktivitas siswa dan kinerja guru pada pelaksanaan pembelajaran IPA dalam penerapan metode eksperimen berbantuan media benda konkret dalam kategori baik yang dinyatakan berhasil apabila mencapai s kor ≥ 3.
b.
Hasil belajar yaitu pencapaian rata-rata nilai hasil belajar kognitif yang mencapai nilai KKM ≥ 70 atau minimal 70% siswa dalam kelas lulus criteria KKM.
c.
Keberhasilan hasil belajar afektif dikatakan berhasil apabila pencapaian nilai rata-rata menc apai ≥ 3 yaitu dengan kategori baik.
d.
Keberhasilan hasil belajar psikomotor berhasil apabila mencapai nilai rata-rata ≥ 3 yaitu dengan kategori baik.
3.6 Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2007: 348), instumen yang valid adalah instrumen yang mampu mengukur apa yang hendak di ukur. Uji validitas perlu dilakukan agar instrumen yang dipakai dalam penelitian memang benar-benar mengukur kemampuan yang akan diukur. Dasar pengambilan keputusan item yang valid berdasarkan kriteria Azwar menyatakan bahwa item instrument penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to total correlation (koefisien korelasi) > 0,20. Kategori inilah yang digunakan untuk menentukan apakah item valid atau tidak.
3.6.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Tes (Kognitif)
Validitas tes dihitung menggunakan bantuan Software SPSS 16,0 dengan cara Analyze
- – Scale – Reliability Analysis. Kemudian untuk melihat hasilnya apakah item soal valid atau tidak, dapat dilihat pada output hasil perhitungan. Apabila nilai koefisien kurang dari 0,20 maka item soal tersebut tidak valid dan tidak boleh digunakan.
Reliabilitas instrumen memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat keajegan instrument dari variable yang hendak diukur. Uji reliabilitas ini menggunakan SPSS 16,0. Pengukuran reliabilitas ini menggunakan teknik alpha yang dikembangkan oleh George dan Mallery dalam Anzwar (2011:32). Untuk menentukan tingkat reliabilitas instrument menggunakan kriteria sebagai berikut:
: tidak dapat diterima α ≤ 0,7
: dapat diterima 0,7 < α ≤ 0,8
: reliabilitas bagus 0,8 < α ≤ 0,9
: reliabilitas memuaskan α > 0,9
Hasil dari uji validitas tes digunakan untuk mendapatkan hasil tes yang valid. Tujuannya yaitu untuk menyusun pre-test dan post-tes yang valid. Validitas tes siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.8 Uji Validitas Instrumen Tes Siklus IInstrumen
Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
16 8, 9, 10, 11, 12, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 13, 14, 15, 17, 18, 18, 19, 20. 19, 20.
Dari tabel uji validitas instrumen tes siklus I, terdapat 1 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 16. Sedangkan yang valid terdapat 19 soal dari jumlah keseluruhan soal 20. Sehingga peneliti hanya memakai 19 soal untuk tes siklus I. Pengujian reliabilitas tes menggunakan
cronbach’s alpha untuk menunjukkan
sejauh mana soal tes dipercaya untuk mengukur suatu objek. Untuk hasil uji reliabilitas dari tes yang terdiri dari 20 soal, berikut ini disajikan dalam bentuk tabel:
Tabel 3.9 Uji Reliabilitas Instrumen Tes Siklus IReliability Statistics Cronbach's Alpha
Part 1 Value .812
a
N of Items
10 Part 2 Value .585
b
N of Items
10 Total N of Items
20 Correlation Between Forms .769 Spearman-Brown Equal Length .869 Coefficient
Unequal Length .869 Guttman Split-Half Coefficient .857
a. The items are: soal1, soal2, soal3, soal4, soal5, soal6, soal7, soal8, soal9, soal10.
b. The items are: soal11, soal12, soal13, soal14, soal15, soal16, soal17, soal18, soal19, soal20.
Hasil tabel uji reliabilitas instrument tes siklus I dapat dilihat koefesien reliabilitas instrument sebesar 0,812 termasuk dalam kategori reliabilitas bagus. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa instrumen layak digunakan untuk mengukur variabel penelitian. Pada siklus II perhitungan validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.10 Uji Validitas Instrumen Tes Siklus IIBentuk Item Soal Valid Tidak valid Instrumen
Isian Singkat 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
18 8, 9, 10, 11, 12, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20. 19, 20.
Dari tabel uji validitas instrumen tes siklus II, terdapat 1 soal yang tidak
valid yaitu soal nomor 18. Sedangkan yang valid terdapat 19 soal dari jumlah keseluruhan soal 20. Sehingga peneliti hanya memakai 19 soal untuk tes siklus I. Pengujian reliabilitas tes menggunakan
cronbach’s alpha untuk menunjukkan
sejauh mana soal tes dipercaya untuk mengukur suatu objek. Untuk hasil uji reliabilitas dari tes yang terdiri dari 20 soal, berikut ini disajikan dalam bentuk tabel:
Tabel 3.11 Uji Reliabilitas Instrumen Tes Siklus IIReliability Statistics Cronbach's Alpha
Part 1 Value .836
a
N of Items
10 Part 2 Value .739
b
N of Items
10 Total N of Items
20 Correlation Between Forms .878 Spearman-Brown Equal Length .935 Coefficient
Unequal Length .935 Guttman Split-Half Coefficient .933
a. The items are: soal1, soal2, soal3, soal4, soal5, soal6, soal7, soal8, soal9, soal10.
b. The items are: soal11, soal12, soal13, soal14, soal15, soal16, soal17, soal18, soal19, soal20.
Dari hasil tabel uji reliabilitas instrument tes siklus II dapat dilihat koefisien reliabilitas instrumen sebesar 0,836. Sehingga termasuk dalam kategori reliabel bagus. Hasil analisis menunjukkan bahwa instrument layak digunakan untuk mengukur variabel penelitian.
3.6.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Angket (Afektif)
Bentuk lembaran angket yang digunakan berupa sejumlah pertanyaan tertulis yang diberikan per siklus pada pertemuan kedua, tujuannya untuk memperoleh informasi dari responden (siswa) tentang proses pembelajaran yang telah berlangsung. Hasil dari uji validitas angket digunakan untuk mendapatkan hasil angket yang valid. Sehingga dapat digunakan untuk mengukur penilaian afektif siswa. Perhitungan validitas dari angket dapat dilihat seperti tabel berikut:
Tabel 3.12 Uji Validitas AngketBentuk Item Soal Valid Tidak Valid Instrumen
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 1, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 2, 3, 9, 12
Angket
8, 9, 10, 11, 12, 11, 13, 14, 15 13, 14, 15
Dari tabel uji validitas angket diketahui dari 15 butir soal, yang valid terdapat 11 soal. Sedangkan yang tidak valid terdapat 4 soal yaitu nomor 2, 3, 9, dan 12. Pengujian reliabilitas angket menggunakan crobach alpha untuk menunjukkan sejauh mana angket dapat dipercaya untuk mengukur suatu objek. Untuk hasil uji reliabilitas instrumen dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.13 Uji Reliabitas Instrumen Angket
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items .841
15 Dari tabel hasil uji reliabilitas instrumen angket dapat dilihat koefisien reliabilitas instrumen sebesar 0,841. Sehingga termasuk dalam kategori reliabel bagus. Hasil analisis menunjukkan bahwa instrumen layak digunakan untuk mengukur variabel penelitian.
3.6.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Unjuk Kerja (Psikomotor)
Hasil dari uji validitas angket digunakan untuk mendapatkan hasil unjuk kerja yang valid. Sehingga dapat digunakan untuk mengukur penilaian psikomotor siswa. Perhitungan validitas dari unjuk kerja dapat dilihat seperti tabel berikut:
Tabel 3.14 Uji Validitas Unjuk KerjaBentuk Item Soal Valid Tidak Valid Instrumen
1, 2, 3, 4, 5, 6 1, 2, 4, 5, 6
3 Unjuk Kerja Dari tabel uji validitas unjuk kerja diketahui dari 6 butir soal, yang valid terdapat 5 soal. Sedangkan yang tidak valid terdapat 1 soal yaitu nomor 3. Pengujian reliabilitas unjuk kerja menggunakan crobach alpha untuk menunjukkan sejauh mana unjuk kerja dapat dipercaya untuk mengukur suatu objek. Untuk hasil uji reliabilitas instrumen dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.15 Uji Reliabitas Instrumen Unjuk Kerja
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items .803
6 Dari tabel hasil uji reliabilitas instrumen unjuk kerja dapat dilihat koefisien reliabilitas instrumen sebesar 0,803. Sehingga termasuk dalam kategori reliabel bagus. Hasil analisis menunjukkan bahwa instrumen layak digunakan untuk mengukur variabel penelitian.
3.7 Analisis Data
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisis data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskripsi komparatif. Menurut Ulber Silalahi (2009: 35) menyatakan bahwa penelitian komparatif adalah penelitian yang membandingkan dua gejala atau lebih. Penelitian komparatif dapat berupa komparatif deskriptif (descriptive- comparative) maupun komparatif korelasional (correlation-comparative).
Komparatif deskriptif membandingkan variabel yang sama untuk sampel yang berbeda. Komparatif deskriptif juga dapat digunakan untuk membandingkan variabel yang berbeda untuk sampel yang sama. Jadi, teknik analisis deskriptif komparatif dalam penelitian ini adalah teknik analisis yang mendeskripsikan atau menyajikan dengan cara membandingkan hasil dengan indikator keberhasilan.