Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Problem Solving pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Kecamatan Sidorejo Semester I Tahun Ajaran 2016/2017

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada ban IV ini membahas mengenai pelaksanaan pembelajaran siklus I, hasil tindakan siklus I, hasil belajar siklus I, hasil refleksi siklus I, pelaksanaan pembelajaran siklus II, hasil tindakan siklus II, hasil belajar siklus II, hasil refleksi siklus II, hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang akan disajikan di bawah ini:

  4.1. Pelaksanaan Penelitian Pada deskripsi pelaksanaan penelitian ini akan menguraikan tentang tahap pelaksanaan pra siklus dan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan serta refleksi pada siklus I dan siklus II. Kegiatan siklus I dan siklus II dibagi menjadi 3 kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama 2x35 menit.

  4.2. Hasil Penelitian Siklus I

4.2.1. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

  Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti melakukan diskusi dengan kolaborator yaitu guru kelas IV untuk menentukan waktu pelaksanaan, materi pembelajaran yang akan disampaikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan. Peneliti merancang siklus I yang terdiri dari 3 pertemuan, setiap pertemuan berlangsung selama 70 menit (dua jam pelajaran), yang direncanakan pada tanggal 31 Agustus, 2 dan 7 September 2016. Kemudian menentukan materi yang disampaikan sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ditetapkan. Persiapan lain yang dilakukan peneliti pada siklus I ini adalah merancang pelaksanaan pembelajaran sesuai pokok bahasan pada setiap pertemuan, menyiapkan alat peraga dalam bentuk video dan benda nyata, lembar kerja siswa, lembar observasi guru untuk melihat bagaimana kondisi pelaksanaan pembelajaran di kelas, serta lembar observasi siklus I.

4.2.2. Pelaksanaan Siklus I Pertemuan I

  Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari rabu, 31 Agustus 2016 pukul

  09.35 WIB sampai 10.44 WIB. Pada kegiatan pendahuluan guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, melakukan presensi, mengatur suasana kelas dan menanyakan keadaan siswa. Pada pertemuan pertama ini guru mengajarkan tentang pengertian kelipatan dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK). Dalam kegiatan apersepsi guru menanyakan tentang berapa kali kalian mandi dalam sehari kemudian dilanjutkan dengan menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran hari ini.

  Pada kegiatan inti, diawali dengan guru menampilkan video dan memberikan masalah kepada siswa. Siswa yang belum mengerti diberi kesempatan bertanya tentang hal yang belum dimengerti. Kegiatan selanjutnya siswa masuk kedalam kelompok agar dapat menyelesaikan masalah dengan baik, guru memberikan soal cerita kepada siswa. Pada kegiatan ini kelompok berdiskusi dan bertukar pikiran menyelesaikan masalah. Siswa dalam kelompok berbagi tugas, mencari kelipatan dari soal cerita dan menulis hasilnya. Sebagian masih ada siswa yang bermalas-malasan cenderung ramai sendiri dalam jalannya diskusi dan tidak memperhatikan hasil dari kerja kelompok.

  Guru memberikan dorongan dan motivasi kepada siswa memecahkan masalah. Guru berkeliling untuk memberikan bimbingan terhadap kelompok yang mengalami kesulitan dalam pemecahan masalah dan mengamati jalannya kerja kelompok. Namun sebagian siswa masih sulit untuk memberikan pendapat, mereka tampak masih kesulitan karena penerapan pembelajaran problem solving masih kali pertama dilakukan. Guru dalam memberikan bimbingan terhadap siswa masih belum menyeluruh dan sebagian kelompok yang dibimbing.

4.2.3. Pelaksanaan Siklus I Pertemuan II

  Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua dilaksanakan pada hari jumat,

  2 September 2016 pukul 07.15 WIB sampai 08.30 WIB. Pada pertemuan kedua ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa pada pertemuan pertama. Peneliti telah menyusun rencana pembelajaran yang baik agar kekurangan pada pertama dapat diperbaiki. Dalam kegiatan awal guru mengucapkan salam, menanyakan kabar siswa dan melakukan presensi. Dalam kegiatan guru bertanya apa saja yang telah dikerjakan pada pertemuan pertama dan bagaimana hasil kerja kelompok siswa.

  Pada kegiatan inti yang merupakan tindak lanjut pada pertemuan pertama, tiap kelompok mencari KPK dari soal cerita yang diberikan oleh guru dan menuliskan hasil kerja kelompok di papan tulis siswa yang lain memperhatikan. Setelah perwakilan kelompok yang telah selesai menuliskan hasil kerja kelompok di papan tulis, siswa yang lain memberikan tanggapan atau pertanyaan yang terkait dengan hasil kerja kelompok. Di pertemuan kedua kondisi pembelajaran sudah cukup baik, hal ini terlihat pada kondisi kelas lebih kondusif pada waktu berlangsungnya kerja kelompok walaupun masih ada siswa yang belum aktif tanya jawab dalam kerja kelompok. Setelah kegiatan siswa dilakukan siswa bersama guru menyimpulkan tentang kelipatan persekutuan terkecil dari dua bilangan.

  Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal- hal yang belum dimengerti. Terdapat beberapa siswa yang bertanya dan guru menjelaskan jawaban dari pertanyaan siswa. Kemudian guru menyampaikan pelajaran yang akan dilakukan dipertemuan selanjutnya. Sebelum guru menutup pelajaran guru meluruskan pemahaman siswa yang salah, mencatat rangkuman pelajaran yang telah dipelajari. Guru meminta siswa untuk pelajari materi selanjutnya.

  4.2.4. Pelaksanaan Siklus I Pertemuan III Pertemuan ketiga dilaksanakan hari rabu, 7 September 2016 pukul 09.35

  WIB sampai 10.44 WIB. Di pertemuan ketiga guru menjelaskan KPK dari tiga bilangan. Kegiatan pembelajaran diawali dengan menanyakan pelajaran sebelumnya yaitu tentang KPK dari dua bilangan. Dalam pertemuan ketiga ini siswa diberi tugas untuk mencari KPK dari tiga bilangan.

  Pada kegiatan inti siswa dan guru membahas tentang KPK dari tiga bilangan, serta guru memberikan contoh soal untuk dikerjakan oleh siswa. Dari hasil latihan soal yang dikerjakan siswa terlihat beberapa siswa belum memahami materi. Kemudian guru menjelaskan materi yang belum dikuasai siswa. Siswa terlihat antusias memperhatikan penjelasan guru, setelah selesai guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tetapi tidak ada yang bertanya. Karena tidak ada siswa yang bertanya, guru memberikan lembar evaluasi sebagai tes siklus I.

  4.2.5. Hasil Pengamatan Siklus I

4.2.5.1. Hasil Analisis Observasi Guru

  Berdasarkan data hasil observasi kegiatan mengajar pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga siklus I dilakukan oleh observer yaitu guru kelas IV, pelajaran Matematika pelajaran KPK dan FPB menggunakan penerapan problem solving, Standar Kompetensi 2. Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar 2.3 Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB). Hasil observasi dapat dilihat pada tabel berikut:

  

Tabel 1

  Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I

  KBM 1 KBM 2 KBM 3 Kegiatan Indokator 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Menyiapkan peserta didik sebelum

  1 mengikuti pembelajaran.

  √ √ √ Guru melakukan apersepsi dan 2 motivasi sebelum masuk pada kegiatan pembelajaran.

  √ √ √ Awal Guru menyampaikan tujuan 3 pembelajaran dalam menerapkan model pembelajaran problem solving.

  √ √ √ Guru membimbing siswa dalam 4 merumuskan masalah.

  √ √ √ Guru dan siswa menelaah masalah 5 yang telah dirumuskan. √ √ √

  Guru mengarahkan siswa dalam 6 merumuskan hipotesis berdasarkan masalah yang telah dirumuskan. √ √ √ Guru menampung seluruh hipotesa

  7 yang diberikan oleh siswa berdasarkan rumusan masalah. √ √ √ Guru membimbing siswa dalam Inti

  8 membuktikan hipotesis yang diperoleh. √ √ √ Guru dan siswa mengoreksi pembuktian hipotesis jawaban,

  9 membimbing siswa dalam mencari alternatif cara yang berbeda.

  √ √ √ Guru membimbing siswa dalam 10 malakukan refleksi pembahasan masalah.

  √ √ √ Guru dan siswa melakukan 11 penyimpulan terhadap pembelajaran yang telah berlangsung.

  √ √ √ Akhir

12 Guru melakukan kegiatan evaluasi setelah kegiatan penyampaian materi.

  √ √ √ Membimbing siswa membuat 13 kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari bersama.

  √ √ √ Melaksanakan evaluasi dengan 14 memberikan tes formatif kepada siswa.

  √ √ √ Jumlah 9 5 6 8 1 13 Total Skor

  47

  50

  55 Dari tabel 4.2 hasil observasi kegiatan mengajar guru siklus I, perolehan total skor pertemuan pertama sebanyak 47, pertemuan kedua sebanyak 50, pertemuan ketiga sebanyak 55. Dapat disimpulkan bahwa, berdasarkan pemberian skor akhir yang dilakukan oleh observer dari masing-masing pertemuan terjadi peningkatan.

4.2.5.2. Hasil Analisis Observasi Siswa

  Analisis data hasil kegiatan belajar siswa pelaksanaan siklus I selama tiga kali pertemuan yang dilakukan oleh observer yaitu guru kelas IV, dapat dilihat pada tabel berikut:

  

Tabel 2

  Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I

  KBM 1 KBM 2 KBM 3 Kegiatan Indokator 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Siswa mempersiapkan diri dalam

  1 mengikuti pelajaran.

  √ √ √ Siswa merespon positif terhadap kegiatan apersepsi dan motivasi yang

  2 dilakukan oleh guru.

  √ √ √ Awal Siswa menyimak dengan baik penyampaian tujuan pembelajaran 3 dalam menerapkan problem solving.

  √ √ √ Siswa aktif dalam menyelesaikan 4 masalah berdasarkan arahan guru.

  √ √ √ Siswa aktif dalam menelaah masalah 5 yang telah dirumuskan bersama.

  √ √ √ Siswa berperan aktif dalam memberi 6 jawaban sementara atau hipotesis.

  √ √ Siswa aktif dalam kegiatan pembuktian Inti

  7 hipotesis.

  √ √ √ Siswa aktif dalam memberikan 8 jawaban yang berbeda.

  √ √ √ Siswa berperan aktif dalam kegiatan refeksi dan kesimpulan materi

  9 pelajaran.

  √ √ √ Siswa merespon positif kegiatan Akhir

  10 evaluasi pada akhir pelajaran.

  √ √ √ Jumlah 9 1 3 7 2 8 Total Skor

  31

  37

  38 Analisis hasil observasi kegiatan belajar siswa siklus I selama tiga kali pertemuan, perolehan total skor pertemuan pertama sebanyak 31, pertemuan kedua sebanyak 37, pertemuan ketiga sebanyak 38. Penskoran tersebut membuktikan bahwa kegiatan belajar siswa dalam tiap pertemuan terjadi peningkatan pada keaktifan siswa dan respon positif terhadap pembelajaran yang berlangsung.

4.2.6. Hasil Belajar Siklus I

  Perolehan data berdasarkan hasil analisis nilai formatif akhir pelaksanaan siklus I dalam tiga kali pertemuan tersedia dalam tabel berikut:

  

Tabel 3

  Destribusi Hasil Belajar Matematika pada Siklus I

  Siklus I Rentang Kategori Frekuensi Persentase Keterangan 86 – 100 Tinggi

  11 50,00% Tuntas 70 – 85 Sedang 6 27,27% 55 – 69 Rendah

  1 4,54% Tidak Tuntas 40 – 54 Sangat rendah 4 18,18% Total

  22 100%

Nilai Mak 100

Nilai Min

  40 Rata-rata 63,86 KKM

  70 Data tabel 4.3 diatas menggambarkan banyaknya siswa yang tuntas pada

  kategori tinggi 11 siswa 50,00%, kategori sedang 6 siswa 27,27%, jadi total keseluruhan siswa yang tuntas sebanyak 17 siswa 77,27%, sedangkan siswa yang tidak tuntas dengan kategorikan rendah sebanyak 1 siswa 4,54%, kategori sangat rendah sebanyak 4 siswa 18,18%, jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa 22,72%. Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam diagram berikut:

  

Siklus I

Tuntas Tidak Tuntas

23%

  77%

  Gambar 1 Kekuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus I

  Berdasarkan gambar 2 terlihat jelas bahwa ketuntasan hasil belajar matematika sudah mengalami peningkatan. Siswa yang sudah tuntas mencapai 77% dan siswa yang belum tuntas mencapai 23%.

4.2.7. Refleksi Penelitian Siklus I

  Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan I, II dan III, maka selanjutnya akan diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi, lembar angket dan soal evaluasi yang dilaksanakan pada siklus II. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan dalam proses pembelajaran apakah sudah sesuai dengan indikator kinerja. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan observer bersama peneliti pada siklus II maka dapat direfleksi sebagai berikut: 1) Hasil Observasi

  Berdasarkan lembar observasi guru dalam menerapkan pembelajaran problem solving, guru sudah melaksanakan semua kegiatan pembelajaran dengan baik dan sesuai yang ingin diajarkan kepada siswa. Hal ini terlihat dari tahapan kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan dari awal hingga akhir dan sudah tidak ada catatan berupa masukan dan perbaikan dari observer seperti yang telah dijelaskan pada hasil tindakan. Sehingga dalam penerapan pembelajaran problem Pada siklus II ini guru sudah menerapkan pembelajaran matematika realistik dengan maksimal. 2) Hasil Belajar

  Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan pembelajaran problem solving, jumlah siswa yang tuntas ≥70 sebanyak 17 siswa (77,27%), nilai rata-rata 63,86, dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 40. Hal ini membuktikan hasil belajar matematika sudah mencapai indikator hasil yang telah ditetapkan dan mengalami peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dibanding siklus I.

  Berdasarkan informasi dari observer secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut:

  1. Kelebihan

  a. Rancangan pembelajaran sudah terprogram

  b. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran problem solving.

  c. Siswa lebih terlihat aktif didalam proses pembelajaran.

  d. Siswa yang berkemampuan rendah dalam belajar dapat dibanyu oleh teman kelompoknya.

  e. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai.

  f. Keberanian siswa sudah tumbuh dalam mengemukakan pendapat dan memberi tanggapan.

  g. Guru dan siswa terbiasa menerapkan kegiatan pembelajaran problem solving.

  2. Kekurangan

  a. Hambatan Guru masih kesulitan dalam mengarahkan pembelajaran dalam setiap kegiatan.

  b. Penyelesaian

4.3. Hasil Penelitian Siklus II

  4.3.1. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Seperti halnya siklus I, siklus II juga masih menggunakan pembelajaran problem solving. Perencanaan pembelajaran pada siklus II ini sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada siklus I. Peneliti juga merancang siklus II yang terdiri dari 3 pertemuan, setiap pertemuan berlangsung selama 70 menit (dua jam pelajaran). Kemudian menentukan materi yang akan disampaikan sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ditetapkan. Persiapan lain yang dilakukan peneliti pada siklus II ini adalah merancang pelaksanaan pembelajaran sesuai pokok bahasan pada setiap pertemuan, menyiapkan alat peraga dalam bentuk video dan benda nyata, lembar kerja siswa, lembar observasi guru untuk melihat bagaimana kondisi pelaksanaan pembelajaran di kelas, serta lembar observasi siklus II.

  4.3.2. Pelaksanaan Siklus II Pertemuan I Pertemuan pertama pada siklus II ini dilaksanakan pada hari jumat 09 september 2016 pukul 07.15-08.45 dan terdiri dari kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut: a) Kegiatan Awal

  Pada kegiatan awal, sebelum memulai pelajaran guru melakukan pengkondisian kelas agar siswa siap mengikuti pembelajaran. Kemudian guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab tentang “berapa kali kalian senam dalam seminggu?”, kemudian dilanjut dengan pertanyaan pengertian faktor. Sebelum masuk dalam kegiatan inti guru menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran hari ini.

  b) Kegiatan inti Pada kegiatan inti, diawali dengan guru memberikan masalah kepada siswa. Siswa yang belum paham diberi kesempatan bertanya tentang hal yang diberikan. Kegiatan selanjutnya siswa masuk dalam kelompok, agar tersebut. Siswa secara berkelompok mencari faktor dari soal cerita yang diberikan oleh guru.

  c) Kegiatan penutup Pada kegiatan penutup, guru memberikan penguatan dengan menanyakan beberapa soal terkait materi ajar secara lisan. Kemudian siswa dalam menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan I siklus II diakhiri dengan pemberian tindak lanjut oleh guru dengan meminta siswa pelajari materi selanjutnya.

4.3.3. Pelaksanaan Siklus II Pertemuan II

  Pertemuan kedua pada siklus II ini dilaksanakan pada hari rabu 14 September 2016 pukul 09.35-10.45 dan terdiri dari kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut:

  a) Kegiatan awal Pada kegiatan awal, peneliti telah menyusun rencana pembelajaran yang baik agar kekurangan pada pertemuan pertama dapat diperbaiki. Dalam kegiatan awal guru mengucapkan salam, mengatur suasana kelas dan melakukan presensi. Dalam kegiatan apersepsi guru bertanya kegiatan apa saja yang telah dikerjakan pada pertemuan pertama dan bagaimana hasil kerja kelompok siswa.

  b) Kegiatan inti Pada kegiatan inti merupakan tindak lanjut pada pertemuan pertama, perwakilan tiap-tiap kelompok menulis hasil diskusi kelompok di papan tulis. Setelah perwakilan kelompok menulis hasil kerja kelompok di papan tulis, siswa yang lain memberikan tanggapan ataupun pertanyaan yang terkait dengan hasil diskusi kelompok siswa. Di pertemuan kedua kondisi pembelajaran sudah cukup baik, hal terlihat pada kondisi kelas yang lebih kondusif pada waktu tanya jawab untuk menggapi hasil diskusi kelompok. Setelah kegiatan siswa dilakukan siswa bersama guru menyimpulkan c) Kegiatan penutup Pada kegiatan penutup, guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan dan dilanjutkan dengan pemberian tindak lanjut yaitu dengan meminta siswa pelajari materi selanjutnya dirumah.

4.3.4. Pelaksanaan Siklus II Pertemuan III

  Pertemuan ketiga pada siklus II ini dilaksanakan pada hari jumat 16 September 2016 pukul 07.15-08.45 dan terdiri dari kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut:

  a) Kegiatan awal Pada kegiatan awal, guru memberikan salam dan berdoa bersama, guru menyiapkan kelas agar siap untuk belajar. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan membahas pelajaran yang lalu. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian informasi dari guru mengenai materi yang akan dipelajari.

  b) Kegiatan inti Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang FPB dari tiga bilangan itu tidak dengan hafalan tetapi siswa harus memahami konsepnya. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang telah dipelajari oleh siswa untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa dalam menerima pelajaran. Siswa kembali pada kelompok masing-masing untuk mendiskusikan materi yang diberikan oleh guru mengenai FPB dari tiga bilangan dalam bentuk soal cerita. Ketika siswa mengalami kesulitan siswa yang lain bisa membantu siswa yang masih kesulitan dalam belajar. Dalam hal ini siswa dapat belajar bersama untuk mempersiapkan diri menghadapi tes evaluasi yang telah disampaikan guru pada pertemuan sebelumnya. c) Kegiatan penutup Pada kegiatan penutup ini, guru memberikan soal evaluasi kepada siswa sebagai evaluasi setelah melakukan pembelajaran. Setelah melakukan evaluasi, guru memberikan penguatan kepada siswa untuk belajar lebih giat lagi dirumah.

4.3.5. Hasil Pengamatan Siklus II

4.3.5.1. Hasil Analisis Observasi Guru

  Analisis data hasil observasi kegiatan mengajar guru pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga pada siklus II dilakukan oleh observer yaitu guru kelas

  IV, pelajaran matematika dalam mencari KPK dan FPB menggunakan penerapan Problem Solving. Standar Kompetensi 2. Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar 2.3 Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB). Hasil observasi dapat dilihat pada tabel berikut:

  Hasil observasi kegiatan mengajar guru pada siklus II terlihat jelas bahwa terjadi peningkatan dalam setiap pertemuan, hal tersebut dinyatakan pada penskoran pada pertemuan pembelajaran. Perolehan total skor pertemuan pertama sebanyak 53, pertemuan kedua sebanyak 55 dan pertemuan ketiga sebanyak 56.

  Tabel 4 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II

  KBM 1 KBM 2 KBM 3 Kegiatan Indokator 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Menyiapkan peserta didik sebelum

  1 mengikuti pembelajaran.

  √ √ √ Guru melakukan apersepsi dan motivasi sebelum masuk pada 2 kegiatan pembelajaran.

  √ √ √ Awal Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dalam menerapkan model pembelajaran problem

  3 solving.

  √ √ √ Guru membimbing siswa dalam 4 merumuskan masalah.

  √ √ √ Guru dan siswa menelaah masalah 5 yang telah dirumuskan.

  √ √ √ Guru mengarahkan siswa dalam merumuskan hipotesis berdasarkan 6 masalah yang telah dirumuskan.

  √ √ √ Guru menampung seluruh hipotesa yang diberikan oleh siswa 7 berdasarkan rumusan masalah.

  √ √ √ Guru membimbing siswa dalam Inti membuktikan hipotesis yang

  8 diperoleh.

  √ √ √ Guru dan siswa mengoreksi pembuktian hipotesis jawaban, membimbing siswa dalam mencari

  9 alternatif cara yang berbeda.

  √ √ √ Guru membimbing siswa dalam malakukan refleksi pembahasan 10 masalah.

  √ √ √ Guru dan siswa melakukan penyimpulan terhadap pembelajaran 11 yang telah berlangsung.

  √ √ √ Guru melakukan kegiatan evaluasi Akhir setelah kegiatan penyampaian 12 materi.

  √ √ √ Membimbing siswa membuat kesimpulan tentang materi yang 13 telah dipelajari bersama.

  √ √ √ Melaksanakan evaluasi dengan memberikan tes formatif kepada 14 siswa.

  √ √ √

4.3.5.2. Hasil Analisis Observasi Siswa

  Analisis data hasil kegiatan belajar siswa dalam tiga kali pertemuan pelaksanaan siklus II yang dilakukan oleh observer yaitu guru kelas IV, dapat dilihat pada tabel berikut:

  

Tabel 5

Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II

KBM 1 KBM 2 KBM 3 Kegiatan Indokator

  1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Siswa mempersiapkan diri dalam mengikuti 1 pelajaran.

  √ √ √ Siswa merespon positif terhadap kegiatan apersepsi dan motivasi

  2 yang dilakukan oleh guru.

  √ √ √ Awal Siswa menyimak dengan baik penyampaian tujuan pembelajaran dalam menerapkan problem 3 solving.

  √ √ √ Siswa aktif dalam menyelesaikan masalah 4 berdasarkan arahan guru.

  √ √ √ Siswa aktif dalam menelaah masalah yang telah dirumuskan

  5 bersama.

  √ √ √ Siswa berperan aktif dalam memberi jawaban 6 sementara atau hipotesis.

  √ √ √ Siswa aktif dalam Inti kegiatan pembuktian 7 hipotesis.

  √ √ √ Siswa aktif dalam memberikan jawaban 8 yang berbeda.

  √ √ √ Siswa berperan aktif dalam kegiatan refeksi dan kesimpulan materi

  9 pelajaran.

  √ √ √ Siswa merespon positif Akhir kegiatan evaluasi pada 10 akhir pelajaran.

  √ √ √ Jumlah 3 7 2 8 10 Total Skor

  31

  38

  40 Analisis hasil observasi kegiatan belajar siswa siklus II selama tiga kali pertemuan, perolehan total skor pertemuan pertama sebanyak, pertemuan kedua sebanyak 38 dan pertemuan ketiga sebanyak 40. Hasil penilaian observer berdasarkan item penilaian pelaksanaan kegiatan belajar siswa terdapat peningkatan dalam setiap pertemuan.

4.4. Hasil Belajar Siklus II

  Perolehan data berdasarkan hasil analisis nilai tes formatif akhir pelaksanaan siklus II dalam tiga kali pertemuan tersedia dalam tabel berikut:

  

Tabel 6

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika pada Siklus II

Pra Siklus Rentang Kategori

  Frekuensi Persentase Keterangan 86 - 100 Tinggi 13 59,09% 70 - 85 Sedang

  9 40,91% Tuntas 55 - 69 Rendah 0,00% Tidak Tuntas 40 - 54 Sangat rendah 0,00%

  Total 22 100% Nilai Mak 100 Nilai Min

  73 Rata-rata

  88 KKM

  70 Data tabel 4.7 diatas menggambarkan banyaknya siswa yang tuntas pada

  kategori tinggi 13 siswa 59,09%, kategori sedang 9 siswa 40,91%, jadi total keseluruhan siswa yang tuntas sebanyak 22 siswa 100%, sedangkan siswa yang tidak tuntas dengan kategori rendah sebanyak 0 siswa 0,00%, kategori sangat rendah sebanyak 0 siswa 0,00%, jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 0 siswa 0,00%. Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam diagram berikut:

  Siklus II Tuntas Tidak Tuntas 0%

  100%

  Gambar 2 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus II

  Berdasarkan gambar 3 terlihat jelas bahwa ketuntasan hasil belajar matematika meningkat menjadi 100%

4.5. Refleksi Penelitian Siklus II

  Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan 1, 2 dan 3, maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi, lembar soal evaluasi yang dilaksanakan pada siklus II. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan dalam proses pembelajaran apakah sudah sesuai dengan indikator kinerja. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan observer bersama peneliti pada siklus II maka dapat direfleksi sebagai berikut: a) Hasil Observasi

  Berdasarkan lembar observasi guru dalam menerapkan pembelajaran problem solving, guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Sehingga dalam penerapan model problem solving, aktivitas guru sudah mencapai indikator proses yang telah ditetapkan. Pada siklus II ini guru sudah menerapkan pembelajaran matematika realistik dengan maksimal. b) Hasil Belajar Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan pembelajaran problem solving, jumlah siswa yang tuntas 22 siswa dengan nilai rata-rata 88. Hal ini membuktikan hasil belajar matematika sudah mencapai indikator hasil yang telah ditetapkan dan mengalami peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dibanding siklus I

  Berdasarkan informasi dari observer secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut:

  1. Kelebihan a. Rancangan pembelajaran sudah terprogram.

  b. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran problem solving.

  c. Siswa lebih terlihat aktif dalam proses pembelajaran.

  d. Siswa yang berkemampuan rendah dalam belajar dapat dibantu oleh teman dalam kelompoknya.

  e. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai.

  f. Guru dan siswa terbiasa menerapkan kegiatan pembelajaran problem solving.

  2. Kekurangan

  a. Hambatan Guru masih kesulitan dalam mengarahkan pembelajaran dalam setiap kegiatan.

  b. Penyelesaian Dalam proses pembelajaran memerlukan pengaruh yang maksimal dalam setiap kegiatan.

4.6. Rekapitulasi Hasil Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

  Proses pengumpulan data pada penelitian yaitu tahap awal penelitian melalui observasi sebelum melakukan pra siklus, hingga dilaksanakan tindakan siklus I dan siklus II, sehingga diperoleh data yang tertera pada tabel berikut:

  

Tabel 7

Rekapitulasi Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Pra Siklus Siklus I Siklus II Rentang Kategori

  Keterangan F Persen F Persen F Persen 86 - 100 Tinggi 1 4,54% 11 50,00% 13 59,09% Tuntas

  70 - 85 Sedang 9 40,91% 6 27,27% 9 40,91% 55 - 69 Rendah 6 27,27% 1 4,54% 0 0,00% Tidak Tuntas 40 - 54 Sangat rendah 6 27,27% 4 18,18% 0 0,00%

  Total 22 100% 22 100% 22 100% Nilai Maksimal 90 100 100 Nilai Minimum

  40

  40

  73 Rata-rata

69 63,83

  88 KKM

  70

  70

  70 Data pada tabel 4.8 di atas menunjukkan tuntas dan tidak tuntasnya siswa dalam belajar sebelum dilakukan tindakan hingga setelah dilakukan tindakan.

  Banyaknya siswa yang tuntas pada pra siklus sebanyak 10 siswa 45,44%, siswa yang tidak tuntas sebanyak 12 siswa 54,54%, siklus I terjadi peningkatan menjadi 17 siswa 77,27% yang tuntas, siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa 22,72% dan siklus II mencapai 22 siswa 100% yang tuntas, siswa yang tidak tuntas sebanyak 0 siswa 0,00%.

4.7. Pembahasan

  Berdasarkan paparan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 pada mata pelajaran matematika, maka dapat diketahui adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan penerapan model problem solving. Peningkatan hasil belajar siswa terlihat ketika dimulainya kegiatan perencanaan pembelajaran. Kerja kelompok dan diskusi sebagai awal untuk mereka bertukar pendapat dan menyampaikan ide masing-masing yang dimiliki oleh siswa. Pada pertemuan pertama siswa sudah mampu mengemukakan pendapat dengan pertanyaan yang diberikan oleh guru. Kerja sama antar kelompok yang tinggi dibuktikan dari hasil kerja kelompok yang begitu detail. Hasil belajar siswa juga meningkat dari pra siklus, siklus I dan siklus II.

  Hasil belajar matematika pada pra siklus, peneliti memberikan soal pretest untuk mengetahui hasil belajar matematika sebelum diberikan tindakan dengan menerapkan model Problem Solving dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM)

  70. Pada pra siklus terdapat 12 siswa yang tidak tuntas dengan presentase 54,54% dan yang tuntas terdapat 10 siswa 45,44%. Hal tersebut telah diketahui bahwa hasil belajar matematika kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 harus ditingkatkan. Dengan demikian, maka peneliti menerapkan model problem solving pada siklus

  I. Hasil evaluasi dari siklus I adalah terdapat 17 siswa yang tuntas dengan persentase 77,27% dan siswa yang tidak tuntas 5 dengan persentase 22,72%. Untuk itu penelitian dilanjutkan pada siklus II karena kinerja belum tercapai sepenuhnya.

  Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus II ini, penelitian yang dilakukan pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I. Siswa dengan nilai di atas KKM terdapat 22 siswa dengan persentase 100% dan dibawah KKM 0,00%. Dengan demikian, penelitian pada siklus II seluruhnya sudah mencapai indikator kinerja yang sudah ditetapkan oleh peneliti yaitu 100%.

  Hasil penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat kesamaan dengan hasil penelitian Rahmad Rismawan. 2014 dengan judul “Penggunaan Metode Problem Solving Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Gambar Teknik Di SMK N 3 Yogyakarta”. Hasil penelitian tindakan kelas ini adalah: (1) pada siklus I 64.583 meningkat menjadi di siklus II 75,875 dan menjadi pada siklus III 78,375 dan peningkatan yang mendapatkan nilai diatas nilai KKM yaitu pada siklus I 18 siswa meningkat menjadi 4 siswa pada siklus II dan pada siklus

  III siswa sudah berhasil lulus KKM semua; (2) penggunaan metode pembelajaran Problem Solving sebagai berikut: (a) melakukan identifikasi masalah oleh siswa atau kelompok; (b) melakukan perencanaan pemecahan yang harus dikerjakan oleh siswa; (c) melakukan penerapan masalah yang telah direncanakan oleh siswa; (d) Siswa melakukan penyelesaian masalah yang didukung dengan bimbingan dan diskusi kemudian dipresentasikan; (e) Melakukan evaluasi bersama siswa mengenai hasil pembelajaran untuk menunjukan hasil dan tingkatan yang dicapai oleh siswa.

  Salain itu pula terdapat kesamaan penelitian yang dilakukan oleh Chadwan Dwi Yoganingsih dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Pada Pokok Bahasan Pengukuran (Satuan Ukur Panjang) Melalui Implementasi Metode Problem Solving Dan Memanfaatkan Alat Peraga Tangga Satuan Ukur Panjang Pada Siswa Kelas IV Semester I Tahun

  Pelajaran 2006/2007 di SDN Karangrejo 02 Kecamatan Gajahmungkur Semarang”. Hasil penelitian yaitu melalui implementasi metode problem solving dan memanfaatkan alat peraga tangga satuan ukur panjang pada pokok bahasan pengukuran (satuan ukur panjang), hasil belajar siswa kelas IV semester I tahun 2006/2007 SDN Karangrejo 02, Kecamatan Gajahmungkur Semarang dapat ditingkatkan. Pada siklus I nilai rata-rata 71, naik menjadi 80 pada siklus II.

  Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Muri Prartifina dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas III A SMP Negeri 12 Tegal Untuk Menyelesaikan Soal Cerita Dalam Pokok Bahasan Fungsi Kuadrat Dan Grafiknya

  (Problem Solving) dalam menyelesaikan soal cerita tentang fungsi kuadrat dan grafiknya, dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III A SMP Negeri 12 Tegal, yaitu dari 54,3% menjadi 82,7% secara klasikal.

  Metode Problem Solving atau suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan sejalan melatih siswa untuk menghadapi masalah-masalah dari yang paling sederhana sampai kepada masalah yang paling rumit. Dalam Problem Solving, peserta didik belajar sendiri untuk mengidentifikasi penyebab masalah dan alternatif untuk memecahkan masalahnya (Endang, 2011). Kemudian menurut Arends (2008:45) pembelajaran Problem Solving merupakan bagian dari pembelajaran berbasis masalah (PBL). Karakteristik pembelajaran problem solving menurut Tjadimojo (2001:3) yaitu (a). Metode problem solving merupakan rangkaian pembelajaran artinya dalam implementasi problem solving ada sejumlah kegiatan yang harusdilakukan siswa, (b). Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah, metodeini menempatkan sebagai dari proses pembelajaran, (c). Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatanberfikir secara ilmiah.

  Sejalan dengan beberapa pendapat para ahli mengenai pembelajaran problem solving, bahwa dalam kegiatan belajar mengajar siswa yang mendominasi kegaiatan belajar. Keaktivan siswa dalam pembelajaran dengan menerapakan model problem solving membuat siswa lebih memahami topik pembelajaran. Penerapan model problem solving terbukti dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Kecamatan Sidorejo Semester I Tahun Ajaran 2016/2017.

  Implikasi praktis yang terjadi setelah pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yakni guru dapat menggunakan pembelajaran yang kreatif, inovatif dan menyenangkan untuk memperbaiki mutu pembelajaran. Selain itu pengetahuan dan keterampilan guru juga semakin berkembang dengan penggunaan pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Guru juga dapat menerapkan tindakan perbaikan pembelajaran sebagai upaya meningkatkan profesionalisme dalam

  Implikasi dari penerapan model problem solving bagi peserta didik penelitian ini adalah menumbuhkan motivasi belajar dan hasil belajar serta menarik perhatian siswa agar lebih giat lagi dalam belajar. Meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas IV sangat membantu siswa dalam mengenali sesuatu yang masih abstrak menggunakan berbagai media yang konkret serta membantu siswa dalam menyelesaikan pekerjaan dan menemukan masalah dengan menggunakan bekal pengetahuan dan pengalaman mereka untuk mampu menghubungkannya di dunia nyata. Dan manfaat bagi sekolah dapat memberikan masukan pada sekolah untuk melaksanakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Agar hasil belajar siswa meningkat dan memiliki hasil yang sangat memuaskan melalui perencanaan pembelajaran.

Dokumen yang terkait

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Program Sekolah Dasar Standar Nasional (SDSN) Di Sekolah Dasar Negeri 1 Ngadirejo Kabupaten Temanggung

0 0 43

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Program Sekolah Dasar Standar Nasional (SDSN) Di Sekolah Dasar Negeri 1 Ngadirejo Kabupaten Temanggung

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Program Sekolah Dasar Standar Nasional (SDSN) Di Sekolah Dasar Negeri 1 Ngadirejo Kabupaten Temanggung

0 0 33

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Pendidikan Karakter dalam Mata Pelajaran Normatif dan Adaptif di SMK Negeri 1 Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014

0 0 8

BAB II KAJIAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Pendidikan Karakter dalam Mata Pelajaran Normatif dan Adaptif di SMK Negeri 1 Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014

0 1 21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Pendidikan Karakter dalam Mata Pelajaran Normatif dan Adaptif di SMK Negeri 1 Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014

0 0 30

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Pendidikan Karakter dalam Mata Pelajaran Normatif dan Adaptif di SMK Negeri 1 Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014

0 0 49

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Globalisasi Pendidikan: Studi Mengenai Kualitas Layanan Perpustakaan di Universitas Atmajaya Yogyakarta, Universitas Diponegoro, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Kristen Satya Wacana Sal

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Problem Solving pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Kecamatan Sidorejo Semester I Tahun Ajaran 2016/2017

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Problem Solving pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Kecamatan Sidorejo Semester I Tahun Ajaran 2016/2017

0 0 19