MODUL 4 MATERI DAN PEMBELAJARAN KERAGAMA

MODUL 4
MATERI DAN PEMBELAJARAN KERAGAMAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT
INDONESIA DAN KEBANGGAAN SEBAGAI BANGSA INDONESIA
Kegiatan Belajar 1
Keragaman Sosial Budaya Masyarakat Indonesia
Selanjutnya Anda dipersilahkan mempelajari rangkuman materi yang telah diuraikan di
atas. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berbhinneka dalam segala aspek kehidupan, baik
agama,kebudayaan, bahasa, suku bangsa maupun aspek-aspek lainnya. Kebhinnekaan
tersebut terutama terjadi karena jumlah suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia cukup
banyak. Kebhinnekaan yang ada di Indonesia selain merupakan potensi juga merupakan
tantangan yang harus diupayakan penyelesainnya.
Tantangan tersebut semakin terasa terutama dalam menghadapi krisis
multidimensional yang telah menjelma menjadi krisis ekonomi yangberkepanjangan.
Kondisi demikian dirasakan sebagai tantangan, karena akan mudah menyulut terjadinya
berbagai tindakan kekerasan, kecemburuan sosial dan tidak sedikit terjadinya upaya
pengrusakan-pengrusakan terhadap fasilitas umum. Kesemuanya itu dapat menimbulkan
terjadinya disintegrasi bangsa, oleh karena itu perlu dilakukan upaya-upaya untuk mencari
kesamaan isi dan misi dalam membangun masyarakat Indonesia yang aman, sejahtera.
Kegiatan Belajar 2
Kebanggaan Sebagai Bangsa Indonesia
Indonesia adalah negara kesatuan yang terdiri dari beribu-ribu pulau, baik pulau besar

atau pun pulau kecil yang jumlahnya mencapai 17.508 buah, sehingga mendapat julukan
Nusantara. Indonesia adalah negara yang terletak di posisi silang dan di antara dua buah
Samudra dan duabuah Benua yang menyebabkan Indonesia berada dalam posisi yang
strategis.
Sekali pun wilayah Indonesia tersebar di antara pulau-pulau, tidak menjadikan
penduduknya bercerai. Hal ini karena bangsa Indonesia telah mempunyai ikatan sejarah
maupun juridis formalyang dapat dibanggakan. Ikatan sejarah, misalnya karena merasa
berasal dari latar belakangperjuangan yang sama, mempunyai pengalaman yang sama, merasa
berasal dari keturunan,bahasa dan adat istiadat yang sama dalam wadah Bangsa dan Negara
Kesatuan RepublikIndonesia. Sedangkan ikatan yuridis bisa kita simak dari berbagai rumusan
yang tertuang dalam berbagai bentuk peraturan perundang-undangan di Indonesia, seperti
Pembukaan UUD 1945; Batang TubuhUUD 1945; Ketetapatn MPR; dan berbagai peraturan
perundangan lainnya.
Kebanggaan akan bangsa Indonesia ini semakin lengkap, karena kita mempunyai
berbagai keunggulan yang tidak dimiliki bangsa lain, seperti: jumlah dan potensi penduduk
yang sangat besar; keanekaragaman sosial budaya, keindahan alam dan fauna, konsep
wawasan nusantaradalam pengembangan wilayahnya; semangat Sumpah Pemuda;
memiliki tata krama dan kesopanan yang tidak dimiliki bangsa lain; letak wilayahnya
yang sangat strategis dan salah satukeajaiban dunia ada di Indonesia, yaitu Candi
Borobudur. Selain itu kita juga telah dipercaya menjadi tuan rumah dari berbagai Konferensi

Internasional, seperti Konferensi Asia Afrika; KTTGerakan Non Blok dan sebagainya.

Kegiatan Belajar 3
Pembelajaran Keragaman Sosial Budaya Masyarakat Indonesia dan Kebanggaan
Sebagai Bangsa Indonesia
Pendidikan Kewarganegaraan dalam konteks kurikulum persekolahan mempunyai
peranan dan kedudukan yang strategis dalam upaya membangun karakter bangsa. Oleh
karena itu dalam pengembangan model pembelajarannya persekolahan harus dipikirkan dan
dirancang secermat mungkin sehingga mampu mengembangkan berbagai potensi yang ada
dan dimiliki siswa.
Model-model pembelajaran yang daya kini mampu mengembangkan ketiga potensi
siswa adalah model-model pembelajaran yang interaktif, dalam arti yang mampu
mengaktifkan berbagai potensi yang ada dan dimiliki siswa.Untuk pembelajaran materi
Keanekaragaman sosial budaya dan Kebanggaan sebagai BangsaIndonesia " ada sejumlah
alternatif model pembelajaran yang dapat dikembangkan di kelas.
Dalam kegiatan belajar 3 di atas dicontohkan 2 model, yaitu model Bermain Peran dan
Model Analisis Kasus. Kedua model ini hanyalah contoh belaka. Oleh karena itu
pengembangannya dikelas sangat tergantung pada kreativitas, kemampuan dan daya dukung
sarana dan prasaranayang ada di sekolah masing-masing.


MODUL 5
MATERI DAN PEMBELAJARAN PANCASILA DAN UUD NEGARA TAHUN 1945
Kegiatan Belajar 1
Hakikat dan Fungsi Pancasila
Secara historis, proses perumusan dasar negara Indonesia diawali dengan dibentuknya
BPUPKI yang mulai bersidang pada tanggal 29 Mei 1945. Sidang pertama, pada tanggal 29
Mei - 1 Juni1945 untuk membicarakan dasar Indonesia Merdeka (philosofische grondslag
dari Indonesia Merdeka), yang kemudian menghasilkan naskah penting yang disebut Piagam
Jakarta. Sidang BPUPKI yang kedua diselenggarakan tanggal 10 - 17 Juli 1945. Pada tanggal
14 Juli 1945, PiagamJakarta diterima oleh BPUPKI sebagai pembukaan dari Rancangan
Undang-undang Dasar yang dipersiapkan untuk negara Indonesia merdeka.
Pancasila dirumuskan oleh BPUPKI yang kemudian setelah diadakan beberapa
perubahan disyahkan sebagai dasar negara RI oleh PPKI yang telah dibentuk pada tanggal 9
Agustus 1945. Bagi bangsa dan negara Indonesia, hakekat dari Pancasila yaitu sebagai
Pandangan Hidup bangsadan sebagai Dasar Negara.
Pancasila dalam pengertian sebagai pandangan hidup sering juga disebut way of life,
pegangan hidup, pedoman hidup, pandangan dunia, petunjuk hidup. Pancasilasebagai
Pandangan Hidup bangsa dipergunakan sebagai petunjuk arah semua kegiatan atau aktivitas
dalam kehidupan sehari-hari. Artinya, setiap sikap dan perilaku manusia Indonesia harus
dijiwai dan merupakan pancaran dari nilai-nilai Pancasila. Mengamalkan Pancasila


sebagai Pandangan hidup berarti melaksanakan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
dan menggunakannya sebagai petunjuk hidup sehari-hari.
Sebagai dasar negara, Pancasila dijadikan sebagai dasar negara atau ideologi negara
yang berarti bahwa Pancasila dipergunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan
Negara. Sebagai landasan untuk menyelenggarakan negara, Pancasila ditafsirkan dalam
bentuk aturan yaitu pasal-pasal yang tercantum dalam UUD1945. Berdasarkan uraian di atas,
maka Pancasila mempunyai fungsi pokok sebagai Dasar Negara,sesuai dengan pembukaan
UUD 1945, dan yang pada hakekatnya adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum
dalam kehidupan bernegara Indonesia. Pengertian tersebut merupakan pengertian Pancasila
yang bersifat yuridis-ketatanegaraan.
Dalam hubungannya dengan masalah nilai, dapat dikatakan bahwa nilai-nilai Pancasila
mempunyai sifat obyektif dan subyektif. Sedangkan susunan sila-sila Pancasila itu
adalah sistematis-hierarkhis, yang mengandung arti bahwa kelima sila Pancasila itu
menunjukkan suatu rangkaianurutan-urutan yang bertingkat, di mana tiap-tiap sila
mempunyai tempatnya sendiri di dalam rangkaian susunan kesatuan itu sehingga tidak dapat
dipindah-pindahkan.
Kegiatan Belajar 2
UUD Negara RI Tahun 1945 dan perubahannya (amandemen)
UUD atau konstitusi sangat penting dimiliki oleh setiap warga negara sebagai upaya

untuk membatasi kekuasaan penguasa sekaligus sebagai aturan untuk menyelenggarakan
pemerintahan negara. Dengan meimliki knstitusi atau UUD , setiap penguasa dan warga
negara akan mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing pihak.
Fleksibelitas suatu UUD dapat dilihat dari 2 segi, yaitu dari cara perubahannya dan dari
kemampuan untuk mengikuti perkembangan zaman. Oleh karena itu, adanya pasal tentang
perubahan UUD merupakan suatu hal yang penting sebagai upaya untuk mengantisifasi
tuntutan perubahan zaman yang sulit dihindari oleh bangsa manapun. Dengan kata lain, yaitu
untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi dengan pertimbangan pertama,
politik/masyarakat akan terus berkembang, dan kedua UUD/Kontitusi itu bersifat statis
sehingga akan ketinggalan zaman.
UUD 1945 meliputi pembukaan, batang tubuh, dan penjelasan yang merupakan suatu
rangkaian yang tak terpisahkan. Pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat sebagai poko
kaidah negara yang fundamental ( status fundamental norm) baik dilihat dari hal terjadinya
(pembentukannya) maupun dari aspek isinya yang memuat asas kerohanian negara, memuat
asas poolitik negara(dasar cita-cita negara apa), tujuan negara, dan juga memuat ketentuan
diadakannya UUD negara.
Di Negara Indonesia, semenjak jatuhnya orde baru, telah diadakan dua kali perubahan
(amandemen) terhadap UUD 1945. Dari dua kali perubahan tersebut, tampak bahwa
dominasi kekuasaan presiden semakin berkurang dan di lain pihak menambah kekuasaan
DPR sebagai lembaga legislatif. Hal tersebut dapat dilihat, antara lain dalam hal pemegang

kekuasaan membentuk Undang-undang , ada pembatasan peride masa jabatan presiden dan
wakil presiden dalam jabatan sama (amandemen pasal 7) keharusan bagi presiden untuk
memperhatikan pertimbangan DPR dalam hal presiden mengangkat dan menerima duta,
serta memberi amnesti dan abolisi.
Kegiatan belajar 3
Pembelajaran Materi Pancasila dan UUD Negara RI 1945

Dalam pembelajaran PKn Guru hendaknya mampu mengembangkan dimensi
pengetahuan kewarganegaraan (civic Knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civil
Skill), dan watak kewarganegaraan (civic Dispsition). Ciri utama Pkn (baru) tidak lagi
menekankan pada mengajar tentang Pkn, tetapi lebih berorientasi pada membelajarkanPkn.
Selain itu, Guru Pkn hendaknya memahami 4 tipe dasar belajar dari Jaques Delors(1996),
yaitu belajar tahu (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar hidup bersama
(learning t live together), dan belajar mengembangkan diri (learning to be). Keempat tipe
dasar tersebut merupakan kemampuan siswa yang harus dikembangkan melalui pembelajaran
khusnya mata pelajaran PKn.
Kemampuan menguasai metode pembelajaran merupakan salah satu persyaratan utama
yang harus dimiliki guru karena kemampuan menguasai metode pembelajaran akan
berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa baik keberhasilan aspek kognitif, maupun
aspek afektif dan psikomotr. Penggunaan berbagai model pembelajaran tersebut, tentu saja

harus disesuaikan dengan karekteristik tujuan pembelajaran, karakter/kualifikasi butiran
materi pelajaran, situasi dan lingkungan belajar siswa, tingkat perkembangan dan
kemampuan belajar siswa, waktu tersedia dan kebutuhan siswa itu sendiri.
Model pembelajaran yang di anggap cocok diterapkan dalam PKn diantaranya model
VCT. Pola pembelajaran VCT menurut A. Kosasih Djahiri (1992) dianggap unggul untuk
pembelajaran afektif karena ha;-hal berikut. Pertama, mampu membina dan mempribadikan
(personalisasi) nilai moral. Kedua, mampu mengklarifikasikan dan mengungkapkan isi pesan
moral yang disampaikan. Ketiga, mampu mengklarifikasikan dan menilai kualitas nilai moral
diri siswa dan nilai moral dalam kehidupan nyata. Keempat, mampu mengundang,
melibatkan, membina dan mengembangkan potensi diri siswa terutama potensi
afektualnya.Kelima, mampu
memberikan
pengalaman
belajar
berbagai
kehidupan. Keenam, mampu menangkal, meniadakan, mengintervensi dan menyubversi
berbagai nilai moral naif yang ada dalam sistem nilai dan moral yang ada dalam diri
seseorang. Ketujuh, menuntun dan memotifasi hidup layak dan bermoral tinggi.

MODUL 6

Materi dan Pembelajaran Hak Asai Manusia
Kegiatan 1
Materi hak asasi manusia
Hak dapat diartikan sesuatu yang benar, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat
sesuatu, atau kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu.Sedangkan
“Asasi” berarti bersifat dasar, pokok atau fundamental. Sehingga hak asasi manusia adalah

1.
2.
3.
4.
5.

1.
2.
3.
4.

1.
2.


hak yang bersifat dasar atau pokok yang dimiliki oleh manusia, seperti hak hidup, hak
berbicara, dan hak mendapatkan perlindungan.
Ada sejumlah hak yang tidak bisa di cabut atau dihilangkan, seperti: kebebasan berbicara
dan berpendapat, kebebasan beragama dan berkeyakinan, kebebasan berserikat, dan hak
untuk mendapatkan perlindungan yang sama di depan hukum.
Hak asasi ini tidak boleh di cabut karena manusia adalah ciptaaan tuhan maka hak asasi
manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia dan merupakan hak yang diberikan
sebagai karunia tuhan. Karena semua hak asasi manusia itu dari tuhan maka tidak
diperbolehkan ada pihak lain termasuk manusia kecuali tuhan sendiri yang mencabutnya.
Di balik adanya hak asasi manusia yang perlu di hormati mengandung makna adanya
kewajiban asasi dari setiap orang. Kewajiban yang dimaksud adalah kewajiban dasar manusia
yang ditekankan dalam undang-undang tersebut sebagai seperangkat kewajiban yang apabila
tidak dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksana dan tegaknya hak asasi manusia.
Sedikitnya ada 5 hak asasi manusia yang telah mendapatkan pengakuan dari masyarakat
dunia, yakni
Kebebasan bicara berpendapat dan pers.
Kebebasan beragama.
Kebebasan berkumpul dan berserikat.
Hak atas perlindungan yang sama di depan hukum.

Hak atas pendidikan dan penghidupan yang layak.
Istilah hak asasi manusia (HAM) dalam UUD 1945 secara ekplisit tidak ada namun
secacara implisit kita dapat menafsirkan bahwa hak asasi manusia dapat ditemukan pada
pembukaan UUD 1945, Alinea pertama dan pada bagian Batang tubuh UUD 1945, pasal 27
sampai dengan pasal 31.

Kegiatan belajar 2
Pembelajaran Hak Asasi Manusia
Ada empat hal yang dipersiapkan untuk mengadakan proses pembelajaran, yakni
menetapkan tujuan, merumuskan materi pembelajaran, menetapkan metode dan evaluasi.
Materi hak asasi manusia untuk bahan pembelajaran dapat di seleksi dari berbagai
konvensi dan peraturan perundangan dan apabila ada kesepakatan perlunya materi atau
konsep-konsep HAM diajarkan di sekolah, sebaiknya dilakukan perjenjangan dalam konsep
atau materi yang di ajarkan atas dasar berbagai pertimbangan anak.
Rujukan yang dapat dipergunakan untuk menentukann materi pembelajaran mengacu
pada pertimbangan:
Terjadinya keseimbangan antara pribadi manusia dan Negara.
Kehidupan moral yang menjunjung tinggi martabat manusia.
Semangat yang Universal
Kepekaan terhadap sesama dan lingkungan.

Untuk menerapkan konsep HAM dalam dalam pembelajaran, guru dapat memodifikasi
konten HAM dalam kompetensi yang dapat dipilih dari standar isi. Untuk menyelenggarakan
kegiatan pembelajaran ini, guru dapat menggunakan pendekatan inkuiri yanng sederhana
disesuiakan dengan tingkat kemampuan perkembangan siswa sekolah dasar.
Banyak model langkah-langkah pembelajaran yang dapat dikembangkan oleh guru untuk
mengadakan inkuiri dalam proses pembelajara ham, antara lain :
Merumuskan tujuan.
Menyajikan kata-kata (istilah) yang perlu diiketahui.

3. Menyajikan ide-ide yang perlu dipelajari.
4. Memecahkan masalah.
5. Menerapkan kemampuan yang telah dikuasai.
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

RINGKASAN MATERI
DAN PEMBELAJARAN
PANCASILA DAN UUD
NEGARA TAHUN 1945
(MODUL 5)

12

RabuSEP 2012

POSTED BY SWASTYASTU IN INFORMASI
≈ TINGGALKAN KOMENTAR

13 Votes

Secara historis proses perumusan dasar Negara Indonesia diawali dengan dibentuknya BPUPKI yang mulai
bersidang pada tanggal 29 Mei 1945. Sidang pertama tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945 untuk membicarakan
dasar Indonesia merdeka. Kemudian menghasilkan naskah penting yang disebut Piagam Jakarta, siding BPUPKI
yang kedua diselenggarakan tanggal 10 sampai 17 Juli 1945. Pada tanggal 14 Juli 1945 Piagam Jakarta diterima
oleh BPUPKI sebagai pembukaan dari rancangan Undang- Undang Dasar yang dipersiapkan untuk Negara
Indonesia merdeka. Pancasila dirumuskan oleh BPUPKI kemudian setelah diadakan perubahan disahkan
sebagai dasar Negara RI oleh PPKI. Hakikat dari Pancasila yaitu sebagai pandangan hidup bangsa dan sebagai
dasar Negara. Pandangan hidup bangsa dipergunakan sebagai petunjuk arah semua kegiatan atau aktivitas dalam
kehidupan sehari-hari artinya, sikap-sikap dan prilaku manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran

dari nilai-nilai Pancasila. Mengamalkan pancasila sebagai pandangan hidup berarti melaksanakan Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari dan menggunakan sebagai petunjuk hidup sehari-hari. Sebagai dasar Negara
Pancasila sebagai dasar Negara atau ideologi Negara mengatur penyelenggaraan Negara. Pancasila ditafsirkan
dalam bentuk aturan yaitu pasal-pasal yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945. UUD atau konstitusi
sangat penting dimiliki oleh setiap Negara sebagai upaya untuk membatasi kekuasaan penguasa dan sekaligus
sebagai aturan untuk menyelenggarakan pemerintahan Negara. Dengan memiliki konsitusi atau Undang-Undang
Dasar, setiap penguasa dan warga Negara akan mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing pihak.
Fleksibilitas suatu UUD dapat dilihat dari 2 segi yaitu dari cara perubahannya dan dari kemampuan untuk
mengikuti perkembangan jaman. UUD 1945 meliputi pembukaan, batang tubuh dan penjelasannya yang
merupakan satu rangkaian yang tak terpisahkan. Di Negara Indonesia, semenjak jatuhnya orde baru telah
diadakan dua kali perubahan (amandemen) terhadap UUD 1945. Dari dua kali perubahan tersebut tampak
bahwa dominsi kekuasaan Presiden semakin berkurang dan dilain pihak menambah kekuasaan DPR sebagai
Lembaga Legislatif. Hal tersebut dapat dilihat yaitu pemegang kekuasaan membentuk Undang-Undang dan ada
pembatasan periode masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden dalam jabatan yang sama (Amandemen Pasal 7).
Dalam pembelajaran PKn kemampuan menguasai metode pembelajaran merupakan salah satu persyaratan
utama yang harus dimiliki guru, karena kemampuan menguasai metode pembelajaran akan berpengaruh
terhadap keberhasilan belajar siswa, baik keberhasilan aspek kognitif maupun aspek afektif dan psikomotor.
Penggunaan berbagai model pembelajaran tersebut tentu saja harus disesuaikan dengan karakteristik tujuan
pembelajaran, karakter/kualifikasi butiran materi pembelajaran, situasi dan lingkungan belajar siswa tingkat
perkembangan dan kemampuan belajar siswa, waktu yang tersedia dan kebutuhan siswa itu sendiri.
About these ads
SHARE THIS:



Twitter



Facebook3


TERKAIT

SURAT PERNYATAAN BERSEDIA DITEMPATKAN DAN BEKERJA DIMANA SAJAdalam
"INFORMASI"
Diperdebatkan, "Pohon Natal" diganti menjadi "Pohon Liburan"dalam "TERKINI"
Belum berhasil "rayu" pindah dari Premium ke Pertamaxdalam "TERKINI"
Navigasi pos
← Previous post

MODUL 4
Materi dan Pemberdayaan Keragaman Sosial Budaya Masyarakat Indonesia

dan Kebangsaan sebagai Bangsa Indonesia

1.
2.
3.
4.

1.
2.
3.
4.
5.

1.
2.

Kegiatan Belajar 1 : Keragaman Sosial Budaya Masyarakat Indonesia
Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa Indonesia yang tertulis dalam buku
Sutasoma karangan Mpu Tantular. Tahun 1908 telah dirintis Boedi Utomo yang didirikan
oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo, dan pada tanggal 28 Oktober 1928 dicetuskan ikrar sumpah
pemuda yang bersamaan dinyanyikan lagu “Indonesia Raya” ciptaan WR. Supratman
Kebhinekaan yang ada di Indonesia selain emrupakan potensi juga merupakan
tantangan yang harus diupayakan penyelesainnya. Tantangan tersebut semakin terasa dalam
menghadapi krisis multidimensional yang telah menjelma menjadi krisis ekonomi yang
berkepanjangan.
Awan Mutaqin (1992; 49-50) menyatakan bahwa konstruksi keragaman kebudayaan
bangsa Indonesia dapat dirumuskan berdasarkan nilai adaptasi ekologis, sistem
kemasyarakatan dan berbagai pengaruh unsur-unsur dari luar, dengan rincian : 1) Budaya
berkebun sederhana, 2) Budaya berladang dan bersawah, 3) Budaya bersawah, 4) Budaya
Masyrakat Kota, 5) Budaya Metropolitan.
Koentjaraningrat (1993 : 384) ada 4 aspek yang harus diperhatikan dalam
menganalisis hubungan antar suku bangsa dan golongan, yaitu :
Sumber-sumber konflik
Potensi untuk toleransi
Sikap dan pandangan dari suku bangsa atau golongan terhadap sesuatu suku bangsa atau
golongan
Kondisi masyarakat dimana hubungan dan pergaulan antar suku bangsa atau golongan
tersebut berlangsung.
Kontjaraningrat juga mengatakan sumber-sumber konflik di Negara berkembang
termasuk Indonesia ada 5, yaitu :
Konflik terjadi apabila warga dari dua suku bangsa masing-masing bersaing dalam
mendapatkan mata pencaharian hidup yang sama
Warga dari satu suku bangsa memaksakan unsur dari kebudayaan kepada suku bangsa yang
lain
Konflik yang fanatik apabila suku bangsa memaksakan konsep agamanya terhadap suku
bangsa yang lain
Suku bangsa berusaha mendominasi suku bangsa lain secara politis
Potensi konflik terpendam dalam hubungan antara suku suatu bangsa bermusuhan secara
adat.
Namun demikian, terdapat 2 potensi suku bangsa untuk bersatu, yaitu :
Warga dari kedua suku bangsa dapat saling bekerja sama secara sosial ekonomi
Warga dari kedua suku bangsa dapat hidup berdampingan dapat menetralisasi hubungan
apabila akan terjadi konflik
Kegiatan Belajar 2 : Kebanggaan sebagai Bangsa Indonesia
Indonesia adalah Negara kesatuan yang terdiri dari beribu-ribu pulau, baik pulau besar
ataupun pulau kecil yang jumlahnya 17.508 buah sehingga mendapat julukan Nusantara.
Indonesia adalah Negara yang terletak anta 2 samudra hindia dan samudra pasifik dan 2
benua asia dan benua Australia.
Menurut Ernest Renan, bangsa Indonesia terbentuk dari orang-orang yang mempunyai
persamaan latar belakang sejarah, pengalaman serta perjuangan yang sama dalam mencapai
hasrat untuk bersatu.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

1.
2.
3.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Terbentuknya bangsa dapat disimpulkan atas beberapa kesamaan seperti :
Latar belakang sejarah
Pengalaman
Perjuangan dalam mencapai kemerdekaan
Keturunan
Adat istiadat
Bahasa
Ikatan Yuridis bangsa Indonesia terdapat di berbagai rumusan yang tertuang dalam
berbagai bentuk peraturan perundang-undangan di Indonesia, seperti Pembukaan UUD 1945,
batang tubuh UUD 1945, Ketetapan MPR, dan berbagai peraturan Perundang-undangan
lainnya.
Bangsa Indonesia mempunyai berbagai keunggulan dibandingkan dengan bangsa lain,
diantaranya sebagai berikut :
Jumlah dan potensi penduduk yang besar
Keanekaragaman sosial budaya
Keindahan alam dan fauna
Konsep wawasan nusantara dalam pengembangan wilayahnya
Semangat Sumpah pemuda
Memiliki tata karma dan kesopanan yang tidak dimiliki bangsa lain
Letak wilayahnya yang sangat strategis dan salah satu keajaiban dunia ada di Indonesia
Dipercaya menjadi tuan rumah dari beberapa Konferensi Internasional (Konferensi Asia
Afrika, KTT Non Blok, dsb)

Kegiatan Belajar 3 : Pembelajaran Keragaman Sosial Budaya Masyarakat Indonesia
dan Kebanggaan sebagai Bangsa Indonesia
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam kurikulum sangat penting dan strategis,
karena tugas dan peran PKn adalah menggariskan komitmen untuk melakukan proses
pembangunan karakter bangsa (national and character building)
Secara khusus tujuan PKn adalah dapat mengmbangkan berbagai kompetensi,
diantaranya adalah :
Kemampuan berpikir rasional, kritis dan kreatif sehingga memahami wacana
kewarganegaraan
Keterampilan intelektual dan keterampilan berpartisipasi secara demokrasi dan bertanggung
jawab
Memiliki watak dan kepribadian yang baik sesuai norma yang berlaku
Ruang lingkup PKn juga merupakan bidang kajian multidisipliner yang mencakup
berbagai aspek, yaitu :
Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Norma, hokum dan peraturan
Hak asasi manusia
Kebutuhan warga Negara
Konstitusi Negara
Kekuasaan dan politik

7. Pancasila
8. Globalisasi
Model-model pembelajaran yang daya kini mampu mengembangkan ketiga potensi
siswa adalah model-model pembelajaran yang interaktif, dalam arti mampu mengaktifkan
berbagai potensi yang ada dan dimiliki siswa.
Pembelajaran materi Keanekaragaman sosial budaya dan Kebanggaan sebagai Bangsa
Indonesia “ada sejumlah alternatif model pembelajaran yang dapat dikembangkan di kelas.
Dalam kegiatan belajar dicontohkan 2 model yaitu model bermain peran (role playing) dan
Analisis Kasus.
Udin Saripudin (1997 : 91) menyatakan bahwa bermain peran berarti memainkan satu
peran tertentu sehingga yang bermain peran tersebut harus mampu berbuat seperti peran yang
dimainkan.
I.G.A.K. Wardani (1997) Keterampilan Dasar yang harus dimiliki guru untuk
melaksanakan kegiatan bermain peran adalah keterampilan menjelaskan, keterampilan
bertanya dan keterampilan mengelola kelompok kecil.
Rambu-rambu pelaksanaan bermain peran juga diungkapkan oleh I.G.A.K. Wardani
(1997) diantaranya :
1. Tiap siswa memerankan peran yang berbeda sehingga penghayatan lebih mantap
2. Jika pemahaman siswa lambat, guru meminta siswa membuat scenario sehingga permainan
lebih mudah
3. Guru dapat memodelkan permainan peran, terutama peran yang sukar dihayati
4. Peran yang dimainkan harus sesuai dengan tingkat berpikir dan usia serta pengalaman siswa
5. Penghayatan yang berbeda terhadap peran yang dimainkan, menghasilkan pemecahan
masalah yang berbeda pula.

MODUL 5
Materi dan Pembelajaran Pancasila dan UUD Negara Tahun 1945

1.
2.
3.
4.
5.

Kegiatan Belajar 1 : Hakikat dan Fungsi Pancasila
Perumusan dasar Negara Indonesia diawali dengan terbentuknya BPUPKI yang mulai
bersidang pada tanggal 29 Mei 1945. Sidang pertama pada tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945
untuk membicarakan dasar Negara Indonesia Merdeka (philosofische grondslag dari
Indonesia Merdeka) yang kemudian menghasilkan Piagam Jakarta, yang berisi :
Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya
Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Sidang BPUPKI yang kedua diselenggarakan tanggal 10 – 17 Juli 1945, Piagam
Jakarta diterima oleh BPUPKI sebagai pembukaan dari Rancangan Undang-Undang Dasar
yang dipersiapkan untuk Negara Indonesia merdeka.
Pancasila dirumuskan oleh BPUPKI, kemudian setelah diadakan beberapa perubahan
disahkan sebagai dasar Negara RI oleh PPKI yang telah dibentuk pada tanggal 9 Agustus
1945. Bagi bangsa dan Negara Indonesia, hakikat dari Pancasila yaitu sebagai Pandangan
Hidup bangsa dan sebagai Dasar Negara. Pancasila dalam pengertian sebagai pandangan

1.
2.
3.
a.
b.
c.
d.

1.
2.

1.
2.
a.
b.
c.
d.

hidup sering juga disebut way of life, pegangan hidup, pedoman hidup, pandangan dunia,
petunjuk hidup.
Pancasila dalam pengamalannya sebagi dasar Negara bersifat memaksa (imperatif)
artinya mengikat dan memaksa semua warga Negara untuk tunduk pada Pancasila, dan yang
melanggar Pancasila harus ditindak sesuai hokum yang berlaku di Indonesia
Notonagoro dalam dardji Darmodiharjo, dkk (1978; 51) mengkaji pembagian
Pancasila dalam beberapa nilai, yaitu :
Nilai materiil (segala sesuatu yang berguna bagi manusia)
Nilai vital (berguna bagi manusia untuk dapat beraktifitas)
Nilai kerohanian (berguna bagi rohani manusia)
Kerohanian dibagi menjadi :
Nilai kebenaran/ kenyataan yang bersumber pada akal/ rasio manusia
Nilai keindahan, yang bersumber pada unsur rasa manusia
Nilai kebaikan/ moral yang bersumber pada unsur kehendak/ kemuan manusia
Nilai religious yang bersumber pada kepercayaan/ keyakinan mereka
Kegiatan Belajar 2 : UUD Negara RI Tahun 1945 dan Perubahannya (Amandemen)
UUD atau konstitusi sangat penting dimiliki oleh tiap Negara sebagai pembatas
kekuasaan penguasa sekaligus sebagai aturan untuk menyelenggrakan pemerintahan Negara.
Simorangkir (1973) yang dikutip Endang Subardjo (1980) berpendapat bahwa UUD
(konstitusi) dapat diperoleh dengan cara : (1) Grands (pemberian) atau oktroi, (2) deliberate
creation (dibuat dengan sengaja), (3) revolution.
Suatu konstitusi dapat ditinjau dari dua titik pandang jika dilihat dari cara
mengubahnya, yaitu :
Rigid (kaku) artinya cara mengubhah UUD itu memerlukan cara yang tidak mudah
Fleksibel (luwes) artinya cara mengubah UUD tidak sulit atau tidak memerlukan cara yang
istimewa.
UUD 1945 meliputi pembukaan, batang tubuh, dan penjelasan yang merupakan satu
rangkaian yang tak terpisahkan. Pembukaan UUD 1945 menurut Endang Sudardja A (1980)
merupakan Stats fundamental norm (pokok kaidah Negara yang kuat dan tetap serta melekat
pada kelangsungan hidup Negara RI.
Konstitusi disetiap Negara mempunyai muatan materi yang berbeda tergantung
kepentingan dan kondisi Negara iitu. Sri Soemantri (1987: 51) berpendapat bahwa UUD atau
konstitusi terdapat 3 hal pokok, yaitu : 1) adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia
dan warga Negara, 2) ditetapkannya susunan ketatanegaraan suatu Negara yang bersifat
fundamental, 3) adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga bersifat
fundamental.
Perubahan konstitusi dapat mencakup 2 pengertian, yaitu :
Amandemen Konstitusi (constitutional amandement)
Pembaruan Konstitusi (constitutional reform)
C. F. Strong (1960) mengemukakan konstitusi dapat diubah oleh :
Kekuasaan legislative, dengan pembatasan tertentu
Rakyat melalui referendum
Sejumlah Negara bagian (untuk Negara serrikat)
Dengan kebiasaan ketatanegaraan
Ismail Suny dapat dengan : a) perubahan resmi, b) penafsiran hokum, c) kebiasaan
ketatanegaraan

a.
b.
c.
d.

1.
2.
3.
4.

a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
c.
d.

Dasar pemikiran yang melatarbelakangi dilakukannya perubahan UUD Negara RI
1945 antara lain sebagai berikut :
Susunan ketatanegaraan dalam UUD Negara RI 1945 bertumpu pada kekuasaan tertinggi di
tangan MPR yang sepenuhnya melaksanakan kedaulatan rakyat.
UUD 1945 memberikan kekuasaan yang sangat besar pada Presiden yang meliputi kekuasaan
eksekutif dan legislative khususnya dalam membentuk UU
UUD 1945 mengandung pasal yang terlalu luwes sehingga dapat salah tafsir
Kedudukan penjelasan UUD 1945 dianggap mempunyai kekuatan hokum seperti pasal
Menurut Sekjen MPR RI (2005), pembaruan UUD Negara RI 1945 memiliki
beberapa tujuan, diantaranya :
Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan Negara dalam mencapai tujuan nasional
Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan HAM agar sesuai
Menyempurnakan aturan dasar penyelenggaraan Negara secara demokratis dan modern
Menyempurnakan aturan dasar mengenai kehidupan berbangsa dan bernegara sesuaii
perkembangan zaman.
Dalam perubahan UUD 1945 terdapat 5 kesepakan dasar yang disusun oleh
panitia Ad Hoc I, antara lain :
Tidak mengubah Pembukaan UUD Negara RI 1945
Tetap mempertahankan NKRI
Mempertegas sistem pemerintahan presidensial
Penjelasan UUD Negara RI 194 yang memuat hal normative dimasukkan dalam pasal-pasal
UUD
Melakukan pembahasan dengan cara adendum (melekat dengan naskah asli)
Hasil Perubahan terhadap UUD Negara RI 1945 antara lain :
Sidang Umum MPR 1999 tanggal 14-21 Oktober 1999
Sidang Tahunan MPR 2000 tanggal 7-18 Agustus 2000
Sidang Tahunan MPR 2001 tanggal 1-9 November 2001
Sidang Tahunan MPR 2002 tanggal 1-11 Agustus 2002

Kegiatan Belajar 3 : Pembelajaran Materi Pancasila dan UUD Negara RI 1945
Dalam pembelajaran PKn, guru mampu mengembangkan dimensi pengetahuan
kewarganegaraan (Civic Knowledge), keterampilan kewarganegaraan (Civic Skill), dan watak
kewarganegaraan (Civic Dispotion). Ciri utama PKn baru tidak menekankan pada mengajar
tentang PKn, tapi berorientasi membelajarkan PKn atau upaya ber-PKn atau melaksanakan
PKn.
Jacques Delors (1996) mengemukakan 4 dasar belajar siswa yang harus
dikembangkan diantaranya yaitu : 1) belajar tahu (learning to know), belajar berbuat
(learning to do), belajar hidup bersama (learning to live together), belajar mengembangkan
diri (learning to be).
Dalam pembelajaran PKn dikenal metode pembelajaran VCT (value Clarification
Technique/Teknik PengungkapanNilai). Menurut A. Kokasih Djahri (1985) model
pembelajaran VCT meliputi : 1) metode percontohan, 2) Analisis Nilai, 3) VCT
Daftar/Matriks, 4) VCT kartu keyakinan, 5) VCT teknik wawancara, 6) Teknik Yurisprudensi,
7) inkuiri nilai.
Pola pembelajaran VCT menurut A. Kosasih Djahri (1992) dianggap unggul untuk
pembelajaran afektif, karena :
a. Mampu membina dan mepribadikan (personalisasi) nilai moral

b. Mampu mengklarifikasi dan mengungkapkan isi pesan nilai moral yang disampaikan
c. Mampu mengklarifikasi dan meniai kualitas nilai moral diri siswa dan nilai moral dalam
kehidupan nyata
d. Mampu mengundang potensi afektualnya
e. Mampu memberikan pengalaman belajar
f. Mampu menangkal, meniadakan, mengintervensi dan menyubversi berbagai nilai-moral naïf
yang ada dalam sistem nilai dan moral yang ada dalam diri seseorang
g. Menuntun dan memotivasi hidup layak dan bermoral tinggi