KAJIAN NORMATIF PERENCANAAN PENATAAN RUANG DAN PENATAGUNAAN TANAH

[U NIVERSITAS M ATARAM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

KAJIAN NORMATIF PERENCANAAN PENATAAN RUANG DAN PENATAGUNAAN TANAH

Arba 1 L. Syapruddin.

Diangsa Wagian Fakultas Hukum Universitas Mataram ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis secara normatif tentang kewajiban negara/pemerintah untuk melakukan perencanaan penataan ruang dan penata- gunaan tanah; dan untuk mengkaji dan menganalisis konsepsi hukum tentang perencanaan penataan ruang dan penatagunaan tanah menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif, yaitu penelitian hukum mengkaji asas-asas/prinsip-prinsip hukum, mengkaji norma-norma dan konsep-konsep hukum, yang mengatur penataan ruang dan penatagunaan tanah. Metode pendekatannya adalah pendekatan normatif, yaitu pendekatan perundang-undangan (statute approach), pendekatan konseptual (conceptual approach), dan pendekatan komparatif (compartive approach ). Sumber bahan hukumnya adalah kepustakaan yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder, dan tertier. Hasil penelitian setelah dianalisis menunjukan bahwa negara/pemerintah diwajibkan melakukan perencanaan penataan ruang dan penatagunaan tanah atas dasar landasan filosofis, yuridis, dan empirik. Adapun konsepsi hukum Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang. Sedangkan konsepsi hukum penatagunaan tanah adalah pola pengelolaan tata guna tanah yang meliputi penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah yang berwujud konsolidasi pemanfaatan tanah melalui pengaturan kelembagaan yang terkait dengan pemanfaatan tanah sebagai satu kesatuan sistem untuk kepentingan masyarakat secara adil. Penataan ruang dan penatagunaan tanah merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan, karena penatagunaan tanah merupakan bagian penataan ruang, sehingga landasan hukumnya sama. Untuk itu hendaknya perencanaan penataan ruang dan penatagunaan tanah harus betul-betul dilakukan untuk mewujudkan pemanfaatan ruang dan tanah beserta sumber daya alam yang terkandung di dalamnya secara efektif dan efisien.

Kata kunci : Tata ruang & Tataguna Tanah

ABSTRACT NORMATIVE STUDY ON THE SPATIAL PLANNING AND LAND USE MANAGEMENT

This research aims to normatively study and analyze the government’s obligation to make spatial planning and land use management; and also to review and analyze the legal conception of spatial planning and land use management in accordance with the legislations

1 Dosen tetap Fakultas Hukum Universitas Mataram [Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[U NIVERSITAS M ATARAM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

A. PENDAHULUAN

maka negara sebagai organisasi kekuasaan dari bangsa Indonesia itu, untuk pada

1. Latar Belakang

tingkatan yang tertinggi: Undang Undang Dasar Negara

1. mengatur dan menyelenggarakan per- Republik Indonesia (UUD NRI) Tahun

untukkan, penggunaan, persediaan dan 1945, Pasal 33 ayat (3) mengamanatkan

pemeliharaan bumi, air dan ruang bahwa bumi, dan air, dan kekayaan alam

angkasa tersebut;

yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara, dan dipergunakan untuk sebesar-

2. menentukan dan mengatur hubungan- besarnya kemakmuran rakyat. Atas dasar

hubungan hukum antara orang-orang amanat

dengan bumi, air dan ruang angkasa; membentuk Undang-Undang Nomor 5

3. menentukan dan mengatur hubungan- Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar

hubungan hukum antara orang-orang Pokok-pokok Agraria (dikenal dengan

dan perbuatan-perbuatan hukum yang sebutan UUPA).

mengenai bumi, air dan ruang angkasa; Berlakuknya UUPA memberikan

4. Segala sesuatu dengan tujuan untuk perubahan alur politik agraria, dari politik

mencapai sebesar-besarnya kemak- agraria kolonial ke politik agraria

muran rakyat dalam rangka masyarakat nasional . UUPA dibentuk dengan tujuan

2 yang adil dan makmur (Pasal 2 ayat (2 pokok untuk:

dan 3).”

1. Meletakkan dasar-dasar bagi penyu- Atas dasar kewenangan tersebut, sunan hukum agraria nasional, yang

maka Negara berkewajiban untuk meng- akan merupakan alat untuk membawa

atur penyediaan, peruntukkan dan kemakmuran, kebahagiaan dan keadilan

penggunanan bumi, air, ruang angkasa bagi negara dan rakyat, terutama rakyat

dengan sebaik-baiknya dengan memper- tani dalam rangka masyarakat yang adil

timbangkan prinsip keadilan, kepastian, dan makmur;

dan kemanfaatannya, Untuk itu maka di

2. Meletakkan dasar-dasar untuk meng- dalam Pasal 14 ditentukan bahwa adakan kesatuan dan kesederhanaan

Pemerintah dalam rangka Sosialisme dalam hukum pertanahan;

Indonesia, membuat suatu rencana umum mengenai persediaan, peruntukkan dan

3. Meletakkan dasar-dasar untuk mem- penggunaan bumi, air dan ruang angkasa berikan kepastian hukum mengenai hak-

serta kekayaan alam yang terkandung di hak atas tanah bagi rakyat seluruhnya.”

dalamnya:

1. untuk keperluan Negara; Indonesia dan tujuan terbentuknya UUPA

Untuk mewujudkan tujuan bangsa

tersebut, maka pemerintah sebagai

2. untuk keperluan peribadatan dan organisasi kekuasaan yang tertinggi

keperluan-keperluan suci lainnya, sesuai diberikan kewenangan dan tanggungjawab

dengan dasar Ketuhanan Yang Maha sebagai-mana diamanatkan dalam Pasal 2

Esa;

UUPA. Negara diberikan kewenangan

3. untuk keperluan pusat-pusat kehidupan menguasai, dan selaku Badan Penguasa

masyarakat, sosial, kebudayaan, dan lain-lain kesejahteraan;

1 Imam Soetikno, Politik Agraria Nasional, Yogyakarta, Gadjah Mada Press, 1994, hlm.1-3.

2 Ibid. [Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[F AKULTAS H UKUM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

4. untuk keperluan memperkembangkan

a. Mengapa negara/pemerintah diwajibkan produksi pertanian, peternakan dan

melakukan perencanaan penataan ruang perikanan serta sejalan dengan itu;

dan penatagunaan tanah ?

b. Bagaimanakah konsepsi hukum tentang industri,

5. untuk keperluan memperkembangkan

perencanaan penataan ruang dan tambangan.

penatagunaan tanah menurut hukum di Indonesia ?

Berdasarkan ketentuan Pasal 14 tersebut maka, pemerintah membuat suatu

B. KAJIAN PUSTAKA

Rencana Umum mengenai persediaan, per-

1. Fungsi dan Tujuan Hukum

untukkan dan penggunaan bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam untuk

Hukum merupakan pedoman atau kepentingan-kepentingan: 3

patokan sikap tindak atau prikelakuan yang pantas atau diharapkan, tetapi apabila

a. Kepentingan yang bersifat politis, hukum itu dipandang dari sudut ilmu

misalnya: kepentingan pemerintah pengetahuan, maka hukum itu merupakan

seperti perkantoran, pertahanan, dan

tersusun secara lain-lain. sistematis atas dasar kekuatan pemikiran,

pengetahuan

yang

b. Kepentingan yang bersifat ekonomis, dan apabila orang itu memandang hukum misalnya: tanah untuk pengembangan

itu sebagai suatu keputusan penguasa, pertanian, peternakan, perikanan, per-

maka hukum dikatakan sebagai hasil kebunan,

proses deskresi, dan seterusnnya. transmigrasi, kehutanan, dan lain-lain.

industri,

pertambangan,

Mochtar Kusumaatmadja mengata-

c. Kepentingan sosial dan keagamaan, 4 kan: ”Di Indonesia fungsi hukum di dalam misalnya: tanah untuk keperluan per-

pembangunan adalah sebagai sarana ibadatan, kuburan-kuburan, pusat-pusat

masyarakat. Hal ini pemukiman, kesehatan, pendidikan,

pembaharuan

didasarkan anggapan bahwa adanya rekreasi, dan lain sebagainya.

ketertiban

di dalam pembangunan merupakan sesuatu yang dipandang

Pelaksanaan dari ketentuan Pasal 14 penting dan sangat diperlukan”. Mochtar

tersebut pemerintah membentuk Undang- Kusumaatmadja dan B. Arief Sidharta

Undang Nomor 24 tahun 1992 tentang mengatakan: 5 “bahwa antara fungsi & Penataan Ruang yang diganti dengan

tujuan hukum itu berbeda. Fungsi hukum Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007

adalah menjamin keteraturan (kepastian) tentang Penataan Ruang, dan diikuti pula

ketertiban dalam masyarakat, dengan dibentuknya Peraturan Pemerintah

dan

sedangkan tujuan hukum tidak lepas Nomor 15 tahun 2010 tentang pelaksanaan

dengan tujuan akhir dari bermasyarakat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 yang tidak dapat dilepaskan dengan nilai- tersebut, serta Peraturan Pemerintah

nilai falsafah hidup yang menjadi dasar Nomor 16 Tahun 2004

tentang

hidup masyarakat itu, yang akhirnya Penatagunaan Tanah.

bermuara pada keadilan.”

2. Rumusan Masalah

Bertolak dari uraian tersebut di atas,

4 .Mochtar

Kusumaatmadja, Hukum,

maka dapat dirumuskan permasalahan

Masyarakat dan Pembinaan Hukum Nasional , Bandung,,

penelitian sebagai berikut:

Bina Cipta 1976, hal.9

5 .Mochtar Kusumaatmadja dan B. Arief Sidharta, Pengantar Ilmu Hukum, Suatu Pengenalan Pertama

3 . Sudikno Mertokusumo, Hukum dan Politik Ruang Lingkup Berlakunya Ilmu Hukum , Buku I, Agraria , Jakarta, Karunika, 1988, hlm. 6.25-6.26.

Bandung, Alumni, 2000, hlm. 52.

4 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

[U NIVERSITAS M ATARAM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

Aristoteles 12 penganut teori etis social engineering ”. Asas-asas hukum mengatakan bahwa pada asasnya tujuan

tersebut antara lain: Lex superior derogot hukum

legi inferiori (hukum yang tinggi mencapai keadilan. 6 Jeremy Bentham diutamakan pelaksanaannya daripada

adalah

semata-mata untuk

penganut teori utilitis mengatakan: ”tujuan hukum yang rendah); Lex specyalist hukum

derogot legi generali (hukum yang khusus menciptakan kemanfaatan atau kebaha-

adalah

semata-mata untuk

diutamakan dari pada hukum yang umum); giaan warga masyarakat.” 7 Lex posteriori derogot legi priori

(peraturan yang baru didahulukan dari

2. Asas-asas hukum

pada peraturan yang lama). Asas hukum adalah “aturan dasar

Selain asas-asas hukum umum dan prinsip-prinsip hukum yang abstrak

tersebut di atas terdapat pula asas-asas yang pada umumnya melatarbelakangi

khusus yang terdapat dalam Hukum peraturan konkrit dan pelaksanaannya

8 Agraria Nasional (UUPA), yaitu antara hukum”. Dalam Kamus Besar Bahasa

lain:

Indonesia asas ada 3 pengertian yaitu: “hokum dasar, dasar (sesuatu yg menjadi

a. asas religiusitas tercermin dalam tumpuan berpikir dan berpendapat), dan

ketentuan Pasal 1 ayat (2); dasar cita- 9 cita”.

b. asas kebangsaan tercermin dalam Paton mengatakan: “asas hukum

ketentuan Pasal 1 ayat (3), dan pasal 2 tidak akan pernah habis kekuatannya hanya

ayat (3));

karena telah melahirkan suatu aturan atau

tercermin dalam hukum, melainkan tetap saja ada dan akan

c. asas demokrasi

ketentuan Pasal 9 ayat (2); mampu terus melahirkan aturan dan peraturan seterusnya”. 10 Satjipto Rrahardjo

d. asas kemasyarakatan, pemerataan dan mengatakan: “asas hukum mengandung

keadilan sosial tercermin dalam nilai-nilai dan tuntutan-tuntutan etis. Bila

ketentuan Pasal 6, 7, 10 ayat (1), 11 dan membaca aturan atau peraturan hukum

mungkin akan menemukan pertimbangan

e. asas penggunaan dan pemeliharaan etis”.

tanah secara berencana tercermin “Fungsi asas hukum adalah “menjaga

dalam ketentuan Pasal 14 dan 15; ketaatan asas atau konsistensi, penye-

f. asas pemisahan horizontal tanah lesaikan konflik yang terjadi dalam sistem

dengan bangunan dan tanaman yang ada hukum, dan sebagai rekayasa sosial, baik

di atasnya.

dalam sistem hukum maupun dalam sistem sosial. Asas hukum sebagai “ a tool of

3. Kerangka Teoritik dan Konseptual.

Satjipto 13 Rahardjo mengatakan:

“Dalam dunia ilmu, teori menempati

.Aristoteles, dalam Van Apeldorn, Pengantar Ilmu Hukum , Jakarta, Pradnya Paramita, 1985,hlm. 24

kedudukan yang penting. Ia memberikan

7 .Jeremy Bentham, 1748 hlm. 183, dalam Lili

sarana kepada kita untuk bisa merangkum

Rasjidi dan Ira Rasjidi, Dasar-Dasar Filsafat dan Teori

serta memahami masalah yang kita

Hukum , Bandung, Aditya Bakti, 2001, hlm.64. 14 8 .Marwan Mas, Pengantar Ilmu Hukum ,

bicarakan secara lebih baik. Radbruch:

Indonesia, Ghalia, 2004, hlm. 95. 9 .Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional,

12 Ibid. hlm. 96

Kamus Besar Bahasa Indonesia , Jakarta, Balai Pustaka, 13 Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Bandung, Citra 2003, hlm.70.

Aditya Bakti, 2000, hlm. 253

.Marwan Mas, Loc. Cit., hlm. 95. 14 Rudbruch, dalam W. Freidmann, Legal 11 Ibid. hlm. 95

Theory, London, Steven & Sons, 1958. hlm. 3. [Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[F AKULTAS H UKUM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

“bahwa tugas teori hukum adalah

d. Peraturan Pemerintah; membikin jelas nilai-nilai oleh postulat-

e. Peraturan Presiden; postulat hukum sampai kepada landasan

filosofisnya yang tertinggi”. Fungsi teori

f. Peraturan Daerah Provinsi; dan dalam mengkaji dan menganalisis hasil

g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. penelitian adalah sebagai pisau analisis.

Teori-teori hukum yang dijadikan pisau (2) Kekuatan hukum Peraturan Perundang- analisis dalam penulisan laporan penelitian

undangan sesuai dengan hierarki ini adalah sebagai berikut:

sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

a. Stufenbou Theory (Teori Hierarki dari

a. Teori Kedaulatan Negara (van Hans Kelsen)

Vollenhoven) yang dikutip dari Notonegoro 16 mengatakan:

sebagai or ganisasi aturan

Hans Kelsen mengatakan bahwa per-

”negara

tertinggi dari bangsa yang diberi dalam suatu tingkatan, dari yang paling

perundang-undangan

tersusun

15 kekuasaan untuk mengatur segala- tinggi sampai ke yang paling rendah.

galanya dan negara berdasarkan Teori tersebut menghendaki bahwa di

kedudukannya memiliki kewe- dalam pembentukan peraturan perundang-

nangan untuk membuat peraturan undangan wajib berpedoman pada

hukum”.

konstitusi (UUD),

demikian

pula

pembentukan peraturan

b. Teori Negara Hukum Kesejah- undangan di bawah undang-undang harus

perundang-

teraan

mengacu pada undang-undang yang lebih Bagir Manan mengatakan: 17 ”negara tinggi.

atau pemerintah tidak semata-mata sebagai Hukum nasional negara Indonesia

keamanan atau ketertiban dalam perkembangnya juga mengenal

penjaga

tetapi pemikul utama adanya hierarki peraturan perundang-

masyarakat,

tanggung jawab mewujudkan keadilan undangan sebagaimana diatur dalam

sosial, kesejahteraan umum dan sebesar- Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011

besarnya kemakmuran rakyat”. tentang

Pembentukan

Peraturan

C. METODE PENELITIAN

Perundang-undangan Pasal 7 menentukan sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

(1) Jenis dan hierarki Peraturan Perun- Penelitian hukum ini adalah dang-undangan terdiri atas:

penelitian hukum normatif. Ilmu hukum normatif dipahami sebagai ilmu tentang

a. Undang-Undang Dasar Negara kaidah (norma), merupakan ilmu yang Republik Indonesia Tahun 1945;

menelaah hukum sebagai kaidah atau

b. Ketetapan Majelis Permusyawarat- sistem kaidah-kaidah, dengan dogmatik an Rakyat;

hukum atau sistematik hukum. Mukti Fajar dan Yulianto Achmad mengatakan 18

c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

Undang; 16 Van Vollenhoven, dalam Notonegoro,

dikutip

dalam

Abrar Saleng, Hukum

Pertambangan, UII Pres

17 , Yogyakarta, 2004, hal. 7.

Bagir Manan, dikutip dalam Abrar Saleng, Hans Kelsen, Introduction To The Problem of

Ibid. hal. 9

The Legal Theory, Translated by Bonnie Litschewski 18 .Mukti Fajar ND. dan Yulianto Achmad, Paulson and Stanlay L Paulson, Clandon Press, Oxford,

Dualisme Penelitian Hukum, Normatif dan Empiris , h. 63-68.

(Yogyakarta, Pustaka Pelajar, Cet. I, 2010), hlm. 34.

6 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

[U NIVERSITAS M ATARAM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

“penelitian hukum yang meletakkan jutnya mencari prinsip-prinsip hukum, hukum sebagai sebuah bangunan sistem

hubungan-hubungan antara prinsip hukum norma. Sistem norma yang dimaksud

yang satu dengan prinsip hukum lainnya, adalah mengenai asas-asas, norma-norma,

kemudian disimpulkan dengan mengguna- kaidah-kaidah dari peraturan perundang-

kan penalaran deduktif-induktif. undangan, putusan pengadilan, perjanjian

D. HASIL PENELITIAN DAN PEM-

serta doktrin (ajaran)”.

BAHASAN

2. Metode Pendekatan

1. Kewajiban Negara/Pemerintah Me-

Adapun metode pendekatan yang

lakukan Perencanaan Penataan

digunakan dalam penelitian hukum

Ruang dan Penatagunaan Tanah

normatif ini adalah pendekatan perundang- Setiap kegiatan dalam rangka

undangan (statute approach), pendekatan mengisi kemerdekan Bangsa Indonesia dan

konsep (conceptual approach ), dan pelaksanaan pembangunan di segala

pendekatan komparatif

(compartive

bidang, harus mempunyai landasan hukum approach ). sebagai pijakannya, baik dasar filosofis-

3. Sumber dan Jenis bahan hukum

nya, konstitusionalnya, maupun sosio-

logis/empiriknya. Landasan Filosofis;

Sumber bahan hukum adalah bahan dipakai untuk memaknai hakekat dan arti

kepustakaan (liberary reseach), terdiri dari dibalik pelaksanaan kegiatan perencanaan

bahan hukum primer berupa Peraturan dan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan perundang-undangan, dan bahan hukum sumber daya alam. Landasan Yuridis; sekunder berupa: konsep-konsep teori dan dipakai untuk mengkaji segala aktivitas di pendapat para ahli hukum, serta bahan dalam Negara Hukum RI, baik itu berupa hukum tertier berupa kamus-kamus bahasa

pembentukan peraturan dan kamus hukum. perundang-undangan, pengambilan suatu

19 kegiatan

4. Teknik Pengumpulan

Bahan

kebijakan, maupun kegiatan pelaksanaan

Hukum.

dan pengawasan serta evaluasinya. Pengumpulan

Landasan Sosiologis/Empirik ; dipakai dilakukan dengan mengkaji dan meng-

bahan

hukum

untuk mengkaji bahwa ruang adalah analisis peraturan perundang-undangan dan

hamparan wilayah yang meliputi wilayah pendapat-pendapat para ahli hukum yang

darat, air dan udara di seluruh wilayah berkaitan dengan penelitian ini. Selain itu

Negara RI, yang di dalamnya terdapat juga mengkaji dokumen-dokumen resmi

sumber daya alam yang menguasai hajat negara, hasil-hasil penelitian hukum

hidup orang banyak, maka negara sebelumnya,

bertanggungjawab mengatur penyediaan, ensiklopedia hukum.

peruntukan, dan pemanfaatan, serta penggunaannya.

5. Teknik Analisis Bahan hukum

a. Dasar-dasar Filsafati Pengaturan

Untuk mengkaji hukum dari aspek

Penataan Ruang dan Penatagunaan

normatif (law in book), maka metode

Tanah

normatif analitislah yang dijadikan acuan dalam mengkaji dan menganalis sesuatu

Dasar filsafati dan fundamental bagi permasalahan. Dari hasil analisis selan-

bangsa Indonesia adalah Pancasila. Bagi bangsa Indonesia falsafah hidup Pancasila merupakan asas kerohanian Negara, norma

19 . Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian

dasar, cita hukum, dan sumber dari segala

Hukum , Jakarta, UI Press, 1986. hal. 12 [Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[F AKULTAS H UKUM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

sumber hukum. 20 Hamid S Attamimi

d. memperkuat nilai-nilai sovereinitas mengatakan bahwa: 21 “Kelima sila dalam

kerakyatan melalui sila kerakyatan yang Pancasila dalam kedudukannya sebagai

dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan cita hukum rakyat Indonesia dalam

dalam permusyawaratan/ perwakilan; kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

e. melembagakan upaya untuk mem- bernegara secara positif merupakan

bangun sosialitas yang berkeadilan “bintang pemandu” yang memberikan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” pedoman dan bimbingan dalam semua

Dalam teori hukum Stuffenbau The kegiatan, memberi isi kepada setiap

Teory (teori jenjang) menempatkan peraturan perundang-undangan, dan secara

grundnorm sebagai dasar fundamental negatif merupakan kerangka

yang

yang utama dalam pembentukan suatu membatasi ruang gerak isi peraturan

aturan hukum. Sehubungan dengan itu, perundang-undangan tersebut.

maka dalam pembentukan peraturan per- Pancasila selain sebagai cita hukum,

Negara Indonesia juga merupakan Norma Fundamental

undang-undangan

Pancasila sebagai Negara (Staats fundamental norm), karena

menempatkan

grundnormnya, sebagai-mana yang diatur itu sila-sila Pancasila baik secara sendiri-

di dalam Pasal 2 Un-dang-undang Nomor sendiri maupun bersama-sama merupakan

12 Tahun 2011 tentang Tatacara norma dasar atau norma yang tertinggi

Peraturan Perundang- bagi berlakunya semua norma hukum.

Pembentukan

undangan menentukan bahwa sumber dari Dengan demikian hukum yang dibangun

segala sumber hukum adalah Pancasila. adalah hukum

yang

berparadigma

Undang-Undang Penataan Ruang Pancasila yang berdasarkan pada UUD

berdasarkan nilai-nilai Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

dibentuk

Pancasilais, yakni bahwa penataan ruang yaitu:

dan pemanfaatan sumber daya alam harus

a. mencerminkan religiusitas ketuhanan betul-betul memperhatikan nilai-nilai yang segenap

tertuang di dalam Pancasila, keyakinan segenap bangsa warga

warga

Negara melalui

b. Dasar

Yuridis Konstitusional

terhadap Tuhan Yang Maha Esa;

Penataan Ruang dan Penatagunaan

b. mencerminkan prinsip-prinsip huma-

Tanah

nitas yang berkeadilan dan berkeadaban atau sila kemanusiaan yang adil dan

Penjelasan UUD 1945 mengatakan beradab;

bahwa pembukaan merupakan pokok-

c. menjamin dan memperkuat prinsip pokok pikiran yang terkandung dalam nasionalitas kebangsaan Indonesia

Pasal-pasal UUD 1945. Artinya Pasal- melalui sila persatuan Indonesia;

pasal pada Batang Tubuh UUD 1945 merupakan penjabaran normatif tentang

20 .M. Noor Syam, Penjabaran Filsafat Pancasila

pokok-pokok pikiran yang terkandung di

dalam Filsafat Hukum (Sebagai Landasan Pembinaan

dalam Pembukaan UUD 1945. Pokok-

Sistem Hukum Nasiona ), (Laboratorium Pancasila IKIP Malang, 2000), hlm. Vi.

pokok pikiran itu merupakan suasana

21 . Hamid S. Attamimi, Teori Perundang-

kebatinan UUD dan merupakan cita hukum

Undangan Indonesia (Suatu Sisi Ilmu Pengetahuan

yang menguasai konstitusi (baik yang

Perundang-undangan Indonesia yang Menjelaskan dan Menjernihkan Pemahaman

tertulis maupun yang tidak tertulis).

) Pidato Pengukuhan Guru

Besar Tetap pada Fakultas Hukum UI, Jakrta 25 April

Dengan demikian semua produk 1992 . . Hlm. 333

hukum dan penegakkannya di Indonesia

.Jimly Asshiddiqie, Perihal Undang-undang di Indonesia, Sekretarial Jenderal dan Kepanitraan

haruslah didasarkan pada pokok pikiran

Mahkamah Konstitusi RI , (Jakarta, 2006), hlm. 206-207.

8 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

[U NIVERSITAS M ATARAM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

yang ada di dalam UUD 1945 termasuk bahwa cita hukum bangsa Indonesia harus Pancasila. Pancasila itu merupakan cita

mencerminkan nilai-nilai Ketuhanan, nilai hukum. Pancasila dapat merupakan penguji

Kemanusiaan, nilai Persatuan, nilai kebenaran hukum positif sekaligus menjadi

Kerakyatan dan Permusyawaratan, serta arah hukum positif tersebut untuk

nilai Keadilan sosial.

dikristalisasikan dalam bentuk norma yang Hans Kelsen dalam teori hirarki

imperatif untuk mencapai tujuan negara. peraturan perundang-undangan mengata-

Dari sini dapat dimengerti bahwa cita kan bahwa peraturan perundang-undangan

hukum harus dibedakan dari konsep tetang yang lebih rendah tidak boleh bertentangan hukum: yang pertama terletak di dalam ide dengan peraturan perundang-undangan

dan cita, sedangkan yang kedua merupakan yang lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan

suatu kenyataan yang harus bersumber dari

23 asas hukum (adagium) yang mengatakan cita tersebut. “ Lex superior derogat legi inferiori ”.

Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar Dengan demikian, maka jelas bahwa pem- filsafat Negara Indonesia pada hakekatnya

bentukan Undang-undang Penataan Ruang merupakan sumber dari hukum dasar

harus mencerminkan nilai-nilai funda- Negara Indonesia. Sebagai sumber hukum

mental Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar, maka Pancasila merupakan suatu

norma dasar (grundnorm). hukum dasar dan cita-cita hukum serta

c. Dasar Sosiologis/empirik penataan

cita-cita moral yang luhur yang oleh

ruang dan penatagunaan tanah.

pendiri negara yang mewakili seluruh bangsa Indonesia pada tanggal 18 Agustus

Konsideran UUPR bagian menim- 1945 dinyatakan secara yuridis formal

bang mengatakan bahwa NKRI yang sebagai dasar Negara, yang selanjutnya

merupakan negara kepulauan berciri ditetapkan lagi di dalam Ketetapan MPR

Nusantara, baik sebagai kesatuan wadah Nomor XX/MPRS/1966.

yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam

Moh. Mahfud MD, Pancasila dengan bumi, maupun sebagai sumber daya, perlu

fungsi konstitutifnya menentukan dasar di-tingkatkan upaya pengelolaannya secara

suatu tatanan hukum yang memberi arti bijaksana, berdaya guna, dan berhasil guna dan makna bagi hukum itu sendiri dengan berpedoman pada kaidah penataan

sehingga tanpa dasar yang diberikan oleh ruang sehingga kualitas ruang wilayah

Pancasila itu hukum akan kehilangan arti nasional dapat terjaga keberlanjutannya

dan makna sebagai hukum. Sedangkan demi terwujudnya kesejahteraan umum

dengan fungsi regulatifnya Pancasila dan keadilan sosial sesuai dengan landasan menentukan apakah hukum positif sebagai

24 konstitusional Undang-Undang Dasar produk itu adil ataukah tidak adil. Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Dengan demikian rumusan cita Selanjutnya penjelasan umum UUPR

hukum Negara Indonesia yang ber- mengatakan pada dasarnya ruang sebagai

dasarkan Pancasila dan UUD 1945 harus sumber daya tidak mengenal batas berorientasi pada nilai-nilai luhur yang wilayah. Namun, untuk mewujudkan ruang

tercermin dalam Pancasila dan UUD 1945 wilayah nasional yang aman, nyaman,

sebagai dasar konstitusionalnya. Ini berarti produktif, dan berkelanjutan berlandaskan

Wawasan Nusantara dan Ketahanan

23 .Moh. Mahfud MD, Membangun Politik

Nasional, serta sejalan dengan kebijakan

Hukum, Menegakkan Konstitusi , (Rajawali Pers, Jakarta, 2011), hlm. 52.

otonomi daerah yang nyata, luas, dan

24 . Moh. Mahfud MD, Op. Cit. hlm 54.

bertanggungjawab,

penataan ruang

[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[F AKULTAS H UKUM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

menuntut kejelasan pendekatan dalam

keadilan termasuk proses perencanaannya demi menjaga

6. Mewujudkan

kesetaraan gender dalam pengusaan keselarasan, keserasian, keseimbangan,

dan pemilikan, penggunaan, peman- dan keterpaduan antardaerah, antarpusat

faatan, dan pemeliharaan sumber daya dan daerah, antarsektor, dan antar

agraria/sumber daya alam; pemangku kepentingan. Oleh karena itu

7. Memelihara keberlanjutan yang mem- penataan

beri manfaatan yang optimal, baik pendekatan sistem, fungsi utama kawasan,

untuk generasi sekarang maupun wilayah administratif, kegiatan kawasan,

generasi yang akan datang; dan nilai strategis kawasan.

8. Melaksanakan fungsi sosial, keles- Penataan ruang merupakan kegiatan tarian, dan fungsi ekologis sesuai yang terstruktur dan sistematis dalam dengan kondisi sosial budaya setempat; rangka upaya menata dan merencanakan

persediaan, peruntukkan, penggunaan dan

9. Menciptakan keterpaduan dan koordi- pemanfaatan sumber daya alam. Dengan

nasi antar sektor pembangunan dan adanya penataan ruang, maka persediaan,

antara daerah dalam pelaksanaan peruntukkan, penggunaan dan pemanfaat-

pembaharuan agraria dan pengelolaan an sumber daya alam (darat, laut/air, dan

sumber daya alam.

udara, serta kekayaan alam yang ter-

10. Mengakui, menghormati, dan melin- kandung di dalamnya) dapat direncanakan

dungi hak masyarakat hukum adat, dan dengan baik dan benar.

keragaman budaya bangsa atas sumber Memperhatikan prinsip-prinsip dasar

daya agraria/ sumber daya alam; filsafati, dasar yuridis, dan dasar empiris

11. Mengupayakan keseimbangan hak dan penataan ruang tersebut di atas tampaknya

kewajiban negara, pemerintah (Pusat, sejalan dengan prinsip-prinsip dasar

daerah Provinsi, Kabupaten/Kota, dan pembaharuan agraria dan pengelolaan

Desa atau yang setingkat, berkaitan sumber daya alam sebagaimana yang

dengan alokasi dan pengelolaan sumber diamanatkan dalam Ketetapan MPR

25 daya agraria/sumber daya alam. IX/MPR/2001 sebagai berikut:

2. Konsepsi

Hukum Pengaturan

1. Memelihara dan mempertahankan

Penataan Ruang dan Penatagunaan

keutuhan Negara Kesatuan Republik

Tanah

Indonesia;

a. Konsepsi-konsepsi Hukum Penataan

2. Menghormati dan menjunjung tinggi

Ruang

hak asasi manusia; Teori Negara Hukum Modern

3. Menghormati supremasi hukum; mengatakan bahwa tugas negara bukan

4. Mensejahterakan

hanya sebagai penjaga keamanan dan mengenai

rakyat,

umum

ketertiban masyarakat semata, akan tetapi sumber daya manusia Indonesia;

peningakatan

kualitas

berkewajiban mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Sejalan dengan teori tersebut,

5. Mengembangkan demokratis, kepa- Pembukaan UUD 1945 alinea ke IV

tuhan hukum, transparansi, dan mengatakan: ”Negara memajukan kesejah - optimalisasi partisipasi rakyat; teraan umum, mencerdaskan kehidupan

bangsa...” Guna mewujudkan cita -cita

25 . Ketetapan MPR RI Nomor IX/MPR/2001

hukum negara tersebut, maka di dalam

tentang Pembaharuan Agraria dan Pengelolaan Sumber

Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 diatur: Bumi,

Daya ALam .

10 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

[U NIVERSITAS M ATARAM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

dan air, dan kekayaan alam yang

a. Ruang adalah wadah yang meliputi terkandung di dalamnya dikuasai oleh

ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya

termasuk ruang di dalam bumi sebagai kemakmuran rakyat”. Penjelasan Pasal 33

satu kesatuan wilayah, tempat manusia ayat (3) ini mengatakan: “ Bumi dan air dan

dan makhluk lain hidup, melakukan kekayaan alam yang terkandung dalam

kegiatan, dan memelihara kelangsungan bumi adalah pokok-pokok kemakmuran

hidupnya.

rakyat ” .

b. Tata ruang adalah wujud struktur ruang Untuk mewujudkan konsepsi hukum

dan pola ruang.

yang demikian itu, maka pemerintah

c. Penataan ruang adalah suatu sistem membentuk UUPA. Di dalam Pasal 2

perencanaan tata ruang, mengatur dan memberikan kewenangan

proses

pemanfaatan ruang, dan pengendalian kepada negara sebagai organisasi kekuasa-

pemanfaatan ruang.

an untuk menguasai, mengatur dan menyelenggarakan,

d. Penyelenggaraan penataan ruang adalah mengawasi

mengelola

dan

kegiatan yang meliputi pengaturan, penggunaan, dan pemanfaatan bumi, air,

penyediaan,

peruntukan,

pembinaan, pelaksanaan, dan peng- ruang angkasa dan kekayaan alam yang

awasan penataan ruang. terkandung di dalamnya untuk sebesar-

26 e. Pembinaan penataan ruang adalah upaya besarnya kemakmuran rakyat. untuk meningkatkan kinerja penataan

Selanjutnya Pasal 14 UUPA yang ruang yang diselenggarakan oleh mewajibkan kepada pemerintah untuk

Pemerintah, pemerintah daerah, dan melakukan

perencanaan penyediaan,

masyarakat.

peruntukan, penggunaan, dan pemanfaatan

f. Pelaksanaan penataan ruang adalah bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan

upaya pencapaian tujuan penataan ruang alam yang terkandung di dalamnya, untuk

melalui pelaksanaan perencanaan tata kepentingan bangsa dan negara dan

pemanfaatan ruang, dan kepentingan masyarakat bangsa Indonesia.

ruang,

pengendalian pemanfaatan ruang. Atas dasar perintah Pasal 14 UUPA

tersebut maka pemerintah membentuk

g. Pengawasan penataan ruang adalah Undang-Undang Penataan Ruang.

upaya agar penyelenggaraan penataan ruang dapat diwujudkan sesuai dengan

peraturan perundang- tertuang di dalam peraturan perundang-

undangan tersebut selanjutnya dijabarkan lebih lanjut dengan Undang-undang

h. Perencanaan tata ruang adalah suatu sektoral yang mengatur Penataan Ruang.

proses untuk menentukan struktur ruang Adapun konsepsi-konsepsi hukum yang

dan pola ruang yang meliputi penting dalam Undang-Undang Nomor 26

penyusunan dan penetapan rencana tata Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, yang

ruang.

diatur di dalam Pasal 1 antara lain sebagai

i. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah berikut:

upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang.

j. Ruang terbuka hijau adalah area

Baca pula buku tulisan Juniarso Ridwan dan Achmad Sodik, Hukum Tata Ruang Dalam Konsep

memanjang/jalur

dan/atau menge-

Kebijakan Otonomi Daerah , Bandung, Penerbit Nuansa,

lompok, yang penggunaannya lebih

2008; hlm. 28. [Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[F AKULTAS H UKUM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

bersifat terbuka, tempat tumbuh

f. Asas kebersamaan dan kemitraan, tanaman, baik yang tumbuh secara

bahwa penataan ruang diselenggarakan alamiah maupun yang sengaja ditanam.

dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan;

Di dalam UUPR terdapat prinsip- prinsip hukum penting sebagaimana diatur

g. Asas perlindungan kepentingan umum, dalam Pasal 2 dan penjelasannya adalah

bahwa penataan ruang diselenggarakan sebagai berikut:

dengan mengutamakan kepentingan masyarakat;

a. Asas keterpaduan, bahwa dalam penataan ruang diselenggarakan dengan

h. Asas kepastian hukum dan keadilan, mengintegrasikan berbagai kepentingan

bahwa penataan ruang diselenggarakan yang bersifat sektoral, lintas wilayah

dengan melandaskan hukum/ketentuan dan lintas pemangku kepentingan.

peraturan perundang-undangan dan Pemangku kepentigan antara lain

bahwa penataan ruang dilaksanakan pemerintah, pemerintah daerah dan

mempertimbangkan rasa masyarakat;

dengan

keadilan masyarakat serta melindungi hak dan kewajiban semua pihak secara

b. Asas keserasian, keselarasan dan adil dengan jaminan kepastian hukum;

keseimbangan, bahwa penataan ruang

dan

diselenggarakan dengan mewujudkan keserasian antara struktur ruang dan

i. Asas akuntabilitas, bahwa penyeleng- pola

penataan ruang dapat kehidupan manusia dengan lingkungan-

dipertanggungjawabkan baik prosesnya, nya, keseimbangan antara pertumbuhan

pembiayaannya maupun hasilnya. dan perkembangan antardaerah dan

dasar tersebut antar kawasan perekonomian serta antar

Prinsip-prinsip

nilai-nilai dasar yang kawasan perkotaan dengan kawasan

merupakan

mengandung makna filsafati yang menjadi pedesaan; acuan dalam perumusan pasal-pasal dalam

c. Asas keberlanjutan, artinya bahwa peraturan perundang-undangan penataan penataan ruang diselenggarakan dengan

ruang. Prinsip-prinsip hukum, tujuan dan menjamin kelestarian dan daya dukung

klasifikasi penataan ruang tersebut harus dan daya tampung lingkungan dengan

menjadi pedoman utama bagi pemerintah memperhatikan generasi mendatang;

pusat dan daerah dalam rangka menyusun rencana tata ruang nasional dan tata ruang

d. Asas keberdayagunaan dan keber-

daerah.

hasilgunaan, adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan meng-

Apabila penyusunan suatu rencana optimalkan manfaat ruang dan sumber

tata ruang di daerah-daerah dan pelaksana- daya yang terkandung di dalamnya serta

annya bertentangan dengan asas-asas menjamin terwujudnya tata ruang yang

hukum yang tertuang di dalam Undang- berkualitas;

Undang

Ruang, maka mengakibatkan rencana tata ruang tersebut

Penataan

e. Asas keterbukaan, bahwa penataan batal demi hukum atau dapat dibatalkan.

ruang diselenggarakan dengan mem- Asas tersebut menghendaki adanya berikan akses yang seluas-luasnya keserasian, keselarasan, dan keseimbangan kepada masyarakat untuk mendapatkan dari berbagai subsistem dalam peren- informasi yang berkaitan dengan canaan, pemanfaatan dan pengelolaan penataan ruang; ruang, sehingga akan dapat meningkatkan

12 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

[U NIVERSITAS M ATARAM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

kualitas ruang wilayah yang ada. ini bukan hanya milik kita sekarang saja akan tetapi juga milik anak cucu dan umat

Di dalam penjelasan umum angka 5

27 manusia yang akan datang. alinea kedua dijelaskan sebagai berikut:

Sedangkan asas kepastian dan “ Nilai keserasian, keselarasan dan keadilan adalah bahwa penataan ruang keseimbangan ini penting diwujudkan

diselenggarakan dengan berlandaskan dalam penataan ruang karena mengingat

dilaksanakan dengan bahwa ruang (darat, laut dan udara, serta

hukum

dan

rasa keadilan ruang bawah tanah) adalah merupakan

mempertimbangkan

masyarakat serta melindungi hak dan wadah manusia dan makhluk hidup lainnya kewajiban semua pihak secara adil dengan untuk tempat tinggal, mengembangkan

jaminan kepastian hukum. Kepastian keturunannya, tempat mencari nafkah,

hukum dan keadilan ibarat dua mata tempat memenuhi berbagai kebutuhan

pedang, yang kadang-kadang selalu hidupnya baik kebutuhan fisik maupun

dipersoalakan di kalangan ilmuan hukum, rohaninya, serta tempat melakukan sebab seringkali mengutamakan kepastian berbagai

hukum mengabaikan keadilan, dan keberlanjutan kehidupannya, dan pada

sebaliknya mengejar keadilan meng- tanahlah manusia akan dikembalikan

abaikan kepastian hukum. (dikuburkan) jika sudah meninggal. Di lain pihak ketersediaan dan kemampuan ruang 29 Gustav Radbruch mengatakan:

pada dasarnya terbatas ” . bahwa berbicara tentang kepastian hukum adalah berbicara tentang bagian dari cita

Prinsip harmonisasi dan kese- hukum (Idee des Rechts). Beliau mengata-

imbangan sejalan dengan tujuan hukum kan, “cita hukum ditopang oleh kehadiran

menurut teori hukum timur. Teori hukum tiga nilai dasar (Grunwerten), yaitu:

timur tidak menempatka n “kepastian” keadilan (Gerech-tigkeit), kemanfaatan tetapi hanya menekankan pada tujuan (Zweckmaeszigkeit) dan kepastian hukum hukum yaitu: ”keadilan adalah kehar -

(Rechtssickerkeit ).”

monisan, dan keharmonisan adalah kedamaian 28 ”. Menurut teori hukum timur

Pembentukan UUPR mempunyai ini, bahwa hukum tidak bertujuan untuk

maksud dan tujuan yang ingin dicapai. mencapai kepastian hukum, akan tetapi

Tujuan penataan ruang tersebut diatur keadilan,

dalam Pasal 3 yang menentukan sebagai kedamaian.

yaitu keharmonisan

dan

b erikut: “Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang

Asas “keberlanjutan” adalah bahwa wilayah nasional yang aman, nyaman,

penataan ruang diselenggarakan dengan produktif, berkelanjutan berlandaskan menjamin kelestarian dan kelangsungan Wawasan Nusantara dan Ketahanan daya dukung dan daya tampung

Nasional dengan:

lingkungan dengan

memperhatikan

keharmonisan antara utamanya adalah bahwa sumber daya alam

kepentingan generasi mendatang. Prinsip

a. terwujudnya

lingkungan alam dan lingkungan dan lingkungan hidup yang ada sekarang

buatan;

b. terwujudnya

keterpaduan dalam

28 Penjelasan Umum angka 5 UUPR.

penggunaan sumber daya alam dan

. Achmad Ali, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan (Judicalprundence)

termasuk Interpretasi Undang-Undang (Legisprudence) , 29 Gustav Radbruch, 1961, dalam Satjipto (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2009), hlm.

Rahardjo, Hukum dalam Jagat Ketertiban, (Jakarta, UKI 212.

Press, 2006), hlm. 135.

[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[F AKULTAS H UKUM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

sumber daya

a. kondisi fisik Negara Kesatuan memperhatikan sumber daya manusia;

buatan

dengan

Republik Indonesia yang rentan dan

terhadap bencana;

c. terwujudnya perlindungan fungsi ruang

b. potensi sumber daya alam, sumber dan pencegahan dampak negatif ter-

daya manusia, dan sumber daya hadap lingkungan akibat pemanfaatan

buatan; kondisi ekonomi, kondisi ruang.”

sosial, budaya, politik, hukum, pertahanan keamanan, lingkungan

Sesuai dengan asas dan tujuan di hidup serta ilmu pengetahuan dan

atas, maka penataan ruang diklasikasikan teknologi sebagai satu kesatuan; dan

lagi sebagaimana diatur dalam Pasal 4 dan

geopolitik, dan “Penataan ruang diklasifikasikan ber -

5. Pasal 4 menentukan sebagai berikut:

c. geostrategi,

geoekonomi.

dasarkan sistem, fungsi utama kawasan,

2. Penataan ruang wilayah nasional, wilayah administratif, kegiatan kawasan,

penataan ruang wilayah provinsi, dan nilai strategis kawasan.” Pasal 5

penataan ruang wilayah kabupaten/kota menentukan sebagai berikut: dilakukan secara berjenjang dan

1. Penataan ruang berdasarkan sistem

komplementer.

terdiri atas sistem wilayah dan sistem

3. Penataan ruang wilayah nasional internal perkotaan;

meliputi wilayah yuridiksi dan

2. Penataan ruang berdasarkan fungsi wilayah kedaulatan nasional yang utama kawasan terdiri atas kawasan

mesncakup ruang darat, ruang laut dan lindung dan kawasan budi daya;

ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan.

3. Penataan ruang berdasarkan wilayah administrasi terdiri atas penataan ruang

4. Penataan ruang wilayah provinsi dan wilayah nasional, penataan ruang

kabupaten/kota meliputi ruang darat, wilayah provinsi, penataan ruang

ruang laut dan ruang udara termasuk wilayah kabupaten/kota;

ruang di dalam bumi sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-

4. Penataan ruang berdasarkan kegiatan

undangan.

kawasan terdiri atas penataan ruang kawasan perkotaan dan penataan ruang

dan ruang udara kawasan pedesaan;

5. Ruang laut

pengelolaannya diatur dengan undang- undang tersendiri”.

5. Penataan ruang berdasarkan nilai strategis kawasan terdiri atas penataan

Penataan ruang dilakukan dengan ruang kawasan strategis nasional, pe-

pendekatan kegiatan utama kawasan yang nataan ruang kawasan strategis provinsi,

terdiri atas penataan ruang kawasan dan penataan ruang kawasan strategis

perkotaan dan penataan ruang kawasan kabupaten/kota.

perdesaan. Penataan ruang kawasan perdesaan diselenggarakan pada kawasan

Agar prinsip-prinsip, tujuan dan perdesaan yang merupakan bagian wilayah

klasifikasi penataan ruang terselenggara kabupaten atau pada kawasan yang secara

dengan baik, maka di dalam Pasal 6

perdesaan yang ditentukan penyelenggaraan penataan

fungsional

berciri

mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah ruang sebagai berikut:

kabupaten pada 1 (satu) atau lebih wilayah

1. Penataan ruang diselenggarakan dengan

provinsi.

memperhatikan:

14 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

[U NIVERSITAS M ATARAM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

Kawasan perdesaan yang merupakan 30 sebagai berikut: bagian wilayah kabupaten dapat berupa

a. Politik; RTGT tidak boleh bertentangan kawasan agropolitan. Penataan kawasan

dengan kebijakasanaan pembangunan, agropolitan mengutamakan penggunaan

bahkan harus sedemikian rupa sehingga dan pemanfaatan tanah dan kawasan pembangunan berjalan sesuai dengan dengan berorientasi pada kawasan GBHN, Krida Kabinet, Trilogi Pem- pertanian,

peternakan,

perkebunan,

bangunan, dan UU No. 23 Tahun 1997. kehutanan, dan industri pertanian.

b. Hukum; RTGT mempertimbangkan

b. Konsepsi-konsepsi Hukum Penata-

benar-benar adanya hak-hak yang

gunaan Tanah

melekat di atas tanah sehingga tidak Konsepsi-konsepsi hukum penata-

menimbulkan konflik-konflik peng- gunaan

gunaan tanah.

Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang

c. Organisastoris; bahwa penyusunan dan Penatagunaan Tanah, dalam Pasal 1

pelaksanaan RTGT harus mengikuti sebagai

prosedur pemerintah dan pembangunan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

tidak memihak pada sesuatu sektor,

1. Penatagunaan tanah adalah sama RTGT harus mengakomodasi semua dengan pola pengelolaan tata guna

sektor yang memerlukan tanah sesuai tanah yang meliputi penguasaan,

prioritasnya.

penggunaan dan pemanfaatan tanah Teknis; RTGT disusun berdasarkan

yang berwujud konsolidasi pemanfaatan

kriteria-kriteria teknis untuk tanah melalui pengaturan kelembagaan

pada

perencanaan, pelaksanaan dan pengen- yang terkait dengan pemanfaatan tanah

dalian yang secara konsisten dipedomani. sebagai satu kesatuan sistem untuk

kepentingan masyarakat secara adil. Prinsip-prinsip penatagunaan tanah (tata guna agraria) berdasarkan hasil

2. Penguasaan tanah adalah hubungan seminar tata guna sumber-sumber alam ke

hukum antara orang perorang, kelom-

I Tahun 1967 dikemukakan bahwa pok orang, atau badan hukum dengan

perencanaan tata agraria didasarkan pada 3 tanah sebagaimana dimaksud da-lam

prinsip, yaitu: 31

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok

a. Prinsip penggunaan aneka (prinsciple of Agraria.

multipele use ), prinsip ini menghendaki agar rencana tata agraria (tanah) harus

3. Penggunaan tanah adalah wujud tutupan dapat memenuhi beberapa kepentingan

permukaan bumi baik yang merupakan sekaligus pada satu kesatuan tanah bentukan alami maupun buatan tertentu. Prinsip ini mempunyai peranan

manusia. penting untuk mengatasi keterbatasan

4. Pemanfaatan tanah adalah kegiatan areal, terutama di wilayah yang jumlah untuk mendapatkan nilai tambah tanpa

penduduknya sudah sangat padat; mengubah wujud fisik penggunaan

b. Prinsip peggunaan maksimum (prinsci- tanahnya. ple of maximum production) Prinsip ini

Penyusunan Rencana Tata Guna Tanah harus berpegang pada hal-hal 30 . Soetikno, Imam, Politik Agraria Nasional,

Yogyakarta, Gadjah Mada Press, 1994, hlm. 46 31 . Mertokusumo, R.M., Sudikno, Hukum dan Politik Agraria , Jakarta, Karunika, Universitas Terbuka, 1988, hlm. 6.6.

[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[F AKULTAS H UKUM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

dimaksudkan agar penggunaan suatu percepat pemulihan ekonomi yang bidang

pada penanggulangan diarahkan untuk memperoleh hasil fisik

sistem ekonomi. yang setinggi-tingginya untuk meme-

kemiskinan,

pembangunan.Stabilitas nuhi kebutuhan rakyat yang mendesak.

kerakyatan,

ekonomi nasional dan pelestarian Yang dimaksud hasil fisik adalah

lingkungan.

sesuatu yang dihasilkan dari tanah,

4. Kebijakan pertanahan merupakan dasar misalnya sawah menghasilkan padi atau

dan pedoman bagi pelaksanaan pem- bahan pangan lainnya;

bangunan sektoral yang memiliki kaitan

c. Prinsip penggunaan optimal (prinsciple baik secara langsung maupun tidak of optimum usu). Prinsip ini dimaksud-

dengan pertanahan.

kan agar penggunaan suatu bidang

5. Kebijakan pertanahan dibangun atas agraria termasuk tanah dapat mem-

dasar partisipasi seluruh kelompok berikan keuntungan ekonomis yang

masyarakat sebagai upaya mewujudkan sebesar-besarnya kepada orang yang

prinsip good governance dalam penge- menggunakan / mengusahakan tanpa

lolaan tanah

merusak sumber alam itu sendiri”.

pertanahan didasarkan Dalam perencanaan tata guna tanah

6. Kebijakan

kepada upaya menjalankan Ketetapan pada umumnya harus membedakan antara

MPR IX/2001 tentang Pembaharuan prinsip tata guna tanah perkotaan dan tata

Agraria dan Sumber Daya alam (Pasal 5 guna tanah pedesaan. Prinsip tanah guna

ayat (1))

tanah perkotaan harus berdasarkan asas Aman, Tertib, Lancar, dan Sehat

pertanahan merupakan (ATLAS), sedangkan asas tata guna tanah

7. Kebijakan

pedoman bagi pemerintah untuk menge- pedesaan harus berdasarkan asas Lestari,

lola pertanahan secara berkeadilan. Optimal, Serasi dan seimbang (LOSS).

Sedangkan asas-asas penatagunaan Adapun prinsip-prinsip dasar peng-

tanah yang tertuang di dalam Peraturan gunaan tanah adalah sebagai berikut: 32

Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan tanah adalah sebagai

1. Tanah adalah aset bangsa Indonesia berikut: Penatagunaan tanah berasaskan

yang merupakan

modal

dasar