PERWATAKAN MANUSIA BERDASARKAN HARI LAHIR DALAM NASKAH RASPATIKALPA
PERWATAKAN MANUSIA BERDASARKAN HARI LAHIR DALAM NASKAH RASPATIKALPA HUMAN DISPOSITIVE BASED ON BORN DAY IN MANUSCRIPT RASPATIKALPA
Lilis Restinaningsih Undang A. Darsa Titin Nurhayati Ma’mun
Konsentrasi Filologi Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran email: [email protected]
Naskah Diterima: 14 Januari 2016
Naskah Direvisi:16 Februari 2016
Naskah Disetujui:24 Februari 2016
Abstrak
Raspatikalpa merupakan naskah Merapi-Merbabu yang menjadi koleksi dari PNRI yang tergolong naskah jamak dengan 16 judul naskah yang sama dan satu judul berbeda yaitu Basundarikalpa.Naskah ini berasal dari abad 16-18 dan memiliki sistem aksara dan bahasa yang unik.Raspatikalpa memuat perwatakan manusia berdasarkan saptawara.Penelitian secara filologis harus dilakukan agar naskah Raspatikalpa dapat dibaca oleh masyarakat luas.Prinsip edisi teks naskah Raspatikalpa dilakukan dengan menggunakan prinsip kerja metode landasan (legger).Hasil penelitian menunjukan naskah Raspatikalpa dengan nomer koleksi 131 merupakan naskah dasar edisi teks.secara pragmatik raspatikalpa pada masanya berfungsi sebagai falsafah hidup; bagian dari religiusitas; bagian dari proses inisiasi; dan sebagai jimat.
Kata kunci: Raspatikalpa, manuskrip, filologi, saptawara, watak, urip, daur hidup.
Abstract
Raspatikalpa is the Merapi-Merbabu’s manuscript that became a PNRI collection of manuscripts which can only be classified as plural with 16 titles the same script and a different title that comes from Basundarikalpa centuries. The text was made at sixteenth to eighteenth centuries and has a script system and unique language. Raspatikalpa containing the human disposition by Saptawara. The philological research must be done so that the text can be read widely by the public of Raspatikalpa. The principal edition of the manuscript text Raspatikalpa done by use the Working Principle Grounding Method (Legger). The results show that the Raspatikalpa manuscript collection at number 131 is the basic text edition. Pragmatically, Raspatikalpa serves as a philosophy of life in his time; part of religiosity; part of the initiation process; and as a talisman.
Keywords: Raspatikalpa, manuscript, philological, saptawara, character, urip, life cycles.
A. PENDAHULUAN
menerka dan meraba permasalahan yang Manusia adalah makhluk ciptaan
akan terjadi, dan bagaimana mengatasinya. Tuhan yang paling sempurna. Mereka
Kegiatan membuat perhitungan, terkaan dibekali berbagai kemampuan untuk atau rabaan disebut juga dengan kegiatan bertahan hidup dan menghadapi berbagai
meramal. Aktivitas meramal sudah ada permasalahan. Sejak zaman dulu manusia
sejak ratusan juta yang lalu dalam berbagai sudah mulai membuat perhitungan, untuk
peradaban.
118 Patan j al a Vol. 8 No. 1 Maret 2016: 117 - 132 Sarana ramalan yang paling populer masyarakat
Jawa. Ilmu astrologi adalah dengan menggunakan ramalan
masyarakat Jawa didasarkan pada sistem berdasarkan astrologi atau lebih dikenal 1 penanggalan Jawa yaitu wewaran
dengan ramalan bintang. Berdasarkan 2 (ekawara-dasawara), wuku (1 siklus = 30 astrologi, seseorang bisa mengetahui pekan/ 210 hari), dan pranata mangsa 3 .
kepribadiannya, pekerjaan yang harus
dipilih, kekuatannya, kelemahannya, 1 Wewaran berasal dari bahasa Sanskerta dari penyakit yang mungkin akan diderita dan
urat kata wara yang diduplikasi (dwipurwa) juga kehidupan asmaranya. Perkembangan
dan mendapat akhiran –an (we + wara + an). ilmu
astrologi tidak terlepas dari Kata wara memiliki arti terpilih; terbaik; perkembangan ilmu astronomi, namun
unggul; hari; mulia; dan utama.Dari uraian keduanya memiliki pengertian yang tersebut
wewaran diartikan sebagai berbeda. Hal ini senada dengan pendapat
hari-hari.Mitologi lahirnya Lewis dalam bukunya The Astrology Book:
perhitungan
wewaran terdapat dalam Lontar The Encyclopedia of Heavenly Influence Medangkamulan dan Lontar Bagawan Garga
(http://dharmavada.wordpress.com/2011/05/25/ yang berbunyi: pengertian-dan-mitologi-wewara/.Diakses pada
‘Astrology literally means study (or 01/09/2014 pukul 19:50).Dalam wewaran science depending on how one translates
dikenal ada sepuluh jenis minggu yang dikenal the Greeks world logos) of the stars
tradisi Jawa dan Bali.Ekawara (astron). Astrology differs from astronomy
dalam
merupakan perhitungan hari dengan siklus 1 by confining its attention of the study of
harian. Dwiwara merupakan perhitungan hari correlations between celestial events and
dengan siklus 2 harian.Triwara merupakan humanly meaningful events. Most people
perhitungan
dengan siklus 3 harian.Caturwara merupakan perhitungan hari
hari
are familiar with only a tiny portion of dengan siklus 4 harian.Pancawara merupakan science of the stars, namely the 12 signs of
dengan siklus 5 the zodiac as they relate to the personality
perhitungan
hari
harian.Sadwara merupakan perhitungan hari of individuals and the use of astrology for
dengan siklus 6 harian. Saptawara merupakan divinatory purposes (2003:xiii)’
perhitungan hari dengan siklus 7 harian. Hastawara merupakan perhitungan hari dengan
“Astrologi adalah
8 harian.Nawawara merupakan perbintangan. Astrologi berbeda dengan
ilmu
tentang siklus
perhitungan hari dengan siklus 9 harian. astronomi dengan hanya membatasi Dasawara merupakan perhitungan hari dengan perhatiannya untuk mempelajari korelasi
siklus 10 harian.
benda langit dengan kejadian dalam
2 Wuku berasal dari pangkal kata wuku yang kehidupan manusia. Kebanyakan orang
berarti rahsa, yaitu rasa yang dimiliki oleh hanya mengenal sebagian kecil ilmu
tiap-tiap manusia.Dalam pengetahuan orang perbintangan, khususnya 12 tanda zodiak
Jawa rasa dibagi menjadi 3, yaitu rasa luar yang
dikaitkan dengan kepribadian (rasa jaba), rasa dalam (rasa jero), dan rasa seseorang dan juga untuk kegiatan sejati (rasa sejati).Rasa yang terkandung dalam meramal.”
makna wuku adalah rasa dalam yang Masyarakat
Nusantara telah merupakan manisfestasi hidup manusia.Rasa mengenal ilmu astronomi sejak zaman
dalam bekerjasama dengan cipta untuk purbakala. Hal ini senada dengan pendapat
menggerakkan semua pekerti manusia, yang Brandes
(1889) bahwa masyarakat tiap-tiap manusia, yang bagi tiap-tiap
telah mempunyai jatah Nusantara pada zaman purba telah ukurannya sendiri-sendiri menurut dasar
manusia/orang
menggunakan ilmu astronomi sebagai alat pembawaan yang sudah dimiliki sejak dari bantu pelayaran dan bercocok tanam.
waktu kelahirannya.Pawukon berkaitan dengan Seiring berkembangnya ilmu astronomi,
perjalanan hidup manusia menurut kodrat ilmu astrologi pada masyarakat Nusantara
nasibnya masing-masing menyerupai horoskop juga
berkembang,
khususnya
pada dalam
astrologi.Pawukon merupakan kebudayaan Jawa asli dalam 1 siklus terdiri
Perwatakan Manusia .... (Lilis Restinaningsih) 119 Wewaran , wuku, pranata mangsa dengan saptawara. Dari ke-18 naskah ini
tertuang dalam naskah tulisan tangan di hanya beberapa naskah yang kondisinya berbagai daerah, mulai dari Jawa, Sunda
dikatakan baik, sebagian besar naskah dan Bali.Salah satu naskah yang memuat
dalam kondisi rusak dan cacat karena mengenai
wewaran adalah
naskah dimakan usia.
Naskah Raspatikalpa ditulis di atas naskah jamak dengan jumlah 18 naskah
Raspatikalpa.Naskah
ini
merupakan
lontar dengan menggunakan aksara buda 4 dengan 1 naskah berjudul berbeda yaitu
gunung dalam penulisannya, Basundarikalpa.Naskah
atau
berisikan bahasanya menggunakan ragam bahasa tentang wewaran dalam siklus tujuh hari
ini
tengahan 5 . Naskah tertua yang ditemukan dalam satu pekan atau lebih dikenal
ditulis pada tahun 1570 Tahun Jawa MM 6 . Aksara yang berbeda, ragam bahasa yang
sudah tidak dikenali lagi, membuat isi atas 30 minggu atau 210 hari.Wuku terbagi
dalam 30 wuku yaitu (1) Sinta; (2) Landep; (3) naskah Raspatikalpa tidak dapat dijangkau Wukir ; (4) Kurantil; (5) Tolu; (6) Gumbreng;
oleh masyarakat luas. Apalagi mengingat (7)
usia naskah yang sudah begitu tua dan Julungwangi ; (10) Sungsang; (11) Galungan;
kondisi naskah yang sudah hampir rusak, (12) Kuningan; (13) Langkir; (14) Mondosiya;
perlu dilakukan penyelamatan agar isi (15)
naskah dapat dinikmati oleh khalayak Kuruwelut ; (18) Marakeh; (19) Tambir; (20)
banyak. Untuk itu penelitian terhadap Madangkungan ; (21) Maktal; (22) Wuye; (23)
naskah ini penting untuk dilakukan. Manail ; (24) Prangbakat; (25) Bala; (26)
Pengkajian naskah dilakukan dengan Wugu ; (27) Wayang; (28) Kulawu; (29)
menggunakan ilmu bantu filologi mutlak Dhukut ; dan (30) Watugunung (Hadikoesoema,
1985: 19-20). dilakukan. Hal ini untuk mendapatkan naskah yang bersih dari kesalahan,
3 Pranata mangsa merupakan penanggalan sehingga bisa dibaca oleh khalayak umum. yang dihitung berdasarkan peredaran matahari.
Dalam 1 siklus berusia 365 hari.Penanggalan
B. METODE PENELITIAN
ini digunakan dalam bidang pertanian.Satu Penelitian ini merupakan jenis tahun terbagi kedalam empat musim utama
penelitian pustaka (library research), yang yaitu ketiga / kemarau (88 hari), labuh (musim pancaroba menjelang hujan, 95 hari), rendheng
/ penghujan (95 hari), dan mar ĕng (pacararoba Aksara buda atau dikenal dengan aksara akhir musim hujan, 86 hari). Dalam pembagian
gunung , menurut Ranggawarsito merupakan yang lebih rinci satu tahun dibagi kedalam 12
aksara yang digunakan oleh para kawi yang musim dalam rentang waktu yang bervariasi
digunung.Aksara ini memiliki yaitu kasa/kartika 41 hari, karo/pusa 23 hari,
tinggal
karakteristik yang menarik, dan berbeda katelu/manggasri
dengan aksara Jawa (hanacaraka). kalima/manggakala
24 hari, kapat/sitra 25 hari,
5 Ragam bahasa Jawa dibedakan menjadi 3 hari, kapitu/palguna 43 hari, kawolu/wisaka
27 hari, kanem/naya 43
yaitu bahasa Jawa Kuna, Jawa Tengahan dan 26-29
Jawa Baru. Ragam Jawa Kuna digunakan untuk kasepuluh/srawana
hari,
kasanga/jita 25 hari,
24 hari, desta/padrawana penulisan kakawin diperkirakan digunakan 23 hari, sada/asuji 41 hari. Pranata mangsa
pada abad 9-14 M, bahasa Jawa Tengahan digunakan di wilayah Gunung Merapi, Gunung
penulisan kidung Merbabu, sampai Gunung Lawu jauh sebelum
digunakan
dalam
diperkirakan digunakan pada abad 14-16, dan kedatangan
bahasa Jawa Baru digunakan dalam penulisan pranata mangsa berbasis pada peredaran
pengaruh
India.Prinsip-prinsip
sastra keraton pada abad 16-sekarang. matahari
dan rasi
bintang
Waluku
(Orion).Pengetahuan ini diperkirakan telah 6 Tahun Jawa Merapi-Merbabu, hingga saat ini diwariskan secara turun-menurun sejak periode
belum ditentukan dengan pasti apakah sistem Kerajaan Medang (lihat Hien, 1922: 310-355;
kalender yang digunakan dalam Naskah Daldjoeni, 1984: 15-18).
Merapi-Merbabu apakah kalender Çaka atau kalender Sultan Agung.
120 Patan j al a Vol. 8 No. 1 Maret 2016: 117 - 132 bertujuan untuk mengumpulkan data-data
memperbaiki dan meluruskan teks dari informasi dengan bantuan, buku, majalah,
berbagai penyimpangan yang terjadi akibat naskah, cetakan, kisah sejarah atau
proses salah salin. Edisi gabungan dokumen lain yang relevan (Kartono,
dilakukan jika kualitas naskah hampir 1983:20). Sifat dari penelitian ini adalah
sama dan tidak ada yang menonjol. Edisi penelitian kualitatif deskriftif analitif yang
landasan dilakukan apabila salah satu berarti
naskah lebih menonjol kualitasnya (Baried menggambarkan, melukiskan, melaporkan,
menganalisis
dengan
dkk., 1994:67-68).
menulis objek penelitian berdasarkan data Untuk dapat memahami edisi teks yang ditemukan.Teknik yang digunakan
ditampilkan, perlu dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik penerjemahan,
yang
karena tidak semua perbandingan naskah untuk mendapatkan
pembaca mengerti bahasa Jawa ragam naskah yang mendekati asli yang tengahan.Teknik yang digunakan dalam kemudian
Raspatikalpa adalah interpretasi untuk memaknai teks secara
diikuti
dengan
teknik menerjemahkan
dengan menggabungkan terjemahan bebas utuh.
dan terjemahan parsial.Terjemahan bebas Pengumpulan data dilakukan dalam dilakukan dengan parsial. tiga tahapan berdasarkan yang pertama adalah membaca sumber informasi berupa
C. HASIL DAN BAHASAN
katalog, yang memuat naskah Merapi-
1 . Analisis Filologi Raspatikalpa
Merbabu; kedua dengan membuat catatan Naskah Raspatikalpa berjumlah 17 mengenai judul naskah dan keterangan lain
naskah dengan 1 naskah berjudul berbeda yang kemudian dilakukan pelacakan yaitu Basundarikalpa yang kesemuanya ditempat penyimpanan naskah; yang merupakan koleksi dari PNRI. Dalam terakhir adalah menggunakan teknik katalog naskah Merapi-Merbabu naskah fotocopi atau fotografi dan trasnliterasi.
dengan judul Raspatikalpa memiliki nomer Analisis filologi dilakukan dalam koleksi; 41 (R) 7 , 81 (B), 124 (C), 125 (J), tiga tahapan deskripsif, komparatif dan
131 (A), 167 (H), 197 (I), 205 (Q), 215.1 interpretasi.Deskriptif dilakukan dengan
(G), 215.3 (M), 223 (P), 261 (O), 264 (N), menggambarkan naskah secara lengkap
274 (L), 284 (F), 303 (E) dan 390 (D). dan utuh, pendeskripsian biasanya terdapat
Naskah dengan judul Basundarikalpa dalam
identifikasi naskah.Komparatif memiliki nomor koleksi 130 (K). Naskah dilakukan dengan membandingkan naskah
K merupakan naskah setopik dengan untuk menentukan silsilah naskah dan
Raspatikalpa meskipun memiliki judul menentukan naskah dasar.Interpretasi teks
yang berbeda. Kedelapan belas naskah ini dilakukan untuk menginterpretasi varian- tidak semuanya memiliki kelengkapan isi varian dalam kritik teks dan juga dalam
cerita maupun kelengkapan episode, hanya terjemahan dan pemaknaan isi naskah.
12 naskah yang memiliki kelengkapan Metode
penelitian filologi episode, dan hanya 8 naskah yang dalam berdasarkan jumlah naskahnya dibedakan
kondisi utuh atau baik. Naskah dengan menjadi dua yaitu naskah tunggal dan
nomor koleksi 41 merupakan naskah yang naskah jamak. Edisi naskah pada naskah
belum jadi karena masih berupa material tunggal dilakukan dengan cara diplomatik
mentah. Berdasarkan kolofonnya naskah atau
standar . Edisi naskah jamak tertua berasal dari tahun 1570 tahun Jawa dilakukan dengan cara gabungan atau
MM, naskah ini memiliki nomor koleksi landasan . Edisi diplomatik dilakukan
apabila naskah merupakan naskah sakral, 7 Kode naskah untuk mempermudah dalam karena dalam edisi diplomatik disajikan
melakukan perbandingan secara keseluruhan. sama persis seperti dalam sumber naskah.
Pengkodean ini dilakukan dengan melakukan Edisi
standar dilakukan
dengan
perbandingan awal, dengan melihat usia, bahasa dan kelengkapan episode.
Perwatakan Manusia .... (Lilis Restinaningsih) 121 131. Penulisan naskah tersebar dari lereng
disebabkan oleh kemiripan ejaan atau pun Gunung Karurungan, Gunung Merapi,
huruf); Omisi (kasus salah tulis yang Gunung Merbabu, Gunung Darmadan
terjadi karena hilangnya atau tidak Gunung Pamrihan.
tercantumnya huruf, suku kata, atau pun Untuk menentukan pertalian antar- kata); Adisi (kasus salah tulis yang naskah dilakukan perbandingan pada ke-18
disebabkan karena kelebihan huruf, suku naskah di atas yang meliputi perbandingan
kata ata pun kata); dan Transposisi (kasus bahasa, episode, ilustrasi, dan kelengkapan
salah tulis yang terjadi karena pertukaran isi setiap episodenya. Berikut adalah bagan
posisi urutan huruf pada tataran kata, kata pertalian antarnaskah:
dalam tataran klausa atau kalimat, kalimat dalam tataran paragraf. (Darsa, 1998: 97- 126; Raynold & Wilson 158-159; Partini, 1986: 164).
Kasus subtitusi terjadi pada naskah
A, B, dan C. Pada naskah A dan B kasus subtitusi didominasi oleh kesalahan tulis akibat kemiripan huruf terutama pada
huruf Ta ↔ Ka , Wa ↔ Ga ,
↔ La . Pada naskah C didominasi dengan pertukaran
,dan Ha
konsonan Ha
↔ Ya ↔ Wa , pertukaran ini karena ketiga huruf tersebut
masih dianggap dalam ejaan yang sama. Kasus subtitusi paling banyak terjadi pada naskah C yaitu sebanyak 97 kasus, kemudian diikuti naskah B 33 kasus dan naskah A 26 kasus. Pada naskah C penyalin banyak melakukan pergantian
Bagan 1. Pertalian Antarnaskah konsonan w ↔ y, yaitu akhiran –nya ditulis dengan –nwa. Naskah B dan
Sumber: Tesis Horoskop Jawa pada Abad 16 naskah A mengalami kasus pergantian dalam Naskah Raspatikalpa oleh Lilis
huruf yang lebih variatif. Penyalin naskah Restinaningsih.
C ada kecenderungan melakukanpertukaran y ↔ w untuk kata Dari pertalian naskah di atas diketahui
A,
B,
swahah ditulis dengan syahah. Dalam bahwa kedelapan belas naskah tersebut
naskah A penyalin tidak konsisten dalam merupakan naskah seversi namun memiliki
penulisan taniha ataupun wehanya, yang induk naskah yang berbeda. Untuk terkadang ditulis dengan taniya atau
menentukan naskah
sumber
edisi weyanya (y ↔ h).
dilakukan perbandingan kembali terhadap Kasus pertukaran y ↔ w ↔ h tiga naskah yang memiliki kualitas terbaik
adalah hal lumrah digunakan dalam teks yaitu naskah A, B dan C. Perbandingan
Merapi-Merbabu hal ini disebabkan yang dilakukan berupa perbandingan kasus
penggunaan ketiganya dianggap benar salah tulis.
pada masa itu.
Kasus salah tulis dalam filologi Kasus Omisi terbagi menjadi 3 yaitu terbagi menjadi 4 kasus utama yaitu
haplografi, lakuna, dan saut de méme au Subtitusi
(kasus salah
tulis
yang méme .Haplografi keterlampauan dalam
122 Patan j al a Vol. 8 No. 1 Maret 2016: 117 - 132 tataran
15 kasus, sinonimi 7 kasus, metatesis 2 keterlampauan dalam tataran kata.Saut de
huruf atau silabel. Lakuna
kasus dan akronim 7 kasus. Pada naskah B méme au méme keterlampauan dalam sebanyak 61 kasus yang didominasi oleh tataran, frasa, kalimat, atau bagian episode
sinonimi sebanyak 27 kasus pertukaran akibat kata yang hampir sama atau mirip
aksara 12 kasus, metatesis 3 kasus dan (Darsa, 1998:99-100; Djamaris, 2002:35).
akronim 19 kasus. Pada naskah C Omisi terjadi pada naskah A, B, dan C.
sebanyak 58 kasus didominasi oleh Kasus omisi didominasi oleh Haplografi
sinonimi sebanyak 22 kasus, pertukaran yang terjadi pada naskah C yaitu sebanyak
aksara 12 kasus, metatesis 15 kasus, dan
98 kasus naskah B 87 kasus dan naskah A akronim 8 kasus . Pertukaran aksara terjadi
58 kasus, haplografi terjadi karena karena ketidakkonsistenan penggunaan ḃ,
pelesapkan konsonan n, m, dan ng serta ṫ, ṣ, dan ṭ. Kasus metatesis didominasi vokal ĕ dan a. Kasus lakuna menempati pertukaran frasa dalam kalimat.Akronim
urutan kedua banyak terjadi pada naskah B digunakan untuk menyingkat kata mantra dan C yaitu sebanyak 35 dan 36 kasus,
(ma)dan rasinya (ra). sedangkan naskah A hanya 17 kasus.
Kasus tak teridentifikasi, pada Untuk kasus saut de méme au méme
naskah A ditemukan kasus yang belum banyak terjadi pada naskah B terutama
dapat diidentifikasikan jenis kasus salah pada akhir episode, hal ini disebabkan
tulisnya, seperti kata kunang yang untuk meringkas isi teks sudah tidak ada
diedisikan menjadi kata sanak guna ruang untuk menulis.Pada naskah C saut
memenuhi konteks kalimat, begitu juga
de méme au méme biasanya terjadi di dengan kata ing giri yang diedisikan tengah episode, biasanya terjadi karena
menjadi kata indra, kata gayan diedisikan kelalaian pengarang. Pada naskah A hanya
menjadi haywa dan lain-lain. terjadi satu kasus saut de méme au méme,
Selain kasus di atas dalam ketiga ini juga diakibatkan karena kelalaian
naskah juga ditemukan corruptela yang penyalin karena pengaruh kata sebelumnya
terjadi akibat kerukan naskah. Naskah sehingga penyalin melewatkan kata yang
yang cacat dan berlubang membuat sama pada kalimat berikutnya.
pembacaan teks sulit dilakukan. Pada Kasus Adisi terbagi menjadi 2 yaitu naskah A terjadi 2 kasus, naskah B 42 diftografi dan interpolasi. Pada penelitian
kasus dan naskah C 19 kasus. hanya
Secara keseluruhan kasus yang (pengulangan
terjadi sebanyak 970 kasus dengan rincian ataupun penambahan silabel dalam tataran
naskah A 280 kasus, naskah B 320 kasus kata). Diftografi terjadi karena adanya
dan naskah C sebanyak 380 kasus, berikut penggunaan fonem pelancar, hal ini
adalah diagram rincian kasus pada naskah disebabkan penyalin, menyalin teks
A, B dan C:
berdasarkan cara pelafalan teks, misalnya kata ri ŋaji (ringaji) dibaca riŋ aji;
ba ṅbaṅ ŋawak dibaca baṅbaṅġŋ awak; aksara ŋa inilah yang disebut sebagai fonem pelancar. Diftografi banyak terjadi pada naskah A yaitu 139 kasus, naskah B
65 kasus, dan naskah C 70 kasus. Transposisi terbagi menjadi 4 kasus yaitu
pertukaran aksara,
sinonimi,
metatesis, dan akronim (Darsa, 1998:123- 126). Secara keseluruhan transposisi yang terjadi pada naskah A sebanyak 31 kasus yang didominasi kasus pertukaran aksara
Perwatakan Manusia .... (Lilis Restinaningsih) 123
1) Padewaan, awal setiap episode berisi mengenai padewan yang menaungi hari lahir. Padewaan ini berkaitan
dengan dewa, yang menaungi, urip 8 , yoni , pancawara, wayang serta unsur-
unsur alam yang menaungi hari lahir.
2) Gambaran fisik dan gambaran sifat, yang meliputi bentuk muka, warna kulit, postur tubuh, cara bicara dan juga sifat dasar manusia yang melekat pada hari lahir.
3) Pekerjaan, pekerjaan yang disarankan berdasarkan hari lahirnya.
4) Penyakit, penyakit yang mungkin diderita seseorang berdasarkan hari lahirnya.
5) Ruwatan, ruwatan yang harus dilakukan dengan sarana dan mantra tertentu sesuai dengan hari lahir.
bangunan, arah Bagan 2.Diagram Kasus Salah Tulis pada
6) Letak
arah
menentukan usaha dan masalah Naskah A, B dan C.
keuangan.
Sumber : Tesis Horoskop Jawa pada Abad 16
dalam Naskah Raspatikalpa Oleh Lilis
2 . Hari dalam Tradisi Jawa
Restinaningsih. Hari (dina) dalam Bausastra Djawa dideskripsikan sebagai wayah rina; waktu
Berdasarkan kasus salah tulis di atas wiwit pletheking sr ĕngenge tekan surup; dapat disimpulkan bahwa naskah yang
suwe ning wektu (awan karo bengi 24 digunakan sebagai naskah dasar edisi dan
jam) , “hari merupakan waktu siang; waktu terjemahan adalah naskah A (naskah
dari terbit matahari sampai waktu malam dengan nomor koleksi 131). Penyajian
(magrib); lamanya waktu (siang dan edisi teks menggunakan metode naskah
malam 24 jam)” (Poerwadarminta, 1939: jamak
yaitu landasan dengan 68). Dalam masyarakat Jawa tradisional menggunakan naskah B dan C sebagai
pergantian hari dalam siklus 1 hari, bukan naskah saksi. Perbaikan edisi teks
berada pada pukul 24.00, tetapi berada dilakukan dengan mengembalikan kata- pada pukul 18.00 atau saat waktu matahari
kata yang bersumber dari bahasa Jawa
terbenam.
Kuna dan Sanskerta ke dalam bentuk Siklus hari dalam budaya Jawa ada aslinya selama masih memungkinkan
10 jenis, yaitu ekawara (perhitungan hari dengan menghilangkan tanda dirgha (suara
dengan siklus 1 harian: luang); dwiwara panjang), sedangkan kata-kata yang sudah
(perhitungan hari dengan siklus 2 harian: mengalami penyerapan total dalam bahasa
menga dan pepet); triwara (perhitungan Jawa Baru distandarisasikan menurut
hari dengan siklus 3 harian: pasah, beteng, kamus Winter dan Ronggosito maupun
dan kajeng);caturwara (perhitungan hari Poerwodarminta.
dengan siklus 4 harian: sri, laba, jaya, dan Raspatikalpa memiliki tujuh episode
yang berisikan tentang perwatakan
Urip atau sekarang lebih dikenal denganneptu manusia berdasarkan hari lahirnya. Dalam adalah angka tertentu yang disematkan pada setiap episodenya memiliki kerangka isi
tiap-tiap hari, pasaran, bulan, dan wuku.Nilai yang sama, yaitu
urip/neptu inilah yang digunakan sebagai dasar perhitungan hari baik dan hari buruk.
124 Patan j al a Vol. 8 No. 1 Maret 2016: 117 - 132 manala ); pancawara (perhitungan hari
ruang untuk wadah alam semesta. Dimensi dengan siklus 5 harian: kliwon, legi/manis,
ruang itu lalu disimbolkan dengan bumi pahing, pon , dan wage ); sadwara menjadi tempat makhluk hidup. Kelima
(perhitungan hari dengan siklus 6 harian: adalah raspati, ketika tuhan menciptakan tungl ĕ, aryang, warukung, paningron, panas yang menyalakan kehidupan. Panas uwas ,
dan mawulu ); saptawara yang menyala itu lalu disimbolkan dengan (perhitungan hari dengan siklus 7 harian:
angin yang bergerak dan petir yang radite, soma, anggara, buda, raspati,
menyambar. Keenam adalah sukra, ketika sukra ,
dan saniscara ); hastawara tuhan menciptakan air yang dingin. Air (perhitungan hari dengan siklus 8 harian:
yang dingin itu lalu disimbolkan dengan sri, indra, guru, uma, yama, rudra, brahma bintang yang mirip titik-titik air yang
dan kala); nawawara (perhitungan hari menyejukkan. Ketujuh adalah saniscara, dengan siklus 9 harian: urungan, tulus,
ketika Tuhan menciptakan unsur materi dadi, dangu, jangur, gigis, nohan, ogan , kasar sebagai dasar pembentuk kehidupan. dan erangan); dan dasawara (perhitungan
Materi kasar itu lalu disimbolkan dengan hari dengan siklus 10 harian: pandita, pati,
sumber kehidupan suka, duka, sri, manut, manusa, eraja,
air sebagai
(Ranoewidjojo, 2009: 3-30). dewa, dan raksasa).
Perwatakan manusia dipengaruhi Siklus hari yang masih digunakan
oleh padewaan dan unsur-unsur alam hingga saat ini adalah siklus 5 harian dan
menaungi. Unsur dewa siklus 7 harian. Kedua siklus hari tersebut
yang
memengaruhi warna, bunga, arah, syarat digunakan untuk menghitung hari baik
ruwatan, mantra, dan pancawara.Unsur untuk keperluan daur hidup, seperti
dewa pula yang memengaruhi urip, yang perjodohan, menentukan tempat usaha
dimiliki setiap hari lahir. Dalam mitologi yang baik, menentukan waktu bercocok
urip berkaitan dengan tanam, membangun ataupun pindah rumah,
wewaran ,
pertarungan dewa dan kala, dimana dewa menghitung pekerjaan yang cocok, dan
merupakan manifestasi kebaikan dan kala menghitung nama yang baik untuk anak
merupakan manifestasi hal-hal buruk. yang baru lahir. Keberadaan hari bagi
Dalam peperangan dewa tidak selamanya masyarakat Jawa, memiliki arti penting
menang, dewa bisa kalah dan dihidupkan tersendiri.
kembali. Karena kekalahan dewa akan manifestasi dari jagad besar (alam
Hari dipandang
sebagai
melakukan yoga untuk lebih mendekatkan semesta) dan jagad kecil (diri manusia).
diri pada Hyang Widi. Hari-hari dimana Penciptaan alam semesta dalam
dewa beryoga inilah yang kemudian kepercayaan orang Jawa terjadi dalam
dianggap sebagai hari baik dan hari-hari tujuh tahapan. Pertama adalah radite,
dimana dewa kalah dianggap sebagai hari ketika Tuhan memiliki kehendak ingin
buruk (Namayudha, 1993:39). menciptakan dunia. Kehendak Tuhan ini
Setiap hari lahir memiliki urip atau lalu disimbolkan dengan matahari yang
neptu yaitu nilai angka yang disematkan bersinar sebagai sumber kehidupan. Kedua
hari atau pasaran adalah soma, ketika Tuhan menurunkan
pada
tiap-tiap
(Ranoewidjojo, 2009: 26).Urip atau neptu kekuatan-Nya untuk menciptakan dunia.
inilah yang digunakan untuk menghitung Kekuatan Tuhan itu lalu disimbolkan
hari baik. Nilai urip atau neptu dipengaruhi dengan bulan yang bercahaya tanpa
padewaan yang menaungi. menyilaukan. Ketiga adalah anggara,
oleh
Padewaan ini juga yang memengaruhi ketika kekuatan Tuhan tadi mulai arah, warna dan pancawara yang sesuai menyebarkan percik-percik sinar Tuhan.
berdasarkan hari lahir. Percik sinar Tuhan itu lalu disimbolkan dengan api yang berpijar. Keempat adalah buda , ketika Tuhan menciptakan dimensi
Perwatakan Manusia .... (Lilis Restinaningsih) 125 Tabel 1: Hari dan Padewaan
diawali dengan upacara brokohan, kemudian puput puser, dilanjutkan dengan selapanan . Upacara pada masa remaja
a a a ar
H ar ri p
yaitu sunatan pada lelaki, dan pangkur gigi
pada perempuan. Upacara kematian
dimulai dari nelung dina (tiga hari), pitung
dina (tujuh hari), patang puluh (empat puluh hari), nyatus (seratus hari), mendhak
Radite Iswara 5 Timur
Putih
Manis
Soma Giri 4 Utara
Hi-tam
Wage
pisan (satu tahun), mendhak pindo (dua tahun), nyewu dina (seribu hari), hingga
Anggara Rudra 3 Barat daya
Jing-ga
nyewindu (8 tahun)
Pelaksanaan daur hidup tidak bisa
Mahade
Ku-
Buda 7 Barat
Pon
dilakukan
dengan begitu saja.
wa
ning
Pelaksaannya harus dilaksanakan pada hari
yang dianggap baik. Pemilihan hari
Raspati ara 8 Teng-gara
pelaksanaan daur hidup harus didasarkan pada weton 9 yang dimiliki orang yang memiliki daur hidup tersebut. Pada daur
h won
Sukra Wis-nu 6 Timur laut
hidup masa dalam kandungan, perhitungan hari baik dihitung berdasarkan perkiraan
Pa-
usia kandungan. Pada saat daur hidup
Sanis-cara Durga 9 Sela-tan
Me-rah
hing
kelahiran, puput puser dan selapanan, dilakukan dengan berdasarkan pada hari lahir si bayi. Begitu juga pada daur hidup
Konsep hari dalam kebudayaan masa remaja, pelaksanaan sunatan dipilih Jawa selalu berkaitan dengan upacara hari baik berdasarkan weton yang akan daur hidup manusia. Upacara adalah disunat. Pada daur hidup pernikahan 10 , tanda-tanda
kebesaran;
peralatan
(menurut adat Weton merupakan perhitungan hari tindakan atau perbuatan yang terikat pada berdasarkan gabungan antara pekan lima harian aturan tertentu menurut adat dan agama; dan minggu tujuh harian, misalnya Selasa perbuatan atau perayaan yang dilakukan Wage. Perhitungan dilakukan dengan cara atau
istiadat); rangkaian
diadakan sehubungan dengan menjumlahkan neptu (urip) dari hari yang peristiwa penting (Hasan, 1995:1108). berasal dari pekan ke-5 dan minggu ke-7. 10 Daur hidup manusia adalah rangkaian
Pada upacara pernikahan dihitung weton dari mempelai lelaki dan perempuan.Perhitungan
tahapan yang dilalui manusia dari lahir, weton biasanya didasarkan pada hari lahir remaja, dewasa, hingga kembali ke sang gabungan antara saptawara dan pancawara pencipta. Upacara daur hidup manusia (misal Senin Kliwon).Jumlah weton kedua dapat disimpulkan sebagai rangkaian mempelai dihitung, ditambahkan kemudian ritual yang dilalui manusia untuk dibagi oleh bilangan tertentu.Sisa bilangan menandai
pembagian ini nanti yang akan menentukan seseorang.
tingkat
kedewasaannya
baik tidaknya pernikahan dilaksanakan. Jika Upacara
dalam perhitungan dibagi 5 maka jika sisa 1 disebut masyakarat Jawa dimulai dari upacara
daur
hidup
sri , sisa 2 disebut dana, sisa 3 disebut lara, sisa manusia
saat didalam
kandungan,
4 disebut pati dan sisa 5 disebut lungguh. Jika hitungan jatuh pada sri, dana dan lungguh itu
kemudian saat manusia lahir, masa remaja, dianggap baik, dan jika perhitungan jatuh pada perkawinan hingga kematian.Upacara saat
lara atau pati maka artinya tidak baik.Tapi dalam kandungan dimulai dari empat
biasanya perhitungan tidak hanya didasarkan bulanan, kemudian dilanjutkan tujuh dengan satu perhitungan saja, biasanya
bulanan atau tingkeban. Upacara kelahiran
digunakan lebih
dari 3 rumus untuk menghitung perjodohan.Jika hasilnya dominan
126 Patan j al a Vol. 8 No. 1 Maret 2016: 117 - 132 pelaksanaan upacara pernikahan dihitung
dan menjaga ketentraman khayangan berdasarkan weton kedua mempelai yang
(Kuning: 2011:69). Untuk itu, orang akan
yang lahir di hari Minggu cocok jika Perhitungannya
melangsungkan
pernikahan.
menjadi pemimpin. Orang yang lahir didasarkan pada satu rumus saja.tetapi
hari Minggu biasanya memiliki dihitung dengan berbagai rumus untuk
wawasan yang luas. Hari Minggu menentukan bahwa pernikahan mereka
dengan matahari. baik atau tidak.
dilambangkan
Matahari merupakan penerang jagat raya. Begitu juga orang yang lahir di
3 . Perwatakan berdasarkan Raspatikalpa
hari Minggu, biasanya memiliki Subbab
perilaku terang hatinya, mudah menyinggung
sebelumnya
telah
merelakan segala sesuatu kepada berisikan tentang gambaran watak manusia
bahwa
Raspatikalpa
sanak saudara, dan rela memberi berdasarkan hari lahir berdasarkan siklus
tanpa mengharapkan balasan. Dalam saptawara (radite, soma, anggara, buda,
teks dikatakan bahwa orang lahir di raspati, sukra dan saniscara). Penamaan
hari Minggu diibaratkan seperti hari dalam teks Raspatikalpa merupakan
burung beo. Burung beo bersifat bahasa serapan Sanskerta, yang diambil
copychat , artinya menirukan apa yang dari nama-nama benda langit. Radite
diperintahkan atau diajarkan. Begitu berarti matahari, soma berarti rembulan,
juga dengan orang yang lahir pada anggara berarti Mars, buda berarti
hari Minggu memiliki kecenderungan Merkurius, raspati berarti Jupiter, sukra
untuk menirukan perilaku orang- berarti Venus, dan saniscara berarti
orang di sekitarnya. Jika salah dalam Saturnus.Saat ini saptawara lebih dikenal
pergaulan akan berbahaya karena dengan hari Minggu, Senin, Selasa, Rabu,
mereka mudah terbawa pada perilaku Kamis, Jumat dan Sabtu. Berikut adalah
Wayangnya mojar , gambaran watak manusia berdasarkan teks
buruk.
menggambarkan bahwa orang yang Raspatikalpa:
lahir di hari Minggu pandai berbicara
1) Minggu, berada di bawah naungan
ia hanya berbicara Dewa Indra dengan neptu 5, yang
meskipun
seperlunya. Selain itu orang yang lahir
lahir di hari Minggu biasanya lemah- pengejawantahan dari Dewa Iswara.
di Minggu
merupakan
lembut sifatnya, namun hatinya Penggambaran tersebut sesuai dengan
senantiasa diliputi keraguan sehingga yang tertuang dalam teks yang
selalu berada di persimpangan jalan. berbunyi
Dalam hal hubungan dengan Tuhan, ‘…wat ĕk radite. Bhatara Indra
biasanya orang yang lahir di hari majalma, 5. … Bhatara Iswara kang
Minggu merupakan orang yang rajin ngapiturun …’
beribadah. Mereka yang lahir di hari Minggu, Dewa Indra menjelma 5 kali
(…golongan
hari
Minggu biasanya mencintai istri dan … Dewa Iswara yang mengejawantah
sanak saudaranya. Penggambaran …)
tersebut sesuai dengan yang tertuang Dalam dunia pewayangan, Dewa
dalam teks, yang berbunyi Indra diartikan sebagai keindahan
‘…akasa p ĕs pambĕkanya tanaga kol. seni dan kebudayaan. Dewa Indra
Tulanya hapras ing pujan.Wicaksana bertugas untuk memimpin bidadari
wruh ing keguh. Wat ĕkang gegunani istri sanak…’
baik, maka perjodohan dianggap baik.Namun (… seperti langit yang lemah-lembut jika perhitungan hasilnya tidak baik,biasanya
sifatnya. Keraguan meliputi hatinya. perjodohan dibatalkan atau dicarikan jalan
Seimbang dalam menjalani upacara untuk tetap melangsungkan perjodohan dengan
Bijaksana dan tahu cara ruwatan maupun cara yang lain.
pemujaan.
Perwatakan Manusia .... (Lilis Restinaningsih) 127 tatakrama …). Pengaruh Dewa Indra,
bercabang-cabang. Mereka membawa bakat seni pada orang yang
yang
adalah orang patuh terhadap peraturan lahir di hari Minggu. Mereka cocok
meskipun sering lalai atau ceroboh. jika bekerja di bidang seni seperti
keuangan, mereka menjadi pelukis atau pun arsitek.
Dalam
hal
cenderung boros ketika masih muda. Namun mereka juga bisa menjadi
Pekerjaan yang cocok menurut teks petani atau pun guru/pendeta. jika
adalah menjadi pendeta, berdagang ingin mencari pekerjaan atau memulai
properti, bertani, atau pun menjadi usaha carilah tempat ke arah selatan.
karyawan.
2) Senin, berada di bawah naungan
3) Selasa, orang yang lahir di hari Selasa Dewa Uma dengan neptu 4 dan
di bawah naungan Dewa Rudra dilambangkan
dengan rembulan, dengan neptu 3. Penggambaran ini penggambaran ini terdapat pada awal
terdapat dalam kalimat : episode kedua yang berbunyi:
‘…wat ĕk anggara bhatara Rudra ‘… wat ĕk soma. Bhatari uma dumadi
dumadi janma 3, wewehan Bhatara janma
guru.bhatara yoninya.
Mayanya
(…golongan hari Selasa, Dewa Rudra wulan…’ menjelma 3 kali atas perintah Dewa
(…golongan hari Senin.Dewi Uma
Brahma…)
menjelma 4 kali atas perintah Dewa Dewa Rudra merupakan bentuk Siwa. Dewa yoninya, mayanya
awatara dari Dewa Siwa saat sedang rembulan…)
marah dengan memiliki 8 tangan. Rembulan adalah benda langit yang
Dewa Rudra berwatak keras dan diidentikkan
mudah marah. Mereka yang lahir di ketenangan, kedamaian, kemewahan
dengan
keindahan,
hari Selasa biasanya memiliki sifat dan melankoli. Begitu juga orang
keras kepala dan mudah tersulut lahir di hari Senin, biasanya mereka
emosinya, meskipun demikian orang menyukai ketenangan dan kedamaian.
yang lahir di hari Selasa biasanya Ketenangan dan kedamaian menjadi
disenangi banyak orang karena tujuan pokok dalam hidupnya.
memiliki kemampuan. Mereka juga Mereka
menolong sahabatnya, kemewahan. Bunganya adalah bunga
mempunyai firasat yang kuat dan tunjung hitam, berarti memiliki
pandai mencari peluang. Suaranya kepribadian yang baik. Tidak terlalu
keras jika berbicara, selalu konsisten banyak bicara, namun jika bicara
berbagai hal dan tegas. Pembawaannya ceria walaupun
dalam
mengutamakan keluarga dan saudara. sering sedih sendiri tanpa sebab. Sinar
Jika perempuan biasanya memiliki tubuhnya berwarna merah, biasanya
tahi lalat di kemaluannya. Kadang mudah marah walaupun
tidak setia dalam hal menjalin sebatas kata-kata saja. Orang yang
hanya
hubungan. Dan biasanya jika lelaki lahir di hari Senin cenderung senang
kemampuannya (dalam bercinta) menolong orang lain atau pun
oleh istrinya. Sifat keluarga. Biasanya mereka rela
dikalahkan
buruknya terkadang malas dalam mengorbankan apa pun untuk orang-
cenderung berani orang yang dicintainya, terutama
bekerja
dan
terhadap orang tua. Hal ini sesuai keluarganya. Perkataannya
dengan penggambaran dalam teks dapat diremehkan, karena mereka
tidak
yang berbunyi: selalu bicara berdasarkan fakta.
‘… and ĕng-andĕngĕn pastane baga Sering kali mengalami kegelisahan
yen istri, hakas winarah m ĕngĕttuli dan kebingungan karena pikirannya
baredunya tanya t ĕguh sahujanya
128 Patan j al a Vol. 8 No. 1 Maret 2016: 117 - 132 nircaring wuwusnya tanya j ĕnĕk ring
cenderung mempersenang diri dengan sanak istri. Mangka sungkannya tan
cara berjudi dan minum-minum pisanya krama,pipat mati rabinya,
minuman keras. Juga tidak setia akasing rare. Gegabah, gawehanya
terhadap sanak saudara. Namun ia ang ĕboho
gawehanya,
maleca
paham akan kehendak hatinya. pasanakan…’ Perempuan yang lahir di hari Rabu
(… memiliki tahi lalat di kemaluanya biasanya banyak bicara (cerewet), jika
merasa tidak puas dengan satu lelaki lantang.Konsisten dengan berbagai
perempuan.
Suaranya
sehingga senang berselingkuh. Hal ini hal.Teguh memegang ucapannya.
sesuai dengan penggambaran dalam Mengutamakan istri dan sanak
teks yang berbunyi: saudara.Ada kala tidak setia terhadap
‘…Kuding pembekanya. ulad - ulid pernikahannya,
maredunya, bun ĕk ati. Wikĕn palĕha kemampuanya kalah oleh istrinya.
(jika
lelaki)
totohan maleca pasanakan.Wruh citta Mencintai anaknya, namun malas
wiwiki.Cangk ĕm wadon kadawan, bekerja, tidak setia pada saudara…)
lumusir kurang lelanang.Sada muda Pekerjaan yang cocok menurut teks
alon gawehanya har ĕp druweni adalah petani, guru, di bidang militer,
w ĕbang atuwa sugih.Kumĕd cakap dan pandai besi.
merangan lumuhan…’
4) Rabu, orang yang lahir di hari Rabu (… ceria pembawaannya. Goyah ada di bawah naungan Dewa Wisnu
bingung hatinya. dengan neptu 7 dan lambangnya awan
sifatnya,
Mempersenang hatinya dengan dan yoninya banci. gambaran ini
berjudi dan minum minuman keras, terdapat pada kalimat:
tidak setia terhadap saudara namun ‘…wat ĕk buda. Bhatara Wisnu
begitu ia paham kehendak hatinya. dumadi jalma 7 wewehan Bhatara
Jika perempuan cerewet dan tidak Mahadewa.K ĕdi yoninya. Mega
cukup dengan satu lelaki. Ketika mayanya…’
muda rajin bekerja mengumpulkan (…golongan hari rabu, Dewa Wisnu
uang untuk hari tua. Manis kata- menjelma menjadi 7 atas perintah
katanya…)
Dewa Mahadewa. Yoninya banci, Pekerjaan yang cocok berdasarkan mega mayanya…)
bertani, berdagang Mereka yang lahir di hari Rabu
teks adalah
pakaian, menjadi guru atau pendeta. cenderung memiliki watak sangat
Ketika sudah menikah penghasilan keras jika keras hatinya, dan sangat
digunakan cukup dari lembut jika lembut hatinya.Jika lelaki
yang
penghasilan suami, jangan dari bisa berwatak banci. Lambangnya
penghasilan istri. adalah awan menandakan tenang di
5) Kamis, orang yang lahir pada hari permukaan namun sangat susah
Kamis di bawah naungan Dewa Guru ditebak keinginannya. Wayangnya
dengan neptu 8, dengan simbol api. goleng menandakan cekatan dalam
Hal ini tergambar dalam kalimat: melaksanakan
‘…wat ĕk raspati Bhatara guru Pembawaannya ceria. Ketika masih
pekerjaannya.
dumadijanma 8 wewehan Bhatara muda
Dewi yoninya,mayanya mengumpulkan bekal di hari tua.
waringin,manuknya Kata-katanya manis, orang pun segan
api,kayunya
m ĕrak…’
menolaknya. Sayangnya, orang yang (…golongan hari Kamis. Dewa Guru lahir di hari Rabu seringnya tidak
menjelma menjadi 8 atas perintah memiliki pendirian yang tetap, karena
Dewa Siwa. Dewi yoninya, Mayanya selalu diliputi
kebingungan. Ia
Perwatakan Manusia .... (Lilis Restinaningsih) 129 api, kayunya beringin, burungnya
Pekerjaan yang tepat menurut teks merak…)
adalah sebagai petani, guru atau Dewa Guru adalah dewa tertinggi di
pendeta dan pujangga. khayangan. Ia memiliki sangatlah
6) Jumat, mereka yang lahir di hari bijaksana, namun juga memiliki sifat
Jumat mendapat naungan dari Dewi sombong yang membuatnya dikutuk
Sri dengan neptu 6 dan berlambang oleh kakaknya. Sifat dewa Guru
air.
menjadi manifestasi bagi mereka ‘…wat ĕk sukra Bhatari Sri dumadi yang lahir di hari Kamis. Mereka
janma 6, wewehan Bhatara Wisnu. memiliki kebijaksanaan dan disenangi
Manusa yoninya. Mayanya banyu…’ banyak orang karena ketampilannya.
(…golongan hari Jumat, Dewi Sri Mayanya api, menggambarkan bahwa
menjelma 6 kali atas perintah Dewa mereka mudah tersulut amarahnya.
Wisnu. Manusia yoninya. Mayanya Burungnya merak menggambarkan
air…)
biasanya yang lahir di hari Kamis Dewi Sri yang memiliki sifat baik memiliki tampilan yang rupawan dan
hati, lemah lembut, halus tutur memikat namun sayang cenderung
katanya, luhur budi bahasanya, senang pamer menjadi kaya. Kayu
memikat dan menyenangkan semua beringin, menggambarkan mereka
orang. Mereka yang lahir di hari yang lahir di hari Kamis senantiasa
Jumat memiliki sifat yang tidak jauh mengayomi dan melindungi orang-
berbeda dengan Dewi Sri, disenangi orang
di sekitarnya.Wayangnya banyak orang dan baik budinya. dalang , menggambarkan mereka yang
Burungnya burung perkutut bermakna lahir di hari Kamis pandai dalam
mereka yang lahir di hari Jumat mengatur strategi, namun karena sifat
sering kali disayang oleh orang-orang individualisme, membuatnya sering
besar selain itu tutur katanya menarik lepas kendali.
perhatian orang lain. Mayanya air Bagi yang lahir di hari Kamis,
pemikirannya susah hendaknya
bermakna
dihentikan, memiliki banyak ide, berbicara. Karena apa yang diucapkan
berhati-hati
dalam
karena terus mengalir seperti air sering kali terjadi. Mereka yang lahir
membuat dirinya labil. Jika mereka di hari Kamis berlandaskan pada
yang lahir di hari Jumat mengikuti ajaran kebenaran dalam berperilaku.
ajaran kebenaran mereka akan Mereka juga mengerti tata krama dan
menjadi sosok yang berguna, pintar sopan santun. Meskipun begitu
dan bijaksana. Mereka yang lahir di mereka adalah orang yang senang
Jumat senang berprihatin. bercanda. Sayangnya, mereka yang
hari
Biasanya yang lahir di hari Jumat lahir di hari Kamis senang menerima
cenderung pendiam. Dia diibaratkan pujian sehingga mudah ditipu dengan
seperti gamelan ngidung, memberi bujuk rayu. Hal ini sesuai dengan
kepada orang lain, gambaran kalimat:
ketenangan
menentramkan. Bagi yang lahir di ‘…Madina patani k ĕdĕp pangucap
hari Jumat, jika mengikuti ajaran pragnyan wruh ing kewuh. Hupaksi
kebenaran ia akan menjadi orang ring aji darma. Bahud tanapi
yang pintar dan bijaksana. Di saat hajroring krama…’
hari tua akan mendapatkan kasih (…kata
sayang dari anak-anaknya. Pekerjaan terjadi.Mengerti
yang diucapkan
pasti
yang cocok berdasarkan teks adalah krama.Tingkahnya
tata
petani, pedagang, pelayar, atau ajaran kebenaran. Tingkah lakunya
berlandaskan
menjadi guru.
disertai gurauan…)
130 Patan j al a Vol. 8 No. 1 Maret 2016: 117 - 132
7) Mereka yang lahir di hari Sabtu mulutnya tajam. Penuh kasih sayang berada di bawah naungan Dewi
dan mencintai keluarganya…) Durga dengan neptu 9.
Pekerjaan yang cocok menurut teks ‘…wat ĕk saniscara Bhatara Yama
adalah pedagang, petani, guru atau dumadi janma 9 wewehan Bhatari
pendeta, dan juga penulis. Durga. Rasaksi yoninya.Mayanya angin.Kayunya k ĕrĕh. Manuknya
4 . Aspek Pragmatis Raspatikalpa
dok...’ Raspatikalpa pada masanya memiliki (…golongan hari Sabtu Dewa Yama kedudukan yang penting. Hal ini dilihat menjelma menjadi manusia 9 kali atas sering naskah ini disalin. Rasa ingin perintah
Dewi Durga.Rasaksi memiliki dan nilai yang terkandung naskah yoninya.Mayanya angin. Kayunya Raspatikalpa membuat masyarakat pada k ĕrĕh. Burungnya burung hantu…)
masanya, mendudukan naskah ini dalam Ia memiliki dualisme sifat, yaitu baik kedudukan yang tinggi. Raspatikalpa dan buruk. Dimana sifat buruknya dianggap sebagai bagian dari tradisi dan muncul terlebih dahulu setelah
religi oleh masyarakat pada masa itu. Jika menjalani ruwatan barulah Durga ditinjau dari aspek pragmatiknya secara kembali ke wujud aslinya sebagai garis besar naskah Raspatikalpa memiliki Uma. Mereka yang lahir di hari Sabtu fungsi: memiliki sifat egois dan individualis
1) Raspatikalpa sebagai bagian dari yang tinggi. Wayang dil ĕm, bermakna
hidup, Raspatikalpa bahwa jika seorang yang lahir hari
falsafah
mengandung sejumlah nilai, Sabtu marah, maka pelampiasan
aturan yang dapat marahnya tidak melihat situasi dan
norma,
dijadikan sebagai falsafah hidup. kondisi. Burungnya burung hantu,
Rasapatikalpa dijadikan sebagai biasanya mereka yang lahir di hari
alat bantu dalam kehidupan untuk Sabtu
menentukan arah hidup lebih baik. memiliki
2) Raspatikalpa bagian dari Kebimbangan sering meliputi hatinya,
religiusitas, Sebagai penganut pikirannya sering tak menentu karena
pra-Islam, masyarakat sering bertentangan dengan hatinya.
agama
Merapi-Merbabu menganggap Biasa mereka teguh dalam memegang
dengan memiliki atau menyalin kata-katanya.Sering kali kata yang
naskah merupakan bagian dari dilontarkan tajam, sehingga orang
religiusitas. Pada masyarakat masa yang mendengar merasa segan.
itu menyalin atau menulis naskah Mereka yang lahir di hari Sabtu
sebagai bagian untuk mendapatkan menyayangi keluarganya, sahabatnya,
berkah dari yang maha kuasa. dan anak-anaknya. Sayangnya mereka
3) Raspatikalpa bagian dari proses yang lahir di hari Sabtu banyak
inisiasi dalam fase kehidupan keinginannya dan boros dalam
manusia, Raspatikalpa berisikan mengelola keuangan.
mengenai tata upacara ruwat yang ‘…Bawuh amb ĕknya, wracita wiwiti.
menjadi bagian dari proses inisiasi Humikan bara sapata. Wisaya
dalam fase kehidupan manusia. sayangsara s ĕngĕn tuli maredunya
Begitu juga dengan nilai urip atau tani
t ĕguh sahujarnya.Terajalan neptu digunakan untuk melakukan hasy ĕtan