PERAN BANTUAN KEUANGAN DPMD DALAM PENING

SEMINAR PROPOSAL

PERAN BANTUAN KEUANGAN DPMD DALAM
PENINGKATAN EKONOMI KREATIF BERDASARKAN PRINSIP
ISLAM DI KABUPATEN TULUNGAGUNG

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Seminar Proposal
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung

Oleh :
Bobby Yuanda
NIM : 17402153013
Dosen Pembimbing

Rohmad Subagiyo, M. EI.
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN TULUNGAGUNG
2018


1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) merupakan salah satu
dinas yang ada Kabupaten Tulungagung, yang terletak di Jln. Sultan agung No.
20. Dinas ini merupakan badan yang terbentuk sesuai peraturan daerah (PERDA)
No. 40 tahun 2011, tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas
Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Tulungagung dengan tujuan sebagai dinas
yang menjembatani kegiatan masyarakat guna meningkatkan kemandirian
masyarakat melalui program atau kegiatan yang melibatkan peran serta
masyarakat.
Program pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa pada tahun 2018
ini mengalami perubahan nama program dengan kuantitas yang sama pada tahun
2017, yaitu sebanyak empat program, diantaranya: (1)Pengembangan usaha
ekonomi desa (ekonomi kreatif), (2)Partisipasi dan pemberdayaan lembaga
kemasyarakatan, (3)Pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tepat guna,
(4)Penataan dan pemerintahan desa. Ada beberapa kegiatan yang
mendukung

Sasaran


dan

tujuan

Dinas

Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa namun belum terakomodir dalam APBD
murni,

antara

lain

Evaluasi

Pendataan

Administrasi


dan

Kekayaan Desa, Fasilitasi BUMDes Bersama, Pengelolaan SDA
berbasis TTG dan lainnya.
Serta ada pula beberapa kegiatan yang karena pagu
anggaran kurang mencukupi untuk pelaksanaan kegiatan maka
akan diusulkan kembali baik pada PAPBD Tahun Anggaran 2017
atau APBD di Tahun Anggaran 2018. Secara keseluruhan Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Tulungagung
adalah satu dari dua puluh dinas yang ada di Kabupaten
Tulungagung

serta

bertujuan

memajukan

kesejahteraan


masyarakat dan ekonomi memlalui program – program yang

2

dibentuk dan dijalankan menurut tugas dan wewenang masing –
masing sehingga masyarakat desa di Kabupaten Tulungagung
dapat bersaing dalam hal dalam perekonomian yang semakin
maju khusunya dalam ekonomi kreatif masyarakat desa.
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa kabupaten
Tulungagung

bertujuan untuk memajukan ekonomi

kreatif,

khususnya bagi desa – desa yang berkembang dan terbelakang
guna kesejahteraan bersama agar perekonomian masyarakat
Kabupaten Tulungagung dapat berkembang maju dan tidak
kalah


bersaing

dengan

kota



kota

yang

sudah

maju

sebelumnnya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka bebrapa permasalahan

muncul ditarik dalam rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten
Tulungagung memiliki pengaruh dalam kemajuan ekonomi kreatif?
2. Apakah Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten
Tulungagung memiliki pengaruh dalam perkembangan perekonomian
desa?
3. Apakah secara keseluruhan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
(DPMD) Kabupaten Tulungagung dapat memajukan perekonomian
memalaui program ekonomi kreatif?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah pada pemaparan yang telah dijelaskan,
tujuan dari proposal ini adalah:

3

1. Untuk

mengetahui

Masyarakat


dan

dan
Desa

menganalisa
(DPMD)

peran

Kabupaten

Dinas

Pemberdayaan

Tulungagung

dalam


memajukan ekonomi kreatif.
2. Untuk

mengetahui

Masyarakat

dan

dan
Desa

menganalisa
(DPMD)

peran

Kabupaten


Dinas

Pemberdayaan

Tulungagung

dalam

memajukan perekonomian desa.
3. Untuk

mengetahui

Masyarakat

dan

dan
Desa


menganalisa
(DPMD)

peran

Kabupaten

Dinas

Pemberdayaan

Tulungagung

dalam

memajukan perekonomian desa memlalui program ekonomi kreatif.
1.4 BATASAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan batasan terhadap
masalah yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini. Pada penelitian ini,
kinerja Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten

Tulungagung ditujukan pada kerjasama antar anggota dalam mengembangkan
usaha ekonomi kreatif agar dapat memajukan perekonomian desa. Seperti
pengolahan kinerja unit usaha simpan pinjam yang ada di Desa Tanggunggunung
Kecamatan Tanggunggunung agar bisa bersaing dengan koprasi – koprasi besar
lain.
Sealain itu dalam penelitian ini juga akan menganalisis mengenai
kelebihan dan kelemahan factor – factor lain yang menyebabkan pertumbuhan
ekonomi masyarakat desa terhambat. Dari hasil analisis tersebut kemudian
dirumuskan strategi pengembangan yang tepat terhadap usaha ekonomi kreatif
yang dilakukan masyarakat desa yang dibantu Dinas Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa (DPMD) Kabupaten Tulungagung.
1.5 PENEGASAN ISTILAH
Agar terhindar dari kesalah pahaman tentang judul proposal penelitian,
maka akan dijelaskan istilah – istilah sebagi berikut:Secara konseptula

4

1. Bantuan keuangan DPMD
Pemerintah daerah/provinsi/kabupaten/kota dapat memberikan bantuan
keuangan yang bersuber dari APBD provinsi//kabupaten/kota kepada desa sesuai
dengan kemampuan keuangan pemerintah daerah

yang bersangkutan.

Pembangunan tersebut digunakan untuk percepatan pembangunan desa,
khususnya desa yang tertinggal.1
2. Ekonomi kreatif
Ekonomi kreatif adalah sebuah konsep atau ide baru di era ekonomi baru
yang mengandalkan kekreatifitasan seseorang dengan mengandalkan pikiran guna
mendapatkan ide baru untuk diproduksi baru, konsep ini biasanya akan didukung
dengan keberadaan industry kreatif yang menkadi dasarenya.2
3. Prinsip islam
Prinsip dasar islam ada 3: (a)Setiap manusia bertanggung jawab atas dosa
dan perbuatan yang ia lakukan. (b)Manusia tidak meraih apa – apa di akhirat
kecuali kecuali apa yang telah diusahakannya diakhirat. (c)Setiap manusia akan
memperoleh hasil usahanya dan Allah SWT akan membalasnya dengan balasan
yang sempurna.3
Secara operasional
1. Bantuan keuangan DPMD
Berupa bantuan keuangan sejumlah uang maupun barang yang diberikan
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Tulungagung untuk desa –
desa yang berprestasi dalam mengolah usahanya maupun desa – desa yang
tertinggal guna memajukan perekonomian desa tersebut agar kesejahteraan di
Kabupaten Tulungagung merata.
1

www.keuangandesa.com diakses pada sabtu 26 Mei 2018 pukul 16.48
Mauled Moelyono, Menggerakkan Ekonomi Kreatif, Rajawali Pers, Jakarta,
2010, hlm. 90.
3
QS.an-Najm ayat 39-41
2

5

2. Ekonomi kreatif
Adalah industry atau masih berupa pemikiran produk – produk baru atau
belum pernah ada dipasaran atau berupa tempat wisata yang untuk untuk
menunjang perekonomian desa tersebut agar prekonomiannya lebih maju dan
dapat mensejahterakan masyarakat.
3. Prinsip islam
Dasar prinsip islah ialah tidak menghalalkan segala cara untuk
berekonomi, sesuai prinsip syariat islam, tidak mengandung ghoror dan maysir
serta halah jika memproduksi makanan sesuia BPOM yang berlaku di Negara
Indonesia.
2. KAJIAN TEORI
2.1 LANDASAN TEORI
Pembangunan ekonomi menurut kebanyakan ahli teori ekonomi Islam
memiliki ciri-ciri komprehensif, tidak terbatas pada variabel-variabel ekonomi
semata, tetapi seperti ditegaskan Khursyid meliputi aspek moral dan sosial,
material dan spritual. Di samping itu kata Khursyrd, pertumbuhan ekonomi tidak
lepas dari konsep keadilan distribusi pendapatan dan kekayaan bagi setiap
individu pada seluruh generasi, penghapusan riba, dan kewajiban zakat. Pendapat
lain menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi bertujuan membersihkan dan
menyucikan akidah dan membenarkan iman.
Dengan demikian, terdapat perbedaan mendasar konsep pertumbuhan
ekonomi menurut Islam, kapitalisme, dan sosialisme. Sistem ekonomi Islammenurut pandangan Khursyid berasaskan filsafat yang berhubungan dengan altauhid, al-rububiyah, dan al-istikhlaf. Namun, menurut Al-Fasi perbedaan tersebut
lebih disebabkan sistem kapitalisme yang membolehkan riba dan sistem
sosialisme yang cenderung tidak terikat dengan agama. Sebagian penulis, seperti

6

Yusuf, berpendapat bahwa pemberlakuan al-urf untuk mengetahui pertumbuhan
ekonomi tidak sesuai dan tidak relevan dengan masyarakat Muslim.
Ketidak sesuaian ini kata Abdul Mannan karena persoalan-persoalan tidak
populer yang tidak dapat dijadikan dasar bagi pembangunan ekonomi masyarakat
nonMuslim. Pertumbuhan ekonomi dalam masyarakat Muslim berdasarkan
prinsip menggembirakan (at-targib) yang terdapat dalam Alquran dan sunah.
Pertumbuhan

ekonomi

dalam

perspektif

Islam,

menurut

Yusuf, untuk

mewujudkan kehidupan yang baik (al-hayat at-thayibah). Dapat dipastikan para
penulis teori ekonomi Islam menyimpulkan bahwa setiap ayat yang menyebutkan
kata al-kasbu, as-sa'yu, al-inqu, atau al-dharbu fi al-ard (bertualang di muka bumi)
menunjuk pada satu makna yaitu aktivitas perekonomian, sekaligus menajdi dalil
hukum pembangunan ekonomi.
Perintah membangun ekonomi merupakan konsep umum sehingga sulit
dibatasi pada suatu aktivitas yang tingkat keberhasilannya dapat diukur. Pendapat
ini muncul karena didorong keinginan kuat kebanyakan penulis untuk
menegaskan bahwa agama Islam mendahulukan segala sesuatu yang mengandung
kebaikan bagi manusia dan menghindari hal yang dapat merugikan mereka.
Meskipun pernyataan ini banyak dimuat dalam karya-karya modem, kita temukan
beberapa penulis melihat hal tersebut dari sudut pandang pembangunan ekonomi
Islam dan mengorelasikannya dengan moralitas modern.
Yasri misalnya mengatakan: ”Islam tidak menolak konsep objektif apa pun
yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi selama tidak bertentangan dengan
prinsipf-prinsip dasar Islam.” Dunya menambahkan: ”Tidak terdapat perbedaan
antara konsep Islam dan konsep ekonomi konvensional tentang pembangunan
ekonomi, hanya saja Islam mencakup keikhlasan beribadah kepada Allah.” Affar
mengisyaratkan pembangunan ekonomi perspektif Islam berkaitan dengan
pertumbuhan produksi dan pertumbuhan kekayaan masyarakat, Khursyid
membahas cara menggunakan sumber-sumber ekonomi yang ideal, dan Ajwah

7

berbicara tentang memenuhi kebutuhan yang layak (had al-kifayah) dan
memerangi kemiskinan.
Tanpa rasa skeptis Quhaf juga mengemukakan pendapat bahwa
pembangunan ekonomi dalam Islam bertujuan merealisasikan kemajuan dalam
bidang material, tetapi kemajuan tersebut tidak menetralkan nilai-nilai yang tidak
sesuai dengan syariah Islam. Meskipun penting memformulasikan konsep Islam
tentang pembangunan ekonomi, para penulis Muslim belum memperhatikannya
secara memadai. Mereka hanya menjelaskan sistem pembangunan ekonomi islami
secara sporadis dan tidak komprehensif. 4Oleh sebab itu pembangunan ekonomi
berbasis islam sangat diperlukan demi terciptanya ekonomi kreatif yang baik
serda dapat bersaing dengan lainnya.
Dalam memajukan ekonomi kreatif diperlukan tenaga kerja yang terampil
dan modal yang mencukupi sehingga dapat berjalan dengan baik dan dapat
bersaing dan berkembang kedepannya. Menurut Ibnu Khaldun, tenaga kerja
adalah sumber nilai. Dia menjelaskan secara rinci teori tentang nilai tenaga kerja
dan menjelaskannya untuk pertama kali dalam sejarah.125 Menurut lbnu
Khaldun:
“Apapun di dunia ini dibeli dengan tenaga kerja. Apa yang dibeli dengan
uang atau barang yang bagus adalah dibeli dengan tenaga kerja karena sebenarnya
ia diperoleh melalui kerja dari tubuh kita. Uang atau barang memang melindungi
kita. Keduanya mengandung nilai kuantitas kerja dengan sesuatu yang bisa kita
pertukarkan ketika memiliki kuantitas yang sama. Orang yang memiliki nilai
sebuah komoditas, dan orang yang tidak memanfaatkan barang tersebut, bisa
ditukar dengan komoditas lainnya. Karena itu, kuantitas kerja sama dengan
kemampuan membeli sebuah barang, atau pengaturannya, Dengan demikian,
tenaga kerja adalah sebuah ukuran nyata dari Teori tentang Nilai Tenaga Kerja

4

Veithzal Rivai dan Antoni Nizar Usman, Islamic Ekonomics & Finance,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2012, hlm. 309

8

Menurut Ibnu Khaldun, tenaga kerja adalah sumber nilai. Dia menjelaskan
secara rinci teori tentang nilai tenaga kerja dan menjelaskannya untuk pertama
kali dalam sejarah.125 Menurut lbnu Khaldun:
“Apapun di dunia ini dibeli dengan tenaga kerja. Apa yang dibeli dengan
uang atau barang yang bagus adalah dibeli dengan tenaga kerja karena sebenarnya
ia diperoleh melalui kerja dari tubuh kita. Uang atau barang memang melindungi
kita. Keduanya mengandung nilai kuantitas kerja dengan sesuatu yang bisa kita
pertukarkan ketika memiliki kuantitas yang sama. Orang yang memiliki nilai
sebuah komoditas, dan orang yang tidak memanfaatkan barang tersebut, bisa
ditukar dengan komoditas lainnya. Karena itu, kuantitas kerja sama dengan
kemampuan membeli sebuah barang, atau pengaturannya, Dengan demikian,
tenaga kerja adalah sebuah ukuran nyata dari nilai semua komoditas yang bisa
dipertukarkan.
“Tenaga kerja adalah kebutuhan untuk penghasilan dan akumulasi modal.
Hal ini sangat jelas dalam masalah manufaktur (keahlian). Seandainya
penghasilan dilahirkan dari sesuatu selain manufaktur, maka nilai keuntungan
(dan modal) yang dilahirkan harus meliputi nilai kerja dimana komoditas tersebut
dihasilkan. Tanpa tenaga kerja, tidak akan diperoleh sesuatu apapun.”
Apabila kita bisa menafsirkan gagasan lbnu Khaldun tentang kerja, maka
jelas bahwa tenaga kerja adalah sebuah kebutuhan dan kondisi yang mencukupi
untuk penghasilan, sedangkan sumber daya alam hanyalah sebuah kondisi yang
dibutuhkan. Tenaga kerja dan kerja keras cenderung memproduksi yang akan
digunakan dalam sebuah pertukaran melalui barter, atau melalui penggunaan
uang, yakni emas dan perak. Proses tersebut melahirkan penghasilan dan
keuntungan yang diperoleh manusia dari manufaktur atau komoditas sebagai nilai
dari kerjanya, setelah dikurangi biaya material mental.
lbnu Khaldun juga menjelaskan sebab-sebab perbedaan penghasilan kerja.
Mungkin hal tersebut disebabkan oleh perbedaan keahlian, ukuran pasar, lokasi,
keterampilannya, dan seberapa jauh otoritas dan pemerintah membeli produk9

produknya. Ketika jenis pekerjaan tertentu lebih mahal, yakni seandainya
permintaan melebihi permintaan yang ada, maka penghasilannya mesti
bertambah.5 Upaya

untuk

mencapai

perkembangan

tersebut

dibutuhkan

pengembangan tenaga kerja secara optimal agar dapat berjalan dengan baik serta
ekonomi kreatif dapat bersaing secara adil.
a. Mengembangkan Kecerdasan Secara Optimal
Dalam diri pelaku bisnis sekurang-kurangnya ada empat kecerdasan yaitu
kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan kreatifitas dan
kecerdasan spiritual. Dari semua kecerdasan yang dimiliki, yang menjadi
pemandu adalah kecerdasan spiritual. Kecerdasan ini seakan menjadi juru selamat
dari semua kecerdasan yang lain. Dialah yang menjadi tumpuan harapan dari
semua usaha bisnis. Dan dia pulalah yang akan menjadi tujuan dari semua
aktivitas kehidupan. Karena itu pelaku bisnis yang baik adalah mereka yang
mampu mengembangkan kecerdasannya secara Optimal, yang berarti mampu
berkembang dan mampu menangani masalah bisnis secara baik.
b. Mengembangkan Bakat dengan baik
Sejak lahir manusia dibekali oleh Sang Pencipta dengan bakat-bakat.
Semua bakat yang dimiliki oleh pelaku bisnis hanya akan berkembang dan
bermanfaat, bila lingkungan dan pengembangannya, berjalan dengan baik Karena
itu, setiap bakat hanya akan menjadi optimal bila dipupuk dandikembangkan
secara optimal pula. Dengan demikian manfaatnya akan dirasakan oleh yang
bersangkutan, oleh masyarakat dan dunia bisnis pada umumnya. Baik bakat
maupun kepribadian dipastikan berkorelasi langsung dengan semua kecerdasan
yang dimiliki oleh setiap orang, bahkan sebagian ahli menyatakan bahwa, bakat
adalah kecerdasan itu sendiri.
Dengan tidak bermaksud untuk mencari kelemahan pemikiran manusia,
dengan segala keterbatasannya, dipastikan bahwa orang yang berbakat bisnis akan
5

Cecep Maskanul Hakim, Belajar Mudah Ekonomi Islam, Shuhuf Media Insani,
Tanggerang, 2011, hlm., 206.

10

mempunyai kompetensi yang cukup untuk berkembang dan mengaktualisasikan
diri untuk menjadi orang berhasil.6 Sejak awal kemunculannya, ekonomi kreatif
diyakini dapat mempercepat kemajuan pembangunan ekonomi dan pengembangan
bisnis. Hal ini didasarkan pada fenomena paradox yang muncul dari pengalaman
pembangunan ekonomi dan pengembangan bisnis dibanyak Negara, terutama
pada perbedaan kinerja pembangunan ekonomi dan bisnis yang amat tajam antara
Negara – Negara yang miskin SDA dengan yang melimpah kekayaan alamnya.
Kunci keberhasilan pembangunan ekonomi dan pengembangan bisnis pada
kasus diatas terletak pada keunggulan modal manusia dalam membangunan
ekonomi kreatif, melalui ;
1) Infestasi jangka panjang pada pendidikan
2) Modernisasi infrastruktur informasi
3) Peningkatan infrastruktur untuk pengembangan kreatifitas dan kapabilitas
inovasi
4) Penciptaan lingkungan ekonomi yang kondusif untuk mendorong transaksi
pasar yang lebih atraktif tetapi efisien.7
2.2 PROPORSI
1. Bantuan keuangan sebagai upaya pengembangan ekonomi kreatif
berdasarkan prinsip islam.
2. Factor – factor yang menghambat dan mendorong pengembangan ekonomi
kreatif.
3. Bantuan keuangan pada ekonomi kreatif dalam berdasarkan prinsip islam.
2.3 PENELITIAN TERDAHULU
6

Hasan Aedi, Teori Dan Aplikasi Etika Bisnis Islam, Alfabeta, Bandung, 2011,
hlm. 51.
7
Mauled Moelyono, Menggerakkan Ekonomi Kreatif, Rajawali Pers, Jakarta,
2010, hlm. 96.

11

Berdasarkan penelitian yang dilakukian Dimas Setyo Nugroho pada 2
Desember 2017 yang berjudul Desa Wisata Sebagai Community Based Tourist
Yogyakarta. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah ekonomi
kreatif berbasis desa wisata mempengaruhi perekonomian masyarakat. Hasil
analisis sumber dan peratisipasi masyarakat akan mempengaruhi ekonomi, social
dan lingkuang masyarakat disekitar desa wisata. Perkembangan warga yang pesat
dan

tingginya

partisipasi

warga

dapat

memunculkan

strategi

untuk

mempertahankan desa wisata dari persaingan industri pariwisata.
Penelitian tersebut mengunakan metode kualitatif dengan metode
wawancara, dokumentasi dan observasi lalu diolah dengan analisis SWOT setelah
itu divalidasi dengan angket. Objek wawancaranya adalah warga desa wisata
sebnyak 21 sehingga semakin tinggi paertisipasi warga semakin valid daya yang
didapatkan.8
3. METODE PENELITIAN
3.1 METODE
Dalam proposal penelitian ini saya mengunakan metode kualitatif deskripti
dengan data primer dan skunder. Metode ini adalah menjabarkan secara terperinci
tentang judul yang saya buat diatas. Saya mengunakan metode kualitatif karena
permaalahan belum jelas, holistic, komplek, dinamis dan penuh makna sehingga
data pada situasi social tersebut di terapkan dalam metode kuantitatif dengan
instrumen seperti test, kuesioner,

pedoman wawancara. 9 Selain itu saya

bermaksud memahami situasi social secara mendalam, menemukan pola, hipotesis
dan teori.
3.2 TEMPAT PENELITIAN

8

Dimas,Setyo,Nugraha, Desa Wisata Sebagai Community Based Tourism, Upajiwa Dewantara

Vol. 1 No. 2 Desember 2017., Hlm. 68.
9

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Alfabeta, Bandung,
2012, hlm., 381.

12

Tempat penelitian yang digunakan adalah dikantor Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa Kabupaten Tulungagung beralamat di Desa Tamanan
Kecamatan Rejoagung Kabupaten Tulungagung.
3.3 INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen penelitian yang utama adalah saya sendiri karena peran peneliti
sangat signifikan khususnya dalam metode penelitian kualitatif. Tidak hanya itu
alat rekam, panduan wawancara serta buku catatan kecil sangan diperlukan dalam
penelitian kualitatif dalam menunjang data yang dibutuhkan.
3.4 SAMPEL DAN DATA
Dalam penelitian kualitatif sampel dan sumber data dipilih secara
purposive dan bersifat snowball sampling. Penentuan sampel sumber data, pada
proposal masih bersifat sementara dan akan berkembang kemudian setelah terjun
ke lapangan. Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu.10 Missal ingin meneliti ekonomi masyarakat maka yang
diteliti adalah ahli ekonomi pada daerah tersebut yang berprngaruh. Snowball
sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula – mula jumlahnya kecil
kemudian melebar dan meluas serta membesar.11
Di ibaratkan bola salju yang mengelinding semakin lama menggelinding
semakin besar bola salju tersebut. Mula – mula dalam penetuan sampel dipilih
satu atau dua orang, tetapi dengan dua orang ini belum merasa cukup

dan

lengkkap maka peneliti mencari orang lain yang mengerti dan dapat melengkapi
data yang kurang tersebut.
3.5 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Pada bagian ini terdapat beberapa cara teknik pengumpulan data pada
metode kualitaitif. Teknik pengumpulan data yang utama adalah kualitatif
observasi, wawancara, dokumentasi dan gabungan ketigannya/trigulasi.
10
11

Ibid, hlm., 126.
Ibid, hlm., 127.

13

1. Observasi
Observasi adalah dasar semua ilmu pengtahuan. Dapat bekerja
berdasarkan fakta mengenai kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu
dikumpulkan dengan instrumen pembantu. Macam – macam observasi
(a)Observasi partisipasif, (b)Observasi terus terang atau tersamar, dan
(c)Observasi tak berstruktur.12
2. Wawancara
Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikontribusikan makna dari
suatu topic tertentu. Macam – macam wawancara atau interview : (a)Wawancara
terstruktur, (b)Wawancara semiterstruktur dan (c)Wawancara tak berstruktur.13
3. Dokumntasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya – karya monumental dari seseorang. Studi
dokumen merupakan pelengkap dari pengunaan metode observasi dan
mwawancara dalam penelitian kualitatif.14
4. Trigulasi
Teknik pengumpulan data dengan trigulasi bersifat mengabungkan dari
berbagai teknik yang telah ada. Bila melakukan pengumpulan data dengan
trigulasi

maka peneliti sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek

kredebilitas data dengan teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.15
3.6 TEKNIK ANALISIS DATA
Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari bergai sumber dengan
pengumpulan data trigulasi, dan dilakukan terus sampai datanya jenuh. Dengan
12

Ibid,
Ibid,
14
Ibid,
15
Ibid,
13

hlm.,
hlm.,
hlm.,
hlm.,

309.
317.
326.
327.

14

pengamatan yang terus menerus mengakibatkan variasi data tinggi. Sehingga
teeknik analisis data yang digunakan belum jelas. Berdasarakan hal itu dapat
diartikan bahwa disini analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data

data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan

dkumentasi dengan mengorganisasikan data ke kategori – kategori, memilih yang
penting – penting menjabarkan ke unit – unit dan terakir menarik kesimpulan.16
Analisis kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analuisis data yang
diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Selanjutnya dapat
disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolah berdasarkan data yang
terkumpul. Bila hipotesis diterima , maka hipotesis tersebut berkembang menjadi
teori. Dalam metode kualitatif analisis banyak dilakukan bersamaan dengan
pengumpulan data. Tahapnya pertama memasuki lapangan analisis datanya
analisis domain.
Tahap ke dua menentukan focus, teknik pengumpulan data denagan
minitour question analisis data digunakan dengan analisis taksonomi, selanjutnya
tahap selection.17

16
17

Ibid, hlm., 331.
Ibit, hlm., 383

15

DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Surat An-Najm ayat 39 sampai 41
Cecep,Maskanul. 2011. Belajar Mudah Ekonomi Islam. Tanggerang:Shuhuf
Media Insani.
Hasan,Aedi. 2011. Teori Dan Aplikasi Etika Bisnis Islam. Bandung: Alfabeta.
Mauled,Moelyono. 2010. Menggerakkan Ekonomi Kreatif. Jakarta: Rajawali.
Nugroho,Dimas,Setyo. Desa Wisata Sebagai Community Based Tourism.
Upajiwa Dewantara Vol. 1 No. 2 Desember 2017.
Subagiyo,Rokhmad. 2017. Metode Penelitian Ekonomi Islam Konsep Dan
Penerapan. Jakarta Timur: Alims Publising
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
Alfabeta.
Suyanto,Bagong. 2013. Sosiologi Ekonomi Kapitalisme dan Konsumsi di Era
Masyarakat Post-Modernisme. Jakarta: Kencana.
Veithzal,Rivai dan Antoni,Nizar. 2012. Islamic Ekonomics & Finance.
Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
www.keuangandesa.com diakses pada sabtu 26 Mei 2018 pukul 16.48

16