MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI DAN PERGAUL

MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI
DAN PERGAULAN BEBAS DENGAN MASALAH HIV/AIDS

Disusun oleh:
KELAS 3A
1. Retno Dasih

05201211013

2. Sri Wahyuni L.S

05201211024

3. Desti Ayu N.A

05201211029

4. Gendewa Goa Wijaya

05201211037


5. Roby Yanuar J

05201211047

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
2014-2015

i

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan
ridha-Nya sehingga Makalah “HIV/AIDS” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Bahan Makalah ini terlahir sebagai wacana berpikir dalam menyikapi proses pembelajaran
mahasiswa keperawatan.
Bahan Makalah ini merupakan Media untuk membantu mahasiswa untuk nantinya
memahami “HIV/AIDS” yang kelak mereka bukan hanya terampil dalam memberikan
Asuhan tetapi juga tanggap dalam mengamati fenomena/perkembangan klien Asuhannya.
Sebagai manusia yang tak luput dari kesalahan,penyusun menyadari sepenuhnya

bahwa Makalah ini masih sedarhana dan jauh dari wujud kesempurnaan, maka dari itu
penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu ,penyusun mengucapkan terima
kasih. Semoga bahan Makalah kami ini dapat bermanfaat. Amin

Wabillahi Taufik Walhidayah.

Mojokerto, 04 Desember 2014

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................

ii


DAFTAR ISI................................................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................

1

Latar Belakang..............................................................................................................

1

Rumusan Masalah.........................................................................................................

1

Tujuan...........................................................................................................................

2


BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................

3

Definisi HIV/AIDS.......................................................................................................

3

Epidemiologi HIV/AIDS di Mojokerto........................................................................

4

Etiologi HIV/AIDS.......................................................................................................

5

Perjalanan Infeksi HIV/AIDS.......................................................................................

6


Penularan HIV/AIDS....................................................................................................

8

Orang yang berisiko terserang HIV/AIDS...................................................................

10

Tanda dan Gejala HIV/AIDS.......................................................................................

10

Pemeriksaan Diagnostik...............................................................................................

12

Penetalaksanaan Medis.................................................................................................

13


Pencegahan...................................................................................................................

15

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................

18

iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
HIV merupakan Human Immunodeficiency Virus adalah virus penyebab
AIDS. Virus ini menyerang dan menghancurkan sistem kekebalan tubuh, sehingga
tubuh tidak mampu melindungi diri dari penyakit lain. Sedangkan AIDS adalah
Acquired Immune Deficiency Syndrome merupakan kumpulan gejala penyakit yang
disebabkan oleh HIV. Perkembangan penyakit HIV-AIDS terus menunjukkan
peningkatan, meskipun berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan terus
dilakukan.

HIV AIDS merupakan penyakit yang

termasuk dalam kategori “New

Emerging Disease”. Perkembangan penyakit HIV/ AIDS sampai saat ini terus
menunjukkan peningkatan yang signifikan. Sehingga HIV dan AIDS menjadi masalah
darurat global. Hal ini antara lain disebabkan makin tingginya mobilitas penduduk
antar wilayah, menyebarnya sentra pembangunan ekonomi, meningkatnya perilaku
seksual yang tidak aman, serta meningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui jarum
suntik tidak steril di sub-populasi pengguna napza suntik (penasun), sementara
penularan melalui hubungan seksual berisiko tetap berlangsung. Perkembangan
penyakit HIV/AIDS di wilayah Kota Mojokerto berjalan seiring dengan peningkatan
mobilitas penduduk dan ditunjang dengan wilayah Kota Mojokerto sebagai kota
”Hinterland” atau penyangga ibukota Propinsi Jawa Timur, yaitu Kota Surabaya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi HIV/AIDS ?
2. Bagaimana epidemiologi HIV/AIDS di Mojokerto ?
3. Apa penyebab HIV/AIDS ?
4. Bagaimana perjalanan Infeksi HIV/AIDS ?
5. Bagaimana penularan HIV/AIDS ?

6. Orang yang berisiko terserang HIV/AIDS ?
7. Apa Tanda dan Gejala HIV/AIDS ?
8. Bagaimana pemeriksaan diagnostik HIV/AIDS ?
9. Bagaimana penetalaksanaan medis HIV/AIDS ?
1

10. Bagaimana pencegahan HIV/AIDS ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi HIV/AIDS
2. Mengetahui epidemiologi HIV/AIDS di Mojokerto
3. Mengetahui penyebab HIV/AIDS
4. Mengetahui perjalanan Infeksi HIV/AIDS
5. Mengetahui penularan HIV/AIDS
6. Mengetahui Orang yang berisiko terserang HIV/AIDS
7. Mengetahui Tanda dan Gejala HIV/AIDS
8. Mengetahui pemeriksaan diagnostik HIV/AIDS
9. Mengetahui penetalaksanaan medis HIV/AIDS
10. Mengetahui pencegahan HIV/AIDS

2


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi HIV/AIDS
Human Imunodeficiency Virus (HIV) adalah sejenis retrovirus yang termasuk
dalam family lintavirus, retrovirus memiliki kemampuan menggunakan RNA nya dan
DNA penjamu untuk membentuk virus DNA dan dikenali selama masa inkubasi yang
panjang. Seperti retrovirus lainnya HIV menginfeksi dalam proses yang panjang
(klinik laten), dan utamanya penyebab munculnya tanda dan gejala AIDS. HIV
menyebabkan beberapa kerusakan sistem imun dan menghancurkannya. Hal ini
terjadi dengan menggunakan DNA dari CD4+ dan limfosit untuk mereplikasikan diri.
Dalam proses itu, virus tersebut menghancurkan CD4+ dan limfosit (Nursalam 2007).
Human

immunodeficiency

virus

(HIV)


adalah

penyebab

acquired

immunodeficiency syndrome (AIDS). Virus ini terdiri dari dua grup, yaitu HIV-1 dan
HIV-2. Kedua tipe HIV ini bisa menyebabkan AIDS, tetapi HIV-1 yang paling
banyak ditemukan di seluruh dunia, dan HIV-2 banyak ditemukan di Afrika Barat.
Virus HIV diklasifikasikan ke dalam golongan lentivirus atau retroviridae. Genom
virus ini adalah RNA, yang mereplikasi dengan menggunakan enzim reverse
transcriptase untuk menginfeksi sel mamalia (Finch, Moss, Jeffries dan Anderson,
2007 ).
AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) gambaran berbagai gejala dan
infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan
infeksi virus HIV (Brooks, 2009). Virus HIV ini akan menyerang sel-sel sistem imun
manusia, yaitu sel T dan sel CD4 yang berperan dalam melawan infeksi dan penyakit
dalam tubuh manusia. Virus HIV akan menginvasi sel-sel ini, dan menggunakan
mereka untuk mereplikasi lalu menghancurkannya. Sehingga pada suatu tahap, tubuh
manusia tidak dapat lagi mengatasi infeksi akibat berkurangnya sel CD4 dan rentan

terhadap berbagai jenis penyakit lain. Seseorang didiagnosa mengalami AIDS apabila
sistem pertahanan tubuh terlalu lemah untuk melawan infeksi, di mana infeksi HIV
pada tahap lanjut (AVERT, 2011).
Jadi AIDS (Acquired Immunodeficiency Svndrome atau Acquired Immune
Deficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena
3

rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV. Sedangkan HIV
(Human Immunodeficiency Virus) yaitu virus yang menurunkan kekebalan pada tubuh
manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentang terhadap sembarang
infeksi ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat
memperlambat laju perkembangan virus. namun penyakit ini belum benar-benar bisa
disembuhkan.
HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung
antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh
yang mengandung HIV, seperti darah air mani, cairan vagina, cairan preseininal, dan
air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun
oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama
keharnilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan
tersebut.
2.2 Epidemiologi HIV/AIDS di Mojokerto
Jumlah penderita HIV(+) di Kota Mojokerto dari tahun 2003 hingga tahun
2010 berturut-turut sebanyak 6 Orang (2003); 7 orang (2004); 15 orang (2005); 2
orang (2006); 43 orang (2007); 56 orang (2008); 55 orang (2009) dan sampai dengan
tahun 2010 sebanyak 43 orang. Adapun jumlah kumulatif penderita sampai dengan
tahun 2010 berjumlah 227 orang.
Jumlah Kumulatif Penderita HIV/AIDS di Kota Mojokerto Tahun 2003 – 2010

4

Sumber: Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, 2010
Sedangkan Kasus penderita HIV-AIDS yang ada di Kabupaten Mojokerto
tahun 2009 – 2013, dapat dilihat dari diagram dibawah ini :

Penderita HIV/AIDS di Kabupaten Mojokerto Tahun 2009 – 2013
Jumlah kasus HIV/AIDS tahun 2013 sudah dapat dilihat secara terpisah, yaitu
kasus HIV sebanyak 88 jiwa dan AIDS sebanyak 39 jiwa. Dimana kasus HIV lakilaki sebanyak 45 jiwa dan perempuan sebanyak 43 jiwa. Kasus AIDS laki-laki
sebanyak 24 jiwa dan perempuan sebanyak 15 jiwa. Jumlah kematian akibat AIDS
sebanyak 15 jiwa pada tahun 2013.
Terjadi peningkatan kasus dari tahun 2012 ke tahun 2013, hal ini
menunjukkan bahwa semakin besar kasus HIV-AIDS, selain itu pesatnya jumlah
kasus juga didasarkan dengan adanya mobil layanan keliling untuk tes darah secara
sukarela, sehingga penemuan penderita HIV cepat terdeteksi. Untuk penanganan
kasus HIV/AIDS bekerjasama dengan klinik VCT RSUD Prof. Dr. Soekandar
Mojosari dan UPIPI RS Dr. Soetomo Surabaya.
Hasil skrining yang dilakukan di unit transfusi darah PMI Kabupaten
Mojokerto selama tahun 2013 menunjukkan jumlah pendonor sebesar 15.878
diantaranya 9.853 laki-laki dan 6.025 perempuan, dan sampel darah yang diperiksa
100%.
Kasus kematian pada pasien HIV terus meningkat, namun diharapkan dengan
pemberian anti retrovirus, kematian pasien HIV dapat ditekan dan diharapkan usia
hidup serta kualitas hidup akan meningkat.
2.3 Etiologi HIV/AIDS
5

AIDS disebabkan oleh virus yang disebut Human Immunodeficiency Virus
(HIV ) yang berupa agen viral yang dikenal dengan retrovirus yang ditularkan oleh
darah dan punya afinitas yang kuat terhadap limfosit T.
Diketahui terdapat dua jenis virus HIV-1 dan HIV-2. Sering ditemukan di
Amerika Serikat. Sedankan HIV-2 ditemukan terutama di Afrika Barat. HIV-1
pertama kali di identifikasi pada awal 1980-an. Virus ini adalah suatu retrovirus yang
berarti bahwa ia terdiri dari untai tunggal RNA virus yang masuk dalam anti sel
pejamu dan ditranskripsikan ke dalam DNA pejamu. Transipsi virus kedalam DNA
pejamu mulai langsung berkerja suatu enzim spesifik yang disebut reserve
transciptase yang dibawa oleh virus kedalam sel setelah menjadi bagian dari DNA
pejamu, virus beraplikasi dan bermutasi selama beberapa lahun dan, secara perlahan
tetapi tetap menghasilkan sistem imun.
2.4 Perjalanan Infeksi HIV
Seseorang yang terjangkit HIV dapat tetap tidak memperlihatkan gejala
(asimtomatik) selama bertahun-tahun. Selama ini jumlah sel T4 dapat berkurang dari
sekitar 1000 sel per ml darah sebelum infeksi menjadi sekitar 200 sampai 300 per
darah 2-10 tahun setelah infeksi. Sewaktu sel T4 mencapai kadar gejala infeksi
misalnya infeksi jamur oportunistik atau timbulnya herpes zoster (cacar ular), muncul
jumlah T4 kemudian menurun karena timbulnya penyakit baru akan nrenyebabkan
virus berproliferasi. Akhirnya terjadi infeksi yang parah. Seseorang didiognosis
mengidap AIDS apabila dihitung sel T4 jatuh dibawah 200 sel per ml, atau apabila
terjadi infeksi oportunistik, kanker atau demensis AIDS.
Inefksi virus

2-3 minggu

sindrom retroviral akut

menghilang + seroconversi
8 tahun (dinegara berkembang lebih pendek)

2-3 minggu

infeksi kronis HIV – asintomatik
Infeksi HIV / AIDS sintomatik

kematian.
Pejalanan penyakit infeksi HIV tanpa terapi antri retrovikal

6

gejala
rata-rata

rata-rata 1,3 tahun

Kejadian awal yang timbul setelah infeksi HIV disebut sindrom retroviral atau
acute retroviral syndrome. Syndrome retroviral akut diikuti oleh penurunan CD4
(dalam gambar tampak seabagao garis yang ditandai dengan kotak hitam) dan
peningkatan kadar RNA-HIV dalam plasma (viral load = dalam gambar tampak
sebagai garis yang ditandai dengan segitiga hitam). Hitung CD4 secara perlahan akan
menurun dalam waktu beberapa tahun dengan laju penurunan CD4 yang lebih cepat
pada 1,5 – 2,5 tahun sebelum pasien jatuh dalam keadaan AIDS. Viral load akan
meningkat dengan cepat pada awal infeksi dan kemudian turun sampai suatu titik
tertentu. Dengan berlajutnya infeksi, viral load secara perlahan meningkat. Pada fase
akhir penyakit akan ditemukan hitung sel CD4 < 200 / mm3 , diikuti timbulnya infeksi
opportunistic, munculnya kanker tertentu, berat badan menurun secara drastic dan
munculnya komplikasi neurologist.Pada pasien tanpa pengobatan ARF rata-rata
kemampuan bertahan setelah CD4 turun < 200 /mm3 adalah 3,7 tahun
Secara klinis gambaran yang terliaht terbagi dalam 4 tahap urutan, dan ini
sejalan dengan perubahan fungsi imunitas dan aktivitas virus di dalam tubuh orang
yang terinfeksi. Keempat urutan tahap yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Tahap infeksi primer (primeri infection)
Terjadi setelah beberapa minggu dari saat infeksi, dan ditandai dengan gejala
demam,
rasa sakit
pada

7

tenggorokan, sakit kepala, fotofobia, rasa lemas dan lesu, pembesaran kelenjar limfe,
dan bercak makulopapular pada kulit. Berlangsung sekitar 1-2 minggu, dan terlihat
pada sekitar 70% pengidap. Anti bodi tes negative, periode ini disebut dengan periode
window periode.
2. Tahap infeksi dini (early infection)
Tahap ini merupakan masa laten dari virus dan lamanya berlangsung beberapa
tahun sampai 5/10 tahun. Pada tahap ini pengidap pada umumnya tanpa gejala,
kecuali bebrapa dengan pembesaran kelenjar limfe secara umum. Pada tahap ini julah
sel limfosit –T relative masih stabil dan antigen-HIV tidak dapat dikesan dalam serum
darah pengidap. Keadaan ini menggambarkan bahwa derajat aktivitas virus HIV
rendah. Pada periode ini ada yang menyebut dengan tahap seroconvertion.

3. Tahap simtomatik
Tahap ini ditandai dengan munculnya kembali antigen-HIV dan turunya
limfosit-T. Dengan turunya jumlah sel limfosit T4, maka derajat kompetensi imunitas
tubuh menjadi turun dan pengidap menjadi sangat rentan terhadap berbagai serangan
infeksi yang ringan sekalipun. Infeksi yang terjadi biasanya multiple dan rekulen
(berulang-ulang) serta resisten (rentan) terhadap obat yang biasa digunakan.
Gangguan muko-kutan (selaput lendir kulit) seperti kandidiasis di mulut, folikulitis,
dan dermatitis seboroik.
4. Tahap AIDS
Tahap ini ditandai dengan timbulnya infeksi oportunistik dan neoplasma, dan
penderita dalam sakit berat dengan angka kematianya yang tinggi. Tahap inilah yang
disebut sakit AIDS, yang berdasarkan pemeriksaan imunologis/laboratories terlihat
jelas turunya jumlah sel limfosit T4 yang bermakna.
2.5 Penularan HIV
HIV ditularkan dari orang ke orang melalui pertukaran cairan tubuh, termasuk
darah, semen cairan, vagina dan air susu. Urin dan isi saluran cerna tidak dianggap
sebagai sumber penularan kecuali apabila jelas tampak mengandung darah. Air mata,

8

air Iiur, dan keringat mungkin mengandung virus tetapi jumlahnya diperkirakan
terlalu rendah untuk menimbulkan infeksi.
Beberapa kegiatan yang dapat menularkan HIV yaitu :
1. Hubungan seksual yang tidak aman (tidak menggunakan kondom ) dengan
orang yang telah terinfeksi HIV
2. Penggunaan jarum suntik, tindik, tato yang dapat menimbulkan luka dan tidak
disterilkan, dipergunakan secara bersama-sama dan sebelumnya telah
digunakan oleh orang yang terinfeksi HIV
3. Melalui transfusi darah yang terinfeksi HIV
4. Ibu hamil yang terinfeksi HIV pada anak yang dikandungnya pada saat :
a. Antenatal yaitu saat bayi masih berada dalam rahim, melalui plasenta
b. Intranatal yaitu saat prosses persalinan, bayi terpapar darah ibu atau
cairan vagina.
c. Post-natal yaitu setelah proses persalinan melalui air susu ibu
Kenyataanya 25-35% dari semua bayi yang dilahirkan oleh ibu yang sudah
terinfeksi dinegara berkembang tertular HIV, dan 90% bayi dan anak yang tertular
HIV tertular dari ibunya.
Menurut WHO (1996), terdapat beberapa cara dimana HIV tidak dapat
ditularkan antara lain:
5. Kontak fisik
Orang yang berada dalam satu rumah dengan penderita HIV/AIDS
(ODHA yaitu pengidap HIV atau AIDS. OHIDA (Orang hidup dengan HIV
atau AIDS) yakni keluarga (anak, istri, suami, ayah, ibu) atau teman-teman
pengidap HIV atau AIDS), bernapas dengan udara yang sama, bekerja maupun
berada dalam suatu ruangan dengan pasien tidak akan tertular. Bersalaman,
berpelukan maupun mencium pipi, tangan dan kening penderita HIV/AIDS
tidak akan menyebabkan seseorang tertular.
Dari keringat, ludah, air mata, pakaian, telepon, kursi toilet atau
melalui hal-hal sehari-hari seperti berbagi makanan, tidak akan menyebabkan
seseorang tertular.
6. Memakai milik penderita

9

Menggunakan tempat duduk toilet, handuk, peralatan makan maupun
peralatan kerja penderita HIV/AIDS tidak akan menular.
7. Digigit nyamuk maupun serangga dan binatang lainnya.
8. Mendonorkan darah bagi orang yang sehat tidak dapat tertular HIV.
Lebih dari 80% infeksi HlV diderita oleh kelompok usia produktif terutama
laki-laki, tetapi, proporsi penderita HIV perempuan cenderung meningkat. Infeksi
pada bayi dan anak, 90 % terjadi dari ibu pengidap HIV. Hingga beberapa tahun,
seorang pengidap HIV tidak menunjukkan gejala-gejala HIV, namun demikian orang
tersebut dapat menularkan kepada orang lain. Setelah itu berkembang dan
menunjukkan tanda-tanda atau gejala-gejala.
Masa inkubasi/masa laten sangat tergantung pada daya tahan tubuh masingmasing orang, rata-rata 5-10 tahun. Selama masa ini orang tidak memperlihatkan
gejala-gejala, walaupun jumlah HIV semakin bertambah dan sel T4 semakin
menururn. Semakin rendah jumlah sel T4, semakin rusak sistem kekebalan tubuh.
Pada waktu sistem kekebalan tubuh sudah dalam keadaan parah, seseorang
yang mengidap HIV/AIDS akan mulai menampakkan gejala-gejala AIDS.
2.6 Orang Yang Beresiko Terjangkit HIV
HIV dan AIDS dapat menyerang siapa saja. Namun pada kelompok rawan
mempunyai risiko besar tertular HIV penyebab AIDS, yaitu :
1. Orang yang berperilaku seksual dengan berganti-ganti pasangan tanpa
menggunakan kondom
2. Pengguna narkoba suntik yang menggunakan jarum suntik secara bersamasama
3. Pasangan seksual pengguna narkoba suntik
4. Bayi yang ibunya positif HIV
Orang-orang yang berisiko tinggi terinfeksi HIV adalah mereka yang bertukar
darah dengan orang terinfeksi. Hal ini berarti setiap orang yang terpajan darah yang
tercemar melalui transfuse atau jarum suntik yang terkontaminasi. Pajanan ke jarum
suntik yang tercemar dapat terjadi secara tidak sengaja di difasilitas pelayanan
kesehatan atau melalui tukar menukar jarum selama pemakaian obat intravenal (IV).
Resiko terinfeksi setelah tertusuk jarum terinfeksi secara tidak sengaja adalah sangat
rendah (