PROBLEMATIKA DALAM BELAJAR BAHASA INGGRI

PROBLEMATIKA DALAM BELAJAR BAHASA INGGRIS
Disusun oleh Endang Puji Rahayu
NIM 2014081139
I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di sekolah-sekolah Indonesia mata pelajaran bahasa Inggris sudah
lama diajarkan bahkan banyak lembaga pendidikan usia dini dan taman
kanak-kanak (TK) yang sudah mulai mengajarkan mata pelajaran Bahasa
Inggris. Ketika sekolah pada jaman dahulu, mata pelajaran Bahasa Inggris
baru diperoleh pada jenjang sekolah menengah pertama (SMP) dan
dilanjutkan di sekolah menengah atas (SMA) bahkan di perguruan tinggi
pun pada awal-awal tahun perkuliahan juga diberikan matakuliah bahasa
Inggris. Namun yang menjadi pertanyaan adalah mengapa para siswa dan
mahasiswa meski sudah diajarkan bahasa Inggris bertahun-tahun tidak
banyak yang mampu bercakap-cakap dan menulis dalam bahasa Inggris.
Padahal mereka cukup lama belajar bahasa Inggris di SMP selama
tiga tahun demikian pula di SMA, ditambah lagi ditingkat perguruan
tinggi, sehingga seorang lulusan perguruan tinggi telah belajar bahasa
Inggris tidak kurang dari tujuh tahun lamanya. Hanya sayang, para sarjana

tersebut amat jarang yang mampu membuat karya tulis dalam bahasa
Inggris yang baik sehingga dapat dimuat di jurnal ilmiah atau pun ke
media-media massa berbahasa Inggris. Dengan demikian timbul
pertanyaan, mengapa pengajaran bahasa Inggris di sekolah-sekolah dan
perguruan tinggi belum efektif untuk mengantarkan para siswa dan
mahasiswanya mampu mengusai bahasa Inggris secara aktif baik lisan
maupun tulisan? Dalam sistem pengajaran klasikal tradisional yang
diterapkan di Indonesia kemampuan guru menjadi faktor utama
keberhasilan suatu kegiatan pengajaran.
Guru piawai akan mampu mengantarkan anak didiknya menjadi
piawai pula dalam menguasai matapelajaran yang diajarkan. Penguasaan
bahasa Inggris siswa dan mahasiswa akan dapat terlihat apabila

dipraktekkan misalnya mampu bercakap-cakap dan menulis. Oleh karena
itu kecakapan mendengar dan mampu mengutarakan pendapat (listening
and presentation skills) mestinya menjadi bagian penting dalam
penyampaian matapelajaran oleh para guru untuk meningkatkan
kemampuan bercakap-cakap para siswa dengan mengunakan bahasa
Inggris. Demikian pula jika kita ingin meningkatkan kemampuan menulis
siswa maka guru harus melatih mereka memahami bacaan dan terampil

dalam menghasilkan karya tulis (reading comprehension & writing skills).
Sebenarnya para guru mengerti tentang hal tersebut, namun apa yang
menjadi kendala sehingga tetap saja siswa kurang cakap dalam berbahasa
Inggris? Bisa jadi salah satu antaranya adalah tidak tampak antusiasme
guru untuk secara "ngotot" terus menerus dan berkesinambungan melatih
siswa menggunakan bahasa Inggris, sehingga kualitas siswa dalam
menghasilkan karya tulis berbahasa Inggris masih jauh dari harapan.
Ketika masih siswa saya pun mengalami keterbatasan yang muncul dalam
pengajaran bahasa Inggris mulai dari keterbatasan waktu latihan, hingga
keterbatasan kualitas guru dalam berbahasa Inggris baik lisan maupun
tulisan. Dengan kondisi seperti ini konsekuensinya kualitas siswa dalam
berbahasa Inggris juga terbatas.
Guru tampak terpaku pada kurikulum yang ditetapkan dengan kerap
memberikan porsi teori, hafalan dan tes-tes obyektif, sementara porsi
latihan yang merupakan bagian penting dalam belajar bahasa kurang
banyak, sehingga hasil (achievement) yang diperoleh anak didik masih
minimal. Oleh karena itu kiranya pihak pemangku kepentingan perlu
menyikapi masalah lemahnya penguasaan bahasa Inggris para siswa ini
secara sungguh-sungguh agar segera dibenahi dan diatasi segala masalah,
kendala yang dihadapi. Belajar bahasa Asing khususnya bahasa Inggris

bagi siswa diperlukan untuk menggali ilmu pengetahuan yang ditulis
dalam bahasa Inggris disamping tentunya mampu berkomunikasi di forumforum internasional. Belajar bahasa Inggris tidak semata-mata hanya
menguasai bahasanya tetapi juga perlu dilatih keberanian dan kecakapan

dalam mempresntasikan karya-karya tulisnya di depan publik dan
khalayak yang lebih luas.
Dari titik ini maka kecakapan menyajikan pesan (presentation skills)
juga penting untuk diajarkan pada anak didik kita. Kepiawaian
berkomunikasi juga membutuhkan penguatan pada sisi-sisi kemampuan
interaksi dengan orang lain (interpersonal skills) dan mengendalikan aspek
dirinya (intra personal skills), sehingga belajar bahasa juga belajar
bagaimana meningkatkan soft skills anak didik. Tentunya, sebelum melatih
soft skills anak didik maka perlu dipastikan kualitas soft skills guru juga
berada dalam level yang mampu menularkan kecakapan-kecakapan
tersebut kepada anak didiknya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah :
1. Mengapa kemampuan Bahasa Inggris siswa masih rendah?
2. Apa kendala yang dihadapai dalam belajar Bahasa Inggris?
3. Bagaimana mengatasi kendala belajar Bahasa Inggris?

II.

ISI
A. Penyebab Kemampuan Bahasa Inggris siswa masih rendah
Dalam berbahasa inggris tidak terlepas dari kemampuan berbicara
(speaking). Siswa yang bagus dalam speaking bisa dikatakan memiliki
kemampuan bahasa inggris yang memadai. Akan tetapi siswa yang kurang
baik dalam speaking bisa dikatakan kemampuan bahasa inggrisnya belum
mencukupi.
Penyebab rendahnya kemampuan berbicara siswa, yaitu sebagai berikut :
 Sikap dan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran berbicara
bahasa Inggris rendah. Pada umumnya siswa merasa takut dan malu
saat ditugasi untuk tampil berbicara dan depan teman-temannya.
 Siswa kurang terampil sebagai akibat dari kurangnya latihan
berbicara bahasa Inggris.
 Siswa merasa malu untuk berbicara bahasa Inggris didepan umum,
karena takut dibilang sombong.

Pembelajaran kemampuan berbicara Bahasa Inggris yang dilakukan
kebanyakan guru dapat dikatakan masih sederhana atau konvensional

(ceramah). Metode pembelajaran berbicara yang sering digunakan adalah
metode penugasan secara individu sehingga banyak menyita waktu.
Pembelajaran Bahasa Inggris hanya 4 jam pelajaran dalam satu minggu.
Untuk keterampilan berbicara, diperlukan metode pengajaran yang lebih
menekankan pada aktivitas belajar aktif dan kreatifitas para siswa selama
proses pembelajaran berlangsung.Hal ini diperkuat oleh pendapat Nurhatim
(2009) yang mengatakan bahwa penggunaan suatu metode memiliki arti
penting sebagai variasi pembelajaran dengan tujuan siswa dapat mengikuti
aktivitas

pembelajaran

di

kelas

yang

menyenangkan


dan

tidak

membosankan.
B. Kendala Yang Dihadapi dalam Belajar Bahasa Inggris
Bahasa Inggris masih menjadi mata pelajaran yang dianggap cukup sulit
oleh sebagian besar siswa. Berikut ini beberapa kendala yang dihadapi oleh
para siswa dalam belajar Bahasa Inggris.
 Jarangnya guru berbicara dengan Bahasa Inggris di dalam kelas.
Hal ini dirasakan menghambat oleh para siswa karena menurut
mereka, mereka jadi tidak terbiasa mendengar orang lain berbahasa
Inggris.
 Pelajaran terlalu ditekankan pada tata bahasa (dan bukan pada
percakapan), tetapi siswa jarang diberi arahan mengenai bagaimana
dan apa fungsi dari unsur-unsur tata bahasa yang mereka pelajari
tersebut.
Berdasarkan hasil tes siswa, terlihat bahwa rata-rata siswa
menguasai pola-pola tata bahasa Inggris (misalnya struktur untuk
simple present tense, dan lain-lain) tetapi, siswa tidak mengetahui

kapan

struktur

tersebut

harus

digunakan

dan

bagaimana

pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari. Ini merupakan hal
yang sangat luar biasa karena Bahasa Inggris, sama halnya seperti

Bahasa Indonesia, akan lebih bermanfaat jika dapat digunakan dan
diaplikasikan meskipun secara tata bahasa siswa tidak terlalu
menguasainya. Bukan berarti bahwa pembelajaran tata bahasa ini

tidak penting, tetapi perlu sekali teori-teori tersebut dikaitkan
dengan kehidupan sehari-hari.
 Kosa kata yang diajarkan tidak terlalu berguna dalam percakapan
sehari-hari. Banyak siswa yang mengeluhkan bahwa kata-kata yang
diberikan oleh guru Bahasa Inggris di sekolah terlalu bersifat teknis,
misalnya

mengenai

industrialisasi,

reboisasi,

dan

lain-lain,

sementara siswa tetap saja mengalami kesulitan untuk mengartikan
kata-kata yang banyak digunakan pada film, majalah, dan situs-situs
internet berbahasa Inggris. Bahkan kadang-kadang, siswa sangat

hapal istilah-istilah Bahasa Inggris untuk bidang politik (seperti
misalnya reformation, globalization, dan lain-lain) tetapi tidak dapat
menyebutkan benda-benda yang biasa mereka pakai sehari-hari
dalam Bahasa Inggris (misalnya celengan, selokan, dan lain-lain).
Beberapa kalangan siswa bahkan mengatakan bahwa dengan kosa
kata seperti yang dipelajari di sekolah tidak mungkin siswa dapat
memulai percakapan dengan orang asing dengan menggunakan
Bahasa Inggris. Mungkin ada benarnya juga, tidak mungkin
tentunya kita tiba-tiba mengajak orang yang baru kita kenal untuk
mendiskusikan industrialisasi, misalnya.
 Materi pelajaran Bahasa Inggris di SMP dan SMU tidak
berkesinambungan Para siswa menyatakan bahwa sering terjadi
pengulangan materi (seperti misalnya tenses) yang telah diajarkan
di SMP di tingkatan SMU, tetapi tetap saja fungsi dan
pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari kurang jelas.
C. Solusi Mengatasi Kendala Belajar Bahasa Inggris
Kendala belajar Bahasa Inggris bukan sesuatu hal yang sulit diatasi jika
guru menemukan metode yang pas. Dengan metode dan strategi yang tepat
bahasa Inggris akan terasa mudah dan menyenangkan. Bahasa Inggris


dianggap sulit karena dalam bahasa Inggris terdapat kosakata yang banyak
dan penggunaan kosakata tersebut harus mengikuti aturan tata bahasa atau
dalam bahasa Inggris biasa disebut grammar. Solusi dalam belajar bahasa
Inggris yang terlihat sulit dipecahkan adalah dengan menerapkan rumus 33.
Dengan

rumus

33,

kosakata

apapun

akan

mudah

diingat


dan

penggunaannya akan lebih praktis. Tidak perlu ragu untuk penggunaan
kosakata dalam bentuk simple tense, past tense, atau present tense. Rumus
33 membantu kita dalam menentukan jenis kosa kata yang digunakan
apakah Ving yang dipakai, V1, V2 atau V3.
III.

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dapat disimpulkan sebagai berikut.
a. Penyebab rendahnya kemampuan bahasa inggris dipengaruhi oleh
rendahnya kemampuan speaking siswa.
b. Kendala yang dihadapi siswa dalam belajar bahasa inggris dipengaruhi
oleh banyak faktor, salah satunya kesulitan siswa tentang grammar.
c. Solusi

dalam

belajar

menggunakan rumus 33.

bahasa

inggris

tentang

grammar

bisa