RASIONALISASI PENGENDALIAN DIRI DALAM ME (1)

RASIONALISASI PENGENDALIAN DIRI DALAM
MENGHADAPI MASALAH SOSIAL
A. PENDAHULUAN
Mencermati fakta dan realita yang terjadi sekarang ini, siswa menunjukkan
sikap dan prilaku yang tidak terpuji seperti perkelahian antar pelajar, bahkan sebagai
anggota masyarakat penodongan sampai penganiayaan dan pembunuhan. Hal ini
diperkuat dengan adanya di kalangan siswa yang berbuat anarkis, siswa yang
berkata kasar, menantang guru dan tidak hormat, kecenderungan melanggar disiplin
sekolah dan lain sebagainya. Kondisi ini menunjukkan bahwa siswa yang
berperilaku demikian di samping tidak bermoral juga siswa tersebut menunjukkan
punya masalah sosial dalam menjalani kehidupan ini.
Kenyataan lain ada orang yang kelihatannya selalu gembira dan bahagia.
Walau apapun keadaan yang dihadapinya, , tidak cocok dengan orang lain.
Disamping itu ada pula orang yang dalam hidupnya suka mengganggu, melanggar
hak dan ketentangan orang lain, suka mengadu domba, menfitnah, menyeleweng,
menganiaya, menipu dan sebagainya.
Dizaman reformasi dan globalisasi ini, tantanan kehidupan masyarakat
banyak mengalami perubahan. Perubahan ini terjadi diberbagai bidang kehidupan
yaitu dibidang politik, sosial dan budaya. Danpak positif dari era ini adalah
banyaknya peluang bagi masyarakat untuk mengembangkan dirinya seoptimal
mungkin. Kondisi ini mendorong masyarakat untuk terus berfikir, meningkatkan

kemanpuannya, dan tidak puas terhadap apa yang telah dicapainya saat ini.
Diantara dampak negative tersebut adalah banyaknya tantangan dan
masalah baru yang bermunculan dimasyarakat kita. Masalah itu adalah adanya
keresahan hidup dimasyarakat semangkin meningkat, adanya kecenderungan
pelanggaran disiplin secara terbuka oleh sebagian massyarakat dan adanya ambisi
yang berlebihan untuk memaksa kehendak adanya kecenderungan masyarakat lain
dari masalah, yang pada hakekatnya memicu terjadinya konflik dengan orang lain.
Tidak seorang pun yang tidak ingin menikmati ketenangan dan kebahagian
dalam hidup. Dan semua orang akan berusaha mencari kebahagian tersebut,
meskipun tidak semuanya dapat mencapainya, yang diinginkannya itu. Bermacam
sebab dan rintangan yang mungkin terjadi, sehingga banyak orang yang mengalami
kegelisahan, kecemasan dan ketidakpuasan. Keadaan yang tidak memungkinkan itu
tidak terbatas kepada golongan tertentu saja, baik kaya ataupun miskin, tua ataupun
muda, yang berpangkat ataupun rakyat biasa. Semua ini diperkaya lagi oleh
pengaruh-pengaruh dari luar seperti arus globalisasi dan informasi yang membuat
sesuatu itu lebih singkat, lebih dekat, lebih terbuka dan lebih mudah. Tapi dipegang
dan dipakai oleh orang-orang tanpa dilandasi dengan nilai-nilai religius yang kuat.
Di era ini, masyarakat ditantang dengan berbagai peluang sekaligus
ancaman baik dari dalam maupun dari luar negeri. Masyarakat harus terus berjuang
sebaik mungkin menghindari berbagai godaan dan ancaman yang akan

menghancurkan, sehingga mereka dapat eksis dan dapat menyesuaikan diri dengan
tuntutan reformasi dan globalisasi ini.
Agar masyarakat manpu menghadapi berbagai tantangan dan godaan
seperti manpu memanpaatkan peluang yang ada di era ini, salah satunya diperlukan
manusia yang handal yang akan memimpin diri mereka keluar dari berbagai krisis
dan kesulitan. Pemimpin masyarakat di era ini jauh lebih sulit dibandingkan dengan

pemimpin di era sebelumnya. Banyak tantangan dan ancaman yang akan dihadapi
pemimpin di era ini.
Sesungguhnya ketenangan hidup, ketentraman jiwa atau kebahagiaan
batin, tidak hanya tergantung pada factor-faktor eksternal saja seperti keadaan
sosial, ekonomi, politik dan kebiasaan, akan tetapi lebih tergantung kepada cara dan
sikap menghadapi factor-faktor tersebut. Kita tidak meniadakan pengaruh factorfaktor luar itu, karena memang ada pengaruhnya, tapi yang menentukan ketenangan
dan kebahagiaan hidup adalah mental yang sehat yang manpu mengendalikan diri,
mental yang sehat dan kemampuan mengendalikan diri itulah yang menentukan
tanggapan seseorang terhadap suatu persoalan.
Untuk itu disekolah, siswa perlu dibekali dengan berbagai kompetensi
pengendalian diri. Pribadi yang punya mental yang sehat dan manpu menyesuaikan
diri melalui suatu layanan yang disebut dengan bimbingan dan konseling. salah sayu
strategi bimbingan dan konseling yang perlu dimiliki siswa adalah untuk

mengembangkan kompetensi kepemimpinannya adalah strategi pengendalian diri.
Strategi pengendalian diri ini akan membekali siswa dalam menghadapi berbagai
godaan yang akan menghancurkan dirinya dan masyarakat. Siswa yang manpu
mengendalikan diri akan mampu mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada pada
dirinya dan manpu mengembangkan potensi-potensi dirinya. Seoptimal mungkin
siswa yang manpu mengendalikan diri akan dijadikan contoh dan teladan oleh
masyarakat yang ada disekitarnya.
B. PENGENDALIAN DIRI
1. Pengertian, Tujuan dan Strategi Pengendalian diri
Masyarakat sering tergoda untuk melakukan tindakan-tindakan yang akan
memberikan kepuasan sesaat namun akan sangat merugikan bahkan
menghancurkan masa depannya. Contoh-contoh tindakan ini antara lain :
a.
mencuri yang menyebabkan pelaku dipenjara
b.
Merokok yang menyebabkan pelaku menderita kanker
c.
Meminum alcohol yang menyebabkan pelakunya kehilangan kesadaran dan
lebih jauh lagi akan menyebabkan kehancuran otak.
d.

Menggunakan kartu kredit diluar kemampuan untuk membayarnya dengan
menyebabkan pelakunya banyak hutang
e.
Melakukan Seks bebas yang akan menyebabkan pelaku menderita penyakit
kelamin.
f.
Berpesta maupun besok mau ujian, yang menyebabkan pelakunya gagal
ujian
g.
Membeli mobil idaman dari pada menabung untuk masa tua atau pension,
yang menyebabkan pelakunya bersifat boros.
h.
Makan berlebihan daripada / mengatur makan untuk menjaga kesehatan,
yang menyebabkan pelakunya banyak menderita penyakit.
Contoh-contoh diatas adalah tindakan dari seseorang yang tidak manpu
mengendalikan diri. Kita berusaha untuk menghindari prilaku diatas dan kita
berusaha untuk manpu mengendalikan diri.
Dalam pandangan Zakia Darajat orang yang sehat mentalnya akan dapat
menunda buat sementara pemuasan kebutuhannya itu atau ia dapat mengandalkan
diri dari keinginan-keinginan yang bisa menyebabkan hal-hal yang merugikan. Lebih


lanjut Zaskia Darajat menjelaskan orang yang sehat mental, sanggup menunggu
adanya kesempatan yang memungkinkannya mencapai keinginannya itu. Tetapi jika
orang tidak manpu menghadapi rasa frustasi itu dengan cara-cara yang wajar, maka
ia akan berusaha mengatasinya dengan cara-cara lain tanpa mengindahkan orang
dan keadaan sekitarnya. Ciri-ciri orang yang sehat mentalnya dalam pandangan
penulis adalah orang yang manpu mengendalikan diri.
Menurut Logve, A.W Self Control as the Choise of the large more delayed
outcame. Logve dalam memaknai pengendalian diri lebih menekankan pada pilihan
tindakan yang akan memberikan manfaat dan keuntungan yang lebih luas dengan
cara menunda kepuasan sesaat (Choise are delay gratification immedial
gratification)
Dalam bahasa umum pengendalian diri adalah tindakan menahan diri untuk
tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang akan merugikan dirinya dimasa kini
maupun dimasa yang akan dating. Kerugian itu bentuknya macam-macam mungkin
sakit badan, sakit hati, bangkrut, gagal dalam mencapai cita-cita dan tidak dipercayai
oleh orang lain.
Dalam bahasa agama pengendalian itu adalah upaya untuk menjaga diri dari
perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama. Allah memerintahkan kepada kita
untuk menjaga diri dari keluarga kita dari api neraka . Api neraka ditafsirkan disini

sebagai sesuatu yang menyakitkan, merugikan dan menghancurkan. Disurat lain
Allah juga memerintahkan kita untuk tidak menjerumuskan diri kedalam lembah
kebinasaan dan kerusakan.
Agar kita dapat mengendalikan diri, kita hendaknya mampu mengendalikan hati
kita, sebab hati sangat berkuasa atas wawasan, fikiran dan tindakan seseorang
sebagai contoh ketika kemarahan memuncak, suasana hati seringkali berdetak tak
terkendali tekanan yang kian menumpuk terus membengkak hingga mencapai titik
batas dan terus menumpuk, mendekati titik kritis yang tak tertahankan. Akibatnya
persoalah kecil yang biasanya tidak menimbulkan masalah apa-apa akan berubah
menjadi persoalan serius yang sangat mengesalkan hati dan membuat kita resah
atau gusar. Puasa adalah melatih diri untuk mengendalikan diri kita.
Islam menyuruh kita untuk mengendalikan diri dalam menghadapi ujian dan
cobaan. Sebab dengan ujian dan cobaan menyebabkan manusia dengan mudah
tergelincir. Banyak orang mengaku muslim dan beriman, setelah diuji iman dan
agamanya oleh Allah dengan berbagai cobaan, ternyata ia lemah dan terjerumus
dalam lembah kesesatan. Adapun tujuan Allah memberikan ujian dan cobaan
kepada hambanya adalah :
1) Membersihkan dan memilih mana orang muknin yang sejati dan mana yang
munafik, mana emas murni dan mana emas palsu.
2) Mengangkat derajat dan menghapus dosa

3) Mengungkapkan hakekat manusia itu sendiri sehingga tampak jelas kesabaran
dan ketaatannya
4) Membentuk dan menempa kepribadiannya menjadi pribadi yang benar-benar
tahan menderita dan tahan uji.[v]
Dalam istilah lain, Islam juga mengenal istilah sabar. Sabar artinya tabah, tahan
cobaan. Orang yang sabar akan tahan tahan dan menerima hal-hal yang tidak
disenangi dan menyerah diri kepada Allah SWT.[vi] Kita diperintahkan untuk
senantiasa sabar, sebab apapun yang diberikan Allah kepada kita pasti ada
hikmanya. Kita hendaknya mengambil pelajaran dari setiap kejadian yang kita alami.
Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa orang yang sabar adalah orang yang
manpu mengendalikan diri dalam menerima ujian dan cobaan hidup.

Tujuan utama mengendalikan diri adalah memperoleh keberhasilan dan
kebahagiaan. Dilihat dari sudut agama, tujuan pengendalian diri adalah menahan diri
dalam arti yang luas. Menahan diri dari belenggu nafsu duniawi yang berlebihan dan
tidak terkendali atau nafsuh bathiniah yang tidak seimbang kesemuanya itu apabila
tidak diletakan pada yang benar akan menyebabkan suatu ketidakseimbangan hidup
yang berakhir pada kegagalan. Dorongan nafsu pisik atau batin secara berlebihan
akan menghasilkan sebuah rantai belenggu yang akan menutup asset yang paling
berharga dari diri manusia yaitu “God Spot”. God Spot adalah kejernihan hati dan

pikiran yang merupakan sumber-sumber suara hati yang selalu memberikan
bimbingan maha penting untuk keberhasilan, kemajuan, dan kebahagiaan manusia.
Dalam istilah Ahmad Amin suara hati (Consciense) adalah kekuatan
memerintah dan melarang kekuatan itu sebagai yang kita ketahui mendahului
perbuatan, mengiringinya dan menyusulnya. Dia mendahuluinya dengan memberi
petunjuk akan perbuatan wajib dan menakutinya dari kemaksiatan dan
mengiringinya dengan mendorong buat menyempurnakan perbuatan yang baik
dengan menahan diri dari perbuatan yang buruk, dan menyusulnya dengan gembira
dan senang waktu ditaati dan terasa sakit dan pedih dilangganya.
Suara hati ini kita rasakan seolah-olah yang timbul dari hati kita, perintah
kepada kita supaya melakukan kewajiban dan memperingatkan kita agar jangan
sampai menyalahinya, walaupun kita tidak mengharap-harap balasan atau takut
siksaan yang lahir. Seorang miskin yang mendapat barang dijalan, ia yakin bahwa
tidak ada yang melihatnya kecuali Allahnya dan kekuasaan undang-undang negeri
tidak akan mengenainya, kemudian ia sampaikan barang tersebut kepada
pemiliknya atau kepada pusat kepolisian, maka apakah yang mendorongnya berbuat
demikian ?. Jawabannya adalah suara hati.
Berdasarkan kutipan diatas jelas bagi kita bahwa suara hati sangat erat
kaitannya dengan pengendalian diri. Dengan mengikuti suara hati maka seseorang
harus manpu mengendalikan diri. Berikut ini adalah strategi pengendalian diri :

a) ingin terus kepadaAllah yang senantiasa mengatur diri kita.
b) berfikir terlebuh dahulu dengan menggunakan akal yang jernih keuntungan dan
kerugian bagi diri kita sebelum melakukan sesuatu
c) bertanya pada hati nurani kita yang paling dalam kebaikan dan keburukan yang
akan di timbulkan dari perbuatan kita.
d) Bersabar apabila kita terkena musibah
e) Kita bersabar dalam mengerjakan sesuatu yang di perintahkan Allah
f) Kita bersabar dalam menghindari sesuatu yang dilarang Allah
g) Kita bersyukur apabila mendapat nikmat
h) kita empati pada orang lain.
2. Manfaat Pengendalian Diri
Bukti ilmiah tentang manfaat mengendalikan diri ditulis oleh Daniel Golemen,
seorang ahli dan peneliti tentang kecerdasan emosi. Anak-anak berusia empat tahun
di Taman Kanak-Kanak Standford disuruh masuk kedalam sebuah ruangan seorang
demi seorang, sepotong marshmallow (manisan putih yang empuk) diletakan diatas
meja didepan mereka, “kalian boleh makan manisan ini jika mau, tetapi jika kalian
memakannya sekembali saya kesini, kalian berhak mendapatkan sepotong lagi”.
Sekitar empat belas tahun kemudian, sewaktu anak-anak itu lulus sekolah
lanjut tingkat atas (SMA), anak-anak yang dahulu langsung memakan manisan
dibandingkan dengan anak-anak yang manpu mengendalikan diri sehingga


mendapatkan dua potong menunjukan perkembangan sebagai berikut. Mereka yang
langsung memakan manisan dibandingkan mereka yang tahan menunggu (mampu
mengendalikan diri), cenderung tidak tahan menghadapi stres, muda tersinggung,
muda berkelahi, dan kurang tahan uji dalam mengejar cita-cita mereka.
Efek yang betul-betul tak terduga dari anak-anak yang mampu
mengendalikan diri. Anak-anak yang manpu menahan diri dalam ujian manisan,
dibandingkan dengan yang tidak tahan, memperoleh nilai yang lebih tinggi dalam
ujian masuk ke perguruan tinggi.
Ketika anak-anak dari Taman Kanak-kanak Stanford itu tumbuh menjadi
dewasa dan bekerja, perbedaan-perbedaan diantara mereka semangkin mencolok.
Di penghujung usia duapuluhan, mereka yang lulus ujian manisan ketika kanakkanak, tergolong orang yang sangat cerdas, berminat tinggi, dan lebih manpu
berkonsentrasi. Mereka lebih manpu mengembangkan hubungan yang tulus dan
akrab dengan orang lain, lebih handal dan lebih bertanggung jawab, dan
pengendalian dirinya lebih baik saat menghadapi frustasi.
Sebaiknya, mereka yang langsung memakan manisan sewaktu berusia
empat tahun, saat usia mereka hamper tiga puluh tahun, kemanpuan kognitif
mereka kurang dan kecakapan emosinya sangat lebih rendah disbanding kelompok
yang tahan uji. Mereka lebih sering kesepian, kurang dapat diandalkan, lebih mudah
kehilangan konsentrasi, dan tidak sabar menunda kepuasan dalam mengejar

sasaran. Bila menghadapi stress, mereka hamper tidak mempunyai toleransi atau
pengendalian diri. Mereka tidak luwes dalam menanggapi tekanan, bahkan sering
mudah meledak dan ini cenderung menjadi kebiasaan.
Kisa anak-anak dan manisan mengandung pelajaran yang lebih mendalam
tentang kerugian akibat ketidakmampuan mengendalikan diri. Bila kita berada
dibawa kekuasaan implus, agitasi, dan emosionalitas, kemampuan berpikir dan
bekerja kita merosot sekali. Ujian manisan ini membuktikan pentingnya ibadah
puasa yang diperintahkan oleh Tuhan yang Maha Kuasa.
Puasa tidak hanya berfungsi untuk menahan dan mengendalikan hawa nafsu
seperti makan dan minum atau nafsu amarah saja, tetapi juga mengendalikan fikiran
dan hati agar tetap berada pada garis orbit yang telah “digariskan” dalam prinsip
berfikir berdasarkan rukun iman. Disinilah sesungguhnya letak keunggulan puasa
yang tertinggi yaitu pengendalian diri agar selalu berada pada jalur fitrah, agar selalu
memiliki tingkat kecerdasan emosi yang tinggi.[x]
Puasa yang merupakan rukun islam ketiga sangat sarat dengan hikma dan
manfaat bagi kehidupan umat manusia. Diantara hikma puasa itu adalah mampu
mengendalikan diri dari perbuatan yang dilarang agama. Ibada puasa mendidik
orang-orang yang beriman untuk menahan diri dari lapar dan haus dan dari
perbuatan-perbuatan godaan-godaan syaitan: bayangkan saja dalam keadaan tanpa
pengawasan siapapun dari manusia namun tetap orang-orang yang beriman itu
tidak mau membatalkan puasanya (tidak makan,tidak minum dan tidak pula mau
melakukan sesuatu yang membatalkan ibadah puasa). Ibadah puasa bisa dijadikan
sebagai benteng diri dari berbagai godaan dan kenikmatan dunia.
Kalau dibandingkan hikmah puasa dalam mengendalikan diri dengan hasil
penelitian di atas, dapat dipahami bahwa orang yang dapat mengendalikan diri
diperkirakan akan mampu menghadapi tantangan, godaan dan rintangan. Mereka
juga diperkirakan akan mampu berkonsentrasi dalam bekerja. Seseorang yang
bekerja sedang berpuasa, mereka terlihat lebih konsentrasi dan lebih fokus pada
pekerjaan yang dilakukannya, karena fikiran pada waktu itu lebih jernih,lebih
tenang,dan lebih teliti. Di samping itu mereka lebih mampu mengembangkan

hubungan yang tulus dan akrab dengan porang lain, lebih handal dan lebih
bertanggungjawab dan pengendalian diri lebih baik pada saat menghadapi prestasi.
Frustasi adalah suatu proses yang menyebabkan orang merasa akan adanya
hambatan terhadap terpenuhinya kebutuhan-kebutuhannya atau menyangka bahwa
akan terjadi suatu hal yang menghalangi keinginannya. Dalam kondisi ini manusia
membutuhkan suatu dorongan diri yang memberikan arahan-arahan bagaimana ia
bisa menghadapi proses tersebut. Dan dalam kondisi kalau ia bisa mengendalikan
diri, maka tidak akan muncul prilaku-prilaku menyimpang yang merugikan dirinya
dan orang lain.
Seorang siswa yang mampu mengendalikan diri,akan melahirkan siswa yang
punya kepribadian. Kepribadian merupakan susunan sistem-sistem psikofisik yang
berada dalam diri individu dan menentukan penyesuaian-penyesuaian yang unik
terhadap lingkungannya. Keteladanan kita di dalam melaksanakan pekerjaan adalah
salah satu faktor penunjang adalah kepribadian yang utuh.
Siswa teladan yang memiliki kepribadian adalah mereka yang memiliki cirri
sebagai berikut :
a) Penampilan sesuai dengan profesi.
b) Memiliki sikap terbuka.
c) Memiliki pendirian yang teguh
d) Tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal negative.
e) Memiliki stabilitas emosi.
f) Toleransi terhadap sesama teman, atasan dan bawahan.
g) Bisa bergaul, ramah tamah dan tenggang rasa.
h) Tidak mudah frustrasi jika mendapatkan kesulitan.
Jadi singkatnya dengan pengendalian diri akan bermanfaat bagi
seseorang/siswa :
a. Dalammenghadapi tantangan, hambatan, godaan dan rintangan yang muncul
dalamsetiap aspek kehidupannya.
b. Membuat seseorang/siswa bisa mengembangkan hubungan yang tulus dan
akrab dengan orang lain, mampu beradaptasi dan berinteraksi dengan
lingkungan secara baik dan wajar.
c. Adanya rasa tanggungjawab dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepada
seseorang/siswa tersebut.
3. Mengenal potensi diri.
Agar kita dapat mengendalikan diri ke arah yang lebih baik,sehingga potensi
kita dapat berkembang seoptimal mungkin, maka terlebih dahulu perlu mengenal
dan memahami potensi diri. Manusia memiliki berbagai potensi atau kecerdasan.
Howard Gardner (1993) menyebutkan dengan istilah multiple Inteligences jamak
yang terdiri dari :
a.
Inteligensi musika yaitu kemampuan seseorang untuk mengubah
lagu, bernyanyi dan memainkan alat musik.
b.
Inteligensi badaniah yaitu kemampuan seseorang untuk menggunakan alat
tubuh (penari, aktor, ahli mimik, dll)
c.
Inteligensi
logika-matematik
yaitu
kemampuan
seseorang
untuk
menghafal,menghitung dan mengali pemikirang logis.
d.
Inteligensi berbahasa yaitu kemampuan seseorang untuk berbicara atau
menulis.

e.

Inteligensi ruang yaitu kemampuan seseorang melukis, memotret atau
mematung.
f.
Inteligensi antarpribadi yaitu kemampuan seseorang untuk berhubungan
dengan orang lain.
g.
Inteligensi intrapribadi yaitu kemampuan seseorang untuk mengelola
perasaan dan kesadaran diri sendiri.
h.
Inteligensi naturalis yaitu kemampuan seseorang untuk mengenal bendabenda di sekitarnya.
i.
Inteligensi spiritual yaitu kemampuan seseorang untuk memaknai
kehidupannya.
j.
Inteligensi ruhaniah yaitu kemampuan seseorang untuk mendengar hati
nuraninya atau bisikan kebenaran yang mengilhami dalam cara dirinya
mengambil keputusan atau melakukan pilihan berempati dan beradaptasi.
Setiap siswa mempunyai kesepuluh aspek inteligensi di atas. Namun
demikian kadar masing-masing aspek tersebut tidak sama. Ada siswa yang
menonjol pada inteligensi / kecerdasan. Spiritual dan emosional. Ada juga siswa
yang menonjol pada kecerdasan intelektual. Seswa dituntut untuk manpu
mengembangkan kecerdasan-kecerdasan yang dimilikinya secara optimal sehingga
mereka dapat merahi keberhasilan dan kebahagian . Cara untuk mengembangkan
itu adalah dengan cara belajar terus sepanjang hayat. Senada dengan penjelasan
diatas, Tohirin menegaskan bahwa inteligensi merupakan kecakapan yang tediri atas
tiga jenis, yaitu :
1) Kecakapan untuk mengetahui dan menyesuaikan diri kedalam stuasi yang baru
dengan cepat dan efektif
2) Mengetahui dan menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif
3) Mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
Inteligensi juga merupakan kemanpuan psiko-fisik untuk mereaksi ransangan
atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat .Dengan
demikian, inteligensi bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas
organ-organ tubuh lainya. Akan tetapi memang harus diakui bahwa peran otak
dalam kaitannya dengan inteligensi manusia lebih menonjol dari peran organ tubuh
lainnya, mengingat otak merupakan “menara control” hamper semua aktivitas
manusia,
Inteligensi besar pengaruhnya terhadap pemajuan dan hasil belajar. Dalam
stuasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat inteligensi tinggi akan lebih
berhasil dari siswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang rendah. Meskipun
demikian, siswa yang mempunyai tingkat inteligensi tinggi belum pasti berhasil
dalam belajar. Hal ini disebabkan karena belajar merupakan suatu proses yang
konpleks dengan factor yang mempengaruhinya, sedangkan inteligensi merupakan
salah satu factor yang lain. Jadi inteligensi adalah merupakan salah satu potensi
yang dimiliki oleh siswa yang harus dikembangkan lewat pendidikan pada umumnya
dan pelayanan bimbingan dan konseling pada khususnya.
Pelanyanan bimbingan dan konseling khususnya di sekolah berfungsi dalam
rangka mengungkapkan dan mengembangkan potensi, bakat, minat dan
kecenderungan siswa, seluruh potensi. Seluruh potensi, bakat, minat, dan
kecenderungan siswa haruslah dikembangkan secara tepat sejauh mungkin.
Sekolah harus menyajikan “lingkungan yang subur” dan memberikan kepada
mereka arah yang tepat untuk pertumbuhan dan perkembangan itu.
Pemahaman tentang potensi atau kekuatan siswa merupakan factor penting
dalam pemberian bantuan bimbingan dan konseling. Sebenarnya pemahaman

tentang siswa secara komprehensif merupakan titik tolak upaya pemberian bantuan
terhadap siswa. Sebelum seorang konseling atau guru pembimbing atau pihak-pihak
lain dapat memberikan layanan tertentu kepada klien/siswa, maka mereka perlu
terlebih dahulu memahami individu yang akan dibantunya itu.pemahaman tersebut
tidak hanya sekedar mengenal diri klien/siswa, melainkan lebih jauh lagi yaitu
pemahaman yang menyangkut latar belakang pribadi siswa, kekuatan(potensi) dan
kelemahan serta kondisi lingkungannya.
Setiap siswa sejauh mungkin mencoba untuk mewujudkan dirinya
sendiri.Segenap potensi yang ada pada dirinya perlu dikembangkan dan diarah
semaksimal mungkin. Untuk itu sekolah harus memberikan pertimbanganpertimbangan yang perlu diambil dalam pemberian arahan dan penyuburan
pertumbuhan dan perkembangan siswa, dan sekolah harus bisa melihat
sejauhmana disposisi siswa itu hendaknya dikembangkan dan sudah sejauh mana
perkembangan itu berjalan serta pelayanan yang merti diberikan.
4. Emosional Inteligence dan Emational Questiont
Orang sering menggunakan kata emosional questiont dan emotional
intelligence secara keliru. Mereka mengartikan kedua istilah itu sama yaitu
kecerdasan emosional. Padahal dilihat dari triminologi kedua istilah itu mempunyai
pengertian yang berbeda. Emational intelligence artinya kecerdasan emosional,
sedangkan emotional questiont artinya ukuranuntuk menunjukan kecerdasan
emosional.
Menurut Daniel Golemen, dalam kecerdasan emosional terdapat lima
konponen penting yang konbinasinya dari masing-masing komponen itu memiliki
nilai yang lebih penting daripada IQ. Elemen tersebut adalah kesadaran diri,
manajemen emosi, motivasi empati dan mengatur hubungan/relasi. Hasil
penelitiannya menunjukan bahwa orang yang memiliki hubungan dekat yang sangat
menjadi bintang ditempat kerjanya.
Selanjutnya, Daniel Golemen menunjukan bahwa kerugian pribadi akibat
rendahnya kecerdasan emosional adalah kesulitan dalam perkawinan dan mendidik
anak hingga ke buruknya kesehatan jasmani. Rendahnya kecerdasan emosional
dapat menghambat perkembangan intelektual dan menghancurkan karir.
Sehubungan dengan kecerdasan emosional ini Salovey menempatkan kecerdasan
pribadi dari Gardner dalam defenisi dasar tentang kecerdasan emosional yang
dicetusnya Salovey memperluas kemampuan ini menjadi lima wilayah utama, yaitu
mengenali emosi diri, mengelola emosi, motivasi diri sendiri, mengenali emosi orang
lain dan membina hubungan.
1) Mengenali emosi diri
Kesadaran diri yakni mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi
merupakan dasar kecerdasan emosional. Kemampuan untuk memantau perasaan
dari waktu ke waktu merupakan hal yang penting bagi pemahaman diri.
Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan kita yang sesungguhnya membuat
kita berada dalam kekuasaan perasaan. Orang yang memiliki keyakinan yang lebih
tentang perasaannya adalah pilot yang handal bagi kehidupan mereka, karena
mereka mempunyai kepekaan perasaan yang tinggi terhadap perasaan mereka
yang sesungguhnya dalam mengambil keputusan-keputusan yang sifatnya pribadi.
Dalam hal ini erat kaitannya dengan pengendalian suasana hati. Salah satu
manfaat puasa sebagai bentuk pelatihan untuk mengendalikan suasana hati.

Suasana hati sangatberkuasa atas wawasan, fikiran dan tindakan seseorang. Puasa
adalah suatu pelatihan untuk menolak serta menyingkirkan pikiran negative agar
bisa tetap positif dan produktif.
2) Mengelola emosi
Sholat adalah pelatihan menyeluruh untuk menjaga serta meningkatkan
kualitas kejernihan emosi dan spiritual. Dalam sholat makna dan tujuan hidup
ditanamkan didalamnya, sehungga terbangunlah kejelasan visi dan misi yang
membuat manusia mantap dalam menjalani setiap aktivitas hidup. Hati nurani sering
kali tertutup oleh berbagai belenggu yang menyebabkan orang menjadi buta hati dan
tidak mampu mengelola emosi. Hal ini menyebabkan seseorang tidak mampu lagi
mendengar informasi-impormasi penting dari dalam suara hatinya sendiri, dimana
dalam hal ini akan mengakibatkan seseorang menjadi tidak mampu lagi membaca
dirinya sendiri. Akibatnya ia sering terperosok kedalam berbagai belenggu dan tidak
mampu untuk memanfaatkan potensi diri maupun potensi lingkungannya.
Saat sholatlah sesungguhnya peringatan dini dan kesadaran diri akan arti
pentingnya kejenuhan hati dan pikiran untuk mengemukakan, karena kejenuhan
pikiran akan menjadi landasan penting bagi pembangunan kecerdasan emosi dan
spiritual seseorang.
Menangani perasaan agar perasaan itu dapat terungkap dengan tepat
tergantung pada kesadaran diri kemampuan ini meliputi kemampuan untuk
menghibur diri sendiri, melepas kecemasan, kemurungan dan ketersinggungan.
Orang-orang yang buruk kemampuannya dalam keterampilan ini akan terus
menerus bertarung melalui perasaan murung. Adapun mereka yang pintar dalam
keterampilan ini dapat bangkit kemballi dari kemerosotan dan kejatuhan hidupnya
dengan jauh lebuh cepat. Untuk itu dalam mengelola emosi ibadah sholat dan puasa
sangat besar peranannya.
3) Motivasi diri sendiri
Jangan sekali-kali meremehkan diri anda, karena anda telah cukup memiliki
modal tauhid adalahkepemilikan rasa aman infrinsik, kepercayaan diri yang sangat
tinggi, integritas yang sangat kuat, sikap bijaksana dan memiliki motivasi yang
sangat tinggi, yang semuanya dilandasi dan dibangun karena iman dan berprinsif
hanya kepada Allah serta memuliakan dan menjaga sifat Allah.
Menurut Me. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang
yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan di dahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan. Dari pengertian tersebut motivasi mengandung tiga elemen
penting yaitu terjadinya perubahan energi, munculnya rasa/feeling dan adanya
tujuan.
Kemudian dalam hubungannya dengan kegiatan bimbingan dan konseling yang
paling penting bagaimana menciptakan kondisi atau proses yang menggahirakan si
siswa untuk melakukan aktivitas yang bermanfaat bagi dirinya. Dalam hal ini barang
tentu peran konseling guru pembimbing sangat penting dan jauh lebih penting lagi
adalah bagaimana siswa itu bisa memotivasi dirinya dalam melakukan perubahanperubahan yang lebih baik dan maju.
Menata emosi dengan cara memotivasi diri, menguasai diri dan berkreasi
merupakan cara untuk mencapai tujuan. Selanjutnya kendali diri emosional,
menahan diri terhadap kepuasan sementara dan mengendalikan dorongan hati
merupakan landasan bagi keberhasilan dalam berbagai bidang.

4) Mengenali emosi orang lain
Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang
dipikirkan, dirasakan dan diinginkan oleh orang lain. Empati ini tergantung kepada
kesadaran diri emosional. Empati ini merupakan keterampilan dasar dalam bergaul.
Orang-orang yang empati akan lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang
tersembunyi dan mengisaratkan apa-apa yang dibutuhkan atau yang dikehendaki
orang lain.
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling, untuk menartk keterlibatan siswa,
guru pembimbing harus membangun hubungan yaitu dengan menjalin rasa simpati
dan empati serta saling pengertian. Hubungan akan membangun jembatan menuju
kehidupan bergahirah siswa, membuka jalan memasuki dunia baru mereka,
mengetahui minat-minat kuat mereka, berbagai kesuksesan puncak mereka dan
berbicara dengan bahasa hati mereka. Semua ini akan berpengaruh terhadap
kelancaran proses layanan bimbingan dan konseling.
5) Membina hubungan
Dalam Quantum Teaching, memberikan saran-saran untuk membangun
hubungan yaitu :
a. perlakuan siswa sebagai manusia sederajat
b. Ketahuilah apa yang disukai siswa, cara fakir mereka dan perasaan mereka
mengenal hal-hal yang terjadi dalam kehidupan mereka
c. Bayangkan apa yang mereka katakan kepada diri sendiri
d. Ketahui apa yang menghambat mereka untuk memperoleh hal yang benar-benar
mereka inginkan, jika tidak tahu tanyakanlah
e. Berbicara dengan jujur kepada mereka, dengan cara yang jelas dan halus
f. Bersenang-senang bersama mereka.
Seni membina hubungan, sebagian besar, merupakan keterampilan mengelola
emosi orang lain. Keterampilan ini akan menunjang popularitas kepemimpinan dan
keberhasilan hubungan antara pribadi, orang-orang yang hebatdalam keterampilan
ini akan sukses dalam bidang apapun yang mengandalkan pergaulan yang mulus
dengan orang lain. Mereka adalah bintang-bintang pergaulan.
Itulah kelima aspek yang menompang kecerdasan emosional. Kecerdasan
emosional ini penting dimiliki oleh siswa. Sebab mereka adalah calon pemimpin
masyarakat yang senantiasa akan berhubungan dengan anggota masyarakat yang
berasal dari latar belakang budaya yang beragam. Dengan kecerdasan emosional
yang tinggi ini para siswa diharapkan akan mampu mengelolah dirinya dan
masyarakatnya dengan lebih arif dan bijaksana.
C. MASALAH SOSIAL
Masalah sosial dapat diartikan sebagai persoalan-persoalan yang terjadi
dalam hubungan sosial. Dalam perkembangan individu dengan individu lain tidak
selamanya berjalan dengan mulus dan lancar, tapi ada kalanya terjadi kesenjangan
dan perbenturan anatara satu kepentingan dengan kepentingan lainnya. Keadaan ini
dapat teraktualiasi lewat cara beradaptasi, cara berkomuniukasi dan cara bertingkah
laku
Siswa sebagai individu akan menghadapui berbagai masalah tentunya
berbeda antara satu dengan yang lain. Konsekwensinya siswa akan memperoleh
jenis bimbingan yang berbeda pula sesuai dengaan jenis masalah yang

dihadapinya Masalah sosial itu yang dialami siswa itu antara lain masalah hubungan
dengan teman sebaya, hubungan dengan orang tua dan hubungan dengan
guru, hubungan dengan lingkungan bermacam-macam serta masalah dalam
berkomunikasi
Dalam bidang bimbingan sosial, pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah
berusaha membantu peserta didik mengenal dan berhubungan dengan lingkungan
sosialnya, yang dilandasi budi pekerti dan tanggung jawab kemasyarakatan dan
bernegara. . Bidang ini dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
a. Pengembangan dan pemantapan kemampuan berkomunikasi baik melalui
ragam lisan maupun tulisan secara efektif
b. Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, baik di
rumah, di sekolah mapun di masyarakat dengan menjunjung tinggi tatakrama ,
sopan santun serta nilai-nilai agama, adat, peraturan dan kebiasaan yang
berlaku
c. Pengembangan dan pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis, dan
produktif dengan teman sebaya, baik di sekolah yang sama, di sekolah lain, di
luar sekolah mapun masyarakat pada umumnya.
d. Pengenalan, pemahaman dan pemantapan tentang peraturan, kondisi dan
tuntutan sekolah, rumah dan lingkungan serta upaya dan kesadaran untuk
melaksanakannya secara dinamis dan bertanggung jawab
e. Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat serta
berargumen secara dinamis, kreatif dan produktif
Secara umum kita dapat melihat bahwa yang masalah sosial juga menyangkut
masalah penyesuaian diri.Individu harus dapat menyesuaikan diri dengan berbagai
lingkungan baik lingkungan sekolah keluarga maupun lingkungan masayrakat.
Penyesuaian diri merupakan hal yang sangat penting untuk dapat memenuhi
kebutuhan individu dengan segala macam kemungkinan yang ada dalam lingkungan
tersebut.
Proses penyesuaian diri dapat menimbulkan berbagai masalah terutama
masalah sosial yang terjadi pada diri indiviud itu sendiri. Jika individu dapat berhasil
memenuhi kebutuhannya sesuai dengan lingkungannya dan tanpa gangguan dan
kerugian bagi lingkungannya hal iini disebut dengan well adjusted penyesuaian diri
dengan baik. Dan sebaliknya jika individu gagal dalm proses penyesuaian diri
disebutmaladjusted atau salah suai.
Orang yang memiliki sikap iri hati, hasad, cemburu atau bermusuhan
merupakan respon yang tidak sehat. Sedangkan sikap persahabatan persahabatan,
toleransi dan memberi pertolongan merupakan respon yang sehat,.
Berdasarkan pengertian di atas, maka seseorang dapat dikatakan memiliki
penyesuaian diri yang sehat, yang normal yang baik apabila ia mampu memenuhi
dan mengatsi masalahnya secara wajar tidak merugikan dirinya dan lingkungannya
serta norma agama.
Penyesuaian diri yang normal ini memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Absence of excessive emotionality, terhindar dari ekspresi emosi yang berlebihan,
merugikan atau kurang mampu mengontrol diri
2. Absence of psychological mechanisme, terhindar dari mekanisme-mekanisme
psikologi , seperti rasionalisasi, agresi, kompensasi dan lain sebagainya.
3. Absence of the sence of personal frustation, terhindar dari perasaan prustasi atau
perasaan kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhannya
4. Rational deliberation and self-direction, memiliki pertimbangan dan penghargaan
diri yang rasional, yaitu mampu memecahkan masalah berdasarkan alternatif-

alternatif yang telah dipertimbangkan secara matang dan mengarahkan diri sesuai
dengan keputusan yang diambil
5. Ability to learn, mampu belajar, mampu mengembangkan kualitas dirinya,
khususnya yang berkaitan dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan atau
mengatasi masalah sehari-hari
6. Utilization of past experience, mampu memamfaatkan pengalaman masa lalu ,
bercermin ke masa lalu baik yang berkaitan dengan keberhasilan maupun
kegagalan untuk mengembangkan kualitas hidup yang lebih baik
7. Realistic, objective attitude, bersikap objektif dan realistin, mampu menerima
kenyataan hidup yang dihadapi secara wajar, mampu menghindari, merespon
situasi atau masalah sacra rasional, tidak didasari oleh prasangka buruk atau
negatif.
Sebaliknya penyesuaian diri yang menyimpang atau tidak noemal merupakan
proses pemenuhan kebutuhan atau upaya pemecahan masalah dengan cara-cara
yang tidak wajar atau bertentangan dengan norma yang dijunjung tinggi oleh
masyarakat. Dapat juga dikatakan bahwa penyesuaian diri yang menyimpang ini
adalah sebagai tingkah laku abnormal, terutama terkait dengan keriteria
sosiopsikologis dan agama, ini ditandai dengan respon-respon sebagai berikut:
a) Reaksi bertahan, mekanisme bertahan diri muncul dilatabelakangi oleh dasardasar psikologis, salah satunya seperti inferior. Inferior ini menimbulkan gejalagejala prilaku seperti peka, sangat senang dengan pujian, senang mengkritik
atau mencela aorang lain, kurang senang untuk berkompetisi, cenderung senang
meneyendiri, pemalu dan penakut. Berkembangnya sikap inferioritas ini
dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu:kondisi fisik ( lemah kerdil, cacat, tidak
berfungsi atau wajah yang tidak menarik ), psikologis ( kecerdasan di bawah
rata-rata, konsep diri yang negatif, frustadi), dan kondisi lingkungan yang tidak
kondusif hubungan interpersonal dalam kelaurga tidak harmonis, kemiskinan
dan perlakuan yang keras dari orang tua.
b) Reaksi menyerang atau agresi merupakan bentuk respon untuk mereduksi
ketegangan atau frustasi melalui media tingkah laku yang merusak, berkuasa
atau mendominasi. Agresi ini terefleksi dalam tingkah laku verbal dan non
verbal. Comtoh yang verbal: berkata kasar, bertengkar, panggilan nama yang
jelek \, kritikan yang tajam. Sementara contoh yang non verbal adalah menolak
atau melanggar peraturan, memberontak, berkelahi, mendominasi orang lain.
Agresi ini timbulk dilatarbelakangi oleh faktor fisik, psikis dan sosial
c) Rdeaksi melarikan diri dari kenyataan ( escape ). Bentuk reaksi ini seperti
berfantasi, melamun, minum-minuman keras, bunuh diri, menjadi pecandu
narkoba daan regresi. Reaksi ini disebabkan oleh faktor psikoligis dan
lingkungan keluarga
d) Penyesuaian yang patologis, atau disebut juag salah suai. Gejala-gejala salah
suai ini akan dimanifestasikan dalam bentuk tingkah laku yang kurang wajar
atau kelainan tingkah laku. Kalau gejala ini dibiarkan tentu akan menganggu baik
bagi individu itu sendiri maupun bagi lingkungan.
Dari berbagai masalah penyesuain diri di atas dan sekaligus juga merupakan
masalah sosial perlu adanya suatu usaha nyata untuk menanggulani gejala-gejala
tersebut, dalam hubungan pengendalian dirimempunyai peran yang cukup penting

C. KESIMPULAN
Pengendalian diri adalah merupakan sebuah strategis dalam bimbingan dan
konseling secara umum baik disekolah maupun diliar sekolah. Di sekolah strategi
pengendalian diri akan membekali siswa dalam menghadapi berbagai tantangan,
godaan yang akan menghancurkan dirinya dan masyarakatnya. Disamping itu orang
yang mampu mengendalikan diri akan mampu mengatasi kelemahan-kelemahan
yang ada pada dirinya dan mampu mengembangkan potensi-potensi dirinya
seoptimal mungkin. Dan pada akhirnya mereka mampu menjadi contoh dan
tauladan oleh masyarakat yang ada disekitarnya.
Dalam istilah agama pengendalian diri adalah upaya untuk menjaga diri dari
perbuatan-perbuatan yang dilarang agama, sedangkan tujuan utamanya adalah
dalam rangka mencapai keberhasilan, kemajuan dan kebahagiaan di dunia maupun
di akhirat.
Pengendalian diri dalam menghadapi masalah sosial sanagtlah penting ,
apalagi dalam menghadapi era globalisasi dan informasi ini. Arus globalisasi dan
informasi terkadang menyerat manusia cenderung bersikap individualitas dan
egoisenteris. Kondisi ini tentu mengabaikan dimensi-dimensi kemanusiaan, yang
salah satunya adalah dimensi sosialitas. Konsekwensinya pengendalian diri sangat
diperlukan. Pengendalian diri itu itu antara lain adalah dengan: ingat terus kepada
Allah, Sabar, bersukur, empati pada orang lain dan selalu berpikir dengan jernih
sebelum berbuat. Strategi pengendalian diri akan melahirkan manfaat yang besar
dalam menghadapi tantangan dan godaan, berkonsentrasi dalam bekerja, menjalin
silaturrahim dengan orang lain dan menjadikan manusia yang bertanggung jawab.
Pengendalian diri akan dapat diarahkan dengan baik dan benar apabila
didahului oleh pengenalan dan pemahaman terhadap potensi-potensi diri. Potensi
diri itu meliputi berbagai inteligensi atau kecerdasan yang perlu dikembangkan mulai
dari inteligensi musikal sampai ke inteligensi spiritual. Dalam penelitian ditemukan
bahwa salah satu kecerdasan/inteligensi manusia yaitu kecerdasan emosional
adalah kecerdasan yang termasuk banyak dalam menentukan keberhasilan
seseorang. Untuk itu disekolah khususnya siswa dituntut untuk mampu
mengembangkan kecerdasan-kecerdasan yang bimilikinya secara optimal sehingga
mereka dapat merahi keberhasilan dan kebahagiaan yaitu dengan cara
belajarsecara kontinitas (long live education).
Kecerdasan emosional itu mempunyai lima wilaya utama yaitu mengenali
emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain dan
membina hubungan. Dengan kecerdasan emosional yang tinggi diharapkan siswa
akan mampu mengendalikan diri dan mengelolah diringa dan masyarakatnya
dengan arif dan bijaksana.
http://boharudin.blogspot.com/2011/06/rasionalisasi-pengendalian-diri-dalam.html

BERPIKIR POSITIF
Kekuatan Berpikir Positif
Berpikir positif merupakan sikap mental yang melibatkan proses memasukan
pikiran-pikiran, kata-kata, dan gambaran-gambaran yang konstruktif (membangun)
bagi perkembangan pikiran anda. Pikiran positif menghadirkan kebahagiaan,
sukacita, kesehatan, serta kesuksesan dalam setiap situasi dan tindakan anda.
Apapun yang pikiran anda harapkan, pikiran positif akan mewujudkannya. Jadi
berpikir positif juga merupakan sikap mental yang mengharapkan hasil yang baik
serta menguntungkan.
Tidak semua orang menerima atau mempercayai pola berpikir positif.
Beberapa orang menganggap berpikir positif hanyalah omong kosong, dan sebagian
menertawakan orang-orang yang mempercayai dan menerima pola berpikir positif.
Diantara orang-orang yang menerima pola berpikir positif, tidak banyak yang
mengetahui cara untuk menggunakan cara berpikir ini untuk memperoleh hasil yang
efektif. Namun, dapat dilihat pula bahwa semakin banyak orang yang menjadi
tertarik pada topik ini, seperti yang dapat dilihat dari banyaknya jumlah buku, kuliah,
dan kursus mengenai berpikir positif. Topik ini memperoleh popularitas dengan
cepat.
Kita sering mendengar orang berkata: “Berpikirlah positif!”, yang ditujukan
bagi orang-orang yang merasa kecewa dan khawatir. Banyak orang tidak
menganggap serius kata-kata tersebut, karena mereka tidak mengetahui arti
sebenarnya dari kata-kata tersebut, atau menganggapnya tidak berguna dan efektif.
Berapa jumlah orang yang anda kenal, yang memiliki waktu untuk memikirkan
kekuatan dari berpikir positif?
-

Cerita berikut mengilustrasikan bagaimana kekuatan berpikir positif bekerja:

Beno mengajukan lamaran kerja, namun kepercayaan dirinya rendah, dan dia
menganggap dirinya gagal dan tidak layak memperoleh kesuksesan, ia merasa
yakin bahwa ia tidak akan memperoleh pekerjaan tersebut. Ia memiliki pikiran
negatif terhadap dirinya sendiri, dan percaya bahwa calon pegawai yang lain lebih
baik dan lebih memenuhi syarat dibandingkan dirinya. Beno memperoleh sikap ini
karena pengalaman buruk yang ia peroleh dari wawancara pekerjaan yang telah ia
ikuti sebelumnya.
Pikirannya dipenuhi dengan pikiran-pikiran negatif dan rasa takut atas
pekerjaan tersebut selama satu minggu penuh sebelum ia akan diwawancara. Ia
yakin ia akan ditolak. Pada hari wawancara ia bangun terlambat, rasa takutnya
menjadi kenyataan. Ia mendapati kemeja yang akan ia kenakan kotor, dan
kemejanya yang lain harus disetrika. Dan karena ia sudah terlambat, ia memutuskan
untuk mengenakan kemeja yang kusut.
Selama wawancara, ia merasa tegang, menunjukkan sikap negatif, khawatir
mengenai kemejanya, dan merasa lapar karena ia tidak memiliki cukup waktu untuk
sarapan. Semua hal ini menyebabkan pikirannya teralihkan dan sulit baginya untuk
fokus pada wawancara. Sikapnya secara keseluruhan menimbulkan kesa yang
buruk, dan sebagai akibatnya rasa takutnya menjadi kenyataan dan tidak
memperoleh pekerjaan tersebut.

Budi juga mengajukan lamaran atas pekerjaan yang sama, namun ia
menyikapinya secara berbeda. Ia merasa yakin bahwa ia akan memperoleh
pekerjaan tersebut. Satu minggu sebelum wawancara, ia sering memvisualisasikan
dirinya memperoleh pekerjaan tersebut.
Malam hari sebelum wawancara, ia menyiapkan pakaian yang akan ia
kenakan dan tidur lebih awal dari biasanya. Pada hari wawancara, ia bangun lebih
awal dari baiasanya, sehingga ia memiliki cukup waktu untuk sarapan, lalu tiba di
tempat wawancara sebelum jadwal.
Ia memperoleh pekerjaan tersebut karena ia berpikir positif terhadap hal-hal
yang ia lakukan. Tentunya ia juga memenuhi persyaratan untuk memperoleh
pekerjaan tersebut, sama halnya dengan Beno.
Apa yang bisa kita pelajari dari dua cerita tersebut? Apakah ada sihir yang
digunakan dalam cerita tersebut? Tidak, semuanya merupakan hal yang alami. Jika
kita memiliki sikap yang positif, sikap-sikap tersebut akan menghasilkan perasaanperasaan yang positif, gambaran-gambaran yang konstruktif, dan kita akan melihat
dalam mata pikiran kita apa yang kita inginkan. Hal ini akan memberikan
pencerahan, lebih banyak kekuatan, dan kebahagiaan. Diri anda juga akan
memancarkan kebaikan, kebahagiaan, dan kesuksesan. Bahkan pikiran positif juga
akan memberikan beragam manfaat bagi kesehatan anda. Kita berjalan tegak dan
suara kita lebih berwibawa. Bahasa tubuh kita menunjukkan perasaan kita.
Pikiran Positif dan Negatif Menular
Setiap dari kita mempengaruhi orang-orang yang kita temui, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Hal ini terjadi secara naluriah, dalam pikiran
bawah sadar anda, yang terpancar melalui pikiran dan perasaan, serta bahasa
tubuh kita. Orang di sekeliling kita dapat merasakan aura kita dan dipengaruhi oleh
pikiran kita, juga sebaliknya. Wajarkah jika kita ingin berada di sekitar orang-orang
yang positif dan menghindari orang-orang yang negatif? Orang lebih tergerak untuk
membantu kita jika kita bersikap positif, dan mereka tidak menyukai dan
menghindari siapapun yang bersikap negatif.
Pikiran-pikiran, kata-kata, dan sikap negatif akan menghasilkan mood serta
tindakan yang negatif dan tidak menyenangkan. Semua hal ini akan berujung pada
kegagalan, frustrasi, dan kekecewaan.
-

Instruksi-Instruksi Praktis

Untuk merubah pikiran anda menjadi positif, diperlukan latihan dan kemauan
untuk merubah diri anda karena sikap dan pola pikir tidak dapat berubah dalam
sekejap.
Simaklah topik berikut, pikirkan keuntungan yang akan anda peroleh dan
ajaklah diri anda untuk mencobanya. Kekuatan pikiran merupakan kekuatan dahsyat
yang selalu membentuk kehidupan kita. Proses pembentukkan biasanya dilakukan
di dalam pikiran bawah sadar kita, namun sangatlah mungkin untuk melakukan
proses tersebut secara sadar. Meskipun usulan tersebut terdengar cukup aneh;
cobalah untuk melakukannya, karena anda tidak akan merasa rugi; sebaliknya anda
akan memperoleh banyak hal. Acuhkan apapun pendapat orang lain tentang diri
anda ketika anda mengubah pola pikir anda.

Selalu visualisasikan situasi yang menguntungkan dan bermanfaat bagi anda.
Gunakan kata-kata positif dalam suara hati anda atau ketika anda berbicara dengan
orang lain. Tersenyumlah sedikit lebih banyak, karena senyuman akan membantu
anda untuk berpikir lebih positif. Abaikan perasaan malas atau keinginan untuk
berhenti. Jika anda bertahan, anda akan berubah pola pikir anda.
Saat pikiran negatif memasuki pikiran anda, anda harus mewaspadainya dan
menggantikan pikiran tersebut dengan pikiran yang lebih konstruktif. Pikiran negatif
akan mencoba memasuki pikiran anda lagi, dan sekali lagi anda harus
menggantikannya dengan pikiran positif. Seakan-akan anda dua gambar di depan
anda, dan anda memilih untuk melihat salah satu gambar tersebut dan mengabaikan
gambar yang lain.
Jika tiba-tiba merasakan perlawanan dari dalam diri anda ketika anda
berusaha mengganti pikiran-pikiran negatif tersebut, jangan menyerah. Tetap
fokuskan diri anda pada pikiran-pikiran yang positif dan menyenangkan.
Terlepas dari keadaan anda saat ini, berusahalah untuk berpikirlah positif.
Pikirkan hasil serta situasi yang menguntungkan anda, dan keadaan akan berubah
sesuai dengan pikiran anda. Perubahan ini tentunya membutuhkan waktu, namun
pada akhirnya perubahan akan terjadi.
Metode lain yang bisa anda lakukan adalah melakukan afirmasi berulang kali.
Afirmasi merupakan metode yang menyerupai visualisasi, secara lebih kreatif, dan
keduanya bisa digunakan secara bersamaan.
Langkah – langkah agar selalu berpikir positif :
a. Jadilah optimis dan mengharapkan hasil yang baik dalam segala situasi.
b. Cari alasan untuk tersenyum lebih sering.
c. Visualisasikan hanya apa yang Anda inginkan terwujud
d. Libatkan diri Anda dalam kegiatan rekreasi menyenangkan.
e. Baca dan kutipan yang inspirasional.
f. Ikuti gaya hidup sehat. Olahraga setidaknya tiga kali seminggu.
g. Bergaulah dengan orang yang selau berpikir positif.
Belajar berpikir positif dapat kita lakukan dimana-mana, di setiap
langkah kehidupan yang harus kita lalui. Semakin kita mau belajar untuk berpikir
positif dan tetap berusaha berpikir positif, maka itu sama artinya kita telah
mengembangkan kualitas diri kita tanpa harus kita membuat kesalahan yang tidak
perlu kita lakukan.
Bagaimanakah caranya agar seseorang dapat menerapkan konsep berpikir
positif dalam kehidupan?
Pada dasarnya, ada sejumlah point yang harus dipelajari :
1. Belajarlah untuk berpikir kritis, dimana kita harus mempertimbangkan adanya
hal-hal yang membentuk suatu masalah dari berbagai sisi.
Contohnya : dengan tidak mudah menerima adanya informasi atau berita yang
tidak atau belum pasti kebenarannya. Pola berpikir kritis juga kita terapkan
terhadap pendapat, tanggapan, atau pandangan orang lain, dimana sikap kritis
tersebut bermanfaat untuk memberikan perbandingan apakah alur pemikiran kita
sudah benar atau belum.
2. Sebelum bertindak atau mengambil keputusan, berpikirlah terlebih dahulu.
Jangan bertindak atau mengambil keputusan terlebih dahulu, baru memikirkan
kenapa kita bertindak atau membuat keputusan demikian.
3. Bersikaplah terbuka terhadap segenap pendapat atau masukan dari oran