PROPOSAL PENELITIAN MANAJEMEN PEMASARAN DI
PROPOSAL PENELITIAN MANAJEMEN PEMASARAN - PENGARUH MEREK DAN IKLAN
TERHADAP PERILAKU KONSUMEN
PROPOSAL PENELITIAN
PENGARUH MEREK DAN IKLAN TERHADAP
PERILAKU KONSUMEN
( Studi kasus pada PD GUCI MAS )
Disusun oleh :
TATI SUSILAWATI
NIM : 612010108064
PROGRAM STUDI MANAJEMEN S1
“FAKULTAS EKONOMI”
UNIVERSITAS WIRALODRA INDRAMAYU
2012
PROPOSAL PENELITIAN
A. JUDUL
TERHADAP
B. PROGRAM STUDI
:
PENGARUH MEREK DAN IKLAN
PERILAKU KONSUMEN PADA PD. GUCI MAS
: MANAJEMEN
C. JENJANG
: STRATA I (SI)
D. LATAR BELAKANG MASALAH
Seiring perkembangan ekonomi dan majunya teknologi dengan pesat, maka makin
berkembang pula sasaran dan tujuan yang akan dicapai oleh organisasi atau
perusahaan yang akan menyelenggarakan suatu kegiatan. Setiap perusahaan
dituntut untuk selalu tetap menjalankan usahanya serta menata manajemennya
dengan baik. Adapun tujuan dari perusahan itu sendiri adalah mempertahankan
kelangsungan hidup untuk perkembangan dan memperoleh laba.
Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usahanya harus mengkombinasikan
berbagai bidang yang ada dalam perusahaan itu agar tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan. Bidang-bidang tersebut ialah keuangan, produksi, sumber daya
manusia serta pemasaran serta bidang-bidang lainnya yang di sesuaikan dengan
kondisi perusahaan. Tujuan dari pengkombinasian empat bidang di atas disertai
bidang lainnya adalah agar barang dan jasa yang di hasilkan berkualitas, tahan
lama dan terjangkau oleh konsumen.
Dalam pembahasan mengenai merek, banyak hal yang harus dipertimbangkan agar
bagaimana produk tersebut dapat diterima oleh konsumen. Caranya adalah
menentukan bagaimana konsumen merasa puas dengan adanya merek yang
berkualitas.
Merek merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan pemasaran karena
kegiatan memperkenalkan dan menawarkan produk tidak terlepas dari merek yang
dihandalkan oleh perusahaan terhadap konsumen. Konsumen membandingkan apa
yang mereka harapkan untuk diterima dengan apa yang benar-benar yang mereka
terima selama tahap sesudah pembelian dalam proses pemakaian produk. Sikap
konsumen memutuskan apakah konsumen puas atau tidak dengan pembelian
produk dan hasilnya, dan sikap mereka juga membuat penilaian tentang merek,
yang menempel pada produk. Walaupun merek, dan sikap konsumen adalah
konsep yang berhubungan, keduanya bukanlah sesuatu yang benar-benar sama.
Bagi kebanyakan perusahaan, banyak cara yang digunakan untuk
membedakan produk yang dihasilkannya dengan produk perusahaann lain agar
konsumen tidak merasa bingung pada saat membeli adalah dengan menggunakan
merek pada produknya.Disamping sebagai tanda pengenal merek juga mempunyai
fungsi lain seperti simbol prusahaan agar citranya yang baik, pertahanan terhadap
persaingan memperoleh kesetiaan konsumen dengan merek yang bagus dan
berkualitas, konsumen tidak merasa bingung untuk membeli barang yang sama.
Kebutuhan akan adanya iklan berkembang seiring dengan meningkatnya
kebutuhan informasi yang diperlukan oleh konsumen. Hal ini yang menuntut
mempengaruhi perkembangan media iklan, baik cetak maupun elektronik yang
menjadi tempat menarik untuk memasang iklan produksi berbagai barang secara
besar-besaran mengharuskan pihak produsen membawa dan memperkenalkannya
secara aktif pada para calon konsumen dan itu harus dilakukan melalui kegiatan
periklanan. Produsen tidak bisa berdiam diri dan menunggu datangnya pembeli,
tanpa iklan para konsumen yang tinggal jauh dari pusat-pusat produksi tidak akan
memperoleh informasai mengenai adanya suatu barang yang dibutuhkan.
Dalam mengembangkan program iklan manager pemasaran harus selalu memulai
dengan mengidentifkasikan pasar sasaran dan motif pembeli. Perusahaan tentunya
harus mengadakan pendekatan dengan konsumen agar bisa mewujudkan tujuan
utama perusahaan, hal ini diwujudkan satu diantaranya dengan melaksanakan iklan
yang layak sehingga diharapkan konsumen dapat mengerti tentang iklan yang kita
berikan.
Sebagai perusahaan bisnis untuk memberikan kualitas produk yang baik agar
memuaskan konsumennya. Dari dulu sampai sekarang perusahaan menetapkan
konsep kualitas yang memuaskan konsumen agar konsumen menikmati produk
yang dihasilkan. Oleh karena itu, konsumen mempunyai selera yang berbeda-beda
dan apabila pihak manajemen kurang tanggap dalam menyikapi perilaku
konsumen, tentunya akan berpindahnya konsumen ke perusahaan lainnya.
Situasi ini tentunya harus dapat dipahami oleh pihak manajemen perusahaan, agar
dapat memasarkan produk - produknya harus lebih berkualitas yang dapat
memuaskan konsumennya.
Berdasarkan judul di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang
diberi
judul PENGARUH MEREK DAN IKLAN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN PADA PD
. GUCI MAS.
E. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian yang telah dikemukakan
tersebut,maka masalah yang diidentifkasikan oleh penulis adalah :
Apa alasan yang mendasari penggunaan merek tersebut oleh PD. GUCI MAS ?
Apakah merek yang dikeluarkan oleh PD. GUCI MAS mudah diingat ?
Apakah merek yang dikeluarkan oleh PD. GUCI MAS bermakna ?
Apakah merek yang dikeluarkan oleh PD. GUCI MAS banyak disukai ?
Bagaimana pendapat konsumen tentang merek perusahaan PD. GUCI MAS jika
dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis ?
Bagaimana sikap konsumen terhadap merek PD. GUCI MAS ?
Bagaimana fungsi merek pada PD. GUCI MAS ?
Manfaat apa yang didapatkan konsumen dengan adanya merek pada produk PD.
GUCI MAS ?
Bagaimana iklan pada PD. GUCI MAS ?
Bagaimana bentuk iklan pada PD. GUCI MAS ?
Bagaimanakah iklan tersebut bisa di terima oleh masyarakat pada PD. GUCI
MAS ?
Bagaimana perilaku konsumen PD. GUCI MAS ?
Bagaimana faktor perilaku konsumen pada PD. GUCI MAS ?
Bagaimana pengaruh merek dan iklan terhadap perilaku konsumen pada PD. GUCI
MAS ?
F. BATASAN MASALAH
Untuk mempermudah dalam upaya penelitian ini maka adanya suatu batasan
masalah. Adapun batasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana merek pada PD. GUCI MAS ?
2. Bagaimana iklan pada PD. GUCI MAS ?
3. Bagaimana perilaku konsumen PD. GUCI MAS ?
4. Bagaimana Pengaruh Merek terhadap perilaku Konsumen pada PD. GUCI MAS ?
5. Bagaimana pengaruh Iklan terhadap perilaku kionsumen pada PD. GUCI MAS ?
6. Bagaimana pengaruh merek dan iklan terhadap perilaku konsumen pada PD.
GUCI MAS?
G. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN
Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan teori yang
didapat dan diperoleh dari bangku kuliah dengan kenyataan yang ada di
lapangan, serta mencari dan mengumpulkannya hingga dapat menjawab
permasalahan - permasalahan yang dihadapi perusahaan.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui merek pada PD. GUCI MAS?
2. Untuk mengetahui iklan pada PD. GUCI MAS?
3. Untuk mengetahui perilaku konsumen pada PD. GUCI MAS?
4. Untuk mengetahui pengaruh merek terhadap perilaku konsumen pada PD. GUCI
MAS?
5. Untuk mengetahui pengaruh iklan terhadap perilaku konsumen pada PD. GUCI
MAS?
6. Untuk mengetahui pengaruh merek dan iklan terhadap perilaku konsumen pada
PD. GUCI MAS?
H. KEGUNAAN PENELITIAN
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan. Secara besar penelitian ini berguna bagi :
1.
Bagi Penulis
Kegunaan penelitian ini bagi penulis yaitu untuk dapat membandingkan teori yang
telah didapat di bangku perkuliahan dengan situasi dan kondisi yang ada pada
perusahaan dan kenyataan kerja sehari-hari.
2.
Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbang serta dapat
memberikan suatu informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan didalam menentukan kebijakan perusahaan untuk kegiatan
selanjutnya.
3.
Bagi pihak lain
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan oleh khalayak umum sebagai bahan
referensi serta dapat di gunakan penelitian lain sebagai bahan acuan untuk
penelitian selanjutnya.
I. Lokasi dan Waktu Penelitian
Pengumpulan data informasi yang akan peneliti peroleh dari PT. Columbindo
Perdana Cabang Indramayu. Yang beralamat di Jl. DI Panjaitan Indramayu ,dengan
uraian kegiatan sebagai berikut :
Tabel. 1
Waktu Penelitian
No
.
Uraian Kegiatan
Waktu Perencanaan
Penentuan judul dan
pengajuan
1.
2.
3.
4.
5.
Penyusunan proposal
Seminar Proposal
Penulisan outline
Penelitian
6.
Penulisan dan Bimbingan
Skripsi
7
Sidang Skripsi
Desember 2011
Januari - April 2012
Mei 2012
Mei 2012
Mei - Juli 2012
Mei – Agustus 2012
Agustus 2012
J. TINJAUAN PUSTAKA
1.
Merek
Merek yaitu suatu nama, istilah yang mudah diingatkan yang berbentuk tulisan
atau simbol tentang produk tersebut.
1.1
Pengertian Merek
Merek merupakan istilah atau simbol atau desain khusus atau kombinasi unsurunsur ini yang dirancang untuk identifkasikan barang atau jasa yang di tawarkan
penjual.
Menurut Buchari Alma ( 2007 : 147 ) mengemukakan bahwa:
Merek adalah suatu tanda atau simbol yang memberikan identitas suatu barang
atau jasa tertentu yang dapat berupa kata-kata gambar, atau kombinasi keduanya.
Menurut Basu Swastha ( 2007 : 135 ) mengemukakan bahwa:
Merek adalah suatu nama, istilah, simbol, atau desain, atau kombinasinya yang di
maksudkan untuk memberi tanda pengenal barang atau jasa dari seorang penjual
atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang-barang yang di
hasilkan oleh pesaing.
Menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin ( 2010 : 130 )
Merek adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang atau desain atau kombinasi dari
semuanya, yang diharapkan mengidentifkasikan barang atau jasa dari sekelompok
penjual dan diharapkan akan membedakan barang atau jasa tersebut dari produkproduk pesaing.
Dari defnisi diatas dapat diambil kesimpulannya bahwa merek adalah suatu
nama atau simbol atau kombinasinya yang dimaksudkan untuk memberi tanda
pengenal barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual di
dalam suatu perusahaan yang membedakan dari perusahaan lain.
1.2 Penjelasan tentang merek
a.
Indikator merek adalah sebagai berikut:
Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane alih bahasa oleh benyamin molan ( 2007 :
342 ), adalah sebagai berikut:
1.
Dapat diingat
2.
Bermakna
3.
Disukai
4.
Dapat dirubah
5.
Dapat diadaptasikan
6.
Dapat dilindungi
Penjelasannya adalah:
1.
Dapat diingat
Merek sebaiknya dibuat dengn nama, istilah, lambang, atau desain yang mudah
diingat, agar konsumen bisa mengingat barang atau jasa yang diinginkannya.
2.
Bermakna
Dalam membangun merek diharapkan dapat memberikan kesan positif kepada
konsumen terhadap barang atau jasa yang ditawarkan.
3.
Disukai
Merek yang disukai adalah merek yang dapat memberikan kesan positif kepada
konsumennya, sehingga konsumen akan tetap dan terus menggunakan barang atau
jasa tersebut.
4.
Dapat diubah
Dalam hal yang memberikan nama merek sebaiknya dipilih nama yang mudah
diganti atau diubah disesuaikan dengan kondisi yang ada.
5.
Dapat diadaptasikan
Memberikan nama merek yang baik adalah yang dapat disesuaikan kondisi pasar.
6.
Dapat dilindungi
Nama merek sebaiknya harus segera dipatenkan di badan hukum untuk mencegah
perusahaan lain meniru atau memakai nama merek perusahaan kita.
b. Tujuan memberikan merek
Menurut Buchari Alma ( 2007 : 149 ), tujuan memberikan merek adalah :
1.
Pengusaha menjamin konsumen bahwa barang yang dibeli berasal dari
perusahaan. Ini adalah untuk menyakinkan pihak konsumen membeli suatu barang
dari merek dan perusahaan yang dikehendakinya, yang cocok dengan seleranya,
keinginannya, dan kemampuannya.
2.
Perusahaan menjamin mutu barang. Dengan adanya merek ini perusahaan
menjamin mutu barang yang dikeluarkannya berkualitas baik, sehingga dalam
barang tersebut selain ada merek-merek juga disebutkan peringatan-peringatan
seperti apabila dalam sejenis ini tidak ada tanda tangan ini maka itu adalah palsu
dan lain-lain.
3.
Pengusaha memberi nama pada merek barangnya supaya mudah diingat dan
disebut sehingga konsumen dapat menyebutkan mereknya saja.
4.
Meningkatkan ekuitas merek yang memungkinkan memperoleh margin lebih
tinggi, memberikan kemudahan dan mempertahankan kesetiaan konsumen.
5.
Memberi motivasi pada saluaran distribusi, karena barang dengan merek
terkenal akan cepat laku, dan mudah disalurkan, serta mudah penanganannya.
c.
Manfaat Merek Bagi Produsen Atau Penjual
Menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin ( 2010 : 134 ) adalah
sebagai berikut :
1.
Memudahkan penjual mengolah pesanan-pesanan dan menekan masalah.
2. Nama merek dan tanda dagang secara hukum akan melindungi penjual dari
pemalsuan ciri-ciri produk karena jika tidak demikian setiap pesaing akan meniru
produk tersebut.
3. Memberi peluang bagi penjual kesetiaan konsumen pada produknya dengan
menetapkan harga lebih tinggi.
4.
Membantu penjual dalam mengelompokan pasar ke dalam segmen-segmen.
5.
Citra perusahaan dapat dibina dengan adanya merek yang baik.
6.
Memberikan pertahanan terhadap persaingan haraga yang ganas.
d. Manfaat Merek Bagi Konsumen
Menurut Djaslim Saladin ( 2007 : 85 ) adalah sebagai berikut:
1.
Dapat membedakan produk tanpa harus memeriksa secara teliti.
2.
Konsumen mendapat informasi tentang produk.
e.
Bagian Dari Merek
Menurut Djaslim Saladin ( 2007 : 84 ) adalah sebagai berikut:
1. Nama merek adalah sebagian dari merek dan yang dapat diucapkan. Contoh:
Daihatsu, Avon, Casio.
2. Tanda merek adalah sebagian dari merek yang dapat dikenal namun tidak
dapat diucapkan seperti lambing, desain, atau warna khusus. Contoh: “Tiga
Berlian” dari Mitsubishi.
3. Tanda merek dagang adalah merek atau sebagian dari merek yang dilindungi
oleh hukum karena kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang istimewa.
4. Hak cipta adalah hak istimewa yang dilindungi oleh undang-undang untuk
memproduksi, menerbitkan, dan menjual karya tulis atau karya musik.
f.
Menentukan Strategi Nama Merek
Menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin ( 2010 : 133 ),
adalah sebagai berikut:
1.
Nama individual
2.
Nama yang meliputi keluarga
3.
Nama keluarga terpisah untuk seluruh produk
4.
Nama perusahaan digabungkan dengan nama produk individual
g.
Kriteria Bagi Merek Yang Tepat
Menurut Djaslim Saladin ( 2007 : 86 ) adalah sebagai berikut:
1.
Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk
2.
Merek harus menggambarkan kualitas, warna, dan sebagainya
3.
Merek harus mudah diucapkan
4.
Merek harus dapat didaftarkan dan mendapat perlindungan hukum.
h. Dua Macam Strategi Dari Merek
Menurut Djaslim Saladin ( 2007 : 86 ) adalah sebagai berikut:
1. Brand Extantion Strategy, yaitu suatu usaha untuk menggunakan brand yang
sudah berhasil terhadap produk yang baru. Contoh: Rinso menjadi Rinso Baru.
2. Multybrand Strategy, yaitu untuk produk yang sejenis diberikan merek yang
berada individual brand yang maksudnya agar seolah-olah antara produk tersebut
saling bersaing. Contoh: sabun mandi yang dihasilkan Unilever, ada Lifeboy, Lux,
dan lain-lain.
i.
Penggolongan Merek
Menurut Djaslim Saladin ( 2007 : 86 ) adalah sebagai berikut:
1.
Berdasarkan pemiliknya
2.
Berdasarkan luas daerah geografs
3.
Berdasarkan tingkat pentingnya barang yang memakai merek
4.
Berdasarkan banyaknya barang yang menggunakan merek
j. Alasan Perusahaan Tidak Menggunakan Merek
Menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin
( 2010 : 134 )adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan tidak mau memikul tanggung jawab atas merek produknya karena
alasan kualitas (misalnya rendah).
2.
Kesukaran dalam membedakan produk antar perusahaan (misalnya paku).
3. Karena produk tersebut tidak mempunyai kemasan dan harga relative murah,
sehingga merasa tidak perlu memakai merek.
2.
Iklan
Strategi perusahaan dalam rangka mewujudkan tujuan – tujuan utama
perusahaan ialah dengan meningkatkan iklan kepada para pelanggan atau
konsumen. Hal ini merupakan bentuk kesadaran bahwa iklan sangat
menguntungkan bagi perusahaan untuk bersaing secara efektif.
2.1
Pengertian Iklan
Iklan merupakan kunci penting dalam dunia usaha karena iklan itu
sendiri merupakan bagian dari promosi. Munculnya berebagai penafsiran
disebabkan karena banyaknya pendapat yang dikemukakan oleh ahli dalam sudut
pandang yang berbeda.
Menurut Rendra Widyatama ( 2007 : 16 ) dan menurut Riyanto
(2001)menyatakan bahwa :
“Segala bentuk pesan tentang suatu produk atau jasa yang disampaikan lewat
suatu media dan ditunjukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. ”sementara
itu istilah iklan diartikan sebagai” keseluruhan proses meliputi
persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan penyampaian iklan.”
Menurut Rhenald Kasali ( 2007 : 9 )
“Iklan didefnisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditunjukan
kepada masyarakat lewat suatu media.”
Menurut Sutisna ( 2006 : 275 ) Iklan adalah :
“Setiap bentuk-bentuk penyajian apapun untuk sebuah produk ide tau gagasangagasan oleh sponsor dan menggunakan media, seperti majalah, radio, televisi,
ataupun surat kabar.”
Jadi kesimpulannya iklan adalah sebagai pesan yang menawarkan suatu produk
yang ditunjukan kepada masyarakat lewat suatu media.
2.2 Indikator Iklan
Dalam hal ini penulis menjadikan pendapat Rendra widyatama (2007:16)
sebagai indikator dari iklan :
1.
Penyampaian
2.
Media
Penjelasannya :
Ad. 1 Penyampaian
Suatu proses dalam penyajian pesan maupun informasi dalam mengenalkan suatu
produk barang atau jasa.
Ad. 2 Media
Suatu sarana atau alat pemberian informasi untuk berkomunnikasi dalam bentuk
visual maupun audio visual.
2.3 Penjelasan tentang iklan.
a. Prinsip – prinsip Iklan
Pembuatan iklan harus direncanakan dengan baik. Suatu iklan yang dibuat harus
didasarkan pada prinsip – prinsip iklan. Prinsip – prinsip ini akan menjadi dasar
dalam pembuatan iklan.
Menurut Rendra Widyatama ( 2007 : 17 ) iklan mengandung 6 prinsip dasar, yaitu
sebagai berikut:
1.
Adanya pesan tertentu
2.
Dilakukan oleh komunikator (sponsor)
3.
Dilakukan dengan cara non personal
4.
Disampaikan untuk khalayak tertentu
5.
Dalam menyampaikan pesan tertentu, dilakukan dengan cara membayar.
6.
Penyampaian pesan tersebut, mengharapkan dampak tertentu.
Penjelasannya adalah:
Ad. 1. Adanya pesan tertentu.
Sebuah iklan tidak akan ada tanpa adanya pesan. Tanpa
pesan, iklan tidak akan berwujud. Bila di media cetak, ia hanya ruang kosong tanpa
tulisan, gambar atau bentuk apapun, bila di media radio, tidak akan terdengar
suara apapun,bila di media televisi, tidak terlihat gambar dan suara apapun, maka
ia tidak dapat disebut iklan karena tidak terdapat pesan.
Ad. 2. Dilakukan oleh komunikator (sponsor).
Pesan iklan ada karena dibuat oleh komunikator, sebaliknya,
bila tidak ada komunikator, maka tidak akan ada pesan iklan. Dengan demikian, ciri
sebuah iklan, adalah bahwa pesan tersebut dibuat dan disampaikan oleh
komunikator atau sponsor tertentu secara jelas komunikator dalam iklan dapat
datang dari perseorangan, kelompok masyarakat, lembaga atau organisasi bahkan
negara.
Ad. 3. Dilakukan dengan cara non personal.
Dari pengertian iklan yang diberikan, hampir
semua menyepakati bahwa iklan merupakan penyampaian pesan yang dilakukan
secara non personal. Non personal artinya tidak dalam bentuk tatap muka.
Penyampaian pesan dapat disebut iklan bila dilakukan melalui media. (yang
kemudian disebut dengan media periklanan).
Ad. 4. Disampaikan untuk khalayak tertentu.
Iklan diciptakan oleh komunikator karena ingin ditunjukan
kepada khalayak tertentu. Dalam dunia iklan, khalayak sasaran cenderung bersifat
khusus. Pesan yang disampaikan tidak dimaksudkan untuk diberikan kepada semua
orang, melainkan kelompok target audience tertentu. Sasaran khalayak yang dipilih
tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa pada dasarnya setiap kelompok khusus
audience memiliki kesukaan, kebutuhan, keinginan, karakteristik dan keyakinan
khusus. Dengan demikian, pesan yang diberikan dirancang khusus yang sesuai
dengan target khalayak. Bilamana target audience diganti, maka sudah tentu akan
mempengaruhi bentuk dan strategi iklan. Sebuah bentuk dan strategi pesan
tunggal tidak cocok untuk diterapkan atau ditujukan pada semua khalayak.
Ad. 5. Dalam penyampaian pesan tersebut.
dilakukan dengan cara membayar. Dalam kegiatan iklan istilah membayar sekarang
ini harus dimaknai secara luas, sebab kata membayar tidak saja dilakukan dengan
alat tukar uang, melainkan dengan cara barter berupa ruang, waktu dan
kesempatan. Misalnya, hendak mengadakan kegiatan seminar, dan event tersebut
di iklankan di radio. Anda dapat tidak membayar, tetapi dapat dengan memberikan
kesempatan kepada pengelola radio untuk memasang nama atau logonya sesuai
dengan kesepakatan.
Ad. 6. Penyampaian pesan tersebut mengharapkan dampak tertentu.
Dalam sebuah visualisasi iklan, seluruh pesan dalam iklan
semestinya merupakan pesan yang efektif. Artinya, pesan yang mampu
menggerakkan khalayak agar mengikuti pesan iklan. Semua iklan pasti memiliki
tujuan tertentu, yaitu berupa dampak tertentu di tengah khalayak.
a.
Fungsi iklan
Iklan memiliki fungsi – fungsi pokok yang dapat berguna bagi kegiatan pemasaran.
Iklan dapat dengan mudah di temukan dalam kehidupan sehari – hari. Iklan telah
menjadi bagian yang sangat penting dalam bagi suatu perusahaan yang berupaya
meningkatkan volume penjualannya.
Menurut Rendra Widyatama ( 2007 : 17 ) iklan memiliki tiga fungsi pokok, yaitu:
1.
Iklan mampu memberikan informasi
2.
Iklan mampu mengemban fungsi mempersuasi khalayak
3.
Iklan mampu mengemban fungsi mendidik khalayak
Penjelasannya adalah :
Ad. 1. Iklan mampu memberikan informasi
Bahwa iklan memberikan informasi – informasi yang berharga bagi khalayaknya.
Informasi tersebut berupa pengenalan adanya produk, bagaimana cara
menggunakan produk, dimana dan kapan produk dapat dibeli, dan sebagainya.
Ad. 2. Iklan mampu mengemban fungsi persuasi khalayak.
Membujuk konsumen agar mengikuti apa yang disarankan dalam isi pesan iklan.
Wujud persuasi yang diperlihatkan dalam iklan dapat berupa membujuk
agar mencoba, membeli, memakai atau mengkonsumsi, menumbuhkan keyakinan
terhadap produk tertentu, memelihara keyakinan terhadap produk, menciptakan,
meningkatkan, dan mengembangkan permintaan terhadap produk, dan sebagainya.
Ad. 3. Iklan mampu mengemban fungsi mendidik khalayak
Mengajarkan khalayak atau suatu konstruksi tertentu suatu yang diajarkan tersebut
dapat berupa cara pemakaian, perakitan, pemasangan, penggunaan produk dan
semacamnya.
c. Jenis – jenis iklan
Menurut Rendra Widyatama ( 2007 : 102 ) berdasarkan tujuannya
iklan dibagi menjadi:
1.
Iklan komersial
2.
Iklan layanan masyarakat
Penjelasannya adalah:
Ad. 1. Iklan komersial
Iklan komersial sering disebut pula dengan iklan bisnis sebagaimana namanya,
iklan komersial atau iklan bisnis bertujuan mendapatkan keuntungan ekonomi,
utamanya peningkatan penjualan. Produk yang ditawarkan dalam iklan ini sangat
beragam baik barang, jasa, ide, keanggotaan organisasi, dan lain – lain.
Ad. 2. Iklan layanan masyarakat.
Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang digunakan untuk menyampaikan
informasi, mempersuasi atau mendidik khalayak dimana tujuan akhir bukan untuk
mendapatkan keuntungan ekonomi, melainkan keuntungan sosial. Keuntungan
sosial yang dimaksud adalah munculnya penambahan pengetahuan, kesadaran
sikap dan perubahan perilaku masyarakat terhadap masalah yang diiklankan, serta
mendapatkan citra baik dimata masyarakat.
Tujuan pembuatan iklan pada dasarnya sama, yaitu untuk
mempengaruhi orang lain agar memiliki produk yang komunikator tawarkan. Akan
tetapi ada yang bersifat komersial maupun layanan masyarakat.
2. Iklan berdasarkan media
Perkembangan teknologi ikut mendorong perkembangan media iklan. Media iklan
kini telah bermacam – macam. Media – media ini disesuaikan dengan kebutuhan
dari komunikatornya.
Menurut Rendra Widyatama ( 2008 : 102 ) berdasarkan medianya iklan
dibagi menjadi:
1. Iklan cetak
2. Iklan elektronik
Penjelasanya adalah:
Ad. 1. Iklan cetak.
Iklan yang dibuat dan dipasang dengan menggunakan teknik cetak, baik cetak
dengan teknologi sederhana maupun teknologi tinggi. Berbagai teknik cetak yang
ada, misalnya dengan prinsip letterpress, photo lithography, photo gravure, sablon,
inkjet, dan laser. Media yang digunakan dalam teknik cetak tersebut sangat
beragam, mulai dari kertas, plat mental, kulit, plastik, kaca, kain, dan sebagainya.
Iklan yang dibuat dengan menggunakan teknik cetak ini, pada akhirnya lebih
populer disebut dengan nama sesuai dengan bentuk dan format media cetak.
Beberapa bentuk iklan cetak yaitu: iklan cetak surat kabar, iklan cetak majalah,
tabloid, iklan cetak baliho, iklan cetak poster, iklan leafet, iklan spanduk, fyers,
kemasan produk, stiker, balon udara, bus panel, dan berbagai iklan cetak lainya.
Ad. 2. Iklan elektronik
Disebut iklan elektronik karena media yang digunakan sebagai
tempat dipasangnya pesan iklan adalah karena menggunakan media yang berbasis
perangkat elektronik. Secara lebih spesifk, iklan elektronik dapat dibagi menjadi 4
jenis yaitu iklan radio, iklan televisi, iklan flm. Serta iklan yang dipasang dalam
media jaringan atau internet, baik media cetak maupun media elektronik, harus
dibuat secara baik agar dapat diterima oleh masyarakat, tujuan dari pembuatan
iklan tersebut dapat dicapai sehingga dapat meningkatkan volume penjualan.
d. Langkah – langkah dalam iklan
Langkah – langkah dalam iklan dikenal dengan istilah 5m. Adapun langka – langka
tersebut, antara lain:
-
Mission yaitu menetapkan tujuan dan sasaran iklan
-
Money yaitu menetapkan anggaran iklan.
e. Faktor –faktor yang mempengaruhi periklanan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi periklanan menurut Basu Swastha dan
Irawan ( 2005: 365 ) yaitu :
1.
Jenis produk
2.
Sifat pasar
3.
Keadaan persaingan
Keterangan :
1. Jenis produk
Terdiri barang konsumsi dan barang industri.Periklanan dianggap sangat penting di
dalam pemasaran barang konsumsi, karena memerlukan distribusi yang luas.
2. Sifat pasar
Sifat pasar merupakan salah satu faktor penentu dalam periklanan, sifat pasar
meliputi :
a. Luas pasar secara geografs.
Periklanan dapat ditentukan menurut batas – batas geografs yang
jelas, seperti pasar lokal, pasar nasional, pasar Internasional.
b. Konsentrasi pasar
Perusahaa yang memutuskan penjualannya pada satu kelompok pembeli saja
akan mengadakan periklanan yang berbeda dengan perusahaan yang memusatkan
penjualannya pada semua kelompok.
c. Macam Pembeli
Macam pembeli terdiri dari pembeli industri, konsumsi rumah tangga, dan
pembeli lainnya.
3. Keadaan persaingan
Keadaan yang menggambarkan pengaruh dari upaya dan usaha yang dilakukan
perusahaan lain yang menjual produk yang sama atau mempunyai aktivitas yang
sama.
3.
Perilaku Konsumen.
Istilah perilaku erat hubungannya dengan objek yang studinya diarahkan pada
permasalahan manusia. Dibidang studi pemasaran, konsep perilaku konsumen
secara terus – menerus dikembangkan dengan berbagai pendekatan untuk
memahami konsumen dengan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita
harus memahami apa yang mereka pikirkan dan mereka rasakan.
3.1 Pengertian Perilaku Konsumen.
Perilaku konsumen dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen
merupakan studi tentang bagaimana pembuatan keputusan, baik individu,
kelompok, ataupun organisasi, yang membuat keputusan – keputusan beli atau
melakukan transaksi pembelian suatu produk dan mengkonsumsinya.
Menurut Husein Umar ( 2005 : 49 ) mengatakan bahwa:
“Perilaku konsumen adalah sebagai suatu tindakan yang langsung dalam,
mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa, termasuk
proses keputusan yang mendahului penyusul tindakan tersebut.”
Menurut Titiek Nurbiyati dan Mahmud Machfoeds (2005 : 54)mengemukakan
bahwa:
“Perilaku konsumen adalah cara konsumen merespon perbedaan ciri
produk, harga,dan tingkat efektiftas pengaruh iklan perusahaan dibandingkan
dengan iklan pihak pesaing.”
Menurut Ristiyanti Prasetijo ( 2005 : 9 ) mengemukakan bahwa:
“Perilaku Konsumen adalah suatu proses atau hubungan antara beberapa
tahap yang saling mempengaruhi antara tahap perolehan, tahap konsumsi, tahap
tindakan pasca beli.”
Dari defnisi diatas perilaku konsumen dapat diartikan sebagai suatu
tindakan yang langsung dalam, mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan
produk dan jasa.
3.2 Indikator Perilaku Konsumen
Dari defnisi pendapat ahli diatas penulis menjadikan
pendapat Husain Umar (2005:49) sebagai indikator dari perilaku konsumen.
1.
Tindakan konsumen dalam mendapatkan produk
2.
Tindakan konsumen dalam mengkonsumsi produk.
3.
Tindakan konsumen dalam menghabiskan produk.
Penjelasannya :
Ad 1. Tindakan konsumen dalam mendapatkan produk
Upaya ingin memiliki suatu produk yang diinginkan dengan cara mencari dan
membeli produk tersebut.
Ad 2. Tindakan konsumen dalam mengkonsumsi produk.
Menggunakan, mengevaluasi
Ad 3. Tindakan konsumen dalam menghabiskan produk.
Apa yang dilakukan oleh konsumen setelah produk itu digunakan atau dikonsumsi.
3.3 Faktor - faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
Menurut Philip Kotler ( 2007 : 214 ) mengemukakan bahwa faktor
– faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah :
1.
Faktor Kebudayaan ( Cultural Factors )
a.
Budaya
Adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar.
b.
Kelas sosial
Adalah sekelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam suatu
masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan, jenjang, dan setiap anggota
jenjang memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama.
2.
Faktor Sosial ( Social Factors )
a.
Kelompok referensi
Adalah kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung
terhadap sikap dan perilaku seseorang.
b.
Keluarga
Adalah suami istri dan anak-anak yang dapat memberikan pengaruh kuat terhadap
perilaku konsumen.
c.
Peranan dan Status
Kedudukan seseorang dalam tiap kelompok.
3.
Faktor Pribadi ( Personal Factors )
a.
Usia dan Daur hidup
Adalah ciri-ciri kepribadian yang dimiliki seseorang.
b.
Pekerjaan
Adalah jenis pekerjaan yang dimiliki seseorang juga mempengaruhi keputusan
pembeli.
c.
Keadaan ekonomi
Adalah terdiri atas pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan milik
kekayaan kemampuan meminjam dan sikapnya terhadap pengeluaran lawan
menabung.
d. Gaya Hidup
Adalah pola hidup seseorang sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat,
dan pendapatan. Bagaimana perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari, ada
yang sederhana, ada yang boros, dan ada pula yang pelit.
e.
Kepribadian dan konsep diri
Adalah ciri psikologis yang membedakan yang secara relatif, tetap dan bertahan
dengan lingkungannya.
4.
a.
Faktor Psikologis ( Psychological Factors )
Motivasi
Adalah suatu dorongan yang cukup kuat yang mendesak untuk mengarahkan
seseorang agar dapat memenuhi keputusan terhadap kebutuhan.
b.
Persepsi
Adalah penerimaan atau tanggapan seseorang terhadap suatu situasi.
c.
Belajar
Adalah penggambaran perubahan perilaku seseorang yang bersumber dari
pengalaman.
d.
Keyakinan dan Sikap
Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dianut seseorang tentang
sesuatu.
Sikap adalah penilaian kognitif yang baik atau tidak, perasaan emosional dan tentu
terhadap beberapa objek atau gagasan.
3.3. Modal, Sikap dan Perilaku
Sikap dan perilaku konsumen juga merupakan bagian dari konsep perilaku
konsumen yang lain. Untuk mengukur sikap dan perilaku konsumen dapat
dilakukan dengan modal multiatribut. Salah satu modal sikap yang terkenal adalah
modal sikap yang dibentuk seseorang terhadap objek tertentu.
Model ini digunakan dengan maksud agar diperoleh
konsistensi antara sikap dan perilakunya. Sehingga model fshbein ini memiliki dua
komponen, yaitu komponen sikap dan komponen norma subyektif seperti yang
dikemukakan,
Menurut Husein Umar (2005 :57 ) mengemukakan bahwa model
sikap dan perilaku konsumen adalah :
a.
Komponen sikap
Komponen ini bersifat internal individu, ia berkaitan langsung dengan objek
penelitian dan atribut-atribut langsungnya akan memiliki peranan yang penting
dalam pengukuran perilaku, karena akan menentukan tindakan apa yang akan
dilakukan, dengan tidak dipengaruhi oleh factor eksternal.
b.
Komponen Norma Subyektif
Komponen ini bersifat eksternal individu yang mempunyai pengaruh terhadap
perilaku individu. Komponen ini dapat dihitung dengan cara mengalihkan antara
nilai kepercayaan normative individu terhadap atribut dengan motivasi bersetuju
terhadap atribut tersebut. Kepercayaan normative mempunyai arti sebagai suatu
kuatnya keyakinan normative seseorang terhadap atribut yang ditawarkan dalam
mempengaruhi perilakunya terhadap objek. Sedangkan motivasi bersetuju
merupakan motivasi seseorang untuk bersetuju dengan atribut yang ditawarkan
sebagai faktor yang berpengaruh terhadap perilakunya.
Dari pendapat diatas, dapat dijelaskan bahwa perilaku konsumen
merupakan sikap dan tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau
organisasi dalam mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan
jasa tersebut, yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan.
J. Hubungan antara Merek dan Iklan Terhadap Perilaku Konsumen
Menurut Surachman S.A ( 2008 : 57 ) menyatakan bahwa:
“Secara umum, jika sebuah produk gagal (merek dibawah harapan) perusahaan
akan berusaha menemukan penyebeb kegagalan terhadap merek atau produk
tersebut, jika kegagalan tersebut dikarenakan mutu produk itu sendiri.
Pernyataan ini sebuah merek dapat mencakup manfaat emosional dan manfaat
ekspresi diri :
a. Manfaat emosional berhubungan dengan kemampuan merek tersebut untuk
membuat pembeli atau pengguna merek merasakan suatu pada saat proses
pembelian sekaligus dapat dijadikan pengalaman.
b. Manfaat diri akan terasa ada, ketika merek itu dapat memberikan gambaran
diri orang yang dapat menyatakan citra pribadi tertentu”.
Menurut fandy tjiptono ( 2007 : 226 ) iklan adalah :
“Iklan adalah bentuk komunikasi yang tidak langsung,yang didasari pada informasi
tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa
sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran
seseorang untuk melakukan pembelian”
Iklan dapat disimpulkan sebagai cara untuk memperkenalkan produk atau jasanya
yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi konsumen, agar membeli
produk atau jasa yang ditawarkan.
Sasaran iklan biasanya lebih mempengaruhi perilaku dibandingkan dengan sikap.
Pembelian segera adalah tujuan dari pembuatan iklan terlepas bentuk apapun yang
diambil. Karena itulah, kelihatannya lebih masuk akal ketika merencanakan suatu
iklan untuk target pelanggan sehubungan dengan perilaku umum.
Oleh karena itulah merek dan iklan pada akhirnya akan menentukan perilaku
konsumen dalam pengambilan keputusan untuk membeli produk-produk yang
berkualitas, artinya apabila produk itu dianggap berkualitas oleh konsumen maka
konsumen akan tetap mempertahankan dalam pembelian produk tersebut. Dan
sebaliknya juga produk tidak berkualitas lagi, maka konsumen akan berpindah ke
perusahaan lain.
K. Jurnal
Tabel 1.1
Penelitian Terdahulu
N Nam
o a
Pene
Judul
Variabel
Hasil Penelitian
liti
Asya
ri
1
.
(200
9)
2
.
Iin
cusil
iyani
(200
7)
Pengaruh merek
terhadap sikap
konsumen pada
kasus ( pada
kasus merek
Honda vario pada
CV
KaryaPerdana Ind
ramayu)
Pengaruh
PeriklananTerhad
ap penjualan ( pa
da Alfamart
Usaha Tira Lelea )
Merek ( x1)
dan sikap
konsumen (y)
periklan (X2),p
enjualan(Y)
Berdasarkan hasil
penelitian
mengenai merek
yang ditunjukan
dengan
indikator .Dapat diin
gat , Bermakna,Disu
kai, Dapat
diubah, Dapat
diadaptasikan, Dap
at
dilindungi,berdasar
kan tanggapan
responden
dilaksanakan
dengan klasifkasi
baik.Yang
ditunjukan
dengantanggapan
responden
sebanyak
4130 / 5700x 100 =
72,45614 = 72%
artinya responden
yang menanggapi
merek dengan
klasifkasi baik.
Periklanan merupak
an upaya yang
dilakukan penjual
agar produknya
dapatdiketahui dan
dibeli oleh
konsumen,sehingga
perusahaanskor
yang diberikan
oleh responden
terhadap periklanan
sebesar 160 / 200 =
80 % artinya
responden
menanggapi
variabel periklanan
dengan klasifkasi.
Nen
den
Pao
man
Tri
Asih
3
(20
06)
Pengaruh Perilaku
konsumen
Terhadap
keputusan
Pembeli produk
pada Toserba
Yogya Indramayu
L. KERANGKA PEMIKIRAN
Perilaku
Konsumen(X1)
, Keputusan
Pembeli (Y)
Perilaku konsumen
pada Toserba Yogya
lebih banyak
dipengaruhi oleh
Indikator
keragaman barang
dan hagra produk
yang ditawarkan
oleh pihak toserba
Yogya namun
secara umum
perilaku konsumen
memiliki persepsi
yang bervariasi
dalam proses
pembelian suatu
produk pada
toserba yogya Indra
yang menunjukan
seberapa dari pada
perilaku
konsumendaripada
kontribusi dimana
jumlah skor variabel
perilakukonsumen
adalah 2206 / 6 =
367 (rata – rata skor
) 367/6 (5 x 100 )
=0,1223 % = 12,23
% jadi kontribusi
perilaku konsumen
sebesar 12,23 %
termasuk kedalam
klasifkasi cukup
variatif.
Merek merupakan salah satu dari bagian produk yang utamanya adalah untuk
membedakan produk yang satu dengan yang lainnya. Bukan itu saja, merek juga
ikut andil penting dalam pemasaran selain konsumen mengenal, mengingat
produk yang kita tawarkan, perusahaan memberi nama merek yang lebih mudah
dihapal agar para konsumen mudah mengingat dan tidak salah memilih produk.
Menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (2010:130)
“Merek adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang atau desain atau kombinasi dari
semuanya, yang diharapkan mengidentifkasikan barang atau jasa dari sekelompok
penjual dan diharapkan akan membedakan barang atau jasa tersebut dari produkproduk pesaing”.
Dengan adanya merek yang membuat produk yang satu beda dengan yang lain
diharapkan akan memudahkan konsumen dalam menentukan produk yang akan
dikonsumsinya berdasarkan berbagai pertimbangan serta menimbulkan kesetiaan
terhadap suatu merek. Kesetiaan konsumen terhadap suatu merek atau brand yaitu
dari pengenalan, pilihan dan kepatuhan pada suatu merek.
Penggunaan iklan tidak terlepas dari kemampuan serta tujuan dari perusahaan.
Kemampuan dalam hal ini adalah biaya. Biaya sangat menentukan strategi iklan
yang akan dibuat. Biaya iklan ini harus disesuaikan dengan tujuan dan sasaran
yang akan dicapai.
Menurut Rendra widyatama ( 2008 : 15 )
“Iklan merupakan bentuk kegiatan komunikasi non personal yang disampaikan
lewat media dengan membayar uang yang dipakainya untuk menyampaikan pesan
yang sifatnya membujuk ( persuasif ) kepada konsumen oleh perusahan, lembaga
non – komersial, maupun pribadi yang berkempentingan”.
Iklan merupakan hal terpenting bagi perusahaan, guna untuk membantu dalam
bidang pemasaran produk yang dipasarkan, juga mudah bagi konsumen untuk
mengenali produk baru yang diperkenalkan oleh perusahaan.
Menurut Titiek Nurbiyati dan Mahmud Machfoeds (2005 : 54) mengemukakan
bahwa:
“Perilaku konsumen adalah cara konsumen merespon perbedaan ciri
produk, harga,dan tingkat efektiftas pengaruh iklan perusahaan dibandingkan
dengan iklan pihak pesaing.”
Tidak hanya merek dan iklan saja tetapi perilaku konsumen harus
diperhatikan karena perilaku konsumen yang menentukan diterima atau tidaknya
produk tersebut, sehingga para pemasar akan memahami perilaku konsumen
sehingga merek dan iklan yang dipasarkan sesuai apa yang di inginkan konsumen
M. HIPOTESIS
Dalam penelitian ini, peneliti membuat suatu hipotesis yaitu diduga terdapat
pengaruh antara Merek dan Iklan terhadap perilaku konsumen dan hipotesis
sebagai berikut :
Perilaku
Konsumen
(Y)
Secara hipotesis
statistik dapat dinyatakan sebagai berikut :
Hox₁.y ; r = o
konsumen
Tidak ada pengaruh yang antara merek terhadap Perilaku
Hax₁.y r ≠ o
Konsumen
Ada pengaruh yang antara merek terhadap Perilaku
Ho.x₂.y ; r = o
Konsumen
Tidak ada pengaruh yang antara Iklan terhadap Perilaku
Ha.x₂.y ; r ≠ o
Konsumen
Ada pengaruh yang antara Iklan terhadap Perilaku
Ho.x₁x₂.y ; r = o
Perilaku Konsumen
Tidak ada pengaruh yang antara merek dan Iklan terhadap
Ha.x₁x₂.y: r ≠ o
Perilaku Konsumen
Ada pengaruh yang antara merek dan Iklan terhadap
N. OBJEK DAN METODELOGI
1.
Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah merek dan kemasan terhadap penjualan pada PD. GUCI
MAS.
2.
Metodologi Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:1)
Penelitian merupakan suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu.
Metodologi penelitian yang penulis gunakan adalah metode
deskriptif. Menurut Husein Umar, metode deskriptif adalah suatu metode penelitian
yang memberi gambaran mengenai suatu masalah yang terjadi pada saat
penelitian yang berlangsung, meliputi data dianalisis, diolah, dan dianalisis
sehingga dapat dicari alternatif pemecahannya dan dipertanggungjawabkan.
a. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2012:61)
Populasi adalah wilayah generalisai yang terdiri dari objek /
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang terapkan oleh
peneliti untuk mempelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh konsumen PD. GUCI MAS yang terdiri dari pedang
besar, pedagang kecil, toko, kios, dan lain sebagainya.
Menurut Sugiyono (2012:62)
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi.Untuk menentukan jumlah sampelnya mempergunakan rumus slovin
dari Husein Umar (2005 : 146)
Dimana :
n
= Ukuran Sampel
N
= Ukuran populasi
e
= Persen kelonggran
ketidaktelitian kerena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir
atau diinginkan, misalnya 2%.
b.
Operasional Variabel.
Sesuai dengan judul yang dipilih, yaitu Pengaruh Merek dan Iklan terhadap Perilaku
Konsumen. Terdapat 3 Variabel, variabel bebas (X1) Merek dan variabel (X2) Iklan
terhadap variabel terikat (Y) Perilaku Konsumen yang saling berhubungan dimana
variabel terikat dipengaruhi oleh 2 variabel bebas.
Berdasarkan variabel-variabel tersebut penulis menentukan indikator-indikator
dari masing –masing variabel, lalu penulis membuat Angket/ Qusioner sesuai
dengan indikator-indikator yang telah ditentukan. Data yang diperoleh dari hasil
angket lalu diukur secara ordinal dengan menggunakan skala likert, menurut
-
Menurut Husein Umar ( 2005 : 132-133), Yaitu :
·
Sangat baik
bobot 5
·
Baik
bobot 4
·
Cukup
bobot 3
·
Tidak baik
bobot 2
·
Sangat tidak baik
bobot 1
Dari hasil pengukuran tersebut lalu penulis analisis kemudian baru di
ketahui hasilnya. Indikator dan variabel yang akan dikaji dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1
Operasional Variabel
Variabel
Indikator
Pengukuran
Item
Angket
Merek
(X1)
1. Dapat diingat
1, 2
2. Bermakna
3, 4
3. Disukai
4. Dapat dirubah
5. Dapat
diadaptasikan
6. Dapat dilindungi
Philip Kotler dan Kevin
Lane alih bahasa oleh
benyamin molan
5, 6
Ordinal
7, 8
9,10
11,12
( 2007 : 342 )
1.
Penyampaian/
penyajian
2.
Iklan
Rendra widyatama
(2007:16)
(X2)
1, 2
Media
3, 4
Ordinal
1, 2
1.Tindakan konsumen
dalam mendapatka
produk
3, 4
2.Tindakan konsumen
dalam mengkonsumsi
produk.
Perilaku
Konsumen
(Y)
c.
3.Tindakan konsumen
dalam menghabiskan
produk.
Husain Umar (2005:49)
5, 6
Ordinal
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan bahan tulisan ini dilakukan dengan :
a.
Study Kepustakaan (Library Research)
Dalam hal ini penulis mengumpulkan dan mempelajari buku-buku, literatur-literatur
serta data-data lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
b.
Study Lapangan (Field Research)
Penulis mengadakan penelitian langsung di lapangan untuk memperoleh data yang
diperlukan dalam penelitian ini penulis menggunakan taktik :
·
Obsevasi (Peninjauan)
Yaitu suatu cara dengan mengamati secara langsung pada objek yang akan diteliti
(sasaran).
·
Interview (Wawancara)
Yaitu suatu cara atau taktik untuk mengumpulkan data dengan cara mengadakan
tanya jawab serta tatap muka dan langsung dari
pihak-pihak yang berwenang,
yang ada hubungannya dengan objek yang sedang diamati dan diteliti.
·
Kuisioner (Angket)
Kuisioner merupakan taktik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
membeli seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.
d. Sumber Data
Adapun data yang digunakan untuk menunjang penelitian ini dibagi menjadi dua
jenis, yaitu :
1.
Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya, yaitu dengan mengadakan
pengamatan secara langsung pada lokasi penelitian.
2.
Data Sekunder
Data sekunder merupakan struktur dari historis mengenai
variabel-variabel
yang telah dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya dari pihak lain. Sumber data
sekunder diperoleh dari dalam perusahaan, perpustakaan umum, lembaga
pendidikan dan keterangan dari pihak lain yang relevan dengan masalah yang
diteliti.
e. Kategori Jumlah Skor per Indikator, Variabel X1, X2 dan
Variabel Y.
Pengukuran Data menurut skala kategori, menurut Nur Indrianto dan Bambang
Supomo (1999: 104), adalah sebagai berikut :
81% - 100%
= Sangat Baik / Sangat Setuju / Sangat Sesuai
61% - 80%
= Baik / Setuju / Sesuai
41% - 60%
= Sedang / Cukup setuju / Cukup Sesuai
21% - 40%
= Kurang / Tidak Setuju / Tidak Sesuai
1% - 20%
= Tidak Baik / Sangat Tidak Setuju / Sangat Tidak Sesuai.
f. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian.
Validitas berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
hendak di ukur. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Dengan demikian Validitas memiliki arti
sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melaksanakan
fungsi ukurnya, dan kaitannya dengan tujuan pengukuran. Ketepatan suatu
pengujian hipotesa tentang pengaruh variabel penelitian tergantung pada kualitas
data yang dipakai dalam pengujian tersebut. Validitas menunjukan sejauh mana
suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur.
Menurut Sugiyono (2010 : 352-353), menyatakan bahwa :
“Terdapat tiga cara pengujian validitas, yaitu : Validitas kontruk (Contruct Validity),
Validitas isi (Content Validity), dan Validitas eksternal.”
Pada penelitian ini, pengujian validitas yang akan dilakukan adalah Validitas
kontruk (Contruct Validity), maka digunakan pendapat dari ahli (judgment experts).
Dalam hal ini setelah instrumen dikontruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur
dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli.
Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen dapat digunakan tanpa
perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total.
g. Validitas Instrumen Penelitian.
Setelah pengujian kontruk dari ahli selesai, maka diteruskan uji coba instrumen.
Instrumen yang telah disetujui para ahli tersebut dicobakan pada sampel dari mana
populasi diambil. Setelah data ditabulasikan, kemudian pengujian validitas kontruk
dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item
instrumen, dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment, yaitu :
(Sugiyono, 2010 : 228)
Dimana : r
X
= Koefsien korelasi
= Skor jawaban responden
Y
N
= Jumlah skor jawaban responden
= Jumlah responden.
- Jika r hitung > r tabel maka item disebut valid.
- Jika r hitung < r tabelmaka item disebut tidak valid.
h. Reliabilitas Instrumen Penelitian.
Suatu alat pengukur apabila dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang
sama, dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur
tersebut reliabel. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukan konsistensi suatu alat
pengukur di dalam mengukur gejala yang sama.
Menurut Sugiyono (2010 :354), menyatakan bahwa :
”Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal.
Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability),
equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat
diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan
teknik tertentu”.
Pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan secara internal, yaitu
dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian yang diperoleh dianalisis
dengan teknik tertentu. Pengujian reliabilitas instrumen dalam peneliltian ini
dilakukan dengan teknik belah dua dari Spearman Brown (split half), yaitu :
(Sugiyono, 2011 : 131)
Dimana :
= Reliabilitas internal seluruh instrument
= Korelasi product momen antara belahan pertama dan kedua
- Jika r hitung > r tabel maka item dinyatakan reliabel
- Jika r hitung < r tabelmaka item dinyatakan tidak reliabel
i. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh
kualitas pelayanan dan penetapan harga terhadap kepuasan pelanggan pada PD
Guci MasIndramayu.
j. Analisis Deskriptif
- Menurut Sugiyono (2006 : 21), menyatakan bahwa:
Statistik Deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendiskripsikan
atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau
populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umumnya.
k. Uji Normalitas
Data-data yang diperoleh dari variabel X1, X2, dan Y dalam penelitian ini diuji
normalitasnya, artinya apakah data-data yang diperoleh dalam penelitian ini
berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini
menggunakan Chi Kuadrat (Sugiyono, 2010:82)
(Sugiyono, 2010 : 82)
Dimana :
= Chi Kuadrat.
= Frekuensi yang diobservasi.
= Frekuensi yang diharapkan.
Kriteria ujinya adalah : jika harga Chi kuadrat lebih kecil dari harga
tabel
maka distribusi data dinyatakan normal dan jika Chi kuadrat
lebih besar dari harga tabel
l. Analisis korelasi
1.
Korelasi Tunggal
maka distribusi data tidak normal.
Teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan
hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau
ratio. Sugiyono (2011:228), Rumus yang dapat digunakan adalah:
Dimana :
r
= Koefsien Kolerasi
r
= 0 menyatakan hubungan kedua variabel sangat lemah bahkan
mungkin tidak mempunyai hubungan sama sekali
r
= -1 menyatakam kedua variabel sangat kuat den bersifat negative
(terbalik)
r
= 1 menyatakam kedua variabel sangat kuat den bersifat Positif
(searah)
n
= Periode
X
= Variabel Bebas
Y
= Variabel Terikat
Untuk mengetahui seberapa besar tingkat hubungan antara (variabel X) dan
(Variabel Y), maka diperlukan taksiran dengan menggunakan ketentuan sebagai
beri
TERHADAP PERILAKU KONSUMEN
PROPOSAL PENELITIAN
PENGARUH MEREK DAN IKLAN TERHADAP
PERILAKU KONSUMEN
( Studi kasus pada PD GUCI MAS )
Disusun oleh :
TATI SUSILAWATI
NIM : 612010108064
PROGRAM STUDI MANAJEMEN S1
“FAKULTAS EKONOMI”
UNIVERSITAS WIRALODRA INDRAMAYU
2012
PROPOSAL PENELITIAN
A. JUDUL
TERHADAP
B. PROGRAM STUDI
:
PENGARUH MEREK DAN IKLAN
PERILAKU KONSUMEN PADA PD. GUCI MAS
: MANAJEMEN
C. JENJANG
: STRATA I (SI)
D. LATAR BELAKANG MASALAH
Seiring perkembangan ekonomi dan majunya teknologi dengan pesat, maka makin
berkembang pula sasaran dan tujuan yang akan dicapai oleh organisasi atau
perusahaan yang akan menyelenggarakan suatu kegiatan. Setiap perusahaan
dituntut untuk selalu tetap menjalankan usahanya serta menata manajemennya
dengan baik. Adapun tujuan dari perusahan itu sendiri adalah mempertahankan
kelangsungan hidup untuk perkembangan dan memperoleh laba.
Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usahanya harus mengkombinasikan
berbagai bidang yang ada dalam perusahaan itu agar tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan. Bidang-bidang tersebut ialah keuangan, produksi, sumber daya
manusia serta pemasaran serta bidang-bidang lainnya yang di sesuaikan dengan
kondisi perusahaan. Tujuan dari pengkombinasian empat bidang di atas disertai
bidang lainnya adalah agar barang dan jasa yang di hasilkan berkualitas, tahan
lama dan terjangkau oleh konsumen.
Dalam pembahasan mengenai merek, banyak hal yang harus dipertimbangkan agar
bagaimana produk tersebut dapat diterima oleh konsumen. Caranya adalah
menentukan bagaimana konsumen merasa puas dengan adanya merek yang
berkualitas.
Merek merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan pemasaran karena
kegiatan memperkenalkan dan menawarkan produk tidak terlepas dari merek yang
dihandalkan oleh perusahaan terhadap konsumen. Konsumen membandingkan apa
yang mereka harapkan untuk diterima dengan apa yang benar-benar yang mereka
terima selama tahap sesudah pembelian dalam proses pemakaian produk. Sikap
konsumen memutuskan apakah konsumen puas atau tidak dengan pembelian
produk dan hasilnya, dan sikap mereka juga membuat penilaian tentang merek,
yang menempel pada produk. Walaupun merek, dan sikap konsumen adalah
konsep yang berhubungan, keduanya bukanlah sesuatu yang benar-benar sama.
Bagi kebanyakan perusahaan, banyak cara yang digunakan untuk
membedakan produk yang dihasilkannya dengan produk perusahaann lain agar
konsumen tidak merasa bingung pada saat membeli adalah dengan menggunakan
merek pada produknya.Disamping sebagai tanda pengenal merek juga mempunyai
fungsi lain seperti simbol prusahaan agar citranya yang baik, pertahanan terhadap
persaingan memperoleh kesetiaan konsumen dengan merek yang bagus dan
berkualitas, konsumen tidak merasa bingung untuk membeli barang yang sama.
Kebutuhan akan adanya iklan berkembang seiring dengan meningkatnya
kebutuhan informasi yang diperlukan oleh konsumen. Hal ini yang menuntut
mempengaruhi perkembangan media iklan, baik cetak maupun elektronik yang
menjadi tempat menarik untuk memasang iklan produksi berbagai barang secara
besar-besaran mengharuskan pihak produsen membawa dan memperkenalkannya
secara aktif pada para calon konsumen dan itu harus dilakukan melalui kegiatan
periklanan. Produsen tidak bisa berdiam diri dan menunggu datangnya pembeli,
tanpa iklan para konsumen yang tinggal jauh dari pusat-pusat produksi tidak akan
memperoleh informasai mengenai adanya suatu barang yang dibutuhkan.
Dalam mengembangkan program iklan manager pemasaran harus selalu memulai
dengan mengidentifkasikan pasar sasaran dan motif pembeli. Perusahaan tentunya
harus mengadakan pendekatan dengan konsumen agar bisa mewujudkan tujuan
utama perusahaan, hal ini diwujudkan satu diantaranya dengan melaksanakan iklan
yang layak sehingga diharapkan konsumen dapat mengerti tentang iklan yang kita
berikan.
Sebagai perusahaan bisnis untuk memberikan kualitas produk yang baik agar
memuaskan konsumennya. Dari dulu sampai sekarang perusahaan menetapkan
konsep kualitas yang memuaskan konsumen agar konsumen menikmati produk
yang dihasilkan. Oleh karena itu, konsumen mempunyai selera yang berbeda-beda
dan apabila pihak manajemen kurang tanggap dalam menyikapi perilaku
konsumen, tentunya akan berpindahnya konsumen ke perusahaan lainnya.
Situasi ini tentunya harus dapat dipahami oleh pihak manajemen perusahaan, agar
dapat memasarkan produk - produknya harus lebih berkualitas yang dapat
memuaskan konsumennya.
Berdasarkan judul di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang
diberi
judul PENGARUH MEREK DAN IKLAN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN PADA PD
. GUCI MAS.
E. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian yang telah dikemukakan
tersebut,maka masalah yang diidentifkasikan oleh penulis adalah :
Apa alasan yang mendasari penggunaan merek tersebut oleh PD. GUCI MAS ?
Apakah merek yang dikeluarkan oleh PD. GUCI MAS mudah diingat ?
Apakah merek yang dikeluarkan oleh PD. GUCI MAS bermakna ?
Apakah merek yang dikeluarkan oleh PD. GUCI MAS banyak disukai ?
Bagaimana pendapat konsumen tentang merek perusahaan PD. GUCI MAS jika
dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis ?
Bagaimana sikap konsumen terhadap merek PD. GUCI MAS ?
Bagaimana fungsi merek pada PD. GUCI MAS ?
Manfaat apa yang didapatkan konsumen dengan adanya merek pada produk PD.
GUCI MAS ?
Bagaimana iklan pada PD. GUCI MAS ?
Bagaimana bentuk iklan pada PD. GUCI MAS ?
Bagaimanakah iklan tersebut bisa di terima oleh masyarakat pada PD. GUCI
MAS ?
Bagaimana perilaku konsumen PD. GUCI MAS ?
Bagaimana faktor perilaku konsumen pada PD. GUCI MAS ?
Bagaimana pengaruh merek dan iklan terhadap perilaku konsumen pada PD. GUCI
MAS ?
F. BATASAN MASALAH
Untuk mempermudah dalam upaya penelitian ini maka adanya suatu batasan
masalah. Adapun batasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana merek pada PD. GUCI MAS ?
2. Bagaimana iklan pada PD. GUCI MAS ?
3. Bagaimana perilaku konsumen PD. GUCI MAS ?
4. Bagaimana Pengaruh Merek terhadap perilaku Konsumen pada PD. GUCI MAS ?
5. Bagaimana pengaruh Iklan terhadap perilaku kionsumen pada PD. GUCI MAS ?
6. Bagaimana pengaruh merek dan iklan terhadap perilaku konsumen pada PD.
GUCI MAS?
G. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN
Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan teori yang
didapat dan diperoleh dari bangku kuliah dengan kenyataan yang ada di
lapangan, serta mencari dan mengumpulkannya hingga dapat menjawab
permasalahan - permasalahan yang dihadapi perusahaan.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui merek pada PD. GUCI MAS?
2. Untuk mengetahui iklan pada PD. GUCI MAS?
3. Untuk mengetahui perilaku konsumen pada PD. GUCI MAS?
4. Untuk mengetahui pengaruh merek terhadap perilaku konsumen pada PD. GUCI
MAS?
5. Untuk mengetahui pengaruh iklan terhadap perilaku konsumen pada PD. GUCI
MAS?
6. Untuk mengetahui pengaruh merek dan iklan terhadap perilaku konsumen pada
PD. GUCI MAS?
H. KEGUNAAN PENELITIAN
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan. Secara besar penelitian ini berguna bagi :
1.
Bagi Penulis
Kegunaan penelitian ini bagi penulis yaitu untuk dapat membandingkan teori yang
telah didapat di bangku perkuliahan dengan situasi dan kondisi yang ada pada
perusahaan dan kenyataan kerja sehari-hari.
2.
Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbang serta dapat
memberikan suatu informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan didalam menentukan kebijakan perusahaan untuk kegiatan
selanjutnya.
3.
Bagi pihak lain
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan oleh khalayak umum sebagai bahan
referensi serta dapat di gunakan penelitian lain sebagai bahan acuan untuk
penelitian selanjutnya.
I. Lokasi dan Waktu Penelitian
Pengumpulan data informasi yang akan peneliti peroleh dari PT. Columbindo
Perdana Cabang Indramayu. Yang beralamat di Jl. DI Panjaitan Indramayu ,dengan
uraian kegiatan sebagai berikut :
Tabel. 1
Waktu Penelitian
No
.
Uraian Kegiatan
Waktu Perencanaan
Penentuan judul dan
pengajuan
1.
2.
3.
4.
5.
Penyusunan proposal
Seminar Proposal
Penulisan outline
Penelitian
6.
Penulisan dan Bimbingan
Skripsi
7
Sidang Skripsi
Desember 2011
Januari - April 2012
Mei 2012
Mei 2012
Mei - Juli 2012
Mei – Agustus 2012
Agustus 2012
J. TINJAUAN PUSTAKA
1.
Merek
Merek yaitu suatu nama, istilah yang mudah diingatkan yang berbentuk tulisan
atau simbol tentang produk tersebut.
1.1
Pengertian Merek
Merek merupakan istilah atau simbol atau desain khusus atau kombinasi unsurunsur ini yang dirancang untuk identifkasikan barang atau jasa yang di tawarkan
penjual.
Menurut Buchari Alma ( 2007 : 147 ) mengemukakan bahwa:
Merek adalah suatu tanda atau simbol yang memberikan identitas suatu barang
atau jasa tertentu yang dapat berupa kata-kata gambar, atau kombinasi keduanya.
Menurut Basu Swastha ( 2007 : 135 ) mengemukakan bahwa:
Merek adalah suatu nama, istilah, simbol, atau desain, atau kombinasinya yang di
maksudkan untuk memberi tanda pengenal barang atau jasa dari seorang penjual
atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang-barang yang di
hasilkan oleh pesaing.
Menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin ( 2010 : 130 )
Merek adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang atau desain atau kombinasi dari
semuanya, yang diharapkan mengidentifkasikan barang atau jasa dari sekelompok
penjual dan diharapkan akan membedakan barang atau jasa tersebut dari produkproduk pesaing.
Dari defnisi diatas dapat diambil kesimpulannya bahwa merek adalah suatu
nama atau simbol atau kombinasinya yang dimaksudkan untuk memberi tanda
pengenal barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual di
dalam suatu perusahaan yang membedakan dari perusahaan lain.
1.2 Penjelasan tentang merek
a.
Indikator merek adalah sebagai berikut:
Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane alih bahasa oleh benyamin molan ( 2007 :
342 ), adalah sebagai berikut:
1.
Dapat diingat
2.
Bermakna
3.
Disukai
4.
Dapat dirubah
5.
Dapat diadaptasikan
6.
Dapat dilindungi
Penjelasannya adalah:
1.
Dapat diingat
Merek sebaiknya dibuat dengn nama, istilah, lambang, atau desain yang mudah
diingat, agar konsumen bisa mengingat barang atau jasa yang diinginkannya.
2.
Bermakna
Dalam membangun merek diharapkan dapat memberikan kesan positif kepada
konsumen terhadap barang atau jasa yang ditawarkan.
3.
Disukai
Merek yang disukai adalah merek yang dapat memberikan kesan positif kepada
konsumennya, sehingga konsumen akan tetap dan terus menggunakan barang atau
jasa tersebut.
4.
Dapat diubah
Dalam hal yang memberikan nama merek sebaiknya dipilih nama yang mudah
diganti atau diubah disesuaikan dengan kondisi yang ada.
5.
Dapat diadaptasikan
Memberikan nama merek yang baik adalah yang dapat disesuaikan kondisi pasar.
6.
Dapat dilindungi
Nama merek sebaiknya harus segera dipatenkan di badan hukum untuk mencegah
perusahaan lain meniru atau memakai nama merek perusahaan kita.
b. Tujuan memberikan merek
Menurut Buchari Alma ( 2007 : 149 ), tujuan memberikan merek adalah :
1.
Pengusaha menjamin konsumen bahwa barang yang dibeli berasal dari
perusahaan. Ini adalah untuk menyakinkan pihak konsumen membeli suatu barang
dari merek dan perusahaan yang dikehendakinya, yang cocok dengan seleranya,
keinginannya, dan kemampuannya.
2.
Perusahaan menjamin mutu barang. Dengan adanya merek ini perusahaan
menjamin mutu barang yang dikeluarkannya berkualitas baik, sehingga dalam
barang tersebut selain ada merek-merek juga disebutkan peringatan-peringatan
seperti apabila dalam sejenis ini tidak ada tanda tangan ini maka itu adalah palsu
dan lain-lain.
3.
Pengusaha memberi nama pada merek barangnya supaya mudah diingat dan
disebut sehingga konsumen dapat menyebutkan mereknya saja.
4.
Meningkatkan ekuitas merek yang memungkinkan memperoleh margin lebih
tinggi, memberikan kemudahan dan mempertahankan kesetiaan konsumen.
5.
Memberi motivasi pada saluaran distribusi, karena barang dengan merek
terkenal akan cepat laku, dan mudah disalurkan, serta mudah penanganannya.
c.
Manfaat Merek Bagi Produsen Atau Penjual
Menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin ( 2010 : 134 ) adalah
sebagai berikut :
1.
Memudahkan penjual mengolah pesanan-pesanan dan menekan masalah.
2. Nama merek dan tanda dagang secara hukum akan melindungi penjual dari
pemalsuan ciri-ciri produk karena jika tidak demikian setiap pesaing akan meniru
produk tersebut.
3. Memberi peluang bagi penjual kesetiaan konsumen pada produknya dengan
menetapkan harga lebih tinggi.
4.
Membantu penjual dalam mengelompokan pasar ke dalam segmen-segmen.
5.
Citra perusahaan dapat dibina dengan adanya merek yang baik.
6.
Memberikan pertahanan terhadap persaingan haraga yang ganas.
d. Manfaat Merek Bagi Konsumen
Menurut Djaslim Saladin ( 2007 : 85 ) adalah sebagai berikut:
1.
Dapat membedakan produk tanpa harus memeriksa secara teliti.
2.
Konsumen mendapat informasi tentang produk.
e.
Bagian Dari Merek
Menurut Djaslim Saladin ( 2007 : 84 ) adalah sebagai berikut:
1. Nama merek adalah sebagian dari merek dan yang dapat diucapkan. Contoh:
Daihatsu, Avon, Casio.
2. Tanda merek adalah sebagian dari merek yang dapat dikenal namun tidak
dapat diucapkan seperti lambing, desain, atau warna khusus. Contoh: “Tiga
Berlian” dari Mitsubishi.
3. Tanda merek dagang adalah merek atau sebagian dari merek yang dilindungi
oleh hukum karena kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang istimewa.
4. Hak cipta adalah hak istimewa yang dilindungi oleh undang-undang untuk
memproduksi, menerbitkan, dan menjual karya tulis atau karya musik.
f.
Menentukan Strategi Nama Merek
Menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin ( 2010 : 133 ),
adalah sebagai berikut:
1.
Nama individual
2.
Nama yang meliputi keluarga
3.
Nama keluarga terpisah untuk seluruh produk
4.
Nama perusahaan digabungkan dengan nama produk individual
g.
Kriteria Bagi Merek Yang Tepat
Menurut Djaslim Saladin ( 2007 : 86 ) adalah sebagai berikut:
1.
Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk
2.
Merek harus menggambarkan kualitas, warna, dan sebagainya
3.
Merek harus mudah diucapkan
4.
Merek harus dapat didaftarkan dan mendapat perlindungan hukum.
h. Dua Macam Strategi Dari Merek
Menurut Djaslim Saladin ( 2007 : 86 ) adalah sebagai berikut:
1. Brand Extantion Strategy, yaitu suatu usaha untuk menggunakan brand yang
sudah berhasil terhadap produk yang baru. Contoh: Rinso menjadi Rinso Baru.
2. Multybrand Strategy, yaitu untuk produk yang sejenis diberikan merek yang
berada individual brand yang maksudnya agar seolah-olah antara produk tersebut
saling bersaing. Contoh: sabun mandi yang dihasilkan Unilever, ada Lifeboy, Lux,
dan lain-lain.
i.
Penggolongan Merek
Menurut Djaslim Saladin ( 2007 : 86 ) adalah sebagai berikut:
1.
Berdasarkan pemiliknya
2.
Berdasarkan luas daerah geografs
3.
Berdasarkan tingkat pentingnya barang yang memakai merek
4.
Berdasarkan banyaknya barang yang menggunakan merek
j. Alasan Perusahaan Tidak Menggunakan Merek
Menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin
( 2010 : 134 )adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan tidak mau memikul tanggung jawab atas merek produknya karena
alasan kualitas (misalnya rendah).
2.
Kesukaran dalam membedakan produk antar perusahaan (misalnya paku).
3. Karena produk tersebut tidak mempunyai kemasan dan harga relative murah,
sehingga merasa tidak perlu memakai merek.
2.
Iklan
Strategi perusahaan dalam rangka mewujudkan tujuan – tujuan utama
perusahaan ialah dengan meningkatkan iklan kepada para pelanggan atau
konsumen. Hal ini merupakan bentuk kesadaran bahwa iklan sangat
menguntungkan bagi perusahaan untuk bersaing secara efektif.
2.1
Pengertian Iklan
Iklan merupakan kunci penting dalam dunia usaha karena iklan itu
sendiri merupakan bagian dari promosi. Munculnya berebagai penafsiran
disebabkan karena banyaknya pendapat yang dikemukakan oleh ahli dalam sudut
pandang yang berbeda.
Menurut Rendra Widyatama ( 2007 : 16 ) dan menurut Riyanto
(2001)menyatakan bahwa :
“Segala bentuk pesan tentang suatu produk atau jasa yang disampaikan lewat
suatu media dan ditunjukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. ”sementara
itu istilah iklan diartikan sebagai” keseluruhan proses meliputi
persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan penyampaian iklan.”
Menurut Rhenald Kasali ( 2007 : 9 )
“Iklan didefnisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditunjukan
kepada masyarakat lewat suatu media.”
Menurut Sutisna ( 2006 : 275 ) Iklan adalah :
“Setiap bentuk-bentuk penyajian apapun untuk sebuah produk ide tau gagasangagasan oleh sponsor dan menggunakan media, seperti majalah, radio, televisi,
ataupun surat kabar.”
Jadi kesimpulannya iklan adalah sebagai pesan yang menawarkan suatu produk
yang ditunjukan kepada masyarakat lewat suatu media.
2.2 Indikator Iklan
Dalam hal ini penulis menjadikan pendapat Rendra widyatama (2007:16)
sebagai indikator dari iklan :
1.
Penyampaian
2.
Media
Penjelasannya :
Ad. 1 Penyampaian
Suatu proses dalam penyajian pesan maupun informasi dalam mengenalkan suatu
produk barang atau jasa.
Ad. 2 Media
Suatu sarana atau alat pemberian informasi untuk berkomunnikasi dalam bentuk
visual maupun audio visual.
2.3 Penjelasan tentang iklan.
a. Prinsip – prinsip Iklan
Pembuatan iklan harus direncanakan dengan baik. Suatu iklan yang dibuat harus
didasarkan pada prinsip – prinsip iklan. Prinsip – prinsip ini akan menjadi dasar
dalam pembuatan iklan.
Menurut Rendra Widyatama ( 2007 : 17 ) iklan mengandung 6 prinsip dasar, yaitu
sebagai berikut:
1.
Adanya pesan tertentu
2.
Dilakukan oleh komunikator (sponsor)
3.
Dilakukan dengan cara non personal
4.
Disampaikan untuk khalayak tertentu
5.
Dalam menyampaikan pesan tertentu, dilakukan dengan cara membayar.
6.
Penyampaian pesan tersebut, mengharapkan dampak tertentu.
Penjelasannya adalah:
Ad. 1. Adanya pesan tertentu.
Sebuah iklan tidak akan ada tanpa adanya pesan. Tanpa
pesan, iklan tidak akan berwujud. Bila di media cetak, ia hanya ruang kosong tanpa
tulisan, gambar atau bentuk apapun, bila di media radio, tidak akan terdengar
suara apapun,bila di media televisi, tidak terlihat gambar dan suara apapun, maka
ia tidak dapat disebut iklan karena tidak terdapat pesan.
Ad. 2. Dilakukan oleh komunikator (sponsor).
Pesan iklan ada karena dibuat oleh komunikator, sebaliknya,
bila tidak ada komunikator, maka tidak akan ada pesan iklan. Dengan demikian, ciri
sebuah iklan, adalah bahwa pesan tersebut dibuat dan disampaikan oleh
komunikator atau sponsor tertentu secara jelas komunikator dalam iklan dapat
datang dari perseorangan, kelompok masyarakat, lembaga atau organisasi bahkan
negara.
Ad. 3. Dilakukan dengan cara non personal.
Dari pengertian iklan yang diberikan, hampir
semua menyepakati bahwa iklan merupakan penyampaian pesan yang dilakukan
secara non personal. Non personal artinya tidak dalam bentuk tatap muka.
Penyampaian pesan dapat disebut iklan bila dilakukan melalui media. (yang
kemudian disebut dengan media periklanan).
Ad. 4. Disampaikan untuk khalayak tertentu.
Iklan diciptakan oleh komunikator karena ingin ditunjukan
kepada khalayak tertentu. Dalam dunia iklan, khalayak sasaran cenderung bersifat
khusus. Pesan yang disampaikan tidak dimaksudkan untuk diberikan kepada semua
orang, melainkan kelompok target audience tertentu. Sasaran khalayak yang dipilih
tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa pada dasarnya setiap kelompok khusus
audience memiliki kesukaan, kebutuhan, keinginan, karakteristik dan keyakinan
khusus. Dengan demikian, pesan yang diberikan dirancang khusus yang sesuai
dengan target khalayak. Bilamana target audience diganti, maka sudah tentu akan
mempengaruhi bentuk dan strategi iklan. Sebuah bentuk dan strategi pesan
tunggal tidak cocok untuk diterapkan atau ditujukan pada semua khalayak.
Ad. 5. Dalam penyampaian pesan tersebut.
dilakukan dengan cara membayar. Dalam kegiatan iklan istilah membayar sekarang
ini harus dimaknai secara luas, sebab kata membayar tidak saja dilakukan dengan
alat tukar uang, melainkan dengan cara barter berupa ruang, waktu dan
kesempatan. Misalnya, hendak mengadakan kegiatan seminar, dan event tersebut
di iklankan di radio. Anda dapat tidak membayar, tetapi dapat dengan memberikan
kesempatan kepada pengelola radio untuk memasang nama atau logonya sesuai
dengan kesepakatan.
Ad. 6. Penyampaian pesan tersebut mengharapkan dampak tertentu.
Dalam sebuah visualisasi iklan, seluruh pesan dalam iklan
semestinya merupakan pesan yang efektif. Artinya, pesan yang mampu
menggerakkan khalayak agar mengikuti pesan iklan. Semua iklan pasti memiliki
tujuan tertentu, yaitu berupa dampak tertentu di tengah khalayak.
a.
Fungsi iklan
Iklan memiliki fungsi – fungsi pokok yang dapat berguna bagi kegiatan pemasaran.
Iklan dapat dengan mudah di temukan dalam kehidupan sehari – hari. Iklan telah
menjadi bagian yang sangat penting dalam bagi suatu perusahaan yang berupaya
meningkatkan volume penjualannya.
Menurut Rendra Widyatama ( 2007 : 17 ) iklan memiliki tiga fungsi pokok, yaitu:
1.
Iklan mampu memberikan informasi
2.
Iklan mampu mengemban fungsi mempersuasi khalayak
3.
Iklan mampu mengemban fungsi mendidik khalayak
Penjelasannya adalah :
Ad. 1. Iklan mampu memberikan informasi
Bahwa iklan memberikan informasi – informasi yang berharga bagi khalayaknya.
Informasi tersebut berupa pengenalan adanya produk, bagaimana cara
menggunakan produk, dimana dan kapan produk dapat dibeli, dan sebagainya.
Ad. 2. Iklan mampu mengemban fungsi persuasi khalayak.
Membujuk konsumen agar mengikuti apa yang disarankan dalam isi pesan iklan.
Wujud persuasi yang diperlihatkan dalam iklan dapat berupa membujuk
agar mencoba, membeli, memakai atau mengkonsumsi, menumbuhkan keyakinan
terhadap produk tertentu, memelihara keyakinan terhadap produk, menciptakan,
meningkatkan, dan mengembangkan permintaan terhadap produk, dan sebagainya.
Ad. 3. Iklan mampu mengemban fungsi mendidik khalayak
Mengajarkan khalayak atau suatu konstruksi tertentu suatu yang diajarkan tersebut
dapat berupa cara pemakaian, perakitan, pemasangan, penggunaan produk dan
semacamnya.
c. Jenis – jenis iklan
Menurut Rendra Widyatama ( 2007 : 102 ) berdasarkan tujuannya
iklan dibagi menjadi:
1.
Iklan komersial
2.
Iklan layanan masyarakat
Penjelasannya adalah:
Ad. 1. Iklan komersial
Iklan komersial sering disebut pula dengan iklan bisnis sebagaimana namanya,
iklan komersial atau iklan bisnis bertujuan mendapatkan keuntungan ekonomi,
utamanya peningkatan penjualan. Produk yang ditawarkan dalam iklan ini sangat
beragam baik barang, jasa, ide, keanggotaan organisasi, dan lain – lain.
Ad. 2. Iklan layanan masyarakat.
Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang digunakan untuk menyampaikan
informasi, mempersuasi atau mendidik khalayak dimana tujuan akhir bukan untuk
mendapatkan keuntungan ekonomi, melainkan keuntungan sosial. Keuntungan
sosial yang dimaksud adalah munculnya penambahan pengetahuan, kesadaran
sikap dan perubahan perilaku masyarakat terhadap masalah yang diiklankan, serta
mendapatkan citra baik dimata masyarakat.
Tujuan pembuatan iklan pada dasarnya sama, yaitu untuk
mempengaruhi orang lain agar memiliki produk yang komunikator tawarkan. Akan
tetapi ada yang bersifat komersial maupun layanan masyarakat.
2. Iklan berdasarkan media
Perkembangan teknologi ikut mendorong perkembangan media iklan. Media iklan
kini telah bermacam – macam. Media – media ini disesuaikan dengan kebutuhan
dari komunikatornya.
Menurut Rendra Widyatama ( 2008 : 102 ) berdasarkan medianya iklan
dibagi menjadi:
1. Iklan cetak
2. Iklan elektronik
Penjelasanya adalah:
Ad. 1. Iklan cetak.
Iklan yang dibuat dan dipasang dengan menggunakan teknik cetak, baik cetak
dengan teknologi sederhana maupun teknologi tinggi. Berbagai teknik cetak yang
ada, misalnya dengan prinsip letterpress, photo lithography, photo gravure, sablon,
inkjet, dan laser. Media yang digunakan dalam teknik cetak tersebut sangat
beragam, mulai dari kertas, plat mental, kulit, plastik, kaca, kain, dan sebagainya.
Iklan yang dibuat dengan menggunakan teknik cetak ini, pada akhirnya lebih
populer disebut dengan nama sesuai dengan bentuk dan format media cetak.
Beberapa bentuk iklan cetak yaitu: iklan cetak surat kabar, iklan cetak majalah,
tabloid, iklan cetak baliho, iklan cetak poster, iklan leafet, iklan spanduk, fyers,
kemasan produk, stiker, balon udara, bus panel, dan berbagai iklan cetak lainya.
Ad. 2. Iklan elektronik
Disebut iklan elektronik karena media yang digunakan sebagai
tempat dipasangnya pesan iklan adalah karena menggunakan media yang berbasis
perangkat elektronik. Secara lebih spesifk, iklan elektronik dapat dibagi menjadi 4
jenis yaitu iklan radio, iklan televisi, iklan flm. Serta iklan yang dipasang dalam
media jaringan atau internet, baik media cetak maupun media elektronik, harus
dibuat secara baik agar dapat diterima oleh masyarakat, tujuan dari pembuatan
iklan tersebut dapat dicapai sehingga dapat meningkatkan volume penjualan.
d. Langkah – langkah dalam iklan
Langkah – langkah dalam iklan dikenal dengan istilah 5m. Adapun langka – langka
tersebut, antara lain:
-
Mission yaitu menetapkan tujuan dan sasaran iklan
-
Money yaitu menetapkan anggaran iklan.
e. Faktor –faktor yang mempengaruhi periklanan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi periklanan menurut Basu Swastha dan
Irawan ( 2005: 365 ) yaitu :
1.
Jenis produk
2.
Sifat pasar
3.
Keadaan persaingan
Keterangan :
1. Jenis produk
Terdiri barang konsumsi dan barang industri.Periklanan dianggap sangat penting di
dalam pemasaran barang konsumsi, karena memerlukan distribusi yang luas.
2. Sifat pasar
Sifat pasar merupakan salah satu faktor penentu dalam periklanan, sifat pasar
meliputi :
a. Luas pasar secara geografs.
Periklanan dapat ditentukan menurut batas – batas geografs yang
jelas, seperti pasar lokal, pasar nasional, pasar Internasional.
b. Konsentrasi pasar
Perusahaa yang memutuskan penjualannya pada satu kelompok pembeli saja
akan mengadakan periklanan yang berbeda dengan perusahaan yang memusatkan
penjualannya pada semua kelompok.
c. Macam Pembeli
Macam pembeli terdiri dari pembeli industri, konsumsi rumah tangga, dan
pembeli lainnya.
3. Keadaan persaingan
Keadaan yang menggambarkan pengaruh dari upaya dan usaha yang dilakukan
perusahaan lain yang menjual produk yang sama atau mempunyai aktivitas yang
sama.
3.
Perilaku Konsumen.
Istilah perilaku erat hubungannya dengan objek yang studinya diarahkan pada
permasalahan manusia. Dibidang studi pemasaran, konsep perilaku konsumen
secara terus – menerus dikembangkan dengan berbagai pendekatan untuk
memahami konsumen dengan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita
harus memahami apa yang mereka pikirkan dan mereka rasakan.
3.1 Pengertian Perilaku Konsumen.
Perilaku konsumen dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen
merupakan studi tentang bagaimana pembuatan keputusan, baik individu,
kelompok, ataupun organisasi, yang membuat keputusan – keputusan beli atau
melakukan transaksi pembelian suatu produk dan mengkonsumsinya.
Menurut Husein Umar ( 2005 : 49 ) mengatakan bahwa:
“Perilaku konsumen adalah sebagai suatu tindakan yang langsung dalam,
mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa, termasuk
proses keputusan yang mendahului penyusul tindakan tersebut.”
Menurut Titiek Nurbiyati dan Mahmud Machfoeds (2005 : 54)mengemukakan
bahwa:
“Perilaku konsumen adalah cara konsumen merespon perbedaan ciri
produk, harga,dan tingkat efektiftas pengaruh iklan perusahaan dibandingkan
dengan iklan pihak pesaing.”
Menurut Ristiyanti Prasetijo ( 2005 : 9 ) mengemukakan bahwa:
“Perilaku Konsumen adalah suatu proses atau hubungan antara beberapa
tahap yang saling mempengaruhi antara tahap perolehan, tahap konsumsi, tahap
tindakan pasca beli.”
Dari defnisi diatas perilaku konsumen dapat diartikan sebagai suatu
tindakan yang langsung dalam, mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan
produk dan jasa.
3.2 Indikator Perilaku Konsumen
Dari defnisi pendapat ahli diatas penulis menjadikan
pendapat Husain Umar (2005:49) sebagai indikator dari perilaku konsumen.
1.
Tindakan konsumen dalam mendapatkan produk
2.
Tindakan konsumen dalam mengkonsumsi produk.
3.
Tindakan konsumen dalam menghabiskan produk.
Penjelasannya :
Ad 1. Tindakan konsumen dalam mendapatkan produk
Upaya ingin memiliki suatu produk yang diinginkan dengan cara mencari dan
membeli produk tersebut.
Ad 2. Tindakan konsumen dalam mengkonsumsi produk.
Menggunakan, mengevaluasi
Ad 3. Tindakan konsumen dalam menghabiskan produk.
Apa yang dilakukan oleh konsumen setelah produk itu digunakan atau dikonsumsi.
3.3 Faktor - faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
Menurut Philip Kotler ( 2007 : 214 ) mengemukakan bahwa faktor
– faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah :
1.
Faktor Kebudayaan ( Cultural Factors )
a.
Budaya
Adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar.
b.
Kelas sosial
Adalah sekelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam suatu
masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan, jenjang, dan setiap anggota
jenjang memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama.
2.
Faktor Sosial ( Social Factors )
a.
Kelompok referensi
Adalah kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung
terhadap sikap dan perilaku seseorang.
b.
Keluarga
Adalah suami istri dan anak-anak yang dapat memberikan pengaruh kuat terhadap
perilaku konsumen.
c.
Peranan dan Status
Kedudukan seseorang dalam tiap kelompok.
3.
Faktor Pribadi ( Personal Factors )
a.
Usia dan Daur hidup
Adalah ciri-ciri kepribadian yang dimiliki seseorang.
b.
Pekerjaan
Adalah jenis pekerjaan yang dimiliki seseorang juga mempengaruhi keputusan
pembeli.
c.
Keadaan ekonomi
Adalah terdiri atas pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan milik
kekayaan kemampuan meminjam dan sikapnya terhadap pengeluaran lawan
menabung.
d. Gaya Hidup
Adalah pola hidup seseorang sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat,
dan pendapatan. Bagaimana perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari, ada
yang sederhana, ada yang boros, dan ada pula yang pelit.
e.
Kepribadian dan konsep diri
Adalah ciri psikologis yang membedakan yang secara relatif, tetap dan bertahan
dengan lingkungannya.
4.
a.
Faktor Psikologis ( Psychological Factors )
Motivasi
Adalah suatu dorongan yang cukup kuat yang mendesak untuk mengarahkan
seseorang agar dapat memenuhi keputusan terhadap kebutuhan.
b.
Persepsi
Adalah penerimaan atau tanggapan seseorang terhadap suatu situasi.
c.
Belajar
Adalah penggambaran perubahan perilaku seseorang yang bersumber dari
pengalaman.
d.
Keyakinan dan Sikap
Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dianut seseorang tentang
sesuatu.
Sikap adalah penilaian kognitif yang baik atau tidak, perasaan emosional dan tentu
terhadap beberapa objek atau gagasan.
3.3. Modal, Sikap dan Perilaku
Sikap dan perilaku konsumen juga merupakan bagian dari konsep perilaku
konsumen yang lain. Untuk mengukur sikap dan perilaku konsumen dapat
dilakukan dengan modal multiatribut. Salah satu modal sikap yang terkenal adalah
modal sikap yang dibentuk seseorang terhadap objek tertentu.
Model ini digunakan dengan maksud agar diperoleh
konsistensi antara sikap dan perilakunya. Sehingga model fshbein ini memiliki dua
komponen, yaitu komponen sikap dan komponen norma subyektif seperti yang
dikemukakan,
Menurut Husein Umar (2005 :57 ) mengemukakan bahwa model
sikap dan perilaku konsumen adalah :
a.
Komponen sikap
Komponen ini bersifat internal individu, ia berkaitan langsung dengan objek
penelitian dan atribut-atribut langsungnya akan memiliki peranan yang penting
dalam pengukuran perilaku, karena akan menentukan tindakan apa yang akan
dilakukan, dengan tidak dipengaruhi oleh factor eksternal.
b.
Komponen Norma Subyektif
Komponen ini bersifat eksternal individu yang mempunyai pengaruh terhadap
perilaku individu. Komponen ini dapat dihitung dengan cara mengalihkan antara
nilai kepercayaan normative individu terhadap atribut dengan motivasi bersetuju
terhadap atribut tersebut. Kepercayaan normative mempunyai arti sebagai suatu
kuatnya keyakinan normative seseorang terhadap atribut yang ditawarkan dalam
mempengaruhi perilakunya terhadap objek. Sedangkan motivasi bersetuju
merupakan motivasi seseorang untuk bersetuju dengan atribut yang ditawarkan
sebagai faktor yang berpengaruh terhadap perilakunya.
Dari pendapat diatas, dapat dijelaskan bahwa perilaku konsumen
merupakan sikap dan tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau
organisasi dalam mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan
jasa tersebut, yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan.
J. Hubungan antara Merek dan Iklan Terhadap Perilaku Konsumen
Menurut Surachman S.A ( 2008 : 57 ) menyatakan bahwa:
“Secara umum, jika sebuah produk gagal (merek dibawah harapan) perusahaan
akan berusaha menemukan penyebeb kegagalan terhadap merek atau produk
tersebut, jika kegagalan tersebut dikarenakan mutu produk itu sendiri.
Pernyataan ini sebuah merek dapat mencakup manfaat emosional dan manfaat
ekspresi diri :
a. Manfaat emosional berhubungan dengan kemampuan merek tersebut untuk
membuat pembeli atau pengguna merek merasakan suatu pada saat proses
pembelian sekaligus dapat dijadikan pengalaman.
b. Manfaat diri akan terasa ada, ketika merek itu dapat memberikan gambaran
diri orang yang dapat menyatakan citra pribadi tertentu”.
Menurut fandy tjiptono ( 2007 : 226 ) iklan adalah :
“Iklan adalah bentuk komunikasi yang tidak langsung,yang didasari pada informasi
tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa
sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran
seseorang untuk melakukan pembelian”
Iklan dapat disimpulkan sebagai cara untuk memperkenalkan produk atau jasanya
yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi konsumen, agar membeli
produk atau jasa yang ditawarkan.
Sasaran iklan biasanya lebih mempengaruhi perilaku dibandingkan dengan sikap.
Pembelian segera adalah tujuan dari pembuatan iklan terlepas bentuk apapun yang
diambil. Karena itulah, kelihatannya lebih masuk akal ketika merencanakan suatu
iklan untuk target pelanggan sehubungan dengan perilaku umum.
Oleh karena itulah merek dan iklan pada akhirnya akan menentukan perilaku
konsumen dalam pengambilan keputusan untuk membeli produk-produk yang
berkualitas, artinya apabila produk itu dianggap berkualitas oleh konsumen maka
konsumen akan tetap mempertahankan dalam pembelian produk tersebut. Dan
sebaliknya juga produk tidak berkualitas lagi, maka konsumen akan berpindah ke
perusahaan lain.
K. Jurnal
Tabel 1.1
Penelitian Terdahulu
N Nam
o a
Pene
Judul
Variabel
Hasil Penelitian
liti
Asya
ri
1
.
(200
9)
2
.
Iin
cusil
iyani
(200
7)
Pengaruh merek
terhadap sikap
konsumen pada
kasus ( pada
kasus merek
Honda vario pada
CV
KaryaPerdana Ind
ramayu)
Pengaruh
PeriklananTerhad
ap penjualan ( pa
da Alfamart
Usaha Tira Lelea )
Merek ( x1)
dan sikap
konsumen (y)
periklan (X2),p
enjualan(Y)
Berdasarkan hasil
penelitian
mengenai merek
yang ditunjukan
dengan
indikator .Dapat diin
gat , Bermakna,Disu
kai, Dapat
diubah, Dapat
diadaptasikan, Dap
at
dilindungi,berdasar
kan tanggapan
responden
dilaksanakan
dengan klasifkasi
baik.Yang
ditunjukan
dengantanggapan
responden
sebanyak
4130 / 5700x 100 =
72,45614 = 72%
artinya responden
yang menanggapi
merek dengan
klasifkasi baik.
Periklanan merupak
an upaya yang
dilakukan penjual
agar produknya
dapatdiketahui dan
dibeli oleh
konsumen,sehingga
perusahaanskor
yang diberikan
oleh responden
terhadap periklanan
sebesar 160 / 200 =
80 % artinya
responden
menanggapi
variabel periklanan
dengan klasifkasi.
Nen
den
Pao
man
Tri
Asih
3
(20
06)
Pengaruh Perilaku
konsumen
Terhadap
keputusan
Pembeli produk
pada Toserba
Yogya Indramayu
L. KERANGKA PEMIKIRAN
Perilaku
Konsumen(X1)
, Keputusan
Pembeli (Y)
Perilaku konsumen
pada Toserba Yogya
lebih banyak
dipengaruhi oleh
Indikator
keragaman barang
dan hagra produk
yang ditawarkan
oleh pihak toserba
Yogya namun
secara umum
perilaku konsumen
memiliki persepsi
yang bervariasi
dalam proses
pembelian suatu
produk pada
toserba yogya Indra
yang menunjukan
seberapa dari pada
perilaku
konsumendaripada
kontribusi dimana
jumlah skor variabel
perilakukonsumen
adalah 2206 / 6 =
367 (rata – rata skor
) 367/6 (5 x 100 )
=0,1223 % = 12,23
% jadi kontribusi
perilaku konsumen
sebesar 12,23 %
termasuk kedalam
klasifkasi cukup
variatif.
Merek merupakan salah satu dari bagian produk yang utamanya adalah untuk
membedakan produk yang satu dengan yang lainnya. Bukan itu saja, merek juga
ikut andil penting dalam pemasaran selain konsumen mengenal, mengingat
produk yang kita tawarkan, perusahaan memberi nama merek yang lebih mudah
dihapal agar para konsumen mudah mengingat dan tidak salah memilih produk.
Menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (2010:130)
“Merek adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang atau desain atau kombinasi dari
semuanya, yang diharapkan mengidentifkasikan barang atau jasa dari sekelompok
penjual dan diharapkan akan membedakan barang atau jasa tersebut dari produkproduk pesaing”.
Dengan adanya merek yang membuat produk yang satu beda dengan yang lain
diharapkan akan memudahkan konsumen dalam menentukan produk yang akan
dikonsumsinya berdasarkan berbagai pertimbangan serta menimbulkan kesetiaan
terhadap suatu merek. Kesetiaan konsumen terhadap suatu merek atau brand yaitu
dari pengenalan, pilihan dan kepatuhan pada suatu merek.
Penggunaan iklan tidak terlepas dari kemampuan serta tujuan dari perusahaan.
Kemampuan dalam hal ini adalah biaya. Biaya sangat menentukan strategi iklan
yang akan dibuat. Biaya iklan ini harus disesuaikan dengan tujuan dan sasaran
yang akan dicapai.
Menurut Rendra widyatama ( 2008 : 15 )
“Iklan merupakan bentuk kegiatan komunikasi non personal yang disampaikan
lewat media dengan membayar uang yang dipakainya untuk menyampaikan pesan
yang sifatnya membujuk ( persuasif ) kepada konsumen oleh perusahan, lembaga
non – komersial, maupun pribadi yang berkempentingan”.
Iklan merupakan hal terpenting bagi perusahaan, guna untuk membantu dalam
bidang pemasaran produk yang dipasarkan, juga mudah bagi konsumen untuk
mengenali produk baru yang diperkenalkan oleh perusahaan.
Menurut Titiek Nurbiyati dan Mahmud Machfoeds (2005 : 54) mengemukakan
bahwa:
“Perilaku konsumen adalah cara konsumen merespon perbedaan ciri
produk, harga,dan tingkat efektiftas pengaruh iklan perusahaan dibandingkan
dengan iklan pihak pesaing.”
Tidak hanya merek dan iklan saja tetapi perilaku konsumen harus
diperhatikan karena perilaku konsumen yang menentukan diterima atau tidaknya
produk tersebut, sehingga para pemasar akan memahami perilaku konsumen
sehingga merek dan iklan yang dipasarkan sesuai apa yang di inginkan konsumen
M. HIPOTESIS
Dalam penelitian ini, peneliti membuat suatu hipotesis yaitu diduga terdapat
pengaruh antara Merek dan Iklan terhadap perilaku konsumen dan hipotesis
sebagai berikut :
Perilaku
Konsumen
(Y)
Secara hipotesis
statistik dapat dinyatakan sebagai berikut :
Hox₁.y ; r = o
konsumen
Tidak ada pengaruh yang antara merek terhadap Perilaku
Hax₁.y r ≠ o
Konsumen
Ada pengaruh yang antara merek terhadap Perilaku
Ho.x₂.y ; r = o
Konsumen
Tidak ada pengaruh yang antara Iklan terhadap Perilaku
Ha.x₂.y ; r ≠ o
Konsumen
Ada pengaruh yang antara Iklan terhadap Perilaku
Ho.x₁x₂.y ; r = o
Perilaku Konsumen
Tidak ada pengaruh yang antara merek dan Iklan terhadap
Ha.x₁x₂.y: r ≠ o
Perilaku Konsumen
Ada pengaruh yang antara merek dan Iklan terhadap
N. OBJEK DAN METODELOGI
1.
Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah merek dan kemasan terhadap penjualan pada PD. GUCI
MAS.
2.
Metodologi Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:1)
Penelitian merupakan suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu.
Metodologi penelitian yang penulis gunakan adalah metode
deskriptif. Menurut Husein Umar, metode deskriptif adalah suatu metode penelitian
yang memberi gambaran mengenai suatu masalah yang terjadi pada saat
penelitian yang berlangsung, meliputi data dianalisis, diolah, dan dianalisis
sehingga dapat dicari alternatif pemecahannya dan dipertanggungjawabkan.
a. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2012:61)
Populasi adalah wilayah generalisai yang terdiri dari objek /
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang terapkan oleh
peneliti untuk mempelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh konsumen PD. GUCI MAS yang terdiri dari pedang
besar, pedagang kecil, toko, kios, dan lain sebagainya.
Menurut Sugiyono (2012:62)
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi.Untuk menentukan jumlah sampelnya mempergunakan rumus slovin
dari Husein Umar (2005 : 146)
Dimana :
n
= Ukuran Sampel
N
= Ukuran populasi
e
= Persen kelonggran
ketidaktelitian kerena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir
atau diinginkan, misalnya 2%.
b.
Operasional Variabel.
Sesuai dengan judul yang dipilih, yaitu Pengaruh Merek dan Iklan terhadap Perilaku
Konsumen. Terdapat 3 Variabel, variabel bebas (X1) Merek dan variabel (X2) Iklan
terhadap variabel terikat (Y) Perilaku Konsumen yang saling berhubungan dimana
variabel terikat dipengaruhi oleh 2 variabel bebas.
Berdasarkan variabel-variabel tersebut penulis menentukan indikator-indikator
dari masing –masing variabel, lalu penulis membuat Angket/ Qusioner sesuai
dengan indikator-indikator yang telah ditentukan. Data yang diperoleh dari hasil
angket lalu diukur secara ordinal dengan menggunakan skala likert, menurut
-
Menurut Husein Umar ( 2005 : 132-133), Yaitu :
·
Sangat baik
bobot 5
·
Baik
bobot 4
·
Cukup
bobot 3
·
Tidak baik
bobot 2
·
Sangat tidak baik
bobot 1
Dari hasil pengukuran tersebut lalu penulis analisis kemudian baru di
ketahui hasilnya. Indikator dan variabel yang akan dikaji dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1
Operasional Variabel
Variabel
Indikator
Pengukuran
Item
Angket
Merek
(X1)
1. Dapat diingat
1, 2
2. Bermakna
3, 4
3. Disukai
4. Dapat dirubah
5. Dapat
diadaptasikan
6. Dapat dilindungi
Philip Kotler dan Kevin
Lane alih bahasa oleh
benyamin molan
5, 6
Ordinal
7, 8
9,10
11,12
( 2007 : 342 )
1.
Penyampaian/
penyajian
2.
Iklan
Rendra widyatama
(2007:16)
(X2)
1, 2
Media
3, 4
Ordinal
1, 2
1.Tindakan konsumen
dalam mendapatka
produk
3, 4
2.Tindakan konsumen
dalam mengkonsumsi
produk.
Perilaku
Konsumen
(Y)
c.
3.Tindakan konsumen
dalam menghabiskan
produk.
Husain Umar (2005:49)
5, 6
Ordinal
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan bahan tulisan ini dilakukan dengan :
a.
Study Kepustakaan (Library Research)
Dalam hal ini penulis mengumpulkan dan mempelajari buku-buku, literatur-literatur
serta data-data lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
b.
Study Lapangan (Field Research)
Penulis mengadakan penelitian langsung di lapangan untuk memperoleh data yang
diperlukan dalam penelitian ini penulis menggunakan taktik :
·
Obsevasi (Peninjauan)
Yaitu suatu cara dengan mengamati secara langsung pada objek yang akan diteliti
(sasaran).
·
Interview (Wawancara)
Yaitu suatu cara atau taktik untuk mengumpulkan data dengan cara mengadakan
tanya jawab serta tatap muka dan langsung dari
pihak-pihak yang berwenang,
yang ada hubungannya dengan objek yang sedang diamati dan diteliti.
·
Kuisioner (Angket)
Kuisioner merupakan taktik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
membeli seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.
d. Sumber Data
Adapun data yang digunakan untuk menunjang penelitian ini dibagi menjadi dua
jenis, yaitu :
1.
Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya, yaitu dengan mengadakan
pengamatan secara langsung pada lokasi penelitian.
2.
Data Sekunder
Data sekunder merupakan struktur dari historis mengenai
variabel-variabel
yang telah dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya dari pihak lain. Sumber data
sekunder diperoleh dari dalam perusahaan, perpustakaan umum, lembaga
pendidikan dan keterangan dari pihak lain yang relevan dengan masalah yang
diteliti.
e. Kategori Jumlah Skor per Indikator, Variabel X1, X2 dan
Variabel Y.
Pengukuran Data menurut skala kategori, menurut Nur Indrianto dan Bambang
Supomo (1999: 104), adalah sebagai berikut :
81% - 100%
= Sangat Baik / Sangat Setuju / Sangat Sesuai
61% - 80%
= Baik / Setuju / Sesuai
41% - 60%
= Sedang / Cukup setuju / Cukup Sesuai
21% - 40%
= Kurang / Tidak Setuju / Tidak Sesuai
1% - 20%
= Tidak Baik / Sangat Tidak Setuju / Sangat Tidak Sesuai.
f. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian.
Validitas berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
hendak di ukur. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Dengan demikian Validitas memiliki arti
sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melaksanakan
fungsi ukurnya, dan kaitannya dengan tujuan pengukuran. Ketepatan suatu
pengujian hipotesa tentang pengaruh variabel penelitian tergantung pada kualitas
data yang dipakai dalam pengujian tersebut. Validitas menunjukan sejauh mana
suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur.
Menurut Sugiyono (2010 : 352-353), menyatakan bahwa :
“Terdapat tiga cara pengujian validitas, yaitu : Validitas kontruk (Contruct Validity),
Validitas isi (Content Validity), dan Validitas eksternal.”
Pada penelitian ini, pengujian validitas yang akan dilakukan adalah Validitas
kontruk (Contruct Validity), maka digunakan pendapat dari ahli (judgment experts).
Dalam hal ini setelah instrumen dikontruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur
dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli.
Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen dapat digunakan tanpa
perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total.
g. Validitas Instrumen Penelitian.
Setelah pengujian kontruk dari ahli selesai, maka diteruskan uji coba instrumen.
Instrumen yang telah disetujui para ahli tersebut dicobakan pada sampel dari mana
populasi diambil. Setelah data ditabulasikan, kemudian pengujian validitas kontruk
dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item
instrumen, dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment, yaitu :
(Sugiyono, 2010 : 228)
Dimana : r
X
= Koefsien korelasi
= Skor jawaban responden
Y
N
= Jumlah skor jawaban responden
= Jumlah responden.
- Jika r hitung > r tabel maka item disebut valid.
- Jika r hitung < r tabelmaka item disebut tidak valid.
h. Reliabilitas Instrumen Penelitian.
Suatu alat pengukur apabila dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang
sama, dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur
tersebut reliabel. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukan konsistensi suatu alat
pengukur di dalam mengukur gejala yang sama.
Menurut Sugiyono (2010 :354), menyatakan bahwa :
”Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal.
Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability),
equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat
diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan
teknik tertentu”.
Pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan secara internal, yaitu
dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian yang diperoleh dianalisis
dengan teknik tertentu. Pengujian reliabilitas instrumen dalam peneliltian ini
dilakukan dengan teknik belah dua dari Spearman Brown (split half), yaitu :
(Sugiyono, 2011 : 131)
Dimana :
= Reliabilitas internal seluruh instrument
= Korelasi product momen antara belahan pertama dan kedua
- Jika r hitung > r tabel maka item dinyatakan reliabel
- Jika r hitung < r tabelmaka item dinyatakan tidak reliabel
i. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh
kualitas pelayanan dan penetapan harga terhadap kepuasan pelanggan pada PD
Guci MasIndramayu.
j. Analisis Deskriptif
- Menurut Sugiyono (2006 : 21), menyatakan bahwa:
Statistik Deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendiskripsikan
atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau
populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umumnya.
k. Uji Normalitas
Data-data yang diperoleh dari variabel X1, X2, dan Y dalam penelitian ini diuji
normalitasnya, artinya apakah data-data yang diperoleh dalam penelitian ini
berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini
menggunakan Chi Kuadrat (Sugiyono, 2010:82)
(Sugiyono, 2010 : 82)
Dimana :
= Chi Kuadrat.
= Frekuensi yang diobservasi.
= Frekuensi yang diharapkan.
Kriteria ujinya adalah : jika harga Chi kuadrat lebih kecil dari harga
tabel
maka distribusi data dinyatakan normal dan jika Chi kuadrat
lebih besar dari harga tabel
l. Analisis korelasi
1.
Korelasi Tunggal
maka distribusi data tidak normal.
Teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan
hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau
ratio. Sugiyono (2011:228), Rumus yang dapat digunakan adalah:
Dimana :
r
= Koefsien Kolerasi
r
= 0 menyatakan hubungan kedua variabel sangat lemah bahkan
mungkin tidak mempunyai hubungan sama sekali
r
= -1 menyatakam kedua variabel sangat kuat den bersifat negative
(terbalik)
r
= 1 menyatakam kedua variabel sangat kuat den bersifat Positif
(searah)
n
= Periode
X
= Variabel Bebas
Y
= Variabel Terikat
Untuk mengetahui seberapa besar tingkat hubungan antara (variabel X) dan
(Variabel Y), maka diperlukan taksiran dengan menggunakan ketentuan sebagai
beri