Cerpen anti korupsi Rachmat Budiawan XI

Nama : Rachmat Budiawan
Kelas : XII IPA D

Pentingnya Waktu

Cerita ini berawal ketika aku pertama kali bersekolah di SMA Negeri 1
Sampit. Waktu itu aku memang berniat untuk masuk di SMA ternama dan terfavorit
ini.
Waktu itu hari rabu, hari pengambilan ijazah dan surat-surat yang dibutuhkan
untuk masuk SMA. Saya waktu itu bersama teman saya, Cahya. Seusai mengambil
semua surat-surat, saya pergi mengantar Cahya pulang. Dirumahnya kami
berbincang bincang sebentar, kebetulan ada ibunya Cahya.
“Kamu ntar masuk SMA mana, Wan ?”, tanya ibunya Cahya. “SMA 1, Bu.”,
jawabku singkat.
Tiba-tiba Cahya mendapat pesan singkat dari kakak kelasnya yang sudah
bersekolah di SMA Negeri 1 Sampit. Dia menunjukkan pesan singkat itu kepadaku.
“Wan, aku dapat sms dari kakak kelas kita di Smansa, katanya dia mau
mengajak kita ikut Drumband”, kata Cahya. “Oh, ayo kita ikut, tapi mulai kapan
masuknya ?”, tanyaku kembali. “Katanya hari Selasa, Kamis, dan Sabtu sore”, jawab
Cahya. “Oke, besok kita turun kesekolah ya, kita lihat dulu bagaimana ekskul yang
ada disana.”, kataku sambil men-starter sepeda motorku.

Akupun pulang kerumah, sambil dijalan pulang, aku berfikir tentang ajakan
Cahya tadi.
“Bagaimana nanti kalau aku ikut ekskul disana ? Sedangkan aku belum
masuk SMA dengan resmi. Ahh, jalani saja dulu, siapa tau dapat pengalaman yang
baik”, gumamku dalam hati sambil mengendarai sepeda motorku.
Hari Kamis sore. Aku mulai menjalani aktifitasku yang sempat vakum selama
beberapa bulan, latihan Marching Band. Tetapi, latihan Marching Band-nya di lain
tempat. Dulunya di SMP, sekarang di SMA. Aku berangkat bersama Cahya.
Awalnya kami malu-malu untuk masuk. Karena kami masih belum menjadi
siswa resmi di SMA 1. Saat kami berdiri di depan pagar masuk, kami dihampiri oleh
kakak kelas.

“Kalian yang mau masuk Marching, ya ?”, tanyanya ramah. Lalu Cahya
sedikit terkejut menjawab “Eh, iya kak. Kami anggota baru”. “Ayo masuk de, liat-liat
dulu sama calon ekskulnya”, bujuknya sembari tersenyum.
Aku dan Cahya pun masuk ke dalam SMA itu. Dengan muka masih malumalu, kami coba untuk tetap tenang dan mencoba membaur di dalam ekskul
tersebut.
Ternyata, sistem Marching di SMA ini dengan yang ada di SMP ku dulu
sangat jauh berbeda ! Aku seperti menjadi orang awam, orang kudet yang tidak tahu
perkembangan Marching.

Kami pertama melakukan latihan baris berbaris. Setelah itu, kami upacara.
“Ya!, mohon perhatian, kita kedatangan anggota baru. Tolong di rangkul
temannya, jangan diasingkan. Untuk anggota baru, pandai-pandai kalian dalam
beradaptasi dengan Band ini, baik itu orang-orangnya, ataupun alat-alatnya.”, ucap
Pembina Marching Band Smansa dalam penyampaian amanat.
Tiba-tiba, kami terkejut, dengan berubahnya raut muka Abang Afviv, begitu
kami menyebutnya, karena banyak yang datang terlambat.
“Ini kenapa banyak yang datang telat ?! Kalian sudah saya ingatkan, jangan
datang telat ! Abang seperti ini, agar kalian itu menghargai yang namanya waktu,
waktu itu penting. Begini, kalian itu korupsi ! Kalian membuang-buang waktu kalian !
Coba hitung, berapa waktu yang terbuang sia-sia karena keterlambatan kalian
datang latihan ?! Di jadwal latihannya dari pukul 14.30 – 17.00, menjadi 15.00 –
17.00. berapa waktu kalian terbuang ?”, kata Abang Afviv waktu itu.
Semua anggota senior kami tunduk, menyadari kesalahan mereka. Ternyata
bukan hanya musik yang mereka pelajari, tetapi juga bagaimana caranya belajar
menghargai waktu dan disiplin. Saya mulai tertarik dengan ekskul ini.

Setelah upacara selesai, kami mulai latihan. Dimulai dengan perkenalan alat.
Saya di SMP dulu adalah pemain Snare Drum, sekarang di SMA, saya memilih
untuk tetap bermain Snare Drum. Untuk bagian perkusi, saya dilatih oleh Abang

Agus.
“Baik, saya pelatih perkusi kalian. Nama saya Abang Agus. Sistem latihan kita
berbeda, kita menggunakan yang namanya not balok.”, ucap Abang Agus sambil
memperkenalkan diri.
Gilaa !! Disini sistemnya pakai not balok. Aku belum bisa baca not balok. Jadi
merasa seperti orang yang tidak bisa apa-apa.

“Disini, siapa anggota baru yang bisa baca not ?”, tanya Abang Agus. Tidak
ada yang mengangkat tangan. “Berarti belum bisa semua ? Baiklah saya ajarkan.”,
kata Abang Agus dengan nada sabar.
Aku pun diajarkan membaca not balok dengan Abang Agus. Untungnya aku
cepat memahami not balok itu. Sehingga, dalam satu kali latihan, aku sudah
mempelajari semua not.
Sebelum pulang, biasanya latihan gabungan. Dimana semua section di dalam
satu band berkumpul dan bermain musik. Aku gugup, karena aku takut ada
kesalahan dalam membaca not.
Kami bermain musik. Selesai bermain musik, kami melaksanakan upacara
penutupan.
“Baik. Kita dapat undangan untuk mengikuti lomba Marching tingkat provinsi
di Pangkalan Bun. Lombanya dilaksanakan bulan Oktober. Sekarang bulan Juni, kita

punya waktu 4 bulan lagi untuk lomba. Untuk latihan gabungan tadi, makasih
anggota baru kalian udah mau gabung. Abang salut sama Wawan, baru pertama
latihan udah bisa baca not, ayo kakak-kakaknya jangan mau kalah sama Wawan.”,
ujar Abang Afviv menyampaikan pemberitahuan sambil memujiku sekaligus
memberi semangat kepada kakak kelasku yang satu divisi denganku.
Setelah upacara penutupan, aku pulang kerumah. Dirumah, sambil
membaca not, aku berpikir, ternyata waktu itu penting. Coba kalau kita menghargai
waktu, pasti hidup kita teratur. Semua kegiatan akan terlaksana sesuai jadwal yang
kita manage. Aku baru menyadari itu.

Tiba hari latihan selanjutnya, semuanya datang tepat waktu. Setelah itu, kami
upacara pembukaan seperti biasa.
“Saya cuman mau menyampaikan, jadikan setiap hari itu progress untuk
menjadi lebih baik.”, kata Abang Agus saat pengarahan upacara pembukaan.
Maksudnya, jadikan setiap hari itu menjadi koreksian diri kita, apa yang harus
diperbaiki untuk hari esok agar menjadi lebih baik. Kata mutiara yang bagus.
“Wan, udah hafal not sampai mana ?”, tanya Abang Agus, pelatihku. Kujawab
dengan sedikit malu oleh karena belum terbiasa, “ sudah hampir habis bang, tinggal
memperbaiki pukulan-pukulan dengan endingnya.”. “Nah bagus, lanjutkan Wan!”,
kata Abang Agus sambil menepuk pundakku, tanda memberi semangat.

Hari ini transfer materi lagu 1. Aku sejak awal memang tertarik dengan hal-hal
seperti ini. Sedikit berbagi, jika kita memilih apa yang kita suka dari hati, maka kita
akan mudah mempelajarinya. Kita akan cepat memahami apa yang kita lakukan.

“Bang, ini bagaimana bentuk pukulannya ?”, tanyaku penasaran. “Itu
pukulannya begini....”, lanjut Bang Agus sambil mempraktekkan bentuk pukulannya.
Aku memang orang yang kepo. Aku selalu penasaran pada suatu hal yang
baru.
Pada saat latihan, aku selalu menaruh target pada latihan, misal hari ini harus
selesai lagu 1, minimal tidak dihafal, tetapi sudah lancar. Itu salah satu kunci
menghargai waktu, agar waktu kita tidak terbuang sia-sia.
“Wan, bagaimana kamu bisa membaca not secepat itu ?”, tanya salah satu
kakak kelasku. Ku jawab “Semuanya berawal dari hati, jika kita ada niat dari hati
pengen bisa, kita pasti mudah melakukannya. Jangan lupa juga usaha.”
Pada latihan hari itu, aku berhasil mencapai target. “Yess !”. teriakku dalam
hati. Latihan berikutnya aku mulai mengatur target baru.
Pada latihan selanjutnya, ternyata percobaan display. Display itu adalah
bermain musik sambil membentuk formasi atau bentuk. Targetku hari itu harus bisa
display sebaik mungkin.
Singkat cerita, aku mendaftar di SMAN 1 dan berhasil masuk sebagai siswa

resmi. Aku sangat senang sekali.
Akhirnya display lagu 1 dan lagunya sudah selesai. Lanjut lagi materi lagu 2
dan displaynya. Kali ini lagu 2 adalah lagu yang pertama kali saya pelajari saat
masuk ke Marching Band. Jadi, tidak sulit untuk menghafalnya.
Targetku, lagu 2 harus hafal, karena sudah dipelajari saat latihan
sebelumnya. Akhirnya, tercapailah tergetku, yess !
Setiap apa yang kita lakukan itu harus mempunyai target. Supaya kita bisa
mengatur waktu kita dengan baik dan teratur.
Latihan selanjutnya, saatnya belajar display lagu 2. Display lagu 2 ini terlihat
rumit, karena bentuk yang dibuat adalah bentuk yang rentan, seperti segitiga,
nampak jelas jika tidak rapi.
“Display ini sulit sekali !”, keluh kakak kelasku. Lalu aku pun memberikan
penjelasan “Semuanya tidak akan sulit, jika kita benar-benar ingin melakukannya.
Cobalah berdoa, berniat, agar dimudahkan dalam melakukan sesuatu.”
Untuk section Snare Drum, cuma aku saja yang kelas X. Yang lain sudah
kelas XI. Tapi aku terus memberikan motivasi dan semangat untuk kakak kelasku.

Tak terasa sudah 4 bulan aku menjalani latihan untuk lomba di Pangkalan
Bun. Dalam 4 bulan menyelesaikan 4 lagu dan 4 display sebanyak kurang lebih 50


gerakan dan banyak mengalami masalah, baik masalah pribadi maupun masalah
didalam Band.
“Ya, nak. Waktu kita tidak terasa tinggal menunggu waktu keberangkatan kita.
Tinggal 1 lagi yang belum kita lakukan, yaitu berdoa kepada Tuhan. Sekeras apapun
usaha kita, semantap apapun kita, jika kita lepas dari Tuhan, Tuhan tidak akan
membantu kita.”, kata Abang Afviv pada saat malam sebelum kami berangkat.

Pada saat mau pulang, sekali lagi Abang Afviv memberikan pengarahan.
“Ingat, nak, manfaatkan waktu sebaik-baiknya. Bukan kita yang menunggu waktu,
tapi waktu yang menunggu kita. Jangan korupsi waktu, nak. Paham lah ?
Maksudnya, jangan buang-buang waktu. Lihat, kita udah mau berangkat. Padahal
baru kemarin kita persiapan materi buat lomba. Waktu itu tidak berasa, nak.
Makanya jangan korupsi waktu, itu nanti akan merugikan kalian semua.”
Besoknya kami berkumpul tepat pukul 11.00 dan berangkat pukul 12.00.
Sampai di Pangkalan Bun pukul 17.00.
Hingga kami pun menemui hari H kami, lomba display. Alhamdulillah kami
bisa melakukannya, kami mendapat juara umum 1 dan mendapat piala bergilir.
Sampai saat ini, berkat Band ini, aku sudah belajar banyak tentang
bagaimana menghargai waktu. Aku sadar disiplin waktu itu sangat perlu bagi orang
yang mau maju.

Berkat kedisiplinanku, aku dipercaya menjadi asisten pelatih perkusi, menjadi
koordinator mentor, yaitu yang mengajarkan sikap baris berbaris kepada anggota.
Pesanku, hargailah waktu, ibaratkan waktu itu benar-benar uang, berapa
banyak waktu yang kamu buang ? Berapa banyak uang yang terbuang sia-sia ?
Berapa banyak kerugian yang kamu dapatkan akibat menyia-nyiakan waktu ?
Cobalah pikirkan itu dalam hidup kamu, resapi, kembalikan pada dirimu, apa yang
telah kamu lakukan terhadap waktu.
Semoga cerpen ini bisa membuka mata hati kita betapa pentingnya waktu itu.

SELESAI

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN ANATOMI JARINGAN EPIDERMIS DAN STOMATA BERBAGAI DAUN GENUS ALLAMANDA (Dikembangkan menjadi Handout Siswa Biologi Kelas XI SMA)

5 148 23

Analisis keterampilan proses sains siswa kelas XI pada pembelajaran titrasi asam basa menggunakan metode problem solving

21 184 159

SOAL TRIGONOMETRI KELAS XI IPA

8 77 10

LKS Matematika Kelas XI

76 461 72

PENGARUH MOTIVASI DAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SAINS DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI SMTI TANJUNG KARANG

2 35 49

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 32 102

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

10 119 78

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

PERBEDAAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) KELAS XI IPS SMAN 4 METRO TAHUN PELAJARAN 2012-2013

0 33 110