Magister Pendidikan Bahasa Indonesia NOSI Volume 5, Nomor 4, Agustus 2017 M. Ariful Huda

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTATIF
MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM MAJAPAHIT
M. Ariful Huda
Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Unisma
arifulking1573@gmail.com
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kemampuan para
mahasiswa pegiat kegiatan kemahasiswaan Universitas Islam Majapahit
dalam menulis karangan argumentatif. Penelitian ini menggunakan
pendekatan deskriptif-kualitatif. Disebut jenis penelitian deskriptif karena
bertujuan memaparkan gejala berupa kemampuanmenulis karangan
argumentatif.Data penelitian adalah karangan argumentaif mahasiswa
penggiat kegiatan kemahasiswaan Universitas Islam Majapahit sejumlah
29 karangan. Berdasarkan hasil analisis, secara umum kemampuan para
pegiat kegiatan kemahasiswaan dalam menulis karangan argumentatif
cukup memadai, yaitu (1) kemampuan dalam mengajukan klaim pada
karangan argumentatif cukup memadai, sebanyak 25 karangan
argumentatif (86,20%) telah mengajukan klaim dengan jelas, (2)
kemampuan dalam mengembangkan klaim dan kontra klaim pada
karangan argumentatif kurang memadai, sebanyak 13 karangan
argumentatif (44,82%) telah mengembangkan klaim dan kontra klaim
dengan baik, (3) kemampuan dalam menggunakan kata dan frase pada

karangan argumentatif cukup memadai, sebanyak 17 karangan
argumentatif (58,62%) dengan baik bisa memilih dan menggunakan kata
dan frase untuk membangun penalaran konseptual-logis yang mendasari
klaim yang diajukan, (4) kemampuan dalam menggunakan gaya formal
dan objektif pada karangan argumentatif cukup memadai,sebanyak 18
karangan argumentatif (62,06%) dengan baik bisa menggunakan gaya
penulisan formal dan objektif, dan (5) kemampuan dalam mengajukan
pernyataan kesimpulan pada karangan argumentatif cukup memadai,
sebanyak 24 karangan argumentatif (82,75%) mengajukan rumusan
kesimpulan cukup jelas.
Kata-kata kunci: kemampuan, menulis argumentatif, mahasiswa, klaim,
kontra klaim, kata, frase, gaya formal, gaya objektif, pernyataan
kesimpulan

PENDAHULUAN
Kemampuan menulis merupakan
salah satu keterampilan berbahasa yang
harus dikuasai oleh mahasiswa. Namun,
masih
banyak

mahasiswa
yang
mengalami kesulitan menuangkan ide,
gagasan atau pokok pikiran melalui

karya tulis ilmiah karena itu kerap kali
tugas akhir perkuliahan menjadi ‘musuh
besar’. Untuk itu, peneliti melakukan
penelitian tentang kemampuan menulis
karangan argumentatif di kalangan
mahasiswa ini untuk mengetahui persoalan yang menghambat proses penulisan.

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

Karangan
argumentatif
merupakan
karangan yang berisi tentang klaim atau
pernyataan sehingga melalui karangan
ini mahasiswa diharapkan mampu

mengemukakan pokok pikirannya. Latar
penelitian di Universitas Islam Majapahit.
Fokus penelitian ini mengetahui
kemampuam para pegiat kegiatan
kemahasiswaan dalam menulis karangan
argumentatif. Lebih rinci peneliti
mencermati lima hal yaitu (1)
kemampuan dalam mengajukan klaim,
(2) kemampuan mengembangkan klaim
dan kontra klaim, (3) kemampuann
menggunakan kata dan frase, (4)
kemampuan menggunakan gaya formal
dan objektif pada karangan argumentatif,
(5) kemampuan mengajukan pernyataan
kesimpulan pada karangan argumentatif.
Finoza dalam Dalman (2016:
137) menjelaskan karangan argumentasi
[sic!] adalah karangan yang bertujuan
meyakinkan pembaca agar menerima
atau mengambil suatu doktrin, sikap, dan

tingkah laku tertentu. Sedangkan syarat
utama
untuk
menulis
karangan
argmenttasi [sic!] adalah penulisnya
harus terampil dalam bernalar dan
menyusun ide yang logis. Karangan
argumentasi [sic!] adalah karangan yang
berujuan untuk membuktikan suatu
kebenaran sehingga pembaca meyakini
kebenaran itu.
Sedangkan, Tompkins dalam Zainurrahman (2011: 51) mengemukakan tulisan
argumentatif adalah tulisan yang
menyuguhkan rasionalisasi, pembantahan, juga berisi seperangkat penguatan
beralasan terhadap sebuah pernyataan.
Penulis
menggunakan
tulisan
argumentatif untuk mempertahankan

ideologinya atau membantah ideologi
orang lain. Dengan kata lain, tulisan
argumentatif merupakan sarana bagi

penulis untuk berargumen mengenai
suatu isu.
Finoza dalam Dalman (2016:
138) menyebutkan tujuan karangan
argumen-tatif
untuk
meyakinkan
pembaca agar menerima atau mengambil
suatu dokrin, sikap, dan tingkah laku
tertentu. Sedangkan syarat utama untuk
menulis karangan argumentasi [sic!]
adalah penulisnya harus terampil dalam
bernalar dan menyusun ide yang logis.
Ciri karangan argumentatif,
menurut Finoza dalam Dalman (2016:
139) adalah (1) mengemukakan alasan

atau bantahan sedemikian rupa dengan
tujuan memengaruhi keyakinan pembaca
agar menyetujuinya, (2) mengusahakan
pemecahan suatu masalah, dan (3)
mendiskusikan suatu persoalan tanpa
perlu mencapai satu penyelesaian.
Menegaskan itu, Finoza dalam Dalman
(2016: 139) menjabarkan karangan
argumentatif adalah (1) meyakinkan
pembaca bahwa apa yang ditulis itu
adalah benar adanya dan berdasarkan
fakta, (2) meyakinkan pembaca bahwa
argumen
atau
pendapat
yang
berdasarkan fakta atau data tersebut
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, (3) menjelaskan pendapat,
gagasan, ide, dan keyakinan penulis
kepada pembaca, (4) menarik perhatian

pembaca
pada
persoalan
yang
dikemukakan, (5) memerlukan analisis
dan bersifat sistematis dalam mengolah
data, (6) menggunakan fakta atau data
yang berupa angka, peta, statistik,
gambar, dan sebagainya, (7) menyimpulkan data yang telah diuraikan pada
pembahasan sebelumnya, dan (8)
mendorong pembaca untuk berpikir
kritis.
Sedangkan
langkahmenyusun
karangan argumentatif, menurut Dalman

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________ Halaman 2

(2016: 140) yaitu (1) menentukan topik
atau tema, (2) menetapkan tujuan, (3)

mengumpulkan data dari berbagai
sumber, (4) menyusun kerangka
karangan sesuai dengan topik yang
dipilih, dan (5) mengembangkan
kerangka
menjadi
karangan
argumentatif.
METODE
Secara metodologi, penelitian ini
dapat digolongkan sebagai penelitian
deskriptifkualitatif. Sebagaimana dikemukakan oleh Jupp (2006: 249), metode
yang digunakan dalam penelitian kualitatif acapkali merupakan gabungan berbagai cara yang bersifat terbuka, dan
yang memungkinkan peneliti mendapatkan informasi yang rinci dan kaya.
Beberapa metode yang lazim digunakan
dalam penelitian kualitatif adalah
wawancara mendalam, etnografi dan
pengamatan partisipatori, studi kasus,
analisis wacana dan analisis percakapan
(discourse analysis and conversational

analysis).
Upaya mendeskripsikan kemampuan menulis karangan argumentatif
tidak mungkin dilakukan dengan teknik
pengukuran yang lazim digunakan
dalam pendekatan kuantitatif. Demikian
pula, tulisan yang dihasilkan mahasiswa
pada dasarnya merupakan karangan atau
wacana, yang lebih tepat dianalisis
dengan teknik semacam analisis wacana
dibanding, misalnya analisis muatan
(content
analysis)
yang
bersifat
kuantitatif.
Selain bisa digolongkan berdasarkan pendekatannya, penelitian juga
bisa digolongkan berdasarkan tujuannya.
Sebagaimana dikemukakan oleh Rosidi

(2010: xiv-xv), secara aksiologik, penelitian bertujuan: (1) menghasilkan

pengetahuan teruji (to produce a verified
knowledge), (2) memperoleh pemahaman mendalam (to generate a deepunderstanding), atau (3) menawarkan
penafsiran tandingan (to offer a counterinterpretation). Bila bertujuan menghasilkan pengetahuan teruji, paling tidak
terdapat empat jenis pengetahuan yang
akan dihasilkan, yaitu: (1) pengetahuan
eksploratori (exploratory knowledge),
(2) pengetahuan deskriptif (descriptive
knowledge), (3) pengetahuan eksplanatori (explanatory knowledge), atau (4)
pengetahuan
prediktif
(predictive
knowledge). Karena itu, dikenal pula
sejumlah jenis penelitian, yaitu: penelitian eksploratori (exploratory research),
penelitian
deskriptif
(descriptive
research),
penelitian
explanatori
(explanatory research), dan penelitian

prediktif (predictive research).
Untuk mendapatkan data penelitian, peneliti menggelar lomba menulis
karangan argumentatif di kampus
Universitas Islam Majapahit. Peneliti
terlibat langsung sebagai pengumpul
data dan sekaligus sebagai salah satu juri
lomba penulisan karangan argumentatif.
Subjek penelitian adalah mahasiswa pegiat kegiatan kemahasiswaan
Universitas Islam Majapahit (UNIM)
yang mewakili berbagai organisasi
kemahasiswaan intra kampus, yaitu
Badan Ekskutif Mahasiswa (BEM), Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM), Organisasi
Keswatantraan
Mahasiswa),
dan
Himpunan Mahasiswa Program Studi
(Himaprodi). Jumlah subjek penelitian
sebanyak 29 mahasiswaterdiri dari 9
orang laki-laki dan 20 orang perempuan.

Tabel 1: Subjek Penelitian
NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________ Halaman 3

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Perwakilan
BEM FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan)
BEM FT (Fakultas Teknik)
BEM FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)
BEM FAI (Fakultas Agama Islam)
Himaprodi Matematika
Himaprodi Teknik Informatika
Himaprodi Teknik Industri
Himaprodi Manajemen
Himaprodi Akuntansi
UKM Restek (RekayasaTeknologi)
UKM Kewirausahaan
UKM PSM (Paduan Suara dan Musik)
Jumlah

Penelitian ini menggunakan data
penelitian berupa karangan argumentatif tulisan tangan yang ditulis oleh
subjek penelitian pada kertas folio
bergaris. Dalam menganalisis data,
peneliti menerapkan teori tipe ideal
yang dibangun oleh sosiolog Max
Weber yang banyak digunakan dalam
penelitan
kualitatif.
Tipe
ideal
merupakan peralatan heuristik yang
bermanfaat
membantu
dalam
melakukan riset empiris dan dalam
memahami suatu aspek spesifik dunia
sosial.
Sesuai tipe ideal dmaksud,
dalam menganalisis karangan argumentatif peneliti menggunakan kriteria
penilaian karangan argumentatif yang
diadopsi dari Utah ELA Core Academy
terbitan tahun 2011 yang diselaraskan
perssyaratan karangan argumentatif.
Lebih jelas dapat dilihat pada tabel 2.
Kriteria penilaian terbagi dalam
lima kelompok besar, yaitu: (1)
kemampuan pengajuan klaim, (2)
kemampuan pengembangan klaim dan
kontra
klaim,
(3)
kemampuan
penggunaan kata dan frase, (4)
kemampuan penggunaan gaya formal

Jumlah
5 orang
5 orang
2 orang
3 orang
2 orang
4 orang
3 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
29 orang

dan objektif, dan (5) kemampuan
perumusan pernyataan kesimpulan.
Kelima kelompok besar ini dijabarkan
menjadi 17 kriteria jabaran, sebagai
berikut.
1) Kemampuan pengajuan klaim,
dijabarkan menjadi empat kriteria,
yaitu (a) mengajukan klaim yang
tepat, (b) berbeda dari klaim
tandingan atau yang berlawanan, (c)
susunan karangan menunjukkan
hubungan
jelas
klaim
dan
kontraklaim, dan (d) susunan
karangan menunjukkan hubungan
jelas antara klaim dengan alasan
dan bukti.
2) Kemampuan pengembangan klaim
dan kontra klaim, dijabarkan
menjadi empat kriteria, yaitu (a)
mengembangkan klaim dan kontra
klain secara adil, (b) memberikan
data dan bukti baik untuk klaim
maupun kontra klaim, (c) menegaskan kekuatan dan keterbatasan
baik klaim maupun kontra klaim,
dan (d) memperhatikan tingkat
pengetahuan dan kepedulian khalayak sasaran.
3) Kemampuan penggunaan kata dan
frase, dijabarkan menjadi empat

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________ Halaman 4

kriteria, yaitu: (a) menggunakan
kata, frase, dan klausa untuk
menghubungkan
kohesif
antar
bagian teks, (b) menggunakan kata,
frase, dan klausa untuk memperjelas
hubungan klaim dan alasan, (c)
menggunakan kata, frase, dan
klausa antara alasan-alasan dan
bukti-bukti, dan (d) menggunakan
kata, frase, dan klausa antara klaim
dengan kontra klaim.
4) Kemampuan penggunaan gaya
formal dan objektif, dijabarkan
menjadi tiga kriteria, yaitu: (a)
menegaskan dan mempertahankan
gaya formal, (b) menegaskan dan
mempertahankan nada objektif, dan
(c) memberikan perhatian pada
norma dan konvensi bidang tulisan.
5) Kemampuan perumusan pernyataan
kesimpulan, dijabarkan menjadi dua
kriteria, yaitu: (a) Menyajikan
pernyataan akhir yang mengikuti
atau mendukung argumentasi dan
(b) Menyajikan bagian penyimpul
yang mengikuti atau mendukung
argumentasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1) Kemampuan Pengajuan Klaim
Hasil analisis untuk kriteria
kemampuan pengajuan klaim, sebagai
berikut.
Tabel 3: Jumlah Peraih Bobot
PenilaianKemampuan Pengajuan Klaim
No Bobot Penilaian
1
0 (sangat kurang)
2
1 (kurang)
3
2 (cukup)
4
3 (baik)
5
4 (sangat baik)
Jumlah

Jumlah
Mahasiswa
0
3
18
7
1
29

Dari 29 karangan argumentatif yang
ditelitisebanyak
1karangan
masuk
kategori sangat baik, 7 karangan masuk
kategori baik, 18 karangan masuk
kategori cukup, 3 karangan masuk
kategori kurang.
2) Kemampuan Pengembangan Klaim dan Kontra klaim
Hasil analisis untuk kriteria
pengembangan klaim dan kontra klaim,
sebagai berikut.
Tabel 4: Jumlah Peraih Bobot Penilaian
Pengembangan Klaim dan Kontra
Klaim
No Bobot Penilaian

Jumlah
Mahasiswa
1
0 (sangat kurang) 0
2
1 (kurang)
16
3
2 (cukup)
11
4
3 (baik)
2
5
4 (sangat baik)
0
Jumlah
29
Dari 29 karangan argumentatif yang
diteliti sebanyak 2karangan masuk
kategori baik, 11 karangan masuk
kategori cukup, 16 karangan masuk
kategori kurang.
3) Kemampuan Penggunaan Kata
dan Frase
Hasil analisis untuk kriteria
penggunaan kata dan frase, sebagai
berikut.
Tabel 5: Jumlah Peraih Bobot
PenilaianPenggunaan Kata dan Frase

No Bobot Penilaian
1
2
3
4

0 (sangat kurang)
1 (kurang)
2 (cukup)
3 (baik)

Jumlah
Mahasiswa
0
12
14
3

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________ Halaman 5

5
4 (sangat baik)
0
Jumlah
29
Dari 29 karangan argumentatif yang
diteliti sebanyak 3 karangan masuk
kategori baik, 14 karangan masuk
kategori cukup, 12 karangan masuk
kategori kurang.
4) Kemampuan Penggunaan Gaya
Formal dan Objektif
Hasil analisis untuk kriteria
penggunaan gaya formal dan objektif,
sebagai berikut.
Tabel 6: Jumlah Peraih Bobot
PenilaianPenggunaan Gaya Formal dan
Objektif
No Bobot Penilaian

Jumlah
Mahasiswa
1
0 (sangat kurang) 0
2
1 (kurang)
11
3
2 (cukup)
14
4
3 (baik)
4
5
4 (sangat baik)
0
Jumlah
29
Dari 29 karangan argumentatif yang
diteliti sebanyak 4 karangan masuk
kategori baik, 14 karangan masuk
kategori cukup, 11 karangan masuk
kategori kurang.
5) Kemampuan Perumusan Pernyataan Kesimpulan
Hasil analisis untuk kriteria
perumusan pernyataan kesimpulan,
sebagai berikut.
Tabel 7: Jumlah
PenilaianPerumusan
Kesimpulan

No Bobot Penilaian
1
2

0 (sangat kurang)
1 (kurang)

Peraih Bobot
Pernyataan

Jumlah
Mahasiswa
0
5

3
2 (cukup)
16
4
3 (baik)
8
5
4 (sangat baik)
0
Jumlah
29
Dari 29 karangan argumentatif yang
diteliti sebanyak 8 karangan masuk
kategori baik, 16 karangan masuk
kategori cukup, dan 3 karangan masuk
kategori kurang.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Secara umum, kemampuan para
pegiat kegiataan kemahasiswaan dalam
menulis karangan argumentatif cukup
memadai. Para pegiat kegiatan kemahasiswaan
diantaranya
cenderung
menulis karangan yang menunjukkan
ciri-ciri jenis karangan deskriptif,
naratif, dan persuasif. Beberapa
kesimpulan khusus yang mendukung
kesimpulan umum tersebut dapat
disajikan sebagai berikut:
1) Kemampuan para pegiat kegiataan
kemahasiswaan dalam mengajukan
klaim pada karangan argumentatif
masih cukup memadai. Sebanyak
25 karangan argumentatif (86,20%)
yang mengajukan klaimnya dengan
jelas. Selebihnya, mengajukan
klaim secara tersurat atau sama
sekali tidak mengajukan klaim.
2) Kemampuan para pegiat kegiataan
kemahasiswaan
dalam
mengembangkan klaim dan kontra
klaim pada karangan argumentatif
kurang memadai. Sebanyak 13
karangan argumentatif (44,82%)
yang mengembangkan klaim dan
kontra
klaim
dengan
baik.
Selebihnya,
kurang
berhasil
mengembangkan klaim dan kontra
klaim dengan baik, dalam arti tidak
secara
objektif
menampilkan
perbandingan antara klaim dengan
kontra klaim.

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________ Halaman 6

3) Kemampuan para pegiat kegiataan
kemahasiswaan dalam menggunakan kata dan frase pada karangan
argumentatif
cukup
memadai.
Sebanyak 17 karangan argumentatif
(58,62%) yang dengan baik bisa
memilih dan menggunakan kata dan
frase untuk membangun penalaran
konseptual-logis yang mendasari
klaim yang diajukan. Selebihnya,
kurang menunjukkan kekayaan
kosa-kata dan ketepatan frase yang
diperlukan untuk mendukung klaim
yang diajukan.
4) Kemampuan para pegiat kegiataan
kemahasiswaan dalam menggunakan gaya formal dan objektif pada
karangan
argumentatif
cukup
memadai. Sebanyak 18 karangan
argumentatif (62,06%) yang dengan
baik bisa menggunakan gaya
penulisan formal dan objektif
sebagai salah satu ciri utama
karangan argumentatif. Selebihnya,
cenderung menggunakan gaya
bahasa informal dan subjektif.
5) Kemampuan para pegiat kegiataan
kemahasiswaan dalam mengajukan
pernyataan kesimpulan pada karangan argumentatif cukup memadai.
Sebanyak 24 karangan argumentatif
(82,75%) mengajukan rumusan
kesimpulan cukup jelas. Selebihnya,
mengajukan tidak berhasil mengajukan rumusan kesimpulan cukup
jelas.
Saran
Berhubungan dengan temuan
dan kesimpulan penelitian ini, dapat
diajukan beberapa saran sebagai
berikut:
1) Sesuai dengan tuntutan setiap
mahasiswa program sarjana harus
menulis skripsi atau tugas akhir,
maka pembelajaran matakuliah

Bahasa Indonesia Profesi harus
lebih menekankan para kemampuan
menulis karangan argumentatif.
Kebijakan akademik yang mewajibkan mahasiswa membaca dan
menulis karya tulis ilmiah untuk
bagian terbesar matakuliah perlu
ditempuh agar budaya membaca
dan menulis karya ilmiah yang
bersifat argumentatif tumbuh dan
berkembang dengan baik. Berkenaan dengan saran ini, para dosen
Bahasa Indonesia Profesi tidak
harus membuat tugas tersendiri,
melainkan memanfaatkan tugastugas dari matakuliah lain sebagai
bahan belajar mahasiswa dalam
mengembangkan dan memperbaiki
kemampuan menulis karangan
argumentatif.
2) Kemampuan menulis karangan
argumentatif berkaitan sangat erat
dengan kemampuan penalaran
sistematik, baik deduktif maupun
induktif.
Karena
itu,
selain
matakuliah fakultas dan program
studi, sangat disarankan untuk
menyajikan matakuliah logika dan
penulisan ilmiah untuk seluruh
mahasiswa, atau menjadi matakuliah tingkat universitas. Pengenalan
terhadap macam-macam kesesatan
penalaran, khususnya yang timbul
karena kesalahan bahasa, diharapkan bisa sangat membantu peningkatan kemampuan menulis, baik
karangam
argumentatif
secara
umum, maupun secara khusus karya
tulis akademik seperti skripsi dan
tugas akhir.
3) Keberadaan Organisasi Keswatantraan Mahasiswa (OKM) dan Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM) disarankan untuk diperkuat sumbangannya bagi peningkatan kompetensi
mahasiswa, termasuk dalam menulis karangan argumentatif maupun

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________ Halaman 7

karya tulis ilmiah. Kebijakan
mewajibkan
mahasiswa untuk
mengikuti salah satu UKM yang
mendukung peningkatan kemampuan penalaran dan penulisan karya
ilmiah perlu ditempuh agar tradisi
literasi, khususnya membaca dan
menulis
karya
ilmiah
dapat
berkembang dengan baik.
4) Temuan penelitian ini berhasil
mengenali sejumlah aspek kemampuan menulis karangan argumentatif yang masih belum berhasil
dikuasai dengan baik oleh para
mahasiswa. Karena itu, sesuai
dengan
prinsip
pembelajaran
berbasis masalah (problem based
instruction), sangat disarankan agar
upaya perbaikan terhadap kemampuan menulis karangan argumentatif lebih dipusatkan pada aspekaspek kemampuan yang masih
kurang tersebut.
5) Penelitian lebih mendalam terhadap
kelompok mahasiswa yang cakap
dalam menulis karangan argumentatif dan kelompok mahasiswa yang
tidak cakap dalam menulis karangan
argumentatif disarankan untuk
dilaksanakan agar dapat diidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh
positif terhadap perkembangan
kemampuan menulis karangan
argumentatif.
DAFTAR RUJUKAN
Akhadiah, Sabarti, dkk. 1997. Menulis.
Jakarta: Depdikbud
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa. 2016. Pedomanm Umum
Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta:

Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan RI
Badudu, JS. 1988. Istilah Bahasa
Indonesia yang Benar. Jakarta:
Gramedia
Badudu, JS. 1984. Pelik-pelik Bahasa
Indonesia. Bandung: Pustaka
Prima
Brown, H. Douglas. 2004. Language
Assessment Principles and
Classroom
Practices. New York: Pearson
Educations Inc
Dalman. 2006. Kerampilan Menulis.
Depok: Rajagrafindo Persada
Jupp, Victor. 2001. The Sage
Dictionary of Social Research
Methods. London: Sage
Publications Ltd
Keraf, Gorys. 1982. Argumentasi dan
Narasi. Jakarta: PT Gramedia
Keraf, Gorys. 2004. Komposisi: Sebuah
Pengantar Kemahiran Bahasa.
Fores: Nusa Indah
Mujahid, Zainul dkk. 2010. The
Intersection of Form and Mind on
Language and Literature.
Malang: LPSDM Serva Minora
Malang dan STIBA Malang
Saraswati Press
Nazir, Muhammad. 1988. Metode
Penelitian. Jakarta: Ghalia
Indonesia
Putrayasa, Ida Bagus. 2014. Kalimat
Efektif: Diksi, Struktur dan
Logika (Revisi). Bandung: Rafika
Aditama
Roekhan. 1991. Menulis Kreatif:
Dasar-dasar dan Penerapannya.
Malang: YA3
Rosidi, Sakban. 2016. Penelitian terapa
Profesi Pendidikan. Malang:
NAMS
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis
Kesalahan Berbahasa Indonesia,
Teori dan Praktek. Surakarta:
Yuma Pustaka

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________ Halaman 8

Suharso dan Retnoningsih, Ana. 2014.
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Semarang: Widya Karya
Suyitno, Imam. 2012. Menulis Makalah
dan Artikel: Teori, Ceramah, dan
Praktek Pelatihan. Bandung:
Rafika Aditama

Tarigan, Henry Guntur. 1985. Menulis:
Sebagai Suati Ketrampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa
Zainurrahman. 2013. Menulis dari
Teori Hingga Praktek: Penawar
Racun Plagiarisme. Bandung:
Alfabeta.

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________ Halaman 9

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________ Halaman 10