IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN DRILL BERBASIS PENGGUNAAN SOFTWARE CUTVIEWER PADA MATA PELAJARAN CNC TU-3A | Putra | Jurnal Nosel 8094 16973 1 SM
IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN DRILL
BERBASIS PENGGUNAAN SOFTWARE CUTVIEWER
PADA MATA PELAJARAN CNC TU-3A
Ananda Yhuto Wibisono Putra, YuyunEstriyanto, Budi Harjanto
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret,
Surakarta
Email: Wyhuto@yahoo.co.id
ABSTRACT
The objective of this research is to improve skill and conceptual
understanding on programing CNC TU-3A for twelfth grade level in SMK N 5
Surakarta by implementation of the drill learning method with CutViewer Software
based. This research was belong to classroom action research. This research was
implemented in two cycles, each cycle was composed of four stages, there was
planning stage, action stage, observation and reflection. Every cycle is carried out in
two meetings. The subjects of this research were twelfth grade level in SMK N 5
Surakarta. The data were collected from teacher and students. The techniques of
data collection were observation, interview, and learning achievement test. The
method of data validity were Expert Judgement and Construct validity. The resulting
data were analyzed as quantitative descriptive and comparative descriptive. The
result of this research showed that the implementation of the Drill learning method
of CutViewer Software could improved skill and conceptual understanding of student
on CNC TU-3A programing. At initial condition, the skill of the student was 45,31%,
meanwhile the conceptual understanding of students was 35,23%, and the average
score of learning result was 64,58. After the action of the first cycle, student’s skills
increased to 73,44% and the conceptual understanding become 70,17% with the
average score of learning result was 84,67. At the action of the second cycle, skill of
students become 88,75% and the conceptual understanding increased to 89,77%,
and the final average score of learning result was 92,52. The conclusion of this
research is the implementation of the Drill learning method of CutViewer Software
based could increase the skill and conceptual understanding of students on CNC
lesson especially on CNC TU-3A programming.
Keywords: Drill Learning Method, CNC, Skill, Conceptual Understanding,
Classroom Action Research
1
2
sebagai pihak yang belajar dan guru
PENDAHULUAN
Penyelenggaraan
proses
pembelajaran yang ideal di Indonesia,
sebagai pihak yang mengajar dengan
siswa sebagai subjek pokoknya.
Proses belajar mengajar yang
tidak terkecuali pada pembelajaran
CNC (Computer Numerical Control) di
berjalan
SMK Negeri 5 Surakarta diharapkan
mempermudah
mengacu pada PP No. 19 Tahun 2005
pembelajaran
Pasal 19 ayat 1 yang menyatakan
adalah pemahaman konsep. Menurut
bahwa:
Proses
Nana Sudjana (2005:50) pemahaman
satuan
pendidikan
pembelajaran
pada
diselenggarakan
dengan
adalah
baik,
akan
ketercapaian
tujuan
yang
salah
kemampuan
satunya
menangkap
inspiratif,
maknasuatu konsep, maka diperlukan
menantang,
hubungan antara konsep dengan makna
memotivasi siswa untuk berpartisipasi
yang ada dalam konsep tersebut.
aktif, serta memberikan ruang yang
Sedangkan
cukup bagi prakarsa, kreativitas dan
penyimpulansuatu hal berdasarkan atas
kemandirian
adanya
secara
interaktif,
menyenangkan,
sesuai
dengan
bakat,
konsep
ciri-ciri
adalah
yang
sama
hasil
pada
minat dan perkembangan fisik serta
haltersebut (Munir, 2010: 62).Agus
psikologis siswa.
Suprijono
(2014:
9)
mengartikan
mengajar
konsep sebagai suatujaringan hubungan
menurut Muhibbin Syah (2006: 237)
dalam objek, kejadian, dan lain-lain
adalah sebuah kegiatan yang integral
yang mempunyai ciri-ciritetap dan
antara siswa sebagai pelajar yang
dapat diobservasi. Maka pemahaman
sedang belajar dengan guru sebagai
konsep
pengajar yang sedang mengajar. Dalam
pengembangan ranah kognitif yang
kegiatan ini terjadi interaksi resiprokal,
menjadi
yakni hubungan antara guru dengan
diantaranya
para siswa dalam situasi instruksional,
masalah berkaitan dengan pengetahuan
yaitu suasana yang bersifat pengajaran.
dasar yang dimiliki (Abimanyu dik,
Sardiman
2008: 53).
Proses
belajar
(2007: 14) menyatakan
adalahbagian
tujuan
mampu
dari
pembelajaran,
memecahkan
Mengajar
Tujuan pembelajaran yang lain
interaksi antara
adalah membentuk keterampilan siswa.
dua unsur manusiawi, yakni siswa
Godfrey dan Kephard menyebutkan
bahwa
proses
Belajar
merupakan kegiatan
3
merupakan
pemrograman operasi kerja Computer
aktivitas motorik meliputi gerakan
Numerical Control. Dengan perangkat
tunggal atau sekelompok gerakan yang
lunak ini, proses pemahaman bahasa
dibentuk dengan tingkat ketepatan dan
baku perintah mesin menjadi lebih
ketelitian
Sedangkan
cepat dan mudah. Berbagai perintah
Klausmeier menganggap keterampilan
yang dibuat dalam bentuk kode G dan
sebagai seperangkat gerakan anggota
kode
badan
dan
simulasi gerakan alat potong pada
diarahkan oleh aktivitas mental untuk
mesin CNC, yang ditampilkan pada
menyelesaikan satu tugas (Hamzah,
layar monitor PC secara grafis. Versi
2014: 200).
program yang tersedia adalahStandard
keterampilan
motorik
tinggi.
yang
terkoordinasi
M,
diterjemahkan
menjadi
Keterampilan merupakan dua
G Code, Fanuc F0TA, Fanuc F11TA,
dari lima komponen hasil belajar
Heidenhain TNC, Sinumerik 840D,
menurut Gagne (Agus Suprijono, 2014:
Fanuc F10TA, Okuma, Traub
5-6). Keterampilan intelektual adalah
Pemrograman
mesin
CNC
kemampuan mempresentasikan konsep
sendiri adalah inputdata numerik ke
dan lambang. Keterampilan intelektual
memori
terdiri
membuatbentukbendakerja.
dari
kemampuan
mesin
untuk
Datayang
mengategorisasi, analitis-sintesisfakta-
berupaurutan perintahsecararincisetiap
konsep dan mengembangkan prinsip
blokuntukmemberitahumesinCNCapay
keilmuan.
ang
Sedangkan
keterampilan
motorik yaitu kemampuan melakukan
serangkaian
urusan
gerak
dan
jasmani
koordinasi,
programCNC.
Adaduaunsuryangperludiperhati
dalam
sehingga
terwujud otomatisme gerak jasmani.
harusdikerjakandisebut
kandalampenyusunanprogramCNC,
yang
pertama
adalahmetodepemrograman,
Untuk
meningkatkanketerampilandanpemaha
yaitumetode yang
man konsep dan siswa dalam mata
pengoperasian
pelajaran CNC di SMKN 5 Surakarta
Terdapatduametodepemrogramanyaitui
digunakan
nkrimental,
media
pembelajaran
digunakan untuk
mesin
CNC.
SoftwareCutViewer. CutViewer adalah
danabsolut.Inkrimentalialahmetode
perangkat
pemrograman dimanatitik referensinya
lunak
media
belajar
4
adalahtitik
terakhiryangdituju.Sedangkan
adalah
absolut
metodepemrograman
dimanatitik referensinya tetap.
00
01
02
03
04
05
06
07
G91
M03
G00
G00
G00
G01
M05
M30
00
3000
00
500
00
00
2000
00
-4000
00
00
00
75
Sedangkan contoh dari struktur
pemrogramandenganmetodeabsolut
seperti tertulis di bawah ini.
N
00
01
02
03
04
05
06
07
Gambar 1. Pemrograman Inkrimental
G/M
G92
M03
G00
G00
G00
G01
M05
M30
X
-3500
Y
-2000
Z
4000
-3500
-500
-500
00
-2000
-2000
00
00
00
00
00
00
Selainmenggunakan
Gambar 2. Pemrograman Absolut
CutViewer,
Unsur
yang
untuk
F
75
media
meningkatkan
keduaialah
pemahaman konsep dan keterampilan
strukturprogram. Strukturprogramdapat
siswa dalam mata pelajaran CNC di
dikelompokkan
SMKN
menjaditiga,yaitu:kepala,tubuh,danpen
digunakanmetodepembelajaranDrill.
utup
Agus
program.Contoh
berikut
adalah
ini
struktur
5
Suprijono
Surakarta,
(2014)
dalam
CooperativeLearning mengungkapkan
pemrogramandenganmetodeinkrimenta
teori
ldari gerakan perkakas seperti pada
dijadikan dasar penerapan metode Drill
gambar bawah ini.
dalam pembelajaran. Pertama adalah
belajar
behavioristikyang
teori Ivan P. Pavlov JB. Watson dan
Edwin Guthrie yang dikenal dengan
Gambar 3. Contoh Gerakan Perkakas
N
G/M
X
Y
Z
teori
conditioningatau
klasik,
dimana
upaya
untuk
belajar
pelaziman
merupakan
mengaitkan
atau
mengasosiasikan stimuli. Kemudian
F
teori koneksionismeoleh Edward Lee
5
Thorndike yang mencakup tiga hukum
dokumentasi, wawancara dan tesprojek
dasar yaitu Law of Readiness, Law of
pemrograman.Untuk
Exercise, Law of Effect.Teori terakhir
variabel
pemahaman
digunakan
teknik
Reinforcementoleh
adalah
teori
Skinner,
yaitukonsekuensi
validitas
data
konsep,
ContentValidity
perilaku
dengan teknik ExpertJudgement. Untuk
yang memperkuat perilaku tertentu.
variabel keterampilan, menggunakan
Syaiful Sagala (2007: 217) menyatakan
validitas konstruk.Teknikanalisis data
metode latihan atau
untuk
training
metode
mengajar
disebut
juga
merupakan cara
yang
baik
untuk
menanamkan kebiasaan tertentu, juga
sebagai
sarana
mengkaji
keterampilan
data
variabel
menggunakan
analisis
deskriptif kuantitatif bentuk persentase,
dengan cara:
memperoleh
=
× 100%
ketangkasan, ketepatan, kesempatan,
keterampilan serta kecakapan. Menurut
Dimana : P : Persentase tingkat kriteria
f : Frekuensi
Roestiyah metode Drilladalah cara
N : Jumlah responden
mengajar dimana siswa melaksanakan
kegiatan-kegiatan
agar
Tingkat
memiliki
ketangkasan dan keterampilan dari apa
kriteria
analisis
deskriptif persentase dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
yang telah dipelajari (2008: 125).
Tabel 1. Kriteria Analisis Deskriptif Persentase
METODE PENELITIAN
Subyek penelitian ini adalah
Siswa kelas XII TMC Jurusan Teknik
Mesin SMK Negeri 5 Surakarta tahun
ajaran
2014/2015.
Data
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Persentase
80% - 100%
66% - 79%
56% - 65%
40% - 55%
≤ 40%
Kriteria
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
(Sumber: SuharsimiArikunto, 2011: 245)
yang
digunakan Peneliti bersumber dariGuru
Sedangkan
untuk
mata pelajaran CNCdan siswa kelas
variabel
XII TMC Jurusan Teknik Mesin SMK
menggunakananalisis
Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2014/
komparatif yang dilakukan dengan cara
2015.
membandingkan antara kondisi awal
Teknik pengumpulan data yang
digunakan
adalah
observasi,
pemahaman
mengkaji
konsep
deskriptif
sebelum tindakan dengan hasil yang
diperoleh pada siklus I dan siklus II,
6
sehingga
dapat
perbedaan
sebelum
dilihat
adanya
dan
sesudah
perlakuan.
Pelaksanaan
Tindakan
Penelitian
Kelas
berdasarkan
dilaksanakan
permasalahan
yang
muncul. Penelitian dilakukan sebanyak
Gambar 4. Grafik Perkembangan Tingkat
Keterampilan Siswa
dua siklus pemberian tindakan. Setiap
siklus penelitian terdiri dari empat
tahapan
yaitu
tindakan,
tahap
perencanaan
pelaksanaan
tindakan,
pengamatan/ observasi, dan refleksi.
Berdasarkan
pengamatanselamapenelitian,
pemahaman konsep siswa dari kondisi
awal
hingga
penelitian
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan
telah
penelitian
tingkat
setelah
pelaksanaan
cenderung
meningkat.
Secara keseluruhan terjadi peningkatan
dilakukan,
perbandingan
tingkat
yang
persentase pemahaman konsep siswa
diperoleh
sebanyak 54,54% dengan peningkatan
keterampilan
persentase
tertinggi
pada
setelah
siswa di tiap tahap penelitian. Secara
pelaksanaan tindakan siklus pertama
keseluruhan
yaitu meningkat 34.94% dari kondisi
persentase
terjadi
peningkatan
keterampilan
siswa
awal.
Secara
grafis
peningkatan
sebanyak 43.44% dengan peningkatan
persentase pemahaman konsep siswa
tertinggi
dapat diamati dari grafik berikut ini.
tindakan
pada setelah
siklus
pelaksanaan
pertama
yaitu
meningkat 28.13% dari kondisi awal.
Peningkatan persentase keterampilan
siswa dapat diamati dari grafik berikut
ini.
Gambar 5. Grafik Perkembangan Tingkat
Pemahaman Konsep Siswa
Berdasarkan
hasil
tes
pemrograman, nilai rata-rata kelas
7
terjadi peningkatan, pada kondisi awal
rata-rata kelas hanya 64,58 dengan nilai
terendah 34,52 dan nilai tertinggi
88,10. Pada tahap akhir penelitian ratarata kelas mencapai 92,52 dengan nilai
terendah 83,33 dan nilai tertinggi 96,43
yang artinya rata-rata nilai siswa kelas
TMC SMK N 5 Surakarta meningkat
27,94 angka.
8
nilai pada tiap tahap penelitian dapat
GRAFIK PERKEMBANGAN NILAI SISWA
diamati pada grafik di bawah ini.
Gambar 6. Grafik Perkembangan Nilai Siswa
Peningkatan
pemrograman
nilai
cenderung
hasil
tes
beragam,
Gambar 8. Distribusi Frekuensi Nilai Siswa
Pada Tiap Tahap Penelitian
distribusi peningkatan nilai terbanyak
ada pada kisaran 1 s/d 20 angka yaitu
Grafik distribusi frekuensi nilai
13 siswa kemudian diikuti pada kisaran
siswa
20 s/d 40 dan 41 s/d 60 dengan jumlah
pemahaman
yang sama yaitu 8 siswa. Secara
signifikan,
keseluruhan distribusi perkembangan
pergeseran kelas yang dihuni frekuensi
nilai siswa seperti pada diagram di
nilai siswa. Pada kondisi awal terdapat
bawah ini.
nilai di rentang 0 s/d 61 dengan total 14
menunjukkan
konsep
hal
ini
perkembangan
yang
sangat
nampak
dari
siswa, namun di siklus I sudah tidak
muncul
satu
nilaipun
di
rentang
tersebut, bahkan di siklus II rentang
nilai terendah yang dihuni siswa ada
pada
kelas
81
s/d
90,
hal
ini
menunjukkan peningkatan nilai yang
cukup tajam di kelas bawah. Untuk
Gambar 7. Distribusi Frekuensi Perkembangan
Nilai Siswa
peningkatan nilai di kelas atas nampak
pada rentang nilai 81 s/d 90 dan 91 s/d
Peningkatan
pemahaman
100, di kondisi awal hanya terdapat 8
konsep siswa juga diamati melalui
siswa dan tidak ada yang menghuni
persebaran perolehan nilai siswa di tiap
rentang nilai di atasnya. Pada siklus I,
tahap penelitian. Persebaran perolehan
rentang nilai 81 s/d 90 meningkat tajam
dengan 23 siswa dan terdapat 4 siswa
9
SoftwareCutViewer
di rentang 91 s/d 100. Pada Siklus II
penggunaan
rentang nilai 81 s/d 90 mengalami
dapat meningkatkan keterampilan
penurunan dengan menyisakan 7 siswa,
siswa kelas XII Teknik Pemesinan
namun di rentang teratas meningkat
SMK Negeri 5 Surakarta Tahun
tajam dengan dihuni 25 siswa.
Pelajaran 2014/ 2015.
Peningkatan
berbanding
lurus
nilai
siswa
dengan
tingkat
2. Penerapan metode pembelajaran
Drillberbasis
penggunaan
kelulusan siswa dari kriteria kelulusan
SoftwareCutViewer
minimal yang ditetapkan untuk mata
meningkatkan pemahaman konsep
pelajaran
78.
siswa kelas XII Teknik Pemesinan
Persentase tingkat ketuntasan belajar
SMK Negeri 5 Surakarta Tahun
siswa dapat diamati pada grafik di
Pelajaran 2014/ 2015 terhadap
bawah ini.
mata pelajaran CNC.
CNC
yaitu
sebesar
dapat
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, Soli, dkk. 2008. Strategi
Pembelajaran. Jakarta : Direktorat
JenderalPendidikan
Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional.
Gambar 9. Tingkat Ketuntasan Belajar
Agus
2014.
CooperativeLearning Teori dan
KESIMPULAN
yang
dapat
Aplikasi
berdasarkan
hasil
Pustaka Pelajar.
Kesimpulan
diampaikan
Suprijono.
PAIKEM.
Yogyakarta:
dalam
Daryanto. 2014. Penelitian Tindakan
penerapan metode pembelajaran Drill
Kelas dan Penelitian Tindakan
berbasis
Sekolah
penelitian
tindakan
kelas
penggunaan
SoftwareCutViewer
meningkatkan
untuk
keterampilan
dan
pemahaman konsep siswa pada mata
Contohnya.
Beserta
Contoh
Yogyakarta:
–
Gava
Media.
Hamzah
B.
Uno.
2014.
Model
Pembelajaran Menciptakan Proses
pelajaran CNC TU-3A adalah:
1. Implementasi
metode
pembelajaran
Drillberbasis
Belajar Mengajar yang Kreatif
dan Efektif. Jakarta: 2014.
10
Muhibbin
Syah.
Psikologi
2005.
Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Munir.
Kurikulum
2010.
Teknologi
Berbasis
Informasi
dan
Komunikasi. Bandung: Alfabeta.
Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil
Proses
Belajar
Mengajar.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sardiman AM. 2007. Interaksi dan
Motivasi
Belajar
Mengajar.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Soemarsono. 2007. Strategi Belajar
Mengajar. Surakarta : UNS Press.
SuharsimiArikunto.
2011.
DasarEvaluasi
Dasar-
Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Syaiful Sagala. 2007. Konsep dan
Makna Pembelajaran. Bandung:
Alfabeta.
_________,
Peraturan
Pemerintah
Nomor 19 tahun 2005 pasal 19
ayat 1. Proses Pembelajaran Pada
Satuan
Pendidikan.
Depdiknas.
Jakarta:
BERBASIS PENGGUNAAN SOFTWARE CUTVIEWER
PADA MATA PELAJARAN CNC TU-3A
Ananda Yhuto Wibisono Putra, YuyunEstriyanto, Budi Harjanto
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret,
Surakarta
Email: Wyhuto@yahoo.co.id
ABSTRACT
The objective of this research is to improve skill and conceptual
understanding on programing CNC TU-3A for twelfth grade level in SMK N 5
Surakarta by implementation of the drill learning method with CutViewer Software
based. This research was belong to classroom action research. This research was
implemented in two cycles, each cycle was composed of four stages, there was
planning stage, action stage, observation and reflection. Every cycle is carried out in
two meetings. The subjects of this research were twelfth grade level in SMK N 5
Surakarta. The data were collected from teacher and students. The techniques of
data collection were observation, interview, and learning achievement test. The
method of data validity were Expert Judgement and Construct validity. The resulting
data were analyzed as quantitative descriptive and comparative descriptive. The
result of this research showed that the implementation of the Drill learning method
of CutViewer Software could improved skill and conceptual understanding of student
on CNC TU-3A programing. At initial condition, the skill of the student was 45,31%,
meanwhile the conceptual understanding of students was 35,23%, and the average
score of learning result was 64,58. After the action of the first cycle, student’s skills
increased to 73,44% and the conceptual understanding become 70,17% with the
average score of learning result was 84,67. At the action of the second cycle, skill of
students become 88,75% and the conceptual understanding increased to 89,77%,
and the final average score of learning result was 92,52. The conclusion of this
research is the implementation of the Drill learning method of CutViewer Software
based could increase the skill and conceptual understanding of students on CNC
lesson especially on CNC TU-3A programming.
Keywords: Drill Learning Method, CNC, Skill, Conceptual Understanding,
Classroom Action Research
1
2
sebagai pihak yang belajar dan guru
PENDAHULUAN
Penyelenggaraan
proses
pembelajaran yang ideal di Indonesia,
sebagai pihak yang mengajar dengan
siswa sebagai subjek pokoknya.
Proses belajar mengajar yang
tidak terkecuali pada pembelajaran
CNC (Computer Numerical Control) di
berjalan
SMK Negeri 5 Surakarta diharapkan
mempermudah
mengacu pada PP No. 19 Tahun 2005
pembelajaran
Pasal 19 ayat 1 yang menyatakan
adalah pemahaman konsep. Menurut
bahwa:
Proses
Nana Sudjana (2005:50) pemahaman
satuan
pendidikan
pembelajaran
pada
diselenggarakan
dengan
adalah
baik,
akan
ketercapaian
tujuan
yang
salah
kemampuan
satunya
menangkap
inspiratif,
maknasuatu konsep, maka diperlukan
menantang,
hubungan antara konsep dengan makna
memotivasi siswa untuk berpartisipasi
yang ada dalam konsep tersebut.
aktif, serta memberikan ruang yang
Sedangkan
cukup bagi prakarsa, kreativitas dan
penyimpulansuatu hal berdasarkan atas
kemandirian
adanya
secara
interaktif,
menyenangkan,
sesuai
dengan
bakat,
konsep
ciri-ciri
adalah
yang
sama
hasil
pada
minat dan perkembangan fisik serta
haltersebut (Munir, 2010: 62).Agus
psikologis siswa.
Suprijono
(2014:
9)
mengartikan
mengajar
konsep sebagai suatujaringan hubungan
menurut Muhibbin Syah (2006: 237)
dalam objek, kejadian, dan lain-lain
adalah sebuah kegiatan yang integral
yang mempunyai ciri-ciritetap dan
antara siswa sebagai pelajar yang
dapat diobservasi. Maka pemahaman
sedang belajar dengan guru sebagai
konsep
pengajar yang sedang mengajar. Dalam
pengembangan ranah kognitif yang
kegiatan ini terjadi interaksi resiprokal,
menjadi
yakni hubungan antara guru dengan
diantaranya
para siswa dalam situasi instruksional,
masalah berkaitan dengan pengetahuan
yaitu suasana yang bersifat pengajaran.
dasar yang dimiliki (Abimanyu dik,
Sardiman
2008: 53).
Proses
belajar
(2007: 14) menyatakan
adalahbagian
tujuan
mampu
dari
pembelajaran,
memecahkan
Mengajar
Tujuan pembelajaran yang lain
interaksi antara
adalah membentuk keterampilan siswa.
dua unsur manusiawi, yakni siswa
Godfrey dan Kephard menyebutkan
bahwa
proses
Belajar
merupakan kegiatan
3
merupakan
pemrograman operasi kerja Computer
aktivitas motorik meliputi gerakan
Numerical Control. Dengan perangkat
tunggal atau sekelompok gerakan yang
lunak ini, proses pemahaman bahasa
dibentuk dengan tingkat ketepatan dan
baku perintah mesin menjadi lebih
ketelitian
Sedangkan
cepat dan mudah. Berbagai perintah
Klausmeier menganggap keterampilan
yang dibuat dalam bentuk kode G dan
sebagai seperangkat gerakan anggota
kode
badan
dan
simulasi gerakan alat potong pada
diarahkan oleh aktivitas mental untuk
mesin CNC, yang ditampilkan pada
menyelesaikan satu tugas (Hamzah,
layar monitor PC secara grafis. Versi
2014: 200).
program yang tersedia adalahStandard
keterampilan
motorik
tinggi.
yang
terkoordinasi
M,
diterjemahkan
menjadi
Keterampilan merupakan dua
G Code, Fanuc F0TA, Fanuc F11TA,
dari lima komponen hasil belajar
Heidenhain TNC, Sinumerik 840D,
menurut Gagne (Agus Suprijono, 2014:
Fanuc F10TA, Okuma, Traub
5-6). Keterampilan intelektual adalah
Pemrograman
mesin
CNC
kemampuan mempresentasikan konsep
sendiri adalah inputdata numerik ke
dan lambang. Keterampilan intelektual
memori
terdiri
membuatbentukbendakerja.
dari
kemampuan
mesin
untuk
Datayang
mengategorisasi, analitis-sintesisfakta-
berupaurutan perintahsecararincisetiap
konsep dan mengembangkan prinsip
blokuntukmemberitahumesinCNCapay
keilmuan.
ang
Sedangkan
keterampilan
motorik yaitu kemampuan melakukan
serangkaian
urusan
gerak
dan
jasmani
koordinasi,
programCNC.
Adaduaunsuryangperludiperhati
dalam
sehingga
terwujud otomatisme gerak jasmani.
harusdikerjakandisebut
kandalampenyusunanprogramCNC,
yang
pertama
adalahmetodepemrograman,
Untuk
meningkatkanketerampilandanpemaha
yaitumetode yang
man konsep dan siswa dalam mata
pengoperasian
pelajaran CNC di SMKN 5 Surakarta
Terdapatduametodepemrogramanyaitui
digunakan
nkrimental,
media
pembelajaran
digunakan untuk
mesin
CNC.
SoftwareCutViewer. CutViewer adalah
danabsolut.Inkrimentalialahmetode
perangkat
pemrograman dimanatitik referensinya
lunak
media
belajar
4
adalahtitik
terakhiryangdituju.Sedangkan
adalah
absolut
metodepemrograman
dimanatitik referensinya tetap.
00
01
02
03
04
05
06
07
G91
M03
G00
G00
G00
G01
M05
M30
00
3000
00
500
00
00
2000
00
-4000
00
00
00
75
Sedangkan contoh dari struktur
pemrogramandenganmetodeabsolut
seperti tertulis di bawah ini.
N
00
01
02
03
04
05
06
07
Gambar 1. Pemrograman Inkrimental
G/M
G92
M03
G00
G00
G00
G01
M05
M30
X
-3500
Y
-2000
Z
4000
-3500
-500
-500
00
-2000
-2000
00
00
00
00
00
00
Selainmenggunakan
Gambar 2. Pemrograman Absolut
CutViewer,
Unsur
yang
untuk
F
75
media
meningkatkan
keduaialah
pemahaman konsep dan keterampilan
strukturprogram. Strukturprogramdapat
siswa dalam mata pelajaran CNC di
dikelompokkan
SMKN
menjaditiga,yaitu:kepala,tubuh,danpen
digunakanmetodepembelajaranDrill.
utup
Agus
program.Contoh
berikut
adalah
ini
struktur
5
Suprijono
Surakarta,
(2014)
dalam
CooperativeLearning mengungkapkan
pemrogramandenganmetodeinkrimenta
teori
ldari gerakan perkakas seperti pada
dijadikan dasar penerapan metode Drill
gambar bawah ini.
dalam pembelajaran. Pertama adalah
belajar
behavioristikyang
teori Ivan P. Pavlov JB. Watson dan
Edwin Guthrie yang dikenal dengan
Gambar 3. Contoh Gerakan Perkakas
N
G/M
X
Y
Z
teori
conditioningatau
klasik,
dimana
upaya
untuk
belajar
pelaziman
merupakan
mengaitkan
atau
mengasosiasikan stimuli. Kemudian
F
teori koneksionismeoleh Edward Lee
5
Thorndike yang mencakup tiga hukum
dokumentasi, wawancara dan tesprojek
dasar yaitu Law of Readiness, Law of
pemrograman.Untuk
Exercise, Law of Effect.Teori terakhir
variabel
pemahaman
digunakan
teknik
Reinforcementoleh
adalah
teori
Skinner,
yaitukonsekuensi
validitas
data
konsep,
ContentValidity
perilaku
dengan teknik ExpertJudgement. Untuk
yang memperkuat perilaku tertentu.
variabel keterampilan, menggunakan
Syaiful Sagala (2007: 217) menyatakan
validitas konstruk.Teknikanalisis data
metode latihan atau
untuk
training
metode
mengajar
disebut
juga
merupakan cara
yang
baik
untuk
menanamkan kebiasaan tertentu, juga
sebagai
sarana
mengkaji
keterampilan
data
variabel
menggunakan
analisis
deskriptif kuantitatif bentuk persentase,
dengan cara:
memperoleh
=
× 100%
ketangkasan, ketepatan, kesempatan,
keterampilan serta kecakapan. Menurut
Dimana : P : Persentase tingkat kriteria
f : Frekuensi
Roestiyah metode Drilladalah cara
N : Jumlah responden
mengajar dimana siswa melaksanakan
kegiatan-kegiatan
agar
Tingkat
memiliki
ketangkasan dan keterampilan dari apa
kriteria
analisis
deskriptif persentase dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
yang telah dipelajari (2008: 125).
Tabel 1. Kriteria Analisis Deskriptif Persentase
METODE PENELITIAN
Subyek penelitian ini adalah
Siswa kelas XII TMC Jurusan Teknik
Mesin SMK Negeri 5 Surakarta tahun
ajaran
2014/2015.
Data
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Persentase
80% - 100%
66% - 79%
56% - 65%
40% - 55%
≤ 40%
Kriteria
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
(Sumber: SuharsimiArikunto, 2011: 245)
yang
digunakan Peneliti bersumber dariGuru
Sedangkan
untuk
mata pelajaran CNCdan siswa kelas
variabel
XII TMC Jurusan Teknik Mesin SMK
menggunakananalisis
Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2014/
komparatif yang dilakukan dengan cara
2015.
membandingkan antara kondisi awal
Teknik pengumpulan data yang
digunakan
adalah
observasi,
pemahaman
mengkaji
konsep
deskriptif
sebelum tindakan dengan hasil yang
diperoleh pada siklus I dan siklus II,
6
sehingga
dapat
perbedaan
sebelum
dilihat
adanya
dan
sesudah
perlakuan.
Pelaksanaan
Tindakan
Penelitian
Kelas
berdasarkan
dilaksanakan
permasalahan
yang
muncul. Penelitian dilakukan sebanyak
Gambar 4. Grafik Perkembangan Tingkat
Keterampilan Siswa
dua siklus pemberian tindakan. Setiap
siklus penelitian terdiri dari empat
tahapan
yaitu
tindakan,
tahap
perencanaan
pelaksanaan
tindakan,
pengamatan/ observasi, dan refleksi.
Berdasarkan
pengamatanselamapenelitian,
pemahaman konsep siswa dari kondisi
awal
hingga
penelitian
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan
telah
penelitian
tingkat
setelah
pelaksanaan
cenderung
meningkat.
Secara keseluruhan terjadi peningkatan
dilakukan,
perbandingan
tingkat
yang
persentase pemahaman konsep siswa
diperoleh
sebanyak 54,54% dengan peningkatan
keterampilan
persentase
tertinggi
pada
setelah
siswa di tiap tahap penelitian. Secara
pelaksanaan tindakan siklus pertama
keseluruhan
yaitu meningkat 34.94% dari kondisi
persentase
terjadi
peningkatan
keterampilan
siswa
awal.
Secara
grafis
peningkatan
sebanyak 43.44% dengan peningkatan
persentase pemahaman konsep siswa
tertinggi
dapat diamati dari grafik berikut ini.
tindakan
pada setelah
siklus
pelaksanaan
pertama
yaitu
meningkat 28.13% dari kondisi awal.
Peningkatan persentase keterampilan
siswa dapat diamati dari grafik berikut
ini.
Gambar 5. Grafik Perkembangan Tingkat
Pemahaman Konsep Siswa
Berdasarkan
hasil
tes
pemrograman, nilai rata-rata kelas
7
terjadi peningkatan, pada kondisi awal
rata-rata kelas hanya 64,58 dengan nilai
terendah 34,52 dan nilai tertinggi
88,10. Pada tahap akhir penelitian ratarata kelas mencapai 92,52 dengan nilai
terendah 83,33 dan nilai tertinggi 96,43
yang artinya rata-rata nilai siswa kelas
TMC SMK N 5 Surakarta meningkat
27,94 angka.
8
nilai pada tiap tahap penelitian dapat
GRAFIK PERKEMBANGAN NILAI SISWA
diamati pada grafik di bawah ini.
Gambar 6. Grafik Perkembangan Nilai Siswa
Peningkatan
pemrograman
nilai
cenderung
hasil
tes
beragam,
Gambar 8. Distribusi Frekuensi Nilai Siswa
Pada Tiap Tahap Penelitian
distribusi peningkatan nilai terbanyak
ada pada kisaran 1 s/d 20 angka yaitu
Grafik distribusi frekuensi nilai
13 siswa kemudian diikuti pada kisaran
siswa
20 s/d 40 dan 41 s/d 60 dengan jumlah
pemahaman
yang sama yaitu 8 siswa. Secara
signifikan,
keseluruhan distribusi perkembangan
pergeseran kelas yang dihuni frekuensi
nilai siswa seperti pada diagram di
nilai siswa. Pada kondisi awal terdapat
bawah ini.
nilai di rentang 0 s/d 61 dengan total 14
menunjukkan
konsep
hal
ini
perkembangan
yang
sangat
nampak
dari
siswa, namun di siklus I sudah tidak
muncul
satu
nilaipun
di
rentang
tersebut, bahkan di siklus II rentang
nilai terendah yang dihuni siswa ada
pada
kelas
81
s/d
90,
hal
ini
menunjukkan peningkatan nilai yang
cukup tajam di kelas bawah. Untuk
Gambar 7. Distribusi Frekuensi Perkembangan
Nilai Siswa
peningkatan nilai di kelas atas nampak
pada rentang nilai 81 s/d 90 dan 91 s/d
Peningkatan
pemahaman
100, di kondisi awal hanya terdapat 8
konsep siswa juga diamati melalui
siswa dan tidak ada yang menghuni
persebaran perolehan nilai siswa di tiap
rentang nilai di atasnya. Pada siklus I,
tahap penelitian. Persebaran perolehan
rentang nilai 81 s/d 90 meningkat tajam
dengan 23 siswa dan terdapat 4 siswa
9
SoftwareCutViewer
di rentang 91 s/d 100. Pada Siklus II
penggunaan
rentang nilai 81 s/d 90 mengalami
dapat meningkatkan keterampilan
penurunan dengan menyisakan 7 siswa,
siswa kelas XII Teknik Pemesinan
namun di rentang teratas meningkat
SMK Negeri 5 Surakarta Tahun
tajam dengan dihuni 25 siswa.
Pelajaran 2014/ 2015.
Peningkatan
berbanding
lurus
nilai
siswa
dengan
tingkat
2. Penerapan metode pembelajaran
Drillberbasis
penggunaan
kelulusan siswa dari kriteria kelulusan
SoftwareCutViewer
minimal yang ditetapkan untuk mata
meningkatkan pemahaman konsep
pelajaran
78.
siswa kelas XII Teknik Pemesinan
Persentase tingkat ketuntasan belajar
SMK Negeri 5 Surakarta Tahun
siswa dapat diamati pada grafik di
Pelajaran 2014/ 2015 terhadap
bawah ini.
mata pelajaran CNC.
CNC
yaitu
sebesar
dapat
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, Soli, dkk. 2008. Strategi
Pembelajaran. Jakarta : Direktorat
JenderalPendidikan
Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional.
Gambar 9. Tingkat Ketuntasan Belajar
Agus
2014.
CooperativeLearning Teori dan
KESIMPULAN
yang
dapat
Aplikasi
berdasarkan
hasil
Pustaka Pelajar.
Kesimpulan
diampaikan
Suprijono.
PAIKEM.
Yogyakarta:
dalam
Daryanto. 2014. Penelitian Tindakan
penerapan metode pembelajaran Drill
Kelas dan Penelitian Tindakan
berbasis
Sekolah
penelitian
tindakan
kelas
penggunaan
SoftwareCutViewer
meningkatkan
untuk
keterampilan
dan
pemahaman konsep siswa pada mata
Contohnya.
Beserta
Contoh
Yogyakarta:
–
Gava
Media.
Hamzah
B.
Uno.
2014.
Model
Pembelajaran Menciptakan Proses
pelajaran CNC TU-3A adalah:
1. Implementasi
metode
pembelajaran
Drillberbasis
Belajar Mengajar yang Kreatif
dan Efektif. Jakarta: 2014.
10
Muhibbin
Syah.
Psikologi
2005.
Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Munir.
Kurikulum
2010.
Teknologi
Berbasis
Informasi
dan
Komunikasi. Bandung: Alfabeta.
Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil
Proses
Belajar
Mengajar.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sardiman AM. 2007. Interaksi dan
Motivasi
Belajar
Mengajar.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Soemarsono. 2007. Strategi Belajar
Mengajar. Surakarta : UNS Press.
SuharsimiArikunto.
2011.
DasarEvaluasi
Dasar-
Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Syaiful Sagala. 2007. Konsep dan
Makna Pembelajaran. Bandung:
Alfabeta.
_________,
Peraturan
Pemerintah
Nomor 19 tahun 2005 pasal 19
ayat 1. Proses Pembelajaran Pada
Satuan
Pendidikan.
Depdiknas.
Jakarta: