PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI DRTA (DIRECTED READING THINKING ACTIVITY) PADA SISWA SEKOLAH DASAR | Matsuri | Jurnal Didaktika Dwija Indria (SOLO) 6889 19139 1 PB
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN
MENGGUNAKAN STRATEGI DRTA (DIRECTED READING THINKING ACTIVITY)
PADA SISWA SEKOLAH DASAR
Faisal Mujaddid1), Riyadi2), Matsuri3)
PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta
e-mail: [email protected]
Abstract: The aim of this research is to improve the reading comprehension skill by using the DRTA (Directed
Reading Thinking Activity) strategy.This research form is classroom action research and it was conducted in two
cycles. Each cycle consist of four steps, they are planning, action implementation, observation, and reflection.
The research subject are the homeroom teacher and the fifth grade students. The technique of analyzing data is
interactive analyses consist of the three components, they are data reduction, data display, and conclusion. The
techniques of collecting data used are documentation, observation, interview, and test. The data validity test
using data triangulation and technique triangulation.
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan
menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity). Bentuk penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak dua siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah guru kelas dan siswa
kelas V. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang terdiri dari tiga komponen
yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
dokumentasi, observasi, wawancara, dan tes. Uji validitas penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan
triangulasi teknik.
Kata kunci: keterampilan membaca pemahaman, strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA)
Penggunaan bahasa di Sekolah Dasar (SD)
tidak hanya terdapat pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia saja tetapi mencakup keseluruhan mata pelajaran, yaitu baik dalam
kegiatan belajar mengajar maupun diluar kegiatan pembelajaran. Ruang lingkup mata
pelajaran bahasa Indonesia mencakup empat
keterampilan dalam berbahasa yakni keterampilan menyimak, keterampilan berbicara,
keterampilan membaca, dan keterampilan
menulis. Sesuai dengan Standar Isi (2007:
317) salah satu tujuan mata pelajaran Bahasa
Indonesia adalah menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus sikap budi pekerti, serta
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa dalam segala aspek. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai
tujuan tersebut adalah dengan membaca.
Membaca adalah suatu keterampilan yang
penting dalam pembelajaran dan komunikasi.
Somadayo (2011:4) membaca merupakan suatu kegiatan interaktif untuk memetik serta
memahami arti atau makna yang terkandung
di dalam bahan tulis. Ditegaskan oleh Rahim
(2008: 1) proses belajar yang paling efektif
dapat dilakukan melalui kegiatan membaca.
1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS
2,3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS
Adapun menurut Tarigan (2008: 7), yaitu
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan oleh pembaca guna memperoleh
pesan atau informasi yang hendak disampaikan penulis melalui media kata-kata atau
bahasa lisan. Dengan demikian membaca
memiliki peran yang sangat penting bagi
setiap manusia untuk memahami informasi
baik dalam bahan tulisan maupun keadaan
lingkungan disekitar, sehingga membaca perlu dijadikan budaya yang baik. Adapun dalam memahami infor-masi dengan membaca
diperlukan keterampilan yang khusus, salah
satunya adalah dengan membaca pemahaman.
Keterampilan merupakan suatu kemampuan yang dimiliki setiap individu untuk dapat melakukan sesuatu kegiatan
dengan baik. Menurut Soemarjadi, dkk
(2001:2), kata keterampilan sama artinya
dengan kata cekatan. Terampil atau cekatan
adalah kepandaian melakukan suatu pekerjaan dengan cepat dan benar. Jadi dalam
melakukan pekerjaan dituntut untuk dapat
bekerja cepat tetapi dengan tepat. Adapun
menurut Syah (2013:117), keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat-
urat syaraf dan otot-otot yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik, olahraga, dan sebagainya.
Dengan demikian ketrampilan merupakan
suatu kemampuan untuk melakukan suatu
kegiatan yang kompleks antara kegiatan motorik dan pengejawantahan fungsi mental
yang bersifat kognitif dengan cepat dan
tepat.
Membaca pemahaman merupakan
kegiatan untuk dapat memahami isi bacaan
yang dibacanya. Somadayo (2011: 10) membaca pemahaman merupakan suatu proses
pemerolehan makna yang secara aktif melibatkan pengetahuan dan pengalaman yang
telah dimiliki oleh pembaca serta dihubungkan dengan isi bacaan. Adapun menurut
Andayani (2009:23) membaca pemahaman
atau komprehensi ialah kemampuan membaca untuk mengerti ide pokok, detail penting, dan seluruh pengertian. Ditambahkan
oleh Fanany (2012:21) membaca pemahaman yaitu membaca yang penekanannya
diarahkan pada keterampilan memahami dan
menguasai isi suatu bacaan.
Dengan demikian membaca pemahaman merupakan suatu proses pemerolehan
makna yang melibatkan keaktifan pengalaman dan pengetahuan, menguasai isi bacaan dan memahami detail bacaan yang dibacanya. Menurut Anderson, Pearson,dan Teng
dalam Alshumaimeri (20-11:187) bahwa “reading comprehension is viewed as the
process of interpreting new information and
assimilating this information into memory
structures”. Artinya adalah membaca pemahaman dilihat sebagai proses membaca dalam menginterprestasikan informasi baru dan
menggabungkan informasi tersebut ke dalam
struktur memori.
Keterampilan membaca pemahaman
merupakan kemampuan seseorang dalam bekerja secara motorik dan mengoptimalkan
fungsi mental yang berhubungan dengan kegiatan kognitif untuk dapat memahami isi
bacaan secara detail serta dapat memaknai
bacaan dengan cepat dan tepat. Selain itu
juga dapat mengarahkan seseorang untuk
melakukan sesuatu berdasarkan hasil dari isi
dari bacaan yang dibacanya.
Hasil dari wawancara yang telah
dilakukan terhadap guru kelas V di SD
Negeri Wiropaten Kota Surakarta menunjukkan bahwa nilai keterampilan membaca
pemahaman siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia masih tergolong rendah. Rendahnya membaca pemahaman siswa dibuktikan dengan: (1) siswa kesulitan dalam
menentukan unsur intrinsik suatu bacaan; (2)
siswa merasa bingung dalam menentukan
suatu ide pokok pada setiap paragraf dalam
bacaan; (3) siswa belum dapat menentukan
sebab akibat dan keterkaitan antar bagian dalam cerita dengan baik; dan (4) siswa merasa
kesulitan dalam membuat simpulan dari bacaan yang dibacanya dengan kata-katanya
sendiri.
Hal tersebut dikuatkan dengan hasil
pretest yang telah dilakukan peneliti menunjukkan bahwa, dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Bahasa Indonesia sebesar 75, dengan jumlah siswa sebanyak 34 anak, hanya terdapat 15 siswa atau
44,11% yang memperoleh nilai lebih atau
sama dengan KKM, adapun sisanya yakni 19
siswa atau 55,89% belum mencapai KKM.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat keterampilan membaca
pemahaman siswa kelas V SD Negeri Wiropaten Kota Surakarta masih rendah.
Observasi yang telah dilakukan pada
bulan September sampai Desember 2014,
menunjukkan adanya beberapa fakta dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas khususnya pada keterampilan membaca pemahaman, diantaranya: (1) minat baca siswa
masih rendah; (2) konsentrasi siswa kurang
fokus terhadap bacaan; (3) siswa kurang sungguh-sungguh dalam membaca; (4) bahan
bacaan atau buku-buku materi yang digunakan dalam proses pembelajaran kurang
menarik dan lengkap; (5) antusias, motivasi,
dan semangat siswa dalam membaca masih
kurang; dan (6) belum ada dorongan pada
siswa mengenai pentingnya membaca dan
budaya atau kebiasaan membaca yang masih
belum nampak terlihat.
Selain itu, sebagian besar kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih secara konvensional, antara lain: (1) guru
hanya melakukan ceramah secara berulangulang mengenai materi yang diajarkan; (2)
siswa hanya diminta mendengarkan dan
mencatat; (3) dalam kegiatan proses pembelajaran guru kurang menggunakan media yang relevan dan kurang menarik semangat
belajar siswa; (4) strategi pembelajaran yang
digunakan belum dapat memaksimalkan keaktifan siswa, karena kebanyakan guru mendominasi pembelajaran; dan (5) siswa kurang
diajak berkomunikasi, dan berkontribusi dalam pembelajaran atau dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran. Uraian tersebut di atas
menunjukkan penyebab dari rendahnya nilai
keterampilan membaca pemahaman pada siswa.
Dengan kondisi tersebut, maka perlulah guru untuk mengubah dan memodifikasi
strategi pembelajaran yang dapat melibatkan
kontribusi siswa dan menuntut siswa aktif
dalam pembelajaran, mulai dari perencanaan
maupun dalam penggunaan media pembelajaran. Selain itu, kegiatan pembelajaran seharusnya diarahkan pada keterampilan yang
menuntut siswa untuk bisa berpikir keras,
bekerja secara intelektual, dan menggunakan
pengalaman serta pengetahuan yang dimilikinya secara optimal. Hal ini dimaksudkan
agar siswa tersebut mampu membentuk pengetahuan-pengetahuannya dengan baik dan
memproses informasi-informasi yang ia dapatkan menjadi pengetahuan yang akan ia
miliki. Salah satu strategi yang dapat digunakan guru sebagai alternatif dalam pemecahan permasalahan tersebut adalah DRTA.
Menurut Stauffer dalam Rahim (2008: 47),
yaitu strategi DRTA merupakan strategi
pembelajaran dimana guru memberikan motivasi terhadap usaha dan konsentrasi siswa
dengan cara melibatkan siswa secara intelektual serta mendorong siswa merumuskan
pertanyaan dan hipotesis, memproses informasi, dan mengevaluasi solusi sementara.
Tujuan strategi ini adalah untuk melatih
siswa dalam menggunakan konsentrasi dan
berpikir keras guna memahami isi bacaan
secara serius.
Tierney dan Readence dalam Majid
(2008: 203-210) menyatakan bahwa “DRTA
attempts “to equip the students with the ability to determine the purposes for read-ing;
to extract, comprehend, and assimilate information; to examine reading material based
upon purposes for reading; to suspend judgments; and to make decisions based upon
information gleaned from reading.” DRTA
berupaya untuk membekali siswa dengan kemampuan untuk menentukan tujuan untuk
membaca, untuk mengekstrak, memahami,
dan menyerap informasi, serta untuk menguji
setiap bahan bacaan berdasarkan tujuan untuk membaca dan untuk menangguhkan penilaian, serta dapat membuat keputusan berdasarkan pada informasi yang diperoleh dari
membaca. Diperkuat oleh Rusell Staufer dalam sumber yang sama “DRTA is able to
produce readers who could “think, learn,
and test.” DRTA mampu menghasilkan pembaca yang bisa berpikir, belajar, dan uji.
Langkah-langkah dalam membaca
pemahaman dengan menggunakan strategi
Directed Reading Thinking Activity (DRTA)
menurut Rahim (2008: 48-51) adalah sebagai berikut: 1) Membuat prediksi berdasarkan petunjuk judul. Guru menuliskan judul cerita di papan tulis, kemudian guru menyuruh seorang siswa membacakan judulnya. Selanjutnya siswa dapat mempunyai
kesempatan untuk membuat prediksi.2)
Membuat prediksi dari petunjuk pada gambar. Guru meminta siswa untuk memperhatikan gambar seri dengan sek-sama.
Selanjutnya guru meminta siswa memperhatikan salah satu gambar dan menanyakan
kepada siswa tersebut apa sebenarnya yang
terjadi pada gambar tersebut. 3) Membaca
bahan bacaan Guru menyuruh siswa membaca bagian bacaan dari gambar yang telah
diprediksi ceritanya. 4) Menilai ketepatan
prediksi dan menyesuaikan prediksi. Ketika
siswa diminta membaca bagian pertama dari
cerita, guru mengarahkan suatu diskusi dengan mengajukan suatu pertanyaan. Kemu-
dian guru menyuruh siswa yang yakin bahwa
prediksinya benar untuk membaca nyaring di
depan kelas bagian dari bacaan yang mendukung prediksi mereka. Siswa yang lain
dapat memberi tanggapan. 5) Guru mengulang kembali prosedur 1 sampai 4 di atas
hingga semua bagian pelajaran di atas telah
tercakup.
man siswa pada prasiklus dapat dilihat pada
Tabel dibawah ini:
Tabel 1. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Prasiklus
Tujuan penelitian ini adalah untuk
meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan menggunakan strategi
Directed Reading Thinking Activity (DRTA)
pada siswa kelas V SD Negeri Wiropaten
Kota Surakarta tahun ajaran 2014/ 2015.
METODE
Penelitian tersebut dilaksanakan di
SD Negeri Wiropaten Kota Surakarta. Penelitian dilaksanakan selama 2 (dua) bulan yaitu dari bulan Maret 2015 hingga April 2015.
Subjek penelitian ini adalah pada siswa yang
berjumlah 34 terdiri dari 10 putri dan 24 putra serta guru kelas V SD Negeri Wiropaten
Kota Surakarta tahun ajaran 2014/ 2015. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation) dan refleksi
(reflection). Sumber data pada penelitian ini
berasal dari informan (guru dan siswa),
tempat dan peristiwa berlangsungnya pembelajaran keterampilan membaca pemahaman, dan dokumen atau arsip. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: observasi, wawancara, tes, dan dokumen. Validitas data yang digunakan adalah triangulasi
sumber dan triangulasi teknik. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif, yang terdiri dari tiga komponen, yaitu
reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Berdasarkan tabel di atas dapat
dianalisis bahwa dengan nilai kriteria ketuntasan minimal 75, siswa yang tuntas hanya
15 siswa atau hanya sekitar 44,11%. Sedangkan siswa yang belum mencapai batas KKM
berjumlah 19 orang atau sekitar 55,89%.
Pada penggunaan strategi (DRTA)
menunjukkan adanya peningkatan nilai keterampilan membaca pemahaman siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa
Siklus I
HASIL
Berdasarkan observasi, wawancara,
dan tes pada kondisi awal dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis narasi
siswa kelas V SD Negeri Wiropaten Surakarta tahun ajaran 2014/2015 rendah. Data
dari nilai keterampilan membaca pemaha-
Berdasarkan tabel tersebut dapat
dianalisis bahwa nilai keterampilan membaca pemahaman pada siswa sudah mengalami peningkatan, tetapi belum mencapai
target yang diinginkan oleh peneliti. Dari
total 34 siswa, siswa yang mencapai KKM
24 orang atau 70,58% dari total jumlah
siswa. Sedangkan 29,42% lainnya atau 10
siswa nilainya masih belum mencapai KKM.
Dengan demikian nilai keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri
Wiropaten masih perlu ditingkatkan pada siklus II karena belum mencapai terget sesuai
dengan perencanaan.
Pada siklus II nilai rata-rata keterampilan membaca pemahaman siswa menunjukkan adanya peningkatan. Hasil selengkapnya disajikan pada Tabel 3 sebagai berikut:
Tabel 3. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Si-klus
II
Bedasarkan tabel tersebut di atas
dapat dianalisis bahwa nilai keterampilan
membaca pemahaman siswa kelas V SD
Negeri Wiropaten pada siklus II mengalami
peningkatan. Jumlah siswa yang tuntas mencapai 30 orang atau sebesar 88,23%. Sedangkan siswa yang belum tuntas tinggal 4
anak atau 11,77%. Hasil tersebut telah mencapai target yang diinginkan peneliti yaitu
lebih dari 80% siswa mencapai batas tuntas.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui
bahwa adanya peningkatan keterampilan
membaca pemahaman siswa. Hasil test yang
telah dilakukan pada prasiklus, dari 34 siswa
hanya ada 15 siswa yang nilainya dapat
mencapai KKM, sedangkan 19 siswa atau
55,89% belum tuntas dengan kata lain
nilainya dibawah KKM. Berdasarkan hasil
analisis tes tersebut, maka dilakukan tindakan yaitu penelitian tindakan kelas untuk
meningkatkan keterampilan membaca pema-
haman dengan menggunakan strategi DRTA
(Directed Reading Thinking Activity). Readence dalam Majid (2008: 203-210) menyatakan bahwa “DRTA is able to produce
readers who could “think, learn, and test.”
DRTA mampu menghasilkan pembaca yang
bisa berpikir, belajar, dan uji.
Pembelajaran keterampilan membaca pemahaman pada siklus I dengan
menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) menunjukkan adanya
peningkatan. Hasil analisis data nilai keterampilan membaca pemahaman siswa menunjukkan bahwa persentase ketuntasan siswa
naik sebesar 26,47% dibandingkan pada prasiklus hanya mencapai 44,11%. Siswa yang
tuntas pada siklus I sebanyak 24 siswa
dengan persentase ketuntasan meningkat menjadi 70,58%.
Peningkatan tersebut belum dapat
memenuhi target atau indikator kinerja yang
ditetapkan. Hal tersebut dikarenakan ada
kendala yang terjadi pada siklus I antara lain:
(a) guru belum dapat menerapkan stra-tegi
DRTA dengan lancar dan tepat sesuai dengan
urutan yang benar pada proses pembelajaran;
(b) media yang digunakan guru belum dapat
menarik perhatian dan antusiasme siswa
dalam mengikuti pembelajaran; (c) penguatan dan penghargaan belum sepenuhnya
dapat diberikan oleh guru untuk membangkitkan motivasi dan minat siswa dalam
mengikuti pembelajaran; (d) guru masih terlihat kurang memberikan penekanan pada
bagian-bagian pembelajaran yang penting
seperti pada apersepsi; (e) sikap guru kurang
tegas terhadap siswa yang kurang disiplin;
(f) siswa kurang aktif, serius, konsentrasi,
dan sungguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran; dan (g) masih ada siswa
yang bekerja mandiri dalam tahap diskusi
kelompok pada saat mengerjakan LKS.
Melihat fakta pada hasil refleksi yang
telah dilakukan pada pelaksanaan siklus I,
maka pelaksanaan tindakan kelas ini dilanjutkan pada siklus II. Berdasarkan analisis
mengenai kendala yang terjadi pada pelaksanaan siklus I, maka disusun rencana pem-
belajaran siklus II agar kekurangan yang
terjadi pada siklus I dapat dikurangi dan diatasi. Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran, maka hasilnya menunjukkan bahwa tindakan pada siklus II berjalan lancar
dan sesuai yang direncanakan. Berdasarkan
hasil dari analisis pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan nilai keterampilan membaca pemahaman siswa. Terdapat 30 siswa yang nilainya dapat mencapai
KKM dengan persentase ketuntasan 88,23%,
sedangkan 4 siswa atau 11,77% masih belum
dapat mencapai KKM, dengan nilai rata-rata
kelas 83,16. Data perbandingan nilai ratarata keterampilan membaca pemahaman siswa pada prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini:
Tabel 4. Perbandingan Nilai Rata-rata
Keterampilan Membaca Pemahaman pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan
kelas yang telah dilaksanakan dalam dua
siklus dengan menggunakan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) dalam pembelajaran keterampilan membaca
pemahaman pada siswa kelas V SD Negeri
Wiropaten Kota Surakarta tahun ajaran
2014/2015, dapat disimpulkan bahwa strategi (DRTA) dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V
SD Negeri Wiropaten Kota Surakarta, tahun
ajaran 2014/2015.
Simpulan di atas dapat dibuktikan
dengan data-data sebagai berikut: rata-rata
nilai keterampilan membaca pemahaman pada prasiklus sebesar 66,89 meningkat sebesar 8,62 menjadi 75,53 pada siklus I. Dari
nilai rata-rata 75,51 meningkat sebesar 7,65
menjadi 83,16 pada siklus II. Adapun persentase ketuntasan dari 34 siswa juga mengalami peningkatan. Dari 44,11% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 15 siswa
pada prasiklus, menjadi 70,58% dengan jumlah siswa tuntas sebanyak 21 siswa pada
siklus I dan meningkat lagi menjadi 88,23%
dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak
30 siswa pada siklus II.
Langkah-langkah perbaikan dengan
strategi DRTA dari siklus I ke siklus II.
Pertama, penjelasan yang rinci tentang cara
pembelajaran dengan DRTA menjadi kunci
utama, hal itu dapat dilihat dari lebih pahamnya siswa akan apa yang harus dilakukan
pada siklus II daripada saat siklus I karena
siswa sudah mengetahui langkah-langkah
pembelajaran dengan DRTA setelah melalui
tahap-tahap pada siklus I. Kedua, penggunaan media pembelajaran, dalam hal ini adalah cerita/dongeng anak-anak, lebih mudah
dipahami siswa apabila menggunakan cerita
rakyat daerah daripada cerita terjemahan.
Ketiga, kemampuan guru dalam membantu
memusatkan konsentrasi siswa dan penggunaan media mempengaruhi hasil penilaian
dengan sangat signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Alshumaimeri, Yousif. (2011). The Effects of Reading Method on the Comprehension
Performance of Saudi EFL Students. International Electronic Journal of Elementary
Education, 2011, 4(1), 185-195.
Andayani. (2009). Bahasa Indonesia. Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta.
Surakarta: Mata Padi Presindo.
BSNP. (2007). Standar Isi dan Standar Kelulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar SD/MI.
Jakarta: BP. Cipta Jaya.
Fanany, Burhan El. (2012). Teknik Baca Cepat Trik Efektif: Membaca 2 detik 1 Halaman.
Yogyakarta: Araska.
Majid, Faizah A. (2008). The Development Of An Academic Reading Strategies Pedagogical
Model For ESL Adult Learners.
Universiti Teknologi MARA, Malaysia:
International Journal of Learning. Vol 15 (1). 2008. pp 203-210. ISSN 1447- 9494.
Rahim, F. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Somadayo, Samsu. (2011). Strategi dan Teknik Pembelajaran membaca. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Soemarjadi. (2001). Pendidikan Keterampilan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Syah, Muhibbin. (2013). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Tarigan, Henry Guntur. (2008). Membaca: sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
MENGGUNAKAN STRATEGI DRTA (DIRECTED READING THINKING ACTIVITY)
PADA SISWA SEKOLAH DASAR
Faisal Mujaddid1), Riyadi2), Matsuri3)
PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta
e-mail: [email protected]
Abstract: The aim of this research is to improve the reading comprehension skill by using the DRTA (Directed
Reading Thinking Activity) strategy.This research form is classroom action research and it was conducted in two
cycles. Each cycle consist of four steps, they are planning, action implementation, observation, and reflection.
The research subject are the homeroom teacher and the fifth grade students. The technique of analyzing data is
interactive analyses consist of the three components, they are data reduction, data display, and conclusion. The
techniques of collecting data used are documentation, observation, interview, and test. The data validity test
using data triangulation and technique triangulation.
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan
menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity). Bentuk penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak dua siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah guru kelas dan siswa
kelas V. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang terdiri dari tiga komponen
yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
dokumentasi, observasi, wawancara, dan tes. Uji validitas penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan
triangulasi teknik.
Kata kunci: keterampilan membaca pemahaman, strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA)
Penggunaan bahasa di Sekolah Dasar (SD)
tidak hanya terdapat pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia saja tetapi mencakup keseluruhan mata pelajaran, yaitu baik dalam
kegiatan belajar mengajar maupun diluar kegiatan pembelajaran. Ruang lingkup mata
pelajaran bahasa Indonesia mencakup empat
keterampilan dalam berbahasa yakni keterampilan menyimak, keterampilan berbicara,
keterampilan membaca, dan keterampilan
menulis. Sesuai dengan Standar Isi (2007:
317) salah satu tujuan mata pelajaran Bahasa
Indonesia adalah menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus sikap budi pekerti, serta
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa dalam segala aspek. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai
tujuan tersebut adalah dengan membaca.
Membaca adalah suatu keterampilan yang
penting dalam pembelajaran dan komunikasi.
Somadayo (2011:4) membaca merupakan suatu kegiatan interaktif untuk memetik serta
memahami arti atau makna yang terkandung
di dalam bahan tulis. Ditegaskan oleh Rahim
(2008: 1) proses belajar yang paling efektif
dapat dilakukan melalui kegiatan membaca.
1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS
2,3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS
Adapun menurut Tarigan (2008: 7), yaitu
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan oleh pembaca guna memperoleh
pesan atau informasi yang hendak disampaikan penulis melalui media kata-kata atau
bahasa lisan. Dengan demikian membaca
memiliki peran yang sangat penting bagi
setiap manusia untuk memahami informasi
baik dalam bahan tulisan maupun keadaan
lingkungan disekitar, sehingga membaca perlu dijadikan budaya yang baik. Adapun dalam memahami infor-masi dengan membaca
diperlukan keterampilan yang khusus, salah
satunya adalah dengan membaca pemahaman.
Keterampilan merupakan suatu kemampuan yang dimiliki setiap individu untuk dapat melakukan sesuatu kegiatan
dengan baik. Menurut Soemarjadi, dkk
(2001:2), kata keterampilan sama artinya
dengan kata cekatan. Terampil atau cekatan
adalah kepandaian melakukan suatu pekerjaan dengan cepat dan benar. Jadi dalam
melakukan pekerjaan dituntut untuk dapat
bekerja cepat tetapi dengan tepat. Adapun
menurut Syah (2013:117), keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat-
urat syaraf dan otot-otot yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik, olahraga, dan sebagainya.
Dengan demikian ketrampilan merupakan
suatu kemampuan untuk melakukan suatu
kegiatan yang kompleks antara kegiatan motorik dan pengejawantahan fungsi mental
yang bersifat kognitif dengan cepat dan
tepat.
Membaca pemahaman merupakan
kegiatan untuk dapat memahami isi bacaan
yang dibacanya. Somadayo (2011: 10) membaca pemahaman merupakan suatu proses
pemerolehan makna yang secara aktif melibatkan pengetahuan dan pengalaman yang
telah dimiliki oleh pembaca serta dihubungkan dengan isi bacaan. Adapun menurut
Andayani (2009:23) membaca pemahaman
atau komprehensi ialah kemampuan membaca untuk mengerti ide pokok, detail penting, dan seluruh pengertian. Ditambahkan
oleh Fanany (2012:21) membaca pemahaman yaitu membaca yang penekanannya
diarahkan pada keterampilan memahami dan
menguasai isi suatu bacaan.
Dengan demikian membaca pemahaman merupakan suatu proses pemerolehan
makna yang melibatkan keaktifan pengalaman dan pengetahuan, menguasai isi bacaan dan memahami detail bacaan yang dibacanya. Menurut Anderson, Pearson,dan Teng
dalam Alshumaimeri (20-11:187) bahwa “reading comprehension is viewed as the
process of interpreting new information and
assimilating this information into memory
structures”. Artinya adalah membaca pemahaman dilihat sebagai proses membaca dalam menginterprestasikan informasi baru dan
menggabungkan informasi tersebut ke dalam
struktur memori.
Keterampilan membaca pemahaman
merupakan kemampuan seseorang dalam bekerja secara motorik dan mengoptimalkan
fungsi mental yang berhubungan dengan kegiatan kognitif untuk dapat memahami isi
bacaan secara detail serta dapat memaknai
bacaan dengan cepat dan tepat. Selain itu
juga dapat mengarahkan seseorang untuk
melakukan sesuatu berdasarkan hasil dari isi
dari bacaan yang dibacanya.
Hasil dari wawancara yang telah
dilakukan terhadap guru kelas V di SD
Negeri Wiropaten Kota Surakarta menunjukkan bahwa nilai keterampilan membaca
pemahaman siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia masih tergolong rendah. Rendahnya membaca pemahaman siswa dibuktikan dengan: (1) siswa kesulitan dalam
menentukan unsur intrinsik suatu bacaan; (2)
siswa merasa bingung dalam menentukan
suatu ide pokok pada setiap paragraf dalam
bacaan; (3) siswa belum dapat menentukan
sebab akibat dan keterkaitan antar bagian dalam cerita dengan baik; dan (4) siswa merasa
kesulitan dalam membuat simpulan dari bacaan yang dibacanya dengan kata-katanya
sendiri.
Hal tersebut dikuatkan dengan hasil
pretest yang telah dilakukan peneliti menunjukkan bahwa, dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Bahasa Indonesia sebesar 75, dengan jumlah siswa sebanyak 34 anak, hanya terdapat 15 siswa atau
44,11% yang memperoleh nilai lebih atau
sama dengan KKM, adapun sisanya yakni 19
siswa atau 55,89% belum mencapai KKM.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat keterampilan membaca
pemahaman siswa kelas V SD Negeri Wiropaten Kota Surakarta masih rendah.
Observasi yang telah dilakukan pada
bulan September sampai Desember 2014,
menunjukkan adanya beberapa fakta dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas khususnya pada keterampilan membaca pemahaman, diantaranya: (1) minat baca siswa
masih rendah; (2) konsentrasi siswa kurang
fokus terhadap bacaan; (3) siswa kurang sungguh-sungguh dalam membaca; (4) bahan
bacaan atau buku-buku materi yang digunakan dalam proses pembelajaran kurang
menarik dan lengkap; (5) antusias, motivasi,
dan semangat siswa dalam membaca masih
kurang; dan (6) belum ada dorongan pada
siswa mengenai pentingnya membaca dan
budaya atau kebiasaan membaca yang masih
belum nampak terlihat.
Selain itu, sebagian besar kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih secara konvensional, antara lain: (1) guru
hanya melakukan ceramah secara berulangulang mengenai materi yang diajarkan; (2)
siswa hanya diminta mendengarkan dan
mencatat; (3) dalam kegiatan proses pembelajaran guru kurang menggunakan media yang relevan dan kurang menarik semangat
belajar siswa; (4) strategi pembelajaran yang
digunakan belum dapat memaksimalkan keaktifan siswa, karena kebanyakan guru mendominasi pembelajaran; dan (5) siswa kurang
diajak berkomunikasi, dan berkontribusi dalam pembelajaran atau dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran. Uraian tersebut di atas
menunjukkan penyebab dari rendahnya nilai
keterampilan membaca pemahaman pada siswa.
Dengan kondisi tersebut, maka perlulah guru untuk mengubah dan memodifikasi
strategi pembelajaran yang dapat melibatkan
kontribusi siswa dan menuntut siswa aktif
dalam pembelajaran, mulai dari perencanaan
maupun dalam penggunaan media pembelajaran. Selain itu, kegiatan pembelajaran seharusnya diarahkan pada keterampilan yang
menuntut siswa untuk bisa berpikir keras,
bekerja secara intelektual, dan menggunakan
pengalaman serta pengetahuan yang dimilikinya secara optimal. Hal ini dimaksudkan
agar siswa tersebut mampu membentuk pengetahuan-pengetahuannya dengan baik dan
memproses informasi-informasi yang ia dapatkan menjadi pengetahuan yang akan ia
miliki. Salah satu strategi yang dapat digunakan guru sebagai alternatif dalam pemecahan permasalahan tersebut adalah DRTA.
Menurut Stauffer dalam Rahim (2008: 47),
yaitu strategi DRTA merupakan strategi
pembelajaran dimana guru memberikan motivasi terhadap usaha dan konsentrasi siswa
dengan cara melibatkan siswa secara intelektual serta mendorong siswa merumuskan
pertanyaan dan hipotesis, memproses informasi, dan mengevaluasi solusi sementara.
Tujuan strategi ini adalah untuk melatih
siswa dalam menggunakan konsentrasi dan
berpikir keras guna memahami isi bacaan
secara serius.
Tierney dan Readence dalam Majid
(2008: 203-210) menyatakan bahwa “DRTA
attempts “to equip the students with the ability to determine the purposes for read-ing;
to extract, comprehend, and assimilate information; to examine reading material based
upon purposes for reading; to suspend judgments; and to make decisions based upon
information gleaned from reading.” DRTA
berupaya untuk membekali siswa dengan kemampuan untuk menentukan tujuan untuk
membaca, untuk mengekstrak, memahami,
dan menyerap informasi, serta untuk menguji
setiap bahan bacaan berdasarkan tujuan untuk membaca dan untuk menangguhkan penilaian, serta dapat membuat keputusan berdasarkan pada informasi yang diperoleh dari
membaca. Diperkuat oleh Rusell Staufer dalam sumber yang sama “DRTA is able to
produce readers who could “think, learn,
and test.” DRTA mampu menghasilkan pembaca yang bisa berpikir, belajar, dan uji.
Langkah-langkah dalam membaca
pemahaman dengan menggunakan strategi
Directed Reading Thinking Activity (DRTA)
menurut Rahim (2008: 48-51) adalah sebagai berikut: 1) Membuat prediksi berdasarkan petunjuk judul. Guru menuliskan judul cerita di papan tulis, kemudian guru menyuruh seorang siswa membacakan judulnya. Selanjutnya siswa dapat mempunyai
kesempatan untuk membuat prediksi.2)
Membuat prediksi dari petunjuk pada gambar. Guru meminta siswa untuk memperhatikan gambar seri dengan sek-sama.
Selanjutnya guru meminta siswa memperhatikan salah satu gambar dan menanyakan
kepada siswa tersebut apa sebenarnya yang
terjadi pada gambar tersebut. 3) Membaca
bahan bacaan Guru menyuruh siswa membaca bagian bacaan dari gambar yang telah
diprediksi ceritanya. 4) Menilai ketepatan
prediksi dan menyesuaikan prediksi. Ketika
siswa diminta membaca bagian pertama dari
cerita, guru mengarahkan suatu diskusi dengan mengajukan suatu pertanyaan. Kemu-
dian guru menyuruh siswa yang yakin bahwa
prediksinya benar untuk membaca nyaring di
depan kelas bagian dari bacaan yang mendukung prediksi mereka. Siswa yang lain
dapat memberi tanggapan. 5) Guru mengulang kembali prosedur 1 sampai 4 di atas
hingga semua bagian pelajaran di atas telah
tercakup.
man siswa pada prasiklus dapat dilihat pada
Tabel dibawah ini:
Tabel 1. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Prasiklus
Tujuan penelitian ini adalah untuk
meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan menggunakan strategi
Directed Reading Thinking Activity (DRTA)
pada siswa kelas V SD Negeri Wiropaten
Kota Surakarta tahun ajaran 2014/ 2015.
METODE
Penelitian tersebut dilaksanakan di
SD Negeri Wiropaten Kota Surakarta. Penelitian dilaksanakan selama 2 (dua) bulan yaitu dari bulan Maret 2015 hingga April 2015.
Subjek penelitian ini adalah pada siswa yang
berjumlah 34 terdiri dari 10 putri dan 24 putra serta guru kelas V SD Negeri Wiropaten
Kota Surakarta tahun ajaran 2014/ 2015. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation) dan refleksi
(reflection). Sumber data pada penelitian ini
berasal dari informan (guru dan siswa),
tempat dan peristiwa berlangsungnya pembelajaran keterampilan membaca pemahaman, dan dokumen atau arsip. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: observasi, wawancara, tes, dan dokumen. Validitas data yang digunakan adalah triangulasi
sumber dan triangulasi teknik. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif, yang terdiri dari tiga komponen, yaitu
reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Berdasarkan tabel di atas dapat
dianalisis bahwa dengan nilai kriteria ketuntasan minimal 75, siswa yang tuntas hanya
15 siswa atau hanya sekitar 44,11%. Sedangkan siswa yang belum mencapai batas KKM
berjumlah 19 orang atau sekitar 55,89%.
Pada penggunaan strategi (DRTA)
menunjukkan adanya peningkatan nilai keterampilan membaca pemahaman siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa
Siklus I
HASIL
Berdasarkan observasi, wawancara,
dan tes pada kondisi awal dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis narasi
siswa kelas V SD Negeri Wiropaten Surakarta tahun ajaran 2014/2015 rendah. Data
dari nilai keterampilan membaca pemaha-
Berdasarkan tabel tersebut dapat
dianalisis bahwa nilai keterampilan membaca pemahaman pada siswa sudah mengalami peningkatan, tetapi belum mencapai
target yang diinginkan oleh peneliti. Dari
total 34 siswa, siswa yang mencapai KKM
24 orang atau 70,58% dari total jumlah
siswa. Sedangkan 29,42% lainnya atau 10
siswa nilainya masih belum mencapai KKM.
Dengan demikian nilai keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri
Wiropaten masih perlu ditingkatkan pada siklus II karena belum mencapai terget sesuai
dengan perencanaan.
Pada siklus II nilai rata-rata keterampilan membaca pemahaman siswa menunjukkan adanya peningkatan. Hasil selengkapnya disajikan pada Tabel 3 sebagai berikut:
Tabel 3. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Si-klus
II
Bedasarkan tabel tersebut di atas
dapat dianalisis bahwa nilai keterampilan
membaca pemahaman siswa kelas V SD
Negeri Wiropaten pada siklus II mengalami
peningkatan. Jumlah siswa yang tuntas mencapai 30 orang atau sebesar 88,23%. Sedangkan siswa yang belum tuntas tinggal 4
anak atau 11,77%. Hasil tersebut telah mencapai target yang diinginkan peneliti yaitu
lebih dari 80% siswa mencapai batas tuntas.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui
bahwa adanya peningkatan keterampilan
membaca pemahaman siswa. Hasil test yang
telah dilakukan pada prasiklus, dari 34 siswa
hanya ada 15 siswa yang nilainya dapat
mencapai KKM, sedangkan 19 siswa atau
55,89% belum tuntas dengan kata lain
nilainya dibawah KKM. Berdasarkan hasil
analisis tes tersebut, maka dilakukan tindakan yaitu penelitian tindakan kelas untuk
meningkatkan keterampilan membaca pema-
haman dengan menggunakan strategi DRTA
(Directed Reading Thinking Activity). Readence dalam Majid (2008: 203-210) menyatakan bahwa “DRTA is able to produce
readers who could “think, learn, and test.”
DRTA mampu menghasilkan pembaca yang
bisa berpikir, belajar, dan uji.
Pembelajaran keterampilan membaca pemahaman pada siklus I dengan
menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) menunjukkan adanya
peningkatan. Hasil analisis data nilai keterampilan membaca pemahaman siswa menunjukkan bahwa persentase ketuntasan siswa
naik sebesar 26,47% dibandingkan pada prasiklus hanya mencapai 44,11%. Siswa yang
tuntas pada siklus I sebanyak 24 siswa
dengan persentase ketuntasan meningkat menjadi 70,58%.
Peningkatan tersebut belum dapat
memenuhi target atau indikator kinerja yang
ditetapkan. Hal tersebut dikarenakan ada
kendala yang terjadi pada siklus I antara lain:
(a) guru belum dapat menerapkan stra-tegi
DRTA dengan lancar dan tepat sesuai dengan
urutan yang benar pada proses pembelajaran;
(b) media yang digunakan guru belum dapat
menarik perhatian dan antusiasme siswa
dalam mengikuti pembelajaran; (c) penguatan dan penghargaan belum sepenuhnya
dapat diberikan oleh guru untuk membangkitkan motivasi dan minat siswa dalam
mengikuti pembelajaran; (d) guru masih terlihat kurang memberikan penekanan pada
bagian-bagian pembelajaran yang penting
seperti pada apersepsi; (e) sikap guru kurang
tegas terhadap siswa yang kurang disiplin;
(f) siswa kurang aktif, serius, konsentrasi,
dan sungguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran; dan (g) masih ada siswa
yang bekerja mandiri dalam tahap diskusi
kelompok pada saat mengerjakan LKS.
Melihat fakta pada hasil refleksi yang
telah dilakukan pada pelaksanaan siklus I,
maka pelaksanaan tindakan kelas ini dilanjutkan pada siklus II. Berdasarkan analisis
mengenai kendala yang terjadi pada pelaksanaan siklus I, maka disusun rencana pem-
belajaran siklus II agar kekurangan yang
terjadi pada siklus I dapat dikurangi dan diatasi. Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran, maka hasilnya menunjukkan bahwa tindakan pada siklus II berjalan lancar
dan sesuai yang direncanakan. Berdasarkan
hasil dari analisis pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan nilai keterampilan membaca pemahaman siswa. Terdapat 30 siswa yang nilainya dapat mencapai
KKM dengan persentase ketuntasan 88,23%,
sedangkan 4 siswa atau 11,77% masih belum
dapat mencapai KKM, dengan nilai rata-rata
kelas 83,16. Data perbandingan nilai ratarata keterampilan membaca pemahaman siswa pada prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini:
Tabel 4. Perbandingan Nilai Rata-rata
Keterampilan Membaca Pemahaman pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan
kelas yang telah dilaksanakan dalam dua
siklus dengan menggunakan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) dalam pembelajaran keterampilan membaca
pemahaman pada siswa kelas V SD Negeri
Wiropaten Kota Surakarta tahun ajaran
2014/2015, dapat disimpulkan bahwa strategi (DRTA) dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V
SD Negeri Wiropaten Kota Surakarta, tahun
ajaran 2014/2015.
Simpulan di atas dapat dibuktikan
dengan data-data sebagai berikut: rata-rata
nilai keterampilan membaca pemahaman pada prasiklus sebesar 66,89 meningkat sebesar 8,62 menjadi 75,53 pada siklus I. Dari
nilai rata-rata 75,51 meningkat sebesar 7,65
menjadi 83,16 pada siklus II. Adapun persentase ketuntasan dari 34 siswa juga mengalami peningkatan. Dari 44,11% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 15 siswa
pada prasiklus, menjadi 70,58% dengan jumlah siswa tuntas sebanyak 21 siswa pada
siklus I dan meningkat lagi menjadi 88,23%
dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak
30 siswa pada siklus II.
Langkah-langkah perbaikan dengan
strategi DRTA dari siklus I ke siklus II.
Pertama, penjelasan yang rinci tentang cara
pembelajaran dengan DRTA menjadi kunci
utama, hal itu dapat dilihat dari lebih pahamnya siswa akan apa yang harus dilakukan
pada siklus II daripada saat siklus I karena
siswa sudah mengetahui langkah-langkah
pembelajaran dengan DRTA setelah melalui
tahap-tahap pada siklus I. Kedua, penggunaan media pembelajaran, dalam hal ini adalah cerita/dongeng anak-anak, lebih mudah
dipahami siswa apabila menggunakan cerita
rakyat daerah daripada cerita terjemahan.
Ketiga, kemampuan guru dalam membantu
memusatkan konsentrasi siswa dan penggunaan media mempengaruhi hasil penilaian
dengan sangat signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Alshumaimeri, Yousif. (2011). The Effects of Reading Method on the Comprehension
Performance of Saudi EFL Students. International Electronic Journal of Elementary
Education, 2011, 4(1), 185-195.
Andayani. (2009). Bahasa Indonesia. Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta.
Surakarta: Mata Padi Presindo.
BSNP. (2007). Standar Isi dan Standar Kelulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar SD/MI.
Jakarta: BP. Cipta Jaya.
Fanany, Burhan El. (2012). Teknik Baca Cepat Trik Efektif: Membaca 2 detik 1 Halaman.
Yogyakarta: Araska.
Majid, Faizah A. (2008). The Development Of An Academic Reading Strategies Pedagogical
Model For ESL Adult Learners.
Universiti Teknologi MARA, Malaysia:
International Journal of Learning. Vol 15 (1). 2008. pp 203-210. ISSN 1447- 9494.
Rahim, F. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Somadayo, Samsu. (2011). Strategi dan Teknik Pembelajaran membaca. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Soemarjadi. (2001). Pendidikan Keterampilan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Syah, Muhibbin. (2013). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Tarigan, Henry Guntur. (2008). Membaca: sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.