EVALUASI KINERJA DAN EVALUASI PROGRAM

EVALUASI KINERJA DAN EVALUASI PROGRAM
A. EVALUASI KINERJA
Evaluasi
Adalah melakukan pengkajian dan penilaian; proses pengolahan informasi secara
berlanjut.
Evaluasi internal: dilakukan oleh pembuat program.
Evaluasi external: dilakukan oleh orang luar.
Kinerja
Prestasi yang harus dicapai seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai standar
yang ditetapkan berdasarkan kriteria-kriteria seperti:
-

Unjuk kerjanya

-

Tanggung jawabnya

-

Kemampuan/ability


-

Fungsi-fungsinya

-

Motivasinya

-

Harapan-harapannya

-

Kecerdasan mengertikan masalah/memecahkan masalah

-

Kompetensi


-

Kebijakan

-

Manajemen

-

Tugas-tugasnya/tugas-tugas pokoknya

Evaluasi formatif: mengadakan informasi bagi staf untuk perbaikan program.
Evaluasi sumatif: untuk memberikan informasi pada pengambil kebijakan.
Evaluasi Kinerja
Evaluasi yang dilaksanakan untuk mengetahui sejauhmana seseorang telah bekerja/
belajar. Untuk ini evaluasi ditujukan agar seseorang dapat menunjukkan kinerjanya
atau apa yang telah dikerjakan. Bukan disuruh menjawab sederetan pertanyaan yang
disediakan (tigak begitu).


Caranya:
-

Dengan menggunakan 1 kriteria.

-

Boleh dengan menggunakan lebih dari 1 kriteria (kriteria ganda)

-

Menggunakan standar kualitas kinerja

-

Kalau guru disuruh mengajar, bukan ditanyai tentang cara mengajar

-


Kalau guru disuruh membimbing, bukan ditanyai tentang cara membimbing

-

Kalau guru disuruh melatih, bukan ditanyai tentang cara melatih

-

Kita mencek. Bukan guru/kepala sekolah menjelaskan. Tetapi guru/kepala
sekolah dicek apa yang sudah diperbuat.

UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
Tugas Guru: 1) mendidik, 2) mengajar, 3) membimbing, 4) mengarahkan, 5)
melatih, 6) menilai, 7) mengevaluasi.
Peran Guru: 1) sebagai agen pembelajaran, 2) fasilitator, 3) motivator, 4) pemacu,
5) perekayasa pembelajaran, 6) pemberi inspirasi belajar.

B. EVALUASI PROGRAM MODERAT
Sejarah
Muncul setelah Amerika hampir tertinggal oleh Unisovyet sesudah Sovyet

meluncurkan pesawat ruang angkasa I: SPUTNIK I, baru Amerika Serikat
memperbaiki program pendidikan matematika dan sains. Baru semua program
sebelumnya

dievaluasi.

Dan

Pemerintah/Presiden

AS

JOHN

KENNEDY

mengalokasikan dana yang cukup besar untuk evaluasi program. AS lanjut
menerbitkan UU Pendidikan. Mulai saat itulah kaum pendidik/guru-guru berlombalomba mengembangkan sistim evaluasi program dalam dunia pendidikan.
Tujuan
Untuk mencari tahu sejauhmana kegagalan-kegagalan program yang telah

dibuat. Dilakukan setiap tahun.

MODEL-MODEL EVALUASI PROGRAM
1. Evaluasi Program Berorientasi pada Tujuan (model Tyler; Metfessel dan
Michael)
-

Tujuan ditetapkan, diklasifikasikan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus
yang mesti dicapai

-

Prilaku dapat diukur

-

Situasi ditetapkan

-


Penelitian teknik untuk mengukur tujuan

-

Kumpulkan data-data tentang kinerja

Cara evaluasi:
1. Bandingkan data-data kinerja dengan tujuan yang telah dirumuskan,
penyimpangannya digunakan sebagai koreksi dan daur ulang program.
2. Dengan metode logika:
-

Kaji rasional atau tidak program tersebut serta argumentasi yang digunakan
merumuskan tujuan. Dasar pikir perumusan tujuan yang tidak logis harus
dikesampingkan.

-

Pertimbangan utilitas (kegunaan), biaya, penerimaan, politis dikedepankan.


-

Hukum, kebijakan yang pas, moral, idialisme suatu masyarakat agar tujuan
selaras dengan idealisme masyarakat.

3. Dengan metode empiris:
-

Survey digunakan untuk mengumpulkan informasi untuk mengetahui posisi
nilai dari tujuan yang dirumuskan.

-

Ahli dikumpulkan dalam membahas kebenaran nilai-nilai yang terkandung
dalam tujuan.

-

Buat analisis isi/kontent. Cek pertentangan antara tujuan dengan nilai yang
sedang berkembang di masyarakat.


-

Melakukan pilot project (ujicoba awal).

2. Model Evaluasi Penyimpangan (Provus)
1. Tujuan ditetapkan sebagai standar yang akan dicek
2. Tetapkan standar yang akan digunakan dalam mengevaluasi
3. Cara pengecekannya adalah dengan mencari penyimpangan yang terjadi antara
kinerja yang telah dilakukan (apa-apa yang telah dilakukan) dengan apa yang
direncanakan sebelumnya.
4. Penyimpangan

apa

yang

ada,

informasi


tersebut

digunakan

untuk

mempertahankan, upaya meningkatkan atau menghentikan beberapa bagian dari
program.
5. Apabila yang dikenai program adalah orang, maka cek orang tersebut apakah
sudah mengalami perubahan prilaku. Misalnya: intelextual, reaksional fisik,
vokasional, sosial, moral, estetika/kultural, emosional.
6. Gunakan analisis biaya sebagai bagian dari acuan.
3. Evaluasi yang Berorientasi pada Manajemen/CIPP
(Stufflebeam: Benard, Mann, Harris, Washburne, Alkin, Shinkfield)
-

Untuk para pengambil kebijakan

-


Keputusan yang dibuat oleh pemimpinnya/manajernya yang diutamakan dicek

-

Cari kelemahan-kelemahan dan kelebihan-kelebihan/kekuatan-kekuatan dari
keputusan yang diambil pemegang manajemen.

C = Context
Tentang masalah yang berhubungan dengan lingkungan, seperti: kebutuhan
tujuan apa yang dikehendaki masyarakat, karakteristik individu/lingkungan,
peluang-peluang yang ada.
I = Input/Masukan
-

Sumber-sumber, strategi, keterbatasan-keterbatasan, hambatan-hambatan.

-

Misalnya: guru, siswa, instruktur, fasilitas, pengelola, alternatif yang
digunakan.

P = Proces
-

Apa yang diterapkan/dilaksanakan?

-

Kendala-kendala apa yang belum teridentifikasi dengan baik?

-

Proses yang bagaimana yang nyata terjadi di lapangan?

-

Apa faktor-faktor penghambatnya?

-

Strategi/metode/model-model di cek kebenarannya.

-

Hambatan-hambatan apa/kendala-kendala lapangan apa yang ada, interaksi
apa

Apabila pertanyaan-pertanyaan di atas terjawab dengan baik maka dapat
dipastikan program tersebut bisa diteruskan atau diperbaiki di bagian apanya.
P = Product/Hasil
-

Yang dicek hasilnya, misalnya hasil praktek siswa, hasil kerja lapangan,
dokumen-dokumen yang mengacu pada hasil, serta laporan penghabisan
keuangan ada atau tidak.

-

Penyampaian terhadap apa-apa yang harus dikerjakan lebih lanjut.

-

Buat batasan/kesenjangan antara tujuan dengan hasil yang didapat.

4. Evaluasi Berorientasi pada Konsumen
(Scriven; Morrisett dan Stevens)
-

Model sumatif, untuk pengambil kebijakan; digunakan daftar pertanyaan pada
konsumen untuk mencek apa yang diinginkan oleh konsumen terhadap suatu
program.

-

Formatifnya digunakan kriteria dan daftar kebutuhan yang dikirim oleh lembaga
pemerhati sebagai alat evaluasi.

-

Yang dicek adalah manfaat, penataran, penggunaan produk, kinerja.

-

Umum digunakan daftar check

-

Karakteristik produk

-

Analisis rasional tujuan

-

Analisis isi

-

Analisis ketepatan pengunana, dll

-

Analisis efektivitas

5. Evaluasi Berorientasi pada Keahlian
(Flexner, Scriven, House, Worthen dan White)
-

Ini di Amerika Serikat umumnya bisa dilaksanakan oleh ahli profesionalnya,
misalnya instruktur atau komisi ahli atau pengawas sekolah.

-

Hasil yang didapat relevan dan sahih

-

Dilakukan umumnya oleh lembaga

-

Dilakukan periodik

-

Instrumennya standar

-

Contoh: akreditasi

-

Akal sehat adalah dasar

-

Gunakan indikator mutu

-

Standar penilaian dipublikasikan

-

Dahulu dengan proses evaluasi oleh badan itu sendiri

-

Bisa panel ad hoc – sekali evaluasi selesai dan lama tidak dilakukan lagi

-

Bisa panel pita biru – tim sendiri dari orang-orang yang mahir dalam bidangnya
masing-masing

-

Yang dievaluasi boleh balik mengajukan kritik terhadap hasil evaluasinya.
Apabila yang bukan ahli lalu mengevaluasi maka akan terjadi keributan. Kritik
balik harus beralasan, pada bagian mana yang evaluasinya tidak benar.

-

Evaluasi menggunakan azas-azas ilmiah.

-

Masyarakat ilmiah bisa setuju apabila tim evaluasi tersebut perekrutannya dapat
dipercaya.

6. Evaluasi Berorientasi pada Advisari (lebih untuk memberi advice)
(Owens, Rice, Guba, Kourilsky, Wolf, Levine, Hiscox)
-

Cari pandangan-pandangan positifnya/yang sepaham/setuju

-

Cari pandangan-pandangan negatifnya/yang tidak sepaham/tidak setuju

-

Sekuat-kuatnya mencari-cari sisi tersebut

-

Setelah ketemu semua pandangan ini dibicarakan/dihadapkan pada hakim ahli
tentang hal tersebut, didebat dengan segala bukti

-

Biasa menggunakan 2 tim. Tim 1 mencari segala persetujuan dan Tim 2 mencari
segala yang tidak disetujui. Bisa lebih dari 2 tim.

-

Pada saat penentuan terakhir dilakukan debat

-

Bisa dilakukan melalui dengan pendapat dengan mengundang masyarakat luas.

-

Bisa juga hakimnya Kepala Dinas.

* Bisa disebut evaluasi pro kontra (Smith)
* Bisa disebut evaluasi pendekatan komisi (ST. John)
* Bisa disebut evaluasi model kongres (Stenzel)
* Bisa disebut evaluasi dengan model debat (Nafzinger)
* Bisa disebut evaluasi pendekatan yudisial (Wolf)
7. Evaluasi Program Berorientasi pada Partisipan
(Stake, Huxley, Lincoln, Rippey, Parlett, Dearden, dll)
-

Evaluator terjun langsung dalam perencanaan dan pelaksanaan program.

-

Tujuan adalah memberdayakan orang-orang yang terkait atau berpartisipasi pada
program tersebut.

-

Dilakukan dengan keakraban sambil bertanya sama yang terkait dan bersamasama melaksanakan program tersebut.

-

Berititk tolak pada isu yang beraneka ragam/pluralistik.

8. Model Evaluasi Iluminaty (bersifat menjelaskan)
(Hamilton, Parlett)
-

Dicek rasionalisasi program

-

Pengembangannya

-

Pelaksanaannya

-

Pencapaian hasil

-

Kesulitan-kesulitan pencapaian

-

Untuk program berskala kecil

-

Diskusi, penajaman, penyederhanaan

9. Evaluasi Tanggap Masalah
(Stake, Maxwell)
-

Lebih informal

-

Berfokus pada isu atau masalah-masalah yang menjadi perhatian pihak terkait

-

Ikut berpartisipasi

-

Masalah-masalah yang dijadikan acuan

-

Tanya apa masalahnya, sajikan cara pemecahannya

-

Komunikasikan dengan pihak-pihak terkait

-

Pendepatan responsif

-

Melihat dari laporannya

-

Minta tanggapan dari pihak lawan

-

Nilai medianya

-

Sampaikan laporan tertulis

-

Lebih ke kualitatif

10. Evaluasi Naturalistik (Kebanaran)
(Huxley, House, Guba, Lincoln)
-

Untuk menemukan kebenaran tidak dengan mempertanyakan

-

Lebih menyasar pada audiens umum

-

Menggunakan logika informal

-

Pendekatannya natural, tidak berlebihan, tidak kentara

-

Evaluator berfungsi sebagai pebelajar

-

Evaluator ikut dalam kegiatan

-

Audience bebas berpikir dan berpandangan dan memaparkan cara kerja, dll

-

Data dicek silang dengan cara trianggulasi

-

Hipotesisnya digunakan hipotesis kerja (dibuktikan dengan penelitian atau
mencek dengan trianggulasi), hasil temuan diaudit

-

Lebih berfokus pada konfirmasi daripada netralitas atau objektivitas

-

-

Prosedur yang digunakan:


Wawancara



Observasi



Memancing data nonverbal



Dokumentasi



Catatan-catatan lapangan

Deskripsi-deskripsi yang diperoleh berfungsi sebagai data dan teknik pelaporan
hasil.