Peran Kustodian Pengetahuan Tradisional pdf
ISSN 2407-4233 VOLUME 3 NOMOR 1 JUNI 2016 JURNAL JENDELA HUKUM DAN KEADILAN PELINDUNGPENASEHAT
Rektor Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH Dr.Ir.Yulpiferius,M.Si
PENANGGUNG JAWAB
Direktur Pascasarjana Universitas Prof.Dr.Hazairin.SH Dr. M. Faizal.SH.,M.Hum
PEMIMPIN REDAKSI
Dr. Hj.Laily Ratna.SH.,MH
DEWAN REDAKSI
Prof.Dr.H. Rohimin,M.Ag Dr. Yanto Sufriadi,SH.,M.Hum Dr. Wilson Ghandi.SH.,MH Dr. Indradefi,SH.,M.Hum Dr. Imam Mahdi.SH.,MH
Dr. Alauddin.SH.,MH Dr. Fitri Anita,SH.,MH Dr. Yovita Mangesti, SH.,MH
SEKRETARIS REDAKSI
Dr. Ashibly.SH.,MH
MITRA BESTARI
Prof.Dr. Herawan Sauni.SH.,MS Dr. Angkasa.SH.,MH
TATA USAHA
Noprizal.SH.,MH Lukman.SH
PENERBIT
Program Studi Magister Ilmu Hukum Universitas Prof.Dr.Hazairin.SH Alamat PenerbitRedaksi Jl. Ahmad Yani No.1 Bengkulu TelpFax. (0736) 344733, email : jurnaljhkgmail.com. Web : http:jurnaljhk.blogspot.co.id
JURNAL JENDELA HUKUM DAN KEADILAN diterbitkan setiap bulan Juni dan bulan Desember oleh Program Studi Magister Ilmu Hukum Universitas Prof.Dr.Hazairin.SH sebagai media komunikasi dan pengembangan Ilmu hukum. Redaksi menerima naskah artikel laporan penelitian sepanjang relevan dengan misi redaksi. Naskah yang dikirim minimal 15 halaman dan maksimal 20 halaman diketik spasi ganda dan disertai biodata penulis. Redaksi berhak mengubah naskah sepanjang tidak merubah substansi isinya.
Jendela Hukum dan Keadilan Volume 3 Nomor 1 Juni 2016
DARI REDAKSI
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan sekalian Alam yang selalu melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam mudah-mudahan tetap terlimpah curahkan keharibaan beliau, Baginda Nabiyullah Muhammad SAW, karena dengan perjuangan beliaulah kita mampu berjalan dari alam yang gelap gulita ke alam yang terang benderang seperti saat ini.
Dengan mengucapkan rasa syukur, Jurnal Jendela Hukum dan Keadilan edisi Juni 2016 Vol. 3 No.
1 dengan Nomor ISSN 2407-4233 dapat diterbitkan. Edisi ini mempublikasikan hasil penelitian dan kajian tentang hukum. Jurnal Jendela Hukum dan Keadilan diterbitkan pada bulan Juni dan bulan Desember setiap tahunnya sebagai media komunikasi dan pengembangan Ilmu hukum.
Tulisan pertama dari Ashibly berbicara mengenai komunitas masyarakat lokal yang mempunyai peranan penting dalam memelihara, melindungi dan mengembangkan PTEBT khususnya di kota Bengkulu. Pengetahuan tradisional di Indonesia walaupun belum diberikan perlindungan hukum secara jelas, namun sesungguhnya Pemerintah Indonesia telah mengakui pentingnya nilai kekayaan intelektual yang ada dalam folklor Indonesia.
Tulisan Muhamad Faizal mengulas mengenai Badan Layanan Umum. Banyaknya insitusi pemerintah berubah menjadi Badan Layanan Umum, antara lain seperti Rumah Sakit diharapkan dapat memperbaiki kinerja penyelenggaraan pelayanan publik. Namun kenyataannya, sejumlah Badan Layanan Umum justru kesulitan beradaptasi dengan sistem pengelolaan keuangan ala Badan Layanan Umum.
Tulisan Desy Maryani mengulas mengenai tindak pidana korupsi. Dimana praktik-praktik tindak pidana korupsi ikut berkembang dengan memanfaatkan kemajuan teknologi serta celah-celah yang ada dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur. Belakangan ini ramai diperbincangkan mengenai indikasi munculnya jenis tindak pidana korupsi yang baru yaitu gratifikasi seksual atau pemberian berupa jasa pelayanan seksual.
Berikutnya tulisan dari Zico Junius Fernando yang membahas tentang Kejahatan korporasi terhadap lingkungan sampai sekarang menyentuh eksistensi kehidupan masyarakat, sehingga banyak masyarakat menjadi korban atas aktifitas yang dilakukan korporasi pada lingkungan hidup. Kerusakan lingkungan hidup oleh korporasi dapat berakibat fatal bagi kelangsungan hidup manusia.
Terakhir tulisan dari Agustinus Samosir yang membahas mengenai Tindak Pidana Korupsi yang telah menimbulkan kerugian Negara sangat besar yang pada gilirannya dapat berdampak pada timbulnya krisis berbagai bidang, perbuatan korupsi tidak hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga telah merupakan pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat secara luas, sehingga tindak pidana korupsi perlu di golongkan sebagai kejahatan yang pemberantasannya harus di lakukan secara luar biasa, hal tersebut di lakukan karena korupsi, telah diatur ketentuan pidana tambahan berupa pembayaran uang pengganti.
Akhir kata, tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada mitra bestari yang telah berkenan mengoreksi artikel, dan kepada penulis yang telah berpartisipasi menyumbangkan pemikiran kepada Jurnal Jendela Hukum dan Keadilan. Semoga Jurnal Jendela Hukum dan Keadilan ini memberikan manfaat dan menambah khasanah mengenai perkembangan hukum di Indonesia.
Bengkulu, Juni 2016
Redaksi
ii
Jendela Hukum dan Keadilan Volume 3 Nomor 1 Juni 2016
PERAN KUSTODIAN PENGETAHUAN TRADISIONAL DAN EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL DALAM MEMELIHARA DAN MENGEMBANGKAN PENGETAHUAN TRADISIONAL DAN EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL DI KOTA BENGKULU
Ashibly
Fakultas Hukum Universitas Prof. Dr. Hazairin.SH Jl. Jend. Ahmad Yani No.1 Bengkulu Email : 23unihazgmail.com
Abstract
Traditional knowledge is an intellectual work in the field of science and technology which contains elements characteristic of the traditional heritage generated, developed, and maintained by a community or society. While understanding the traditional cultural expressions of terminology WIPO provides a definition of Traditional Cultural expresions as follows: "... any form, visible or invisible, in which traditional culture and knowledge are expressed, appear or are manifested, and includes forms of expression or the following combination .... ". This includes oral ekspersi, such as stories, Efik, legends, poetry, riddles and other forms of narrative; words, symbols, names and symbols; expression in the form of motion, such as plays, ceremonies, rituals. In addition to the government indigenous or local community has an important role in maintaining, protecting and developing PTEBT. Indigenous people or local communities is called by Custodian PTEBT. Understanding custodian PTEBT are local communities or indigenous peoples to maintain and develop the Traditional Knowledge and Traditional Cultural Expressions of the traditional and communal. Another understanding Custodian Traditional Knowledge and Traditional Cultural Expressions is a community living in a particular territory, which have similar values and sosial cohesion, the keeping and maintaining of Traditional Knowledge and Traditional Cultural Expressions traditional and communal. The problems of this research is how the role of custodians of traditional knowledge and traditional cultural expressions in maintaining and developing the traditional knowledge and traditional cultural expressions in Bengkulu City? The approach I use in this study is a qualitative approach. Data needed in this research include primary data and secondary data. In this study, the sample is the Department of Tourism and the creative economy Bengkulu City and studio art and culture in the city of Bengkulu. Results and discussion is the role of the custodians of traditional knowledge and traditional cultural expressions in maintaining and protecting PTEBT in the city of Bengkulu, among others in the form of Development (Providing education and training on PTEBT particularly traditional arts and culture Bengkulu to young people through the performing arts; Incorporate PTEBT city Bengkulu into the school curriculum and learning materials studio as school pupils) and protection (Inventory and supervision).
Keywords: Traditional Knowledge, Traditional Cultural Expressions, Custodian.
Jendela Hukum dan Keadilan Volume 3 Nomor 1 Juni 2016
Abstrak
Pengetahuan tradisional adalah karya intelektual di bidang pengetahuan dan teknologi yang mengandung unsur karakteristik warisan tradisional yang dihasilkan, dikembangkan, dan dipelihara oleh komunitas atau masyarakat tertentu. Sedangkan pengertian ekspresi budaya tradisional dari terminologi WIPO memberikan definisi tentang Traditional Cultural Expresions sebagai berikut “...bentuk apapun, kasat mata maupun tak kasat mata, dimana pengetahuan dan budaya tradisional diekspresikan, tampil atau dimanifestasikan dan mencakup bentuk-bentuk ekspresi atau kombinasi berikut ini....” . Hal ini meliputi ekspersi lisan, seperti misalnya kisah, efik, legenda, puisi, teka-teki dan bentuk narasi lainnya; kata, lambang, nama dan simbol; ekspresi dalam bentuk gerak, seperti drama, upacara, ritual. Selain pemerintah masyarakat adat atau komunitas masyarakat lokal mempunyai peranan yang penting dalam memelihara, melindungi dan mengembangkan PTEBT. Masyarakat adat atau komunitas masyarakat lokal ini disebut dengan Kustodian PTEBT. Pengertian kustodian PTEBT adalah komunitas masyarakat lokal atau masyarakat adat yang memelihara dan mengembangkan Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional tersebut secara tradisional dan komunal. Pengertian lain Kustodian Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional adalah komunitas yang tinggal dalam suatu teritorial tertentu, yang memiliki persamaan nilai dan kohesi sosial, yang menjaga dan memelihara Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional secara tradisional dan komunal. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah Bagaimana peran kustodian pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya tradisional dalam memelihara dan mengembangkan pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya tradisional di Kota Bengkulu? Metode pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini mencakup data primer dan data sekunder. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah Dinas Pariwisata dan ekonomi kreatif Kota Bengkulu dan sanggar seni dan budaya di kota Bengkulu. Hasil dan pembahasan ialah Peran dari kustodian pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya tradisional dalam memelihara dan melindungi PTEBT yang ada di kota Bengkulu antara lain dalam bentuk Pengembangan (Memberikan pendidikan dan pelatihan tentang PTEBT khususnya seni budaya tradisional Bengkulu kepada generasi muda melalui pentas seni; Memasukan PTEBT kota Bengkulu kedalam kurikulum sekolah dan sanggar sebagai materi pembelajaran murid sekolah) dan perlindungan (Inventarisasi dan pengawasan).
Kata Kunci : Pengetahuan Tradisional, Ekspresi Budaya Tradisional, Kustodian.
2
Jendela Hukum dan Keadilan Volume 3 Nomor 1 Juni 2016
Pendahuluan
dan terus berkembang sesuai dengan perubahan lingkungan.
Indonesia adalah salah satu negara
Pengertian ini digunakan dalam study
dengan kekayaan dan keragaman budaya
of the problem of Discrimination Against
serta tradisi yang beranekaragam. Jika
Indigenous Populations, yang dipersiapkan
kekayaan serta keragaman budaya dan
oleh United Nation Sub-Commision on
tradisi itu dapat dikelola dengan baik dan
Prevention of Discrimination and Protection
benar, maka akan membangkitkan ekonomi
of Minorities. Istilah pengetahuan tradisional
Indonesia, bukan karena kecanggihan
digunakan untuk menerjemahkan istilah
teknologi yang dimiliki, tetapi karena
traditional
knowledge, yang dalam
banyaknya kekayaan tradisi dan keragaman
perspektif WIPO digambarkan mengandung
sebagai warisan budaya yang di garap secara
pengertian yang lebih luas mencakup
maksimal.
Indigenous Knowledge and folklore 2 .
Bagi masyarakat Indonesia pada
Sedangkan
pengertian ekspresi
umumnya, pengetahuan tradisional dan
budaya tradisional dari terminologi WIPO
ekspresi kebudayaan adalah bagian integral
memberikan definisi tentang Traditional
dari kehidupan sosial masyarakat yang
1 Cultural Expresions sebagai berikut
bersangkutan .
“...bentuk apapun, kasat mata maupun tak
kasat mata, dimana pengetahuan dan budaya
tradisional diekspresikan, tampil atau
Tradisional selanjutnya disingkat PTEBT
dimanifestasikan dan mencakup bentuk-
memberikan definisi pengetahuan tradisional
bentuk ekspresi atau kombinasi berikut
adalah karya intelektual di bidang
ini....” . Hal ini meliputi ekspersi lisan,
seperti misalnya kisah, efik, legenda, puisi,
mengandung unsur karakteristik warisan tradisional yang dihasilkan, dikembangkan,
teka-teki dan bentuk narasi lainnya; kata,
dan dipelihara oleh komunitas atau
lambang, nama dan simbol; ekspresi dalam
masyarakat tertentu.
bentuk gerak, seperti drama, upacara, ritual.
Pengertian lain dari pengetahuan
Sebagai tambahan, definisi ini juga
tradisional ialah sebagai pengetahuan yang
mencakup ekspresi yang kasat mata, seperti
dimiliki atau dikuasai dan digunakan oleh
produksi seni, khususnya gambar, desain,
suatu komunitas, masyarakat, atau suku
lukisan termasuk lukisan tubuh dan juga
bangsa tertentu yang bersifat turun temurun
2 Afrillyanna
Purba, Pemberdayaan
Perlindungan Hukum Pengetahuan Tradisional
1 Agus Sardjono, Membumikan HKI di
dan Ekspresi Budaya Tradisional Sebagai
Indonesia, Nuansa Aulia, Bandung, 2009, Hlm
Sarana
Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia,Alumni,Bandung, 2012, Hlm 90-91
Jendela Hukum dan Keadilan Volume 3 Nomor 1 Juni 2016
dengan berbagai benda-benda kerajinan,
kekayaan intelektual lain sejenis dinamakan
instrumen musik, dan berbagai bentuk
ekspresi budaya tradisional merupakan
arsitektural 3 .
masalah hukum baru yang berkembang baik
Agar suatu ekspresi memenuhi syarat 6 di tingkat nasional maupun internasional . traditional cultural ekspresion, ekspresi
Pengetahuan tradisional dan ekspresi
tersebut harus menunjukan adanya kegiatan
budaya tradisional sebagai kekayaan
intelektual individu maupun kolektif yang
intelektual baru dalam waktu satu dekade
merupakan ciri dari identitas dan warisan
terakhir muncul menjadi masalah hukum
suatu komunitas, dan telah dipelihara,
disebabkan belum ada instrumen hukum
nasional maupun internasional memberikan
komunitas tersebut, atau oleh orang
perlindungan hukum secara optimal terhadap
perorangan yang memiliki hak atau
pengetahuan tradisional yang saat ini banyak
tanggung jawab untuk melakukannya sesuai
dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak
dengan hukum dan praktik adatkebiasaan
bertanggung jawab. Hal ini disebabkan
dalam komunitas tersebut 4 .
kurangnya perlindungan yang diberikan oleh
negara terhadap pengetahuan tradisional dan
perlindungan terhadap sebuah karya cipta
ekspresi
budaya
tradisional yang
yang merupakan produk dari pikiran
dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak
manusia. Dengan adanya Undang-undang 7 bertanggung jawab . Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta,
Dalam tataran normatif, perlindungan
maka terhadap karya cipta yang dihasilkan
terhadap hasil kebudayaan rakyat ini diatur
dapat diberikan perlindungan. Bentuk nyata
dalam ketentuan Pasal 38 ayat (1) Undang –
ciptaan - ciptaan yang dilindungi dapat
undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak
berupa ilmu pengetahuan, seni, dan sastra.
Cipta menyebutkan “Hak Cipta atas ekspresi
Perlindungan dimaksud adalah untuk
budaya tradisional dipegang oleh Negara.”.
Selain itu aturan hukum non HKI yang
danatau Ekspresi Budaya Tradisional
melindungi pengetahuan tradisional dan
terhadap pemanfaatan yang dilakukan tanpa
ekspresi budaya tradisonal (PTEBT) terdapat
hak dan melanggar kepatutan 5 .
juga di Undang-undang Cagar Budaya,
Sedangkan pengaturan kekayaan
Hukum Adat dan RUU Kebudayaan.
intelektual pengetahuan tradisional dan
Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional yang dilindungi di
http:ashibly.blogspot.co.id201312perlind
dalam RUU Perlindungan dan Pemanfaatan
ungan-terhadap-permainan.html
4 Afrillyanna Purba, Hlm 95
http:ashibly.blogspot.co.id201511penget 6 Ibid ahuan-tradisional-dan-ekspresi.html
7 Afrillyanna Purba, Hlm 4-5
Jendela Hukum dan Keadilan Volume 3 Nomor 1 Juni 2016
b. musik, mencakup antara lain: vokal,
instrumental atau kombinasinya;
Tradisional meliputi:
c. gerak, mencakup antara lain: tarian,
(1)Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi
beladiri, dan permainan;
Budaya Tradisional yang dilindungi
d. teater,
mencakup unsur budaya yang:
pertunjukan wayang dan sandiwara
a. disusun,dikembangkan,
dipelihara,
rakyat;
dan ditransmisikan dalam lingkup
e. seni rupa, baik dalam bentuk dua
tradisi; dan
dimensi maupun tiga dimensi yang
b. memiliki karakteristik khusus yang
terbuat dari berbagai macam bahan
terintegrasi dengan identitas budaya
seperti kulit, kayu, bambu, logam,
batu, keramik, kertas, tekstil, dan lain-
melestarikannya;
lain atau kombinasinya; dan
(2)Pengetahuan Tradisional yang dilindungi
f. upacara adat, yang juga mencakup
sebagaimana dimaksud di atas mencakup
pembuatan alat dan bahan serta
kecakapan 8 teknik (know how), penyajiannya. keterampilan,
inovasi,
konsep,
Konsep pengetahuan tradisional dan
pembelajaran dan praktik kebiasaan
ekspresi budaya tradisional sangat erat
lainnya yang membentuk gaya hidup
kaitannya dengan daerah sebagai pemegang
masyarakat tradisional termasuk di
suatu pengetahuan tradisional dan ekspresi
budaya tradisional sehingga pemerintah
daerah baik provinsi maupun kabupatenkota
memegang tugas dan fungsi penting dalam
termasuk obat terkait dan tata cara 9 perlindungannya. penyembuhan, serta pengetahuan yang
Selain pemerintah masyarakat adat
terkait dengan sumber daya genetik.
(3)Ekspresi Budaya Tradisional yang
mempunyai peranan yang penting dalam
dilindungi mencakup salah satu atau
kombinasi bentuk ekspresi berikut ini:
mengembangkan PTEBT. Masyarakat adat
a. verbal tekstual, baik lisan maupun tulisan, yang berbentuk prosa maupun
puisi, dalam berbagai tema dan
kandungan isi pesan, yang dapat Kemenkumham di www. djpp. kemenkumham.
go. id
berupa karya susastra ataupun narasi 9 Badan Penelitian dan Pengembangan HAM ,
Tradisional, Alumni, 2013, Hlm 4
Jendela Hukum dan Keadilan Volume 3 Nomor 1 Juni 2016
atau komunitas masyarakat lokal ini disebut
dan ekspresi budaya tradisional di Kota
dengan Kustodian PTEBT.
Bengkulu?
Di dalam RUU PTEBT pengertian
Tujuan Penelitian
kustodian PTEBT adalah komunitas masyarakat lokal atau masyarakat adat yang
Untuk mengetahui peran kustodian
pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya
Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi
tradisional
dalam memelihara dan
mengembangkan pengetahuan tradisional
tradisional dan komunal.
dan ekspresi budaya tradisional di Kota
Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi
Metode Penelitian
Budaya Tradisional adalah komunitas yang tinggal dalam suatu teritorial tertentu, yang
Untuk menjawab permasalahan yang
memiliki persamaan nilai dan kohesi sosial,
timbul dari latar belakang permasalahan,
yang menjaga dan memelihara Pengetahuan
maka penentuan metode penelitian sangatlah
penting untuk menjawab permasalahan
Tradisional secara tradisional dan komunal.
tersebut. Penelitian ini menggunakan
Dari uraian diatas, untuk lebih
pendekatan kualitatif untuk memperoleh
mengetahui peran kustodian PTEBT
gambaran
tentang
peran kustodian
terhadap pengetahuan tradisional dan
pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya
ekspresi budaya tradisional perlu dilakukan
tradisional
dalam memelihara dan
suatu penelitian terkait dengan “Peran
mengembangkan pengetahuan tradisional
kustodian pengetahuan tradisional dan
dan ekspresi budaya tradisional di Kota
ekspresi budaya tradisional
dalam
Bengkulu. Pendekatan kualitatif dinilai lebih
mampu mengungkapkan serta menjelaskan
pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya
berbagai fenomena sosial dalam tatanan
tradisional di Kota Bengkulu”.
kehidupan masyarakat.
Identifikasi Masalah
Data yang dibutuhkan dalam penelitian
Dari latar belakang, permasalahan yang
ini mencakup data primer dan data sekunder.
akan diteliti yaitu :
Pemilihan informan menggunakan teknik purposive accidental sampling. Sedangkan
1) Bagaimana peran kustodian pengetahuan
data sekunder diperoleh dari bahan-bahan
pustaka. Bahan hukum primer yaitu, norma
tradisional dalam memelihara dan
mengembangkan pengetahuan tradisional
yurisprudensi, traktat yang kemudian
Jendela Hukum dan Keadilan Volume 3 Nomor 1 Juni 2016
dianalisis menggunakan metode yuridis
b) Penyelenggaraan
urusan
normatif dan yuridis sosiologis.
pemerintah dan pelayanan umum di bidang pengembangan destinasi
Hasil Penelitian dan Pembahasan
pariwisata, pemasaran pariwisata, pengembangan ekonomi kreatif
dan pengembangan investasi dan
Tradisional dan Ekspresi Budaya
sumber daya pariwisata ;
Tradisional Dalam Memelihara dan
c) Pembinaan dan pelaksanaan di
Mengembangkan
Pengetahuan
bidang pengembangan destinasi
Tradisional dan Ekspresi Budaya
pariwisata,pemasaranpariwisata,
Tradisional di Kota Bengkulu.
pengembangan ekonomi kreatif
dan pengembangan investasi dan
a. Dinas Pariwisata dan Ekonomi
sumber daya pariwisata;
Kreatif Kota Bengkulu
d) Pelaksanaan
Kebijakan
operasional,pemberianbimbingan
Dinas Pariwisata dan Ekonomi
dan pembinaan sesuai kebijakan
Kreatif mempunyai Tugas Pokok
yang ditetapkan Walikota.
melaksanakan kewenangan Otonomi
e) Penyusunan program penyediaan
Daerah dalam Bidang Pariwisata dan
sarana, pembinaan, monitoring,
Ekonomi Kreatif.
evaluasi
dan pelaporan
penyelenggaraan kegiatan dinas;
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
f) Pelaksanaan tugas yang diberikan
Dinas Pariwisata dan Ekonomi
Walikota sesuai dengan tugas dan
Kreatif mempunyai fungsi:
fungsinya.
a) Perumusan
dan
penetapan
kebijakan teknis di
bidang
Visi
Dinas Pariwisata dan
pengembangan
destinasi
Ekonomi Kreatif Kota Bengkulu adalah
pariwisata,pemasaranpariwisata,
“Terwujudnya Kota Bengkulu Sebagai
pengembangan ekonomi kreatif
Kota Tujuan Wisata Yang Berbudaya
dan pengembangan investasi dan
Dan Bermartabat Menuju Bangkitnya
sumberdaya pariwisata dengan
Ekonomi Kreatif”. Sedangkan misi dari
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
perundang-undangan yang berlaku
Kota Bengkulu ialah;
dan kebijakan umum yang
1) Mengembangkan
Kepariwisataan
ditetapkan Walikota;
Daerah
Yang Berkelanjutan
Jendela Hukum dan Keadilan Volume 3 Nomor 1 Juni 2016
Sehingga Mampu Berdaya Saing
kesenian tradisional di kota Bengkulu,
Ditingkat Nasional Serta Mampu
pihak pemerintah kota Bengkulu
Mendorong Pembangunan Daerah
khususnya Dinas Pariwisata dan
dan Meningkatkan Ekonomi Kreatif
Ekonomi Kreatif bekerjasama dengan
Masyarakat;
Kementerian Hukum dan HAM agar
2) Melestarikan dan Mengembangkan
kekayaan tradisional di kota Bengkulu
Adat Istiadat, Kebudayaan, Sejarah
dapat di daftarkan di Dirjen HKI guna
dan Kepurbakalaan Berdasarkan
mendapatkan perlindungan.
Nilai-Nilai Luhur, Moral Dan
Pada saat ini menurut Yayan
Kearifan Lokal.
Alfian dari Dinas Pariwisata dan
3) Menciptakan Tata Pemerintahan
Ekonomi Kreatif Kota Bengkulu,
Yang Responsif, Transparan Dan
belum ada pengetahuan tradisional
Akuntabel.
dan ekspresi budaya tradisional kota Bengkulu yang terdaftar di Dirjen
Dari hasil wawancara dengan
HKI, proses saat ini masih dalam
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
tahap inventarisasi apa saja kekayaan
Kota Bengkulu pada tanggal 27 juni
pengetahuan tradisional dan ekspresi
2016, yang diwakili oleh Riswandi
budaya tradisional yang terdapat di
kota Bengkulu.
kebudayaan, saat ini ada sekitar 50
Dari hasil inventarisasi yang
(lima puluh) grupsanggar seni budaya
dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan
di kota Bengkulu yang terdaftar dalam
Ekonomi Kreatif Kota Bengkulu,
memelihara dan mengembangkan
terdapat beberapa ekspresi budaya
kebudayaan tradisional masyarakat
tradisional
dan
kearifan lokal
Bengkulu yang harus dan perlu
grupsanggar tersebut 44 (empat puluh
dilindungi, antara lain:
Ekspresi Budaya Tradisional
tradisional masyarakat adat Bengkulu.
a. Tari Pedang Berendai (Mencak) b. Tari Piring
Dari hasil wawancara dengan
c. Tari Sefangan (Katera) d. Tari Kecih
Yayan Alfian dari Dinas Pariwisata
e. Tari Mabuk f. Tari Kain Panjang (Memutus Tari)
dan Ekonomi Kreatif Kota Bengkulu
Tari Penutup 2 Desain Kerajinan
pada tanggal
27 juni 2016,
a. Kain Besurek
mengatakan bahwa untuk melindungi, b. Ragam Hias
c. Tenunan
menjaga d. Anyaman dan mengembangkan
e. Kulit Lantung f. Ukir
Jendela Hukum dan Keadilan Volume 3 Nomor 1 Juni 2016
g. Motif Kain Besurek
kepemilikan produk tersebut kita
3 Ceritalegenda
dapat mengajukan bukti informasi dan
a. Putri Serindang Bulan b. Putri Berambut Ikal Sambila (Putri
dokumentasinya.
Gading Cempaka)
a. Pendekar Balai Buntar
kekayaan intelektual pengetahuan
b. Bulan Tabot c. Tempayan Sukma d. Yo Botoi-Botoi
tradisional dan ekspresi budaya
e. Pantai Malabero f. Kota Tuo
tradisional di Kota Bengkulu, Dinas
g. Teringek h. Tapak Padri
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
i.
Elok Pukek
mempromosikan dan mengenalkan
j.
Ikan Pais
5 Musik
kebudayaan tradisional Bengkulu
a. Musik Gendang Serunai b. Musik Dol
dengan cara mengadakan kegiatan
c. Musik Melayu d. Musik Gamat
skala lokal dan nasional seperti dalam
e. Musik Seni Dendang f. Musik Sarapal Anam (Zikir)
acara JKPI (Jaringan Kota Pusaka
g. Musik Redap Kelintang (Lembak) h. Musik Gambus
Indonesia) di Aceh pada tanggal 10
6 Kearifan Lokal
Mei 2016.
a. Tari Barong Longlong b. Ikan-Ikan (Permainan Rakyat)
b. Sanggar Anggrek Bulan
c. Bubuk Gila 7 Legenda
Komunitas
budaya sanggar
a. Putri Gading Cempaka
anggrek bulan merupakan salah satu
Tabel 1:Daftar Inventarisasi Kekayaan Intelektual
kota Bengkulu dari Dinas Pariwisata dan
kustodian yang ada di Kota Bengkulu.
Ekonomi Kreatif.
Komunitas
ini lahir untuk
Dari hasil inventarisasi tersebut
meningkatkan apresiasi masyarakat
menurut Yayan Alfian, kemudian
terhadap seni dan budaya daerah dan
akan diajukan pada Kementerian
melestarikan,
menggali dan
mengembangkan seni tradisional adat
ditindaklanjuti khususnya mengenai
istiadat khususnya di bidang seni dan
perlindungan yang diberikan oleh
budaya di Bengkulu.
negara terhadap kekayaan intelektual
Menurut Olia Zakaria selaku
masyarakat adat kota Bengkulu.
ketua sanggar Anggrek Bulan,
Komunitas budaya sanggar anggrek
pengembangan potensi kekayaan
bulan didirikan pada tanggal 1 Mei
dibawah tangan,
Bengkulu untuk menghindari klaim
selanjutnya
diadakan perubahan
oleh pihak lain, yang notabene bukan
susunan pengurus dengan akta notaris
dari asal asli daerah. Sehingga apabila
pada tanggal 22 januari 2013 di
terjadi permasalahan menyangkut
Bengkulu. Kegiatan yang dilakukan
Jendela Hukum dan Keadilan Volume 3 Nomor 1 Juni 2016
Komunitas budaya sanggar anggrek
Bengkulu dalam pelaksanaan pentas
ini meliputi pengembangan di bidang
seni sekolah. Kegiatan yang dilakukan
kesenian (tari dan alat musik),
adalah memberikan pelatihan tari dan
program pendidikan bagi para anggota
musik selama 1 (satu) sampai 6
untuk meningkatkan pengetahuan dan
(enam) bulan kepada sekolah-sekolah
keterampilan dalam bidang kesenian
tersebut.
Bengkulu serta sebagai pelayanan jasa
Pada tanggal 15 Januari 2013,
di bidang kesenian.
sanggar anggrek bulan diminta oleh
Hadirnya komunitas budaya
Remote
Destinations untuk
sanggar anggrek bulan ini menurut
menyambut wisatawan mancanegara
Olia Zakaria diharapkan dapat;
dengan kapal wisata MV.Clipper
1) meningkatkan
apresiasi
Odessy yang membawa 70 (tujuh
masyarakat terhadap seni dan
puluh)
penumpang. Kesenian
budaya daerah,
tradisional masyarakat kota Bengkulu
di tampilkan dalam acara ini.
seniman generasi muda dalam
c. Sanggar Nyokolah Belungguk
mengembangkan seni budaya
Kustodian
atau komunitas
daerah,
masyarakat yang melestarikan dan
sebagai aset dan potensi pariwisata
pengetahuan tradisional dan ekspresi
khususnya di bidang seni dan
budaya tradisional berikutnya yang
budaya,
ada di kota Bengkulu adalah sanggar
4) meningkatkan promosi seni dan
Nyokola Belungguk, yang berdiri
budaya tradisional Indonesia,
pada tanggal 14 Januari 2006 dan di
5) menjadikan kegiatan ini sebagai
akta notariskan pada tanggal 21
ajang promosi dan event budaya
Januari 2013.
dalam rangka pengembangan
Sejak awal didirikan sebagai
kebudayaan dan pariwisata di
pusat pelatihan dalam pengembangan
daerah Bengkulu.
seni musik dan tari daerah Bengkulu,
aktivitas yang dilakukan oleh sanggar
adalah pelatihan dan pengembangan
musik juga tari anak-anak muda
tradisional, pada tahun 2013, sanggar
maupun
dewasa. Melakukan
anggrek bulan melakukan kerjasama
eksplorasi dan eksprimentasi potensi
dengan sekolah-sekolah di kota
seni musik dan tari daerah Bengkulu,
Jendela Hukum dan Keadilan Volume 3 Nomor 1 Juni 2016
seni dengan audien penikmat seni.
pertunjukan yang tidak pernah
Dalam peristiwa seperti ini tersimpan
meninggalkan ketradisian namun
potensi-potensi
besar untuk
dalam bentuk yang lebih kekinian
menciptakan tonggak dan jejak
(modern).
sejarah penting bagi perkembangan
Dari hasil wawancara pada
kebudayaan, khususnya kesenian yang
tanggal 6 Agustus 2016 dengan
implikasinya dapat merambah keranah
Chairil Anwar Tanjung selaku ketua
sosial, edukasi, politik dan emosional
serta psikologi massa.
komunitas seni anak muda kreatif
sebagai negara
wadah bagi seniman yang ada di
kepulauan memiliki keanekaragaman
Bengkulu untuk memupuk dan
seni dan budaya yang sangat kaya. Hal
mengembangkan bakat dan karya
itu sejalan dengan keanekaragaman etnik,
seniman dalam profesinya dan juga
suku bangsa, dan agama yang secara
ikut berperan melestarikan dan
keseluruhan merupakan potensi nasional
mengembangkan kesenian daerah
yang perlu dilindungi. Kekayaan seni dan
Bengkulu secara aktif.
budaya itu merupakan salah satu sumber
dari karya intelektual yang dapat dan
kelompok atau sanggar-sanggar seni
perlu dilindungi oleh undang-undang. 10
tradisional di
mengembangkan seni budaya yang
Indonesia walaupun belum diberikan
disebabkan oleh faktor ekonomi,
perlindungan hukum secara jelas, namun
politik dan sosial kemasyarakatan,
sesungguhnya Pemerintah Indonesia
maka untuk menutupi itu perlu adanya
telah
mengakui
pentingnya nilai
inisiatif mengadakan pergelaran dan
kekayaan intelektual yang ada dalam
pementasan baik itu berdasarkan
folklor Indonesia sejak pertama kali
diundangkan undang-undang Hak Cipta
pementasan atau pergelaran tunggal
nasional 1982 ada dalam Pasal 10 UU
dengan harapan menunjukan identitas
Nomor 6 tahun1982 tentang Hak Cipta,
diri maupun kelompok dalam ruang
yang selanjutnya diakui juga dalam Pasal
lingkup terbatas.
10 UU Nomor 19 tahun 2002 tentang
Pergelaran atau pementasan
merupakan momentum pertemuan 10 Ashibly,Hukum Hak Cipta (Tinjauan
Khusus Performing Right Lagu Indie Berbasis
penting antara seniman pencipta karya
Nilai Keadilan), Genta Publishing, Yogyakarta, 2016, Hlm 1
Jendela Hukum dan Keadilan Volume 3 Nomor 1 Juni 2016
Hak Cipta, dan terakhir dalam Pasal 38
dimanfaatkan secara ekonomi tanpa izin
UU Hak Cipta nomor 28 tahun 2014.
oleh negara lain. Perlindungan hukum ini
Sengketa dengan Malaysia atas beberapa
bertujuan untuk memberikan jaminan
Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi
pengembangan produk yang dimiliki oleh
setiap daerah yang lebih kompetitif dan
membuktikan bahwa pemerintah harus
berkelanjutan
tanpa mengabaikan
segera dan dengan serius dalam
kearifan lokal, mencegah penggunaan
memberikan perlindungan hukum bagi
klaim kepemilikan produk – produk
PTEBT di Indonesia. Kemudian lahirlah
tersebut yang dilakukan oleh pihak lain
RUU Perlindungan dan Pemanfaatan
tanpa izin, dan memastikan seluruh
masyarakat Indonesia atau bangsa
Tradisional dan Ekspresi Budaya
Indonesia yang mengembangkannya
Tradisional (RUU PTEBT).
bahwa ke depannya mereka akan
Dilematika perlindungan kekayaan
memperoleh manfaat baik moneter dan
intelektual tradisional Indonesia secara
non-moneter secara layak.
singkat, di satu sisi rentan terhadap klaim
Ekspresi budaya tradisional dan
atau pengambilalihan oleh negara lain, di
ciptaan yang dilindungi di atur dalam
sisi lain pendaftaran kekayaan intelektual
Undang-undang Nomor 28 tahun 2014
tradisional (yang disamakan sistemnya
tentang Hak Cipta, yang terdapat dalam
dalam sistem pendaftaran kekayaan
Pasal 38 yang menyatakan bahwa:
modern) dapat dikatakan menghilangkan
(1)Hak Cipta atas ekspresi budaya
sifat tradisional dan nilai budaya yang
tradisional dipegang oleh Negara.
melahirkannya dan menggantinya dengan
sifat individualisme dan liberalism
menjaga, dan memelihara ekspresi perdagangan. 11 budaya
tradisional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
segala macam cara guna memberikan
(3)Penggunaan
ekspresi budaya
perlindungan hukum bagi PTEBT di
tradisional sebagaimana dimaksud
Indonesia atau produk – produk berbasis
pada ayat (1) harus memperhatikan
hak komunal dengan adanya traditional
nilai-nilai
yang
hidup dalam
knowledge yang ada di wilayah
masyarakat pengembannya.
Indonesia, sehingga kepemilikannya
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Hak
tidak dapat diklaim dan bahkan
Cipta yang dipegang oleh Negara atas
ekspresi
budaya tradisional
Intelektual, Pustaka Reka Cipta, Bandung, 2013, Hlm 355
Jendela Hukum dan Keadilan Volume 3 Nomor 1 Juni 2016
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan efisien disebabkan oleh beberapa
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
faktor sebagai berikut:
1) Di tingkat global belum ada perjanjian
adalah segala bentuk upaya melindungi
internasional yang menjadi payung
EBT terhadap pemanfaatan yang
bagi perlindungan HKI atas PT dan
dilakukan tanpa hak dan melanggar
EBT;
kepatutan. Perlindungan EBT sebagai
2) Di tingkat nasional belum ada
bagian pengetahuan tradisional ini sangat
peraturan perundang-undangan yang
penting, setidaknya karena 3 alasan, yaitu
dapat memberikan perlindungan yang
(1) adanya potensi keuntungan ekonomis
memadai. Pasal 38 UUHC 2014
yang dihasilkan dari pemanfaatan
hanya menyatakan bahwa: Hak Cipta
pengetahuan tradisional, (2) keadilan
atas ekspresi budaya tradisional
dalam sistem perdagangan dunia, dan (3)
dipegang oleh Negara.
perlunya perlindungan hak masyarakat lokal.
Agar aktifitas kesenian tradisi itu
Pentingnya suatu pengetahuan
terus berjalan, maka dibutuhkan suatu
pewarisan terhadap generasi-generasi
tradisional dilindungi karena dalam suatu
baru yang nantiya akan mewarisi
pengetahuan tradisional dan ekspresi
kesenian tradisi tersebut.
budaya tradisional memiliki karakteristik
Disinilah
salah satu peran
kustodian untuk dapat memelihara dan
perlindungan terhadap
kesenian tradisi ini agar tidak punah dan
perlindungan tersebut untuk memberikan
dapat menjadikan seni dan budya sebagai
upaya menciptakan generasi baru yang
budaya dan praktek tradisi, pencegahan
dapat melindungi, memelihara dan
perampasan oleh pihak-pihak yang tidak
mengembangkan
kesenian tradisi
berhak terhadap komponen-komponen
perlindungan dan
pengembangan penggunaan kepentingan
pengembangan dari kustodian PTEBT di
pengetahuan tradisional.
kota Bengkulu antara lain:
Upaya perlindungan Kekayaan
1. Pengembangan
Intelektual atas PT dan EBT hingga saat
a.Memberikan
pendidikan dan
ini belum dapat berjalan dengan efektif
pelatihan
tentang PTEBT khususnya seni budaya tradisional
Jendela Hukum dan Keadilan Volume 3 Nomor 1 Juni 2016
Bengkulu kepada generasi muda
b.Melakukan
koordinasi dengan
melalui pentas seni;
pemerintah,
pihak swasta,
b.Memasukan PTEBT kota Bengkulu
universitas
dan pemangku
kedalam kurikulum sekolah dan
kepentingan lainnya dibidang seni
sanggar sebagai materi pembelajaran
dan budaya tradisional untuk
murid sekolah;
membuat regulasi ataupun kegiatan
c.Selalu berperan aktif dalam kegiatan
dengan tujuan untuk melindungi dan
seni dan budaya tradisional baik
mengembangkan PTEBT di kota
tingkat lokal, nasional maupun
Bengkulu.
internasional agar seni dan budaya
c.Melakukan pengawasan terhadap
khususnya PTEBT Bengkulu dapat
pihak-pihak yang memanfaatkan
dikenal luas;
hasil PTEBT Bengkulu dengan tidak
d.Mengadakan event atau kegiatan
menyimpang atau menimbulkan
budaya tradisional di kota Bengkulu
kesan yang tidak benar.
sebagai ajang promosi dalam upaya
Simpulan
pengembangan kebudayaan dan
Peran dari kustodian pengetahuan
pariwisata di kota Bengkulu;
tradisional dan ekspresi budaya tradisional
e.Selalu mengadakan kegiatan rutin
dalam memelihara dan melindungi PTEBT
seperti latihan dan juga selalu
yang ada di kota Bengkulu antara lain dalam
berinovasi dalam mengembangkan
warisan budaya Bengkulu agar
pendidikan dan pelatihan tentang PTEBT
selalu dapat dikenal.
khususnya seni budaya tradisional Bengkulu
2. Perlindungan
kepada generasi muda melalui pentas seni;
a.Melakukan inventarisasi PTEBT
Memasukan PTEBT kota Bengkulu kedalam
yang ada di kota Bengkulu
kurikulum sekolah dan sanggar sebagai
bekerjasama dengan perguruan
materi pembelajaran murid sekolah; Selalu
tinggi maupun lembaga penelitian
berperan aktif dalam kegiatan seni dan
budaya tradisional baik tingkat lokal,
penelitian dan pengkajian secara
nasional maupun internasional agar seni dan
ilmiah tentang PTEBT sebagai
budaya tradisional khususnya PTEBT
usaha inventarisasi dan perlindungan
Bengkulu dapat dikenal luas; Mengadakan
terhadap pengetahuan tradisional
event atau kegiatan warisan budaya
dan ekspresi budaya tradisional yang
tradisional di kota Bengkulu sebagai ajang
ada di kota Bengkulu.
promosi dalam upaya pengembangan kebudayaan tradisional dan pariwisata di
Jendela Hukum dan Keadilan Volume 3 Nomor 1 Juni 2016
kota Bengkulu;Selalu mengadakan kegiatan
Bengkulu sebagai kota budaya yang dapat
rutin seperti latihan dan juga selalu
menjaga, mengembangkan dan melindungi
berinovasi dalam mengembangkan warisan
kebudayaan tradisional tersebut.
budaya tradisional Bengkulu agar selalu dapat dikenal) dan bentuk perlindungan
Daftar Pustaka
(Melakukan inventarisasi PTEBT yang ada di kota Bengkulu bekerjasama dengan
Buku :
perguruan tinggi maupun lembaga penelitian atapun pihak lainnya dalam penelitian dan
Afrillyanna
Purba, Pemberdayaan Perlindungan Hukum Pengetahuan
pengkajian secara ilmiah tentang PTEBT
Tradisional dan Ekspresi Budaya
sebagai usaha inventarisasi dan perlindungan
Tradisional
Sebagai Sarana
terhadap pengetahuan tradisional dan
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia,
ekspresi budaya tradisional yang ada di kota
Alumni,Bandung, 2012
Bengkulu; Melakukan koordinasi dengan
Agus Sardjono, Membumikan HKI di
pemerintah, pihak swasta, universitas dan
Indonesia, Nuansa Aulia, Bandung, 2009
pemangku kepentingan lainnya dibidang seni dan budaya tradisional untuk membuat
Ashibly, Hukum Hak Cipta (Tinjauan Khusus Performing Right Lagu Indie
regulasi ataupun kegiatan dengan tujuan
Berbasis Nilai Keadilan), Genta
untuk melindungi dan mengembangkan
Publishing, Yogyakarta, 2016
PTEBT di kota Bengkulu; Melakukan
Badan Penelitiaan dan Pengembangan
pengawasan terhadap pihak-pihak yang
HAM,
Perlindungan Kekayaan
memanfaatkan hasil PTEBT Bengkulu
Intelektual
atas Pengetahuan
Tradisional dan Budaya Tradisional, Alumni, 2013
menimbulkan kesan yang tidak benar.
Suyud
Hukum Kekayaan Intelektual, Pustaka Reka Cipta,
Pemerintah harus berperan aktif
kebudayaan tradisional yang menjadi
http:ashibly.blogspot.co.id201312perlind ungan-terhadap-permainan.html
karakter sebuah daerah, dengan melibatkan para kustodian seperti seniman, sanggar,
http:ashibly.blogspot.co.id201511penget
perguruan tinggi dan pemerhati budaya
ahuan-tradisional-dan-ekspresi.html
sehingga diharapkan dapat menjadikan kota
Jendela Hukum dan Keadilan Volume 3 Nomor 1 Juni 2016
KEBEBASAN BERTINDAK KEPALA DAERAH DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT
Muhamad Faizal
Fakultas Hukum Universitas Prof. Dr. Hazairin.SH
Jl. Jend. Ahmad Yani No.1 Bengkulu Email :
Abstract
Since the enactment of government regulation No. 23 in 2005 about the Public Service Agency, the number of government institutions turned into a Public Service Agency, such as hospital that was expected to improve performance of the implementation of public service. However, in fact, some Public Service Agencies found it hard to adapt with the financial mangement in the style of Public Service Agency which was then followed up through the Domestic Ministerial Regulation No. 61 in 2007 about Technical Guidelines of financial Management of Regional Public Service Agency. Based on the bacground stated above, the main problem was how were the benchmarks of Regional Head’s freedom of act in formulating the policy on financial management of Regional Public Service Agency in hospital, what was the responsibility form of Regional Head in formulating the policy of financial management of Regional Public Service Agency in hospital. In order to answer the problems stated above, Normative Law reseach method. Eventually, some conclusions could be stated as follows; first, that the benchmark of freedom of act of Regional Head in formulating the policy of financial management of Regional Public Service Agency in hospital was based on 3 principal elements: 1. The existence of freedom and discretion of state administration to act based on self-initiative, 2. To complete urgent problems which have not been regulated yet, 3. Must be able to be accounted. Second, The forms of resposibilites of of Regional Head in formulating the policy of financial management on hospital were position responsibility and personal responsibility.
Keywords: Freedom of Act of Regional Head, Financial Management, Hospital
Public Service Agency.
Jendela Hukum dan Keadilan Volume 3 Nomor 1 Juni 2016
Abstrak
Sejak diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 mengenai Badan Layanan Umum, banyaknya insitusi pemerintah berubah menjadi Badan Layanan Umum, antara lain seperti Rumah Sakit diharapkan dapat memperbaiki kinerja penyelenggaraan pelayanan publik. Namun kenyataannya, sejumlah Badan Layanan Umum justru kesulitan beradaptasi dengan sistem pengelolaan keuangan ala Badan Layanan Umum yang kemudian ditindaklanjuti melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah. Dari uraian diatas, maka pokok masalahnya adalah bagaimana tolok ukur kebebasan bertindak Kepala Daerah dalam merumuskan kebijaksanaan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah pada Rumah Sakit, kemudian bagaimana bentuk Tanggungjawab Kepala Daerah dalam pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah pada Rumah Sakit. Untuk menjawab permasalahan diatas, dilakukan penelitian dengan metode penelitian Hukum Normatif. Pada akhirnya dapat dikemukakan simpulan-simpulan sebagai berikut : Pertama, bahwa tolok ukur Kebebasan bertindak Kepala Daerah dalam merumuskan Kebijaksanaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah pada Rumah Sakit, didasarkan pada tiga unsur pokok yaitu; 1. adanya kebebasan atau keleluasaan administrasi negara untuk bertindak atas inisiatif sendiri, 2. untuk menyelesaikan persoalan yang mendesak yang belum ada aturannya, dan 3. harus dapat dipertanggungjawabkan. Kedua, bahwa bentuk Tanggungjawab Kepala Daerah dalam Pengelolaan Keuangan pada Rumah Sakit, meliputi; Tanggungjawab Jabatan dan Tanggungjawab Pribadi.
Kata Kunci: Kebebasan Bertindak Kepala Daerah, Pengelolaan Keuangan, Badan
Layanan Umum Rumah Sakit.
Jendela Hukum dan Keadilan Volume 3 Nomor 1 Juni 2016
Pendahuluan
proporsional dan berkeadilan. Atas dasar
Dalam konteks negara Indonesia,
itu, Undang-Undang Dasar (UUD 1945)
tujuan negara tertuang daalam Pasal 1 Ayat
yang menganut Negara kesatuan memilih
(3) Undang-Undang Dasar 1945, yang
penyelenggaraan
pemerintahan yang
desentralistik. Upaya itu kemudian di
Indonesia adalah Negara Hukum. 1 Negara
rumuskan ke dalam Pasal 18 UUD 1945
Indonesia merupakan negara hukum yang 2 Amandemen,
yang kemudian dijabarkan
menganut konsep welfare state (negara
ke dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun
kesejahteraan). Sebagai negara hukum yang 3 2014 Tentang Pemerintahan Daerah. bertujuan
mewujudkan
kesejahteraan
Tujuan yang hendak dicapai dalam
umum, setiap kegiatan di samping harus
rangka penyerahan urusan pemerintah
diorientasikan pada tujuan yang hendak
ditujukan antara lain dengan menumbuh-
dicapai juga harus berdasarkan pada hukum
kembangkan penanganan urusan dalam
yang berlaku sebagai aturan kegiatan
berbagai bidang, meningkatkan daya saing
daerah dalam proses pertumbuhan melalui
kemasyarakatan.
efisiensi dan efektivitas penyelengaraan
pemerintahan di daerah.
pembangunan
nasional, pembangunan
Untuk mencapai tujuan diatas,
daerah tidak dapat dilepaskan dari prinsip
peranan administrasi
negara dalam
otonomi yang diberikan pada daerah tingkat
mewujudkan pelayanan kepada masyarakat,
provinsi dan tingkat kabupatenkota.
menumbuhkan kemandirian daerah, dan
Adapun daerah otonom, yaitu pemerintah
sebagai pengambil kebijakan untuk
provinsi, dan kabupatenkota mempunyai
menentukan
strategi pengelolaan
kewenangan dan tanggung jawab untuk
pemerintahan
dalam rangka
menyelenggarakan kepentingan masyarakat
penyelenggaraan otonomi daerah, memiliki
peranan sangat strategis. Bagi aparat
menggerakkan partisipasi masyarakat, dan
pemerintah daerah yang mempunyai tugas
pertanggungjawaban
kepada
dalam pengelolaan pemerintahan daerah,
masyarakat.Untuk
mendukung
proses
substansi otonomi daerah sangat penting
penyelenggaraan otonomi daerah, Negara
karena
reformasi
dalam system
dalam hal ini pemerintah memerlukan
pemerintahan
di
daerah tentang
kewenangan yang luas, nyata, dan
bertanggungjawab di
daerah secara
2 Lihat Pasal 18 Undang-Undang Dasar
3 Lihat juga Undang-undang Republik
1 Pasal 1 Ayat (3) Undang-Undang Dasar
Indonesia Nomor 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah
Jendela Hukum dan Keadilan Volume 3 Nomor 1 Juni 2016
pembangunan ekonomi dapat dilihat dalam
publik, menjadi salah satu perhatian dan
aspek system pengaturan kebijakan, politik,
perlu untuk dianalisis serta dicari jalan
dan keuangan yang menjadi tanggungjawab
keluarnya agar penyelenggaraan otonomi pemerintah kota dan kabupaten. 4 daerah dapat berjalan dengan baik, efisien
dan efektif untuk memberikan pelayanan
menyelenggarakan 5 tugas pelayanan yang diharapkan masyarakat. masyarakat
untuk
mewujudkan
Efektivitas pemerintah tergantung
kesejahteraan umum sebagai tujuan ide
negara hukum material, kebuntuan yang
pemerintahan di daerah. Keberhasilan
kepemimpinan di daerah menentukan
kepastian hukum menjadi tujuan asas
legalitas tidak boleh ditafsirkan secara
Ketidakmampuan Kepala Daerah dalam
kaku, tetapi harus secara luwes dan luas.
Selain itu, asas legalitas harus juga
dilengkapi dengan asas lain yang dapat
berkurangnya kinerja dan efektivitas
memberikan kekuasaan bagi pemerintah
penyelenggaraan pembangunan nasional.
atau pejabat administrasi negara supaya
Dalam sistem administrasi negara
perkembangan baru yang terjadi dengan
tiba-tiba. Dengan perkataan lain, sifat kaku
pemerintahan sebagai pejabat yang
asas legalitas yang menyebabkan kebuntuan
seperti diutarakan diatas harus diterobos
administrasi negara sangat penting dan