ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANG
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN
GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER DENGAN
GAGAL JANTUNG KONGESTIF
KELOMPOK II
Chaterine Claudia Sandra
Dede Agustri Harap Minart
Juslia Febry
Tania Yustintia
Definisi
Gagal
jantung
jantung
kongestif
merupakan
ketidamampuan
untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup
untuk memenuhi
kebutuhan jaringan terhadap oksigen an
nutrient dikarenakan adanya kelainan fungsi jantung yang
berakibat jantung gagal memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme jaringan atau kemampuanya hanya ada
kalau disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri.
Etiologi
Kongestif jaringan akibat tekanan arteri dan vena meningkat akibat
penurunan curah jantung. Manifestasi kongesti berbeda tergantung
pada kegagalan ventrikel mana yang terjadi.
Gagal Jantung Kiri :
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel kiri
tak mampu memompa darah yang dating dari paru.
Gagal jantung Kanan :
Kongestif jaringan perifer dan visceral.
Oedema ekstremitas bawah (oedema dependen), biasanya oedema
pitting, penambahan BB.
Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen
terjadi akibat pembesaran vena hepar.
Anoreksia dan mual, terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena
dalam rongga abdomen.
Nokturia dan Kelemahan
Patofisiologi
Jantung yang normal dapat berespon terhadap peningkatan kebutuhan
metabolisme dengan menggunakan mekanisme kompensasi yang bervariasi
untuk mempertahankan kardiak output, yaitu meliputi :
Respon system saraf simpatis terhadap barroreseptor atau kemoreseptor
Pengencangan dan pelebaran otot jantung untuk menyesuaikan terhadap
peningkatan volume
Vaskontriksi arterirenal dan aktivasi system rennin angiotensin
Respon terhadap serum sodium dan regulasi ADH dan reabsorbsi terhadap
cairan
Kegagalan mekanisme kompensasi dapat dipercepat oleh adanya volume
darah sirkulasi yang dipompakan untuk melawan peningkatan resistensi
vaskuler oleh pengencangan jantung. Kecepatan jantung memperpendek
waktu pengisian ventrikel dari arteri coronaria. Menurunnya COP dan
menyebabkan oksigenasi yang tidak adekuat ke miokardium. Peningkatan
dinding akibat dilatasi menyebabkan peningkatan tuntutan oksigen dan
pembesaran jantung (hipertrophi) terutama pada jantung iskemik atau
kerusakan yang menyebabkan kegagalan mekanisme pemompaan.
Meningkatnya volume
intravaskuler.
Manifestasi
Klinik
Kongestif jaringan akibat tekanan arteri dan vena meningkat.
Edema paru akibat peningkatan tekanan vena pulmonalis,
sehingga cairan mengalir dari kapiler paru ke alveoli, yang
dimanifestasikan dengan batuk dan napas pendek.
Edema perifer umum dan penambahan berat badan akibat tekan
sistemik.
Turunnya curah jantung akibat darah tidak dapat mencapai
jaringan dan organ.
Tekanan perfusi ginjal menurun sehingga mengakibatkan
pelepasan renin dari ginjal, yang pada gilirannya akan
menyebabkan sekresi aldostoron, retensi natrium, dan cairan, serta
peningkatan volume intravaskuler.
Tempat kongestif tergantung dari ventrikel yang terlibat, misalnya
disfungsi ventrikel kiri atau gagal jantung kiri.
Pemeriksaan Diagnostik
Foto torax dapat mengungkapkan adanya pembesaran
jantung, oedema atau efusi pleura yang menegaskan
diagnosa CHF.
EKG dapat mengungkapkan adanya tachicardi, hipertrofi
bilik jantung dan iskemi (jika disebabkan AMI),
Ekokardiogram.
Pemeriksaan Lab meliputi : Elektrolit serum yang
mengungkapkan kadar natrium yang rendah sehingga
hasil hemodelusi darah dari adanya kelebihan retensi air,
K, Na, Cl, Ureum, gula darah.
Penatalaksanaan
Terapi Non Farmakologis:
Istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung.
Oksigenasi.
Dukungan diit : pembatasan natrium untuk mencegah,
mengontrol atau menghilangkan oedema
Terapi Farmakologis :
Glikosida jantungDigitalis,
Terapi diuretic
Terapi vasodilator,
Komplikasi
Shock Kardiogenik
Edema paru – paru
ASUHAN KEPERAWATAN
A pengkajian
Identitas Pasien
Nama : An. M
Umur : 8 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Alamat : Siantar
Suku : Batak
Pekerjaan : Pelajar
MRS : 20-09-2012
Pengkajian : 27 - 09 – 2012 Jam : 10.00
Regester : 53.85.90
Diagnosa masuk : CHF
Riwayat penyakit sekarang
Alasan utama MRS :
Klien mengeluh sesak nafas.
Keluhan utama :
Pasien mengeluh nyeri dada 3 minggu
sebelum MRS, timbul terutama saat batuk
dan sesak nafas sejak 2 minggu sebelum
MRS, dan apabila dibuat aktivitas sehari-hari
bertambah sesak, tidak berkurang dengan
pemberian obat dari dokter ( nama lupa )
serta bila tidur menggunakan bantal lebih
dari 2. pada tanggal 20-09-2012 klien
dibawah ke UGD RSUP HAM Medan dan
dirawat di RB4 Anak.
Riwayat penyakit dahulu
Sekitar 5 tahun yang lalu klien menderita
hipertensi, sejak itu klien control ke RSUP
tapi tidak rutin. Tidak ada riwayat DM.
Riwayat penyakit keluarga
Pada keluarga tidak ada yang menderita
penyakit hipertensi, DM, atau jantung
Pola-pola fungsi kesehatan:
Pola nutrisi dan metabolism
Pola eliminasi
Pola tidur dan istirahat
Tidur – Istirahat
Pola aktivitas
Pola penanggulangan stress
Pola sensori dan kognitif
Pemeriksaan fisik
Status kesehatan umum
Keadaan penyakit sedang, kesadaran
komposmentis, suara bicara jelas, tekanan
darah 120/90 mmHg, suhu tubuh 36,5◦C,
pernapasan 20 X/menit, nadi 100X/menit.
Sistem integument
Tampak pucat, permukaan kulit baik, tekstur
baik, rambut tipis dan bersih, tidak hematom
pada perut kuadran kanan bawah..
Jantung
Batas jantung kiri ics 2 sternal kiri dan ics 4
sternal kiri, batas kanan ics 2 sternal kanan
dan ics 5 axilla anterior kanan.perkusi
dullness.
Bunyi s1 dan s2 tunggal, gallop (-), murmur
(-). capillary refill 2 – 3 detik.
XI. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Tanggal : 25-09-2012
Hasil:
Hb : 11,9 >>13 - 15
Hematokrit : 35 >>40 – 48
Leukosis : 6300
TRombosit : 255.000
AGD :
- PH : 7.492
- Po2 : 133,4
- PCo2 : 23,6
- HC03 : 17,9
- Sat O2 : 98,8
Elektrolit:
Na : 138
K : 5,3
Cl : 101
Ureum : 14
Terapi
·
·
·
·
·
·
Obat-obatan.
Inhalasi ventoolin : bisolvon : Nacl 0,9% = 1:1
:1
Ceftazidin : 3 x 0,5 gram
OBH : 3 x C1
Captopril : 2 x 6 mg
Agulan : 1 x 1
Fisioterapi dada
Diagnosa Keperawatan.
C. O menurun b. d perubahan irama dan
denyut jantung
Ketidakefektifan pola napas b.d hiperventilasi
Intervensi Keperawatan.
Penurunan curah jantung b.d perubahan irama dan
denyut jantung
Tujuan :
Pasien menunjukkan perbaikan curah jantung
Hasil yang diharapkan :
Denyut jantung kuat, regular, dan dalam batas normal
sesuai usia
Perfusi perifer adekuat.
Beri digoksin (Lanoxin) sesuai instruksi, dengan
menggunakan kewaspadaan yang sudah ditentukan
untuk mencegah toksisitas.
Pola napas tidak efektif b.d hiperventilasi.
Tujuan :
Pasien menunjukkan perbaikan fungsi pernapasan.
Hasil yang diharapkan:
Pernapasan tetap dalam batas normal, warna baik,
dan anak beristirahat dengan tenang.
Pantau kadar kalium serum karena penurunan kadar
kalium serum akan meningkatkan toksisitas digoksin.
Beri obat-obatan untuk menurunkan afterload, sesuai
instruksi.
Periksa tekanan darah
Observasi adanya tanda-tanda hipotensi
Pantau kadar elektrolit
. Implementasi Evaluasi Keperawatan
Lakukan tindakan sesuai yang direncanakan
dan hasil yang diharapkan dari tindakan
Kesimpulan
Dari pemaparan makalah di atas dapat
disimpulkan bahwa:
Gagal jantung kongestif (CHF) adalah sindroma
yang terjadi bila jantung tidak mampu
memompa darah yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolic dan oksigenasi jantung.
Faktor-faktor yang dapat memicu
perkembangan gagal jantung melalui penekanan
sirkulasi yang mendadak dapat berupa : aritmia,
infeksi sistemik dan infeksi paru-paru dan
emboli paru-paru.
TERIMAKASIH
GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER DENGAN
GAGAL JANTUNG KONGESTIF
KELOMPOK II
Chaterine Claudia Sandra
Dede Agustri Harap Minart
Juslia Febry
Tania Yustintia
Definisi
Gagal
jantung
jantung
kongestif
merupakan
ketidamampuan
untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup
untuk memenuhi
kebutuhan jaringan terhadap oksigen an
nutrient dikarenakan adanya kelainan fungsi jantung yang
berakibat jantung gagal memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme jaringan atau kemampuanya hanya ada
kalau disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri.
Etiologi
Kongestif jaringan akibat tekanan arteri dan vena meningkat akibat
penurunan curah jantung. Manifestasi kongesti berbeda tergantung
pada kegagalan ventrikel mana yang terjadi.
Gagal Jantung Kiri :
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel kiri
tak mampu memompa darah yang dating dari paru.
Gagal jantung Kanan :
Kongestif jaringan perifer dan visceral.
Oedema ekstremitas bawah (oedema dependen), biasanya oedema
pitting, penambahan BB.
Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen
terjadi akibat pembesaran vena hepar.
Anoreksia dan mual, terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena
dalam rongga abdomen.
Nokturia dan Kelemahan
Patofisiologi
Jantung yang normal dapat berespon terhadap peningkatan kebutuhan
metabolisme dengan menggunakan mekanisme kompensasi yang bervariasi
untuk mempertahankan kardiak output, yaitu meliputi :
Respon system saraf simpatis terhadap barroreseptor atau kemoreseptor
Pengencangan dan pelebaran otot jantung untuk menyesuaikan terhadap
peningkatan volume
Vaskontriksi arterirenal dan aktivasi system rennin angiotensin
Respon terhadap serum sodium dan regulasi ADH dan reabsorbsi terhadap
cairan
Kegagalan mekanisme kompensasi dapat dipercepat oleh adanya volume
darah sirkulasi yang dipompakan untuk melawan peningkatan resistensi
vaskuler oleh pengencangan jantung. Kecepatan jantung memperpendek
waktu pengisian ventrikel dari arteri coronaria. Menurunnya COP dan
menyebabkan oksigenasi yang tidak adekuat ke miokardium. Peningkatan
dinding akibat dilatasi menyebabkan peningkatan tuntutan oksigen dan
pembesaran jantung (hipertrophi) terutama pada jantung iskemik atau
kerusakan yang menyebabkan kegagalan mekanisme pemompaan.
Meningkatnya volume
intravaskuler.
Manifestasi
Klinik
Kongestif jaringan akibat tekanan arteri dan vena meningkat.
Edema paru akibat peningkatan tekanan vena pulmonalis,
sehingga cairan mengalir dari kapiler paru ke alveoli, yang
dimanifestasikan dengan batuk dan napas pendek.
Edema perifer umum dan penambahan berat badan akibat tekan
sistemik.
Turunnya curah jantung akibat darah tidak dapat mencapai
jaringan dan organ.
Tekanan perfusi ginjal menurun sehingga mengakibatkan
pelepasan renin dari ginjal, yang pada gilirannya akan
menyebabkan sekresi aldostoron, retensi natrium, dan cairan, serta
peningkatan volume intravaskuler.
Tempat kongestif tergantung dari ventrikel yang terlibat, misalnya
disfungsi ventrikel kiri atau gagal jantung kiri.
Pemeriksaan Diagnostik
Foto torax dapat mengungkapkan adanya pembesaran
jantung, oedema atau efusi pleura yang menegaskan
diagnosa CHF.
EKG dapat mengungkapkan adanya tachicardi, hipertrofi
bilik jantung dan iskemi (jika disebabkan AMI),
Ekokardiogram.
Pemeriksaan Lab meliputi : Elektrolit serum yang
mengungkapkan kadar natrium yang rendah sehingga
hasil hemodelusi darah dari adanya kelebihan retensi air,
K, Na, Cl, Ureum, gula darah.
Penatalaksanaan
Terapi Non Farmakologis:
Istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung.
Oksigenasi.
Dukungan diit : pembatasan natrium untuk mencegah,
mengontrol atau menghilangkan oedema
Terapi Farmakologis :
Glikosida jantungDigitalis,
Terapi diuretic
Terapi vasodilator,
Komplikasi
Shock Kardiogenik
Edema paru – paru
ASUHAN KEPERAWATAN
A pengkajian
Identitas Pasien
Nama : An. M
Umur : 8 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Alamat : Siantar
Suku : Batak
Pekerjaan : Pelajar
MRS : 20-09-2012
Pengkajian : 27 - 09 – 2012 Jam : 10.00
Regester : 53.85.90
Diagnosa masuk : CHF
Riwayat penyakit sekarang
Alasan utama MRS :
Klien mengeluh sesak nafas.
Keluhan utama :
Pasien mengeluh nyeri dada 3 minggu
sebelum MRS, timbul terutama saat batuk
dan sesak nafas sejak 2 minggu sebelum
MRS, dan apabila dibuat aktivitas sehari-hari
bertambah sesak, tidak berkurang dengan
pemberian obat dari dokter ( nama lupa )
serta bila tidur menggunakan bantal lebih
dari 2. pada tanggal 20-09-2012 klien
dibawah ke UGD RSUP HAM Medan dan
dirawat di RB4 Anak.
Riwayat penyakit dahulu
Sekitar 5 tahun yang lalu klien menderita
hipertensi, sejak itu klien control ke RSUP
tapi tidak rutin. Tidak ada riwayat DM.
Riwayat penyakit keluarga
Pada keluarga tidak ada yang menderita
penyakit hipertensi, DM, atau jantung
Pola-pola fungsi kesehatan:
Pola nutrisi dan metabolism
Pola eliminasi
Pola tidur dan istirahat
Tidur – Istirahat
Pola aktivitas
Pola penanggulangan stress
Pola sensori dan kognitif
Pemeriksaan fisik
Status kesehatan umum
Keadaan penyakit sedang, kesadaran
komposmentis, suara bicara jelas, tekanan
darah 120/90 mmHg, suhu tubuh 36,5◦C,
pernapasan 20 X/menit, nadi 100X/menit.
Sistem integument
Tampak pucat, permukaan kulit baik, tekstur
baik, rambut tipis dan bersih, tidak hematom
pada perut kuadran kanan bawah..
Jantung
Batas jantung kiri ics 2 sternal kiri dan ics 4
sternal kiri, batas kanan ics 2 sternal kanan
dan ics 5 axilla anterior kanan.perkusi
dullness.
Bunyi s1 dan s2 tunggal, gallop (-), murmur
(-). capillary refill 2 – 3 detik.
XI. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Tanggal : 25-09-2012
Hasil:
Hb : 11,9 >>13 - 15
Hematokrit : 35 >>40 – 48
Leukosis : 6300
TRombosit : 255.000
AGD :
- PH : 7.492
- Po2 : 133,4
- PCo2 : 23,6
- HC03 : 17,9
- Sat O2 : 98,8
Elektrolit:
Na : 138
K : 5,3
Cl : 101
Ureum : 14
Terapi
·
·
·
·
·
·
Obat-obatan.
Inhalasi ventoolin : bisolvon : Nacl 0,9% = 1:1
:1
Ceftazidin : 3 x 0,5 gram
OBH : 3 x C1
Captopril : 2 x 6 mg
Agulan : 1 x 1
Fisioterapi dada
Diagnosa Keperawatan.
C. O menurun b. d perubahan irama dan
denyut jantung
Ketidakefektifan pola napas b.d hiperventilasi
Intervensi Keperawatan.
Penurunan curah jantung b.d perubahan irama dan
denyut jantung
Tujuan :
Pasien menunjukkan perbaikan curah jantung
Hasil yang diharapkan :
Denyut jantung kuat, regular, dan dalam batas normal
sesuai usia
Perfusi perifer adekuat.
Beri digoksin (Lanoxin) sesuai instruksi, dengan
menggunakan kewaspadaan yang sudah ditentukan
untuk mencegah toksisitas.
Pola napas tidak efektif b.d hiperventilasi.
Tujuan :
Pasien menunjukkan perbaikan fungsi pernapasan.
Hasil yang diharapkan:
Pernapasan tetap dalam batas normal, warna baik,
dan anak beristirahat dengan tenang.
Pantau kadar kalium serum karena penurunan kadar
kalium serum akan meningkatkan toksisitas digoksin.
Beri obat-obatan untuk menurunkan afterload, sesuai
instruksi.
Periksa tekanan darah
Observasi adanya tanda-tanda hipotensi
Pantau kadar elektrolit
. Implementasi Evaluasi Keperawatan
Lakukan tindakan sesuai yang direncanakan
dan hasil yang diharapkan dari tindakan
Kesimpulan
Dari pemaparan makalah di atas dapat
disimpulkan bahwa:
Gagal jantung kongestif (CHF) adalah sindroma
yang terjadi bila jantung tidak mampu
memompa darah yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolic dan oksigenasi jantung.
Faktor-faktor yang dapat memicu
perkembangan gagal jantung melalui penekanan
sirkulasi yang mendadak dapat berupa : aritmia,
infeksi sistemik dan infeksi paru-paru dan
emboli paru-paru.
TERIMAKASIH