SISTEM INFORMASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKA

SISTEM INFORMASI DAN MANAJEMEN
PENDIDIKAN ISLSM
Jun6
MAKALAH INI DIPERSENTASEKAN
Oleh : Ismail Hasan, S.Pd.I, M.Pd

PADA MAHASISWA SEMESTER ENAM, DI KAMPUS TERCINTA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH SINJAI
dan ucapan terimakasi kami atas bimbingannya baik dalam proses perkuliahan maupun diluar
proses perkuliahan….
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENDIDIKAN
Oleh : Ismail Hasan, S.Pd.I, M.Pd

1. A.

Pendahuluan

Pemikiran sistem pada saat ini telah digunakan oleh berbagai kalangan secara luas. Hal ini antara
lain didorong oleh kesadaran bahwa setiap gejala atau fenomena di bidang tertentu hampir tidak
dapat dipisahkan dengan bidang yang lain. Dalam peristiwa sosial, peraturan antarbidang
itudemikian eratnya, sehingga kita kadang-kadang sulit untuk menemukan pokok pangkal dari

masalah (akar masalah). Sebagai contoh adalah “pertikaian antarkelompok masyarakat” yang
terjadi di Ambon, Poso, dan Palu; walaupun yang muncul ke permukaan adalah gangguan
masalah keamanan, tetapi masalah sebenarnya yang menjadi penyebab (akar masalah) perlu

dicari yaitu apakah: kelompok, suku, etnis, ataukah agama. Disinilah perlunya melihat masalah
sebagai satu kesatuan, bukan bagian-bagian yang terpisah. Cara pandang semacam ini
merupakan cikal bakal dari cara pandang sistem.
Pemikiran atas dasar sistem, pada awalnya dipergunakan dalam lingkungan ilmu alam (natural
sciences), khususnya pada bidang biologi yang diintodusir/diperkenalkan oleh Von Bertalanffy
pada sekitar tahun 1932 (Bertalanffly, 1975: 10-17 dan 30-36). Selanjutnya pada pertemuan
tahunan The American Association for the Advancement of Science (AAAS) tahun 1954,
dibentuk sebuah perkumpulan dibawah pimpinan: Ludwig Von Bertalanffy (ahli Biologi),
Kenneth Boulding (ahli Ekonomi), Anatol Rapoport (Bio-matematikus), dan Ralph Gerard
(Fisiolog). Perkumpulan tersebut oleh mereka dinamakan The Society for General Systems
Theory; yang kemudian dinamakan The Sosiety for General Systems Research.[1]
General Systems Theory adalah fenomena pertumbuhan dan evolusi. Sebagai sebuah disiplin
yang relative baru, General Systems Theory berupaya untuk mencakup sifat-sifat konseptual dari
berbagai disiplin. Sifat-sifat pokok dari General Systems Theory adalah (1) ia merupakan
pendekatan umum; (2) bersifat interdisipliner; dan (3) masih berada pada tahapan deskriptif.
Adapun ciri-ciri dari General Systems Theory adalah : (1) interdependensi/saling ketergantungan,

(2) Holism/satu kesatuan yang utuh, (3) mencari tujuan/Goal seeking, (4) Adanya Input-ProsesOutput, (5) Adanya kemungkinan enropi/penurunan atau pengurangan sumber daya karena
diperlukan untuk melakukan proses, (6) Adanya unsur regulasi/pengaturan, (7) Kegiatan
transformasi/perubahan, (8) Adanya hierarki/tingkatan, (9) Munculnya gejala diferensiasi, dan
(10) adanya unsur equifinality/kesamaan pencapaian hasil akhir.[2]
1. B.

Pengertian Judul

Definisi sangatlah penting. Ibnu Sina pernah berkomentar: “Tanpa definisi, kita tidak akan
pernah bisa sampai pada konsep.”
1. 1.

Sistem
1. Von Bertalanffy mengemukakan bahwa sistem adalah “Set of elements standing in

interrelation” (rangkaian-rangkaian terdiri dari bagian-bagian yang saling
berhubungan).[3]
2. Buyung mengemukakan bahwa sesuatu dapat disebut sebagai sistem apabila
memenuhi criteria berikut:
(1) Terdiri dari unsur, elemen atau bagian, (2) elemen-elemen, unsur-unsur atau bagian-bagain

itu satu sama lain jalin-menjalin;pengaruh-mempengaruhi;terjadi interaksi dan interpendensi, (3)
keseluruhannya terpadu menjadi kesatuan yang utuh, suatu totalitas, (4) kesatuan itu mempunyai
tujuan, fungsi atau output tertentu.[4]
1. Menurut Rusadi sistem adalah kesatuan (unity) yang terdiri dari bagian-bagian (parts,
components, elements, secondary-systems, subsystems) yang secara fungsional terkait

satu sama lain dalam ikatan super-ordinatnya yang menunjukkan suatu gerak dalam
rangka mencapai suatu tujuan tertentu.
2. Schoderbek memberikan defenisi sistem sebagai (1) satu rangkaian, (2) dari objek-objek,

(3) bersama-sama saling berhubungan, (3) antara objek-objek dan atara atribut-atribut
mereka, (5) yang berkaitan atau satu sama lain dan lingkungan mereka, (6) selanjutnya
membentuk satu keseluruhan.[5]
Jenis sistem secara umum terdiri dari sistem terbuka dan sistem tertutup (open-loop dan closedloop system). Sistem terbuka adalah sistem yang tidak memiliki sasaran, pengendalian mekanis,
dan umpan balik. Sedangkan sistem tertutup yaitu sistem yang memiliki sasaran, pengendalian
mekanis, dan umpan balik (Raymond McLeod, Jr, 2001).
INPUT
PROCESS/
TRANSFORMATION
OUTPUT

Gambar 1 Open-Loop System
INPUT
TRANSFORMATION
OUTPUT
OBJECTIVES
CONTROL
MECHANISM
FEEDBACK LOOP

Gambar 2 Closed-Loop System
Sumber : Raymond McLeod Jr., 2001; p:8
1. 2.

Informasi
1. Informasi adalah data yang telah diproses kedalam suatu bentuk yang mempunyai

arti bagi penerima dan memiliki nilai nyata yang dibutuhkan untuk proses
pengambilan keputusan saat ini maupun saat mendatang (Gordon B. Davis, 1995).
[6]
2. Budi Sutedjo mengemukakan bahwa informasi merupakan pemrosesan data yang


diperoleh dari setiap elemen sistem tersebut menjadi bentuk yang mudah
dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan dan dibutuhkan dalam
pemahaman fakta-fakta yang ada.[7]
1. 3.

Manajemen
1. Secara umum dikatakan bahwa manajemen merupakan proses yang khas terdiri

dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan
sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya (George R. Terry, 1977).[8]
2. Defenisi lain menyatakan bahwa manajemen merupakan proses perencanaan,

pengorgnisasian, kepemimpinan, dan pengawasan antaranggota organisasi dengan
menggunakan seluruh sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Stoner AF, 1998).[9]
1. 4.

Pendidikan

1. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefenisikan pendidikan sebagai proses
mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (proses,
perbuatan, dan cara mendidik).
2. UU RI No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal I ayat (1) ; pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
Negara.

3. Crow and Crow (1960) modern educational theory and practice not only are
aimed at preparation for future living but olso are operative in determining the
patern of present, day by day attitude and behavior.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka pendidikan memiliki ciri-ciri dan pokok-pokok penting
sebagai berikut:


Pendidikan adalah proses pembelajaran.




Pendidikan adalah proses sosial.



Pendidikan adalah proses memanusiakan manusia.



Pendidikan berusaha mengubah atau mengembangkan kemampuan, sikap, dan perilaku
positif.



Pendidikan merupakan perbuatan atau kegiatan sadar.



Pendidikan memiliki dampak pada lingkungan.




Pendidikan berkaitan dengan cara mendidik.



Pendidikan tidak berfokus pada pendidikan formal.
INPUT
SUMBER
HASIL
PENDIDIKAN
PROSES
PENDIDIKAN

1. Tujuan dan prioritas
2. Siswa/peserta didik
3. Manajemen

4. Struktur dan jadwal

5. Isi
6. Guru/pendidik
7. Alat bantu belajar
8. Fasilitas
9. Teknologi
10. Pengawasan mutu
11. Penelitian
12. Biaya
Gambar 3.
Diagram Komponen Pokok Sistem Pendidikan
Pengetahuan
Nilai
Tujuan yang ada
Kedudukan dan ketersedianya tenaga kerja
Factor ekonomi
Tujuan
Isi
Siswa

Pengajar

Pembiayaan
Sarana
Fisik

INDIVIDU
Isi
LEBIH MAMPU MEMENUHI KEBUTUHAN
Sebagai individu, pekerja, pemimpin, warga masyarakat, penyumbang.
KARENA PENDIDIKAN MENGEMBANGKAN
Pengetahuan, keterampilan, nilai sikap, motif, kreativitas, apresiasi budaya, tanggung jawab,
penghayatan terhadap dunia modern.
Gambar 4.
Interaksi antara Sistem Pendidikan dan Lingkungan
Dengan demikian, setelah membahas mengenai sistem informasi manajemen pendidikan secara
parsial, kemudian akan dikemukakan beberapa sistem informasi manajemen secara umum.
1. Gordon B. Davis, 1995 bahwa sistem informasi manajemen merupakan sebuah sistem
manusia dan mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi
operasi, manajemen, dan proses pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.
2. Robert W. Holmes, 1922, SIM adalah sistem yang dirancang untuk menyajikan informasi
pilihan yang berorientasi kepada keputusan yang diperlukan oleh manajemen guna

merencanakan, mengawasi, dan menilai aktivitas organisasi yang dirancang dalam
kerangka kerja yang menitikberatkan pada perencanaan keuntungan, perencanaan
penampilan, dan pengawasan semua pengendalian.

3. Robert G. Murdick, 1995, SIM adalah proses komunikasi dimana input direkam,
disimpan, dan diambil kembali untuk menyajikan keputusan yang berbentuk output
mengenai perencanan, pengoperasian, dan pengendalian.
4. Jadi, pengertian Sistem Informasi Manajemen Pendidikan adalah perpaduan antara
sumber daya manusia dan aplikasi teknologi informasi untuk memilih, menyimpan,
mengelolah, dan mengambil kembali data dalam rangka mendukung proses pengambilan
keputusan bidang pendidikan.
5. Atau dapat diartikan suatu sistem yang dirancang untuk menyediakan informasi guna
mendukung pengambilan keputusan pada kegiatan manajemen (perencanaan,
penggerakan, pengorganisasian, dan pengendalian) dalam lembaga pendidikan.
1. C.

DATA >> INFORMASI >> PENGETAHUAN

Ada banyak teknologi yang mendukung SIM baik secara online atau offline. Tapi dasar dari
aplikasi yang digunakan pada Sistiem Informasi Manajemen adalah aplikasi databese. Sistem
harus mampu mengolah data yang dikumpulkan pada database menjadi sebuah produk informasi
yang dibutuhkan penggunanya. Sistim ini juga harus bisa membagi informasi yang
diproduksinya menjadi beberapa tingkatan, sehingga setiap tingkatan hanya mendapatkan
informasi yang mereka butuhkan.
Pada sebuah Instansi, manajemen selalu terlibat dalam serangkaian proses manajerial, yang pada
intinya berkisar pada penentuan: tujuan dan sasaran, perumusan strategi, perencanaan, penentuan
program kerja, pengorganisasian, penggerakan sumber daya manusia, pemantauan kegiatan
operasional, pengawasan, penilaian, serta penciptaan dan penggunaan sistem umpan balik.
Masing-masing tahap dalam proses tersebut pasti memerlukan berbagai jenis informasi dalam
pelaksanaannya.
1. 1.

Penentuan Tujuan dan Sasaran

Dapat dinyatakan secara aksiomatis bahwa suatu organisasi dibentuk dan dikelola untuk
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam rangka penentuan juga
pencapaian tujuan tersebut maka dibutuhkan informasi-informasi yang dapat memberikan
gambaran kasar atau global tentang kecenderungan-kecenderungan yang mungkin terjadi, baik
secara internal organisasi itu sendiri maupun pada lingkungan di mana organisasi bergerak.
Informasi-informasi yang dibutuhkan tersebut secara eksternal dapat mencakup bidang politik,
keamanan, ekonomi, sosial budaya, serta arah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Secara internal informasi yang diperlukan adalah tentang produk yang akan dihasilkan dikaitkan
dengan kemampuan organisasi dalam penyediaan dan penguasaan berbagai sarana, prasarana,
dana dan sumber daya manusia.
1. 2.

Perumusan Strategi

Keseluruhan upaya pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi memerlukan strategi yang
mantap dan jelas. Salah sat instrumen ilmiah yanng umum digunakan dalam penentuan strategi

organisasi ialah analisis SWOT, yaitu Strengths (Kekuatan), Weakness (Kelemahan),
Opportunities (Peluang), dan Threats (Ancaman). Agar analisis SWOT benar-benar ampuh
sebagai instrumen pembantu dalam penentuan dan pelaksanaan strategi organisasi, diperlukan
informasi menngenai kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang mungkin dihadapi oleh
organisasi tersebut.
1. 3.

Perencanaan

Strategi yang telah dirumuskan dan ditetapkan memerlukan penjabaran melalui penelenggaraan
fungsi perencanaan. Karena perencanaan merupakan salah satu hal yang penting dalam
organisasi, perlu diketahui secepat mungkin berbagai resiko dan faktor-faktor yang dapat
menjadi penyebab kegagalan pelaksanaan tujuan dan strategi organisasi. Informasi-informasi
yang dibutuhkan dalam proses perencanaan adalah 5 W 1 H, yaitu what (apa), when (kapan),
where (di mana), who (siapa), why (mengapa), dan how (bagaimana).
1. 4.

PenyusunanProgram Kerja

Penyusunan program kerja merupakan rincian sistematis dari rencana kerja jangka waktu
menengah. Keenam pertanyaan di atas harus terjawab dalam penyusunan program kerja dimana
ia harus bersifat kuantitatif, menyatakan secara jela dan konkrit hasil yang diharapkan, standar
kinerja jelas, mutu hasil pekerjaan ditetapkan secara pasti, dan program kerja disusun sedemikian
rincinya sehingga dapat dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan operasional.
1. 5.

Pengorganisasian

Organisasi dapat didefinisikan sebagai sekelompok orang yang terikat secara formal dan
hierarkis serta bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Organisasi dapat menjadi wadah dimana sekelompok orang bergabung dan menempati wilayahwilayah tertentu untuk melakukan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya.
Organisasi dapat pula menjadi tempat berinteraksi antar anggota organisasi tersebut maupun
dengan anggota organisasi lainnya. Tolok ukur keberhasilan suatu organisasi tidak dilihat secara
inkremental dari apa yang dicapai oleh masing-masing satuan kerja melainkan dari sudut
pandang yang bersifat holistik dalam arti keberhasilan organisasi secara keseluruhan.
Penyelesaian tugas yang menjadi tanggung jawab fungsional satuan kerja tertentu memerlukan
interaksi, interdependensi dan interrelasi dengan semua satuan kerja lainnya. Tentunya proses
seperti ini memerlukan suatu sistem informasi yang baik.
1. 6.

Penggerakan SDM

Penggerakan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan fungsi yang teramat penting dalam
manajemen sekaligus paling sulit.Penggerakan SDM yang tepat dan efektif memerlukan
informasi yang handal. Misalnya, informasi tentang klasifikasi jabatan, informasi tentang uraian
dan analisis pekerjaan,informasi tentang standar mutu yang diterapkan dalam manajemen, dan
berbagai informasi lainnya yang memungkinkan satuan kerja yang mengelola SDM dalam
organisasi menyelenggarakan berbagai fungsinya dengan baik.

1. 7.

Penyelenggaraan Kegiatan Operasional

Penyelenggaraan kegiatan operasional merupakan bagian yang sangat penting dari keseluruhan
proses manajerial dan bahkan merupakan tes apakah sebuah organisasi berjalan di atas rel yang
benar atau tidak. Hal ini dikarenakan manajemen bersifat situasional dimana penerapan prinsipprinsip manajemen harus diterapkan secara universal dengan memperhitungkan faktor situasi,
kondisi, ruang dan waktu.Manajemen juga berorientasi pada hasil optimal dari segi produk,
efisiensi dan efektivitas kerja. Sehingga penyelenggaraan kegiatan operasional yang baik dan
tepat hanya akan terwujud bila didukung dengan berbagai informasi yang tepat pula.
1. 8.

Pengawasan

Pengawasan diperlukan atas pertimbangan bahwa penyelenggaraan seluruh kegiatan operasional
memungkinkan terjadi kesalahan yang berarti dapat berakibat pada tidak terwujudnya tingkat
efisiensi, efektivitas dan produktivitas yang diharapkan. Oleh karena itu, kegiatan pengawasan
jelas memerlukan sekaligus menghasilkan informasi tentang penyelenggaraan berbagai kegiatan
operasionalyang sedang terjadi.
1. 9.

Penilaian

Seperti halnya dalam pengawasan, informasi dalam proses penilaian juga sangat dibutuhkan.
Informasi ini dapat diperoleh melalau berbagai wawancara, penyebaran kuesioner kepada pihakpihak lain yang dianggap mengetahui pengetahuan mendalam tentang seluruh proses manajerial,
dan teknik-teknik lainnya yang dipandang perlu dan tepat digunakan.
1. 10.

Sistem Umpan Balik

Semua informasi yang diperoleh terutama dari hasil penilaian diumpanbalikkan kepada berbagai
pihak yang berkaitan dengan manajerial organisasi, termasuk kepada para pemodal, pemilik
saham, manajemen puncak, para pimpinan satuan usaha, dan lainnya. Hal ini penting dilakukan
supaya manajerial organisasi yang bersangkutan tetap menghasilkan efektivitas, efisiensi serta
produktivitas yang tinggi sehingga tujuan awal organisasi dapat terwujud secara maksimal.
Penjelasan di atas membuktikan bahwa informasi sangat dibutuhkan dalam pengembangan suatu
organisasi. Untuk membangun informasi yang handal dibutuhkan Sistem Informasi Manajemen
(SIM) yang mampu menampung dan mengolah data serta menghasilkan informasi yang tepat dan
akurat setiap saat. Tanpa dukungan SIM yang tangguh, maka akan sulit organisasi yang baik
akan terwujud, karena SIM menolong lembaga-lembaga bidang apapun dalam mengintegrasikan
data, mempercepat dan mensistematisasikan pengolahan data, meningkatkan kualitas informasi,
mendorong terciptanya layanan-layanan baru, meningkatkan kontrol, mengtomatisasikan
sebagian pekerjaan rutin, menyederhanakan alur registrasi atau proses keuangan, dan lain
sebagainya.

1. D.

Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
1. 1.

Lingkungan Pendidikan

Dalam dunia pendidikan, keberadaan sistem informasi merupakan salah satu komponen yang
tidak dapat dipisahkan dari aktivitas pendidikan itu sendiri. Kedua domain ini memiliki tingkat
ketergantungan yang cukup tinggi dalam membentuk karakteristik dunia pendidikan tersebut.
Kita dapat melihat pada gambar berikut:
Pengguna Jasa
Pendidikan
Masyarakat
Pesaing
Pemerintah
Penelitian &
Pengembangan
Teknologi
Pengetahuan
EKSTERNAL
INTERNAL
LEMBAGA PENDIDIKAN
SISTEM INFORMASI

Sumber
Daya
Struktur
Manusia
Proses
Software
Infrastruktur
Hardware
Aplikasi
Gambar 5
Kuadran Lembaga Pendidikan dan Sistem Informasi
Pada Ranah Internal dan Eksternal
1. 2.

Sistem Informasi Fungsional Manajemen Pendidikan

Gambar 6.
Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
1. 1.

Sistem Informasi Manajemen Keuangan
Sistem Informasi Akutansi
Subsistem Pemeriksaan Internal
Subsistem Penyelidikan Keuangan
Subsistem Ramalan Keuangan
Subsistem Pembiayaan
Subsistem Pengendalian
PENGGUNA JASA

Subsistem
Input
Subsistem
Output
INFORMASI
Sumber internal
Sumber Lingkungan

Gambar 7.

Sistem Informasi Keuangan Jasa Pendidikan

1. 2.

Sistem Informasi Manajemen Operasi dalam Pendidikan

INPUT
Kurikulum
Tenaga Kependidikan
Perlengkapan
Siswa/Mahasiswa
Guru/Dosen
Buku Ajar
PROSES
TRANSFORMASI
Manajemen
Operasi

OUTPUT
Lulusan

Gambar 8.
Proses Transformasi Jasa Pendidikan

Sistem Informasi Akutansi
Subsistem Infrastruktur Jasa
Subsistem Penyelidikan Operasi
Subsistem Operasi
Subsistem Kualitas Layanan
Subsistem Biaya
PENGGUNA JASA
Subsistem
Input
Subsistem
Output
INFORMASI
Sumber internal
Sumber Lingkungan

Gambar 9.
Model Sistem Informasi Operasi Jasa Pendidikan

1. 3.

Sistem Informasi Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan
PENGGUNA JASA

Subsistem
Input
Subsistem
Output
INFORMASI
Sistem Informasi Akutansi
Subsistem Riset Pemasaran
Subsistem Penyelidikan Pemasaran
Sumber internal
Sumber Lingkungan
Kinerja Pendidikan
Tempat & Waktu Belajar
Promosi & Edukasi

Biaya Pendidikan
Produktivitas & Kualitas
Manusia/ Penyaji Jasa
Proses Jasa Pendidikan
Keamanan & Kenyamanan

Gambar 10.
Model Sistem Informasi Pemasaran Jasa Pendidikan
1. 4.

Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia
PENGGUNA JASA

Subsistem
Input
Subsistem
Output
INFORMASI
Perencanaan SDM

Rekrutmen SDM
Penempatan SDM
Pengembangan SDM
Sistem Kompensasi
Program Pemberhentian
Sistem Informasi Akutansi
Subsistem Penelitian SDM
Subsistem Penyelidikan SDM
Sumber internal
Sumber Lingkungan

Gambar 10.
Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Pendidikan
MANAJEMEN
OPERASI

MANAJEMEN
PEMASARAN
MANAJEMEN
SDM

KONSUMEN
Dari uraian keempat sistem informasi fungsional manajemen pendidikan, menurut Lovelock
(2003) tiga fungsi manajemen merupakan peran sertal dalam melayani konsumen (pengguna jasa
pendidikan). Ketiga fungsi sentral manajemen tersebut dimainkan oleh manajemen operasi,
manajemen SDM, dan manajemenpemasaran karena fungsi manajemen tersebut langsung
berhadapat dengan pengguna jasa pendidikan (konsumen).
Gambar 10.
Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Pendidikan

[1] Nasuka, Teori Sistem; Sebagai Salah Satu Alternatif Pendekatan dalam Ilmu-ilmu Agama
Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2005), h. 15.
[2] Ibid., h. 16.
[3] Bertalanffy, General System Theory, (New York: George Braziller, 1975), h. 38.
[4] Buyung, Sistem Administrasi Negara Indonesia, (Jakarta: Karunika, 1986), h. 4.
[5]

Schoderbek, cs, Management Systems, (Texas: Plano, 1985), h. 12-15.

[6]

Lihat, Eti Rochaety, dkk., Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, (Jakarta : PT Bumi
Aksara, 2005), h. 4.
[7] Ibid.,
[8] Ibid.,

[9] Ibid., h. 5