PENGARUH INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI TER

DRAF PROPOSAL
METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI
TERHADAP KUALITAS AUDIT YANG DILAPORKAN

OLEH
Sentika Rana K.
2011310169

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap rasa syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan karunia-nyalah sehingga penulis dapat menyeleseikan
proposal skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Independensi dan Kompetensi
Terhadap Kualitas Audit yang dilaporkan“.
Tujuan penyusunan pengembangan ide riset ini untuk menempuh dan
memenuhi salah satu syarat penyeleseian mata kuliah Seminar Akuntansi untuk
starata satu (S1) Jurusan Akuntansi STIE PERBANAS SURABAYA.
Penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang mendukung dan membantu penulis selama menjalani

perkuliahan dan penyusunan proposal skripsi ini, yaitu :
1. Ibu Dyah Pujiati selaku dosen pengajar mata kuliah Metodologi Penelitian
yang berperan besar dan membantu atas proses penyusunan, penyeleseian
proposal skripsi ini melalui proses arahan dan penegetahuanya kepada
penulis.
Demikian sebuah pengantar yang singkat dari penulis, semoga proposal skripsi ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

2

Penulis

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................3
DAFTAR TABEL....................................................................................................5
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................6

BAB I.......................................................................................................................7
PENDAHULUAN...................................................................................................7
1.3

Tujuan Penelitian.....................................................................................11

1.4

Manfaat Penelitian...................................................................................12

1.5

Sistematika Penulisan..............................................................................13

BAB II....................................................................................................................15
KAJIAN PUSTAKA..............................................................................................15
2.1

Penelitian Terdahulu................................................................................15


Tabel 2.1.............................................................................................................15
2.2

Landasan Teori........................................................................................19

2.2.1 Teori Personalitas (Personality Theory)..............................................19
2.2.2

Kualitas Audit..................................................................................20

2.2.3

Kompetensi.........................................................................................22

2.2.4

Independensi.......................................................................................23

2.2.5 Hubungan Antara Independensi Terhadap Kualitas Audit...................26
2.2.6


Hubungan Antara Kompetensi Dengan Kualitas Audit......................27

2.3

Kerangka Pemikiran................................................................................28

3.4

Hipotesis..................................................................................................28

BAB III..................................................................................................................29
METODE PENELITIAN.......................................................................................29
3.1

Rancangan Penelitian..............................................................................29

3.2

Batasan Penelitian...................................................................................29


3.3

Identifikasi Variabel................................................................................29
4

2.4

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel.......................................30

3.5

Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel................................32

3.6

Metode Pengumpulan Data.....................................................................32

3.7


Teknik Analisis Data...............................................................................33

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................39

5

DAFTAR LAMPIRAN

1. Tabel 1

Daftar KAP yang menjadi Sampel dalam Penelitian ini ……...40

2. Tabel 2

Kuisioner yang digunakan ............................………………….46

6

DAFTAR GAMBAR


1. Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran……………………………………...22

2. Gambar 3.1

Daerah penolakan dan penerimaan Ho Uji F…………….30

3.

7

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Sekarang ini Jasa audit untuk memeriksa laporan keuangan menjadi jasa
yang paling dikenal oleh masyarakat luas dibanding jasa lainnya dan paling

banyak di gunakan jasanya oleh banyak perusahaan dan pihak lain yang
memiliki kepentingan pada jasa ini sebagai salah satu bentuk penilaian
perusahaan dalam mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan tujuan
perusahaan.
Akuntan public dapat menjadi pihak ketiga atau perantara yang
menghubungkan antara manajemen perusahaan dengan pihak luar yang
memiliki kepentingan untuk memberikan keyakinan bahwa laporan
keuangan yang disajikan manajemen dapat dipercaya sebagai dasar dalam
membuat keputusan.
Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan
jasa lainnya yang diberikan oleh akuntan public inilah yang akhirnya
mengharuskan akuntan public memperhatikan kualitas audit yang
dihasilkannya. Adapun pertanyaan dari masyarakat tentang kualitas audit
yang dihasilkan oleh akuntan public semakin besar setelah terjadi banyak
skandal yang melibatkan akuntan publik.
Melakukan audit laporan keuangan suatu perusahaan harapanya
untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti yang objektif mengenai
8

pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi dan

sebagai salah satu bagian dari pengawasan, dengan tujuan untuk
menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria
yang telah ditetapkan. Dari hasil audit inilah, kemudian auditor menarik
kesimpulan dan memberikan pendapat berupa opini dengan menyampaikan
kesimpulanya kepada pemakai yang berkepentingan yaitu perusahaan.
Melakukan audit harus di lakukan oleh auditor harus di dasarkan
pada standar audit yang telah ditetapkan oleh Ikatan Publik Indonesia (IAPI)
mengenai standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan
serta kode etik yang harus di miliki oleh seorang auditor seperti intergritas
tinggi, obyektifitas, independensi, kompetensi auditor dan pengalaman
auditor, profesionalisme (IAI, 2001[ CITATION Ika01 \l 1033 ]). Karena hal
ini dapat berpengaruh pada hasil kualitas audit yang dilaporkan bisa terjadi
kesalahan dalam mengungkapkan opini auditor dan tidak tepatnya dalam
mengambil keputusan.
Mengaudit auditor harus memiliki sikap independensi dengan
menjunjung tinggi sikap kode etik dan profesi akuntansi yang tidak mudah
berpihak kepada siapapun, agar audit yang di hasilkan dapat berkualitas
auditor harus selalu objektif dalam mengaudit. Hal ini didukung dengan
dengan hasil penelitian terdahulu[ CITATION Law12 \l 1033 ][ CITATION
Sar12 \l 1033 ],[ CITATION Yos12 \l 1033 ],[ CITATION Res13 \l 1033 ]

bahwa Independen memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
kualitas audit yang dilaporkan audit. Jadi Independensi menjadi salah satu

9

indicator berupa sikap yang harus dimiliki auditor untuk dapat menjamin
kualitas audit yang dilaporkan dapat dipercayai. Karena dengan tidak
adanya independen maka berpengaruh terhadap kualitas hasil audit yang
dilaporkan rendah dan kemungkinan ketidakmampuan auditor dalam
mendeteksi pelanggaran yang terjadi dalam memeriksa laporan keuangan
klien.
Auditor yang berkompeten apabila memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang cukup untuk melakukan audit secara objektif, cermat dan
seksama (RestuAgusti, 2013). Seorang auditor harus memiliki kompetensi
di sini artinya memiliki mutu personal yang baik, pengetahuan yang
memadai, serta keahlian khusus di bidangnya untuk menambah pengetahuan
mengenai bidang auditing dan akuntansi, sehingga dengan hal ini akan
sejalan dengan bertambahnya pengalaman auditor yang mampu mendeteksi
pelanggaran yang terjadi saat memeriksa laporan keuangan klien. Dengan
begitu auditor akan bisa menghasilkan kualitas audit yang dilaporkan

dengan baik dan maksimal. Pengalaman juga memberikan dampak pada
setiap keputusan yang diambil dalam pelaksanaan audit sehingga
diharapkan setiap keputusan yang diambil merupakan keputusan yang tepat
sebagai pendukung pengukur kompetensi auditor dalam melaksanakan
tugasnya. Independensi dan kompetensi menjadi salah satu sikap yang harus
melekat pada diri auditor. Kompetensi auditor didukung oleh pengetahuan,
dan kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas. Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian terdahulu [ CITATION Fen12 \l 1033 ], (Yossi,

10

2012), (Restu, 2013) bahwa kompetensi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kualitas audit yang dilaporkan. Jadi kompetensi merupakan salah
satu indicator yang mendukung untuk menciptakan kualitas audit yang
dilaporkan oleh auditor.
Restu (2013), mendifinisikan Kualitas audit merupakan segala
kemungkinan dimana auditor pada saat mengaudit laporan klien dapat
menemunakan pelanggaran yang terjadi dalam system akuntansi klien dan
melaporkanya dalam bentuk laporan keuangan auditan, dimana dalam
melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing
dan kode etik akuntan public yang relevan. Kualitas hasil kerja yang di
laporkan oleh seorang auditor ialah berhubungan dengan seorang auditor
menemukan dan melaporkan tentang adanya pelanggaran dalam sistem
akuntansi kliennya dan seberapa baik sebuah pekerjaan diselesaikan dengan
sesuai target. Untuk auditor, kualitas kerja dilihat dari kualitas audit yang
dihasilkan yang dinilai dari seberapa banyak auditor memberikan respon
yang benar dari setiap pekerjaan audit yang diselesaikan. Kualitas dari hasil
pekerjaan auditor dapat dipengaruhi oleh rasa kebertanggungjawaban
(akuntabilitas) yang dimiliki auditor dalam menyelesaikan pekerjaan audit.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
pengaruh pengalaman dan kompetensi yang di miliki auditor dapat
berpengaruh pada kualitas hasil pemeriksaan audit yang di laporkan milik
klien.

11

Membuktikan apakah pengalaman auditor dan kompetensi auditor
dapat menjadi jaminan atau tidak menjadi jaminan untuk dapat berpengaruh
pada kualitas hasil pemeriksaan audit yang di laporkan. Sehingga peneliti
lebih termotivasi untuk melakukan penelitian langsung untuk dapat
membuktikan kebenaranya.

1.2

Rumusan Masalah
Dari hasil penguraian latar belakang masalah di atas dapat diambil
perumusan masalahnya mengenai :
1. Apakah independensi dapat menjadi jaminan atau tidak menjadi
jaminan untuk berpengaruh terhadap kualitas audit yang dilaporkan ?
2. Apakah kompetensi dapat menjadi jaminan atau tidak menjadi
jaminan untuk berpengaruh terhadap kualitas audit yang dilaporkan?

1.3

Tujuan Penelitian
Dari latar belakang masalah yang sudah di jelaskan, maka penelitian ini
bertujuan untuk :
1. Mengetahui apakah independensi dapat menjadi jaminan atau tidak
menjadi jaminan untuk berpengaruh pada kualitas audit yang
dilaporkan
2. Mengetahui apakah kompetensi dapat menjadi jaminan atau tidak
menjadi jaminan untuk berpengaruh pada kualitas audit yang
dilaporkan

12

1.4

Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini mengambil tema mengenai pengaruh independensi
dan kompetensi auditor terhadap kualitas audit yang dilaporkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi peneliti
Sebagai syarat memenuhi salah satu mata kuliah metodologi
penelitian untuk jurusan akuntansi di STIE Perbanas Surabaya, serta
dapat memberikan manfaat dan wawasan baru mengenai mengenai
hal-hal yang harus dimiliki oleh seorang auditor seperti independensi
dan

kompetensi

berpengarug

terhadap

kualitas

audit

yang

dilaporkan.
2. Bagi kantor akuntan public (KAP)
Dari hasil penelitian ini semoga dapat memberikan manfaat bagi
KAP dalam meningkatkan kinerja para auditornya dan meningkatkan
kualitas kinerja audit yang di hasilkan oleh para auditor eksternal
serta menjadi bahan evaluasi untuk dilakukan pengembangan etika
profesi para akuntan publik.
3. Bagi STIE Perbanas
Dari

hasil

penelitian

diharapakan

dapat

dijadikan

sebagai

penambahan koleksi di perpustakaan sebagai bahan literatur
pembanding atau bahan acuan bagi mahasiswa yang mengambil
judul yang sama sebagai bahan penelitian yaitu dengan meringkas

13

dari penelitian terdahulu kemudian diuraikan dengan landasan teoriteori penelitian serta hipotesisnya.

1.5

Sistematika Penulisan
BAB I

: PENDAHULUAN
Pada bab satu pendahuluan ini berisikan mengenai latar
belakang

masalah

penelitian,

rumusan

masalah

penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penelitian.
BAB II

: LANDASAN TEORI
Pada bab dua ini akan diuraikan mengenai tinjauan
pustaka yang menguraikan atau mengungkapkan tentang
penelitian terdahulu, yang mana sebagai rujukan serta
bahan pembanding dalam penelitian ini. Selain itu berisi
pula landasan teori yang berkaitan dengan audit yang
mendasari penelitian serta sebagai kerangka pemikiran
dan hipotesis penelitian

BAB III

: METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab tiga ini akan menjelaskan mengenai Rancangan
penelitian, Batasan penelitian, identivikasi variabel,
definisi operasional dan pengukuran variabel, populasi
sampel dan Teknik pengambilan sampel. Bagaimana

14

Data didapat, metodepengumpulan data, dan Teknik
Analisis data yang digunakan dalam penelitian.

15

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1

Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1
No.
1.

Nama peneliti
(thn)
Law Tjun-Tjun,
Elyzabet Indrawati
Marpaung, Santy
Setiawan (2012)

Variabel peneliti

Hasil penelitian

Variabel
independen :
kompetensi,
independensi

1. Kompetensi Auditor
berpengaruh secara
signifikan terhadap
kualitas audit. Hal ini
terlihat dari hasil uji
regresi yang
menunjukkan nilai
signifikansi 0,048 < 0,05.
2. Independensi Auditor
tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap
kualitas audit. Hal ini
terlihat dari hasil uji
regresi yang
menunjukkan nilai
signifikansi 0,118 > 0,05.
3. Kompetensi dan
Independensi Auditor
berpengaruh terhadap
kualitas audit. Hal
initerlihat dari hasil uji
regresi yang
menunjukkan nilai
signifikansi 0,037 < 0,05.
1. Secara simultan variabel
dependen (independensi,
pengalaman,
due
professional care, dan
akuntabilitas)
memiliki
pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap
variabel
dependen
(kualitas audit).
2. Secara parsial variabel

Variabel
dependen :
kualitas audit

2.

Saripudin, Netty
Herawaty, Rahayu
(2012)

Variabel
independen :
Independensi,
Pengalaman, Due
professional care ,
akuntabilitas

16

3.

Yossi Septriani
(2012)

Variabel
dependen :
kualitas audit

independensi,
pengalaman
dan
akuntabilitas
auditor
berpengaruh positif dan
signifikan
terhadap
kualitas audit.
3. Secara parsial variabel
due professional care
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
kualitas auditor. Sehingga
due professional care
yang
dimiliki
auditor
belum
tentu
meningkatkan
kualitas
audit yang dihasilkan.

Variabel
independen :
kompetensi,
independensi

1. Independensi
berpengaruh secara
signifikan terhadap
kualitas audit oleh
auditor KAP sehingga
dapat disimpulkan bahwa
semakin independen
seorang auditor dalam
melaksanakan tugasnya
akan semakin baik pula
kualitas auditnya.
2. Independensi dan
kompetensi auditor
secara simultan
berpengaruh signifikan
terhadap kualitas audit
yang dilakukan oleh
auditor KAP.

Variabel
dependen :
kualitas audit

4.

Abdul H. , Sutrisno
T. , Rosidi, M.
Achsin (2014)

Variabel
independen :
Effect of Auditor
Competence(X1) ,
Effect of Auditor
Independence
(X2) , Audit Time
Budget (X3) ,
Professional
Commitment (X4)
Variabel
dependen :
Audit Quality (Y1)
17

1. Kompetensi auditor
mempunyai pengaruh
positif terhadap kualitas
audit.
2. Auditor independen
mempunyai pengaruh
positif terhadap kualitas
audit.
3. Audit time budget
weaken berpengaruh
pada kompetensi auditor
dalam kualitas audit.

5.

Feny Ilmiyati,
Yohanes Suhardjo
(2012)

6.

Dr A. O. Enofe, Dr
C. Nbgame ,
Okunega E. C ,
Ediae O. O (2013)

7.

Restu Agusti dan
Nastia
Putri
Pertiwi (2013)

Akuntabilitas
(motivasi,
kewajiban
sosial ) ,
Kompetensi
(pengetahuan,
pengalaman
kerja) , Kualitas
Audit (besarnya
kompensasi,
pemahaman
terhadap sistem
informasi
akuntansi klien)

1. Motivasi seorang auditor
berpengaruh signifikan
terhadap kualitas audit,
sehingga semakin tinggi
motivasi yang dimiliki
auditor maka akan
semakin baik kualitas
audit yang dihasilkan,
2. Kewajiban sosial dalam
melaksanakan audit
berpengaruh positif
terhadap kualitas audit.
3. Pengalaman dalam
melaksanakan audit
berpengaruh positif
terhadap kualitas audit,
sehingga semakin
berpengalaman seorang
auditor maka akan
semakin baik kualitas
audit yang dihasilkan.
Imbalan jasa audit 1. Artikel ini diciptakan
(y) , board
untuk memastikan
independence
hubungan anatara
(X2) , ownership
independensi auditor dan
structure (X1) ,
kualitas audit.
audit tenure (X3)
Sehubungan dengan
aliran kualitas penelitian
menerima banyak
perhatian karena
signifikansinya terhadap
profesi audit.
Kompetensi,
1. Pengujian hipotesis
Independensi,
menunjukkan bahwa
Profesionalisme ,
variabel Kompetensi,
kualitas audit
Independensi, dan
Profesionalisme memiliki
pengaruh terhadap
kualitas audit.
2. Hasil pengujian koefisien
determinasi (R2)
memberikan pengertian
bahwa kualitas audit
dipengaruhi oleh
kompetensi,
independensi, dan
profesionalisme.

18

8.

Elisha Muliani
Singgih , Icuk
Rangga Bawono
(2010)

Variabel
independen :
Independensi,
pengalaman, due
professional care,
akuntabilitas
Variabel
Dependen :
kualitas audit

9.

Afif Bustami
(2013)

Variabel
independen :
Independensi,
akuntabilitas,
professionalisme
Variabel
dependen :
Kualitas audit

10.

Putu Septiani
Futri,
Gede Juliarsa
(2014)

Variabel
independen :
Independensi,
akuntabilitas,
professionalisme,
etika profesi,
19

1. Independensi,
pengalaman, due
professional care dan
akuntabilitas secara
simultan berpengaruh
terhadap kualitas audit.
2. Semua variabel
independen berpengaruh
secara parsial terhadap
kualiats audit , kecuali
pengalaman.
1. Independensi
berpengaruh signifikan
terhadap kualitas audit.
Hasil penelitian ini dapat
dijelaskan oleh besarnya
tingkat signifikansi
variabel independensi
sebesar 0,004 < 0,05.
Hasil penelitian ini
konsisten dengan hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Alim et al. (2007),
Sukriah et al. (2009), dan
Christiawan (2005) yang
menyatakan bahwa
independensi
berpengaruh secara
signifikan terhadap
kualitas audit, dimana
kompetensi tersebut
terdiri menjadi dua
dimensi, yaitu
pengalaman dan
pengetahuan.
2. Variabel akuntabilitas
memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap
kualitas audit. Hasil
penelitian ini dapat
dijelaskan oleh besarnya
tingkat signifikansi
variabel akuntabilitas
sebesar 0,033 < 0,05.
1) Independensi tidak
berpengaruh terhadap
kualitas audit.

pengalaman,
kepuasan kerja
Variabel
dependen :
Kualitas audit

2) Profesionalisme tidak
berpengaruh terhadap
kualitas audit.
3) Tingkat pendidikan
profesionalisme
berpengaruh positif
terhadap kualitas audit.
4) Etika profesi berpengaruh
positif terhadap kualitas
audit.
5) Pengalaman berpengaruh
tidak berpengaruh
terhadap kualitas audit.

2.2

Landasan Teori
2.2.1 Teori Personalitas (Personality Theory)
Menurut [ CITATION Gor98 \l 1057 ], personalitas adalah
organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang
menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya. Inti dari personalitas adalah mengenai bagaimana seorang
dapat menyesuaikan diri. Dimana penyesuaian diri merupakan suatu
proses respons individu yang baik yang bersifat perilaku maupun mental
dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuan dari dalam diri. Personalitas
sering digambarkan dalam sifat-sifat terukur yang ditunjukkan seseorang.
Terdapat beberapa faktor penentu personality seseorang, antara lain
yaitu keturunan, lingkungan dan situasi. Keturunan mengacu pada faktor
genetis seorang individu, seperti siapa orang tuanya dan bagaimana sifat

20

dan sikap dari orang tua individu tersebut. Sedangkan lingkungan
merupakan tempat dimana indiividu tersebut tumbuh dan dibesarkan.
Norma dalam keluarga, teman, dan kelompok sosial serta pengaruhpengaruh lain yang diperoleh oleh individu secara alami memiliki peran
penting dalam membentuk perosnality seseorang. Selain itu, situasi dapat
mempengaruhi personality seseorang, simana situasi itu dapat tercipta atas
peran individu itu sendiri dan juga lingkungan disekitanya.
Dalam

penelitian

ini,

teori

personalitas

dapat

membantu

menggambarkan bagaimana seorang auditor mampu mengelola dan
menerapkan kemampuan yang dimilikinya serta mempertahankan sikap
independensi

untuk

menghasilkan

kinerja

yang

berkualitas

dan

profesionalisme yang tinggi. Dengan adanya seorang auditor yang
memiliki kompetensi dan independensi yang tinggu maka diharapkan tidak
akan terjadi kecurangan dalam laporan keuangan yang dibuat oleh
manajemen.

Sehingga

pelaksanaan

audit

yang

berkualitas

akan

menghasilkan sebuah informasi yang relevan dan berguna bagi seluruh
pemakai laporan keuangan.
2.2.2

Kualitas Audit
Kualitas audit merupakan kunci sebuah keberhasilan dari sebuah

organisasi untuk menciptakan pencitraan nama baik dari KAP itu sendiri.
Kualitas audit sangat sulit diukur secara objektif, kualitas audit yang
diberikan berupa jasa. Oleh karena itu banyak peneliti melakukan
penelitian mengenai kualitas audit dengan cara yang berbeda dan

21

pengukuran yang berbeda juga. AAA Financial Accounting Standard
Committee (2000) menyatakan bahwa :
“kualitas audit ditentukan oleh 2 hal yaitu kompetensi (keahlian) dan
independensi, kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas
dan secara potensial saling mempengaruhi. Lebih lanjut, persepsi
pengguna laporan keuangan atas kualitas audit merupakan fungsi dari
persepsi mereka atas independensi dan keahlian auditor”.
Auditor dituntut memberikan pendapatan tentang kewajaran dari
laporan keuangan yang sudah dibuat oleh klien. Untuk menjalankan
fungsinya sebagai auditor sering mendapatkan masalah yang berkaitan
dengan kepentingan manajemen perusahaan. Kebanyakan manajemen
perusahaan selalu menginginkan kinerjanya berhasil tanpa ada kecurangan
oleh sebab itu, seringkali auditor mendapatkan tekanan dari klien agar
laporan keuangan yang diauditnya dapat sesuai dengan apa yang
diinginkan degan klien. Tetapi untuk dapat memenuhi kualitas audit yang
baik maka seorang auditor harus menjalankan profesinya harus
menjalankan sesuai dengan kode etik akuntan, standar profesi dan standar
keuangan yang berlaku. Untuk itu, setiap auditor harus dapat
mempertahankan sikap independensi, integritas dan objektifitas dalam
melaksanakan tugasnya, dengan jujur, tegas, tanpa tekanan sehingga dapat
bersikap adil.
Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan kualitas audit menurut
[ CITATION MNi071 \l 1057 ]:

22

1.

Lamanya waktu auditor melakukan pemeriksaan terhadap suatu
perusahaan, semakin lama seorang auditor telah melakukan audit
pada klien yang sama maka kualitas audit yang dihasilkan semakin
rendah.

2.

Jumlah klien, semakin banyak jumlah klien maka kualitas audit akan
semakin baik karena auditor dengan jumlah klien yang banyak akan
berusahan menjaga reputasinya.

3.

Kesehatan keuangan klien, semakin sehat kondisi keuangan klien
maka akan ada kecenderungan klien tersebut menekan auditor untuk
tidak patuh terhadap standar.

4.

Review oleh pihak ketiga, kualitas audit akan meningkatkan auditor
tersebut mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan direview oleh
pihak ketiga.

2.2.3

Kompetensi
Kompetensi auditor adalah auditor yang dengan pengetahuan dan

pengalamanya yang cukup eksplisit dapat melakukan audit secara objektif,
cermat dan seksama (Pertiwi, 2013). Sesuai dengan standar umum yang
ditentukan, bahwa auditor harus memiliki pengetahuan dan pengalaman
yang cukup baik karena seorang auditor bertugas sebagai seorang ahli
dalam bidang auditing dan akuntansi, industry klien. Pencapaian keahlian
dimulai dengan pendidikan formal, yang selanjutnya diperluas melalui
pengalaman dalam praktik audit. Selain itu, akuntan publik harus

23

menjalani pelatihan teknis yang cukup yang mencakup aspek teknis
maupun pendidikan umum. Dalam standar umum telah dijelaskan bahwa
seorang auditor dalam menjalankan tugasnya dalam mengaudit dan
penyusunan audit wajib mengunakan kemahiran profesionalisme dengan
cermat dan seksama. Oleh karena itu auditor di tuntut untuk dapat
meningkatkan

kompetensinya

dengan

memperoleh

pengalaman

profesionalnya dengan mendapatkan supervisi memadai dan riview atas
pekerjaannya dari atasannya yang lebih berpengalaman. Karena dengan
meningkatnya pengetahuan yang maksimal dimiliki oleh seorang auditor
maka akan dapat sejalan berkembangnya pengalaman yang dimiliki
auditor menjadi kompeten di bidangnya dan mampu dalam mendeteksi
titik-titik kelemahan untuk ditemukanya kekeliruan dalam mengaudit
sehingga terciptalah kualitas audit yang berkualitas pula.
2.2.4

Independensi
Dalam standar Profesi Akuntan Publik (IAI, 2001) menjelaskan

bahwa Independensi itu tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan
pekerjaanya untuk kepentingan umum (dibedakan dalam praktik sebagai
auditor internal), dengan demikian ia tidak dibernarkan memihak kepada
kepentingan siapapun, sebab bilaman tidak demikian halnya, sikap tidak
memihak yang justru penting untuk mempertahankan kebebasan
pendapatnya”. Oleh katrena itu sikap independensi harud dipegang teguh
dalam menangani tugas dalam mengaudit. Independensi dapat diproksikan
menjadi empat variabel yaitu :

24

25

1. Lama hubungan dengan klien
Hal ini dilakukan untuk auditor dalam membatasi hubungan
istimewa antara klien dengan auditor untuk meminimalkan skandal
kecurangan dalam akuntansi. Karena apabila auditor semakin dekat
dengan klien maka dapat membuat auditor menjadi kurang tegas
dalam menjalankan tugasnya dan tidak menjunjung tinggi sikap
independensi. Jadi, semakin rendah hubungan dengan klien maka
akan sikap independensi auditor menjadi semakin tinggi dan
sebaliknya apabila semakin lama hubungan dengan klien maka sikap
independensi auditor semakin menurun.
2. Tekanan dari klien.
Tekanan biasanya terjadi saat klien menginginkan agar auditor
memberikan pendapatnya secara wajar atau konflik ini dapat timbul
apabila auditor dengan klien tidak sependapat atas pelaporan
keuangan yang telah dibuat oleh manajemen. Sehingga klien akan
bertindak tidak sesuai aturan, misalnya mempengaruhi auditor untuk
melanggar kode etik profesi seperti memberikan fee diluar
kesepakatan, pemberian opini atau pendapat yang tidak sesuai
dengan kondisi klien yang sebenarnya. Jadi, semakin tinggi tekanan
klien maka akan semakin rendah sikap independensi auditor dan
sebaliknya jika semakin rendah tekanan klien maka akan semakin
tinggi sikap independensi auditor.

26

3. Telaah dari rekan auditor.
Hal ini biasanya dilakukan untuk meningkatkan kualitas jasa
akuntansi dan audit dengan cara memonitor kinerja auditor untuk
dapat memberikan hasil kepada klien dengan transparasi yang sesuai
dengan kode etik dan sesuai kodisi klien sebenarnya. Telaah dari
auditor biasanya dilakukan oleh supervisor dari KAP itu sendiri.
Jadi, semakin tinggi telaah dari rekan auditor maka akan semakin
tinggi independensi auditor dan sebaliknya jika telaah dari rekan
auditor itu rendah maka akan semakin rendah independensi seorang
auditor.
4. Jasa non-audit.
Jasa non-audit adalah jasa yang diberikan oleh KAP selain jasa audit
yaitu jasa perpajakan, jasa konsultasi manajemen. Dengan adanya
jasa non-audit ini, dapat mengurangi aktifitas dari seorang auditor
untuk mengaudit laporan keuangan klien melainkan secara langsung
auditor terlibat dalam aktivitas manajemen klien. Jadi, semakin
rendah jasa non-audit maka akan semakin tinggi independensi
auditor dan sebaliknya jika semakin tinggi jasa non-audit maka akan
semakin rendah independensi dari seorang auditor.
Jadi, dari empat faktor yang dapat mempengaruhi independensi maka akan
dapat menjelaskan bahwa semakin baik independensi seorang auditor
maka akan semakin baik kualitas audit yang dihasilkan.

27

2.2.5 Hubungan Antara Independensi Terhadap Kualitas Audit
Independensi merupakan sikap yang harus dimiliki oleh auditor
untuk tidak memiliki kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugasnya
karena dengan posisi auditor yang independen banyak menimbulkan
dilematis baginya yang dapat melanggar standar profesi sebagai acuan
dalam melakukan tugasnya. Profesi auditor yang independen apabila
seorang auditor memiliki cara pandang yang tidak memihak siapapun
dalam pelaksanaan pengujian evaluasi hasil pemeriksaan dan penyusunan
laporan audit. Hal ini, harus dilakukan oleh auditor dengan tujuan agar
menambah kredibilitas laporan yang disajikan oleh manajemen, karena
bila auditor tidak bersikap independen maka kualitas hasil audit tidak baik,
sehingga opini yang dihasilkan auditor tidak dapat memberikan tambahan
yang berguna bagi klien. Auditor harus memiliki kemampuan untuk dapat
mengumpulkan setiap bukti-bukti atau informasi mendukung yang
dibutuhkan untuk pengambilan keputusan audit. Untuk itu pemisahan
tugas, antara pemberi jasa audit dengan pemberi jasa non audit dapat
membantu meningkatkan sikap independensi dari seorang auditor agar
dapat mengahasilkan kualitas audit yang baik. Sehingga semakin tinggi
sikap independensi auditor maka akan semakin baik kualitas hasil audit
yang dilaporkan.

28

2.2.6

Hubungan Antara Kompetensi Dengan Kualitas Audit
Kompetensi auditor adalah seorang auditor yang memiliki

pengalaman dan pengetahuan yang cukup dalam mengaudit klien secara
objektif, seksama dan cermat. Auditor dalam melaksanakan tugasnya
diwajibkan untuk selalu meningkatkan pengetahuan yang dimiliki agar
pengetahuan yang didapat dapat diterapkan secara maksimal dalam
praktiknya karena dengan pengetahuan yang tinggi akan dapat berjalan
seimbang dengan bertambahnya pengalaman yang dimiliki sehingga
auditor menjadi lebih kompeten dalam bidangnya. Selain harus
meningkatkan pengetahuannya, auditor juga harus dapat berinteraksi atau
berkomunikasi dengan baik agar dapat memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam tugas auditnya. Dalam mencapai kompetensi yang baik,
dapat diukur dengan pendidikan umum yang tinggi diikuti pendidikan
khusus, pelatihan dan ujian profesional dalam subjek-subjek yang relevan
dan pengalaman kerja. Dengan kompetensi yang dimiliki auditor dapat
mempengaruhi kulitas audit yang dihasilkan. Semakin baik kompeten yang
dimiliki oleh auditor maka semakin tinggi kualitas audit yang dihasilkan.

29

2.3

Kerangka Pemikiran

Independensi
Kualitas Auditor
Kompetensi

Gambar 2.1
KerangkaPemikiran

2.4

Hipotesis
H1 : Independensi dapat menjadi jaminan untuk berpengaruh pada kualitas
audit yang dilaporkan
H2 : Kompetensi dapat menjadi jaminan untuk berpengaruh pada kualitas
audit yang dilaporkan

30

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1

Rancangan Penelitian
1. Dilihat dari segi tujuannya penelitian ini menggunakan jenis penelitian
kuantitatif karena jenis penelitian ini menggunakan penelitian
behavior research/ meneliti sikap atau perilaku dari seorang auditor
yang nanatinya akan diperoleh jawaban berupa angka dari berbagai
pertanyaan yang diajukan kepada auditor yang kerja di KAP.
2. Penelitian ini menggunakan pengumpulan data sekunder dan primer.
Data primer yang dimaksud berupa penyebaran kuesioner dan data
sekunder yang di dapat melalui penelitian terhaduhu, kepustakaan
literatur yang mendukung dan jurnal.

3.2

Batasan Penelitian
Untuk membatasi kajian penelitian yang semakin luas, maka
penelitian ini hanya merujuk atau membahas mengenai independensi dan
kompetensi terhadap kualitas audit. Agar diperoleh hasil penelitian yang
maksimal dan terfokus.

31

3.3

Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini menggunakan variabel independen yang digunakan
adalah :
1. Independensi

(X1)

2. Kompetensi

(X2)

Variabel dependen yang digunakan adalah :
1. Kualitas audit

2.4

(Y)

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Untuk mengarahkan pengumpulan, pengolahan dan analisis data
yangbersifat kuantitatif, dalam penelitian ini dirumuskan sejumlah definisi
operasionalberikut:
Tabel 3.1
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

No
1

Variabel
Independen

Definisi Variabel
Independensi adalah

Indikator
1. Lama hubungan

Pengukuran
Skala likert dari

(X1)

sikap mental yang

dengan klien.
2. Tekanan dari

jawaban 1 – 5

bebas dari pengaruh,
klien.
tidak dikendalikan dan 3. Telaah dari rekan
tidak tergantung pada
2

Kompetensi

pihak lain.
Kompetensi adalah

(X2)

keahlian profesional
32

auditor.
4. Jasa Non-audit.
1. Pengetahuan
2. Pengalaman

Skala likert
denagan

yang dimiliki oleh

jawaban 1-5

auditor sebagai hasil
dari pendidikan
formal, ujian
profesional maupun
keikutsertaan dalam
3

Kualitas

pelatihan.
Kualitas audit

audit (Y)

merupakan

1. Besarnya

Skala likert

kompensasi
2. Pemahaman

denagan

kemungkinan auditor

jawaban 1-5
sistem akuntansi

saat mengaudit
klien.
3. Komitmen

laporan keuangan
klien, danmenemukan
pelanggaran dalam

menyelesaikan
audit.
4. SPAP sebagai

sistem akuntansi klien
dan melaporkannya
dalam laporan

pedoman.
5. Tidak mudah
pernyataan klien.
6. Pengambilan

keuangan auditan,
keputusan
dengan berpedoman
pada standar auditing
dan kode etik akuntan
publik yang relevan.

33

3.5

Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja
pada KAP di Surabaya.Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
auditor yang bekerja pada KAP di Surabaya.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode
purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan kriteria dalam
penelitian. Kriteria - kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
1. Responden tidak dibatasi oleh jabatan auditor pada KAP, sehingga
semua auditor yang bekerja di KAP dapat diikutsertakan sebagai
responden.
2. Memiliki pengalaman di KAP minimal 2 tahun.
3. Berdasarkan pada kesediaan KAP menerima permohonan pengisian
kuesioner untuk penelitian ini.

3.6

Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan data
primer dan data sekunder. Data primer dapat diperoleh dari hasil pengisian
kuesioner oleh auditor yang bekerja dalam KAP dengan mengajukan
beberapa pertanyaan dengan kriteria tertentu yang bersifat tertutup maupun
terbuka dengan menggunakan pengukuran skala likert jawaban dari 1
sampai 5 dengan memilih satu jawaban yang dianggap responden sesuai
sebagai pendapat. Data dikumpulkan dengan kuesioner dapat diantar
34

langsung maupun melalui pos dan pengiriman kuesioner disertai dengan
surat permohonan serta penjelasan tentang tujuan penelitian yang
digunakan. Sedangkan data sekunder dapat diperoleh dari studi
kepustakaan, megumpulkan literatur yang mendukung dan jurnal dari
peneliti terdahulu.
Tabel 3.3
Penilaian Skor Pertanyaan Kuesioner
Jawaban

Nila

Sangat tidak setuju (STS)
Tidak setuju (TS)
Netral (N)
Setuju (S)
Sangat Setuju (SS)

3.7

i
1
2
3
4
5

Teknik Analisis Data
1. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menguji Kualitas Data (uji validitas dan uji reabilitas). Uji
Kualitas Data dilakukan untuk meyakinkan kualitas data yang akan
diolah yang terdiri dari pengujian realibiltas dan uji validitas. Uji
Reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indicator dari variabel atau konstruk. Criteria pengambilan
keputusan dapat dikatakan reliable atau handal jika jawaban
responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil. Variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.70. Uji

35

Validitas adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur sah/valid
tidaknya suatu kuesioner. Kriteria pengambilan keputusan dikatakan
valid ditentukan dengan nilai r hitung > nilai r tabel, dimana untuk
menentukan r hitung dapat dilihat dari nilai Corected Item Total
Correlation [ CITATION Pro11 \l 1033 ]
2. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menguji hipotesis adalah dengan Regresi Linier Berganda.
Regresi linier berganda alat untuk menguji apakah variabel
independen berpengaruh variabel dependen. Berikut adalah rumus
dalam persamaan regresi linier berganda :
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + e
Keterangan :
Y : variabel kualitas audit
β0 : koefisien variabel
β1 : koefisien variabel independensi
β2 : koefisien variabel kompetensi
e

: error

a. Melakukan Uji Serempak (Uji F) untuk melihat signifikan
tidaknya pengaruh variabel bebas X1, X2secara bersama-sama
terhadap variabel tergantung Y.
Langkah pengujianya adalah sebagai berikut :
1. Merumuskan formulasi atau uji hipotesis

36

Ho : β1 = β2 = 0, berarti semua variabel bebas yang terdiri dari
(X1, X2) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang tidak
signifikan terhadap variabel tergantung (Y).
H1 : β1 ≠ β2 ≠ 0, berarti semua variabel bebas yang terdiri dari
(X1, X2) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel tergantung (Y).
2. Menentukan taraf signifikan (α) sebesar 0.05
3. Menentukan daerah penerimaan dan penolakan Ho.

Daerah penolakan dan penerimaan Ho Uji F
4. Menghitung statistik uji F dengan program SPSS dan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :

SSR/K
SSE/(n-k-1)

Keterangan :
SSR = Sum of Square From Regression
SSE = Sum of Square From Sampling Error
n

= jumlah responden

k

= jumlah variabel bebas

5. Menarik Kesimpulan

37

Kesimpulan Ho diterima dan ditolak berdasarkan pada hasil
perbandingan antara F hitung dan F tabel degan kriteria
pengujian sebagai berikut :
-

Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan H1 ditolak

-

Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima

b. Melakukan Uji T (Uji Parsial) dilakukan untuk menguji secara
parsial tingkat signifikan pengaruh variabel X1, X2, X3, X4, X5, X6
secara parsial terhadap variabel terikat Y.
Langkah pengujianya adalah sebagai berikut :
1. Merumuskan hipotesis
-

H1 : β = 0, artinya variabel bebas (X1, X2) secara individual
mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap variabel
tergantung (Y).

-

H1 : β1 > 0, artinya variabel bebas (X1) secara parsial
mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap variabel
tergantung (Y).

-

H1 : β2 > 0, artinya variabel bebas (X2) secara parsial
mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap variabel
tergantung (Y).

-

H1 : β6 > 0, artinya variabel bebas (X6) secara parsial
mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap variabel
tergantung (Y).

2. Menentukan taraf signifikan ( α ) sebesar 0.05

38

3. Menentukan daerah penerimaan dan penolakan Ho
4. Menghitung uji t yang dilakukan dengan program SPSS atau
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
T=

Bi
SBI

Keterangan :
Sbi

= Standart deviasi estimasi

Bi

= Koefesien regresi

5. Menarik kesimpulan
Kesimpulan Ho dietrima dan ditolak berdasarkan kriteria
pengujian
3.

Teknik yang ke tiga adalah Uji Asumsi Klasik yaitu digunakan
normalitas untuk menguji apakah variabel bebas (X) dan variabel
terikat (Y) keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.
Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas
dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau normal
sama sekali.
a. Uji heterokedastisistas bertujuan untuk menguji apakah dalam
persamaan regresi berganda perlu juga diuji mengenai sama atau
tidak varians dari residual dari observasi yang satu dengan
observasi yang lain.

39

b. Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen).
c. Uji autokorelasi tidak dilakukan, karena data yang akan di
kumpulkan dan diolah merupakan data cross section bukan data
time series yang menyebabkan terjadinya autokorelasi.

40

DAFTAR PUSTAKA

Alim, M. N. (2007). Pengaruh kompetensi dan Independensi Terhadap Kualitas
Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi. Simposium
Nasional Akuntansi X.
Feny Ilmiyati, d. (2012). pengaruh akuntambilitas dan kompetensi auditor
terhadap kualitas audit. JURAKSI Vol.1 No.1.
Gordon Allport, S. R. (1998). Organizational Behavior Eighth Edition. New
Jersey Prentice: Hall Inc.
IAI. (2001). Standar Profesional Akuntansi Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Law Tjun-Tjun, d. (2012). Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap
Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi Vol. 4 No.1, 23-56.
Prof. Dr. H. Imam Ghozali, M. A. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan
Program

IBM

SPSS19.

Semarang:

Badan

Penerbit

Universitas

Diponogoro.
Restu Agusti, d. (2013). Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Prfosionalisme
Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Ekonomi Vol.21 No. 3.
Saripudin, N. H. (2012). Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Profesional
Care dan Akuntanbilitas terhadap Kualitas Udit. E-Jurnal Binar
Akuntansi, Vol 1, No. 1, 2303-1522.

41

Septriani, Y. (2012). Pengaruh Independensi dan Kompetensi Terhadap Kualitas
Audit. jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol. 7 No. 2, 78-100.

42

LAMPIRAN 1 :
DAFTAR KAP DI SURABAYA

43

No
1.
2.

Nama KAP
KAP Agus Iwan Sutanto Kusuma
KAP Drs. Arief H. P.

Alamat
Jl. Pemuda No.108 – 116Sby
Jl. Baruk Utara VIII/6 (B-

3.

KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar

201)
Jl. Mayjend. Sungkono

& Saptoto (Cabang)

Komplek Darmo Park I Blok

4.

KAP DRS. Bambang Siswanto

III B 17
Jl. Rungkut Asri Tengah III

5.

KAP Bambang, Sutjipto Ngumar &

No.7 - 9
Jl. PandugoTimur XIII Blok

6.

Rekan (Cabang)
KAP Drs. Basri Hardjosumarto,

K No. 2
Jl. Gubeng Kertajaya III F/10

7.
8.

M.Si, Ak. & Rekan
KAP Drs. Benny & Veto
KAP Benny, Tony, Frans & Daniel

Jl. Serayu No.2 G Surabaya
Jl. Raya Darmo Permai I

9.

(Cabang)
KAP Budiman, Wawan, Pamudji &

No.39
Jl. MedokanAyu I Blok D-16

10.

Rekan (Cabang)
KAP Buntaran & Lisawati

Jl. RungkutMapanTimur VI

11.

KAP Buntaran & Lisawati

Blok EE No.3
Jl. Undaan Wetan No.66

12.
13.

(Cabang)
KAP Drs. Chandra Dwiyanto
KAP Chatim, Atjeng, Sugeng &

Surabaya
Jl. Musi No.41 Surabaya
Jl. Progo No.10 Surabaya

14.

Rekan (Cabang)
KAP Dra. Dian Hajati D.

Komplek Ruko Rungkut
Megah Raya Blok Q 6

15.
16.

KAP Fredy

Jl. Raya Kalirungkut No.1 - 3
Jl. Dharmahusada Indah I

KAP DRS. Gunardi Noerwono

No.39 (B 163) Surabaya
Jl. Merak No.20 Lantai 3Sby

44

17.
18.

KAP Gunawan
KAP Habib Basuni

Jl. Manyar Rejo No.18
Galaxi Bumi Permai Blok
G6/18
Jl. Arif Rahman Hakim No.

19.

KAP Drs. Hadi A. Hamid

152
Jl. Tenggilis Kauman IV

20.
21.

KAP Hadori Sugiarto Adi & Rekan
KAP Hadori Sugiarto Adi & Rekan

No.29 K
Jl. Manyar Rejo IV No.4Sby
Jl. Ngagel Tama No.18

22.

(Cabang)
KAP Hamzens

Surabaya
Jl. Ngagel Kebonsari No.19

23.

KAP DRS. Hananta Budianto &

RT 012 / 002 Kel. Ngagelrejo
Darmo Business Center B-21

24.
25.

Rekan (Cabang)
KAP Drs. Hanny Wolfrey & Rekan
KAP Heliantono & Rekan

Jl. Raya Darmo No.54 – 56
Jl. Raya Gubeng No.56Sby
Gedung Graha Pena Lt19

(Cabang)

Ruang 901

KAP Drs. Henry & Sugeng

Jl. Ahmad Yani No. 88
Jl. Manunggal Kebonsari

(Cabang)

Kencana No.45Kebonsari

27.

KAP Indra, Sumijono & Rekan

Regency B 10
Jl. Kayoon No.38 – 40

28.

(Cabang)
KAP DRS. J. Tanzil & Rekan

Surabaya
Jl. Mayjend. Sungkono

26.

Darmo Park II Blok III No.19
29.

KAP Johan Malonda Mustika &

– 20
Jl. Manyar Kertoarjo V No.20

30.

Rekan (Cabang)
KAP Junaedi, Chairul Dan

Surabaya
Gedung Graha PenaLt 8

Subyakto (Cabang)

Ruang 806
45

31.

KAP Made Sudarma, Thomas &

Jl. A. Yani No.88 Gayungan
Jl. Kayoon No.20 J Surabaya

32.

Dewi (Cabang)
KAP Osman Bing Satrio & Eny

Jl. Jend. Basuki Rachmat

33.

(Cabang)
KAP Paul Hadiwinata, Hidajat,

No.129 – 137 Surabaya
Jl. Ngagel Jaya No.90

Arsono, Ade Fatma & Rekan

Surabaya

(Cabang)
KAP Purwantono,

Plaza BRI Lantai 9

Suherman&Surja (Cabang)

Jl. Jend. Basuki Rahmat

KAP Richard Risambessy&Rekan

No.122
Jl. Tenggilis Timur Dalam

KAP Riza, Adi, Syahril&Rekan

No.12
Komplek Ruko Rungkut

(Cabang)

Megah Raya Blok M-27

34.

35.
36.

Jl. Raya Kali Rungkut No.1-3
Kel. Panjangjiwo, Tenggilis
Mejoyo
37.

KAP Drs. Robby Bumulo

Pertokoan Rungkut Megah
Raya Blok L 39

38.

KAP Santoso&Rekan

Jl. Raya Kalirungkut 5Sby
Jl. Simpang Darmo Permai

39.

KAP Setijawati

Selatan XVI No.32 Surabaya
Jl. Kutisari Indah Utara II

40.

KAP Soebandi&Rekan

No.85Sby
Jl. Pucang Anom No.108

41.

KAP Supoyo, Sutjahjo,

Surabaya
Andhika Plaza Blok C 3 - 4
46

Subyantara&Rekan

Jl. Simpang Dukuh No.38 -

42.

KAP Teramihardja, Pradhono&

40 Genteng Surabaya
Jl. Ngagel Tama A – 6Pucang

43.

Chandra (Cabang)
KAP Drs. Thomas, Blasius,

Sewu, Gubeng Surabaya
Jl. Taman Kendangsari No. 7

44.

Widartoyo&Rekan (Cabang)
KAP Ventje Jansen Dan Royke

Surabaya
Komp. Ruko 21 Klampis
Kav.BB - 5
Jl. Arief Rachman Hakim

45.

No.51Sby
Jl. Nginden Intan Tengah No.

KAP Zulfikar Dan Rizal

39Sby

47

LAMPIRAN 2 :
KUISIONER PENELITIAN

48

KEPADA YTH :
Para Auditor di Kantor Akuntan Publik
Saya adalah mahasiswa STIE Perbanas Surabaya yang saat ini sedang melakukan
penelitian guna menyelesaikan studi mata kuliah Seminar Akuntansi. Dalam
rangka penelitian mengenai “Pengaruh Independensi dan Kompetensi Terhadap
Kualitas Audit yang Dilaporkan. Untuk itu saya mohon bantuan kesediaan
Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dalam pengisian kuesioner ini. Penelitian ini akan
sangat berguna untuk pengembangan profesi akuntan di Indonesia. Saya akan
rahasiakan identitas dan saya akan sangat menghargai pendapat yang diberikan.
Atas bantuan dan partisipasinya saya ucapkan banyak terima kasih.
Data Responden
1. Nama Auditor

:

…………………………………(boleh tidak

diisi)
2. Nama KAP
3. Jenis Kelamin
4. Jabatan di KAP

: …………………………………
:
Laki-laki
Perempuan
: [ ] Senior Auditor
[

] Junior Auditor`

[

] Partner

[

] Lainnya

5. Pengalaman kerja auditor
6. Latar belakang pendidikan

: [
] Tahun
[
] Bulan
: [ ] D3
[ ] S2
[ ] S1
[ ] S3
7. Jenis pelatihan atau seminar yang pernah diikuti (sebutkan)
a. ………………………………………………………….
b. …………………………………………………………
c. …………………………………………………………

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

49

Berikan tanggapan anda atas setiap pernyataan dalam kuesioner berikut ini
sejujurnya. Berikan tanda √ untuk jawaban yang anda pilih.
Sangat tidak setuju (STS)
Tidak setuju (TS)
Netral (N)
Setuju (S)
Sangat Setuju (SS)

1
2
3
4
5

KUESIONER TENTANG INDEPENDENSI
No

PERNTANYAAN

STS

TS

N

S

S
S

1

Seorang

auditor

kerjasama

bisnis

boleh
dengan

terlibat

dalam

klien

selama

2

penerimaan penugasan.
Seorang auditor boleh menjadi karyawan

3

perusahaan klien
Sebagai auditor,

4

menangani klien setiap tahun.
Auditor dan keluarganya selama penugasan

saya

lebih

senang

boleh menerima imbalan atas jasa sebagai
5

tanda terima kasih kepada klien
Tidak menjadi masalah bila akuntan publik
melakukan audit selama lebih dari 5 tahun

6

dengan klien yang sama.
Auditor dapat sekaligus memberikan jasa
konsultasi manajemen dan jasa audit kepada

7

klien yang sama.
Audit fee diterima merupakan sebagian kecil

8

pendapatan KAP diluar pemberian atas jasa.
Saya berupaya independen dalam melakukan
audit

walaupun

telah

lama

hubungan dengan klien

50

menjalin

KUESIONER TENTANG KOMPETENSI
No

PERNTANYAAN

STS

TS

N

S

S
S

1

Banyaknya

pengetahuan

yang

diperoleh

auditor dapat meningkatkan pengalaman
2

dalam mengaudit.
Seringnya melakukan

penugasan

sangat

membantu saya dalam memahami pekerjaan
3

saya sebagai auditor.
Semakin banyak pengalaman yang dimiliki
auditor, semakin tinggi pula kemampuan

4

auditor untuk mendeteksi kekeliruan
Pengetahuan dan kemampuan auditor untuk
mendeteksi kekeliruan merupakan salah satu

5

dari kempetensi dari auditor.
Kemampuan yang saya miliki
membantu

6

saya

untuk

sangat

menyelesaikan

penugasan secara tepat waktu.
Pekerjaan saya sebagai auditor menuntut saya
memperoleh pendidikan formal yang lebih

7

tinggi lagi.
Supervisis pada asisten/yunior auditor perlu
saya

lakukan

guna

meningkatkan

8

kemampuan saya.
Saya menganggap pelatihan/seminar perlu

9

bagi pekerjaan saya.
Untuk melakukan audit yang baik saya perlu
memahami jenis industri, kondisi perusahaan
klien.

KUESIONER TENTANG KUALITAS AUDIT
No
PERNTANYAAN
1
Salah saji yang cukup material mampu saya

51

STS

TS

N

S

SS

2

deteksi
Setiap pekerjaan audit selalu berpedoman

3

pada standar audit yang ada.
Surat penugasan penting bagi saya saat

4

melakukan penugasan audit.
Saya selalu mempertimbangkan

5

kecilnya risiko audit.
Saya selalu membuat
terutama

dalam

besar

pertimbangan

menjustifikasikan

6

kesalahan.
Penngawasan

7

dilakukan.
Besarnya kompensasi yang saya terima akan

yunior

auditor

perlu

mempengaruhi saya dalam melaporkan
8

kesalahan klien.
Saya tidak mudah

9

pernyataan klien selama melakukan audit.
Saya mampu bertindak sendiri, tanpa harus

percaya

terhadap

diperhatikan oleh manajer atau partner.

≈ SEKIAN DAN TERIMA KASIH ≈

52