KREAKTIFITAS DALAM PEMBELAJARAN SENI TAR

KREAKTIVITAS DALAM PEMBELAJARAN
SENI TARI
(UTS)

Disusun Oleh
Amelia Hani Saputri
NPM 1213043002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunianya-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kreaktifitas
Dalam Pembelajaran Seni Tari” tepat pada waktunya.
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas ujian tengah semester mata
kuliah Bahasa Indonesia. Penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu
Eka Sofia Agustina, S.Pd.,M.Pd selaku dosen pengampu Mata Kualiah Bahasa

Indonesia yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penyusun
dalam menyelesaikan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan
dan kelemahan, baik dalam isi maupun sistematikanya. Oleh sebab itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat dibutuhkan. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat, khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca.

Bandar Lampung, Juni 2013

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman Judul..............................................................................................

i

Kata Pengantar.............................................................................................

ii


Daftar Isi......................................................................................................

iii

BAB I. Pendahuluan
A.

Latar Belakang.....................................................................

4

B.

Tujuan...................................................................................

5

C.


Manfaat.................................................................................

5

BAB II. PEMBAHASAN
A.

Kontribusi Dalam Pendidikan Seni Tari...............................

6

B.

Pengembangan Kreaktifitas Anak........................................

7

C.

Bahan Penyusunan Kreaktifitas............................................


8

D.

Rangsangan Kreaktifitas.......................................................

10

E.

Strategi Pengembangan Kreaktifitas....................................

10

BAB III PENUTUP
A.

Kesimpulan...........................................................................


13

B.

Saran.....................................................................................

13

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................

14

BAB 1
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Pendidikan seni tari sebagai bagian dari bidang studi kesenian
memiliki peran dalam membina peserta didik untuk mengembangkan

logika, etika, dan estetika melalui pengenalan materi seni baik tradisi
maupun non tradisi. Realitas yang sering terjadi dalam pola pengajaran seni
tari di sekolah cenderung kurang mampu menumbuhkan kecerdasan kreatif.
Hasil proses belajar seni tari pada peserta didik tidak diarahkan sebagai
proses pembentukan perilaku, tetapi lebih pada aspek pencapaiaan hasil
secara motorik saja. Padahal tujuan pembelajaran seni tari di sekolah bukan
mencetak siswa untuk menjadi seorang yang ahli atau pandai menari tetapi,
melalui pembelajaran seni diharapkan terjadinya perubahan pada siswa baik
dilihat dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotornya. Dalam
kreaktifitas, hal yang penting bukanlah penemuan sesuatu yang belum
pernah diketahui orang sebelumnya, melainkan produk kreaktifitas itu
merupakan sesuatu yang baru bagi orang lain. Semua anak memiliki
kapasitas kreaktivitas, akan tetapi tingkatan dan kualitas pencapaiannya
tidak sama.
Kreaktifitas tidak dibentuk oleh kemampuan intelektual yang
didukung logika dan rasio yang prima, tetapi lebih banyak ditentukan oleh
ketajaman intuisi dan kecemerlangan daya imajinasi yang dipicu kecerdasan
yang lainnya. Pegajaran seni yang mengedepankan kreaktifitas anak sangat
penting karena kreaktifitas yang tinggi mampu membuat inovasi-inovasi
yang mempunyai nilai besar dalam masyarakat. Inilah mengapa berkesenian

secara langsung maupun tidak langsung membantu meningkatkan
kreaktivitas siswa. Namun pada permasalahannya, materi dan metode
pembelajaran seni tari di sekolah pada umumnya justru memasung imajinasi
dan kreaktifitas anak. Umumnya guru memberi materi tarian lokal (tari

bentuk) dari daerah setempat sesuai kehendak kurikulum. Proses
pembelajarannya guru menari dan anak menirukan. Anak lalu dituntut untuk
menghafal gerakan tiruan itu dari A sampai Z. Ketika keterampilan yang
dikejar, maka anak yang tidak punya minat dan bakat akan tersingkir. Untuk
itu diperlukan adanya pola pembelajaran seni tari yang mengedepankan
kreaktifitas anak sehingga, anak mampu menggagas, mencipta dan
menyajikan karya tarinya sesuai tingkat perkembangannya serta sesuai
dengan pemenuhan kebutuhannya.
B.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menumbuhkembangkan kreaktifitas anak ?
2. Bagaimana strategi pembelajaran tari kreatif kepada anak ?

C.


Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui cara
menumbuhkembangkan kreaktifitas anak dan strategi penbelajaran tari
kreatif.

D.

Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah diketahuinya langkah dan
strategi dalam menumbuhkembangkan kreaktifitas anak sehingga konsep
tari kreatif dapat dituangkan secara nyata kepada peserta didik.

BAB II
PEMBAHASAN

A.

Kontribusi Dalam Pendidikan Seni Tari
Peserta didik adalah pribadi yang unik memiliki kemampuan dan

kebutuhan yang berbeda dengan orang dewasa, dan salah satu kebutuhan
yang khas adalah kebutuhan mengekspresikan diri atau menyatakan diri.
Dalam pembelajaran tari kreatif anak diberi kemerdekaan mengembangkan

imajinasinya guna menggagas, menciptakan dan menyajikan karya tarinya
sesuai dengan tingkat perkembangannya dengan memanfaatkan alam sekitar
dalam penciptaan suatu karya seni. Pendidikan seni tari dapat memberikan
kontribusi kepada perkembangan pribadi peserta didik (siswa). Kontribusi
yang dimaksud berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut.
1. Ruang bagi ekspresi diri, artinya pendidikan seni tari menjadi wahana
untuk mengungkapkan keinginan, perasaan pikiran, melalui berbagai
bentuk aktivitas, sehingga menimbulkan kesenangan dan kepuasan;
2. Pengembangan potensi kreatif yaitu ditandai oleh kemampuan berfikir
kritis, rasa ingin tahu menonjol, percaya diri, sering melontarkan
gagasan baru orisinil, berani mengambil resiko, tampil beda dan
terbuka terhadap pengalaman baru;
3. Meningkatkan kepekaan perasaan, khususnya rasa keindahan alam
maupun buatan manusia. Siswa yang peka perasaannya ditandai oleh
kesadaran dan responsif terhadap gejala yang ada disekitarnya. Hal ini
tercermin pada kemampuannya untuk menerima, mengamati dan

menghayati berbagai rangsang dari luar. Dengan kata lain, siswa yang
peka rasa memiliki daya penghayatan tinggi terhadap lingkungannya
dan;
4. Mengembangkan wawasan budaya, Pendidikan seni tari adalah
pendidikan berbasis budaya, artinya belajar seni tari sekaligus belajar
budaya dari mana seni tari tersebut berasal.
B.

Pengembangan Kreaktivitas Anak
Istilah kreaktivitas dalam dunia pendidikan selalu menjadi
persoalan

yang

senantiasa

diperbincangkan,

diperebatkan,


dan

dikembangkan. Tetapi dalam realitas sehari-hari pun istilah kreaktivitas
sebetulnya sering didengar dan diperbincangkan, serta bukanlah suatu hal
yang asing untuk dimaknai baik dilingkungan masyarakat umum, keluarga
maupun dilingkungan pendidikan. Esensi dari kreaktivitas pada umumnya
selalu dimaknai sebagai suatu kemampuan seseorang dalam mencipta
sesuatu yang dianggap baru pada saat itu. Aksi kreatif dipengaruhi oleh
faktor-faktor internal dan eksternal seperti, ciri-ciri khas pribadi dan
pengalaman pribadi. Kreaktivitas merupakan pengembangan pola mental

baru. Meskipun logika dipergunakan untuk membuat keputusan dan
kemampuan untuk menyusun ide-ide kreatif tetapi, kreaktivitas pada
dasarnya merupakan proses emosional yang memerlukan elemen-elemen
irasional

untuk

meningkatkan

pemrosesan

intelektual.

Kreaktivitas

merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Dengan aktifitas kreatif kita
mampu memandang segala sesuatu menjadi lebih kaya.
Pengajaran seni tari di sekolah pada dasarnya berusaha
memberikan peluang untuk mengembangkan sikap dan kemampuan dasar
berkreaktivitas dan kepekaan cita rasa. Pemanfaatan alam sekitar sebagai
sumber gagasan bagi pengajaran seni tari merupakan faktor perangsang
untuk menumbuhkembangkan imajinasi-imajinasi kreatif dan aktifitas yang
akan mempermudah menerima dan menangkap jenis materi yang
disampaikan. Kemampuan dan potensi anak yang telah ada pada dirinya
tidak mungkin dapat berkembang dengan baik apabila tidak mendapatkan
kesempatan dan tidak mendapat perangsang dari lingkungannya.
Peran seorang pendidik adalah menstimulasi melalui ungkapanungkapan rasa kepada anak didiknya sehingga, mereka dapat menemukan
dan mengembangkan berbagai ragam gerak kreatifnya. Pandangan yang
bermakna bagi seorang pendidik tentang kreaktivitas yaitu meliputi seluruh
usaha produktif yang unik dari individu, untuk membantu anak dalam
menggali dan mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Dibawah
ini berbagai fase dari proses penerapan kreaktivitas melalui pemanfaatan
alam sekitar sebagai sumber gagasan digambarkan dengan pola sebagai
berikut.
1. Penyerapan rasa, anak diajak belajar melihat, menyerap dan
merasakan secara mendalam. Memberikan kebebasan akan sensasi
dalam diri anak yang berkaitan dengan penginderaanya;
2. Empati, anak diajak menghayati perasaan yang berkaitan dengan
temuan-temuan dalam eksplorasi geraknya;
3. Imajinasi, melalui imajinasi anak diajak

mengingat

dan

menciptakan khayalan baru. Anak diajak menggunakan hayalan
dan daya imajinasinya sebagai penemuan;

4. Pembentukan,

membiarkan

siswa

bergerak

sesuai

dengan

presepsinya. Guru membimbing anak untuk mengomposisikan
berbagai ragam gerak hasil eksplorasinya.
Seorang pendidik harus melihat kegiatan kreaktivitas sebagai sebuah proses,
dengan semakin meningkatnya pengertian anak bergerak melalui tahaptahap kreaktivitas, anak akan memiliki kemampuan untuk menciptakan
karya seni yang baru.
C.

Bahan Penyusunan Kreaktivitas
Penyediaan bahan atau sumber penyusunan kreaktifitas perlu
ditujukan dan diarahkan meskipun, pada hakekatnya anak sendiri berusaha
menemukannya. Pemilihan bahan harus disesuaikan dengan kebutuhan yang
telah dirumuskan berupa tujuan pembelajaran. Keberhasilan proses belajar
mengajar banyak dipengaruhi oleh variabel yang datang dari diri anak
sendiri, usaha pendidik dalam menyediakan dan menciptakan kondisi
pengajaran serta veriabel lingkungan terutama sarana dan iklim yang
memadai untuk tumbuhnya proses pengajaran. Pembelajaran tari bagi anak
terhadap tahap perkembangannya mengacu pada pelaksanaan aktivitas
eksplorasi gerak tari. Untuk menemukan gerakan-gerakan penyusunan suatu
tarian dapat diperoleh dari berbagai sumber yang ada pada alam sekitar.
siswa harus diperkenalkan dengan gerakan-gerakan yang sifatnya meniru
alam (natural), baik manusia, binatang, tumbuhan dan lain-lain.
Beberapa aspek tersebut lebih disesuaikan dengan konsep pemikiran
dimana anak tersebut berada. Pemilihan sumber gerak yang berasal dari
manusia berupa gerakan-gerakan seperti jalan, lari, loncat serta aktivitas
sehari-hari lainnya yang dapat dijadikan sebagai sumber gerak. Penggalian
gerak bersumber dari binatang pada prosesnya dengan mengaplikasikan
gerakan-gerakan kijang yang berlari meloncat-loncat, burung yang sedang
terbang dengan mengepakan sayapnya serta gerakan binatang lainnya yang
masih mampu dielaborasikan oleh anak sesuai dengan kreaktivitas,
imajinasi dan pemahaman serta pemenuhan kebutuhannya. Ada beberapa
bahan atau sumber yang dapat dijadikan gagasan dalam eksplorasi gerak tari
bagi anak diantaranya sebagai berikut.
1. Perilaku manusia

Bahan kreaktivitas yang mencakup perilaku manusia adalah;
berburu, bercocok tanam, perang, menangkap ikan, memetik teh,
membajak, mencangkul dan bersolek;
2. Perilaku binatang
Bahan kreaktivitas yang mencakup perilaku binatang adalah;
ayam jantan berkokok, burung terbang, ular melingkar, macan
tutul merunduk, harimau yang akan menerkam mangsanya dan
kupu-kupu terbang;
3. Gerak dan bentuk tumbuh-tumbuhan
Bahan kreaktivitas yang mencakup Gerak dan bentuk tumbuhtumbuhan adalah; letak cabang-cabang pohon, gerak pohon yang
tertiup angin sepoi-sepoi, daun-daun apabila tertiup angin,
hembusan angin , pohon menjulang tinggi dan bunga-bunga layu
dimusim rontok;
4. Peristiwa alamiah
Peristiwa alamiah yang dimaksud adalah suatu peristiwa alam
yang sifatnya karena kekuasaan Allah atau suatu kejadian diluar
jangkauan manusia diantaranya; gunung meletus, ombak laut,
langit berbintang, pelangi, tanah longsor dan pelangi.
Dari beberapa contoh bahan gagasan yang dikemukakan diatas dapat
digunakan sebagai bentuk ungkapan yang dapat mengasah lahirnya gerakangerakan yang kemudian lebih dikembangkan dan dikomposisikan secara
kreatif sesuai dengan daya imajinasi anak.
D.

Rangsangan Kreaktivitas
Tari tidak terlahir begitu saja dari penciptaannya. Suatu karya terlahir
diawali dulu dengan berbagai rangsangan yang menggetarkan cipta, rasa
dan karsa para pencipta tari. Rangsangan adalah sesuatu yang
membangkitkan pikir atau semangat. Beberapa rangsangan yang
dipergunakan dalam penciptaan sebuah tari adalah.
1. Rangsangan auditif
Yaitu rangsangan yang berbentuk suara dan janis rangsang yang
didengar. misalnya; musik, instrumen, suara manusia, kata-kata
dalam suatu nyanyian dan suara alam;
2. Rangsangan visual

Yaitu rangsangan yang berasal dari objek yang bisa ditangkap
dengan indera penglihatan. Bahan atau sumbernya bisa didapat
dari gambar, potret, patung dan benda-benda alam lainnya;
3. Rangsangan rabaan
Rangsangan ini berasal dari perabaan atau hasil persentuhan
indra peraba terhadap suatu benda tertentu yang mengakibatkan
respon gerak yang kemudian dikembangkan dalam bentuk gerak
tari sesuai dengan gagasan yang timbul, ekses dari peristiwa
tersebut;
4. Rangsangan gagasan
Rangsangan ini sangat dikenal dalam dunia tari. Banyak gagasan
direkontruksi menjadi sebuah komposisi karya, sehingga menjadi
landasan gagasan penciptanya.

E.

Strategi Pengembangan Kreaktivitas
Beberapa langkah atau strategi yang dapat dilaksanakan untuk
kreaktivitas anak dalam menari melalui alam sekitar

sebagai sumber

rangsangan gagasan;
A. Langkah perencanaan
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan
penentuan secara matang dari hal-hal yang akan dikerjakan
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam
perencanaan pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber
gagasan dalam eksplorasi gerak tari, seorang pendidik dapat
merumuskan beberapa hal antara lain;
1.1

Menentukan tema kegiatan yang memberikan
kesempatan

siswa

untuk

melakukan

kegiatan

eksplorasi gerak dilingkungan alam sekitar sebagai
sumber gagasan dalam penciptaan gerak tari;
1.2

Menentukan tempat pelaksanaan kegiatan. Tiap
objek sebagai sumber kegiatan didapat dari

tempat yang berbeda sehingga menghasilkan

gagasan yang sesuai dengan interpretasi anak;
1.3

Menentukan waktu untuk tiap tahap kegiatan dan
target yang hendak dicapai dari waktu ke waktu.

1. Langkah pelaksanaan
Langkah

pelaksanaan

yaitu

melakukan

berbagai

kegiatan belajar di tempat tujuan sesuai dengan perencanaan
yang telah ditetapkan.
2. Tindak lanjut
Tindak

lanjut

dari

semua

kegiatan

yang

telah

dilaksanakan. Langkah ini berupa kegiatan belajar untuk
mendiskusikan hasil-hasil yang diperoleh dari lingkungan
alam sekitar. Setiap individu atau kelompok diminta
melaporkan hasil penemuan yang diolah menjadi sebuah
gagasan terbentuknya ragam gerak menuju tarian. Guru
memperjelas tujuan pembelajaran dan memberikan penilaian
terhadap kegiatan-kegiatan dan hasil yang telah dicapai oleh
anak.
B. Tahap Pengembangan
Langkah pertama penciptaan dasar dari gerak adalah
kegiatan latihan untuk belajar memberanikan diri menggerakan
tubuh, mengeluarkan suara atau melahirkan suatu ekspresi
secara teratur. Tahapan yang ditempuh yaitu;
1.1

Tahap Pengenalan
Pada tahap ini guru mengajak siswa ke alam
sekitar untuk mengenali segala sesuatu yang dapat
diamati, didengar, diraba, dijadikan gagasan untuk
proses eksplorasi gerak siswa;

1.2

Tahap eksplorasi
Pada tahap ini siswa diajak untuk beranganangan dan diajak untuk menemukan sesuatu yang
ada dilingkungan sekitar untuk dijadikan gagasan

terbentuknya ragam gerak. Gerak tari sebagai akibat
dari aktifitas penciptaan rasa dapat terwujud dari
hasil pengamatan anak terhadap bentuk-bentuk,
gerak-gerak yang diamati diwilayah alam sekitar.
Kemudian dikembangkan dengan analogi personal
anak sehingga terbentuk suatu desain gerak yang
diciptakan anak sendiri.
1.3

Tahap pembentukan
Tahap ini disebut juga tahap membentuk
suatu ide yaitu, menempatkan gerakan-gerakan
didalam suatu bentuk tarian. Siswa memilih dan
mengorganisir gerak yang akan diciptakan dengan
ide kreaktivitasnya sendiri.

BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran tari kreatif pada anak dapat diterapkan melalui alam
sekitar. Seorang pendidik dapat merangsang dan menumbuhkan respon
kreaktifitas kepada peserta didik melalui pembelajaran yang ada pada alam
sekitar. Dalam mengembangkan imajinasi kreatif anak, penciptaan sebuah
karya tari dapat dilakukan dengan mengajak anak untuk peka terhadap
alam sekitar dan memberikan rangsagan kreaktivitas melalui strategi
pengembangan-pengembangan kreaktivitas.
B. Saran
Melihat dari minimnya pengetahuan serta minat peserta didik
untuk mengembangkan kreaktivitas dalam menari, untuk itu dalam
menumbuhkembangkan

kreaktivitas

peserta

didik

masih

sangat

dibutuhkan kiat-kiat dalam menstimulus rangsangan kreaktifitas mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Kasmahidayat, Yuliawan. 2012. Apresiasi Simbol Dalam Seni Nusantara.
Bandung: Bintang Warli Artika.
Narawati T, Milyartini, Rita, dan Soeteja S. Zakarias. 2008. Pendidikan Seni
dan Perubahan Sosial Budaya. Bandung: Bintang Warli Artika.
Sedyawati, Edi. et al. 1993. Seni Pertunjukan Indonesia. Jakarta: Gramedia