KONSEP ISLAM DALAM PENDIDIKAN. docx

KONSEP ISLAM DALAM PENDIDIKAN
Al-Qur’an percaya pada rasa hormat dan kesetaraan semua umat manusia tetapi sangat
mengunggulkan

orang

yang

berpendidikan.

“Apakah

sama

berpendidikan

dan

tidak

berpendidikan ?” Tentu saja tidak, bahkan dalam QS. Al-Hijr menyatakan tentang keunggulan

Adam.
“Dia mengajarkan pada Adam tentang nama-nama sesuatu dan Dia menempatkan sesuatu itu
sebelum para malaikat dan berkata, “Katakanlah nama ini jika engkau tahu” Mereka berkata; “Maha
suci Engkau, kami tidak punya pengetahuan melainkan Engkau mengajarkan kita, karena hanya
Engkaulah Yang Maha Sempurna dalam pengetahuan dan hikmah “ (2 - 30 – 32).
Para malaikat dan setan gagal dalam tes pengetahuanm, oleh karena itu tugas kekholifahan
diberikan pada Adam. Pengetahuan / akal membuatnya unggul dari semua makhluk, bahkan kata
pertama wahyu berkaitan dengan pentingnya pengetahuan dalam surat al-Alaq; “Bacalah dengan
nama Tuhanmu yang menciptakan.”
Dalam ayat lain dikatakan bahwa; “Kami mengirim para nabi untuk mengajar dengan hikmah”.
Kata arab “Ulil al-Bab” (orang-orang yang berfikir) telah digunakan dalam Al-Qur’an untuk
memperkuat bahwa ayat-ayat Al-Qur’an adalah untuk orang-orang yang berakal. Hewan-hewan
berbagi dengan manusia dalam seks dan perut, mereka tidak berbagi dalam kecerdasan manusia,
manusia lebih unggul dari hewan karena akal jika kita meniadakan unsur akal, maka tidak lebih dari
hewan dan harta. Dalam Al-Qur’an disebutkan; “Mengapa engkau tidak berfikir”, bahkan dalam
hadits nabi bersabda; “Setetes dari keringat para Ulama’ masih lebih baik daripada seribu darah
yang mengalir dari para Syuhada’.”
Dalam hadits lain disebutkan; “Carilah ilmu dari buaian sampai ke liang lahat”. Kemudian
nabi bersabda; “Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina”. Ilmu pengetahuan sangat penting
bahkan Rasululloh bersabda; “Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki dan

perempuan”.
Hazrat Ali dalam puisinya mengatakan:
“Gaun yang indah tidak mencerminkan keindahan
keindahan adalah keindahan pengetahuan dan moral
anak yang ayahnya meninggal bukanlah yatim piatu
anak yatim sebenarnya adalah orang yang membawa nama buruk bagi sukunya”.
Islam percaya pada penguasaan materi dan fikiran, dalam QS. Al-Jatsiyah ayat 13 disebutkan;
“Sebab Kamu (Alloh) dikenakan semua yang ada di langit dan di bumi, semua dari-Nya, lihatlah
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”.

Hal ini membuat kita merenungkan objek alam, ini adalah penyelidikan ilmiah dan penelitian yang
diwajibkan. Para filsuf Yunani memberikan penting bagi abstraksi metode mereka dalam
peneyelidikan adalah deduktif, kaum muslim memperkenalkan metode induktif yang alistis dan
ilmiah.
Dr. Maurice Bucaille dalam bukunya berjudul “ The Bible, The Qur’an and Science “
membuktikan bahwa Islam adalah agama ilmiah menekankan pada kebutuhan penyelidikan ilmiah.
Ada empat gerbang pengetahuan: persepsi, intuisi, akal dan wahyu. Persepsi berhubungan dengan
panca indra dan meningkatkan bahan penelitian ini memberikan informasi tentang materi dan sifat
materi, para ilmuwan menggunakan metode ini. Filsuf, ahli logika dan fuqoha’ menggunakan
kecerdasan akal untuk memecahkan masalah, kaum sufi dan penyair diberkahi dengan anugrah

intuisi. Para nabi diberi tugas khusus dan dipilih reformasi melalui karunia wahyu. Islam
menahbiskan menggunakan semua metode ini untuk kepentingan umat manusia, karena
pengetahuan merupakan kebutuhan dasar bahkan Alloh sangat meninggikan derajat orang yang
berilmu dan menjadikan mereka sebagai pemimpin yang diikuti petunjuknya ke jalan kebaikan.
Sahabat Mu’adz berkata; “Belajarlah ilmu pengetahuan, sebab belajarnya karena Alloh
merupakan tanda taqwanya, mencarinya merupakan ibadah, menelaahnya sebagai tasbih,
menyelidikinya adalah sebagai jihad, mengajarkannya merupakan sedekah, menyampaikannya
adalah bakti.
Konsepsi Islam tentang pendidikan mengajarkan kita untuk menjadi master materi dan fikiran untuk
melayani umat manusia.
Menurut saya : “Konsepsi Islam dalam pendidikan sangat tepat, rasional, universal karena Islam
sangat menekankan pendidikan, bahkan mencari ilmu hukumnya fardlu ain.
Dengan ilmu pengetahuan kita dapat mengenal alam, Tuhan, diri kita, baik dan
buruk, aqidah, ibadah dll. Dan segala sesuatu harus didasari dengan ilmu, tanpa
ilmu manusia tidak ada bedannya dengan hewan. Manusia tidak dapat dipisahkan
dari ilmu”.