INOVASI PEMBELAJARAN DAN PEMBINAAN PROFE (1)

ISSN: 2355-5106

Vol 2, No1

INOVASI PEMBELAJARAN DAN PEMBINAAN
PROFESI PENDIDIK MELALUI LESSON STUDY
(Uji coba pada mata kuliah Pengelolaan Citra)
Gde Putu Arya Oka
Jurusan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Ganesha
email: okaeciken@gmail.com

Abstrak

Artikel ini bertujuan melaporkan pengalamaan pelaksanaan
lesson study yang telah dilaksanakan di jurusan Teknologi
Pendidkan, Fakultas Ilmu Pendidikan, universitas Pendidikan
Ganesha. Lesson study diuji coba pada mata kuliah pengelolaan
citra. Lesson study dilaksanakan selama 4 kali pertemuan dengan
tahapan plan, do dan see.
Data proses pembelajaran dikumpulkan dengan lembar

observasi. Dari uji coba lesson study memberikan gambaran sebagai
berikut: 91 % siswa telah aktif dalam proses belajar, hanya 22%
mahasiswa kurang serius mengikuti pembelajaran, 90 % mahasiswa
telah memperlihatkan keaktifannya, 85% mahasiswa memperlihatkan
keantusiasan dan keceriaan selama proses pembelajaran sebesar
75 %. Sehingga, amanat proses pembelajaran sesuai standar proses
yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan
memotivasi telah bisa diwujudkan dalam tingkat yang baik.
Kata kunci : lesson study, profesi pendidik, teknologi pendidikan

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN | 90

ISSN: 2355-5106

Vol 2, No1

INNOVATION IN LEARNING AND PROFESSIONAL
EDUCATION ACHIEVMENT THROUGHT
LESSON STUDY
(Testing on subjects Management of Imagery)


Abstract
This article aims to report implementation of lesson study that has
been conducted in the Department of Technology of Education,
Faculty of Education, Ganesha University of Education. Lesson study
tested for Pengelolaan Citra course. Lesson study conducted over
four-cycles with the stage of plan, do and see. Data collected by the
learning process observation sheet. From the trial lesson study gives
an overview of the following: 91% of students have been active in the
learning process, only 22% of students attend less serious learning,
90% of students have demonstrated its activity, 85% of students
showed sight of people enthusiastic and fun during the learning
process by 75%. Thus, the mandate of the learning process
according to the standard process is interactive, inspiring, fun,
challenging and motivating could have realized in a good rate.
Keyword:

Lesson study,
technology


education

profession,

educational

PENDAHULUAN
Duffy & Cunningham (1996: 171 dalam Richey & Klein (2007:
5) mengingatkan bahwa, And today, there is a great deal of interest
in the view that “(1) learning is an active process of contructing rather
than acquiring knowledge and (2) instruction is process of supporting
that construction rather than communication of Knowledge”. Belajar
sejatinya adalah proses yang aktif untuk membangun pengetahuan
ketimbang mentrasfernya, dan pembelajaran itu sendiri adalah suatu
proses dan upaya untuk mendukung pembangunan pengetahuan itu,
agaknya telah menjadi kesepatan dan pandangan hari ini dan
mungkin dimasa mendatang. Upaya yang paling baik untuk
mewujudkan

pembelajaran


itu

adalah

berakar

dari

teori

pembelajaran (Reigeluth, 1983; Richey, 1986 dalam Richey & Klein

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN | 91

ISSN: 2355-5106

Vol 2, No1

(2007: 5). Penelitian-penelitian tentang teori belajar, pembelajaran

dan psikologi telah berkontribusi untuk meletakkan dasar praktek
pada: (1) bagaimana proses peserta didik belajar, (2) belajar
bagaimana mengkontektualkans dan (3) strategi untuk belajar itu
sendiri (Richey & Klein (2007: 4)
Terkait dengan usaha untuk memberi kesempatan yang lebih
banyak kepada peserta didik dalam membangun pengetahuan,
melalui pengalaman belajar seiring dengan pendekatan student
centred,

maka usaha inovatif sangat perlu digali dan segera di

implementasikan.

Usaha

inovatif

yang

berpeluang


untuk

mewujudkan proses belajar yang interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang dan motivasi tidak bisa ditawar-tawar lagi. Oleh
karenanya,

peningkatan

profesionalisme

dosen

harus

juga

menerapkan strategi-strategi yang baru.
Salah satu strategi peningkatan profesionalisme dosen melalui
suatu mekanisme in-service training yang lebih berfokus pada upaya

pemberdayaan dosen sesuai dengan kapasitas serta permasalahan
yang

dihadapinya

adalah

salah

satunya

dengan

mencoba

implementasi lesson study (Sadia, 2008). Lesson study seperti
dipaparkan oleh Watanabe (2005: 233) adalah lesson study is a root
to innovation, sehingga tidak berlebihan jika lesson study di uji coba
di lingkungan jurusan Teknologi Pendidikan.
Lesson Study yang dalam bahasa Jepang disebut Jugyokenkyu

adalah

bentuk

kegiatan

yang

dilakukan

oleh

seorang

dosen/sekelompok dosen yang bekerja sama dengan orang lain
(dosen, dosen mata pelajaran yang sama/ dosen satu tingkat kelas
yang sama, atau dosen lainya), merancang kegiatan untuk
meningkatkan mutu belajar siswa dari pembelajaran yang dilakukan
oleh salah seorang guru dari perencanaan pembelajaran yang
dirancang bersama/sendiri, kemudian di observasi oleh teman guru

yang lain dan setelah itu mereka melakukan refleksi bersama atas
hasil pengamatan yang baru saja dilakukan.

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN | 92

ISSN: 2355-5106

Vol 2, No1

Lesson study seperti dipaparkan oleh Catherine Lewis and
Rebecca Perry, Lesson study is the core form of professional
development in Japan, and is often credited for the steady
improvement of Japanese elementary instruction

(Hashimoto,

Tsubota, & Ikeda, 2003; Lewis & Tsuchida, 1997; Stigler & Hiebert,
1999 dalam Lewis, 2003)). Lebih lanjut Lewis menyatakan bahwa
Lesson Study merupakan siklus kegiatan kelompok guru yang
bekerja


bersama

dalam

menentukan

tujuan

pembelajaran,

melakukan research lesson dan secara berkolaborasi mengamati,
mendiskusikan dan memperbaiki pembelajaran tersebut. Oleh
sebabnya, Lesson study sebagai suatu model pembinaan profesi
pendidik

melalui

pengkajian


pembelajaran

kolaboratif

dan

berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual
learning untuk membangun komunitas belajar (Sadia, 2008).
Salah satu mata kuliah yang telah dicoba dengan lesson study
di tahun 2014 adalah mata kuliah Pengelolaan Citra dengan
kompetensi dasar yang di lesson-kan adalah pada KD 8. KD 8 pada
mata kuliah ini adalah merancang pesan visual pembelajaran
dengan aplikasi grafis berbasis vektor.

METODE PENELITIAN
Telah dipaparkan diatas, salah satu mata kuliah yang telah
dicoba dengan lesson study di tahun 2014 adalah mata kuliah
Pengelolaan Citra dengan kompetensi dasar yang di lesson-kan
adalah pada KD 8. KD 8 pada mata kuliah ini adalah merancang
pesan visual pembelajaran dengan aplikasi grafis berbasis vektor.
Penjabaran tujuan pembelajaran, strategi menampilkan materi,
strategi menampilkan latihan menggunakan taksonomi PerfomanceContent matric (P-C Matric) dari M.David Merrill (1983). Matrik PC
ini menghubungkan tingkatan kemampuan dengan jenis isi materi
yang dipelajari. Lebih jelas seperti tersaji pada Gambar 1.

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN | 93

ISSN: 2355-5106

Vol 2, No1

Gambar 1. Taksonomi P-C Matrik M.David Merrill.
Sejak mengampu mata kuliah ini dari tahun 2007, taksonomi
dalam menentukan tujuan selalu menggunakan taksonomi Bloom
versi sebelum revisi. Kendala yang ditemukan selama ini adalah
taksonomi Bloom memang belum memberikan prekripsi yang detail
tentang bagaimana strategi mencapai tujuan. Atas dasar belum
ditemukan preskripsi itu,

tahun 2014 teknik perumusan tujuan

pembelajaran mempergunakan taksonomi M.David Merrill yang
menurut hemat penulis, taksonomi tersebut telah memiliki preskripsi
yang lengkap dan detail. Pada tahun inilah penulis keluar dari
kebiasaan dan mencoba inovasi dalam perumusan tujuan. Karena
adanya inovasi inilah pembelajaran mata kuliah pengelolaa citra
dilaksanakan dengan mengadopsi lesson study. Inovasi ini hampir
mirip dengan kisah lesson study dijepang.
Di Jepang, sejak kurang lebih 20 tahun lalu, telah dikembangkan
suatu cara sistematis yang dimaksudkan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran. Kebiasaan tersebut tergambar sebagai
berikut. Seorang guru yang mempunyai inovasi pembelajaran,
seperti strategi, metode, media, atau sumber belajar yang baru,
akan ”membuka” kelasnya bagi sejawat guru untuk berbagi ide
atau inovasi tersebut. Selanjutnya beberapa guru tersebut
merancang pembelajaran untuk mengimplementasikan ide inovasi
tersebut. Tahap berikutnya, salah satu guru disepakati untuk
mengimplementasikan
rancangan
pembelajaran
tersebut,
sementara guru-guru yang lain mengamati atau mengobservasi
proses pembelajaran tersebut. Segera setelah proses
pembelajaran berakhir, mereka berdiskusi terkait praktik
pembelajaran yang telah dilakukan. Diskusi dimaksudkan untuk
menemukan sisi lebih dan kurang dari proses pembelajaran
sebagai dasar untuk mengembangkan pembelajaran berikutnya
(Mahmudi, 2009)

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN | 94

ISSN: 2355-5106

Vol 2, No1

Berangkat dari sisi inovatif tersebut, maka adaftasi lesson study
untuk pembelajaran mata kuliah pengeolaan citra di uji-cobakan. Uji
coba lesson study ini mempergunakan pakem-pakem lesson study
yang pernah dilaksanakan. Serangkaian langkah-langkah tersebut
dapat dikelompokkan ke dalam tiga tahap atau kegiatan, yaitu (1)
perencanaan (PLAN), yang meliputi aktivitas mengidentifikasi masalah
pembelajaran, ide inovasi pembelajaran, dan merancang pembelajaran,
(2)

pelaksanaan

(DO),

yakni

mengimplementasikan

rancangan

pembelajaran, dan (3) evaluasi atau refleksi (SEE), yakni mengevaluasi
pelaksanaan pembelajaran. Selanjutnya, berdasarkan hasil evaluasi
atau refleksi, dirancang pembelajaran perbaikan. Dengan demikian,
tahapan-tahapan tersebut membentuk suatu siklus yang berulang yang
dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2. Skema kegiatan lesson study
Tahapan proses lesson study juga diberikan oleh Stigler dan
Hiebert

(dalam

Baba,2007

dalam

Mahmudi,

2009).

Mereka

mengemukakan tiga tahapan utama dari proses lesson study, yakni
persiapan (preparation/plan), pembelajaran (study lesson), dan evaluasi
(review session). Tahapan persiapan terdiri atas 3 kegiatan yaitu
identifikasi masalah (problem identification), perencanaan kelas (class
planning), dan mempersiapkan kembali kelas (consideration of class).
Tahap pembelajaran (study lesson) terdiri atas implementasi kelas atau
kegiatan

pembelajaran

(class

implementation)

dan

pelaksanaan

pembelajaran berdasarkan hasil evaluasi (implementation of class
based on reconsideration). Sedangkan tahap peninjauan (review

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN | 95

ISSN: 2355-5106

Vol 2, No1

session) terdiri atas kegiatan evaluasi kelas dan peninjauan hasil (class
evaluation and review of results). Tahapan tersebut merupakan siklus
yang secara skematis digambarkan, seperti tersaji pada Gambar 3.

Gambar 3. Proses lesson Study menurut Stigler dan Hiebert (dalam
Mahmudi, 2009)
Secara umum terdapat tiga langkah kegiatan lesson study, yaitu
(1) tahap
perencanaan (Plan), (2) tahap pelaksanaan (Do), dan (3) tahap refleksi
(See). Berikut diuraikan masing-masing langkah-langkah tersebut.
1)

Memulai Lesson Study
Langkah

pertama

untuk

memulai

lesson

study

adalah

pembentukan kelompok atau tim lesson study. Kelompok dibentuk pada
tingkat Fakultas Ilmu Pendidikan. Selanjutnya setiap jurusan di
lingkungan FIP juga membentuk team teaching untuk melaksanakan
lesson study. Team teaching yang dibentuk di jurusan Teknologi
Pendidikan sebanyak dua tim, dimana masing tim terdiri dari 3 orang
dosen, dimana seorang dosen melalui sebuah diskusi akan menjadi
dosen model
Setelah kelompok terbentuk, selanjutnya dipersiapkan perangkat
pembelajaran yang akan digunakan. Perangkat pembelajaran dimaksud
di antaranya adalah silabus, rencana pembelajaran, lembar kegiatan
mahasiswa (LKM) dan handout materi.

Instrumen penelitian yang

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN | 96

ISSN: 2355-5106

Vol 2, No1

digunakan untuk mengambil data untuk kepentingan penelitian atau
sebagai dasar untuk melakukan refleksi disiapkan tim induk di tingkat
Fakultas.

Peralatan

lain

yang

telah

disiapkan

alat

untuk

mendokumentasikan kegiatan lesson study.
Setelah semua perangkat pembelajaran, instrumen penelitian, dan
perangkat pendukung lainnya disiapkan, selanjutnya memilih salah satu
dosen

yang

akan

dijadikan

dosen

model,

yang

akan

mengimplementasikan rencana pembelajaran yang telah disusun.
Dosen model pertama adalah Kadek Suartama dan dosen model kedua
adalah Gde Putu Arya Oka.
2)

Tahap Pelaksanaan (Do)
Berdasarkan rencana pembelajaran yang telah disusun, dosen

model melaksanakan pembelajaran di kelas yang telah ditentukan,
sementara anggota lain bertindak sebagai observer, yang mengamati
proses pembelajaran dengan menggunakan instrumen penelitian yang
telah

dikembangkan.

Dengan

demikian,

bersamaan

dengan

dilaksanakannya proses pembelajaran, dilakukan pengambilan data
yang diperlukan unutk kepentingan refleksi. Hal–hal yang perlu
mendapat fokus perhatian ketika mengobservasi, menurut Widjajanti
(2006 dalam Mahmudi, 2009), di antaranya adalah ketepatan prediksi
waktu, pengelolaan kelas, keterlaksanaan silabus, aktivitas mahasiswa,
dan ketercapaian tujuan untuk setiap tahap kegiatan pembelajaran.
Dalam tahap pelaksanaan lesson study di jurusan TP pengamat telah
dibekali dengan beberapa panduan untuk sebelum pengamatan
dilaksanakan dan pada waktu pengamatan dan setelah pengamatan.
3)

Kegiatan Refleksi (See)
Segera setelah proses pembelajaran berakhir, dilakukan postclass

discussion atau kegiatan refleksi. Refleksi diikuti oleh semua anggota
kelompok, kegiatan ini dipimpin oleh seorang moderator yang dalam
memandu diskusi disertai dengan rambu-rambu. Rambu-rambu ini
adalah rambu tetang moderator dan rambu tentang menyampaikan
pendapat. Kegiatan refleksi ini dimaksudkan untuk mengkaji hasil

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN | 97

ISSN: 2355-5106

Vol 2, No1

pengamatan setiap anggota kelompok dan hasil rekaman proses
pembelajaran. Menurut Widjajanti (2006), dengan pemahaman bahwa
lesson study adalah forum untuk saling belajar dalam upaya
mengembangkan kompetensi masingmasing anggota tim, maka
semangat dalam tahap refleksi ini adalah secara bersamasama
menemukan solusi untuk masalah yang muncul agar pembelajaran
berikutnya dapat dipersiapkan dan dilaksanakan dengan lebih baik.
Dengan demikian, perlu dipahami bahwa kegiatan refleksi bukan
dimaksudkan untuk menilai kemampuan mengajar dosen model

HASIL DAN PEMBAHASAN
Tahap Perencanaan (Plan)
Mata kuliah yang direncanakan dalam lesson study di jurusan
TP adalah mata kuliah Pengelolaan Citra, terutama pada kompetensi
dasar (KD 8) yakni merancang pesan visual pembelajaran. Rencana
pelaksanaan pembelajaran sebelumnya telah di godok oleh team
teaching

dengan

beberapa

perbaikan

dari

draf

RPP

awal.

Pelaksanaan KD 9 direncanakan dalam lesson study selama empat
kali pertemuan. Dengan demikian RPP yang didiskusikan sejumlah 4
buah RPP..
Hasil monitoring dari beberapa pengamat selama tahap plan
sebelum pelaksanaan lesson studi seperti terangkum pada Tabel 1.
Tabel 1. Matrik tahap Perencanaan (Plan)
TAHAP PLAN
Kegiatan

Jml

1.Tujuan

2

2. RPP

5

3.Strategi

2

4. Media

1

5. Materi

1

6. Waktu

1

Pertemuan
I

Pertemuan
II

Pertemuan
III

Pertemuan
IV Open
Lesson

Hasil isian data lembar monitoring pada tahap Plan dari
observer memberikan cek „ya” (18) dan “tidak‟ (2). Jadi
prosentasenya adalah 18/20x 100=90
Jadi, 90 % dari seluruh kegiatan pada tahap plan sudah
dilaksananakan dengan baik. Sisanya 10 % masih
memerlukan diskusi yang lebih intensif.
Sedangkan pencapaian 90% belum bisa dikriteriakan.

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN | 98

ISSN: 2355-5106

Vol 2, No1

7. Jenis Eval

1

8.Instrumens

2

9.Lain-lain

5

Jumlah

20

Diskusi pada tahap plan lebih intens menyoroti kearifan loka
jika dintegrasikan dalam RPP dan proses pembelajaran. Perlu ada
batasan yang memberikan pemahaman konprehensif tentang
kearifan

lokal

entrepreneurship
entrepreneurship

dan

atribut-atributnya.

team

teaching

serta

integrasinya

Sedangkan

berpendapat
dalam

RPP

pada

bahwa
dan

jiwa
proses

pembelajaran bukan saja diwujudkan dalam batasan produk. Tetapi,
yang lebih penting pada tahap awal adalah pembentukan mindset
intrepreneur itu sendiri melalui dogma-dogma yang sulit diukur.
Tahap Pelaksanaan (Do)
Open lesson dari KD ini dilaksanakan pada tanggal 5 Juli 2014.
Sebelum open lesson dilaksanakan, sebelumnya lesson study dari
KD.8 telak berlangsung
pengamat dari

3 kali pertemuan dengan melibatkan

lingkungan/kolega FIP Undiksha. Pelaksanaan

lesson study KD 8 mata kuliah pengelolaan Citra dilaksanakan
selama 4 kali pertemuan, periksa Tabel 1.
Tabel 2. Pelaksanaan Lesson Study
Pertemuan
I
II
III
IV

Topik
Indikator
8.1
8.1 & 8.2
8.3
8.4

Lesson study
Internal Lesson
Internal Lesson
Internal Lesson
Open Lesson

Tanggal
6 Juni 2014
13 Juni 2014
18 Juni 2014
5 Juli 2014

Hasil isian lembar obervasi tahap do oleh observer pada
pelaksanaan lesson study dapat diperiksa seperti tersaji pada Tabel
3.

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN | 99

ISSN: 2355-5106

Vol 2, No1

Tabel 3. Matrik tahap pelaksanaan
TAHAP DO
Kegiatan
berkaitan
1.Perangkat

Jml

5

model
3.Mahasiswa

2

4. Waktu

1

5. Observer

1

6.

1

Miskonsepsi
Jumlah

Pertemuan
II

Pertemuan
III

Pertemuan
IV Open
Lesson

2

pembelajaran
2. Dosen

Pertemuan
I

Hasil isian data lembar monitoring pada
tahap Plan dari observer memberikan cek
„ya” (18) dan “tidak‟ (2). Jadi
prosentasenya adalah 18/20x100=90.
Jadi, 90 % dari seluruh kegiatan pada
tahap plan sudah dilaksananakan dengan
baik. Sisanya 10 % masih memerlukan
diskusi yang lebih intensif.
Sedangkan pencapaian 90% belum bisa
dikriteriakan.

21
PROSES PEMBELAJARAN TAHAP DO

Penguasaan

3 dari 27 mahasiswa atau 11%, mahasiswa di

materi

amati belum terlibat serius dengan topik yang
diajarkan

Kegagalan

6 dari 27 mahasiswa atau 22%, Kegagalan

mengikuti

mengikuti pembelajaran karena mahasiswa

pembelajaran

mengerjakan aktifitas diluar kontek atau topik.
Setting tempat duduk kurang memberi peluang
untuk observasi.

Catatan

Kelebihan:

untuk dosen

Dosen telah diamati menguasai materi,

model

menggunakan contoh yang dimengerti, humor,
mampu memotivasi, menggunakan media yang
bagus.
Kekurangan:
Komunikasi perlu ditingkatkan
MOTIVASI MAHASISWA

Keaktifan

20

Skor 18 atau 90 persen mahasiswa telah belajar
aktif

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN | 100

ISSN: 2355-5106
Keantusiasan 20

Vol 2, No1
Skor 17 atau 85 persen mahasiswa antusias
mengikuti pembelajaran

keceriaan

8

Skor 6 atau 75 persen mahasiswa dengan ceria
mengikuti pembelajaran

Tahap Refleksi (see)
Setelah tahap Do selesai dilaksanakan, maka di lanjutkan
dengan tahap refleksi. Pada tahap ini

menurut Ibrohim (2010)

anggota kelompok diharapkan berpikir tentang apa yang harus
dilakukan

selanjutnya.

Apakah

berkeinginan

untuk

membuat

peningkatan agar pembelajaran ini menjadi lebih baik?, apakah akan
mengujicobakan di kelas masing-masing?, dan anggota kelompok
sudah puas dengan tujuan-tujuan lesson study dan cara kerja
kelompok?
Hasil tahap repleksi pelaksanaan lesson study di jurusan
Teknologi Pendidikan, seperti tersaji pada Tabel 4.
Tabel 4. Matrik tahap refleksi
TAHAP SEE
Kegiatan

Jml

1.Moderator

4

2. Observer

9

3. Lain

3

Jumlah

16

Pertemuan
I

Pertemuan
II

Pertemuan
III

Pertemuan
IV Open
Lesson

Dari data lembar isian terlihat sebanyak
15/16 = 93, atau 93 persen tingkat kegiatan
refleksi telah dilaksanakan.

Disamping interpretasi dari isian lembar monitoring, dalam
kegiatan repleksi banyak terungkap ha-hal baru yang sebelumnya
tidak pernah terjadi. Pertemuan dengan teman sejawat yang
“khusus” atau meluangkan waktu untuk diskusi sangat baik untuk
menerima dan melengkapi pengalaman mengajar masing-masing.

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN | 101

ISSN: 2355-5106
1)

Vol 2, No1

Kendala
Setelah

melaksanakan

lesson study untuk mata kuliah

pengelolaan citra, dapat dicatat beberapa kendala yang ditemui
dalam pelaksanaan lesson study sebagai berikut:
(1) Pada tahap perencanaan, sulit menambah intensitas pertemuan
membahas RPP, karena jadwal kolega atau teman sejawat
biasanya tidak pasti, dan sering berubah-berubah karena ada
hal-hal yang mendadak, sehingga mengubah kembali jadwal
semula.
(2) Pada tahap pelaksanaan, memerlukan dukungan dana untuk
memperbanyak

perangkat

pembelajaran

yang

digunakan.

Setting tempat duduk sulit dirubah sehingga menyebabkan sulit
untuk obervasi serta kondisi mahasiswa pada saat pelaksanaan
sulit diduga.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari pelaksanaan lesson study mata kuliah pengelolaan citra
mulai tahap plan, do dan see, maka dapat disarikan sebagai berikut:
(1) Seperti dipaparkan Ibrohim (2010), lesson study bukanlah
metode ataupun pendekatan pembelajaran tetapi, model
pembinaan khususnya bagi profesi pendidik. Sebagai model
karena

cirinya

adalah

adanya

langkah-langkah

yang

sistematis. Namun demikian, berpeluang untuk dimodifikasi.
Sehingga yang penting adalah usaha untuk kesinambungan
penerapannya untuk memperbaiki siklus-siklus sebelumnya.
(2) Uji coba pada mata kuliah pengelolaan citra yang mana
desain pembelajaran atau skenario pembelajaran berbasis
CDT, selama pelaksanaan proses pembelajaran tampak
bahwa 91 % siswa telah aktif dalam proses belajar, 22%
mahasiswa kurang serius mengikuti pembelajaran, 90%
mahasiswa

telah

menunjukkan

keaktifannya,

85%

menunjukkan keantusiasan dan 75% keceriaan yang

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN | 102

ISSN: 2355-5106

Vol 2, No1

tampak. Sehingga, amanat proses pembelajaran sesuai
standar proses yang interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang dan memotivasi telah bisa diwujudkan dalam
tingkat yang baik.
(3) Karena menunjukkan dampak yang baik terhadap proses
pembelajaran dan pendidik dari efek in service training,
maka kegiatan lesson study perlu diperluas pada mata
kuliah yang lain untuk melihat perbandingan dan tingkat
keberhasilannya.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen Ditanaga Depdiknas. 2009. Panduan Penyusunan Proposal:
Program Perluasan Dan Penguatan Lesson Study Di LPTK
(Lesson Study Dissemination Program For Strengthening
Teacher Education In Indonesia – LEDIPSTI).
Ibrohim. 2010. Paduan pelaksanaan
Universitas Negeri Malang.

lesson study

di

KKG.

Lewis, C., Perry, R., Hurd, J. 2004. Lesson study is not just about
improving a singgle lesson. Its about building pathways for
ongoing improvement of instruction. Journal of Educational
Leadership, Ferbruari 2004 edition, Association for supervision
and curriculum development.
Lewis, C. 2002. Lesson Study: A Handbook for Teacher-Led
Improvement of Instruction. Education Department, Mills
College, Oakland CA Url: http://www.lessonresearch.net
Sadia, W. 2008. Lesson Study: Suatu Strategi Peningkatan
Profesionalisme Guru. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran
UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXXI Mei 2008.
Richardson, J. 2004. Lesson Study: Teacher Learn How To Improve
Instruction. National Staff Development Council. Tersedia pada
url: http://nsdc.org
Richey, R., C. & Klein, J. D. 2007. Design Development and
Reseacrh: Methods, Strategies, and Issues. London: Lawrence
Erlbaum Associates, Inc.,Publishers.
Watanabe, T. 2002. Improving Mathematics Teaching and Learning
Through Lesson Study, May 20-21, 2005, in Learning cross

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN | 103

ISSN: 2355-5106

Vol 2, No1

Boundaries: U.S.-Japan Collaboration in Mathematics,Science
and Technology Education. Chicago. The National Science
Foundation.

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN | 104